bab ii kajian teori dan pengajuan hipotesis 2.1...

23
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan dan sarana produksi lainnya (Sartono,2010:21). Menurut Husnan (1998) mengartikan pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk utang ataupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik, maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai beberapa daya tarik, diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem perbankan.

Upload: ngoxuyen

Post on 24-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan

jangka panjang atau long-term financial asset. Jenis surat berharga yang

diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.

Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka

panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan,

peralatan dan sarana produksi lainnya (Sartono,2010:21).

Menurut Husnan (1998) mengartikan pasar modal sebagai pasar

dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang

yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk utang ataupun

dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik,

maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai beberapa daya

tarik, diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal

mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan

preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang

membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan

pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem

perbankan.

9

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tertanggal 10

November 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar

modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek. Bursa mempertemukan penawaran dan permintaan dana

jangka panjang dalam bentuk efek, sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.

Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual

belikan atau memperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki

umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi Darmaji dan

Fakhruddin (2006). Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan

mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar

modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat

secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan

yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah

sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi

pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal

merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan

nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-

sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan

masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.

10

Menurut Pandji dan Piji (2008) Pasar modal adalah suatu bidang

usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham

dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani

hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor

dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten

(perusahaan yang go public).

2.1.2 Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan

sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset

keuangan (financial assets) maupun tagihan-tagihan (claims) yang dapat

berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), dari pada

berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan

bahan baku.

Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak

dibidang keuangan atau sering kita sebut dengan lembaga keuangan.

Kegiatan utama lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu

bidang usaha di samping usaha lain seperti menampung uang yang

sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, kegiatan

lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan.

Menurut Kasmir (2008:4) Lembaga keuangan adalah setiap

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan menghimpun dana,

menyalurkan dana atau kedua-duanya. Artinya kegiatan yang dilakukan

oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,

11

apakah kegiatan hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana

atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-

Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua

badan yang melalui kegiatan-kegiatan dibidang keuangan menarik uang

dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat.

Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau

menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan.

Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa

keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun

sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan

suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana.

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan

asset dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk

pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi dengan

memperoleh hasil dalam bentuk bunga sebesar prosentase tertentu dari

besarnya dana yang disalurkan. Sekalipun perbankan kovensional telah

menjadi bagian utama dalam menjalankan roda ekonomi namun masih

banyak kalangan ulama menyatakan bahwa bunga yang diperoleh dari

aktivitas perbankan tidak sesuai dengan ajaran islam. Sejalan dengan itu

terakhir muncul lembaga keuangan dalam konsep ekonomi islam yang

dikenal dengan perbankan syari’ah, namun faktanya pemakai jasanya

perbankan syari’ah juga banyak dari kalangan non-islam. Lembaga

12

keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam ekonomi

modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

Lembaga keuangan utama adalah Bank. Dengan bantuan lembaga

keuangan para pelaku usaha dapat melakukan transaksi keuangan dalam

jumlah besar yang tidak mungkin dilakukan secara tunai.

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku

lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana

pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari

pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk

perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union,

pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana

pensiun, dan bisnis serupa lainnya. Di Indonesia lembaga keuangan ini

dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga

keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana,

dan bursa efek).

2.1.3 Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga

keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan

dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk

meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,

memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran

13

dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan

pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah

“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2008:23) pengertian bank dapat dijelaskan secara

lebih luas lagi bahwa bank merupakan yang bergerak dalam bidang

keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang

keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah

keuangan.

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari

masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah

kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah

mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat

luas.

Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka

semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di

samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga

dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang

dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.

14

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan

menyalurkan dana (lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan

lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada

masyarakat, menerima simpanan baik dalam bentuk giro, tabungan dan

deposito serta sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi

masyarakat yang membutuhkannya.

Bank menurut kepemilikannya dibagi menjadi :

1. Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah bank yang seluruh

atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah.

2. Bank Pemerintah Daerah adalah Bank-bank pembangunan daerah

yang pendiriannya didasarkan pada Undang-Undang No.13 Tahun

1962 yang sekarang diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun

1998. Bank pemerintah daerah tersebut harus memilih dan

menetapkan badan hukumnya apakah menjadi Perseroan Terbatas,

Koperasi atau Perusahaan daerah.

3. Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia

yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara

Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.

4. Bank asing adalah merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar

Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta

dan membuka kantor cabang pembantu dibeberapa Ibukota Provinsi

15

selain Jakarta, yaitu Semarang. Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung

Pandang, Medan, Batam dan lain-lain.

Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai

tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi

bank sebagai :

1. Agent of Trust

Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini

masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur

kepercayaan. Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan

dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur

kepercayaan.

2. Agent of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan

untuk kelancaran kegiatan ekonomi disektor riil, kegiatan bank tersebut

memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga

konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,

distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.

Dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan

perekonomian masyarakat.

3. Agent of Service

16

Disamping kegiatan penghimpun dan penyaluran dana, bank juga

memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang

lain pada masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya

dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa

bank diantaranya adalah jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang

berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian

penagihan.

Dalam UU Perbankan No. 7 tahun 1992, hanya ada dua jenis bank,

yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum

adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima

simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun fungsi bank umum

antara lain :

1. Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan

pada pihak lain, atau membeli surat-surat berharga (financial

investmen).

2. Mempermudah lalu lintas pembayaran uang.

3. Menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara belum

digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran dan lain-

lain.

17

4. Menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara

meciptakan demand deposit (deposito yang sewaktu-waktu dapat

diuangkan) dari kelebihan cadangannya (excess reserves).

2.1.4 Penilaian Kesehatan Bank

Menurut Kasmir (2008) Sebagaimana layaknya manusia, dimana

kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya.

Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan

lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya

agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai

segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut

dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat,

sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank

dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus

dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada

peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus

meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya

dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus

tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank

Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank. Bank Indonesia

18

dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen,

merger, konsolidasi, akuisisi atau malah dilikuidir keberadaanya jika

memang sudah parah kondisi bank tersebut.

Menurut Kasmir (2008) Penilaian yang dilakukan oleh Bank

Indonesia dengan melihat aspek likuiditas adalah suatu bank dapat

dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua

hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada

saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang

layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah

aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini

adalah :

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI,

giro, tabungan, deposito dan lain-lain.

2.1.5 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan

seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang

segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Rasio likuiditas meliputi

rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio

(Darsono dan Ashari, 2005 : 52-53). Rasio likuiditas yang menjadi fokus

penelitian ini adalah current ratio (rasio lancar).

19

Menurut Sartono (2010 : 116) Likuiditas perusahaan, menunjukan

kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat

pada waktunya Likuiditas ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas,

surat berharga, piutang, persediaan.

Menurut Husnan (1998:562) rasio likuiditas adalah rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendek. Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi.

Menurut Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic

(2011:163) Likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai

peningkatan asset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa

mengakibatan kerugian besar. Likuiditas mempunyai dua dimensi, yaitu

(1) waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi kas, dan (2) tingkat

kepastian yang menyangkut dengan rasio perubahan, atau harga, aktiva

tersebut (Husnan, 1998:436)

Likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi. Kewajiban

yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendeknya, sehingga rasio ini

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan kreditur

jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan

terganggu bila kewajiban jangka pendek ini harus segera dibayar. Suatu

aktiva dinyatakan likuid jika aktiva tersebut dapat segera diubah menjadi

20

kas, sedangkan suatu kewajiban dinyatakan likuid jika kewajiban tersebut

harus segera dibayarkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Likuiditas

dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar

dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current

Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang,

atau siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current

Liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun

atau siklus operasi yang normal dalam usaha. Tersedianya sumber

kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau

konversi kas dari aktiva lancar.

b. Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi

persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat

kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan

persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah

mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang

berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang

mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang

baik tingkat likuiditasnya.

2.1.6 Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan

kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak

memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang

21

lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan

rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar).Contoh: Membayar listrik,

telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb.

Menurut Houston (2007 : 134-135) rasio lancar (current ratio) yang

dihitung dengan membagi asset lancar dengan kewajiban lancar. Asset

lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan

persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka

pendek, utang lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus

dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan

mulai lambat membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan

kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika

kewajiban lancar naik lebih cepat daripada asset lancar, rasio lancar akan

turun, dan mungkin ini pertanda adanya masalah. Menurut Husnan

(1998:562) current ratio: rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar

perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.

Menurut Syamsuddin (2007;68) Current ratio merupakan ukuran

yang digunakan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam

membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.

퐶푢푟푟푒푛푡 푅푎푡푖표 = 푎푘푡푖푣푎 푙푎푛푐푎푟ℎ푢푡푎푛푔 푙푎푛푐푎푟 × 100%

22

Current ratio membandingkan aktiva lancar yang akan berubah

menjadi kas dan kewajiban yang harus dibayar dalam waktu satu tahun.

Perusahaan dengan current ratio yang rendah berarti tidak dapat

mengurangi investasi dalam aktiva lancar untuk menyediakan kas guna

membayar kewajiban yang jatuh tempo. Tidak terdapat ketentuan yang

pasti mengenai berapa tingkat current ratio yang sehat yang harus

dipertahankan oleh perusahaan. Besarnya current ratio yang sehat

tergantung kepada jenis manajemen dari masing-masing perusahaan.

2.1.7 Saham

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau

kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau

perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang

menerangkan siapa pemiliknya. Dengan memiliki saham suatu

perusahaan, maka investor akan mempunyai hak pendapatan dan

kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua

kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu satu jenis sekuritas

yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.

Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2008:58) saham biasa

(common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak

diperdagangkan dipasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin

banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek,

perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk

terjun dalam jual beli saham. Saham dapat didefinisikan sebagai surat

23

berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun

institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli

saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang

saham perusahaan tersebut.

Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai

saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut.

Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan.

Sama seperti pada penilaian obligasi penilaian saham juga didasarkan

present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham

dimasa mendatang. Karena pemegang saham akan menerima dividen

dan capital gain (loss.

Menurut Rusdin (2006:69) saham dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Saham atas unjuk (bearer stocks), adalah saham yang tidak ditulis

nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor

ke investor lain.

b. Saham atas nama (registered stocks), saham yang ditulis dengan

jelas siapa nama pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus

melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan

kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang

khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi

kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat

pengantiannya.

24

Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham dibedakan

menjadi :

a. Saham biasa (common stocks), saham yang menempatkan

pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas

harta kekayaan perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-

hak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang

diderita perusahaan.

b. Saham preferen (preferred stocks), saham yang pemiliknya akan

memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa.

2.1.8 Harga Saham

Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan

penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham

merupakan indikator keberhasilan perusahaan. Keberhasilan dalam

menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi

investor yang rasional. Harga saham merupakan harga yang terjadi di

pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

Menurut Widoatmojo (1996:43), nilai saham adalah nilai penyertaan

atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan harga

saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang

lain. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan

25

berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga

memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti

tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.

Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut

cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin

menjual saham maka harga saham akan cenderung bergerak turun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Menurut Houston

(2001) adalah :

1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan

menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per

lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk

melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham

perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan

obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual

sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan

menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila

tingkat bunga mengalami penurunan.

26

b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga

adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah

laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan

ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu

sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan

sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi

harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham

karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh

investor sehingga harga saham naik.

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang

mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang

cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan

mempengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan

meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat

pengembalian saham yang diterima.

27

2.2 Hubungan Rasio Lancar (Current ratio) terhadap Harga Saham

Current Ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang paling umum

digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi

rasio ini, maka perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut akan menjadi bahan

pertimbangan yang penting bagi investor. Contoh : Current Ratio (CR)

suatu perusahaan rendah, maka perusahaan akan mengalami kesulitan

dalam melunasi jangka pendeknya. Jika untuk melunasi kewajiban jangka

pendek saja perusahaan tidak mampu maka bagaimana kemampuan

menghasilkan laba. Sedangkan memperoleh keuntungan adalah harapan

setiap investor. Hal ini akan menyebabkan permintaan atas saham

perusahaan tersebut menurun kemudian akan menyebabkan harga

saham juga menurun.

2.3 Peneliti Terdahulu

Dipo Satria (2007) meneliti pengaruh rasio keuangan (likuiditas,

solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar) terhadap harga saham

industri manufaktur di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

simultan rasio likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Total Debt to Total

Assets Ratio), aktifitas (Total Assets Turnover, Inventory Turnover),

profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity), dan rasio pasar (Price

Earning Ratio) mempengaruhi harga saham. Secara parsial, rasio

likuiditas dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.

28

Penelitian yang dilakukan oleh Yulifati (2009) membuktikan bahwa

terdapat pengaruh likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, pertumbuhan

earning per share, dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham

emiten property dan real estate di bursa efek Indonesia. Obyek yang

diambil sebagai sampel berjumlah 38 emiten property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 45 emiten dengan periode

penelitian antara tahun 2004 sampai tahun 2007. Sampel diambil dengan

metode purposive dengan kriteria perusahaan yang menyampaikan

laporan keuangan secara terus menerus. Metode analisis yang digunakan

adalah metode regregi linear berganda (Multiple Liniear regression).

Hasil analisis menunjukan bahwa likuiditas, solvabilitas, rentabilitas,

pertumbuhan Earning Per Share, dan pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial

menunjukan variabel likuiditas dengan proksi current ratio (X1) dan

pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan TATO (Total Asset

Turn Over) dengan variasi yang terjelaskan dan dinyatakan dengan

Adjuster R2 sebesar 29,9% dan sisanya sebesar 70,1% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Agung (2011) meneliti Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan

Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh bahwa secara uji simultan current ratio (CR), debt to

asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), return

29

on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan

terhadap perubahan harga saham. Secara parsial debt to equity ratio

(DER) dan earnings per share (EPS) yang berpengaruh signifikan

terhadap perubahan harga saham. Current ratio (CR), debt to asset ratio

(DAR), return on asset (ROA), dan return on equity (ROE) tidak

berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

2.4 Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Laporan Keuangan

Kewajiban Aktiva Lancar

Current Ratio

Peneliti Terdahulu

Agung (2011) membuktikan terdapat pengaruh Likuiditas (current ratio), Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Analisis

Harga Saham

30

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011). Berdasarkan

kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan

hipotesis sementara yaitu diduga Likuiditas (current ratio) berpengaruh

terhadap harga saham.