bab ii kajian teori dan hipotesis -...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin di capai setelah proses belajar mengajar
berlangsung, sudjana (2005 : 22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Gagne (dalam Uno, 1998 : 265)
mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat dari
belajar. Senada dengan hal itu, Hamalik (2006 : 159) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah lakupada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar adalah sebuah kegiatan
belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang di tandai dengan skala
nilai dan perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari seseorang siswa bila di
bandingkan pada saat sebelumnya belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif
Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu :
a. pengetahuan ( mengingat, menghapal ).
b. Pemahaman ( menginterpretasikan )
c. Aplikasi ( menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah )
d. Analisis ( menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis ( menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh).
f. Evaluasi ( membandingkan nilai-nilai ide, metode, dan sebagainya).
2. Ranah Afektif
Berkenan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu :
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpatisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang di percayai)
e. Pengalaman (menjadikan nila-nilai sebagai bagian dari pola hidup).
3. Ranah Psikomotor
Meliputi yang terdiri dari lima aspek yakni :
a. Peniruan (menirukan gerak)
b. Penggunaan (menggunakan konsep yanga melakukan gerak)
c. Ketepatan (melakuakan gerak dengan benar).
d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
Hasil belajar siswa berkaitan dengan proses belajar,seperti yang di uraikan dalam Sudjana
(2005: 23) bahwa” secara umum keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat di tinjau dari
dua segi, yakni dari segi proses dan hasil belajar”. Dari segi proses artinya keberhasilan
pengajaran terletak pada proses belajar mengajar yang di lakukan oleh siswa sebagai akibat
proses-proses yang di lakukan oleh siswa.
Dari uraian di atas di jelaskan bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan
menghasilkan kemampuan siswa yang mencangkup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang di peroleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan melalui
pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut.
Hasil belajar yang di maksud pada penelitian ini adalah kemampuan yang di peroleh dari
hasil tes dan dapat di amati dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar yang
telah dicapai dapat di ukur melalui kemajuan yang mereka peroleh dan ditandai dengan skala
nilai yang baik dan keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang di berikan.
2.1.2. Penerapan Pendekatan Pakem
PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Menurut Dasim, dkk (2010 :70) bahwa Aktif di maksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif mengajukan pertanyaan,
mengemukakan gagasan, dan mencari data informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah. Sehingga,jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dadi siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,
yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga di
maksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemapuan siswa. Menyenangkan. Suasana belajar-mengajarkan yang menyenagkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Agar bembelajaran berlangsung dengan suasana menyenangkan, guru harus
suka memuji hasil karya siswa dan gagasan yang di ungkapkan siswa, tidak cuek (tetapi
tanggapan, peduli dan responsif),dan guru tidak mempermalukan siswa tetapi member penguatan
bahwa siswa tersebut bias lebih baik.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran efektif, yaiti
tidak menghasilkan apa yang harus di kuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus di capai. Efektif belajar
di tunjukan oleh ketepatan waktu/efesien waktu, pertanyaan sederhana yang dapat menghasilkan
informasi lengkap, cepat menguasai konsep. Oleh karena itu agar belajar menjadi efektif,
pelajaran di mulai dari apa yang di ketahui siswa.
Jamal Asmani (2010 : 59-60) PAKEM adalah sebuah pendekatan kemungkinan peserta
didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan kererampilan, sikap, dan
pemahamnnya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara , guru menggunakan
berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran
lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
Berikut pandangan dari parah ahli mengenai kegiatan siswa dan lingkungan belajar aktif
learning yang di paparkan oleh Missouri Departement Of Elementary and Secondary Education
:
A. Silberman, M (1996) menggambarkan saat belajar aktif, para siswa melakukan banyak
kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan,
dan menerapkan apa yang mereka belajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat,
menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu
dengan baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan
orang lain. Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan – menggambarkannya
sendiri, mencontohkan, mencoba keterampilan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan
pengetahuan yang telah mereka miliki.
B. Glasgow (1996) siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung
jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri. Mereka mengambil suatu peran yang
lebih dinamis dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka harus mengetahui, apa yang
harus mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukan itu. Peran mereka kemudian
semakin luas untuk self-management, dan memotivasi diri untuk menjadi suatu kekuatan
lebih besar di yang dimiliki siswa.
C. Modell dan Michael (1993) Menggambarkan suatu lingkungan belajar aktif adalah
lingkungan belajar di mana para siswa secara individu didukung untuk terlibat aktif dalam
proses membangun model mentalnya sendiri dari informasi yang telah mereka peroleh
D. UC Davis TAC Handbook, Active Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk menjadi guru bagi mereka sendiri. Active learning adalah suatu
pendekatan bukan metode
E. Menurut Joel Wein (1997:1) mendefinisikan active learning adalah nama suatu pendekatan
untuk mendidik para siswa dengan memberikan peran yang lebih aktif di dalam proses
pembelajaran. unsur umum di dalam pendekatan ini adalah bahwa guru dipindahkan peran
kedudukannya dari yang paling berperan depan suatu kelas dan mempresentasikan materia
pelajaran; menjadi para siswa lah yang berada pada posisi pengajaran diri mereka sendiri,
dan guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu.
Jamal Asmani (2010 : 183) PAKEM adalah model baru pembelajaran. Ia memerlukan
partisipasi semua pihak agar bias berjalan dengan ssuai aturan main yang telah di tetapkan.
Adaptasi pembelajaran lama ke model baru membutuhkan proses keterbukaan, kebersamaan, dan
kekompakan dalam menatap masa depan secara kolektif dan kolegial.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran PAKEM tidak hanya
berlaku bagi siswa maupun juga bagi guru untuk mengembangkan keterampilan, sikap,
pemahaman. Dengan kata lain dalam pembelajaran PAKEM membutuhkan partisipasi dari
semua pihak sesuai dengan aturan yang di tetapkan, yaitu dengan cara belajar dengan yang
menghadirkan keterbukaan, kebersamaan, dan kekompakan untuk menatap masa depan.
2.4.1 Karakteristik Pakem
Menurut Dasim dkk (2010: 73) bahwa secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang
tampak secara kasat mata dalam proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM.
1. Adanya sumber belajar yang beraneka ragam, dan tidak mengandalkan buku sebagai satu –
satunya sumber belajar.
2. Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian di desain skenario pembelajarannya
dengan berbagai kegiatan.
3. Hasil kegiatan balajar mengajar kemudian di pajang di tembok kelas, papan tulis, dan bahkan
di tambah dengan tali rapiah di sana- sini. Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi atau
hasil karya siswa menjadi ciri fisikal yang dapat kita amati dalam proses pembelajaran.
4. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya yang di dominasi oleh
kegiatan individual dalam beberpa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil
antara empat sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas – tugas yang telah di sepakati
bersama, dan salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan mereka di
depan kelas, hasil kegiatan itulah yang akan di pajang.
5. Dalam mengerjakan berbagai tugas, para siswa baik secara individual maupun secara
kelompok, mencoba mengembangkan semaksimal mungkin kreaktifitasnaya.
6. Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme, dan rasa
senang siswa.
7. Pada akhir proses pembelajaran, semua siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut
refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis ) kesan dan harapan mereka dan
harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja di ikutinya.
Dasim dkk (2008 :71) secara garis besar, PAKEM dapat di gambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan „pojok baca‟
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
Ada sebelas indikator /tolak ukur bahwa pembelajaran dapat di kategorikan sudah di katakan
PAKEM, yaitu :
1. Metode Pembelajaran
Kagiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
(wawancara, pengamatan, bermain peran , penelitian, berlangsung di luar dan di dalam
kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.
Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
spesifikasi bahan ajar.
Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas
Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasik). Idealnya
lebih dari 3 jenis.
Kelompok belajar siswa beragam (gender, social-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih
dari 3 variabel.
Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan belajar (sesuai
KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang
memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya
lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.
Tata tertib kelas di buat (dan di sepakati) bersama antara siswa den guru. Idealnya
murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya :
Pertanyaan yang di ajukan guru dapat memancing /mendukung siswa dalam
membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang di berikan
keleluasaan seluh siswa untuk berikir, lalu menunjukan siswa yang harus menjawab
tanpa pilih kasih secara acak.
Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan mempertanyakan
gagasan guru/siswa lain.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengancungkan tangan tanpa
suasana gaduh.
Siswa berani bertanya, berpendapat dan mempertanyakan pendapat baik secara
lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual :
Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan di laksanakan
dengan baik.
Siswa dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan membaca bertanya atau
melakukan pengamatan dan percobaan.
Guru melakukan identifikasi, merancang melaksanakan, mengevaluasi, dan menindak
lanjuti program pembelajaran individual sebagai respon adanya kebutuhan khusus
(hiperaktif, autis, lamban, dsb)
Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual (tipe belajar, siswa: audio,
visual, motorik, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.
Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan
didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran :
Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan
sikitar) yang sesuai dengan kompetensi yang di kembengkan.
Guru membuat alat bantu pembelajran sesuai dengan kompetensi yang di kembangkan
sendiri dan /atau bersama siswa orang tua siswa.
Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaran yang tersedia dan sesuai dengan
materi yang di ajarkan.
Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak
hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan
nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi
Guru memberikan umpan balik yang menantang (dorongan siswa untuk berfikir lebih
lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.
Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.
Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya
untuk kegiatan tindak lanjut.
Setiap proses dan hasil proses dan hasil pembeajran di sertai dengan
reward/penghargaan dan setiap pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.
7. Komunikasi dan Interaksi
Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir
(misalnya dalam mengajukan pertanyaan kembali).
Setiap pembelajran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang di tandai : tidak ada
rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).
Setiap proses pembelajran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan
seksual).
Perilaku warga kelas (siswa dan guru)sesuai dengan tata tertib yang di buat
bersamadan etika yang berlaku.
Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.
Komunikasi terjalin dengan baik antara guru siswa dan siswa-siswa.
8. Ketertiban Siswa
Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajran .
Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk
menyajikan /mengemukakan /melakukan sesuatu.
Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana
secara bergilir.
9. Refleksi
Setiap usai pembelajran guru meminta siswa menuliskan /mengungkapkan kesan dan
keterpahaman siswa tentang apa yang telah di pelajari.
Guru melaksanakna refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah di laksanakan.
10. Hasil Karya Siswa
Berbagai hasil karya siswa di pajangkan, di tata rapid an dig anti secara teratur sesuai
perkembangan penyampaian materi pembelajaran
Hasil karya siswa adalah murni karya/buatan siswa sendiri.
11. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM).
Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial seusai sengan potensinya
(kerjasama ,toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan
kepemimpinan).
Siswa mengalami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab
dan tampil di depan kelas).
Menurut Rachmad Widodo, (dalam http://wyw Id.wordpers.com/2013/01/01-indikator
pembelajaran –pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-dan-menyenangkan/)
Hal. 19-22
(Dasim dkk, 2008:75-76), hal hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan
PAKEM: (1) Memahami sifat yang di miliki anak, (2) mengenal anak secara perseorangan , (3)
memenfaatkan perilaku anak dalm pengorganisasian belajar, (4) mengembangkan kemampuan
berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, (5) mengembangkan ruang kelas
sebagai lingkungan belajar yang menarik, (6) memanfaatka lingkungan sebagai sumber belajar,
(7) memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, (8) membedakan
antara aktif fisikal dan aktif mental.
2.1.4 Implementasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Pakem
(Dasim dkk, 2008: 152 – 154) ketika masuk kelas, sekali guru tidak boleh menunjukan
muka yang masam apalagi seram. Sebaliknya tunjukan secara tulus wajah ceria, dengan senyum
tersungging di bibir pendidikan.
Beberapa langkah pembelajaran PAKEM di laksanakan dengan langkah – langkah
1. Salam
Ucapan salam kepada siswa yang telah ada di dalam kelas
2. Apersepsi atau pengenalan
Langkah ini biasa dengan menggunakan pertanyaan kepada seluruh siswa dengan tujuan
untuk menarik perhatian
3. Menunjukan tujuan pembelajaran
Untuk proses pembelajaran yang tidak berssifat flas back atau deduktif, maka sebaiknya
tujuan pembelajaran khusus atau di kenal dengan tujuan intruksional khusus di tunjukan atau
di beritahukan kepada peserta didik pada awal materi pembelajran di berikan.
4. Kegiatan belajar mengajar dengan topik yang telah di tetapkan
Jika menggunakan metode diskusi kelompok (small group discussion) dalam kegiatan
pembelajaran, maka langkah – langkah yang di lakukan adalah sebagai berikut :
a. Guru membagi peserta didik menjadi empat sampai lima kelompok kecil dengan anggota
tidak lebih dari lima orang siswa.
b. Guru memberikan arahan agar nanti peserta didik memilih ketua kelompok, sekretaris,
dan pelapor secara demokratis.
c. Guru memberikan tugas – tugas atau permasalahan yang jelas akan di kerjakan atau di
pecahkan bersama.
d. Guru tidak lupa memberikan dasar – dasar etika yang di perlukan akan diskusi kelompok
tersebut dapat berjalan dengan lancer.misalnya, (1) biasakan mengangkat tangan sebelum
diberikan kesempatan untuk menemukakan pendapat oleh ketua kelompok. (2)
menghargai perbedaan pendapat anggota kelompok. (3) berlaku adil, misalnya dengan
selalu mendahulukan kepada yang lebih dulu mengangkat tangan. (4) mencatat proses
dan hasil diskusi kelompok.
e. Guru memberikan arahan tentang waktu yang akan di gunakan dalam kegiatan diskusi
kelompok.
f. Guru memberikan arahan tentang produk yang akan di hasilkan dan tingkat kompetensi
yang akan di capai. Ini penting karena hasil pekerjaan siswa akan di pajang pada arah
pajangan di dalam kelas atau tempat yang lebih dapat di lihat oleh warga sekolah yang
lain.
g. Seusai dengan waktu yang telah di sepakati (kontrak pembelajaran ), guru meminta
kepada kelompok untuk melaporkan hasil kegiatan diskusi dalam acara diskusi pari purna
atau diskusi kelas.
h. Guru selalu memberikan penguatan (reinforcemen ) kepada para penyaji atau pelapor
segera setelah selesai melapor hasil peerjaan kelompok , misalnya luar biasa , bagus
sekali, sangat bagus, anak cerdas an lain sebagainya.
i. Setelah selsai proses pelaor tersebut, guru meminta kelompok menyampaikan hasil
kegiatan di tempat yang tela di tentukan
2.1.5. Tinjauan Pembelajaran Konvensional
Menurut suherman (dalam Bito, 2009: 49), menyatakan bahwa pembelajaran
konvensional adalah model pembelajaran yang bisa kita lihat dalam sehari – hari. Pada model ini
guru lebih mendominasikan dalam menentukan suatu kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi
yang di ajarkan, urutan materi pelajaran,kecepatan guru mengajar dan lain – lain sepenuhnya ada
di tangan guru.
Menurut suparman (dalam Bito, 2009:49-50), meyatakan bahwa dalam pembelajaran
konvensional hal – hal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
a. Memulai pelajaran dengan meninjau kembalai pelajaran yang telah lewat.
b. Dilanjutkan dengan menerangkan tujuan pembelajaran secara singkat.
c. Mengajarkan materi tahap demi setahap di mana di berikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih pada setiap tahap tersebut,selanjutnya tahap – tahap tersebut, di gabungkan sehingga
siswa dapat melihat keseluruhan proses
d. Member intruksi dan keterangan dengan jelas dan rinci.
e. Member kesempatan kepada siswa untuk mempratekkan pengetahuan yang di pelajari.
f. Memberikan pernyataan dan mengecek pemahaman siswa lewat respon mereka terhadap
berbagai pernyataan.
g. Memberikan umpan balik.
Kelemahan dari pembelajaran konvensional ini menurut Kadir ( dalam Bito, 2009: 51), yaitu
1. Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara kreatifitas, sikap kritis
dan kemandirian siswa.
2. Cenderung menumbuhkan rasa solidaritas di antara siswa.
3. Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan motivasi siswa dalam belajar matematika.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah proses
pembelajaran yang bisa di lakukan di sekolah dengan pola guru aktif memberikan informasi
sedangkan siswa hanya mencatat informasi yang di berikan guru, menjawab pertanyaan yang di
berikan guru, dan mengerjakan soal yang berikan.
2.1.6. Tinjauan Materi Tentang Relasi Dan Fungsi
A. pengertian Relasi
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang menghubungkan anggota –
anggota himpunan A dengan anggota – anggota himpunan B.
Contoh :
Terhadap kegemaran anak – anak pak budi, terhadap hubungan antara himpunan A dan B.
Hubungan tersebut berkaitan dengan gemar olahraga dari anak – anak pak budi.
Riska gemar berolah raga badminton dan renang
Dimas gemar berolah raga sepak bola
Candra gemar berolah raga sepak bola
Pira gemar berolah raga badminton dan basket
Reni gemar berolah raga badminton dan basket
Apabila gemar berolah raga kita notasikan dengan tanda panah pernyataan di atas dapat di
gambarkan sebagai gemar berolah raga
Kita melihat anggota himpunan A dan anggota himpunan B memiliki hubungan (relasi ) gemar
berolah raga
A. Defenisi Fungsi
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang menghubungkan setiap anggota
himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B.
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan dari A ke B dimana untuk
setiap x A di pasangkan dengan tepat satu y B
C. Notasi suatu fungsi
Misalkan fungsi A ke B kita sebut f maka notasi yang di gunakan untuk menyatakan fungsi
itu adalah :
BAf :
Jika ByAx , dan y adalah peta (bayangan ) dari x maka notasi fungsi di atas di tulis
sebagai berikut :
yxf :
Penulisan di atas di baca :”fungsi f memetakan x ke y”.
D. Rumus Fungsi
Bila notasi fungsi di atas kita tuliskan dalam bentuk rumus fungsi (formula fungsi )maka di
peroleh :
)(: xfyyxf
E. Menghitung nilai fungsi
Suatu fungsi h di defenisikan dengan h: x x2 + 1 dapat di tuliskan sebagai fungsi h(x)=x
2
+ 1 kita dapat memperoleh nilai h(3) jika dalam rumus h(x) = x2
+1 kita ganti x dengan 3.
Nilai dari x2 + 1 untuk x = 3 adalah 10. Nilai h(3) = 10 di sebut nilai fungsi untuk x = 3.
Nilai fungsi h untuk x = 4 adalah h(4) =42
+1 = 17.
F. Menentukan Bentuk Fungsi Jika Nilai Dan Data Ketahui
menentukan nilai fungsi f(x)untuk setiap x jika f(x) di ketahui. Bentuk umum fungsi linear
adalah f(x) = ax +b.bentuk fungsi dapat di ketahui jika nilai dan data di ketahui
Contoh:
Misalkan, h(x) adalah suatu fungsi dengan h(1) = 9 dan h(-2) = -6. Jika di tentukan h(x) = ax
+ b dengan a dan b bilangan bulat,tentukan :
a. Nilai a dan b
b. Bentuk fungsi h(x).
Penyelesaian :
a. h(x) =ax +b
h(1) =a(1) +b = 9
a + b = 9
b = 9 – a ………………………………(1)
h(-2) = a(-2) +b =-6
-2a +b =-6……………………………….(2)
Subtitusikan (1) ke (2) di peroleh :
5
3
15
153
962
692
6)9(2
a
a
a
aa
aa
aa
Hasil a = 5 di ganti pada persamaan 1
b=9 –a
b=9-5
b = 4
Jadi, a = 5 dan b = 4.
b. Bentuk fungsi h(x) = 5x + 4.
G. Menyusun Pasangan Nilai Peubah Dengan Fungsi.
Untuk menghitung nilai fungsi,dapat di kerjakan dengan cara membuat tabel.
Contoh:
Suatu fungsi k di tentukan oleh k: 42 xx ,untuk x anggota domain {x xx ,52
bilangan bulat}.
a. Buatlah tabel fungsi,kemudian tentukan range !
b. Berapa nilai fungsi k untuk x = 4?
Penyelesaian :
a. Perhatikan tabel berikut
x -2 -1 0 1 2 3 4 5
2x -4 -2 0 2 4 6 8 10
4 4 4 4 4 4 4 4 4
F(x) 0 2 4 6 8 10 12 14
Daerah hasil fungsi adalah {0,2,4,6,8,10,12,14}.
b. K(4) = 12 (lihat tabel)
H. Menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius
Dalam menyatakan relasi antara anggota – anggota dua himpunan,selain dengan
menggunakan diagram panah juga dapat di gambarkan dalam koordinat cartesius. Jika kita
menyebut kata “ cartesius “ yang kita ingat adalah bidang cartesius yang mempunyai dua sumbu,
yaitu sumbu mendatar dan tegak. Demikian pula pada koordinat cartesius,terdapat dua sumbu
yang saling tegak lurus yaitu sumbu mendatar atau horizontal dan sumbu tegak atau vertikal.
Pada soal nomor 1 di atas kita dapat menyatakan relasi antara anggota himpunan A dan relasi
anggota himpunan B tersebut dalam koordinat cartesius.
2.1 Kerangka Berfikir
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat di pahmi bahwa yang di maksud dengan
hasil belajar adalah proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan
siswa yang mencakup pengetahuan , sikap, dan ketrampilan. Dalam artian bahwa perubahan
kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Model pembelajaran pakem adalah suatu cara mengajar siswa di mana siswa
melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan,agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari. Model pembelajaran pakem adalah siswa
mengadakan latihan-latihan soal secara kelompok. Dengan belajar secara kelompok dapat
menumbuhkan interaksi antara siswa sehingga siswa terjalin hubungan saling ketergantungan
positif. Selain itu melalui latihan soal siswa dapat memiliki keterampilan menyelesaikan
berbagai bentuk soal terutama dalam menentukan apa yang harus di lakukan di dalam
menyelesakan soal- soal yang di berikan. Model pembelajaran pakem akan berhasil dan
terlaksana dengan baik sangat tergantung kemauan dan kreativitas guru. Oleh karena itu, di
perlukan kerja sama yang baik antara guru dan siswa itu sendiri.
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa di laksanakan guru di kelas.
Pembelajaran lebih berpusat pada guru, di mana kegiatan guru yang utama adala menerangkan
dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang di sampaikan guru. Hal ini menggambarkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran konvensional sehingga hanya menggunakan komunikasi satu
arah sehingga pembelajaran hanya terpusat pada guru dan bukan pada siswa, sehingga yang di
rasakan siswa adalah jenuh dan membosankan dalam belajar. Dengan demikian hasil belajar
matematika siawa dengan pembelajaran konvensional akan cenderung rendah karena siswa
kurang di libatkan dalam proses pembelajaran.
Pada Materi Relasi dan Fungsi SMP kelas VIII yang banyak menuntut siswa untuk
kreatif dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan melalui
pendekatan PAKEM dalam pembelajran matematika, di harapkan siswa dapat lebih aktif dan
kreatif dalam mengembangkan pengetahuan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik karena
dalam pembelajaran PAKEM tugas seorang guru adalah harus aktif dalam menantau kegiatan
belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menentang ,mempertanyakan
gagasan siswa. Guru harus kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat
bantu atau media pembelajran. Guru harus bias mengemaskan materi agar mudah di pahami oleh
siswa, menggunakan medel pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi untuk
menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dengan adanya
proses belajar guru yang menyenangkan membuat siswa lebih termotivasi dan turut dalam
kegiatan belajar mengajar.
2.2. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dapat di rumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
“ Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang di ajar menggunakan model pendekatan
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) dan yang di ajarkan
menggunakan pembelajran konvensional.”