bab ii gambaran umum kondisi daerah 2.1 aspek geografi

120
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 1 - BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di wilayah pantai barat-selatan Provinsi Aceh dengan ibukotanya Suka Makmue. Kabupaten ini terbentuk secara definitif berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002, tepatnya tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Luas wilayah Kabupaten Nagan Raya sebesar 3.544,91 km 2 (354,491 ha), atau sekitar 6,25 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh. Di awal pembentukannya, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni Beutong, Darul Makmur, Kuala, Seunagan, dan Seunagan Timur. Sejalan dengan kebutuhan daerah dan tuntutan pelayanan kepada masyarakat, pemekaran kecamatan merupakan keharusan. Hingga akhir tahun 2012, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 kecamatan, 222 desa, dan 30 mukim, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat; 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat; 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudera Indonesia; 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten Aceh Barat Daya. Kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, meliputi Darul Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa Makmur. Luas wilayah antarkecamatan bervariasi. Kecamatan yang paling luas

Upload: lamxuyen

Post on 15-Jan-2017

250 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 1 -

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Wilayah Administrasi

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di wilayah

pantai barat-selatan Provinsi Aceh dengan ibukotanya Suka Makmue.

Kabupaten ini terbentuk secara definitif berdasarkan Undang-undang Nomor

4 Tahun 2002, tepatnya tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran

Kabupaten Aceh Barat. Luas wilayah Kabupaten Nagan Raya sebesar

3.544,91 km2 (354,491 ha), atau sekitar 6,25 persen dari luas wilayah

Provinsi Aceh.

Di awal pembentukannya, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 5

kecamatan, yakni Beutong, Darul Makmur, Kuala, Seunagan, dan Seunagan

Timur. Sejalan dengan kebutuhan daerah dan tuntutan pelayanan kepada

masyarakat, pemekaran kecamatan merupakan keharusan. Hingga akhir

tahun 2012, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 kecamatan, 222 desa,

dan 30 mukim, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan

Kabupaten Aceh Barat;

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat;

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan

Samudera Indonesia;

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues serta

Kabupaten Aceh Barat Daya.

Kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, meliputi Darul

Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan, Suka

Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa Makmur.

Luas wilayah antarkecamatan bervariasi. Kecamatan yang paling luas

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 2 -

wilayahnya adalah Darul Makmur dan Kecamatan Beutong. Luas wilayah

Darul Makmur dan Beutong masing-masing mencapai 30,38 persen dan

28,70 persen dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Luas wilayah yang

relatif kecil adalah Kecamatan Suka Makmue sebesar 1,45 persen dan

Kecamatan Seunagan 1,60 persen. Secara rinci luas wilayah setiap

Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya tersaji pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya

Menurut Kecamatan Tahun 2012

No

Kecamatan Ibukota

Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Luas Wilayah

(%)

Jarak Dari Kota Kec Ke Ibu Kota Kab

(Km)

1 Kuala Pesisir Padang Rubek 7,634.29 2.15 23

2 Kuala Ujong Fatihah 8,805.75 2.48 6

3 Suka Makmue Lueng Baro 5,156.31 1.45 3

4 Seunagan Jeuram 5,673.29 1.60 10

5 Seunagan Timur Keude Linteng 25,161.03 7.10 15

6 Beutong Babussalam 101,731.44 28.70 26

7 Beutong Ateuh Banggalang

Kuta Teungoh 40,591.94 11.45 62

8 Tadu Raya Alue Bata 38,003.01 10.72 10

9 Tripa Makmur Kabue 14,036.67 3.96 32

10 Darul Makmur Alue Bili 107,697.40 30.38 48

Jumlah 354,491 100

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya, Tahun 2012

2.1.2 Kondisi Geografis

Secara geografis, wilayah Kabupaten Nagan Raya termasuk kedalam

zona dataran rendah atau datar yang berada pada titik kordinat antara

03º40’-03º38’ Lintang Utara dan 96º11’- 96º48’ Bujur Timur. Dengan posisi

ini, Kabupaten Nagan Raya berbatasan langsung dengan 4 kabupaten

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 3 -

lainnya, yaitu Aceh Barat, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Barat Daya.

Lebih lanjut, kabupaten ini berada pada ketinggian 0 sampai dengan 800

meter dari permukaan laut.

Penyebaran desa relatif merata antarkecamatan. Kecamatan Darul

Makmur merupakan kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu

sebanyak 40 desa (18,01 persen). Disusul Kecamatan Seunagan sebanyak 35

(15,77 persen) desa dan Kecamatan Seunagan Timur sebanyak 34 desa

(15,31 persen). Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang memiliki jumlah desa

paling sedikit, yaitu hanya 4 desa. Lebih jelasnya tentang jumlah kemukiman

dan gampong/desa di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Jumlah Kemukiman dan Gampong/Desa menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan Kemukiman Gampong/Desa

1 Kuala Pesisir 3 16

2 Kuala 2 17

3 Suka Makmue 2 19

4 Seunagan 5 35

5 Seunagan Timur 4 34

6 Beutong 4 24

7 Beutong Ateuh Banggalang 1 4 8 Tadu Raya 2 22 9 Tripa Makmur 2 11 10 Darul Makmur 5 40 Jumlah 30 222

Sumber: Nagan Raya Dalam Angka, Tahun 2012

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 4 -

Gambar 2.1

Jumlah Desa/Gampong Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Sumber: Nagan Raya Dalam Angka, Tahun 2012

2.1.3 Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan suatu parameter dinamis yang dipengaruhi

oleh faktor lingkungan dalam suatu musim pertanaman dan merupakan

faktor anthropogenic dimana dapat dijelaskan dalam jangka beberapa tahun,

dekade atau abad. struktur tanah mengendalikan sifat fisik tanah seperti

ketersediaan air untuk tanaman, aerasi, dan temperatur yang sangat

berhubungan dengan perkembangan tanaman. Struktur tanah yang baik

untuk pertumbuhan tanaman, tergantung pada adanya agregat yang

berdiameter 1 sampai 10 mm yang cukup stabil terhadap pembasahan.

Tanah disebut mempunyai struktur yang bagus, jika total pori sebanyak 60

% dan total pori makro pada saat kapasitas lapang sebanyak 20 %

berdasarkan volume tanah. Tanah di Kabupaten Nagan Raya secara umum

telah mengalami proses perkembangan yang berlanjut secara intesif

sehingga terbentuknya lapisan tanah yang datar.

Bila dilihat dari struktur dan jenis tanah di Kabupaten Nagan Raya,

terdiri dari jenis tanah podzolit coklat, Alluvial, Podzolit merah kuning,

Gampong/Desa

16 17 19

35 34

24

4

22

11

40 Kecamatan Kuala Pesisir

Kuala

Suka Makmue

Seunagan

Seunagan Timur

Beutong

Beutong ateuh Banggalang

Tadu Raya

Ttripa Makmur

Darul Makmur

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 5 -

Andosol, Rock Out Croups, Renzina, Litosol, Mediteran dan beberapa jenis

tanah lainnya. Jenis tanah yang ada diwilayah Kabupaten Nagan Raya

berpengaruh besar terhadap pengembangan sektor pertanian dan

perkebunan serta jenis tanaman yang cocok di kembangkan.

2.1.4 Topografi

Kabupaten Nagan Raya termasuk dataran rendah memiliki variasi

ketinggian antara 0-12 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian Topografi

Kabupaten Nagan Raya adalah dataran rendah dimana sebagian besar desa

yang ada di Kabupaten Nagan Raya berada di wilayah dataran rendah, yaitu

sebanyak 168 desa atau 76,17 persen. Sisanya merupakan desa yang

terletak dipinggir pantai, lembah dan lereng. Kecamatan yang langsung

berhadapan dengan Samudera Indonesia ada tiga Kecamatan yaitu

Kecamatan Darul Makmur, Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu

Raya. Untuk lebih jelasnya tentang topografi Kabupaten Nagan Raya dapat

dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4.

Tabel 2.3 Jumlah Desa Menurut Letak Desa Berdasakan Kecamatan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan Letak Topografi

Lereng Lembah/

Das Dataran

Jumlah Total

1 Darul Makmur 2 0 38 40 2 Kuala 0 0 17 17 3 Kuala Pesisir 2 7 7 16 4 Tadu Raya 0 3 19 22

5 Beutong 3 0 21 24

6 Seunagan 0 0 35 35

7 Suka Makmue 1 0 18 19

8 Seunagan Timur 2 1 31 34

9 Beutong ateuh Banggalang 3 0 1 4

10 Ttripa Makmur 0 0 11 11

Jumlah 13 11 198 222

Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2012

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 6 -

Tabel 2.4

Jumlah Desa dan Letak Desa Berdasakan Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan

Letak Desa

Berbatasan

dengan Laut

Tidak Berbatasan

dengan Laut

Jumlah

Total

1 Darul Makmur 4 36 40 2 Kuala 0 17 17 3 Kuala Pesisir 10 6 16 4 Tadu Raya 2 20 22 5 Beutong 0 24 24 6 Seunagan 0 35 35 7 Suka Makmue 0 19 19 8 Seunagan Timur 0 34 34 9 Beutong ateuh Banggalang 0 4 4 10 Ttripa Makmur 1 10 11

Jumlah Total 17 205 222

Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2012

Kelas kemiringan lahan 0-3 % menempati areal seluas 6,49%,

bergelombang dengan kemiringan 8-15 % menepati areal seluas 18,07%,

kecuraman dengan lereng 20-40% dengan luas areal sebesar 11,2% dan

kemiringan diatas 40% menempati areal seluas 0,73% Untuk lebih jelasnya

tentang Topografi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Kemiringan lahan Menurut Kelasnya/Jenisnya dan Persentase

Luas Areal Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Uraian Kemiringan Lahan

(%) Luas Areal

(%)

1 Kelas Kemiringan 0 – 3 52.49

2 Wilayah Berombak 3 – 8 6.49

3 Wilayah Bergelombang 8 – 15 11.02

4 Wilayah Hampir Curam 15 – 25 18.07

5 Wilayah Curam 25 – 40 11.2

6 Wilayah Kemiringan >40 0.73

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 7 -

Gambar 2.2 Peta Kelas Lereng Kabupaten Nagan Raya

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Secara topografi Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah dataran,

di mana untuk Kecamatan seperti: Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu

Raya berada di pesisir pantai selat Samudra Indonesia. Secara keseluruhan

Kabupaten Nagan Raya rawan terhadap banjir dan erosi. Wilayah utara dari

Kabupaten Nagan Raya merupakan distribusi hutan lindung, diantaranya

Kecamatan Beutong merupakan kawasan hutan lindung terbesar dan

sebagian kecil terdapat di Kecamatan Darul Makmur, Tadu Raya dan

Seunangan Timur, sehingga kawasan hutan lindung yang sudah ditetapkan

tersebut tidak boleh di alih fungsi atau perambahan untuk fungsi-fungsi lain

karena akan dapat berpotensi untuk terjadinya erosi. Kabupaten Nagan Raya

juga merupakan daerah dataran yang memiliki daerah lebih besar dari

daerah pesisir pantai. Dilihat dari jenis tanah, Kabupaten Nagan Raya

memilki jenis tanah Podzolit merah kuning yang terluas dibandingkan dengan

jenis tanah lainnya. Pengelompokan dan Bobot jenis tanah atas kepekaan

tanah terhadap erosi. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Nagan Raya

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 8 -

sangat beragam. Sebagian besar merupakan jenis tanah Kambisol yang

bercampur dengan jenis tanah lainnya, seperti: Gleisol, regosol, andosol,

alluvial, dan podsolik.

2.1.5 Klimatologi

Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7°-19,2°

sampai dengan suhu maksimum 30,8°-28.9°. Selama ini curah hujan paling

tinggi terjadi pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada

bulan September dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di

daerah dimulai dari September hingga Desember namun bila di lihat dari

rata-rata curah hujan dan hari hujan selama periode Januari sampai dengan

Desember 2011 masing-masing 328.1 mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama

musim kemarau Januari sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masing-

masing 389,31 mm dan 18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada

tahun 2011 yaitu pada bulan Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan

tertinggi yaitu bulan desember 22 hari. Sedangkan curah hujan terendah

pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan terendah pada bulan Juli yaitu 8

hari, umumnya diwilayah pesisir seperti ditunjukkan pada tabel 2.6 dan 2.7

berikut ini.

Tabel 2.6 Perkembangan Curah Hujan menurut Bulan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 2011

Bulan

Curah Hujan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Januari 289,7 479,3 203,1 529,3 457.9

Februari 254,3 184,9 98,8 280,9 171

Maret 241 637,2 235,8 537,2 457.9

April 56,1 368 261,9 596,5 417.9

Mei 218,5 116,6 337,4 393,6 136.1

Juni 377,4 518,5 104,8 367,3 169.2

Juli 229,7 151,5 185,2 284 182.8

Agustus 173,7 402,1 397,4 125,7 774.3

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 9 -

September 337,2 139,5 267 705,9 210.7

Oktober 606,7 547 97,9 542,4 324.3

Nopember 452,4 442,5 679,4 499 311.3

Desember 366,6 428,1 263,6 162 324.3

Jumlah Total 3603,3 4415,2 3132,3 5023,8 3937.7

Rata-Rata 300,3 367,9 261,0 418,7 328.1

Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 2.7 Jumlah Hari Hujan menurut Bulan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

Bulan

Hari Hujan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Januari 12 19 16 18 18

Februari 8 11 7 20 11

Maret 16 24 17 21 11

April 23 20 12 19 19

Mei 12 13 14 17 16

Juni 20 18 5 21 9

Juli 17 13 13 16 8

Agustus 13 12 17 16 18

September 14 12 15 16 16

Oktober 20 17 17 16 21

Nopember 17 19 24 23 19

Desember 15 20 18 14 22

Jumlah Total 187 198 175 217 188

Rata-Rata 16 17 15 18 16 Sumber : BPPS, Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Penilaian faktor iklim digambarkan dalam bentuk curah hujan, karena

curah hujan sangat berpengaruh terhadap kondisi tanah, baik terhadap kesuburan

maupun kerusakan tanah. Klasifikasi curah hujan menurut Kepmentan

No.837/Kpts/UM/II/1980 ditunjukkan pada tabel 2.8

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 10 -

Tabel 2.8 Intensitas Hujan harian Rata-Rata

No Intensitas

Hujan Tingkat

Kepekaan Nilai

Bobot

1 < 13,6 mm/hari Tidak peka 15

2 13.6 – 20.7 mm/hari Tidak peka 30

3 20.7 – 27.7 mm/hari Tidak peka 45

4 27.7 – 34.8 mm/hari Peka 60

5 > 34.8 mm/hari Sangat Peka 75

Sumber : Kepmentan No.837/Kpts/UM/II/1980

Selanjutnya bila ke tiga faktor yaitu: kemiringan lahan, kepekaan

tanah, dan intensitas curah hujan dijumlahkan bobotnya. Maka nilai bobot ke

tiga faktor tersebut <124 mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan

Produksi Biasa (HPB) atau Hutan Produksi Konversi (HPK), nilai bobot 125 –

174 mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan

nilai bobot >175 mempunyai kelas kesesuaian lahan untuk Hutan Lindung.

Berdasarkan studi, iklim di Kabupaten Nagan Raya dipengaruhi oleh

angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina (El Nino). Bila saat

musim penghujan tiba (September s.d Desember) cuaca didominasi oleh

angin barat (dari samudra indonesia) yang bergabung dengan angin dari

Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan Musim kemarau (Juni s.d

Agustus cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan Kabupaten

Nagan Raya mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian utara

terlebih lagi bila berlangsung El Nino.

Suhu udara di Kabupaten Nagan Raya berkisar antara 21,50C –

31,20C. Pada daerah pantai, suhu udara maksimum bisa mencapai 29,50C–

31,20C, sedangkan di daerah pegunungan suhu minimum dapat mencapai

hingga 20,40C – 21,50C. Kabupaten Nagan Raya memiliki curah hujan

antara 3132,3 – 5023,8 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 418,7

mm dan mempunyai 217 hari hujan per tahun serta memiliki tekanan udara

rata-rata 1.009,6 milibar.

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 11 -

2.1.6 Hidrologi

Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi sumber daya air sungai dan

anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan dari darat ke laut secara

alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas laut

sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Kondisi sungai pada umumnya panjang, berliku dan melebar di daerah

daratan bagian hilir. Kabupaten Nagan Raya memiliki 5 (lima) sungai besar

yaitu Krueng Beutong, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng Tadu, dan

Krueng Seumanyam sedangkan anak-anak sungai berjumlah 10 (sepuluh)

yang terdiri dari sungai krueng Cut, Krueng Neuang, Krueng Trang, Krueng

Agam, Krueng Isep, Krueng Ukam, Krueng Buloh, Krueng Mangkom, Krueng

Baro dan Krueng Kila Banyak sungai di Kabupaten Nagan Raya yang memiliki

topografi, morfologi dan ketersediaan air sungai yang berpotensi untuk

dibangun waduk atau embung sebagai prasarana yang dapat menjamin

ketersediaan air baku domestik, pertanian dan industri. sampai saat ini

Kabupaten Nagan Raya memiliki 1 (satu) bendungan besar yaitu bendungan

irigasi Jeuram yang bisa mengaliri di 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan

Beutong, Kecamatan Seunagan, Kecamatan Seunagan Timur dan Kecamatan

Kuala.

Sistem jaringan irigasi di Kabupaten Nagan Raya yaitu berasal dari 5

aliran sungai besar yang masih alami, dan di daerah ini terdapat sebuah

bangunan bendungan irigasi tepatnya didaerah Jeurama yang masih perlu

untuk dikembangkan agar mampu mengairi seluruh daerah pertanian di

wilayah Kabupaten Nagan Raya guna terwujudnya percepatan pertumbuhan

ekonomi daerah.

Secara umum banjir dan genangan air dikabupaten Nagan Raya dapat

digolongkan sebagai banjir kiriman, banjir local dan banjir pasang,

khususnya kawasan yang berada sepanjang garis pantai. Wilayah Kabupaten

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 12 -

Nagan Raya memiliki air tanah yang bersifat payau dan tawar. Daerah

dengan air tanah payau terdapat pada bagian selatan yang

merupakandaerah pesisir, sedangkan daerah yang memilki air tanah tawar

berada di bagian barat, timur dan utara.

Kabupaten Nagan Raya dialiri oleh 5 aliran sungai utama Krueng

Beutong, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng Tadu, dan Krueng

Seumanyam, sungai sungai ini merupakan sumber air utama bagi kebutuhan

masyarakat sekitarnaya untuk bercocok tanam sebagai air minum atau air

baku.

Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (DAS) Berdasarkan Prioritas Pengelolaan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

NO. DAS/SUB DAS DAS PRIORITAS

1 Krueng Beutong DAS Prioritas

2 Krueng Nagan DAS Prioritas

3 Krueng Lamie DAS Prioritas

4 Krueng Seumayam DAS Prioritas

5 Krueng Isep DAS Prioritas Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Keterangan : DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999,

tanggal 7 Mei 1999).

Prioritas 1:

Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi

dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas

tertinggi untuk di Rehabilitasi;

Prioritas 2:

Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi

dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas kedua

untuk di Rehabilitasi;

Prioritas 3:

Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi

dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas ketiga

untuk di Rehabilitasi;

Prioritas 4:

Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi

dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu diberikan

prioritas dalam penanganannya.

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 13 -

2.1.7 Geologi

Geologi yang menyusun wilayah Nagan Raya terdiri dari batuan

sedimen kuarter dan tersier yang berada di bagian utara Nagan Raya serta

batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Nagan

Raya . Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah Nagan

Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang masih muda,

aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan Raya

(di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir

pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan

basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di

bagian selatan Nagan Raya .

2.1.8 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya terbagi atas beberapa

bagian atau fungsi yaitu daerah daratan yang berfungsi sebagai daerah

pemukiman dan lahan perkebunan serta pertanian, dan daerah rawa

terdapat di sepanjang pantai. Pemanfaatan lahan cenderung ke arah bagian

utara, terutama kegatan budidaya pertanian (tanaman pangan, perkebunan,

perikanan/tambak), pemukiman penduduk serta perdagangan dan jasa.

Secara morfologi wilayah Nagan Raya terbagi pada tiga wilayah yaitu:

wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Kawasan

pemukiman perkotaan yang tumbuh dan berkembang di Wilayah Kabupaten

Nagan Raya lebih banyak terkonsentrasi di pusat Ibukota Kecamatan,

terutama yang dilintasi oleh jalan negara dari barat ke timur atau sebaliknya.

Berdasarkan kondisi eksisting, dengan tujuan untuk mempercepat

perkembangan Kabupaten Nagan Raya, Khususnya Ibu Kota Kabupaten.

Data-data tersebut akan membawa kepada usaha agar dapat

mempertahankan lahan untuk kegiatan tersebut, konsep Agribisnis menjadi

konsep orientasi Nagan Raya ke depan. Untuk itu dari beberapa hal di atas,

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 14 -

perlu dibuat rencana terpadu yang sesuai dengan kebutuhan terhadap

perkembangan Kabupaten Nagan Raya. Kawasan penggunaan lahan

campuran (mix use are) akan semakin jelas terealisasi, kemudian asumsi

terhadap penurunan lahan pertanian akan terjadi setiap tahun dan akan

mempengaruhi pendapatan masyarakat dan daerah, sehingga konsep-

konsep yang berbasis agro perlu dilakukan.

Penggunaan di Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh hutan,

perkebunan dan pertanian lahan kering. Pada Tahun 2012, penggunaan

lahan untuk bandara sebesar 103,25 Ha atau 0,03 %, danau sebesar 115,56

Ha atau 0,03 %, hutan sebesar 168.541,49 Ha atau 47,54 %, industri

sebesar 82,35 Ha atau 0,02, untuk perkebunan sebesar 43.859.81 Ha atau

12,37 %, untuk perkebunan masayarakat 1.308,45 Ha atau 0,37 %, untuk

pemukiman sebesar 6.894.40 atau 1,94 %, untuk pertanian lahan kering

104.083,66 atau 29,36 %, untuk rawa sebesar 13,176.77 Ha atau 3,72 %,

untuk sawah 8,869.84 Ha atau 2,50 %, untuk sungai 2,640.06 Ha atau 0,74

% dan untuk tanah terbuka 4,815.49 Ha atau 1,36 %, dari luas wilayah

Kabupaten Nagan Raya. Penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Nagan

Raya untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut ini.

Tabel 2.10

Penggunaan Lahan Eksisting

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Keterangan

Luas Lahan (Ha)

Persentase Luas Lahan (%)

1 Bandara 103.25 0.03 2 Danau 115.56 0.03 3 Hutan 168,541.49 47.54 4 Industri 82.35 0.02 5 Perkebunan 43,859.81 12.37

6 Perkebunan Masyarakat 1,308.45 0.37 7 Pemukiman 6,894.40 1.94

8 Pertanian Lahan Kering 104,083.66 29.36 9 Rawa 13,176.77 3.72

10 Sawah 8,869.84 2.50

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 15 -

11 Sungai 2,640.06 0.74

12 Tanah Terbuka 4,815.49 1.36

Jumlah 354,491.13 100.00

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

2.1.9 Pengelolaan Kawasan Lindung

Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk

mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung

lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna

mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan

tersebut, rencana pemanfaatan kawasan lindung di Kabupaten Nagan Raya

bertujuan untuk:

a) Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana

pemanfaatan ruang kawasan yang memberikan perlindungan bagi

kawasan di bawahnya, kawasan suaka alam, kawasan perlindungan

setempat dan kawasan bencana;

b) Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang

berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air;s

c) Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga

tetap berfungsi lindung.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana pemanfaatan kawasan

lindung di Kabupaten Nagan Raya seluas 126.756.19 Ha adalah:

a) Kawasan lindung

Kawasan hutan lindung di Kabupaten Nagan Raya terdapat wilayah

Kecamatan Seunagan Timur seluas 72.241,35 Ha, Kecamatan Beutong

seluas 72.241,35 Ha, Kecamatan Beutong Ateuh Benggalang seluas

30.833,04 Ha dan Kecamatan Darul Makmur seluas 21.422,45 Ha.

b) Kawasan perlindungan setempat

Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kabupaten Nagan Raya

dibagi dalam tiga jenis yaitu kawasan sempadan pantai seluas 329,44

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 16 -

Ha, kawasan sempadan sungai seluas 9.596,88 dan kawasan sekitar

danau 210,01 Ha.

2.1.10 Pengelolaan Kawasan Budidaya

Pengembangan kawasan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya

bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung Kabupaten Nagan Raya di

lingkungan wilayah perencanaan menciptakan lapangan kerja, terciptanya

keserasian dengan rencana struktur ruang yang dikembangkan. Adapun

kawasan budidaya meliputi kawasan pemukiman, kawasan pertanian

tanaman pangan, kawasan tanaman tahunan/perkebunan, kawasan

peternakan, kawasan perikanan dan kawasan pariwisata, kawasan

Pengembangan hutan rakyat, kawasan industri, kawasan lahan basah,

kawasan lahan kering dan transmigrasi. Luas area budidaya perikanan

menurut Kecamatan tahun 2012 di Kabupaten Nagan Raya sebagai mana

pada tabel 2.11.

Tabel 2.11 Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Uraian Luas Areal

Kawasan Lindung (Ha)

Kawasan Hutan Lindung

1 Kawasa Hutan Lindung 126,756.19 Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahnya

1 Kawasan Rawa gambut 4,764.06 Kawasan Perlindungan Setempat

1 Kawasan Spamdan Pantai 329.44

2 Kawasan Spamdan Sungai 9,596.88

3 Kawasan sekitar Danau 210.01 Kawasan Hutan Produksi

1 Hutan Produksi 15,840.80

2 Hutan Produksi Terbatas 4,742.04

3 Hutan Produksi Koversi 4,658.14 Kawasan Rawan Bencana Alam

1 Kawsan Rawan Longsor 16,523.94 2 Kawsan Rawan Pasang dan Abrasi 15,702.08

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 17 -

3 Kawsan Rawan Kebakaran 1,363.60 4 Kawasan Rawan Banjir 92,352.58

Kawasan Pertanian

1 Kawasan Lahan Basah 11,605.82 2 Kawasan Lahan Kering 69,727.37

Kawasan Perkebunan

1 Perkebunan Besar 83,625.39 2 Perkebunan Rakyat 2,064.40

Kawasan Peternakan

1 Peternakan Besar 113.30

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.11 di atas memperlihatkan luas pemanfaatan lahan Kabupaten

Nagan Raya pada Tahun 2012. Luas lahan tersebut memberikan gambaran

perbandingan terhadap lahan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Status Penguasaan Lahan di wilayah Kabupaten Nagan Raya saat ini yang

terindentifikasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu: Hak Guna tanah (HGU)

dan Hak Milik. Penggunaan lahan yang termasuk status HGU diantaranya

Hak Penguasaan Hutan (HPH), Perkebunan Besar dan Hutan Tanaman

Industri (HTI). Pemanfaatan lahan juga untuk berbagai kegiatan pemukiman,

pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa serta perkantoran.

Tabel 2.12 Luas Kawasan Hutan Lindung dan Budidaya

Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya

No Kecamatan Kawasan Hutan Lindung

Kawasan

Budidaya

(Ha) (%) (Ha) (%)

1 Darul Makmur 21,422 16.90 6,514 25.81

2 Kuala 0 0 0 0

3 Kuala Pesisir 0 0 0 0 4 Tadu Raya 0 0 0 0 5 Beutong 72,241 56.99 8,822 34.95 6 Seunagan 0 0 0 0 7 Suka Makmue 0 0 0 0

8 Seunagan Timur 2,259 1.78 9,905 39.24

9 Beutong ateuh Banggalang 30,833 24.32 0 0 10 Ttripa Makmur 0 0 0 0

Jumlah 126,756 100 25,241 100

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 18 -

2.1.11 Kawasan Rawan Bencana Alam

Berdasarkan faktor penyebab terjadinya bencana dapat dibedakan

dalam tiga kelompok, yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencanan

sosial. Bencana yang disebabkan oleh faktor alam (Bencana Alam) antara

lain berupa gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah

longsor. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis dan demografi

bahwa wilayah Kabupaten Nagan Raya memiliki kondisi yang memungkinkan

terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa,

timbulnya kerusakan lingkungan dan dampak psikologis bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Nagan Raya yaitu dapat menghambat estafet

pembangunan yang akan dilaksanakan.

Secara geologis daerah Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu

wilayah di Aceh yang rawan terhadap bencana alam, potensi bencana alam

yang berkaitan dengan bahaya geologi. Jika mengacu pada data geologi

wilayah Kabupaten Nagan Raya termasuk daerah yang berada di zona

patahan aktif, jalur penujaman pertemuan lempeng Asia dan Australia yang

membelah pulau sumatera dari Aceh sampai sulat sunda yang dikenal

dengan patahan semangko. Zona tersebut terdapat diwilayah bagian tengah

bersamaan dengan kapupaten lainnya dipropinsi Aceh. Wilayah Kabupaten

Nagan Raya juga berpotensi terjadi banjir karena banyaknya sungai sungai

besar yang berada di wilayah Kabupaten Nagan Raya. Umummya penyebab

terjadinya banjir di Kabupaten Nagan Raya akibat perusakan hutan di

daerah aliran sungai, tidak berfungsinya drainase dengan baik dan

banyaknya pengalihan fungsi lahan tanpa memperhatikan kelestatrian hutan.

Bencana lainya yang berpotensi terjadi adalah bersumber dari prilaku

manusia yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kelalaian masyarakat

dan lainnya, seperti kebakaran, konflik social dan pencemaran lingkungan.

Sementara itu penambangan, pasir, batu gunung, batu kerikil, penambangan

batu bara, penambangan emas dan pengalian serta penambangan

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 19 -

penambangan liar yang banyak terjadi kemungkinan besar dimasa yang akan

menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan dan berpotensi

menimbulkan bencan untuk itu pemerintah Kabupaten Nagan Raya

diperlukan membuat kebijakan kebijakan dan upaya yang secara

berkesinambungan dalam menanggulangi bencana di kawasan kawan yang

rawan bencana.

Pengembangan kawasan rawan bencana merupakan usaha untuk

menjaga keseimbangan terhadap kondisi alam yang rawan terjadinya

perubahan. Perubahan itu terjadi karena banjir, tanah longsor, angin puting

beliung dan gempa bumi serta perubahan lainnya. Kawasan rawan bencana

tersebut harus dilindungi dari pemukiman penduduk melalui berbagai

perencanaan yaitu membentuk sistem penanggulangan dampak bencana dan

daerah terbuka hijau sehingga dapat meminimalisir terjadinya dampak dari

perubahan kondisi tersebut.

Daerah yang rawan bencana yaitu daerah pesisir laut, perbukitan dan

pinggiran sungai (DAS) Adapun jenis bencana dan Daerah-Derah yang rawan

terjadi bencana dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut:

Tabel 2.13 Lokasi Rawan Bencana Menurut Kecamatan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan

Jenis Bencana

Banjir Kebakaran Tanah

Longsor

Gempa

Bumi Angin Puting

Beliung

1 Darul Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting

Beliung

2 Kuala - - - Gempa Bumi Angin Puting Beliung

3 Kuala Pesisir - Kebakaran - Gempa Bumi -

4 Tadu Raya Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting

Beliung

5 Beutong - Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung

6 Seunagan Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting

Beliung

7 Suka Makmue Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting

Beliung

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 20 -

8 Seunagan

Timur Banjir - - Gempa Bumi

Angin Puting

Beliung

9 Beutong ateuh

Banggalang - -

Tanah

Longsor Gempa Bumi

Angin Puting

Beliung

10 Ttripa Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi

-

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

2.1.12 Demografi

Masalah kependudukan antara lain meliputi jumlah, komposisi, dan

distribusi penduduk, merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan

dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi

potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika

berkualitas rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan

pembangunan nasional, dalam menangani permasalahan penduduk,

Pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah

penduduk tapi juga menitik beratkan pada peningkatan kualitas sumber daya

manusianya. Karenanya, program perencanaan pembangunan manusia harus

mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan

penduduk.

Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2007 sebesar

140.141 (penduduk laki-laki sebesar 69.815 jiwa dan perempuan sebesar

70.326 jiwa), pada 2008 sebesar 142.959 jiwa (penduduk laki-laki sebesar

70.975 jiwa dan perempuan sebesar 71.984 jiwa). Pada tahun 2012 jumlah

penduduk Kabupaten Nagan Raya sebesar 149.164 jiwa (penduduk laki-laki

sebesar 74.238 jiwa dan perempuan sebesar 74.926 jiwa) atau meningkat

sebesar 4,34 % dari Tahun 2008 dengan rata rata laju pertumbuhan pada

tahun 2008 -2012 sebesar 0,85 % per tahun. Gambaran lebih lanjut

mengenai jumlah penduduk sebagaimana terlihat pada Tabel 2.14.

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 21 -

Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

dan Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2008 -2012

N

o

JENIS

Kelamin

Tahun Rata-Rata

Laju Petumbuhan

Penduduk (2007-2012)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Laki-laki 69,815 70,975 71,069 71,922 73,300 74,238 1.24

2 Perempuan 70,326 71,984 73,150 73,123 73,308 74,926 1.28

3 Jumlah 140,141 142,959 144,219 145,045 146,608 149,164 1.26

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya tahun 2012

Sejak tahun 2008, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten ini terus

bertambah. Laju pertumbuhan penduduk pada periode 2007 tercatat

mencapai 2,01 persen. Pada periode 2012 laju pertumbuhannya sebesar

1,74 persen. Penurunan ini merupakan salah satu keberhasilan

pembangunan kependudukan. Disamping keberhasilan keluarga berencana

yang pada mulanya untuk mengendalikan jumlah penduduk, peranserta dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas sumberdaya manusia (dalam

hal ini anak) telah tumbuh akibat kemajuan pembangunan. Sehingga menuju

keluarga berkualitas merupakan pencapaian yang diinginkan pembangunan

kependudukan selanjutnya.

Penyebaran penduduk antar Kecamatan dapat dilihat terbanyak di

Kecamatan Darul Makmur yaitu sebanyak 39.944 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yaitu

sebanyak 1.730 jiwa untuk lebih jelas dapat dilihat sebagaimana pada tabel

2.15 berikut.

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 22 -

Tabel 2.15 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan Rumahtangga

Jenis Kelamin Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan

1 Darul Makmur 10.125 20.481 19.463 105

2 Tripa Makmur 1.969 4.031 4.054 99

3 Kuala 4.713 9.62 9.345 103

4 Kuala Pesisir 3.657 7.333 7.1 103

5 Tadu Raya 3.186 5.909 5.532 107

6 Beutong 3.139 6.433 6.391 101

7 Beutong Ateuh Baggalang 451 888 842 105

8 Seunagan 3.905 7.338 7.457 98

9 Suka Makmue 2.04 4.119 4.087 101 10 Seunagan Timur 3.346 6.071 6.367 95

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya tahun 2012

Gambaran jumlah penduduk menjadi penting, jika dilihat dari

perkembangan dan laju pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk

antar Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya masih timpang, sehingga

kepadatan untuk masing-masing Kecamatan belum merata. Kepadatan

penduduk terpusat di daerah perkotaan yang umumnya memiliki segala

fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk sehingga mengundang penduduk

wilayah perdesaan untuk berusaha di daerah perkotaan. Masalah yang sering

timbul akibat kepadatan penduduk terutama mengenai perumahan,

kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu, distribusi penduduk harus

menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan,

seperti memprioritaskan pembangunan di daerah-daerah yang masih

kekurangan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan perekonomian

masyarakat setempat serta sarana lainnya seperti sekolah dan sarana

kesehatan. Hal ini sekaligus harus berkaitan dengan daya dukung lingkungan

dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta menciptakan

lapangan kerja yang luas bagi penduduk setempat, sehingga dapat

memperlambat arus urbanisasi.

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 23 -

2.1.10.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami

peningkatan dari 37 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2007 meningkat

menjadi 40 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2011. Kepadatan

penduduk di Kecamatan Kuala dari 227 jiwa pada Tahun 2007 dan menurun

menjadi 157 jiwa per km2 pada Tahun 2011. Sementara tingkat kepadatan

terbesar pada Tahun 2011 di Kecamatan seunagan yaitu sebanyak 261 jiwa

per km2 dan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong

Ateuh Banggalang 4 jiwa per km2 pada Tahun 2011. Gambaran lebih lanjut

mengenai penyebaran/kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan dapat

dilihat sebagaimana Tabel 2.16.

Tabel 2.16 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

NO Kecamatan Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

2007 2008 2009 2010 2011

1 Darul Makmur 41 41 42 45 39

2 Kuala 227 228 230 263 157

3 Kuala Pesisir 58 58 59 71 189

4 Tadu Raya 29 29 29 39 33

5 Beutong 10 10 10 11 13

6 Seunagan 93 93 93 103 261

7 Suka Makmue 234 232 234 247 159

8 Seunagan Timur 45 45 45 47 49

9 Beutong ateuh Banggalang - - - - 4

10 Ttripa Makmur - - - - 43

Jumlah Total 37 37 37 42 40

Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2012

Distribusi penduduk belum dapat ditabulasi dengan baik dan hal ini

merupakan fakta yang ditemui dilapangan. Dari Tabel 2.16, di atas

menunjukkan rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Nagan Raya adalah

39 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di Kecamatan

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 24 -

Seunagan dan yang terkecil yaitu di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang,

hal ini disebabkan wilayah Kecamatan yang sangat luas.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia

Ukuran kemajuan pembangunan manusia yang tercermin dari Human

Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Nagan Raya telah memperlihatkan kemajuan yang

menggembirakan. IPM dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian manusia

yang merupakan indeks gabungan dari komponen pendidikan, kesehatan

dan ekonomi. Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nagan

Raya terus mengalami peningkatan selama kurun waktu Tahun 2007-2011,

Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Nagan Raya adalah 67,64, angka ini

termasuk pada golongan IPM menengah atas yang memiliki nilai batas 65-

80, sehingga dibutuhkan beberapa peningkatan di bidang pendidikan,

kesehatan dan ekonomi untuk menuju IPM tinggi yang memiliki nilai batas

80-100.

Pada tahun 2011, IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 69,68 atau

mengalami kenaikan sebesar 2,04 persen dari IPM tahun 2007. Kenaikan ini

terjadi akibat peningkatan komponen IPM pada tahun 2011 yaitu Indeks Usia

Harapan Hidup sebesar 0,39 persen dari 69,31 (pada tahun 2007), Rata rata

lama sekolah sebesar 0,43 persen dari 7,32 (pada tahun 2007) serta

kenaikan indeks daya beli sebesar 3,18 persen dari 59,7 (pada tahun 2005).

Jika dibandingkan dengan IPM Provinsi Aceh, IPM Kabupaten Nagan Raya

pada tahun 2010 lebih rendah sebesar 2,27, dan IPM Kabupaten Nagan Raya

mempunyai rata-rata laju pertumbuhan lebih rendah sebesar 0,33 persen

dibanding rata-rata pertumbuhan IPM Provinsi Aceh. Gambaran umum

mengenai IPM dan Komponenya dapat terlihat pada Tabel 2.17 dan Gambar

2.3 berikut ini.

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 25 -

Tabel 2.17 IPM beserta Komponennya

Kabupaten Ngan Raya Tahun 2006-2011

No Uraian

Laju Pertumbuhan (Tahun)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 IPM Kabupaten Nagan Raya

66,88 67,64 68,47 68,74 69,18 69,68

2 Usia harapan hidup 69,20 69,31 69,42 69,53 69,64 69,7

3 Rata rata lama sekolah

6,70 7,32 7,32 7,34 7,57 7,75

4 Pengeluaran perkapita

586,23 589,38 599,28 601,67 604,08 608,3

5 IPM Provinsi Aceh 69,41 70,35 70,76 71,31 71,70 72,16

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambar 2.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

70,35 70,76

71,31 71,70

72,16

67,64

68,47 68,74 69,18

69,68

2007 2008 2009 2010 2011Tahun

IPM Provinsi Aceh IPM Kabupaten Nagan Raya

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 26 -

Gambar 2.4 Usia Harapan Hidup, Pengeluaran Perkapita dan Rata-Rata Lama Sekolah

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Dari gambar 2.7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2011 usia harapan

hidup sebesar 69,68 dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2007-2011

sebesar 0,31 persen per tahun. Sementara dalam tahun yang sama rata rata

lama sekolah 7,75 dan pengeluaran perkapita sebesar Rp.608,27 ribu.

2.2.2 Angka Kemiskinan

Perkembangan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin juga dari

angka kemiskinan yang merupakan salah satu persoalan serius dan tidak

diharapkan oleh semua pemerintah daerah. Ukuran kemiskinan dapat dilihat

dari jumlah penduduk miskin atau prosentase penduduk miskin/angka garis

kemiskinan. Selama kurun waktu tahun 2006-2011, prosentase penduduk

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 27 -

miskin di Kabupaten Nagan Raya cenderung mengalami penurunan, hal ini

menunjukkan ada keberhasilan pemerintah dalam penanganan kemiskinan.

Pada tahun 2007 persentase penduduk miskin sebesar 33,61 persen

dan pada tahun 2011 menjadi 23,38 persen atau secara persentase

berkurang 10,23 persen. Untuk lebih jelasnya gambaran umum mengenai

angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya dapat terlihat sebagaimana

Tabel 2.18 dan Gambar 2.5.

Tabel 2.18 Jumlah, Persentase Perkembangan Penduduk Miskin (P0), Indeks

Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2006-2011

No Tahun

Jumlah

Penduduk

miskin

Persentase

Penduduk

Miskin

Indeks

Kedalaman

Kemiskinan (P1)

Indeks

Keparahan Kemiskinan

(P2)

1 2007 47,101 33.61 7.75 2.55

2 2008 40,186 28.11 7.62 2.26

3 2009 37,814 26.22 5.12 1.47

4 2010 34,912 24.07 4.43 1.15

5 2011 34,277 23,38

Sumber: Badan Pusat Statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambar.2.5 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2006-2011

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

8,01 7,75 7,62

5,12 4,43

2,40 2,55 2,26

1,47 1,15

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan Tahun 2006-2010

Indeks KeparahanKemiskinan (P2)

Indeks KedalamanKemiskinan (P1)

2006 2007 2008 2009 2010

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 28 -

Dari gambar Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) diatas dapat dilihat tingkat kedalaman dan keparahan

kemiskinan (P1 dan P2), di Kabupaten Nagan Raya, pada tahun 2006

kedalaman kemiskinan mencapai 8,01. P1 merupakan ukuran rata-rata

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas

miskin. Makin besar indeks ini, maka makin besar rata-rata kesenjangan

pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan P2

pada waktu yang sama sebesar 2,40. P2 memberikan gambaran mengenai

penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada tahun 2010 terjadi

perbaikan sehingga P1 tercatat 4,43 dan P2 sebesar 1,15.

Peliknya masalah kemiskinan mendesak pemerintah baik di tingkat

pusat maupun daerah untuk segera melakukan langkah-langkah nyata dalam

penanggulangannya, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional

maupun daerah, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas.

Hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendorong

percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) pada tahun

2015. Guna dapat memenuhi harapan dan pencapaian target tersebut,

penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk membantu penduduk yang

berada di bawah garis kemiskinan dan mencegah terjadinya kemiskinan

baru.

Program utama yang dicanangkan untuk itu meliputi penyediaan

kebutuhan pokok untuk keluarga miskin dan pengembangan budaya usaha

masyarakat miskin. Namun mengingat kemiskinan merupakan masalah yang

kompleks dan multidimensi, maka dalam menanggulangi kemiskinan

dibutuhkan strategi penanggulangan yang komprehensif yang meliputi

kebijakan makro dan lintas sektor secara berkelanjutan.

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 29 -

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan

gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu

terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum Pemerintah

Kabupaten Nagan Raya dapat digambarkan dari layanan urusan wajib dan

urusan pilihan.

2.3.1 Layanan Urusan Wajib

Layanan urusan wajib Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun

2007-2012 terdiri dari 25 (Dua Puluh Lima) urusan, di antaranya yaitu :

A. Urusan Pendidikan

Urusan Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan

urusan strategis yang masih menjadi kewenangan negara, namun karena

keistimewaan dan kekhususan daerah, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Aceh dalam penyelenggaraan

pendidikan juga sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan

masyarakat Kabupaten Nagan Raya, yaitu pendidikan yang Islami

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Qanun Aceh Nomor 23 Tahun

2002 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, yang kemudian direvisi menjadi

Qanun No.5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

Pengembangan sektor pendidikan di Kabupaten Nagan Raya

merupakan prioritas utama pembangunan yang perlu perhatian yang

maksimal dan komprehensif sehingga dengan penetapan anggaran dibidang

pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan kemajuan peradaban daerah

dan bangsa Indonesia secara umumnya. Pemerintah kabupaten Nagan Raya

terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan serta

mewujudkan pemerataan pendidikan melalui leding sektor terkait dengan

bidang Pendidikan.

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 30 -

Pembangunan dan perkembangan urusan pendidikan dapat dilihat

dari beberapa indikator berikut :

a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Untuk mengetahui banyaknya penduduk usia sekolah yang bisa

memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk

yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka

partisipasi sekolah. Meningkatnya angka partisipasi sekolah menunjukkan

adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan

upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan bagi seluruh penduduk.

Dari Tabel 2.18, terlihat bahwa angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-

12 Tahun pada Tahun 2011 telah mencapai 98,06 persen. Bila dilihat

menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi sekolah anak

perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-Iaki

pada usia yang sama.

Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah anak usia 13-15

Tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana 97,74

persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen.

Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia 13-15

lebih tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga

terjadi pada kelompok usia 16-18 Tahun, dimana angka partisipasi sekolah

anak laki-laki 77,79 persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah

anak perempuan 86,68 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

2.19 berikut ini.

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 31 -

Tabel 2.19 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

NO Kelompok

Umur Jenjang

Pendidikan

Jenis Kelamin

Laki-Laki (L)

Perempuan (P)

Jumlah (L)+(P)

1 07-12 SD/MI 97,84 98,33 98,06

2 13 - 15 SMP/MTS 97,74 97,95 97,84

3 16 -18 SMA/MA 77,79 86,68 81,19

4 19 - 24 Universitas 23,11 28,91 25,83

Jumlah Total 296,48 311,87 302,92

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambaran tersebut di atas memperlihatkan bahwa semakin tinggi usia

penduduk, angka partisipasi sekolahnya semakin rendah. Hal ini dapat

dimengerti mengingat biaya dan sarana pendidikan belum menyentuh

masyarakat secara keseluruhan. Sehingga kelompok masyarakat yang

kurang beruntung secara ekonomi harus memendam keinginan untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sementara kesadaran menempuh

pendidikan bagi kaum perempuan semakin baik, hingga angka partisipasi

sekolah penduduk perempuan lebih baik daripada laki-laki.

b) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi sekolah kasar untuk tingkat sekolah dasar di

Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2012 mencapai 105,16 persen. Pada

jenjang pendidikan SLTP Tahun 2012 mencapai sebesar 96,94 persen dan

pada jenjang SLTA sebesar 86,16 persen. Gambaran lebih lanjut mengenai

Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah dapat terlihat pada Tabel 2.20.

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 32 -

Tabel.2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2012

NO Jenjang Pendidikan

Tahun Laju Pertumbuhan

rata-rata 2010-2012

(%)

2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI

18,204 17,485 18,278 0.14

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

17,382 17,209 17,381 0.00

1.3. APK SD/MI (Persen) 104.73 101.60 105.16 0.14

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs

7,734 8,140 8,036 1.29

2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

8,015 8,208 8,290 1.13

2.3. APK SMP/MTs (Persen) 96.49 99.17 96.94 0.16

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA / MA / SMK

5,997 6,326 6,305 1.68

3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

5,025 7,391 7,318 13.35

3.3. APK SMA/MA/SMK (Persen) 85.29 85.59 86.16

0.34

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 c) Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi sekolah murni untuk tingkat sekolah dasar di

Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2012 mencapai 88,28 persen. Pada

jenjang pendidikan SLTP Tahun 2012 mencapai sebesar 69,59 persen dan

pada jenjang SLTA sebesar 61,27 persen. Angka partisipasi tersebut pada

umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah (kasar) seperti

yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada diantara kelompok

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 33 -

umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan umurnya.

Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP atau

sebaliknya, ada anak usia 13-14 tahun tetapi masih duduk di bangku sekolah

dasar. Terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada

kelompok umur sekolah SD, SLTP, dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada

anak laki-laki maupun perempuan.

Tabel 2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2012

NO Jenjang Pendidikan

Tahun Laju Pert. rata-rata

(%) 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI

15,904 15,088 15,344 -1.19

1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

17,382 17,209 17,381 0.00

1.3. APK SD/MI (Persen) 91.50 87.68 88.28 -1.19

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/ MTs

7,094 5,957 5,769 -6.66

2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

8,015 8,208 8,290 1.13

2.3. APK SMP/MTs (Persen) 88.51 72.58 69.59 -7.70

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA / SMK

5,025 4,484 4,484 -0.20

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

7,363 7,391 7,318 -3.53

3.3. APK SMA/MA/SMK 68.25 60.67 61.27 -3.53

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya untuk

jenjang pendidikan SD dan SLTP semestinya juga diikuti dengan peningkatan

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 34 -

kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan, terutama mengenai daya tampung

ruang kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun yang

dicanangkan oleh pemerintah dapat berhasil.

d) Fasilitas Pendidikan

Guna mengatasi kekurangan daya tampung, Pemerintah perlu

menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan seperti menambah

pembangunan unit gedung baru dengan prioritas pada daerah yang angka

partisipasi sekolahnya masih rendah dan daerah terpencil, dan merehabilitasi

gedung-gedung SD dan SLTP dengan prioritas gedung yang rusak berat

serta mengangkat guru kontrak untuk ditempatkan pada sekolah yang

kekurangan guru.

- Perkembangan Sekolah dan Ruang Kelas Menurut Jenjang

Pendidikan

Perkembangan jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan selama

lima Tahun terakhir di Kabupaten Nagan dari tahun 2007-2012 mengalami

peningkatan baik pendidikan umum maupun pendidikan Agama. Untuk

pendidikan umum dimana jenjang pendidikan SD pada tahun 2007 terdapat

122 sekolah dan menjadi 135 sekolah pada tahun 2012. Untuk jenjang

pendidikan SMP pada tahun 2007 terdapat 27 sekolah dan pada tahun 2012

menjadi 36 sekolah, untuk jenjang pendikan SMA pada tahun 2007 terdapat

13 sekolah dan pada tahun 2012 menjadi 18 sekolah dan untuk jenjang SMK

pada tahun 2007 terdapat 2 sekolah dan pada tahun 2012 mengalami

penambahan satu sekolah yaitu menjadi 3 sekolah. Untuk penddikan agama

dilihat berdasarkan jenjang pendidikan MI, MTS, dan MA dari tahun 2007

sampai dengan tahun 2012 hanya bertambah dua sekolah untuk jenjang

pendidkan MTS. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan sekolah menurut

jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.22.

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 35 -

Tabel.2.22 Perkembangan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Jenjang Pendidikan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan Umun 1 TK 0 0 0 29 33 36

2 Sekolah Dasar (SD) 112 126 132 132 132 135

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

27 25 24 30 33 36

4 Sekolah Menengah Atas (SMA)

13 14 14 13 18 18

5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

2 2 2 3 3 3

Pendidikan Agama 1 RA 0 0 0 6 6 6

2 Maddrasah Ibtidaiyah (MI) 19 19 21 19 19 19

3 Madrasah Tsanawiyah (MTS) 6 8 7 8 9 9

4 Madrasah Aliah (MA) 3 3 3 3 3 3

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

Perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan baik

pendidikan umum maupun pendidikan agama selama lima tahun terakhir di

Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan seperti terlihat pada

tabel 2.22. Pada tahun 2007 ruang kelas yang tersedia untuk jenjang

pendidikan SD sebanyak 660 ruang kelas dan pada tahun 2012 meningkat

menjadi 952 ruang kelas, tahun 2007 untuk jenjang SMP ruang kelas yang

terdedia sebanyak 185 ruang kelas dan tahun 2012 meningkat menjadi 285

ruang kelas. Untuk jenjang SMA ruang kelas yang tersidia pada tahun 2007

sebanyak 109 ruang kelas dan meningkat menjadi 187 ruang kelas dan

ruang kelas yang tersedia untuk jenjang SMK tahun 2007 sebanyak 17 ruang

kelas dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 32 ruang kelas. Untuk lebih

jelas gambaran perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang

pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.23.

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 36 -

Tabel.2.23 Perkembangan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Jenjang

Pendidikan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan Umun 1 TK 2 SD 660 768 773 788 821 952 3 SMP 185 179 181 275 312 285 4 SMA 109 119 119 165 172 187 5 SMK 17 19 19 22 22 32 Pendidikan Agama 1 RA 9 9 12 2 MI 99 121 137 137 137 144 3 MTS 33 35 36 38 38 58 4 MA 12 15 14 14 14 14

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

- Perkembangan Peserta Didik dan Tenaga Pendidik (Guru)

Menurut Jenjang Pendidikan.

Perkembangan peserta didik selama lima tahun terakhir rata rata

mengalami peningkatan. Perkembangan peserta didik perserta didik pada

jenjang pendidikan umum untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun

2007 sebanyak 17.156 siswa dan pada tahun 2012 menurut menjadi 15.710

siswa. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2007

sebanyak 6.918 siswa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 6,997 siswa,

untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2007 sebanyak 3.626

siswa dan meningkat menjadi 5.274 siswa pada tahun 2012 sedangkan

untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2007 sebanyak

416 siswa dan meningkat menjadi 538 siswa pada tahun 2012. Bila dilihat

berdasarkan laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada

jenjang pendidikan SMA yaitu sebannyak 7,38 % per tahun.

Perkembangan peserta didik perserta didik pada jenjang pendidikan

Agama untuk tingkat Maddrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2007 sebanyak 2,524

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 37 -

siswa dan meningkat menjadi 2.568 siswa pada tahun 2012, untuk jenjang

pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) 837 siswa tahun 207 dan

meningkat menjdi 1038 siswa tahun 2012, sedangkat untuk tingkat

Maddrasah Aliah (MA) tahun 2007 sebanyak 418 siswa dan meningkat

menjadi 493 siswa pada tahun 2012. Bila dilihat berdasarkan laju

pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan

MTS yaitu sebannyak 4,42% pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan

perserta didik dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang

pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel 2.24.

Tabel. 2.24 Perkembangan Peserta Didik dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata

Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Jenjang Pendidi

kan

Tahun Laju Pert,

rata-rata Tahun

2007-2012 (%)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan Umun

1 TK 0 0 0 1,795 1,811 1,820 0.69

2 SD 17,156 19,211 16,769 15,626 15,643 15,710 -1.75

3 SMP 6,918 7,164 6,460 6,562 6,721 6,997 0.23

4 SMA 3,626 4,341 4,341 4,721 4,878 5,274 7.78

5 SMK 461 508 508 607 596 538 3.14

Pendidikan Agama

1 RA 0 0 0 180 187 76 -35.02

2 MI 2,524 2,715 2,831 2,578 2,571 2,568 0.35

3 MTS 837 1,166 1,104 1,172 1,097 1,039 4.42

4 MA 418 573 461 649 567 493 3.36

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

Laju pertumbuhan rata-rata pertahun tenaga pendidik (Guru) menurut

jenjang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada tabel 2.24

untuk jenjang pendidikan umum, tingkat pendidikan SD rata-rata

pertumbuhan tenaga pendidik pertahun sebesar 4,97 %, SMP 15,09 %, SMA

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 38 -

15,43 % dan SMK sebesar 38,34 % pertahun. Untuk Jenjang pendidikan

Agama tingkat pendidikan MI 9,93 % pertahun, MTS 11,12 % pertahun dan

MA sebanyak 8,13 % pertahun.

Gambaran lebih lanjut perkembangan tenaga pendidik (Guru) dan laju

pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang pendidikan di Kabupaten

Nagan Raya dapat dilihat di tabel 2.25.

Tabel.2.25 Perkembangan Tenaga Pendidik (Guru) dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata

Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO

Jenjang Pendidikan

Satuan

Tahun Laju Pertumbuhan

rata-rata Tahun 2007-

2012 (%)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan Umum

1 SD Orang 1,467 1,133 1,188 1,667 1,852 1,870 4.97

2 SMP Orang 359 423 511 577 643 725 15.09

3 SMA Orang 222 214 288 359 446 455 15.43

4 SMK Orang 15 13 40 50 56 76 38.34

Pendidikan Agama

1 MI Orang 109 360 201 189 175 175 9.93

2 MTs Orang 36 123 51 59 61 61 11.12

3 MA Orang 23 58 35 37 34 34 8.13

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

- Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid dan Rasio Murid dengan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan

Perkembangan rasio tenaga pendidik (Guru) dengan murid selama

lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.25. Pada tahun ajaran 2007 untuk

jenjang pendidikan SD, seorang guru mengawasi dan membimbing sekitar

12 orang murid dan pada tahun 2012 jumlah murid SD yang diawasi seorang

guru menjadi 8 murid. Ini merupakan peningkatan yang signifikan, karena

semakin sedikit jumlah murid yang diawasi oleh seseorang guru, maka

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 39 -

diharapkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan semakin

berhasil dengan baik.

Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Umum,

untuk jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2007 seorang guru

mengawasi/mendidik 19 murid dan pada tahun 2012 menurun secara

signifikan menjadi 10 murid diawasi oleh seorang guru. Pada jenjang

pendidikan SLTA pada tahun ajaran 2007 jumlah murid yang diawasi

seorang guru adalah 16 murid, kemudian pada tahun ajaran 2012 seorang

guru menangani 16 murid. Untuk jenjang SMK pada tahun 2007 seorang

guru mengawasi 31 Murid pada tahun 2012 juga terjadi penurunan yang

sangat signifikan dimana seorang guru mengawasi/membimbing 7 murid.

Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Agama

juga mengalami perubahan dimana untuk jenjang pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2007 seoarang guru membimbing/mengawasi 23

murid dan pada tahun 2012 menurun menjadi 15 murid di bimbing seorang

guru. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) tahun 2007

seorang guru membimbing 23 murid dan tahun 2012 menurun seorang guru

membimbing 17 murid. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Aliah (MA)

tahun 2007 seorang guru membimbing 18 murid dan tahun 2012 menurun

menjadi seorang guru membimbing 15 murid.

Untuk perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas juga

menunjukkan penurunan yang signifikan selama lima tahun terakhir dari

tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 terutama pada kelompok sekolah

umum. Untuk jenjang SD tahun 2007 satu ruang kelas di isi oleh 27 siswa

pada tahun 2012 menurun menjadi 17 siswa begitu juga dengan tingkat

SLTP, SMA juga mengalami penurunan yang sigifikan dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2012, sedangkan untuk pendidikan agama jenjang pendidkan

Maddrasah Aliah (MA) dari Tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 tidak

mengalami penurunan dimana dalam satu ruang kelas di isi oleh 35 orang siswa

seperti tergambar pada tabel 2.26.

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 40 -

Perkembangan rasio murid terhadap guru pada pendidikan umum dan

pendidikan Agama, menunjukan peningkatan jumlah guru terutama pada

kelompok pendidikan umum, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan

Pertama (SLTP), SLTA dan SMK mengindikasikan terjadi pertambahan jumlah

guru yang cukup besar sejak tahun ajaran 2007 hingga tahun 2012. Secara

keseluruhan rasio siswa-guru saat ini sangat rendah hal ini menunjukkan

bahwa lebih banyak guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan

pendidikan yang berkualitas dan efisien. Angka ini di bawah rata-rata

Indonesia, khusus untuk sekolah dasar satu guru melayani 20,1 siswa.

Bila dilihat dari segi perbandingan antara jumlah ruang kelas yang di isi

murid juga terjadi penurunan, sehingga pembelajaran seorang murid lebih

terawasi oleh pengajar atau guru dan dengan adanya penurunan jumlah

siswa yang mengisi ruang kelas akan berdampak pada kenyamanan para

siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas. Untuk lebih jelas mengenai

pekembangan rasio tanaga pendidik (Guru) dengan murid dan rasio murid

dengan ruang kelas dapat dilihat pada tabel 2.26 dan 2.27.

Tabel.2.26 Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid Menurut

Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Jenjang

Pendidikan Satuan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pendidikan Umum

1 TK Orang

2 SD Orang 12 17 14 9 8 8

3 SMP Orang 19 17 13 11 10 10

4 SMA Orang 16 20 15 13 11 12

5 SMK Orang 31 39 13 12 11 7 Pendidikan Agama

1 RA Orang

2 MI Orang 23 8 14 14 15 15

3 MTs Orang 23 9 22 20 18 17

4 MA Orang 18 10 13 18 17 15

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 41 -

Tabel. 2.27 Perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Jenjang

Pendidikan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan Umun 1 SD 26 25 22 20 19 17

2 SMP 37 40 36 24 22 25

3 SMA 33 36 36 29 28 28

4 SMK 27 27 27 28 27 17

Pendidikan Agama

1 MI 25 22 21 19 19 18

2 MTS 25 33 31 31 29 18

3 MA 35 38 33 46 41 35

Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012.

e) Angka Melek Huruf

Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas

yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan baca tulis penduduk

merupakan ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang

tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase penduduk usia 15

tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya.

Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Nagan Raya terus mengalami

peningkatan dari 89,70 % pada tahun 2007 hingga mencapai 93,65 pada

tahun 2010 persen, sisanya sebanyak 6,35 persen adalah penduduk usia 15

tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf dan pada tahun

2011 menjadi 93,77 %, sisanya sebanyak 2,33 persen adalah penduduk usia

15 tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf. Selama tahun

2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk Kabupaten Nagan

Raya yang mampu membaca dan menulis terus mengalami peningkatan,

dimana dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk

Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis meningkat

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 42 -

sebesar 4,07 Persen sedang propinsi Aceh dari tahun 2007 sampai dengan

tahun 2011 persentase penduduk propinsi aceh yang mampu membaca dan

menulis hanya meningkat sebesar 1,02 Persen. Bahkan angka ini bila

dibandingkan dengan propinsi Aceh tidak berbeda jauh, seperti terlihat pada

gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.6

Angka Melek Huruf Penduduk Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Kabupaten

Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun 2007-2011

Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya dan BAPPEDA, Rencana

Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2012

f) Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan

oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis

pendidikan. Berdasarkan gambar 2.13, menunjukkan bahwa angka rata-rata

lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 angka rata-rata lama

sekolah adalah 7,32 tahun dan menjadi 7,75 tahun pada tahun 2011. Bila

dibandingkan dengan provinsi Aceh angka rata-rata lama sekolah Kabupaten

Nagan Raya lebih rendah. Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa angka rata-

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 43 -

rata lama sekolah propinsi Aceh 8,50 tahun dan pada tahun 2011 mengalami

peningkatan menjadi 8,90 tahun. Gambaran lebih jelas angka rata-rata lama

sekolah Kabupaten Nagan Raya dan Provinsi Aceh dapat dilihat pada gambar

2.7.

Gambar 2.7

Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Tahun 2007-2011

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya dan Indeks Pembangunan Manusia

Propinsi Aceh Tahun 2012

Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat

dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase

penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada

jenjang minimal SLTP sebanyak 46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga

terlihat perbedaan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi

laki-laki yang menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar

daripada perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib

belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami

peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya.

7,32 7,32 7,34

7,57

7,75

8,50 8,50

8,63

8,81 8,90

7,10

7,20

7,30

7,40

7,50

7,60

7,70

7,80

2…2…2…2…2…2…

%

Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 44 -

Gambaran lebih lanjut mengenai Jumlah Persentase Penduduk 10

tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dapat

terlihat padaTabel 2.29.

Tabel 2.29 Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

NO Jenjang

Pendidikan Satuan

Jenis Kelamin

Laki-Laki (L)

Perempuan (P)

Jumlah (L)+(P)

1 Belum/Tdk Tamat SD Persentase 19.74 26.09 22.81

2 SD Persentase 29.00 32.61 30.75

3 SLTP Persentase 25.68 20.05 22.95

4 SLTA Persentase 21.32 13.49 17.53

5 D1/D2/D3 Persentase 1.55 4.87 3.15

6 D4/S1 Persentase 2.71 2.89 2.80

7 S2/S3 Persentase 0 0 0

8 SLTP+ Persentase 51.26 41.30 46.43 Sumber: Badan Pusat statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang

belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar dari

pada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang

menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada

laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam

masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.

g) . Angka Putus Sekolah

Angka putus sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang

sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang

pendidikan tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan.

Penduduk yang putus sekolah/belum pernah sekolah menurut kelompok

jenjang pendidikan berbeda nyata pada tahun 2011. Pada jenjang sekolah

dasar, persentase anak usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 45 -

persen, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16

persen. Anak putus sekolah untuk jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi

yaitu mencapai 18,81 persen. Gambaran lembih lanjut angka putus sekolah

penduduk Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.30.

Tabel 2.30 Persentase Penduduk Putus Sekolah atau Belum Pernah Sekolah

Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

No Jenjang

Pendidikan Satuan

Jenis Kelamin

Laki-Laki (L)

Perempuan (P)

Jumlah (L)+(P)

1 Sekolah Dasar Persentase 2,16 1,67 1,94

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Persentase 2,26 2,05 2,16

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Persentase 22,21 13,32 18,81

Sumber: Badan Pusat statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

h) Pendidikan Berbasis Nilai Islami

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan

pendidikan berbasis nilai Islami antara lain dengan melakukan pembinaan-

pembinaan kepada guru-guru yang nantinya bisa ditransfer kepada siswa di

setiap jenjang sekolah. Khusus untuk murid Sekolah Dasar telah

dilaksanakan pengajian Al-Qur’an sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam

rangka meningkatkan kemampuan baca tulis Al Qur’an dan pemahaman isi

kandungannya. Selain itu penambahan jam pelajaran agama Islam pada

tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK adalah merupakan upaya untuk

meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam di kalangan siswa. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nagan Raya 2012-2017 sesuai

dengan visi dan misi kabupaten Ngan Raya. Dalam upaya penerapan

pendidikan berbasis nilai nilai Islami, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

terus melakukan upaya penyediaan akses layanan pendidikan berbasis

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 46 -

syariah baik formal maupun non formal bagi masyarakat dalam berbagai

aspek kehidupannya.

B. Urusan Kesehatan

Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualitas fisik penduduk

yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Pembangunan

Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat

untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang- Undang

Dasar 1945 pasal 28 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992

dan No 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan. Pembangunan Kesehatan harus

dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya

manusia, yang antara lain diukur dengan Index Pembangunan Manusia

(IPM). Dalam hal ini untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya

peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari indikator

penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis

pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan dan

memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya

manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis

termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat perlu

mendapat perhatian utama.

Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa

inikator berikut ini :

a) Derajat dan Status Kesehatan Penduduk

Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualifikasi fisik

penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Indikator

utama yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah

angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain itu aspek penting

lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status

kesehatan yang antara lain diukur melalui angka kesakitan dan rata-rata

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 47 -

lama sakit. Berdasarkan indikator kesejahtraan bidang kesehatan Kabupaten

Nagan Raya tabel 2.30 menunjukkan Angka Kematian Bayi per 1000

Kelahiran hidup di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 15

orang per seribu kelahiran dan pada tahun 2012 menurun menjadi 13 orang

perseribu kelahiran. Jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Nagan Raya

mengalami peningkatan yang signifikan hal ini terlihat dari jumlah kelahiran

bayi pada tahun 2010 berjumlah 1.780 orang dan pada tahun 2012

meningkat menjadi 2.895 orang. Untuk kasus balita gizi buruk di kabupaten

Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 110 orang atau 1,07 % balita

menderita gizi buruk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang

signifikan menjadi 32 orang atau 0,02 % balita menderita gizi buruk.

Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan

dapat terlihat pada Tabel 2.31.

Tabel 2.31 Indikator kesejahteraan bidang kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

No Indikator Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1

Angka Kematian Bayi (IMR) per-

1000 kelahiran hidup

Orang 0 0 15 18 40 13

3 Jumlah kematian

bayi Orang 0 0 0 58 17 36

4 Jumlah kelahiran

bayi Orang 0 0 0 1,780 2,970 2,895

5 Balita Gizi Buruk % 0 0 1.07 0.07 0.09 0.02

6 Jumlah Balita Gizi Buruk

Orang 0 0 110 7 18 32

7 Jumlah Balita Orang 6,246 8,099 10,249 10,647 19,770 18,571

8

Angka Harapan

Hidup Kab Nagan Raya

Tahun 69.31 69.42 69.53 69.64 69.70 0

9 Angka Harapan

Hidup prov Aceh Tahun 68.40 68.50 68.60 68.70 68.80 0

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 48 -

Angka harapan hidup penduduk Provinsi Aceh secara umum lebih

rendah daripada penduduk Kabupaten Nagan Raya. Pada tahun 2007

harapan hidup penduduk provinsi Aceh adalah 68,4 tahun dan di Nagan Raya

69,3 tahun. Begitu pula pada tahun 2011 masing-masing 68,8 tahun dan

69,7 tahun. Dengan demikian kualitas hidup kesehatan penduduk Nagan

Raya di atas rata-rata penduduk Provinsi Aceh, seperti terlihat pada Gambar

2.8 di bawah.

Gambar 2.8 Angka Harapan Hidup Penduduk

KabupatenNagan Raya dan Provinsi Aceh 2007-2011

Sumber: Dinas Kesehatan dan BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Angka harapan hidup 69,7 tahun menunjukkan bahwa seseorang bayi

yang dilahirkan pada tahun 2011 di Kabupaten Nagan Raya, mempunyai

peluang hidup sampai 69,7 tahun. Berarti hampir satu tahun lebih panjang

usianya daripada rata-rata penduduk Aceh. Status kesehatan penduduk

memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya

dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk

68,40 68,50

68,60 68,70

68,80

69,31 69,42

69,53 69,64

69,70

67,50

68,00

68,50

69,00

69,50

70,00

2007 2008 2009 2010 2011Tahun

AHH Provinsi Aceh AHH Kabupaten Nagan Raya

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 49 -

yang mengalami gangguan kesehatan selama sebulan sebelum pencacahan

hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tabel 2.32 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lamanya Sakit

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

NO Indikator Kesehatan Satuan Tahun

2010 2011

1 Angka Kesakitan Persentase 32,96 30,65

2 Rata-Rata Lama Sakit Hari 6,11 6,23

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 2.32, Capaian Kinerja dibidang Kesehatan di

Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi angka kesakitan dan rat-rata

lamanya sakit, menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami

keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada tahun 2011

mengalami penurunan dibanding keadaan tahun 2010, yaitu dari 32,96

persen menjadi 30,65 persen. Dilihat dari rata-rata lamanya sakit dan

terganggu kesehatannya sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas

sehari-hari hampir tidak terjadi perubahan, yaitu menderita sakit selama 6,11

hari menjadi 6,23 hari pada 2010-2011.

b. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan

penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan

merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan puskesmas

pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat

menjangkau penduduk sampai di pelosok. Namun ketersediaannya masih

dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini.

Selama periode 2008-2012 ketersediaan sarana kesehatan tidak mengalami

perubahan yang berarti. Jumlah rumah sakit umum 1 (Satu) buah,

puskesmas 13 (Tiga Belas) buah, puskesmas pembantu 44 (Empatpuluh

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 50 -

Empat) buah dan jumlah Polindes 53 (Limapuluh Tiga) buah selama periode

2008-2012 hampir tidak mengalami perubahan kecuali penambahan sebuah

Polindes. Sementara sarana penunjang kesehatan lainnya seperti apotek

juga harus tersedia. Tercatat 6 apotek di Kabupaten Nagan Raya pada tahun

2012. Gambaran lebih lanjut sarana dan prasarana kesehatan Kabupaten

Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel, 2.33.

Tabel 2.33

Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Rumah Sakit Umum Unit 1 1 1 1 1 2 Rumah sakit Swasta Unit 0 0 0 0 0

3 Puskesmas Unit 10 13 13 13 13

4 Puskesmas Pembantu Unit 44 42 44 44 44

5 Pulindes Unit 52 52 53 53 53

6 Posyandu Unit 250 250 250 250 251

7 Apotek Unit 2 2 4 4 6

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Jumlah dokter yang melayani masyarakat semakin bertambah,

demikian pula tenaga medis lain seperti bidan dan perawat. Tahun 2008

tercatat 8 (Delapan) dokter umum dan 1 (Satu) dokter gigi yang bekerja

diKabupaten Nagan Raya, pada tahun 2012 menjadi 45 orang dokter umum

dan 6 orang dokter gigi. Gamabaran Jumlah tenaga medis dan non medis

Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel 2.34.

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 51 -

Tabel 2.34

Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Dokter Spesialis Orang 0 0 0 0 0

2 Dokter Umum Orang 8 13 34 34 45

3 Dokter Gigi Orang 1 3 3 3 6

4 Bidan Orang 125 173 157 157 300

5 Perawat Orang 98 98 65 105 109

6 Tenaga Gizi Orang 10 10 10 10 11

7 Tenaga Kesehatan Masyarakat Orang 12 15 15 15 30

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Rasio sarana, prasarana dan tenaga kesehatan di Kabupaten Nagan

Raya seperti terlihat pada tabel 2.35. Pada tahun 2008 rasio seorang dokter

di Kabupeten Nagan Raya mesti melayani 15.884 penduduk dan pada tahun

2012 rasio seorang dokter mesti melayani 2,925 penduduk merupakan hal

yang memprihatinkan dan menunjukkan jumlah dokter yang ada di

Kabupaten Nagan Raya masih sangat kurang dan hal ini menyebabkan

pelayanan kesehatan masyarakat tidak maksimal dan mungkin dapat

terabaikan. Pada tahun 2008 rasio satu Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya

melayani 14,296 Penduduk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan

satu Puskesmas melayani 11,474 penduduk hal ini terjadi karena adanya

penambahan 3 (Tiga) Puskesmas antara tahun 2008 – 2012. Rasio Pustu

perpenduduk antara tahun 2008 sampai 2012 tidak terjadi penurunan yang

signifikan rasio pelayanan tiap satu Pustu perpenduduk di mana pada tahun

2008 satu pustu melayani 3.249 penduduk dan pada tahun 2012 menurun

menjadi satu pustu melayani 3.390 penduduk. Gambaran lebih lanjut Rasio

Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya dapat

dilihat pada tabel 2.35.

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 52 -

Tabel 2.35 Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Penduduk Orang 142,959 144,219 145,045 146,608 149,164

2 Rasio Dokter per penduduk

Orang 15,884 9,014 3,920 3,962 2,925

3 Rasio Puskesmas

per Penduduk Orang 14,296 11,094 11,157 11,278 11,474

4 Rasio Pustu per

Penduduk Orang 3,249 3,434 3,296 3,332 3,390

5 Rasio Polindes per Penduduk

Orang 2,749 2,773 2,737 2,766 2,814

6 Rasio Puskesmas

per Penduduk Persen 10.00 7.69 7.69 7.69 7.69

7 Rasio Pustu per

Penduduk Persen 2.27 2.38 2.27 2.27 2.27

8 Rasio Polindes per Penduduk

Persen 1.92 1.92 1.89 1.89 1.89

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang diupayakan agar

persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga

kesehatan lainnya). Pada tahun 2010 sebanyak 52,11 persen persalinan

dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu menurun pada tahun 2011 menjadi

45,93 persen.

Tabel 2.36 Persentase Penolong Persalinan Bayi

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

Indikator Satuan Tahun

2010 2011

Tenaga Kesehatan % 52,11 45,93

Dokter % 5,03 6,34

Bidan % 47,89 54,07

Tenaga paramedis lain % 0,64 0

Bukan tenaga Kesehatan % 46.43 39,59

Dukun Tradisional % 46,43 39,59

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 53 -

Famili % 0 0

Lainnya % 0 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 2.37 di atas terlihat capaian kinerja dibidang

kesehatan yang berhubungan dengan persalinan dimana, mayoritas

persalinan yang dibantu oleh bidan terjadi peningkatan selama 2010-2011.

Persalinan yang dibantu oleh dokter juga mengalami peningkatan dari 5,03

persen tahun 2010 menjadi 6,34 persen pada tahun 2011. Hal ini

menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam membangun kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan anak pada

persalinan sehingga memilih bidan dan dokter sebagai penolong bersalin.

Sementara itu persentase persalinan yang dibantu oleh bukan tenaga

kesehatan tahun 2010 sebesar 46,43 persen. Penolong persalinan ini

umumnya dilakukan dengan bantuan dukun tradisional pada saat pasien

setelah pulang kerumah. Hal ini terjadi kemungkinan karena kemampuan

masyarakat membayar tenaga kesehatan, atau mungkin akibat

ketidaktahuan terhadap besarnya risiko melahirkan yang tidak ditangani oleh

tenaga profesional, serta kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi

tradisional. Pada tahun 2011 penolong persalinan dukun tradisional menurun

menjadi mencapai 39,59 persen.

c. Pemberian ASI Balita

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling penting bagi

pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain mengandung nilai gizi yang

cukup tinggi juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap

penyakit. Pada tahun 2011 rata-rata lamanya bayi usia 24-59 bulan disusui

selama 18,48 bulan. Sementara itu bayi tersebut pada umumnya hanya

mengkonsumsi ASI saja (ASI eksklusif) selama sekitar 4,27 bulan. Pendeknya

pemberian konsumsi ASI saja menunjukkan kegiatan pemberian ASI eksklusif

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 54 -

bagi bayi selama 6 bulan masih belum mengenai sasaran. Oleh sebab itu

sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sebaiknya digalakkan

kembali. Untuk lebih jelas rata-rata lama balita mendapat asi dapat dilihat

pada Tabel 2.37.

Tabel 2.37 Rata-rata Lama Balita Usia 24-59 Bulan Mendapat ASI

Kabupaten Nagan Raya 2011

Rata-Rata Lama Disusui (bulan)

Tahun

2010 2011

ASI 20,12 18,48

ASI saja 6,77 4,27

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

d. Kondisi Kesehatan lingkungan

Menilai keadaan lingkungan sehat ada 4 (empat) indikator yaitu (1)

persentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, (2) keluarga

yang memiliki jamban sehat, (3) persentase keluarga yang mengelola

sampah dan (4) keluarga yang mengelola air limbahnya dengan baik.

Keadaan ini masih jauh dari yang diharapkan karena situasi lingkungan yang

kurang sehat dan perilaku hidup sehat yang masih perlu mendapat perhatian

serta kerusakan lingkungan akibat bencana yang demikian parah sehingga

indikator keberhasilan program ini belum mencapai target. Sampai tahun

2011 pembenahan kondisi ini terus dilakukan dengan penyuluhan,

pergerakan masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana yang

memadai, dengan demikian diharapkan akan terbentuk desa sehat sekaligus

sebagai cikal bakal kabupaten/kota sehat.

Berdasarkan Tabel 2.38 dibawah terlihat bahwa Air bersih merupakan

kebutuhan yang sangat penting bagi rumahtangga dalam kehidupan sehari-

hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan

minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 55 -

yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun yang sama

rumahtangga yang menggunakan air minum bersih mencapai 78,91 persen.

Tabel 2.38 Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa

Fasilitas Perumahan dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Nagan Raya 2010-2011

Indikator Kualitas Perumahan Tahun

2010 2011

Persentase Rumahtangga dengan:

Air Minum Bersih*) 75,37 78,91

Jamban Sendiri dengan Tangki Septik 46,15 40,81

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Sistem pembuangan kotoran/air besar manusia sangat erat kaitannya

dengan kondisi lingkungan dan risiko penularan suatu penyakit, khususnya

penyakit saluran pencemaan. Klasifikasi sarana pembuangan dilakukan

berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan.

Masalah kondisi lingkungan dengan tempat pembuangan kotoran manusia

tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan,

terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan

kebersihan sarana fasilitas rumah tinggal adalah ketersediaan jamban sendiri

dengan tangki septik. Masih pada tahun yang sama, rumahtangga di

Kabupaten Nagan Raya yang mempunyai fasilitas jamban sendiri dan

mempunyai tangki septik sebesar 40,81 persen.

C. Urusan Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

Perkembangan indutri kecil selama lima tahun teraakhir terlihat bahwa

rata-rata pertumbuhan untuk industri kecil sebesar 20% pertahun pada

tahun 2007 sebanyak 393 unit, menjadi 716 unit pada tahun 2012, dan

usaha mikro tahun 2007 sebanyak 78 unit, menjadi 1044 unit pada tahun

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 56 -

2012. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Usaha Kecil Menengah

di kabupaten Nagan Raya terlihat pada beberapa indikator kinerja

sebagaimana Tabel 2.39 berikut.

Tabel 2.39

Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Omset/Bulan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

No Uraian Satuan Tahun

Rata-Rata Pertumbuhan

(%)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 %

Industri

1 Jumlah Industri

Kecil Unit 393 1,117 998 721 740 716 16.67

2 Industri Menengah

Unit - - - - - - -

3 Industri Besar Unit

-

UMKM

1 Jumlah Usaha Mikro

Unit 78 492 538 664 675 1,044 16.67

Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset

1

Jumlah Tenaga

Kerja pada

Industri

Orang 816 1,933 1,84

5 1,82

3 1,841 1,841 16.67

2 Jumlah Tenaga

Kerja pada UMKM Orang 96 758 801 851 865 865 16.67

3 Jumlah Omset UMKM/bulan

Rp (juta)

1 9 12 10 11 15 16.67

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel

2.40 berikut

Tabel 2.40

Capaian Kinerja Urusan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

N

o Uraian Satuan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

I Jumlah Koperasi

1 Jumlah Koperasi Unit 153 154 163 165 169 202

2 Jumlah Koperasi Unit 33 39 40 42 49 62

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 57 -

Aktif

3 Jumlah Koperasi

Tidak Aktif Unit 120 115 123 123 120 140

3 Jumlah Koperasi

yang dibina Unit 5 10 13 15 18 22

4 Jumlah Anggota

Koperasi Orang 3,983 4,097 4,831 4,976 5,654 6,282

II Persentase Jumlah Koperasi

1 Jumlah Koperasi Aktif % 21.57 25.32 24.54 25.45 28.99 30.69

2 Jumlah Koperasi

Tidak Aktif % 78.43 74.68 75.46 74.55 71.01 69.31

3 Jumlah Koperasi Aktif

yang dibina % 15.15 25.64 32.50 35.71 36.73 35.48

4 Jumlah Pertumbuhan

Koperasi %

0.65 5.84 1.23 2.42 19.53

5 Jumlah Pertumbuhan

Anggota Koperasi %

2.86 17.92 3.00 13.63 11.11

6 Jumlah Pertumbuhan

Omzet Koperasi %

1.32 1,038 1.17 1.27 10.85

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi seperti

tergambar pada tabel 2.40 diatas. Pada tahun 2007 jumlah koperasi

sebanyak 153 unit koperasi dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 202

unit koperasi dan jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2012 sebanyak 62

unit koperasi sedangkan koperasi yang tidak aktif pada tahun yang sama

yaitu sebanyak 140 unit koperasi, hal ini menunjukkan 69 % koperasi yang

ada di Kabupaten Nagan Raya tidak aktif.

D. Urusan Seni Budaya dan Pemuda dan Olah Raga

Terkait dengan bidang olahraga, sampai dengan tahun 2012,

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah membangun dan mengembangkan

sarana olahraga. Fasilitas olahraga tersebut tersebar di kecamatan dan ibu

kota Kabupaten Nagan Raya dengan jumlah lapangan/sarana Olahraga pada

tahun 2007 berjumlah 20 unit dan pada tahun 2012 meningkat 100%

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 58 -

menjadi 40 Unit. Sedangkan jumlah klub olahraga yang menjadi wadah

dalam pengembangan kegiatan olahraga di Kabupaten Nagan Raya sampai

tahun 2012 adalah sebanyak 197 klub olah raga dengan jumlah cabang olah

raga sebanyak 10 cabang. Dalam focus seni dan budaya jumlah kegiatan

pagelaran seni dan budaya yang telah diselenggarakan sangat sedikit hal ini

seperti terlihat pada tabel dibawah dimana pada tahun 2012 hanya satu kali

begitu juga dengan organisasi dibidang seni hanya sedikit. Pemerintah

Kabupaten Nagan Raya masih perlu mendorong pengembangan kegiatan

seni dan budaya kearah yang lebih berkembang sehingga kegiatan seni

tersebut dapat berkontribusi dalam mendukung kemajuan sektor pariwisata.

Pelaksanaan pembangunan urusan kebudayaan juga perlu diarahkan untuk

pencapaian sasaran terwujudnya pengembangan nilai budaya dan

pengelolaan keragaman serta kekayaan budaya yang ada di Kabupaten

Nagan Raya.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan seni dan budaya dan

Pemuda Dan Olah Raga terlihat pada beberapa indikator kinerja

sebagaimana Tabel 2.41 berikut.

Tabel.2.41

Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No

Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah lapangan

/sarana olahraga unit 20 25 25 30 35 40

2 Jumlah Klub Olah

raga klub 197 197 197 197 197 197

3 Jumlah cabang

Olah raga buah 10 10 10 10 10 10

4 Jumlah kegiatan

pagelaran seni buah 1 1 3 1 2 1

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 59 -

dan budaya

5 Jumlah Organisasi

kepemudaan buah 5 7 7 7 7 7

6 Jumlah Pemuda orang 36,004 36,780 37,521 38,296 39,026 39,860

7 Jumlah organisasi

di bidang budaya orang 1 1 1 1 1 1

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

E. Urusan Penanaman Modal Daerah

Urusan penanaman modal daerah sangat ditentukan oleh Keamanan

dan ketertiban serta peran pemerintah dalam melakukan promosi terhadap

potensi-potensi daerah yang didukung oleh data dan informasi yang lengkap.

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus melakukan promosi potensi Daerah

baik di tingkat lokal maupun Nasional. Ketersediaan data dan iformasi

tentang potensi daerah di Kabupaten Nagan Raya masih belum memadai,

untuk mendukung data informasi yang lengkap pemerintah terus melakukan

upaya pembenahan dan melakukan kajian kajian akademis yang dapat

mendukung informasi potensi daerah kabupaten Nagan Raya. Pemerintah

Kabupaten Nagan Raya untuk memudahkan akses informasi akan melakukan

publikasi secara online.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal

Daerah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.42

berikut.

Tabel 2.42

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Daerah

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

NO Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Meningkatnya promosi potensi

daerah

% 0 20 35 45 55 65

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 60 -

2

Tersedianya data

dan informasi sarana dan prasarana

daerah

% 0 10 15 20 55 65

Sumber: BAPPEDA, Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

F. Urusan Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya

untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi

perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan

dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial.

Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang

daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas

tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan

tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan terjadi peningkatan

pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah

sosial. Urusan ketenaga kerjaan ditinjau dari berbagai aspek sebagai berikut:

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk

usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang

bekerja dan mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah

proporsi penduduk mencari pekerjaan terhadap jumlah angkatan kerja.

Mereka yang mencari pekerjaan atau yang termasuk kelompok

pengangguran adalah mereka yang aktif mencari pekerjaan, mereka yang

sedang mempersiapkan usaha, mereka yang sudah mempunyai pekerjaan

tetapi belum mulai bekerja, atau mereka yang tidak mencari kerja karena

putus asa dan menerima tawaran pekerjaan.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan

terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.43 menyajikan

kedua indikator tersebut yakni TPAK dan TPT serta TKK (Tingkat

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 61 -

Kesempatan Kerja) Kabupaten Nagan Raya tahun 2008-2011. TKK adalah

proporsi angkatan kerja yang saat ini bekerja terhadap seluruh angkatan

kerja.

Tabel 2.43 Capaian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran

Terbuka, dan Tingkat Kesempatan Kerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2011

No Indikator

Ketenagakerjaan Tahun

2008 2009 2010 2011

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

65.60 67.80 61.38 66.10

2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

5.00 4.80 3.94 7.13

3 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

95.00 95.20 96.06 92.87

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Pada periode 2008-2011 TPAK cenderung stabil, walaupun mengalami

fluktuasi. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang

terlibat dalam kegiatan ekonomi mengalami perubahan. Jika diperhatikan

lebih mendalam ternyata TPT di kabupaten ini mengalami penurunan yang

signifikan, namun kembali meningkat drastis pada 2011. Tercatat pada 2008

TPT sebesar 5 persen menjadi 3,94 persen pada 2010, kemudian melonjak

menjadi 7,13 persen. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada proporsi

penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja (TKK) untuk periode yang

sama, seperti terlihat pada tabel.

Perubahan TPAK dan TPT setidaknya memberi gambaran, jika

berkurangnya penduduk yang aktif dalam dunia kerja disebabkan oleh

semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Sementara penduduk yang

tidak bekerja mengalami pasang surut, kadangkala mereka memperoleh

pekerjaan, di lain waktu mereka menganggur. Barangkali dibutuhkan jalan

keluar seperti pekerjaan sampingan atau pekerjaan alternatif jika pekerjaan

utamanya terhenti.

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 62 -

Tabel 2.44 menunjukkan proporsi pengangguran terbuka menurut

ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, tingkat jumlah penganggur

terbuka lebih banyak yang berpendidikan tinggi. Tercatat 78,27 persen

penganggur telah menamatkan SLTP/sederajat. Sedangkan penganggur

yang tidak punya ijazah atau paling tinggi tamat SD atau sederajat mencapai

21,73 persen.

Tabel 2.44. Proporsi Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

NO Ijazah Tertinggi yang

Dimiliki Satuan

Tahun

2010 2011

1 Paling tinggi SD persentase 12,78 21,73

2 SLTP keatas persentase 87,22 78,27

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

b. Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan

Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang cukup sedang

berbenah dalam pembangunan dan kegiatan ekonominya, sehingga dapat

berpisah dari Kabupaten Aceh Barat menjadi daerah otonomi yang berdiri

sendiri. Salah satu ciri daerah yang telah maju adalah struktur

perekonomiannya ditopang oleh sektor tersier atau jasa-jasa, sedangkan

sektor pertanian mulai berkurang peranannya.

Tabel 2.45 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang bekerja di

sektor jasa-jasa sebesar 34,82 persen pada tahun 2011. Sektor pertanian

masih memegang peranan cukup besar dengan penduduk yang di sektor ini

mencapai 56,82 persen. Sektor industri atau sekunder paling sedikit

menyerap tenaga kerja yaitu hanya 8,36 persen.

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 63 -

TabeI 2.45 Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok

Lapangan Usaha Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

No Kelompok

Lapangan Usaha Satuan

Tahun

2010 2011

1 Pertanian Persentase 57,03 56,82

2 Industri Persentase 8,12 8,36

3 Jasa-Jasa Persentase 34,84 34,82

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.46 menyajikan distribusi persentase penduduk yang bekerja

menurut status pekerjaan. Proporsi penduduk berumur 15 tahun ke atas

yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 22,44 persen pada tahun

2011. Penduduk yang berusaha dibantu pekerja tak dibayar mencapai 32,27

persen pada tahunyang sama. Sementara penduduk yang bekerja dengan

status berusaha sendiri sebesar 14,42 persen.

Tabel 2.46.

Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

No Status Pekerjaan Satuan Tahun

2010 2011

1 Berusaha sendiri % 16,85 14,42

2 Berusaha dibantu pekerja tak dibayar % 26,50 32,27

3 Berusaha dibantu buruh tetap % 2,76 3,56

4 Buruh/karyawan % 31,31 22,44

5 Pekerja bebas pertanian % 2,85 1,41

6 Pekerja bebas nonpertanian % 0,65 1,57

7 Pekerja tidak dibayar % 19,08 24,35

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 64 -

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

G. Urusan Perhubungan

Sarana dan prasarana perhubungan di Kabupaten Nagan Raya

meliputi angkutan darat, jaringan jalan, dan terminal penumpang. Sektor

angkutan umum untuk pengangkutan orang atau umum di dukung oleh

akses lintas barat timur yang merupakan status jalan nasional. Untuk

mempercepat arus pengangkutan umum pemerintah perlu melakukan

penataan jalan kabupaten untuk pembuatan jalan tembus dan

memperpendek jarak tempuh dengan membuka akses jalan baru melalui

jalan-jalan kawasan transmigrasi dan jalan perkebunan sehingga arus

transportasi umum dapat tembus sampai kekawasan pedalaman sehingga

pengangkutan barang barang hasil produksi masyarkat dapat terangkut

dengan lancar.

Berdasarkan Tabel 2.47 jumlah orang yang terangkut dengan

angkutan umum pada Tahun 2007 sebanyak 11.000 orang dan pada Tahun

2012 meningkat menjadi 250.230 orang atau meningkat 95,60 persen bila

dibandingkan dengan Tahun 2007. Untuk jumlah barang yang terangkut

dengan angkutan umum pada Tahun 2007 sebanyak 5.679 ton dan pada

Tahun 2012 meningkat menjadi 197.000 ton atau meningkat 97,12 persen

bila dibandingkan dengan Tahun 2007, terjadinya peningkatan baik jumlah

orang maupun jumlah barang karena lancarnya arus transportasi seiring

perbaikan lintas jalan nasional jalur barat selatan dan adanya perbaikan jalan

Kabupaten yang berdampak pada mulai tumbuhnya kegiatan pembangunan

serta ekonomi masyarakat diberbagai sektor sehingga kebutuhan masyarakat

untuk pengangkutan umum semakin tinggi. Untuk lebih jelas yang

berhubungan dengan perkembangan jumlah orang dan penumpang yang

terangkut dengan akungkutan umum dapat dilihat Tabel 2.47 dan 2.48

berikut.

Page 65: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 65 -

Tabel.2.47 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No

Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah orang

Orang 11.000 140.100 181.440 192.000 210.00

0 250.230

2 Jumlah Barang

Ton 5,679 10,800 15,300 164,000 176,00

0 197,000

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Sarana dan prasarana untuk mendukung adanya jalur angkutan

perairan/laut perlu menjadi perhatian pemerintah, hal ini dikarenakan jalur

pengangkutan yang tersedia terutama untuk pengangkutan barang hanya

lewat darat sehingga untuk mendukung pengembagan Kabupaten Nagan

Raya sebagai Kawasan Agro Industri maka pembangunan infrastruktur

seperti pelabuhan juga fasilitas lainya yang dapat mendukung hadirnya

tranportasi laut terutama untuk pengankutan barang, perlu menjadi

perhatian pemerintah.

Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran

penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik,

pertahanan dan keamanan. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan

jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka

jalan dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas. kondisi jalan

kabupaten di Kabupaten Nagan Raya ditunjukkan pada Tabel 2.48

Page 66: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 66 -

Tabel.2.48 Panjang Jalan Jumlah kendaraan dan Izin Trayek

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Panjang Jalan Kabupaten

KM 327.30 381.40 490.40 509.80 617.50 642.90

2 Panjang Jalan Propinsi

KM 117.60 117.60 117.60 117.60 117.60 117.60

3 Panjang Jalan Negara

KM 82.00 82.00 82.0 82.00 82.00 82.00

4 Panjang Jalan Kecamatan

KM 58.6 60.1 109.3 35.2 128.7 127.3

5 Jumlah Kendaraan Penumpang

Unit 47 70 74 82 88 100

6 Jumlah Kendaraan Barang

Unit 631 1,200 1,700 1,800 2,100 2,800

7 Jumlah Bus Unit 22 29 36 40 45 55

Izin Trayek

1 Izin Trayek perkotaan

Unit 1 1 1 1 1 1

2 Izin Trayek perdesaan

Unit 1 1 1 1 1 1

3 Jumlah Izin Trayek

unit 2 2 2 2 2 2

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 2.48, statusnya, jalan yang ada di Kabupaten

Nagan Raya terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan

jalan Kecamatan. Total panjang jalan kabupaten di Kabupaten Nagan Raya

pada Tahun 2012 lebih kurang 642,90 km, atau meningkat sebesar 49,09

persen jika dibandingkan dengan panjang jalan Kabupaten pada Tahun 2007

sepanjang 327 KM. Panjang jalan propinsi sepanjang 117,60 KM sedangkan

Page 67: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 67 -

jalan Nasional yang melintasi daerah Kabupaten Nagan Raya sepanjangk 82

KM begitu juga dengan jalan Kecamatan sampai dengan Tahun 2012 sudah

memiliki panjang jalan sepanjang 127,3 KM. Untuk jalan Kecamatan dari

Tahun 2007 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan sepanjang 68,6

KM. Jaringan jalan Kecamatan berfungsi menghubungkan antar kawasan

dan/atau permukiman di dalam Kecamatan atau desa.

H. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka

penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan

masyarakat. Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan masyarakat, membangunan perilaku, serta pengorganisasian

masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dari tahun ke tahun belum menunjukan

hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari jumlah prosentase Kepala

Keluarga (KK) miskin yang masih tinggi di kabupaten Nagan Raya walaupun

dari Tahun ketahun terus menunjukan penurunan angka kemiskinan.

Pemberdayaan masyarakat terus dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Nagan Raya melalui pembinaan terhadap kelembagaan yang ada

di masyarakat. Berdasarkan Tabel 2.49, kelembagaan PKK hingga Tahun

2012 berjumlah 222 lembaga. Begitu juga dengan kelompok Kepemudaan

berjumlah 222 Kelompok dan Desa Swadaya berjumlah 222 Desa seperti

terlihat pada Tabel 2.51. Program pemberdayaan masyarakat dan

Kepemudaan saat ini belum terkoordinir secara optimal, baik pada tingkat

nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Rendahnya partisipasi

masyarakat, dunia usaha, dan organisasi-organisasi kepemudaan dalam

peningkatan SDM dan produktivitas pemuda menyebabkan fokus

pemberdyaan pemuda belum mengarah pada peningkatan keterampilan

hidup (life skill) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

Page 68: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 68 -

kelangsungan hidup (livelihood). Pembinaan-pembinaan yang selama ini

dilakukan baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah masih

bersifat parsial (satu aspek saja) dan belum menyeluruh (holistic).

Pemerintah perlu mrancang program pemberdyaan secara berkelanjutan

terutama untuk pemberdyaan pemuda, karena pemuda merupakan

komponen bangsa yang sering dijadikan indicator keberhasilan ataupun

kemunduran suatu Daerah atau Bangsa karena pemuda merupakan pelopor

perubahan (tranformation agent) dalam pembangunan suatu suatu Daerah.

Tabel. 2.49. Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK aktif)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 LPM - - - - - -

2 PKK 222 222 222 222 222 222

3 Kelompok Pemuda 222 222 222 222 222 222

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel. 2.50. Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK) yang dibina

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 LPM - - - - - -

2 PKK 222 222 222 222 222 222

3 Kelompok Pemuda 222 222 222 222 222 222

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Page 69: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 69 -

Tabel. 2.51 Jumlah Desa menurut Status Desa

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Status Desa Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Desa Swadaya 222 222 222 222 222 222

2 Desa Swakarya 0 0 0 0 0 0

3 Desa Swasembada 0 0 0 0 0 0

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Salah satu masalah dalam melakukan pemberdayan masyarakat

terkait dengan penanggulangan kemiskinan adalah lemahnya data base

tentang KK atau penduduk miskin itu sendiri. Hal ini terlihat dari adanya

selisih jumlah KK miskin berdasar data dari Dinas Sosial dan KB dengan data

dari BPS. Hal ini bisa terjadi karena metode pengambilan data yang berbeda

dan indikator tentang kemiskinan yang berbeda. Walau demikian data dari

Dinas Sosial dan data dari BPS jumlah KK dan penduduk miskin pada tahun

2012 mengalami penurunan dibanding Tahun 2007.

I. Urusan Kebudayaan

Pengembangan sektor kebudayan di Kabupaten Nagan Raya masih

belum optimal hal ini terlihat dari Tabel 2.52 jumlah gedung kesenian yang

ada di Kabupaten Nagan Raya berjumlah 1 Unit, Kegiatan Pergelaran seni

dan budaya pada tahun 2012 hanya satu kali dilaksanakan seerta organisasi

yang berkipral bidang seni di Kabupaten Nagan Raya hanya 1 oranisasi.

Page 70: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 70 -

Untuk lebih jelas kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan

terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.52 berikut.

Tabel.2.52

Capaian Kinerja Urusan Seni, Budaya Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Uraian

Satuan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Group Kesenian Unit - - - - - -

2 Gedung Kesenian Unit - - - 1 1 1

3 Kegiatan pagelaran seni dan budaya

Buah 1 1 3 1 2 1

5 Organisasi di bidang budaya

orang 1 1 1 1 1 1

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pengembangan dan

pelestarian kebudayaan karena sektor kebudayaan akan dapat menunjang

sektor pariwisata di Kabupaten Nagan Raya. Hal ini disebabkan karena pilar

pariwisata bertumpu pada wisata budaya dan wisata alam. Potensi bidang

kebudayaan di Kabupaten Nagan Raya akan terjaga kelestariannya bila

adanya lembaga budaya yang terus menerus melaksanakan peran

pelestarian.

J. Urusan Kearsipan

Permasalahan pengemabangan Sumber daya Manusia tidak hanya

menyangkut penyediaan layanan pendidikan formal bagi peserta didik, tetapi

juga harus didukung oleh fasilitas perpustakaan yang memadai. Dalam

mendukungkung pemberantasan buta aksara (illiteracy) dan upaya untuk

mencerdaskan seluruh rakyat serta mendukung pembelajaran sepanjang

hidup (life long learning) maka pemerintah perlu melakukan upaya

Page 71: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 71 -

penyediaan sarana perpustakaan yang memadai disetiap kecamatan dan

perlu membudayakan kepada masyarakat budaya membaca dari tabel

dibawah terlihat jumlah pengunjung pustaka masih sangat terbatas yaitu

hanya 145 orang pada tahun 2012, hal ini juga disebab kan oleh

keterserdiaan buku maupun fasilaitas lainya dipustaka belum memadai.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan terlihat pada

beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.53 dan 2.54 berikut.

Tabel 2.53 Jumlah Pustaka Daerah Menurut Kecamatan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 – 2012 (unit)

No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Seunagan 3 1 1 - -

2 Beutong 2 1 - 1 -

3 Seunagan Timur 2 1 1 - -

4 Suka Makmue 1 1 1 - -

5 Kuala 2 1 2 - -

6 Kuala Pesisir 1 1 - - 2

7 Tadu Raya 1 1 1 - -

8 Darul Makmur 2 1 1 - -

9 Tripa Makmur - - - 1 1

10 BeutongAteuh Banggalang - - - 1 -

Jumlah

14 8 7 3

Sumber: Badan Kearsipan dan Kepustakaan Kabupaten Nagan Raya tahun 2012

Tabel 2.54 Perkembangan jumlah Pengunjung Pustaka Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 - 2012

Tahun Satuan Jumlah

Pengunjung

2008 Orang 35

2009 Orang 46

2010 Orang 55

Page 72: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 72 -

2011 Orang 104

2012 Orang 115 Sumber: Badan Kearsipan dan Kepustakaan Kabupaten Nagan Raya tahun 2012

K. Urusan Komunikasi dan Informatika

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan

Informatika terlihat dari jumlah Desa yang memiliki akses telephone seluler

hampir seluruh desa di Kabupaten Nagan Raya sudah memiliki akses jaringan

telekomunikasi dimana dari 222 Desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya

181 Desa sudah memiliki akses jaringan telephone begitu juga halnya

dengan jaringan Internet hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Nagan

Raya sudah memiliki akses. Untuk mempercepat akses masyarakat terhadap

informasi publik terhadap informasi yang berhubungan dengan kebijakan

pemerintah maka pemerintah Kabupaten Nagan Raya perlu menyediakan

sarana dan prasarana informasi teknologi yang memadai baik ditingkat

Kecamatan maupun untuk setiap SKPD yang ada di Kabupaten Nagan Raya.

L. Urusan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Pelayanan urusan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan

masyarakat di Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi jumlah personil

Linmas mengalami penurunan dimana pada Tahun 2007 berjumlah 920

orang dan pada tahun 2012 menjadi 852 orang, dilihat dari segi jumlah pos

kamling yang ada di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan dimana

pada tahun 2007 berjumlah 27 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

84 unit. Jumlah lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada tahun 2007

berjumlah 3 unit dan pada tahun 2012 jumlah LSM tumbuh sangat pesat

yaitu sebanyak 53 unit dengan berbagai bidang kegiatan. Untuk partai politik

yang akatik di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 13 partai Politik dimana 10

Partai Nasional dan 3 Partai lokal. Kinerja pembangunan pada pelayanan

Page 73: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 73 -

urusan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan masyarakat terlihat pada

beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.55, 2.56 dan 257 berikut.

Tabel. 2.55 Jumlah Linmas dan Pos Siskamling

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

NO Tahun Jumlah Linmas

(Orang) Jumlah

Pos Siskamling

1 2007 920 27

2 2008 920 27

3 2009 920 42

4 2010 920 84

5 2011 920 84

6 2012 852 84

Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.56 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

NO Tahun Jumlah LSM Jumlah LSM Aktif

1 2007 3 3 2 2008 7 7

3 2009 14 14

4 2010 28 28

5 2011 43 43

6 2012 50 50

Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.57 Jumlah Partai Politik

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

NO Tahun Jumlah Partai

Politik Nasional Jumlah Partai Politik Lokal

1 2007 42 0

2 2008 42 6

Page 74: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 74 -

3 2009 42 6

4 2010 42 6

5 2011 42 6

6 2012 10 3

Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

M. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, tampaknya metode

suntik dan pil KB masih menjadi pilihan utama. Pada tahun 2011 suntik KB

digunakan oleh 68,95 persen akseptor dan pil KB digunakan oleh 31,05

persen pengguna. Alat ini digunakan karena kepraktisan dan kemudahannya

dan kemungkinan masih dominan digunakan akseptor sampai beberapa

waktu mendatang. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja

sebagaimana Tabel 2.58 berikut.

Tabel 2.58 Persentase Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas dan Pernah Kawin

Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan, 2010-2011

No Metode Kontrasepsi Tahun

2010 2011 1 Suntik KB 73,15 68,95

2 Pil KB 20,82 31,05 3 Lainnya 6,03 0,00

4

Persentase perempuan berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB

47,64 48,59

Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat BAPPEDA Kab.Nagan Raya Tahun 2012

N. Urusan Pemerintahan Umum

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum

terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana berikut.

a) Urusan Syariat Islam

Pelaksanaan Syari`at Islam secara kaffah merupakan periotas utama

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, sehingga persoalan syariat Islam

Page 75: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 75 -

menjadi bagian integral dalam pelaksanaan Pemerintahan di Kabupaten

Nagan Raya. Karena pelaksanaan pelayanan urusan syariat islam dinilai

belum memadai. Hal ini terlihat dari belum optimalnya pemanfaatan tempat

peribadatan, kurangnya tenaga pelayanan baik dalam kualitas maupun

kuantitas, sedangkan Persoalan lain yang dihadapi saat ini adalah kurangnya

pemahaman peran dan fungsi Teugku Imuem dalam pelaksanaan Sayariat

Islam dan juga disebabkan belum semua unsur perangkat pemerintahan

gampong dan mukim diatur dengan peraturan yang setara dan sinergi.

Dalam kegiatan kemasyarakatan peran unsur-unsur pemerintahan gampong

seperti Teungku Imuem dalam meningkatkan pelayanan dibidang

peribadatan dan kemasyarkatan memiliki peran yang sangat penting baik

dalam membudayakan kembali menghidupkan meunasah dengan shalat

berjamaah dan pengajian, membimbing dan mengawasi kegiatan warga

masyarakat agar sesuai dengan syariat Islam, serta menyelesaikan sengketa

dalam keluarga dan masyarakat berdasarkan syari`at yang telah menyatu

dengan adat.

Dalam upaya mempercepat implementasi Syariat Islam secara Kaffah

hingga ke tingkat pemerintahan paling rendah (gampong) diwilayah

Kabupaten Nagan Raya didukung oleh kehidupan beragama masyarakat

kabupaten Nagan Raya yang sudah berjalan dengan baik dan adat istiadat

masyarakat yang masih terpelihara dengan baik sehingga bila pemerintah

dapat mengelola dengan baik maka akan menjadi potensi untuk dapat

menyukseskan pelaksanaan syariat islam dengan kaffah dimasyarakat.

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya saat ini terus berupaya menata

kembali pemerintahan gampong baik sarana maupun prasarana untuk

mendukung pelaksanaan syariat islam. Untuk terlaksananya syariat islam

secara kaffah tersebut berdasarkan data fasilitas peribadatan di Kabupaten

Nagan Raya sangat mendukung untuk terealisasinya syariat Islam. Kinerja

Page 76: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 76 -

pembangunan pada pelayanan urusan Syariat Islam terlihat pada fasilitas

peribadatan dan dayah sebagaimana Tabel 2.59 berikut.

Tabel.2.59 Jumlah sarana dan prasarana Ibadah

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012 No

Sarana dan Prasarana

Satuan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Masjid unit 213 213 213 227 227 227

2 Meunasah unit 250 250 250 253 261 260

3 Musalla unit 40 40 40 42 42 42

4 Dayah unit 156 156 156 201 201 201

Jumlah unit 659 659 659 723 731 730

Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Dalam upaya mempercepat implementasi Syariat Islam hingga ke

tingkat pemerintahan paling rendah (gampong), yang perlu dilakukan adalah

pelaksanaan syariat secara konsisten dan berkesinambungan serta perlu

menjadi perhatian semua pihak terkait terutama pihak eksekutif dan legislatif

di Kabupaten Nagan Raya dengan segera dapat merampungkan Qanun yang

dapat mendukung pelaksanaan syariat sapai ketingkat Pemerintahan

Gampong, meskipun untuk sementara pemerintah Kabupaten menggunakan

Qanun syariat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh.

Secara umum masyarakat Nagan Raya menyikapi dengan antusias

agar pelaksanaan syariat dapat dilaksanakan dengan baik sampai ketingkat

gampong. Pada tahun 2007 sudah beberapa pelanggar syariat yang telah

memberlakukan pelaksanaan sanksi. Pelaksanaan sanksi syariat terhadap

pelanggar sudah berjalan walaupun belum maksimal. Gambaran mengenai

pelanggaran Syariat Islam dapat dilihat pada tabel 2.60.

Tabel.2.60 Pelanggaran Syariah Islam

Page 77: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 77 -

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No

Sarana dan prasarana

Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pelanggaran Qanun No 14 thn 2003 Khalawat/Mesum

Orang 2 0 0 0 0 0

Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

b) Urusan Ketahanan Pangan

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam bidang

ketahanan pangan mengacu pada sistem ketahanan pangan secara

komprehensif meliputi empat subsistem, yaitu: (i) ketersediaan pangan

dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk, (ii) distribusi

pangan yang lancar dan merata, (iii) konsumsi pangan setiap individu yang

memenuhi kecukupan gizi seimbang, yang berdampak pada (iv) status gizi

masyarakat. Dengan demikian, sistem ketahanan pangan tidak hanya

menyangkut soal produksi, distribusi, dan penyediaan pangan ditingkat

makro tetapi juga menyangkut aspek mikro, yaitu akses pangan di tingkat

rumah tangga dan individu serta status gizi anggota rumah tangga, terutama

anak dan ibu hamil dari rumah tangga miskin. Dalam upaya mengatasi

kerawanan pangan di Kabupaten Nagan pemerintah terus berupaya

meneingkatkan sawah sawah produktif disetiap kecamatan yang ada di

Kabupaten Nagan Raya, dari tabel 2.61 dibawah terlihat luas lahan sawah

untuk tiap kecamatan dikabupaten Nagan Raya dimana Kecamatan Kuala

mempunyai luas lahan sawah terbesar yaitu sebanyak 3,708 Ha atau 18,

97% dari Luas Lahan Sawah Kabupaten sebanyak 19,544 Ha sedangkan

Kecamatan Tadu Raya Kecamatan merupakan kecamatan yang memiliki area

persawahan dikabupaten Nagan Raya yaitu hanya seluas 831 Ha atau 4,25

% dari total luas lahan sawah Kabupaten.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketahanan Pangan

terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2,61 dan 2,62

berikut.

Page 78: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 78 -

Tabel 2.61

Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

NO Kecamatan Luas Lahan Sawah Persentase Luas

(Ha) (%)

1 Beutong 3,329.00 17.03 2 Beutong Banggalang* - 0.00 3 Seunangan Timur 2,468.00 12.63 4 Seunangan 1,977.00 10.12 5 Suka Mankmue 2,924.00 14.96 6 Kuala 3,708.00 18.97 7 Kuala Pesisir 1,730.00 8.85 8 Darul Makmur 2,577.00 13.19 9 Tripa Makmur* - 0.00 10 Tadu Raya 831.00 4.25

Jumlah Total 19,544.00 100.00 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Catatan=Tripa Makmur* Data masih di Kecamatan Induk.

Tabel 2.62 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi

Sawah Intensifikasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

No Kecamatan

Lua (Ha) Produksi

(Ton)

Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Tanam Panen

1 Darul Makmur 2,087 2,087 9,000 4.31

2 Kuala 3,533 3,533 20,000 5.66

3 Kuala Pesisir 860 860 3,870 4.50

4 Tadu Raya 450 450 1,800 4.00

5 Beutong 2,736 2,736 18,000 6.58

6 Seunagan 1,957 1,957 12,000 6.13

7 Suka Makmue 2,721 2,721 16,000 5.88

8 Seunagan Timur 2,400 2,400 16,000 6.67

Page 79: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 79 -

9 Beutong ateuh Banggalang - -

-

10 Ttripa Makmur - -

-

Jumlah 16,744 16,744 96,670 5.77

Sumber: Nagan Raya Dalam Angka BPS Nagan Raya Tahun 2012

2.3.2 Layanan Urusan Pilihan

Layanan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun

2007-2011 terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu:

A. Pertanian

Potensi sektor pertanian di wilayah Kabupaten Nagan Raya beraneka

ragam dan tersebar diseluruh Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nagan

Raya merupakan potensi besar dalam mendukung proses ketahanan pangan.

Potensi sektor pertanian ini sangat menjajanjikan karena didukung oleh

luasnya area pertanian yang masih tersedia di Kabupaten Nagan Raya

sehingga untuk mempercepat pengembangan sektor pertanian pemerintah

Kabupaten Nagan harus memfokuskan pengembangan infrastruktur

pertanian yang memadai dan meningkatkan pemamfaatan teknologi pra dan

pasca panen. Karena permasalahan utama pengembagan sektor pertanian di

wilayah Kabupaten Nagan Raya terutama untuk sub sektor tanaman pangan

belum didukung oleh irigasi tehnis yang memadai dan masih lemahnya

pemahaman masyarakat dalam pemamfaatan teknologi pra dan pasca

panen.

Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan,

perkebunan, peternakan dan prikanan. Tanaman pangan unggulan di

Kabupaten Nagan Raya padi dengan jumlah produksi sebanyak 190,440 Ton

pada tahun 2012 dan rata-rata produksi per Ha, 5 Ton, jagung dengan jumlah

produksi 1,853 Ton, kedelai dengan jumlah produksi 3,299, kacang tanah

dengan jumlah produksi 475 Ton, ubi kayu jumlah produksi 3,213 dsn ubi

jalar dengan jumlah produksi sebanyak 2,032 Ton pada Tahun 2012.

Page 80: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 80 -

Sedangkan tanaman holtikultura unggulan Rambutan luas area sebesar 933

Ha, dengan jumlah produksi 7,464 Ton pada tahun 2012, Durian luas areal 641

Ha dengan jumlah produksi 16,640 Ton pada tahun 2012, Pisang luas area

sebesar 222 Ha dengan jumlah produksi sebesar 40,294 Ton pada Tahun 2012.

Peningkatan produktivitas pertanian pangan dan hortikultura menjadi

prioritas pemerintahan Kabupaten Nagan Raya ke depan dalam mendukung

pengembangan kabupaten Nagan Raya sebagai Kawasan Agro Industri,

dimana dengan peningkatan produktivitas yang tinggi akan berdampak pada

peningkatan kesejahteraan petani ke arah yang lebih baik. Kinerja

pembangunan pada pelayanan urusan pertanian terlihat pada beberapa

indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.63, 2.64 dan 2.65 berikut.

Tabel.2.63 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi

di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Jenis Lahan

Luas (Ha) Produksi

(Ton)

Rata-Rata Produksi (Ton/Ha)

Luas Areal (Ha)

Luas Panen (Ha)

1 Sawah Basah 32,715 32,706 183,204 6

2 Sawah Kering 2,412 2,405 7,236 3

Jumlah 35,127 35,111 190,440 5

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.64 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas

Palawija, Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Komoditas

Luas (Ha) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha)

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

1 Jagung 909 1,853 2.04

2 Kedelai 3,218 3,299 1.03

3 Kacang tanah 3,076 475 0.15

4 Kacang hijau 266 234 0.88

5 Ubi kayu 169 3,213 19.01

6 Ubi jalar 100 2,032 20.32

Jumlah 7,738 11,106 1.44

Page 81: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 81 -

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2012

Tabel.2.65 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas

Hortikultura di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Komoditas

Luas (Ha) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha)

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

1 Mangga 270 2,297 9

2 Rambutan 933 7,464 8

3 Jeruk Manis 210 2,112 10

4 Langsat 241 1,276 5

5 Sawo 91 321 4

6 Durian 641 16,640 26

7 Jambu 62 469 8

8 Nenas 6 106 18

9 Pisang 226 40,294 178

10 Pepaya 46 770 17

Jumlah 2,726 71,749 26

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2012

Permasalahan yang sangat substansial dalam pengembangan komoditi

pangan dan hortikultura adalah permasalahan ketersediaan bibit/benih

unggul dan pemasaran. Penggunaan varietas unggul sering menjadi kendala

dimana petani masih sangat tergantung dari bantuan pemerintah akibat

belum tersedianya unit produksi bibit/benih unggul yang representatife dan

mudah diakses oleh masyarakat. Selama ini sebagian besar kebutuhan

bibit/benih unggul masih didatangkan dari luar daerah dengan harga yang

mahal sehingga penggunaan bibit/benih unggul oleh petani masih sangat

minim dan cendrung bergantung dari bantuan pemerintah. Untuk mengatasi

permasalahn tersebut maka sangat diperlukan ketersediaan unit produksi

bibit dengan kapasitas modern dan didukung oleh Sumberdaya yang handal

Page 82: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 82 -

sehingga tidak tergantung lagi dari daerah lain dan dapat menjadi sentral

penghasil bibit varietas unnggul untuk petani kawasan barat selatan.

Jenis lembaga pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Nagan Raya

beragam dimana diantaranya lembaga lembaga tani yang ada di Kabupaten

Nagan Raya yang paling banyak jumlahnya yaitu Kelompok Tani yaitu

sebanyak 739 Kelompok yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada dalam

wilayah Nagan Raya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table 2.66 dibawah

ini.

Tabel 2.66 Jenis Kelembagaan Pertanian

di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Jenis Kelembagaan Satuan Jumlah

1 BBU Unit 2

2 Koperasi Tani Unit 10

3 UPJA Unit 51

4 Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Unit 5

5 Kios Pertanian Unit 16

6 Kelompok Tani Unit 739

7 Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA)

Unit 14

Jumlah 837

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya Tahun 2012

B. Kehutanan dan Perkebunan

Sektor kehutanan dan perkebunan sebagai salah satu sektor unggulan

yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses pengembangan

Kabupaten Nagan Raya. Maka untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat

dan optimal dalam pengembangannya terkait dengan pemamfaatan

keseluruhan sektor Kehutanan dan perkebunan yang dapat memberikan

dampak positif bagi masyarakat secara berkelanjutan.

Dalam pengembagan kawasan hutan pemerintah Kabupaten Nagan

Raya telah menetapkan kawasan hutan lindung dan pengelolaan kawasan

Page 83: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 83 -

hutan dengan tujuan untuk memilihara daya dukungnya agar bermamfaat

bagi masyrakat, melindungi kawasan kawasan yang memiliki potensi sumber

air dan resapan air serta melindungi kawasan hutan lindung untuk tidak

beralih fungsi menjadi kawasan budidaya serta mencari terobosan baru

dalam mendapatkan kompensansi dari pemamfaatan hutan lindung sehingga

kelestarian lingkungan dapat terus terjaga.

Sektor perkebunan telah memberikan sumbangan yang cukup berarti

terhadap perekonomian daerah Kabupaten Nagan Raya termasuk sumber

pendapatan masyarakat. Sedangkan dari sisi aspek sosial, usaha perkebunan

telah mampu memberikan lapangan pekerjaan yang cukup luas bagi

masyarakat dimana secara langsung ikut mengurangi pengangguran dan

meningkatkan kesejahteraan masyarkat. Kabupaten Nagan Raya mempunyai

potensi areal yang luas untuk pengembangan perkebunan mencapai 77.164

Ha. Kawasan perkebunan di Kabupen Nagan Raya saat ini di kelola oleh

masyarakat dan Perusahaan Swasta. Jenis tanaman perkebunan yang

dominan dikelola oleh masyarakat saat ini adalah kelapa sawit, karet, kelapa

dalam, kelapa hibrida, pinang, kakau, kopi, cengkeh,pala, jahe,kunyit, lada,

dan kemiri sedangkan jenis tanaman perkebunan yang dikelola perusahaan

perkebunan adalah kelapa sawit. Pengembangan perkebunan rakyat

mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Nagan Raya sedangkan untuk

pengembangan kawasan perkebunan perusahaan dipusatkan pada

Kecamatan Darul Makmur dan Tadu Raya.

Luas areal perkebunan pada tahun 2007 di Nagan Raya mencapai

32,962 Ha, mengalami peningkatan pada tahun 2012, menjadi 58,638 Ha

dimana hal ini cenderung disebabkan karena semakin kondusifnya keamanan

dan lancarnya arus transportasi darat di lintas barat selatan. Peningkatan

luas areal tertinggi terjadi pada komoditi kelapa sawit dimana pada tahun

2007 seluas 13,822 Ha mengalami kenaikan sebesar 39,322 Ha atau sebesar

65 % pada Tahun 2012. kemudian diikuti oleh karet seluas 9,155 Ha pada

Page 84: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 84 -

tahun 2007 meningkat menjadi 11.549 Ha atau 21% pada Tahun 2012 . Kelapa

Sawit masih mendominasi luas areal perkebunan di Kabupaten Nagan Raya,

yakni 58,638 Ha Ha yang diikuti oleh Karet 11.549 Ha dan Kakau 5,372 Ha

serta Kelapa Dalam 1,350 Ha. Lebih jelas mengenai luas areal berbagai

komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2007 sampai

dengan tahun 2012 disajikan dalam Tabel.2.67

Tabel 2.67 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut

Komoditi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 - 2012

No Komoditas Satuan Tahun

2007 2008 2009

Luas Tanam

1 Kelapa sawit Ha 13,822 14,052 27,435

2 Karet Ha 9,155 9,861 10,269

3 Kelapa Ha 2,873 3,055 1,259

4 Kopi Ha 1,360 1,360 150

5 Kakao Ha 3,328 4,033 4,051

6 Nilam Ha 10 70 -

7 Pinang Ha 258 258 571

8 Pala Ha 158 158 123

9 Sagu Ha 1,271 1,471 110

10 Kapuk/Randu Ha 475 475 21

11 Kemiri Ha 12 62 71

12 Aren Ha 236 236 19

13 Kunyit Ha 4 15 12

Jumlah 32,962 35,106 44,089

No Komoditas Satuan Tahun

2010 2011 2012

Luas Tanam

1 Kelapa sawit Ha 37,444 38,649 39,322 2 Karet Ha 10,293 10,870 11,549 3 Kelapa Ha 1,352 1,351 1,350 4 Kopi Ha 152 150 148 5 Kakao Ha 4,993 5,052 5,372

6 Nilam Ha 102 45 15 7 Pinang Ha 554 547 547 8 Pala Ha 123 122 122 9 Sagu Ha 113 112 112

Page 85: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 85 -

10 Kapuk/Randu Ha 21 21 21

11 Kemiri Ha 69 69 69 12 Aren Ha 18 13 12 13 Kunyit Ha 13 11 1

Jumlah 55,246 57,010 58,638

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012

Jumlah produksi berbagai komoditi perkebunan di Kabupaten Nagan

Raya pada tahun 2012 untuk komoditi sawit, kemiri, kakau dan pinang

mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2007,

dimana komoditi sawit mengalami kenaikan produksi sebesar 70%, komoditi

kemiri 84 persen, komoditi pinang 59 persen, dan komoditi kakau 57 persen

sedangkan beberapa komoditi lain pada tahun 2012 tidak mengalami

peningkatan signifikan, bahkan ada beberapa komoditi yang mengalami

penurunan jumlah produksi jika dibandingkan dengan tahun 2007. Komoditi

karet pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah produksi sebanyak 16

persen jika dibandingkan dengan tahun 2007.

Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada komoditi kemiri yaitu 84

persen yang diikuti oleh sawit 70 persen, pinang 59 persen, dan kakau 56

persen sedangkan terendah terjadi pada komoditi sagu sebesar -92,50

persen kemudian di ikuti oleh kopi sebesar -91,50 persen dan kapuk 89

persen. Produksi kelapa sawit masih merupakan yang tertinggi diantara

komoditi perkebunan lainnya yaitu sebesar 144,980 ton TBS atau (96,17

persen), dari total jumlah produksi perkebunan rakyat dan besar menurut

komoditi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.68 dan 2.69.

Tabel 2.68

Produksi Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut Komoditi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 - 2012

No Komoditas Satuan Tahun

2007 2008 2009

1 Kelapa sawit Ton 43,983 49,980 83,088 2 Karet Ton 3,988 3,929 3,307 3 Kelapa Ton 1,239 1,248 666

Page 86: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 86 -

4 Kopi Ton 565 567 50 5 Kakao Ton 569 571 1,343 6 Nilam Ton 25 5 - 7 Pinang Ton 92 93 233

8 Pala Ton 24 26 35 9 Sagu Ton 240 245 14

10 Kapuk/Randu Ton 53 57 6 11 Kemiri Ton 3 5 17 12 Aren Ton 50 48 7 13 Kunyit 1 8 6

No Komoditas Satuan Tahun

2010 2011 2012

1 Kelapa sawit Ton 130,501 141,561 144,980

2 Karet Ton 3,304 3,322 3,431 3 Kelapa Ton 670 668 659 4 Kopi Ton 51 52 48 5 Kakao Ton 1,415 1,331 1,335

6 Nilam Ton 6 - - 7 Pinang Ton 220 228 225 8 Pala Ton 35 35 33 9 Sagu Ton 15 18 18 10 Kapuk/Randu Ton 6 7 6

11 Kemiri Ton 16 19 19 12 Aren Ton 7 5 5

13 Kunyit Ton 5 5 5

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012

Tabel 2.69

Rata-Rata Produksi Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut Komoditi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Komoditas Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Luas Tanam

1 Kelapa sawit Ton/Ha 3.18 3.56 3.03 3.49 3.66 3.69 2 Karet Ton/Ha 0.44 0.40 0.32 0.32 0.31 0.30

3 Kelapa Ton/Ha 0.43 0.41 0.53 0.50 0.49 0.49

4 Kopi Ton/Ha 0.42 0.42 0.33 0.34 0.35 0.33 5 Kakao Ton/Ha 0.17 0.14 0.33 0.28 0.26 0.25 6 Nilam Ton/Ha 2.50 0.07 0.05 0.06 0.05 0.05

7 Pinang Ton/Ha 0.36 0.36 0.41 0.40 0.42 0.41

8 Pala Ton/Ha 0.15 0.16 0.28 0.28 0.29 0.27

Page 87: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 87 -

9 Sagu Ton/Ha 0.19 0.17 0.13 0.13 0.16 0.16

10 Kapuk/Randu Ton/Ha 0.11 0.12 0.28 0.28 0.33 0.30

11 Kemiri Ton/Ha 0.25 0.08 0.23 0.23 0.28 0.28

12 Aren Ton/Ha 0.21 0.20 0.35 0.37 0.41 0.39

13 Kunyit Ton/Ha 0.25 0.53 0.52 0.42 0.44 0.44-

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012

Pengembangan komoditi perkebunan di Nagan Raya terutama untuk

perkebunan rakyat selama ini masih menghadapi beberapa permasalahan

substansial yang hampir sama dengan permasalahan di sektor pertanian

pangan dan hortikultura, yaitu permasalahan ketersediaan bibit unggul dan

penanganan pasca panen. Sebagian besar bibit unggul masih harus

didatangkan dari daerah lain dan sulit diakses oleh petani, serta harga yang

relative mahal. Akibatnya petani cenderung menggunakan bibit yang bukan

klon/varietas anjuran sehingga berimbas pada rendahnya produktivitas

perkebunan rakyat terutama jika dibandingkan dengan perkebunan besar.

Permasalahan pasca panen terutama berkaitan dengan masih rendahnya

harga komoditi di tingkat petani sehingga hasil kebun tidak dimanfaatkan

secara optimal. Rendahnya harga komoditi perkebunan ditingkat petani

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yang terpenting adalah akibat

rendahnya kualitas pengolahan hasil panen, lemahnya sistim kelembagaan

petani, dan minimnya ketersediaan unit pengolahan hasil perkebunan.

Perkembangan jumlah Rumah Tangga Petani perkebunan di

Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel 2.70

Tabel.2.70 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Petani perkebunan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 -2012

No Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Petani Perkebunan

1 Suka Makmue Orang - 942 895 915 932 961 2 Seunagan Orang 4,360 3,907 3,311 3,270 3,313 3,405

3 Seunagan Timur Orang 3,544 3,451 2,755 2,930 2,464 2,647

4 Beutong Orang 2,981 2,820 7,627 8,182 8,174 3,592

5 Beutong Banggalang

Orang - - - - 481 537

Page 88: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 88 -

6 Kuala Orang 15,555 11,456 3,631 3,691 3,857 3,941

7 Kuala Pesisir Orang - 3,027 4,594 4,859 4,855 5,001

8 Tripa Makmur Orang - - - - 3,849 4,133 9 Tadu Raya Orang - 3,715 5,285 5,563 5,584 6,246

10 Darul Makmur Orang 9,588 10,457 17,407 18,691 15,283 15,387

Jumlah 36,028 39,775 45,505 48,101 48,792 45,850

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012

C. Pariwisata

Potensi pariwisata Kabupaten Nagan Raya secara umum cukup

menarik, dan memiliki potensi wisata bahari, Lokasi suaka alam dan objek

wisata alam serta situs-situs sejarah yang terdapat di Kabupaten Nagan Raya

dapat dikembangkan untuk di jadikan obyek wisata lokal, nasional dan

mungkin ke internasional. Sebaran obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten

Nagan Raya untuk lebih jelas dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.71 berikut.

Tabel. 2.71 Objek wisata Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

No Kecamatan Jenis objek wisata Jumlah Objek

Wisata

1 Beutong

Wisata Alam Krueng Isep

3 Panorama Singgah Mata

Bendungan Irigasi Jeuram

2 Kuala Pesisir Wisata Pantai Indah Naga

2 Wisata Pantai Seunagan

3 Tripa Makmur Wisata Pantai Suak Dama 1

4 Tadu Raya Danau Laut Tedu 1

5 Seunagan Timur Makam Habib Muda Seunangan 1

6 Kuala

Mesjid Jamik Syaikhunna Gudang

Buloh 1

Jumlah 9 Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan

Raya Tahun 2012

Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata di Kabupaten

Nagan Raya belum dikelola dengan baik. Hal ini terlihat dari Beberapa

kawasan wisata yang sudah dijadikan tujuan wisata, belum didukung oleh

sarana dan prasaran yang memadai yang dapat menununjang sektor

Page 89: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 89 -

pariwisata begitu juga dengan promosi wisata belum dikemas dengan baik

oleh Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Jika sektor pariwisata

dikembangkan dengan baik maka akan memberikan dampak yang cukup

besar bagi pengembangan ekonomi daerah dan dapat mendorong

tumbuhnya sektor sektor jasa lainnya. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

kedepan akan mengupayakan pengembangan sektor wisata secara terpadu

antara wisata sungai, pantai, dan danau serta wisata religi. Pemerintah juga

perlu mengupayakan kerja sama lintas sektor dalam mengemas sektor

wisata baik promosi, pemasaran serta kerja sama pengembangan atau

pengelolaan sektor wisata dengan pihak swasta.

Jumlah ketersediaan akomodasi berupa hotel sebagai pendukung

pariwisata di Kabupaten Nagan Rayal hanya 1 unit. Hotel bintang hampir

tidak ada di temui di wilayah Kabupaten Nagan Raya. Kalau melihat kondisi

yang ada saat ini, wisatawan tidak terlalu mementingkan apakah hotel

tersebut bintang ataupun non bintang tapi yang paling utama sarana

pendukung dikawasan wisata memadai. Jumlah sarana dan fasilitas

pariwisata dapat dilihat pada Tabel 2.72.

Tabel 2.72 Jumlah Sarana/fasilitas pariwisata (unit) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Jenis sarana Satuan TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Hotel Unit 0 0 0 0 0 1

2 Rumah makan / Restoran

Unit 12 12 15 17 21 25

3 Warung kopi/cafe Unit 15 15 19 20 25 25

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

D. Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Nagan Raya memiliki wilayah sepanjang pantai yang

berhadapan langsung dengan Samudra indonesia, dengan kewenangan

Page 90: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 90 -

pengelolaan pantai sejauh 4 mil laut dari tepi garis pantai pasang surut dan

tergolong sebagai daerah lahan basah memiliki potensi yang sangat besar

untuk pengembangan sektor prikanan baik prikanan air tawar maupun laut.

Bidang perikanan tawar dapat dikembangkan dengan memamfaatkan lahan-

lahan rawa tanpa merusak rawa, juga dapat dikembangkan di kawasan

Danau Tadu. Danau yang keberadaannya berhampiran dengan laut atau

rawa sangat cocok dikembangkan ikan bandeng, ikan nila, kerapu, udang

dan kepiting. Sedangkan untuk danau yang tanpa terpengaruh denagan air

laut sangat cocok dikembangkan ikan lele, ikan mas, ikan nila, ikan jurong

serta ikan khambulan.

Produksi perikanan di Kabupaten Nagan Raya selama lima tahun

terakhir mengalami pertumbuhan baik pada jenis perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya. Pada tahun 2007 total produksi perikanan Nagan Raya

adalah sebesar 169 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan

sebesar 1.120 ton atau mengalami peningkatan sebesar 312,83 persen dari

produksi tahun 2007. Luas lahan perikanan darat pada tahun 2007 seluas

356 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 433 Ha atau mengalami

peningkatan 20,26 persen dari luas lahan tahun 2007. Pertumbuhan nilai

produksi tahun 2012 sebesar 21,58 persen sedangkan pertumbuhan lahan

perikanan darat tahun 2012 hanya 4,12 persen pertahun. Untuk lebih jelas

kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kelautan dan perikanan dapat

dilihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.73 berikut.

Tabel.2.73 Produksi Budidaya Perikanan Darat, Nilai Produksi, dan Luas Areal

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2009

N

o Uraian Satuan

Tahun

2007 2008 2009

1 Jumlah Produksi Ton 169 211 304

2 Nilai Produksi Rp 4,271,500,000 5,271,750,000 7,608,500,000

3 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat

Ha 356 367 380

4 Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ton 0.47 0.57 0.80

Page 91: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 91 -

5 Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun

% 0 25.00 44.33

6 Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun

% 0 23.42 44.33

7

Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun

% 0 3.23 3.54

N

o Uraian Satuan 2010 2011 2012

1 Jumlah Produksi Ton 461 921 1,120

2 Nilai Produksi Rp 11,528,500,000 23,024,250,000 27,992,500,000

3 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat

Ha 400 415 433

4 Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ton 1.15 2.22 2.59

5 Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun

%

51.52

99.72

21.58

6 Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun

% 51.52 99.72 21.58

7 Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat

pertahun % 5.26 3.85 4.12

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Tahun Raya 2012

Untuk produksi perikanan darat yaitu budidaya tambak di Kabupaten

Nagan Raya selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan Pada tahun

2007 total produksi budidaya tambak wilayah Nagan Raya adalah sebesar 6,

3 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 79,5 ton atau

mengalami peningkatan sebesar 92,08 persen dari produksi tahun 2007.

Luas lahan budidaya tambak pada tahun 2007 seluas 13,5 Ha dan pada

tahun 2012 meningkat menjadi 30 Ha atau mengalami peningkatan 55 %

persen dari luas lahan tahun 2007. Pertumbuhan nilai produksi tahun 2012

sebesar 38,26 persen. Untuk lebih jelas produksi budidaya tambak, nilai

produksi, dan luas areal dapat dilihat pada Tabel 2.74 dan 276 berikut.

Tabel.2.74 Produksi Budidaya Tambak, Nilai Produksi, dan Luas Areal

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

No Uraian Satuan 2007 2008

Page 92: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 92 -

2009

1 Jumlah Produksi Budidaya Tambak

Ton 6.30 8.70 13.00

2 Nilai Produksi Budidaya Tambak

Rp 157,500,000.00 217,500,000.00 325,000,000.00

3 Luas areal Tambak Ha 13.50 15.50 16.50

4 Rata-Rata Produksi Ton 0.47 0.56 0.79

5 Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun

% 0 38.10 49.43

6 Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun

% 0 38.10 49.43

7

Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun

% 0 14.81 6.45

No

Uraian Satuan

2010 2011 2012

1 Jumlah Produksi Budidaya Tambak

Ton 20.00 57.50 79.50

2 Nilai Produksi Budidaya Tambak Rp 500,000,000.00 1,437,500,000.00 1,987,500,000.00

3 Luas areal Tambak Ha 17.50 24.20 30.00

4 Rata-Rata Produksi Ton 1.14 2.38 2.65

5 Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun

%

53.85

187.50

38.26

6 Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun

%

53.85

187.50

38.26

7 Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun

%

6.06

38.29

23.97

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012

Untuk produksi perikanan budidaya kolam di Kabupaten Nagan Raya

selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan pada

tahun 2007 total produksi budidaya kolam wilayah Nagan Raya adalah sebesar

158,9 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1.008, 2

ton atau mengalami peningkatan sebesar 84,24 persen dari produksi tahun

2007. Luas lahan budi daya kolam pada tahun 2007 seluas 340,5 Ha dan

pada tahun 2012 meningkat menjadi 398,5 Ha atau mengalami peningkatan

15 % persen dari luas lahan tahun 2007. Untuk lebih jelas Produksi Budidaya

Page 93: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 93 -

kolam, Nilai Produksi, dan Luas Areal dapat dilihat pada Tabel 2.75 dan 276

berikut.

Tabel.2.75 Produksi Budidaya Kolam, Nilai Produksi, dan Luas Areal

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

No Uraian Satuan 2007 2008

2009

1 Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton 158.90 196.17 283.64

2 Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 3,972,500,000 4,904,250,000 7,091,000,000

3 Luas areal Kolam Ha 340.50 349.50 360.00

No Uraian Satuan 2010 2011 2012

1 Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton 433.14 832.48 1,008.20

2 Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 10,828,500,000 20,812,000,000 25,205,000,000

3 Luas areal Kolam Ha 379.00 387.20 398.50

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012

Tabel.2.76 Jumlah dan Nilai Produksi Prikanan Menurut Jenis

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

Jumlah Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya

No Uraian Satuan

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Laut Ton 1,323.60 1,457.20 1,457.20 68,813.50 445.11 -

2 Air payau/ Tambak

Ton 6.30 8.70 13.00 20.00 57.50 79.50

3 Air Tawar / Kolam

Ton 158.90 196.17 283.64 433.14 832.48 1,008.20

4 Perairan Umum

Ton 3.50 6.00 7.70 8.00 30.99 32.00

Jumlah Total Ton 1,492.30 1,668.07 1,761.54 69,274.64 1,366.08 1,119.70

Nilai Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya

No Uraian Satuan

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Page 94: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 94 -

1 Laut Rp 36,430,000 5,275,952 5,275,952 2,064,390 8,902,200 -

2 Air payau Rp 157,500,000 217,500,000 325,000,000 500,000,000 1,437,500,000 1,987,500,000

3 Air Tawar Rp 3,972,500,0

00 4,904,250,000 7,091,000,000 10,828,500,000 20,812,000,000 25,205,000,000

3 Perairan Umum

Rp 87,500,0 150,000,000 192,500,000 200,000,000 774,750,00 800,000,000

Jumlah Total Rp 4,253,930 5,277,025,952 7,613,775,952 11,530,564,390 23,033,152,200 27,992,500,000

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

No Uraian Satuan

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Laut * Ton 90.42 94.52 99.00 97.72 82.06 91.94

2 Air payau Ton 4.52 4.99 5.87 4.41 5.01 5.24

3 Air Tawar Ton 107.34 111.63 129.05 127.33 175.05 196.67

Jumlah Total Ton 202.28 211.14 233.92 229.46 262.12 293.85

Nilai Produksi Perikanan Tangkap

No Uraian Satuan

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Laut Rp 1,356,300,000 1,417,800,000 1,485,000,000 1,465,800,000 1,230,900,000 1,379,100,000

2 Air payau Rp 90,400,000 99,800,000 117,400,000 88,200,000 100,200,000 104,800,000

3 Air Tawar Rp 1,610,100,000 1,674,450,000 1,935,750,000 1,909,950,000 2,625,750,000 2,950,050,000

Jumlah Total Rp 3,056,800,000 3,192,050,000 3,538,150,000 3,463,950,000 3,956,850,000 4,433,950,000

Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012

Perkembangan jumlah kelompok nelayan dan pembinaan nelayan

yang dilakukan pemerintah dengan instansi terkait dikabupaten Nagan Raya

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.77 dibawah. Dimana jumlah nelayan tetap

meningkat dari 120 orang pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 313

orang di tahun 2012, jumlah kelompok nelayan pada tahun 2007 sebanyak

18 kelompok dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 28 kelompok atau

meningkat sebesar 35,71 persen pada tahun 2012, jumlah nelayan yang

dibina pada tahun 2012 sebanyak 78 orang atau meningkat sebanyak 61,54

persen dari tahun 2007 yang hanya 30 orang nelayan yang dibina. Untuk

Page 95: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 95 -

lebih jelas Jumlah Nelayan, Kelompok dan Pembinaan Nelayan Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2007- 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.77 berikut.

Tabel.2.77 Jumlah Nelayan, Kelompok dan Pembinaan Nelayan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

No Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 2011

2012

1 Nelayan Tetap (Orang) Orang 120 168 195 220 313 313

2 Nelayan Tidak Tetap Orang 150 175 198 230 235 235

3 Jumlah Petambak Orang 30 30 39 45 58 78

4 Jumlah Petani Ikan Kolam

Orang 450 450 500 548 600 600

5 Jumlah Petani Ikan Peraian Umum

Orang 40 55 70 70 83 83

6 Kelompok Nelayan Kelompok 18 28 28 28 28 28

7 Jumlah Nelayan yang dibina

Orang 30 30 39 45 58 78

8 Jumlah Petambak yang dibina

Orang 180 280 280 280 280 280

9 Jumlah Kelompok Nelayan yang dibina

Kelompok 0 0 0 0 0 0

10 Jumlah petani ikan yang dibina

Orang 520 535 609 663 751 761

11 Jumlah kelompok Budidaya Ikan

Kelompok 23 30 38 42 50 51

12 Jumlah kelompok pengolahan Ikan

Kelompok 10 10 10 10 10 12

13 Jumlah Kelompok pengolahan ikan yang dibina

Kelompok 10 10 10 10 10 12

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012

Tabel. 2.78

Page 96: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 96 -

Jumlah Alat Tangkap Ikan dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

N

o

Jenis Alat

Tangkap Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Purseine Unit 0 0 0 0 0 0

2 Pukat Pantai Unit 6 6 6 14 16 16

3 Jaring Insang Unit 210 210 240 280 330 358

3 Jaring Udang Unit 87 88 88 88 88 88

4 Pancing Unit 160 160 160 260 165 165

5 Serok Unit 0 0 0 0 0 0

6 Bubu Unit 198 201 205 205 205 250

7 Seser Unit 45 60 60 65 65 65

Jumlah Armada Penangkapan Ikan ( Unit)

N

o Jenis Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Perahu Motor Unit 69 75 60 60 60 60

2 Kapal Motor Unit 68 76 79 88 88 88

3 Perahu Tidak

Bermotor Unit 85 90 105 105 120 121

Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012

Jumlah Alat Tangkap Ikan dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan

sebagaimana tergambar pada tabel 2.78 di atas untuk pukat pantai pada

tahun 2007 sebanyak 6 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 16

unit, jaring ingsang pada tahun 2007 sebanyak 210 unit dan pada tahun

2012 meningkat menjadi 358 unit, sedangkan untuk armada penangkapan

ikan perahu motor pada tahun 2007 sebanyak 69 unit mengalami penurunan

pada tahun 2012 menjadi 60 unit, untuk kapal motor pada tahun 2007

sebanyak 60 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 88 unit.

Fasilitas pendukung perikanan dan kelautan tempat pelelangan ikan

pada tahun 2012 yang tersedia di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 4 unit

berkurang satu unit dari tahun 2007, jumlah pasar ikan pada tahun 2007

Page 97: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 97 -

sebanyak 6 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 9 unit sedangkan

untuk balai benih ikan terdapat 2 unit, untuk unit pembenihan rakyat

mengalami penurunan dimana pada tahun 2007 terdapat 6 unit dan pada

tahun 2012 menunurun menjadi 5 unit. Untuk lebih gambaran fasilitas

pendukung sektor prikanan dan kelautan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat

Pada Tabel 2.79.

Tabel.2.79 Fasilitas pendukung perikanan dan kelautan ( Unit)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

No Jenis Fasilitas Satuan 2007 2008 2009 2010 2011

2012

1 Pusat Pelelangan Ikan

Unit 0 0 0 0 0 0

2 Tempat Pelelangan Ikan

Unit 5 5 5 4 4 4

3 Jumlah Pasar ikan Unit 6 6 6 7 8 9

4 Jumlah Balai Benih Ikan (BBI)

Unit 2 2 2 2 2 2

5 Jumlah Unit Pembenihan Rakyat

Unit 6 6 6 5 5 5

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Jumlah prasarana yang tersedia di sektor Kelautan dan Perikanan

masih sangat minim bila dibandingkan dengan potensi perikanan Kabupaten

Nagan Raya. Kondisi ini mencerminkan bahwa pengembangan sektor

perikanan di Kabupaten Nagan Raya ini belum didukung oleh ketersediaan

sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu kedepan perlu

pengembangan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan seperti

pelabuhan perikanan, pengembangan balai benih ikan, pengembangan

sarana tangkap serta motorisasi armada perikanan dalam upaya

meningkatkan daya jelajah dan produktivitas nelayan.

Tabel.2.80 Kondisi Hutan Bakau

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

Page 98: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 98 -

No Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Luas areal hutan Bakau

Ha 362.16 362.16 362.16 362.16 362.16 362.16

2 Luas areal kerusakan hutan

Bakau

Ha 187.84 187.84 187.84 187.84 187.84 187.84

Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012

Perlarindungan terhadap sepadan pantai dengan melakukan

rehabilisasi hutan bakau dikawasan pantai untuk melindungi wilayah pantai

dan kelestarian fungsi pantai. Luas areal hutan bakau yang terdapat di

wilayah Kabupaten Nagan Raya sebagaimana tergambar pada Tabel 2.80

yaitu seluas 362,16 Ha dan jumlah kerusakan hutan bakau di kabupaten

Nagan Raya seluas 187,84 Ha atau sebesar 48,13 persen dari total luas

hutan bakau yang ada di kabupaten Nagan Raya, hal ini mnenunjukkan

tingkat kerusakan hutan bakau di Kabupaten Nagan Raya sudah sangat

parah. Kerusakan hutan bakau ini berakibat pada terjadinya abrasi pantai,

menurunnya wilayah pelestarian biota laut, juga akan berdampak pada

penurunan tangkapan dilaut.

Untuk mengamankan kembali kawasan pantai dan mengurangi

kerusakan hutan bakau yang tingkat kerusakannya sudah sangat parah mulai

dari pantai bagian barat sampai bagian selatan di wilayah Kabupaten Nagan

Raya maka pemerintah perlu bertidak cepat untuk melakukan upaya

rehabilisasi kembali dengan penanaman kembali hutan bakau sesuai dengan

potensi lahan yang tersedia sehingga kawasan pantai tetap terjaga dari

abrasi dan dapat berfungsi sebagai kawasan penyangga pantai serta

meningkatnya wilayah pelestarian biota laut.

h. Urusan Industri dan Perdagangan

Industri kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan ekonomi

Kabupaten Nagan Raya yang sudah teruji ketangguhannya. Hal ini terbukti

Page 99: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 99 -

pada saat krisis ekonomi dan gempa bumi di Kabupaten Nagan Raya sektor

industri masih mampu bertahan. Sektor industri di Kabupaten Nagan Raya

didominasi oleh industry kecil dan menengah. Jumlah industri kecil yang

terus meningkat dari tahun ketahun dengan penggunaan teknologi

sederhana mampu menjadi penyerap tenaga kerja yang sangat tinggi.

Pengembangan industri dan perdagangan sangat ditentukan oleh Komitmen

pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk selalu mengembangkan industri

kecil dan menengah diantaranya melalui pemberian kemudahan ijin usaha

dan pembinaan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM), penyusunan

kebijakan industri terkait dengan industri penunjang IKM, pelatihan dan

akses permodalan, serta pengembangan sentra-sentra industri potensial.

sehingga Industri Kecil dan Menengah (IKM)i terus berkembang dan tumbuh

menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan memberi kontribusi terhadap

PDRB.

Populasi industri kabupaten Nagan Raya didominasi oleh industri kecil.

Jumlah usaha industri kecil terus mengalami perkembangan dimana pada

tahun 2007 industri kecil berjumlah 393 unit dan pada tahun 2012 meningkat

mencapai 716 unit dengan rata-rata pertumbuhan 16,67 persen pertahun.

Sementara itu, jumlah usaha mikro juga mengalami peningkatan yang

signifikan dimana pada tahun 2007 berjumlah 78 unit dan pada tahun 2012

meningkat menjadi 1.044 unit dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 16,67

persen pertahun. Peningkatan yang signifikan tersebut disebabkan oleh

tumbuh dan berkembangnya industri kecil dan mikro. Sedangkan jumlah

industri besar sampai tahun 2012 mengalami stagnasi atau dengan kata lain

tidak mengalami peningkatan unit usaha. Perkembangan Kinerja

pembangunan pada pelayanan urusan industri terlihat pada beberapa

indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.81 berikut.

Page 100: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 100 -

Tabel 2.81 Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja Omset/Bulan dan Rata Rata Pertumbuhan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007 – 2012

No Uraian Satuan Tahun

Rata-Rata

(%)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 %

Industri

1 Jumlah Industri Kecil Unit 393 1,117 998 721 740 716 16.67

2 Industri Menengah Unit - - - - - - -

3 Industri Besar Unit - - - - - 1 -

UMKM

1 Jumlah Usaha Mikro

Unit 78 492 538 664 675 1,04

4 16.67

Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset

1

Jumlah Tenaga Kerja pada Industri

Orang 816 1,933 1,845 1,823 1,841 1,841 16.67

2 Jumlah Tenaga Kerja pada UMKM

Orang 96 758 801 851 865 865 16.67

3 Jumlah Omset UMKM / bulan

Rp (Juta)

1 9 12 10 11 15

16.67

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Kondisi sektor industri tahun 2012 di Nagan Raya didominasi oleh

usaha kecil dan mikro, dengan jumlah tenaga kerja pada sektor industri

kecil tahun 2007 sebanyak 816 orang dan meningkat signifikan pada tahun

2012 sebanyak 1.841 orang dengan rasio pertumbuhan rata-rata pertahun

Page 101: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 101 -

sebesar 16,67 persen begitu juga dengan jumlah tenaga kerja pada sektor

UMKM dimana pada tahun 2007 berjumlah 96 orang dan pada tahun 2012

meningkat menjadi 865 orang dengan rasio pertumbuhan rata-rata sebesar

16,67 persen.

Sektor industri Kecil Menengah merupakan bagian yang cukup penting

dan strategis terhadap pembangunan ekonomi Nagan Raya. Peran strategis

tersebut terkait dengan jumlah, sebaran dan potensi yang dimiliki bahkan

perannya dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup memadai serta

menjadi faktor utama pendorong sektor riil. Komitmen pemerintah untuk

mendorong tumbuhnya sektor industri terutama yang berhubungan dengan

sektor unggulan perkebunan di Nagan Raya yaitu kelapa sawit memiliki

peluang yang besar untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Nagan Raya

seperti industri pengolahan minyak goreng dan industri pengolahan CPO.

Disamping itu juga pemerintah dapat meningkatkan pemberdayaan terhadap

industri rumah tangga yang pada akhirnya dapat berkembangnya pelaku

kewirausahaan dan memiliki keungulan kompetitif usaha kecil menengah di

Kabupaten Nagan Raya.

i. Urusan Ketransmigrasian

Dalam pengembangan kawasan transmigrasi Pemerintah Kabupaten

Nagan Raya telah melakukan pengaturan kawasan transmigrasi secara

terrencana dan memasukkan kawasan transmigrasi dalam rencana tata

ruang daerah dengan memprioritaskan lokasi transmigrasi di wilayah-wilayah

kecamatan baru yang masih terbelakang hal ini dilakukan untuk mendorong

berkembangnya daerah daerah terpencil, penyebaran pemukiman penduduk

dan untuk meningkatkan pemamfaatan lahan-lahan di daerah daerah terpecil

yang lahannya masih tersedia luas belum dimamfaatkan sehingga dengan

adanya transmigrasi dapat tumbuh daerah pertanian atau perkebunan baru

serta dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang dapat lebih

Page 102: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 102 -

menyebar tidak terkonsentrasi pada satu kawasan atau wilayah tertentu

saja.

Jumlah lokasi transmigrasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2012 sebanyak 13 lokasi dengan jumlah kepala keluarga pada tahun 2007

sebanyak 3.901 orang dan pada tahun 2012 bertambah menjadi sebanyak

4.608 Orang atau bertambah sebanyak 15,34 persen dari tahun 2007.

Jumlah kepala keluarga terbanyak pada tahun 2012 di lokasi transmigrasi

UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah sebanyak 361 orang kepala keluarga

pada UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah terjadi penurunan jumlah kepala

keluarga sebanyak 58 kepala keluarga jika dibandingkan dengan tahun 2007

yang berjumlah sebanyak 419 orang kepala keluarga, kemudian di ikuti

UPT.V. Lamie Gampong Krueng Itam sebanyak 340 orang kepala keluarga

dilokasi ini terjadi peningkatan jumlah kepala keluarga sebanyak 208 orang

kepala keluarga jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah

sebanyak 132 kepala keluarga sedangkan lokasi transmigrasi yang paling

sedikit ditempati di UPT.III. Seneuam Gampong Sumber Makmur sebanyak

87 orang kepala keluarga pada tahun 2012 dan bertambah 7 kepala keluarga

jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah sebanyak 80 Orang

kepala keluarga. Untuk lebih jelas Lokasi Transmigrasi dan Jumlah Kepala

Keluarga di Kabupaten Nagan Raya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.82

berikut.

Tabel 2.82

Lokasi Transmigrasi dan Jumlah Kepala Keluarga

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007- 2012

No Lokasi Satuan

Jumlah kepala Keluarga (KK)

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 UPT.I. Krueng Tadu Gampong Simpang Jaya

Orang 121 121 150 150 150 150

2 UPT.II. Krueng Tadu Gampong Batu Raya

Orang 171 171 171 171 171 171

Page 103: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 103 -

3 UPT.III. Krueng Tadu Gampong Sember Daya

Orang 211 211 211 211 211 211

4 UPT.IV. Krueng Tadu Gampong Bumi Sari

Orang 126 126 126 126 126 126

5 UPT.V. Lamie Gampong Krueng Itam

Orang 132 340 340 340 340 340

6 UPT.VI. Lamie Gampong Rantau Selamat

Orang 101 310 310 310 310 310

7 UPT.VII. Lamie Gampong Lamie Gagak

Orang 91 96 96 96 96 96

8 UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah

Orang 419 361 361 361 361 361

9 UPT.II. Seneuam Gampong Makarti Jaya

Orang 142 158 158 158 158 158

10 UPT.III. Seneuam Gampong Sumber Makmur

Orang 80 87 87 87 87 87

11 UPT.IV. Seneuam Gampong Sumber Bakti

Orang 300 313 313 313 313 313

12 UPT.Despot Alue Siron Gampong Alue Siron

Orang 0 0 83 173 173 173

13 UPT. Beutong Ateuh Blang Puuk

Orang 0 0 0 0 100 100

Jumlah Orang 3,901 4,302 4,415 4,506 4,607 4,608

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2012

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan

pemerintah daerah yang didasarkan pada potensi, kekhasan dan keunggulan

suatu daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan merupakan

salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dalam mencapai

tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan. Gambaran umum kondisi daerah

terkait dengan aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek

diantaranya kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur,

iklim berinvestsai dan sumber daya manusia.

Page 104: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 104 -

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah harus

memeiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang akan masuk

dan telah berada pada suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi

peningkatan daya saing daerah. Sektor pertanian merupakan tulang

punggung perekonomian daerah di Provinsi Aceh. Demikian pula halnya di

Kabupaten Nagan Raya. Bahkan proporsi sektor pertanian di kabupaten ini

lebih besar dua kali lipat daripada sumbangan sektor pertanian pada

perekonomian Provinsi Aceh. Sekitar 58,83 persen kegiatan ekonomi

Kabupaten Nagan Raya disumbangkan oleh sektor primer itu.

Meskipun berangsur menurun dalam beberapa tahun terakhir, peran

sektor primer ini masih dominan di Kabupaten Nagan Raya. Subsektor

tanaman perkebunan dan subsektor tanaman bahan makanan menjadi

primadona perekonomian daerah, karena keduanya masing-masing

menyumbang 26,64 persen dan 17,13 persen terhadap kegiatan ekonomi di

wilayah itu.

Sektor perdagangan menyumbang 17,23 persen terhadap kegiatan

ekonomi daerah. Sedangkan sektor bangunan dan sektor jasa masing-

masing menyumbang 7,20 persen dan 5,74 persen.

Penduduk yang menggantungkan penghidupan pada mata

pencaharian pertanian juga sangat besar, yakni 63.85 persen. Sektor lain

yang menjadi sandaran utama kehidupan penduduk adalah sektor jasa dan

sektor perdagangan yang masing-masing tercatat sebesar 16,49 persen dan

7,75 persen.

Gambar.2.9 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian dan Nonpertanian,

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010-2011

Page 105: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 105 -

Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kemampuan ekonomi

daerah di antaranya dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Tingkat Inflasi Sektoral.

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB

Perekonomian Daerah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 dapat

dilihat pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB

Kabupaten Nagan Raya merupakan cerminan perolehan nilai tambah atas

proses produksi atau jasa di wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

sebesar Rp.2.766,29 Milyar, nilai ini meningkat sebesar 45,14% dari

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adhb Tahun 2007 yang memiliki

nilainya sebesar Rp.1.905,92 Milyar. Sektor dominan yang memberikan andil

besar dalam perkembangan nilai PDRB ADHB Kabupaten Nagan Raya adalah

sektor pertanian dan perdagangan serta jasa-jasa, seperti terlihat pada Tabel

2.83 dan Gambar 2.10.

Tabel 2.83 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB ADHB

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Sektor Tahun Pert Rata-

Rata 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 64.44 63.76 61.88 60.42 58.83 -2.25

2 Pertambangan & penggalian

1.37 1.45 1.68 1.84 1.93 8.95

3 Industri pengolahan 2.03 1.90 1.85 1.80 1.82 -2.69

4 Listrik,gas & air bersih 0.17 0.20 0.25 0.29 0.32 17.13

Page 106: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 106 -

5 Konstruksi 5.18 5.74 6.41 6.78 7.20 8.58

6 Perdagangan, hotel, &

restoran 15.71 16.06 16.38 16.76 17.23 2.34

7 Pengangkutan & komunikasi

4.61 4.66 5.21 5.68 5.95 6.59

8 Keuangan, sewa, & jasa perusahaan

0.83 0.82 0.88 0.92 0.96 3.70

9 Jasa-jasa 5.66 5.41 5.47 5.50 5.74 0.35

Jumlah 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambar 2.10 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB ADHB

dan PDRB ADHK Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012 (Rp. Milyar)

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Dari Tabel di atas tergambar bahwa perekonomian di wilayah

Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2011 didominasi oleh Sektor Pertanian

dengan kontribusi 45,04 persen yang berarti bahwa sektor pertanian masih

menjadi sektor andalan dalam menggerakan perekonomian di wilayah

Kabupaten Nagan Raya. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi

1.905,92

2.229,26 2.375,11

2.543,01 2.766,29

867,02 898,48 929,59 967,86 1.012,02

0,00

500,00

1.000,00

1.500,00

2.000,00

2.500,00

3.000,00

2007 2008 2009 2010 2011

Mily

ar R

up

iah

Tahun

PDRB ADHB PDRB ADHK

Page 107: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 107 -

menonjol bagi perekonomian daerah adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran sebesar 25.25 persen serta Sektor Jasa-jasa sebesar 11,30 persen.

Dari gambar di atas terlihat bahwa perkembangan kontribusi sektor

dalam PDRB ADHB dan PDRB ADHK di wilayah Kabupaten Nagan Raya pada

tahun 2011 terlihat PDRB ADHB sebesar Rp.2.766.29 milyar. Sedangkan

PDRB ADHK lebih rendah, yaitu sebesar Rp.1.012.02 milyar. Perkembangan

kontribusi sektor dalam PDRB ADHB dan PDRB ADHK di wilayah Kabupaten

Nagan Raya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami

peningkatan tiap tahun seperti terlihat pada gambar 2.16.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK

PDRB ADHK Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2007 sebesar

Rp.867,02 milyar dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp.

1.012,02 Milyar. Kontribusi PDRB ADHK terbesar disumbang oleh sektor

pertanian yaitu sebesar 48,86 persen pada tahun 2007 dan 45,04 persen

pada tahun 2011, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan

restoran, jasa-jasa dan pengangkutan dan komunikasi. Gambaran PDRB

ADHK lebih lanjut sebagaimana Tabel 2.84 dan Gambar 2.11.

Tabel 2.84

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Hk)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Sektor Satuan Tahun Pert

Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian % 48.86 47.24 46.24 45.63 45.04 -2.01

2 Pertambangan& penggalian

% 1.60 1.75 1.89 1.98 2.03 6.13

3 Industri pengolahan % 3.23 3.26 3.23 3.19 3.22 -0.08

4 Listrik,gas & air bersih

% 0.21 0.24 0.26 0.28 0.30 9.33

5 Konstruksi % 4.20 4.52 4.84 5.02 5.17 5.33

6 Perdagangan, hotel, & restoran

% 25.49 25.67 25.56 25.40 25.25 -0.24

Page 108: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 108 -

7 Pengangkutan & komunikasi

% 5.30 5.85 6.18 6.49 6.75 6.23

8 Keuangan, sewa, & jasa perusahaan

% 0.91 0.92 0.93 0.93 0.94 0.81

9 Jasa-jasa % 10.20 10.56 10.87 11.07 11.30 2.59

Jumlah

100 100 100 100 100 0.00

PDRB KONSTAN 2000

5.49 3.63 3.46 4.12 4.56 4,25

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Gambar.2.11 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB

Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) (Rp. Milyar) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Sementara dalam periode tahun 2007-2011, jika dilihat berdasarkan

rata-rata laju pertumbuhan PDRB ADHK, Listrik, Gas dan Air Bersih

mempunyai laju pertumbuhan terbesar yaitu 9,33 persen per tahun,

kemudian diikuti oleh Pengangkutan dan Komunikasi 6,23 persen per tahun,

867,02

898,48

929,59

967,86

1.012,02

750

800

850

900

950

1000

1050

PDRB ADHK

2007 2008 2009 2010 2011

Page 109: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 109 -

Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,13 Persen, Konstruksi sebesar

sebesar 5,33 persen per tahun, Bank & Lembaga Keuangan lainnya 0,81

persen per tahun, serta Jasa-jasa sebesar 2,59 persen per tahun. Laju

pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Nagan Raya selama kurun waktu 2007-

2011 sebesar 4,25 persen per tahun dengan nilai PDRB ADHK tahun 2011

sebesar Rp.1,012,02 Milyar.

c. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Meskipun cenderung moderat, perekonomian Kabupaten Nagan Raya

mengalami pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir. Sektor-sektor

perekonomian yang mempunyai peran besar seperti pertanian, perdagangan

dan jasa-jasa masih sangat dominan mempengaruhi perkembangan ekonomi

di daerah Kabupaten Nagan Raya. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi

Nagan Raya tercatat 4,12 persen. Kemudian setahun 2011 meningkat

menjadi 4,56 persen.

Beberapa sektor ekonomi yang menjadi motor penggerak dengan laju

pertumbuhan lebih tinggi daripada rata-rata secara umum adalah sektor

pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air minum, sektor

bangunan/konstruksi, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa-

jasa juga mengalami pertumbuhan diatas 6 persen per tahun dalam periode

5 tahun terakhir.

Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tinggi pada umumnya

bukan sektor yang mendominasi kegiatan ekonomi di Nagan Raya. Sektor

listrik dan air minum mengalami pertumbuhan 10,97 persen pada 2011,

setelah sebelumnya tumbuh 12,24 persen. Sektor pengangkutan naik 8,75

persen pada 2011 dan 9,36 persen pada 2010. Kemudian sektor

bangunan/konstruksi naik 7,67 persen pada 2011, setahun sebelumnya

meningkat 8,03 persen.

Page 110: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 110 -

Sementara itu, sektor ekonomi yang mempunyai andil besar seperti

sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran mengalami

pertumbuhan dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi secara umum. Sektor

pertanian naik 3,20 persen pada 2011, angka ini lebih tinggi daripada tahun

sebelumnya yang tumbuh 2,76 persen. Sedangkan sektor perdagangan,

hotel, dan restoran mengalami pertumbuhan 3,94 persen, lebih tinggi

daripada tahun 2010 yang tercatat 3,47 persen. Gambaran pertumbuhan

ekonomi dan sektor dominan yang mendukung pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.85 dan gambar, 2.12.

Tabel 2.85 Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Dominan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

No Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 0.22 0.20 1.26 2.76 3.20

2 Pertambangan & penggalian 17.08 12.86 12.21 8.87 7.32

3 Industri pengolahan 1.79 4.59 2.41 2.82 5.69

4 Listrik & air minum 72.32 15.30 14.54 12.24 10.97

5 Konstruksi 31.77 11.61 10.81 8.03 7.67

6 Perdagangan, hotel, & restoran 12.06 4.38 2.99 3.47 3.94

7 Pengangkutan & komunikasi 4.62 14.38 9.31 9.36 8.75

8 Keuangan, sewa, & jasa perusahaan 8.85 4.13 4.43 4.88 5.46

9 Jasa-jasa 6.78 7.24 6.59 6.00 6.68

PDRB KONSTAN 2000 5.49 3.63 3.46 4.12 4.56

Sumber: BPS Nagan Raya Dalam AngkaTahun 2012

Tabel 2.12 Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Dominan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

Page 111: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 111 -

Sumber: BPS, Inkesra Nagan Raya Tahun 2012

Gambar 2.13 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Nagan Raya

dan Provinsi Aceh Tahun 2007-2011

Sumber: BPS Nagan Raya dan Aceh Tahun 2012

Berdasarkan gambar 2.13 di atas memperlihatkan laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Nagan Raya dibandingkan dengan Provinsi Aceh

0,22 0,20

1,26

2,76 3,20

12,06

4,38

2,99 3,47

3,94

5,49

3,63 3,46 4,12

4,56

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

1 2 3 4 5

Pertanian Perdagangan, Hotel dan Retoran PDRB Konstan

5,49

3,63

3,46

4,12 4,56

7,23

1,88

3,97 5,32

5,89

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2007 2008 2009 2010 2011

pe

rtu

mb

uh

an (

%)

tahun

Kabupaten Nagan Raya Aceh

Page 112: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 112 -

menunjukkan pada Tahun 2007 sebesar 5,49 persen sedangkan propinsi

pada Tahun 2007 sebesar 7,23 persen. Pada Tahun 2011 pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Nagan Raya sebesar 4,56 persen sedangkan propinsi

Aceh sebesar 5,89 persen, hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Nagan Raya masih dibawah provinsi Aceh.

2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infratruktur

Fasilitas wilayah/Infrastruktur merupakan penunjang daya saing

daerah dalam ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas

ekonomi di berbagai sektor pada suatu daerah atau antar-daerah (wilayah).

Semakin lengkap ketersediaan fasilitas wilayah/infrastruktur, maka semakin

kuat daya saing daerah. Gambaran umum kondisi daya saing daerah terkait

dengan fasilitas wilayah/infrastruktur diantaranya dapat dilihat dari fasilitas

perhubungan, pengairan/irigasi, air bersih serta energi dan telekomunikasi.

a. Fasilitas Perhubungan Darat

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk

memperlancar kegiatan perekonomian. Tersedianya jalan yang berkualitas

akan memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas

barang dan jasa dari satu daerah ke daerah lain, terutama komoditas hasil

pertanian dari pedesaaan.

- Kondisi Jaringan Jalan

Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Nagan Raya pada tahun

2007 mencapai 585,50 kilometer. Panjang jalan yang berada di bawah

wewenang negara 82 kilometer dan wewenang Pemerintah Provinsi Aceh

117,6 kilometer. Sedangkan sepanjang 385,9 kilometer di bawah wewenang

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Tahun 2012 jumlah panjang jalan ini

meningkat meningkat sepanjang 969,7 km. Penambahan ini disebabkan oleh

adanya peningkatan status jalan yang menghubungi antar Kecamatan

Page 113: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 113 -

maupun antar desa di Kabupaten Nagan Raya sepanjang tahun 2012.

Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.86 dan Tabel 2.87.

Tabel 2.86

Kondisi Panjang Jaringan Jalan Menurut Status Jalan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Uraian Satuan

Tahun Rata-rata

Pert/ Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jalan Negara Km 82.0 82.0 82.0 82.0 82.0 82.0 0.000

2 Jalan Provinsi Km 117.6 117.6 117.6 117.6 117.6 117.6 0.000

3 Jalan Kabupaten Km 327.3 381.4 490.4 509.8 617.5 642.9 63.12

4

Jalan

Kecamatan Km 58.6 60.1 109.3 35.2 128.7 127.3 13.72

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.87 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2007

Negara

Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

a. Diaspal KM 0.0 0.0 21.6 3.8

b. Kerikil KM 0.0 0.0 240.3 35.6

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 19.3

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 00

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 82.0 106.6 3.8 3.8

b. Sedang KM 0.0 3.0 241.7 30.0

c. Rusak Ringan KM 0.0 4.0 81.8 6.0

d. Rusak Berat KM 0.0 4.0 0.0 287.6

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2008

Negara Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

Page 114: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 114 -

a. Diaspal KM 0.0 0.0 21.6 6.0

b. Kerikil KM 0.0 0.0 283.5 15.7

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 38.4

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 0.0

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 82.0 -8.0 3.8 9.8

b. Sedang KM 0.0 0.0 241.7 12.0

c. Rusak Ringan KM 0.0 4.0 81.8 5.0

d. Rusak Berat KM 0.0 4.0 54.1 300.5

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2009

Negara Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

a. Diaspal KM 0.1 2.0 22.8 7.0

b. Kerikil KM 0.0 0.0 369.5 37.1

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 65.2

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 0.0

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 82.0 -4.0 3.8 16.8

b. Sedang KM 0.0 0.0 241.7 35.0

c. Rusak Ringan KM 0.0 2.0 81.8 7.0

d. Rusak Berat KM 0.0 4.0 163.1 268.5

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2010

Negara Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

a. Diaspal KM 0.1 2.0 26.3 3.8

b. Kerikil KM 0.0 0.0 381.5 13.8

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 17.7

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 0.0

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 82.0 -3.0 3.8 20.5

b. Sedang KM 0.0 0.0 241.7 10.0

c. Rusak Ringan KM 0.0 2.0 81.8 5.0

d. Rusak Berat KM 0.0 3.0 182.5 291.8

Page 115: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 115 -

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2011

Negara Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

a. Diaspal KM 0.0 0.0 29.3 4.8

b. Kerikil KM 0.0 0.0 465.1 40.3

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 83.6

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 0.0

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 79.0 -3.0 3.8 25.3

b. Sedang KM 0.0 0.0 241.7 39.0

c. Rusak Ringan KM 3.0 0.0 81.8 10.0

d. Rusak Berat KM 0.0 3.0 290.2 253.0

No Keadaan Satuan

Status Jalan

Tahun

2012

Negara Propinsi Kabupaten Kecamatan

I Jenis Permukaan

a. Diaspal KM 0.0 0.0 32.6 6.0

b. Kerikil KM 0.0 0.0 476.2 45.4

c. Tanah KM 0.0 0.0 0.0 75.9

d. Tidak Diperinci KM 0.0 0.0 0.0 0.0

II Kondisi Jalan

a. Baik KM 82.0 -3.0 3.8 31.3

b. Sedang KM 0.0 0.0 241.7 39.0

c. Rusak Ringan KM 0.0 0.0 81.8 10.0

d. Rusak Berat KM 0.0 3.0 315.6 247.0

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

- Perhubungan Laut

Sistem transportasi laut di Kabupaten Nagan Raya memiliki peranan

penting dalam mendukung pergerakan barang. Kondisi eksisting transportasi

laut di Kabupaten Nagan Raya digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan,

Page 116: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 116 -

perjalanan wisata, dan pemanfaatan patroli keamanan dan pengamanan laut

serta penelitian.

- Perhubungan Udara

Perhubungan udara di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan

perkembangannya sejak tahun 2005 dilakukan kajian/penyusunan Visibility

rencana peluasan Bandara Cut Nyak Dhien yang dilanjutkan dengan

penyusunan Masterplan dan Detil Engineering pada tahun 2008, 2009, dan

2010 dengan lokasi di Kecamatan Suka Makmue yang diperkirakan akan

diperluas landasan akan selesai tahun 2016 mendatang dengan fungsi

lapangan udara sebagai penunjang di kawasan Pantai Barat.

Untuk mendukung rencana pengembangan pembangunan Bandara

Nagan Raya tersebut, beberapa pengembangan infrastruktur diperlukan

sebagai basis kegiatan ekonomi di wilayah sekitar bandara yang akan

dikembangkan sebagai pusat bisnis dan sekaligus meningkatkan kinerja

operasi bandara secara keseluruhan. Persiapan awal dalam mengantisipasi

pelaksanaan pembangunannya, di sekitar lokasi yang ditetapkan perlu

pembebesan lahan, penataan wilayah sekitar bandara khususnya dalam

mengantisipasi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dan

Area Bebas Bangunan serta Kawasan Ambang Kebisingan.

- Pengairan/Irigasi

Dalam struktur perekonomian Kabupaten Nagan Raya, sektor

pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan. Hal tersebut

sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian.

Data rinci untuk penggunaan lahan ini dapat dilihat pada Tabel 2.88 dan

Tabel 2.89.

Tabel 2.88

Penggunaan Lahan Meneurut Jenis

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Page 117: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 117 -

No Keterangan Luas Lahan

(Ha) Penggunaan Lahan

(%)

1 Bandara 103.25 0.03

2 Danau 115.56 0.03

3 Hutan 168,541.49 47.54

4 Industri 82.35 0.02

5 Perkebunan 43,859.81 12.37

6 Perkebunan Masyarakat 1,308.45 0.37

7 Pemukiman 6,894.40 1.94

8 Pertanian Lahan Kering 104,083.66 29.36

9 Rawa 13,176.77 3.72

10 Sawah 8,869.84 2.50

11 Sungai 2,640.06 0.74

12 Tanah Terbuka 4,815.49 1.36

Jumlah 354,491.13 100.00

Sumber : Rencana Tata Ruang BAPPEDA Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Tabel 2.89

Luas lahan Sawah Teraliri Jaringan Irigasi (Ha)

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2012

NO Uraian Luas lahan Sawah (Ha)/Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Irigasi Teknis 7,386 7,386 7,426 7,426 7,775 7,775

2 Irigasi Semi Teknis 2,885 2,885 3,180 3,242 3,242 3,242

3 Irigasi Sederhana (Irigasi

Desa) 1,050 1,080 1,230 1,310 2,110 3,310

Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

2.4.4 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci

keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu pembangunan SDM harus

benar-benar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja

yang kratif, terampil, kreatif, disiplin, produktif dan professional serta mampu

memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam rangka melaksanakan pembangunan. Gambaran mengenai

SDM dapat terlihat di antaranya melalui kualitas tenaga kerja (rasio lulusan

Page 118: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 118 -

SLTP, SLTA, Universitas/Perguruan Tinggi) dan tingkat ketergantungan

penduduk.

Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dilihat dari

kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas dan hal tersebut

bisa dilihat pada Tabel dibawah memperliahat Persentase penduduk usia 10

tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP

sebanyak 46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat perbedaan

pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang

menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar daripada

perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib belajar,

maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami

peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya.

Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang belum/tidak

tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar dari pada laki-laki.

Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang menamatkan

pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada laki-laki. Hal

ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam masyarakat

yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.

Gambaran lebih lanjut mengenai Jumlah Persentase Penduduk 10

tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dapat

terlihat padaTabel 2.90.

Tabel 2.90 Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

NO Jenjang

Pendidikan

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Belum/Tdk Tamat SD 19.74 26.09 22.81

2 SD 29.00 32.61 30.75

3 SLTP 25.68 20.05 22.95

4 SLTA 21.32 13.49 17.53

5 D1/D2/D3 1.55 4.87 3.15

Page 119: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 119 -

6 D4/S1 2.71 2.89 2.80

7 S2/S3 0 0 0

8 SLTP+ 51.26 41.30 46.43

Sumber : Nagan Raya Dalam Angka, Statistik Kesra 2012

.

Gambaran mengenai komposisi penduduk dan angka ketergantungan

dapat dilihat pada tabel 2.91. Tingkat Ketergantungan penduduk selama

periode 2008-2010 menunjukkan angka beban ketergantungan Kabupaten

Nagan Raya hampir tidak berbeda. Pada tahun 2008 rata-rata dari 100

penduduk usia produktif menanggung sekitar 69 penduduk tidak produktif.

Pada tahun 2010 angka ketergantungan penduduk Kabupaten Nagan Raya

menjadi sekitar 66. Menurunnya angka beban ketergantungan diikuti pula

dengan menurunnya proporsi penduduk usia muda (<15 tahun) dan naiknya

proporsi penduduk produktif, meskipun penduduk tua sedikit meningkat.

Tabel 2.91 Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008-2010

Tahun 0-14

tahun 15-64 tahun

65 tahun + Angka

Ketergantungan

2008 31,36 59,23 9,41 68,84

2009 31,37 59,23 9,40 68,83

2010 30,12 60,42 9,46 65,50

Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012

Dari Tabel 2.91 diatas terlihat meningkatnya proporsi penduduk

produktif dibandingkan proporsi penduduk tua serta penurunan penduduk

produktif, akhirnya menurunkan angka ketergantungan secara keseluruhan.

Struktur umur penduduk Kabupaten Nagan Raya berada pada tahap transisi

antara penduduk muda menjadi penduduk tua. Hal ini karena proporsi

penduduk mudanya (di bawah 15 tahun) kurang dari 40 persen, tetapi

proporsi penduduk tuanya (usia 65+) masih kurang dari 5 persen.

Page 120: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

II- 120 -