bab ii kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2551/3/t1... ·...

20
11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Penundaan tersebut dilakukan pada suatu pekerjaan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai alasan. “Menurut Steel Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok”. Jadi dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk. 1 Prokrastinasi terjadi karena berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan penundaan pekerjaannya. Berbagai hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang yang disampaikan oleh Ferrari. Menurut Ferrari menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan 1 http://www.esaunggul.ac.id/index.php?mib=prodi&sid=22&nav=artikel.detail&id=144 &title=PROKRASTINASI%20%28Kebiasan%20Menunda%20Tugas/Pekerjaan%29

Upload: vankien

Post on 24-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang. Penundaan tersebut dilakukan pada suatu pekerjaan

baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai alasan.

“Menurut Steel Prokrastinasi berasal dari bahasa latin

yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai

dan “crastinus” yang berarti “besok”. Jadi dari asal

katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan

tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi

disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah

menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan

walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat

menghasilkan dampak buruk”.1

Prokrastinasi terjadi karena berbagai hal yang dapat menyebabkan

seseorang melakukan penundaan pekerjaannya. Berbagai hal tersebut dapat dilihat

dari sudut pandang yang disampaikan oleh Ferrari.

“Menurut Ferrari menyimpulkan bahwa pengertian

prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut

pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan

untuk menunda mengerjakan tugas tanpa

mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2).

Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang

mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah

merupakan respon yang menetap seseorang dalam

menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan

1http://www.esaunggul.ac.id/index.php?mib=prodi&sid=22&nav=artikel.detail&id=144

&title=PROKRASTINASI%20%28Kebiasan%20Menunda%20Tugas/Pekerjaan%29

12

yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait

kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi

melibatkan struktur mental yang saling terkait”.2

Prokrastinasi juga ditemui dalam bidang akademik yang sering disebut

dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang

dilakukan dalam lingkup akademis. Terdapat fenomena mahasiswa umumnya

melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan.

2.1.1. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Sebelum seseorang melakukan suatu tindakan, pasti seseorang tersebut

memiliki berbagai macam alasan. Seperti halnya Prokrastinasi Akademik juga

memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi. Menurut Rahmahana,

ada dua faktor utama yang mempengaruhi Prokrastinasi :

1. “Faktor internal yaitu faktor-faktor dari diri individu

yang turut membentuk perilaku prokrastinasi meliputi

faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik yang dimaksud

adalah kondisi fisiologi seseorang yang mendorong ke

arah prokrastinasi seperti kelelahan. Faktor psikologis

meliputi tipe kepribadian dan motivasi. Tingkat

kecemasan yang tinggi dan kemampuan adaptasi

individu rendah dapat juga mendorong kearah

prokrastinasi akademik.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang banyaknya tugas

(overload task) yang menuntut penyelesaian pada

waktu yang bersamaan tugas yang banyak menguras

tenaga seseorang, sehingga ia mengalami kelelahan

dan tidak mampu untuk menyelesaikan tugas. Hal itu

dapat diperkuat dengan kondisi lingkungan yang

kondusif untuk terbentuknya prokrastinasi akademik”. 3

2 Ibid. hal. 1

3 Ratna Syifa’a Rahcmahana. 2002, Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.

Psikodimensia. Vol.2, No.3. hal. 135

13

Melihat kedua faktor tersebut, nampak bahwa sebetulnya faktor internal

lebih memiliki peluang munculnya perilaku prokrastinasi, meski bukan tidak

mungkin faktor internal dan eksternal saling berinteraksi, sehingga prokrastinasi

akan semakin memburuk. Sedangkan menurut Solomon & Rothblum dalam

Rachmahana mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prokrastinasi akademik antara lain :

a. “Sulit mengambil keputusan

Individu terkadang mengalami kesulitan untuk

memutuskan tugas mana yang harus ia kerjakan

terlebih dahulu atau bagaimana penyelesaian suatu

tugas. Kesullitan dalam mengambil keputusan ini

mendorong ia utnuk mengganti penyelesaian tugas

dengan aktivitas yang menyenangkan, namun kurang

bermanfaat (impulsif). Milgram (1991) memiliki sikap

yang pasif sehingga ia kurang mampu mengambil

keputusan secara tepat (indensiveness).

b. Membelot

Individu melakukan prokrastinasi sebagai

keengganannya untuk menyelesaikan tugas, ini

dilakukan secara sadar dan ia tahu akibatnya.

c. Kurang asertif

Kurang asertif sangat berhubungan dengan sikap pasif

seorang prokrastinator. Ketika ia menemui kesulitan ia

tidak mau mencari bantuan (seeking for help) kepada

orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas-

tugasnya terbelengkai atau ia selesaikan mendekati

deadline. Akibatnya tugas itu diselesaikan dengan tidak

optimal.

d. Takut gagal

Takut gagal merupakan kepercayaan yang irasional

Ellis & Knaus,1997), individu yang takut gagal

melakukan prokrastinasi sebagai pelarian dari

kecemasan neurontismenya itu.

e. Menginginkan sesuatu dalam keadaan perfek

Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan

ia dapat melakukan penundaan dengan harapan ia

dapat memperoleh banayak waktu untuk melengkapi

tugasnya.

f. Ketakutan atau kebencian terhadap tugas dan malas

14

g. Kenyakinan ini didasari oleh kepercayaan yang

irasional. Individu meragukan kemampuan pada suatu

bidang. Keyakinan ini menyebabkan ia menunda-nunda

penyelesaian tugasnya”.4

2.1.2. Karakteristik Prokrastinasi Akademik

Setiap orang yang melakukan prokrastinasi akan mempunyai beberapa

ciri yang nampak pada setiap indivudu tersebut.”Menurut Young, karakteristik

orang yang melakukan perilaku menunda yaitu :

a. Kurang dapat mengatur waktu

b. Percaya diri yang rendah

c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan

tugas

d. Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak

dapat memaksanya mengerjakan pekerjaannya.

e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan

menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan

tanpanya.

f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk

menghindari tekanan

g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami

mengapa tidak dapat mengarjakan sesuatu yang dapat

dikerjakan sendiri”. 5

Berbeda halnya dengan pendapat Rachmahana, mengatakan “ciri-ciri

prokrastinasi adalah :

a. Takut gagal (fear of failure)

Takut gagal merupakan suatu bentuk kekhawatiran

individu terhadap sesuatu yang buruk yaitu

kekhawatiran indvidu terhadap sesuatu yang buruk

yaitu kegagalan itu sendiri. Ini terjadi karena individu

memiliki standar yang lebih dari kemampuannya,

sehingga yang muncul dalam pikirannya adalah

kegagalan di depan mata. Munculnya gambaran akan

kegagalan itu membuat individu khawatir, sehingga

4 Ibid. hal. 135

5 Dini Ahmaini ,op. cit. hal. 32

15

daripada menghadapi kegagalan, ia memilih untuk

menunda penyelesaian tugas.

b. Kurang berhati-hati (Impulsiveness)

Impulsivitas berarti individu kurang mampu menahan

keinginannya. Ia tidak tahan dalam situasi yang

menekan, ia cenderung lebih menyukai sesuatu yang

mendatangkan kesenangan bagi dirinya. Seseorang

yang menghadapi tugas yang sulit, ia menilai dirinya

tidak mampu dan dengan mudahnya ia akan

mengalihkan pada aktivitas yang mendatangkan

kesenangan baginya, tanpa melihat akibat dari

penundaan yang ia lakukan. Contohnya adalah

menonton televisi pada waktu untuk belajar

c. Perfeksionis

Birner menyebutkan bahwa, prokrastinasi itu memiliki

ciri perfeksionis, ia melakukan prokrastinasi karena

ingin melengkapi tugas agar sempurna.

d. Pasif

Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam

menyelesaikan tugas pada diri prokrastinator sering

kali tidak di imbangi dengan usaha yang nyata, hingga

pada akhirnya ia hanya bersikap pasif terhadap tugas

itu.

e. Menunda hingga melebihi batas waktu

Pelaku ini sangat nampak pada prokrastinator, yang

dengan berbagai alasan selalu menunda-nunda dalam

penyelesaian tugasnya”.6

Di bidang Akademik sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi.

“Menurut Ferrari et al, sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi

akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui

ciri-ciri tertentu berupa :

a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang

dihadapi

Seorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa

tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan

berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda

untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda

untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah

memulai mengerjakan sebelumnya

b. Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena

melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan.

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan

waktu yang lebih lama daripada waktu yang

6 Ratna Syifa’a Rahcmahana. op. cit. hal. 134

16

dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu

tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu

yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara

berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak

dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa

memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.

Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang

tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara

memadai. Kelambanan, dalam arti, lambannya kerja

seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi

ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

Seorang procrastinator mempunyai kesulitan utuk

melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang

telah ditentukan sebelumnya. Seorang procrastinator

sering mengalami deadline yang telah ditentukan, baik

oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ia

tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah

merencanakan tugas pada waktu yang telah seseorang

tersebut tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya

tiba orang tersebut tidak juga melakukannya sesuai

dengan apa yang telah direncanakan, sehingga

menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk

menyelesaikan tugas secara memadai.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan

dari pada tugas yang harus dikerjakan (seperti

ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll)

Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera

melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu

yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang

dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan

hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau buku

cerita lainya), nonton, ngobrol, jalan, mengerjakan

tugas yang harus diselesaikannya”.7

Berdasarkan uraian yang telah di tulis peneliti tersebut, maka yang di

maksud dengan ciri-ciri prokrastinasi akademik dalam penelitian ini adalah takut

7http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian+prokrastinasi&source=web&cd=

2&ved=0CE4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.damandiri.or.id%2Ffile%2Fmnurgufronugmba

b2.pdf&ei=0w8OUJW0KMqtrAfznYHYAg&usg=AFQjCNHpGQkqp5AfFiYLjYaD2FGELF5D9

w&cad=rja

17

gagal, kurang berhati-hati perfeksionis, pasif dan menunda hingga melebihi batas

waktu.

2.2. Organisasi Kemahasiswaan

2.2.1. Pengertian Organisasi

Di setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi yang dapat membantu

untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan lembaga yang dapat mendukung visi dan

misi lembaga tersebut. Begitu halnya dengan lembaga kemahasiswaan.

“Organisasi berasal dari bahasa Yunani orgon, yang

berarti “alat” (tool). Kata ini masuk bahasa Latin menjadi

organizatio dan kemudian bahasa Prancis (abad ke 14)

menjadi organisation. Pengertian awalnya merujuk pada

benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau biologis

lainya. Tidak sama dengan alat mekanis, organon terdiri

dari bagian-bagian yang tersusun dan terkoordinasi hingga

mampu menjalankan fungsi tertentu secara dinamis”. 8

Menurut Mills dan Mills dalam Kusdi, mendefinisikan organisasi sebagai

:”specific collectivities of people whose activities are coordinated and controlled

in and for the achievement of defined goals”9. Organisasi adalah kolektifitas

khusus manusia yang aktivitas-aktifitasnya terkoordinasi dan terkontrol dalam dan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

Sementara itu, C. Argyris mendefinisikan organisasi sebagai berikut:

“organizations are grand strategies individuals create to achieve objectives that

require the effort of many”.10

Organisasi adalah suatu strategi besar yang

8 Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika, hal 4

9 Kusdi, 2009, loc. cit. hal. 4

10 Ibid. hal. 4

18

diciptakan individu-individu dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang

membutuhkan usaha dari banyak orang.

Adapun pendapat lain menurut E. Wight Bakke mendefinisikan organisasi

sebagai berikut:

“A continuing system of differentiated and coordinated

human activities utilizing, transforming, and welding

together a specific set of human, material, capital,

ideational,and resources into a unique problem-solving

whole engaged in satisfying particular human needs in

interaction with other systems of human activities and

resurces in its envionment”. 11

Dapat di artikan bahwa organisasi adalah suatu sistem berkelanjutan dari

aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan terkoordinasi, yang

mempergunakan, mentransformasi, dan menyatupadukan seperangkat khusus

manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam menjadi suatu kesatuan

pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan

tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari aktivitas

manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh tersebut, maka pengertian

organisasi dalam penelitian ini adalah suatu sistem berkelanjutan dan memiliki

tujuan, anggota dan seperangkat khusus manusia yang terkoordinasi dan

terkontrol untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

11

Ibid.

19

2.2.2. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan

Di dalam perguruan tinggi organisasi mahasiswa sangat lah penting

keberadaannya, dimana organisasi Kemahasiswaan merupakan tempat untuk

pengembangan diri mahasiswa dalam kerjasama dengan orang lain ataupun

pengalaman berorganisasi.

Menurut Schein dalam dalam Ahmaini, “organisasi

kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat

penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.

Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahanan dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan

wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas

kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman

tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerja sama

serta menunbuhkan rasa persatuan dan kesatuan”.12

2.2.3. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan

Menurut As’ari dalam Ahmaini Bentuk organisasi mahasiswa dikenal”

ada dua macam yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus”.13

Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus, yang

ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada

di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta dari luar. Organisasi

intra ini terbagi dalam tiga bagian yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya

yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan),

organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan non-organisasi

tingkat universitas (ruang lingkupnya universitas). Kedua, organisasi ekstra

12

Dini Ahmaini ,op. cit. hal. 35 13

Ibid. hal. 17

20

kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, dimana ruang lingkup

dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi.

2.2.4. Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW)

Organisasi kemahasiswaan di dalam Universitas Kristen Satya Wacana

memiliki berbagai macam tingkatan dengan fungsi dan tugas masing-masing

Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan UKSW merupakan tempat

bagi semua keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan perannya untuk

membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi tempat

untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa yang berguna untuk mewujudkan tujuan

perguruan tinggi Universitas Kristen Satya Wacana.

“Lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya

Wacana adalah wadah keluarga mahasiswa untuk

melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam Universitas

Kristen Satya Wacana (KUKM, pasal 10 ayat 1). Lembaga

Kemahasiswaan mempunyai fungsi dan peranan sebagai

wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual

mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk

menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup di

kalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan

Tinggi pada umumnya dan Univesitas Kristen Satya Wacana

pada khususnya”. 14

Bagi mahasiswa yang ingin ikut aktif dalam berorganisasi di UKSW

banyak wadah yang dapat digunakan dalam mengapresiasikan bakatnya dalam

organisasi. Organisasi di UKSW sendiri memiliki banyak tingkatan dan

kepentingannya. Baik dalam organisasi internal maupun organisasi eksternal. Di

14

KUKM Universitas Kristen Satya Wacana, 2008, pasal 10 ayat 2. Salatiga. hal. 7

21

dalam organisasi internal sendiri memiliki berbagai tingkatan, baik di tingkat

Universitas, Fakultas, maupun Progdi.

Organisasi di tingkat Universitas merupakan organisasi tertinggi

mahasiswa yang mendukuki di tingkat Universitas yang anggotanya terdiri dari

dari berbagai macam fakultas maupun progdi yang berada di Universitas Kristen

Satya Wacana ini, baik yang ikut secara sukarela maupun untusan dari tiap

fakultas. Didalam kegiatannya mereka memberikan kegiatan yang dapat

digunakan secara menyeluruh bagi seluruh mahasiswa Universitas Kristen Satya

Wacana.

Organisasi di tingkat Fakultas merupakan organisasi yang membawahi di

tingkat fakultas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam Program studi yang

berada di tingkat fakultas tersebut. Didalam kegiatannya mereka memberikan

suatu acara, seminar ataupun suatu segiatan yang dapat di gunakan oleh

mahasiswa fakultas tersebut.

a. Bentuk organisasi kemahasiswaan UKSW

“Ada beberapa bentuk organisasi kemahasiswaaan di

Universitas Kristen Satya Wacana yaitu:

1. Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas yang disingkat

dengan nama BPMU adalah organisasi di tingkat

Universitas yang merupakan perwakilan tertinggi

mahasiswa UKSW sebagai lembaga legislatif

2. Senat Mahasiswa Universitas yang selanjutnya disingkat

SMU adalah orgasisasi kemahasiswaan di tingkat

Universitas yang melaksanakan berbagai aktivitas

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebagai

lembaga eksekutif.

3. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang disingkat

dengan nama BPMF adalah organisasi tertinggi tingkat

fakultas sebagai lembaga legislatif

22

4. Senat Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama

SMF adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan yang

berada di tingkat fakultas.

5. Himpunan Mahasiswa Program studi yang sering disingkat

HMP adalah dibentuk untuk membantu Senat Mahasiswa

Fakultas SMF dalam pelaksanaan program dan kegiatan

berkaitan dengan disiplin ilmu”.15

b. Tujuan organisasi kemahasiswaan UKSW

Mahasiswa sebagai bagian integral dan essensial dari Universitas Kristen

Satya Wacana perlu menata di dalam Universitas Kristen Satya Wacana untuk

berproses menuju masa depan. Dalam upaya tersebut, maka mahasiswa

menyatakan peranannya melalui Lembaga Kemahasiswaan. Oleh karena itu,

“tujuan Lembaga-lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana

adalah :

1. Menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta

dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi pada

umumnya dan Universitas Kristen Satya Wacana pada

khususnya.

2. Menjadi wahana untuk membina persekutuan dan

persaudaraan untuk kesejahteraan mahasiswa.

3. Menjadi wahana untuk mempersiapkan calon-calon

pemimpin yang kritis-analitis-obyektif, kreatif-inovatif,

adaptif, dinamis, dedikatif dan terampil yang religius.

4. Menjadikan wahana bicara mahasiwa untuk

menyalurkan aspirasi kontruktif dan bertanggung

jawab, yang hidup dikalangan mahasiswa”.16

c. Tugas-tugas Lembaga Kemahasiswaan UKSW

Setiap organisasi pasti memiliki berbagai macam fungsi dan tugasnya,

begitu juga dengan Lembaga Kemahasiswaan yang berada di Universitas Kristen

15

Ibid. hal. 8 16

Ibid.

23

Satya Wacana maing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda pula sesuai

dengan bagiannya.

1. BPMF

“BPMF adalah Lembaga Perwakilan Mahasiswa di tingkat

Fakultas

BPMF mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membentuk panitia pemilihan mahasiswa untuk memilih

wakil-wakil mahasiswa pada BPMF dan BPMU periode

selanjutnya.

b. Mengurus wakil mahasiswa fakultas untuk duduk di

BPMU

c. Menarik kembali wakil mahasiswa fakultas yang duduk di

BPMU

d. Memilih Ketua Umum SEMA

e. Membantu Ketua Umum SEMA terpilih untuk membentuk

kepengurusan SEMA

f. Mengajukan nama pengurus SEMA terpilih kepada SMU

untuk di angkat

g. Mengurus GBHPLK di tingkat fakultas

h. Memberi saran dan nasehat kepada SEMA, baik diminta

mau pun tidak di minta

i. Mengawasi dan menilai pelaksanaan program kerja dan

anggaran SEMA

j. Memeri saran dan pemikiran kepada Pimpinan

Universitas

k. Menyalurkan aspirasi mahasiswa Fakultas kepada pihak-

pihak yang terkait

l. Mengesahkan ketentuan-ketentuan khusus yang diajukan

oleh SEMA

m. Melakukan rapat dengar pendapat dengan SEMA secara

berkala

n. Melakukan advokasi terhadap masalah-masalah

mahasiswa berkaitan dengan proses belajar mengajar”. 17

2. SEMA

“SEMA adalah lembaga eksekutif kemahsiswaan yang berada

di tingkat fakultas. SEMA berkedudukan se tingkat di bawah

SMU

Tugas dan wewenng SEMA antara lain:

a. Menyusun dan megnajukan program kerja serta anggaran

berdasarkan GBHLK tingkat fakultas pada permulaan

17

Ibid. hal.8

24

tahun periode kepada SMU melalui BPMF untuk

dikoordinasikan

b. Melaksanakan program kerja yang telah dikoordinasikan

dengan program SMU

c. Memberi laporan pertanggungjawaban kepada SMU

melalui BPMF pada setiap akhir periode

d. Menggiatkan aktivitas mahasiswa fakultas sebagai basis

kegiatan akademik mahasiswa

e. Mewakili mahasiswa fakultas dalam kegiatan ke dalam

mau pun ke luar universitas. Kegiatan ke luar dan atau

berhubungan dengan pihak luar universitas harus

dilakukan dengan sepengatahuan SMU dan se ijin Rektor.

f. Memberi laporan berkala mengenai perkembangan

pelakasanaan program kerja dan anggaran kepada SMU

melalui BPMF

g. Memberikan saran dan pemikiran kepada pimpinan

fakultas

h. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas

i. Membuat dan mengajukan ketentuan-ketentuan khusus

kepada BPMF”.18

3. SMU

“SMU adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan di tingkat

universitas. SMU mempunyai tugas dan wewenang :

a. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat universitas

b. Mewakili mahasiswa dalam kegiatan didalam dan keluar

universitas

c. Mengangkat dan melantik pengurus BPMF dan SEMA

d. Mengkoordinasikan struktur program dan anggaran LK

dalam Rakor

e. Meminta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

program kerja dan anggaran SEMA dan BPMF

f. Penyusun dan mengajukan program kerja dan anggaran

berdasarkan GBHLK universitas kepada BPMU pada

awal kepengurusan untuk disampaikan kepada rektor dan

disahkan oleh BPH-Universitas

g. Memberi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

program dan anggaran kepada Rektor melalui BPMU

pada akhir kepengurusan

h. Melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah

disahkan oleh Rektor dan BPH-Universitas.

i. Memberi saran-saran yang kritis-prinsipal dan kreatif-realistis

kepada Pimpinan Universitas.

j. Memberi penjelasan kepada BPMU

18

Ibid. hal. 11

25

k. Membuat ketentuan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas eksekutif”. 19

4. HMP dan Angkatan

“HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) dibentuk untuk

membantu SEMA dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan

disiplin ilmu. Kedudukan , tugas dan wewenang, serta tata cara

pembentukan diatur oleh SEMA”.20

2.3. Hasil Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang

aktif dan tidak aktif dalam organisasi di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi

terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:

a. Aristia membahas tentang Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara

Kepribadian Tipe A dan Tipe B.

Rumusan Masalah: Adakah perbedaan prokrastinasi akademik antara

kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B?

Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik uji t

Dengan hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat

Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian tipe A dan tipe B.21

b. Pratama membahas tentang Perbedaan sikap Prokrastinasi ditinjau dari

frekuensi penggunaan facebook pada mahasiswa.

Rumusan masalah: apakah ada perbedaan sikap prokrastinasi yang

signifikan bila ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada

kalangan mahasiswa.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah anava (analisis varian) satu

jalur antara tiga kelompok.

Dengan hasil yang didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara sikap Prokrastinasi pada Mahasiswa yang menggunakan

19

Ibid. hal. 16 20

Ibid. 21

Avriana Aristia, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010

26

Facebook dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang dan frekuensi

tinggi.22

2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka dasar penelitian ini akan diuraikan variabel-variabel yang

digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan

ini terdiri dari dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah keaktifan mahasiswa dalam LK

diberi notasi (X), dan variabel terikat adalah Prokrastinasi akademik diberi notasi

(Y).

X Y

Variabel terikat : Prokrastinasi akademik

Variabel bebas : Keaktifan mahasiswa dalam LK

a. Aktif berorganisasi

b. Tidak Aktif berorganisasi

2.4.1. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam

penelitian yang diteliti agar dapat di amati. Variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

22

Pratama Ikhwan, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010

27

a. Prokrastinasi Akademik (Y)

Variabel Y yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Prokrastinasi

Akademik.

1) Definisi Konseptual

“Menurut Milgram, Batori, & Mowrer Prokrastinasi

akademik merupakan kecenderungan individu untuk

menunda memulai atau menyelesaikan tugas-tugas

akademis”.23

2) Definisi Operasional

Prokrastinasi akademik merupakan prosentase dari penundaan tugas

matakuliah yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Ekonomi pada semester

pengayaan tahun 2011-2012.

b. Keaktifan mahasiswa

Keaktifan mahasiswa Pendidikan Ekonomi digolongkan menjadi dua,

yakni mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dan

mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi lembaga kemahasiswaan. Keaktifan

adalah keikutsertaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW dalam semua

kegiatan ke-Organisasian mahasiswa.

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu atau belajar di

perguruan tinggi. Adapun lebih spesifiknya lagi, mahasiswa dalam penelitian ini

23

Prima Ema,2007, Hubungan antara Prokrastinasi Akademik dengan Motivasi

Berprestasi pada Mahasiswa. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

28

adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang aktif ataupun tidak aktif dalam

Lembaga Kemahasiswaan.

2.5. Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif

dan Tidak Aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan

Mahasiswa dihadapkan pada banyak sekali tugas mata kuliah yang harus

dikerjakan, baik tugas pribadi maupun tugas kelompok yang harus diselesaikan

dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh tiap masing-masing dosen. Pada

umumnya mahasiswa akan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang

ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

berbeda-beda, salah satunya bergantung pada waktu untuk proses pengerjaan

tugas. Seorang mahasiswa lebih cenderung untuk menunda-nunda dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dengan berbagai alasan seperti

batas waktu pengumpulan tugas masih lama. Penundaan itu berdampak pada

pengerjaan tugas yang tidak maksimal dalam waktu yang mendesak dengan batas

akhir pengumpulan tugas. Perilaku atau fenomena menunda-nunda ini dikenal

dengan istilah prokrastinasi sedangkan orang yang melakukan perilaku menunda

disebut penunda ( prokrastinator)

“Menurut Knaus, prokratinasi dapat mempengaruhi

keberhasilan akademik dan pribadi maahasiswa. Apabila

kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada

mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam

kehidupan akademik”. 24

“Menurut Biordy salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam

24

Dini Ahmaini, op. cit. hal.34

29

kegiatan organisasi”.25

Di tengah-tengah kewajiban utama yang ada, terdapat

mahasiswa yang melakukan hal di luar kegiatan tersebut yaitu, dengan ikut serta

dalam aktifitas organisasi. Orientasi organisasi kemudian menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dalam aktifitas perkuliahan mahasiswa tersebut, mahasiswa

bukan hanya fokus terhadap perkuliahannya saja namun dalam organisasi juga.

Misalnya Rapat, pengajuan proposal, pencairan dana, pelatihan, evaluasi kegiatan

yang sedang berlangsung. Akibat banyaknya kegiatan organisasi kemahasiswaan

tersebut menyebabkan mereka menunda dalam mengerjakan tugas-tugas

akademik.

“Didalam Forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Universitas Pendidikan Indonesia adapun pendapat yang

mengatakan bahwa mereka mahasiswa yang kuliah dan aktif

di organisasi, malah bisa mengatur waktunya dengan baik.

Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan

kesempatan yang ada. Bila dibandingkan dengan orang yang

tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk

kuliah. Masalah studi yang sering ditakutkan oleh

mahasiswa yang ingin terjun kedalam organisasi lebih

disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengetur

waktu”.26

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki tingkat Prokrastinasi Akademik

yang berbeda-beda. Mahasiswa yang aktif dalam LK nantinya akan dibandingkan

dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam LK. Penelitian ini ingin melihat apakah

ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang

tidak aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Kalangan Mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. kemudian akan dihasilkan perbedaan tingkat Prokrastinasi

25

Ibid. hal. 17 26

Ibid,

30

Akademik yang dihasilkan, sehingga mahasiswa Pendidikan Ekonomi dapat

menindak lanjuti apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran mahasiswa.

2.6. Hipotesis

a. Hipotesis Kerja

1. Prokrastiansi akademik pada mahasiswa yang aktif dalam

Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa

Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.

2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang tidak aktif dalam

Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa

Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.

3. Terdapat perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang

aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga

kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP

UKSW.

b. Hipotesis Statistik

- Ho : µ1 = 0

Ha : µ1 > 0

- Ho : µ2 = 0

Ha : µ2 > 0

- Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≥ µ2