bab ii kajian teori dan hipotesis -...

23
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin di capai setelah proses belajar mengajar berlangsung, sudjana (2005 : 22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Gagne (dalam Uno, 1998 : 265) mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat dari belajar. Senada dengan hal itu, Hamalik (2006 : 159) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah lakupada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang di tandai dengan skala nilai dan perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari seseorang siswa bila di bandingkan pada saat sebelumnya belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut : 1. Ranah Kognitif Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu :

Upload: trinhthuan

Post on 10-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin di capai setelah proses belajar mengajar

berlangsung, sudjana (2005 : 22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Gagne (dalam Uno, 1998 : 265)

mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat dari

belajar. Senada dengan hal itu, Hamalik (2006 : 159) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah lakupada orang tersebut, misalnya

dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar adalah sebuah kegiatan

belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang di tandai dengan skala

nilai dan perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari seseorang siswa bila di

bandingkan pada saat sebelumnya belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada

jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,

psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif

Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu :

a. pengetahuan ( mengingat, menghapal ).

b. Pemahaman ( menginterpretasikan )

c. Aplikasi ( menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah )

d. Analisis ( menjabarkan suatu konsep)

e. Sintesis ( menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh).

f. Evaluasi ( membandingkan nilai-nilai ide, metode, dan sebagainya).

2. Ranah Afektif

Berkenan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu :

a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)

b. Merespon (aktif berpatisipasi)

c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)

d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang di percayai)

e. Pengalaman (menjadikan nila-nilai sebagai bagian dari pola hidup).

3. Ranah Psikomotor

Meliputi yang terdiri dari lima aspek yakni :

a. Peniruan (menirukan gerak)

b. Penggunaan (menggunakan konsep yanga melakukan gerak)

c. Ketepatan (melakuakan gerak dengan benar).

d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)

e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).

Hasil belajar siswa berkaitan dengan proses belajar,seperti yang di uraikan dalam Sudjana

(2005: 23) bahwa” secara umum keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat di tinjau dari

dua segi, yakni dari segi proses dan hasil belajar”. Dari segi proses artinya keberhasilan

pengajaran terletak pada proses belajar mengajar yang di lakukan oleh siswa sebagai akibat

proses-proses yang di lakukan oleh siswa.

Dari uraian di atas di jelaskan bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan

menghasilkan kemampuan siswa yang mencangkup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang di peroleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan melalui

pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut.

Hasil belajar yang di maksud pada penelitian ini adalah kemampuan yang di peroleh dari

hasil tes dan dapat di amati dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar yang

telah dicapai dapat di ukur melalui kemajuan yang mereka peroleh dan ditandai dengan skala

nilai yang baik dan keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang di berikan.

2.1.2. Penerapan Pendekatan Pakem

PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Menurut Dasim, dkk (2010 :70) bahwa Aktif di maksudkan bahwa dalam proses pembelajaran

guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif mengajukan pertanyaan,

mengemukakan gagasan, dan mencari data informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan

masalah. Sehingga,jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Peran aktif dadi siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,

yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga di

maksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai

tingkat kemapuan siswa. Menyenangkan. Suasana belajar-mengajarkan yang menyenagkan

sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah

perhatiannya tinggi. Agar bembelajaran berlangsung dengan suasana menyenangkan, guru harus

suka memuji hasil karya siswa dan gagasan yang di ungkapkan siswa, tidak cuek (tetapi

tanggapan, peduli dan responsif),dan guru tidak mempermalukan siswa tetapi member penguatan

bahwa siswa tersebut bias lebih baik.

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran efektif, yaiti

tidak menghasilkan apa yang harus di kuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,

sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus di capai. Efektif belajar

di tunjukan oleh ketepatan waktu/efesien waktu, pertanyaan sederhana yang dapat menghasilkan

informasi lengkap, cepat menguasai konsep. Oleh karena itu agar belajar menjadi efektif,

pelajaran di mulai dari apa yang di ketahui siswa.

Jamal Asmani (2010 : 59-60) PAKEM adalah sebuah pendekatan kemungkinan peserta

didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan kererampilan, sikap, dan

pemahamnnya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara , guru menggunakan

berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran

lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.

Berikut pandangan dari parah ahli mengenai kegiatan siswa dan lingkungan belajar aktif

learning yang di paparkan oleh Missouri Departement Of Elementary and Secondary Education

:

A. Silberman, M (1996) menggambarkan saat belajar aktif, para siswa melakukan banyak

kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan,

dan menerapkan apa yang mereka belajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat,

menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu

dengan baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan

orang lain. Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan – menggambarkannya

sendiri, mencontohkan, mencoba keterampilan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan

pengetahuan yang telah mereka miliki.

B. Glasgow (1996) siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung

jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri. Mereka mengambil suatu peran yang

lebih dinamis dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka harus mengetahui, apa yang

harus mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukan itu. Peran mereka kemudian

semakin luas untuk self-management, dan memotivasi diri untuk menjadi suatu kekuatan

lebih besar di yang dimiliki siswa.

C. Modell dan Michael (1993) Menggambarkan suatu lingkungan belajar aktif adalah

lingkungan belajar di mana para siswa secara individu didukung untuk terlibat aktif dalam

proses membangun model mentalnya sendiri dari informasi yang telah mereka peroleh

D. UC Davis TAC Handbook, Active Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk menjadi guru bagi mereka sendiri. Active learning adalah suatu

pendekatan bukan metode

E. Menurut Joel Wein (1997:1) mendefinisikan active learning adalah nama suatu pendekatan

untuk mendidik para siswa dengan memberikan peran yang lebih aktif di dalam proses

pembelajaran. unsur umum di dalam pendekatan ini adalah bahwa guru dipindahkan peran

kedudukannya dari yang paling berperan depan suatu kelas dan mempresentasikan materia

pelajaran; menjadi para siswa lah yang berada pada posisi pengajaran diri mereka sendiri,

dan guru diubah menjadi seorang pelatih dan penolong di dalam proses itu.

Jamal Asmani (2010 : 183) PAKEM adalah model baru pembelajaran. Ia memerlukan

partisipasi semua pihak agar bias berjalan dengan ssuai aturan main yang telah di tetapkan.

Adaptasi pembelajaran lama ke model baru membutuhkan proses keterbukaan, kebersamaan, dan

kekompakan dalam menatap masa depan secara kolektif dan kolegial.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran PAKEM tidak hanya

berlaku bagi siswa maupun juga bagi guru untuk mengembangkan keterampilan, sikap,

pemahaman. Dengan kata lain dalam pembelajaran PAKEM membutuhkan partisipasi dari

semua pihak sesuai dengan aturan yang di tetapkan, yaitu dengan cara belajar dengan yang

menghadirkan keterbukaan, kebersamaan, dan kekompakan untuk menatap masa depan.

2.4.1 Karakteristik Pakem

Menurut Dasim dkk (2010: 73) bahwa secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang

tampak secara kasat mata dalam proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM.

1. Adanya sumber belajar yang beraneka ragam, dan tidak mengandalkan buku sebagai satu –

satunya sumber belajar.

2. Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian di desain skenario pembelajarannya

dengan berbagai kegiatan.

3. Hasil kegiatan balajar mengajar kemudian di pajang di tembok kelas, papan tulis, dan bahkan

di tambah dengan tali rapiah di sana- sini. Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi atau

hasil karya siswa menjadi ciri fisikal yang dapat kita amati dalam proses pembelajaran.

4. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya yang di dominasi oleh

kegiatan individual dalam beberpa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil

antara empat sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas – tugas yang telah di sepakati

bersama, dan salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan mereka di

depan kelas, hasil kegiatan itulah yang akan di pajang.

5. Dalam mengerjakan berbagai tugas, para siswa baik secara individual maupun secara

kelompok, mencoba mengembangkan semaksimal mungkin kreaktifitasnaya.

6. Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam itu, tampaklah antusiasme, dan rasa

senang siswa.

7. Pada akhir proses pembelajaran, semua siswa melakukan kegiatan dengan apa yang disebut

refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis ) kesan dan harapan mereka dan

harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja di ikutinya.

Dasim dkk (2008 :71) secara garis besar, PAKEM dapat di gambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan

mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran

menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan

menyediakan „pojok baca‟

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar

kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,

untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan

sekolahnya.

Ada sebelas indikator /tolak ukur bahwa pembelajaran dapat di kategorikan sudah di katakan

PAKEM, yaitu :

1. Metode Pembelajaran

Kagiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

(wawancara, pengamatan, bermain peran , penelitian, berlangsung di luar dan di dalam

kelas) sesuai dengan mata pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis.

Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan

spesifikasi bahan ajar.

Penggunaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.

2. Pengelolaan Kelas

Kegiatan belajar siswa variatif (individual, berpasangan , kelompok, klasik). Idealnya

lebih dari 3 jenis.

Kelompok belajar siswa beragam (gender, social-ekonomi, intelegensi). Idealnya lebih

dari 3 variabel.

Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan belajar (sesuai

KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).

Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang

memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya. Idealnya

lebih dari 3 variasi tata tempat duduk.

Tata tertib kelas di buat (dan di sepakati) bersama antara siswa den guru. Idealnya

murni inisiatif siswa (khusus kelas tinggi).

3. Ketrampilan Bertanya :

Pertanyaan yang di ajukan guru dapat memancing /mendukung siswa dalam

membangun konsep/gagasannya secara mandiri.

Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu) yang di berikan

keleluasaan seluh siswa untuk berikir, lalu menunjukan siswa yang harus menjawab

tanpa pilih kasih secara acak.

Guru juga mendorong siswa untuk bertanya, berpendapat dan mempertanyakan

gagasan guru/siswa lain.

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan lebih dulu mengancungkan tangan tanpa

suasana gaduh.

Siswa berani bertanya, berpendapat dan mempertanyakan pendapat baik secara

lisan/tulisan.

4. Pelayanan Individual :

Terdapat program kegiatan belajar mandiri siswa yang terencana dan di laksanakan

dengan baik.

Siswa dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan membaca bertanya atau

melakukan pengamatan dan percobaan.

Guru melakukan identifikasi, merancang melaksanakan, mengevaluasi, dan menindak

lanjuti program pembelajaran individual sebagai respon adanya kebutuhan khusus

(hiperaktif, autis, lamban, dsb)

Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual (tipe belajar, siswa: audio,

visual, motorik, audio-visual-motorik) menggunakan multimedia.

Siswa melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan

didokumentasikan.

5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran :

Guru menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan, lingkungan

sikitar) yang sesuai dengan kompetensi yang di kembengkan.

Guru membuat alat bantu pembelajran sesuai dengan kompetensi yang di kembangkan

sendiri dan /atau bersama siswa orang tua siswa.

Guru trampil/menguasai alat bantu pembelajaran yang tersedia dan sesuai dengan

materi yang di ajarkan.

Lembar kerja mendorong siswa dalam menemukan konsep/gagasan/rumus/cara (tidak

hanya mengerjakan perintah) dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan

nyata sehari-hari.

6. Umpan Balik dan Evaluasi

Guru memberikan umpan balik yang menantang (dorongan siswa untuk berfikir lebih

lanjut) sesuai dengan kebutuhan siswa.

Guru memberikan umpan balik (lisan/tulisan) secara individual.

Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya

untuk kegiatan tindak lanjut.

Setiap proses dan hasil proses dan hasil pembeajran di sertai dengan

reward/penghargaan dan setiap pengakuan secara verbal dan/atau non verbal.

7. Komunikasi dan Interaksi

Bantuan guru kepada siswa dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir

(misalnya dalam mengajukan pertanyaan kembali).

Setiap pembelajran terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang di tandai : tidak ada

rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah).

Setiap proses pembelajran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, pelecehan

seksual).

Perilaku warga kelas (siswa dan guru)sesuai dengan tata tertib yang di buat

bersamadan etika yang berlaku.

Siswa mendengarkan dengan baik ketika guru atau siswa lain berbicara.

Komunikasi terjalin dengan baik antara guru siswa dan siswa-siswa.

8. Ketertiban Siswa

Siswa aktif dan asyik berbuat /bekerja dalam setiap kegiatan pembelajran .

Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk

menyajikan /mengemukakan /melakukan sesuatu.

Dalam setiap kerja kelompok ada kejelasan peran masing-masing siswa dan terlaksana

secara bergilir.

9. Refleksi

Setiap usai pembelajran guru meminta siswa menuliskan /mengungkapkan kesan dan

keterpahaman siswa tentang apa yang telah di pelajari.

Guru melaksanakna refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan

pembelajaran yang telah di laksanakan.

10. Hasil Karya Siswa

Berbagai hasil karya siswa di pajangkan, di tata rapid an dig anti secara teratur sesuai

perkembangan penyampaian materi pembelajaran

Hasil karya siswa adalah murni karya/buatan siswa sendiri.

11. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM).

Siswa mengalami peningkatan kompetensi personal/sosial seusai sengan potensinya

(kerjasama ,toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat, bertanggung jawab dan

kepemimpinan).

Siswa mengalami peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab

dan tampil di depan kelas).

Menurut Rachmad Widodo, (dalam http://wyw Id.wordpers.com/2013/01/01-indikator

pembelajaran –pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-dan-menyenangkan/)

Hal. 19-22

(Dasim dkk, 2008:75-76), hal hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan

PAKEM: (1) Memahami sifat yang di miliki anak, (2) mengenal anak secara perseorangan , (3)

memenfaatkan perilaku anak dalm pengorganisasian belajar, (4) mengembangkan kemampuan

berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, (5) mengembangkan ruang kelas

sebagai lingkungan belajar yang menarik, (6) memanfaatka lingkungan sebagai sumber belajar,

(7) memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, (8) membedakan

antara aktif fisikal dan aktif mental.

2.1.4 Implementasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Pakem

(Dasim dkk, 2008: 152 – 154) ketika masuk kelas, sekali guru tidak boleh menunjukan

muka yang masam apalagi seram. Sebaliknya tunjukan secara tulus wajah ceria, dengan senyum

tersungging di bibir pendidikan.

Beberapa langkah pembelajaran PAKEM di laksanakan dengan langkah – langkah

1. Salam

Ucapan salam kepada siswa yang telah ada di dalam kelas

2. Apersepsi atau pengenalan

Langkah ini biasa dengan menggunakan pertanyaan kepada seluruh siswa dengan tujuan

untuk menarik perhatian

3. Menunjukan tujuan pembelajaran

Untuk proses pembelajaran yang tidak berssifat flas back atau deduktif, maka sebaiknya

tujuan pembelajaran khusus atau di kenal dengan tujuan intruksional khusus di tunjukan atau

di beritahukan kepada peserta didik pada awal materi pembelajran di berikan.

4. Kegiatan belajar mengajar dengan topik yang telah di tetapkan

Jika menggunakan metode diskusi kelompok (small group discussion) dalam kegiatan

pembelajaran, maka langkah – langkah yang di lakukan adalah sebagai berikut :

a. Guru membagi peserta didik menjadi empat sampai lima kelompok kecil dengan anggota

tidak lebih dari lima orang siswa.

b. Guru memberikan arahan agar nanti peserta didik memilih ketua kelompok, sekretaris,

dan pelapor secara demokratis.

c. Guru memberikan tugas – tugas atau permasalahan yang jelas akan di kerjakan atau di

pecahkan bersama.

d. Guru tidak lupa memberikan dasar – dasar etika yang di perlukan akan diskusi kelompok

tersebut dapat berjalan dengan lancer.misalnya, (1) biasakan mengangkat tangan sebelum

diberikan kesempatan untuk menemukakan pendapat oleh ketua kelompok. (2)

menghargai perbedaan pendapat anggota kelompok. (3) berlaku adil, misalnya dengan

selalu mendahulukan kepada yang lebih dulu mengangkat tangan. (4) mencatat proses

dan hasil diskusi kelompok.

e. Guru memberikan arahan tentang waktu yang akan di gunakan dalam kegiatan diskusi

kelompok.

f. Guru memberikan arahan tentang produk yang akan di hasilkan dan tingkat kompetensi

yang akan di capai. Ini penting karena hasil pekerjaan siswa akan di pajang pada arah

pajangan di dalam kelas atau tempat yang lebih dapat di lihat oleh warga sekolah yang

lain.

g. Seusai dengan waktu yang telah di sepakati (kontrak pembelajaran ), guru meminta

kepada kelompok untuk melaporkan hasil kegiatan diskusi dalam acara diskusi pari purna

atau diskusi kelas.

h. Guru selalu memberikan penguatan (reinforcemen ) kepada para penyaji atau pelapor

segera setelah selesai melapor hasil peerjaan kelompok , misalnya luar biasa , bagus

sekali, sangat bagus, anak cerdas an lain sebagainya.

i. Setelah selsai proses pelaor tersebut, guru meminta kelompok menyampaikan hasil

kegiatan di tempat yang tela di tentukan

2.1.5. Tinjauan Pembelajaran Konvensional

Menurut suherman (dalam Bito, 2009: 49), menyatakan bahwa pembelajaran

konvensional adalah model pembelajaran yang bisa kita lihat dalam sehari – hari. Pada model ini

guru lebih mendominasikan dalam menentukan suatu kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi

yang di ajarkan, urutan materi pelajaran,kecepatan guru mengajar dan lain – lain sepenuhnya ada

di tangan guru.

Menurut suparman (dalam Bito, 2009:49-50), meyatakan bahwa dalam pembelajaran

konvensional hal – hal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.

a. Memulai pelajaran dengan meninjau kembalai pelajaran yang telah lewat.

b. Dilanjutkan dengan menerangkan tujuan pembelajaran secara singkat.

c. Mengajarkan materi tahap demi setahap di mana di berikan kesempatan kepada siswa untuk

berlatih pada setiap tahap tersebut,selanjutnya tahap – tahap tersebut, di gabungkan sehingga

siswa dapat melihat keseluruhan proses

d. Member intruksi dan keterangan dengan jelas dan rinci.

e. Member kesempatan kepada siswa untuk mempratekkan pengetahuan yang di pelajari.

f. Memberikan pernyataan dan mengecek pemahaman siswa lewat respon mereka terhadap

berbagai pernyataan.

g. Memberikan umpan balik.

Kelemahan dari pembelajaran konvensional ini menurut Kadir ( dalam Bito, 2009: 51), yaitu

1. Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara kreatifitas, sikap kritis

dan kemandirian siswa.

2. Cenderung menumbuhkan rasa solidaritas di antara siswa.

3. Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan motivasi siswa dalam belajar matematika.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah proses

pembelajaran yang bisa di lakukan di sekolah dengan pola guru aktif memberikan informasi

sedangkan siswa hanya mencatat informasi yang di berikan guru, menjawab pertanyaan yang di

berikan guru, dan mengerjakan soal yang berikan.

2.1.6. Tinjauan Materi Tentang Relasi Dan Fungsi

A. pengertian Relasi

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang menghubungkan anggota –

anggota himpunan A dengan anggota – anggota himpunan B.

Contoh :

Terhadap kegemaran anak – anak pak budi, terhadap hubungan antara himpunan A dan B.

Hubungan tersebut berkaitan dengan gemar olahraga dari anak – anak pak budi.

Riska gemar berolah raga badminton dan renang

Dimas gemar berolah raga sepak bola

Candra gemar berolah raga sepak bola

Pira gemar berolah raga badminton dan basket

Reni gemar berolah raga badminton dan basket

Apabila gemar berolah raga kita notasikan dengan tanda panah pernyataan di atas dapat di

gambarkan sebagai gemar berolah raga

Kita melihat anggota himpunan A dan anggota himpunan B memiliki hubungan (relasi ) gemar

berolah raga

A. Defenisi Fungsi

Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang menghubungkan setiap anggota

himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B.

Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan dari A ke B dimana untuk

setiap x A di pasangkan dengan tepat satu y B

C. Notasi suatu fungsi

Misalkan fungsi A ke B kita sebut f maka notasi yang di gunakan untuk menyatakan fungsi

itu adalah :

BAf :

Jika ByAx , dan y adalah peta (bayangan ) dari x maka notasi fungsi di atas di tulis

sebagai berikut :

yxf :

Penulisan di atas di baca :”fungsi f memetakan x ke y”.

D. Rumus Fungsi

Bila notasi fungsi di atas kita tuliskan dalam bentuk rumus fungsi (formula fungsi )maka di

peroleh :

)(: xfyyxf

E. Menghitung nilai fungsi

Suatu fungsi h di defenisikan dengan h: x x2 + 1 dapat di tuliskan sebagai fungsi h(x)=x

2

+ 1 kita dapat memperoleh nilai h(3) jika dalam rumus h(x) = x2

+1 kita ganti x dengan 3.

Nilai dari x2 + 1 untuk x = 3 adalah 10. Nilai h(3) = 10 di sebut nilai fungsi untuk x = 3.

Nilai fungsi h untuk x = 4 adalah h(4) =42

+1 = 17.

F. Menentukan Bentuk Fungsi Jika Nilai Dan Data Ketahui

menentukan nilai fungsi f(x)untuk setiap x jika f(x) di ketahui. Bentuk umum fungsi linear

adalah f(x) = ax +b.bentuk fungsi dapat di ketahui jika nilai dan data di ketahui

Contoh:

Misalkan, h(x) adalah suatu fungsi dengan h(1) = 9 dan h(-2) = -6. Jika di tentukan h(x) = ax

+ b dengan a dan b bilangan bulat,tentukan :

a. Nilai a dan b

b. Bentuk fungsi h(x).

Penyelesaian :

a. h(x) =ax +b

h(1) =a(1) +b = 9

a + b = 9

b = 9 – a ………………………………(1)

h(-2) = a(-2) +b =-6

-2a +b =-6……………………………….(2)

Subtitusikan (1) ke (2) di peroleh :

5

3

15

153

962

692

6)9(2

a

a

a

aa

aa

aa

Hasil a = 5 di ganti pada persamaan 1

b=9 –a

b=9-5

b = 4

Jadi, a = 5 dan b = 4.

b. Bentuk fungsi h(x) = 5x + 4.

G. Menyusun Pasangan Nilai Peubah Dengan Fungsi.

Untuk menghitung nilai fungsi,dapat di kerjakan dengan cara membuat tabel.

Contoh:

Suatu fungsi k di tentukan oleh k: 42 xx ,untuk x anggota domain {x xx ,52

bilangan bulat}.

a. Buatlah tabel fungsi,kemudian tentukan range !

b. Berapa nilai fungsi k untuk x = 4?

Penyelesaian :

a. Perhatikan tabel berikut

x -2 -1 0 1 2 3 4 5

2x -4 -2 0 2 4 6 8 10

4 4 4 4 4 4 4 4 4

F(x) 0 2 4 6 8 10 12 14

Daerah hasil fungsi adalah {0,2,4,6,8,10,12,14}.

b. K(4) = 12 (lihat tabel)

H. Menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius

Dalam menyatakan relasi antara anggota – anggota dua himpunan,selain dengan

menggunakan diagram panah juga dapat di gambarkan dalam koordinat cartesius. Jika kita

menyebut kata “ cartesius “ yang kita ingat adalah bidang cartesius yang mempunyai dua sumbu,

yaitu sumbu mendatar dan tegak. Demikian pula pada koordinat cartesius,terdapat dua sumbu

yang saling tegak lurus yaitu sumbu mendatar atau horizontal dan sumbu tegak atau vertikal.

Pada soal nomor 1 di atas kita dapat menyatakan relasi antara anggota himpunan A dan relasi

anggota himpunan B tersebut dalam koordinat cartesius.

2.1 Kerangka Berfikir

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat di pahmi bahwa yang di maksud dengan

hasil belajar adalah proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan

siswa yang mencakup pengetahuan , sikap, dan ketrampilan. Dalam artian bahwa perubahan

kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Model pembelajaran pakem adalah suatu cara mengajar siswa di mana siswa

melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan,agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari. Model pembelajaran pakem adalah siswa

mengadakan latihan-latihan soal secara kelompok. Dengan belajar secara kelompok dapat

menumbuhkan interaksi antara siswa sehingga siswa terjalin hubungan saling ketergantungan

positif. Selain itu melalui latihan soal siswa dapat memiliki keterampilan menyelesaikan

berbagai bentuk soal terutama dalam menentukan apa yang harus di lakukan di dalam

menyelesakan soal- soal yang di berikan. Model pembelajaran pakem akan berhasil dan

terlaksana dengan baik sangat tergantung kemauan dan kreativitas guru. Oleh karena itu, di

perlukan kerja sama yang baik antara guru dan siswa itu sendiri.

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa di laksanakan guru di kelas.

Pembelajaran lebih berpusat pada guru, di mana kegiatan guru yang utama adala menerangkan

dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang di sampaikan guru. Hal ini menggambarkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran konvensional sehingga hanya menggunakan komunikasi satu

arah sehingga pembelajaran hanya terpusat pada guru dan bukan pada siswa, sehingga yang di

rasakan siswa adalah jenuh dan membosankan dalam belajar. Dengan demikian hasil belajar

matematika siawa dengan pembelajaran konvensional akan cenderung rendah karena siswa

kurang di libatkan dalam proses pembelajaran.

Pada Materi Relasi dan Fungsi SMP kelas VIII yang banyak menuntut siswa untuk

kreatif dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan melalui

pendekatan PAKEM dalam pembelajran matematika, di harapkan siswa dapat lebih aktif dan

kreatif dalam mengembangkan pengetahuan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik karena

dalam pembelajaran PAKEM tugas seorang guru adalah harus aktif dalam menantau kegiatan

belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menentang ,mempertanyakan

gagasan siswa. Guru harus kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat

bantu atau media pembelajran. Guru harus bias mengemaskan materi agar mudah di pahami oleh

siswa, menggunakan medel pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi untuk

menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dengan adanya

proses belajar guru yang menyenangkan membuat siswa lebih termotivasi dan turut dalam

kegiatan belajar mengajar.

2.2. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dapat di rumuskan hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

“ Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang di ajar menggunakan model pendekatan

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) dan yang di ajarkan

menggunakan pembelajran konvensional.”