bab ii kajian pustaka a. diskripsi teori 1....

28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupkan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 7). Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan alam, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk aspek tingkah laku dan perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. (Winkel, 1996 : 53). Belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses dimana siswa terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan atau perilaku yang tidak dimiliki sebelumnya (Robert Gagne, 1997). Ada dua unsur utama dalam belajar yang saling berkaitan. Pertama, adanya aktivitas yang memungkinkan siswa memiliki kemampuan atau perilaku baru. Kedua, adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar.

Upload: doankhuong

Post on 06-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Diskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupkan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006

: 7).

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan alam,

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan sebagai hasil

belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk aspek tingkah laku dan perubahan itu

bersifat relatif konstan dan berbekas. (Winkel, 1996 : 53).

Belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses dimana siswa terlibat dalam

aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan atau perilaku yang

tidak dimiliki sebelumnya (Robert Gagne, 1997). Ada dua unsur utama dalam

belajar yang saling berkaitan. Pertama, adanya aktivitas yang memungkinkan siswa

memiliki kemampuan atau perilaku baru. Kedua, adanya keterlibatan siswa dalam

proses belajar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto,

2010 : 2).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku seseorang yang dilakukan secara sadar dan aktif melalui mental dan

psikis dalam interaksi dengan.lingkungannya. Belajar juga kunci vital dalam setiap

usaha pendidikan, sehingga pada dasarnya tidak ada belajar tanpa pendidikan

Ada beberapa ciri-ciri perubahan sikap dalam belajar seseorang antara

lain:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

ini berarti individu yang belajar akan terjadinya perubahan dengan merasakan

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

terjadinya adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

berkesinambungan, tidak statis.

c. Perubahan bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan

bertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Sedangkan perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak

dengan sendirinya melainkan dengan usaha individu itu sendiri.

d. Perubahan bertujuan dan terarah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada tingkah laku itu terjadi karena perubahan

tingkah laku yang benat-benar disadari.

e. Perubahan mencankup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan tingkah laku. Sebagai hasilnya ia akan mengalami

perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,

pengetahuan. (Slameto, 2010 : 3-5)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan belajar

ditandai dengan adanya pola-pola baru pada tingkah laku peserta didik sehingga

peserta didik yang telah melalui belajar akan mengalami perubahan tingkah laku

secara keseluruhan dan siswa secara sadar merasakan perubahan itu .

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi belajar. Faktor-faktor

tersebut dibagi menjadi dua golongan yaitu :

a. Faktor individu

Faktor individu adalah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri antara lain :

1) Faktor kematangan dan pertumbuhan

2) Faktor kecerdasan

3) Faktor latihan

4) Faktor motivasi

5) Faktor pribadi

b. faktor sosial

faktor sosial adalah faktor di luar individu antara lain :

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

1) Faktor keluarga atau faktor keadaan rumah tangga

2) Faktor guru dan cara mengajar

3) Alat-alat yang dipengaruhi dalam belajar mengajar

4) Lingkungan dan kesempatan yang tersedia

5) Faktor motivasi sosial (Purwanto,N 1990 : 102 – 105 )

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor individu antara lain kemampuan

yang dimiliki siswa, sedangkan faktor sosial antara lain strategi pembelajaran yang

digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.

b. Hasil Belajar

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana, 1999: 22)

membagi tiga macam hasil belajar yakni (a) ketempilan dan kebiasaan (b) pengetahuan

dan pengertian (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima

ketegori hasil belajar, yaitu (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi

kognitif (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotoris.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Kedua kognitif tingakat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif

tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a) gerakan refleks, (b)

keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan persepleks, dan (f) gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. di antara ketiga ranah

tersebut itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

c. Ranah Hasil Belajar

1) Ranah Kognitif

a) Tipe hasil belajar : pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge

dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat

sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping

pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah,

pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi

proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat

dikuasanya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep

lainnya.

Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpannya dalam

ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif

tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat

bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini

berlaku bagi semua bidang studi, baik bidang matematika, pengetahuan alam,

ilmu sosial, maupun bahasa.

b) Tipe hasil belajar pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah

pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu

yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan,

atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,

tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat

memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat rendah adalah

pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya,

misalnya dari bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka

Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam

memasang sakelar.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan

beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek,

dan possesive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat.

Pemahaman tingakat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman

ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik

yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas

persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

c) Tipe hasil belajar : aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau

keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi

proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu unsur lagi yang perlu masuk,

yaitu abstraksi tersebut perlu berupa prinsip atau generalisasi, yakni sesuatu yang

umum sifatnya perlu untuk diterapkan pada situasi khusus.

Prinsip merupakan abstraksi suatu proses atau suatu hubungan mengenai

kebenaran dasar atau hukum umum yang berlaku di bidang ilmu tertentu. Prinsip

mungkin merupakan suatu pernyataan yang berlaku pada sejumlah besar keadaan,

dan mungkin pula merupakan suatu dedukasi dari suatu teori atau asumsi.

Generalisasi merupakan rangkuman sejumlah informasi atau rangkuman

sejumlah hal khusus yang dapat dikenakan pada hal khusus yang baru.

Membedakan prinsip dengan generalisasi tidak selalu mudah, dan akan lebih

mudah dijelaskan dalam konteks cabang ilmu masing-masing.

d) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integrasi menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunanya. Analisis merupakan

kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe

sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang

komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap

terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara

bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

e) Tipe hasil belajar sintesis

Berpikir sintesis adalah berfikir divergen. Dalam berfikir divergen

pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit terbesar

tidak sama dengan mengumpulkanya ke dalam satu kelompok besar. Mengartikan

analisis sebagai memecah integritas menjadi bagian-bagian dan sintesis sebagai

menyatukan unsur-unsur menjadi intregitas perlu secara hati-hati dan penuh

telaah.

Berpikir sintesis merupakan dalah satu terminal untuk menjadikan orang

lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai

dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

sesuatu. Kreativitas juga beroperasi dengan cara berfikir divergen. Dengan

kemempuan sintesis, orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan

tertentu, atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya.

f) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil, dll.

Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atas

standar tertentu. Dalam tes esai, standar atau kriteria tersebut muncul dalam

bentuk frase.

Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan

mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat mengembangkan

partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga Negara. Mengembangkan

kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis

akan mempertinggi mutu evaluasi.

2) Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa

sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki

penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat

perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe

hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan

teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi

bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh sebab itu, penting dinilai hasil-hasilnya.

Ada beberapa jenis katagori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya

dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Reciving / attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau

stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai,

latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai atau kesepakatan terhadap

nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai

yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang

nilai, organisasi sistem nilai, dll.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

3) Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotiris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni :

a) Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan

auditif, motoris, dan lain-lain

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan-gerakan skill. Mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresif dan

interpretatif

Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi

selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kadar tertentu telah berubah

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

tingkah kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan

perilakunya.

Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau

kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar efektif yang baru tampak dalam

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

Dalam penelitian ini, aspek kognitif yang akan lebih difokuskan yaitu pada

kategori jenis perilaku pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.

a. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan

bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki

penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat

perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe

hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan

teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi

bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh sebab itu, penting dinilai hasil-hasilnya.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya

dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1) Reciving / attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulis, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau

stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai,

latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai atau kesepakatan terhadap

nilai tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu system organisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai

yang telah memilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang

nilai,organisasi system nilai, dll.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya. Ke dalam termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Dalam penelitian ini, aspek afektif yang akan lebih difokuskan yaitu pada

kategori jenis perilaku penerimaan, partisipasi, dan panilaian.

b. Ranah Psikomotor

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni :

1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan

auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan di belakang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill. Mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresi dan

interpretative

Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola

gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf

keterampilan yang telah mencapai kemahiran.(W. S. Winkel, 1996 : 245-250)

Dalam penelitian ini, aspek psikomotor yang akan lebih difokuskan yaitu pada

kategori jenis perilaku persepsi, gerakan terbimbing, kreativitas, penyesuaian gerakan

pola.

Untuk penelitian pada aspek psikomotor akan dilakukan dengan cara unjuk

kerja. Siswa diminta untuk mencari gambar-gambar yang berkaitan dengan tokoh

proklamasi. Gambar tersebut bisa di ambil dari Koran atau majalah bekas. Kemudian

siswa mengelompokkan gambar tersebut sesuai dengan perananya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi

selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kadar tertentu telah berubah

tingkah kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan

perilakunya.

Tipe hasil belajar ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau

kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

2. Metode Demonstrasi

Metode demontrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan

dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demontrasi adalah pertunjukan

tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah

laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan difahami oleh peserta didik secara

nyata atau tiruanya.

Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau guru

menunjukan,memperlihatkan suatu proses,sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat

melihat,mengamati dan mendengar mungkin meraba,merasakan proses yang ditunjukan

oleh guru tersebut.dengan demonstrasi,proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan

lebih berkesan secara mendalam,sehingga membentuk pengertian dengan baik dan

sempurna.Siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru

selama pelajaran berlangsung.

Setiap metode pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masing-

masing.Pada metode pembelajaran Demontrasi juga memiliki kelebihan diantaranya:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

a. Melalui metode demontrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab

siswa di suruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,

tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.Dengan demikian siswa akan

lebih menyakini kebenaran materi pembelajaran

d. Menanamkan,memupuk, dan mengembangkan hasrat untuk ingin mengetahui

sesuatu.

Selain mempunyai keunggulan,metode pembelajaran Demontrasi ini juga

memiliki kelemahan dianatranya:

a Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati

keselutuhan benda atau perestiwa yang didemontrasikan, kadang-kadang terjadi

perubahan yang tidak terkontrol

b Untuk mengadakan demontrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadang-

kadang alat itu sukar untuk di dapat

c Memerlukan banyak waktu, dan hasilnya kadang-kadang sangat minimum

d Kadang proses yang didemontrasikan didalam kelas akan berbeda jika proses

itu didemontrasikan dalam situasi nyata / sebenarnya.

Langkah-langkah Menggunakan Metode Demontrasi yaitu :

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa yang harus di persiapkan :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi

berahir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,

aspek sikap, aspek keterampilan

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demontrasi yang akan dilakukan.

Garis-garis besar langkah demontrasi diperlukan sebagai panduan untuk

menghindari kegagalan

c. Langkah uji coba demontrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang

diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan

a Langkah pembukaan

Sebelum demontrasi dilakukan ada beberapa yang harus diperhatikan, di

antaranya :

1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang di demontrasikan

2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa

3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa

b Langkah pelaksanaan demontrasi

1) Mulailah demontrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang

siswa untuk berfikir

2) Ciptakan suasana yang menyejukan, menyenagkan, dengan

menghindari suasana yang menegangkan

3) Yakinkah bahwa semua siswa mengikuti jalanya demontrasi dengan

memperhatikan reaksi seluruh siswa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

4) Berilah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat.

c Langkah mengahiri demontrasi

Apabila demontrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri

dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitanya dengan

pelaksanaan demontrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Media Audio Visual ( CD Pembelajaran)

Audio adalah pendengaran, visual berarti penglihatan, jadi media audio visual

adalah sesuatu yang dapat dilihat dan di dengar.(Anitah,S : 2008.5)

Sedangkan upaya lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi

pelajaran satu diantaranya adalah dengan menggunakan media. Dalam buku Media

Pembelajaran (Arsyad, A : 2001) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis,photografis, atau elektronis untuk menagkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan landasan teori penggunan

media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone Of Experience (Kerucut pengalaman

Dale’s) (Dale’s 1969). Kerucut ini (gambar 1.2) merupakan elaborasi yang rinci dari

konsep tiga tingkat pengalaman yang di kemukakan oleh Bruner yaitu pengalaman

langsung (enactive), pengalaman gambar (iconic), dan pengalam absrak (symbolic).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Keterangan Pengalaman Edgar

a. Pengalaman langsung dan bertujuan

Pengalaman langsung diperoleh dengan jalan berhubungan langsung

dengan benda, kejadian dan keadan sebenarbya, dimana siswa aktip

bekerja sendiri, mengalami sendiri, memecahkan masalah sendiri,

semuanya didasarkan atas tujuan tertentu yang telah direncanakan

sebelumnya.

b. Pengalaman tiruan

Pengalaman langsung

Pengalaman tiruan yang di atur

Dramatisasi

Karya Wisata

Televisi

Gambar hidup permanen

Gambar diam/ rekaman radio

Lambang visual

Lambang kata

abstrak

konkrit

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian- kejadian tiruan dari

yang sebenarnya.

c. Dramatisasi

Penyampaian dalam bentuk drama, dari berbagai gerakan sampai ke permainan yang

lengkap dengan pakaian dan dekorasi.Manfaatnya juga menarik perhatian, para

pelaku mengalami watak yang diperankan, mempunyai nilai penyembuh, melatih

bekerja sama, suara, mimik, sikap, dan gaya

d. Karyawisata

Membawa anak ke objek diluar sekolah dalam rangka pengajaran di kelas itu dengan

memperluas memperkaya pengalaman siswa.

e. Pameran

Tujuanya ialah untuk mempertunjukan hasil pekerjaan para siswa, perkembangan dan

kemajuan sekolah, kepada warga sekolah dan masyarakat umumnya.

f. Televisi

Merupakan suatu alat media untuk menyampaikan pendidikan kepada anak-anak dan

masyarakat. Program pendidikan televisi dewasa ini dinilai sangat efektif, karena

selain menarik minat yang lebih besar, tetapi juga memberikan informasi yang

auntetik.

g. Gambar hidup atau film

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan ke layar dengan kecepatan

teratur, bergerak secara kontinu sehingga benar-benar mewujudkan pergerakan

normal dari pada orang-orang atau benda-benda.

h. Radio

Melalui siaran radio dapat disampaikan pengajaran secara efektif, menambah

pengalaman dan pengetahuan dan menimbulkan motivasi belajar. Bentuk siaran radio

: ceramah, cerita, wawancara, sandiwara.

i. Gambar

Adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visuil dalam bentuk dua dimensi

sebagai curahan perasaan atau pikiran. Seperti Gambar seri, potret,slide, kartun, dan

lain sebagainya.

j. Lambang visuil

Lambar visuil adalah gambar yang secara keseluruan dari sesuatu yang dijelaskan

kedalam sesuatu bentuk yang dapat divisualisasikan.

k. Lambang kata

Lambang kata di jumpai dalam buku dan bacaan, seperti : buku, majalah, koran,

folder.

Hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung

(konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui

benda tiruan, sampai kepada lambang verbal

(abstrak).

Semakin keatas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan

itu.Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

belajar mengajar harus dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis

pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa

yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.

Menurut Kemp dan Dayton, 1985 (Rahadi, A.2003 : 15), menyatakan bahwa

penggunaan media dalam pembelajaran sangat bermanfaat karena ada beberapa

alasan yaitu (a) Penyampaian materi dapat diseragamkan, (b) proses pembelajaran

akan lebih menarik dan jelas, (c) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (d)

waktu akan menjadi efektif dan efisien, (e) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,

(f) proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, (g) dapat

menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan (h)

mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

Sehubungan dengan hal diatas, penulis memilih media yang sesuai dengan materi

yang dijadikan bahan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan menggunakan media

audio visual.).Menurut Kennet H Hoover bahwa prinsip penggunaan media Audio

Visual adalah :

a. Tidak ada media atau alat pengajaran yang di anggap paling baik

b. Media atau alat pengajaran tertentu lebih tepat daripada yang lain

c. Audio Visual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian integral dari

pengajaran

d. Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa mengenai alat Audio

Visual

e. Siswa menyadari tujuan media / alat Audio Visual dan merespon data atau

informasi yang di berikan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

f. Media atau alat Audio Visual dan sumber-sumber yang digunakan untuk

menambah kemampuan komunikasi dan terjadinya interaksi belajar antar

komponen.

Hal tersebut mengisyaratkan kepada guru bahwa dalam setiap kegiatan

pembelajaran hendaknya mengusahakan media atau alat bantu dalam pembelajaran,

sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar, menggairahkan, dan

menyenangkan serta dapat mencapai hasil yang optimal. Hal ini sejalan dengan

Dale,1969 (dalam Arsyad,A. 2002 : 23) yang menyatakan bahwa ada 10 manfaat

media Audio Visual yaitu :

a Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas

b Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa

c Menunjukan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa

dengan meningkatkan motivasi belajar siswa

d Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa

e Membuat hasil belajar siswa lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa

f Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan

melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatkan

hasil belajar siswa

g Memberikan umpan balik yang dapat membantu siswa menemukan seberapa

banyak telah mereka pelajari

h Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu, konsep-konsep yang

bermakna dapat dikembangkan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

i Memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman siswa yang mencerminkan

pembelajaran yang verbalistik dan membuat generasi yang tepat

j Menyakinkan didri bahwa urutab dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika

mereka membangun setruktur konsep dan system gagasan yang bermakna.

4. Konsep Belajar IPS SD

a. Pengertian IPS SD

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata

pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang

menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan

menjadi warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang, para siswa akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh

karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara

sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Sardjiyo,dkk (2009:26) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi

yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di

masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Mata

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

pelajaran IPS memuat materi yang cukup luas. Melalui mata pelajaran IPS siswa

diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga

dunia yang efektif. Dalam era globalisasi ini, ilmu pengetahuan sosial dirancang

untuk membangun dan merefleksikn kemampuan siswa dalam kehidupan

bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.

b. Tujuan Mata Pelajaran IPS

Sedangkan tujuan pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakata dan

lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. (Rosdiati, N dan

Aqib, Z, 2010 : 58-59).

Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dan

lingkunganya. Lingkungan masyarakat tempat anak didik tumbuh dan berkembang

sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada

dan terjadi dilingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS juga membantu peserta didik

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

dalam memecahkan permaslahan yang dihadapi sehingga akan menjadikan semakin

mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya. (Kosasih, 1994).

c. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

Karakter mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu yang lain yang

bersifat monolitik. Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai

disiplin ilmu sosial. Rumusan ilmu pengetahuan sosial berdasarkan realitas dan

fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner .

Karakteristik mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial antara lain sebagai berikut :

1) Ilmu pengatahuan merupakan perpaduan unsur.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dikemas sedemikian rupa sehingga

menjadi pokok bahasan, atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi IPS menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan

dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar kompetensi dan kompetensi dapat menyangkut peristiwa dan perubahan

kehidupan masyarkat dengan prinsip sebab akibat kewilayahan, adaptasi dan

pengolahan lingkungan . (Puskur, 2007 : 8 dalam Trianto, 2010 :174-175)

d. Strategi Pembelajaran IPS

Dalam sebuah konsep pembelajaran IPS memiliki strategi pembelajaran diantaranya

adalah :

1) Strategi urutan penyampaian suksesif

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Strategi ini dipakai apabila guru menyampaikan materi lebih dari satu, maka

menurut strategi suksesif penyajiannya satu demi satu disajikan secara mendalam

baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara berurutan

pula.

2) Strategi penyampaian fakta

Strategi ini dijalankan jika pembelajaranya adalah jenis fakta (nama-nama

benda, tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan

sebagainya). Strategi yang tepat untuk mengajarkan masalah tersebut adalah

sebagai berikut. Pertama , sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan atau gambar.

Kemudian berikan bantuan untuk peserta didik untuk menghafal. Bantuan

diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan

ingatan, jembatan keledai dan asosiasi berpasangan.

3) Strategi penyampaian konsep

Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau

pengertian. Tujuan konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukan

ciri-ciri, unsur, pembeda, membandingkan, menggeneralisasikan dan sebagainya.

Secara garis besar peneliti menyimpulkan fungsi pengajaran IPS adalah

mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-

fakta dan ide-ide kepada siswa, artinya dengan belajar IPS siswa memiliki

kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru

sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

5. Kompetensi Dasar Menghargai Jasa Dan Peranan Tokoh Dalam

Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Kemerdekaan Indonesia dicapai melalui perjuangan yang sangat panjang. Lebih

dari tiga setengah abad, bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah. Perjuangan

merebut kemerdekaan dilakukan dengan tiga cara, yaitu melalui perundingan,

organisasi, pergerakan, dan melalui perjunan fisik. Tokoh-tokoh yang berjuang dan

berperan dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain,

Chaerul Saleh, Darwis, Wikana, Sajuti Melik, Ir.Soekarno, Drs.Muhammad Hatta,

Ahmad Subarja, Sukarni, Sutan Syahrir, Fatmawati, dan Laksamana Tadashi Maeda.

6. Hasil Penelitian Yang relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Rismanto tahun 2007 pada kelas VIII SMP

Negeri 3 Gandrumangu, Kabupaten Cilacap dengan judul peningkatan motivasi dan

prestasi belajar Matematika siswa melalui metode demontrasi dengan media audio

visual pokok bahasan garis singgung persekutuan pada siswa kelas VIII B SMP

Negeri 3 Gandrumangu tahun pelajaran 2007-2008.

Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan antara siklus I dan

siklus II. Hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan didapat t hitung pos tes sebesar

2,51 menjadi 3,07 masing-masing indikator masuk dalam kategori termotivasi. Dan

untuk hasil evaluasi siswa ada peningkatan nilai rata-rata kelas dari 63,83 menjadi

70,83. Sedangkan untuk analisa hasil observasi siswa ada peningkatan aktivitas

motivasi dari 67,67% menjadi 71,77%.Dengan demikian ada peningkatan hasil

belajar dengan menggunakan metode demontrasi dengan media audio visual pada

mapel matematika pokok bahasan garis singgung persekutuan pada siswa kelas VIII

B SMP Negeri 3 Gandrumangu Cilacap tahun pelajaran 2007-2008.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah,

dan landasan teori, dapat dirumuskan kerangka berpikir seperti tampak pada bagan

berikut.

Siswa Motivasi belajar rendah Kemampuan rata-rata siswa

rendah Kurang mampu menyelesaikan

soal-soal yang berkaitan dengan mengidentifikasi proklamasi kemerdekaan Indonesia

Hasil belajar masih rendah

Proses pembelajaran. Sangat abstrak dan teoritis Kurang variatif, mebosankan, menekan pada aktivitas siswa Berpusat pada guru

Implementasi model pembelajaran audio visual

Fasilitas (Sarana penunjang) Buku pegangan siswa tidak

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. a.digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-sitiamiroh-702-2-babii.pdfBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Gambar : Kerangka Berfikir Peneliti Dalam Meleksanakan Penelitian

C. Hipotesis tindakan

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

“ Metode Demonstrasi dengan menggunakan CD Pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia Di Kelas V SD

Negeri 3 Dukuhwaluh “.