bab ii kajian teori -...

15
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Sudjana (2004: 14) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu: keterampilan dan kebiasaan; pengetahuan dan pengertian; serta sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Dimyanti dan Mudjiono (2006) mengemukakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor melalui tes hasil belajar diakhir pembelajaran. Menurut Purwanto (2008) hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Definisi lainnya dikemukakan oleh Nasution (2003: 42) hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli diatas, dalam penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006) yaitu hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor melalui tes hasil belajar diakhir pembelajaran. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Slameto (2003: 54) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan dapat dibedakan menjadi 2 golongan

Upload: vantuong

Post on 21-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Hasil Belajar

Sudjana (2004: 14) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah

suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran

yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes

lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam

yaitu: keterampilan dan kebiasaan; pengetahuan dan pengertian; serta

sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Dimyanti dan Mudjiono

(2006) mengemukakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam

bentuk angka-angka atau skor melalui tes hasil belajar diakhir

pembelajaran.

Menurut Purwanto (2008) hasil belajar merupakan perubahan

perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan

perilaku individu akibat proses belajar mempengaruhi perubahan

perilaku pada domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan

yang diinginkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Definisi lainnya

dikemukakan oleh Nasution (2003: 42) hasil belajar adalah suatu

perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan

dalam diri pribadi individu yang belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli

diatas, dalam penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar

menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006) yaitu hasil yang dicapai dalam

bentuk angka-angka atau skor melalui tes hasil belajar diakhir

pembelajaran.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2003: 54) mengungkapkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dan dapat dibedakan menjadi 2 golongan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

8

yaitu: faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor

individu (intern), yang meliputi: faktor biologis, yang terdiri dari

kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Faktor biologis menjadi

satu kesatuan, jika salah satu terganggu maka akan mempengaruhi

faktor yang lain dan hasil belajar siswa juga akan terpengaruh. Faktor

psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian

ingatan berfikir. Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan

rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar

dan haus serta mengantuk. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan

adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu akan hilang; faktor yang ada pada luar individu

(ekstern), yang meliputi: faktor keluarga, keluarga adalah lembaga

pendidikan yang pertama dan terutama. Keluarga merupakan lembaga

pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan pendidikan

dalam ukuran besar: faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,

kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan

berdisiplin di sekolah; faktor masyarakat, meliputi: bentuk kehidupan

masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (2009) hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu

dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya

terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping factor kemampuan yang

dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,

faktor fisik dan psikis.

Menurut Anonim (2001) secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua yaitu; faktor dalam dan

faktor luar. Faktor dalam yang meliputi, kondisi fisiologi dan kondisi

psikologis. Kondisi fisiologi pada umumnya berpengaruh terhadap

belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang

segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar dalam keadaan

sakit. Kondisi psikologis, terdapat beberapa faktor psikologis antara

lain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

9

Faktor luar yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor luar antara lain:

faktor lingkungan dan faktor instrument. Faktor lingkungannya yaitu

lingkungan alam dan lingkungan sosial. Faktor instrument adalah

faktor-faktor yang ada dan penggunaannya dirancang sesuai dengan

hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini meliputi, kurikulum,

program, sarana dan fasilitas serta guru dan tenaga pengajar.

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Setiap pribadi atau individu adalah unik, tidak ada satu individu

yang sama persis dengan individu yang lain. Karakter atau kepribadian

merupakan salah satu sisi yang membedakan antara individu satu

dengan yang lain. Menurut James (dalam Dewanta, 2010), diri atau

self merupakan komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi

kesadaran seseorang mengenai eksistensi individualitasnya,

pengamatan apa yang merupakan miliknya, pengertian mengenai siapa

dia itu, dan berhubungan juga dengan perasaan tentang sifat-sifatnya,

kualitasnya dan segala miliknya sehingga diri seseorang merupakan

jumlah total apa yang disebut sebagai kepunyaannya.

Diri (self) meliputi beberapa bagian dan secara umum, oleh

Gallahue dan Ozmun (2005), diri dinyatakan sebagai sebuah konsep

yang terdiri dari beberapa bagian penyusun, yaitu: konsep diri (self

concept), harga diri (self esteem), citra diri (self image), dan percaya

diri (self confident). Percaya diri (self confidence) seiring dengan

perilaku dan sikap menunjukkan rasa percaya diri individu tersebut

sehingga dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri merupakan

aktualisasi dari rasa percaya diri yang dimiliki oleh individu. Neill dalam

Alias (2009) memberikan pernyatan bahwa ”self-esteem and self-

efficacy in combination is what constitute self-confidence”. Jika

diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia memiliki arti bahwa

kepercayaan diri (self-confidence) merupakan hasil kombinasi antar

harga diri (self-esteem) dengan kemampuan diri (self-efficacy). Hal ini

ini dapat diartikan bahwa kepercayaan diri berkembang karena adanya

sikap atau perilaku serta penilaian yang positif pada individu tersebut.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

10

Kepercayaan diri merupakan penyebab munculnya kekuatan,

keterampilan, serta energi yang diperlukan untuk berhasil.

Menurut Thantaway (2005: 87), kepercayaan diri adalah kondisi

mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat

akan kemampuan pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu

tindakan. Sedangkan menurut Gallahue dan Ozmun (2005) menyatakan

hal yang lebih spesipik tentang kepercayaan diri yaitu berkaitan dengan

keyakinan individu akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan

suatu tindakan untuk dapat mencapai tujuan didalam dirinya. Dengan

kata lain bahwa jika individu memiliki kepercayaan diri yang positif

maka dalam diri individu tersebut terdapat sebuah keyakinan yang

dapat mendorong individu untuk dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Menurut Hambly (1992) kepercayaan diri adalah kemampuan yang

dimilki individu dalam menangani segala situasi. Hal tersebut diartikan

bahwa dengan kepercayaan diri yang positif maka individu tersebut

akan dapat mengambil langkah yang tepat dalam menangani situasi

yang dihadapi sehingga individu tersebut dapat dengan cepat dan tepat

untuk dapat menempatkan diri serta mengambil sikap dalam situasi

dan kondisi yang sedang dihadapi.

Sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Hambly diatas,

menurut Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif individu yang

memampukan dirinya untuk dapat mengembangkan penilaian positif,

baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan serta situasi

yang dihadapinya. Hal ini dapat diartikan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan diri yang positif akan dapat bersosialisasi dengan baik dan

mampu menempatkan diri dalam situasi yang sedang dihadapi.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan

akan kemampuan yang dimiliki oleh individu sehingga dirinya mampu

untuk mengembangkan penilaian positif diri terhadap lingkunagn serta

situasi yang dihadapinya sehingga individu menjadi merasa mampu

untuk dapat mencapai berbagai tujuan di dalam dirinya dan tidak

mudah terpengaruh oleh orang lain.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

11

2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Lauster (2006) mengemukakan tentang ciri-ciri orang yang percaya

diri, yaitu:

a. Percaya pada kemampuan sendiri

Yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena

yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk

mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan

yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri

yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan

orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil.

c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri

yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari

pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan

rasa positif terhadap diri dan masa depannya.

d. Berani mengungkapkan Pendapat

Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam

diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya

paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan

tersebut.

Menurut Guilford (1999) Ciri-ciri orang yang mempunyai

kepercayaan diri adalah:

a. merasa adekuat terhadap apa yang ia lakukan;

b. merasa dapat diterima oleh kelompoknya;

c. percaya sekala pada dirinya sendiri serta memilikki ketenangan

sikap (tidak gugup bila melakukan atau mengtakan sesuatu secara

tidak sengaja dan ternyata apa yang dilakukan atau dikatakan itu

salah).

Sedangkan Ciri-ciri kepercayaan diri menurut Hakim (2002) adalah:

a. selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu;

b. mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;

c. kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya serta

dapat berkomunikasi di berbagai situasi;

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

12

d. memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang

penampilannya;

e. mempunyai kecerdasan yang cukup dan pendidikan formal yang

cukup;

f. memiliki kemampuan bersosialisasi terhdap lingkungan;

g. selalu bereaksi positif dalam menghadapi berbagai masalah,

misalnya tegar, sabar dan tabah dalam menghadapi persoalan

hidup;

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang ciri-ciri

kepercayaan diri dapat disimpulkan bahwasanya seseorang yang

memiliki kepercayaan diri diharapkan akan percaya pada kemampuan

sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa

positif atau optimis terhadap diri sendiri, berani mengungkapkan

pendapat.

3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Menurut Pearce (1991) Kepercayaan diri individu berkembang dari

kegiatan mencoba dan tindakan yang dilakukan oleh individu, dari

mencoba daripada menghindari situasi dan bersikap pasif. Lauster

(2006) dan didukung oleh Rini (2002), Guilford (dalam Saptaningrum,

2005) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri

positif dapat digambarkan dari 4 aspek antara lain:

a. Cinta diri

Seseorang yang memiliki percaya diri yang positif akan mencintai

dirinya sendiri. Cinta diri sendiri diartikan sebagai perilaku

seseorang untuk memelihara dirinya sendiri misalnya dengan

memperhatikan penampilan dan kebersihan diri

b. Pemahaman diri

Dalam aspek pemahaman diri, individu tidak hanya merenungi,

memikirkan perasaan dan perilaku diri sendiri. Namun orang yang

memiliki percaya diri positif selalu berusaha ingin tahu bagaimana

pendapat orang lain tentang diri sendiri, merasa yakin terhadap

apa yang individu lakukan, percaya akan kompetensi atau

kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,

penerimaan, ataupun rasa hormat dari orang lain, berani

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

13

menerima dan menghadapi penolakan orang lain, yang berati

bahwa berani menjadi dirinya sendiri, serta memiliki ketenangan

sikap (misalnya tidak gugup dalam melakukan dan menghadapi

sesuatu).

c. Tujuan hidup yang jelas

Orang yang percaya dirinya pisitif selalu memiliki arah dan tujuan

yang jelas dalam hidupnya, hal ini disebabkan karena individu

tersebut memiliki pemikiran yang jelas serta alasan mengapa

melakukan tindakan-tindakan tersebut, tidak terdorong untuk

menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain ataua

kelompok, serta memiliki harapan yang realistik terhadap diri

sendiri ketika harapan itu terwujud individu tetap mampu melihat

sisi positif dari dirinya dan situasi yang terjadi.

d. Berpikir Positif

Berpikir positif merupakan cara berpikir yang menekankan pada

segi positif dari suatu keadaan atau diri sendiri. Efek lain dari

kecenderungan seseorang memusatkan perhatian pada aspek

positif adalah pada penyesuaian diri individu terhadap situasi yang

dihadapi, punya pengadilan diri yang baik (emosi stabil dan tidak

moody), memiliki internal locus of control yaitu memandang

keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan

tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan, serta tidak

tergantung atau mengharap bantuan orang lain.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa kepercayaan diri pada

seseorang menurut Hakim (2002: 121) sebagai berikut:

a. Lingkungan keluarga

Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang

pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia, lingkungan

sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada

seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan

seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya

dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

14

Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa

tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di

dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika

lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk

percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses

pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan

keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat

menentukan baik buruknya kepribadian seseorang.

Hakim (2002: 121) menjelaskan bahwa pola pendidikan

keluarga yang bisa diterapkan dalam membangun rasa percaya diri

anak adalah sebagai berikut.

1. menerapkan pola pendidikan yang demokratis;

2. melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal;

3. menumbuhkan sikap mandiri pada anak;

4. jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada anak;

5. setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti;

6. berikan anak penghargaan jika berbuat baik;

7. berikan hukuman jika berbuat salah;

8. kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak;

b. Pendidikan formal

Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi

anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan

bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah. Sekolah

memberikan ruang pada anak untuk mengekpresikan rasa percaya

dirinya terhadap teman-teman sebayanya.

Hakim (2002: 122) menjelaskan bahwa rasa percaya diri

siswa di sekolah bisa dibangunn melalui berbagai macam bentuk

kegiatan sebagai berikut .

1. memupuk keberanian untuk bertanya;

2. peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa;

3. melatih berdiskusi dan berdebat;

4. mengerjakan soal di depan kelas;

5. bersaing dalam mencapai prestasi belajar;

6. mengikuti kegiatan ekstrakulikuler;

7. penerapan disiplin yang konsisten;

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

15

8. memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain.

c. Pendidikan non formal

Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang

dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki

kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain.

Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika seseorang

memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum.

Kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertnetu bisa

didapatkan melalui pendidikan non formal misalnya : mengikuti

kursus bahasa asing, jurnalistik, bermain alat musik, seni vokal,

keterampilan memasuki dunia kerja (BLK), pendidikan keagamaan

dan lain sebagainya. Sebagai penunjang timbulanya rasa percaya

diri pada diri individu yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang

lain menurut Angelis (2006: 4) adalah sebagai berikut.

1) kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul pada saat

seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu

dilakukan;

2) keberhasilan seseorang: Keberhasilan seseorang ketika

mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan

akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri;

3) keinginan: Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang

tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat

untuk mendapatkannya;

4) tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika

seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan

yang diinginkan;

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang

dimiliki individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu

dilakukannya, keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu

yang mampu dilakukan dan dicita-citakan, keinginan dan tekat

yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan hingga

terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga di mana

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

16

lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal

terhadap pola kepribadian seseorang. Yang kedua adalah

lingkungan formal atau sekolah, dimana sekolah adalah tempat

kedua untuk senantiasa mempraktikkan rasa percaya diri individu

atau siswa yang telah didapat dari lingkungan keluarga kepada

teman-temannya dan kelompok bermainnya. Yang ketiga adalah

lingkungan pendidikan non formal temapat individu menimba ilmu

secara tidak langsung belajar ketrampilan-keterampilan sehingga

tercapailah keterampilan sebagai salah satu faktor pendukung guna

mencapai rasa percaya diri pada individu yang bersangkutan.

C. Kemampaun Berpikir Kreatif

1. Pengertian Kemapuan Berpikir Kreatif Matematis

Isaken (dalam Grieshober, 2004) mendefinisikan berpikir kreatif

sebagai proses kontruksi ide yang menekankan pada aspek kelancaran,

keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Menurut Mc Gregor (2007),

berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan

wawasan baru, pendekatan baru, perpektif baru atau cara baru dalam

memahami sesuatu. Sementara menurut Martin (2009), kemampuan

berpikir kreatif adalah kemampuan unutk menghasilkan ide atau cara

baru dalam menghasilkan suatu produk.

Menurut Livne (2008), berpikir kreatif matematis merujuk pada

kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru

terhadap masalah matematika yang bersifaf terbuka. Krutetski (Part,

2004) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif kreatif matematis

sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara

mudah dan fleksibel.

Menurut Ruseffendi (2008) manusia yang berpikir kreatif adalah

manusia yang selalu ingin tahu, fleksibel, awas dan sensitif terhadap

reaksi dan kekeliruan, mengemukakan pendapat dengan teliti dan

penuh keyakinan, tidak tergantung pada orang lain, tidak begitu saja

menerima suatu pendapat, dan kadang-kadang susah diperintah.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berfikir kreatif matematis merupakan kemampuan siswa

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

17

dalam memecahkan suatu permasalahan matematis yang sifatnya

terbuka dengan memunculkan ide-ide yang baru dan bersifat fleksibel.

2. Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Menurut Wicoff (Rizki, 2012: 28), individu yang kreatif membawa

makna atau tujuan baru dalam suatu tugas, menemukan penggunaan

baru, menyelesaikan masalah atau memberikan nilai tambah atau

keindahan.

Munandar (2009: 36) mengemukakan ciri-ciri pribadi yang kreatif

yaitu: imajinatif, mempunyai minat yang luas, mandiri dalam berpikir,

penuh energi, percaya diri, berani mengambil resiko, dan berani dalam

pendirian dan keyakinan.

Adapun yang termasuk kemampuan berpikir kreatif menurut

Munandar (2009: 14) sebagai berikut:

1. Fluency (Keterampilan berpikir lancar), Meliputi kemampuan:

Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah

atau pertanyaan; Memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal; Selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban.

2. Flexibility (keterampilan berpikir luwes) meliputi kemampuan:

Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi;

Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-

beda; Mencari banyak alternatif pemecahan yang berbeda-beda,

Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

3. Originality (keterampilan berpikir orisinal) meliputi kemampuan:

Melahirkan ungkapan yang baru dan unik; Memikirkan cara yang

tidak lazim untuk mengungkapakan diri; Mampu membuat

kombinasi tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur

4. Elaboration (Ketrampilan memperinci) meliputi kemampuan

Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk;

Menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek,

gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukan di atas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif matematis

adalah kemampuan siswa dalam membuat berbagai ide dan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

18

menyelesaikan masalah-masalah matematis secara lancar (fluency),

luwes (flexibility), orisinal (originality), dan terperinci (elaboration).

D. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nur’asyah (2005) yang berjudul

Hubungan kepercayaan diri dan persepsi siswa terhadap matematika

dengan hasil belajar matematika di SMP Negeri Se Kota Medan. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa kepercayaan diri mempunyai hubungan

yang berarti dan signifikan dengan hasil belajar matematika, artinya makin

tinggi kepercayaan diri siswa maka maka makin tinggi pula hasil belajar

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien kolerasi ry1 = 0,41 pada taraf

signifikan α = 0,05 dan koefisien determinasi r2y1 = 0,17, hal ini

menunjukkan bahwa 17% variasi hasil belajar matematika ditentukan oleh

kepercayaan diri melalui persamaan regresi Ŷ = 9,36+0,41 X1.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2005)

tentang hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa

SMA bidang kognitif, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar bidang kognitif pada siswa

kelas II SMA Raksana Medan. Hal ini berarti bahwa kepercayaan diri tidak

mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMA Raksana Medan di

bidang kognitif.

Penelitian yang telah dilakulan oleh Risqi Rahman yang berjudul

Hubungan Antara Self-Concept Terhadap Matematika Dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematik Siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

Self-Concept siswa tentang matematika dalam pembelajaran berbantuan

Geogebra secara umum mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa

dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh Eklas, S. E (1995) yang berjudul

hubungan Kemampuan berpikir kreatif, Intelegensi dan keterikatan

terhadap tugas dengan Prestasi akademik mahasiswa fakultas Ekonomi dan

Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Elektro Angkatan 1988, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga menyimpulkan bahwa ada hubungan

signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan prestasi akademik.

Penelitian yang dilakukan oleh Tanti Diyah Rahmawati yang

berjudul Kompetensi Berpikir Kritis Dan Kreatif Dalam Pemecahan Masalah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

19

Matematika Di SMP NEGERI 2 MALANG. Diperoleh hasil bahwa

kemampuan peserta didik berpikir kritis dan kreatif di SMP N 2 Malang

khususnya kelas VIII-E tergolong cukup baik dengan rata-rata prosentase

berpikir kritis 56% dan berpikir kreatif 54%.

E. Kerangka Berpikir

Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya

manusia yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

Kepercayaan diri berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang

dimiliki oleh seseorang. Kepercayaan diri berkembang dari kegiatan dan

tindakan yang dilakukan oleh individu, dari mencoba daripada menghindari

situasi dan bersikap pasif terhadap kondisi yang dihadapinya. Kepercayaan

diri yang positif akan menambah semangat dan kemampuan berpikir untuk

merasa yakin dengan kompetensi yang telah dimiliki, hal ini akan

mendorong seseorang untuk berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai yaitu meraih prestasi belajar yang baik. Akan

tetapi kepercayaan diri yang negatif akan mengakibatkan seseorang tidak

merasa yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga kurang

berhasil dalam kehidupannya khususnya dalam bidang akademik.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberi

peluang besar bagi siswa mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut secara

langsung akan berpengaruh pada kepercayaan diri siswa, pada saat siswa

gagal dalam belajar matematika akan menimbulkan perasaan cemas dalam

menghadapi hasil akhir dari proses belajar yaitu hasil belajar siswa tersebut

Handayani (dalam Kriswandani 2009). Kepercayaan diri memberikan

kontribusi yang positif terhadap proses belajar khusunya matematika.

Menurut Mc Leod (1992) kepercayaan diri terhadap matematika

merupakan keyakinan tentang kompetensi diri didalam matematika dan

kemampuan individu dalam matematika merupakan hasil dari proses

belajar berlatih mengerjakan soal-soal matematika. Oleh karena itu dalam

proses belajar matematika diperlukan proses kepercayaan diri positif, dari

hal tersebut akan menumbuhkan keyakinan dan semangat dalam belajar

sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam pencapaian tujuan

yaitu hasil belajar yang baik.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

20

Selain kepercayaan diri kemampuan berpikir kreatif matematis juga

mempengaruhi hasil belajar siswa. Berpikir kreatif dapat dikatakan sebagai

pola berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk

menghasilkan produk yang kreatif. Krutetski (Park, 2004) mendefinisikan

kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan

solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Kiesswetter

(Pehnoken, 1997) menyatakan bahwa kemampuan berpikir fleksibel yang

merupakan salah satu aspek kemampuan berpikir kreatif matematis

merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam

menyelesaikan masalah matematika. Mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif matematis sangat penting dalam pembelajaran

matematika. Pengembangan beberapa kemampuan berpikir kreatif seperti

kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), orisinal (originality), terperinci

(elaboration).

Kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kreatif matematis

diduga berhubungan sangat erat dengan hasil belajar siswa. Seseorang

(siswa) yang memiliki kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kreatif

matematis yang tinggi maka semakin tinggi pula hasil belajar yang

diperoleh. Kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kreatif merupakan

faktor-faktor yang menentukan hasil belajar.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian tentang

hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kreatif

matematis dengan hasil belajar. Hubungan antara variabel dalam

penelitian ini digambarkan dalam pola kerangka berpikir pada gambar 3.1

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kepercayaan diri

Hasil belajar

Kemampuan berpikir

kreatif matematis

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3617/3/T1_202009028_BAB II.pdf · Pengertian Kepercayaan Diri . Setiap pribadi atau individu adalah

21

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan di atas maka

hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar

matematika.

b. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif matematis

dengan hasil belajar matematika siswa.

c. Terdapat hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

berpikir kreatif matematis dengan hasil belajar matematika siswa.