8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan
jangka panjang atau long-term financial asset. Jenis surat berharga yang
diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka
panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan,
peralatan dan sarana produksi lainnya (Sartono,2010:21).
Menurut Husnan (1998) mengartikan pasar modal sebagai pasar
dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam jangka panjang
yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk utang ataupun
dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik,
maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai beberapa daya
tarik, diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal
mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan
preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang
membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan
pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem
perbankan.
9
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tertanggal 10
November 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar
modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Bursa mempertemukan penawaran dan permintaan dana
jangka panjang dalam bentuk efek, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual
belikan atau memperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi Darmaji dan
Fakhruddin (2006). Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan
mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar
modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat
secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan
yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah
sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi
pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal
merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan
nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-
sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan
masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
10
Menurut Pandji dan Piji (2008) Pasar modal adalah suatu bidang
usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham
dan obligasi. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani
hubungan antara pemilik modal dala hal ini disebut sebagai investor
dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten
(perusahaan yang go public).
2.1.2 Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan
sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset
keuangan (financial assets) maupun tagihan-tagihan (claims) yang dapat
berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), dari pada
berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan
bahan baku.
Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan atau sering kita sebut dengan lembaga keuangan.
Kegiatan utama lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu
bidang usaha di samping usaha lain seperti menampung uang yang
sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, kegiatan
lainnya lembaga keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan.
Menurut Kasmir (2008:4) Lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan menghimpun dana,
menyalurkan dana atau kedua-duanya. Artinya kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
11
apakah kegiatan hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana
atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua
badan yang melalui kegiatan-kegiatan dibidang keuangan menarik uang
dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat.
Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau
menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan.
Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam – macam jasa
keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun
sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan
suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana.
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan
asset dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk
pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi dengan
memperoleh hasil dalam bentuk bunga sebesar prosentase tertentu dari
besarnya dana yang disalurkan. Sekalipun perbankan kovensional telah
menjadi bagian utama dalam menjalankan roda ekonomi namun masih
banyak kalangan ulama menyatakan bahwa bunga yang diperoleh dari
aktivitas perbankan tidak sesuai dengan ajaran islam. Sejalan dengan itu
terakhir muncul lembaga keuangan dalam konsep ekonomi islam yang
dikenal dengan perbankan syari’ah, namun faktanya pemakai jasanya
perbankan syari’ah juga banyak dari kalangan non-islam. Lembaga
12
keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam ekonomi
modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.
Lembaga keuangan utama adalah Bank. Dengan bantuan lembaga
keuangan para pelaku usaha dapat melakukan transaksi keuangan dalam
jumlah besar yang tidak mungkin dilakukan secara tunai.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku
lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana
pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari
pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union,
pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana
pensiun, dan bisnis serupa lainnya. Di Indonesia lembaga keuangan ini
dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana,
dan bursa efek).
2.1.3 Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan
dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,
memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran
13
dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan
pembayaran lainnya.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Menurut Kasmir (2008:23) pengertian bank dapat dijelaskan secara
lebih luas lagi bahwa bank merupakan yang bergerak dalam bidang
keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan.
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah
kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat
luas.
Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka
semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di
samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga
dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang
dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana (funding) dan
menyalurkan dana (lending) ini merupakan kegiatan utama perbankan.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan
lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, menerima simpanan baik dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito serta sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkannya.
Bank menurut kepemilikannya dibagi menjadi :
1. Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah bank yang seluruh
atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
2. Bank Pemerintah Daerah adalah Bank-bank pembangunan daerah
yang pendiriannya didasarkan pada Undang-Undang No.13 Tahun
1962 yang sekarang diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun
1998. Bank pemerintah daerah tersebut harus memilih dan
menetapkan badan hukumnya apakah menjadi Perseroan Terbatas,
Koperasi atau Perusahaan daerah.
3. Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia
yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.
4. Bank asing adalah merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar
Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta
dan membuka kantor cabang pembantu dibeberapa Ibukota Provinsi
15
selain Jakarta, yaitu Semarang. Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung
Pandang, Medan, Batam dan lain-lain.
Secara umum, fungsi bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi
bank sebagai :
1. Agent of Trust
Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini
masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur
kepercayaan. Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan
dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur
kepercayaan.
2. Agent of Development
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan ekonomi disektor riil, kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,
distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
Dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan
perekonomian masyarakat.
3. Agent of Service
16
Disamping kegiatan penghimpun dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang
lain pada masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa
bank diantaranya adalah jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian
penagihan.
Dalam UU Perbankan No. 7 tahun 1992, hanya ada dua jenis bank,
yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum
adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun fungsi bank umum
antara lain :
1. Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan
pada pihak lain, atau membeli surat-surat berharga (financial
investmen).
2. Mempermudah lalu lintas pembayaran uang.
3. Menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara belum
digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran dan lain-
lain.
17
4. Menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara
meciptakan demand deposit (deposito yang sewaktu-waktu dapat
diuangkan) dari kelebihan cadangannya (excess reserves).
2.1.4 Penilaian Kesehatan Bank
Menurut Kasmir (2008) Sebagaimana layaknya manusia, dimana
kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya.
Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan
lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya
agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai
segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut
dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat,
sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank
dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus
dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada
peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus
meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya
dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank terus menerus
tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank
Indonesia sebagai pengawas dan Pembina bank-bank. Bank Indonesia
18
dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen,
merger, konsolidasi, akuisisi atau malah dilikuidir keberadaanya jika
memang sudah parah kondisi bank tersebut.
Menurut Kasmir (2008) Penilaian yang dilakukan oleh Bank
Indonesia dengan melihat aspek likuiditas adalah suatu bank dapat
dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua
hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada
saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang
layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah
aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini
adalah :
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva.
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI,
giro, tabungan, deposito dan lain-lain.
2.1.5 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan
seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang
segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Rasio likuiditas meliputi
rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio
(Darsono dan Ashari, 2005 : 52-53). Rasio likuiditas yang menjadi fokus
penelitian ini adalah current ratio (rasio lancar).
19
Menurut Sartono (2010 : 116) Likuiditas perusahaan, menunjukan
kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat
pada waktunya Likuiditas ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang, persediaan.
Menurut Husnan (1998:562) rasio likuiditas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek. Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi.
Menurut Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic
(2011:163) Likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai
peningkatan asset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa
mengakibatan kerugian besar. Likuiditas mempunyai dua dimensi, yaitu
(1) waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi kas, dan (2) tingkat
kepastian yang menyangkut dengan rasio perubahan, atau harga, aktiva
tersebut (Husnan, 1998:436)
Likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi. Kewajiban
yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendeknya, sehingga rasio ini
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan kreditur
jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan
terganggu bila kewajiban jangka pendek ini harus segera dibayar. Suatu
aktiva dinyatakan likuid jika aktiva tersebut dapat segera diubah menjadi
20
kas, sedangkan suatu kewajiban dinyatakan likuid jika kewajiban tersebut
harus segera dibayarkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Likuiditas
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar
dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current
Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang,
atau siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current
Liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun
atau siklus operasi yang normal dalam usaha. Tersedianya sumber
kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau
konversi kas dari aktiva lancar.
b. Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat
kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah
mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang
berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang
mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang
baik tingkat likuiditasnya.
2.1.6 Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan
kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak
memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang
21
lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan
rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar).Contoh: Membayar listrik,
telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb.
Menurut Houston (2007 : 134-135) rasio lancar (current ratio) yang
dihitung dengan membagi asset lancar dengan kewajiban lancar. Asset
lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka
pendek, utang lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus
dibayar.
Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan
mulai lambat membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan
kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika
kewajiban lancar naik lebih cepat daripada asset lancar, rasio lancar akan
turun, dan mungkin ini pertanda adanya masalah. Menurut Husnan
(1998:562) current ratio: rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Menurut Syamsuddin (2007;68) Current ratio merupakan ukuran
yang digunakan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.
퐶푢푟푟푒푛푡 푅푎푡푖표 = 푎푘푡푖푣푎 푙푎푛푐푎푟ℎ푢푡푎푛푔 푙푎푛푐푎푟 × 100%
22
Current ratio membandingkan aktiva lancar yang akan berubah
menjadi kas dan kewajiban yang harus dibayar dalam waktu satu tahun.
Perusahaan dengan current ratio yang rendah berarti tidak dapat
mengurangi investasi dalam aktiva lancar untuk menyediakan kas guna
membayar kewajiban yang jatuh tempo. Tidak terdapat ketentuan yang
pasti mengenai berapa tingkat current ratio yang sehat yang harus
dipertahankan oleh perusahaan. Besarnya current ratio yang sehat
tergantung kepada jenis manajemen dari masing-masing perusahaan.
2.1.7 Saham
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang
menerangkan siapa pemiliknya. Dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak pendapatan dan
kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua
kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu satu jenis sekuritas
yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2008:58) saham biasa
(common stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak
diperdagangkan dipasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin
banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek,
perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk
terjun dalam jual beli saham. Saham dapat didefinisikan sebagai surat
23
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli
saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang
saham perusahaan tersebut.
Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai
saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut.
Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan.
Sama seperti pada penilaian obligasi penilaian saham juga didasarkan
present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham
dimasa mendatang. Karena pemegang saham akan menerima dividen
dan capital gain (loss.
Menurut Rusdin (2006:69) saham dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Saham atas unjuk (bearer stocks), adalah saham yang tidak ditulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor
ke investor lain.
b. Saham atas nama (registered stocks), saham yang ditulis dengan
jelas siapa nama pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang
khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi
kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat
pengantiannya.
24
Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham dibedakan
menjadi :
a. Saham biasa (common stocks), saham yang menempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas
harta kekayaan perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-
hak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang
diderita perusahaan.
b. Saham preferen (preferred stocks), saham yang pemiliknya akan
memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa.
2.1.8 Harga Saham
Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham
merupakan indikator keberhasilan perusahaan. Keberhasilan dalam
menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi
investor yang rasional. Harga saham merupakan harga yang terjadi di
pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.
Menurut Widoatmojo (1996:43), nilai saham adalah nilai penyertaan
atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan harga
saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan
25
berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga
memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti
tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri.
Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut
cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin
menjual saham maka harga saham akan cenderung bergerak turun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Menurut Houston
(2001) adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per
lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila
tingkat bunga mengalami penurunan.
26
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah
laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan
sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi
harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham
karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh
investor sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang
cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan
mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian saham yang diterima.
27
2.2 Hubungan Rasio Lancar (Current ratio) terhadap Harga Saham
Current Ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang paling umum
digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini, maka perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut akan menjadi bahan
pertimbangan yang penting bagi investor. Contoh : Current Ratio (CR)
suatu perusahaan rendah, maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam melunasi jangka pendeknya. Jika untuk melunasi kewajiban jangka
pendek saja perusahaan tidak mampu maka bagaimana kemampuan
menghasilkan laba. Sedangkan memperoleh keuntungan adalah harapan
setiap investor. Hal ini akan menyebabkan permintaan atas saham
perusahaan tersebut menurun kemudian akan menyebabkan harga
saham juga menurun.
2.3 Peneliti Terdahulu
Dipo Satria (2007) meneliti pengaruh rasio keuangan (likuiditas,
solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar) terhadap harga saham
industri manufaktur di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan rasio likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Total Debt to Total
Assets Ratio), aktifitas (Total Assets Turnover, Inventory Turnover),
profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity), dan rasio pasar (Price
Earning Ratio) mempengaruhi harga saham. Secara parsial, rasio
likuiditas dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
28
Penelitian yang dilakukan oleh Yulifati (2009) membuktikan bahwa
terdapat pengaruh likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, pertumbuhan
earning per share, dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham
emiten property dan real estate di bursa efek Indonesia. Obyek yang
diambil sebagai sampel berjumlah 38 emiten property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 45 emiten dengan periode
penelitian antara tahun 2004 sampai tahun 2007. Sampel diambil dengan
metode purposive dengan kriteria perusahaan yang menyampaikan
laporan keuangan secara terus menerus. Metode analisis yang digunakan
adalah metode regregi linear berganda (Multiple Liniear regression).
Hasil analisis menunjukan bahwa likuiditas, solvabilitas, rentabilitas,
pertumbuhan Earning Per Share, dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial
menunjukan variabel likuiditas dengan proksi current ratio (X1) dan
pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan TATO (Total Asset
Turn Over) dengan variasi yang terjelaskan dan dinyatakan dengan
Adjuster R2 sebesar 29,9% dan sisanya sebesar 70,1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Agung (2011) meneliti Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan
Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa secara uji simultan current ratio (CR), debt to
asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), return
29
on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan
terhadap perubahan harga saham. Secara parsial debt to equity ratio
(DER) dan earnings per share (EPS) yang berpengaruh signifikan
terhadap perubahan harga saham. Current ratio (CR), debt to asset ratio
(DAR), return on asset (ROA), dan return on equity (ROE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
2.4 Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Laporan Keuangan
Kewajiban Aktiva Lancar
Current Ratio
Peneliti Terdahulu
Agung (2011) membuktikan terdapat pengaruh Likuiditas (current ratio), Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Analisis
Harga Saham
30
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011). Berdasarkan
kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan
hipotesis sementara yaitu diduga Likuiditas (current ratio) berpengaruh
terhadap harga saham.