bab ii kondisi umum - tasikmalayakab
TRANSCRIPT
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 1
BAB II
KONDISI UMUM
2.1. Gambaran Umum Wilayah
2.1.1. Luas dan batas administratif
Kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu daerah yang agraris
dengan kehidupan masyarakat yang religius, berada di wilayah timur
Provinsi Jawa Barat, terletak antara 072’ 00” - 0748’ 00” Lintang
Selatan dan 10754’ 00” - 10826’ 00” Bujur Timur , wilayah Kabupaten
Tasikmalaya di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara
berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta
sebelah selatan adalah Samudera Indonesia.
Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar
2.708,81 km2 atau 270.881 ha dan secara administratif terdiri dari 39
kecamatan berada di dataran rendah. Kabupaten Tasikmalaya sudah
berusia 914 tahun mengalami babak baru dalam perkembangan
sejarahnya, yaitu dengan perpindahan ibu kota ke Singaparna.
Perpindahan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
2004 tentang Perpindahan Ibu kota Kabupaten Tasikmalaya dari wilayah
Kota Tasikmalaya ke Singaparna yang berada di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya dan telah dilaksanakan peresmiannya pada bulan Agustus
tahun 2010.
Tabel 2.1. Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan
Di Kabupaten Tasikmalaya
No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Cipatujah 246.67 21 Karangjaya 47.90
2 Karangnunggal 136.33 22 Manonjaya 39.41
3 Cikalong 139.66 23 Gunungtanjung 36.31
4 Pancatengah 201.85 24 Singaparna 24.82
5 Cikatomas 132.68 25 Sukarame 19.92
6 Cibalong 58.58 26 Mangunreja 29.64
7 Parungponteng 47.27 27 Cigalontang 119.74
8 Bantarkalong 59.83 28 Leuwisari 53.26
9 Bojongasih 38.58 29 Sariwangi 49.66
10 Culamega 68.32 30 Padakembang 37.70
11 Bojonggambir 169.29 31 Sukaratu 57.14
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 2
No. Kecamatan Luas (km2) No. Kecamatan Luas (km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12 Sodonghilir 93.11 32 Cisayong 59.40
13 Taraju 55.85 33 Sukahening 28.42
14 Salawu 50.49 34 Rajapolah 21.45
15 Puspahiang 34.89 35 Jamanis 21.28
16 Tanjungjaya 36.69 36 Ciawi 45.31
17 Sukaraja 43.08 37 Kadipaten 45.79
18 Salopa 121.76 38 Pagerageung 66.74
19 Jatiwaras 73.37 39 Sukaresik 17.81
20 Cineam 78.79
Gambar 2.1 : Peta Administratif Kabupaten Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 3
2.1.2. Kondisi Pesisir dan Laut
Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki wilayah
pesisir yaitu Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal dan Kecamatan
Cikalong dengan garis pantai sepanjang 54,5 Km² dengan wilayah pesisir
dan lautan seluas 168,81Km², dengan kondisi yang berbukit dengan
seismesitas relatif tinggi, bertopografi terjal, perairan dalam, memiliki
subtrat pasir dan karang, pola arus dipengaruhi arus Samudera Hindia.
Baltimetri pantai umumnya curam dan berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia, sehingga timbul gelombang laut yang besar, kadang
dapat timbul gelombang badai, serta arus laut yang relatif kuat, menjadi
faktor kendala di dalam pengembangan wilayah. Selain itu untuk
pemanfaatan jalur pelayaran memerlukan tingkat keaanan yang cukup
tinggi.
Kendala-kendala inilah potensi wilayah pesisir di Kabupaten
Tasikmalaya sampai saat ini belum dikelola secara optimal, dimana
pengelolaan yang dilakukan sifatnya masih eksploitatif, sektoral dan
belum terintegrasi, oleh karena itu dalam jangka menengah dan jangka
panjang perlu dilakukan reoreintasi kebijakan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir, hal tersebut terkait potensi
yang terdapat di wilayah pesisir secara ekonomi menyimpan potensi
perikanan tangkap yang sangat besar demikian pula dengan potensi
secara ekologis serta potensi secara sosial dimana masyarakat pesisir
memiliki kebudayaan dan sistem pengetahuan yang sangat berharga bagi
kegiatan usaha penangkapan ikan serta memiliki kearifan lokal yang
berguna bagi upaya konservasi sumber daya alam.
Kondisi ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya,
berdasarkan laporan terakhir Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD),
Kabupaten Tasikmalaya kurang menggambarkan keseimbangan
lingkungan hidup yang baik antara lingkungan ekositem alami dengan
ekositem budaya buatan manusia akibat berbagai faktor antara lain
ekploitasi penambangan pasir yang berlebihan, oleh karena itu perlu ada
upaya lain diantaranya dengan pembuatan zonasi wilayah pesisir
diharapkan akan mengeliminir dampak negatif kerusakan ekosistem
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 4
lingkungan alami, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor
27 Tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil.
Potensi lain wilayah pesisir Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek
wisata yang potensial untuk dikembangkan yaitu kawasan pesisir
Cipatujah yang memiliki pantai yang lebar dan panjang di kawasan
pantai selatan, keindahan pantai Cipatujah terlihat dari perpaduan
hamparan pantai yang landai, gelombang laut yang besar dan
perkebunan kelapa yang subur serta hamparan rumput yang luas,
terdapat beberapa objek wisata di pantai Cipatujah diantaranya pantai
Sindangkerta, pantai Pamayangsari, dan pantai Karangtawulan, tiap-tiap
objek wisata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu
sama lainnya.
Pesisir pantai Cipatujah memiliki banyak potensi wisata yang
cukup menarik seperti alunan ombak yang cukup besar, pantai sunset,
panaroma laut lepas, wisata bahari, pantai pasir putih dan berjenis pasir
besi sehingga baik untuk berjemur dan melakukan aktivitas rekreasi
lainnya.
2.1.3. Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar
antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum
wilayah tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian
Utara merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar
antara 1.000 – 2.500 meter dpl dan bagian Selatan merupakan wilayah
dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 meter dpl.
Sebaran ketinggian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 5
Tabel : 2.2 Luas Wilayah dan Ketinggian
di Kabupaten Tasikmalaya
No Kecamatan Luas Wilayah Ketinggian
( ha ) (mdpl)
1 Cipatujah 24.666,59 0 – 500
2 Karangnunggal 13.632,86 0 – 400
3 Cikalong 13.966,48 0 – 200
4 Pancatengah 20.184,68 100 - 350
5 Cikatomas 13.268,46 50 - 500
6 Cibalong 5.857,51 100 - 600
7 Parungponteng 4.726,92 150 - 700
8 Bantarkalong 5.983,46 250 - 750
9 Bojongasih 3.858,33 250 - 700
10 Culamega 6.832,34 200 - 750
11 Bojonggambir 16.928,66 100 - 950
12 Sodonghilir 9.310,90 200 - 900
13 Taraju 5.585,17 350 – 1.250
14 Salawu 5.049,20 500 – 1.450
15 Puspahiang 3.489,21 350 – 1.500
16 Tanjungjaya 3.669,12 250 - 600
17 Sukaraja 4.308,06 200 - 550
18 Salopa 12.176,42 200 -1.150
19 Jatiwaras 7.336,59 150 - 600
20 Cineam 7.878,99 100 - 950
21 Karangjaya 4.789,85 150 - 900
22 Manonjaya 3.941,23 200 - 500
23 Gunungtanjung 3.631,16 300 – 1.000
24 Singaparna 2.481,86 400 – 450
25 Mangunreja 2.964,14 400 - 600
26 Sukarame 1.991,91 350 - 450
27 Cigalontang 11.974,43 450 – 2.100
28 Leuwisari 5.325,94 450 – 1.450
29 Padakembang 3.770,37 400- 850
30 Sariwangi 4.965,81 500 - 900
31 Sukaratu 5.714,38 450- 2.200
32 Cisayong 5.940,13 400 – 1.800
33 Sukahening 2.842,14 500 – 1.800
34 Rajapolah 2.145,42 450 - 600
35 Jamanis 2.128,08 450 - 800
36 Ciawi 4.531,28 500 -1.750
37 Kadipaten 4.578,70 600 – 1.550
38 Pagerageung 6.674,41 500 – 1.500
39 Sukaresik 1.780,53 400 - 500 Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya 2012
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 6
Dilihat dari ketinggiannya maka Kecamatan Leuwisari,
Cigalontang, Sukaratu, Kadipaten, Pagerageung, dan Taraju merupakan
kecamatan yang mempunyai ketinggian wilayah 1.000 diatas permukaan
air laut (dpl), dan Kecamatan Cipatujah, Cikalong, dan Karangnunggal
merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara0 –
100 m di atas permukaan air laut (dpl). Sedangkan kemiringan lereng di
wilayah Kabupaten Tasikmalaya berkisar antara 0% - 8% sampai dengan
kemiringan > 40 %, untuk luas wilayah kemiringan masing-masing
kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel : 2.3
Luas Wilayah dan Kemiringan
di Kabupaten Tasikmalaya
No Kecamatan Kemiringan (Ha)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%
1 Cipatujah 1.039,78 3.718,75 4.780,55 4.369,53 10.556,84
2 Karangnunggal 667,82 4.597,23 2.447,15 2.077,01 4.155,14
3 Cikalong 973,14 1.109,31 4.394,54 4.210,19 3.374,87
4 Pancatengah 1.221,61 2.695,72 7.636,24 4.681,89 3.761,36
5 Cikatomas 275,64 1.441,56 1.804,14 2.890,61 7.102,18
6 Cibalong 122,85 230,01 498,27 471,37 4.513,25
7 Parungponteng 116,98 776,36 1.574,87 1.541,98 1.030,00
8 Bantarkalong 796,14 914,50 1.625,44 1.210,51 1.453,39
9 Bojongasih 108,79 859,23 1.021,30 860,98 1.035,00
10 Culamega 106,67 378,24 812,25 612,75 4.355,85
11 Bojonggambir 216,21 680,73 4.154,12 2.033,06 7.952,48
12 Sodonghilir 84,81 913,17 2.184,46 1.945,84 4.782,93
13 Taraju 139,21 248,70 2.637,32 1.597,10 1.245,76
14 Salawu 587,92 292,46 1.614,86 1.647,10 1.959,39
15 Puspahiang 24,50 71,40 1.224,76 1.263,28 1.925,50
16 Tanjungjaya 212,50 701,09 1.591,92 1.272,50 37,50
17 Sukaraja 58,81 93,76 2.908,54 1.538,88 91,39
18 Salopa 29,65 2.049,39 3.773,48 3.244,52 2.023,31
19 Jatiwaras 92,24 1.307,88 3.494,51 2.804,60 1.200,00
20 Cineam 617,85 942,38 1.459,52 1.753,13 3.128,11
21 Karangjaya 236,84 354,75 720,25 591,74 2.881,98
22 Manonjaya 137,98 110,87 2.421,29 877,08 923,61
23 Gunungtanjung 839,71 620,00 210,00 924,09 1.729,63
24 Singaparna 1.034,37 697,04 153,80 46,20 13,40
25 Mangunreja 557,53 525,00 747,76 710,06 125,00
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 7
No Kecamatan Kemiringan (Ha)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40%
26 Sukarame 523,03 608,32 972,98 323,94 15,02
27 Cigalontang 208,77 584,16 2.179,54 3.283,33 6.370,39
28 Leuwisari 1.203,74 1.428,51 397,47 758,96 671,65
29 Padakembang 950,00 1.305,00 798,03 731,19 229,63
30 Sariwangi 850,00 475,00 650,51 434,64 1.675,00
31 Sukaratu 910,00 450,00 724,53 618,27 1.737,32
32 Cisayong 1.680,00 370,00 82,00 484,33 2.216,72
33 Sukahening 94,00 1.230,00 491,37 192,28 1.201,26
34 Rajapolah 497,53 668,65 148,81 946,50 66,28
35 Jamanis 848,00 697,30 9,00 5,70 239,57
36 Ciawi 325,00 1.375,00 577,24 696,69 1.550,00
37 Kadipaten 300,00 550,00 622,64 1.615,57 1.650,00
38 Pagerageung 300,00 2.235,00 2.664,17 297,80 1.450,00
39 Sukaresik 450,00 642,70 357,40 153,70 146,08
Jumlah 19.439,62 38.949,17 66.567,03 55.718,90 90.576,79
Prosentase 7,17 14,36 24,54 20,54 33,39
Tabel 2.3. tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi
kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat
Curam (>40%) sebesar 33,39% dari luas Kabupaten Tasikmalaya, Agak
Curam (15 % - 25 %) sebesar 24,54 %, Curam (25 % - 40%) sebesar
20,54 %, Landai (8 % - 15 %) sebesar 14,36 %, dan Datar (0 % - 8 %)
sebesar 7,17% dari luas Kabupaten Tasikmalaya. Dari data kemiringan
lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten
Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi agak curam
sampai dengan curam yaitu sebesar 78,47% kondisi kemiringan lahan
tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan
sarana wilayah. Sedangkan kemiringan lahan yang sangat menunjang
untuk pengembangan permukiman perkotaan hanya sebesar 21,53% dari
total luas kabupaten, luasan tersebut umumnya terdistribusi di sekitar
kota-kota kecamatan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 8
2.1.4. Kondisi Fisiografi dan Bentuk Wilayah
Berdasarkan peta kelerengan dan pengecekkan ke lapangan dapat
dilihat fisiografi dan bentuk wilayah di Kabupaten Tasikmalaya, yang
menunjukkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas grup Marin (M),
Fluvio Marin (B), Aluvial (A), Sistem Dataran (Plain system), Sistem
Perbukitan (Hilly System), dan Sistem Vulkanik (V; Volcanik System).
Sebagian besar daerah penelitian terdiri dari fisiografi Vulkanik. Bentuk
wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit, kecuali di
Kecamatan-kecamatan bagian Utara bentuk wilayah berbukit sampai
bergunung.
Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian besar wilayahnya
merupakan tanah darat/tanah bukan sawah dan selebihnyamerupakan
sawah. Kabupaten Tasikmalaya di wilayah dataran rendah mempunyai
temperatur umumnya 34°C dengan kelembaban 50 %. Sedangkan pada
daerah dataran tinggi mempunyai temperatur 18º - 22º C dengan
kelembaban berkisar antara 61 % - 73 %. Curah hujan rata-rata per
tahun 2.171,95 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun
sebanyak 84 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November,
dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim kemarau
terjadi antara bulan Juni-September.
2.1.5. Kondisi Hidrologi
Tasikmalaya adalah iklim tropis dengan memiliki curah hujan
tahunan rata-rata berkisar 2000 – 3000 mm/tahun, meskipun
mendapatkan curah hujan yang deras kabupaten Tasikmalaya memiliki
temperatur yang sedang, suhu rata-rata bervariasi berkisar 20 C - 34 C
di dataran rendah dan pada dataran tinggi berkisar 18 C - 22 C.
Kelembapan Udara merupakan komponen penting pada unsur iklim
sebagai indikator potensial atmosfir, kelembapan maksimum rata-rata
berkisar 94,6 % - 97, 4 % umumnya terjadi pada pagi hari, kelembapan
minimum berkisar 68,4% - 73,8% umumnya terjadi pada siang hari.
Kecepatan angin rata-rata berkisar anatara 3,13 – 5,73 km/jam. Potensi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 9
sumber daya air tersebut mengalir pada 4 (empat) Wilayah Sungai (WS)
yang terbagi dalam 4 Daerah Aliran Sungai yaitu :
DAS Citanduy dengan luas 10.695,19 Km2 dengan melintasi
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kota Banjar Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap Provinsi
Jawa Tengah dan berhulu di Desa Guranteng Kecamatan
Pgerageung Kab. Tasikmalaya
DAS Ciwulan dengan luas 236,6 Km2 merupakai sungai terbesar
yang membelah Kabupaten Tasikmalaya dan berhulu di Gunung
Karacak, Galunggung, Bungbulang, dan Balitiganar, rata-rata
debit harian 2,37 – 2,65m3/detik
DAS Cimedang merupakan sungai yang terletak antara
Perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis
dengan debit maksimum sebesar 89,44 m3/detik dan debit
minimum 0,82 m3/detik
DAS Cilangla yang berhulu di Sukahurip rata-rata debit harian
1,77 – 23,6 m3/detik
Gambar : 2.2. Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 10
2.1.6. Kondisi Klimatologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan
daerah perbukitan khususnya di wilayah timur kabupaten beberapa
berupa pegunungan dan perbukitan, seperti yang terlihat di barat laut
dimana pegunungan Galunggung berada, hanya 13,05 % bagian dari
kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol
sampai denagan 200 mdpl, sedangkan rata-rata ketinggian tempat
Kabupaten Tasikmalaya mulai dari 200 - 500 mdpl, daerah Kabupaten
Tasikmalaya dilalui rantai pegunungan berapai di Pulau Jawa, dimana
daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur dan
memberikan kelimpahan sumber daya air dan berada rendah di rongga
lereng gunung yang memasok tangkapan curah hujan dan daerah
resapan air lebih banyak.
Kondisi iklim disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh curah
hujan, temperatur, kelembapan udara, kecepatan angin, penyinaran
matahari dan penguapan. Iklim yang berpengaruh di Kabupaten.
Pengelompokkan daerah hujan berdasarkan ketinggian curah hujan pada
masing-masing wilayah di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai
berikut:
1. Wilayah dengan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun
meliputi Kecamatan Sukaraja, Cibalong, Salopa, Pagerageung,
Ciawi, dan Jamanis.
2. Wilayah dengan curah hujan antara 3000-3500 mm/thn meliputi:
Kecamatan Cipatujah, Bantarkalong, Karangnunggal, Salopa,
Sodonghilir, Cineam, dan Manonjaya.
3. Wilayah dengan curah hujan antara 3500-4000 mm/thn meliputi
Kecamatan Bojonggambir, Sodonghilir, Singaparna, Cisayong,
Rajapolah, Cikalong, Pancatengah, Cikatomas, sebagian
Pagerageung.
4. Wilayah dengan curah hujan di atas 4000 mm/thn meliputi
Kecamatan Taraju, Salawu, Cigalontang, Leuwisari, dan Cisayong.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 11
Gambar : 2.3 Peta Hidrologi Kabupaten Tasikmalaya
2.1.7. Kondisi Penggunaan Lahan
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah
KabupatenTasikmalaya meliputi rencana pola ruang kawasan lindung
dan budidaya.
a. Kawasan Lindung
Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 tahun
2012, bahwa di Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan kawasan
lindung seluas 174,321.90 Ha (64.35%) meliputi ; Kawasan hutan
indung seluas kurang lebih 16.882 Ha, Kawasan konservasi perairan
berfungsi lindung untuk pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungan
secara berkelanjutan seluas kurang lebih 483 Ha, Kawasan resapan air
seluas kurang lebih 13.417 Ha, Sempadan pantai seluas kurang lebih 450
Ha, Sempadan sungai seluas kurang lebih 10.118 Ha, Kawasan ruang
terbuka hijau perkotaan, kurang lebih seluas 8 Ha atau 30% dari luas
seluruh kawasan perkotaan, Kawasan suaka alam dan cagar budaya,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 12
terdiri atas kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya. Kawasan
suaka alam berupa kawasan suaka alam penyu seluas kurang lebih 259
(dua ratus lima puluh sembilan) hektar berada di Desa Sindangkerta
Kecamatan Cipatujah, Kawasan Perkotaan, Kawasan cagar budaya,
Kawasan lindung geologi seluas 25.274 Ha Kawasan lindung Lainnya,
berupa perlindungan terumbu karang seluas kurang lebih 35 Ha.
b. Kawasan Budidaya
Penetapan Rencana kawasan budidaya dalam Perda No. 2 Tahun
2012 tentang RTRW Kabupaten Tasikmalaya periode rencana 2011-2031,
meliputi : Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas Kawasan
peruntukan hutan produksi tetap dan Kawasan peruntukan hutan
produksi terbatas. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap seluas
kurang lebih 2.735 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas
seluas 25.503 Ha, Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan
peruntukan tanaman pangan seluas 49.556 Ha, Kawasan peruntukan
hortikultura seluas kurang lebih 1.196 Ha, Kawasan peruntukan
perkebunan seluas kurang lebih 6.171 Ha, Kawasan peruntukan
peternakan seluas kurang lebih 7.400 Ha, Kawasan peruntukan
perikanan terdiri atas kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan
peruntukan budidaya perikanan dan pengembangan prasarana
perikanan, Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas Kawasan
potensi pertambangan mineral logam, Kawasan potensi pertambangan
batubara, Kawasan potensi pertambangan bukan logam, Kawasan potensi
pertambangan batuan dan Kawasan potensi pertambangan panas bumi,
Kawasan peruntukan industri terdiri atas Kawasan potensi industri
menengah dan Kawasan potensi industri kecil dan mikro. Kawasan
peruntukan pariwisata terdiri atas kawasan peruntukan pariwisata alam,
kawasan peruntukan pariwisata budaya dan kawasan peruntukan
pariwisata kriya. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan
peruntukan permukiman perkotaan seluas kurang lebih 2.052 Ha, dan
kawasan peruntukan permukiman perdesaan 8.560 Ha, Kawasan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 13
peruntukan lainnya terdiri atas Kawasan peruntukan pertahanan dan
keamanan negara serta kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.
Gambar : 2.4 Peta Penggunaan Lahan
Gambar : Peta Pengguna Lahan di Kabupaten Tasikmalaya
2.1.8. Pengembangan Kawasan Strategis
Kawasan strategis, merupakan kawasan yang diprioritaskan
penataan ruangnya. Kawasan strategis di Kabupaten Tasikmalaya terdiri
atas : Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Tasikmalaya yang
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Barat, Kawasan strategis
kabupaten merupakan hasil perumusan dan kesepakatan pemangku
kepentingan (stakeholder) penataan ruang wilayah Kabupaten
Tasikmalaya.
Kawasan strategis Provinsi berupa kawasan strategis dari sudut
pertahanan dan keamanan berada di Pulau Manuk Kecamatan Cikalong.
Sedangkan Kawasan Strategis Kabupaten diklasifikasikan berdasarkan
beberapa sudut kepentingan yaitu sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi, sudut kepentingan sosial budaya; dan sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 14
Kawasan strategis Kabupaten (KSK) kabupaten tasikmalaya yaitu antara
lain ;
(1) KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:
KSK Perkotaan Singaparna;
KSK Perkotaan Ciawi;
KSK Perkotaan Manonjaya;
KSK Perkotaan Karangnunggal;
KSK Industri dan Perdagangan Kerajinan Rajapolah :
KSK Wisata Pantai Karangtawulan; dan
KSK Wisata Alam Gunung Galunggung.
(2) KSK dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi :
KSK Kampung Naga;
KSK Wisata Ziarah Pamijahan;
KSK Pesantren Suryalaya;
KSK Pesantren Miftahul Huda; dan
KSK Pesantren Cipasung.
(3) KSK dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan
atau teknologi tinggi meliputi:
KSK Geothermal Karaha Bodas berada di Kecamatan Kadipaten;
KSK Batu Mulia Jasper berada di Desa Buni Asih Kecamatan
Pancatengah;
KSK Plasma Nutfah Sirah Cimunjul berada di Kecamatan
Cipatujah;
KSK kawasan pertambangan meliputi Kecamatan Cipatujah,
Cikalong; dan Karangnunggal ;
KSK Kawasan Pesisir meliputi Kecamatan Cipatujah dan Cikalong.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 15
Gambar : 2.5 Peta Rencana Kawasan Strategis
2.1.9. Kawasan Rawan Bencana
Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah tenggara dan sering dikenal
dengan Priangan Timur, yang didominasi oleh wilayah perbukitan dan
pertanian. Secara geologis wilayah Kabupaten Tasikmalaya termasuk
kedalam zona gunung berapi kwarter, zona depresi tengah dan zona
pegunungan selatan dengan kondisi demikian maka struktur wilayah
Kabupaten Tasikmalaya memiliki kenampakan yang berbeda dari mulai
utara hingga selatan. Dibagian tengah termasuk kedalam wilayah depresi
tengah yang dicirikan morfologi berbukit curam yang dipisahkan oleh
lembah yang cukup curam, perbukitan tengah tersebut dihasilkan oleh
aktivitas tektonik yang menghasilkan lipatan-lipatan pegunungan.
Zona pegunungan selatan merupakan rangkaian pegunungan
yang membujur dari Pelabahun Ratu sampai Nusakambangan, wilayah
Kabupaten Tasikmalaya selatan didominasi oleh dataran tinggi yang
terdidiri daerah kapur dan sering dijumpai goa-goa kapur, hal ini sebagai
indikator bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan
dahulunya ada di bawah laut yang kemudian mengalami pengangkatan
akibat tenaga tektonik menjadi daratan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 16
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan kedua
nasional kawasan rawan terkena bencana alam, kondisi ini perlu
diwaspadai oleh semua pihak terutama masyarakat yang berada di
daerah rawan bencana yaitu pergeseran tanah, rawan longsor, puting
beliung, tsunami dan letusan gunung berapi, terdapat 19 daerah yang
rawan longsor yaitu: Kecamatan Rajapolah, Sukahening, Cisayong,
Sariwangi, Cigalontang, Salawu, Mangunreja, Puspahiang, Taraju,
Culamega, Sodonghilir, Bojonggambir, Bantarkalong, Jatiwaras, Salopa,
Karangjaya, Gunungtanjung, Sukaraja dan Bojongasih, sehingga apabila
terjadi musim penghujan maka tingkat kerawan bencana cukup tinggi.
Bencana gerakan tanah (tanah longsor) merupakan peristiwa alam
yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa
kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana fisik hasil pembangunan
dan berdampak pada kerugian harta benda dan korban jiwa manusia,
oleh karena itu perlu ada upaya untuk mengeleminir kerawanan bencana
tersebut yaitu diantaranya dengan melakukan perbaikan lingkungan
serta menghargai alam sekitar kita.
Gambar : 2.6
Peta Kawasan Rawan Bencana
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 17
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara geologis rentan terhadap
bencana alam, baik yang disebabkan oleh gempa tektonik, vulkanik dan
bahaya tsunami, beberapa daerah yang rawan sebagai berikut :
1) Kawasan rawan gempa bumi seluas kurang lebih 118.637 Ha
meliputi Kecamatan Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir,
Ciawi, Cibalong, Cigalontang, Cikalong, Cikatomas, Cipatujah,
Cisayong, Culamega, Gunungtanjung, Jatiwaras, Kadipaten,
Karangjaya, Karangnunggal, Leuwisari, Mangunreja,
Manonjaya, Padakembang, Pagerageung, Pancatengah,
Parungponteng, Puspahiang, Rajapolah, Salawu, Salopa,
Sariwangi, Singaparna, Sodonghilir, Sukahening, Sukaraja,
Tanjungjaya dan Taraju;
2) Kawasan Rawan gunung berapi seluas kurang lebih 8.806 Ha
Ha meliputi: Kecamatan Cibalong, Cigalontang, Cisayong,
Jatiwaras, Leuwisari, Mangunreja, Padakembang, Sariwangi,
Singaparna, Sukaraja, Sukaratu dan Tanjungjaya;
3) Kawasan rawan tsunami seluas kurang lebih 5.525 Ha
meliputi Kecamatan Cikalong, Cipatujah dan Karangnunggal
2.2. Aspek Demografis
Kondisi demografis Kabupaten Tasikmalaya secara umum
tercermin melalui jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
struktur penduduk, sebaran penduduk dan ketanagakerjaan. Pada
hakekatnya penyusunan berbagai program pembangunan tidak pernah
terlepas dari permasalahan kependudukan, karena pembangunan itu
sendiri melibatkan penduduk dari berbagai aspeknya, baik aspek jumlah,
komposisi menurut jenis kelamin, komposisi menurut umur,
pertumbuhan dan persebarannya hal ini mempengaruhi keadaan sosial
ekonomi masyarakat yang menjadi isu strategis yaitu: keadaan
kesehatan, tingkat pendidikan, kemisikinan dan kondisi lingkungan
hidup.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 18
Capaian pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya selama
dua tahun terakhir ( Tahun 2013-2014) mencapai 0,5% dari 1.720.124
jiwa tahun 2013 menjadi 1.728.618 jiwa tahun 2014.
Tabel : 2.4 Data Pertumbuhan Penduduk
dari Tahun 2013-2014
Kecamatan 2013 2014 Pertumbuhan
Penduduk
(1) (2) (3) (4)
01. Cipatujah 64.523 64872 0,54
02. Karangnunggal 83.084 83493 0,49
03. Cikalong 62.806 63115 0,49
04. Pancatengah 45.801 46027 0,49
05. Cikatomas 48.994 49235 0,49
06. Cibalong 31.292 31445 0,49
07. Parungponteng 34.361 34530 0,49
08. Bantarkalong 35.152 35324 0,49
09. Bojongasih 19.688 19785 0,49
10. Culamega 23.521 23637 0,49
11. Bojonggambir 39.359 39553 0,49
12. Sodonghilir 64.243 64559 0,49
13. Taraju 38.350 38539 0,49
14. Salawu 59.048 59338 0,49
15. Puspahiang 33.542 33707 0,49
16. Tanjungjaya 43.460 43674 0,49
17. Sukaraja 50.084 50330 0,49
18. Salopa 49.616 49860 0,49
19. Jatiwaras 49.097 49338 0,49
20. Cineam 34.173 34342 0,49
21. Karangjaya 12.703 12766 0,50
22. Manonjaya 61.849 62153 0,49
23. Gunungtanjung 28.298 28437 0,49
24. Singaparna 67.321 67652 0,49
25. Sukarame 39.990 40187 0,49
26. Mangunreja 37.733 37919 0,49
27. Cigalontang 69.461 69802 0,49
28. Leuwisari 37.459 37643 0,49
29. Sariwangi 31.115 31269 0,49
30. Padakembang 36.526 36707 0,50
31. Sukaratu 45.039 45260 0,49
32. Cisayong 54.127 54393 0,49
33. Sukahening 30.152 30300 0,49
34. Rajapolah 45.658 45882 0,49
35. Jamanis 33.106 33269 0,49
36. Ciawi 59.121 59412 0,49
37. Kadipaten 33.627 33792 0,49
38. Pagerageung 52.580 52839 0,49
39. Sukaresik 34.065 34233 0,49
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2013-2014 *) 1,720.124 1,728.618 0,5
Diolah dari : 1. TDA 2013
2. BPS KabupatenTasikmalaya hasil proyeksi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 19
Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau
daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi, penambahan
penduduk yang cepat mengakibatkan kepadatan penduduk makin tinggi,
seiring dengan perpindahan ibu kota Kabupaten Tasikmalaya ke
Singaparna maka terjadi kepadatan penduduknya paling tinggi
dibandingkan dengan kecamatan lain di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,
hal ini disebabkan Kecamatan Singaparna sebagai pusat ekonomi
Kabupaten Tasikmalaya dan sebagai pusat ibu kota pemerintahan.
Problematikan yang diakibatkan kepadatan penduduk dalam suatu
daerah akan memberikan dampak yang negatif diantaranya yaitu :
a) Meningkatnya angka kriminalitas
b) Pengangguran
c) Kemiskinan
d) Masalah kesehatan
e) Masalah lingkungan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 20
Tabel : 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan,
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013
No Kecamatan Luas Daerah
( Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Pendududuk
Per (Km2)
1 Cipatujah 246.67 64.523 262
2 Karangnunggal 136.33 83.084 609
3 Cikalong 139.66 62.806 450
4 Pancatengah 201.85 45.801 227
5 Cikatomas 132.68 48.994 369
6 Cibalong 58.58 31.292 534
7 Parungponteng 47.27 34.361 727
8 Bantarkalong 59.83 35.152 588
9 Bojongasih 38.58 19.688 510
10 Culamega 68.32 23.521 344
11 Bojonggambir 169.29 39.359 232
12 Sodonghilir 93.11 64.243 690
13 Taraju 55.85 38.350 687
14 Salawu 50.49 59.048 1.169
15 Puspahiang 34.89 33.542 961
16 Tanjungjaya 36.69 43.460 1.185
17 Sukaraja 43.08 50.084 1.163
18 Salopa 121.76 49.616 407
19 Jatiwaras 73.37 49.097 669
20 Cineam 78.79 34.173 434
21 Karangjaya 47.90 12.703 265
22 Manonjaya 39.41 61.849 1.569
23 Gunungtanjung 36.31 28.298 779
24 Singaparna 24.82 67.321 2.712
25 Sukarame 29.64 39.990 1.349
26 Mangunreja 19.92 37.733 1.894
27 Cigalontang 119.74 69.461 580
28 Leuwisari 53.26 37.459 703
29 Sariwangi 49.66 31.115 627
30 Padakembang 37.70 36.526 969
31 Sukaratu 57.14 45.039 788
32 Cisayong 59.40 54.127 911
33 Sukahening 28.42 30.152 1.061
34 Rajapolah 21.45 45.658 2.129
35 Jamanis 21.28 33.106 1.556
36 Ciawi 45.31 59.121 1.305
37 Kadipaten 45.79 33.627 734
38 Pagerageung 66.74 52.580 788
39 Sukaresik 17.81 34.065 1.913
Jumlah 2.712,52 1.720.124 635
Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka, 2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 21
Tabel : 2.6 Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Golongan
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4
80,061
76,767
156,828
5 – 9 90,289 86,445 176,734
10 – 14 92,325 88,142 180,467
15 – 19 72,944 71,389 144,333
20 – 24 53,648 59,126 112,774
25 – 29 61,065 67,201 128,266
30 – 34 59,069 63,500 122,569
35 – 39 65,261 69,699 134,960
40 – 44 62,676 63,012 125,688
45 – 49 58,027 56,341 114,368
50 – 54 45,763 44,880 90,643
55 – 59 34,821 33,252 68,073
60+ 81,683 91,232 172,915
JUMLAH 857,632 870,986 1,728.618
Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2014
Dari gambaran tabel diatas, dapat kita lihat bahwa komposisi
penduduk Kabupaten Tasikmalaya merupakan penduduk usia produktif
dimana penduduk usia (0 -14) tahun sebanyak 29,74%, penduduk
dengan usia 60 tahun keatas sebanyak 10,00% dan penduduk usia 15 –
59 tahun sebesar 60,26%, hal ini menunjukan bahwa permasalahan
ketenagakerjaan di Kabupaten Tasikmalaya perlu mendapatkan perhatian
yang cukup ekstra dan perlu mebuka lapangan kerja baru harus lebih
ditingkatkan.
Sumberdaya manusia, dalam hal ini penduduk pada umumnya
dipandang sebagai penghambat atau juga dipandang sebagai pemicu
perkembangan pembangunan, cara mengantisipasi padatnya sumberdaya
manusia yaitu dengan cara menigkatkan kualitas manusia itu sendiri
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 22
yaitu dengan berupaya memanfaatkan dan mengolah sumberdaya alam
yang ada secara efektif dan efisien.
Gambar : 2.7 Piramida Penduduk
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Selanjutnya penghitungan penduduk usia produktif dan tidak
produktif juga erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden
of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan
perbandingan antara penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk
65 tahun keatas dengan penduduk yang berusia 15-60 tahun. Dengan
demikian rasio ketergantungan pada dasarnya menyatakan berapa
banyak penduduk yang dianggap sebagai tidak/belum produktif
dibandingkan dengan penduduk yang berada pada usia produktif.
Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak
Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 sebesar 49,35 persen, dan rasio
ketergantungan lanjut sebesar 16,60 persen atau secara keseluruhan
angka beban ketergantungan Kabupaten Tasikmalaya sebesar 65,95
persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 orang usia
produktif harus menanggung sebanyak 66 orang yang tidak/belum
produktif.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 23
2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regoinal Bruto (PDRB) yaitu jumlah keseluruhan
nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan
perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu,
pendekatan penyusunan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung
melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung,
yang dimaksud metode langsung yaitu metode penghitungan dengan
menggunakan data yang bersumber dari data dasar masing-masing
daerah, pengambilan data tersebut dialksanakan dengan melakukan tiga
pendekatan yaitu :
1) Pendekatan Produksi; yaitu menghitung nilai tambah
dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-
masing nilai produksi bruto masing-masing sektor atau
subsektor;
2) Pendekatan Pendapatan; yaitu nilai tambah dari setiap
kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan
semua balas jasa faktor produksi upah dan gaji, surplus
usaha, penyusutan dan pajak langsung neto;
3) Pendekatan Pengeluaran; bertitik tolak pada akhir
penggunaan barang dan jasa di dalam suatau wilayah.
Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila
didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai penentuan
strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan,
dalam perencanaan pembangunan diperlukan adanya data diantaranya
data statistik yang memuat kondisi riil khususnya di Kabupaten
Tasikmalaya pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang
telah dan akan dilaksanakan dapat dimonitor dan di evaluasi.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah
merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil-hasil
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 24
pembangunan, dan mengusahakan pergeseran proses kegiatan ekonomi
dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dalam usaha
pembangunan daerah yang berkelanjutan dan tepat sasaran perlu
dilakukan perencanan yang baik dan didukung oleh sarana dan
prasarana perekonomian yang memadai.
Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan
untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan yaitu dengan
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB, secara
keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Tasikmalaya selama
tahun 2010 – 2013 yang diukur atas harga berlaku mengalami
peningkatan sebesar Rp. 3,957 trilyun atau sebesar 23,65 % dari Tahun
2010 sebesar Rp 12,771 trilyun dan pada Tahun 2013 sebesar Rp.
16,728 trilyun, hal ini menunjukan keadaan yang cukup significan
perkembangan dari nilai-nilai produk barang yang dihasilkan di
Kabupaten Tasikmalaya selama kurun waktu 2010 – 2013, meskipun
demikian perkembangan tersebut belum dapat dijadikaan sebagai
indikator peningkatan volume barang atau jasa di Kabupaten
Tasikmalaya, karena dalam PDRB dihitung atas harga yang berlaku dan
masih terkandung adanya inflasi yang mempengaruhi harga barang
secara keseluruhan.
Tabel : 2.7
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PERTANIAN 5.478.190,45 5.788.065,53 5.771.326,91 6.395.371,38
a. Tanaman Bahan Makanan 3.611.232,04 3.824.540,06 3.823.354,21 4.331.860,33
b. Tanaman Perkebunan 696.782,64 723.880,45 721.673,13 754.942,26
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 395.136,53 425.661,84 423.577,36 469.493,15
d. Kehutanan 459.026,86 479.349,71 469.935,22 483.093,41
e. Perikanan 316.012,37 334.633,46 332.786,99 355.982,24
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 29.536,27 31.567,95 30.886,97 33.253,21
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 1.119,64 1.161,13 1.148,99 1.195,67
c. Penggalian 28.416,63 30.406,82 29.737,98 32.057,55
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00
1). Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
2). Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Tanpa Migas 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 25
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 112.287,77 119.546,50 128.573,85 147.869,50
a. Listrik 108.894,65 115.875,24 124.762,39 143.726,28
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 3.393,12 3.671,25 3.811,46 4.143,22
5. BANGUNAN
223.414,25 237.348,65 248.252,80 269.605,71
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
3.147.697,20 3.644.017,57 4.188.637,72 4.757.793,71
a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.899.493,73 3.370.241,29 3.893.233,51 4.438.286,21
b. H o t e l
297,11 318,24 349,19 375,29
c. Restoran
247.906,35 273.458,04 295.055,02 319.132,21
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 785.761,82 861.970,03 938.011,29 1.056.004,70
a. Pengangkutan 629.678,00 700.694,05 729.600,07 830.503,76
1. Angkutan Rel 110.852,86 111.091,07 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 480.890,36 547.758,58 679.363,04 773.318,95
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Angkutan Sungai, Danau dan
Penyebrangan
0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 37.934,78 41.844,41 50.237,03 57.184,81
b. Komunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94
1. Pos dan Telekomunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN
514.448,83 559.172,70 607.118,44 665.497,88
a. Bank
158.520,16 179.380,98 200.887,65 223.053,61
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 73.535,75 77.990,43 93.111,18 101.486,53
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Sewa Bangunan 232.072,56 249.085,88 255.585,88 276.301,32
e. Jasa Perusahaan 50.320,36 52.715,42 57.533,74 64.656,42
9. JASA-JASA
1.426.904,62 1.578.608,38 1.782.301,35 1.959.728,76
a. Pemerintahan Umum 1.160.175,61 1.294.278,03 1.439.492,40 1.589.904,10
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 617.682,86 703.452,28 801.925,01 906.510,24
2. Jasa Pemerintah lainnya 542.492,75 590.825,75 637.567,39 683.393,86
b. Swasta
266.729,01 284.330,35 342.808,94 369.824,66
1. Sosial Kemasyarakatan 128.385,23 133.496,56 157.265,65 172.095,80
2. Hiburan dan Rekreasi 4.914,19 5.418,59 6.169,96 6.751,78
3. Perorangan dan Rumah Tangga 133.429,60 145.415,21 179.373,34 190.977,08
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.771.907,0
0
13.931.810,2
2
15.002.512,5
9
16.728.165,32
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
Gambar : 2.8 Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 26
Untuk menganalisis perkembangan barang/jasa umumnya
digunakan PDRB dihitung atas harga konstan. PDRB yang dihitung atas
dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Tasikmalaya selama
tahun 2010 -2013 meningkat 0,746 trilyun atau 11,91% dari sebesar
5,516 trilyun menjadi 6,262 trilyun, keadaan ini menunjukan volume
produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau
perekonomian Kabupaten Tasikmalaya secara makro berkembang positif
dari tahun 2010 – 2013.
Tabel : 2.8 Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**)
(1) (2) (3) (3)
1. PRIMER 5,507,726.71 5,819,633.48 5,804,858.88 6,428,624.59
2. SEKUNDER 1,389,367.82 1,468,408.05 1,684,229.92 1,860,515.69
3. TERSIER 5,874,812.47 6,643,768.68 7,513,423.79 8,439,025.05
PDRB 12,771,907.00 13,931,810.22 15,002,512.59 16,728,165.33
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
Salah satu dimensi sasaran pembangunan adalah pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dengan pertumbuhan PDRB
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun 2013 berkisar diantara
4,17 persen. Sedangkan Tahun 2014 laju Pertumbuhan Ekonomi angka
sementara sebesar 4,46 persen. Hal ini menunjukkan pertumbuhan
ekonomi Tahun 2014 mengalami perlambatan terutama distribusi sektor
pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan perikanan dan
pertambangan serta penggalian.
Tabel : 2.9
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PERTANIAN 2.483.928,78 2.536.219,01 2.505.563,85 2.569.262,86
a. Tanaman Bahan Makanan 1.631.449,60 1.663.338,93 1.647.953,86 1.697.377,64
b. Tanaman Perkebunan 338.369,54 349.525,70 345.083,93 353.987,09
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 187.338,75 191.116,39 187.030,71 189.780,07
d. Kehutanan 192.268,68 194.005,44 188.271,53 184.261,43
e. Perikanan 134.502,21 138.232,56 137.223,81 143.856,62
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 27
LAPANGAN USAHA 2010) 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 12.371,50 13.096,42 12.685,64 12.912,34
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 294,17 304,75 298,22 296,99
c. Penggalian 12.077,33 12.791,67 12.387,42 12.615,35
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Tanpa Migas 406.255,31 423.919,26 465.057,02 490.764,35
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 57.302,24 58.149,85 60.921,11 63.908,09
a. Listrik 55.357,89 56.119,36 58.813,48 61.716,28
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 1.944,35 2.030,49 2.107,63 2.191,81
5. BANGUNAN
40.291,15 40.909,21 42.615,48 44.621,02
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
1.198.961,51 1.286.595,81 1.414.164,13 1.516.891,21
a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.097.816,51 1.178.615,17 1.301.231,98 1.398.010,87
b. H o t e l
125,02 125,67 137,86 146,48
c. Restoran
101.019,99 107.854,96 112.794,29 118.733,86
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 268.082,74 282.627,58 286.178,50 300.126,88
a. Pengangkutan 203.872,60 218.041,70 204.601,61 213.288,29
1. Angkutan Rel 50.759,02 50.346,61 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 133.543,12 146.813,66 180.604,37 188.207,82
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Angkutan Sungai, Danau dan
Penyebrangan
0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 19.570,45 20.881,43 23.997,23 25.080,47
b. Komunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60
1. Pos dan Telekomunikasi 64.210,14 64.585,87 81.576,89 86.838,60
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN
211.460,10 224.201,34 241.017,93 254.862,19
a. Bank
58.851,50 64.550,13 72.161,02 78.501,41
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 33.111,58 33.684,11 38.882,94 40.136,09
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Sewa Bangunan 94.564,57 99.919,62 102.256,60 106.754,33
e. Jasa Perusahaan 24.932,44 26.047,48 27.717,37 29.470,36
9. JASA-JASA
838.326,05 889.430,55 967.199,03 1.009.565,81
a. Pemerintahan Umum 732.941,24 779.457,45 837.440,11 874.081,66
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 316.064,96 336.124,06 371.546,89 388.155,03
2. Jasa Pemerintah lainnya 416.876,28 443.333,39 465.893,22 485.926,63
b. Swasta
105.384,81 109.973,10 129.758,92 135.484,15
1. Sosial Kemasyarakatan 50.173,57 50.963,90 57.600,90 61.540,80
2. Hiburan dan Rekreasi 1.794,86 1.901,24 2.148,53 2.253,63
3. Perorangan dan Rumah Tangga 53.416,39 57.107,96 70.009,49 71.689,72
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.516.979,39 5.755.149,02 5.995.402,69 6.262.914,75
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 28
Gambar : 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dirinci per sektor
memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pertumbuhan ekonomi
daerah tersebut. Misalnya pada sektor: pertanian, peternakan,
perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan galian, industri
pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel
dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, persewaan
dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di Kabupaten
Tasikmalaya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan
lajunya yang mencapai 7,36%. Kemudian sektor Industri Pengolahan
dengan laju 5,53%, Jasa-jasa dengan laju 4,38 persen dan sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa dengan nilai 5,74%, sedangkan sektor
Pertambangan dan Penggalian adalah sektor dengan laju yang paling
rendah 1,79 %, di tingkat Provinsi Jawa Barat, sektor pengangkutan dan
komunikasi paling tinggi, yaitu mencapai 9,66 % diikuti oleh sektor
bangunan 8,37 %, lalu sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 8,35
%. Laju ekonomi yang paling rendah ditunjukkan oleh sektor Pertanian,
Peternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan dengan lajunya
sebesar 3,57%.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 29
Gambar : 2.10 PDRB atas Harga Berlaku dan Konstan
Tabel : 2.10
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Sektor Primer,
Sekunder, dan Tersier (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2010 2011*) 2012**) 2013**)
(1) (2) (3) (3)
1. PRIMER 2,496,300.27 2,549,315.43 2,519,562.49 2,582,175.20
2. SEKUNDER 503,848.71 522,978.32 568,593.62 599,293.46
3. TERSIER 2,516,830.41 2,682,855.27 2,907,246.58 3,081,446.09
PDRB 5,516,979.39 5,755,149.02 5,995,402.69 6,262,914.75
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
b. PDRB Perkapita
PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan
yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun dalam satu
wilayah/daerah dan hal ini merupakan salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah
masyarakat secara makro. Semakin tinggi pendapatan yang diterima
penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang
bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Dengan asumsi bahwa
pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer
out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 30
(transfer in) maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB
perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan
data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk dan keluar.
Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan Tahun.
PDRB Perkapita Kabupaten Tasikmalaya dalam periode Tahun
2013–2014 atas dasar harga berlaku secara agregat terus bertambah dan
selalu tumbuh positif. Tahun 2013 PDRB Perkapita atas dasar harga
berlaku Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp. 8.709.660,76 sedangkan
Tahun 2014 Rp. 9.725.112,00, dengan demikian ada pertumbuhan
sebesar 11,66 persen.
Gambar : 2.11. PDRB Per Kapita Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2011 – 2014
c. Inflasi
Inflasi merupakan prosentase kenaikan harga barang dan jasa
yang dikonsumsi rumah tangga dan merupakan indikator yang
mendeskripsikan kecenderungan secara umum tentang perkembangan
harga yang merupakan salah satu informasi dasar untuk pengambilan
kebijakan ekonomi secara mikro maupun makro, baik fiscal maupun
moneter.
Pada tahun 2010 – tahun 2014 angka inflasi Kabupaten
Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa
Barat sebesar 1,19 %, tetapi pada tahun 2011 angka inflasi Kabupaten
Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 31
sebesar 0,99% dan Nasional 0,3 %, hal ini menunjukan bahwa indikasi
beban rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan,
sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan provinsi Jawa Barat dan Nasional dan pada tahun 2013 angka
inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih kecil dibandingkan dengan provinsi
dan nasional tetapi pada tahun 2014 nilai inflasi Kabupaten Tasikmalaya
lebih tinggi 0,24% tetapi angka inflasi Kabupaten Tasikmalaya lebih
rendah sebesar 0,52%.
Gambar 2.12. Data Inflasi Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan
dengan Inflasi Provinsi dan Nasional
BPS Kab Tasikmalaya, BPS Provinsi dan BI
d. Penduduk Miskin
Jumlah dan prosentase penduduk miskin di Kabupaten
Tasikmalaya berdasarkan hasil pendataan dengan metode SUSENAS,
Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya
sebanyak 199.346 jiwa dan mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 318.353
jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan
prosentase jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 19% dan
pada tahun 2014 sebanyak 11,57% atau mengalami penurunan sebanyak
7,43%. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut tidak terlepas dari
program dan kebijakan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten untuk dapat menurunkan jumalah penduduk miskin,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 32
diantaranya dengan kebijakan perluasan dan penciptaan lapangan kerja,
dan khususnya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat Unit Pelayanan Cepat
Penanggulangan Kemiskinan (UPCPK), namun demikian apabila
dibandingkan angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin
kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,89% dan tingkat nasional
sebesar 11,66%.
Gambar : 2.13
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Tasikmalaya
Gambar 2.14
Prosentase Jumlah Penduduk Miskin
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 33
e. Angka Kriminalitas
Kondisi ketentraman dan ketertiban umum ditentukan oleh
perkembangan kriminalitas, termasuk terkendali dan berkurangnya
kecenderungan friksi dan konflik sosial berdasarkan perkembangan
kepentingan masyarakat yang beragam. Penciptaan kondisi ketentraman
dan ketertiban masyarakat, juga berkaitan dengan konsistensi dalam
penegakan hukum, dan supremasi hukum yang dihormati. Ketentraman
dan ketertiban umum merupakan faktor utama yang memiliki peran
sangat penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif dalam
menyelenggarakan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya.
Upaya untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum
telah dibangun peningkatan peran masyarakat, pemerintah daerah dan
lembaga kemasyarakatan diantaranya :
- Terciptanya konsolidasi yang semakin baik antara semua
komponen masyarakat, aparat keamanan dan aparat penegak
hukum diharapkan dapat mewujudkan kondisi ketenteraman dan
ketertiban umum sebagaimana yang diharapkan.
- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
norma peraturan dan hukum yang berlaku akan ikut mendorong
terwujudnya kondisi ketenteraman dan ketertiban umum.
Peradilan dan Kriminal di Kabupaten Tasikmalaya pada Tahun
2013 terlihat adanya kenaikan jumlah kasus kekerasan terhadap
perempuan dibandingkan Tahun 2012 yaitu dari 12 kasus pada Tahun
2012 menjadi 18 kasus di Tahun 2013. Data yang lainnya mengenai
terdakwa, korban & pelaku kejahatan
Gambar 2.15
Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan
Sumber : Puspita Puan Amal Hayati Cipasung, 2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 34
Tabel 2.11 Banyaknya Terdakwa Yang Diputus Pengadilan*)
Menurut Keputusan Perkara Pidana Dan Sikap Terhadap Keputusan Periode Tahun 2009 – 2013
Putusan Pidana/Hukuman 2009 2010 2011 2012 2013
A. Jenis Pidana/Hukuman
1. Pidana Mati - - - - -
2. Pidana Seumur Hidup - - - - -
3. Pidana Penjara 552 516 523 515 481
4. Pidana Kurungan - - - - 4
5. Pidana Bersyarat 26 18 18 37
17
6. Pidana Lalu Lintas 9.970 13.078 16.716 22.145 16.912
7. Pidana Tambahan - - - - -
8. Dikembalikan kepada orang
tua/wali 1 - 2 - 1
9. Diserahkan kepada Negara - 2 - - -
10. Dibebaskan dari segala
dakwaan 9 1 4 - -
11. Dilepas dari tuntutan - - - - -
JUMLAH 10.558 13.616 17.265 22.691 17415
B. Sikap Terhadap Keputusan
1. Menerima 560 538 476 534 489
2. Banding 26 11 17 18 14
3. Kasasi 25 15 24 14 8
4. Peninjauan Kembali (PK) 1
5. Grassi
C. Jumlah 611 564 517 566 512 *) Termasuk terdakwa yang mohon banding, kasasi, PK dan grassi
Sumber:PengadilanNegeri Kelas IB Tasikmalaya, 2014
2.3.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pengertian kesejahteraan sosial yaitu suatu institusi atau bidang
kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik
oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk
mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi pemecahan sosial dan
peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat, hal
tersebut mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan social
tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa terorganisir secara jelas
kondisi sosial yang dialami oleh masyarakat.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 35
Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan
masalah sosial harus diencanakan dengan matang dan
berkesinambungan, karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul
selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada,
dengan gambaran bahwa setiap manusia terus berusaha mendapatkan
secara ideal tatanan (tata kehidupan) baik materil maupun spiritual yang
seimbang. Pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk
memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam konsep tersebut
penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir sedangkan upaya
pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan, untuk
menjami tercapai tujuan pembangunan manusia terdapat empat hal
pokok yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Produktivitas, penduduk harus mampu untuk meningkatkan
produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan
pendapatan.
2) Pemerataan, Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama
untuk mendapatkan akses terhadap semua sumberdaya ekonomi
dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan
untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga
mereka dapat mengambil manfaata dan berpartisipasi dalam
kegiatan yang produktif untuk meningkatkan kualitas hidup.
3) Kesinambungan, akses terhadsp sumberdaya ekonomi dan sosial
harus dipastiakan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi
juga uantu generasi yang akan dating.
4) Pemberdayaan, penduduk harus berpartisipasi penuh dalam
keputusan dan proses yang akan menentukan bentuk/arah
kehidupan mereka dan berpartisipasi dan mengambil manfaat
dari proses pembangunan.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas
hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan
keempat komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
mengukur capaian pembangunan dibidang pendidikan, angka harapan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 36
hidup mewakili bidang kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat
terhadap sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata-rat pengeluaran
perkapita, upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan social diantaranya :
1. Pendidikan
a) Angka Melek Huruf
Salah satu indikator pencapaian kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan menurut MDGs adalah angka melek huruf
penduduk usia 15 – 24 tahun Kelompok usia sekolah ini adalah kelompok
usia produktif sebagai sumberdaya pembangunan yang seharusnya
memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak, oleh karena itu dianggap penting
untuk melihat perkembangan kemajuan indikator ini. Angka Melak
Huruf (AMH) merupakan variabel dari indeks pendidikan, dihitung dari
penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca huruf latin
dan atau lainnya. AMH Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 sebesar
99,14% pencapaian tersebut telah berada diatas pencapaian AMH
Provinsi Jawa Barat sebesar 96,00% maupun AMH nasional sebesar
92,91%, hal ini memberikan gambaran bahwa di Kabupaten Tasikmalaya
mengalami peningkatan terhadap kemampuan baca, AMH Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar 99,24%
Gambar 2.16
Pencapaian Angka Melek Huruf Kab. Tasikmalaya, Prov Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011 – 2014
Sumber LKPJ Kab Tasikmalaya, LKPJ Prov 2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 37
b) Angka rata-rata lama sekolah
Tingkat pendidikan merupakan indikator yang paling berpengaruh
dalam penurunan kemiskinan, pendidikan merupakan pionir dalam
pembangunan masa depan suatu bangsa, jika dunia pendidikan suatu
bangsa tidak dapat berkembang dengan baik maka pembangunan bangsa
tersebut akan terganggu, dikarenakan pendidikan menyangkut
pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia,
selain indikator rata-rata lama sekolah untuk mengukur tingkatan
capaian pendidikan. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten
Tasikmalaya selama peroide 2010 – 2014 mengalami peningkatan 0,24
Tahun atau 3,35%, tahun 2010 rata-rata lama sekolah 7,16 tahun dan
pada tahun 2014 menjadi 7,40 tahun tetapi masih rendah apabila
dibandingkan dengan capai rata-rata lama sekolah tingkat provinsi pada
tahun 2010 capaian 7,95 tahun dan pada tahun 2014 capai lama sekolah
8,39 tahun.
Gambar 2.17 Perbandingan Rata-rata lama sekolah Kabupaten Tasikmalaya
dengan Provinsi Jawa Barat
c) Angka Partisipasi Kasar
Keberhasila pembangunan suatu daerah ditentukan oleh
sumberdaya manusia yang berkualitas, pendidikan merupakan salah
satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut, oleh karena itu
peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 38
pendidikan, untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang
memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari prosentase
penduduk menurut partisipasi sekolah diantaranya dengan
menggunakan Angka Partisipasi Kasar, artinya menunjukan partisipasi
penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang
pendidikannya (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia
sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan
untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan, APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di
masing-masing jenjang pendidikan
Tabel : 2.12.
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Tasikmalaya
Berdasarkan Jenjang pendidikan
Tahun 2010-2014
NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 PAUD % 26.51 33.77 34.29 42,89 57
2 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.4 100,6 100,2 100.27
3 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 93.65 94.48 95,34 96,33 98.39
4 SLTA/MA (16-18 tahun) % 40.22 46.1 53,48 53,76 59.83
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
d) Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan prosentase jumlah
anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada
jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh
anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan, bila APK
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah
yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan disuatu jenjang
pendidikan tertentu tampa melihat berapa usianya, maka Angka
Partisipasi Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat
waktu. Apabila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 39
maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum nilai APM akan selalu
lebih rendah dari APK, karena nilai APK mencakup anak di luar usia
sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK
dan APM menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat
bersekolah.
Tabel : 2.13
Angka Partisipasi Murni Kabupaten Tasikmalaya
Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2014
NO JENJANG PENDIDIKAN SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI (7-12 tahun) % 101.4 100.89 100 100 100.04
2 SLTP/MTs (13-15 tahun) % 91.12 92.89 95,18 95,22 96.82
3 SLTA/MA (16-18 tahun) % 38.92 43.89 50,92 52,58 57.77
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan . Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan sumberdaya manusia , dalam pengukuran
Indenk Pembangunan Manusia (IPM) kesehatan adalah salah satu
komponen utama selain pendidikan dan pendapatan, dalam Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehjahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan, sementara itu pelayanan
kesehatan di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan
mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan,
tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan
dasar terdapat di seluruh kecamatan, namun pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala, fasilitas ini
belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat terutama terkait
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 40
dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya yaitu rumah sakit dan terdapat di ibukota kabupaten.
Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih
belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh
masyarakat.
a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Kematian ibu melahirkan tidak hanya merupakan tragedi bagi ibu
sendiri, tetapi juga berpengaruh buruk terhadap anggota keluarga
terutama anak-anaknya, oleh karena itu angka kematian ibu melahirkan
disuatu daerah tidak saja menggambarkan kelangsungan hidup ibu, bayi
dan anak balita, tetapi lebih luas menggambarkan penampilan kualitas
keluarga di suatu daerah.
Penyebab langsung kematian ibu paling banyak diakibatkan oleh
pendarahan, keracunan kehamilan (eklamsia) dan infeksi, sementara
penyebab tidak langsung antara lain terlambat mengenali tanda bahaya
dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan, jumlah kasus
kematian balita Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel : 2.14
Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2010 – 2014
NO INDIKATOR SATUAN Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Menurunnya jumlah
Kematian Bayi Orang 454 373 406 363 298
Angka Kematian Bayi
(AKB)
per 1.000
kelahiran
hidup
12 10 10 10 9
2 Menurunnya jumlah
kematian Balita Orang 51 27 38 26 20
Angka Kematian Balita
(AKABA)
per 1000
balita 1 1 1 0,7 0,1
3 Menurunnya Jumlah
Kematian Ibu Orang 46 54 60 36 31
Angka Kematian Ibu
(AKI)
per
100.000
kelahiran
hidup
116 139 161 103,1 94
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 41
b) Angka Usia Harapan Hidup (AHH)
Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan
sebagai indikator keberhasilan program kesehatan dan program sosial
ekonomi yang secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia
harapan hidup. Angka harapan hidup merupakan alat untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka harapan hidup di suatu daerah harus diukuti dengan
program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
penanganan kemiskinan.
Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan
semakin tinggi derajat kesehatannya. Angka harapan hidup menunjukkan
kualitas kesehatan masyarakat, yaitu mencerminkan “lamanya hidup”
sekaligus “hidup sehat” masyarakat. Tren perkembangan angka harapan
hidup di Kabupaten Tasikmalaya periode 2010-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar: 2.18
Angka Harapan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2014
Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 42
2.3.3. Fokus Seni, Budaya dan Olah Raga
Pengembangan seni budaya di Kabupaten Tasikmalaya
diselenggarakan secara terintegrasi dengan pembangunan
kepariwisataan, yang sekaligus berkontribusi terhadap perkembangan
pembangunan perekonomian daerah.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki 10 cerita rakyat, 1 jenis
permainan rakyat, dan 1 jenis upacara tradisional. Sistem budaya dapat
dilihat dari sistem kemasyarakatan, sistem religi dan pengetahuan, dan
sistem ekonomi tradisional. Sampai tahun 2012 tidak tercatat ada potensi
budaya pada aspek ini. Lingkungan budaya meliputi pola lingkungan
budaya, perubahan lingkungan, budaya, dan hubungan antar budaya.
Selanjutnya tentang kampung adat, Kabupaten Tasikmalaya memiliki 1
kampung adat dengan jenis bangunan adat meliputi 106 rumah tinggal, 1
balai pertemuan, dan 1 rumah ibadah, dengan 7 upacara adat besar.
Kabupaten tasikmalaya memiliki hubungan antar budaya sebanyak 11
jenis.
Secara umum objek potensi kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya
terdiri dari Rumah Adat Kampung Naga, LK. Pamijahan, Makam Syech
Tb.Anggariji Desa Wisata Tendjowaringin, Goa Anteg, Goa Daha, Goa
Ciodang, Pamijahan, Situs Geger, Hanjuang, Mesjid Agung Manonjaya
Situs Kaputihan dan Batu Panangkeupan. Potensi kebudayaan dapat
dilihat dari nilai budaya meliputi naskah kuno, cerita rakyat, ungkapan
tradisional, permainan rakyat, dan upacara tradisional
Jumlah induk organisasi olahraga di Kabupaten Tasikmalaya pada
tahun 2014 tercatat sebanyak 37 organisasi, meningkat dari tahun 2013
sebanyak 35 organisasi. Begitu pula halnya dengan atlit yang dibina pada
tahun 2014 berjumlah 256 orang, meningkat dibanding tahun 2013 yang
berjumlah 251 orang. Kabupaten Tasikmalaya menggelar 14 kali
kompetisi olahraga pada tahun 2014 dan 13 kali kompetisi pada tahun
2013
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 43
2.4. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum sebagaimana yang telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu
sendiri, pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau
koporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi
manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial,
mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak
dalam pemanfaatan sumberdaya alam, memperdalam kepercayaan pada
pemerintahan dan administrasi publik.
Pemerintah berkewajiban melayani setiap warga Negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka
pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945,
membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik merupakan
kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan
seluruh warga Negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan
publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap
warga Negara dan penduduk serta terwujudnya tanggungjawab
pemerintah dalam pelayanan publik.
2.4.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Sektor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
membangun sumber daya manusia (human resources), pendidikan
merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dalam mebina
hidup yang baik untuk pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Menjadi bangsa yang maju tentu
merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap Negara di dunia.
Sudah menjadi rasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu Negara
dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan
sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau
mundur dilihat dari kualitas pendidikannya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 44
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang
sebagai suatu kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Didalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem
Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Gambaran
umum kondisi pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya salah satunya
dengan melihat indikator kinerja sebagai berikut:
a. Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah yaitu jumlah sekolah berdasarkan
jenjang pendidikan per 10.000 orang jumlah penduduk usia pendidikan,
hal ini menunjukan kemampuan untuk menampung penduduk pada usia
pendidikan.
Tabel : 2.15
Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan penduduk Usia Sekolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014
No Jenjang Pendidikan Tahun
2011 2012 2013 2014
1 SD/MI
Jumlah Gedung Sekolah 1.297 1.297 1.295 1.083
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 7 – 12 Tahun
214,912 214,335 211.138 199.938
Rasio 165 177 163 184
2 SMP/MTs
Jumlah Gedung Sekolah 2.645 2.757 2.394 2.469
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 13 – 15 Tahun
94.496 99.761 101.095 101.881
Rasio 35 36 42 41
3 SMA/SMK/MA
Jumlah Gedung Sekolah 182 199 213 218
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16 – 18 Tahun
90.865 84.701 49.568 49.975
Rasio 499 425 232 229 Sumber : LKPJ Kab Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 45
c. Rasio Guru/Murid
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen
secara tegas menyatakan kedudukan guru sebagai tenaga professional
berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang guru menyebutkan bahwa
beban guru memiliki beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dan
sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka tiap minggu, kondisi ini belum
sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh guru dikarenakan dengan kondisi
sekolah dibeberapa temapat ada yang kelebihan guru sedangkan ditempat
lain masih kekurangan guru atau bahkan dalam suatu tempat terjadi
kelebihan anak didik.
Tabel : 2.16 Tabel Rasio Guru berdasarkan Jenjang Pendidikan
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014
No Jenjang Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Standar Nasional
1 SD/MI 10,930 18.16 16.89 21.19 28
2 SLTP/MTs 11.03 11.77 12.19 14.19 32
d. Prosentase Kondisi Ruang Kelas Baik
Keberhasilan tujuan pendidikan (output) sangat ditentukan oleh
implementasi (proses) dan implementasi sangat dipengaruhi oleh tingkat
kesiapan segala hal yang diperlukan untuk keberlangsungannya, dengan
demikian tidak boleh bertindak secara parsial dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran, sebaiknua perlu berpikir dan bertindak
secra holistik, integratif, terpadu dalam rangka untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran.
Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input,
proses, output dan outcome, konteks berpengaruh pada input, input
berpengaruh pada proses, proses berpengaruh pada output dan output
berpengaruh pada outcome. Proses belajar mengajar merupakan prose
yang terpenting karena darisinilah terjadi interaksi langsung antara
pendidik dan peserta didik, untuk menunjang kegiatan dimaksud
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 46
diperlukan sarana dan prasarana penunjang diantaranya kelayakan
ruangan kelas untuk terjadinya proses mengajar.
Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu
indikator untuk meningkatkan kualitas pendidikan, selama periode tahun
2011-2013 di Kabupaten Tasikmalaya ketersediaan ruang kelas yang baik
untuk jenjang SD/MI dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 0.18%, tetapi mengalami penurunan pada tahun
2013 sebesar 0.06%, sama halnya untuk jenjang SMP/MTS pada tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar 0.02% tetapi mengalami
penurunan pada tahun 2013 sebesar 0.03%. Sementara untuk jenjang
SMA/MA/SMK mengalami penurunan sebesar 0.08% tahun 2012 dan
mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 0.07%
Tabel : 2.17
Kondisi Ruang Kelas Baik berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 – 2013
No Jenjang Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
SD/MI
1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 4.122 5.554 5.438
2 Jumlah seluruh ruang kelas 6.917 7.156 7.567
3 Prosentase (%) 0,60 0,78 0,72
SLTP/MTs
1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 1.148 1.437 1.257
2 Jumlah seluruh ruang kelas 1.488 1.811 1.655
3 Prosentase (%) 0,77 0,79 0,76
SMA/MA/SMK
1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 492 514 635
2 Jumlah seluruh ruang kelas 622 724 814
3 Prosentase (%) 0,79 0,71 0,78
*Sumber : TDA Tahun 2012-2014
2. Kesehatan
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi
untuk keberhasilan pembangunan, pembangunan tidak mungkin
terselenggara baik tampa tersedianya salah satu modal dasar yaitu
kesehatan masyarakat yang menjadi acuan dalam pembangunan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 47
Derajat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan pembangunan
ekonomi, sosial dan lingkungannya.
Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan adalah
kondisi kesehatan penduduk yang baik dan perlu diperhatikan juga
pembangunan di bidang kesehatan keduanya harus berjalan seimbang
untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kemakmuran dan
kesejahteraan bagi semua penduduk khususnya di Kabupaten
Tasikmalaya, untuk melihat gambaran umum kondisi daerah terkait
dengan urusan kesehatan diantaranya dengan indkator sebagai berikut :
a. Rasio Puskesmas dan (Pustu) Persatuan Penduduk
Komponen lain dari sumber daya kesehatan yang paling utama
yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup secara kuantitas
dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan
kesehatan yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi
kesehatan lingkungan. Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa
kategori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan Unit pelayanan teknis
lainnya. Sampai dengan tahun 2014 jumlah Puskesmas di Kabupaten
Tasikmalaya mencapai sebanyak 40 buah, dengan rasio Puskesmas
terhadap jumlah penduduk 1 : 43.215 kondisi tersebut masih jauh
apabila dibandingkan dengan target nasional yaitu 1 : 25.000 keadaan ini
perlu penambahan Puskesmas sebanyak kurang lebih 30 buah
puskesmas.
Tabel : 2.18 Sarana dan Prasarana Kesehatan
milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Puskesmas DTP 14 15 15 15
2 Jumlah Puskesmas TTP 26 25 25 25
3 Jumlah Puskesmas Mampu PONED 3 16 19 27
4 Jumlah Pustu 151 151 151 154
5 Jumlah Kecamatan 39 39 39 39
6 Jumlah Desa 351 351 351 351
*Sumber : TDA Tahun 2010-2013
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 48
b. Rasio Rumah Sakit Persatuan Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014
sebanyak 1 unit, rasio pelayanan Rumah Sakit terhadap jumlah
penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 rasio pelayanan Rumah
Sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013
mencapai 1 : 1.720.124. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa di
Kabupaten Tasikmalaya masih memerlukan Rumah Sakit untuk
pelayanan kesehatan.
Tabel : 2.19 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2013
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Rumah Sakit 0 1 1 1
2 Jumlah Klinik 27 27 44 12
3 Jumlah Klinik bersalin 2 2 3 2
4 Rasio Rumah Sakit Terhadap Jumlah Penduduk
1 :
1.675.544
1 :
1.692.433
1 :
1.716.178
1 :
1.720.124
5 Jumlah Penduduk 1.675.544 1.692.433 1.716.178 1.720.124
*Sumber : TDA Tahun 2010-2013
c. Rasio Tenaga Kesehatan Per Jumlah Penduduk
Jumlah dokter dibandingkan dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Tasikmalaya masih kurang, dimana pemenuhan rasio tenaga
kesehatan adalah 1 : 2.500. Pada tahun 2013 jumlah tenaga dokter di
Kabupaten Tasikmalaya yaitu 87 orang dan apabila dibandingkan
dengan jumlah penduduk 1.720.124 jiwa, maka jumlah tenaga dokter
yang ideal di Kabupaten Tasikmalaya yaitu 688 orang, demikian pula
halnya dengan tenaga medis lain yaitu tenaga perawat dan bidan masih
mengalami kekurangan.
Tabel : 2.20 Jumlah Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2013
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Dokter Umum 49 68 68 65
2 Jumlah Dokter Specialis 2 0 0 0
3 Jumlah Dokter Gigi 31 22 19 22
4 Jumlah Dokter 82 90 87 87
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 49
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2010 2011 2012 2013
5 Jumlah Penduduk 1.675.544 1.692.433 1.716.178 1.720.124
6 Rasio Dokter Terhadap
Jumlah Penduduk
82 :
1.675.544
90 :
1.692.433
77 :
1.716.178
87 :
1.720.124
7 Jumlah Perawat 340 373 437 445
10 Jumlah Bidan 347 581 369 683
11 Rasio Bidan Terhadap
Jumlah Penduduk
347 :
1.675.544
581 :
1.692.433
369 :
1.716.178
683 :
1.720.124
*Sumber : TDA Tahun 2010-2013
d. Rasio Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita
Pembangunan kesehatan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional maupun daerah, tujuan digerakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dan tidak terlepas dari peranan
masyarakat dapat menentukan keberhasilan, kemandirian dan
kesinambungan manusia.
Peran serta masyarakat semakin nampak wujudnya setelah
munculnya Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan
masyarakat yang merupakan wujud nyata dalam peranan pembangunan
kesehatan masyarakat. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber dari masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh dan untuk bersama masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Selama periode 2011 – 2013, jumlah Posyandu di Kabupaten
Tasikmalaya mengalami peningkatan sebanyak 53 buah atau 3.09% dari
2.133 buah pada tahun 2011 menjadi 2.166 buah pada tahun 2013,
namun sampai pada tahun 2013 masih terdapat 840 buah atau 38.2 %
katagori Posyandu Pratama dan 952 buah atau 43.29 % Posyandu
Madya, hal ini menggambarkan masih diperlukannya pembinaan untuk
meningkatkan strata Posyandu tersebut ke Purnama atau Mandiri.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 50
Tabel : 2.21 Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Tasikmlaya
periode tahun 2011 - 2013
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2011 2012 2013
1 Jumlah Posyandu Pratama 968 787 840
2 Jumlah Posyandu Madya 858 1.098 952
3 Jumlah Posyandu Purnama 280 271 388
4 Jumlah Posyandu Mandiri 27 30 33
5 Jumlah Total Posyandu 2,133 2,186 2,199
6 Prosentase
- Posyandu Pratama 45.38% 36.00% 38.20%
- Posyandu Madya 40.23% 0.05% 43.29%
- Posyandu Purnama 13.13% 12.40% 17.64%
- Posyandu Mandiri 1.27% 1.37% 1.50%
7 Jumlah Balita 153,564 155,719 156,059
8 Rasio Jumlah Balita tiap
Posyandu
2,133 :
153,564
2,186 :
155,719
2,199 :
156,059
*Sumber : TDA Tahun 2011-2013
e. Prosentase Ibu Bersalin yang ditolong Tenaga Kesehatan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa hamil merupakan salah
satu masa yang rawan, yakni ketika tubuh kita rentan terhadap berbagai
penyakit dan ancaman kematian, tidak bisa dipungkiri bahwa angka
kematian, angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Tasikmalaya
masih cukup tinggi baik diperkotaan maupun di pedesaan, ada tiga
penyebab umum terhadap kematian ibu hamil diantaranya pendarahan,
hypertensi dan infeksi.
Komplikasi kematian ibu maternal dan anak baru lahir sebagian
besar terjadi pada waktu proses persalinan, dengan demikian
diperlukannya tenaga kesehatan untuk meminimalisir angka kematian
ibu dan bayi. Selama periode tahun 2010 – 2013 cakupan persalinan
yang ditangani oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tasikmlaya
menunjukkan peningkatan sebesar 5.52% dari 91.91% pada tahun 2010
menjadi 97.43% pada tahun 2013.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 51
Tabel : 2.22 Prosentase Ibu Bersalin Yang ditangani oleh Tenaga
Kesehatan periode 2010 – 2013 di Kabupaten Tasikmalaya
No Indikator Keadaan Pada Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Jumlah Ibu Bersalin yang ditangani oleh tenaga
Kesehatan
36.378 37.080 36.660 34.126
2 Jumlah Total Ibu Bersalin 39.578 39.509 37.364 35.027
3 Prosentase 91.91% 93.85% 98.12% 97.43%
*Sumber : TDA Tahun 2010-2013
f. Capaian Pelayanan Standar Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan
Secara ringkas Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
memberkan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mutu dan jenis
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
didapat oleh setiap warga negara secara minimal, terutama pelayanan
dasar di daerahkabupaten/kota maupun provinsi.
Dalam penerapannya SPM harus menjamin akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah daerah sesuai
ukurannya yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Tabel : 2.23.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2014
No SPM Keadaan Pada Tahun
2011 2012 2013 2014
A PELAYANAN KESEHATAN
DASAR
1 Target/Sasaran Kunjungan Ibu
Hamil K4 86 88 89 90
2 Target/Sasaran Cakupan
Komplikasi Kebidanan yang
ditangani
63 67 71,5 75
3 Target/Sasaran Cakupan
Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompentensi kebidnan
86 88 89 90
4 Target/ Sasaran Capaian
Pelayanan Nifas 86 87 88 89
5 Target/Sasaran Cakupan
Neonatus dengan Komplikasi
yang ditangani
65 70 75 80
6 Target/Sasaran Cakupan
Kunjungan Bayi 85 86 87 100
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 52
No SPM Keadaan Pada Tahun
2011 2012 2013 2014
7 Target/Sasaran Cakupan Desa
Universal Child Imunazition (UCI) 80,0 85 90 95
8 Target/Sasaran Cakupan
Pelayanan Balita 95 95 95 95
9 Target/Sasaran Cakupan
Pemberian Makan Pendamping
ASI pada anak usia 6 – 24 bulan
keluarga miskin
100 100 100 100
10 Target/Sasaran Cakupan Balita
Gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100
11 Target/Sasaran Cakupan
Penjaringan Siwa SD dan
setingkat
100 100 100 100
12 Target/Sasaran Cakupan Peserta
KB Aktif 70 70 70 70
13 Target/Sasaran Cakupan
Penemuan dan Penemuan
Penderita Penyakit-Acute Flacid Paralis (AFP) per 100.000
penduduk kurang dari 15 tahun
2 2 2 2
14 Target/Sasaran Cakupan
Penemuan dan Penanganan
Penderita Penyakit Penomonia
Balita
100 100 100 100
15 Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan
Penderita Penyakit –Penemuan
Pasien Baru TB BTA Positif
85 85 85 85
16 Target/Sasaran Cakupan
Penemuan dan Penaganan
Penderita DBD yang ditangani
100 100 100 100
17 Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penaganan
Penderita Penyakit – Penemuan
Penderita diare
100 100 100 100
18 Target/Sasaran Cakupan
Pelayanan dasar pasien
masyarakat miskin
100 100 100 100
B PENELIDIKAN EPIDEMOLOGI
DAN PENANGGULANGAN KLB
1 Target/Sasaran Cakupan Desa yang mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemologi kurang dari 24 jam
100 100 100 100
D PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif
60,0 65,0 70,0 75,0
E PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
SEHAT
1 Target/Sasaran Cakupan Rumah yang memenuhi syarat kesehatan
(R)
62,09 64,07 66,05 66,03
2 Target/Sasaran Cakupan
masyarakat yang menggynakan 63 65,09 66,99 68,9
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 53
No SPM Keadaan Pada Tahun
2011 2012 2013 2014
air bersih (A)
3 Target/Sasaran Cakupan
masyarakat yang menggunakan
Jamban Keluarga (K)
46,33 50,93 55,53 60,13
*Sumber : RPJMD Kab. Tsm 2011-2015
3. Pekerjaan Umum
a. Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan
yang terdiri dari sistim jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan
mengacu kepada tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan
keterhubungan antar kawasan dan/ atau perkotaan dan perdesaan.
Sistim jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan tata ruang
wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat didalam kawasan perkotaanyang menghubungkan secara
kontinue yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke persil.
Tabel : 2.24 Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten
Tasikmalaya Periode 2010 – 2014
No Indikator Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Km % Km % Km % Km %
1 Baik 340.855 26,15 383.127 29,40 435.449 33,41 435.449 33,41
2 Sedang 270.958 20,79 260.756 20,01 283.513 21,75 283.513 21,75
3 Rusak 269.635 20,69 266.477 20,45 264.701 20,31 264.701 20,31
3 Rusak Berat
421.875 32,37 392.963 30,15 319.660 24,53 319.660 24,53
4 Jumlah 1.303.323 1.303.323 1.303.323 1.303.323
*Sumber : TDA tahun 2013
b. Jembatan
Kondisi jembatan di Kabupaten Tasikmalaya tampak ada perbaikan
kondisi. Pada tahun 2013 jembatan dengan kondisi baik hanya 345 buah
(80.99%), sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 357 buah (83.80%).
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 54
Tabel : 2.25 Kondisi Jembatan di Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2013-2014
No.
Kondisi Jembatan Kabupaten
2013 2014
Jumlah Jembatan
(%) Jumlah
Jembatan (%)
1 Baik 345 80.99 357 83.80
2 Sedang 10 2.35 21 4.93
3 Rusak Ringan 19 4.46 12 2.82
4 Rusak Berat 52 12.21 36 8.45
5 Jumlah 426 100.00 426 100.00
Sumber : Data 2014, LKPJ Kabupaten Tasikmalaya, 2014
c. Sumber Daya Air
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan irigasi adalah saluran,
bangunan dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, penggunaan dan pembuangan
air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan operasi dan
pemeliharaan serta rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi,
pengelolaan irigasi utama (primer dan sekunder) menjadi wewenang dan
vctanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan
ketentuan Daerah Irigasi (DI) dengan luas diatas 3000 Ha menjadi
wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, Daerah Irigasi (DI)
dengan luas 1000 Ha – 3000 Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab
pemerintah provinsi dan Daerah Irigasi (DI) yang luasnya kurang dari
1000 Ha menjadi wewenang dang tangunggung jawab pemerintah
kabupaten, sedangkan apabila berada pada lintas kabupaten merupakan
tanggung jawab pemerintah provinsi, jaringan irigasi tersier merupakan
tanggung jawab sepenuhnya P3A dalam hal ini petani.
Total luas areal irigasi di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013
adalah 64.198 hektar dengan luas lokasi 70,88 hektar. UPTD dengan
pengelolaan irigasi terluas yaitu UPTD Cigalontang dengan luas areal
8,964 hektar dan luas lokasi 9,968 hektar. UPTD dengan pengelolaan
irigasi terkecil yaitu UPTD Cibalong dengan luas areal 291 hektar dan
luas lokasi 233 hektar. LKPJ Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 55
menjelaskan jumlah daerah irigasi pada tahun 2014 sebanyak 1.494
buah dimana telah sesuai target dan meningkat dibanding tahun 2013
sebanyak 1479 buah. Dari jumlah 1.494 pada tahun 2014, sebanyak
1.486 dibawah pengelolaan Kabupaten Tasikmalaya, 6 buah oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (lintas kabupaten), dan daerah irigasi
strategis sebanyak 2 buah.
Tabel : 2.26
Daerah Irigasi Perdesaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013
No. UPTD Luas
Areal Lokasi No. UPTD
Luas
Areal Lokasi
1 Cigalontang 8,964 9,968 21 Karangnunggal 1,631 1,401
2 Sukaratu 3,499 4,859 22 Sukahening 1,247 1,297
3 Cisayong 4,087 4,648 23 Jatiwaras 1,422 1,288
4 Sodonghilir 2,404 2,958 24 Manonjaya 1,274 1,204
5 Salawu 3,084 2,749 25 Parungponteng 769 1,076
6 Pagerageung 2,783 2,528 26 Karangjaya 758 983
7 Salopa 2,094 2,207 27 Cineam 781 935
8 Bantarkalong 2,000 2,179 28 Sukaraja 836 925
9 Culamega 1,295 2,102 29 Sariwangi 884 894
10 Rajapolah 2,067 2,102 30 Sukarame 880 880
11 Taraju 2,167 2,017 31 Bohonggambir 661 847
12 Padakembang 1,815 1,865 32 Puspahiang 732 822
13 Cikatomas 1,807 1,827 33 Sukaresik 692 772
14 Ciawi 1,364 1,749 34 Cikalong 613 758
15 Pancatengah 1,534 1,739 35 Tanjungjaya 578 729
16 Kadipaten 1,864 1,722 36 Bojongasih 590 630
17 Cipatujah 1,757 1,666 37 Jamanis 595 595
18
Gunung
Tanjung 1,258 1,602 38 Mangunreja 372 420
19 Leuwisari 1,474 1,486 39 Cibalong 291 233
20 Singaparna 1,276 1,426 40
Kab.
Tasikmalaya 64,198 70,088
4. Perumahan dan Pemukiman
Pengertian dasar pemukiman dalam Undang-undang Nomor 1
Tahun 2011, adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana utilitas
umum, serta mempunyai penunjang fungsi lain dikawasan perkotaan
atau kawasan perdesaan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 56
Tabel : 2.27.
Capaian Kinerja Urusan Perumahan dan Pemukiman
Indikator Satuan Realisasi
2013 Target 2014
Realisasi 2014
1 Jumlah cakupan sarana dan prasarana air bersih perdesaan
% 31,2 50 53,5
2
Prosentase panjang Jalan Desa terhadap luas kawasan permukiman perdesaan
% 23,4 27 25,5
3 Prosentase cakupan pelayanan air bersih % 49,6 55 53,5
4
Prosentase cakupan penduduk yang terlayani prasarana pengelolaan air limbah
% 18,7 25 24,5
5 Prosentase produk sampah yang tertangani % 34 38 36
6
Prosentase luas Jalan Perkotaan terhadap luas kawasan permukiman perkotaan
% 22,8 24 25
7 Prosentase luas Jalan Lingkungan terhadap luas wilayah perkotaan
% 32,7 37 35,5
8
Prosentasi Penataan dan Pembangunan Kawasan Fungsional Ibukota Pemerintahan
% 17,8 35 34
9
Prosentase luas cakupan pelayanan
prasarana air limbah terhadap luas wilayah perkotaan
% 51 51,5 51,5
10 Jumlah luas genangan banjir yang tertangani di wilayah perkotaan
% 2 15 1
11
Prosentase luas cakupan pelayanan persampahan terhadap luas wilayah perkotaan
% 52,4 55 53,5
12
Prosentase cakupan pelayanan air minum terhadap jumlah penduduk perkotaan
% 46,1 60 50,5
13
Prosentase luas cakupan pelayanan air minum terhadap luas wilayah perkotaan
% 42,7 46 44,5
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 57
Indikator Satuan Realisasi
2013 Target 2014
Realisasi 2014
14
Jumlah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (Taman dan Pemakaman Umum)
Lokasi 3 1 1
15 Tingkat pelayanan terhadap bahaya kebakaran
% 11 12 11,6
16
Prosentase jumlah rumah layak huni terhadap total jumlah rumah
% 71,2 80 82
17
Prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total jumlah rumah
% 38,8 20 35
18
Jumlah rumah tidak layak huni yang direhabilitasi/pembangunan baru
Unit 1252 600 1066
19
Prosentase Jumlah rumah yang menggunakan air bersih
% 44,8 54 50,5
20 Berkurangnya jumlah titik kawasan kumuh
Titik Kawasa
n 1 3 3
Sumber: diolah dari lapran Dinas Penataan Ruang 2014
Tabel. 2.28 Jumlah Pelanggan Air Bersih di Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2010 – 2013
GOLONGAN TARIF 2010 2011 2012 2013
Jumlah Konsumen
(Pelanggan) 33,542 34,859 36,501 37,368
1. Rumah Tangga Kecil
30,265 31,236
5,048 5,253
2. Rumah Tangga Sedang 23,148 23,966
3. Rumah Tangga Besar 2,186 2,141
4. Pemerintah 331 341
520 503
5. Hankam 139 141
6. Niaga Kecil 2,070 2,337
2,810 2,865
7. Niaga Besar 1,774 1,629
8. Sosial Umum 678 708
414 437
9. Sosial Khusus 194 201
10. Kran Umum 169 162 101 101
11. Industri Kecil 29 75
127 95
12. Industri Besar 40 36
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 58
5. Penataan Ruang
Penataan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya berazaskan pada
pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam pemanfaatan
ruang secara terpadu sesuai potensi, fungsi pelayanan kegiatan, dan
sistim jaringan, dalam rangka menciptakan keseimbangan dan
keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam suatu wilayah
serta menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan
yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang.
Dalam hal penataan ruang, wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang
merupakan bagian dari struktur ruang wilayah dilakuan secara terpadu
tidak terlepas dari peranannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas
baik skala provinsi maupun nasional.
6. Perencanaan Pembangunan
Pelaksanaan urusan pemerintah bidang Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam periode 2010 –
2015 secara makro yang berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah antara
lain: perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian
penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan pembinaan tugas
perencanaan pembangunan daerah.
Pencapaian kinerja perencanaan pembangunan daerah selama
periode 2010 -2015 anatara lain:
1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
meliputi Rencanan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005 –
2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2010 – 2015 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
darintahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 serta Rencana Detil
Tata Ruang (RDTR);
2) Tersedianya Laporan Pelaksanaan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah berupa Laporan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 59
(LAKIP) Kabupaten Tasikmalaya, Laporan Kegiatan Triwulan
kegiatan;
3) Tersedianya dokumen data /statistik daerah untuk penyusunan
rencana pembangunan daerah;
4) Terselenggaranya koordinasi perencanaan pembangunan daerah;
5) Terselenggaranya bimbingan teknis/workshop perencanaan
pembangunan daerah
6) Terselenggaranya perencanaan pembangunan secara partisipatif
melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
dalam penyusunan dokumen rencana kerja pembangunan daerah;
7) Tersedianya Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.
7. Perhubungan
Pelaksanaan urusan pemerintah bidang perhubungan di
Kabupaten Tasikmalaya dititikberatkan untuk menunjang kelancaran
roda perekonomian daerah, keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai dalam segala bidang sektor transportasi sangat menentukan
untuk menunjang kelancaran arus barang dan mobilitas sumber-sumber
ekonomi.
Sektor transportasi perlu dilaksanakan secara multidimensional,
dimana harus memperhatiakan tidak hanya situasi dan kondisi
transportasi itu sendiri tetapi juga harus memperhatikan lingkungan
yang dipengaruhiya dan yang mempengaruhinya termasuk sarana dan
prasarana transportasi. Seiring dengan perkembangan kota maka
kebutuhan akan transportasi akan meningkat dan akan berdampak
menajdi permasalahan yang komplek apabila tidak diantisipasi
sebelumnya, permasalahan transportasi tersebut diantaranya penentuan
model angkutan umum, pola jaringan, izin trayek angkutan, kebijakan
perparkiran dan perambuan lalu lintas.
Indikator-indikator keberhasilan program dan kegiatan bidang
perhubungan ditentukan oleh perkembangan dan perlengkapan jalan
seperti : Rambu Lalu lintas, Rambu petunjuk arah jurusan, Marka Jalan,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 60
Trafic cones, lampu peringatan dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Selain
itu pengujian kelayakan kendaraan bermotor baru sebatas kendaraan
umum dan barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan
tersebut yaitu jumlah kendaraan yang dilakukan pengujian pada tahun
2011 sebanyak 11.187 unit kendaraan dan pada tahun 2014 sebanyak
9.339 unit
Tabel. 2. 29.
Pengujian Kendaraan Bermotor tahun 2011 – 2014
No Jenis Kendaraan Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Otlet / Mobil
Penumpang 136 208 485 915
2 Angkutan Kota 27 66 70 72
3 Truck 3151 2750 1146 2558
4 Bis 436 433 392 412
5 Micro Bus 168 161 123 135
6 Mini Bus 2044 1752 1511 1184
7 Pick Up 5855 5192 6 4063
Jumlah 11817 10562 3733 9339
*Sumber TDA Tahun 2011-2014
Perkembangan jumlah angkutan umum di Kabupaten
Tasikmalaya sangat beragam, trayek angkutan yang memberikan
pelayanan mobilitas pengguna jasa disekitar menuju pusat kota, trayek
angkutan yang melayani pengguna jasa antar kawasan kecamatan dan
trayek angkutan pedesaan yang melayani pengguna jasa di pedesaan ke
wilayah kecamatan dan dengan wilayah desa-desa di luar pusat kota .
Tabel : 2.30 Jumlah Angkutan Umum di Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2011 – 2013
Jenis Trayek Tahun
2011 2012 2013
1. Angkutan Kota 42 40 35
2. Angkutan Pedesaan 483 228 108
3. Traktor - - -
4. Otobus/Mikrobus 285 270 282
5. Minibus 668 878 1.024
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 61
Jenis Trayek Tahun
2011 2012 2013
6. Truck 496 648 648
7. Pick Up 16 5 5
8. Box 2 - 4
9. Tanki - 1 -
10. Kereta Gandeng - 4 -
11. Kereta Tempelan 4 - 7
12. Derek - - -
13. Ambulans - - -
14. Kendaraan Karapan - - -
JUMLAH 1.996 2.074 4.187
*Sumber : TDA Tahun 2011-2013
Sementara itu kondisi perkembangan Penerangan Jalan Umum
(PJU) di Kabupaten Tasikmalaya dari Periode 2010 – 2014 mengalami
peningkatan, kondisi pemasangan Penerangan Jalan umum pada tahun
2010 sebanyak 90 Unit dan pada Tahun 2013 sebanyak 139 Unit.
Selain itu juga untuk menunjang dan memperlancar kegiatan
pemindahan barang dan orang diperlukan tempat titik temu tersebut
diantaranya pembangunan jasa penunjang angkutan (terminal) terdapat
11 terminal di Kabupaten Tasikmalaya
Tabel: 2.31.
Sebaran Basis Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan Tahun 2011-2012
No. Kecamatan No. Kecamatan
1 Sukaraja 7 Sariwangi
2 Bantarkalong 8 Cisayong
3 Manonjaya 9 Rajapolah
4 Singaparna 10 Jamanis
5 Sukarame 11 Ciawi
6 Leuwisari
8. Lingkungan Hidup
Peningkatan usaha pembangunan, diikuti pula dengan
peningkatan sumber daya untuk mendorong pembangunan dan
seringkali terjadi permasalahan-permasalahan terhadap lingkungan.
Dalam pembangunan sumber alam merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dan dalam penggunaanya perlu memperhatikan
keseimbangan ekosistem. Kerugian-kerugian dan perubahan-perubahan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 62
terhadap lingkungan dengan keuntungan yang akan didapat dari suatu
hasil pembangunan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu melalui
kajian-kajian teknis.
Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup dengan sasaran
terlaksananya upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,
salah satu upaya untuk mengerungi kerusakan lingkungan diantaranya
dengan pemakaian dan penggunaan biogas, komposter, lubang biofori,
pembuatan sumur resapan air, sarana IPAL UKM dan lan sebagainya.
Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup terutama pada tahun
2014 dilakukan penanaman pohon sebanyak 628.000 batang yang
lokasinya tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten
Tasikmalaya.
9. Kependudukan dan Catatan Sipil
Administrasi kependudukan yaitu rangkaian kegiatan dan
penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk, catatan sipil pengelolaan informasi administrasi
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik
dan sektor lain. Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai
strategi bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan informasi
administrasi kependudukan secara terkoordinasi dan berkesinambungan.
Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam
arti hak mendapat akta autentik dari pejabat negara, masih rendahnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya akta bagi dirinya karena akta
ini sangatlah penting diperlukan dikemudian hari.
Pelaksanaan urusan pemerintah bidang kependudukan dan
catatan sipil periode 2010 – 2014 berkaitan dengan pelayanan umum
bidang kependudukan dan pencatatan sipil dengan capaian kinerja
sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 63
Tabel : 2.32 Pelayanan Umum Kependudukan
No Uraian Tahun
Ket 2010 2011 2012 2013 2014
1 Kartu Keluarga (KK) 77,52 87.99 90
2 Akta Kelahiran 30,37 32.82 36,00 40.39 42.2
3 Kartu Tanda
Penduduk (e-KTP)
- 25 88,34 90.08 93
*Sumber : LKPJ Bupati Tasikmalaya Tahun 2010-2014
10. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
a. Keluarga Berencana
Pertumbuhan peduduk merupakan isu yang cukup strategis, hal
ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitn dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu
kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Jumlah penduduk yang
cukup besar yang kurang seimbang dengan daya dukung dan daya
tapung lingkungan tentu akan menjadikan suatu permasalahan bagi sutu
wilayah dimasa yang akan datang.
Gambaran umum kinerja pemerintah urusan keluarga berencana
terkait dengan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk melalui
pengaturan kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan, pengaturan
kehamilan, yang sesuai dengan hak-hak reproduksi sebagai berikut
selama periode tahun 2010 - 2014 :
1) Rata-rata jumlah anak perkeluarga
Jumlah anak dalam keluarga di Kabupaten Tasikmalaya dalam
kurun waktu 2010 – 2014 rata-rata berjumlah 1-2 anak
2) Jumlah keluarga pertahapan keluarga
Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok
pikiran yang terkandung didalam undang-undang nomor 10 tahun 1992
disertai asumsi bahwa kesejateraan merupakan variabel komposit yang
terdiri dari berbagai indikator yang spesifik, maka indikator dan kriteria
keluarga sejahtera yang ditetapkan sebagai berikut
a. Keluarga Sejahtera; keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu atau lebih dari lima kebutuhan dasarnya, (basic
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 64
needs) sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan
pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I; keluarga yang sudah memenuhi
kebutuhan dasar minimumnya dalam hal sandang, pangan,
papan dan pelayanan kesehatan dasar
c. Keluarga Sejahtera Tahap II; keluarga selain memenuhi
kebutuhan dasar minimumnya, juga memenuhi kebutuhan
sosial dan pisikologsinya, namun belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya.
d. Keluarga Sejahtera Tahap III; Keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan minimum, kebuthuan sosial pisikologinya dan
kebutuhan pengembangan, namun belum akatif dalam usaha
kemasyarakatan dalam lingkungan desa atau wilayahnya.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus; keluarga yang telah
memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan sosial
pisikologis, kebutuhan pengembangan dan sekaligus secara
teratur ikut menyumbang dalam kegiatan sosial.
Jumlah rumah tangga dan jumlah individu pertahapan keluarga di
Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 berdasarkan PPLS 2011 yaitu
sebagai berikut :
a. Jumlah Rumah Tangga
- Keluarga Sejahtera Tahap I : 47.437
- Keluarga Sejahtera Tahap II : 64.005
- Keluarga Sejahtera Tahap III : 64.002
b. Jumlah Individu
- Keluarga Sejahtera Tahap I : 22.384
- Keluarga Sejahtera Tahap II : 22.887
- Keluarga Sejahtera Tahap III : 192. 047
Khusus masalah kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya masih menjai
fokus perhatian Pemerintah daerah dengan berbagai strategi
penanggulangan kemsikinan melalui program penanggulangan
kemiskinan yang secara sinergis dilakukan oleh masing masing SKPD di
bawah koordinator Tim koordinasi penanggulangan Kemiskinan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 65
Kabupaten Tasikamalaya .Berdasarkan Data PPLS 2011 penduduk
Kabupaten Tasikmalaya masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran
(RTS) sebanyak 175.444 jiwa atau sekitar 643.308 RTS dari total jumlah
penduduk Kabupaten Tasikmalaya 1.728.618 jiwa atau sekitar 40%.
3) Rasio Beban Ketergantungan
Rasio ketergantungan atau angka beban ketergantungan yaitu
suatu angka yang menunjukkan besar beban kelompok usia produktif
atas usia non produktif, adapun rasio ketergantungaan di Kabupaten
Tasikmalaya yaitu setiap 100 orang usia produktif menanggung beban
sebesar 66 orang non produktif
4) Akseptor Keluarga Berencana (KB)
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tasikmalaya dengan
trend penurunan di tiga tahun terakhir, pada Tahun 2012 LPP 1,4, Tahun
2013 1,3 dan capaian pada Tahun 2014 sebesar 0,5 persen dari total
Jumlah Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, meskipun ada
kecenderungan penurunan LPP setiap tahunnya namun kondisi ini jelas
menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa
menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk ketersediaan sumberdaya
manusia bagi modal pembangunan di Dearah, akan tetapi di satu sisi
kondisi tersebut menyebabkan beban Daerah menjadi semakin besar
dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya. Selain menjadi beban
Pemerintah Daerah juga menimbulkan permasalahan lain. Banyaknya
jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa
menimbulkan pengangguran, kriminalitas, yang bersinggungan pula
dengan rusaknya moralitas masyarakat.
Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban pemerintah
untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warganya,
maka pemerintah bersama dengan Pemerintah Daerah memberikan
serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar
tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 66
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB
(Keluarga Berencana).
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah
yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk. Program keluarga berencana bertujuan agar keluarga sebagai
unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang.
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa
dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Gambaran Data Potensi sektor Keluarga Berencana sebagai salahsatu
dari kebijakan kependudukan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat
dari tabel Data di bawah ini:
Tabel : 2.33
Data institusi pendukung program Keluaraga berencana
Kabupaten Tasikmalaya 2014
No Uraian Jumlah Keterangan
1 PPKBD 362
2 Sub PPKBD 2.734
3 PKB 47
*Sumber : TDA Kab Tasikmalaya
Tabel : 2.34
Data Pasangan Usia Subur
Kabupaten Tasikmalaya TA 2014
NO Usia PUS (Tahun) Jumlah Keterangan
1 PUS <20 24.897
2 PUS 20-29 154.757
3 PUS 30-49 211.567
Jumlah 391.221
*Sumber : TDA Kab Tasikmalaya
Tabel : 2.35
Data jenis penggunaan Alat kontrasepsi
Kabupaten Tasikmalaya 2014
NO Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Keterangan
1 IUD 23.094
2 MOP 1.452
3 MOW 4.002
4 Implant 14.067
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 67
NO Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Keterangan
5 Suntik 166.144
6 Pil 43.550
7 Kondom 1.645
*Sumber : TDA Kab. Tasikmalaya
Untuk mengukur keberhasilan program KB di Kabupaten
Tasikmalaya pada tahun 2014 dapat dilihat dari capaian indikator kinerja
bidang Keluarga Berencana, sehingga akan diperoleh gambaran tentang
pencapaian peserta KB aktif menurut karakteristik, latar belakang
Pasangan Usia Subur, penggunaan alat kontrasepsi yang diminati
masyarakat serta capaian-capaian lainnya yang mendukung keberhasilan
Program Keluarga Berencana di Kabupaten Tasikmalaya.
Indikator pemberdayaan keluarga dalam Program Keluarga
Berencana menjadi bagian penting yang harus disentuh oleh program
pembangunan Pemerintah daerah menyangkut pengetahuan
kewirausahaan, pengetahuan dan praktek akses modal usaha, serta
pengetahuan tumbuh kembang anak melalui Bina Keluarga, selain itu
aspek kesehatan reproduksi remaja akan berdampak terhadap
pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan
sumber informasi KRR. Keberhasilan pelayanan Program Keluarga
Berencana diukur dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama
pelayanan Program Keluarga Berencana, capaian target indikator kinerja
utama pelayanan Program Keluarga Bencana di Kabupaten Tasikmalaya
pada Tahun 2014, sebagai berikut:
Tabel : 2.36
Pelayanan Program Keluarga Berencana
No Uraian Satuan Tahun 2013 Tahun 2014
1 Prevalensi peserta KB % 64,91 60,66
2 Laju Pertumbuhan Penduduk ( LPP)
% 0,7 0,5
5) Petugas Lapangan Keluarga Berencana
Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB adalah para
pelaksana Program KB, sehingga kedudukannya sangat menentukan
dalam proses manajemen Operasional Program KB baik nasional karena
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 68
memiliki karakteristik yang spesifik, maka perlu ada pelayanan
pemasaran yang berfungsi untuk mendukung minat masyarakat agar
bersedia dan mampu memberdayakan keluarganya dalam membina dan
meningkatkan kualitas keluarganya.
Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB merupakan ujung
tombak dalam pergerakan program kependudukan dan program KB di
tingkat lapangan, tahun 2014 sebanyak 58 orang dan dibantu oleh
Tenaga Penggerak Desa (TPD)
6) Tingkat kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR)
TFR adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita
selama masa reproduksinya per 1000 wanita. Asumsi yang digunakan
yaitu tidak ada seorang perempuan pun yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur
tidak berubah pada periode waktu pengukuran.
TFR merupakan pengukuran yang menyatakan fertilitas pada
akhir masa reproduksi dari suatu kohor perempuan. Keunggulan TFR
adalah angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang
perempuan selama masa reproduksinya dan telah memperhitungkan
tingkat kesuburan perempuan pada masing-masing kelompok umur.
Tabel : 2.37
Total Fertility Rate Kabupaten Tasikmalaya
No Uraian Satuan Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1 Total Fertility Rate % 2,6 2,4 2,5 2,5
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014
b. Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan adalah upaya kemampuan perempuan
untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi,
politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan
meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu
membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 69
merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan
sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya.
Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi
hambatan guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan
perempuan pada setiap tingkat proses pembangunan. Pelaksanaan
urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya pencapaian
sasaran meningkatnya keadilan dan kesetaraan gender dan peran
perempuan dalam proses pembangunan.
Pemberdayaan perempuan mempunyai peranan yang cukup
strategis diantaranya terhadap keberhasilan pembangunan bidang
kesehatan dan keluarga berencana, konsep pemberdayaan perempuan di
Kabupaten Tasikmalaya terus ditingkatkan melalui Program Keluarga
Sejahtera (PKK) dengan melibatkan berbagai kegiatan pemberdayaan,
Kader Pos Yandu, Pembinaan Kader Pos KB desa dan Sub Pos KB desa,
selain itu juga terintegrasi dalam berbagai sektor pembangunan sesuai
dengan proporsi dan karakteristik yang dimiliki misalnya organisasi
wanita baik sosial, profesi, dan keagamaan diantaranya Gabungan
Organisasi Wanita (GOW), Organisasi Wanita Persatuan antara lain
Dharma Wanita Persatuan, Persit, Bhayangkari, Ikatan Istri Dokter
Indonesia (IIDI), selain itu juga organisasi yang bergerak dibidang
kemasyarakatan Forum Komunikasi Gender (Forkam Gender), Kaukus
Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Tim Penggerak PKK, dan Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Di
Kabupaten Tasikmalaya terlepas dari program pemberdayaan perempuan
masih terjadi adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,
berikut ini data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di
Kabupaten Tasikmalaya, dengan rincian data sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 70
Tabel : 2.38
Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan
Di Kabupaten Tasikmalaya TA 2014
NO Jenis Kekerasan Kasus Keterangan
1 Kekerasan terhadap Istri 13
2 Kekerasan terhadap anak 1
3 Traficking -
4 Perkosaan 1
5 Pencabulan -
6 Kekerasan dalam pacaran 3
Jumlah 18
Tabel : 2.39
Data Kasus dan jenis kekerasan terhadap perempuan
Di Kabupaten Tasikmalaya TA 2014
NO Jenis Kekerasan Kasus Keterangan
1 Kekerasan secara fisik 11
2 Kekerasan secara psikis 18
3 Kekerasan secara seksual 4
4 Kekerasan secara ekonomi 13
Jumlah 46
11. Sosial dan Keagamaan
a. Sosial
Pembangunan kesejahteraan sosial yaitu untuk mewujudkan
kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi
kebutuhan dasar demi tercapainya kesejahteraan sosial pemerintah
menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial
secara terencana, terarah dan berkelanjutan. Kesejahteraan sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, sepiritual, dan sosial agar
hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya.
Kondisinsosial kesejahteraan masyarakat dindikasikan dengan
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tercermin
dari masih rendahnya daya dorong perekonomian, serta populasi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang masih menjadi
beban sosial, baik bobot maupun kompleksitasnya.
Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah
seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 71
sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani,
rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hamabatan, kesulitan
dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran,
kecacatan, ketuna sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan
lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti
terjadinya bencana.
Masalah kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya masih menjai
fokus perhatian Pemerintah daerah dengan berbagai strategi
penanggulangan kemsikinan melalui program penanggulangan
kemiskinan yang secara sinergis dilakukan oleh masing masing SKPD di
bawah koordinator Tim koordinasi penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Tasikamalaya.
Berdasarkan Data PPLS 2011 penduduk Kabupaten Tasikmalaya
masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak 175.444
jiwa atau sekitar 643.308 RTS dari total jumlah penduduk Kabupaten
Tasikmalaya 1.728.618 jiwa atau sekitar 40%, meskipun terdapat trend
penurunan yang signifikan penduduk miskin di Kabupaten Tasikmalaya,
ternyata masih menyisakan persoalan tersendiri dalam penangananya,
berikut ini data potensi penaganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial termasuk data kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan
rincian data sebagai berikut:
Tabel : 2.40
Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kabupaten Tasikmalaya
No Jenis PMKS Tahun
2011 2012 2013
1 Balita terlantar 2.536 2.536 2.536
2 Anak terlantar 6.156 6.156 6.156
3 Anak korban tindak kekerasan
40 18
18
4 Anak Nakal 0 1 1
5 Anak Jalanan 9.475 102 102
6 Anak Cacat 0 96 96
7 Wanita rawan sosial ekonomi
5.251 5.269 5.269
8 Wanita korban 82 0 -
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 72
No Jenis PMKS Tahun
2011 2012 2013
kekerasan/diperlukan salah
9 Lanjut usia terlantar 14.020 82 82
10 Lanjut usia korban kekerasan
0 0 -
11 Penyandang cacat 8.937 5.562 5.562
12 Penyandang cacat bekas penderita penyakit kronis
0 14 -
13 Tuna susila 14 80 14
14 Pengemis 80 60 80
15 Gelandangan 60 251 60
16 Bekas Warga Binaan lembaga
251 128 251
17 Korban Penyalahgunaan Nafza
2.280 222.384 128
18 Keluarga Fakir miskin 127.121 12.094 222.384
19 Keluarga Berumah tidak layak huni
18.212 187 12.094
20 Keluarga bermasalah sosial psikologi
187 108 187
21 Komunitas adat terpencil 98 497.385 108
22 Masyarakat yang tinggal di daerah rawan social
16.773 1.272 497.385
23 Korban Bencana alam 1.272 43 1.549
24 Korban Bencana social 43 43 550
25 Pekerja migran bermasalah
43 99 43
26 ODHA 55 2.760 99
27 Keluarga rentan 2.760 757.514 2.760
Sumber : TDA 2014
Penanganan PMKS ada terdapat dua pola, yakni pola di luar panti
atau di rumah dan pola panti, untuk yang menggunakan pola panti ini
terdiri dari beberapa kategori. Mulai dari faktor kemiskinan,
keterlantaran, masalah sosial, hingga keterasingan, seperti anak
terlantar, yatim piatu dan yang sedang menghadapi masalah kekersan
dalam keluarga dan perdaganan anak. Itu sebabnya, penanganan yang
diberikan harus mampu penuhi hak-hak mereka. PMKS terdiri dari 27
jenis, namun yang umum terlihat terdiri dari enam kategori besar, yakni
miskin, terlantar, cacat, tunas susila, keterasingan dan tuna social.
Keberhasilan penaganan PMKS diukur dengan tingkat
ketercapaian Indikator Kinerja Utama penanganan PMKS, capaian target
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 73
indikator kinerja utama penanganan PMKS di Kabupaten Tasikmalaya
pada perode Tahun 2010 - 2014 , sebagai berikut:
Tabel : 2.41
Data Penanganan PMKS
No Uraian Jumlah
2011 2013 2014
1
Jumlah Sarana Sosial seperti Panti
Asuhan, Panti Jompo dan Panti
Rehabilitasi
93 93 93
2 Jumlah Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
- Korban Tindak Kekerasan
(perempuan dan anak) 50
50 50
- Jumlah Lanjut Usia Terlantar 148
148
- Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang
ditangani Luar Panti 88
88 88
- Jumlah Lanjut Usia Terlantar yang
ditangani Dalam Panti 60
60 55
- Jumlah Penyandang Cacat
5.562 5.562 -
- Jumlah Penyandang Cacat yang
ditangani 195
195 266
- Jumlah Korban Penyalahgunaan
NAPZA
158 158 -
- Jumlah Korban Penyalahgunaan
NAPZA yang ditangani -
- 66
- Jumlah Keluarga berumah Tidak
Layak Huni
601 601 -
- Jumlah Keluarga berumah Tidak
Layak Huni yang ditangani 700
700 -
- Orang dengan HIV/AIDS 30
30 50
- Jumlah Persediaan Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi Eks Korban
Bencana
- - -
b. Keagamaan
Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh
setiap manusia dalam mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka,
tidak hanya itu secara individu agama bisa digunakan untuk menuntun
kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari, namun
kalau dilihat secara kelompok atau masyarakat, bagaimana kita
memahami agama tersebut dalam kehidupan masyarakat. Fungsi agama
dalam masyarakat antara lain sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 74
1. Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis
(hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus
dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan
terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama
masing-masing.
2. Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu
menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh
agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball
dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik
tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu).
Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya:
Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak Apalagi
bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama)
harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi
mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan
umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka
dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian.
Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan
untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari
sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur
serta setara.
3. Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok
orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan
perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu
dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
4. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya
makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan,
kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan
ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan
kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara
serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 75
tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang
memukau.
6. Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan
pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan
fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen
perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7. Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi
pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif
dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang
lain.
8. Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama
mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat
agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama
tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan
atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.
Sejalan dengan Visi Kabupaten Tasikmalaya yang Religius dan
Islami, dengan pemaknaan Religius Islami adalah merupakan sikap
keberagamaan yg dicerminkan dalam perilaku keseharian di masyarakat
dan penyelenggaraan pemerintahan yg menjunjung tinggi nilai-nilai
universal kemanusiaan seperti keadilan, persamaan (equal), menghargai
perbedaan (pluralitas) dan sebagainya.
Visi Kabupaten Tasikmalaya yang religius islami bermaksud untuk
menjadikan spirit keagamaan Islam menjadi landasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan membangun hubungan sosial
kemasyarakat. Nilai-nilai Islam yg universal menjadi landasan dan nafas
penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.
Kabupaten Tasikmalaya dijuluki dengan sebutan Kota santri atau dengan
ikon seribu masjid yang tersebar di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya,
berikut data potensi sarana agama dan keagamaan di Kabupaten
Tasikmalaya, dengan data sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 76
Tabel : 2.42
Data sarana peribadatan
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2013
NO Sarana Peribadatan Jumlah Bangunan
2011 2012 2013
1 Mesjid 4.657 4.650 3.402
2 Langgar 6.038 6.039 6.119
3 Mushola 4.868 4.853 1.569
4 Gereja 3 3 3 Sumber : TDA Kab. Tasikmalaya
Tabel : 2.43
Data Penduduk pemeluk agama
Kabupaten Tasikmalaya 2014
NO Agama Jumlah Pemeluk
2011 2012 2013
1 Islam 1.660.745 1.706.716 1.706.167
2 Protestan 417 304 469
3 Katolik 67 66 95
4 Hindu 5
5 Budha -
6 Lainnya 56 56 49
Sumber TDA Kab. Tasikmalaya
Tabel : 2.44
Data Pesantren, kyai dan santri
Kabupaten Tasikmalaya 2013
NO Uraian Tahun
2010 2011 2013 1 Pondok Pesantern 700 701 752
2 Tenaga pengajar 1.001 5.399 3.840
3 Santri 39.680 3.8515 83.394
4 Madrasah Diniyah 3.505 3.505 3.533
5 Murid Madrasah Diniyah 201.809 201.809 146.374
6 Guru Madrasah Diniyah 14.755 14.755 15.660
Sumber TDA Kab. Tasikmalaya
12. Ketenagakerjaan
Salah satu permasalahan pembangunan dalam bidang tenaga
kerja yang sangat krusial adalah pengangguran yang disebabkan tidak
sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju
pertumbuhan kesempatan kerja, serta masih rendahnya kompetensi
tenaga kerja. Selain itu masih terbatasnya kapasitas kelembagaan,
sarana dan prasarana pelatihan serta terbatasnya paket kegiatan
bimbingan usaha. Hal lain yang masih perlu perhatian adalah upaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 77
perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari
Kabupaten Tasikmalaya
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran proporsi
penduduk usia kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan
bekerja atau mencari pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif
dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi
barang dan jasa. Rincian angkatan kerja menurut jenis kelamin dan
kelompok umur memberikan profil distribusi penduduk yang aktif secara
ekonomi. Secara umum, kegunaan indikator ini adalah untuk
mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang
aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, dan menunjukkan
besaran relatif dan pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia
untuk produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK
diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah
penduduk usia kerja.
Tabel : 2.45 Jumlah Pencari Kerja berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tahun 2010 – 2013
Jenjang Pendidikan Tahun
2010 2011 2012 2013
SD dan Tidak Tamat SD 41 391 67 71
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 351 271 499 710
Sekolah Lanjutan Tingkat Aras 3.384 2.308 6.227 792
Akademi (Sarjana Muda) 946 1.225 713 982
Perguruan Tinggi/Universitas 1.717 1.475 1.207 271 Sumber TDA Kab Tasikmalaya
13. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan salah satu bentuk perpindahan
penduduk atau mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam satu negara dengan tujuan antara lain :
(1) Membuka daerah dari yang padat ke yang kurang
penduduknya dan meningkatkan potensi daerah tujuan;
(2) Meningkatkan produksi hasil pertanian dengan cara
ekstensifikasi lahan;
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 78
(3) Secara sosial budaya meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa;
(4) Pemerataan penyebaran penduduk;
(5) Meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional;
(6) Meningkatkan taraf hidup penduduk.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2013 melakukan
pemberangkatan transmigrasi sebanyak 236 Kepala Keluarga atau
sebanyak 779 jiwa yang terdiri dari transmigrasi lokal sebanyak 234
kepala keluarga atau sebanyak 768 jiwa dan transmigrasi umum
sebanyak 5 kepala keluarga atau 11 jiwa, dengan daerah tujuan di luar
Pulau Jawa yaitu : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Tengah, Jambi dan Maluku.
14. Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah
Kabupaten Tasikmalaya terkenal sebagai tempat lahirnya koperasi
di Indonesia. Kiprah koperasi selama ini turut mendukung usaha kecil
dan menegah di Kabupaten Tasikmalaya. Sampai Tahun 2014, terdapat
714 koperasi dengan rincian : koperasi aktif sebanyak 377 unit dan
koperasi sehat sebanyak 100 unit. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal
dengan industri kecil kerajinan anyaman. Produk kerajinan yang
menjadi unggulan antara lain: anyaman mendong, anyaman pandan,
anyaman bambu, dan bordir.
Jenis komoditas anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya
dalam setiap tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha,
penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang dihasilkan
dalam memenuhi tuntutan pasar serta perkembangan kebutuhan yang
dinamis. Terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah
dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak
Rp.93.391.200.000. Anyaman pandan dalam produksinya banyak
diminati pasar terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra
dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak
15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 79
3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000.
Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang dihasilkan
dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan
kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam memenuhi kebutuhan
dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan 1.499 unit usaha, serta
dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032 orang. Dalam mendukung
komoditas bambu agar mampu memenuhi kebutuhan pasar serta
mampu bersaing telah ditanamkan investasi sebesar Rp 4.381.217.000
dengan nilai produksi sebesar Rp 275.918.400.000. Komoditas bordir
dalam perkembangannya di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 89 sentra,
dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 18.885 orang. Dalam mendukung komoditas bordir tersebut
investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 16.770.694.000 dan dengan
nilai produksi sebesar Rp 1.019.790.000.000.
Tabel : 2.46
Data UMKM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 – 2014
No Uraian Tahun Capaian
2011 2012 2013 2014
1 Meningkatnya Jumlah koperasi baru per tahun
12 12 13 10
2 Meningkatnya Jumlah Koperasi sehat
126 137 110 100
3 Meningkatnya Jumlah
Koperasi aktif 335 402 369 377
4 Meningkatnya Jumlah Koperasi
676 692 704 714
5 Meningkatnya Jumlah Anggota
133.072 150.857 152.831 136.367
6 Meningkatnya Jumlah Modal*)
118.965 136.008 186.319 314.521
7 Meningkatnya Jumlah Karyawan
1.434 1614 1.633 1.481
8 Meningkatnya Total asset*)
252.498 292.953 350.550 506.331
9 Meningkatnya Volume usaha
135.703 189.433 225.352 214.720
10 Meningkatnya Laba*) 2.803 1.176 6.095 4.441
11 Meningkatnya Jumlah UKM
29.138 31.207 32.125 33.731
Ket *) dalam juta
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 80
15. Penanaman Modal dan Investasi
Penanaman modal merupakan suatu upaya mengelola uang
dengan cara menyisihkan sebagian uang tersebut untuk ditanam pada
bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan di masa
datang, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yaitu PD BPR, PDAM dan PDUP
Keberadaan penanaman modal di Kabupaten Tasikmalaya terkait
dengan adanya tuntutan untuk menyelenggarakan pembangunan
ekonomi daerah pada umumnya dihadapkan dengan beberapa
permasalahan diantaranya kekurangan modal, kemampuan dalam hal
teknologi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Berbgai upaya
telah dilakukan untuk mendorong penanaman modal baik yang berasal
dari dalam maupun luar daerah dengan melalui penyederhanaan
prosedur, terciptanya system pelayanan investasi yang efesien dan efektif
dan terciptanya kepastian hukum, iklim investasi yang kondusip dengan
harapan untuk meningkatkan nilai investasi yang masuk ke Kabupaten
Tasikmalaya.
Tabel : 2.47
Data Investasi dan BUMD Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014
No Uraian Tahun Capaian
2011 2012 2013 2014
1 Jumlah pelaku usaha yang dibina (PMA&PMDN)
0 2 19 4
2 Jumlah promosi investasi (temu investasi dan pameran investasi)
0 6 5 2
3 Laju Pertumbuhan Investasi
11,47 0 14,27 7,62
4 Kontribusi BUMD (PDBPR)
Total asset 282.255 343.396 421.443 479.962
Kredit yang disalurkan 233.173 279.862 344.919 379.297
Laba 11.446 13.941 18.878 23.567
5 Kontribusi BUMD (PDAM)
Total asset 26.196 29.756 30.201 32.077
Air yang terjual 20.620 29.197 33.460 33.714
Laba 4.575 5.641 5.702 3.546
6 Kontribusi PDUP
Total asset 4.158 3.891* 3.891*
Laba 260 (8.105,)* (1.991.) * *Belum di audit
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 81
16. Kebudayaan
Pelaksanaan urusan kebudayaan di Kabupaten Tasikmalaya tidak
terlepas dari pengembangan pariwisata daerah. Keberhasilan sektor
kebudayaan dan kepariwisataan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat
dari dua sisi yaitu tingkat keberhasilan capaian program yang telah
ditentukan dan dari tingkat capaian hasil program kegiatan
diantaranyan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi ke obyek
pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya
Pembangunan Bidang Pariwisata telah berhasil mendatangkan
wisatawan domestik sebanyak 667.481 orang pada tahun 2011 dan
877.100 orang pada Tahun 2014 dari target 687.217 orang atau
mengalami peningkatan 21,64%, tetapi untuk wisatawan mancanegara
pada Tahun 2014 hanya 4.110 orang dari target 8.670 orang.
Dikarenakan Kampung Naga telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sebagai Destinasi Wisata Internasional,
maka Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya harus memfokuskan penataan
fasilitas pendukung Objek Wisata Kampung Naga untuk menarik
kunjungan wisatawan mancanegara.
Tabel : 2.48
Data Kunjungan wisatawan dan even seni budaya
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Jumlah kunjungan wisatawan ke
Kab.Tasikmalaya per tahun 675.587 716.709 698.515 881.210
- Wisatawan Nusantara 667.481 709.867 693.354 877.100
- Wisatawan Mancanegara 8.106 6.842 5.161 4.110
2 Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan
1 1 10 11
3. Jumlah even seni dan budaya
- Penyelenggaraan even seni dan
budaya 6 13 14
- Pengiriman misi seni dan
budaya 5 10 8
4. Jumlah sarana penyelenggaraan
seni budaya
- Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni)
- 3 4 3
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 82
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
- Sarana pengembangan seni
(alat seni) - 2 5 11
5. Jumlah benda, situs dan kawasan
cagar budaya yang dilestarikan
- Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang
ada
41 41 41 41
- Jumlah benda, situs dan
kawasan cagar budaya yang
dipelihara
- 10 13 16
17. Kepemudaan dan Olahraga
Pelaksanaan pembangunan pada urusan pemuda selama periode
2011 – 2014 diarahkan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,
kepemimpinan, kewirausahaan. Jumlah pemuda di Kabupaten
Tasikmalaya, yaitu yang termasuk usia 16 – 30 tahun mencapai 30 %
dari total jumlah penduduk, angka tersebut merupakan potensi yang
besar jika dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk dilibatkan dalam
proses-proses pembangunan, pemuda memiliki potensi yang strategis
dan berperan aktif dalam peningkatan organisasi kepemudaan dalam
pembangunan.
Organisasi kepemudaan adalah lembaga nonformal yang tumbuh
dan eksis dalam masyarakat diantaranya KNPI, Ikatan Remaja Mesjid,
Kelompok Pemuda (Karang Taruna) sebagai wadah pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat.
Dalam hubungannya dengan pembangunan kepemudaan perlu
adanya komitmen pelaku kebijakan sebagai isu dan melibatkan pemuda
sebagai bagian penting dalam menunjang pembangunan, tidak bisa
dipungkiri lagi pemuda tidak akan pernah lepas dari olahraga sehingga
dengan olahraga pemuda dapat menghilangkan perilaku negative dan
mereka bisa belajar menghargai orang lain.
Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Bahkan melalui olahraga dapat dilakukan national character
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 83
building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk
membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan
nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang
bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga, melalui
pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas Sumber Daya Manusia
dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab,
disiplin, sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi
olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab
itu, pembangunan olahraga perlu mendapatkan perhatian yang lebih
proporsional melalui pembinaan, manajemen, perencanaan dan
pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan nasional.
Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi
bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan
martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menempatkan
atletnya sebagai juara di berbagai kegiatan olahraga besar baik untuk
tingkat Propinsi maupun bahkan even tingkat Nasional.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi besar untuk
menciptakan atlet-atlet potensial di berbagai cabang olahraga dengan
melibatkan putera puteri terbaik Daerah, berikut ini data potensi
organisasi kepemudaan di Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel : 2.49
Data organisasi kepemudaan
Kabupaten Tasikmalaya 2010 -2014
NO Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Karang Taruna 351 351 351 351
2 Organisasi
Kepemudaan
45 45 45 45
3 Pemuda Pelopor
Pembangunan
21 21 21 21
*Sumber : LKPJ Tahun 2014
Keberhasilan pembinaaan olahraga dan kepemudaan diukur
dengan tingkat ketercapaian Indikator Kinerja Utama program pembinaan
olahraga dan kepemudaan, capaian target indikator kinerja utama
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 84
program pembinaan olahraga dan kepemudaan di Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun 2011 - 2014 , sebagai berikut:
Tabel : 2.50 Data Pembinaan dan Prestasi Keolahragaan
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 -2014
NO Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Jumlah induk organisasi olahraga
31 31 35 37
2 Jumlah atlit yang dibina
241 241 251 256
3 Jumlah kompetisi yang digelar
12 12 13 14
4 Jumlah Medali yang diraih dalam:
SEA GAMES - Emas - Perak - Perunggu
4 1 1
Tidak diselengga-
rakan
PON - Emas - Perak - Perunggu
14 6 4
Tidak diselengga-
rakan
Tidak diselengga-
rakan
PORDA - Emas - Perak - Perunggu
18 14 19
23 24 21
PEPARDA - Emas - Perak - Perunggu
16 6 6
*Sumber : LKPJ Tahun 2014
18. Kesatuan Bangsa
Pelayanan terhadap penyelenggaraan keamanan dan ketertiban
masyarakat dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat melalui
penyediaan polisi pamong praja, linmas dan pos kamling. Jumlah anggota
satuan linmas di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 sebanyak 8.864
orang yang tersebar di 351 desa yang ditunjang dengan adanya pos
kamling di setiap kedusunan. Penyelenggaraan Pembangunan Bidang
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat difokuskan pada
terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan
masyarakat lingkungan masing-masing dan terwujudnya perlindungan
masyarakat dari bencana. Selain itu, difokuskan juga untuk menghindari
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 85
terjadinya pelanggaran Peraturan Daerah yang dilaksanakan melalui
sosialisasi Peraturan Daerah, sejak proses legislasi, sosialisasi hingga
penerapannya.
Gangguan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang sering
terjadi di Kabupaten Tasikmalaya di antaranya adalah penyalahgunaan
penggunaan narkoba, kenakalan remaja, pencurian kendaraan bermotor,
perampokan, penipuan, penganiayaan, pemerasan. Kondisi ini
memerlukan penanganan yang berkesinambungan serta terintegrasikan
antara aparat ketentraman daerah, yang bekerja sama dengan perangkat
satuan polisi pamong praja, aparat perlindungan masyarakat (LINMAS)
dan ketahanan lingkungan keluarga masing-masing, serta segenap
komponen masyarakat. Selanjutnya, konflik antar internal umat
beragama yang mengganggu keamanan dan ketertiban di Kabupaten
Tasikmalaya bisa dikendalikan dan sampai saat ini kerukunan kehidupan
beragama cukup kondusif, hal ini tidak lepas dari peran serta ulama dan
umaro dalam melayani dan mengayomi umat beragama di Kabupaten
Tasikmalaya. Kondisi tersebut bisa dilihat dalam indikator peningkatan
fasilitas pencapaian halaqoh dalam berbagai forum keagamaan.
Kesiap-siagaan petugas dalam deteksi dini dan penggulangan
tanggap darurat bencana juga memadai hal ini ditandai dengan jumlah
anggota linmas tiap desa dengan populasi cukup disertai dengan
pelatihan keterampilan yang telah dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kesiapsiagaan personal linmas dalam melayani masyarakat
khususnya korban bencana alam.
19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya mendapat nilai 48,84 poin, dengan predikat nilai “C” (cukup
baik/memadai perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar) dan hal ini
mengalami peningkatan apabila dibandingakan tahun 2013, hasil
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 86
evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
mendapat nilai 36,15 poin
Kedudukan aparatur pemerintah daerah memegang peran sangat
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tidak hanya untuk
menggerakkan manajemen dan organisasi pemerintahan, melainkan juga
dalam keseluruhan konteks demokratisasi. Terkait dengan hal tersebut,
maka perencanaan sumberdaya termasuk di dalamnya pengembangan
organisasi, sistem remunerasi, sistem perencanaan dan pengembangan
karir menjadi penting dan prioritas, khususnya dalam mewujudkan
kondisi pemerintahan yang berorientasi kepada pelayanan. Hal tersebut
terlihat dengan adanya peningkatan kualitas sumberdaya aparatur yang
diindikasikan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan
aparatur.
Aparatur pemerintah daerah dituntut untuk mengembangkan
sumber dayanya agar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan
daerahnya menuju kemandirian dan siap berkompetisi dengan daerah
lain untuk menarik investasi. Dalam demokratisasi masyarakat lebih
sadar akan hak dan tanggung jawabnya, termasuk terhadap negara,
sehingga masyarakat akan lebih bebas dalam menuangkan aspirasinya
terhadap kinerja pemerintah dan mengawasi birokrasi. Kesiapan aparatur
dalam mengantisipasi demokratisasi perlu ditingkatkan agar mampu
meningkatkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat ataupun
pemerintahan.
Jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Tasikmalaya pada
Tahun 2013 sebanyak 14.827 orang terdiri dari 7.498 (50,57%) laki-laki
dan 7.329 (49,43%) perempuan. Sementara kalau dilihat dari jenjang
tingkat pendidikan tertinggi sebagian besar pegawai negeri di Kabupaten
Tasikmalaya telah mencapai pendidikan S1 yaitu sebesar 66,28 %
tepatnya 9.828 orang pegawai yang terdiri dari 4.555 laki-laki dan 5.273
perempuan. Bila dirinci menurut Golongan maka sebagian besar yaitu
51,99 persen golongan IV, sedangkan golongan I hanya 0,70 persen,
selebihnya tersebar pada golongan II dan III, yaitu masing masing 12,23
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 87
persen dan 35,08 persen. Hal tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel : 2.51
Data Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNSD) Kabupaten Tasikmalaya 2011 -2013
NO Uraian Tahun
2011 2012 2013 A Golongan IV 7.855 7.772 7.709
1 Pembinan Utama IV/ e - - -
2 Pembina Utama Madya IV/d - - 1
3 Pembina Utama IV/ c 14 25 36
4 Pembina Tk. I IV/ b 229 271 321
5 Pembina IV/ a 7.612 7.476 7.351
B Golongan III 4.961 5.115 5.201
1 Penata Tk. I III/d 1.227 1.056 1.012
2 Penata III/c 767 840 905
3 Penata Muda Tk I III/b 1.165 1.190 1.427
4 Penata Muda III/a 1.802 2.029 1.857
C Golongan II 3.077 2.370 1.814
1 Pengatur Tk I II/d 265 204 320
2 Pengatur II/c 679 632 494
3 Pengatur Muda Tk I II/b 1.172 1.056 692
4 Pengatur Muda II/a 961 478 308
D Golongan I 178 139 103
1 Juru Tk I I/d 44 37 22
2 Juru I/c 61 52 33
3 Juru Muda Tk I I/b 40 44 43
4 Juru Muda I/a 33 6 5
Jumlah PNS 16.071 15.396 14.827 Sumber : TDA 2012-2014
20. Ketahanan Pangan
Dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan, Ketahanan Pangan
didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan. Tiga pilar dalam ketahanan pangan yang terdapat dalam
definisi tersebut adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan
(accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability)
yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 88
Apabila ketiga pilar ketahanan pangan terpenuhi, maka masyarakat atau
rumah tangga tersebut mampu memenuhi ketahanan pangannya masing-
masing.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Bagian Ketahanan
Pangan, Setda telah berusaha untuk mewujudkan terjaminnya akses
pangan rumah tangga dan perseorangan. Dalam rangka pembentukan
cadangan pangan pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya telah menyimpan stok pangan dalam bentuk beras di Sub-
Dolog Ciamis sebanyak 17 ton yang dapat digunakan apabila ada
keadaan darurat sesuai dengan Undang-undang Pangan No.18/2012.
Disamping cadangan pangan pemerintah, masyarakat juga menyimpang
stok pangan dalam bentuk lumbung pangan masyarakat yang kondisinya
terus dipantau oleh Bagian Ketahanan Pangan melalui Sistem Informasi
Manajemen yang bekerjasama dengan PT. Indosat. Dalam meningkatkan
distribusi pangan, telah dibentuk Gapoktan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM) yang sampai Tahun 2014 telah terbentuk 15
Gapoktan. Adapun tujuannya yaitu (1) Pemberdayaan Gapoktan,
sehingga mampu mengembangkan unit usaha distribusi pangan dan unit
cadangan pangan; (2) Peningkatan aktivitas, kapasitas usaha,
permodalan, dan terciptanya lapangan usaha; (3) Meningkatnya akses
pangan masyarakat dan meningkatnya cadangan pangan.
Pembangunan Ketahanan Pangan yang berhasil akan menentukan
kualitas generasi yang akan datang. Ketahanan Pangan sebagai salah
satu urusan wajib pemerintah daerah masih menghadapi berbagai
permasalahan yaitu : kurangnya keanekaragaman konsumsi pangan yang
dibuktikan dengan nilai Pola Pangan Harapan sebesar 61,5% dari rata-
rata PPH Jawa Barat 70,2%, tidak stabilnya harga pangan yang
menyebabkan sebagian rumah tangga tidak bisa mengakses pangan, dan
tingginya konsumsi beras per kapita per tahun. Selain itu, masih
banyaknya Desa Rawan Pangan menurut Badan Ketahanan Pangan
Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, yaitu 31 Desa, merupakan tantangan
Pembangunan Ketahanan Pangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 89
Tabel : 2.52 Data Cadangan Pangan, Distribusi dan Penganekaragaman Pangan
di Kabupaten Tasikmalaya Peroide 2011 - 2014
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Ketersediaan dan Cadangan Pangan
a. Ketersediaan Energi dan
Protein Perkapita
- Ketersediaan
Energi
87.39 84,8 -
b. Penguatan cadangan pangan 38 7 - 17
2 Distribusi dan Akses Pangan
a. KetersediaanInformasi
pasokan, harga dan akses
pangan daerah - Tersedianya Petugas
Pengumpulan data/
informasi harga dan
pasokan pangan
4
-
4
4
b. Stabilitas harga dan pasokan
pangan - Terfasilitasinya
pengembangan lembaga
distribusi pangan
masyarakat /LDPM
8 2 1 4
3 Penganekaragaman dan
Keamanan Pangan
a. Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) 89.63 61,5 61,5
21. Kearsipan
Kearsipan yaitu suatu proses kegiatan mulai dari penerimaan,
pengumpulan, pengaturan, pemeliharaan dan juga kegiatan penyimpanan
untuk warkat menurut sistim yang telah ditentukan. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, menyatakan bahwa arsip ialah
naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan
Badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan
kegiatan atau dengan kata lain arsip sebagai hasil endapan informasi
pelaksanaan kegiatan instansi yang tercipta karena fungsi instansi
berjalanan dan disimpan untuk dipergunakan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 90
Pelaksanaan tata kelola kerasipan secara baku di Seluruh SKPD,
Kecamatan dan Desa di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2014
sebagaimana berikut :
Tabel : 2.53 Data Pengelolaan Arsip secara Baku
di Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 -2015
No Indikator Capaian
Sasaran SATUAN
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013 Tahun
2014
1. Meningkatnya
kelembagaan teknis
perpustakaan
desa/kelurahan
Perpustakaan 20 39 7 18
2. Meningkatnya SDM
Pengelola
Perpustakaan
Desa/Kelurahan
Orang 20 7 7 18
3. Meningkatnya koleksi
bahan perpustakaan
Desa/Kelurahan
Eksemplar 20.000 7.000 7.000 -
4. Meningkatnya koleksi
bahan perpustakaan
umum
Eksemplar - 1.250 1.250 936
5. Tingkat penerapan
teknik informasi
dalam administrasi
kearsipan
SKPD 1 3 2 1
6. Tingkat pelayanan
informasi kearsipan
daerah bagi
masyarakat
Orang
21 30 25 10
7. Penyelamatan arsip
in aktif SKPD 1 3 2 1
22. Komunikasi dan Informatika
Ketersediaan sarana dan prasarana (teknologi) komunikasi dan
informasi yang tersedia di Kabupaten Tasikmalaya yang tersedia terdiri
dari: akses internet, sistim informasi, Hotspot, media informasi, dan radio
komunikasi. Jumlah SKPD di Kabupaten Tasikmalaya yang telah
memiliki akses internet sebanyak 28 SKPD.
23. Urusan Pemberdayaan Desa
Pembangunan desa memegang peranan yang strategis karena
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan hakikatnya bersinergi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 91
terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, hal tersebut dapat
dilihat program pembangunan yang dirancang pemerintah mengakomodir
pembangunan desa dalam program kerjanya tentunya berlandaskan
pemahaman bahwa desa sebagai kesatuan geografis terdepan yang
merupakan sebagian besar penduduk bermukim. Dalam struktur
pemerintahan desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru
terdepan dan langsung berada ditengah masyarakat
Tabel : 2.54
Data Pemerintah Desa Kabupaten Tasikmalaya
Periode 2011 – 2014
No Indikator Capaian Sasaran Satuan Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2014
1
Terbentuknya Desa Layak
Anak menuju KLA
(Kabupaten Layak Anak)
Kab - 1 1 1
2
Jumlah desa yang mengikuti
program peningkatan peranan
wanita menuju keluarga sehat
dan sejahtera (P2WKSS)
Desa 1 1 1 1
3
Jumlah desa yang
mendapatkan dana stimulant
desa unggul dan mandiri per
tahun
Desa 7 10 -
-
4 Meningkatnya Jumlah desa
yang memiliki BUMDES
Usaha Ekonomi Desa (UED)
Buah
Kelom
pok
7
103
10
103
-
-
-
-
5 Meningkatnya Prestasi dalam
Lomba Desa Keg 1 1 1 1
6 Jumlah desa yang mengikuti
lomba desa Desa 1 1 1 1
7
Meningkatnya jumlah desa
yang melaksanakan BSMSS
Bhakti Siliwangi Manungggal
Satata Sariksa
Desa 1 1 1 1
8 Menigkatnya jumlah desa
yang melaksanakan TMMD Desa 1 1 1 1
9 Jumlah desa yang sudah
memiliki profil desa Desa 351 351 351 351
10 Jumlah Alokasi Dana Desa Desa 351 351 351 351
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 92
24. Perpustakaan
Gambaran umum pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai
dengan tahun 2014 memiliki 1 buah perpustakaan pemerintah daerah.
Mengingat minat baca masyarakat Kabupaten Tasikmalaya pada
umumnya masih rendah, maka perlu dikembangkan perpustakaan di
daerah berupa perpustakaan desa.
Tabel : 2.55
Data Perpustakaan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 -2014
No Sarana Perpustakaan Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Perpustakaan Desa 159 198 205 223
2 SDM Pengelola Perpustakaan Desa
159 166 173 191
3 Koleksi bahan perpustakaan Desa/Kelurahan
435.500 442.500 449.500 -
4 Koleksi bahan perpustakaan umum
5.307 6.557 7.807 936
5 Pemanfaatan perpustakaan Desa/Kelurahan
112
Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Kab. Tasikmalaya
2.4.2. Fokus Layanan Pilihan
1. Pertanian
a. Pertanian dan Hortikultura
Tanaman pangan memiliki peran penting karena merupakan
komoditas strategis yang menyangkut hajat hidup masyarakat secara
keseluruhan dan menyediakan kesempatan kerja, sumber pendapatan
serta memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya.Kabupaten Tasikmalaya
mempunyai komoditasunggulan tanaman pangan yang tersebar pada
beberapa kecamatan. Komodittas tersebut terdiri dari: Padi, Jagung,
Kacang Tanah, Kedelai.
Komoditas tanaman pangan utama yang juga merupakan salah
satu indikator keberhasilan pembangunan bidang tanaman pangan
nasional yaitu padi. Berdasarkan data Tahun 2014, produksi padi
Kabupaten Tasikmalaya sebesar 840.653 ton dengan produktivitas padi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 93
sawah mencapai 66,94 kw/Ha. Dengan produksi yang terus meningkat
sebesar 5%, Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan penghargaan dari
Presiden RI.
Sedangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu jagung,
produksi Tahun 2014 sebesar 64.649 ton dengan produktivitas mencapai
64,50 kw/ha. Pengembangan jagung tersebar di kecamatan-kecamatan:
Karangnunggal, Bantarkalong, Cipatujah, Pancatengah, Salopa, Cibalong,
Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, dan Ciawi. Dalam tematik
kewilayahan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Tasikmalaya berperan
sebagai penghasil jagung bersama Kabupaten Garut dalam
pengembangan kluster unggas di Priangan Timur karena jagung menjadi
salah satu bahan dalam pembuatan pakan ternak unggas.
Kesadaran masyarakat khususnya masyarakat internasional
menumbuhkan permintaan terhadap beras yang diproduksi secara
organik. Kabupaten Tasikmalaya sejak tahun 2010 telah mengembangkan
padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) dan
memproduksi beras organik sertamengekspornya ke negara-negara lain.
Tahun 2014 Kabupaten Tasikmalaya telah mengekspor sebanyak 121.575
kg ke negara Jerman, Italia, Amerika Serikat, Malaysia, dan Belgia.
Sentra produksi padi organik terdapat di Kecamatan Manonjaya,
Sukahening, Sukaraja, Sukaresik, Salawu, Cisayong dan Cineam.Sampai
pada Tahun 2014, produksi padi organik mengalami kenaikan sebesar
0,02 persen dari Tahun 2013, yakni dari produksi 63.301 ton pada tahun
tersebut, menjadi 64.635 ton pada Tahun 2014.Pengembangan padi
organik disamping meningkatkan pendapatan petani karena nilai jual
lebih tinggi dari padi konvensional juga memberikan kontribusi terhadap
peningkatan produktivitas padi pada umumnya.Untuk menjamin kualitas
serta pemasaran produk para petani di kabupaten yang tergabung dalam
gabungan kelompok tani (Gapoktan) telah menjalin kerjasama kemitraan
dengan PT Bloom Agro dan Gapoktan SIMPATIK. Salah satu hasil yang
dihasilkan dari kerjasama tersebut antara lain dengan diterimanya
sertifikat organik dari “Institute of Marketology Organization” (IMO) Swiss,
yang berarti adanya pengakuan internasional bahwa kelompok tani itu
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 94
sudah menerapkan sistem budidaya dan pengolahan beras dengan baik
dan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, keamanan pangan, serta
keberlanjutan produktivitas lahan.
Komoditas hortikultura yaitu buah-buahan dan sayuranjuga menjadi
komoditas unggulan Kabupaten Tasikmalaya. Komoditas buah-buahan
terdiri dari: Manggis, Durian, Salak, dan Pisang, sedangkankomoditas
sayuran meliputi: Cabe Merah, Mentimun, dan Tomat.
Meskipun komoditas hortikultura merupakan komoditas unggulan,
saat ini potensi perkembangan masing-masing komoditas masih jauh dari
harapan. Hal ini merupakan tantangan sekaligus potensi untuk
dilakukan perbaikan di masa yang akan datang. Komoditas buah-
buahan khususnya Manggis, Durian, Salak dan Pisang pada Tahun 2014
cenderung produksinya menurun dibandingkan Tahun 2013
dikarenakan produktivitasnya yang mengalami penurunan pula.Padahal
Manggis Puspahiang mempunyai prospek yang sangat besar karena
menjadi komoditas ekspor buah-buahan utama ke Tiongkok. Demikian
pula untuk komoditas Durian Jatiwaras, telah dikenal sejak lama menjadi
salah satu durian unggulan di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk
komoditas Salak, saat ini sedang dikembangkan Salak Manonjaya yang
mempunyai rasa manis dan berdaging tebal, meskipun sangat besar
tantangannya dalam hal produksi bibit dari pohon induk. Sementara
untuk komoditas pisang, saat ini tengah dikembangkan Pisang Kirana di
Kecamatan Sodonghilir yang telah mempunyai kerjasama pemasaran
dengan Sun Pride.
Komoditas sayuran pada umumnya dilaksanakan di lahan bukan
sawah dalam bentuk hamparan, dengan perlakuan teknologi yang sudah
intensif.Dari 3 (tiga) komoditas hortikultura sayuran, komoditas cabe
besar menjadi komoditas utama yang strategis karena menjadi komoditas
penghasil inflasi kedua terbesar setelah ayam ras pedaging di Wilayah
Priangan Timur. Hal ini mendorong Bank Indonesia Tasikmalaya
membentuk Kulster Cabe yang bertujuan untuk mengamankan produksi
cabe sepanjang tahun. Untuk komoditas cabe besar produksinya
meningkat dibanding Tahun 2013, dari produksi sebesar 26.606 ton
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 95
pada Tahun 2013 menjadi 28.136 ton pada Tahun 2014tapi dengan
produktivitas yang menurun dari 172,54 kw/ha pada Tahun 2013
menjadi 168,98 kw/ha pada Tahun 2014. Begitu pula komoditas
mentimun dan tomat mengalami peningkatan produksi dibandingkan
Tahun 2013. Produksi komoditas yang meningkat tapi dengan
produktivitas yang menurun mengindikasikan adanya peningkatan luas
tanam.
Pembangunan Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
mendapatkan banyak tantangan terutama dari penurunan kesuburan
tanah akibat praktek pertanian intensif bertahun-tahun, menurunnya
kualitas infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi, berkurangnya
jumlah penyuluh pertanian, serta alih fungsi lahan pertanian. Untuk alih
fungsi lahan pertanian khususnya sawah, Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya telah menginventarisasi lahan-lahan sawah yang akan
ditetapkan menjadi Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan sesuai dengan
amanat Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selanjutnya hasil inventarisasi
akan dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya
tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Selain
melalui perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, berkurangnya lahan
pertanian khususnya sawah bisa ditanggulangi dengan pencetakan
sawah baru di Kabupaten Tasikmalaya Bagian Selatan.
Tabel : 2.56 Data Produksi Pertanian dan Hortikultura
Kabupaten Tasikmalaya periode 2011 – 2014
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 Meningkatnya produksi pertanian :
Padi
- Padi sawah Ton 823.422 747.097 854.041 840.653
- Padi gogo Ton 31.775 19.615 28.610 26.558
- Padi organic Ton 67.089 59.619 63.301 64.635
Palawija
- Jagung Ton 55.291 48.661 48.048 46.649
- Kedele Ton 2.807 1.689 3.912 4.613
- Kacang tanah Ton 4.607 4.620 7.092 5.674
- Ubi kayu Ton 293.011 233.243 228.102 331.375
Sayuran
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 96
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
- Cabe merah Ton 24.855 33.413 26.606 28.136
- Mentimun Ton 14.223 13.538 8.019 9.275
- Tomat Ton 5.533 5.661 4.513 7.170
Buah-buahan
- Manggis Ton 12.100 22.518 22.321 14.514
- Salak Ton 43.377 87.883 83.637 77.930
- Pisang Ton 8.794 3.615 3.668 3.814
- Durian Ton 8.794 95.870 115.807 121.313
2 Meningkatnya produktivitas pertanian :
Padi
- Padi sawah Kw/Ha 64,53 66.62 66,78 66,94
- Padi gogo Kw/Ha 38,22 36.99 40,72 48,41
Palawija
- Jagung Kw/Ha 60,77 62.59 63,66 64,50
- Kedele Kw/Ha 12,85 14.69 13,69 14,92
- Kacang tanah Kw/Ha 16,10 16.16 16,87 17,86
- Ubi kayu Kw/Ha 199,43 201.73 202,72 239,99
Sayuran
- Cabe merah Kw/Ha 139,87 186.56 172,54 168,98
- Mentimun Kw/Ha 122,30 121.53 98,64 92,75
- Tomat Kw/Ha 107,64 116.25 94,21 118,32
Buah-buahan
- Manggis Kw/Ha 65,56 108.29 127,51 113,71
- Salak Kw/Ha 108,46 121.88 128,43 127,41
- Pisang Kw/Ha 358,37 358.37 98,33 98,55
- Durian Kw/Ha 87,24 88.37 289,38 284,34
3 Meningkatnya jumlah Penyuluh Pertanian yang tersertifikasi
- Penyuluh Pertanian
Advidor Orang 0 0 0 0
- Penyuluh Pertanian
Supervisor Orang 2 3 4 5
- Penyuluh Pertanian
Fasilitator Orang 1 2 0 5
4 Meningkatnya luas areal pertanian ramah lingkungan
a. Padi SRI Ha 8.493 8.493 8.058 8.950
b. Sayuran :
- Cabe Ha 9 40 5
- Tomat Ha 0 0 2
- Mentimun Ha 0 0 3
5 Tersedianya prasarana dan sarana (infrastruktur) pertanian
- JITUT Ha 150 300 940 0
- JIDES Ha 150 1.950 3.285 4.080
- Jalan Usaha Tani
(JUT) Km 3 3 5 3
- Rumah kompos Unit 4 0 1 0
- Sawah Baru Ha 0 0 50 0
6 Meningkatnya Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Berbasis Usaha Tanaman
Pangan (Kelompok)
Jumlah Kel. 1.826 1.826 1.826 2.178
- Pemula Kel. 843 765 964 1.316
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 97
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
- Lanjut Kel. 793 832 734 734
- Madya Kel. 145 165 110 110
- Utama Kel. 45 64 18 18
b. Perkebunan
Perkebunan menurut Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang
perkebunan yang dimaksud dengan perkebunan adalah segala kegiatan
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh
lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang
dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Perkebunan berdasarkan pengelolaanya dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
(1) Perkebunan Rakyat; merupakan perkebunan yang
diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan
perseorangan atau rumah tangga perkebunan yang tidak
berbadan hukum
(2) Perkebunan Besar; merupakan perkebunan yang
diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan
yang berbadan hokum. Perkebunan Besar terdiri dari
Perkebunan Besar Negara (PTP/PNP) dan Perkebunan Besar
Swasta Nasional/Asing(PBS).
(3) Perkebunan Perusahaan Inti Rakyat; Merupakan Pola
Pelaksanaan Pengembangan Perkebunan dengan menggunakan
perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing
perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu
system kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan
kesinambungan
(4) Perkebunan Unit Pelaksana Proyek; Unit Pelaksana Proyek
merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam
pembinaan dan pelaksanaan proyek perkebunan, setiap unit
pelaksana proyek perkebunan ditentukan oleh luas areal
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 98
perkebunan rakyat yang dibina, dimana pembinaannya
dilaksanakan mulai dari pembibitan, penanaman, sampai dengan
pengolahan dan pemasaran hasil. Pembinaan dilakukan secara
menyeluruh termasuk juga peningkatan keterampilan para
petani dengan mengadakan kursus-kursus, latihan-latihan dan
bimbingan di dalam inti proyek
Salah satu tujuan dari pembangunan perkebunan adalah untuk
meningkatkan produksi dan memperbaiki mutu basil, meningkatkan
pendapatan, memperbesar nilai ekspor, mendukung industri,
menciptakan dan memperluas kesempatan kerja, serta pemerataan
pembangunan. Ada tiga asas yang menjadi acuan dalam pembangunan
perkebunan yang mendasari kebijakan pembangunan dalam lingkungan
ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu (1) Mempertahankan dan
meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional,
(2) Memperluas lapangan kerja, (3) Memelihara kekayaan dan kelestarian
alam dan qmeningkatkan kesuburan sumberdaya alam.
Pembangunan subsektor perkebunan mengalami perkembangan
yang semakin pesat dan besar dan diharapkan dapat meningkatkan
pemenuhan produksi, kebutuhan ekspor yang berdampak pada
peningkatan pendapatan petani, ekonomi lokal, pembangunan perdesaan,
dan timbulnya multiplier effect secara sektoral maupun spasial baik
nasional, regional maupun lokal. Dengan demikian, maka pengembangan
komoditas ke arah agroindustri seharusnya memberikan dampak yang
positif bagi perkembangan sektor dan wilayah, khususnya pembangunan
ekonomi lokal. Secara historis dan realitasnya menunjukkan bahwa di
wilayah perkebunan cenderung terjadi ketimpangan kemajuan
pembangunan, baik antara perkebunan rakyat, swasta, dan perkebunan
negara.
Ada indikasi yang menunjukkan bahwa wilayah sentra produksi
perkebunan mengalami keterlambatan dalam pembangunannya dan
fenomena terjadinya leakages wilayah, dengan demikian kemajuan usaha
perkebunan belum diikuti dengan perkembangan pembangunan lokalnya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 99
Model perkebunan yang ada (existing) menunjukkan perkebunan
swasta dan negara (PTPN) melakukan usaha secara terintegrasi,
sedangkan perkebunan rakyat secara individu dan kelompok usaha
bersama yang relatif gurem dan tertinggal. Pada dasarnya pembangunan
ekonomi lokal merupakan pendekatan pembangunan yang berupaya
mendorong tumbuh dan berkembangnya wirausahaan lokal, partisipasi
masyarakat lokal, peran serta secara aktif pihak swasta, masyarakat dan
pemerintah daerah dalam menentukan keputusan pembangunan
lokalnya.
Memahami model perkebunan yang ada (existing) dan ada juga
model simulasi (plantation dan contract fanning). Perbandingan model
plantation dan contract farming dengan model existing ditujukan untuk
memperoleh gambaran dampak dan tingkat keefektifan untuk mendorong
pembangunan ekonomi lokal. Untuk model plantation sangat efektif
mendorong pembangunan ekonomi lokal manakala perkebunan
perkebunan swasta, PTPN, dan perkebunan rakyat dalam bentuk usaha
perkebunan yang kooperatif melakukan sistem pengusahaan plantation
yang didasarkan atas prinsip pengusahaan perkebunan yang terintegrasi
dalam manajemen, produksi, pengolahan, pemasaran, serta
memperhatikan prinsip skala usaha, efisiensi, dan optimalisasi hasil
usahanya. Model plantation mampu mengoptimalkan pengembangan
wilayah dan mendorong ekonomi lokal. Ada implikasi lain seperti
koperasi pada perkebunan rakyat yang dibentuk bukan hanya
pembentukan koperasi sebagai lembaga kumpulan usaha perkebunan
rakyat, namun merupakan sistem pengusahaan perkebunan yang
berbentuk plantation, dimana faktor skala usaha, rasionalitas dan
efisiensi usaha menjadi pertimbangan dan ukuran kegiatan usahanya , di
samping fungsinya sebagai kelembagaan yang meningkatkan kemampuan
petani perkebunan rakyat sebagai anggotanya.
Model perkebunan contract farming kurang efektif dibandingkan
dengan model plantation, tetapi cukup efektif dibandingkan dengan model
existing untuk memperbaiki keadaan pembangunan ekonomi lokal.
Berdasarkan basil studi juga menunjukkan bahwa model contract
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 100
farming yang efektif adalah Model Marketing Contract Farming antara
perkebunan rakyat dengan PTPN.
Perlunya pemberdayaan masyarakat dan institusi lokal melalui
koperasi dengan pemahaman dan kerangka kerja usaha yang
berlandaskan pada efisiensi, rasionalitas, dan dalam skala usaha di
kawasan perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat model koperasi
yang demikian memiliki keunggulan komparatif dalam menciptakan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat,
peningkatan pendapatan daerah, dan akan mendorong pembangunan
ekonomi lokal.
Untuk itu, langkah pendidikan, penyuluhan mengenai Cooperative
membership education kepada berbagai lapisan masyarakat dan aktor
pengembangan perkebunan dan inkubasi kewirausahaan dapat dijadikan
langkah awal membangun model koperasi yang mandiri dalam usaha
perkebunan. Keadaan ini akan mendukung berkembangnya agroindustri
yang kuat sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan
ekonomi lokal secara mandiri.
Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam
perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional,
penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak.
Dalam perkembangannya subsektor perkebunan tidak terlepas dari
berbagai dinamika lingkungan nasional dan global, perubahan strategis
nasional dan global tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan
perkebunan harus mengikuti dinamika lingkungan perkebunan.
Pembangunan perkebunan harus mampu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi perkebunan selain menjawab tatangan global.
Tabel : 2.57
Data Komoditas Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 a. Meningkatnya luas lahan komoditas unggulan produktif Perkebunan TM
- Kelapa Ha 25.328 25.328 25,573.68 25.693,68
- T e h Ha 6.751 6.551 6,662.37 6.662,37
- Kopi Ha 1.081 1.114,50 1,124.75 1.144,75
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 101
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
- Cengkeh Ha 1.600 1.599,80 1,615.48 1.615,48
- Karet Ha 112 112 135.41 135,41
b. Meningkatnya Jumlah Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan
- Kelapa Ton 25.842 26.940,2 27,363.84 27.363,84
- T e h Ton 10.528 10.889,8 10,890.89 10.890,89
- Kopi Ton 1.112 1.184,0 1,209.11 1.209,11
- Cengkeh Ton 469 480,3 513.72 513,73
- Karet Ton 71,92 136,6 154.37 154,37
c. Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan
- Kelapa (PSP.1,5
ton/ha/thn)
ton/Ha 1,02 1,07 1.070 1,06
- T e h (PSP.2
ton/ha/thn)
ton/Ha 1,56 1,61 1.630 1,63
- Kopi (PSP.1,3
ton/ha/thn)
ton/Ha 1,03 1,03 1.075 1,05
- Cengkeh (PSP. 0,3
ton/ha/thn)
ton/Ha 0,31 0,31 0.318 0,32
- Karet (PSP.1,3
ton/ha/thn)
ton/Ha 0,64 0,64 1.140 1,14
d. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja komoditas unggulan perkebunan
Orang 150.417 151.334 113,231 113.231
2 Meningkatnya Jumlah dan Kelas Kelompok Tani Kehutanan/Perkebunan
- Pemula Kel 999 999 857 864
- Lanjut Kel 255 255 257 257
- Madya Kel 37 37 38 38
- Utama Kel 4 4 5 5
3 Meningkatnya jumlah
petugas yang mengikuti
Pelatihan Teknis
orang 25 60 27 47
4 Tersedianya alat
pengolahan produksi
tepat guna (teh rakyat)
Unit 39 47 49 13
c. Peternakan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi untuk mengembangkan
sektor peternakan. Hal tersebut karena kondisi iklim, dan lahannya yang
cocok untuk budidaya rumput serta ketersediaan limbah pertanian atau
perkebunan yang bisa digunakan sebagai sumber bahan pakan ternak.
Jenis-jenis ternak unggulan yang dikembangkan yaitu: Sapi Potong dan
Ayam Ras Pedaging.
Sapi potong merupakan komoditas yang potensial untuk
dikembangkan di Kabupaten Tasikmalaya. Sampai saat ini, populasinya
mencapai 50.127 ekor atau naik sekitar 5,69 persen.Arah pengembangan
agribisnis peternakan komoditas unggulan sapi potong difokuskan untuk
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 102
mengurangi ketergantungan pasokan bibit maupun bakalan dari luar
melalui:
- Peningkatan Cakupan Pelayanan IB Sapi Potong dengan
pembentukan Unit Layanan IB (ULIB) baru di Kecamatan Salopa
dan Cipatujah;
- Peningkatan kualitas petugas IB dengan melaksanakan pelatihan
Inseminator, PKB (Pemeriksa Kebuntin). Pelatihan IB sapi potong
sebanyak 5orang dan PKB 5 orang, sehingga jumlah petugas yang
dimiliki 64 orang inseminator, 25 orang PKB, 10 orang ATR;
- Penyediaan bibit dan bakalan melalui UPTD pengembangan bibit
ternak sapi potong di daerah Tawang kecamatan Pancatengah;
- Penyebaran bantuan ternak dari berbagai sumber dana;
- Penyebaran bantuan peralatan pengolahan kompos berupa Alat
Pengolah Pupuk Organik;
- Peningkatan Konservasi Lahan serta Perbaikan Infrastruktur
Pedesaan yang mendukung peternakan seperti pencetakan kebun
rumput dan pembangunan embung;
- Sentra produksi sapi potong tersebar di Kecamatan: Cikatomas,
Pancatengah, Cipatujah, Cikalong, Cibalong, Parungponteng,
Bantarkalong dan Karangnunggal.
Sebagai sentra pemeliharaan ayam ras pedaging, Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun 2014 memiliki populasi ayam ras pedaging
sebanyak 6.854.220 ekor, sedangkan permintaan mencapai 48.000.000
ekor per tahun sehingga sangat potensial untuk dikembangkan. Sentra
pengembangan ayam ras terdapat di Kecamatan: Pagerageung,
Singaparna, Leuwisari, Sukaratu, Sukaratu, Cibalong, Padakembang.
Komoditas ayam ras pedaging ini menjadi komoditas paling
strategis di wilayah Priangan Timur karena menjadi penyumbang terbesar
inflasi setiap tahun. Seperti komoditas cabe, Bank Indonesia Tasikmalaya
secara khusus membentuk Pokja Kluster Ayam Ras Pedaging yang
bertujuan untuk menjaga pasokan ayam ras pedaging ke pasar. Untuk
mendukung kluster ayam ras pedaging, produksi ayam ras pedaging
Kabupaten Tasikmalaya memberikan konstribusi sebesar 6 persen dari
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 103
populasi ayam ras pedaging yang ada di Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan komoditas agribisnis peternakan ayam ras pedaging
diarahkan untuk dapat memenuhi permintaan daging ayam dari kota-
kota besar seperti: Bandung, Cirebon, Bogor dan Jakarta. Populasi
sesaat ayam ras pedaging di Kabupaten Tasikmalaya mencapai
6.854.220 ekor, sehingga setiap Tahunnya diperoleh produksi ayam ras
pedaging (Broiler) sebanyak 41.125.320 ekor dimana 80 persen dari
produksi tersebut dikirim ke kota-kota besar (Bandung, Cirebon, Bogor
dan Jakarta).
Selain sapi potong dan ayam ras pedaging, Kabupaten
Tasikmalaya juga memiliki komoditas unggulan peternakan lainnya yaitu
Kambing Etawa, Itik Cihateup, dan Sapi Perah. Kambing Etawa
Kabupaten Tasikmalaya telah mendapatkan penghargaan dari Provinsi
Jawa Barat sebagai Kambing Unggulan Jawa Barat. Demikian pula Itik
Cihateup telah ditetapkan sebagai rumpun sumberdaya genetik unggulan
oleh Kementerian Pertanian RI. Sedangkan untuk sapi perah yang
dikonsentrasikan di Kabupaten Tasikmalaya bagian utara telah
mendapatkan bantuan alat pengolahan susu dari Pemerintah Spanyol
melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang pada saat ini
dilanjutkan dengan Pembangunan Techno Park sebagai
keberlanjutannya.
Pembangunan Bidang Peternakan yang telah demikian meningkat
tetap saja menyimpan beberapa permasalahan yaitu terbatasnya rumput
sebagai hijauan makanan ternak pada musim kemarau, berkurangnya
petugas penyuluh peternakan dikarenakan banyak yang pensiun,
mahalnya konsentrat sebagai campuran pakan ternak, dan kurang
berpihaknya mekanisme pasar pada peternak khususnya peternak ayam
ras pedaging. Terbatasnya hijauan makanan ternak pada musim
kemarau membutuhkan penerapan teknologi tepat guna pembuatan
‘SILASE’ (pakan yang diawetkan) yang sampai saat ini belum
memasyarakat di kalangan peternak Kabupaten Tasikmalaya.
Keterbatasan petugas penyuluh peternakan membutuhkan perekrutan
tenaga CPNS yang berlatar belakang sarjana peternakan atau kedokteran
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 104
hewan di masa mendatang. Sedangkan kurang berpihaknya mekanisme
pasar pada peternak ayam ras pedaging diakibatkan selama ini sebagian
besar peternak hanya sebagai buruh dari pengusaha peternakan dengan
modal kandang yang dimiliki sendiri oleh peternak. Inilah tantangan
yang harus dijawab dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Tabel : 2.58 Data Komoditas Peternakan
Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014
No Indikator Capaian
Sasaran Satuan
Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 Meningkatnya Populasi Ternak dan Produksi Hasil Ternak
a. Populasi Ternak
Sapi Potong Ekor 49.053 51.861 47.427 50.127
Sapi Perah Ekor 2.573 2.790 1.986 2.106
Kerbau Ekor 15.136 14.845 11.892 11.793
Kambing Ekor 70.726 72.395 76.592 90.514
Domba Ekor 275.851 295.807 316.065 343.111
Ayam Buras Ekor 1.699.27 1.814.170 1.868.595 1.887.228
Ayam Ras Pedaging ekor 5.634.40 6.143.350 6.411.350 6.854.220
Ayam Ras Petelur ekor 394.386 428.779 479.500 577.308
b. Produksi Hasil Ternak
Daging ton 50.839,32 55.407,29 56.857,61 58.958,68
Telur ton 8.548,66 9.475,53 9.796,91 11.736,93
Susu ton 4.013,88 4.352,40 3.098,16 3.285,36
2. Kehutanan
Potensi kehutanan di Kabupaten Tasikmalaya meliputi hutan
negara yang dikelola oleh Perum Perhutani dan hutan rakyat yang
diusahakan oleh masyarakat dalam tanah milik masyarakat.Kawasan
Hutan Negara seluas 43.863,82 hektar terdiri dari:Hutan Lindung (HL)
16.425,56 hektar (37 persen) dan Hutan Produksi (HP) 27.438,26 hektar.
Hutan Produksi ini meliputi Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22.437,79
hektar(52 persen) dan - Hutan Produksi Tetap 5.000,47 hektar (11
persen). Potensi Hutan Negara di bawah Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) Tasikmalaya yang dikelola oleh Perum Perhutani seluas 43.863,82
hektar, tersebar di 5 BKPH antara lain di: Tasikmalaya, Singaparna,
Taraju, Karangnunggal, dan Cikatomas.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 105
Sedangkan Hutan Rakyat yang dikelola oleh masyarakat, pada
Tahun 2014 tercatat 41.594,18 hektar yang tersebar di 39 Kecamatan.
Hutan rakyat terluas terdapat di kecamatan Cipatujah yakni seluas 3.631
hektar, sementara yang terkecil terdapat pada kecamatan Sukaratu yakni
seluas 11,54 hektar. Selain potensi kayu dari hutan rakyat, masyarakat
Kabupaten Tasikmalaya juga menghasilkan komoditas selain kayu yaitu
jamur kayu sebanyak 616.550 kg, lebah madu sebanyak 1.779 stup, dan
bambu seluas 3.631,20 hektar.
Peningkatan komoditas kayu terutama yang dihasilkan dari hutan
rakyat, selain meningkatkan pendapatan masyarakat tapi juga
meningkatkan luas lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya. Lahan kritis
ini menyebabkan tanah tidak dapat menjalankan fungsi
hidrologisnyasebagai pengatur tata air. Akibatnya terjadi kelangkaan air
di musim kemarau dan terjadinya banjir serta longsor di musim
penghujan. Meskipun dilakukan rehabilitasi lahan kritis sebesar 1.475
Ha per tahun dalam target RPJMDdan terlampaui pada Tahun 2014
sebesar 1.570 Ha tetapi diduga masih lebih kecil dari laju penambahan
lahan kritis di Kabupaten Tasikmalaya. Hal lain yang perlu dilakukan
berkenaan dengan rehabilitasi hutan lahan yang ada hubungannya
dengan penyediaan air yaitu rehabilitasi sumber mata air. Sumber-
sumber mata air telah diinventarisasi oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya dan telah dicanangkan oleh Bupati
Tasikmalaya untuk dijadikan program prioritas sejak tahun 2011. Dalam
5 (lima) tahun ke depan, rehabilitasi sumber mata air harus menjadi
prioritas utama dalam pembangunan bidang kehutanan.
Disamping itu itu, di sekitar kawasan hutan negara yang dikelola
oleh Perum Perhutani, tingkat kesejahteraan masyarakatnya tergolong
miskin dan sangat miskin. Hal ini disebabkan sangat terbatasnya akses
sumberdaya alam yang bisa dikelola oleh masyarakat karena tinggal di
sekitar hutan negara. Sebenarnya Perum Pehutani telah memprogramkan
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan negara, tetapi hasilnya
masih harus ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 106
Dalam hal komoditas hasil hutan bukan kayu yaitu : jamur kayu,
lebah madu, dan bambu, menjanjikan peningkatan pendapatan
masyarakat yang tergantung pada bidang kehutanan. Khusus untuk
bambu, disamping menjadi hasil hutan bukan kayu, karena karakteristik
fisiologisnya, sekaligus juga menjadi pohon untuk rehabilitasi lahan kritis
dan penguat tebing untuk mencegah longsor. Hasil hutan bukan kayu
lebih cepat mendatangkan keuntungan bagi petani daripada hasil hutan
kayu yang memerlukan waktu minimal 5 (lima) tahun. Oleh karena itu,
dalam rangka peningkatan petani dan buruh tani yang berusaha dalam
bidang kehutanan, program peningkatan potensi sumberdaya kehutanan
dalam hasil hutan bukan kayu harus menjadi prioritas dalam 5 (lima)
tahun ke depan.
Tabel : 2.59 Data Sektor Kehutanan
Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014
No Indikator Capaian
Sasaran
Realisasi Capaian Kinerja
Satuan 2011 2012 2013 2014
1 Berkurangnya Lahan
Kritis
ha 8.772 6.135 4,775.00 4.676,00
a. Penanganan Lahan Kritis per tahun
ha 2.202 2.262 1,360.50 1.570,00
b. Rehabilitasi Sumber
Mata Air per tahun
ha 0 88 100 0,00
3 Meningkatnya hasil hutan
kayu dan non kayu
- Hutan Rakyat Ha 40.931 42.019 43,027.46 41.594,18
- Jamur Kayu Log 265.720 85.000,85 464,750 500.550,00
- Lebah Madu Stup 751.00 363,34 1,751.00 1.799,00
- Bambu Ha 5.302,00 5.269.97 3834.45 3.631,20
4 Meningkatnya pelayanan
tata usaha hasil hutan (retribusi angkutan kayu)
unit 27.850 27.850 29.077 7.200,00
5 Meningkatnya Jumlah
Produksi Bibit di UPTD
Hutbun
bibit/
pohon
210.000 200.000 200,000 200.000
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 107
3. Perikanan dan Kelautan
a. Perikanan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara
teknis maupun ekonomis untuk pengembangan usaha perikanan, hal ini
dikarenakan letak geografis yang sangat mendukung dan ketersediaan air
yang cukup sepanjang Tahun. Kabupaten Tasikmalaya pun selama
puluhan tahun dikenal sebagai daerah penghasil ikan budidaya di Jawa
Barat.
Adapun jenis-jenis ikan yang dikembangkan dan memiliki nilai
ekonomis yang baik adalah : Gurame, Nilem dan Udang Galah.
Permintaan pasar terhadap ikan Gurame setiap tahun terus meningkat
seiringng dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dan
maraknya wisata kuliner. Komoditas ikan gurame yang memiliki
keunggulan diantaranya adalah jenis gurame soang. Sentra pembenihan
dan pembesaran ikan Gurame di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di
beberapa kecamatan antara lain: Singaparna, Manonjaya, Sukarame,
Leuwisari, Sariwangi, Sukaratu, Cineam dan Cisayong. Permintaan
terhadap benih ikan Gurame ukuran 1-10 cm sebanyak 20 juta
ekor/Tahun, sementara untuk benih ukuran 100-200 gram sebanyak 350
ton/Tahun dan konsumsi sebanyak 250 ton/Tahun.
Kabupaten Tasikmalaya juga merupakan penghasil ikan Nilem
terbesar di Jawa Barat yang mencapai 60 persen dari total produksi.
Sentra pembenihan ikan nilem terdapat di kecamatan-kecamatan:
Sukarame, Cigalontang, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukaratu,
Cisayong dan Sukahening. Permintaan terhadap Ikan Nilem terutama
untuk pembesaran di jaring apung dan Ikan konsumsi di Kabupaten
Tegal Jawa Tengah. Komoditas ikan nilem Kabupaten Tasikmalaya
merupakan komoditas unggulan di Jawa Barat. Produksi benih nilem
dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan goreng nilem ”babyfish”,
sementara hasil pembesaran digunakan sebagai bahan pembuatan
pindang nilem. Produksi Benih ikan di Kabupaten Tasikmalaya mencapai
4.729.530.000 ekor per Tahun.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 108
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi areal yang layak secara
teknis dan ekonomis untuk pengembangan budidaya Udang Galah.
Permintaan konsumen yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan
Yogyakarta cukup besar yaitu sekitar 100 ton per tahun dan yang dapat
dipenuhi hanya sekitar 24 ton per tahun. Sentra pengembangan udang
galah terletak di kecamatan-kecamatan: Sukarame, Cigalontang,
Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukaratu, Cisayong dan
Sukahening.
Pembangunan Bidang Perikanan telah berhasil menempatkan
Kabupaten Tasikmalaya dalam urutan teratas daerah penghasil ikan dari
proses budidaya. Meskipun demikian terdapat permasalahan kritis yaitu
menurunkan kualitas air untuk budidaya perikanan yang diakibatkan
oleh praktek pertambangan pasir Galunggung dan menurunnya kualitas
infrastruktur pengairan karena tertutup pada saat letusan Gunung
Galunggung. Menurunnya kualitas air akan meningkatkan persentase
kematian ikan yang pada akhirnya akan menurunkan produksi ikan
secara keseluruhan. Hal ini harus secepatnya dicarikan jalan keluarnya
sehingga tidak menjadi kerugian yang besar pada masa mendatang.
b. Kelautan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi perikanan tangkap yang
cukup besar karena mempunyai panjang garis pantai 50,314 Km.
Pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan di Tasikmalaya khususnya
pada perikanan tangkap mencapai 861,17 ton/tahun pada Tahun 2014
atau baru 12,97% dari potensi yang dimililki. Jenis biota laut yang
dominan adalah : (1) Jenis ikan produksi 6.640 ton/Tahun; (2) Udang
lobster 10 ton/Tahun; (3) Rumput laut 60 ton/Tahun; (4) Kerang-
kerangan 8 ton/Tahun; (5) Kepiting 15 ton/Tahun; (6) Biota lainnya 5
ton/Tahun.
Sebagai daerah yang mempunyai area penangkapan yang luas,
Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah nelayan yang cukup banyak
yaitu 3.853 KK, yang terdiri dari nelayan laut, nelayan pantai dan
perairan umum. Kondisi perekonomian sebagian besar nelayan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 109
Kabupaten Tasikmalaya adalah di bawah rata-rata bahkan banyak yang
masuk kategori miskin. Untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan
maka pelaksanaan program dan kegiatan harus dilakukan secara terpadu
dan sinergis sehingga hasilnya akan lebih dirasakan oleh nelayan.
Dalam menunjang peningkatan produksi perikanan tangkap, telah
dibangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Pamayangsari, Kecamatan
Cipatujah dan di Nusa Manuk Kecamatan Cikalong. Untuk pemasaran
hasil perikanan tangkap, telah dibangun pula Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) di Cipatujah dan Cikalong. Untuk dukungan pembiayaan telah
dibentuk lembaga keuangan mikro yaitu Koperasi Mina Bangkit dan
Koperasi LEPP-M3.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pamayangsari terletak di
Kecamatan Cipatujah. Pelaksanaan Pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Pamayangsari dimulai pada tahun 2007 dan
dikarenakan keterbatasan anggaran, maka pelaksanaan pembangunan
dilaksanakan secara bertahap. Sampai Tahun 2014, Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya telah mengalokasikan anggaran melalui DAK
sekitar Rp 26 Miliar. Dan untuk penyelesaian PPI Pamayangsari,
dibutuhkan anggaran sebesar Rp 20 Miliar. Anggaran ini lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan dalam DED PPI Pamayangsari
dikarenakan ada kenaikan harga sejak disusunnya DED pada tahun
2007.
Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cikalong, pada tahun
2014 adalah tahun ke-2 pembangunannya dan dibiayai melalui APBD
Provinsi Jawa Barat. Meskipun belum sebesar PPI Pamayangsari, tetapi
nelayan Cikalong akan mendapatkan kapal dengan ukurang besar yaitu
12,5 Gross-Ton (GT) dari APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015.
Karena kemampuan nelayan masih terbatas dalam menggunakan kapal
besar, maka akan dilakukan pelatihan oleh Dinas Peternakan, Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya.
Pembangunan Bidang Kelautan sampai saat ini masih menyisakan
berbagai permasalahan yaitu pendapatan nelayan di Kabupaten
Tasikmalaya masih tergolong kecil karena jangkauan penangkap ikan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 110
masih rendah hal ini disebabkan ukuran kapal yang dimiliki hanya 1 GT,
sarana prasarana keselamatan penangkapan ikan di laut masih kurang,
dan diversifikasi usaha selain perikanan tangkap masih terbatas.
Disamping itu, akibat penambangan pasir besi, terjadi penurunan
kualitas lingkungan pesisir yang pada akhirnya menurunkan jumlah ikan
di sekitar pesisir.
4. Energi dan Sumberdaya Mineral
Sumberdaya merupakan sesuatu yang berguna dan mempunyai
nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya, sumberdaya energi
dan mineral terdiri atas sumber energi tidak terbarukan seperti minyak
bumi, gas bumi, gambut dan batu bara serta sumberdaya lain selain itu
juga terdapat energi terbarukan seperti tenaga air, tenaga angin, panas
bumi, biomassa dan tenaga surya.
Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat
ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, selain itu juga energi
merupakan unsur penunjang yang cukup penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan
pembangunan sektor lainnya. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan
energi dalam jumlah dan mutu yang memadai merupakan upaya yang
senantiasa harus menjadi perhatian dan energi merupakan komoditas
yang dapat diperdagangkan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi bahan galian (mineral)
yang beraneka ragam sebanyak 35 (tiga puluh lima) bahan tambang yang
tersebar di beberapa kecamatan, potensi tambang emas berada di
Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, Bojonggambir
dan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara disekitar
Kecamatan Taraju, Bojongasih, Cikalong, Cikatomas dan Kecamatan
Bojonggambir.
Dalam kegiatan pertambangan tidak terlepas tidak dari kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sehingga dalam pelaksanaannya perlu ada
pengendalian dan pengawasan. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 111
memberikan izin kepada perusahaan yang akan melaksanakan
eksploitasi bahan tambang, pada tahun 2011 Ijin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Mineral Logam sebanyak 84 perusahaan dan keadaan ini
menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 22
perusahan.
Tabel : 2.60
Data Pertambangan di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014
No Indikator Capaian Sasaran Satuan Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2012
1 Prosentase jumlah usaha penambangan
yang dibina
% 94 95 73.33 36.84
2 Tersedianya database potensi mineral
dan batu bara
Kec 13 5 - -
3 Jumlah Ijn Usaha Pertambangan (IUP)
yang terbit
buah 84 84 31 22
4 Inventarisasi Potensi Mineral dan
Batubara
Kec 10 5 - -
5 Jumlah hasil produksi pertambangan umum - Pajak Mineral Logam dan Batuan -
- Landrent Mineral Logam dan Batubara - Royalty Mineral Logam dan Batubara
- Dana bagi hasil sumber daya alam a. Bagi hasil dari pertambangan
minyak bumi
b. Bagi hasil dari pertambangan gas bumi
c. Bagi hasil dari pertambangan panas bumi
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
323.128.
795
8.825.
356
1.294.
182.641
9.652.
798.323
4.164.
648.728
8.363.
476.758
325.792.
275
248.354.
674
2.567.
660.003
9.850.
379.314
4.176.
434.124
10.020.
463.654
393.900.
300
154.380.
677
1.981.
411.189
10.418.
047.658
6.004.
805.820
7.154.
279.388
383.483.698
87.558. 987
2.052. 745.297
14.788.
317.919
10.088. 261.897
7.048.
800.474
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014
4. Energi dan Ketenagalistrikan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki smberdaya alam yang bervariasi,
baik sumberdaya yang tidak terbarukan maupun sumberdaya baru yang
terbarukan diantaranya tenaga surya, tenaga angin, tenaga air (mikro
hidro) dan panas bumi (geothermal), sumber energi tersebut belum
sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal dikrenakan adanya
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 112
keterbatasan teknologi dan sumberdaya, pengelolaan energi panas bumi
(geothermal) di Kecamatan Kadipaten dilaksanakan oleh Pertamina.
5. Pariwisata
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus melaksanakan
pengembangan pariwisata daerah. Keberhasilan sektor kepariwistaan di
Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari dua sisi yaitu tingkat
keberhasilan capaian program yang telah ditentukan dan dari tingkat
capaian hasil program kegiatan diantaranyan dengan jumalah wisatawan
yang mengunjungi ke obyek pariwisata, Kabupaten Tasikmalaya
dikaruniai dengan keindahan alam yang menjadi objek dan daya tarik
wisata, terdapat banyak obyek yaitu : Kawasan Gunung Galunggung,
Pemandian Air Panas Cipacing,Taman Jasper, Taman Bubujung, Pantai
Sindangkerta, Pantai Karangtawulan, Situ Sanghyang, dan Lokasi Ziarah
Pamijahan.
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian
2.167 m dpl. Berlokasi di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu
Kabupaten Tasikmalaya. Dengan luas sekitar 124,027 Ha setelah meletus
terakhir Tahun 1982, panorama alam di sekitar Gunung Galunggung saat
ini sangat mempesona. Kawah seluas 49 Ha yang dulu memuntahkan
lahar panas, pasir dan bebatuan, kini telah berubah wujud menjadi
danau yang berair bening dan tenang, jarak dari pusat kota Tasikmalaya
sekitar 17 Km. Disamping memiliki keunggulan pemandangan yang
indah, Gunung Galunggung juga memiliki potensi air panas untuk
pemandian umum. Objek wisata lain yang menyediakan fasilitas air
panas yaitu obyek wisata Cipanas Cipacing yang berlokasi di Desa
Banjarsari Kecamatan Sukaresik. Berjarak sekitar 23 km dari pusat kota
Tasikmalaya ke arah barat. di dalamnya terdapat bak rendam, kolam
renang air panas yang konon berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai
jenis penyakit kulit, serta fasilitas bermain anak-anak.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki juga memiliki obyek wisata yang
merupakan warisan geologi jaman purba yaitu Taman Jasper Buniasih
yang terletak di Desa Buniasih Kecamatan Pancatengah. Di lokasi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 113
tersebut terdapat batu-batu jasper besar (batu mulia berwarna merah)
sekitar 200 buah-batu jasper dengan berat rata-rata 50 ton yang
diperkirakan berumur 25 juta Tahun.
Di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan terletak berbagai obyek
wisata pantai yang sangat potensial. Taman Bubujung, di Desa Ciheras,
Kecamatan Cipatujah memiliki panorama pantai indah, dan tebing batu
dapat dikembangkan menjadi wisata olah raga panjat tebing. Terdapat
pula mitos Batu Pacakup dan Sagara Panganten. Berjarak kurang lebih
87 km dari pusat kota Tasikmalaya, atau 11 km dari pantai Cipatujah.Ke
arah timurnya yaitu Pantai Pasanggrahan Cipatujah yang berjarak sekitar
74 km dari pusat kota Tasikmalaya atau sekitar 60 km dari pantai
Pangandaran. Saat ini telah dibangun kios-kios wisata, gazebo, arena
bermain anak, menara pandang, mesjid, panggung terbuka, penginapan,
area parkir, dan sarana rekreasi lainnya. Lokasinya sangat strategis,
karena berada di bibir pantai yang menghubungkan pantai Pangandaran
Ciamis dengan Pelabuhan Ratu Sukabumi. Ke arah timur lagi terdapat
Pantai Sindangkerta yang di dalamnyaterdapat Taman Lengsar, yakni
taman laut sekitar 15 ha yang banyak terdapat biota laut, ikan hias,
penyu hijau yang langka dan aneka karang laut. Setiap tanggal 1 Januari,
di pantai ini selalu diadakan upacara ritual yang unik, yakni Hajat
Lembur Mapag Taun.Selanjutnya ke arah timur lagi terdapat Pantai
Karangtawulan yang merupakan salah satu pantai berkarang yang
curam. Sekitar 300 m dari bibir pantai terdapat beberapa atol atau pulau
karang yang pada musim tertentu dihuni berbagai jenis burung. Berlokasi
di Desa Cimanuk Kecamatan Cikalong, sekitar 97 km dari pusat Kota
Tasikmalaya atau sekitar 40 km dari Pantai Pangandaran. Sekitar 100
meter ke arah timur Karangtawulan terdapat makam keramat Syech
Abdul Rohman dan makam Eyang Garuda Ngupuk. Di sebelahnya
terdapat Goa Parat dan Goa Lalay.
Selain wisata pantai, Kabupaten Tasikmalaya memiliki obyek wisata
air lainnya yaitu Situ Sanghiyang yang yang berlokasi di Desa Cibalanarik
dan Desa Cilolohan Kecamatan Tanjungjaya, berjarak sekitar 25 km dari
pusat kota Tasikmalaya, dengan luas area sekitar 37 ha. Danau atau
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 114
Situ Sanghiyang memiliki daya tarik karena airnya yang tak pernah
surut dan alam sekitarnya yang sangat rindang. Objek wisata ini sangat
cocok untuk dijadikan objek wisata air dan camping area.
Kabupaten Tasikmalaya juga mempunyai obyek wisata kampung
adat yaitu Kampung Naga yang merupakan sebuah perkampungan adat
yang masih tetap memegang teguh adat istiadat leluhur. Berlokasi di
Desa Neglasari Kecamatan Salawu, berjarak sekitar 30 km dari pusat
kota Tasikmalaya ke arah Garut, luas lahan sekitar 2,5 Ha. Beberapa ke-
khasan adat istiadat masyarakat Kampung Naga, di antaranya : (1)
Jumlah rumah tidak lebih dari 112 bangunan; (2) Bentuk rumah sama,
yakni beratap ijuk atau rumbia, dinding terbuat dari serat-serat rotan
yang disusun sedemikian rupa menyerupai tikar besar atau terbuat dari
bilik bambu, di atas daun pintu terdapat sejenis anyaman yang disebut
tanda angin,Bangunan tidak boleh memakai cat kecuali kapur putih,
Selain bangunan rumah tempat tinggal, terdapat pula bangunan khas
yang lain, yakni Bale Patemon (gedung pertemuan), leuit (lumbung padi),
dan masigit (mesjid).Di sebelah Timur Kampung Naga terdapat Hutan
Keramat yang dikelilingi Sungai Ciwulan dan teradapat pula Makam
Keramat Sembah Dalem Singaparana (karuhun atau leluhur masyarakat
Kampung Naga).
Seperti daerah lainnya, Kabupaten Tasikmalaya juga memliki obyek
wisata religi yang cukup terkenal di kalangan para peziarah yaitu : Lokasi
Khas Ziarah Pamijahan dengan luas areal sekitar 25 ha, terletak di Desa
Pamijahan Kecamatan Bantarkalong. Berjarak lebih kurang 65 km dari
pusat kota Tasikmalaya ke arah selatan. Di lokasi ziarah ini terdapat
makam Waliluloh Syekh Abdul Muchyi, yakni salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat. Di samping itu
terdapat pula makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah
Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem Sacaparana.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 115
Tabel : 2.61 Data Kepariwisataan
di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 - 2014
No Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Jumlah kunjungan wisatawan ke
Kab.Tasikmalaya per tahun 675.587 716.709 698.515 881.210
- Wisatawan Nusantara 667.481 709.867 693.354 877.100
- Wisatawan Mancanegara 8.106 6.842 5.161 4.110
2 Tersedianya objek wisata yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan
1 1 10 11
3. Jumlah even seni dan budaya
- Penyelenggaraan even seni dan
budaya 6 13 14
- Pengiriman misi seni dan
budaya 5 10 8
4. Jumlah sarana penyelenggaraan
seni budaya
- Sarana penyelenggaraan seni (panggung seni)
- 3 4 3
- Sarana pengembangan seni
(alat seni) - 2 5 11
5. Jumlah benda, situs dan kawasan
cagar budaya yang dilestarikan
- Jumlah benda, situs dan
kawasan cagar budaya yang
ada
41 41 41 41
- Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang
dipelihara
- 10 13 16
6. Perdagangan
Perkembangan sektor perdagangan di Kabupaten Tasikmalaya
tidak terlepasnya dari keragaman komoditas dan nilai ekspor terdiri dari
komoditas karet, kelapa, teh hijau, teh hitam, Manggis dan berbagai
kerajinan (Bordil) dengan negara tujuan ekspor yaitu: Malayasia,
Singapura, Negara-negara Timur Tengah, India dan Negara-negara Eropa.
Selain itu juga Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berupaya terus
mengembangkan sarana dan prasarana perdagangan diantaranya
dengan 5 (lima) pasar kabupaten yang terdiri dari : Pasar Ciawi, Pasar
Manonjaya, Pasar Taraju, Pasar Singaparna, dan Pasar Cikatomas.
Disamping itu tersedia pula 67 (enam puluh tujuh) pasar desa yang
tersebar di berbagai kecamatan. Pasar Kabupaten di atas beroperasi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 116
setiap hari, sedangkan pasar desa hanya beroperasi pada hari-hari
tertentu saja (Senin dan atau Kamis). Sektor Perdagangan ini terus
meningkat aktivitasnya terbukti dari peningkatannya dalam kontribusi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tasikmalaya 27,92%
pada Tahun 2012 menjadi 28,44 pada Tahun 2013.
Tabel : 2.62 Data Sektor Perdagangan
Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 – 2014
No
Indikator Capaian Sasaran Satuan Capaian Realisasi Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 Meningkatnya distribusi
pengadaan untuk kebutuhan
bahan pokok masyarakat
Ton 503.417 1.176 1.937.011 1.975.751
2 Meningkatnya pengawasan
terhadap barang beredar
Keg 1 15 5 11
3 Pelaku usaha, konsumen dan
aparat pemerintah yang telah
mengikuti sosialisasi perlindungan konsumen
orang 0 175 60 0
4 Pendampingan kegiatan pelaksanaan Tera/Tera ulang
UTTP
Keg 39 39 39 39
5 Jumlah peneraan UTTP dan
BDKT
Rp
(juta)
61.954 107.094 95,549.700 98.237.350
6 Jumlah wajib daftar
perusahaan
unit 824 1.035 1,122 835
7 Jumlah sarana dan prasarana promosi
perdagangan yang memadai
unit
- Rumah Tasik 0 1 - 1
- Workshop Golok 0 0 1 1
8 Volume dan nilai ekspor
Kab.Tasikmalaya
US $
(000,-)
5.736. 6.351 4.729 6,037.911.8
8
9 Laju Pertumbuhan ekspor
Kab.Tasikmalaya
% 58,55 10,7 10,47 5.7
10 Meningkatnya jumlah pasar
tradisional yang memadai
- Pasar Kabupaten Buah 5 5 5 5
- Pasar Desa Buah 67 67 67 65
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 117
7. Perindustrian
Pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan pilar penting
bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang, karena
apabila pembangunan ekonomi berhasil maka bidang-bidang lain seperti
bidang hokum, politik, pertanian dan lain-lain akan terdorong meningkat.
Daerah kabupaten/kota yang pembangunan ekonominya berhasil
ditandai dengan tingginya pendapatan perkapita maka masyarakat/
penduduknya akan dapat lebih leluasa dalam menjalankan berbagai
aktivitas pada berbagai bidang kegiatan pembangunan.
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang berperan
penting dalam pembangunan, kontribusi sektor industri pada daerah-
daerah yang sudah maju memegang peranan penting sebagai penggerak
pembangunan, di Kabupaten Tasikmalaya peranan industri memberikan
kontribusi yang cukup significan sesuai dengan visi Kabupaten
Tasikmaalaya mengarah pada bidang agroindustri sesuai dengan
sumberdaya yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya
Jenis komoditas anyaman mendong di Kabupaten Tasikmalaya
dalam setiap tahunnya meningkat dilihat dari jumlah sentra, unit usaha,
penyerapan tenaga kerja, maupun investasi dan produksi yang dihasilkan
dalam memenuhi tuntutan pasar serta perkembangan kebutuhan yang
dinamis. Terdapat 28 sentra dengan 1.629 unit usaha, serta mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 7.412 orang. Nilai investasi yang telah
dikeluarkan sebanyak Rp. 3.051.322.000 dengan nilai produksi sebanyak
Rp.93.391.200.000. Anyaman pandan dalam produksinya banyak
diminati pasar terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Ada 26 sentra
dengan unit usaha sebanyak 819 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak
15.347 orang. Adapun investasi yang telah dikeluarkan sebesar Rp
3.639.066.000 dengan nilai produksi sebesar Rp.281.885.190.000.
Anyaman bambu memiliki keanekaragaman produk yang
dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sesuai dengan
kapasitas dan kebutuhannya. Di Kabupaten Tasikmalaya dalam
memenuhi kebutuhan dan pangsa pasarnya terdapat 43 sentra dengan
1.499 unit usaha, serta dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 17.032
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 118
orang. Dalam mendukung komoditas bambu agar mampu memenuhi
kebutuhan pasar serta mampu bersaing telah ditanamkan investasi
sebesar Rp 4.381.217.000 dengan nilai produksi sebesar
Rp 275.918.400.000.
Komoditas bordir dalam perkembangannya di Kabupaten
Tasikmalaya terdapat 89 sentra, dengan unit usaha sebanyak 2.184 dan
penyerapan tenaga kerja sebanyak 18.885 orang. Dalam mendukung
komoditas bordir tersebut investasi yang telah ditanamkan sebesar
Rp 16.770.694.000 dan dengan nilai produksi sebesar
Rp 1.019.790.000.000.
Tabel : 2.63
Data Perindustrian di Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011 - 2014
No Indikator Capaian Sasaran Satuan Realisasi Capaian Kinerja
2011 2012 2013 2014
1 Jumlah unit usaha industri :
Industri Kecil unit 14.035 14.445 22.032 14.863
Industri Kecil Non Formal unit 12.648 12.721 12.870 13.043
Industri Kecil Non Formal
Agro
unit 8.079 8.103 9.162 8.250
Industri Kecil Non Formal
Non Agro
unit 4.569 4.618 4.708 4.793
Industri Kecil Formal Unit 1.635 1.724 1.800 1.822
Industri Kecil Formal Agro unit 723 729 731 737
Industri Kecil Formal Non
Agro
unit 912 995 1.069 1.085
Industri Menengah Unit 17 50 76 118
Industri Menengah Agro
Industri Menengah Non Agro Unit
unit
3
14
3
47 8 68
8 110
2 Jumlah nilai investasi
industry
Rp
juta,-
96.121 100.927 120.926.847 137.613.833
3 Jumlah Tenaga Kerja IKM orang
Industri Kecil orang 16.357 16.725 17.354 17.650
Industri Kecil Menengah orang 707 735 959 1.333
4 Tingkat pelayanan usaha IKM
% 100 100 164 166
5 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
% 7,35 7.65 7,76* 7,76*
6 Pertumbuhan Industri % 5 5,6 8,54 6.4
*Sumber : LKPJ Tahun 2011-2014
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 119
2.5. Aspek Daya Saing Daerah
Pada dasarnya sebuah wilayah yang memiliki suatu produk akan
berhasil apabila produk yang dihasilkannya memiliki sesuatu yang lebih
dengan kata lain daya saing daerah yaitu kemampuan ekonomi daerah
dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik maupun
eksternal (asing) dengan memelihara iklim yang kondusif dan memiliki
keunggulan komperatip dan kompetitip. Gambaran umum kondisi
daerah terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu: pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, kualitas
infrastruktur, kesehatan dan pendidikan serta sumberdaya manusia.
2.5.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi (economic development) dan pertumbuhan
ekonomi (economic growth) merupakan kenaikan dalam produk domestik
bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu daerah meningkat
dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian
usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan
mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor pertanian ke
sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari pembangunan
ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara
mantap dan tingkat pemerataannya semakin membaik.
Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi berhubungan
dengan perubahan dalam komposisi dari input dan output ekonomi,
perubahan-perubahan ini akan menyebabkan perubahan yang positif
bagi masyarakat. Tujuan utama dari pembangunan adalah inkorporasi
dalam produksi dan memuaskan segala aktifitas masyarakat yang
berpartisipasi, kegiatan produktif ini memiliki bermacam fungsi seperti
kegiatan menghasilkan pendapatan, merubah bahan mentah menjadi
barang dan jasa yang siap digunakan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 120
Dalam struktur perekonomian yang mempunyai kontribusi besar
terhadap pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya adalah sektor
perdagangan dan pertanian, sehingga ke-dua sektor tersebut
mencerminkan perekonomian daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Tasikmalaya secara berkelanjutan.
Tabel : 2.64
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PERTANIAN 5.478.190,45 5.788.065,53 5.771.326,91 6.395.371,38
a. Tanaman Bahan Makanan 3.611.232,04 3.824.540,06 3.823.354,21 4.331.860,33
b. Tanaman Perkebunan 696.782,64 723.880,45 721.673,13 754.942,26
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 395.136,53 425.661,84 423.577,36 469.493,15
d. Kehutanan 459.026,86 479.349,71 469.935,22 483.093,41
e. Perikanan 316.012,37 334.633,46 332.786,99 355.982,24
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 29.536,27 31.567,95 30.886,97 33.253,21
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 1.119,64 1.161,13 1.148,99 1.195,67
c. Penggalian 28.416,63 30.406,82 29.737,98 32.057,55
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00
1). Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00
2). Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Tanpa Migas 1.053.665,79 1.110.571,90 1.307.403,26 1.443.040,48
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 112.287,77 119.546,50 128.573,85 147.869,50
a. Listrik 108.894,65 115.875,24 124.762,39 143.726,28
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 3.393,12 3.671,25 3.811,46 4.143,22
5. BANGUNAN
223.414,25 237.348,65 248.252,80 269.605,71
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 3.147.697,20 3.644.017,57 4.188.637,72 4.757.793,71
a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.899.493,73 3.370.241,29 3.893.233,51 4.438.286,21
b. H o t e l
297,11 318,24 349,19 375,29
c. Restoran
247.906,35 273.458,04 295.055,02 319.132,21
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 785.761,82 861.970,03 938.011,29 1.056.004,70
a. Pengangkutan 629.678,00 700.694,05 729.600,07 830.503,76
1. Angkutan Rel 110.852,86 111.091,07 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 480.890,36 547.758,58 679.363,04 773.318,95
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 37.934,78 41.844,41 50.237,03 57.184,81
b. Komunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94
1. Pos dan Telekomunikasi 156.083,81 161.275,98 208.411,22 225.500,94
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 514.448,83 559.172,70 607.118,44 665.497,88
a. Bank
158.520,16 179.380,98 200.887,65 223.053,61
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 73.535,75 77.990,43 93.111,18 101.486,53
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Sewa Bangunan 232.072,56 249.085,88 255.585,88 276.301,32
e. Jasa Perusahaan 50.320,36 52.715,42 57.533,74 64.656,42
9. JASA-JASA
1.426.904,62 1.578.608,38 1.782.301,35 1.959.728,76
a. Pemerintahan Umum 1.160.175,61 1.294.278,03 1.439.492,40 1.589.904,10
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 121
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 617.682,86 703.452,28 801.925,01 906.510,24
2. Jasa Pemerintah lainnya 542.492,75 590.825,75 637.567,39 683.393,86
b. Swasta
266.729,01 284.330,35 342.808,94 369.824,66
1. Sosial Kemasyarakatan 128.385,23 133.496,56 157.265,65 172.095,80
2. Hiburan dan Rekreasi 4.914,19 5.418,59 6.169,96 6.751,78
3. Perorangan dan Rumah Tangga 133.429,60 145.415,21 179.373,34 190.977,08
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12.771.907,00 13.931.810,22 15.002.512,59 16.728.165,32
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, 2014 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
2.5.2. Kinerja Pengembangan Wilayah
Pengertian wilayah tidak dapat dilepaskan dengan penggunaannya
untuk berbagai tujuan, yang dimaksud wilayah disini yaitu suatu area
geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala
sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi dan kita kenal ada tiga tipe
wilayah yaitu :
Pertama: wilayah fungsional yang merupakan wilayah geografik
dengan memperlihatkan suatu koherensi fungsional tertentu, suatu
interpedensi dari bagian-bagian. Wilayah tipe ini dicirikan oleh adanya
derajat integrasi antara komponen-komponen di dalamnya yang
berinteraksi kedalam wilayah. Hubungan fungsional biasanya ditujukan
dengan arus yang berupa kriteria sosial dan ekonomi. Perbedaan antar
batas wilayah diperlihatkan dengan adanya pengaruh pusat terhadap
daerah pelayanan, salah satu wujudnya yang hirarki dari suatu
hubungan simpul-simpul perdagangan.
Kedua: wilayah homogen merupakan wilayah geografi yang
seragam menurut kriteria-kriteria tertentu seperti kriteria fisik, sosial dan
ekonomin namun penggunaan kriteria fisik lebih menjadi perhatian
karena lebih bersifat tetap dibandingkan dengan kriteria-kriteria lain.
Wilayah homogen dicirikan adanya kemiripan relatif dalam wilayah
seperti sumberdaya alam, sosial dan ekonomi.
Ketiga: wilayah administratif dibentuk untuk kepentingan
pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain,
batas wilayahnya secara geografis sangat jelas dilandasi keputusan politik
dan hukum, wilayah administratif dianggap lebih penting dari kedua tipe
diatas karena sering digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 122
2.5.3. Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan bagia yang
penting dari kegiatan penataan ruang yang memegang peranan penting
terhadap ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah berbasis tata
ruang yang berkelanjutan. RTRW memeuat rumusan kebijakan serta
strategi pengembangan, koordinasi antar intansi terkait dalam proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang
Arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wialayah nasional
dan provinsi ke dalam struktur wilayah daerah dan pola pemanfaatan
ruang daweah menjadi pedoman bagi pengembangan dan pemanfaatan
ruang daerah. RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun
rencana struktur dan pola ruang daerah serta dalam menetapkan
kawasan strategis.
Sesuai amanat perda no. 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya bahwa terdapat 6
kawasan perkotaan yang harus dibuat rencana rinci / detailnya yaitu ;
Perkotaan Singaparna ;
Perkotaan Karangnunggal – Bantarkalong ;
Perkotaan Ciawi ;
Perkotaan Manonjaya ;
Perkotaan Rajapolah ;
Perkotaan Cikatomas ;
Perkotaan Taraju ;
RDTR Wilayah pesisir ; dan
RDTR Koridor Ciawi – Singaparna ;
Kawasan perkotaan tersebut, sudah disusun RDTR nya, hanya belum di
Perda kan sehingga belum dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan
ruang. Di samping kawasan perkotaan yang harus di RDTR kan,
terdapat pula beberapa Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) yang perlu
disusun rencana detailnya
2.5.4. Infrastruktur Transportasi
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan
transportasi, pengairan, drainase bangunan-bangunan gedung dan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 123
fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistim infrastruktur
merupakan pendukung utama fungsi-funsi sistim sosial dan ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, atau dengan kata lain sistim
infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas dasar yang dibangun dan
dibutuhkan untuk berfungsinya sistim sosial dan ekonomi masyarakat.
Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi
penopang kegiatan-kegiatan dalam ssuatu ruang dan merupakan wadah
sekaligus katalisator dalam pembangunan, ketersediaan infrastruktur
meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat
meningkatkan efesiensi dan produktivitas perekonomian suatu wilayah.
Infrastruktur wilayah meliputi beberapa aspek yaitu insfrasturktur
transportasi, sumberdaya air dan irigasi, listrik dan energi, serta sarana
dan prasarana pemukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah dari
fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah sebagai
pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu
pertumbuhan wilayah, serta sebagai pengikat wilayah dalam menunjang
aspek-aspek lainnya penunjang Kabupaten Tasikmalaya.
Tingkat kemantapan jalan kabupaten merupakan salah satu
penunjang sistim transportasi, dimana transportasi dan perekonomian
memiliki keterkaitan yang erat dan dapat mendorong tumbuh dan
berkembangnya sistim perekonomian suatu daerah, hal ini dapat dicapai
dengan sistem jaringan dan kontruksi jalan yang baik.
Tingkat kemantapan jalan kabupaten dapat diukur dengan kondisi
prosentase panjang jalan kabupaten yang baik, sedang dan rusak berat,
tingkat kemantapan jalan Kabupaten Tasikmalaya 1.303, 323 km, dalam
kondisi baik sepanjang 658,71 km, kondisi sedang sepanjang 293,14 km
dan dalam kondisi rusak ringan sepanjang 195,498 km serta dalam
kondisi rusak berat sepanjang 156,609 km
Pencapaian indikator kinerja bidang perhubungan pada tahun
2014 antara lain pemenuhan kelengkapan rambu-rambu diantaranya
penerangan jalan umum sebanyak 2.539 buah, rambu-rambu lalu lintas
sebanyak 982 buah, warning light dan trafic light sebanyak 25 buah,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 124
marka jalan 632 m, trafic cones sebanyak 52 buah dan guardril
sebanyak 428 buah
Perkembangan indikator kinerja bidang perhubungan pengujian
kelayakan kendaraan bermotor baru sebatas kendaraan umum dan
barang, ketentuan yang mengatur pengujian kendaraan tersebut yaitu
jumlah kendaraan yang dilakukan pengujian pada tahun 2011.
Pada tahun 2014 jumlah angkutan umum diantaranya : angkutan
kota sebanyak 35 unit, angkutan pedesaan sebanyak 108 unit,
otobus/mikrobus sebanyak 282 unit, minibus sebanyak 1.024 unit, truk
sebanyak 648 unit, jumlah sub terminal terdapat 11 unit
2.5.5. Sumberdaya Air dan Irigasi
Keseimbanagan air makin di alam semakin bergeser, keadaan ini
disebabkan sumber air tawar yang tesedia di alam jumlanya terbatas,
akan tetapi kebutuhan air terus akan meningkat seiring laju
pertumbuhan penduduk oleh karena itu kita perlu melakukan kebijakan
dalam penggunan dan pemanfaatan air.
Salah satu pemanfaatan sumber air yaitu dengan irigasi,
mengingat Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah yang agraris penghasil
tanaman pangan diantaranya tanaman padi, maka peranan irigasi
merupakan peranan yang cukup vital dan penting.
Pembangunan irigasi memerlukan modal dan investasi yang
cukup besar untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoprasian
dan pemeliharaan, oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang
baik, benar dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat
seoptimal mungkin
Mengingat ketersediaan air di alam sering tidak sesuai dengan
kebutuhan baik lokasi maupun kebutuhannya, maka diperlukan saluran
atau irigasi dan bangunan pelengkapnya untuk mengalirkan air dari
sumber ke lokasi yang memerlukan air. Kondisi jaringan irigasi di
Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri jaringan irigasi sesuai dengan
kewenagan kabupaten pada tahun 2014 sebanyak 1.486 buah
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 125
2.5.6. Perumahan dan Listrik
Energi sangat dibutuhkan dalam dalam menunjang berbagai
aktivitas pembangunan, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk
aktivitas produksi berbagai sektor perekonomian. Konsumsi energi
rumah tangga untuk keperluan penerangan, memasak,
pemanasan/pendinginan ruangan dan berbagai kegiatan rumah tangga
lainnya .
Kabupaten Tasikmalaya selama periode 2011-2013 jumlah rumah
tangga yang mempergunakan listrik sebanyak 102.724 pelanggan dan
pada tahun 2013 sebanyak 114.850 pelanggan
2.5.7. Iklim Berinvestasi
Era otonomi daerah menuntut setiap pemerintah daerah mandiri
dan kreatif mencari sumber-sumber pembiayaan serta aktif mencari
berbagai peluang yang bisa dijadikan sumber pemasukan kas daerah.
Daya tarik penanam modal baik dari dalam maupun investor asing sangat
dipengaruhi oleh kemauan pemerintah daerah dalam menciptakan iklim
usaha yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai regulasi yang
seimbang tidak memberatkan salah satu pihak dan mengikutsertakan
perumusan regulasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, dengan
demikian subtansi regulasi tersebut dapat menakomodir para pihak yang
berkepentingan.
Namun demikian, meskipun pemerintah daerah memberikan
kemudahan bagi investor dan pengusaha dalam rangka menciptakan
iklim usaha yang kondusif haruslah tetap dijaga dampak sosial dan
lingkungan yang terjadi, pro kepada investor bukan berarti semua jenis
usaha layak diizinkan apalagi investasi asing, pemerintah harus
memperketat perizinan para pelaku usaha multinasional yang bergerak
dibidang ritiil modern, pemerintah perlu memikirkan persyaratan ketat
guna melindungi produsen produk lokal dan petani di daerah dalam
jangka panjang.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 126
2.5.8. Sumberdaya Manusia
Dalam suatu organisasi, sumberdaya manusia bukan hanya
sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peranan penting dalam
kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan Sumber Daya Manusia
(SDM) saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai
penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dengan segala
aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam maju dan
mundurnya organisasi, oleh karena itu kemajuan organisasi sangat
ditentukan oleh kualitas dan kapabilitas SDM didalamnya.
Organisasi yang dimaksud tidak terkecuali organisasi pemerintah
baik yang dipusat maupun di daerah kesemuanya memerlukan SDM yang
berkualitas dan kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan memajukan daerahnya dalam meningkatkan daya saing
daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
meningkatkan daya saing daerah diperlukan SDM yang mampu
memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal
sehinga tercapai pelayanan prima kepada masyarakat dan mampu
melihat potensi yang dimiliki daerah kemudian menciptakan inovasi
dalam memanfaatkan potensi daerah.
2.6. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD
Sebagai tolak ukur kinerja pembangunan Kabupaten Tasikmalaya
selama waktu periode tahun 2011 – 2014, ditetapkan tolak ukur kinerja
pembangunan daerah sebagai penjabaran visi dan misi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah, pencapai indikator kinerja daerah perlu
dilakukan evaluasi yang berkesinambungan sebagai masukan untuk
perbaikan pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, berikut ini disajikan
data capaian indikator kinerja pada tahun 2014 dibandingkan dengan
target kinerjat tahun 2015 sebagai akhir RPJMD 2010- 2015 Kabupaten
Tasikmalaya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 127
Tabel 2.65 Capaian Hasil Pembangunan Tahun 2014 Terhadap
Target Tahun 2015 RPJMD 2010 – 2015
No
IndikatorMakro 2013 2014 2015 2016
Realisasi Target Realisasi Target Target
1 Indeks Pembangunan Manusia
73,12 73.22 73.48 74.39 75.01
AngkaHarapanHidup (th)
68,42 68.68 68.54 68.42 68.46
Rata-Rata Lama
Sekolah (th) 7,31 7.28 7.40 7.6 7.76
AngkaMelekhuruf (%) 99,23 99.21 99.24 99.46 99.54
DayaBeli (Konsumsi/kapita/tah
un) (Rp)
639.504 579,330 642,429 652,558 658,558
IndeksPendidikan 82,40 82.32 82.60 83.2 83.6
IndeksKesehatan 72,36 72.79 72.56 72.37 72.43
IndeksDayaBeli 64,59 64.56 65.27 67.61 69
2 JumlahPenduduk
(Jiwa) 1.720.124 1,731,181 1,728,618 1,743,299 1,755,502
3 LajuPertumbuhanPenduduk (%)
0,6 0.75 0,5 0.70 0,70
4 JumlahPendudukMiskin (Jiwa)
201.200 276.989 199.346 199,093 193,120
Proporsinya terhadap jumlahpenduduk total (%)
11,6 16 11,57 11.50 11.00
5 PDRB (berlaku) (Rp. Trilyun)
15,00 13.83 16,73 17.25 18.36
6 PDRB Per kapita (berlaku) (Rp.)
8.709.660,76
7,987,454 9,725,112 9,707,680 10,240,187
7 LajuPertumbuhanEko
nomi (konstan 2000) 4,17 4,5 - 5,5 4,46 4,5 - 5,5 5 – 6
8 JumlahPenduduk yang bekerja (Jiwa)
900.177* 785,956 996.608 * 933,606 942,905
9 Proporsijumlahpendudukbekerjaterhadapjumlahpenduduk total (%)
51,79 45.4 57,65 * 52.54 52.59
10
Pengangguran Terbuka (%)
6,46 6-7 6,5 * 6 - 7 6 – 7
2.6.1. Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014
Sebagaimana kita ketahui bersama Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 tahun 2010 merupakan pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 128
Adapun tujuan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah ini
untuk mewujudkan konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan
dan hasil rencana pembangunan daerah, konsistensi antara rencana
jangka panjang daerah dengan rencana jangka panjang nasional dan
rencana tata ruang wilayah nasional, konsistensi antara rencana jangka
menengah daerah dengan rencana jangka panjang daerah dan rencana
tata ruang wilayah daerah, konsistensi dengan rencana kerja pemerintah
daerah dengan rencana kerja menengah daerah dan kesesuaian antara
capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
2.6.2. Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
1) Urusan Pendidikan
a. Pencapaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tasikmalaya
masih sekitar 7,3 tahun
b. Belum optimalnya ketersediaan ruang kelas yang memadai dan
masih terdapat ruang kelas dengan kondisi rusak ringan dan
rusak berat untuk jenjang SD sebanyak 2.120 ruang kelas dan
untuk jenjang SMP sebanayak 373 ruang kelas
c. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio
ketersediaan guru dengan murid masih rendah dan Kabupaten
Tasikmalaya masih kekurangan guru sekitar 2.757 tenaga
guru.
d. Belum optimalnya perhatian dan tersedianya anggaran untuk
BOS, BSM, Beasiswa Bagi yang berprestasi dan Beasiswa
Transisi yang bersumber dari Anggaran Pemerintah Daerah
Kabupaten Tasikmalaya
e. Kondisi geografis. Untuk akses pada beberapa SMP/MTS yang
berada di tingkat kecamatan, masih terkendala letak geografis
atau jarak bagi keluaran SD/MI. Program SD-SMP satu Atap
dan SMP Terbuka serta Paket B adalah alternatif program
untuk mengatasi kendala tersebut.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 129
f. Kondisi Sosial Budaya. Masih ada masyarakat yang belum
menganggap penting untuk menyekolahkan anak ke jenjang
lebih tinggi. Halini memerlukan sosialisasi agar terjadi
perubahan budaya perubahan/perilaku agar masyarakat
menyadari pentingnyan pendidikan untuk peningkatan mutu.
g. Kondisi Ekonomi. Tingkat ekonomi masyarakat, terutama
masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi menjadi salah satu kendala,
terutama bagi kategori rumah tangga miskin (RTM). Adanya
BOS dan BKM merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
kendala tersebut. Dengan demikian, diperlukan optimalisasi
BOS dan BKM untuk penuntasan Wajar 9 Tahun yang
terjangkau dan bermutu.
2) Urusan Kesehatan
a. Adanaya keterbatasan tempat tidur untuk rawap inap sekitar
1. 400 tempat tidur khususnya untuk rawat inap kelas III
b. Jumlah kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih
tinggi
c. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga
specialis di SMC
d. SDM tenaga kesehatan masih rendah terutama untuk tenaga
kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
e. Cakupan PHBS masih rendah terutama cakupan rumah
tangga dan tempat-tempat umum
f. Kegiatan Forum Desa Siaga belum berjalan sebagaimana
mestinya, manajemen program Desa Siaga (perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) belum
optimal.
g. Keberadaan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) terlatih
masih sedikit dan terbatas pada kader posyandu sehingga
tidak bisa maksimal dalam menggerakan masyarakat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 130
h. Kurangnya dukungan dana dalam kegiatan forum desa siaga
baik dari pemerintah, maupun masyarakat swasta/dunia
usaha, alokasi anggaran dari BOK masih sangat terbatas
i. Dukungan dan peran aktif dari masyarakat dan organisasi
masyarakat masih kurang
j. Perlu legalitas/peraturan mulai dari tingkat desa hingga
kabupaten yang mendukung kegiatan desa siaga sehingga
Gerakan Desa Siaga dapat dijadikan gerakan bersama
3) Urusan Pekerjaan Umum
a. Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam pengawasan
kegiatan perlu ada peningkatan pendidikan dan keterampilan
dalam bidang pengawasan guna meningkatkan kinerjanya.
Kebutuhan ideal pemeliharaan jalan adalah 1 orang untuk setiap
2 km, sedangkan panjang jalan kabupaten 1.303,32 Km, maka
dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 651 orang, sedangkan tenaga
kerja yang ada di Dinas Bina Marga dan Pengairan saat ini
sebanyak 347 orang.
b. Anggaran untuk pemeliharaan rutin jalan, jembatan dan irigasi
belum sebanding dengan panjang jalan, jembatan dan jaringan
irigasi yang harus dipelihara, sehingga tingkat kerusakannya
sulit dikendalikan.
c. Alat-alat berat sebagai penunjang kegiatan, sampai saat ini
belum memiliki, yang adapun kondisinya tidak memadai karena
umur peralatan rata-rata diatas 20 Tahun, sehingga biaya
pemeliharaannya cukup tinggi.
d. Peralatan Laboratorium dan alat survey jauh dari memadai dan
tidak berfungsi.
e. Pengawasan terhadap pengguna jalan yang melebihi beban
muatan (tonase)/over load.
f. Hampir 2/3 wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan
perbukitan dan pegunungan yang rawan dengan bencana Alam,
seperti pergerakan tanah, amblas dan longsor sering menimpa
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 131
berbagai prasarana dan sarana hasil pembangunan khususnya
jalan, jembatan dan jaringan irigasi.
4) Urusan Perumahan dan Pemukiman
Permasalahan mendasar di sektor infrastruktur air minum dan air bersih
meliputi :
a. Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum PDAM ;
b. Masih tingginya tingkat kebocoran air minum PDAM perkotaan
dan perdesaan;
c. Belum sesuainya kapasitas terpasang dengan kapasitas
produksi infrastruktur yang ada;
d. Belum termanfaatkannya sumber-sumber air baku baru.
e. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk
masyarakat perdesaan yang disebabkan karena kondisi
geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan
prasarana penunjang air bersih.
5) Urusan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan acuan dasar
dalam kerangka pengembangan wilayah. Belum optimalnya
penyelenggaraan penataan ruang berkenaan dengan :
Pengaturan
a. Keterbatasan sumber daya manusia dalam melaksanakan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang;
b. Belum adanya dokumen RDTR untuk kawasan strategis dan
kawasan cepat tumbuh serta kawasan potensial
c. Belum semua dokumen perencanaan tata ruang dituangkan
dalam bentuk Peraturan Daerah.
d. Banyaknya peraturan pemerintah pusat yang berkaitan dengan
Tata Ruang yang terlambat disosialisasikan ke daerah sehingga
produk rencana tata ruang yang telah tersusun terus mengalami
evaluasi dan revisi
Pembinaan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 132
a. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap rencana tata
ruang.
b. Belum optimalnya sosialisasi dan diseminasi mengenai
perencanaan tata ruang
Pelaksanaan
a. Masih tingginya peta konflik antara peta struktur ruang dan pola
ruang dalam RTRW Kabupaten Tasikmalaya dengan kondisi
eksisting;
b. Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan
daerah rawan bencana secara tidak langsung membatasi
peruntukan kawasan budidaya;
c. Masih ditemuinya pengembangan wilayah sektoral yang tidak
mengacu pada dokumen tata ruang yang ada;
Pengawasan
Adanya alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan pola ruang;
6) Urusan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan merupakan suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan
mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan sumber daya.
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan terutama
dalam konsistensi terhadap dokumen perencanaan dikarenakan
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya
konsistensi penentuan prioritas dan ketersediaan anggaran.
7) Urusan Perhubungan
a. Pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan
sebelumnya, tidak seluruhnya dapat terealisasi dan dianggarkan
pada Tahun 2014.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 133
b. Program dan kegiatan belum terkoordinasikan secara sinergis
terlaksana secara intensif dengan menyesuaikan kebutuhan dan
indikator yang harus dicapai sesuai Renstra Dinas perhubungan
(2011-2015) dan RPJMD Kabupaten Tasikmalaya (2011-2015).
c. Belum memiliki terminal yang dinilai cukup representatif
d. Belum optimalnya database potensi yang mendukung dibidang
perhubungan
e. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung
f. Belum Optimalnya Sistem Informasi Pengendalian dan
Pengawasan di Bidang Perhubungan.
8) Urusan Lingkungan Hidup
a. Masalah Kelembagaan masih berbentuk Kantor. Diperlukan
peningkatan kapasitas kelembagaan lingkungan hidup,
mengingat meningkatnya beban kerja kelembagaan lingkungan
hidup di daerah sebagaimana yang diatur pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU 32/2009) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (PP 38/2007). Disi lain
semakin meningkatnya kerusakan lingkungan hidup di
Kabupaten Tasikmalaya, terutama degradasasi lahan, Sumber
daya Alam dan lain sebagainya.
b. Terbatasnya Anggaran. Bidang lingkungan hidup merupakan
urusan wajib yang harus di lakukan oleh Pemerintah Daerah.
Banyaknya program dan kegiatan perlu ditunjang dengan
anggaran yang tersedia. Sampai saat ini laboratorium lingkungan
belum bisa dioperasionalkan secara optimal, dikarenakan tidak
adanya dukungan anggaran dan sumber daya manusia yang
tebatas.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 134
c. Kurangnya sarana dan prasarna pengawasan. Wilayah yang luas
serta jumlah kegiatan yang banyak memerlukan dukungan
sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap.
d. Kurangnya tenaga teknis untuk pejabat pengawas lingkungan.
Belum adanya pejabat fungsional sebagai pengawas lingkungan
di Kabupaten Tasikmalaya
9) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen
kependudukan seperti KTP elektronik, Kartu Keluarga, Akta
Pencatatan Sipil khususnya akte kelahiran dan kematian relatif
masih rendah misalnya: Masih adanya masyarakat yang
mengajukan dokumen kependudukan dikala butuh dan
mendesak seperti untuk keperluan sekolah, sakit, naik haji,
BPJS, kerja dan lain sebagainya.Masih banyak masyarakat yang
tidak segera melaporkan secara administrasi kematian
keluarganya ke desa sehingga mempengaruhi keakuratan jumlah
penduduk dan warga menganggap mengurus akta kematian
kurang penting, karena mereka merasa akta kematian tidak ada
manfaat bagi mereka.
b. Terbatasnya kemampuan atau kompetensi operator SIAK dan e-
KTP dalam penanggulangan permasalahan/trouble shooting
berkaitan dengan jaringan, hardware dan software yang ada di
kecamatan sehingga selalu tergantung kepada Administrator
Database yang ada di tingkat Kabupaten.
c. Belum optimalnya sistem pelaporan data kependudukan secara
menyeluruh khususnya berkaitan dengan lahir mati pindah
datang yang dilaporkan oleh kecamatan setiap bulannya bahkan
masih adanya kecamatan yang tidak melaporkan lampid sesuai
dengan waktu yang ditentukan sehingga berpengaruh terhadap
jumlah rekapitulasi data lampid.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 135
d. Belum adanya sarana yang mobile untuk menjangkau pelayanan
pembuatan dokumen kependudukan sampai ke pelosok daerah
(pelayanan jemput bola).
e. Belum adanya perlakuan khusus dalam pelayanan administrasi
kependudukan bagi komunitas masyarakat miskin dan
keterpencilan wilayah pedesaan.
f. Masih adanya ketidaksesuaian biodata penduduk antara yang
tercantum di KTP elektronik, Surat Nikah, Kartu Keluarga, Ijazah
dan Akte Kelahiran dikala penduduk mengajukan permohonan
pembuatan dokumen kependudukan dengan database
kependudukan.
g. Masih adanya warga penduduk Kabupaten Tasikmalaya yang
tidak mau melakukan perekaman biometric KTP-el dengan
berbagai alasan misalnya sibuk, sakit, bekerja di luar kota,
sudah lanjut usia, jaraknya jauh dari rumah ke tempat
perekaman serta adanya sebagian masyarakat yang beranggapan
mengurus dokumen kependudukan itu prosesnya berbelit-belit
serta memakan ongkos yang tinggi/high cost.
h. Masih banyak penduduk yang melakukan proses perubahan data
KTP-el khususnya berkaitan dengan perubahan status atau
alamat akibat proses pindah atau datang tetapi KTP-el-nya tidak
bisa diproses lebih cepat karena pencetakannya masih
dilaksanakan di Pusat.
i. Tidak tersedianya biaya operasional bagi operator pendaftaran
penduduk yang ada di Kecamatan dan Dinas dalam
melaksanakan pelayanan perekaman KTP-el secara mobile atau
keliling ke wilayah perdesaan.
10) Urusan Pemberdayaan Perempuan
Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan
dan anak di Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya masih
terbatasnya akses terhadap kesempatan usaha, pendidikan, dan
kesehatan. Selain itu masih adanya perempuan dan anak menjadi
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 136
korban kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya
peran lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan
perempuan dan anak.
a. Tingginya jumlah kasus tindak kekerasan terhadap permpuan
b. Tidak jelasnya konsep pemberdayaan perempuan
c. Kabupaten Tasikmalaya belum memiliki gedung P2TP2A untuk
penanganan kasus
11) Urusan Keluarga Berencana
a. LPP Kabupaten Tasimalaya masih tinggi
b. Ketersediaan alkon gratis bagi masyarakat miskin masih
terbatas
c. Keterbatasan tenaga penyuluh program KB di Kecamatan
d. Lemahnya koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam
mendukung program KB yang sinergis
e. Belum optimalnya SDM para pelaku PNPM di Desa dan
Kecamatan dalam hal mengelola keuangan.
f. Masih adanya masyarakat yang beranggapan bahwa bantuan
perguliran yang diberikan Pemerintah sebagai dana hibah yang
berakibat pada kurang lancarnya pengembalian pinjaman.
g. Belum optimalnya pelayanan terhadap korban tindak
kekerasan, perlindungan perempuan dan anak.
h. Masih kurangnya sarana dan prasarana Posyandu, belum
maksimalnya dana operasional bagi kader, dan keberadaan
Posyandu belum termanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat.
i. Umur Rata-rata usia kawin pertama wanita 18,15 Tahun, masih
rendah dibawah usia ideal 20 Tahun.
j. Terbatasnya tenaga operasional program KB (penyuluh KB)
sebanyak 58 orang, tidak sebanding dengan jumlah desa yang
ada sebanyak 351 desa, artinya 1 orang membina 5007 desa.
k. Masih kurangnya kegiatan KIE di masyarakat sehingga terkesan
program KB gaungnya menurun.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 137
12) Urusan Sosial
a. Penanganan PMKS masih rendah
b. Data PMKS belum ter up date
c. Belum ada kebijakan pagu indikatif kemiskinan sehingga belum
adan pronangkis unggulan daerah
d. Regulasi pemnfaatan CSR bagi PMKS belum ada, meskipun
telah berjalan tapi bersifat farsial
e. Sumber Daya Manusia Pengurus Organisasi Sosial/Yayasan
(Panti) masih belum memahami tentang penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial dalam memberikan pelayanan kepada
klien.
f. Kurangnya sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan
kepada klien.
g. Letak geografis dan sarana untuk memberikan pembinaan ke
Organisasi Sosial/Yayasan (Panti) kurang memadai
h. Kurangnya koordinasi Lintas Sektoral yang menyebabkan masih
ditemukannya kendala di lapangan.
i. Masih adanya personal yang belum paham dalam pengisian
formulir verifikasi.
j. Masih rendahnya kualitas sumber daya Pendamping KUBE yang
sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
k. Kurangnya Pendamping KUBE di Tingkat Kecamatan dalam
upaya meningkatkan koordinasi ke Tingkat Kabupaten.
l. Tidak adanya anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi
serta pelaporan ke lokasi KUBE dari Tingkat Kabupaten.
13) Urusan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
a. Terbatasnya motivasi bakat minat dan kemampuan calon peserta
untuk mengikuti pelatihan.
b. Lulusan pelatihan masih belum tersalurkan secara keseluruhan
dalam dunia kerja baik sektor formal maupin informal.
c. Belum terkoordinirnya siswa lulusan pelatihan dari lembaga
latihan swasta maupun lembaga latihan Pemerintah.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 138
d. Rendahnya tingkat pendidikan calon pelatihan dan pengalaman
berwirausaha.
e. Terbatasnya aksebilitas tenaga kerja di perdesaan untuk
peningkatan kualitas dan produktivitas di perdesaan.
f. Terbatasnya standarisasi kompetensi kerja dan program
pelatihan kerja.
g. Terbatasnya kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan
kelembagaan pelatihan dan produktivitas yang memiliki relevansi
antara pendidikan dan ketenagakerjaan.
h. Terbatasnya penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri
untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
i. Angka pengangguran masih cukup tinggi sekitar 6,5%
j. Proporsi penduduk kerja terhadap penduduk tidak bekerja masih
rendah yaitu sekitar 54,5%
k. Peranan Pemerintah Daerah belum sepenuhnya dapat
menyediakan lapangan kerja baru
l. Masih rendahnya APBD Kabupaten untuk meningkatan
keterampian dan kompetitip
m. Kurangnya target pengiriman Transmigran.
n. Pendaftar Calon Transmigran lebih banyak dibanding target
pengiriman.
o. Terbatasnya daerah penempatan yang dijajagi.
p. Daerah penerima mengharapkan adanya bantuan kepada warga
Transmigrasi dari daerah asal.
q. Masih adanya para Transmigran yang mempunyai itikad tidak
baik setelah berada di lokasi penempatan Transmigrasi.
14) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Koperasi :
Masalah yang dihadapi Koperasi cenderung sama dari Tahun ke
Tahun, antara lain:
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 139
a. Masih rendahnya kualitas SDM pegawai Koperasi dan
rendahnya peran koperasi dalam menunjang perekonomian
daerah.
b. Adanya unit usaha Simpan Pinjam yang merupakan bagian
dari program Pemerintah yang tidak mewajibkan seseorang
menjadi anggota untuk mendapatkan pelayanan atau bantuan
permodalan, yang menyebabkan tidak ada peningkatan jumlah
anggota koperasi yang signifikan.
Usaha Kecil Menengah:
Kendala yang dihadapi Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
sepertinya masih sama dan berulang pada rendahnya Mutu SDM,
sulitnya akses permodalan terhadap lembaga keuangan terutama
perbankan, dan masih rendahnya inovasi dan kreatifitas pelaku usaha.
15) Urusan Investasi dan Penanaman Modal
Bidang Investasi yang mencakup Penanaman Modal Asing ( PMA )
dan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) di Kabupaten Tasikmalaya
pada umumnya masih belum begitu banyak diminati mengingat kondisi
dan letak geografis serta belum tergalinya potensi investasi yang ada di
Kabupaten Tasikmalaya. Secara umum kondisi infrastruktur yang ada
dirasakan masih terbatas (Kondisi infrastruktur yang memadai
merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah).
Disamping itu terdapat beberapa permasalahan lain, antara lain :
a. Perspektif investor bahwa prosedur perizinan dipandang perlu
dipermudah dengan tidak mengesampingkan regulasi yang
berlaku.
b. Pemerintah daerah memiliki keterbatasan kemampuan investasi
sedangkan keterlibatan swasta dalam berbagai program masih
relatif kecil.
c. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Penanaman
Modal.
d. Kajian potensi dan peluang investasi yang dapat ditawarkan
kepada investor masih terbatas.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 140
e. Belum adanya pusat promosi dan pemasaran produk unggulan
f. Belum adanya Investasi yang mampu menyerap banyak tenaga
kerja lokal sehingga dapat mengurangi pengangguran dan tidak
merusak lingkungan
g. Perlu adanya regulasi tentang investasi yang dapat
mengakomodir baik kepentingan investor maupun masyarakat.
h. Belum optimalnya peran KADIN.
16) Urusan Kebudayaan dan Pariwisata
a. masih rendahnya ketahanan budaya masyarakat akibat imbas
perubahan global.
b. Pemahaman masyarakat tentang arti penting kebudayaan
dalam kehidupan belum berkembang dengan baik
c. Proses regenerasi dan pelestarian dalam rangka pewarisan
budaya daerah masih rendah
d. Kekayaan budaya belum terkelola secara sinergis dalam
rangka pembangunan daerah
e. Belum termanfaatkannya produk budaya sebagai potensi
industri kreatif.
f. Sumber Daya Manusia sektor pariwisata belum memiliki
kompetensi di bidangnya.
g. Pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana belum
optimal.
h. Anggaran yang dialokasikan kurang memadai dibandingkan
kebutuhan riil untuk dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan rencana yang diusulkan dan standar
pelayanan minimal yang ditentukan, sehingga kegiatan yang
berupa program tetap di tingkat provinsi dan tingkat pusat
tidak dapat diikuti.
i. Belum optimalnya Kelompok Penggerak Pariwisata
(KOMPEPAR) dalam mendukung pengembangan pariwisata di
Kabupaten Tasikmalaya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 141
17) Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Permasalahan pembangunan keolahragaan saat ini berkaitan
dengan pembinaan olahraga yang belum tertata secara sistematis
antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga
rekreasi di lingkungan masyarakat, olahraga prestasi untuk
kelompok elit atlit yang menjadi tulang punggung Kabupaten
Tasikmalaya dalam pentas kompetisi olahraga nasional serta
terbatasnya sarana dan prasarana olahraga di masyarakat yang
memadai termasuk ketersediaan stadion olahraga yang cukup
representatif. Sedangkan permasalahan di bidang kepemudaan
masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mewadahi aktivitas
dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri.
a. Tidak meratanya fasilitas olahraga di tiap Kecamatan dan
Desa
b. Belum selesainya pembangunan stadion olahraga Kabupaten
Tasikmalaya
18) Urusan Kesatuan Bangsa
a. Kondisi SDM yang kurang memadai, dilihat dari sisi kualitas
maupun kuantitas. Dari sisi kualitas, SDM Kantor Kesatuan
Bangsa dan perlindungan Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya
masih memerlukan peningkatan kompetensi dan professionalisme,
mengingat masih banyak personil yang kurang memiliki latar
belakang pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi. Sedangkan dari sisi kuantitas, belum seluruh
formasi jabatan memiliki staf pendukung sebagaimana Job
Specification Kantor Kesbang dan Linmas Kabupaten Tasikmalaya
yang ideal. Sehingga dalam menyelesaikan tugas terkadang masih
dibantu oleh bidang lain karena kurangnya personil terutama
untuk tenaga fungsional.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 142
b. Keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi/Kantor
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
c. Masih sangat minimnya kemampuan organisasi dalam program
peningkatan kompetensi aparatur melalui penyertaan Diklat Teknis
dan Fungsional di dalam daerah dan ke luar daerah.
d. Masih terbatasnya data dan informasi, sistem dan implementasi
perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang lengkap, akurat dan
akunTabel (masih dalam Pencocokan).
e. Tidak sesuainya aturan kelembagaan dari pusat sampai daerah
karena perubahan peraturan perundang-undangan.
19) Urusan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah, Adminstrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian
Pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk terwujudnya
pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan dengan azas-azas
pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam bidang Keuangan daerah dan
Pengelolaan asset daerah antara lain :
a. Capaian laporan kinerja keuangan yang masih pada level Wajar
Dengan Pengecualian (WDP), diakibatkan oleh neraca aset yang
belum optimal .
b. pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset
yang belum tersertifikasi.
c. sumber pendapatan daerah relatif terbatas karena adanya
peraturan baru yang cenderung mengurangi sumber pendapatan
sehingga perlu adanya upaya menggali sumber pendapatan lain
yang sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah.
d. Masih adanya bantuan keuangan dari pemerintah pusat dan
provinsi yang dalam pembagiannya tidak proporsional dan
cenderung disamaratakan dengan pemerintah kabupaten/kota
lainnya.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 143
e. Belum proporsionalnya belanja langsung dan belanja tidak
langsung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
20) Urusan Ketahanan Pangan
a. Masih rendahnya ketersediaan cadangan pangan
b. Rendahnya pengembangan dan peningkatan usaha ekonomi
produktif,
c. Rendahnya tingkat kemandirian pangan di desa kategori miskin,
d. Masih terbatasnya fasilitasi lumbung pangan perdesaan.
21) Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Masih terbatasnya infrastruktur dasar perdesaaan
b. menurunnya nilai-nilai kegotongroyongan masyarakat dalam
gerakan pembangunan desa.
22) Urusan Komunikasi dan Informatika
Pada bidang telekomunikasi, permasalahan yang dihadapi adalah :
a. Masih terbatasnya cakupan layanan untuk infrastruktur
telekomunikasi kabel yang disebabkan keterbatasan anggaran
dan kondisi geomorfologi Kabupaten Tasikmalaya.
b. Untuk layanan berbasis nirkabel sudah menjangkau hampir
semua wilayah Kabupaten Tasikmalaya namun belum
terimbangi oleh kemampuan masyarakat dalam menikmati
layanan tersebut. Akses komunikasi via satelit merupakan salah
satu hal mendasar yang bisa dijadikan solusi untuk
menjangkau daerah terpencil namun karena biaya instalasi dan
operasional yang mahal maka belum bisa teroptimalkan di
Kabupaten Tasikmalaya.
23) Urusan Pertanahan
Adapun permasalahan yang dihadapi pada bidang pertanahan adalah :
a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap identitas
kepemilikan tanah
b. Masih banyaknya lahan tidur
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 144
c. Masih adanya konflik pemilikan tanah diantara masyarakat
d. harga tanah di lokasi yang yang akan dibebaskan dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, sehingga dana yang sudah
dianggarkan tidak mencukupi.
24) Urusan Statistik
Data statistik merupakan hal yang sangat penting dalam
penentuan perencanaan pembangunan namun saat ini di
Kabupaten Tasikmalaya dinilai belum optimal karena masih
terdapat data yang berbeda-beda sehingga dipandang perlu untuk
adanya sinkronisasi data dari berbagai sumber untuk didapatkan
data yang terpadu dan akurat.
25) Urusan Kearsipan
Permasalahan di bidang kearsipan diantaranya :
a. Belum optimalnya pelaksanaan sistem kearsipan daerah
b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia di bidang kearsipan
26) Urusan Perpustakaan
a. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung perpustakaan
dan kearsipan serta kurangnya koleksi buku pustaka yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi baik secara kualitas maupun kuantitas.
b. Belum tertatanya penyimpanan arsip aktif maupun arsip in
aktif, baik di OPD maupun di Kecamatan.
c. Kurangnya anggaran yang menyebabkan tidak tercapainya
target kinerja dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014.
d. Kurangnya tenaga fungsional Pustakawan dan Arsiparis serta
kurangnya dukungan dari Pengambil Keputusan terhadap
keberadaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, sebab
tanpa dukungan dari Pengambil Keputusan, pengembangan
perpustakaan dan terlaksananya tertib administrasi
kearsipan di Kabupaten Tasikmalaya sulit untuk diwujudkan.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 145
e. Masih terbatasnya minat dan budaya baca di lingkungan
masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta kurangnya
pengetahuan akan arti pentingnya arsip.
27) Urusan Pertanian
a. Ketersediaan alat mesin pengolah produksi komoditas
pertanian secara umum masih belum mencukupi kebutuhan,
b. Harga alat dan mesin pertanian cukup mahal. Banyak
terdapat alat mesin pegolah hasil produksi pertanian yang
sudah tidak berfungsi akibat layanan suku cadang dan
perbengkelan tidak tersedia di lapangan.
c. Ketersediaan jenis dan tipe alat mesin pengolah produksi
pertanian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal masih
terbatas.
d. Manajemen Rantai Pasokan/Tata niaga belum berjalan
dengan baik.
e. Adanya sistim perdaganagan yang monopolistic
f. Tingkat kontinuitas hasil produksi komoditas pertanian
masih rendah
28) Urusan Perikanan dan Kelautan
Permasalahan dalam Sub-bidang Perikanan yaitu :
a. berkurangnya kualitas, kuantitas, dan debit air di sentra
perikanan air tawar sehingga produksi perikanan budidaya
pada unit unit pembenihan dan pembesaran tidak optimal.
b. Masih rendahnya produksi budidaya perikanan air tawar,
khususnya ikan gurame, ikan nilem dan udang galah.
c. Belum adanya pusat pembenihan ikan nilem
d. Masih lemahnya bantuan modal untuk budidaya perikanan air
tawar
Bidang Kelautan yaitu :
Pengelolaan kegiatan wilayah pesisir pantai selatan
Tasikmalaya pada umumnya masih dilakukan secara sektoral,
belum terpadu dan cenderung berorientasi pada keuntungan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 146
jangka pendek. Belum ada keterpaduan Kerjasama antar sektor
untuk mencapai pembangunan wilayah pesisir secara optimal dan
berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat sebesar-besarnya.
Pemanfaatan potensi bisnis kelautan merupakan suatu
peluang untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat
Tasikmalaya Bagian Selatan, namun saat ini masih menghadapi
beberapa kendala antara lain
a. Dengan kondisi sarana dan prasarana saat ini, maka produksi
tangkapan ikan masih jauh dibawah potensi yang ada.
b. Pemasalahan pengembangan komoditas kelautan berkaitan
dengan investasi yang memerlukan dana sangat besar.
c. Jumlah dan kapasitas sarana penangkapan ikan perlu
ditingkatkan, termasuk didalamnya pembangunan pangkalan
pendaratan ikan yang memadai.
d. Masih lemahnya kemampuan kelompok nelayan sehingga
belum mempunyai daya tawar yang baik.
29) Urusan Kehutanan
a. Laju deforestasi tidak seimbang jika dibandingkan dengan
upaya rehabilitasi hutan dan lahan, salah satunya
diakibatkan oleh pola/daur tebang pohon yang tidak
memenuhi kriteria teknis, banyak pohon yang ditebang
belum cukup umur sehingga setiap tahun masih ada lahan
kritis yang harus ditangani.
b. Tidak terkendalinya penebangan hutan yang dilakukan oleh
pemilik
c. Masih lemahnya penegakan aturan dalam tata usaha hasil
hutan
d. Masih lemahnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan
yang ada.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 147
30) Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Turunnya daya dukung lingkungan akibat kegiatan
penambangan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah
penambangan yang baik dan benar.
b. Rusaknya kawasan Sempadan pantai akibat kegiatan
penambangan Pasir Besi .
c. Masih banyaknya para pemegang IUP operasi produksi yang
melakukan pelanggaran.
d. Rusaknya insfrastruktur jalan akibat angkutan bahan galian
yang melebihi tonase angkutan yang diizinkan.
e. Belum adanya terminal khusus pengangkutan hasil tambang
melalui jalur laut .
f. Belum adanya instalasi pengolahan dan pemurnian sehingga
pasir besi dijual dalam bentuk raw material.
g. Izin usaha pertambangan (IUP) tidak bisa terbit semenjak
tanggal 2 Oktober 2014 disebabkan terbitnya UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana
kewenangan tentang penerbitan Izin Usaha Pertambangan
ada di Pemerintah Pusat.
h. Keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten dalam
pelaksanaan kegiatan.
i. Masih ada masyarakat yang belum sadar akan penggunaan
air tanah yang baik dan perizinan SIPA terutama pengguna
air tanah yang bersifat komersil.
j. Adanya keterlibatan dinas lain yang ikut memproses
perizinan (berupa rekomendasi teknis).
k. Kurangnya personil di bidang air bawah tanah.
l. Kurangnya sarana dan prasarana di bidang air bawah tanah.
31) Urusan Perindustrian dan Perdagangan
Permasalahan di bidang perindustrian yang dirasakan saat ini yaitu
a. keterbatasan permodalan bagi industri kecil dan menengah,
Keterbatasan kompetensi para pelaku industri kecil dan menengah
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 148
b. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung bagi para
pelaku insdustri kecil dan menengah.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam bidang perdagangan, yaitu :
a. Masih kurangnya fasilitasi pemerintah daerah dalam
perdagangan ekspor
b. Masih lemahnya tata niaga perdagangan antar daerah dan
ekspor
c. Terbatasnya sarana dan prasarana distribusi perdagangan
(Pasar).
d. Terbatasnya sarana promosi
e. Rendahnya jumlah produk unggulan Kab. Tasikmalaya yang
sudah dipatenkan
f. Masih rendahnya penataan pedagang kreatif.
2.6.3. Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014 untuk
Identifikasi Isu Strategis
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja RKPD Tahun 2014 terhadap
capaian kinerja pemerintah, masih banyak permasalah yang harus
ditangani, oleh sebab itu maka diperlukan penyusunan isu strategis
untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada secara
bertahap dengan tetap memperhatikan isu strategis nasional maupun isu
strategis
Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2014 sebagai dasar Identifikasi Isu Strategis
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
1 Upaya penanggulangan penduduk miskin, pembukaan lapangan bekerja dan pengangguran belum optimal
Belum optimalnya penanggulangan penduduk miskin, masih tingginya pengangguran, dan perluasan kesempatan kerja hal ini ditandi dengan a. Tingginya jumlah penduduk
miskin terutama di pedesaan
b. Rendahnya kualitas dan produktivutas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan pasar
c. Terbatasnya motivasi bakat
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perdesaan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 149
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
minat dan kemampuan calon peserta untuk mengikuti pelatihan.
d. Lulusan pelatihan masih belum tersalurkan secara keseluruhan dalam dunia kerja baik sektor formal maupun informal.
e. Rendahnya tingkat pendidikan calon pelatihan
dan pengalaman berwirausaha.
f. Terbatasnya aksebilitas tenaga kerja di perdesaan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas di perdesaan.
g. Terbatasnya standarisasi kompetensi kerja dan program pelatihan kerja.
h. Terbatasnya kapasitas kelembagaan, sarana dan pemberdayaan kelembagaan pelatihan dan produktivitas yang memiliki relevansi antara pendidikan dan ketenagakerjaan.
i. Terbatasnya penyelenggaraan pemagangan dalam dan luar negeri untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
j. Angka pengangguran masih cukup tinggi sekitar 6,5%
2 Masih rendahnya ketersediaan ifrastruktur dasar yang berkualitas, lingkungan yang sehat aman dan nyaman
Rendahnya ketersediaan infrastruktur dasar yang berkualitas, lingkungan yang sehat, aman dan nyaman hal ini ditandai dengan : a. Belum optimalnya
ketersediaan ruang kelas yang memadai
b. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio ketersediaan guru dengan murid
c. Adanya keterbatasan tempat tidur untuk rawap inap sekitar 1. 400 tempat tidur khususnya untuk rawat inap kelas III
Pembangunan Infrastruktur Dasar serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 150
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
d. Jumlah kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi
e. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga specialis di SMC
f. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk masyarakat perdesaan yang disebabkan karena kondisi
geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan prasarana penunjang air bersih.
3 Kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi,
Kematian bayi dan ibu melahirkan serta balita masih tinggi hal ini dapat dilihat : a. Jumlah kematian bayi dan
ibu melahirkan serta balita masih tinggi
b. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga specialis di SMC
c. SDM tenaga kesehatan masih rendah terutama untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
d. Cakupan PHBS masih rendah terutama cakupan rumah tangga dan tempat-tempat umum
e. Kegiatan Forum Desa Siaga belum berjalan sebagaimana mestinya, manajemen program Desa Siaga (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) belum optimal.
f. Keberadaan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) terlatih masih sedikit dan terbatas pada kader posyandu sehingga tidak bisa maksimal dalam menggerakan masyarakat
g. Kurangnya dukungan dana dalam kegiatan forum desa siaga baik dari pemerintah, maupun masyarakat swasta/dunia usaha, alokasi anggaran dari BOK
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 151
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
masih sangat terbatas h. Dukungan dan peran aktif
dari masyarakat dan organisasi masyarakat masih kurang
4 Nilai tambah dari hasil produksi pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan dan kehutan masih rendah
Rendahnya nilai tambah produk komoditas pertanian dan kelautan diantarnya: a. Ketersediaan alat mesin
pengolah produksi komoditas pertanian secara umum masih belum mencukupi kebutuhan,
b. Harga alat dan mesin pertanian cukup mahal. Banyak terdapat alat mesin pegolah hasil produksi pertanian yang sudah tidak berfungsi akibat layanan suku cadang dan perbengkelan tidak tersedia di lapangan.
c. Ketersediaan jenis dan tipe alat mesin pengolah produksi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal masih terbatas.
d. Manajemen Rantai Pasokan/Tata niaga belum berjalan dengan baik.
e. Adanya sistim perdaganagan yang monopolistic
f. Tingkat kontinuitas hasil produksi komoditas pertanian masih rendah
g. Pola pikir dan perilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi dan cenderung masih bersifat tradisional (subsisten) sehingga kualitas dan harga yang diterima petani masih relatif rendah.
Pengembangan Industri Agribisnis Berbasis Pedesaan
5 Tingkat laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi
a. LPP Kabupaten Tasimalaya masih tinggi
b. Ketersediaan alkon gratis bagi masyarakat miskin masih terbatas
Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk.
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 152
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
c. Keterbatasan tenaga penyuluh program KB di Kecamatan
d. Lemahnya koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam mendukung program KB yang sinergis
6 Rendahnya Keaneka
ragagaman pangan, Tingginya desa rawan pangan dan tidak stabilitasnya harga pangan
a. Kurangnya keanekaragaman konsumsi pangan yang
dibuktikan dengan nilai Pola Pangan Harapan sebesar 61,5% dari rata-rata PPH Jawa Barat 70,2%
b. Tidak stabilnya harga pangan yang menyebabkan sebagian rumah tangga tidak bisa mengakses pangan
c. Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun.
d. Masih banyaknya Desa Rawan Pangan menurut Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Jawa Barat, yaitu 31 Desa, merupakan tantangan Pembangunan Ketahanan Pangan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
Peningkatan Ketahanan Pangan
7 Belum optimalnya kinerja pemerintah dalam pelayanan publik
Belum optimalnya kinerja pemerintah dalam pelayanan publik ditandai denga : a. Pelaksanaan reformasi
birokrasi belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat
b. Kurang optimalnya standar pelayanan minimum (SPM) terhadap masyarakat
c. Permasalahan manajeman kepegawaian baik dari segi komposisi, kapasitas dan kapabilitas serta profesionalisme dan kedisiplinan aparatur
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
8
Belum optimalnya tata kelola pendidikan
Belum optimalnya tatakelola pendidikan ditandai hal-hal sebagai berikut : a. Pencapaian rata-rata lama
sekolah di Kabupaten
Wajar Dikdas 9 Tahun
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 153
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
Tasikmalaya masih sekitar 7,3 tahun
b. Belum optimalnya ketersediaan ruang kelas yang memadai dan masih terdapat ruang kelas dengan kondisi rusak ringan dan rusak berat untuk jenjang SD sebanyak 2.120 ruang kelas dan untuk jenjang
SMP sebanayak 373 ruang kelas
c. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dengan rasio ketersediaan guru dengan murid masih rendah dan Kabupaten Tasikmalaya masih kekurangan guru sekitar 2.757 tenaga guru.
d. Belum optimalnya perhatian dan tersedianya anggaran untuk BOS, BSM, Beasiswa Bagi yang berprestasi dan Beasiswa Transisi yang bersumber dari Anggran Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya
e. Kondisi geografis. Untuk akses pada beberapa SMP/MTS yang berada di tingkat kecamatan, masih terkendala letak geografis atau jarak bagi keluaran SD/MI. Program SD-SMP satu Atap dan SMP Terbuka serta Paket B adalah alternatif program untuk mengatasi kendala tersebut.
f. Kondisi Sosial Budaya. Masih ada masyarakat yang belum menganggap penting untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi. Halini memerlukan sosialisasi agar terjadi perubahan budaya perubahan/perilaku agar masyarakat menyadari pentingnyan pendidikan untuk peningkatan mutu.
g. Kondisi Ekonomi. Tingkat ekonomi masyarakat,
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 154
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
terutama masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menjadi salah satu kendala, terutama bagi kategori rumah tangga miskin (RTM). Adanya BOS dan BKM merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
kendala tersebut. Dengan demikian, diperlukan optimalisasi BOS dan BKM untuk penuntasan Wajar 9 Tahun yang terjangkau dan bermutu.
9 Kabupaten Tasikmalaya merupakan tingkat rawan bencana yang tinggi
a. Belum adanya pos dana
bencana OnCall yang ada di
BPBD, sehingga
mempermudah dan
mempercepat bantuan
darurat kepada masyarakat
yang terkena bencana ;
b. Belum optimalnya kualitas
SDM BPBD dan minimnya
personil yang memahami
manajemen kebencanaan
serta menguasai Teknologi
Informasi dan Geografis
System (GIS) ;
c. Belum terwujudnya
pemahaman yang sama,
baik antar instansi
pemerintah maupun dengan
lembaga lainnya, dalam
menindaklanjuti
penanggulangan bencana,
baik pada tahapan pra-
bencana, tanggap darurat
dan pasca bencana ;
d. Belum optimalnya
keterlibatan masyarakat,
pihak swasta dan instansi
pemerintah lainnya dalam
penanggulangan bencana,
terutama dalam situasi
tidak terjadi bencana ;
e. Belum dimilikinya secara
Pengurangan Resiko Bencana Alam
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 155
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
keseluruhan dokumen
rencana kontingensi untuk
semua jenis bencana yang
ada di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya, (Renkon yang
sudah disusun yaitu renkon
Gn. Api Galunggung dan
Banjir).
f. Secara umum Wilayah
Kabupaten Tasikmalaya
merupakan daerah rawan
bencana, sehingga hal
tersebut menjadi kendala
dalam pemanfaatan
ruangnya untuk kegiatan
budidaya ;
10 Belum optimalnya pengembangan budaya dan destinasi wisata serta pengembangan industri kreatif
a. Kurangnya penataan dan fasilitas pendukung obyek wisata
b. Pembangunan dan perbaikan fasilitas pendukung untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
c. Kurangnya fasilitas akomodasi atau hotel/penginapan yang representatif di dekat lokasi obyek wisata.
d. Sampai saat ini para wisatawan terutama wisatawan mancanegara masih menggunakan akomodasi hotel di Kota Tasikmalaya.
e. Perlunya promosi budaya lokal yang digabungkan dalam paket wisata harus terus ditingkatkan.
f. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan kelembagaan koperasi
g. Kurang kualitas kreativitas design produk industri, penataan dan pengaturan pasar tradisional serta pasar modern
h. Masih terbatasnya unit usaha atau industri yang “bankable”, kurangnya
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 156
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
investasi di sektor industry i. Lemahnya promosi, dan
kurangnya akses permodalan.
11 Belum optimalnya pemanfaatan ruang secara terpadu sesuai potensi, fungsi
pelayanan kegiatan, dan sistim jaringan, dalam rangka menciptakan keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang
a. Belum disahkannya
Peraturan Daerah tentang
Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan peraturan
zonasi sebagai alat
pengendali pemanfaatan
ruang, sehingga belum
dapat dijadikan acuan
untuk proses perizinan
pemanfaatan ruang.Selama
ini yang dijadikan acuan
adalah Peraturan Daerah
No. 2 tahun 2012, Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tasikmalaya
dan rekomendasi Badan
Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) Kabupaten
Tasikmlaaya ;
b. Perlunya peningkatan
status hierarki struktur
ruang Pusat Kegiatan Lokal
promosi (PKLp) Ciawi dan
(PKLp) Manonjaya menjadi
Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
dengan berdasarkan pada
pertimbangan cepatnya
perkembangan wilayah di
kawasan perkotaan tersebut
;
c. Masih adanya pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan
dikarenakan berbagai factor
seperti; dokumen rencana
tata ruang yang belum
mengakomodir kebutuhan
peruntukan yang
diperlukan, kondisi
lapangan tidak sinkron
dengan rencana pola ruang;
d. Belum terselesaikannya
perwujudan ruang kawasan
Penyelenggaranaan Penataan Ruang dalam Pembangunan yang berkelanjutan dan Berwawasan
Lingkungan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 157
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
Ibu Kota dan kawasan
perkotaandi wilayah
Kabupaten Tasikmalaya
yang terkendala anggaran
yaitu antara lain;
pembangunan sebagian
gedung perkantoran di
kawasan pusat
pemerintahan, penyelesaian
infrasruktur jalan Ciawi-
Singaparna, pembangunan
jalan lingkar utara dan
selatan, relokasi /
pembangunan terminal dan
pasar Kabupaten
Tasikmalaya, pelebaran
jalan menuju akses masuk
ke kawasan pusat
pemerintahan;
e. Belum terpenuhinya
kebutuhan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) seluas 30%
(persen) dari luas wilayah
kota di Kabupaten
Tasikmalaya, yang
mencakup proporsi ruang
terbuka hijau publik pada
wilayahkota paling sedikit
20 (dua puluh) persen dari
luaswilayah kota, sesuai
yang diamanatkan UU 26
tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Sesuai
berdasarkan perencanaan
lokasi eks. Pasar dan
terminal eksisting
Kabupaten Tasikmalaya,
akan menjadi lokasi
perencanaan untuk Ruang
Terbuka Hijau (RTH) publik;
f. Keterbatasan anggaran
untuk akselerasi
pemindahan Ibukota
Kabupaten Tasikmalaya ke
kawasan pusat
pemerintahan ;
g. Adanya kesenjangan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 158
No Permasalahan Penjelasan Isu Strategis
perkembangan wilayah
utara, tengah dan selatan
Kabupaten Tasikmalaya
disebabkan oleh adanya
faktor keterbatasan
anggaran dan kondisi
geografis ;
h. Adanya aspirasi / keinginan
masyarakat di wilayah
Tasikmalaya selatan untuk
pemekaran / menjadi
Daerah Otonomi Baru
(DOB) dari Kabupaten
Tasikmalaya;
i. Adanya kawasan Lahan
Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) di
wilayah Kabupaten
Tasikmalayayang perlu
dipertahankankeberadaany
a untuk ketahan pangan ;
j. Belum terlaksananya
relokasi pasar dan terminal
eksisting Singaparna ke
lokasi baru sesuai arahan
Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) perkotaan
Singaparna ;
k. Belum adanya Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
bidang penataan ruang di
Kabupaten Tasikmalaya ;
12 Belum optimalnya Infrastruktur Pemerintahan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik
Belum optimalnya infrastruktur pemerintahan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik hal ini dikarenakan sebagai berikut
a. Masih tersebarnya beberapa SKPD diluar komplek pemerintahan
b. Pelayanan kepada masyarakat memerlukan waktu relatif lama karena tiap Instansi sesuai dengan kewenangannya letak kantornya cukup berjauhan
Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pusat Pemerintahan
RKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 II- 159
Dalam penentuan isu strategis perlu dilakukan pembuatan
kriteria untuk pembobotan nilai isu strategis tersebut adapun kriteria
sebagai berikut :
Kriteria Nilai pembobotan Isu Strategis
No Kriteria Nilai
1 Memiliki pengaruh yang significan terhadap sasaran pencapaian pembangunan nasional
20
3 Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah
10
4 Dampak yang besar terhadap pemerintah daerah dan masyarakat
20
5 Memiliki daya dorong terhadap pembangunan daerah 10
6 Memungkinkan untuk dapat ditangani pemerintah
daerah
15
7 Janji Politik Kepala Daerah 25
Total 100
Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja penyelenggaraan
pemerintah tahun 2014 dapat didefinisikan beberapa isu strategis sebagai
berikut :
No Isu Strategis Rangking
1 Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perdesaan 1
2 Pembangunan Infrastruktur Dasar serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Permukiman
2
3 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat 3
4 Pengembangan Industri Agribisnis Berbasis Pedesaan 4
5 Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk. 5
6 Peningkatan Ketahanan Pangan 6
7 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 7
8 Wajar Dikdas 9 Tahun 8
9 Pengurangan Resiko Bencana Alam 9
10 Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 10
11 Penyelenggaranaan Penataan Ruang dalam
Pembangunan yang berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
11
12 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pusat Pemerintahan
12