bab ii kajian teori dan pengajuan hipotesis 2.1 kajian...

23
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Sedangkan obligasi adalah suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati (Hartono, 2009). Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2007). Menurut Husnan (2005), pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar tersebut.

Upload: ngokhuong

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli.

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Sedangkan

obligasi adalah suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk

membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun

waktu tertentu yang sudah disepakati (Hartono, 2009).

Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang

diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia

(Tandelilin, 2007). Menurut Husnan (2005), pasar modal yang efisien

merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah

mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat

informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien

pasar tersebut.

2

2.1.2 Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan

didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu

(Jogiyanto, 2000). Sedangkan menurut (Halim, 2003) investasi adalah

penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan dimasa yang akan dating

Menurut Hartono (2009: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan,

yaitu:

1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva

keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money

market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-

belikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial.

2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli

surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang

menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke

public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan

ke dalam suatu portofolio.

Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada sebuah

atau sekumpulan aset selama periode tertentu dengan harapan dapat

memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi (Jones,

3

2004). Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi

adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa

yang akan datang (Dhuwita,2003).

2.1.3 Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan menurut Sartono (2001) mendefinisikan

Manajemen Keuangan sebagai berikut: Manajemen dana baik yang berkaitan

dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif

maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau

pembelanjaan secara efisien.

Menurut Horne dan Wachowic (2005) definisi Manajemen Keuangan

adalah “segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan

pengelolaab aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.”

Wiswanto dan Widodo (1998) menguraikan definisi dari Manajemen

Keuangan sebagai berikut : Manajemen keuangan adalah manajemen yang

mengkaitkan pemerolehan (acquisition), pembelanjaan/pembiayaan

(financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari

suatu perusahaan.

2.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan

sartono (2001) menggunakan tujuan dari manajemen keuangan

sebagai berikut:

4

1. Maksimisasi Profit

Tujuan pokok pada umumnya yang ingin dicapai oleh seorang manajer

keuangan adalah memaksimumkan laba (profit). Namun tujuan seperti ini

memiliki banyak kelemahan. Pertama, standar ekonomi memaksimukan

laba bersifat statis. Kedua, pengertian dari laba tersebut dapat

menyesatkan. Ketiga, merupakan resiko yang berkaitan dengan sikap

alternative pengambilan keputusan.

2. Memaksimumkan Kemakmuran Para Pemegang Saham Melalui

Maksimisasi Nilai Perusahaan.

Merujuk pada kelemahan – kelemahan tersebut, maka sebaiknya tujuan

yang harus dicapai oleh seorang manajer keuangan bukanlah

memaksimumkan laba, akan tetapi memaksimumkan kemakmuran para

pemegang saham (maximization wealthof stockholders) dengan

memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran para

pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai

sekarang (Present Value) dari semua keuntungan pemegang saham

yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.

Kemakmuran para pemegang saham akan meningkatkan jika harga

saham yang dimilikinya meningkat pula.

5

2.1.5 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu

perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan

akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk

mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan

memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai

perusahaan. Menurut Baridwan (1992), “Laporan keuangan adalah ringkasan

dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku yang bersangkutan”.

Menurut Riyanto (2001), Laporan keuangan (financial statement)

adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana

neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri

pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement)

mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya

meliputi periode satu tahun.

Menurut prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

6

laporan keuangan. Disamping juga termasuk skedul dan informasi tambahan

yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan

segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga”. ( Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2002).

2.1.6 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari :

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal

dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukkan posisi

keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukkan

dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban

perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca

bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu

terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu keawajiban kepada pihak luar

yang disebut utang dari kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang

disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan

dampak bahwa:

Aktiva = Pasiva

Aktiva = Utang + Modal

b. Laporan Laba Rugi

7

Laporan Rugi Laba adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk

periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang

timbul dari kegiatan usaha dan aktivasi lainnya.

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan

modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan

aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan

pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu

dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

2.1.7 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan

Teknik-teknik analisa laporan keuangan ditunjukan untuk

memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat

tiga yang lazim dipakai :

a. Analisa Horinzontal (Horisontal analysis)

Analisa horizontal (Horisontal analysis) , yang disebut juga analisis tren

(Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi

serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis

hirozontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif.

8

1. Menghitung jumlah rupiah jumlah perubahan dari periode dasar ke

periode akhir.

2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.

Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan

posisi dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase atau

jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.

b. Anlisis Vertikal (Vertical Analysis)

Adalah teknik yang digunakan untuk mengaevaluasi data laporan

keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan

dari segi presentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk

perbandingan laporan keuangan dan berbagai periode, trend atau

perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diindentifikasi.

Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut

laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis

vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu

presentase dari jumlah keawajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam

analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk

menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu presentase

dari angka penjualan bersih.

9

c. Analisis Rasio (Ratio analysis)

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan

(mathematical relationshp ip) antara suatu jumlah tertentu terhadap

jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini

akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa

tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan

rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (simamora, 2000).

2.1.8 Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang

menghubungan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu

angka lainnya.

Achmad (2003) mengartikan rasio sebagai pengungkapan hubungan

matematik suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan

antara satu pos dengan pos lainnya. Rasio keuangan sangat penting bagi

analis eksternal yang menilai sutau perusahaan berdasarkan laporan

keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan

dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis

onternal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil

10

perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan

yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.

Menurut Mott (1996) rasio meruoakan angka yang diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebahai

suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini

berkaitan dengan pengukuran input dan output.

Analsis rasio keuangan, yang menghubungan unsure-unsur neraca

dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya., dapat memberikan

gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini.

Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan meperkirakan reaksi

para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kira-

kira dana dapat diperoleh.

2.1.9 Return On Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE Return on

Equity), merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham

dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Rasio

ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi

pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau

lebih perusahaan dalam industri. Pengemabalian ekuitas yang tinggi

11

seringkali merefleksikan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi

yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Kenaikan dalam rasio ini berarti

kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya

kenaikan tersebut akan menyebabkan kanaikan harga saham perusahaan.

Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khusunya menyangkut

profitabilitas perusahaan. Return on equity (ROE) untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri

(darmadji dan Hendry : 2006).

Menurut Mardiyanto (2009) ROE adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para

pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan

pemegang saham atau ahli perusahaan.

Menurut Riyadi (2006) Return on Equity (ROE) adalah perbandingan

antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini

menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan. ROE yang tinggi

penting bagi para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi

pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.

Meurut Harahap (2007) ROE digunakan untuk mengukur besarnya

pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut

menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para

12

pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen, tingkat ROE memiliki

hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE

semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi

bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga

investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu

menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.

Definisi rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Riyanto (2001)

sebagai berikut : Return on Equity adalah perbandingan antara jumlah profit

yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal

sendiri yang menghasilkan laba gtersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan

bahwa rentabilitas modal sendiri alah kemampuan suatu perusahaan dengan

modal sendiri yang bekerja didalamnya untk menghasilkan keuntungan.

Agnes (2001) mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat

Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : adalah rasio yang

memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri

(Neworth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Sedangkan menurut Syamsudin (2004) mendefinisikan Return on

Equity atau tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : Tingkat

pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari

penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik

13

pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal

yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengembalian ekuitas pemiliki (ROE) merupakan suatu alat analisis

untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.

2.1.10 Rumus Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik atau ROE

Menurut Sartono (2001) Return on Equity atau Tingkat Pengembalian

Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over, Profit Margin, dan

Financial Leverage, yang dapar dirumuskan sebagai berikut :

Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena

rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income). Perusahaan yang

memiliki Return On Equity yanmg rendah atau bahkan negative akan

terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan

incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga

saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995).

14

2.1.11 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Ekuitas

Pemilik (ROE)

1. Net Income

Laba bersih sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan

karena merupakan sumber dana yang diperoleh dari aktivitas operasi

perusahaan tersebut. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai ukuran

dalam menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan

dalam ikatan Akuntan Indonesia (1999). Penghasilan bersih (laba bersih)

seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi

ukuran yang lain seperti ROE. Unsur-unsur yang langsung berkaitan

dengan pengukuran laba adalah pengahasilan atau beban.

2. Hutang Perusahaan

Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila

proporsi hutang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin

besar. Hal ini dikarenakan jika hutang perusahaan semakin besar maka

akan mengurangi pajak terhadap perusahaan maka akan dapat

mengakibatkan meningkatnya laba dari proses operasional, hasil produksi

yang meningkat serta pajak yang berkurang sehingga dapat

meningkatkan Return On Equity.

15

2.1.12 Pengertian Saham

Saham dapat dedifinisikan tanda pernyataan atau kepemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

kertas teesebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga

tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang

ditanamkan di persuhaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001).

Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap

perndapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan

sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang yang dijual oleh

peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument

keuangan. (Mishkin 2001).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau

kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam

suatu perusahaan.

2.1.13 Jenis-Jenis Saham

Menurut Zaki Baridwan (2000: 394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu :

16

1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya

dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan,

sehingga sama biasanya mempunyai resiko yang paling besar

dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah,

apabila perusahaan berjalan dengan bain, dividen untuk saham biasa

akan lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas.

2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan

paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada

pemegang saham biasa.

3. Serifikat saham yang dikeluarkan oleh PT. Reksa Dana yang didirikan

oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan-

perusahaan yang “go public” melalui pasar modal , dan menjualnya

kembali pad masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.

2.1.14 Harga Saham

Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka

selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham.

Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi.

Menurut Jogiyanto (2003), “Harga saham merupakan harga saham

yang terjadi dipasar busra pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku

17

pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang

bersangkutan di pasar bursa”.

Pengertian harga saham menurut Widiatmodjo (2000), “harga saham

merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk

memperoleh atas suatu saham”.

Menurut Agus (2001), harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning

per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning

ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito

pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang

terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang

terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di

pasar bursa pada saat tertentu.

2.1.15 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001), faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham :

1. Laba perlembar saham

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan

menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per

18

lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk

melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham

perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan

obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual

sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan

menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi

apabila tingkat bunga mengalami penurunan.

b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga

adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah

laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan

ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlas Kas Deviden yang diberikan

Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian

dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba

ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham,

maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena

19

jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor

sehingga harga saham naik.

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang

mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang

cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya

akan memepengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan

meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat

pengembalian saham yang diterima.

2.1.16 Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Terhadap Harga Saham.

Harga saham (Hartono, 1998) adalah harga yang terjadi di pasar

bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu

permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek

yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini

yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana

20

harga saham dianggap sebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang

diharapkan di masa mendatang.

2.1.17 Hubungan Return On Equity (ROE) dan Harga Saham

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) ROE adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari

pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur

dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE

yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa

tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi.

Menurut Tambunan (2007) ROE digunakan untuk mengukur rate of

return (tingkat imbalan hasil) equitas. Para analisis sekuritas dan pemegang

saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi yang

dihasilkan perusahaan, maka akan semakin tinggi harga sahamnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan judul “Pengaruh

Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value

Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan

yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) Tujuan dari penelitian ini

21

adalah untuk mengujii secara parsial dan simultan pengaruh Return On

Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)

terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI pada tahun 2006-2008.

Setiadi (2011) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, Retun On

Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan

Perbankan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi Yang Tercatat Di Bursa

Efek Indonesia. Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan

pada penelitian ini ialah return on asset (X1), return on equity(X2), dan net

profit margin(X3). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan

ialah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang melakukan merger dan

akuisisi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia.

22

Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema

sebagai berikut:

Analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan

mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan

perusahaan. Dlam hal ini peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan

dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek dan

jangka panjangnya dan melihat juga sejauh mana perusahaan menghasilkan

keuntungan. Salah satu rasio yang berperan dalam kinerja profitabilitas

perusahaan adalah Return On Equity (ROE), dimana ROE digunakan untuk

Faktor – faktor yang mempengaruhi ROE

(Return On Equity)

Dasar Teori : Penelitian Terdahulu

Pengujian Hipotesis

Pembahasan

23

mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi

yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa

rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders

Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan indikasi

bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin

tinggi. Sedangkan harga saham merupakan Harga Saham merupakan harga

saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh

pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham yang bersangkutan dipasar bursa .

2.3 Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu serta

kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Diduga

Terdapat Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham

pada PT. Mustika Ratu, Tbk.”