bab ii kondisi umum - tasikmalayakab

159
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 1 BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah 2.1.1. Luas dan batas administratif Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang agraris dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah timur Provinsi Jawa Barat, terletak antara 072’ 00” - 0748’ 00” Lintang Selatan dan 10754’ 00” - 10826’ 00” Bujur Timur , wilayah Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta sebelah selatan adalah Samudera Indonesia. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km 2 atau 270.881 ha dan secara administratif terdiri dari 39 kecamatan berada di dataran rendah. Kabupaten Tasikmalaya sudah berusia 914 tahun mengalami babak baru dalam perkembangan sejarahnya, yaitu dengan perpindahan ibu kota ke Singaparna. Perpindahan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2004 tentang Perpindahan Ibu kota Kabupaten Tasikmalaya dari wilayah Kota Tasikmalaya ke Singaparna yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan telah dilaksanakan peresmiannya pada bulan Agustus tahun 2010. Tabel 2.1. Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan Di Kabupaten Tasikmalaya No. Kecamatan Luas (km 2 ) No. Kecamatan Luas (km 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Cipatujah 246.67 21 Karangjaya 47.90 2 Karangnunggal 136.33 22 Manonjaya 39.41 3 Cikalong 139.66 23 Gunungtanjung 36.31 4 Pancatengah 201.85 24 Singaparna 24.82 5 Cikatomas 132.68 25 Sukarame 19.92 6 Cibalong 58.58 26 Mangunreja 29.64 7 Parungponteng 47.27 27 Cigalontang 119.74 8 Bantarkalong 59.83 28 Leuwisari 53.26 9 Bojongasih 38.58 29 Sariwangi 49.66 10 Culamega 68.32 30 Padakembang 37.70 11 Bojonggambir 169.29 31 Sukaratu 57.14

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 1

BAB II

KONDISI UMUM

2.1. Gambaran Umum Wilayah

2.1.1. Luas dan batas administratif

Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang agraris

dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah timur

Provinsi Jawa Barat, terletak antara 072’ 00” - 0748’ 00” Lintang

Selatan dan 10754’ 00” - 10826’ 00” Bujur Timur , wilayah Kabupaten

Tasikmalaya di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut,

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara

berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta

sebelah selatan adalah Samudera Indonesia.

Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar

2.708,81 km2 atau 270.881 ha dan secara administratif terdiri dari 39

kecamatan berada di dataran rendah. Kabupaten Tasikmalaya sudah

berusia 914 tahun mengalami babak baru dalam perkembangan

sejarahnya, yaitu dengan perpindahan ibu kota ke Singaparna.

Perpindahan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun

2004 tentang Perpindahan Ibu kota Kabupaten Tasikmalaya dari wilayah

Kota Tasikmalaya ke Singaparna yang berada di wilayah Kabupaten

Tasikmalaya dan telah dilaksanakan peresmiannya pada bulan Agustus

tahun 2010.

Tabel 2.1. Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan

Di Kabupaten Tasikmalaya

No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Cipatujah 246.67 21 Karangjaya 47.90

2 Karangnunggal 136.33 22 Manonjaya 39.41

3 Cikalong 139.66 23 Gunungtanjung 36.31

4 Pancatengah 201.85 24 Singaparna 24.82

5 Cikatomas 132.68 25 Sukarame 19.92

6 Cibalong 58.58 26 Mangunreja 29.64

7 Parungponteng 47.27 27 Cigalontang 119.74

8 Bantarkalong 59.83 28 Leuwisari 53.26

9 Bojongasih 38.58 29 Sariwangi 49.66

10 Culamega 68.32 30 Padakembang 37.70

11 Bojonggambir 169.29 31 Sukaratu 57.14

Page 2: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 2

No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

12 Sodonghilir 93.11 32 Cisayong 59.40

13 Taraju 55.85 33 Sukahening 28.42

14 Salawu 50.49 34 Rajapolah 21.45

15 Puspahiang 34.89 35 Jamanis 21.28

16 Tanjungjaya 36.69 36 Ciawi 45.31

17 Sukaraja 43.08 37 Kadipaten 45.79

18 Salopa 121.76 38 Pagerageung 66.74

19 Jatiwaras 73.37 39 Sukaresik 17.81

20 Cineam 78.79

Gambar 2.1 : Peta Administratif Kabupaten Tasikmalaya

Page 3: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 3

2.1.2. Kondisi Pesisir dan Laut

Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki wilayah

pesisir yaitu Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal dan Kecamatan

Cikalong dengan garis pantai sepanjang 54,5 Km² dengan wilayah pesisir

dan lautan seluas 168,81Km², dengan kondisi yang berbukit dengan

seismesitas relatif tinggi, bertopografi terjal, perairan dalam, memiliki

subtrat pasir dan karang, pola arus dipengaruhi arus Samudera Hindia.

Baltimetri pantai umumnya curam dan berhadapan langsung dengan

Samudera Hindia, sehingga timbul gelombang laut yang besar, kadang

dapat timbul gelombang badai, serta arus laut yang relatif kuat, menjadi

faktor kendala di dalam pengembangan wilayah. Selain itu untuk

pemanfaatan jalur pelayaran memerlukan tingkat keaanan yang cukup

tinggi.

Kendala-kendala inilah potensi wilayah pesisir di Kabupaten

Tasikmalaya sampai saat ini belum dikelola secara optimal, dimana

pengelolaan yang dilakukan sifatnya masih eksploitatif, sektoral dan

belum terintegrasi, oleh karena itu dalam jangka menengah dan jangka

panjang perlu dilakukan reoreintasi kebijakan dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir, hal tersebut terkait potensi

yang terdapat di wilayah pesisir secara ekonomi menyimpan potensi

perikanan tangkap yang sangat besar demikian pula dengan potensi

secara ekologis serta potensi secara sosial dimana masyarakat pesisir

memiliki kebudayaan dan sistem pengetahuan yang sangat berharga bagi

kegiatan usaha penangkapan ikan serta memiliki kearifan lokal yang

berguna bagi upaya konservasi sumber daya alam.

Kondisi ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya,

berdasarkan laporan terakhir Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD),

Kabupaten Tasikmalaya kurang menggambarkan keseimbangan

lingkungan hidup yang baik antara lingkungan ekositem alami dengan

ekositem budaya buatan manusia akibat berbagai faktor antara lain

ekploitasi penambangan pasir yang berlebihan, oleh karena itu perlu ada

upaya lain diantaranya dengan pembuatan zonasi wilayah pesisir

diharapkan akan mengeliminir dampak negatif kerusakan ekosistem

Page 4: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 4

lingkungan alami, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor

27 Tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil.

Potensi lain wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek

wisata yang potensial untuk dikembangkan yaitu kawasan pesisir

Cipatujah yang memiliki pantai yang lebar dan panjang di kawasan

pantai selatan, keindahan pantai Cipatujah terlihat dari perpaduan

hamparan pantai yang landai, gelombang laut yang besar dan

perkebunan kelapa yang subur serta hamparan rumput yang luas,

terdapat beberapa objek wisata di pantai Cipatujah diantaranya pantai

Sindangkerta, pantai Pamayangsari, dan pantai Karangtawulan, tiap-tiap

objek wisata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu

sama lainnya.

Pesisir pantai Cipatujah memiliki banyak potensi wisata yang

cukup menarik seperti alunan ombak yang cukup besar, pantai sunset,

panaroma laut lepas, wisata bahari, pantai pasir putih dan berjenis pasir

besi sehingga baik untuk berjemur dan melakukan aktivitas rekreasi

lainnya.

2.1.3. Kondisi Topografi

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar

antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum

wilayah tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian

Utara merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar

antara 1.000 – 2.500 meter dpl dan bagian Selatan merupakan wilayah

dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 meter dpl.

Sebaran ketinggian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini

Page 5: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 5

Tabel : 2.2 Luas Wilayah dan Ketinggian

di Kabupaten Tasikmalaya

No Kecamatan Luas Wilayah Ketinggian

( ha ) (mdpl)

1 Cipatujah 24.666,59 0 – 500

2 Karangnunggal 13.632,86 0 – 400

3 Cikalong 13.966,48 0 – 200

4 Pancatengah 20.184,68 100 - 350

5 Cikatomas 13.268,46 50 - 500

6 Cibalong 5.857,51 100 - 600

7 Parungponteng 4.726,92 150 - 700

8 Bantarkalong 5.983,46 250 - 750

9 Bojongasih 3.858,33 250 - 700

10 Culamega 6.832,34 200 - 750

11 Bojonggambir 16.928,66 100 - 950

12 Sodonghilir 9.310,90 200 - 900

13 Taraju 5.585,17 350 – 1.250

14 Salawu 5.049,20 500 – 1.450

15 Puspahiang 3.489,21 350 – 1.500

16 Tanjungjaya 3.669,12 250 - 600

17 Sukaraja 4.308,06 200 - 550

18 Salopa 12.176,42 200 -1.150

19 Jatiwaras 7.336,59 150 - 600

20 Cineam 7.878,99 100 - 950

21 Karangjaya 4.789,85 150 - 900

22 Manonjaya 3.941,23 200 - 500

23 Gunungtanjung 3.631,16 300 – 1.000

24 Singaparna 2.481,86 400 – 450

25 Mangunreja 2.964,14 400 - 600

26 Sukarame 1.991,91 350 - 450

27 Cigalontang 11.974,43 450 – 2.100

28 Leuwisari 5.325,94 450 – 1.450

29 Padakembang 3.770,37 400- 850

30 Sariwangi 4.965,81 500 - 900

31 Sukaratu 5.714,38 450- 2.200

32 Cisayong 5.940,13 400 – 1.800

33 Sukahening 2.842,14 500 – 1.800

34 Rajapolah 2.145,42 450 - 600

35 Jamanis 2.128,08 450 - 800

36 Ciawi 4.531,28 500 -1.750

37 Kadipaten 4.578,70 600 – 1.550

38 Pagerageung 6.674,41 500 – 1.500

39 Sukaresik 1.780,53 400 - 500 Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya 2012

Page 6: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 6

Dilihat dari ketinggiannya maka Kecamatan Leuwisari,

Cigalontang, Sukaratu, Kadipaten, Pagerageung, dan Taraju merupakan

kecamatan yang mempunyai ketinggian wilayah 1.000 diatas permukaan

air laut (dpl), dan Kecamatan Cipatujah, Cikalong, dan Karangnunggal

merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara0 –

100 m di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan kemiringan lereng di

wilayah Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% - 8% sampai dengan

kemiringan > 40 %, untuk luas wilayah kemiringan masing-masing

kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel : 2.3

Luas Wilayah dan Kemiringan

di Kabupaten Tasikmalaya

No Kecamatan Kemiringan (Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%

1 Cipatujah 1.039,78 3.718,75 4.780,55 4.369,53 10.556,84

2 Karangnunggal 667,82 4.597,23 2.447,15 2.077,01 4.155,14

3 Cikalong 973,14 1.109,31 4.394,54 4.210,19 3.374,87

4 Pancatengah 1.221,61 2.695,72 7.636,24 4.681,89 3.761,36

5 Cikatomas 275,64 1.441,56 1.804,14 2.890,61 7.102,18

6 Cibalong 122,85 230,01 498,27 471,37 4.513,25

7 Parungponteng 116,98 776,36 1.574,87 1.541,98 1.030,00

8 Bantarkalong 796,14 914,50 1.625,44 1.210,51 1.453,39

9 Bojongasih 108,79 859,23 1.021,30 860,98 1.035,00

10 Culamega 106,67 378,24 812,25 612,75 4.355,85

11 Bojonggambir 216,21 680,73 4.154,12 2.033,06 7.952,48

12 Sodonghilir 84,81 913,17 2.184,46 1.945,84 4.782,93

13 Taraju 139,21 248,70 2.637,32 1.597,10 1.245,76

14 Salawu 587,92 292,46 1.614,86 1.647,10 1.959,39

15 Puspahiang 24,50 71,40 1.224,76 1.263,28 1.925,50

16 Tanjungjaya 212,50 701,09 1.591,92 1.272,50 37,50

17 Sukaraja 58,81 93,76 2.908,54 1.538,88 91,39

18 Salopa 29,65 2.049,39 3.773,48 3.244,52 2.023,31

19 Jatiwaras 92,24 1.307,88 3.494,51 2.804,60 1.200,00

20 Cineam 617,85 942,38 1.459,52 1.753,13 3.128,11

21 Karangjaya 236,84 354,75 720,25 591,74 2.881,98

22 Manonjaya 137,98 110,87 2.421,29 877,08 923,61

23 Gunungtanjung 839,71 620,00 210,00 924,09 1.729,63

24 Singaparna 1.034,37 697,04 153,80 46,20 13,40

25 Mangunreja 557,53 525,00 747,76 710,06 125,00

Page 7: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 7

No Kecamatan Kemiringan (Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%

26 Sukarame 523,03 608,32 972,98 323,94 15,02

27 Cigalontang 208,77 584,16 2.179,54 3.283,33 6.370,39

28 Leuwisari 1.203,74 1.428,51 397,47 758,96 671,65

29 Padakembang 950,00 1.305,00 798,03 731,19 229,63

30 Sariwangi 850,00 475,00 650,51 434,64 1.675,00

31 Sukaratu 910,00 450,00 724,53 618,27 1.737,32

32 Cisayong 1.680,00 370,00 82,00 484,33 2.216,72

33 Sukahening 94,00 1.230,00 491,37 192,28 1.201,26

34 Rajapolah 497,53 668,65 148,81 946,50 66,28

35 Jamanis 848,00 697,30 9,00 5,70 239,57

36 Ciawi 325,00 1.375,00 577,24 696,69 1.550,00

37 Kadipaten 300,00 550,00 622,64 1.615,57 1.650,00

38 Pagerageung 300,00 2.235,00 2.664,17 297,80 1.450,00

39 Sukaresik 450,00 642,70 357,40 153,70 146,08

Jumlah 19.439,62 38.949,17 66.567,03 55.718,90 90.576,79

Prosentase 7,17 14,36 24,54 20,54 33,39

Tabel 2.3. tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi

kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat

Curam (>40%) sebesar 33,39% dari luas Kabupaten Tasikmalaya, Agak

Curam (15 % - 25 %) sebesar 24,54 %, Curam (25 % - 40%) sebesar

20,54 %, Landai (8 % - 15 %) sebesar 14,36 %, dan Datar (0 % - 8 %)

sebesar 7,17% dari luas Kabupaten Tasikmalaya. Dari data kemiringan

lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten

Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi agak curam

sampai dengan curam yaitu sebesar 78,47% kondisi kemiringan lahan

tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan

sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat menunjang

untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar 21,53% dari

total luas kabupaten, luasan tersebut umumnya terdistribusi di sekitar

kota-kota kecamatan.

Page 8: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 8

2.1.4. Kondisi Fisiografi dan Bentuk Wilayah

Berdasarkan peta kelerengan dan pengecekkan ke lapangan dapat

dilihat fisiografi dan bentuk wilayah di Kabupaten Tasikmalaya, yang

menunjukkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas grup Marin (M),

Fluvio Marin (B), Aluvial (A), Sistem Dataran (Plain system), Sistem

Perbukitan (Hilly System), dan Sistem Vulkanik (V; Volcanik System).

Sebagian besar daerah penelitian terdiri dari fisiografi Vulkanik. Bentuk

wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit, kecuali di

Kecamatan-kecamatan bagian Utara bentuk wilayah berbukit sampai

bergunung.

Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian besar wilayahnya

merupakan tanah darat/tanah bukan sawah dan selebihnyamerupakan

sawah. Kabupaten Tasikmalaya di wilayah dataran rendah mempunyai

temperatur umumnya 34°C dengan kelembaban 50 %. Sedangkan pada

daerah dataran tinggi mempunyai temperatur 18º - 22º C dengan

kelembaban berkisar antara 61 % - 73 %. Curah hujan rata-rata per

tahun 2.171,95 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun

sebanyak 84 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November,

dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim kemarau

terjadi antara bulan Juni-September.

2.1.5. Kondisi Hidrologi

Tasikmalaya adalah iklim tropis dengan memiliki curah hujan

tahunan rata-rata berkisar 2000 – 3000 mm/tahun, meskipun

mendapatkan curah hujan yang deras kabupaten Tasikmalaya memiliki

temperatur yang sedang, suhu rata-rata bervariasi berkisar 20 C - 34 C

di dataran rendah dan pada dataran tinggi berkisar 18 C - 22 C.

Kelembapan Udara merupakan komponen penting pada unsur iklim

sebagai indikator potensial atmosfir, kelembapan maksimum rata-rata

berkisar 94,6 % - 97, 4 % umumnya terjadi pada pagi hari, kelembapan

minimum berkisar 68,4% - 73,8% umumnya terjadi pada siang hari.

Kecepatan angin rata-rata berkisar anatara 3,13 – 5,73 km/jam. Potensi

Page 9: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 9

sumber daya air tersebut mengalir pada 4 (empat) Wilayah Sungai (WS)

yang terbagi dalam 4 Daerah Aliran Sungai yaitu :

DAS Citanduy dengan luas 10.695,19 Km2 dengan melintasi

Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,

Kota Banjar Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap Provinsi

Jawa Tengah dan berhulu di Desa Guranteng Kecamatan

Pgerageung Kab. Tasikmalaya

DAS Ciwulan dengan luas 236,6 Km2 merupakai sungai terbesar

yang membelah Kabupaten Tasikmalaya dan berhulu di Gunung

Karacak, Galunggung, Bungbulang, dan Balitiganar, rata-rata

debit harian 2,37 – 2,65m3/detik

DAS Cimedang merupakan sungai yang terletak antara

Perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis

dengan debit maksimum sebesar 89,44 m3/detik dan debit

minimum 0,82 m3/detik

DAS Cilangla yang berhulu di Sukahurip rata-rata debit harian

1,77 – 23,6 m3/detik

Gambar : 2.2. Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tasikmalaya

Page 10: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 10

2.1.6. Kondisi Klimatologi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan

daerah perbukitan khususnya di wilayah timur kabupaten beberapa

berupa pegunungan dan perbukitan, seperti yang terlihat di barat laut

dimana pegunungan Galunggung berada, hanya 13,05 % bagian dari

kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol

sampai denagan 200 mdpl, sedangkan rata-rata ketinggian tempat

Kabupaten Tasikmalaya mulai dari 200 - 500 mdpl, daerah Kabupaten

Tasikmalaya dilalui rantai pegunungan berapai di Pulau Jawa, dimana

daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur dan

memberikan kelimpahan sumber daya air dan berada rendah di rongga

lereng gunung yang memasok tangkapan curah hujan dan daerah

resapan air lebih banyak.

Kondisi iklim disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh curah

hujan, temperatur, kelembapan udara, kecepatan angin, penyinaran

matahari dan penguapan. Iklim yang berpengaruh di Kabupaten.

Pengelompokkan daerah hujan berdasarkan ketinggian curah hujan pada

masing-masing wilayah di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai

berikut:

1. Wilayah dengan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun

meliputi Kecamatan Sukaraja, Cibalong, Salopa, Pagerageung,

Ciawi, dan Jamanis.

2. Wilayah dengan curah hujan antara 3000-3500 mm/thn meliputi:

Kecamatan Cipatujah, Bantarkalong, Karangnunggal, Salopa,

Sodonghilir, Cineam, dan Manonjaya.

3. Wilayah dengan curah hujan antara 3500-4000 mm/thn meliputi

Kecamatan Bojonggambir, Sodonghilir, Singaparna, Cisayong,

Rajapolah, Cikalong, Pancatengah, Cikatomas, sebagian

Pagerageung.

4. Wilayah dengan curah hujan di atas 4000 mm/thn meliputi

Kecamatan Taraju, Salawu, Cigalontang, Leuwisari, dan Cisayong.

Page 11: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 11

Gambar : 2.3 Peta Hidrologi Kabupaten Tasikmalaya

2.1.7. Kondisi Penggunaan Lahan

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah

KabupatenTasikmalaya meliputi rencana pola ruang kawasan lindung

dan budidaya.

a. Kawasan Lindung

Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 tahun

2012, bahwa di Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan kawasan

lindung seluas 174,321.90 Ha (64.35%) meliputi ; Kawasan hutan

indung seluas kurang lebih 16.882 Ha, Kawasan konservasi perairan

berfungsi lindung untuk pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungan

secara berkelanjutan seluas kurang lebih 483 Ha, Kawasan resapan air

seluas kurang lebih 13.417 Ha, Sempadan pantai seluas kurang lebih 450

Ha, Sempadan sungai seluas kurang lebih 10.118 Ha, Kawasan ruang

terbuka hijau perkotaan, kurang lebih seluas 8 Ha atau 30% dari luas

seluruh kawasan perkotaan, Kawasan suaka alam dan cagar budaya,

Page 12: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 12

terdiri atas kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya. Kawasan

suaka alam berupa kawasan suaka alam penyu seluas kurang lebih 259

(dua ratus lima puluh sembilan) hektar berada di Desa Sindangkerta

Kecamatan Cipatujah, Kawasan Perkotaan, Kawasan cagar budaya,

Kawasan lindung geologi seluas 25.274 Ha Kawasan lindung Lainnya,

berupa perlindungan terumbu karang seluas kurang lebih 35 Ha.

b. Kawasan Budidaya

Penetapan Rencana kawasan budidaya dalam Perda No. 2 Tahun

2012 tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya periode rencana 2011-2031,

meliputi : Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas Kawasan

peruntukan hutan produksi tetap dan Kawasan peruntukan hutan

produksi terbatas. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap seluas

kurang lebih 2.735 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas

seluas 25.503 Ha, Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan

peruntukan tanaman pangan seluas 49.556 Ha, Kawasan peruntukan

hortikultura seluas kurang lebih 1.196 Ha, Kawasan peruntukan

perkebunan seluas kurang lebih 6.171 Ha, Kawasan peruntukan

peternakan seluas kurang lebih 7.400 Ha, Kawasan peruntukan

perikanan terdiri atas kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan

peruntukan budidaya perikanan dan pengembangan prasarana

perikanan, Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas Kawasan

potensi pertambangan mineral logam, Kawasan potensi pertambangan

batubara, Kawasan potensi pertambangan bukan logam, Kawasan potensi

pertambangan batuan dan Kawasan potensi pertambangan panas bumi,

Kawasan peruntukan industri terdiri atas Kawasan potensi industri

menengah dan Kawasan potensi industri kecil dan mikro. Kawasan

peruntukan pariwisata terdiri atas kawasan peruntukan pariwisata alam,

kawasan peruntukan pariwisata budaya dan kawasan peruntukan

pariwisata kriya. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan

peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 2.052 Ha, dan

kawasan peruntukan permukiman perdesaan 8.560 Ha, Kawasan

Page 13: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 13

peruntukan lainnya terdiri atas Kawasan peruntukan pertahanan dan

keamanan negara serta kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.

Gambar : 2.4 Peta Penggunaan Lahan

Gambar : Peta Pengguna Lahan di Kabupaten Tasikmalaya

2.1.8. Pengembangan Kawasan Strategis

Kawasan strategis, merupakan kawasan yang diprioritaskan

penataan ruangnya. Kawasan strategis di Kabupaten Tasikmalaya terdiri

atas : Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Tasikmalaya yang

ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat, Kawasan strategis

kabupaten merupakan hasil perumusan dan kesepakatan pemangku

kepentingan (stakeholder) penataan ruang wilayah Kabupaten

Tasikmalaya.

Kawasan strategis Provinsi berupa kawasan strategis dari sudut

pertahanan dan keamanan berada di Pulau Manuk Kecamatan Cikalong.

Sedangkan Kawasan Strategis Kabupaten diklasifikasikan berdasarkan

beberapa sudut kepentingan yaitu sudut kepentingan pertumbuhan

ekonomi, sudut kepentingan sosial budaya; dan sudut kepentingan

pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi.

Page 14: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 14

Kawasan strategis Kabupaten (KSK) kabupaten tasikmalaya yaitu antara

lain ;

(1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:

KSK Perkotaan Singaparna;

KSK Perkotaan Ciawi;

KSK Perkotaan Manonjaya;

KSK Perkotaan Karangnunggal;

KSK Industri dan Perdagangan Kerajinan Rajapolah :

KSK Wisata Pantai Karangtawulan; dan

KSK Wisata Alam Gunung Galunggung.

(2) KSK dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi :

KSK Kampung Naga;

KSK Wisata Ziarah Pamijahan;

KSK Pesantren Suryalaya;

KSK Pesantren Miftahul Huda; dan

KSK Pesantren Cipasung.

(3) KSK dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan

atau teknologi tinggi meliputi:

KSK Geothermal Karaha Bodas berada di Kecamatan Kadipaten;

KSK Batu Mulia Jasper berada di Desa Buni Asih Kecamatan

Pancatengah;

KSK Plasma Nutfah Sirah Cimunjul berada di Kecamatan

Cipatujah;

KSK kawasan pertambangan meliputi Kecamatan Cipatujah,

Cikalong; dan Karangnunggal ;

KSK Kawasan Pesisir meliputi Kecamatan Cipatujah dan Cikalong.

Page 15: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 15

Gambar : 2.5 Peta Rencana Kawasan Strategis

2.1.9. Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah tenggara dan sering dikenal

dengan Priangan Timur, yang didominasi oleh wilayah perbukitan dan

pertanian. Secara geologis wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk

kedalam zona gunung berapi kwarter, zona depresi tengah dan zona

pegunungan selatan dengan kondisi demikian maka struktur wilayah

Kabupaten Tasikmalaya memiliki kenampakan yang berbeda dari mulai

utara hingga selatan. Dibagian tengah termasuk kedalam wilayah depresi

tengah yang dicirikan morfologi berbukit curam yang dipisahkan oleh

lembah yang cukup curam, perbukitan tengah tersebut dihasilkan oleh

aktivitas tektonik yang menghasilkan lipatan-lipatan pegunungan.

Zona pegunungan selatan merupakan rangkaian pegunungan

yang membujur dari Pelabahun Ratu sampai Nusakambangan, wilayah

Kabupaten Tasikmalaya selatan didominasi oleh dataran tinggi yang

terdidiri daerah kapur dan sering dijumpai goa-goa kapur, hal ini sebagai

indikator bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan

dahulunya ada di bawah laut yang kemudian mengalami pengangkatan

akibat tenaga tektonik menjadi daratan.

Page 16: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 16

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan kedua

nasional kawasan rawan terkena bencana alam, kondisi ini perlu

diwaspadai oleh semua pihak terutama masyarakat yang berada di

daerah rawan bencana yaitu pergeseran tanah, rawan longsor, puting

beliung, tsunami dan letusan gunung berapi, terdapat 19 daerah yang

rawan longsor yaitu: Kecamatan Rajapolah, Sukahening, Cisayong,

Sariwangi, Cigalontang, Salawu, Mangunreja, Puspahiang, Taraju,

Culamega, Sodonghilir, Bojonggambir, Bantarkalong, Jatiwaras, Salopa,

Karangjaya, Gunungtanjung, Sukaraja dan Bojongasih, sehingga apabila

terjadi musim penghujan maka tingkat kerawan bencana cukup tinggi.

Bencana gerakan tanah (tanah longsor) merupakan peristiwa alam

yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa

kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana fisik hasil pembangunan

dan berdampak pada kerugian harta benda dan korban jiwa manusia,

oleh karena itu perlu ada upaya untuk mengeleminir kerawanan bencana

tersebut yaitu diantaranya dengan melakukan perbaikan lingkungan

serta menghargai alam sekitar kita.

Gambar : 2.6

Peta Kawasan Rawan Bencana

Page 17: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 17

Wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara geologis rentan terhadap

bencana alam, baik yang disebabkan oleh gempa tektonik, vulkanik dan

bahaya tsunami, beberapa daerah yang rawan sebagai berikut :

1) Kawasan rawan gempa bumi seluas kurang lebih 118.637 Ha

meliputi Kecamatan Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir,

Ciawi, Cibalong, Cigalontang, Cikalong, Cikatomas, Cipatujah,

Cisayong, Culamega, Gunungtanjung, Jatiwaras, Kadipaten,

Karangjaya, Karangnunggal, Leuwisari, Mangunreja,

Manonjaya, Padakembang, Pagerageung, Pancatengah,

Parungponteng, Puspahiang, Rajapolah, Salawu, Salopa,

Sariwangi, Singaparna, Sodonghilir, Sukahening, Sukaraja,

Tanjungjaya dan Taraju;

2) Kawasan Rawan gunung berapi seluas kurang lebih 8.806 Ha

Ha meliputi: Kecamatan Cibalong, Cigalontang, Cisayong,

Jatiwaras, Leuwisari, Mangunreja, Padakembang, Sariwangi,

Singaparna, Sukaraja, Sukaratu dan Tanjungjaya;

3) Kawasan rawan tsunami seluas kurang lebih 5.525 Ha

meliputi Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal

2.2. Aspek Demografis

Kondisi demografis Kabupaten Tasikmalaya secara umum

tercermin melalui jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk,

struktur penduduk, sebaran penduduk dan ketanagakerjaan. Pada

hakekatnya penyusunan berbagai program pembangunan tidak pernah

terlepas dari permasalahan kependudukan, karena pembangunan itu

sendiri melibatkan penduduk dari berbagai aspeknya, baik aspek jumlah,

komposisi menurut jenis kelamin, komposisi menurut umur,

pertumbuhan dan persebarannya hal ini mempengaruhi keadaan sosial

ekonomi masyarakat yang menjadi isu strategis yaitu: keadaan

kesehatan, tingkat pendidikan, kemisikinan dan kondisi lingkungan

hidup.

Page 18: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 18

Capaian pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya selama

dua tahun terakhir ( Tahun 2013-2014) mencapai 0,5% dari 1.720.124

jiwa tahun 2013 menjadi 1.728.618 jiwa tahun 2014.

Tabel : 2.4 Data Pertumbuhan Penduduk

dari Tahun 2013-2014

Kecamatan 2013 2014 Pertumbuhan

Penduduk

(1) (2) (3) (4)

01. Cipatujah 64.523 64872 0,54

02. Karangnunggal 83.084 83493 0,49

03. Cikalong 62.806 63115 0,49

04. Pancatengah 45.801 46027 0,49

05. Cikatomas 48.994 49235 0,49

06. Cibalong 31.292 31445 0,49

07. Parungponteng 34.361 34530 0,49

08. Bantarkalong 35.152 35324 0,49

09. Bojongasih 19.688 19785 0,49

10. Culamega 23.521 23637 0,49

11. Bojonggambir 39.359 39553 0,49

12. Sodonghilir 64.243 64559 0,49

13. Taraju 38.350 38539 0,49

14. Salawu 59.048 59338 0,49

15. Puspahiang 33.542 33707 0,49

16. Tanjungjaya 43.460 43674 0,49

17. Sukaraja 50.084 50330 0,49

18. Salopa 49.616 49860 0,49

19. Jatiwaras 49.097 49338 0,49

20. Cineam 34.173 34342 0,49

21. Karangjaya 12.703 12766 0,50

22. Manonjaya 61.849 62153 0,49

23. Gunungtanjung 28.298 28437 0,49

24. Singaparna 67.321 67652 0,49

25. Sukarame 39.990 40187 0,49

26. Mangunreja 37.733 37919 0,49

27. Cigalontang 69.461 69802 0,49

28. Leuwisari 37.459 37643 0,49

29. Sariwangi 31.115 31269 0,49

30. Padakembang 36.526 36707 0,50

31. Sukaratu 45.039 45260 0,49

32. Cisayong 54.127 54393 0,49

33. Sukahening 30.152 30300 0,49

34. Rajapolah 45.658 45882 0,49

35. Jamanis 33.106 33269 0,49

36. Ciawi 59.121 59412 0,49

37. Kadipaten 33.627 33792 0,49

38. Pagerageung 52.580 52839 0,49

39. Sukaresik 34.065 34233 0,49

Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2013-2014 *) 1,720.124 1,728.618 0,5

Diolah dari : 1. TDA 2013

2. BPS KabupatenTasikmalaya hasil proyeksi

Page 19: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 19

Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan

penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau

daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi, penambahan

penduduk yang cepat mengakibatkan kepadatan penduduk makin tinggi,

seiring dengan perpindahan ibu kota Kabupaten Tasikmalaya ke

Singaparna maka terjadi kepadatan penduduknya paling tinggi

dibandingkan dengan kecamatan lain di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,

hal ini disebabkan Kecamatan Singaparna sebagai pusat ekonomi

Kabupaten Tasikmalaya dan sebagai pusat ibu kota pemerintahan.

Problematikan yang diakibatkan kepadatan penduduk dalam suatu

daerah akan memberikan dampak yang negatif diantaranya yaitu :

a) Meningkatnya angka kriminalitas

b) Pengangguran

c) Kemiskinan

d) Masalah kesehatan

e) Masalah lingkungan

Page 20: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 20

Tabel : 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan,

Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013

No Kecamatan Luas Daerah

( Km2)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Pendududuk

Per (Km2)

1 Cipatujah 246.67 64.523 262

2 Karangnunggal 136.33 83.084 609

3 Cikalong 139.66 62.806 450

4 Pancatengah 201.85 45.801 227

5 Cikatomas 132.68 48.994 369

6 Cibalong 58.58 31.292 534

7 Parungponteng 47.27 34.361 727

8 Bantarkalong 59.83 35.152 588

9 Bojongasih 38.58 19.688 510

10 Culamega 68.32 23.521 344

11 Bojonggambir 169.29 39.359 232

12 Sodonghilir 93.11 64.243 690

13 Taraju 55.85 38.350 687

14 Salawu 50.49 59.048 1.169

15 Puspahiang 34.89 33.542 961

16 Tanjungjaya 36.69 43.460 1.185

17 Sukaraja 43.08 50.084 1.163

18 Salopa 121.76 49.616 407

19 Jatiwaras 73.37 49.097 669

20 Cineam 78.79 34.173 434

21 Karangjaya 47.90 12.703 265

22 Manonjaya 39.41 61.849 1.569

23 Gunungtanjung 36.31 28.298 779

24 Singaparna 24.82 67.321 2.712

25 Sukarame 29.64 39.990 1.349

26 Mangunreja 19.92 37.733 1.894

27 Cigalontang 119.74 69.461 580

28 Leuwisari 53.26 37.459 703

29 Sariwangi 49.66 31.115 627

30 Padakembang 37.70 36.526 969

31 Sukaratu 57.14 45.039 788

32 Cisayong 59.40 54.127 911

33 Sukahening 28.42 30.152 1.061

34 Rajapolah 21.45 45.658 2.129

35 Jamanis 21.28 33.106 1.556

36 Ciawi 45.31 59.121 1.305

37 Kadipaten 45.79 33.627 734

38 Pagerageung 66.74 52.580 788

39 Sukaresik 17.81 34.065 1.913

Jumlah 2.712,52 1.720.124 635

Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka, 2014

Page 21: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 21

Tabel : 2.6 Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

Golongan

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4

80,061

76,767

156,828

5 – 9 90,289 86,445 176,734

10 – 14 92,325 88,142 180,467

15 – 19 72,944 71,389 144,333

20 – 24 53,648 59,126 112,774

25 – 29 61,065 67,201 128,266

30 – 34 59,069 63,500 122,569

35 – 39 65,261 69,699 134,960

40 – 44 62,676 63,012 125,688

45 – 49 58,027 56,341 114,368

50 – 54 45,763 44,880 90,643

55 – 59 34,821 33,252 68,073

60+ 81,683 91,232 172,915

JUMLAH 857,632 870,986 1,728.618

Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2014

Dari gambaran tabel diatas, dapat kita lihat bahwa komposisi

penduduk Kabupaten Tasikmalaya merupakan penduduk usia produktif

dimana penduduk usia (0 -14) tahun sebanyak 29,74%, penduduk

dengan usia 60 tahun keatas sebanyak 10,00% dan penduduk usia 15 –

59 tahun sebesar 60,26%, hal ini menunjukan bahwa permasalahan

ketenagakerjaan di Kabupaten Tasikmalaya perlu mendapatkan perhatian

yang cukup ekstra dan perlu mebuka lapangan kerja baru harus lebih

ditingkatkan.

Sumberdaya manusia, dalam hal ini penduduk pada umumnya

dipandang sebagai penghambat atau juga dipandang sebagai pemicu

perkembangan pembangunan, cara mengantisipasi padatnya sumberdaya

manusia yaitu dengan cara menigkatkan kualitas manusia itu sendiri

Page 22: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 22

yaitu dengan berupaya memanfaatkan dan mengolah sumberdaya alam

yang ada secara efektif dan efisien.

Gambar : 2.7 Piramida Penduduk

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

Selanjutnya penghitungan penduduk usia produktif dan tidak

produktif juga erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden

of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan

perbandingan antara penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk

65 tahun keatas dengan penduduk yang berusia 15-60 tahun. Dengan

demikian rasio ketergantungan pada dasarnya menyatakan berapa

banyak penduduk yang dianggap sebagai tidak/belum produktif

dibandingkan dengan penduduk yang berada pada usia produktif.

Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak

Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 sebesar 49,35 persen, dan rasio

ketergantungan lanjut sebesar 16,60 persen atau secara keseluruhan

angka beban ketergantungan Kabupaten Tasikmalaya sebesar 65,95

persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 orang usia

produktif harus menanggung sebanyak 66 orang yang tidak/belum

produktif.

Page 23: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 23

2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regoinal Bruto (PDRB) yaitu jumlah keseluruhan

nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan

perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu,

pendekatan penyusunan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung

melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung,

yang dimaksud metode langsung yaitu metode penghitungan dengan

menggunakan data yang bersumber dari data dasar masing-masing

daerah, pengambilan data tersebut dialksanakan dengan melakukan tiga

pendekatan yaitu :

1) Pendekatan Produksi; yaitu menghitung nilai tambah

dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-

masing nilai produksi bruto masing-masing sektor atau

subsektor;

2) Pendekatan Pendapatan; yaitu nilai tambah dari setiap

kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan

semua balas jasa faktor produksi upah dan gaji, surplus

usaha, penyusutan dan pajak langsung neto;

3) Pendekatan Pengeluaran; bertitik tolak pada akhir

penggunaan barang dan jasa di dalam suatau wilayah.

Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila

didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai penentuan

strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan,

dalam perencanaan pembangunan diperlukan adanya data diantaranya

data statistik yang memuat kondisi riil khususnya di Kabupaten

Tasikmalaya pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang

telah dan akan dilaksanakan dapat dimonitor dan di evaluasi.

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah

merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja,

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil-hasil

Page 24: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 24

pembangunan, dan mengusahakan pergeseran proses kegiatan ekonomi

dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dalam usaha

pembangunan daerah yang berkelanjutan dan tepat sasaran perlu

dilakukan perencanan yang baik dan didukung oleh sarana dan

prasarana perekonomian yang memadai.

Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan

untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yaitu dengan

menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB, secara

keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Tasikmalaya selama

tahun 2010 – 2013 yang diukur atas harga berlaku mengalami

peningkatan sebesar Rp. 3,957 trilyun atau sebesar 23,65 % dari Tahun

2010 sebesar Rp 12,771 trilyun dan pada Tahun 2013 sebesar Rp.

16,728 trilyun, hal ini menunjukan keadaan yang cukup significan

perkembangan dari nilai-nilai produk barang yang dihasilkan di

Kabupaten Tasikmalaya selama kurun waktu 2010 – 2013, meskipun

demikian perkembangan tersebut belum dapat dijadikaan sebagai

indikator peningkatan volume barang atau jasa di Kabupaten

Tasikmalaya, karena dalam PDRB dihitung atas harga yang berlaku dan

masih terkandung adanya inflasi yang mempengaruhi harga barang

secara keseluruhan.

Tabel : 2.7

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN 5.478.190,45 5.788.065,53 5.771.326,91 6.395.371,38

a. Tanaman Bahan Makanan 3.611.232,04 3.824.540,06 3.823.354,21 4.331.860,33

b. Tanaman Perkebunan 696.782,64 723.880,45 721.673,13 754.942,26

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 395.136,53 425.661,84 423.577,36 469.493,15

d. Kehutanan 459.026,86 479.349,71 469.935,22 483.093,41

e. Perikanan 316.012,37 334.633,46 332.786,99 355.982,24

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 29.536,27 31.567,95 30.886,97 33.253,21

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 1.119,64 1.161,13 1.148,99 1.195,67

c. Penggalian 28.416,63 30.406,82 29.737,98 32.057,55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

1). Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

2). Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48

Page 25: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 25

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 112.287,77 119.546,50 128.573,85 147.869,50

a. Listrik 108.894,65 115.875,24 124.762,39 143.726,28

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 3.393,12 3.671,25 3.811,46 4.143,22

5. BANGUNAN

223.414,25 237.348,65 248.252,80 269.605,71

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN

RESTORAN

3.147.697,20 3.644.017,57 4.188.637,72 4.757.793,71

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.899.493,73 3.370.241,29 3.893.233,51 4.438.286,21

b. H o t e l

297,11 318,24 349,19 375,29

c. Restoran

247.906,35 273.458,04 295.055,02 319.132,21

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 785.761,82 861.970,03 938.011,29 1.056.004,70

a. Pengangkutan 629.678,00 700.694,05 729.600,07 830.503,76

1. Angkutan Rel 110.852,86 111.091,07 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 480.890,36 547.758,58 679.363,04 773.318,95

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau dan

Penyebrangan

0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 37.934,78 41.844,41 50.237,03 57.184,81

b. Komunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

1. Pos dan Telekomunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA

PERUSAHAAN

514.448,83 559.172,70 607.118,44 665.497,88

a. Bank

158.520,16 179.380,98 200.887,65 223.053,61

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 73.535,75 77.990,43 93.111,18 101.486,53

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 232.072,56 249.085,88 255.585,88 276.301,32

e. Jasa Perusahaan 50.320,36 52.715,42 57.533,74 64.656,42

9. JASA-JASA

1.426.904,62 1.578.608,38 1.782.301,35 1.959.728,76

a. Pemerintahan Umum 1.160.175,61 1.294.278,03 1.439.492,40 1.589.904,10

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 617.682,86 703.452,28 801.925,01 906.510,24

2. Jasa Pemerintah lainnya 542.492,75 590.825,75 637.567,39 683.393,86

b. Swasta

266.729,01 284.330,35 342.808,94 369.824,66

1. Sosial Kemasyarakatan 128.385,23 133.496,56 157.265,65 172.095,80

2. Hiburan dan Rekreasi 4.914,19 5.418,59 6.169,96 6.751,78

3. Perorangan dan Rumah Tangga 133.429,60 145.415,21 179.373,34 190.977,08

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.771.907,0

0

13.931.810,2

2

15.002.512,5

9

16.728.165,32

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Gambar : 2.8 Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Page 26: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 26

Untuk menganalisis perkembangan barang/jasa umumnya

digunakan PDRB dihitung atas harga konstan. PDRB yang dihitung atas

dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Tasikmalaya selama

tahun 2010 -2013 meningkat 0,746 trilyun atau 11,91% dari sebesar

5,516 trilyun menjadi 6,262 trilyun, keadaan ini menunjukan volume

produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau

perekonomian Kabupaten Tasikmalaya secara makro berkembang positif

dari tahun 2010 – 2013.

Tabel : 2.8 Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**)

(1) (2) (3) (3)

1. PRIMER 5,507,726.71 5,819,633.48 5,804,858.88 6,428,624.59

2. SEKUNDER 1,389,367.82 1,468,408.05 1,684,229.92 1,860,515.69

3. TERSIER 5,874,812.47 6,643,768.68 7,513,423.79 8,439,025.05

PDRB 12,771,907.00 13,931,810.22 15,002,512.59 16,728,165.33

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Salah satu dimensi sasaran pembangunan adalah pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dengan pertumbuhan PDRB

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000. Laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun 2013 berkisar diantara

4,17 persen. Sedangkan Tahun 2014 laju Pertumbuhan Ekonomi angka

sementara sebesar 4,46 persen. Hal ini menunjukkan pertumbuhan

ekonomi Tahun 2014 mengalami perlambatan terutama distribusi sektor

pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan perikanan dan

pertambangan serta penggalian.

Tabel : 2.9

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN 2.483.928,78 2.536.219,01 2.505.563,85 2.569.262,86

a. Tanaman Bahan Makanan 1.631.449,60 1.663.338,93 1.647.953,86 1.697.377,64

b. Tanaman Perkebunan 338.369,54 349.525,70 345.083,93 353.987,09

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 187.338,75 191.116,39 187.030,71 189.780,07

d. Kehutanan 192.268,68 194.005,44 188.271,53 184.261,43

e. Perikanan 134.502,21 138.232,56 137.223,81 143.856,62

Page 27: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 27

LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 12.371,50 13.096,42 12.685,64 12.912,34

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 294,17 304,75 298,22 296,99

c. Penggalian 12.077,33 12.791,67 12.387,42 12.615,35

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 57.302,24 58.149,85 60.921,11 63.908,09

a. Listrik 55.357,89 56.119,36 58.813,48 61.716,28

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 1.944,35 2.030,49 2.107,63 2.191,81

5. BANGUNAN

40.291,15 40.909,21 42.615,48 44.621,02

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN

RESTORAN

1.198.961,51 1.286.595,81 1.414.164,13 1.516.891,21

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.097.816,51 1.178.615,17 1.301.231,98 1.398.010,87

b. H o t e l

125,02 125,67 137,86 146,48

c. Restoran

101.019,99 107.854,96 112.794,29 118.733,86

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 268.082,74 282.627,58 286.178,50 300.126,88

a. Pengangkutan 203.872,60 218.041,70 204.601,61 213.288,29

1. Angkutan Rel 50.759,02 50.346,61 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 133.543,12 146.813,66 180.604,37 188.207,82

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau dan

Penyebrangan

0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 19.570,45 20.881,43 23.997,23 25.080,47

b. Komunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60

1. Pos dan Telekomunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA

PERUSAHAAN

211.460,10 224.201,34 241.017,93 254.862,19

a. Bank

58.851,50 64.550,13 72.161,02 78.501,41

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 33.111,58 33.684,11 38.882,94 40.136,09

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 94.564,57 99.919,62 102.256,60 106.754,33

e. Jasa Perusahaan 24.932,44 26.047,48 27.717,37 29.470,36

9. JASA-JASA

838.326,05 889.430,55 967.199,03 1.009.565,81

a. Pemerintahan Umum 732.941,24 779.457,45 837.440,11 874.081,66

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 316.064,96 336.124,06 371.546,89 388.155,03

2. Jasa Pemerintah lainnya 416.876,28 443.333,39 465.893,22 485.926,63

b. Swasta

105.384,81 109.973,10 129.758,92 135.484,15

1. Sosial Kemasyarakatan 50.173,57 50.963,90 57.600,90 61.540,80

2. Hiburan dan Rekreasi 1.794,86 1.901,24 2.148,53 2.253,63

3. Perorangan dan Rumah Tangga 53.416,39 57.107,96 70.009,49 71.689,72

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.516.979,39 5.755.149,02 5.995.402,69 6.262.914,75

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Page 28: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 28

Gambar : 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dirinci per sektor

memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pertumbuhan ekonomi

daerah tersebut. Misalnya pada sektor: pertanian, peternakan,

perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan galian, industri

pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel

dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, persewaan

dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di Kabupaten

Tasikmalaya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan

lajunya yang mencapai 7,36%. Kemudian sektor Industri Pengolahan

dengan laju 5,53%, Jasa-jasa dengan laju 4,38 persen dan sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa dengan nilai 5,74%, sedangkan sektor

Pertambangan dan Penggalian adalah sektor dengan laju yang paling

rendah 1,79 %, di tingkat Provinsi Jawa Barat, sektor pengangkutan dan

komunikasi paling tinggi, yaitu mencapai 9,66 % diikuti oleh sektor

bangunan 8,37 %, lalu sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 8,35

%. Laju ekonomi yang paling rendah ditunjukkan oleh sektor Pertanian,

Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan dengan lajunya

sebesar 3,57%.

Page 29: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 29

Gambar : 2.10 PDRB atas Harga Berlaku dan Konstan

Tabel : 2.10

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Sektor Primer,

Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**)

(1) (2) (3) (3)

1. PRIMER 2,496,300.27 2,549,315.43 2,519,562.49 2,582,175.20

2. SEKUNDER 503,848.71 522,978.32 568,593.62 599,293.46

3. TERSIER 2,516,830.41 2,682,855.27 2,907,246.58 3,081,446.09

PDRB 5,516,979.39 5,755,149.02 5,995,402.69 6,262,914.75

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

b. PDRB Perkapita

PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan

yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun dalam satu

wilayah/daerah dan hal ini merupakan salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah

masyarakat secara makro. Semakin tinggi pendapatan yang diterima

penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang

bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Dengan asumsi bahwa

pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer

out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk

Page 30: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 30

(transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB

perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan

data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk dan keluar.

Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan Tahun.

PDRB Perkapita Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun

2013–2014 atas dasar harga berlaku secara agregat terus bertambah dan

selalu tumbuh positif. Tahun 2013 PDRB Perkapita atas dasar harga

berlaku Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp. 8.709.660,76 sedangkan

Tahun 2014 Rp. 9.725.112,00, dengan demikian ada pertumbuhan

sebesar 11,66 persen.

Gambar : 2.11. PDRB Per Kapita Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2011 – 2014

c. Inflasi

Inflasi merupakan prosentase kenaikan harga barang dan jasa

yang dikonsumsi rumah tangga dan merupakan indikator yang

mendeskripsikan kecenderungan secara umum tentang perkembangan

harga yang merupakan salah satu informasi dasar untuk pengambilan

kebijakan ekonomi secara mikro maupun makro, baik fiscal maupun

moneter.

Pada tahun 2010 – tahun 2014 angka inflasi Kabupaten

Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa

Barat sebesar 1,19 %, tetapi pada tahun 2011 angka inflasi Kabupaten

Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat

Page 31: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 31

sebesar 0,99% dan Nasional 0,3 %, hal ini menunjukan bahwa indikasi

beban rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan,

sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan provinsi Jawa Barat dan Nasional dan pada tahun 2013 angka

inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan provinsi

dan nasional tetapi pada tahun 2014 nilai inflasi Kabupaten Tasikmalaya

lebih tinggi 0,24% tetapi angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih

rendah sebesar 0,52%.

Gambar 2.12. Data Inflasi Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan

dengan Inflasi Provinsi dan Nasional

BPS Kab Tasikmalaya, BPS Provinsi dan BI

d. Penduduk Miskin

Jumlah dan prosentase penduduk miskin di Kabupaten

Tasikmalaya berdasarkan hasil pendataan dengan metode SUSENAS,

Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya

sebanyak 199.346 jiwa dan mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 318.353

jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan

prosentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 19% dan

pada tahun 2014 sebanyak 11,57% atau mengalami penurunan sebanyak

7,43%. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut tidak terlepas dari

program dan kebijakan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan

kabupaten untuk dapat menurunkan jumalah penduduk miskin,

Page 32: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 32

diantaranya dengan kebijakan perluasan dan penciptaan lapangan kerja,

dan khususnya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat Unit Pelayanan Cepat

Penanggulangan Kemiskinan (UPCPK), namun demikian apabila

dibandingkan angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin

kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,89% dan tingkat nasional

sebesar 11,66%.

Gambar : 2.13

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 2.14

Prosentase Jumlah Penduduk Miskin

*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

Page 33: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 33

e. Angka Kriminalitas

Kondisi ketentraman dan ketertiban umum ditentukan oleh

perkembangan kriminalitas, termasuk terkendali dan berkurangnya

kecenderungan friksi dan konflik sosial berdasarkan perkembangan

kepentingan masyarakat yang beragam. Penciptaan kondisi ketentraman

dan ketertiban masyarakat, juga berkaitan dengan konsistensi dalam

penegakan hukum, dan supremasi hukum yang dihormati. Ketentraman

dan ketertiban umum merupakan faktor utama yang memiliki peran

sangat penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif dalam

menyelenggarakan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya.

Upaya untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum

telah dibangun peningkatan peran masyarakat, pemerintah daerah dan

lembaga kemasyarakatan diantaranya :

- Terciptanya konsolidasi yang semakin baik antara semua

komponen masyarakat, aparat keamanan dan aparat penegak

hukum diharapkan dapat mewujudkan kondisi ketenteraman dan

ketertiban umum sebagaimana yang diharapkan.

- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

norma peraturan dan hukum yang berlaku akan ikut mendorong

terwujudnya kondisi ketenteraman dan ketertiban umum.

Peradilan dan Kriminal di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun

2013 terlihat adanya kenaikan jumlah kasus kekerasan terhadap

perempuan dibandingkan Tahun 2012 yaitu dari 12 kasus pada Tahun

2012 menjadi 18 kasus di Tahun 2013. Data yang lainnya mengenai

terdakwa, korban & pelaku kejahatan

Gambar 2.15

Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan

Sumber : Puspita Puan Amal Hayati Cipasung, 2014

Page 34: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 34

Tabel 2.11 Banyaknya Terdakwa Yang Diputus Pengadilan*)

Menurut Keputusan Perkara Pidana Dan Sikap Terhadap Keputusan Periode Tahun 2009 – 2013

Putusan Pidana/Hukuman 2009 2010 2011 2012 2013

A. Jenis Pidana/Hukuman

1. Pidana Mati - - - - -

2. Pidana Seumur Hidup - - - - -

3. Pidana Penjara 552 516 523 515 481

4. Pidana Kurungan - - - - 4

5. Pidana Bersyarat 26 18 18 37

17

6. Pidana Lalu Lintas 9.970 13.078 16.716 22.145 16.912

7. Pidana Tambahan - - - - -

8. Dikembalikan kepada orang

tua/wali 1 - 2 - 1

9. Diserahkan kepada Negara - 2 - - -

10. Dibebaskan dari segala

dakwaan 9 1 4 - -

11. Dilepas dari tuntutan - - - - -

JUMLAH 10.558 13.616 17.265 22.691 17415

B. Sikap Terhadap Keputusan

1. Menerima 560 538 476 534 489

2. Banding 26 11 17 18 14

3. Kasasi 25 15 24 14 8

4. Peninjauan Kembali (PK) 1

5. Grassi

C. Jumlah 611 564 517 566 512 *) Termasuk terdakwa yang mohon banding, kasasi, PK dan grassi

Sumber:PengadilanNegeri Kelas IB Tasikmalaya, 2014

2.3.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pengertian kesejahteraan sosial yaitu suatu institusi atau bidang

kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik

oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk

mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi pemecahan sosial dan

peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat, hal

tersebut mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan social

tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa terorganisir secara jelas

kondisi sosial yang dialami oleh masyarakat.

Page 35: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 35

Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan

masalah sosial harus diencanakan dengan matang dan

berkesinambungan, karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul

selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada,

dengan gambaran bahwa setiap manusia terus berusaha mendapatkan

secara ideal tatanan (tata kehidupan) baik materil maupun spiritual yang

seimbang. Pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk

memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam konsep tersebut

penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir sedangkan upaya

pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan, untuk

menjami tercapai tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal

pokok yang perlu diperhatikan yaitu :

1) Produktivitas, penduduk harus mampu untuk meningkatkan

produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan

pendapatan.

2) Pemerataan, Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama

untuk mendapatkan akses terhadap semua sumberdaya ekonomi

dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan

untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga

mereka dapat mengambil manfaata dan berpartisipasi dalam

kegiatan yang produktif untuk meningkatkan kualitas hidup.

3) Kesinambungan, akses terhadsp sumberdaya ekonomi dan sosial

harus dipastiakan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi

juga uantu generasi yang akan dating.

4) Pemberdayaan, penduduk harus berpartisipasi penuh dalam

keputusan dan proses yang akan menentukan bentuk/arah

kehidupan mereka dan berpartisipasi dan mengambil manfaat

dari proses pembangunan.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas

hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan

keempat komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah

mengukur capaian pembangunan dibidang pendidikan, angka harapan

Page 36: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 36

hidup mewakili bidang kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat

terhadap sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata-rat pengeluaran

perkapita, upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan social diantaranya :

1. Pendidikan

a) Angka Melek Huruf

Salah satu indikator pencapaian kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan menurut MDGs adalah angka melek huruf

penduduk usia 15 – 24 tahun Kelompok usia sekolah ini adalah kelompok

usia produktif sebagai sumberdaya pembangunan yang seharusnya

memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk

mendapatkan pekerjaan yang layak, oleh karena itu dianggap penting

untuk melihat perkembangan kemajuan indikator ini. Angka Melak

Huruf (AMH) merupakan variabel dari indeks pendidikan, dihitung dari

penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin

dan atau lainnya. AMH Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 sebesar

99,14% pencapaian tersebut telah berada diatas pencapaian AMH

Provinsi Jawa Barat sebesar 96,00% maupun AMH nasional sebesar

92,91%, hal ini memberikan gambaran bahwa di Kabupaten Tasikmalaya

mengalami peningkatan terhadap kemampuan baca, AMH Kabupaten

Tasikmalaya pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar 99,24%

Gambar 2.16

Pencapaian Angka Melek Huruf Kab. Tasikmalaya, Prov Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011 – 2014

Sumber LKPJ Kab Tasikmalaya, LKPJ Prov 2014

Page 37: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 37

b) Angka rata-rata lama sekolah

Tingkat pendidikan merupakan indikator yang paling berpengaruh

dalam penurunan kemiskinan, pendidikan merupakan pionir dalam

pembangunan masa depan suatu bangsa, jika dunia pendidikan suatu

bangsa tidak dapat berkembang dengan baik maka pembangunan bangsa

tersebut akan terganggu, dikarenakan pendidikan menyangkut

pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia,

selain indikator rata-rata lama sekolah untuk mengukur tingkatan

capaian pendidikan. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten

Tasikmalaya selama peroide 2010 – 2014 mengalami peningkatan 0,24

Tahun atau 3,35%, tahun 2010 rata-rata lama sekolah 7,16 tahun dan

pada tahun 2014 menjadi 7,40 tahun tetapi masih rendah apabila

dibandingkan dengan capai rata-rata lama sekolah tingkat provinsi pada

tahun 2010 capaian 7,95 tahun dan pada tahun 2014 capai lama sekolah

8,39 tahun.

Gambar 2.17 Perbandingan Rata-rata lama sekolah Kabupaten Tasikmalaya

dengan Provinsi Jawa Barat

c) Angka Partisipasi Kasar

Keberhasila pembangunan suatu daerah ditentukan oleh

sumberdaya manusia yang berkualitas, pendidikan merupakan salah

satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut, oleh karena itu

peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan

membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

mendapatkan pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana

Page 38: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 38

pendidikan, untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang

memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari prosentase

penduduk menurut partisipasi sekolah diantaranya dengan

menggunakan Angka Partisipasi Kasar, artinya menunjukan partisipasi

penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang

pendidikannya (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia

sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan

untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang

diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi masyarakat

untuk mendapatkan pendidikan, APK merupakan indikator yang paling

sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di

masing-masing jenjang pendidikan

Tabel : 2.12.

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan Jenjang pendidikan

Tahun 2010-2014

NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014

1 PAUD % 26.51 33.77 34.29 42,89 57

2 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.4 100,6 100,2 100.27

3 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 93.65 94.48 95,34 96,33 98.39

4 SLTA/MA (16-18 tahun) % 40.22 46.1 53,48 53,76 59.83

*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

d) Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan prosentase jumlah

anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada

jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh

anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan, bila APK

digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah

yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang

pendidikan tertentu tampa melihat berapa usianya, maka Angka

Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat

waktu. Apabila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu,

Page 39: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 39

maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum nilai APM akan selalu

lebih rendah dari APK, karena nilai APK mencakup anak di luar usia

sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK

dan APM menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat

bersekolah.

Tabel : 2.13

Angka Partisipasi Murni Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2014

NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014

1 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.89 100 100 100.04

2 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 91.12 92.89 95,18 95,22 96.82

3 SLTA/MA (16-18 tahun) % 38.92 43.89 50,92 52,58 57.77

*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

2. Kesehatan

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan

ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan . Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu

investasi untuk meningkatkan sumberdaya manusia , dalam pengukuran

Indenk Pembangunan Manusia (IPM) kesehatan adalah salah satu

komponen utama selain pendidikan dan pendapatan, dalam Undang-

undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa

kesehatan adalah keadaan sehjahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu

lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan, sementara itu pelayanan

kesehatan di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan

mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan,

tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas

pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas yang diperkuat dengan

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan

dasar terdapat di seluruh kecamatan, namun pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala, fasilitas ini

belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat terutama terkait

Page 40: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 40

dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya yaitu rumah sakit dan terdapat di ibukota kabupaten.

Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih

belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh

masyarakat.

a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Kematian ibu melahirkan tidak hanya merupakan tragedi bagi ibu

sendiri, tetapi juga berpengaruh buruk terhadap anggota keluarga

terutama anak-anaknya, oleh karena itu angka kematian ibu melahirkan

disuatu daerah tidak saja menggambarkan kelangsungan hidup ibu, bayi

dan anak balita, tetapi lebih luas menggambarkan penampilan kualitas

keluarga di suatu daerah.

Penyebab langsung kematian ibu paling banyak diakibatkan oleh

pendarahan, keracunan kehamilan (eklamsia) dan infeksi, sementara

penyebab tidak langsung antara lain terlambat mengenali tanda bahaya

dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan

terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan, jumlah kasus

kematian balita Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel : 2.14

Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2010 – 2014

NO INDIKATOR SATUAN Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Menurunnya jumlah

Kematian Bayi Orang 454 373 406 363 298

Angka Kematian Bayi

(AKB)

per 1.000

kelahiran

hidup

12 10 10 10 9

2 Menurunnya jumlah

kematian Balita Orang 51 27 38 26 20

Angka Kematian Balita

(AKABA)

per 1000

balita 1 1 1 0,7 0,1

3 Menurunnya Jumlah

Kematian Ibu Orang 46 54 60 36 31

Angka Kematian Ibu

(AKI)

per

100.000

kelahiran

hidup

116 139 161 103,1 94

*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

Page 41: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 41

b) Angka Usia Harapan Hidup (AHH)

Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan

sebagai indikator keberhasilan program kesehatan dan program sosial

ekonomi yang secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia

harapan hidup. Angka harapan hidup merupakan alat untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada

khususnya. Angka harapan hidup di suatu daerah harus diukuti dengan

program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk

kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program

penanganan kemiskinan.

Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan

semakin tinggi derajat kesehatannya. Angka harapan hidup menunjukkan

kualitas kesehatan masyarakat, yaitu mencerminkan “lamanya hidup”

sekaligus “hidup sehat” masyarakat. Tren perkembangan angka harapan

hidup di Kabupaten Tasikmalaya periode 2010-2014 dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar: 2.18

Angka Harapan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2014

Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya

Page 42: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 42

2.3.3. Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga

Pengembangan seni budaya di Kabupaten Tasikmalaya

diselenggarakan secara terintegrasi dengan pembangunan

kepariwisataan, yang sekaligus berkontribusi terhadap perkembangan

pembangunan perekonomian daerah.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki 10 cerita rakyat, 1 jenis

permainan rakyat, dan 1 jenis upacara tradisional. Sistem budaya dapat

dilihat dari sistem kemasyarakatan, sistem religi dan pengetahuan, dan

sistem ekonomi tradisional. Sampai tahun 2012 tidak tercatat ada potensi

budaya pada aspek ini. Lingkungan budaya meliputi pola lingkungan

budaya, perubahan lingkungan, budaya, dan hubungan antar budaya.

Selanjutnya tentang kampung adat, Kabupaten Tasikmalaya memiliki 1

kampung adat dengan jenis bangunan adat meliputi 106 rumah tinggal, 1

balai pertemuan, dan 1 rumah ibadah, dengan 7 upacara adat besar.

Kabupaten tasikmalaya memiliki hubungan antar budaya sebanyak 11

jenis.

Secara umum objek potensi kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

terdiri dari Rumah Adat Kampung Naga, LK. Pamijahan, Makam Syech

Tb.Anggariji Desa Wisata Tendjowaringin, Goa Anteg, Goa Daha, Goa

Ciodang, Pamijahan, Situs Geger, Hanjuang, Mesjid Agung Manonjaya

Situs Kaputihan dan Batu Panangkeupan. Potensi kebudayaan dapat

dilihat dari nilai budaya meliputi naskah kuno, cerita rakyat, ungkapan

tradisional, permainan rakyat, dan upacara tradisional

Jumlah induk organisasi olahraga di Kabupaten Tasikmalaya pada

tahun 2014 tercatat sebanyak 37 organisasi, meningkat dari tahun 2013

sebanyak 35 organisasi. Begitu pula halnya dengan atlit yang dibina pada

tahun 2014 berjumlah 256 orang, meningkat dibanding tahun 2013 yang

berjumlah 251 orang. Kabupaten Tasikmalaya menggelar 14 kali

kompetisi olahraga pada tahun 2014 dan 13 kali kompetisi pada tahun

2013

Page 43: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 43

2.4. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum sebagaimana yang telah

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

pelayanan publik yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan

yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu

sendiri, pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau

koporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi

manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial,

mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak

dalam pemanfaatan sumberdaya alam, memperdalam kepercayaan pada

pemerintahan dan administrasi publik.

Pemerintah berkewajiban melayani setiap warga Negara dan

penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka

pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945,

membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik merupakan

kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan

seluruh warga Negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan

publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap

warga Negara dan penduduk serta terwujudnya tanggungjawab

pemerintah dalam pelayanan publik.

2.4.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

Sektor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

membangun sumber daya manusia (human resources), pendidikan

merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dalam mebina

hidup yang baik untuk pendidikan merupakan hal yang sangat penting

dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Menjadi bangsa yang maju tentu

merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap Negara di dunia.

Sudah menjadi rasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu Negara

dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan

sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau

mundur dilihat dari kualitas pendidikannya.

Page 44: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 44

Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang

sebagai suatu kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan

lainnya. Didalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem

Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Gambaran

umum kondisi pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya salah satunya

dengan melihat indikator kinerja sebagai berikut:

a. Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah yaitu jumlah sekolah berdasarkan

jenjang pendidikan per 10.000 orang jumlah penduduk usia pendidikan,

hal ini menunjukan kemampuan untuk menampung penduduk pada usia

pendidikan.

Tabel : 2.15

Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan penduduk Usia Sekolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014

No Jenjang Pendidikan Tahun

2011 2012 2013 2014

1 SD/MI

Jumlah Gedung Sekolah 1.297 1.297 1.295 1.083

Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7 – 12 Tahun

214,912 214,335 211.138 199.938

Rasio 165 177 163 184

2 SMP/MTs

Jumlah Gedung Sekolah 2.645 2.757 2.394 2.469

Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13 – 15 Tahun

94.496 99.761 101.095 101.881

Rasio 35 36 42 41

3 SMA/SMK/MA

Jumlah Gedung Sekolah 182 199 213 218

Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16 – 18 Tahun

90.865 84.701 49.568 49.975

Rasio 499 425 232 229 Sumber : LKPJ Kab Tasikmalaya

Page 45: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 45

c. Rasio Guru/Murid

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen

secara tegas menyatakan kedudukan guru sebagai tenaga professional

berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang guru menyebutkan bahwa

beban guru memiliki beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan

sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka tiap minggu, kondisi ini belum

sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh guru dikarenakan dengan kondisi

sekolah dibeberapa temapat ada yang kelebihan guru sedangkan ditempat

lain masih kekurangan guru atau bahkan dalam suatu tempat terjadi

kelebihan anak didik.

Tabel : 2.16 Tabel Rasio Guru berdasarkan Jenjang Pendidikan

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014

No Jenjang Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Standar Nasional

1 SD/MI 10,930 18.16 16.89 21.19 28

2 SLTP/MTs 11.03 11.77 12.19 14.19 32

d. Prosentase Kondisi Ruang Kelas Baik

Keberhasilan tujuan pendidikan (output) sangat ditentukan oleh

implementasi (proses) dan implementasi sangat dipengaruhi oleh tingkat

kesiapan segala hal yang diperlukan untuk keberlangsungannya, dengan

demikian tidak boleh bertindak secara parsial dalam melaksanakan

pendidikan dan pembelajaran, sebaiknua perlu berpikir dan bertindak

secra holistik, integratif, terpadu dalam rangka untuk mencapai tujuan

pendidikan dan pengajaran.

Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input,

proses, output dan outcome, konteks berpengaruh pada input, input

berpengaruh pada proses, proses berpengaruh pada output dan output

berpengaruh pada outcome. Proses belajar mengajar merupakan prose

yang terpenting karena darisinilah terjadi interaksi langsung antara

pendidik dan peserta didik, untuk menunjang kegiatan dimaksud

Page 46: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 46

diperlukan sarana dan prasarana penunjang diantaranya kelayakan

ruangan kelas untuk terjadinya proses mengajar.

Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu

indikator untuk meningkatkan kualitas pendidikan, selama periode tahun

2011-2013 di Kabupaten Tasikmalaya ketersediaan ruang kelas yang baik

untuk jenjang SD/MI dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami

peningkatan sebesar 0.18%, tetapi mengalami penurunan pada tahun

2013 sebesar 0.06%, sama halnya untuk jenjang SMP/MTS pada tahun

2012 mengalami peningkatan sebesar 0.02% tetapi mengalami

penurunan pada tahun 2013 sebesar 0.03%. Sementara untuk jenjang

SMA/MA/SMK mengalami penurunan sebesar 0.08% tahun 2012 dan

mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 0.07%

Tabel : 2.17

Kondisi Ruang Kelas Baik berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 – 2013

No Jenjang Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

SD/MI

1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 4.122 5.554 5.438

2 Jumlah seluruh ruang kelas 6.917 7.156 7.567

3 Prosentase (%) 0,60 0,78 0,72

SLTP/MTs

1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 1.148 1.437 1.257

2 Jumlah seluruh ruang kelas 1.488 1.811 1.655

3 Prosentase (%) 0,77 0,79 0,76

SMA/MA/SMK

1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 492 514 635

2 Jumlah seluruh ruang kelas 622 724 814

3 Prosentase (%) 0,79 0,71 0,78

*Sumber : TDA Tahun 2012-2014

2. Kesehatan

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi

untuk keberhasilan pembangunan, pembangunan tidak mungkin

terselenggara baik tampa tersedianya salah satu modal dasar yaitu

kesehatan masyarakat yang menjadi acuan dalam pembangunan.

Page 47: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 47

Derajat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan pembangunan

ekonomi, sosial dan lingkungannya.

Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan adalah

kondisi kesehatan penduduk yang baik dan perlu diperhatikan juga

pembangunan di bidang kesehatan keduanya harus berjalan seimbang

untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kemakmuran dan

kesejahteraan bagi semua penduduk khususnya di Kabupaten

Tasikmalaya, untuk melihat gambaran umum kondisi daerah terkait

dengan urusan kesehatan diantaranya dengan indkator sebagai berikut :

a. Rasio Puskesmas dan (Pustu) Persatuan Penduduk

Komponen lain dari sumber daya kesehatan yang paling utama

yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup secara kuantitas

dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan

kesehatan yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi

kesehatan lingkungan. Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa

kategori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan Unit pelayanan teknis

lainnya. Sampai dengan tahun 2014 jumlah Puskesmas di Kabupaten

Tasikmalaya mencapai sebanyak 40 buah, dengan rasio Puskesmas

terhadap jumlah penduduk 1 : 43.215 kondisi tersebut masih jauh

apabila dibandingkan dengan target nasional yaitu 1 : 25.000 keadaan ini

perlu penambahan Puskesmas sebanyak kurang lebih 30 buah

puskesmas.

Tabel : 2.18 Sarana dan Prasarana Kesehatan

milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Puskesmas DTP 14 15 15 15

2 Jumlah Puskesmas TTP 26 25 25 25

3 Jumlah Puskesmas Mampu PONED 3 16 19 27

4 Jumlah Pustu 151 151 151 154

5 Jumlah Kecamatan 39 39 39 39

6 Jumlah Desa 351 351 351 351

*Sumber : TDA Tahun 2010-2013

Page 48: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 48

b. Rasio Rumah Sakit Persatuan Jumlah Penduduk

Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014

sebanyak 1 unit, rasio pelayanan Rumah Sakit terhadap jumlah

penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 rasio pelayanan Rumah

Sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013

mencapai 1 : 1.720.124. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa di

Kabupaten Tasikmalaya masih memerlukan Rumah Sakit untuk

pelayanan kesehatan.

Tabel : 2.19 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2013

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Rumah Sakit 0 1 1 1

2 Jumlah Klinik 27 27 44 12

3 Jumlah Klinik bersalin 2 2 3 2

4 Rasio Rumah Sakit Terhadap Jumlah Penduduk

1 :

1.675.544

1 :

1.692.433

1 :

1.716.178

1 :

1.720.124

5 Jumlah Penduduk 1.675.544 1.692.433 1.716.178 1.720.124

*Sumber : TDA Tahun 2010-2013

c. Rasio Tenaga Kesehatan Per Jumlah Penduduk

Jumlah dokter dibandingkan dengan jumlah penduduk di

Kabupaten Tasikmalaya masih kurang, dimana pemenuhan rasio tenaga

kesehatan adalah 1 : 2.500. Pada tahun 2013 jumlah tenaga dokter di

Kabupaten Tasikmalaya yaitu 87 orang dan apabila dibandingkan

dengan jumlah penduduk 1.720.124 jiwa, maka jumlah tenaga dokter

yang ideal di Kabupaten Tasikmalaya yaitu 688 orang, demikian pula

halnya dengan tenaga medis lain yaitu tenaga perawat dan bidan masih

mengalami kekurangan.

Tabel : 2.20 Jumlah Tenaga Kesehatan

di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2013

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Dokter Umum 49 68 68 65

2 Jumlah Dokter Specialis 2 0 0 0

3 Jumlah Dokter Gigi 31 22 19 22

4 Jumlah Dokter 82 90 87 87

Page 49: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 49

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2010 2011 2012 2013

5 Jumlah Penduduk 1.675.544 1.692.433 1.716.178 1.720.124

6 Rasio Dokter Terhadap

Jumlah Penduduk

82 :

1.675.544

90 :

1.692.433

77 :

1.716.178

87 :

1.720.124

7 Jumlah Perawat 340 373 437 445

10 Jumlah Bidan 347 581 369 683

11 Rasio Bidan Terhadap

Jumlah Penduduk

347 :

1.675.544

581 :

1.692.433

369 :

1.716.178

683 :

1.720.124

*Sumber : TDA Tahun 2010-2013

d. Rasio Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita

Pembangunan kesehatan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional maupun daerah, tujuan digerakannya

pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal dan tidak terlepas dari peranan

masyarakat dapat menentukan keberhasilan, kemandirian dan

kesinambungan manusia.

Peran serta masyarakat semakin nampak wujudnya setelah

munculnya Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan

masyarakat yang merupakan wujud nyata dalam peranan pembangunan

kesehatan masyarakat. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya

kesehatan bersumber dari masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh dan untuk bersama masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar

untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Selama periode 2011 – 2013, jumlah Posyandu di Kabupaten

Tasikmalaya mengalami peningkatan sebanyak 53 buah atau 3.09% dari

2.133 buah pada tahun 2011 menjadi 2.166 buah pada tahun 2013,

namun sampai pada tahun 2013 masih terdapat 840 buah atau 38.2 %

katagori Posyandu Pratama dan 952 buah atau 43.29 % Posyandu

Madya, hal ini menggambarkan masih diperlukannya pembinaan untuk

meningkatkan strata Posyandu tersebut ke Purnama atau Mandiri.

Page 50: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 50

Tabel : 2.21 Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Tasikmlaya

periode tahun 2011 - 2013

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2011 2012 2013

1 Jumlah Posyandu Pratama 968 787 840

2 Jumlah Posyandu Madya 858 1.098 952

3 Jumlah Posyandu Purnama 280 271 388

4 Jumlah Posyandu Mandiri 27 30 33

5 Jumlah Total Posyandu 2,133 2,186 2,199

6 Prosentase

- Posyandu Pratama 45.38% 36.00% 38.20%

- Posyandu Madya 40.23% 0.05% 43.29%

- Posyandu Purnama 13.13% 12.40% 17.64%

- Posyandu Mandiri 1.27% 1.37% 1.50%

7 Jumlah Balita 153,564 155,719 156,059

8 Rasio Jumlah Balita tiap

Posyandu

2,133 :

153,564

2,186 :

155,719

2,199 :

156,059

*Sumber : TDA Tahun 2011-2013

e. Prosentase Ibu Bersalin yang ditolong Tenaga Kesehatan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa hamil merupakan salah

satu masa yang rawan, yakni ketika tubuh kita rentan terhadap berbagai

penyakit dan ancaman kematian, tidak bisa dipungkiri bahwa angka

kematian, angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Tasikmalaya

masih cukup tinggi baik diperkotaan maupun di pedesaan, ada tiga

penyebab umum terhadap kematian ibu hamil diantaranya pendarahan,

hypertensi dan infeksi.

Komplikasi kematian ibu maternal dan anak baru lahir sebagian

besar terjadi pada waktu proses persalinan, dengan demikian

diperlukannya tenaga kesehatan untuk meminimalisir angka kematian

ibu dan bayi. Selama periode tahun 2010 – 2013 cakupan persalinan

yang ditangani oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tasikmlaya

menunjukkan peningkatan sebesar 5.52% dari 91.91% pada tahun 2010

menjadi 97.43% pada tahun 2013.

Page 51: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 51

Tabel : 2.22 Prosentase Ibu Bersalin Yang ditangani oleh Tenaga

Kesehatan periode 2010 – 2013 di Kabupaten Tasikmalaya

No Indikator Keadaan Pada Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Ibu Bersalin yang ditangani oleh tenaga

Kesehatan

36.378 37.080 36.660 34.126

2 Jumlah Total Ibu Bersalin 39.578 39.509 37.364 35.027

3 Prosentase 91.91% 93.85% 98.12% 97.43%

*Sumber : TDA Tahun 2010-2013

f. Capaian Pelayanan Standar Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan

Secara ringkas Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005

memberkan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mutu dan jenis

pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak

didapat oleh setiap warga negara secara minimal, terutama pelayanan

dasar di daerahkabupaten/kota maupun provinsi.

Dalam penerapannya SPM harus menjamin akses masyarakat

untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah daerah sesuai

ukurannya yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Tabel : 2.23.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014

No SPM Keadaan Pada Tahun

2011 2012 2013 2014

A PELAYANAN KESEHATAN

DASAR

1 Target/Sasaran Kunjungan Ibu

Hamil K4 86 88 89 90

2 Target/Sasaran Cakupan

Komplikasi Kebidanan yang

ditangani

63 67 71,5 75

3 Target/Sasaran Cakupan

Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompentensi kebidnan

86 88 89 90

4 Target/ Sasaran Capaian

Pelayanan Nifas 86 87 88 89

5 Target/Sasaran Cakupan

Neonatus dengan Komplikasi

yang ditangani

65 70 75 80

6 Target/Sasaran Cakupan

Kunjungan Bayi 85 86 87 100

Page 52: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 52

No SPM Keadaan Pada Tahun

2011 2012 2013 2014

7 Target/Sasaran Cakupan Desa

Universal Child Imunazition (UCI) 80,0 85 90 95

8 Target/Sasaran Cakupan

Pelayanan Balita 95 95 95 95

9 Target/Sasaran Cakupan

Pemberian Makan Pendamping

ASI pada anak usia 6 – 24 bulan

keluarga miskin

100 100 100 100

10 Target/Sasaran Cakupan Balita

Gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100

11 Target/Sasaran Cakupan

Penjaringan Siwa SD dan

setingkat

100 100 100 100

12 Target/Sasaran Cakupan Peserta

KB Aktif 70 70 70 70

13 Target/Sasaran Cakupan

Penemuan dan Penemuan

Penderita Penyakit-Acute Flacid Paralis (AFP) per 100.000

penduduk kurang dari 15 tahun

2 2 2 2

14 Target/Sasaran Cakupan

Penemuan dan Penanganan

Penderita Penyakit Penomonia

Balita

100 100 100 100

15 Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan

Penderita Penyakit –Penemuan

Pasien Baru TB BTA Positif

85 85 85 85

16 Target/Sasaran Cakupan

Penemuan dan Penaganan

Penderita DBD yang ditangani

100 100 100 100

17 Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan

Penderita Penyakit – Penemuan

Penderita diare

100 100 100 100

18 Target/Sasaran Cakupan

Pelayanan dasar pasien

masyarakat miskin

100 100 100 100

B PENELIDIKAN EPIDEMOLOGI

DAN PENANGGULANGAN KLB

1 Target/Sasaran Cakupan Desa yang mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan

epidemologi kurang dari 24 jam

100 100 100 100

D PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif

60,0 65,0 70,0 75,0

E PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

SEHAT

1 Target/Sasaran Cakupan Rumah yang memenuhi syarat kesehatan

(R)

62,09 64,07 66,05 66,03

2 Target/Sasaran Cakupan

masyarakat yang menggynakan 63 65,09 66,99 68,9

Page 53: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 53

No SPM Keadaan Pada Tahun

2011 2012 2013 2014

air bersih (A)

3 Target/Sasaran Cakupan

masyarakat yang menggunakan

Jamban Keluarga (K)

46,33 50,93 55,53 60,13

*Sumber : RPJMD Kab. Tsm 2011-2015

3. Pekerjaan Umum

a. Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan

yang terdiri dari sistim jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan

sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan

mengacu kepada tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan

keterhubungan antar kawasan dan/ atau perkotaan dan perdesaan.

Sistim jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan tata ruang

wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

masyarakat didalam kawasan perkotaanyang menghubungkan secara

kontinue yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi

sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke persil.

Tabel : 2.24 Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten

Tasikmalaya Periode 2010 – 2014

No Indikator Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Km % Km % Km % Km %

1 Baik 340.855 26,15 383.127 29,40 435.449 33,41 435.449 33,41

2 Sedang 270.958 20,79 260.756 20,01 283.513 21,75 283.513 21,75

3 Rusak 269.635 20,69 266.477 20,45 264.701 20,31 264.701 20,31

3 Rusak Berat

421.875 32,37 392.963 30,15 319.660 24,53 319.660 24,53

4 Jumlah 1.303.323 1.303.323 1.303.323 1.303.323

*Sumber : TDA tahun 2013

b. Jembatan

Kondisi jembatan di Kabupaten Tasikmalaya tampak ada perbaikan

kondisi. Pada tahun 2013 jembatan dengan kondisi baik hanya 345 buah

(80.99%), sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 357 buah (83.80%).

Page 54: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 54

Tabel : 2.25 Kondisi Jembatan di Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2013-2014

No.

Kondisi Jembatan Kabupaten

2013 2014

Jumlah Jembatan

(%) Jumlah

Jembatan (%)

1 Baik 345 80.99 357 83.80

2 Sedang 10 2.35 21 4.93

3 Rusak Ringan 19 4.46 12 2.82

4 Rusak Berat 52 12.21 36 8.45

5 Jumlah 426 100.00 426 100.00

Sumber : Data 2014, LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2014

c. Sumber Daya Air

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan irigasi adalah saluran,

bangunan dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang

diperlukan untuk penyediaan, pembagian, penggunaan dan pembuangan

air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan operasi dan

pemeliharaan serta rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi,

pengelolaan irigasi utama (primer dan sekunder) menjadi wewenang dan

vctanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan

ketentuan Daerah Irigasi (DI) dengan luas diatas 3000 Ha menjadi

wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, Daerah Irigasi (DI)

dengan luas 1000 Ha – 3000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab

pemerintah provinsi dan Daerah Irigasi (DI) yang luasnya kurang dari

1000 Ha menjadi wewenang dang tangunggung jawab pemerintah

kabupaten, sedangkan apabila berada pada lintas kabupaten merupakan

tanggung jawab pemerintah provinsi, jaringan irigasi tersier merupakan

tanggung jawab sepenuhnya P3A dalam hal ini petani.

Total luas areal irigasi di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013

adalah 64.198 hektar dengan luas lokasi 70,88 hektar. UPTD dengan

pengelolaan irigasi terluas yaitu UPTD Cigalontang dengan luas areal

8,964 hektar dan luas lokasi 9,968 hektar. UPTD dengan pengelolaan

irigasi terkecil yaitu UPTD Cibalong dengan luas areal 291 hektar dan

luas lokasi 233 hektar. LKPJ Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014

Page 55: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 55

menjelaskan jumlah daerah irigasi pada tahun 2014 sebanyak 1.494

buah dimana telah sesuai target dan meningkat dibanding tahun 2013

sebanyak 1479 buah. Dari jumlah 1.494 pada tahun 2014, sebanyak

1.486 dibawah pengelolaan Kabupaten Tasikmalaya, 6 buah oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (lintas kabupaten), dan daerah irigasi

strategis sebanyak 2 buah.

Tabel : 2.26

Daerah Irigasi Perdesaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

No. UPTD Luas

Areal Lokasi No. UPTD

Luas

Areal Lokasi

1 Cigalontang 8,964 9,968 21 Karangnunggal 1,631 1,401

2 Sukaratu 3,499 4,859 22 Sukahening 1,247 1,297

3 Cisayong 4,087 4,648 23 Jatiwaras 1,422 1,288

4 Sodonghilir 2,404 2,958 24 Manonjaya 1,274 1,204

5 Salawu 3,084 2,749 25 Parungponteng 769 1,076

6 Pagerageung 2,783 2,528 26 Karangjaya 758 983

7 Salopa 2,094 2,207 27 Cineam 781 935

8 Bantarkalong 2,000 2,179 28 Sukaraja 836 925

9 Culamega 1,295 2,102 29 Sariwangi 884 894

10 Rajapolah 2,067 2,102 30 Sukarame 880 880

11 Taraju 2,167 2,017 31 Bohonggambir 661 847

12 Padakembang 1,815 1,865 32 Puspahiang 732 822

13 Cikatomas 1,807 1,827 33 Sukaresik 692 772

14 Ciawi 1,364 1,749 34 Cikalong 613 758

15 Pancatengah 1,534 1,739 35 Tanjungjaya 578 729

16 Kadipaten 1,864 1,722 36 Bojongasih 590 630

17 Cipatujah 1,757 1,666 37 Jamanis 595 595

18

Gunung

Tanjung 1,258 1,602 38 Mangunreja 372 420

19 Leuwisari 1,474 1,486 39 Cibalong 291 233

20 Singaparna 1,276 1,426 40

Kab.

Tasikmalaya 64,198 70,088

4. Perumahan dan Pemukiman

Pengertian dasar pemukiman dalam Undang-undang Nomor 1

Tahun 2011, adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih

dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana utilitas

umum, serta mempunyai penunjang fungsi lain dikawasan perkotaan

atau kawasan perdesaan.

Page 56: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 56

Tabel : 2.27.

Capaian Kinerja Urusan Perumahan dan Pemukiman

Indikator Satuan Realisasi

2013 Target 2014

Realisasi 2014

1 Jumlah cakupan sarana dan prasarana air bersih perdesaan

% 31,2 50 53,5

2

Prosentase panjang Jalan Desa terhadap luas kawasan permukiman perdesaan

% 23,4 27 25,5

3 Prosentase cakupan pelayanan air bersih % 49,6 55 53,5

4

Prosentase cakupan penduduk yang terlayani prasarana pengelolaan air limbah

% 18,7 25 24,5

5 Prosentase produk sampah yang tertangani % 34 38 36

6

Prosentase luas Jalan Perkotaan terhadap luas kawasan permukiman perkotaan

% 22,8 24 25

7 Prosentase luas Jalan Lingkungan terhadap luas wilayah perkotaan

% 32,7 37 35,5

8

Prosentasi Penataan dan Pembangunan Kawasan Fungsional Ibukota Pemerintahan

% 17,8 35 34

9

Prosentase luas cakupan pelayanan

prasarana air limbah terhadap luas wilayah perkotaan

% 51 51,5 51,5

10 Jumlah luas genangan banjir yang tertangani di wilayah perkotaan

% 2 15 1

11

Prosentase luas cakupan pelayanan persampahan terhadap luas wilayah perkotaan

% 52,4 55 53,5

12

Prosentase cakupan pelayanan air minum terhadap jumlah penduduk perkotaan

% 46,1 60 50,5

13

Prosentase luas cakupan pelayanan air minum terhadap luas wilayah perkotaan

% 42,7 46 44,5

Page 57: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 57

Indikator Satuan Realisasi

2013 Target 2014

Realisasi 2014

14

Jumlah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (Taman dan Pemakaman Umum)

Lokasi 3 1 1

15 Tingkat pelayanan terhadap bahaya kebakaran

% 11 12 11,6

16

Prosentase jumlah rumah layak huni terhadap total jumlah rumah

% 71,2 80 82

17

Prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total jumlah rumah

% 38,8 20 35

18

Jumlah rumah tidak layak huni yang direhabilitasi/pembangunan baru

Unit 1252 600 1066

19

Prosentase Jumlah rumah yang menggunakan air bersih

% 44,8 54 50,5

20 Berkurangnya jumlah titik kawasan kumuh

Titik Kawasa

n 1 3 3

Sumber: diolah dari lapran Dinas Penataan Ruang 2014

Tabel. 2.28 Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2010 – 2013

GOLONGAN TARIF 2010 2011 2012 2013

Jumlah Konsumen

(Pelanggan) 33,542 34,859 36,501 37,368

1. Rumah Tangga Kecil

30,265 31,236

5,048 5,253

2. Rumah Tangga Sedang 23,148 23,966

3. Rumah Tangga Besar 2,186 2,141

4. Pemerintah 331 341

520 503

5. Hankam 139 141

6. Niaga Kecil 2,070 2,337

2,810 2,865

7. Niaga Besar 1,774 1,629

8. Sosial Umum 678 708

414 437

9. Sosial Khusus 194 201

10. Kran Umum 169 162 101 101

11. Industri Kecil 29 75

127 95

12. Industri Besar 40 36

Page 58: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 58

5. Penataan Ruang

Penataan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya berazaskan pada

pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam pemanfaatan

ruang secara terpadu sesuai potensi, fungsi pelayanan kegiatan, dan

sistim jaringan, dalam rangka menciptakan keseimbangan dan

keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah

serta menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan

yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang.

Dalam hal penataan ruang, wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang

merupakan bagian dari struktur ruang wilayah dilakuan secara terpadu

tidak terlepas dari peranannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas

baik skala provinsi maupun nasional.

6. Perencanaan Pembangunan

Pelaksanaan urusan pemerintah bidang Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam periode 2010 –

2015 secara makro yang berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah antara

lain: perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian

penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan pembinaan tugas

perencanaan pembangunan daerah.

Pencapaian kinerja perencanaan pembangunan daerah selama

periode 2010 -2015 anatara lain:

1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah yang

meliputi Rencanan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005 –

2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2010 – 2015 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

darintahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 serta Rencana Detil

Tata Ruang (RDTR);

2) Tersedianya Laporan Pelaksanaan dan Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah berupa Laporan Pertanggungjawaban Kepala

Daerah (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Page 59: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 59

(LAKIP) Kabupaten Tasikmalaya, Laporan Kegiatan Triwulan

kegiatan;

3) Tersedianya dokumen data /statistik daerah untuk penyusunan

rencana pembangunan daerah;

4) Terselenggaranya koordinasi perencanaan pembangunan daerah;

5) Terselenggaranya bimbingan teknis/workshop perencanaan

pembangunan daerah

6) Terselenggaranya perencanaan pembangunan secara partisipatif

melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)

dalam penyusunan dokumen rencana kerja pembangunan daerah;

7) Tersedianya Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

7. Perhubungan

Pelaksanaan urusan pemerintah bidang perhubungan di

Kabupaten Tasikmalaya dititikberatkan untuk menunjang kelancaran

roda perekonomian daerah, keberhasilan pembangunan yang telah

dicapai dalam segala bidang sektor transportasi sangat menentukan

untuk menunjang kelancaran arus barang dan mobilitas sumber-sumber

ekonomi.

Sektor transportasi perlu dilaksanakan secara multidimensional,

dimana harus memperhatiakan tidak hanya situasi dan kondisi

transportasi itu sendiri tetapi juga harus memperhatikan lingkungan

yang dipengaruhiya dan yang mempengaruhinya termasuk sarana dan

prasarana transportasi. Seiring dengan perkembangan kota maka

kebutuhan akan transportasi akan meningkat dan akan berdampak

menajdi permasalahan yang komplek apabila tidak diantisipasi

sebelumnya, permasalahan transportasi tersebut diantaranya penentuan

model angkutan umum, pola jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan

perparkiran dan perambuan lalu lintas.

Indikator-indikator keberhasilan program dan kegiatan bidang

perhubungan ditentukan oleh perkembangan dan perlengkapan jalan

seperti : Rambu Lalu lintas, Rambu petunjuk arah jurusan, Marka Jalan,

Page 60: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 60

Trafic cones, lampu peringatan dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Selain

itu pengujian kelayakan kendaraan bermotor baru sebatas kendaraan

umum dan barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan

tersebut yaitu jumlah kendaraan yang dilakukan pengujian pada tahun

2011 sebanyak 11.187 unit kendaraan dan pada tahun 2014 sebanyak

9.339 unit

Tabel. 2. 29.

Pengujian Kendaraan Bermotor tahun 2011 – 2014

No Jenis Kendaraan Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Otlet / Mobil

Penumpang 136 208 485 915

2 Angkutan Kota 27 66 70 72

3 Truck 3151 2750 1146 2558

4 Bis 436 433 392 412

5 Micro Bus 168 161 123 135

6 Mini Bus 2044 1752 1511 1184

7 Pick Up 5855 5192 6 4063

Jumlah 11817 10562 3733 9339

*Sumber TDA Tahun 2011-2014

Perkembangan jumlah angkutan umum di Kabupaten

Tasikmalaya sangat beragam, trayek angkutan yang memberikan

pelayanan mobilitas pengguna jasa disekitar menuju pusat kota, trayek

angkutan yang melayani pengguna jasa antar kawasan kecamatan dan

trayek angkutan pedesaan yang melayani pengguna jasa di pedesaan ke

wilayah kecamatan dan dengan wilayah desa-desa di luar pusat kota .

Tabel : 2.30 Jumlah Angkutan Umum di Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2011 – 2013

Jenis Trayek Tahun

2011 2012 2013

1. Angkutan Kota 42 40 35

2. Angkutan Pedesaan 483 228 108

3. Traktor - - -

4. Otobus/Mikrobus 285 270 282

5. Minibus 668 878 1.024

Page 61: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 61

Jenis Trayek Tahun

2011 2012 2013

6. Truck 496 648 648

7. Pick Up 16 5 5

8. Box 2 - 4

9. Tanki - 1 -

10. Kereta Gandeng - 4 -

11. Kereta Tempelan 4 - 7

12. Derek - - -

13. Ambulans - - -

14. Kendaraan Karapan - - -

JUMLAH 1.996 2.074 4.187

*Sumber : TDA Tahun 2011-2013

Sementara itu kondisi perkembangan Penerangan Jalan Umum

(PJU) di Kabupaten Tasikmalaya dari Periode 2010 – 2014 mengalami

peningkatan, kondisi pemasangan Penerangan Jalan umum pada tahun

2010 sebanyak 90 Unit dan pada Tahun 2013 sebanyak 139 Unit.

Selain itu juga untuk menunjang dan memperlancar kegiatan

pemindahan barang dan orang diperlukan tempat titik temu tersebut

diantaranya pembangunan jasa penunjang angkutan (terminal) terdapat

11 terminal di Kabupaten Tasikmalaya

Tabel: 2.31.

Sebaran Basis Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan Tahun 2011-2012

No. Kecamatan No. Kecamatan

1 Sukaraja 7 Sariwangi

2 Bantarkalong 8 Cisayong

3 Manonjaya 9 Rajapolah

4 Singaparna 10 Jamanis

5 Sukarame 11 Ciawi

6 Leuwisari

8. Lingkungan Hidup

Peningkatan usaha pembangunan, diikuti pula dengan

peningkatan sumber daya untuk mendorong pembangunan dan

seringkali terjadi permasalahan-permasalahan terhadap lingkungan.

Dalam pembangunan sumber alam merupakan salah satu komponen

yang sangat penting dan dalam penggunaanya perlu memperhatikan

keseimbangan ekosistem. Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan

Page 62: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 62

terhadap lingkungan dengan keuntungan yang akan didapat dari suatu

hasil pembangunan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu melalui

kajian-kajian teknis.

Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup dengan sasaran

terlaksananya upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,

salah satu upaya untuk mengerungi kerusakan lingkungan diantaranya

dengan pemakaian dan penggunaan biogas, komposter, lubang biofori,

pembuatan sumur resapan air, sarana IPAL UKM dan lan sebagainya.

Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup terutama pada tahun

2014 dilakukan penanaman pohon sebanyak 628.000 batang yang

lokasinya tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten

Tasikmalaya.

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Administrasi kependudukan yaitu rangkaian kegiatan dan

penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk, catatan sipil pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik

dan sektor lain. Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai

strategi bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan informasi

administrasi kependudukan secara terkoordinasi dan berkesinambungan.

Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam

arti hak mendapat akta autentik dari pejabat negara, masih rendahnya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya akta bagi dirinya karena akta

ini sangatlah penting diperlukan dikemudian hari.

Pelaksanaan urusan pemerintah bidang kependudukan dan

catatan sipil periode 2010 – 2014 berkaitan dengan pelayanan umum

bidang kependudukan dan pencatatan sipil dengan capaian kinerja

sebagai berikut :

Page 63: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 63

Tabel : 2.32 Pelayanan Umum Kependudukan

No Uraian Tahun

Ket 2010 2011 2012 2013 2014

1 Kartu Keluarga (KK) 77,52 87.99 90

2 Akta Kelahiran 30,37 32.82 36,00 40.39 42.2

3 Kartu Tanda

Penduduk (e-KTP)

- 25 88,34 90.08 93

*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya Tahun 2010-2014

10. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

a. Keluarga Berencana

Pertumbuhan peduduk merupakan isu yang cukup strategis, hal

ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitn dan

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu

kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Jumlah penduduk yang

cukup besar yang kurang seimbang dengan daya dukung dan daya

tapung lingkungan tentu akan menjadikan suatu permasalahan bagi sutu

wilayah dimasa yang akan datang.

Gambaran umum kinerja pemerintah urusan keluarga berencana

terkait dengan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk melalui

pengaturan kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan, pengaturan

kehamilan, yang sesuai dengan hak-hak reproduksi sebagai berikut

selama periode tahun 2010 - 2014 :

1) Rata-rata jumlah anak perkeluarga

Jumlah anak dalam keluarga di Kabupaten Tasikmalaya dalam

kurun waktu 2010 – 2014 rata-rata berjumlah 1-2 anak

2) Jumlah keluarga pertahapan keluarga

Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok

pikiran yang terkandung didalam undang-undang nomor 10 tahun 1992

disertai asumsi bahwa kesejateraan merupakan variabel komposit yang

terdiri dari berbagai indikator yang spesifik, maka indikator dan kriteria

keluarga sejahtera yang ditetapkan sebagai berikut

a. Keluarga Sejahtera; keluarga yang belum dapat memenuhi

salah satu atau lebih dari lima kebutuhan dasarnya, (basic

Page 64: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 64

needs) sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan

pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap I; keluarga yang sudah memenuhi

kebutuhan dasar minimumnya dalam hal sandang, pangan,

papan dan pelayanan kesehatan dasar

c. Keluarga Sejahtera Tahap II; keluarga selain memenuhi

kebutuhan dasar minimumnya, juga memenuhi kebutuhan

sosial dan pisikologsinya, namun belum dapat memenuhi

kebutuhan pengembangannya.

d. Keluarga Sejahtera Tahap III; Keluarga yang dapat memenuhi

kebutuhan minimum, kebuthuan sosial pisikologinya dan

kebutuhan pengembangan, namun belum akatif dalam usaha

kemasyarakatan dalam lingkungan desa atau wilayahnya.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus; keluarga yang telah

memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan sosial

pisikologis, kebutuhan pengembangan dan sekaligus secara

teratur ikut menyumbang dalam kegiatan sosial.

Jumlah rumah tangga dan jumlah individu pertahapan keluarga di

Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 berdasarkan PPLS 2011 yaitu

sebagai berikut :

a. Jumlah Rumah Tangga

- Keluarga Sejahtera Tahap I : 47.437

- Keluarga Sejahtera Tahap II : 64.005

- Keluarga Sejahtera Tahap III : 64.002

b. Jumlah Individu

- Keluarga Sejahtera Tahap I : 22.384

- Keluarga Sejahtera Tahap II : 22.887

- Keluarga Sejahtera Tahap III : 192. 047

Khusus masalah kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya masih menjai

fokus perhatian Pemerintah daerah dengan berbagai strategi

penanggulangan kemsikinan melalui program penanggulangan

kemiskinan yang secara sinergis dilakukan oleh masing masing SKPD di

bawah koordinator Tim koordinasi penanggulangan Kemiskinan

Page 65: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 65

Kabupaten Tasikamalaya .Berdasarkan Data PPLS 2011 penduduk

Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran

(RTS) sebanyak 175.444 jiwa atau sekitar 643.308 RTS dari total jumlah

penduduk Kabupaten Tasikmalaya 1.728.618 jiwa atau sekitar 40%.

3) Rasio Beban Ketergantungan

Rasio ketergantungan atau angka beban ketergantungan yaitu

suatu angka yang menunjukkan besar beban kelompok usia produktif

atas usia non produktif, adapun rasio ketergantungaan di Kabupaten

Tasikmalaya yaitu setiap 100 orang usia produktif menanggung beban

sebesar 66 orang non produktif

4) Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tasikmalaya dengan

trend penurunan di tiga tahun terakhir, pada Tahun 2012 LPP 1,4, Tahun

2013 1,3 dan capaian pada Tahun 2014 sebesar 0,5 persen dari total

Jumlah Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, meskipun ada

kecenderungan penurunan LPP setiap tahunnya namun kondisi ini jelas

menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa

menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk ketersediaan sumberdaya

manusia bagi modal pembangunan di Dearah, akan tetapi di satu sisi

kondisi tersebut menyebabkan beban Daerah menjadi semakin besar

dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya. Selain menjadi beban

Pemerintah Daerah juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya

jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan

pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa

menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula

dengan rusaknya moralitas masyarakat.

Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban pemerintah

untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warganya,

maka pemerintah bersama dengan Pemerintah Daerah memberikan

serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar

tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang

Page 66: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 66

dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB

(Keluarga Berencana).

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah

yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah

penduduk. Program keluarga berencana bertujuan agar keluarga sebagai

unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada

pertumbuhan yang seimbang.

Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa

dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau

penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Gambaran Data Potensi sektor Keluarga Berencana sebagai salahsatu

dari kebijakan kependudukan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat

dari tabel Data di bawah ini:

Tabel : 2.33

Data institusi pendukung program Keluaraga berencana

Kabupaten Tasikmalaya 2014

No Uraian Jumlah Keterangan

1 PPKBD 362

2 Sub PPKBD 2.734

3 PKB 47

*Sumber : TDA Kab Tasikmalaya

Tabel : 2.34

Data Pasangan Usia Subur

Kabupaten Tasikmalaya TA 2014

NO Usia PUS (Tahun) Jumlah Keterangan

1 PUS <20 24.897

2 PUS 20-29 154.757

3 PUS 30-49 211.567

Jumlah 391.221

*Sumber : TDA Kab Tasikmalaya

Tabel : 2.35

Data jenis penggunaan Alat kontrasepsi

Kabupaten Tasikmalaya 2014

NO Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Keterangan

1 IUD 23.094

2 MOP 1.452

3 MOW 4.002

4 Implant 14.067

Page 67: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 67

NO Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Keterangan

5 Suntik 166.144

6 Pil 43.550

7 Kondom 1.645

*Sumber : TDA Kab. Tasikmalaya

Untuk mengukur keberhasilan program KB di Kabupaten

Tasikmalaya pada tahun 2014 dapat dilihat dari capaian indikator kinerja

bidang Keluarga Berencana, sehingga akan diperoleh gambaran tentang

pencapaian peserta KB aktif menurut karakteristik, latar belakang

Pasangan Usia Subur, penggunaan alat kontrasepsi yang diminati

masyarakat serta capaian-capaian lainnya yang mendukung keberhasilan

Program Keluarga Berencana di Kabupaten Tasikmalaya.

Indikator pemberdayaan keluarga dalam Program Keluarga

Berencana menjadi bagian penting yang harus disentuh oleh program

pembangunan Pemerintah daerah menyangkut pengetahuan

kewirausahaan, pengetahuan dan praktek akses modal usaha, serta

pengetahuan tumbuh kembang anak melalui Bina Keluarga, selain itu

aspek kesehatan reproduksi remaja akan berdampak terhadap

pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan

sumber informasi KRR. Keberhasilan pelayanan Program Keluarga

Berencana diukur dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama

pelayanan Program Keluarga Berencana, capaian target indikator kinerja

utama pelayanan Program Keluarga Bencana di Kabupaten Tasikmalaya

pada Tahun 2014, sebagai berikut:

Tabel : 2.36

Pelayanan Program Keluarga Berencana

No Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun 2014

1 Prevalensi peserta KB % 64,91 60,66

2 Laju Pertumbuhan Penduduk ( LPP)

% 0,7 0,5

5) Petugas Lapangan Keluarga Berencana

Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB adalah para

pelaksana Program KB, sehingga kedudukannya sangat menentukan

dalam proses manajemen Operasional Program KB baik nasional karena

Page 68: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 68

memiliki karakteristik yang spesifik, maka perlu ada pelayanan

pemasaran yang berfungsi untuk mendukung minat masyarakat agar

bersedia dan mampu memberdayakan keluarganya dalam membina dan

meningkatkan kualitas keluarganya.

Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB merupakan ujung

tombak dalam pergerakan program kependudukan dan program KB di

tingkat lapangan, tahun 2014 sebanyak 58 orang dan dibantu oleh

Tenaga Penggerak Desa (TPD)

6) Tingkat kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR)

TFR adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita

selama masa reproduksinya per 1000 wanita. Asumsi yang digunakan

yaitu tidak ada seorang perempuan pun yang meninggal sebelum

mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur

tidak berubah pada periode waktu pengukuran.

TFR merupakan pengukuran yang menyatakan fertilitas pada

akhir masa reproduksi dari suatu kohor perempuan. Keunggulan TFR

adalah angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang

perempuan selama masa reproduksinya dan telah memperhitungkan

tingkat kesuburan perempuan pada masing-masing kelompok umur.

Tabel : 2.37

Total Fertility Rate Kabupaten Tasikmalaya

No Uraian Satuan Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

1 Total Fertility Rate % 2,6 2,4 2,5 2,5

*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014

b. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan adalah upaya kemampuan perempuan

untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi,

politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan

meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan

berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu

membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan

Page 69: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 69

merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan

kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan

merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan

sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya.

Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi

hambatan guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan

perempuan pada setiap tingkat proses pembangunan. Pelaksanaan

urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya pencapaian

sasaran meningkatnya keadilan dan kesetaraan gender dan peran

perempuan dalam proses pembangunan.

Pemberdayaan perempuan mempunyai peranan yang cukup

strategis diantaranya terhadap keberhasilan pembangunan bidang

kesehatan dan keluarga berencana, konsep pemberdayaan perempuan di

Kabupaten Tasikmalaya terus ditingkatkan melalui Program Keluarga

Sejahtera (PKK) dengan melibatkan berbagai kegiatan pemberdayaan,

Kader Pos Yandu, Pembinaan Kader Pos KB desa dan Sub Pos KB desa,

selain itu juga terintegrasi dalam berbagai sektor pembangunan sesuai

dengan proporsi dan karakteristik yang dimiliki misalnya organisasi

wanita baik sosial, profesi, dan keagamaan diantaranya Gabungan

Organisasi Wanita (GOW), Organisasi Wanita Persatuan antara lain

Dharma Wanita Persatuan, Persit, Bhayangkari, Ikatan Istri Dokter

Indonesia (IIDI), selain itu juga organisasi yang bergerak dibidang

kemasyarakatan Forum Komunikasi Gender (Forkam Gender), Kaukus

Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Tim Penggerak PKK, dan Pusat

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Di

Kabupaten Tasikmalaya terlepas dari program pemberdayaan perempuan

masih terjadi adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,

berikut ini data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di

Kabupaten Tasikmalaya, dengan rincian data sebagai berikut:

Page 70: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 70

Tabel : 2.38

Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan

Di Kabupaten Tasikmalaya TA 2014

NO Jenis Kekerasan Kasus Keterangan

1 Kekerasan terhadap Istri 13

2 Kekerasan terhadap anak 1

3 Traficking -

4 Perkosaan 1

5 Pencabulan -

6 Kekerasan dalam pacaran 3

Jumlah 18

Tabel : 2.39

Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan

Di Kabupaten Tasikmalaya TA 2014

NO Jenis Kekerasan Kasus Keterangan

1 Kekerasan secara fisik 11

2 Kekerasan secara psikis 18

3 Kekerasan secara seksual 4

4 Kekerasan secara ekonomi 13

Jumlah 46

11. Sosial dan Keagamaan

a. Sosial

Pembangunan kesejahteraan sosial yaitu untuk mewujudkan

kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi

kebutuhan dasar demi tercapainya kesejahteraan sosial pemerintah

menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial

secara terencana, terarah dan berkelanjutan. Kesejahteraan sosial adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, sepiritual, dan sosial agar

hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

Kondisinsosial kesejahteraan masyarakat dindikasikan dengan

jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tercermin

dari masih rendahnya daya dorong perekonomian, serta populasi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang masih menjadi

beban sosial, baik bobot maupun kompleksitasnya.

Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah

seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu

hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi

Page 71: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 71

sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani,

rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hamabatan, kesulitan

dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran,

kecacatan, ketuna sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan

lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti

terjadinya bencana.

Masalah kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya masih menjai

fokus perhatian Pemerintah daerah dengan berbagai strategi

penanggulangan kemsikinan melalui program penanggulangan

kemiskinan yang secara sinergis dilakukan oleh masing masing SKPD di

bawah koordinator Tim koordinasi penanggulangan Kemiskinan

Kabupaten Tasikamalaya.

Berdasarkan Data PPLS 2011 penduduk Kabupaten Tasikmalaya

masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 175.444

jiwa atau sekitar 643.308 RTS dari total jumlah penduduk Kabupaten

Tasikmalaya 1.728.618 jiwa atau sekitar 40%, meskipun terdapat trend

penurunan yang signifikan penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya,

ternyata masih menyisakan persoalan tersendiri dalam penangananya,

berikut ini data potensi penaganan penyandang masalah kesejahteraan

sosial termasuk data kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan

rincian data sebagai berikut:

Tabel : 2.40

Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Kabupaten Tasikmalaya

No Jenis PMKS Tahun

2011 2012 2013

1 Balita terlantar 2.536 2.536 2.536

2 Anak terlantar 6.156 6.156 6.156

3 Anak korban tindak kekerasan

40 18

18

4 Anak Nakal 0 1 1

5 Anak Jalanan 9.475 102 102

6 Anak Cacat 0 96 96

7 Wanita rawan sosial ekonomi

5.251 5.269 5.269

8 Wanita korban 82 0 -

Page 72: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 72

No Jenis PMKS Tahun

2011 2012 2013

kekerasan/diperlukan salah

9 Lanjut usia terlantar 14.020 82 82

10 Lanjut usia korban kekerasan

0 0 -

11 Penyandang cacat 8.937 5.562 5.562

12 Penyandang cacat bekas penderita penyakit kronis

0 14 -

13 Tuna susila 14 80 14

14 Pengemis 80 60 80

15 Gelandangan 60 251 60

16 Bekas Warga Binaan lembaga

251 128 251

17 Korban Penyalahgunaan Nafza

2.280 222.384 128

18 Keluarga Fakir miskin 127.121 12.094 222.384

19 Keluarga Berumah tidak layak huni

18.212 187 12.094

20 Keluarga bermasalah sosial psikologi

187 108 187

21 Komunitas adat terpencil 98 497.385 108

22 Masyarakat yang tinggal di daerah rawan social

16.773 1.272 497.385

23 Korban Bencana alam 1.272 43 1.549

24 Korban Bencana social 43 43 550

25 Pekerja migran bermasalah

43 99 43

26 ODHA 55 2.760 99

27 Keluarga rentan 2.760 757.514 2.760

Sumber : TDA 2014

Penanganan PMKS ada terdapat dua pola, yakni pola di luar panti

atau di rumah dan pola panti, untuk yang menggunakan pola panti ini

terdiri dari beberapa kategori. Mulai dari faktor kemiskinan,

keterlantaran, masalah sosial, hingga keterasingan, seperti anak

terlantar, yatim piatu dan yang sedang menghadapi masalah kekersan

dalam keluarga dan perdaganan anak. Itu sebabnya, penanganan yang

diberikan harus mampu penuhi hak-hak mereka. PMKS terdiri dari 27

jenis, namun yang umum terlihat terdiri dari enam kategori besar, yakni

miskin, terlantar, cacat, tunas susila, keterasingan dan tuna social.

Keberhasilan penaganan PMKS diukur dengan tingkat

ketercapaian Indikator Kinerja Utama penanganan PMKS, capaian target

Page 73: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 73

indikator kinerja utama penanganan PMKS di Kabupaten Tasikmalaya

pada perode Tahun 2010 - 2014 , sebagai berikut:

Tabel : 2.41

Data Penanganan PMKS

No Uraian Jumlah

2011 2013 2014

1

Jumlah Sarana Sosial seperti Panti

Asuhan, Panti Jompo dan Panti

Rehabilitasi

93 93 93

2 Jumlah Penanganan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

- Korban Tindak Kekerasan

(perempuan dan anak) 50

50 50

- Jumlah Lanjut Usia Terlantar 148

148

- Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang

ditangani Luar Panti 88

88 88

- Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang

ditangani Dalam Panti 60

60 55

- Jumlah Penyandang Cacat

5.562 5.562 -

- Jumlah Penyandang Cacat yang

ditangani 195

195 266

- Jumlah Korban Penyalahgunaan

NAPZA

158 158 -

- Jumlah Korban Penyalahgunaan

NAPZA yang ditangani -

- 66

- Jumlah Keluarga berumah Tidak

Layak Huni

601 601 -

- Jumlah Keluarga berumah Tidak

Layak Huni yang ditangani 700

700 -

- Orang dengan HIV/AIDS 30

30 50

- Jumlah Persediaan Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi Eks Korban

Bencana

- - -

b. Keagamaan

Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh

setiap manusia dalam mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka,

tidak hanya itu secara individu agama bisa digunakan untuk menuntun

kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari, namun

kalau dilihat secara kelompok atau masyarakat, bagaimana kita

memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat. Fungsi agama

dalam masyarakat antara lain sebagai berikut :

Page 74: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 74

1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis

(hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus

dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan

terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama

masing-masing.

2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu

menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh

agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball

dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik

tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu).

Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya:

Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak Apalagi

bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama)

harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi

mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan

umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka

dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian.

Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan

untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari

sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur

serta setara.

3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok

orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan

perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu

dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.

4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya

makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan,

kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan

ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan

kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.

5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara

serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri

Page 75: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 75

tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang

memukau.

6. Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan

pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan

fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen

perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi

pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif

dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang

lain.

8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama

mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat

agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama

tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan

atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.

Sejalan dengan Visi Kabupaten Tasikmalaya yang Religius dan

Islami, dengan pemaknaan Religius Islami adalah merupakan sikap

keberagamaan yg dicerminkan dalam perilaku keseharian di masyarakat

dan penyelenggaraan pemerintahan yg menjunjung tinggi nilai-nilai

universal kemanusiaan seperti keadilan, persamaan (equal), menghargai

perbedaan (pluralitas) dan sebagainya.

Visi Kabupaten Tasikmalaya yang religius islami bermaksud untuk

menjadikan spirit keagamaan Islam menjadi landasan dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan membangun hubungan sosial

kemasyarakat. Nilai-nilai Islam yg universal menjadi landasan dan nafas

penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.

Kabupaten Tasikmalaya dijuluki dengan sebutan Kota santri atau dengan

ikon seribu masjid yang tersebar di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya,

berikut data potensi sarana agama dan keagamaan di Kabupaten

Tasikmalaya, dengan data sebagai berikut:

Page 76: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 76

Tabel : 2.42

Data sarana peribadatan

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2013

NO Sarana Peribadatan Jumlah Bangunan

2011 2012 2013

1 Mesjid 4.657 4.650 3.402

2 Langgar 6.038 6.039 6.119

3 Mushola 4.868 4.853 1.569

4 Gereja 3 3 3 Sumber : TDA Kab. Tasikmalaya

Tabel : 2.43

Data Penduduk pemeluk agama

Kabupaten Tasikmalaya 2014

NO Agama Jumlah Pemeluk

2011 2012 2013

1 Islam 1.660.745 1.706.716 1.706.167

2 Protestan 417 304 469

3 Katolik 67 66 95

4 Hindu 5

5 Budha -

6 Lainnya 56 56 49

Sumber TDA Kab. Tasikmalaya

Tabel : 2.44

Data Pesantren, kyai dan santri

Kabupaten Tasikmalaya 2013

NO Uraian Tahun

2010 2011 2013 1 Pondok Pesantern 700 701 752

2 Tenaga pengajar 1.001 5.399 3.840

3 Santri 39.680 3.8515 83.394

4 Madrasah Diniyah 3.505 3.505 3.533

5 Murid Madrasah Diniyah 201.809 201.809 146.374

6 Guru Madrasah Diniyah 14.755 14.755 15.660

Sumber TDA Kab. Tasikmalaya

12. Ketenagakerjaan

Salah satu permasalahan pembangunan dalam bidang tenaga

kerja yang sangat krusial adalah pengangguran yang disebabkan tidak

sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju

pertumbuhan kesempatan kerja, serta masih rendahnya kompetensi

tenaga kerja. Selain itu masih terbatasnya kapasitas kelembagaan,

sarana dan prasarana pelatihan serta terbatasnya paket kegiatan

bimbingan usaha. Hal lain yang masih perlu perhatian adalah upaya

Page 77: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 77

perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari

Kabupaten Tasikmalaya

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran proporsi

penduduk usia kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan

bekerja atau mencari pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif

dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi

barang dan jasa. Rincian angkatan kerja menurut jenis kelamin dan

kelompok umur memberikan profil distribusi penduduk yang aktif secara

ekonomi. Secara umum, kegunaan indikator ini adalah untuk

mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang

aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, dan menunjukkan

besaran relatif dan pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia

untuk produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK

diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah

penduduk usia kerja.

Tabel : 2.45 Jumlah Pencari Kerja berdasarkan Jenjang Pendidikan

Tahun 2010 – 2013

Jenjang Pendidikan Tahun

2010 2011 2012 2013

SD dan Tidak Tamat SD 41 391 67 71

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 351 271 499 710

Sekolah Lanjutan Tingkat Aras 3.384 2.308 6.227 792

Akademi (Sarjana Muda) 946 1.225 713 982

Perguruan Tinggi/Universitas 1.717 1.475 1.207 271 Sumber TDA Kab Tasikmalaya

13. Transmigrasi

Transmigrasi merupakan salah satu bentuk perpindahan

penduduk atau mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain

dalam satu negara dengan tujuan antara lain :

(1) Membuka daerah dari yang padat ke yang kurang

penduduknya dan meningkatkan potensi daerah tujuan;

(2) Meningkatkan produksi hasil pertanian dengan cara

ekstensifikasi lahan;

Page 78: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 78

(3) Secara sosial budaya meningkatkan persatuan dan kesatuan

bangsa;

(4) Pemerataan penyebaran penduduk;

(5) Meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional;

(6) Meningkatkan taraf hidup penduduk.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2013 melakukan

pemberangkatan transmigrasi sebanyak 236 Kepala Keluarga atau

sebanyak 779 jiwa yang terdiri dari transmigrasi lokal sebanyak 234

kepala keluarga atau sebanyak 768 jiwa dan transmigrasi umum

sebanyak 5 kepala keluarga atau 11 jiwa, dengan daerah tujuan di luar

Pulau Jawa yaitu : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Tengah, Jambi dan Maluku.

14. Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah

Kabupaten Tasikmalaya terkenal sebagai tempat lahirnya koperasi

di Indonesia. Kiprah koperasi selama ini turut mendukung usaha kecil

dan menegah di Kabupaten Tasikmalaya. Sampai Tahun 2014, terdapat

714 koperasi dengan rincian : koperasi aktif sebanyak 377 unit dan

koperasi sehat sebanyak 100 unit. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal

dengan industri kecil kerajinan anyaman. Produk kerajinan yang

menjadi unggulan antara lain: anyaman mendong, anyaman pandan,

anyaman bambu, dan bordir.

Jenis komoditas anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya

dalam setiap tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha,

penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang dihasilkan

dalam memenuhi tuntutan pasar serta perkembangan kebutuhan yang

dinamis. Terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah

dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak

Rp.93.391.200.000. Anyaman pandan dalam produksinya banyak

diminati pasar terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra

dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak

15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp

Page 79: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 79

3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000.

Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang dihasilkan

dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan

kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam memenuhi kebutuhan

dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan 1.499 unit usaha, serta

dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032 orang. Dalam mendukung

komoditas bambu agar mampu memenuhi kebutuhan pasar serta

mampu bersaing telah ditanamkan investasi sebesar Rp 4.381.217.000

dengan nilai produksi sebesar Rp 275.918.400.000. Komoditas bordir

dalam perkembangannya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 89 sentra,

dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan penyerapan tenaga kerja

sebanyak 18.885 orang. Dalam mendukung komoditas bordir tersebut

investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 16.770.694.000 dan dengan

nilai produksi sebesar Rp 1.019.790.000.000.

Tabel : 2.46

Data UMKM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014

No Uraian Tahun Capaian

2011 2012 2013 2014

1 Meningkatnya Jumlah koperasi baru per tahun

12 12 13 10

2 Meningkatnya Jumlah Koperasi sehat

126 137 110 100

3 Meningkatnya Jumlah

Koperasi aktif 335 402 369 377

4 Meningkatnya Jumlah Koperasi

676 692 704 714

5 Meningkatnya Jumlah Anggota

133.072 150.857 152.831 136.367

6 Meningkatnya Jumlah Modal*)

118.965 136.008 186.319 314.521

7 Meningkatnya Jumlah Karyawan

1.434 1614 1.633 1.481

8 Meningkatnya Total asset*)

252.498 292.953 350.550 506.331

9 Meningkatnya Volume usaha

135.703 189.433 225.352 214.720

10 Meningkatnya Laba*) 2.803 1.176 6.095 4.441

11 Meningkatnya Jumlah UKM

29.138 31.207 32.125 33.731

Ket *) dalam juta

Page 80: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 80

15. Penanaman Modal dan Investasi

Penanaman modal merupakan suatu upaya mengelola uang

dengan cara menyisihkan sebagian uang tersebut untuk ditanam pada

bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan di masa

datang, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) yaitu PD BPR, PDAM dan PDUP

Keberadaan penanaman modal di Kabupaten Tasikmalaya terkait

dengan adanya tuntutan untuk menyelenggarakan pembangunan

ekonomi daerah pada umumnya dihadapkan dengan beberapa

permasalahan diantaranya kekurangan modal, kemampuan dalam hal

teknologi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Berbgai upaya

telah dilakukan untuk mendorong penanaman modal baik yang berasal

dari dalam maupun luar daerah dengan melalui penyederhanaan

prosedur, terciptanya system pelayanan investasi yang efesien dan efektif

dan terciptanya kepastian hukum, iklim investasi yang kondusip dengan

harapan untuk meningkatkan nilai investasi yang masuk ke Kabupaten

Tasikmalaya.

Tabel : 2.47

Data Investasi dan BUMD Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014

No Uraian Tahun Capaian

2011 2012 2013 2014

1 Jumlah pelaku usaha yang dibina (PMA&PMDN)

0 2 19 4

2 Jumlah promosi investasi (temu investasi dan pameran investasi)

0 6 5 2

3 Laju Pertumbuhan Investasi

11,47 0 14,27 7,62

4 Kontribusi BUMD (PDBPR)

Total asset 282.255 343.396 421.443 479.962

Kredit yang disalurkan 233.173 279.862 344.919 379.297

Laba 11.446 13.941 18.878 23.567

5 Kontribusi BUMD (PDAM)

Total asset 26.196 29.756 30.201 32.077

Air yang terjual 20.620 29.197 33.460 33.714

Laba 4.575 5.641 5.702 3.546

6 Kontribusi PDUP

Total asset 4.158 3.891* 3.891*

Laba 260 (8.105,)* (1.991.) * *Belum di audit

Page 81: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 81

16. Kebudayaan

Pelaksanaan urusan kebudayaan di Kabupaten Tasikmalaya tidak

terlepas dari pengembangan pariwisata daerah. Keberhasilan sektor

kebudayaan dan kepariwisataan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat

dari dua sisi yaitu tingkat keberhasilan capaian program yang telah

ditentukan dan dari tingkat capaian hasil program kegiatan

diantaranyan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi ke obyek

pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya

Pembangunan Bidang Pariwisata telah berhasil mendatangkan

wisatawan domestik sebanyak 667.481 orang pada tahun 2011 dan

877.100 orang pada Tahun 2014 dari target 687.217 orang atau

mengalami peningkatan 21,64%, tetapi untuk wisatawan mancanegara

pada Tahun 2014 hanya 4.110 orang dari target 8.670 orang.

Dikarenakan Kampung Naga telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sebagai Destinasi Wisata Internasional,

maka Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya harus memfokuskan penataan

fasilitas pendukung Objek Wisata Kampung Naga untuk menarik

kunjungan wisatawan mancanegara.

Tabel : 2.48

Data Kunjungan wisatawan dan even seni budaya

di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Jumlah kunjungan wisatawan ke

Kab.Tasikmalaya per tahun 675.587 716.709 698.515 881.210

- Wisatawan Nusantara 667.481 709.867 693.354 877.100

- Wisatawan Mancanegara 8.106 6.842 5.161 4.110

2 Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan

lingkungan

1 1 10 11

3. Jumlah even seni dan budaya

- Penyelenggaraan even seni dan

budaya 6 13 14

- Pengiriman misi seni dan

budaya 5 10 8

4. Jumlah sarana penyelenggaraan

seni budaya

- Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni)

- 3 4 3

Page 82: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 82

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

- Sarana pengembangan seni

(alat seni) - 2 5 11

5. Jumlah benda, situs dan kawasan

cagar budaya yang dilestarikan

- Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang

ada

41 41 41 41

- Jumlah benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang

dipelihara

- 10 13 16

17. Kepemudaan dan Olahraga

Pelaksanaan pembangunan pada urusan pemuda selama periode

2011 – 2014 diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,

kepemimpinan, kewirausahaan. Jumlah pemuda di Kabupaten

Tasikmalaya, yaitu yang termasuk usia 16 – 30 tahun mencapai 30 %

dari total jumlah penduduk, angka tersebut merupakan potensi yang

besar jika dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk dilibatkan dalam

proses-proses pembangunan, pemuda memiliki potensi yang strategis

dan berperan aktif dalam peningkatan organisasi kepemudaan dalam

pembangunan.

Organisasi kepemudaan adalah lembaga nonformal yang tumbuh

dan eksis dalam masyarakat diantaranya KNPI, Ikatan Remaja Mesjid,

Kelompok Pemuda (Karang Taruna) sebagai wadah pengembangan

generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat.

Dalam hubungannya dengan pembangunan kepemudaan perlu

adanya komitmen pelaku kebijakan sebagai isu dan melibatkan pemuda

sebagai bagian penting dalam menunjang pembangunan, tidak bisa

dipungkiri lagi pemuda tidak akan pernah lepas dari olahraga sehingga

dengan olahraga pemuda dapat menghilangkan perilaku negative dan

mereka bisa belajar menghargai orang lain.

Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi

bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Bahkan melalui olahraga dapat dilakukan national character

Page 83: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 83

building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk

membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan

nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang

bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga, melalui

pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas Sumber Daya Manusia

dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab,

disiplin, sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi

olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab

itu, pembangunan olahraga perlu mendapatkan perhatian yang lebih

proporsional melalui pembinaan, manajemen, perencanaan dan

pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan nasional.

Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi

bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan

martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menempatkan

atletnya sebagai juara di berbagai kegiatan olahraga besar baik untuk

tingkat Propinsi maupun bahkan even tingkat Nasional.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi besar untuk

menciptakan atlet-atlet potensial di berbagai cabang olahraga dengan

melibatkan putera puteri terbaik Daerah, berikut ini data potensi

organisasi kepemudaan di Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel : 2.49

Data organisasi kepemudaan

Kabupaten Tasikmalaya 2010 -2014

NO Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Karang Taruna 351 351 351 351

2 Organisasi

Kepemudaan

45 45 45 45

3 Pemuda Pelopor

Pembangunan

21 21 21 21

*Sumber : LKPJ Tahun 2014

Keberhasilan pembinaaan olahraga dan kepemudaan diukur

dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama program pembinaan

olahraga dan kepemudaan, capaian target indikator kinerja utama

Page 84: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 84

program pembinaan olahraga dan kepemudaan di Kabupaten

Tasikmalaya pada Tahun 2011 - 2014 , sebagai berikut:

Tabel : 2.50 Data Pembinaan dan Prestasi Keolahragaan

di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 -2014

NO Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Jumlah induk organisasi olahraga

31 31 35 37

2 Jumlah atlit yang dibina

241 241 251 256

3 Jumlah kompetisi yang digelar

12 12 13 14

4 Jumlah Medali yang diraih dalam:

SEA GAMES - Emas - Perak - Perunggu

4 1 1

Tidak diselengga-

rakan

PON - Emas - Perak - Perunggu

14 6 4

Tidak diselengga-

rakan

Tidak diselengga-

rakan

PORDA - Emas - Perak - Perunggu

18 14 19

23 24 21

PEPARDA - Emas - Perak - Perunggu

16 6 6

*Sumber : LKPJ Tahun 2014

18. Kesatuan Bangsa

Pelayanan terhadap penyelenggaraan keamanan dan ketertiban

masyarakat dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat melalui

penyediaan polisi pamong praja, linmas dan pos kamling. Jumlah anggota

satuan linmas di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 sebanyak 8.864

orang yang tersebar di 351 desa yang ditunjang dengan adanya pos

kamling di setiap kedusunan. Penyelenggaraan Pembangunan Bidang

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat difokuskan pada

terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan

masyarakat lingkungan masing-masing dan terwujudnya perlindungan

masyarakat dari bencana. Selain itu, difokuskan juga untuk menghindari

Page 85: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 85

terjadinya pelanggaran Peraturan Daerah yang dilaksanakan melalui

sosialisasi Peraturan Daerah, sejak proses legislasi, sosialisasi hingga

penerapannya.

Gangguan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang sering

terjadi di Kabupaten Tasikmalaya di antaranya adalah penyalahgunaan

penggunaan narkoba, kenakalan remaja, pencurian kendaraan bermotor,

perampokan, penipuan, penganiayaan, pemerasan. Kondisi ini

memerlukan penanganan yang berkesinambungan serta terintegrasikan

antara aparat ketentraman daerah, yang bekerja sama dengan perangkat

satuan polisi pamong praja, aparat perlindungan masyarakat (LINMAS)

dan ketahanan lingkungan keluarga masing-masing, serta segenap

komponen masyarakat. Selanjutnya, konflik antar internal umat

beragama yang mengganggu keamanan dan ketertiban di Kabupaten

Tasikmalaya bisa dikendalikan dan sampai saat ini kerukunan kehidupan

beragama cukup kondusif, hal ini tidak lepas dari peran serta ulama dan

umaro dalam melayani dan mengayomi umat beragama di Kabupaten

Tasikmalaya. Kondisi tersebut bisa dilihat dalam indikator peningkatan

fasilitas pencapaian halaqoh dalam berbagai forum keagamaan.

Kesiap-siagaan petugas dalam deteksi dini dan penggulangan

tanggap darurat bencana juga memadai hal ini ditandai dengan jumlah

anggota linmas tiap desa dengan populasi cukup disertai dengan

pelatihan keterampilan yang telah dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan kesiapsiagaan personal linmas dalam melayani masyarakat

khususnya korban bencana alam.

19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian

Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten

Tasikmalaya yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten

Tasikmalaya mendapat nilai 48,84 poin, dengan predikat nilai “C” (cukup

baik/memadai perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar) dan hal ini

mengalami peningkatan apabila dibandingakan tahun 2013, hasil

Page 86: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 86

evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Tasikmalaya

mendapat nilai 36,15 poin

Kedudukan aparatur pemerintah daerah memegang peran sangat

penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tidak hanya untuk

menggerakkan manajemen dan organisasi pemerintahan, melainkan juga

dalam keseluruhan konteks demokratisasi. Terkait dengan hal tersebut,

maka perencanaan sumberdaya termasuk di dalamnya pengembangan

organisasi, sistem remunerasi, sistem perencanaan dan pengembangan

karir menjadi penting dan prioritas, khususnya dalam mewujudkan

kondisi pemerintahan yang berorientasi kepada pelayanan. Hal tersebut

terlihat dengan adanya peningkatan kualitas sumberdaya aparatur yang

diindikasikan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan

aparatur.

Aparatur pemerintah daerah dituntut untuk mengembangkan

sumber dayanya agar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan

daerahnya menuju kemandirian dan siap berkompetisi dengan daerah

lain untuk menarik investasi. Dalam demokratisasi masyarakat lebih

sadar akan hak dan tanggung jawabnya, termasuk terhadap negara,

sehingga masyarakat akan lebih bebas dalam menuangkan aspirasinya

terhadap kinerja pemerintah dan mengawasi birokrasi. Kesiapan aparatur

dalam mengantisipasi demokratisasi perlu ditingkatkan agar mampu

meningkatkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat ataupun

pemerintahan.

Jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Tasikmalaya pada

Tahun 2013 sebanyak 14.827 orang terdiri dari 7.498 (50,57%) laki-laki

dan 7.329 (49,43%) perempuan. Sementara kalau dilihat dari jenjang

tingkat pendidikan tertinggi sebagian besar pegawai negeri di Kabupaten

Tasikmalaya telah mencapai pendidikan S1 yaitu sebesar 66,28 %

tepatnya 9.828 orang pegawai yang terdiri dari 4.555 laki-laki dan 5.273

perempuan. Bila dirinci menurut Golongan maka sebagian besar yaitu

51,99 persen golongan IV, sedangkan golongan I hanya 0,70 persen,

selebihnya tersebar pada golongan II dan III, yaitu masing masing 12,23

Page 87: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 87

persen dan 35,08 persen. Hal tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel : 2.51

Data Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNSD) Kabupaten Tasikmalaya 2011 -2013

NO Uraian Tahun

2011 2012 2013 A Golongan IV 7.855 7.772 7.709

1 Pembinan Utama IV/ e - - -

2 Pembina Utama Madya IV/d - - 1

3 Pembina Utama IV/ c 14 25 36

4 Pembina Tk. I IV/ b 229 271 321

5 Pembina IV/ a 7.612 7.476 7.351

B Golongan III 4.961 5.115 5.201

1 Penata Tk. I III/d 1.227 1.056 1.012

2 Penata III/c 767 840 905

3 Penata Muda Tk I III/b 1.165 1.190 1.427

4 Penata Muda III/a 1.802 2.029 1.857

C Golongan II 3.077 2.370 1.814

1 Pengatur Tk I II/d 265 204 320

2 Pengatur II/c 679 632 494

3 Pengatur Muda Tk I II/b 1.172 1.056 692

4 Pengatur Muda II/a 961 478 308

D Golongan I 178 139 103

1 Juru Tk I I/d 44 37 22

2 Juru I/c 61 52 33

3 Juru Muda Tk I I/b 40 44 43

4 Juru Muda I/a 33 6 5

Jumlah PNS 16.071 15.396 14.827 Sumber : TDA 2012-2014

20. Ketahanan Pangan

Dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan, Ketahanan Pangan

didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,

dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan

budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan. Tiga pilar dalam ketahanan pangan yang terdapat dalam

definisi tersebut adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan

(accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability)

yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat.

Page 88: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 88

Apabila ketiga pilar ketahanan pangan terpenuhi, maka masyarakat atau

rumah tangga tersebut mampu memenuhi ketahanan pangannya masing-

masing.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Bagian Ketahanan

Pangan, Setda telah berusaha untuk mewujudkan terjaminnya akses

pangan rumah tangga dan perseorangan. Dalam rangka pembentukan

cadangan pangan pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten

Tasikmalaya telah menyimpan stok pangan dalam bentuk beras di Sub-

Dolog Ciamis sebanyak 17 ton yang dapat digunakan apabila ada

keadaan darurat sesuai dengan Undang-undang Pangan No.18/2012.

Disamping cadangan pangan pemerintah, masyarakat juga menyimpang

stok pangan dalam bentuk lumbung pangan masyarakat yang kondisinya

terus dipantau oleh Bagian Ketahanan Pangan melalui Sistem Informasi

Manajemen yang bekerjasama dengan PT. Indosat. Dalam meningkatkan

distribusi pangan, telah dibentuk Gapoktan Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (LDPM) yang sampai Tahun 2014 telah terbentuk 15

Gapoktan. Adapun tujuannya yaitu (1) Pemberdayaan Gapoktan,

sehingga mampu mengembangkan unit usaha distribusi pangan dan unit

cadangan pangan; (2) Peningkatan aktivitas, kapasitas usaha,

permodalan, dan terciptanya lapangan usaha; (3) Meningkatnya akses

pangan masyarakat dan meningkatnya cadangan pangan.

Pembangunan Ketahanan Pangan yang berhasil akan menentukan

kualitas generasi yang akan datang. Ketahanan Pangan sebagai salah

satu urusan wajib pemerintah daerah masih menghadapi berbagai

permasalahan yaitu : kurangnya keanekaragaman konsumsi pangan yang

dibuktikan dengan nilai Pola Pangan Harapan sebesar 61,5% dari rata-

rata PPH Jawa Barat 70,2%, tidak stabilnya harga pangan yang

menyebabkan sebagian rumah tangga tidak bisa mengakses pangan, dan

tingginya konsumsi beras per kapita per tahun. Selain itu, masih

banyaknya Desa Rawan Pangan menurut Badan Ketahanan Pangan

Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, yaitu 31 Desa, merupakan tantangan

Pembangunan Ketahanan Pangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Page 89: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 89

Tabel : 2.52 Data Cadangan Pangan, Distribusi dan Penganekaragaman Pangan

di Kabupaten Tasikmalaya Peroide 2011 - 2014

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Ketersediaan dan Cadangan Pangan

a. Ketersediaan Energi dan

Protein Perkapita

- Ketersediaan

Energi

87.39 84,8 -

b. Penguatan cadangan pangan 38 7 - 17

2 Distribusi dan Akses Pangan

a. KetersediaanInformasi

pasokan, harga dan akses

pangan daerah - Tersedianya Petugas

Pengumpulan data/

informasi harga dan

pasokan pangan

4

-

4

4

b. Stabilitas harga dan pasokan

pangan - Terfasilitasinya

pengembangan lembaga

distribusi pangan

masyarakat /LDPM

8 2 1 4

3 Penganekaragaman dan

Keamanan Pangan

a. Skor Pola Pangan Harapan

(PPH) 89.63 61,5 61,5

21. Kearsipan

Kearsipan yaitu suatu proses kegiatan mulai dari penerimaan,

pengumpulan, pengaturan, pemeliharaan dan juga kegiatan penyimpanan

untuk warkat menurut sistim yang telah ditentukan. Berdasarkan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, menyatakan bahwa arsip ialah

naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan

Badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam

keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan

kegiatan atau dengan kata lain arsip sebagai hasil endapan informasi

pelaksanaan kegiatan instansi yang tercipta karena fungsi instansi

berjalanan dan disimpan untuk dipergunakan

Page 90: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 90

Pelaksanaan tata kelola kerasipan secara baku di Seluruh SKPD,

Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2014

sebagaimana berikut :

Tabel : 2.53 Data Pengelolaan Arsip secara Baku

di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 -2015

No Indikator Capaian

Sasaran SATUAN

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013 Tahun

2014

1. Meningkatnya

kelembagaan teknis

perpustakaan

desa/kelurahan

Perpustakaan 20 39 7 18

2. Meningkatnya SDM

Pengelola

Perpustakaan

Desa/Kelurahan

Orang 20 7 7 18

3. Meningkatnya koleksi

bahan perpustakaan

Desa/Kelurahan

Eksemplar 20.000 7.000 7.000 -

4. Meningkatnya koleksi

bahan perpustakaan

umum

Eksemplar - 1.250 1.250 936

5. Tingkat penerapan

teknik informasi

dalam administrasi

kearsipan

SKPD 1 3 2 1

6. Tingkat pelayanan

informasi kearsipan

daerah bagi

masyarakat

Orang

21 30 25 10

7. Penyelamatan arsip

in aktif SKPD 1 3 2 1

22. Komunikasi dan Informatika

Ketersediaan sarana dan prasarana (teknologi) komunikasi dan

informasi yang tersedia di Kabupaten Tasikmalaya yang tersedia terdiri

dari: akses internet, sistim informasi, Hotspot, media informasi, dan radio

komunikasi. Jumlah SKPD di Kabupaten Tasikmalaya yang telah

memiliki akses internet sebanyak 28 SKPD.

23. Urusan Pemberdayaan Desa

Pembangunan desa memegang peranan yang strategis karena

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan hakikatnya bersinergi

Page 91: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 91

terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, hal tersebut dapat

dilihat program pembangunan yang dirancang pemerintah mengakomodir

pembangunan desa dalam program kerjanya tentunya berlandaskan

pemahaman bahwa desa sebagai kesatuan geografis terdepan yang

merupakan sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur

pemerintahan desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru

terdepan dan langsung berada ditengah masyarakat

Tabel : 2.54

Data Pemerintah Desa Kabupaten Tasikmalaya

Periode 2011 – 2014

No Indikator Capaian Sasaran Satuan Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

1

Terbentuknya Desa Layak

Anak menuju KLA

(Kabupaten Layak Anak)

Kab - 1 1 1

2

Jumlah desa yang mengikuti

program peningkatan peranan

wanita menuju keluarga sehat

dan sejahtera (P2WKSS)

Desa 1 1 1 1

3

Jumlah desa yang

mendapatkan dana stimulant

desa unggul dan mandiri per

tahun

Desa 7 10 -

-

4 Meningkatnya Jumlah desa

yang memiliki BUMDES

Usaha Ekonomi Desa (UED)

Buah

Kelom

pok

7

103

10

103

-

-

-

-

5 Meningkatnya Prestasi dalam

Lomba Desa Keg 1 1 1 1

6 Jumlah desa yang mengikuti

lomba desa Desa 1 1 1 1

7

Meningkatnya jumlah desa

yang melaksanakan BSMSS

Bhakti Siliwangi Manungggal

Satata Sariksa

Desa 1 1 1 1

8 Menigkatnya jumlah desa

yang melaksanakan TMMD Desa 1 1 1 1

9 Jumlah desa yang sudah

memiliki profil desa Desa 351 351 351 351

10 Jumlah Alokasi Dana Desa Desa 351 351 351 351

*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014

Page 92: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 92

24. Perpustakaan

Gambaran umum pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai

dengan tahun 2014 memiliki 1 buah perpustakaan pemerintah daerah.

Mengingat minat baca masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada

umumnya masih rendah, maka perlu dikembangkan perpustakaan di

daerah berupa perpustakaan desa.

Tabel : 2.55

Data Perpustakaan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 -2014

No Sarana Perpustakaan Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Perpustakaan Desa 159 198 205 223

2 SDM Pengelola Perpustakaan Desa

159 166 173 191

3 Koleksi bahan perpustakaan Desa/Kelurahan

435.500 442.500 449.500 -

4 Koleksi bahan perpustakaan umum

5.307 6.557 7.807 936

5 Pemanfaatan perpustakaan Desa/Kelurahan

112

Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kab. Tasikmalaya

2.4.2. Fokus Layanan Pilihan

1. Pertanian

a. Pertanian dan Hortikultura

Tanaman pangan memiliki peran penting karena merupakan

komoditas strategis yang menyangkut hajat hidup masyarakat secara

keseluruhan dan menyediakan kesempatan kerja, sumber pendapatan

serta memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya.Kabupaten Tasikmalaya

mempunyai komoditasunggulan tanaman pangan yang tersebar pada

beberapa kecamatan. Komodittas tersebut terdiri dari: Padi, Jagung,

Kacang Tanah, Kedelai.

Komoditas tanaman pangan utama yang juga merupakan salah

satu indikator keberhasilan pembangunan bidang tanaman pangan

nasional yaitu padi. Berdasarkan data Tahun 2014, produksi padi

Kabupaten Tasikmalaya sebesar 840.653 ton dengan produktivitas padi

Page 93: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 93

sawah mencapai 66,94 kw/Ha. Dengan produksi yang terus meningkat

sebesar 5%, Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan penghargaan dari

Presiden RI.

Sedangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu jagung,

produksi Tahun 2014 sebesar 64.649 ton dengan produktivitas mencapai

64,50 kw/ha. Pengembangan jagung tersebar di kecamatan-kecamatan:

Karangnunggal, Bantarkalong, Cipatujah, Pancatengah, Salopa, Cibalong,

Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, dan Ciawi. Dalam tematik

kewilayahan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Tasikmalaya berperan

sebagai penghasil jagung bersama Kabupaten Garut dalam

pengembangan kluster unggas di Priangan Timur karena jagung menjadi

salah satu bahan dalam pembuatan pakan ternak unggas.

Kesadaran masyarakat khususnya masyarakat internasional

menumbuhkan permintaan terhadap beras yang diproduksi secara

organik. Kabupaten Tasikmalaya sejak tahun 2010 telah mengembangkan

padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) dan

memproduksi beras organik sertamengekspornya ke negara-negara lain.

Tahun 2014 Kabupaten Tasikmalaya telah mengekspor sebanyak 121.575

kg ke negara Jerman, Italia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Belgia.

Sentra produksi padi organik terdapat di Kecamatan Manonjaya,

Sukahening, Sukaraja, Sukaresik, Salawu, Cisayong dan Cineam.Sampai

pada Tahun 2014, produksi padi organik mengalami kenaikan sebesar

0,02 persen dari Tahun 2013, yakni dari produksi 63.301 ton pada tahun

tersebut, menjadi 64.635 ton pada Tahun 2014.Pengembangan padi

organik disamping meningkatkan pendapatan petani karena nilai jual

lebih tinggi dari padi konvensional juga memberikan kontribusi terhadap

peningkatan produktivitas padi pada umumnya.Untuk menjamin kualitas

serta pemasaran produk para petani di kabupaten yang tergabung dalam

gabungan kelompok tani (Gapoktan) telah menjalin kerjasama kemitraan

dengan PT Bloom Agro dan Gapoktan SIMPATIK. Salah satu hasil yang

dihasilkan dari kerjasama tersebut antara lain dengan diterimanya

sertifikat organik dari “Institute of Marketology Organization” (IMO) Swiss,

yang berarti adanya pengakuan internasional bahwa kelompok tani itu

Page 94: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 94

sudah menerapkan sistem budidaya dan pengolahan beras dengan baik

dan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, keamanan pangan, serta

keberlanjutan produktivitas lahan.

Komoditas hortikultura yaitu buah-buahan dan sayuranjuga menjadi

komoditas unggulan Kabupaten Tasikmalaya. Komoditas buah-buahan

terdiri dari: Manggis, Durian, Salak, dan Pisang, sedangkankomoditas

sayuran meliputi: Cabe Merah, Mentimun, dan Tomat.

Meskipun komoditas hortikultura merupakan komoditas unggulan,

saat ini potensi perkembangan masing-masing komoditas masih jauh dari

harapan. Hal ini merupakan tantangan sekaligus potensi untuk

dilakukan perbaikan di masa yang akan datang. Komoditas buah-

buahan khususnya Manggis, Durian, Salak dan Pisang pada Tahun 2014

cenderung produksinya menurun dibandingkan Tahun 2013

dikarenakan produktivitasnya yang mengalami penurunan pula.Padahal

Manggis Puspahiang mempunyai prospek yang sangat besar karena

menjadi komoditas ekspor buah-buahan utama ke Tiongkok. Demikian

pula untuk komoditas Durian Jatiwaras, telah dikenal sejak lama menjadi

salah satu durian unggulan di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk

komoditas Salak, saat ini sedang dikembangkan Salak Manonjaya yang

mempunyai rasa manis dan berdaging tebal, meskipun sangat besar

tantangannya dalam hal produksi bibit dari pohon induk. Sementara

untuk komoditas pisang, saat ini tengah dikembangkan Pisang Kirana di

Kecamatan Sodonghilir yang telah mempunyai kerjasama pemasaran

dengan Sun Pride.

Komoditas sayuran pada umumnya dilaksanakan di lahan bukan

sawah dalam bentuk hamparan, dengan perlakuan teknologi yang sudah

intensif.Dari 3 (tiga) komoditas hortikultura sayuran, komoditas cabe

besar menjadi komoditas utama yang strategis karena menjadi komoditas

penghasil inflasi kedua terbesar setelah ayam ras pedaging di Wilayah

Priangan Timur. Hal ini mendorong Bank Indonesia Tasikmalaya

membentuk Kulster Cabe yang bertujuan untuk mengamankan produksi

cabe sepanjang tahun. Untuk komoditas cabe besar produksinya

meningkat dibanding Tahun 2013, dari produksi sebesar 26.606 ton

Page 95: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 95

pada Tahun 2013 menjadi 28.136 ton pada Tahun 2014tapi dengan

produktivitas yang menurun dari 172,54 kw/ha pada Tahun 2013

menjadi 168,98 kw/ha pada Tahun 2014. Begitu pula komoditas

mentimun dan tomat mengalami peningkatan produksi dibandingkan

Tahun 2013. Produksi komoditas yang meningkat tapi dengan

produktivitas yang menurun mengindikasikan adanya peningkatan luas

tanam.

Pembangunan Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

mendapatkan banyak tantangan terutama dari penurunan kesuburan

tanah akibat praktek pertanian intensif bertahun-tahun, menurunnya

kualitas infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi, berkurangnya

jumlah penyuluh pertanian, serta alih fungsi lahan pertanian. Untuk alih

fungsi lahan pertanian khususnya sawah, Pemerintah Kabupaten

Tasikmalaya telah menginventarisasi lahan-lahan sawah yang akan

ditetapkan menjadi Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan sesuai dengan

amanat Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selanjutnya hasil inventarisasi

akan dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya

tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Selain

melalui perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, berkurangnya lahan

pertanian khususnya sawah bisa ditanggulangi dengan pencetakan

sawah baru di Kabupaten Tasikmalaya Bagian Selatan.

Tabel : 2.56 Data Produksi Pertanian dan Hortikultura

Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2014

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

1 Meningkatnya produksi pertanian :

Padi

- Padi sawah Ton 823.422 747.097 854.041 840.653

- Padi gogo Ton 31.775 19.615 28.610 26.558

- Padi organic Ton 67.089 59.619 63.301 64.635

Palawija

- Jagung Ton 55.291 48.661 48.048 46.649

- Kedele Ton 2.807 1.689 3.912 4.613

- Kacang tanah Ton 4.607 4.620 7.092 5.674

- Ubi kayu Ton 293.011 233.243 228.102 331.375

Sayuran

Page 96: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 96

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

- Cabe merah Ton 24.855 33.413 26.606 28.136

- Mentimun Ton 14.223 13.538 8.019 9.275

- Tomat Ton 5.533 5.661 4.513 7.170

Buah-buahan

- Manggis Ton 12.100 22.518 22.321 14.514

- Salak Ton 43.377 87.883 83.637 77.930

- Pisang Ton 8.794 3.615 3.668 3.814

- Durian Ton 8.794 95.870 115.807 121.313

2 Meningkatnya produktivitas pertanian :

Padi

- Padi sawah Kw/Ha 64,53 66.62 66,78 66,94

- Padi gogo Kw/Ha 38,22 36.99 40,72 48,41

Palawija

- Jagung Kw/Ha 60,77 62.59 63,66 64,50

- Kedele Kw/Ha 12,85 14.69 13,69 14,92

- Kacang tanah Kw/Ha 16,10 16.16 16,87 17,86

- Ubi kayu Kw/Ha 199,43 201.73 202,72 239,99

Sayuran

- Cabe merah Kw/Ha 139,87 186.56 172,54 168,98

- Mentimun Kw/Ha 122,30 121.53 98,64 92,75

- Tomat Kw/Ha 107,64 116.25 94,21 118,32

Buah-buahan

- Manggis Kw/Ha 65,56 108.29 127,51 113,71

- Salak Kw/Ha 108,46 121.88 128,43 127,41

- Pisang Kw/Ha 358,37 358.37 98,33 98,55

- Durian Kw/Ha 87,24 88.37 289,38 284,34

3 Meningkatnya jumlah Penyuluh Pertanian yang tersertifikasi

- Penyuluh Pertanian

Advidor Orang 0 0 0 0

- Penyuluh Pertanian

Supervisor Orang 2 3 4 5

- Penyuluh Pertanian

Fasilitator Orang 1 2 0 5

4 Meningkatnya luas areal pertanian ramah lingkungan

a. Padi SRI Ha 8.493 8.493 8.058 8.950

b. Sayuran :

- Cabe Ha 9 40 5

- Tomat Ha 0 0 2

- Mentimun Ha 0 0 3

5 Tersedianya prasarana dan sarana (infrastruktur) pertanian

- JITUT Ha 150 300 940 0

- JIDES Ha 150 1.950 3.285 4.080

- Jalan Usaha Tani

(JUT) Km 3 3 5 3

- Rumah kompos Unit 4 0 1 0

- Sawah Baru Ha 0 0 50 0

6 Meningkatnya Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Berbasis Usaha Tanaman

Pangan (Kelompok)

Jumlah Kel. 1.826 1.826 1.826 2.178

- Pemula Kel. 843 765 964 1.316

Page 97: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 97

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

- Lanjut Kel. 793 832 734 734

- Madya Kel. 145 165 110 110

- Utama Kel. 45 64 18 18

b. Perkebunan

Perkebunan menurut Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang

perkebunan yang dimaksud dengan perkebunan adalah segala kegiatan

mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh

lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang

dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan

kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Perkebunan berdasarkan pengelolaanya dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

(1) Perkebunan Rakyat; merupakan perkebunan yang

diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan

perseorangan atau rumah tangga perkebunan yang tidak

berbadan hukum

(2) Perkebunan Besar; merupakan perkebunan yang

diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan

yang berbadan hokum. Perkebunan Besar terdiri dari

Perkebunan Besar Negara (PTP/PNP) dan Perkebunan Besar

Swasta Nasional/Asing(PBS).

(3) Perkebunan Perusahaan Inti Rakyat; Merupakan Pola

Pelaksanaan Pengembangan Perkebunan dengan menggunakan

perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing

perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu

system kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan

kesinambungan

(4) Perkebunan Unit Pelaksana Proyek; Unit Pelaksana Proyek

merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam

pembinaan dan pelaksanaan proyek perkebunan, setiap unit

pelaksana proyek perkebunan ditentukan oleh luas areal

Page 98: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 98

perkebunan rakyat yang dibina, dimana pembinaannya

dilaksanakan mulai dari pembibitan, penanaman, sampai dengan

pengolahan dan pemasaran hasil. Pembinaan dilakukan secara

menyeluruh termasuk juga peningkatan keterampilan para

petani dengan mengadakan kursus-kursus, latihan-latihan dan

bimbingan di dalam inti proyek

Salah satu tujuan dari pembangunan perkebunan adalah untuk

meningkatkan produksi dan memperbaiki mutu basil, meningkatkan

pendapatan, memperbesar nilai ekspor, mendukung industri,

menciptakan dan memperluas kesempatan kerja, serta pemerataan

pembangunan. Ada tiga asas yang menjadi acuan dalam pembangunan

perkebunan yang mendasari kebijakan pembangunan dalam lingkungan

ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu (1) Mempertahankan dan

meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional,

(2) Memperluas lapangan kerja, (3) Memelihara kekayaan dan kelestarian

alam dan qmeningkatkan kesuburan sumberdaya alam.

Pembangunan subsektor perkebunan mengalami perkembangan

yang semakin pesat dan besar dan diharapkan dapat meningkatkan

pemenuhan produksi, kebutuhan ekspor yang berdampak pada

peningkatan pendapatan petani, ekonomi lokal, pembangunan perdesaan,

dan timbulnya multiplier effect secara sektoral maupun spasial baik

nasional, regional maupun lokal. Dengan demikian, maka pengembangan

komoditas ke arah agroindustri seharusnya memberikan dampak yang

positif bagi perkembangan sektor dan wilayah, khususnya pembangunan

ekonomi lokal. Secara historis dan realitasnya menunjukkan bahwa di

wilayah perkebunan cenderung terjadi ketimpangan kemajuan

pembangunan, baik antara perkebunan rakyat, swasta, dan perkebunan

negara.

Ada indikasi yang menunjukkan bahwa wilayah sentra produksi

perkebunan mengalami keterlambatan dalam pembangunannya dan

fenomena terjadinya leakages wilayah, dengan demikian kemajuan usaha

perkebunan belum diikuti dengan perkembangan pembangunan lokalnya.

Page 99: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 99

Model perkebunan yang ada (existing) menunjukkan perkebunan

swasta dan negara (PTPN) melakukan usaha secara terintegrasi,

sedangkan perkebunan rakyat secara individu dan kelompok usaha

bersama yang relatif gurem dan tertinggal. Pada dasarnya pembangunan

ekonomi lokal merupakan pendekatan pembangunan yang berupaya

mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausahaan lokal, partisipasi

masyarakat lokal, peran serta secara aktif pihak swasta, masyarakat dan

pemerintah daerah dalam menentukan keputusan pembangunan

lokalnya.

Memahami model perkebunan yang ada (existing) dan ada juga

model simulasi (plantation dan contract fanning). Perbandingan model

plantation dan contract farming dengan model existing ditujukan untuk

memperoleh gambaran dampak dan tingkat keefektifan untuk mendorong

pembangunan ekonomi lokal. Untuk model plantation sangat efektif

mendorong pembangunan ekonomi lokal manakala perkebunan

perkebunan swasta, PTPN, dan perkebunan rakyat dalam bentuk usaha

perkebunan yang kooperatif melakukan sistem pengusahaan plantation

yang didasarkan atas prinsip pengusahaan perkebunan yang terintegrasi

dalam manajemen, produksi, pengolahan, pemasaran, serta

memperhatikan prinsip skala usaha, efisiensi, dan optimalisasi hasil

usahanya. Model plantation mampu mengoptimalkan pengembangan

wilayah dan mendorong ekonomi lokal. Ada implikasi lain seperti

koperasi pada perkebunan rakyat yang dibentuk bukan hanya

pembentukan koperasi sebagai lembaga kumpulan usaha perkebunan

rakyat, namun merupakan sistem pengusahaan perkebunan yang

berbentuk plantation, dimana faktor skala usaha, rasionalitas dan

efisiensi usaha menjadi pertimbangan dan ukuran kegiatan usahanya , di

samping fungsinya sebagai kelembagaan yang meningkatkan kemampuan

petani perkebunan rakyat sebagai anggotanya.

Model perkebunan contract farming kurang efektif dibandingkan

dengan model plantation, tetapi cukup efektif dibandingkan dengan model

existing untuk memperbaiki keadaan pembangunan ekonomi lokal.

Berdasarkan basil studi juga menunjukkan bahwa model contract

Page 100: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 100

farming yang efektif adalah Model Marketing Contract Farming antara

perkebunan rakyat dengan PTPN.

Perlunya pemberdayaan masyarakat dan institusi lokal melalui

koperasi dengan pemahaman dan kerangka kerja usaha yang

berlandaskan pada efisiensi, rasionalitas, dan dalam skala usaha di

kawasan perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat model koperasi

yang demikian memiliki keunggulan komparatif dalam menciptakan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat,

peningkatan pendapatan daerah, dan akan mendorong pembangunan

ekonomi lokal.

Untuk itu, langkah pendidikan, penyuluhan mengenai Cooperative

membership education kepada berbagai lapisan masyarakat dan aktor

pengembangan perkebunan dan inkubasi kewirausahaan dapat dijadikan

langkah awal membangun model koperasi yang mandiri dalam usaha

perkebunan. Keadaan ini akan mendukung berkembangnya agroindustri

yang kuat sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan

ekonomi lokal secara mandiri.

Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam

perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional,

penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak.

Dalam perkembangannya subsektor perkebunan tidak terlepas dari

berbagai dinamika lingkungan nasional dan global, perubahan strategis

nasional dan global tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan

perkebunan harus mengikuti dinamika lingkungan perkebunan.

Pembangunan perkebunan harus mampu memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi perkebunan selain menjawab tatangan global.

Tabel : 2.57

Data Komoditas Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

1 a. Meningkatnya luas lahan komoditas unggulan produktif Perkebunan TM

- Kelapa Ha 25.328 25.328 25,573.68 25.693,68

- T e h Ha 6.751 6.551 6,662.37 6.662,37

- Kopi Ha 1.081 1.114,50 1,124.75 1.144,75

Page 101: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 101

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

- Cengkeh Ha 1.600 1.599,80 1,615.48 1.615,48

- Karet Ha 112 112 135.41 135,41

b. Meningkatnya Jumlah Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan

- Kelapa Ton 25.842 26.940,2 27,363.84 27.363,84

- T e h Ton 10.528 10.889,8 10,890.89 10.890,89

- Kopi Ton 1.112 1.184,0 1,209.11 1.209,11

- Cengkeh Ton 469 480,3 513.72 513,73

- Karet Ton 71,92 136,6 154.37 154,37

c. Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan

- Kelapa (PSP.1,5

ton/ha/thn)

ton/Ha 1,02 1,07 1.070 1,06

- T e h (PSP.2

ton/ha/thn)

ton/Ha 1,56 1,61 1.630 1,63

- Kopi (PSP.1,3

ton/ha/thn)

ton/Ha 1,03 1,03 1.075 1,05

- Cengkeh (PSP. 0,3

ton/ha/thn)

ton/Ha 0,31 0,31 0.318 0,32

- Karet (PSP.1,3

ton/ha/thn)

ton/Ha 0,64 0,64 1.140 1,14

d. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja komoditas unggulan perkebunan

Orang 150.417 151.334 113,231 113.231

2 Meningkatnya Jumlah dan Kelas Kelompok Tani Kehutanan/Perkebunan

- Pemula Kel 999 999 857 864

- Lanjut Kel 255 255 257 257

- Madya Kel 37 37 38 38

- Utama Kel 4 4 5 5

3 Meningkatnya jumlah

petugas yang mengikuti

Pelatihan Teknis

orang 25 60 27 47

4 Tersedianya alat

pengolahan produksi

tepat guna (teh rakyat)

Unit 39 47 49 13

c. Peternakan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi untuk mengembangkan

sektor peternakan. Hal tersebut karena kondisi iklim, dan lahannya yang

cocok untuk budidaya rumput serta ketersediaan limbah pertanian atau

perkebunan yang bisa digunakan sebagai sumber bahan pakan ternak.

Jenis-jenis ternak unggulan yang dikembangkan yaitu: Sapi Potong dan

Ayam Ras Pedaging.

Sapi potong merupakan komoditas yang potensial untuk

dikembangkan di Kabupaten Tasikmalaya. Sampai saat ini, populasinya

mencapai 50.127 ekor atau naik sekitar 5,69 persen.Arah pengembangan

agribisnis peternakan komoditas unggulan sapi potong difokuskan untuk

Page 102: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 102

mengurangi ketergantungan pasokan bibit maupun bakalan dari luar

melalui:

- Peningkatan Cakupan Pelayanan IB Sapi Potong dengan

pembentukan Unit Layanan IB (ULIB) baru di Kecamatan Salopa

dan Cipatujah;

- Peningkatan kualitas petugas IB dengan melaksanakan pelatihan

Inseminator, PKB (Pemeriksa Kebuntin). Pelatihan IB sapi potong

sebanyak 5orang dan PKB 5 orang, sehingga jumlah petugas yang

dimiliki 64 orang inseminator, 25 orang PKB, 10 orang ATR;

- Penyediaan bibit dan bakalan melalui UPTD pengembangan bibit

ternak sapi potong di daerah Tawang kecamatan Pancatengah;

- Penyebaran bantuan ternak dari berbagai sumber dana;

- Penyebaran bantuan peralatan pengolahan kompos berupa Alat

Pengolah Pupuk Organik;

- Peningkatan Konservasi Lahan serta Perbaikan Infrastruktur

Pedesaan yang mendukung peternakan seperti pencetakan kebun

rumput dan pembangunan embung;

- Sentra produksi sapi potong tersebar di Kecamatan: Cikatomas,

Pancatengah, Cipatujah, Cikalong, Cibalong, Parungponteng,

Bantarkalong dan Karangnunggal.

Sebagai sentra pemeliharaan ayam ras pedaging, Kabupaten

Tasikmalaya pada Tahun 2014 memiliki populasi ayam ras pedaging

sebanyak 6.854.220 ekor, sedangkan permintaan mencapai 48.000.000

ekor per tahun sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Sentra

pengembangan ayam ras terdapat di Kecamatan: Pagerageung,

Singaparna, Leuwisari, Sukaratu, Sukaratu, Cibalong, Padakembang.

Komoditas ayam ras pedaging ini menjadi komoditas paling

strategis di wilayah Priangan Timur karena menjadi penyumbang terbesar

inflasi setiap tahun. Seperti komoditas cabe, Bank Indonesia Tasikmalaya

secara khusus membentuk Pokja Kluster Ayam Ras Pedaging yang

bertujuan untuk menjaga pasokan ayam ras pedaging ke pasar. Untuk

mendukung kluster ayam ras pedaging, produksi ayam ras pedaging

Kabupaten Tasikmalaya memberikan konstribusi sebesar 6 persen dari

Page 103: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 103

populasi ayam ras pedaging yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Pengembangan komoditas agribisnis peternakan ayam ras pedaging

diarahkan untuk dapat memenuhi permintaan daging ayam dari kota-

kota besar seperti: Bandung, Cirebon, Bogor dan Jakarta. Populasi

sesaat ayam ras pedaging di Kabupaten Tasikmalaya mencapai

6.854.220 ekor, sehingga setiap Tahunnya diperoleh produksi ayam ras

pedaging (Broiler) sebanyak 41.125.320 ekor dimana 80 persen dari

produksi tersebut dikirim ke kota-kota besar (Bandung, Cirebon, Bogor

dan Jakarta).

Selain sapi potong dan ayam ras pedaging, Kabupaten

Tasikmalaya juga memiliki komoditas unggulan peternakan lainnya yaitu

Kambing Etawa, Itik Cihateup, dan Sapi Perah. Kambing Etawa

Kabupaten Tasikmalaya telah mendapatkan penghargaan dari Provinsi

Jawa Barat sebagai Kambing Unggulan Jawa Barat. Demikian pula Itik

Cihateup telah ditetapkan sebagai rumpun sumberdaya genetik unggulan

oleh Kementerian Pertanian RI. Sedangkan untuk sapi perah yang

dikonsentrasikan di Kabupaten Tasikmalaya bagian utara telah

mendapatkan bantuan alat pengolahan susu dari Pemerintah Spanyol

melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang pada saat ini

dilanjutkan dengan Pembangunan Techno Park sebagai

keberlanjutannya.

Pembangunan Bidang Peternakan yang telah demikian meningkat

tetap saja menyimpan beberapa permasalahan yaitu terbatasnya rumput

sebagai hijauan makanan ternak pada musim kemarau, berkurangnya

petugas penyuluh peternakan dikarenakan banyak yang pensiun,

mahalnya konsentrat sebagai campuran pakan ternak, dan kurang

berpihaknya mekanisme pasar pada peternak khususnya peternak ayam

ras pedaging. Terbatasnya hijauan makanan ternak pada musim

kemarau membutuhkan penerapan teknologi tepat guna pembuatan

‘SILASE’ (pakan yang diawetkan) yang sampai saat ini belum

memasyarakat di kalangan peternak Kabupaten Tasikmalaya.

Keterbatasan petugas penyuluh peternakan membutuhkan perekrutan

tenaga CPNS yang berlatar belakang sarjana peternakan atau kedokteran

Page 104: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 104

hewan di masa mendatang. Sedangkan kurang berpihaknya mekanisme

pasar pada peternak ayam ras pedaging diakibatkan selama ini sebagian

besar peternak hanya sebagai buruh dari pengusaha peternakan dengan

modal kandang yang dimiliki sendiri oleh peternak. Inilah tantangan

yang harus dijawab dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Tabel : 2.58 Data Komoditas Peternakan

Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014

No Indikator Capaian

Sasaran Satuan

Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

1 Meningkatnya Populasi Ternak dan Produksi Hasil Ternak

a. Populasi Ternak

Sapi Potong Ekor 49.053 51.861 47.427 50.127

Sapi Perah Ekor 2.573 2.790 1.986 2.106

Kerbau Ekor 15.136 14.845 11.892 11.793

Kambing Ekor 70.726 72.395 76.592 90.514

Domba Ekor 275.851 295.807 316.065 343.111

Ayam Buras Ekor 1.699.27 1.814.170 1.868.595 1.887.228

Ayam Ras Pedaging ekor 5.634.40 6.143.350 6.411.350 6.854.220

Ayam Ras Petelur ekor 394.386 428.779 479.500 577.308

b. Produksi Hasil Ternak

Daging ton 50.839,32 55.407,29 56.857,61 58.958,68

Telur ton 8.548,66 9.475,53 9.796,91 11.736,93

Susu ton 4.013,88 4.352,40 3.098,16 3.285,36

2. Kehutanan

Potensi kehutanan di Kabupaten Tasikmalaya meliputi hutan

negara yang dikelola oleh Perum Perhutani dan hutan rakyat yang

diusahakan oleh masyarakat dalam tanah milik masyarakat.Kawasan

Hutan Negara seluas 43.863,82 hektar terdiri dari:Hutan Lindung (HL)

16.425,56 hektar (37 persen) dan Hutan Produksi (HP) 27.438,26 hektar.

Hutan Produksi ini meliputi Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22.437,79

hektar(52 persen) dan - Hutan Produksi Tetap 5.000,47 hektar (11

persen). Potensi Hutan Negara di bawah Kesatuan Pemangkuan Hutan

(KPH) Tasikmalaya yang dikelola oleh Perum Perhutani seluas 43.863,82

hektar, tersebar di 5 BKPH antara lain di: Tasikmalaya, Singaparna,

Taraju, Karangnunggal, dan Cikatomas.

Page 105: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 105

Sedangkan Hutan Rakyat yang dikelola oleh masyarakat, pada

Tahun 2014 tercatat 41.594,18 hektar yang tersebar di 39 Kecamatan.

Hutan rakyat terluas terdapat di kecamatan Cipatujah yakni seluas 3.631

hektar, sementara yang terkecil terdapat pada kecamatan Sukaratu yakni

seluas 11,54 hektar. Selain potensi kayu dari hutan rakyat, masyarakat

Kabupaten Tasikmalaya juga menghasilkan komoditas selain kayu yaitu

jamur kayu sebanyak 616.550 kg, lebah madu sebanyak 1.779 stup, dan

bambu seluas 3.631,20 hektar.

Peningkatan komoditas kayu terutama yang dihasilkan dari hutan

rakyat, selain meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga

meningkatkan luas lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya. Lahan kritis

ini menyebabkan tanah tidak dapat menjalankan fungsi

hidrologisnyasebagai pengatur tata air. Akibatnya terjadi kelangkaan air

di musim kemarau dan terjadinya banjir serta longsor di musim

penghujan. Meskipun dilakukan rehabilitasi lahan kritis sebesar 1.475

Ha per tahun dalam target RPJMDdan terlampaui pada Tahun 2014

sebesar 1.570 Ha tetapi diduga masih lebih kecil dari laju penambahan

lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya. Hal lain yang perlu dilakukan

berkenaan dengan rehabilitasi hutan lahan yang ada hubungannya

dengan penyediaan air yaitu rehabilitasi sumber mata air. Sumber-

sumber mata air telah diinventarisasi oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya dan telah dicanangkan oleh Bupati

Tasikmalaya untuk dijadikan program prioritas sejak tahun 2011. Dalam

5 (lima) tahun ke depan, rehabilitasi sumber mata air harus menjadi

prioritas utama dalam pembangunan bidang kehutanan.

Disamping itu itu, di sekitar kawasan hutan negara yang dikelola

oleh Perum Perhutani, tingkat kesejahteraan masyarakatnya tergolong

miskin dan sangat miskin. Hal ini disebabkan sangat terbatasnya akses

sumberdaya alam yang bisa dikelola oleh masyarakat karena tinggal di

sekitar hutan negara. Sebenarnya Perum Pehutani telah memprogramkan

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan

melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan negara, tetapi hasilnya

masih harus ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak.

Page 106: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 106

Dalam hal komoditas hasil hutan bukan kayu yaitu : jamur kayu,

lebah madu, dan bambu, menjanjikan peningkatan pendapatan

masyarakat yang tergantung pada bidang kehutanan. Khusus untuk

bambu, disamping menjadi hasil hutan bukan kayu, karena karakteristik

fisiologisnya, sekaligus juga menjadi pohon untuk rehabilitasi lahan kritis

dan penguat tebing untuk mencegah longsor. Hasil hutan bukan kayu

lebih cepat mendatangkan keuntungan bagi petani daripada hasil hutan

kayu yang memerlukan waktu minimal 5 (lima) tahun. Oleh karena itu,

dalam rangka peningkatan petani dan buruh tani yang berusaha dalam

bidang kehutanan, program peningkatan potensi sumberdaya kehutanan

dalam hasil hutan bukan kayu harus menjadi prioritas dalam 5 (lima)

tahun ke depan.

Tabel : 2.59 Data Sektor Kehutanan

Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014

No Indikator Capaian

Sasaran

Realisasi Capaian Kinerja

Satuan 2011 2012 2013 2014

1 Berkurangnya Lahan

Kritis

ha 8.772 6.135 4,775.00 4.676,00

a. Penanganan Lahan Kritis per tahun

ha 2.202 2.262 1,360.50 1.570,00

b. Rehabilitasi Sumber

Mata Air per tahun

ha 0 88 100 0,00

3 Meningkatnya hasil hutan

kayu dan non kayu

- Hutan Rakyat Ha 40.931 42.019 43,027.46 41.594,18

- Jamur Kayu Log 265.720 85.000,85 464,750 500.550,00

- Lebah Madu Stup 751.00 363,34 1,751.00 1.799,00

- Bambu Ha 5.302,00 5.269.97 3834.45 3.631,20

4 Meningkatnya pelayanan

tata usaha hasil hutan (retribusi angkutan kayu)

unit 27.850 27.850 29.077 7.200,00

5 Meningkatnya Jumlah

Produksi Bibit di UPTD

Hutbun

bibit/

pohon

210.000 200.000 200,000 200.000

Page 107: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 107

3. Perikanan dan Kelautan

a. Perikanan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara

teknis maupun ekonomis untuk pengembangan usaha perikanan, hal ini

dikarenakan letak geografis yang sangat mendukung dan ketersediaan air

yang cukup sepanjang Tahun. Kabupaten Tasikmalaya pun selama

puluhan tahun dikenal sebagai daerah penghasil ikan budidaya di Jawa

Barat.

Adapun jenis-jenis ikan yang dikembangkan dan memiliki nilai

ekonomis yang baik adalah : Gurame, Nilem dan Udang Galah.

Permintaan pasar terhadap ikan Gurame setiap tahun terus meningkat

seiringng dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dan

maraknya wisata kuliner. Komoditas ikan gurame yang memiliki

keunggulan diantaranya adalah jenis gurame soang. Sentra pembenihan

dan pembesaran ikan Gurame di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di

beberapa kecamatan antara lain: Singaparna, Manonjaya, Sukarame,

Leuwisari, Sariwangi, Sukaratu, Cineam dan Cisayong. Permintaan

terhadap benih ikan Gurame ukuran 1-10 cm sebanyak 20 juta

ekor/Tahun, sementara untuk benih ukuran 100-200 gram sebanyak 350

ton/Tahun dan konsumsi sebanyak 250 ton/Tahun.

Kabupaten Tasikmalaya juga merupakan penghasil ikan Nilem

terbesar di Jawa Barat yang mencapai 60 persen dari total produksi.

Sentra pembenihan ikan nilem terdapat di kecamatan-kecamatan:

Sukarame, Cigalontang, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukaratu,

Cisayong dan Sukahening. Permintaan terhadap Ikan Nilem terutama

untuk pembesaran di jaring apung dan Ikan konsumsi di Kabupaten

Tegal Jawa Tengah. Komoditas ikan nilem Kabupaten Tasikmalaya

merupakan komoditas unggulan di Jawa Barat. Produksi benih nilem

dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan goreng nilem ”babyfish”,

sementara hasil pembesaran digunakan sebagai bahan pembuatan

pindang nilem. Produksi Benih ikan di Kabupaten Tasikmalaya mencapai

4.729.530.000 ekor per Tahun.

Page 108: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 108

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara

teknis dan ekonomis untuk pengembangan budidaya Udang Galah.

Permintaan konsumen yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan

Yogyakarta cukup besar yaitu sekitar 100 ton per tahun dan yang dapat

dipenuhi hanya sekitar 24 ton per tahun. Sentra pengembangan udang

galah terletak di kecamatan-kecamatan: Sukarame, Cigalontang,

Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukaratu, Cisayong dan

Sukahening.

Pembangunan Bidang Perikanan telah berhasil menempatkan

Kabupaten Tasikmalaya dalam urutan teratas daerah penghasil ikan dari

proses budidaya. Meskipun demikian terdapat permasalahan kritis yaitu

menurunkan kualitas air untuk budidaya perikanan yang diakibatkan

oleh praktek pertambangan pasir Galunggung dan menurunnya kualitas

infrastruktur pengairan karena tertutup pada saat letusan Gunung

Galunggung. Menurunnya kualitas air akan meningkatkan persentase

kematian ikan yang pada akhirnya akan menurunkan produksi ikan

secara keseluruhan. Hal ini harus secepatnya dicarikan jalan keluarnya

sehingga tidak menjadi kerugian yang besar pada masa mendatang.

b. Kelautan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi perikanan tangkap yang

cukup besar karena mempunyai panjang garis pantai 50,314 Km.

Pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan di Tasikmalaya khususnya

pada perikanan tangkap mencapai 861,17 ton/tahun pada Tahun 2014

atau baru 12,97% dari potensi yang dimililki. Jenis biota laut yang

dominan adalah : (1) Jenis ikan produksi 6.640 ton/Tahun; (2) Udang

lobster 10 ton/Tahun; (3) Rumput laut 60 ton/Tahun; (4) Kerang-

kerangan 8 ton/Tahun; (5) Kepiting 15 ton/Tahun; (6) Biota lainnya 5

ton/Tahun.

Sebagai daerah yang mempunyai area penangkapan yang luas,

Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah nelayan yang cukup banyak

yaitu 3.853 KK, yang terdiri dari nelayan laut, nelayan pantai dan

perairan umum. Kondisi perekonomian sebagian besar nelayan

Page 109: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 109

Kabupaten Tasikmalaya adalah di bawah rata-rata bahkan banyak yang

masuk kategori miskin. Untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan

maka pelaksanaan program dan kegiatan harus dilakukan secara terpadu

dan sinergis sehingga hasilnya akan lebih dirasakan oleh nelayan.

Dalam menunjang peningkatan produksi perikanan tangkap, telah

dibangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Pamayangsari, Kecamatan

Cipatujah dan di Nusa Manuk Kecamatan Cikalong. Untuk pemasaran

hasil perikanan tangkap, telah dibangun pula Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) di Cipatujah dan Cikalong. Untuk dukungan pembiayaan telah

dibentuk lembaga keuangan mikro yaitu Koperasi Mina Bangkit dan

Koperasi LEPP-M3.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pamayangsari terletak di

Kecamatan Cipatujah. Pelaksanaan Pembangunan Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Pamayangsari dimulai pada tahun 2007 dan

dikarenakan keterbatasan anggaran, maka pelaksanaan pembangunan

dilaksanakan secara bertahap. Sampai Tahun 2014, Pemerintah

Kabupaten Tasikmalaya telah mengalokasikan anggaran melalui DAK

sekitar Rp 26 Miliar. Dan untuk penyelesaian PPI Pamayangsari,

dibutuhkan anggaran sebesar Rp 20 Miliar. Anggaran ini lebih besar

dibandingkan dengan kebutuhan dalam DED PPI Pamayangsari

dikarenakan ada kenaikan harga sejak disusunnya DED pada tahun

2007.

Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cikalong, pada tahun

2014 adalah tahun ke-2 pembangunannya dan dibiayai melalui APBD

Provinsi Jawa Barat. Meskipun belum sebesar PPI Pamayangsari, tetapi

nelayan Cikalong akan mendapatkan kapal dengan ukurang besar yaitu

12,5 Gross-Ton (GT) dari APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015.

Karena kemampuan nelayan masih terbatas dalam menggunakan kapal

besar, maka akan dilakukan pelatihan oleh Dinas Peternakan, Perikanan

dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya.

Pembangunan Bidang Kelautan sampai saat ini masih menyisakan

berbagai permasalahan yaitu pendapatan nelayan di Kabupaten

Tasikmalaya masih tergolong kecil karena jangkauan penangkap ikan

Page 110: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 110

masih rendah hal ini disebabkan ukuran kapal yang dimiliki hanya 1 GT,

sarana prasarana keselamatan penangkapan ikan di laut masih kurang,

dan diversifikasi usaha selain perikanan tangkap masih terbatas.

Disamping itu, akibat penambangan pasir besi, terjadi penurunan

kualitas lingkungan pesisir yang pada akhirnya menurunkan jumlah ikan

di sekitar pesisir.

4. Energi dan Sumberdaya Mineral

Sumberdaya merupakan sesuatu yang berguna dan mempunyai

nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya, sumberdaya energi

dan mineral terdiri atas sumber energi tidak terbarukan seperti minyak

bumi, gas bumi, gambut dan batu bara serta sumberdaya lain selain itu

juga terdapat energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin, panas

bumi, biomassa dan tenaga surya.

Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat

ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, selain itu juga energi

merupakan unsur penunjang yang cukup penting dalam proses

pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan

pembangunan sektor lainnya. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan

energi dalam jumlah dan mutu yang memadai merupakan upaya yang

senantiasa harus menjadi perhatian dan energi merupakan komoditas

yang dapat diperdagangkan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi bahan galian (mineral)

yang beraneka ragam sebanyak 35 (tiga puluh lima) bahan tambang yang

tersebar di beberapa kecamatan, potensi tambang emas berada di

Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, Bojonggambir

dan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara disekitar

Kecamatan Taraju, Bojongasih, Cikalong, Cikatomas dan Kecamatan

Bojonggambir.

Dalam kegiatan pertambangan tidak terlepas tidak dari kegiatan

eksplorasi dan eksploitasi sehingga dalam pelaksanaannya perlu ada

pengendalian dan pengawasan. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya

Page 111: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 111

memberikan izin kepada perusahaan yang akan melaksanakan

eksploitasi bahan tambang, pada tahun 2011 Ijin Usaha Pertambangan

(IUP) Operasi Mineral Logam sebanyak 84 perusahaan dan keadaan ini

menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 22

perusahan.

Tabel : 2.60

Data Pertambangan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014

No Indikator Capaian Sasaran Satuan Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2012

1 Prosentase jumlah usaha penambangan

yang dibina

% 94 95 73.33 36.84

2 Tersedianya database potensi mineral

dan batu bara

Kec 13 5 - -

3 Jumlah Ijn Usaha Pertambangan (IUP)

yang terbit

buah 84 84 31 22

4 Inventarisasi Potensi Mineral dan

Batubara

Kec 10 5 - -

5 Jumlah hasil produksi pertambangan umum - Pajak Mineral Logam dan Batuan -

- Landrent Mineral Logam dan Batubara - Royalty Mineral Logam dan Batubara

- Dana bagi hasil sumber daya alam a. Bagi hasil dari pertambangan

minyak bumi

b. Bagi hasil dari pertambangan gas bumi

c. Bagi hasil dari pertambangan panas bumi

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp

323.128.

795

8.825.

356

1.294.

182.641

9.652.

798.323

4.164.

648.728

8.363.

476.758

325.792.

275

248.354.

674

2.567.

660.003

9.850.

379.314

4.176.

434.124

10.020.

463.654

393.900.

300

154.380.

677

1.981.

411.189

10.418.

047.658

6.004.

805.820

7.154.

279.388

383.483.698

87.558. 987

2.052. 745.297

14.788.

317.919

10.088. 261.897

7.048.

800.474

*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014

4. Energi dan Ketenagalistrikan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki smberdaya alam yang bervariasi,

baik sumberdaya yang tidak terbarukan maupun sumberdaya baru yang

terbarukan diantaranya tenaga surya, tenaga angin, tenaga air (mikro

hidro) dan panas bumi (geothermal), sumber energi tersebut belum

sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal dikrenakan adanya

Page 112: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 112

keterbatasan teknologi dan sumberdaya, pengelolaan energi panas bumi

(geothermal) di Kecamatan Kadipaten dilaksanakan oleh Pertamina.

5. Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus melaksanakan

pengembangan pariwisata daerah. Keberhasilan sektor kepariwistaan di

Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari dua sisi yaitu tingkat

keberhasilan capaian program yang telah ditentukan dan dari tingkat

capaian hasil program kegiatan diantaranyan dengan jumalah wisatawan

yang mengunjungi ke obyek pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya

dikaruniai dengan keindahan alam yang menjadi objek dan daya tarik

wisata, terdapat banyak obyek yaitu : Kawasan Gunung Galunggung,

Pemandian Air Panas Cipacing,Taman Jasper, Taman Bubujung, Pantai

Sindangkerta, Pantai Karangtawulan, Situ Sanghyang, dan Lokasi Ziarah

Pamijahan.

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian

2.167 m dpl. Berlokasi di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu

Kabupaten Tasikmalaya. Dengan luas sekitar 124,027 Ha setelah meletus

terakhir Tahun 1982, panorama alam di sekitar Gunung Galunggung saat

ini sangat mempesona. Kawah seluas 49 Ha yang dulu memuntahkan

lahar panas, pasir dan bebatuan, kini telah berubah wujud menjadi

danau yang berair bening dan tenang, jarak dari pusat kota Tasikmalaya

sekitar 17 Km. Disamping memiliki keunggulan pemandangan yang

indah, Gunung Galunggung juga memiliki potensi air panas untuk

pemandian umum. Objek wisata lain yang menyediakan fasilitas air

panas yaitu obyek wisata Cipanas Cipacing yang berlokasi di Desa

Banjarsari Kecamatan Sukaresik. Berjarak sekitar 23 km dari pusat kota

Tasikmalaya ke arah barat. di dalamnya terdapat bak rendam, kolam

renang air panas yang konon berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai

jenis penyakit kulit, serta fasilitas bermain anak-anak.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki juga memiliki obyek wisata yang

merupakan warisan geologi jaman purba yaitu Taman Jasper Buniasih

yang terletak di Desa Buniasih Kecamatan Pancatengah. Di lokasi

Page 113: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 113

tersebut terdapat batu-batu jasper besar (batu mulia berwarna merah)

sekitar 200 buah-batu jasper dengan berat rata-rata 50 ton yang

diperkirakan berumur 25 juta Tahun.

Di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan terletak berbagai obyek

wisata pantai yang sangat potensial. Taman Bubujung, di Desa Ciheras,

Kecamatan Cipatujah memiliki panorama pantai indah, dan tebing batu

dapat dikembangkan menjadi wisata olah raga panjat tebing. Terdapat

pula mitos Batu Pacakup dan Sagara Panganten. Berjarak kurang lebih

87 km dari pusat kota Tasikmalaya, atau 11 km dari pantai Cipatujah.Ke

arah timurnya yaitu Pantai Pasanggrahan Cipatujah yang berjarak sekitar

74 km dari pusat kota Tasikmalaya atau sekitar 60 km dari pantai

Pangandaran. Saat ini telah dibangun kios-kios wisata, gazebo, arena

bermain anak, menara pandang, mesjid, panggung terbuka, penginapan,

area parkir, dan sarana rekreasi lainnya. Lokasinya sangat strategis,

karena berada di bibir pantai yang menghubungkan pantai Pangandaran

Ciamis dengan Pelabuhan Ratu Sukabumi. Ke arah timur lagi terdapat

Pantai Sindangkerta yang di dalamnyaterdapat Taman Lengsar, yakni

taman laut sekitar 15 ha yang banyak terdapat biota laut, ikan hias,

penyu hijau yang langka dan aneka karang laut. Setiap tanggal 1 Januari,

di pantai ini selalu diadakan upacara ritual yang unik, yakni Hajat

Lembur Mapag Taun.Selanjutnya ke arah timur lagi terdapat Pantai

Karangtawulan yang merupakan salah satu pantai berkarang yang

curam. Sekitar 300 m dari bibir pantai terdapat beberapa atol atau pulau

karang yang pada musim tertentu dihuni berbagai jenis burung. Berlokasi

di Desa Cimanuk Kecamatan Cikalong, sekitar 97 km dari pusat Kota

Tasikmalaya atau sekitar 40 km dari Pantai Pangandaran. Sekitar 100

meter ke arah timur Karangtawulan terdapat makam keramat Syech

Abdul Rohman dan makam Eyang Garuda Ngupuk. Di sebelahnya

terdapat Goa Parat dan Goa Lalay.

Selain wisata pantai, Kabupaten Tasikmalaya memiliki obyek wisata

air lainnya yaitu Situ Sanghiyang yang yang berlokasi di Desa Cibalanarik

dan Desa Cilolohan Kecamatan Tanjungjaya, berjarak sekitar 25 km dari

pusat kota Tasikmalaya, dengan luas area sekitar 37 ha. Danau atau

Page 114: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 114

Situ Sanghiyang memiliki daya tarik karena airnya yang tak pernah

surut dan alam sekitarnya yang sangat rindang. Objek wisata ini sangat

cocok untuk dijadikan objek wisata air dan camping area.

Kabupaten Tasikmalaya juga mempunyai obyek wisata kampung

adat yaitu Kampung Naga yang merupakan sebuah perkampungan adat

yang masih tetap memegang teguh adat istiadat leluhur. Berlokasi di

Desa Neglasari Kecamatan Salawu, berjarak sekitar 30 km dari pusat

kota Tasikmalaya ke arah Garut, luas lahan sekitar 2,5 Ha. Beberapa ke-

khasan adat istiadat masyarakat Kampung Naga, di antaranya : (1)

Jumlah rumah tidak lebih dari 112 bangunan; (2) Bentuk rumah sama,

yakni beratap ijuk atau rumbia, dinding terbuat dari serat-serat rotan

yang disusun sedemikian rupa menyerupai tikar besar atau terbuat dari

bilik bambu, di atas daun pintu terdapat sejenis anyaman yang disebut

tanda angin,Bangunan tidak boleh memakai cat kecuali kapur putih,

Selain bangunan rumah tempat tinggal, terdapat pula bangunan khas

yang lain, yakni Bale Patemon (gedung pertemuan), leuit (lumbung padi),

dan masigit (mesjid).Di sebelah Timur Kampung Naga terdapat Hutan

Keramat yang dikelilingi Sungai Ciwulan dan teradapat pula Makam

Keramat Sembah Dalem Singaparana (karuhun atau leluhur masyarakat

Kampung Naga).

Seperti daerah lainnya, Kabupaten Tasikmalaya juga memliki obyek

wisata religi yang cukup terkenal di kalangan para peziarah yaitu : Lokasi

Khas Ziarah Pamijahan dengan luas areal sekitar 25 ha, terletak di Desa

Pamijahan Kecamatan Bantarkalong. Berjarak lebih kurang 65 km dari

pusat kota Tasikmalaya ke arah selatan. Di lokasi ziarah ini terdapat

makam Waliluloh Syekh Abdul Muchyi, yakni salah seorang ulama yang

menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat. Di samping itu

terdapat pula makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah

Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem Sacaparana.

Page 115: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 115

Tabel : 2.61 Data Kepariwisataan

di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Jumlah kunjungan wisatawan ke

Kab.Tasikmalaya per tahun 675.587 716.709 698.515 881.210

- Wisatawan Nusantara 667.481 709.867 693.354 877.100

- Wisatawan Mancanegara 8.106 6.842 5.161 4.110

2 Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan

lingkungan

1 1 10 11

3. Jumlah even seni dan budaya

- Penyelenggaraan even seni dan

budaya 6 13 14

- Pengiriman misi seni dan

budaya 5 10 8

4. Jumlah sarana penyelenggaraan

seni budaya

- Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni)

- 3 4 3

- Sarana pengembangan seni

(alat seni) - 2 5 11

5. Jumlah benda, situs dan kawasan

cagar budaya yang dilestarikan

- Jumlah benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang

ada

41 41 41 41

- Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang

dipelihara

- 10 13 16

6. Perdagangan

Perkembangan sektor perdagangan di Kabupaten Tasikmalaya

tidak terlepasnya dari keragaman komoditas dan nilai ekspor terdiri dari

komoditas karet, kelapa, teh hijau, teh hitam, Manggis dan berbagai

kerajinan (Bordil) dengan negara tujuan ekspor yaitu: Malayasia,

Singapura, Negara-negara Timur Tengah, India dan Negara-negara Eropa.

Selain itu juga Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berupaya terus

mengembangkan sarana dan prasarana perdagangan diantaranya

dengan 5 (lima) pasar kabupaten yang terdiri dari : Pasar Ciawi, Pasar

Manonjaya, Pasar Taraju, Pasar Singaparna, dan Pasar Cikatomas.

Disamping itu tersedia pula 67 (enam puluh tujuh) pasar desa yang

tersebar di berbagai kecamatan. Pasar Kabupaten di atas beroperasi

Page 116: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 116

setiap hari, sedangkan pasar desa hanya beroperasi pada hari-hari

tertentu saja (Senin dan atau Kamis). Sektor Perdagangan ini terus

meningkat aktivitasnya terbukti dari peningkatannya dalam kontribusi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya 27,92%

pada Tahun 2012 menjadi 28,44 pada Tahun 2013.

Tabel : 2.62 Data Sektor Perdagangan

Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014

No

Indikator Capaian Sasaran Satuan Capaian Realisasi Kinerja

2011 2012 2013 2014

1 Meningkatnya distribusi

pengadaan untuk kebutuhan

bahan pokok masyarakat

Ton 503.417 1.176 1.937.011 1.975.751

2 Meningkatnya pengawasan

terhadap barang beredar

Keg 1 15 5 11

3 Pelaku usaha, konsumen dan

aparat pemerintah yang telah

mengikuti sosialisasi perlindungan konsumen

orang 0 175 60 0

4 Pendampingan kegiatan pelaksanaan Tera/Tera ulang

UTTP

Keg 39 39 39 39

5 Jumlah peneraan UTTP dan

BDKT

Rp

(juta)

61.954 107.094 95,549.700 98.237.350

6 Jumlah wajib daftar

perusahaan

unit 824 1.035 1,122 835

7 Jumlah sarana dan prasarana promosi

perdagangan yang memadai

unit

- Rumah Tasik 0 1 - 1

- Workshop Golok 0 0 1 1

8 Volume dan nilai ekspor

Kab.Tasikmalaya

US $

(000,-)

5.736. 6.351 4.729 6,037.911.8

8

9 Laju Pertumbuhan ekspor

Kab.Tasikmalaya

% 58,55 10,7 10,47 5.7

10 Meningkatnya jumlah pasar

tradisional yang memadai

- Pasar Kabupaten Buah 5 5 5 5

- Pasar Desa Buah 67 67 67 65

Page 117: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 117

7. Perindustrian

Pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan pilar penting

bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang, karena

apabila pembangunan ekonomi berhasil maka bidang-bidang lain seperti

bidang hokum, politik, pertanian dan lain-lain akan terdorong meningkat.

Daerah kabupaten/kota yang pembangunan ekonominya berhasil

ditandai dengan tingginya pendapatan perkapita maka masyarakat/

penduduknya akan dapat lebih leluasa dalam menjalankan berbagai

aktivitas pada berbagai bidang kegiatan pembangunan.

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang berperan

penting dalam pembangunan, kontribusi sektor industri pada daerah-

daerah yang sudah maju memegang peranan penting sebagai penggerak

pembangunan, di Kabupaten Tasikmalaya peranan industri memberikan

kontribusi yang cukup significan sesuai dengan visi Kabupaten

Tasikmaalaya mengarah pada bidang agroindustri sesuai dengan

sumberdaya yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya

Jenis komoditas anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya

dalam setiap tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha,

penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang dihasilkan

dalam memenuhi tuntutan pasar serta perkembangan kebutuhan yang

dinamis. Terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah

dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak

Rp.93.391.200.000. Anyaman pandan dalam produksinya banyak

diminati pasar terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra

dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak

15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp

3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000.

Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang

dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan

kapasitas dan kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam

memenuhi kebutuhan dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan

1.499 unit usaha, serta dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032

Page 118: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 118

orang. Dalam mendukung komoditas bambu agar mampu memenuhi

kebutuhan pasar serta mampu bersaing telah ditanamkan investasi

sebesar Rp 4.381.217.000 dengan nilai produksi sebesar

Rp 275.918.400.000.

Komoditas bordir dalam perkembangannya di Kabupaten

Tasikmalaya terdapat 89 sentra, dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan

penyerapan tenaga kerja sebanyak 18.885 orang. Dalam mendukung

komoditas bordir tersebut investasi yang telah ditanamkan sebesar

Rp 16.770.694.000 dan dengan nilai produksi sebesar

Rp 1.019.790.000.000.

Tabel : 2.63

Data Perindustrian di Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 - 2014

No Indikator Capaian Sasaran Satuan Realisasi Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014

1 Jumlah unit usaha industri :

Industri Kecil unit 14.035 14.445 22.032 14.863

Industri Kecil Non Formal unit 12.648 12.721 12.870 13.043

Industri Kecil Non Formal

Agro

unit 8.079 8.103 9.162 8.250

Industri Kecil Non Formal

Non Agro

unit 4.569 4.618 4.708 4.793

Industri Kecil Formal Unit 1.635 1.724 1.800 1.822

Industri Kecil Formal Agro unit 723 729 731 737

Industri Kecil Formal Non

Agro

unit 912 995 1.069 1.085

Industri Menengah Unit 17 50 76 118

Industri Menengah Agro

Industri Menengah Non Agro Unit

unit

3

14

3

47 8 68

8 110

2 Jumlah nilai investasi

industry

Rp

juta,-

96.121 100.927 120.926.847 137.613.833

3 Jumlah Tenaga Kerja IKM orang

Industri Kecil orang 16.357 16.725 17.354 17.650

Industri Kecil Menengah orang 707 735 959 1.333

4 Tingkat pelayanan usaha IKM

% 100 100 164 166

5 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

% 7,35 7.65 7,76* 7,76*

6 Pertumbuhan Industri % 5 5,6 8,54 6.4

*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014

Page 119: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 119

2.5. Aspek Daya Saing Daerah

Pada dasarnya sebuah wilayah yang memiliki suatu produk akan

berhasil apabila produk yang dihasilkannya memiliki sesuatu yang lebih

dengan kata lain daya saing daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah

dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan

berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik maupun

eksternal (asing) dengan memelihara iklim yang kondusif dan memiliki

keunggulan komperatip dan kompetitip. Gambaran umum kondisi

daerah terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek

yaitu: pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, kualitas

infrastruktur, kesehatan dan pendidikan serta sumberdaya manusia.

2.5.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi (economic development) dan pertumbuhan

ekonomi (economic growth) merupakan kenaikan dalam produk domestik

bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu daerah meningkat

dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian

usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian

pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan

mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor pertanian ke

sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari pembangunan

ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara

mantap dan tingkat pemerataannya semakin membaik.

Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi berhubungan

dengan perubahan dalam komposisi dari input dan output ekonomi,

perubahan-perubahan ini akan menyebabkan perubahan yang positif

bagi masyarakat. Tujuan utama dari pembangunan adalah inkorporasi

dalam produksi dan memuaskan segala aktifitas masyarakat yang

berpartisipasi, kegiatan produktif ini memiliki bermacam fungsi seperti

kegiatan menghasilkan pendapatan, merubah bahan mentah menjadi

barang dan jasa yang siap digunakan.

Page 120: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 120

Dalam struktur perekonomian yang mempunyai kontribusi besar

terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya adalah sektor

perdagangan dan pertanian, sehingga ke-dua sektor tersebut

mencerminkan perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Tasikmalaya secara berkelanjutan.

Tabel : 2.64

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PERTANIAN 5.478.190,45 5.788.065,53 5.771.326,91 6.395.371,38

a. Tanaman Bahan Makanan 3.611.232,04 3.824.540,06 3.823.354,21 4.331.860,33

b. Tanaman Perkebunan 696.782,64 723.880,45 721.673,13 754.942,26

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 395.136,53 425.661,84 423.577,36 469.493,15

d. Kehutanan 459.026,86 479.349,71 469.935,22 483.093,41

e. Perikanan 316.012,37 334.633,46 332.786,99 355.982,24

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 29.536,27 31.567,95 30.886,97 33.253,21

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 1.119,64 1.161,13 1.148,99 1.195,67

c. Penggalian 28.416,63 30.406,82 29.737,98 32.057,55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00

1). Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00

2). Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 112.287,77 119.546,50 128.573,85 147.869,50

a. Listrik 108.894,65 115.875,24 124.762,39 143.726,28

b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 3.393,12 3.671,25 3.811,46 4.143,22

5. BANGUNAN

223.414,25 237.348,65 248.252,80 269.605,71

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 3.147.697,20 3.644.017,57 4.188.637,72 4.757.793,71

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.899.493,73 3.370.241,29 3.893.233,51 4.438.286,21

b. H o t e l

297,11 318,24 349,19 375,29

c. Restoran

247.906,35 273.458,04 295.055,02 319.132,21

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 785.761,82 861.970,03 938.011,29 1.056.004,70

a. Pengangkutan 629.678,00 700.694,05 729.600,07 830.503,76

1. Angkutan Rel 110.852,86 111.091,07 0,00 0,00

2. Angkutan Jalan Raya 480.890,36 547.758,58 679.363,04 773.318,95

3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Jasa Penunjang Angkutan 37.934,78 41.844,41 50.237,03 57.184,81

b. Komunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

1. Pos dan Telekomunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 514.448,83 559.172,70 607.118,44 665.497,88

a. Bank

158.520,16 179.380,98 200.887,65 223.053,61

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 73.535,75 77.990,43 93.111,18 101.486,53

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 232.072,56 249.085,88 255.585,88 276.301,32

e. Jasa Perusahaan 50.320,36 52.715,42 57.533,74 64.656,42

9. JASA-JASA

1.426.904,62 1.578.608,38 1.782.301,35 1.959.728,76

a. Pemerintahan Umum 1.160.175,61 1.294.278,03 1.439.492,40 1.589.904,10

Page 121: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 121

LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 617.682,86 703.452,28 801.925,01 906.510,24

2. Jasa Pemerintah lainnya 542.492,75 590.825,75 637.567,39 683.393,86

b. Swasta

266.729,01 284.330,35 342.808,94 369.824,66

1. Sosial Kemasyarakatan 128.385,23 133.496,56 157.265,65 172.095,80

2. Hiburan dan Rekreasi 4.914,19 5.418,59 6.169,96 6.751,78

3. Perorangan dan Rumah Tangga 133.429,60 145.415,21 179.373,34 190.977,08

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.771.907,00 13.931.810,22 15.002.512,59 16.728.165,32

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

2.5.2. Kinerja Pengembangan Wilayah

Pengertian wilayah tidak dapat dilepaskan dengan penggunaannya

untuk berbagai tujuan, yang dimaksud wilayah disini yaitu suatu area

geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala

sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi dan kita kenal ada tiga tipe

wilayah yaitu :

Pertama: wilayah fungsional yang merupakan wilayah geografik

dengan memperlihatkan suatu koherensi fungsional tertentu, suatu

interpedensi dari bagian-bagian. Wilayah tipe ini dicirikan oleh adanya

derajat integrasi antara komponen-komponen di dalamnya yang

berinteraksi kedalam wilayah. Hubungan fungsional biasanya ditujukan

dengan arus yang berupa kriteria sosial dan ekonomi. Perbedaan antar

batas wilayah diperlihatkan dengan adanya pengaruh pusat terhadap

daerah pelayanan, salah satu wujudnya yang hirarki dari suatu

hubungan simpul-simpul perdagangan.

Kedua: wilayah homogen merupakan wilayah geografi yang

seragam menurut kriteria-kriteria tertentu seperti kriteria fisik, sosial dan

ekonomin namun penggunaan kriteria fisik lebih menjadi perhatian

karena lebih bersifat tetap dibandingkan dengan kriteria-kriteria lain.

Wilayah homogen dicirikan adanya kemiripan relatif dalam wilayah

seperti sumberdaya alam, sosial dan ekonomi.

Ketiga: wilayah administratif dibentuk untuk kepentingan

pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain,

batas wilayahnya secara geografis sangat jelas dilandasi keputusan politik

dan hukum, wilayah administratif dianggap lebih penting dari kedua tipe

diatas karena sering digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan.

Page 122: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 122

2.5.3. Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan bagia yang

penting dari kegiatan penataan ruang yang memegang peranan penting

terhadap ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah berbasis tata

ruang yang berkelanjutan. RTRW memeuat rumusan kebijakan serta

strategi pengembangan, koordinasi antar intansi terkait dalam proses

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang

Arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wialayah nasional

dan provinsi ke dalam struktur wilayah daerah dan pola pemanfaatan

ruang daweah menjadi pedoman bagi pengembangan dan pemanfaatan

ruang daerah. RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun

rencana struktur dan pola ruang daerah serta dalam menetapkan

kawasan strategis.

Sesuai amanat perda no. 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya bahwa terdapat 6

kawasan perkotaan yang harus dibuat rencana rinci / detailnya yaitu ;

Perkotaan Singaparna ;

Perkotaan Karangnunggal – Bantarkalong ;

Perkotaan Ciawi ;

Perkotaan Manonjaya ;

Perkotaan Rajapolah ;

Perkotaan Cikatomas ;

Perkotaan Taraju ;

RDTR Wilayah pesisir ; dan

RDTR Koridor Ciawi – Singaparna ;

Kawasan perkotaan tersebut, sudah disusun RDTR nya, hanya belum di

Perda kan sehingga belum dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan

ruang. Di samping kawasan perkotaan yang harus di RDTR kan,

terdapat pula beberapa Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) yang perlu

disusun rencana detailnya

2.5.4. Infrastruktur Transportasi

Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan

transportasi, pengairan, drainase bangunan-bangunan gedung dan

Page 123: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 123

fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistim infrastruktur

merupakan pendukung utama fungsi-funsi sistim sosial dan ekonomi

dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, atau dengan kata lain sistim

infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas dasar yang dibangun dan

dibutuhkan untuk berfungsinya sistim sosial dan ekonomi masyarakat.

Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi

penopang kegiatan-kegiatan dalam ssuatu ruang dan merupakan wadah

sekaligus katalisator dalam pembangunan, ketersediaan infrastruktur

meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat

meningkatkan efesiensi dan produktivitas perekonomian suatu wilayah.

Infrastruktur wilayah meliputi beberapa aspek yaitu insfrasturktur

transportasi, sumberdaya air dan irigasi, listrik dan energi, serta sarana

dan prasarana pemukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah dari

fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah sebagai

pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu

pertumbuhan wilayah, serta sebagai pengikat wilayah dalam menunjang

aspek-aspek lainnya penunjang Kabupaten Tasikmalaya.

Tingkat kemantapan jalan kabupaten merupakan salah satu

penunjang sistim transportasi, dimana transportasi dan perekonomian

memiliki keterkaitan yang erat dan dapat mendorong tumbuh dan

berkembangnya sistim perekonomian suatu daerah, hal ini dapat dicapai

dengan sistem jaringan dan kontruksi jalan yang baik.

Tingkat kemantapan jalan kabupaten dapat diukur dengan kondisi

prosentase panjang jalan kabupaten yang baik, sedang dan rusak berat,

tingkat kemantapan jalan Kabupaten Tasikmalaya 1.303, 323 km, dalam

kondisi baik sepanjang 658,71 km, kondisi sedang sepanjang 293,14 km

dan dalam kondisi rusak ringan sepanjang 195,498 km serta dalam

kondisi rusak berat sepanjang 156,609 km

Pencapaian indikator kinerja bidang perhubungan pada tahun

2014 antara lain pemenuhan kelengkapan rambu-rambu diantaranya

penerangan jalan umum sebanyak 2.539 buah, rambu-rambu lalu lintas

sebanyak 982 buah, warning light dan trafic light sebanyak 25 buah,

Page 124: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 124

marka jalan 632 m, trafic cones sebanyak 52 buah dan guardril

sebanyak 428 buah

Perkembangan indikator kinerja bidang perhubungan pengujian

kelayakan kendaraan bermotor baru sebatas kendaraan umum dan

barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan tersebut yaitu

jumlah kendaraan yang dilakukan pengujian pada tahun 2011.

Pada tahun 2014 jumlah angkutan umum diantaranya : angkutan

kota sebanyak 35 unit, angkutan pedesaan sebanyak 108 unit,

otobus/mikrobus sebanyak 282 unit, minibus sebanyak 1.024 unit, truk

sebanyak 648 unit, jumlah sub terminal terdapat 11 unit

2.5.5. Sumberdaya Air dan Irigasi

Keseimbanagan air makin di alam semakin bergeser, keadaan ini

disebabkan sumber air tawar yang tesedia di alam jumlanya terbatas,

akan tetapi kebutuhan air terus akan meningkat seiring laju

pertumbuhan penduduk oleh karena itu kita perlu melakukan kebijakan

dalam penggunan dan pemanfaatan air.

Salah satu pemanfaatan sumber air yaitu dengan irigasi,

mengingat Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah yang agraris penghasil

tanaman pangan diantaranya tanaman padi, maka peranan irigasi

merupakan peranan yang cukup vital dan penting.

Pembangunan irigasi memerlukan modal dan investasi yang

cukup besar untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoprasian

dan pemeliharaan, oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang

baik, benar dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat

seoptimal mungkin

Mengingat ketersediaan air di alam sering tidak sesuai dengan

kebutuhan baik lokasi maupun kebutuhannya, maka diperlukan saluran

atau irigasi dan bangunan pelengkapnya untuk mengalirkan air dari

sumber ke lokasi yang memerlukan air. Kondisi jaringan irigasi di

Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri jaringan irigasi sesuai dengan

kewenagan kabupaten pada tahun 2014 sebanyak 1.486 buah

Page 125: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 125

2.5.6. Perumahan dan Listrik

Energi sangat dibutuhkan dalam dalam menunjang berbagai

aktivitas pembangunan, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk

aktivitas produksi berbagai sektor perekonomian. Konsumsi energi

rumah tangga untuk keperluan penerangan, memasak,

pemanasan/pendinginan ruangan dan berbagai kegiatan rumah tangga

lainnya .

Kabupaten Tasikmalaya selama periode 2011-2013 jumlah rumah

tangga yang mempergunakan listrik sebanyak 102.724 pelanggan dan

pada tahun 2013 sebanyak 114.850 pelanggan

2.5.7. Iklim Berinvestasi

Era otonomi daerah menuntut setiap pemerintah daerah mandiri

dan kreatif mencari sumber-sumber pembiayaan serta aktif mencari

berbagai peluang yang bisa dijadikan sumber pemasukan kas daerah.

Daya tarik penanam modal baik dari dalam maupun investor asing sangat

dipengaruhi oleh kemauan pemerintah daerah dalam menciptakan iklim

usaha yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai regulasi yang

seimbang tidak memberatkan salah satu pihak dan mengikutsertakan

perumusan regulasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, dengan

demikian subtansi regulasi tersebut dapat menakomodir para pihak yang

berkepentingan.

Namun demikian, meskipun pemerintah daerah memberikan

kemudahan bagi investor dan pengusaha dalam rangka menciptakan

iklim usaha yang kondusif haruslah tetap dijaga dampak sosial dan

lingkungan yang terjadi, pro kepada investor bukan berarti semua jenis

usaha layak diizinkan apalagi investasi asing, pemerintah harus

memperketat perizinan para pelaku usaha multinasional yang bergerak

dibidang ritiil modern, pemerintah perlu memikirkan persyaratan ketat

guna melindungi produsen produk lokal dan petani di daerah dalam

jangka panjang.

Page 126: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 126

2.5.8. Sumberdaya Manusia

Dalam suatu organisasi, sumberdaya manusia bukan hanya

sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peranan penting dalam

kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan Sumber Daya Manusia

(SDM) saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai

penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dengan segala

aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam maju dan

mundurnya organisasi, oleh karena itu kemajuan organisasi sangat

ditentukan oleh kualitas dan kapabilitas SDM didalamnya.

Organisasi yang dimaksud tidak terkecuali organisasi pemerintah

baik yang dipusat maupun di daerah kesemuanya memerlukan SDM yang

berkualitas dan kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat dan memajukan daerahnya dalam meningkatkan daya saing

daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

meningkatkan daya saing daerah diperlukan SDM yang mampu

memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal

sehinga tercapai pelayanan prima kepada masyarakat dan mampu

melihat potensi yang dimiliki daerah kemudian menciptakan inovasi

dalam memanfaatkan potensi daerah.

2.6. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

Sebagai tolak ukur kinerja pembangunan Kabupaten Tasikmalaya

selama waktu periode tahun 2011 – 2014, ditetapkan tolak ukur kinerja

pembangunan daerah sebagai penjabaran visi dan misi Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, pencapai indikator kinerja daerah perlu

dilakukan evaluasi yang berkesinambungan sebagai masukan untuk

perbaikan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, berikut ini disajikan

data capaian indikator kinerja pada tahun 2014 dibandingkan dengan

target kinerjat tahun 2015 sebagai akhir RPJMD 2010- 2015 Kabupaten

Tasikmalaya.

Page 127: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 127

Tabel 2.65 Capaian Hasil Pembangunan Tahun 2014 Terhadap

Target Tahun 2015 RPJMD 2010 – 2015

No

IndikatorMakro 2013 2014 2015 2016

Realisasi Target Realisasi Target Target

1 Indeks Pembangunan Manusia

73,12 73.22 73.48 74.39 75.01

AngkaHarapanHidup (th)

68,42 68.68 68.54 68.42 68.46

Rata-Rata Lama

Sekolah (th) 7,31 7.28 7.40 7.6 7.76

AngkaMelekhuruf (%) 99,23 99.21 99.24 99.46 99.54

DayaBeli (Konsumsi/kapita/tah

un) (Rp)

639.504 579,330 642,429 652,558 658,558

IndeksPendidikan 82,40 82.32 82.60 83.2 83.6

IndeksKesehatan 72,36 72.79 72.56 72.37 72.43

IndeksDayaBeli 64,59 64.56 65.27 67.61 69

2 JumlahPenduduk

(Jiwa) 1.720.124 1,731,181 1,728,618 1,743,299 1,755,502

3 LajuPertumbuhanPenduduk (%)

0,6 0.75 0,5 0.70 0,70

4 JumlahPendudukMiskin (Jiwa)

201.200 276.989 199.346 199,093 193,120

Proporsinya terhadap jumlahpenduduk total (%)

11,6 16 11,57 11.50 11.00

5 PDRB (berlaku) (Rp. Trilyun)

15,00 13.83 16,73 17.25 18.36

6 PDRB Per kapita (berlaku) (Rp.)

8.709.660,76

7,987,454 9,725,112 9,707,680 10,240,187

7 LajuPertumbuhanEko

nomi (konstan 2000) 4,17 4,5 - 5,5 4,46 4,5 - 5,5 5 – 6

8 JumlahPenduduk yang bekerja (Jiwa)

900.177* 785,956 996.608 * 933,606 942,905

9 Proporsijumlahpendudukbekerjaterhadapjumlahpenduduk total (%)

51,79 45.4 57,65 * 52.54 52.59

10

Pengangguran Terbuka (%)

6,46 6-7 6,5 * 6 - 7 6 – 7

2.6.1. Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014

Sebagaimana kita ketahui bersama Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 tahun 2010 merupakan pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang tahapan, tata cara

penyusunan, pengendalian dan evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

Page 128: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 128

Adapun tujuan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah ini

untuk mewujudkan konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan

dan hasil rencana pembangunan daerah, konsistensi antara rencana

jangka panjang daerah dengan rencana jangka panjang nasional dan

rencana tata ruang wilayah nasional, konsistensi antara rencana jangka

menengah daerah dengan rencana jangka panjang daerah dan rencana

tata ruang wilayah daerah, konsistensi dengan rencana kerja pemerintah

daerah dengan rencana kerja menengah daerah dan kesesuaian antara

capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator kinerja yang

telah ditetapkan.

2.6.2. Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah

1) Urusan Pendidikan

a. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tasikmalaya

masih sekitar 7,3 tahun

b. Belum optimalnya ketersediaan ruang kelas yang memadai dan

masih terdapat ruang kelas dengan kondisi rusak ringan dan

rusak berat untuk jenjang SD sebanyak 2.120 ruang kelas dan

untuk jenjang SMP sebanayak 373 ruang kelas

c. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio

ketersediaan guru dengan murid masih rendah dan Kabupaten

Tasikmalaya masih kekurangan guru sekitar 2.757 tenaga

guru.

d. Belum optimalnya perhatian dan tersedianya anggaran untuk

BOS, BSM, Beasiswa Bagi yang berprestasi dan Beasiswa

Transisi yang bersumber dari Anggaran Pemerintah Daerah

Kabupaten Tasikmalaya

e. Kondisi geografis. Untuk akses pada beberapa SMP/MTS yang

berada di tingkat kecamatan, masih terkendala letak geografis

atau jarak bagi keluaran SD/MI. Program SD-SMP satu Atap

dan SMP Terbuka serta Paket B adalah alternatif program

untuk mengatasi kendala tersebut.

Page 129: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 129

f. Kondisi Sosial Budaya. Masih ada masyarakat yang belum

menganggap penting untuk menyekolahkan anak ke jenjang

lebih tinggi. Halini memerlukan sosialisasi agar terjadi

perubahan budaya perubahan/perilaku agar masyarakat

menyadari pentingnyan pendidikan untuk peningkatan mutu.

g. Kondisi Ekonomi. Tingkat ekonomi masyarakat, terutama

masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi menjadi salah satu kendala,

terutama bagi kategori rumah tangga miskin (RTM). Adanya

BOS dan BKM merupakan salah satu solusi untuk mengatasi

kendala tersebut. Dengan demikian, diperlukan optimalisasi

BOS dan BKM untuk penuntasan Wajar 9 Tahun yang

terjangkau dan bermutu.

2) Urusan Kesehatan

a. Adanaya keterbatasan tempat tidur untuk rawap inap sekitar

1. 400 tempat tidur khususnya untuk rawat inap kelas III

b. Jumlah kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih

tinggi

c. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga

specialis di SMC

d. SDM tenaga kesehatan masih rendah terutama untuk tenaga

kesehatan di Puskesmas dan jaringannya

e. Cakupan PHBS masih rendah terutama cakupan rumah

tangga dan tempat-tempat umum

f. Kegiatan Forum Desa Siaga belum berjalan sebagaimana

mestinya, manajemen program Desa Siaga (perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) belum

optimal.

g. Keberadaan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) terlatih

masih sedikit dan terbatas pada kader posyandu sehingga

tidak bisa maksimal dalam menggerakan masyarakat

Page 130: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 130

h. Kurangnya dukungan dana dalam kegiatan forum desa siaga

baik dari pemerintah, maupun masyarakat swasta/dunia

usaha, alokasi anggaran dari BOK masih sangat terbatas

i. Dukungan dan peran aktif dari masyarakat dan organisasi

masyarakat masih kurang

j. Perlu legalitas/peraturan mulai dari tingkat desa hingga

kabupaten yang mendukung kegiatan desa siaga sehingga

Gerakan Desa Siaga dapat dijadikan gerakan bersama

3) Urusan Pekerjaan Umum

a. Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam pengawasan

kegiatan perlu ada peningkatan pendidikan dan keterampilan

dalam bidang pengawasan guna meningkatkan kinerjanya.

Kebutuhan ideal pemeliharaan jalan adalah 1 orang untuk setiap

2 km, sedangkan panjang jalan kabupaten 1.303,32 Km, maka

dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 651 orang, sedangkan tenaga

kerja yang ada di Dinas Bina Marga dan Pengairan saat ini

sebanyak 347 orang.

b. Anggaran untuk pemeliharaan rutin jalan, jembatan dan irigasi

belum sebanding dengan panjang jalan, jembatan dan jaringan

irigasi yang harus dipelihara, sehingga tingkat kerusakannya

sulit dikendalikan.

c. Alat-alat berat sebagai penunjang kegiatan, sampai saat ini

belum memiliki, yang adapun kondisinya tidak memadai karena

umur peralatan rata-rata diatas 20 Tahun, sehingga biaya

pemeliharaannya cukup tinggi.

d. Peralatan Laboratorium dan alat survey jauh dari memadai dan

tidak berfungsi.

e. Pengawasan terhadap pengguna jalan yang melebihi beban

muatan (tonase)/over load.

f. Hampir 2/3 wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan

perbukitan dan pegunungan yang rawan dengan bencana Alam,

seperti pergerakan tanah, amblas dan longsor sering menimpa

Page 131: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 131

berbagai prasarana dan sarana hasil pembangunan khususnya

jalan, jembatan dan jaringan irigasi.

4) Urusan Perumahan dan Pemukiman

Permasalahan mendasar di sektor infrastruktur air minum dan air bersih

meliputi :

a. Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum PDAM ;

b. Masih tingginya tingkat kebocoran air minum PDAM perkotaan

dan perdesaan;

c. Belum sesuainya kapasitas terpasang dengan kapasitas

produksi infrastruktur yang ada;

d. Belum termanfaatkannya sumber-sumber air baku baru.

e. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk

masyarakat perdesaan yang disebabkan karena kondisi

geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan

prasarana penunjang air bersih.

5) Urusan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan acuan dasar

dalam kerangka pengembangan wilayah. Belum optimalnya

penyelenggaraan penataan ruang berkenaan dengan :

Pengaturan

a. Keterbatasan sumber daya manusia dalam melaksanakan

perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang;

b. Belum adanya dokumen RDTR untuk kawasan strategis dan

kawasan cepat tumbuh serta kawasan potensial

c. Belum semua dokumen perencanaan tata ruang dituangkan

dalam bentuk Peraturan Daerah.

d. Banyaknya peraturan pemerintah pusat yang berkaitan dengan

Tata Ruang yang terlambat disosialisasikan ke daerah sehingga

produk rencana tata ruang yang telah tersusun terus mengalami

evaluasi dan revisi

Pembinaan

Page 132: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 132

a. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap rencana tata

ruang.

b. Belum optimalnya sosialisasi dan diseminasi mengenai

perencanaan tata ruang

Pelaksanaan

a. Masih tingginya peta konflik antara peta struktur ruang dan pola

ruang dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya dengan kondisi

eksisting;

b. Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan

daerah rawan bencana secara tidak langsung membatasi

peruntukan kawasan budidaya;

c. Masih ditemuinya pengembangan wilayah sektoral yang tidak

mengacu pada dokumen tata ruang yang ada;

Pengawasan

Adanya alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan pola ruang;

6) Urusan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan merupakan suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan

mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan sumber daya.

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan terutama

dalam konsistensi terhadap dokumen perencanaan dikarenakan

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya

konsistensi penentuan prioritas dan ketersediaan anggaran.

7) Urusan Perhubungan

a. Pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan

sebelumnya, tidak seluruhnya dapat terealisasi dan dianggarkan

pada Tahun 2014.

Page 133: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 133

b. Program dan kegiatan belum terkoordinasikan secara sinergis

terlaksana secara intensif dengan menyesuaikan kebutuhan dan

indikator yang harus dicapai sesuai Renstra Dinas perhubungan

(2011-2015) dan RPJMD Kabupaten Tasikmalaya (2011-2015).

c. Belum memiliki terminal yang dinilai cukup representatif

d. Belum optimalnya database potensi yang mendukung dibidang

perhubungan

e. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung

f. Belum Optimalnya Sistem Informasi Pengendalian dan

Pengawasan di Bidang Perhubungan.

8) Urusan Lingkungan Hidup

a. Masalah Kelembagaan masih berbentuk Kantor. Diperlukan

peningkatan kapasitas kelembagaan lingkungan hidup,

mengingat meningkatnya beban kerja kelembagaan lingkungan

hidup di daerah sebagaimana yang diatur pada Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UU 32/2009) dan Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (PP 38/2007). Disi lain

semakin meningkatnya kerusakan lingkungan hidup di

Kabupaten Tasikmalaya, terutama degradasasi lahan, Sumber

daya Alam dan lain sebagainya.

b. Terbatasnya Anggaran. Bidang lingkungan hidup merupakan

urusan wajib yang harus di lakukan oleh Pemerintah Daerah.

Banyaknya program dan kegiatan perlu ditunjang dengan

anggaran yang tersedia. Sampai saat ini laboratorium lingkungan

belum bisa dioperasionalkan secara optimal, dikarenakan tidak

adanya dukungan anggaran dan sumber daya manusia yang

tebatas.

Page 134: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 134

c. Kurangnya sarana dan prasarna pengawasan. Wilayah yang luas

serta jumlah kegiatan yang banyak memerlukan dukungan

sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap.

d. Kurangnya tenaga teknis untuk pejabat pengawas lingkungan.

Belum adanya pejabat fungsional sebagai pengawas lingkungan

di Kabupaten Tasikmalaya

9) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen

kependudukan seperti KTP elektronik, Kartu Keluarga, Akta

Pencatatan Sipil khususnya akte kelahiran dan kematian relatif

masih rendah misalnya: Masih adanya masyarakat yang

mengajukan dokumen kependudukan dikala butuh dan

mendesak seperti untuk keperluan sekolah, sakit, naik haji,

BPJS, kerja dan lain sebagainya.Masih banyak masyarakat yang

tidak segera melaporkan secara administrasi kematian

keluarganya ke desa sehingga mempengaruhi keakuratan jumlah

penduduk dan warga menganggap mengurus akta kematian

kurang penting, karena mereka merasa akta kematian tidak ada

manfaat bagi mereka.

b. Terbatasnya kemampuan atau kompetensi operator SIAK dan e-

KTP dalam penanggulangan permasalahan/trouble shooting

berkaitan dengan jaringan, hardware dan software yang ada di

kecamatan sehingga selalu tergantung kepada Administrator

Database yang ada di tingkat Kabupaten.

c. Belum optimalnya sistem pelaporan data kependudukan secara

menyeluruh khususnya berkaitan dengan lahir mati pindah

datang yang dilaporkan oleh kecamatan setiap bulannya bahkan

masih adanya kecamatan yang tidak melaporkan lampid sesuai

dengan waktu yang ditentukan sehingga berpengaruh terhadap

jumlah rekapitulasi data lampid.

Page 135: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 135

d. Belum adanya sarana yang mobile untuk menjangkau pelayanan

pembuatan dokumen kependudukan sampai ke pelosok daerah

(pelayanan jemput bola).

e. Belum adanya perlakuan khusus dalam pelayanan administrasi

kependudukan bagi komunitas masyarakat miskin dan

keterpencilan wilayah pedesaan.

f. Masih adanya ketidaksesuaian biodata penduduk antara yang

tercantum di KTP elektronik, Surat Nikah, Kartu Keluarga, Ijazah

dan Akte Kelahiran dikala penduduk mengajukan permohonan

pembuatan dokumen kependudukan dengan database

kependudukan.

g. Masih adanya warga penduduk Kabupaten Tasikmalaya yang

tidak mau melakukan perekaman biometric KTP-el dengan

berbagai alasan misalnya sibuk, sakit, bekerja di luar kota,

sudah lanjut usia, jaraknya jauh dari rumah ke tempat

perekaman serta adanya sebagian masyarakat yang beranggapan

mengurus dokumen kependudukan itu prosesnya berbelit-belit

serta memakan ongkos yang tinggi/high cost.

h. Masih banyak penduduk yang melakukan proses perubahan data

KTP-el khususnya berkaitan dengan perubahan status atau

alamat akibat proses pindah atau datang tetapi KTP-el-nya tidak

bisa diproses lebih cepat karena pencetakannya masih

dilaksanakan di Pusat.

i. Tidak tersedianya biaya operasional bagi operator pendaftaran

penduduk yang ada di Kecamatan dan Dinas dalam

melaksanakan pelayanan perekaman KTP-el secara mobile atau

keliling ke wilayah perdesaan.

10) Urusan Pemberdayaan Perempuan

Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan

dan anak di Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya masih

terbatasnya akses terhadap kesempatan usaha, pendidikan, dan

kesehatan. Selain itu masih adanya perempuan dan anak menjadi

Page 136: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 136

korban kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya

peran lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan

perempuan dan anak.

a. Tingginya jumlah kasus tindak kekerasan terhadap permpuan

b. Tidak jelasnya konsep pemberdayaan perempuan

c. Kabupaten Tasikmalaya belum memiliki gedung P2TP2A untuk

penanganan kasus

11) Urusan Keluarga Berencana

a. LPP Kabupaten Tasimalaya masih tinggi

b. Ketersediaan alkon gratis bagi masyarakat miskin masih

terbatas

c. Keterbatasan tenaga penyuluh program KB di Kecamatan

d. Lemahnya koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam

mendukung program KB yang sinergis

e. Belum optimalnya SDM para pelaku PNPM di Desa dan

Kecamatan dalam hal mengelola keuangan.

f. Masih adanya masyarakat yang beranggapan bahwa bantuan

perguliran yang diberikan Pemerintah sebagai dana hibah yang

berakibat pada kurang lancarnya pengembalian pinjaman.

g. Belum optimalnya pelayanan terhadap korban tindak

kekerasan, perlindungan perempuan dan anak.

h. Masih kurangnya sarana dan prasarana Posyandu, belum

maksimalnya dana operasional bagi kader, dan keberadaan

Posyandu belum termanfaatkan secara optimal oleh

masyarakat.

i. Umur Rata-rata usia kawin pertama wanita 18,15 Tahun, masih

rendah dibawah usia ideal 20 Tahun.

j. Terbatasnya tenaga operasional program KB (penyuluh KB)

sebanyak 58 orang, tidak sebanding dengan jumlah desa yang

ada sebanyak 351 desa, artinya 1 orang membina 5007 desa.

k. Masih kurangnya kegiatan KIE di masyarakat sehingga terkesan

program KB gaungnya menurun.

Page 137: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 137

12) Urusan Sosial

a. Penanganan PMKS masih rendah

b. Data PMKS belum ter up date

c. Belum ada kebijakan pagu indikatif kemiskinan sehingga belum

adan pronangkis unggulan daerah

d. Regulasi pemnfaatan CSR bagi PMKS belum ada, meskipun

telah berjalan tapi bersifat farsial

e. Sumber Daya Manusia Pengurus Organisasi Sosial/Yayasan

(Panti) masih belum memahami tentang penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial dalam memberikan pelayanan kepada

klien.

f. Kurangnya sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan

kepada klien.

g. Letak geografis dan sarana untuk memberikan pembinaan ke

Organisasi Sosial/Yayasan (Panti) kurang memadai

h. Kurangnya koordinasi Lintas Sektoral yang menyebabkan masih

ditemukannya kendala di lapangan.

i. Masih adanya personal yang belum paham dalam pengisian

formulir verifikasi.

j. Masih rendahnya kualitas sumber daya Pendamping KUBE yang

sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

k. Kurangnya Pendamping KUBE di Tingkat Kecamatan dalam

upaya meningkatkan koordinasi ke Tingkat Kabupaten.

l. Tidak adanya anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

serta pelaporan ke lokasi KUBE dari Tingkat Kabupaten.

13) Urusan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

a. Terbatasnya motivasi bakat minat dan kemampuan calon peserta

untuk mengikuti pelatihan.

b. Lulusan pelatihan masih belum tersalurkan secara keseluruhan

dalam dunia kerja baik sektor formal maupin informal.

c. Belum terkoordinirnya siswa lulusan pelatihan dari lembaga

latihan swasta maupun lembaga latihan Pemerintah.

Page 138: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 138

d. Rendahnya tingkat pendidikan calon pelatihan dan pengalaman

berwirausaha.

e. Terbatasnya aksebilitas tenaga kerja di perdesaan untuk

peningkatan kualitas dan produktivitas di perdesaan.

f. Terbatasnya standarisasi kompetensi kerja dan program

pelatihan kerja.

g. Terbatasnya kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan

kelembagaan pelatihan dan produktivitas yang memiliki relevansi

antara pendidikan dan ketenagakerjaan.

h. Terbatasnya penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri

untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

i. Angka pengangguran masih cukup tinggi sekitar 6,5%

j. Proporsi penduduk kerja terhadap penduduk tidak bekerja masih

rendah yaitu sekitar 54,5%

k. Peranan Pemerintah Daerah belum sepenuhnya dapat

menyediakan lapangan kerja baru

l. Masih rendahnya APBD Kabupaten untuk meningkatan

keterampian dan kompetitip

m. Kurangnya target pengiriman Transmigran.

n. Pendaftar Calon Transmigran lebih banyak dibanding target

pengiriman.

o. Terbatasnya daerah penempatan yang dijajagi.

p. Daerah penerima mengharapkan adanya bantuan kepada warga

Transmigrasi dari daerah asal.

q. Masih adanya para Transmigran yang mempunyai itikad tidak

baik setelah berada di lokasi penempatan Transmigrasi.

14) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Koperasi :

Masalah yang dihadapi Koperasi cenderung sama dari Tahun ke

Tahun, antara lain:

Page 139: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 139

a. Masih rendahnya kualitas SDM pegawai Koperasi dan

rendahnya peran koperasi dalam menunjang perekonomian

daerah.

b. Adanya unit usaha Simpan Pinjam yang merupakan bagian

dari program Pemerintah yang tidak mewajibkan seseorang

menjadi anggota untuk mendapatkan pelayanan atau bantuan

permodalan, yang menyebabkan tidak ada peningkatan jumlah

anggota koperasi yang signifikan.

Usaha Kecil Menengah:

Kendala yang dihadapi Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

sepertinya masih sama dan berulang pada rendahnya Mutu SDM,

sulitnya akses permodalan terhadap lembaga keuangan terutama

perbankan, dan masih rendahnya inovasi dan kreatifitas pelaku usaha.

15) Urusan Investasi dan Penanaman Modal

Bidang Investasi yang mencakup Penanaman Modal Asing ( PMA )

dan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) di Kabupaten Tasikmalaya

pada umumnya masih belum begitu banyak diminati mengingat kondisi

dan letak geografis serta belum tergalinya potensi investasi yang ada di

Kabupaten Tasikmalaya. Secara umum kondisi infrastruktur yang ada

dirasakan masih terbatas (Kondisi infrastruktur yang memadai

merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah).

Disamping itu terdapat beberapa permasalahan lain, antara lain :

a. Perspektif investor bahwa prosedur perizinan dipandang perlu

dipermudah dengan tidak mengesampingkan regulasi yang

berlaku.

b. Pemerintah daerah memiliki keterbatasan kemampuan investasi

sedangkan keterlibatan swasta dalam berbagai program masih

relatif kecil.

c. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Penanaman

Modal.

d. Kajian potensi dan peluang investasi yang dapat ditawarkan

kepada investor masih terbatas.

Page 140: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 140

e. Belum adanya pusat promosi dan pemasaran produk unggulan

f. Belum adanya Investasi yang mampu menyerap banyak tenaga

kerja lokal sehingga dapat mengurangi pengangguran dan tidak

merusak lingkungan

g. Perlu adanya regulasi tentang investasi yang dapat

mengakomodir baik kepentingan investor maupun masyarakat.

h. Belum optimalnya peran KADIN.

16) Urusan Kebudayaan dan Pariwisata

a. masih rendahnya ketahanan budaya masyarakat akibat imbas

perubahan global.

b. Pemahaman masyarakat tentang arti penting kebudayaan

dalam kehidupan belum berkembang dengan baik

c. Proses regenerasi dan pelestarian dalam rangka pewarisan

budaya daerah masih rendah

d. Kekayaan budaya belum terkelola secara sinergis dalam

rangka pembangunan daerah

e. Belum termanfaatkannya produk budaya sebagai potensi

industri kreatif.

f. Sumber Daya Manusia sektor pariwisata belum memiliki

kompetensi di bidangnya.

g. Pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana belum

optimal.

h. Anggaran yang dialokasikan kurang memadai dibandingkan

kebutuhan riil untuk dapat melaksanakan kegiatan secara

optimal sesuai dengan rencana yang diusulkan dan standar

pelayanan minimal yang ditentukan, sehingga kegiatan yang

berupa program tetap di tingkat provinsi dan tingkat pusat

tidak dapat diikuti.

i. Belum optimalnya Kelompok Penggerak Pariwisata

(KOMPEPAR) dalam mendukung pengembangan pariwisata di

Kabupaten Tasikmalaya.

Page 141: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 141

17) Urusan Kepemudaan dan Olahraga

Permasalahan pembangunan keolahragaan saat ini berkaitan

dengan pembinaan olahraga yang belum tertata secara sistematis

antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga

rekreasi di lingkungan masyarakat, olahraga prestasi untuk

kelompok elit atlit yang menjadi tulang punggung Kabupaten

Tasikmalaya dalam pentas kompetisi olahraga nasional serta

terbatasnya sarana dan prasarana olahraga di masyarakat yang

memadai termasuk ketersediaan stadion olahraga yang cukup

representatif. Sedangkan permasalahan di bidang kepemudaan

masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mewadahi aktivitas

dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri.

a. Tidak meratanya fasilitas olahraga di tiap Kecamatan dan

Desa

b. Belum selesainya pembangunan stadion olahraga Kabupaten

Tasikmalaya

18) Urusan Kesatuan Bangsa

a. Kondisi SDM yang kurang memadai, dilihat dari sisi kualitas

maupun kuantitas. Dari sisi kualitas, SDM Kantor Kesatuan

Bangsa dan perlindungan Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya

masih memerlukan peningkatan kompetensi dan professionalisme,

mengingat masih banyak personil yang kurang memiliki latar

belakang pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi organisasi. Sedangkan dari sisi kuantitas, belum seluruh

formasi jabatan memiliki staf pendukung sebagaimana Job

Specification Kantor Kesbang dan Linmas Kabupaten Tasikmalaya

yang ideal. Sehingga dalam menyelesaikan tugas terkadang masih

dibantu oleh bidang lain karena kurangnya personil terutama

untuk tenaga fungsional.

Page 142: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 142

b. Keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana yang dibutuhkan

dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi/Kantor

Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.

c. Masih sangat minimnya kemampuan organisasi dalam program

peningkatan kompetensi aparatur melalui penyertaan Diklat Teknis

dan Fungsional di dalam daerah dan ke luar daerah.

d. Masih terbatasnya data dan informasi, sistem dan implementasi

perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang lengkap, akurat dan

akunTabel (masih dalam Pencocokan).

e. Tidak sesuainya aturan kelembagaan dari pusat sampai daerah

karena perubahan peraturan perundang-undangan.

19) Urusan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah, Adminstrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian

Pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk terwujudnya

pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan dengan azas-azas

pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Permasalahan yang masih dihadapi dalam bidang Keuangan daerah dan

Pengelolaan asset daerah antara lain :

a. Capaian laporan kinerja keuangan yang masih pada level Wajar

Dengan Pengecualian (WDP), diakibatkan oleh neraca aset yang

belum optimal .

b. pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset

yang belum tersertifikasi.

c. sumber pendapatan daerah relatif terbatas karena adanya

peraturan baru yang cenderung mengurangi sumber pendapatan

sehingga perlu adanya upaya menggali sumber pendapatan lain

yang sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah.

d. Masih adanya bantuan keuangan dari pemerintah pusat dan

provinsi yang dalam pembagiannya tidak proporsional dan

cenderung disamaratakan dengan pemerintah kabupaten/kota

lainnya.

Page 143: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 143

e. Belum proporsionalnya belanja langsung dan belanja tidak

langsung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

20) Urusan Ketahanan Pangan

a. Masih rendahnya ketersediaan cadangan pangan

b. Rendahnya pengembangan dan peningkatan usaha ekonomi

produktif,

c. Rendahnya tingkat kemandirian pangan di desa kategori miskin,

d. Masih terbatasnya fasilitasi lumbung pangan perdesaan.

21) Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa

a. Masih terbatasnya infrastruktur dasar perdesaaan

b. menurunnya nilai-nilai kegotongroyongan masyarakat dalam

gerakan pembangunan desa.

22) Urusan Komunikasi dan Informatika

Pada bidang telekomunikasi, permasalahan yang dihadapi adalah :

a. Masih terbatasnya cakupan layanan untuk infrastruktur

telekomunikasi kabel yang disebabkan keterbatasan anggaran

dan kondisi geomorfologi Kabupaten Tasikmalaya.

b. Untuk layanan berbasis nirkabel sudah menjangkau hampir

semua wilayah Kabupaten Tasikmalaya namun belum

terimbangi oleh kemampuan masyarakat dalam menikmati

layanan tersebut. Akses komunikasi via satelit merupakan salah

satu hal mendasar yang bisa dijadikan solusi untuk

menjangkau daerah terpencil namun karena biaya instalasi dan

operasional yang mahal maka belum bisa teroptimalkan di

Kabupaten Tasikmalaya.

23) Urusan Pertanahan

Adapun permasalahan yang dihadapi pada bidang pertanahan adalah :

a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap identitas

kepemilikan tanah

b. Masih banyaknya lahan tidur

Page 144: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 144

c. Masih adanya konflik pemilikan tanah diantara masyarakat

d. harga tanah di lokasi yang yang akan dibebaskan dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan, sehingga dana yang sudah

dianggarkan tidak mencukupi.

24) Urusan Statistik

Data statistik merupakan hal yang sangat penting dalam

penentuan perencanaan pembangunan namun saat ini di

Kabupaten Tasikmalaya dinilai belum optimal karena masih

terdapat data yang berbeda-beda sehingga dipandang perlu untuk

adanya sinkronisasi data dari berbagai sumber untuk didapatkan

data yang terpadu dan akurat.

25) Urusan Kearsipan

Permasalahan di bidang kearsipan diantaranya :

a. Belum optimalnya pelaksanaan sistem kearsipan daerah

b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia di bidang kearsipan

26) Urusan Perpustakaan

a. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung perpustakaan

dan kearsipan serta kurangnya koleksi buku pustaka yang

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi baik secara kualitas maupun kuantitas.

b. Belum tertatanya penyimpanan arsip aktif maupun arsip in

aktif, baik di OPD maupun di Kecamatan.

c. Kurangnya anggaran yang menyebabkan tidak tercapainya

target kinerja dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014.

d. Kurangnya tenaga fungsional Pustakawan dan Arsiparis serta

kurangnya dukungan dari Pengambil Keputusan terhadap

keberadaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, sebab

tanpa dukungan dari Pengambil Keputusan, pengembangan

perpustakaan dan terlaksananya tertib administrasi

kearsipan di Kabupaten Tasikmalaya sulit untuk diwujudkan.

Page 145: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 145

e. Masih terbatasnya minat dan budaya baca di lingkungan

masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta kurangnya

pengetahuan akan arti pentingnya arsip.

27) Urusan Pertanian

a. Ketersediaan alat mesin pengolah produksi komoditas

pertanian secara umum masih belum mencukupi kebutuhan,

b. Harga alat dan mesin pertanian cukup mahal. Banyak

terdapat alat mesin pegolah hasil produksi pertanian yang

sudah tidak berfungsi akibat layanan suku cadang dan

perbengkelan tidak tersedia di lapangan.

c. Ketersediaan jenis dan tipe alat mesin pengolah produksi

pertanian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal masih

terbatas.

d. Manajemen Rantai Pasokan/Tata niaga belum berjalan

dengan baik.

e. Adanya sistim perdaganagan yang monopolistic

f. Tingkat kontinuitas hasil produksi komoditas pertanian

masih rendah

28) Urusan Perikanan dan Kelautan

Permasalahan dalam Sub-bidang Perikanan yaitu :

a. berkurangnya kualitas, kuantitas, dan debit air di sentra

perikanan air tawar sehingga produksi perikanan budidaya

pada unit unit pembenihan dan pembesaran tidak optimal.

b. Masih rendahnya produksi budidaya perikanan air tawar,

khususnya ikan gurame, ikan nilem dan udang galah.

c. Belum adanya pusat pembenihan ikan nilem

d. Masih lemahnya bantuan modal untuk budidaya perikanan air

tawar

Bidang Kelautan yaitu :

Pengelolaan kegiatan wilayah pesisir pantai selatan

Tasikmalaya pada umumnya masih dilakukan secara sektoral,

belum terpadu dan cenderung berorientasi pada keuntungan

Page 146: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 146

jangka pendek. Belum ada keterpaduan Kerjasama antar sektor

untuk mencapai pembangunan wilayah pesisir secara optimal dan

berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat sebesar-besarnya.

Pemanfaatan potensi bisnis kelautan merupakan suatu

peluang untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat

Tasikmalaya Bagian Selatan, namun saat ini masih menghadapi

beberapa kendala antara lain

a. Dengan kondisi sarana dan prasarana saat ini, maka produksi

tangkapan ikan masih jauh dibawah potensi yang ada.

b. Pemasalahan pengembangan komoditas kelautan berkaitan

dengan investasi yang memerlukan dana sangat besar.

c. Jumlah dan kapasitas sarana penangkapan ikan perlu

ditingkatkan, termasuk didalamnya pembangunan pangkalan

pendaratan ikan yang memadai.

d. Masih lemahnya kemampuan kelompok nelayan sehingga

belum mempunyai daya tawar yang baik.

29) Urusan Kehutanan

a. Laju deforestasi tidak seimbang jika dibandingkan dengan

upaya rehabilitasi hutan dan lahan, salah satunya

diakibatkan oleh pola/daur tebang pohon yang tidak

memenuhi kriteria teknis, banyak pohon yang ditebang

belum cukup umur sehingga setiap tahun masih ada lahan

kritis yang harus ditangani.

b. Tidak terkendalinya penebangan hutan yang dilakukan oleh

pemilik

c. Masih lemahnya penegakan aturan dalam tata usaha hasil

hutan

d. Masih lemahnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan

yang ada.

Page 147: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 147

30) Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

a. Turunnya daya dukung lingkungan akibat kegiatan

penambangan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah

penambangan yang baik dan benar.

b. Rusaknya kawasan Sempadan pantai akibat kegiatan

penambangan Pasir Besi .

c. Masih banyaknya para pemegang IUP operasi produksi yang

melakukan pelanggaran.

d. Rusaknya insfrastruktur jalan akibat angkutan bahan galian

yang melebihi tonase angkutan yang diizinkan.

e. Belum adanya terminal khusus pengangkutan hasil tambang

melalui jalur laut .

f. Belum adanya instalasi pengolahan dan pemurnian sehingga

pasir besi dijual dalam bentuk raw material.

g. Izin usaha pertambangan (IUP) tidak bisa terbit semenjak

tanggal 2 Oktober 2014 disebabkan terbitnya UU Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana

kewenangan tentang penerbitan Izin Usaha Pertambangan

ada di Pemerintah Pusat.

h. Keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten dalam

pelaksanaan kegiatan.

i. Masih ada masyarakat yang belum sadar akan penggunaan

air tanah yang baik dan perizinan SIPA terutama pengguna

air tanah yang bersifat komersil.

j. Adanya keterlibatan dinas lain yang ikut memproses

perizinan (berupa rekomendasi teknis).

k. Kurangnya personil di bidang air bawah tanah.

l. Kurangnya sarana dan prasarana di bidang air bawah tanah.

31) Urusan Perindustrian dan Perdagangan

Permasalahan di bidang perindustrian yang dirasakan saat ini yaitu

a. keterbatasan permodalan bagi industri kecil dan menengah,

Keterbatasan kompetensi para pelaku industri kecil dan menengah

Page 148: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 148

b. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung bagi para

pelaku insdustri kecil dan menengah.

Permasalahan yang masih dihadapi dalam bidang perdagangan, yaitu :

a. Masih kurangnya fasilitasi pemerintah daerah dalam

perdagangan ekspor

b. Masih lemahnya tata niaga perdagangan antar daerah dan

ekspor

c. Terbatasnya sarana dan prasarana distribusi perdagangan

(Pasar).

d. Terbatasnya sarana promosi

e. Rendahnya jumlah produk unggulan Kab. Tasikmalaya yang

sudah dipatenkan

f. Masih rendahnya penataan pedagang kreatif.

2.6.3. Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014 untuk

Identifikasi Isu Strategis

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja RKPD Tahun 2014 terhadap

capaian kinerja pemerintah, masih banyak permasalah yang harus

ditangani, oleh sebab itu maka diperlukan penyusunan isu strategis

untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada secara

bertahap dengan tetap memperhatikan isu strategis nasional maupun isu

strategis

Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014 sebagai dasar Identifikasi Isu Strategis

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

1 Upaya penanggulangan penduduk miskin, pembukaan lapangan bekerja dan pengangguran belum optimal

Belum optimalnya penanggulangan penduduk miskin, masih tingginya pengangguran, dan perluasan kesempatan kerja hal ini ditandi dengan a. Tingginya jumlah penduduk

miskin terutama di pedesaan

b. Rendahnya kualitas dan produktivutas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan pasar

c. Terbatasnya motivasi bakat

Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perdesaan

Page 149: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 149

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

minat dan kemampuan calon peserta untuk mengikuti pelatihan.

d. Lulusan pelatihan masih belum tersalurkan secara keseluruhan dalam dunia kerja baik sektor formal maupun informal.

e. Rendahnya tingkat pendidikan calon pelatihan

dan pengalaman berwirausaha.

f. Terbatasnya aksebilitas tenaga kerja di perdesaan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas di perdesaan.

g. Terbatasnya standarisasi kompetensi kerja dan program pelatihan kerja.

h. Terbatasnya kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan kelembagaan pelatihan dan produktivitas yang memiliki relevansi antara pendidikan dan ketenagakerjaan.

i. Terbatasnya penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

j. Angka pengangguran masih cukup tinggi sekitar 6,5%

2 Masih rendahnya ketersediaan ifrastruktur dasar yang berkualitas, lingkungan yang sehat aman dan nyaman

Rendahnya ketersediaan infrastruktur dasar yang berkualitas, lingkungan yang sehat, aman dan nyaman hal ini ditandai dengan : a. Belum optimalnya

ketersediaan ruang kelas yang memadai

b. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio ketersediaan guru dengan murid

c. Adanya keterbatasan tempat tidur untuk rawap inap sekitar 1. 400 tempat tidur khususnya untuk rawat inap kelas III

Pembangunan Infrastruktur Dasar serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman

Page 150: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 150

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

d. Jumlah kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi

e. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga specialis di SMC

f. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk masyarakat perdesaan yang disebabkan karena kondisi

geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan prasarana penunjang air bersih.

3 Kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi,

Kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi hal ini dapat dilihat : a. Jumlah kematian bayi dan

ibu melahirkan serta balita masih tinggi

b. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga specialis di SMC

c. SDM tenaga kesehatan masih rendah terutama untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya

d. Cakupan PHBS masih rendah terutama cakupan rumah tangga dan tempat-tempat umum

e. Kegiatan Forum Desa Siaga belum berjalan sebagaimana mestinya, manajemen program Desa Siaga (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) belum optimal.

f. Keberadaan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) terlatih masih sedikit dan terbatas pada kader posyandu sehingga tidak bisa maksimal dalam menggerakan masyarakat

g. Kurangnya dukungan dana dalam kegiatan forum desa siaga baik dari pemerintah, maupun masyarakat swasta/dunia usaha, alokasi anggaran dari BOK

Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat

Page 151: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 151

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

masih sangat terbatas h. Dukungan dan peran aktif

dari masyarakat dan organisasi masyarakat masih kurang

4 Nilai tambah dari hasil produksi pertanian, perkebunan,

perikanan, peternakan dan kehutan masih rendah

Rendahnya nilai tambah produk komoditas pertanian dan kelautan diantarnya: a. Ketersediaan alat mesin

pengolah produksi komoditas pertanian secara umum masih belum mencukupi kebutuhan,

b. Harga alat dan mesin pertanian cukup mahal. Banyak terdapat alat mesin pegolah hasil produksi pertanian yang sudah tidak berfungsi akibat layanan suku cadang dan perbengkelan tidak tersedia di lapangan.

c. Ketersediaan jenis dan tipe alat mesin pengolah produksi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal masih terbatas.

d. Manajemen Rantai Pasokan/Tata niaga belum berjalan dengan baik.

e. Adanya sistim perdaganagan yang monopolistic

f. Tingkat kontinuitas hasil produksi komoditas pertanian masih rendah

g. Pola pikir dan perilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi dan cenderung masih bersifat tradisional (subsisten) sehingga kualitas dan harga yang diterima petani masih relatif rendah.

Pengembangan Industri Agribisnis Berbasis Pedesaan

5 Tingkat laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi

a. LPP Kabupaten Tasimalaya masih tinggi

b. Ketersediaan alkon gratis bagi masyarakat miskin masih terbatas

Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk.

Page 152: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 152

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

c. Keterbatasan tenaga penyuluh program KB di Kecamatan

d. Lemahnya koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam mendukung program KB yang sinergis

6 Rendahnya Keaneka

ragagaman pangan, Tingginya desa rawan pangan dan tidak stabilitasnya harga pangan

a. Kurangnya keanekaragaman konsumsi pangan yang

dibuktikan dengan nilai Pola Pangan Harapan sebesar 61,5% dari rata-rata PPH Jawa Barat 70,2%

b. Tidak stabilnya harga pangan yang menyebabkan sebagian rumah tangga tidak bisa mengakses pangan

c. Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun.

d. Masih banyaknya Desa Rawan Pangan menurut Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, yaitu 31 Desa, merupakan tantangan Pembangunan Ketahanan Pangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Peningkatan Ketahanan Pangan

7 Belum optimalnya kinerja pemerintah dalam pelayanan publik

Belum optimalnya kinerja pemerintah dalam pelayanan publik ditandai denga : a. Pelaksanaan reformasi

birokrasi belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat

b. Kurang optimalnya standar pelayanan minimum (SPM) terhadap masyarakat

c. Permasalahan manajeman kepegawaian baik dari segi komposisi, kapasitas dan kapabilitas serta profesionalisme dan kedisiplinan aparatur

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

8

Belum optimalnya tata kelola pendidikan

Belum optimalnya tatakelola pendidikan ditandai hal-hal sebagai berikut : a. Pencapaian rata-rata lama

sekolah di Kabupaten

Wajar Dikdas 9 Tahun

Page 153: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 153

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

Tasikmalaya masih sekitar 7,3 tahun

b. Belum optimalnya ketersediaan ruang kelas yang memadai dan masih terdapat ruang kelas dengan kondisi rusak ringan dan rusak berat untuk jenjang SD sebanyak 2.120 ruang kelas dan untuk jenjang

SMP sebanayak 373 ruang kelas

c. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio ketersediaan guru dengan murid masih rendah dan Kabupaten Tasikmalaya masih kekurangan guru sekitar 2.757 tenaga guru.

d. Belum optimalnya perhatian dan tersedianya anggaran untuk BOS, BSM, Beasiswa Bagi yang berprestasi dan Beasiswa Transisi yang bersumber dari Anggran Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya

e. Kondisi geografis. Untuk akses pada beberapa SMP/MTS yang berada di tingkat kecamatan, masih terkendala letak geografis atau jarak bagi keluaran SD/MI. Program SD-SMP satu Atap dan SMP Terbuka serta Paket B adalah alternatif program untuk mengatasi kendala tersebut.

f. Kondisi Sosial Budaya. Masih ada masyarakat yang belum menganggap penting untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi. Halini memerlukan sosialisasi agar terjadi perubahan budaya perubahan/perilaku agar masyarakat menyadari pentingnyan pendidikan untuk peningkatan mutu.

g. Kondisi Ekonomi. Tingkat ekonomi masyarakat,

Page 154: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 154

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

terutama masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menjadi salah satu kendala, terutama bagi kategori rumah tangga miskin (RTM). Adanya BOS dan BKM merupakan salah satu solusi untuk mengatasi

kendala tersebut. Dengan demikian, diperlukan optimalisasi BOS dan BKM untuk penuntasan Wajar 9 Tahun yang terjangkau dan bermutu.

9 Kabupaten Tasikmalaya merupakan tingkat rawan bencana yang tinggi

a. Belum adanya pos dana

bencana OnCall yang ada di

BPBD, sehingga

mempermudah dan

mempercepat bantuan

darurat kepada masyarakat

yang terkena bencana ;

b. Belum optimalnya kualitas

SDM BPBD dan minimnya

personil yang memahami

manajemen kebencanaan

serta menguasai Teknologi

Informasi dan Geografis

System (GIS) ;

c. Belum terwujudnya

pemahaman yang sama,

baik antar instansi

pemerintah maupun dengan

lembaga lainnya, dalam

menindaklanjuti

penanggulangan bencana,

baik pada tahapan pra-

bencana, tanggap darurat

dan pasca bencana ;

d. Belum optimalnya

keterlibatan masyarakat,

pihak swasta dan instansi

pemerintah lainnya dalam

penanggulangan bencana,

terutama dalam situasi

tidak terjadi bencana ;

e. Belum dimilikinya secara

Pengurangan Resiko Bencana Alam

Page 155: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 155

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

keseluruhan dokumen

rencana kontingensi untuk

semua jenis bencana yang

ada di wilayah Kabupaten

Tasikmalaya, (Renkon yang

sudah disusun yaitu renkon

Gn. Api Galunggung dan

Banjir).

f. Secara umum Wilayah

Kabupaten Tasikmalaya

merupakan daerah rawan

bencana, sehingga hal

tersebut menjadi kendala

dalam pemanfaatan

ruangnya untuk kegiatan

budidaya ;

10 Belum optimalnya pengembangan budaya dan destinasi wisata serta pengembangan industri kreatif

a. Kurangnya penataan dan fasilitas pendukung obyek wisata

b. Pembangunan dan perbaikan fasilitas pendukung untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

c. Kurangnya fasilitas akomodasi atau hotel/penginapan yang representatif di dekat lokasi obyek wisata.

d. Sampai saat ini para wisatawan terutama wisatawan mancanegara masih menggunakan akomodasi hotel di Kota Tasikmalaya.

e. Perlunya promosi budaya lokal yang digabungkan dalam paket wisata harus terus ditingkatkan.

f. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan kelembagaan koperasi

g. Kurang kualitas kreativitas design produk industri, penataan dan pengaturan pasar tradisional serta pasar modern

h. Masih terbatasnya unit usaha atau industri yang “bankable”, kurangnya

Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Page 156: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 156

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

investasi di sektor industry i. Lemahnya promosi, dan

kurangnya akses permodalan.

11 Belum optimalnya pemanfaatan ruang secara terpadu sesuai potensi, fungsi

pelayanan kegiatan, dan sistim jaringan, dalam rangka menciptakan keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang

a. Belum disahkannya

Peraturan Daerah tentang

Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) dan peraturan

zonasi sebagai alat

pengendali pemanfaatan

ruang, sehingga belum

dapat dijadikan acuan

untuk proses perizinan

pemanfaatan ruang.Selama

ini yang dijadikan acuan

adalah Peraturan Daerah

No. 2 tahun 2012, Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Tasikmalaya

dan rekomendasi Badan

Koordinasi Penataan Ruang

Daerah (BKPRD) Kabupaten

Tasikmlaaya ;

b. Perlunya peningkatan

status hierarki struktur

ruang Pusat Kegiatan Lokal

promosi (PKLp) Ciawi dan

(PKLp) Manonjaya menjadi

Pusat Kegiatan Lokal (PKL),

dengan berdasarkan pada

pertimbangan cepatnya

perkembangan wilayah di

kawasan perkotaan tersebut

;

c. Masih adanya pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang

yang telah ditetapkan

dikarenakan berbagai factor

seperti; dokumen rencana

tata ruang yang belum

mengakomodir kebutuhan

peruntukan yang

diperlukan, kondisi

lapangan tidak sinkron

dengan rencana pola ruang;

d. Belum terselesaikannya

perwujudan ruang kawasan

Penyelenggaranaan Penataan Ruang dalam Pembangunan yang berkelanjutan dan Berwawasan

Lingkungan

Page 157: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 157

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

Ibu Kota dan kawasan

perkotaandi wilayah

Kabupaten Tasikmalaya

yang terkendala anggaran

yaitu antara lain;

pembangunan sebagian

gedung perkantoran di

kawasan pusat

pemerintahan, penyelesaian

infrasruktur jalan Ciawi-

Singaparna, pembangunan

jalan lingkar utara dan

selatan, relokasi /

pembangunan terminal dan

pasar Kabupaten

Tasikmalaya, pelebaran

jalan menuju akses masuk

ke kawasan pusat

pemerintahan;

e. Belum terpenuhinya

kebutuhan Ruang Terbuka

Hijau (RTH) seluas 30%

(persen) dari luas wilayah

kota di Kabupaten

Tasikmalaya, yang

mencakup proporsi ruang

terbuka hijau publik pada

wilayahkota paling sedikit

20 (dua puluh) persen dari

luaswilayah kota, sesuai

yang diamanatkan UU 26

tahun 2007 tentang

Penataan Ruang. Sesuai

berdasarkan perencanaan

lokasi eks. Pasar dan

terminal eksisting

Kabupaten Tasikmalaya,

akan menjadi lokasi

perencanaan untuk Ruang

Terbuka Hijau (RTH) publik;

f. Keterbatasan anggaran

untuk akselerasi

pemindahan Ibukota

Kabupaten Tasikmalaya ke

kawasan pusat

pemerintahan ;

g. Adanya kesenjangan

Page 158: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 158

No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis

perkembangan wilayah

utara, tengah dan selatan

Kabupaten Tasikmalaya

disebabkan oleh adanya

faktor keterbatasan

anggaran dan kondisi

geografis ;

h. Adanya aspirasi / keinginan

masyarakat di wilayah

Tasikmalaya selatan untuk

pemekaran / menjadi

Daerah Otonomi Baru

(DOB) dari Kabupaten

Tasikmalaya;

i. Adanya kawasan Lahan

Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LP2B) di

wilayah Kabupaten

Tasikmalayayang perlu

dipertahankankeberadaany

a untuk ketahan pangan ;

j. Belum terlaksananya

relokasi pasar dan terminal

eksisting Singaparna ke

lokasi baru sesuai arahan

Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) perkotaan

Singaparna ;

k. Belum adanya Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

bidang penataan ruang di

Kabupaten Tasikmalaya ;

12 Belum optimalnya Infrastruktur Pemerintahan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik

Belum optimalnya infrastruktur pemerintahan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik hal ini dikarenakan sebagai berikut

a. Masih tersebarnya beberapa SKPD diluar komplek pemerintahan

b. Pelayanan kepada masyarakat memerlukan waktu relatif lama karena tiap Instansi sesuai dengan kewenangannya letak kantornya cukup berjauhan

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pusat Pemerintahan

Page 159: BAB II KONDISI UMUM - tasikmalayakab

RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 159

Dalam penentuan isu strategis perlu dilakukan pembuatan

kriteria untuk pembobotan nilai isu strategis tersebut adapun kriteria

sebagai berikut :

Kriteria Nilai pembobotan Isu Strategis

No Kriteria Nilai

1 Memiliki pengaruh yang significan terhadap sasaran pencapaian pembangunan nasional

20

3 Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah

10

4 Dampak yang besar terhadap pemerintah daerah dan masyarakat

20

5 Memiliki daya dorong terhadap pembangunan daerah 10

6 Memungkinkan untuk dapat ditangani pemerintah

daerah

15

7 Janji Politik Kepala Daerah 25

Total 100

Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja penyelenggaraan

pemerintah tahun 2014 dapat didefinisikan beberapa isu strategis sebagai

berikut :

No Isu Strategis Rangking

1 Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perdesaan 1

2 Pembangunan Infrastruktur Dasar serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman

2

3 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 3

4 Pengembangan Industri Agribisnis Berbasis Pedesaan 4

5 Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk. 5

6 Peningkatan Ketahanan Pangan 6

7 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 7

8 Wajar Dikdas 9 Tahun 8

9 Pengurangan Resiko Bencana Alam 9

10 Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 10

11 Penyelenggaranaan Penataan Ruang dalam

Pembangunan yang berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

11

12 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pusat Pemerintahan

12