bab ii kajian teori · bab ii kajian teori pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi...

13
BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, evaluasi, manajemen sarana prasarana pendidikan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan dan standar sarana prasarana pendidikan yang meliputi: satuan pendidikan, bangunan, kelengkapan dan dijabarkan pula tentang penelitian yang relevan. 1.1 Konsep dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Konsep Manajemen Manejemen sebagai suatu seni karena merupakan cara bagaimana mengkolaborasi pengetahuan, pengalaman dan kreativitas dalam wadah manajemen. Manajemen dapat juga berarti suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan, pengarahan pada sekelompok orang kearah tujuan organisasional atau tujuan yang nyata (Terry dan Rue, 2010: 1). Mary Parker dan Follet (dalam Handoko 2002:8) mendefinisikan bahwa manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya–sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Hasibuan 2007:2) menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Kata kunci manajemen menurut pendapat di atas adalah suatu seni mengelola unsur-unsur yang ada agar berdaya guna untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Siswanto (2007:7) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait perencanaan pengorganisasian, penyusunan, staf pengarahan, dan pengawasan. Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa manajemen merupakan proses pengkoordinasian berbagai sumber daya dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, peng-organisasian, pengarahan terhadap berbagai bagian-bagian tersebut memiliki hubungan serta saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. 2.1.2 Fungsi Manajemen 5

Upload: others

Post on 23-Jun-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen,

evaluasi, manajemen sarana prasarana pendidikan yang meliputi perencanaan,

pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan dan standar sarana

prasarana pendidikan yang meliputi: satuan pendidikan, bangunan, kelengkapan

dan dijabarkan pula tentang penelitian yang relevan.

1.1 Konsep dan Fungsi Manajemen

2.1.1 Konsep Manajemen

Manejemen sebagai suatu seni karena merupakan cara bagaimana

mengkolaborasi pengetahuan, pengalaman dan kreativitas dalam wadah

manajemen. Manajemen dapat juga berarti suatu proses atau kerangka kerja, yang

melibatkan bimbingan, pengarahan pada sekelompok orang kearah tujuan

organisasional atau tujuan yang nyata (Terry dan Rue, 2010: 1).

Mary Parker dan Follet (dalam Handoko 2002:8) mendefinisikan bahwa

manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

pergerakan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna

sumber daya–sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Hasibuan 2007:2)

menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses yang khas, yang terdiri atas

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya.

Kata kunci manajemen menurut pendapat di atas adalah suatu seni

mengelola unsur-unsur yang ada agar berdaya guna untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

Siswanto (2007:7) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers

individually and collectively setting and achieving goals by exercising related

functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating

various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut

mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara

individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi

dengan melakukan fungsi-fungsi terkait perencanaan pengorganisasian,

penyusunan, staf pengarahan, dan pengawasan.

Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa manajemen merupakan proses

pengkoordinasian berbagai sumber daya dalam upaya untuk mencapai tujuan

organisasi. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu

perencanaan, peng-organisasian, pengarahan terhadap berbagai bagian-bagian

tersebut memiliki hubungan serta saling ketergantungan antara satu dengan yang

lainnya.

2.1.2 Fungsi Manajemen

5

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

Dalam proses pencapaian berbagai tujuan organisasi umumnya dibagi kedalam

4 (empat) tahapan yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pergerakan (actuating) dan pengendalian (controlling).

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk menetapkan tujuan yang ingin

dicapai beserta menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dengan kata

lain perencanaan merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus

ditempuh yang dasar-dasarnya telah ditetapkan dalam strategi organisasi (Siagian,

2007: 35). Hal ini berarti bahwa melalui perencanaan akan diperoleh tujuan dan

strategi untuk mencapai tujuan yang direalisasikan dengan prosedur atau langkah-

langkah pelaksanaan kegiatan.

Perencanaan merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa

yang akan datang. Perencanaan manajemen akan memberikan cara pandang secara

menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dilaksanakan, siapa yang akan

melakukan dan kapan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap

proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien (Herlambang, 2012: 19). Dengan

demikian di dalam proses perencanaan tidak hanya disusun prosedur yang

ditempuh, namun perlu memperhatikan siapa yang memiliki kemampuan untuk

melaksanakan kegiatan dan kapan waktu pelaksanaannya.

Menurut Soekardi (2005:9) perencanaan merupakan usaha sadar pengambilan

keputusan yang telah diperhitungkan secara matang dimasa depan, di dalam dan

oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. Pernyataan

tersebut sama halnya dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Handoko (2002:9)

bahwa perencanaan berarti para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka

sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan tersebut didasarkan pada berbagai

metode, rencana atau logika, bukan hanya atas dugaan atau firasat. Rencana-

rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi dan menetapkan

prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan.

1) Siapa saja yang terkait dalam kegiatan organisasi tersebut?

2) Apa saja yang dilakukan oleh seluruh pelaku dalam organisasi?

3) Bilamana aktivitas organisasi itu dilakukan?

4) Dimana kegiatan itu dilakukan?

5) Bagaimana strategi pelaksanaannya?

Hal yang tidak kalah penting untuk dipahami dalam penyusunan program

adalah perwujudan menyatukan potensi yang menjadi sinergi yang kuat dan besar.

Hal tersebut perlu teamwork dari personal dalam organisasi, perlunya pola

partisipasi dalam organisasi serta menumbuhkan budaya kerja organisasi.

Langkah terakhir yang perlu ditempuh dalam penyusunan perencanaan adanya

upaya efisiensi. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan adanya efisiensi

pendanaan, waktu, penugasan personal serta dengan adanya pola organisasi yang

efektif. Untuk menentukan perencanaan harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut

(Depdiknas:2007: 8-9)

1) Rencana harus memudahkan pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Rencana bukan merupakan tujuan tetapi cara.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

2) Rencana yang tersusun harus memenuhi persyaratan teknis. Rencana tersebut harus didukung dengan data yang akurat serta teknis penyelesaian kerja yang baik.

3) Rencana harus disertai rincian yang cermat, ruang, metode, sumber data, target waktu, standart mutu dan hasil yang diharapkan.

4) Rencana perlu dilakukan secara bottom up, sehingga tidak terjadi dikotomi antara perencanaan dan pelaksanaan serta pelaksana tidak merasa dipaksa tetapi karena kesadaran.

5) Rencana yang disusun tidak bertele-tele, tetapi dapat dicapai dengan baik (tidak muluk-muluk/sederhana).

6) Rencana tidak kaku, sehingga masih memungkinkan adanya toleransi (fleksibilitas).

7) Rencana harus pragmatis, yaitu rencana tetap idealis tetapi dapat dilakukan secara praktis, tidak menghilangkan nilai kebijakan serta memperhitungkan kesulitan di lapangan.

8) Rencana tersebut harus dapat menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di masa depan, sehingga mampu dijadikan peramal masa depan.

Dengan memahami perencanaan yang baik maka akan memudahkan proses

pelaksanaannya. Selain itu akan didapat manfaat dari perencanaan yang baik.

Adapun manfaat yang diperoleh dari sebuah perencanaan yang baik adalah:

1) Perencanaan dapat dijadikan alat pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan organisasi.

2) Untuk memilih dan menentukan prioritas dari beberapa alternatif atau pilihan yang ada.

3) Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

4) Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian dimana yang akan datang.

5) Perencanaan yang baik akan mendorong tercapainya tujuan. (Depdiknas: 2007: 10)

Oleh karena itu perencanaan menjadi salah satu faktor penting yang menjadi

salah satu faktor penting keberhasilan organisasi, lembaga atau perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organization)

Organisassi adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,

tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga

terdapat institusi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan

bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

(Soekardi, 2005:11).

Dari uraian tersebut di atas maka pada dasarnya organisasi memiliki beberapa

ciri khusus yaitu: adanya sekelompok manusia, kerjasama yang harmonis,

kewajiban serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Sehingga organisasi dapat

diartikan sebagai sekelompok manusia yang bekerja sama yang dicanangkan dalam

bentuk struktur organisasi atau gambaran skematis tentang hubungan kerja untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan

diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi agar tujuan organisasi

dapat tercapai dengan efisien (Handoko 2002:168).

Dalam usaha untuk mencapai tujuan, organisasi harus mampu memenuhi

prinsip-prinsip organisasi.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap organisasi yang dibentuk pasti memiliki

tujuan, tidak mungkin organisasi dibentuk tanpa memiliki suatu suatu

arah/tujuan yang digunakan sebagai pedoman. Dengan demikian program yang

akan direlisasikan perlu diperjelas mengenai tujuan jangka pendek, menengah dan

jangka panjang.

2) Penerimaan dan pemahaman tujuan

Dengan berorganisasi maka seseorang akan memperoleh kepuasan karena

pemenuhan nilai kebersamaan akan dapat memberikan sentitik kerja untuk

organisasi. Pemenuhan kepuasan dan tuntutan ini memang berujung pada

penerimaan tujuan organisasi serta pemahaman atas tujuan tersebut sehingga

mampu tercipta sebuah kerjasama yang diharapkan.

3) Kesatuan arah

Untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi maka diperlukan adanya

suatu sistem untuk mengelola organisasi tersebut, sehingga akan terjadi

keterkaitan antar komponen organisasi tersebut, sehingga akan terjadi keterkaitan

antar komponen organisasi secara padu, bulat dan utuh. Dengan demikian maka

halangan yang dihadapi organisasi tidak membuat goyah seluruh komponen dan

tetap berjalan sesuai kesatuan arah.

4) Adanya pendelegasian wewenang

Proses pelimpahan wewenang, pertanggung-jawaban, pengambilan keputusan

komunikasi dan koordinasi dalam organisasi akan berjalan lebih efektif.

Keterbatasan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan sendiri menuntut dirinya pelimpahan wewenang kepada

pejabat yang dibawahnya. Pelimpahan wewenang di sini dapat dijabarkan dalam hal

pengambilan keputusan, hubungan dengan orang lain dan tidakan-tindakan lain

tanpa harus ada pemenuhan dari pemimpin.

5) Adanya rentang pengawasan

Rentang pengawasan yang dilakukan oleh organisasi harus dijalankan sekecil

mungkin. Hal tersebut dilakukan dengan memperkecil jumlah seksi bidang atau

personal yang ada dalam organisasi tersebut.

6) Ketentuan perintah

Prinsip ini menuntut adanya satu perintah dan pertanggungjawaban yaitu

terhadap seorang pemimpin yang bermaksud dalam memanajemen pengeloaan

sarana dan prasarana. Prinsip ini menekankan adanya pemahaman tentang

kebijaksanaan pemimpin serta ketaatan dan kedisiplinan yang mantap. Dengan

demikian masing-masing personal paham akan mekanisme organisasi serta

konsisten dalam melaksanakan tugas yang dilakukan.

7) Pembagian pelaksanaan

Dalam proses pengorganisasian, dikenal adanya pembagian pekerjaan (division

of work). Pembagian kerja merupakan sebuah keharusan sebab tanpa adanya hal

tersebut akan memungkinkan terjadinya tumpang tindih tugas susunan organisasi

serta hubungan dan wewenang masing-masing unit organisasi.

Melalui pengorganisasian akan memberikan beberapa manfaat antara lain

dapat diketahui: a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok secara jelas.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

b) Tugas pokok pengurus dan prosedur kerjanya. c) Hubungan organisatoris antara

manusia yang menjadi anggota dalam organsiasi dan pada umumnya digambarkan

dalam struktur organisasi. d) Pendelegasian wewenang dan e) Pemanfaatan staf dan

pemanfaatan fasilitas dapat diatur dan diarahkan semaksimal mungkin untuk

mencapai tujuan organisasi (Herlambang, 2012: 20-21).

3. Pelaksanaan (Actuating)

Dalam menjalankan fungsinya, pergerakan merupakan proses dalam

manajemen yang paling berat. Soekardi (2005:5) menyatakan bahwa fungsi

pergerakan dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Fungsi commando, untuk bergerak sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

2) Fungsi directing, pemberian petunjuk, bimbingan dan penentu arah. 3) Fungsi actuating, diawali dengan konsultasi dengan bawahannya, kemudian

diarahkan pada awal yang telah disepakati. 4) Fungsi motivating, memberikan dorongan pada bawahan sehingga timbul

dorongan intrinsik pada pegawai untuk bekerja secara optimal dan ikhlas. 5) Proses pergerakan terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara

lain mens (sumber daya manusia), money (sumber dana), materials (sarana dan prasarana), method (pendekatan), dan machines (peralatan).

Manusia merupakan sarana penting dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Manusia sangat diperlukan sebagai saran manajemen. Dengan

demikian dapat ditegaskan bahwa tidak mungkin sebagai sumber daya penggerak.

Penggerakkan organisasi dipengaruhi adanya situasi dan kondisi lapangan kerja

kesadaran dan toleransi dari aspek terkait. Untuk menunjang kesuksesan dalam

menggerakkan organisasi diperlukan beberapa prinsip (Sukardi, 2005:5).

1) Perlu adanya kejelasan tentang hakekat organisasi kepada seluruh anggota. 2) Perlu keikutsertaan anggota dalam setiap keputusan. 3) Perlu adanya pengakuan tentang harkat dan martabat manusia secara

hakiki. 4) Perlu komunikasi secara baik antar manajer dengan tenaga tekhnis. 5) Perlu persamaan persepsi dalam setiap langkah pencapaian sasaran 6) Perlu pemahaman ke dalam tingkat kemajuan teknik. 7) Perlunya pemahaman tentang pemenuhan kebutuhan anggota dalam

aktivitas organisasi.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan atau controlling adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang

telah ditetapkan (Handoko, 2002:25).

Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah satu

fungsi organik manajemen adalah definisi yang mengatakan bahwa pengawasan

merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih

menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya.

Sebuah organisasi harus mempunyai teknik bahwa semua fungsi yang telah

dilaksanakan dengan baik. Beberapa proses tahap yang dilakukan untuk

pengawasan atau controlling (Handoko, 2002:25) meliputi:

1) Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengawasan,

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai, 3) Membandingkan pelaksaan atau hasil dengan standard dan menentukan

penyimpangan jika ada, 4) Melakukan tindakan-tindakan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan

dan tujuan sesuai dengan rencana.

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-

tujuan organisasi dan manajemen telah tercapai. Pengertian ini menunjukan

adanya hubungan yang erat antara perencanaan dan pengawasan. Langkah awal

proses perencanaan adalah sebenarnya langkah perencanaan, penyusunan

personalia dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif. Ada tiga tipe dasar

pengawasan yaitu:

1. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan pendahuluan (feedforward control) dirancang untuk

mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar

atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan

tertentu selesai dilaksanakan.

2. Pengawasan pada Saat Pelaksanaan

Pengawasan ini dilakukan atau dilaksanakan pada saat kegiatan sedang

berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari

suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu

sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan

“double check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

3. Pengawasan umpan

Pengawasan ini mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah

diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar yang telah

ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa

dimasa yang akan datang.

Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap

organisasi, diantaranya;

1) Perubahan lingkungan organisasi

Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tidak

dapat dihindari, seperti munculnya pesaing baru dalam kompetisi.

2) Peningkatan kompleksitas organisasi

Semakin besar organisasi maka semakin memerlukan pengawasan yang

lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis kegiatan harus diawasi untuk

menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.

3) Kesalahan-kesalahan

Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara

sederhana melakukan fungsi pengawasan. Sistem pengawasan memungkinkan

manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

2.1.3 Evaluasi (Evaluation)

Dalam kegiatan apapun akan selalu ada penyimpangan dan kesenjangan

antara apa yang direncanakan dan hasil yang diperoleh karena itu perlu ditelaah

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

dan dicari penyebabnya. Proses penentuan sebab dan faktor yang menimbulkan

kesenjangan antara rencana dan hasil, termasuk proses pelaksanaan, disebut

evaluasi dalam konteks pengelolaan suatu program. Penyebab terjadinya

kesenjangan itu bisa karena faktor personal yang kurang cakap, lemah motivasi,

atau memiliki sikap negatif terhadap suatu objek.

Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah penting. Akan tetapi, yang

lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan

memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak kearah tujuan. Tujuan adalah

suatu yang ingin direalisasikan oleh seseorang dan merupakan objek atas suatu

tindakan (Siswanto, 2007). Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin

direalisasikan yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan

pengarahan kepada usaha seseorang manajer. Ada empat elemen pokok dalam hal

ini, antara lain 1) sesuatu yang ingin direalisasikan (goal), 2) cakupan (scope),

ketepatan (definiteness), dan 4) pengarahan (direction).

2.2 Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses

belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media

pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah falisitas yang

secara tidak langsung menunjang proses jalannya pendidikan atau pengajaran,

seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman

sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan

olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa, 2011).

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. kegiatan pengelolaan

ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaaan, pengawasan, penyimpanan,

inventarisasi dan penghapusan serta penataan (Mulyasa, 2011).

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan

sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan

bagi siswa untuk berada di sekolah. di samping itu juga diharapkan tersedianya

alat-alat atau fasilitas belajar yang memadahi secara kuantitatif, kualitatif dan

relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk

kepentingan proses pendidikan dan pengajaran oleh guru sebagai pengajar dan

siswa-siswa sebagai pelajar (Mulyasa, 2011).

2.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Depdiknas (2007) menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu proses

kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan dalam

rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan yang dimaksdu adalah

merinci perancangan pembelian, pengadan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan

peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Maksud dan tujuan

diadakan perencanaan adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

dalam pelaksanaannya.

Beberapa prosedur perencanaan sarana dan prasarana sekolah menurut

ketentuan (Depdiknas, 2007) antara lain:

1. Mengindentifikasi dan menganalisis kebutuhan sekolah

2. Menginventasisasi sarana dan prasarana yang ada

3. Mengadakan seleksi

2.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan yang

sesuai dengan kebutuhan dalam rangkaian mencapai tujuan yang ditetapkan

(Depdiknas, 2007).

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah ini merupakan serangkaian

kegiatan untuk penyediaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

kebutuhan, baik yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu

maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

(Depdiknas, 2007).

Ada beberapa alternatif pengadaan sarana dan prasarana sekolah antara

lain: pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan,

pinjaman, pendaurulangan, penukaran, perbaikan atau rekondisi.

Prosedur yang digunakan menurut Kepres No 80 Tahun 2003 yang

disempurnakan melalui Permen No 24 tahun 2007 antara lain: 1) menganalisis

kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana; 2) mengklasifikasikan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan, 3) membuat proposal pengadaan sarana dan

prasarana yang ditujukan, 4) bila disetujui dan ditinjau kelayakanan untuk

mendapatkan persetujuan dan 5) siap melakukan pengadaan sarana dan

prasarana sekolah.

2.2.3 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan kegiatan untuk

melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana

selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan

berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2007).

Pemeliharaan memiliki beberapa tujuan antara lain: 1) mengoptimalkan usia

pakai peralatan; 2) menjamin kesiapan operasional peralatan untuk menunjang

kelancaran pekerjaan secara optimal; 3) menjamin ketersediaan peralatan yang

diperlukan dan 4) menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat

tersebut (Depdiknas, 2007). Berbagai macam usaha perawatan sarana dan

prasarana sekolah antara lain: perawatan rutin, perawatan berkala, perawatan

darurat dan perawatan preventif.

2.2.4 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan pencatatan atau

pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang

secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Secara

umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

suatu sekolah (Depdiknas, 2007).

Inventarisasi sarana dan prasarana memiliki tujuan untuk: 1) menjaga dan

menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana sekolah; 2) menghemat

keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan

penghapusan sarana dan prasarana sekolah; 3) sebagai bahan atau pedoman

untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materiil yang dapat

dinilai dengan uang; dan 4) memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana

dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah (Depdiknas, 2007).

2.2.5 Penghapusan Sarana dan Prasarana Sekolah

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana

dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawaban. Penghapusan sarana dan prasarana bertujuan untuk: 1)

mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya

pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan

atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi; 2) meringankan beban kerja

pelaksanaan inventaris; 3) membebaskan ruangan dari penumpukan barang-

barang yang tidak dipergunakan lagi dan 4) membebaskan barang dari

tanggungjawab pengurusan kerja (Depdiknas, 2007).

2.3 Standar Sarana Prasarana Pendidikan

Standar sarana prasarana pendidikan SMA/MA yang ditetapkan dan

diuraikan dalam Permendiknas No 24 Tahun 2007.

2.3.1 Satuan Pendidikan

Suatu SMA/MA minimum memiliki 3 rombongan belajar dan maksimum 27

rombongan belajar. Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani

maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat

dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau

pembangunan SMA/MA baru.

Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan

keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan

darurat. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis

sempadan sungai dan jalur kereta api. Lahan memiliki status hak atas tanah,

dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu

minimum 20 tahun.

2.3.2 Bangunan

Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari: a)

Koefisien dasar bangunan maksimum 30%; b) Koefisien lantai bangunan dan

ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

c) Jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan bangunan gedung

dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan

tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan

jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut. a) Memiliki

struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum

dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk

daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam

lainnya. b) Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk

mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.

Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut: a) Mempunyai

fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. b)

Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi

kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan

tempat sampah, serta penyaluran air hujan.

Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan

tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Bangunan gedung

menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk

bagi penyandang cacat.

Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan berikut: a) Bangunan

gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan

pembelajaran. b) Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak

melebihi kondisi di luar ruangan. c) Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu

penerangan.

Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan maksimum terdiri dari

tiga lantai dan dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan,

keselamatan, dan kesehatan pengguna. Bangunan gedung dilengkapi sistem

keamanan seperti: a) peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan

jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya dan b)

akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah

yang jelas. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum

1300 watt. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan,

dan diawasi secara profesional. Kualitas bangunan gedung minimum permanen

kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar

PU. Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.

Pemeliharaan bangunan gedung sekolah dilakukan melalui: a) pemeliharaan

ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun jendela/pintu,

penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimum

sekali dalam 5 tahun. b) Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap,

rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum

sekali dalam 20 tahun. Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan

izin penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.3 Kelengkapan Sarana Prasarana

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana: ruang kelas,

ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang

laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa,

ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling,

ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat

bermain/berolahraga.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

2.4 Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain Tangela

(2013), Mukhadis (2011), Darmastuti (2010) dan Kurniawati (2013).

Penelitian Tangela (2013) tentang implementasi sarana dan prasarana

sekolah di SMP Negeri 2 Batu menemukan bahwa pengadaan sarana dan prasarana

didasarkan pada perencanaan dalam RKAS-1 (master plan) dan RKAS-2 (Rencana

operasional). Sekolah tersebut memprioritaskan pengadaan empat RKB dan

perangkat pembelajaran berbasis TIK. Aspek pendistribusian mencakup distribusi

anggaran dan distribusi sarana dan prasarana. distribusi anggaran dapat bersifat

swakelola atau melalui tender. Distribusi yang dilakukan dengan sistem langsung.

Pemakaian sarana dan prasarana di sekolah tersebut belum memiliki SOP dan

administrasinya belum terintegrasi secara digital. Pemakaian dikelola secara

konvensional dan belum memiliki pengelola khusus sehingga mengurangi tingkat

efektivitas, efisiensi dan produktivitas sarana dan prasarana. Pemeliharaan sarana

dan prasarana dilakukan secara rutin, berkala dan incidental. Inventarisasi

dilakukan setiap ada sarana dan prasarana baru dan secara berkala.

Penelitian Mukhadis (2011) tentang kesesuaian sarana dan prasarana,

kompetensi guru, manajemen dan proses praktikum prodi keahlian teknik otomotif

SMA ditinjau dari standar PP RI no 19 Tahun 2005 memberikan hasil bahwa

tingkat kesesuaian sarana prasarana SMK Negeri mencapai 77,5%, SMK Swasta

mencapai 67,69%.

Penelitian Darmastuti (2010) tentang manajemen sarana dan prasaran dalam

upaya meningkatkan kualtias pembelajaran pada jurusan teknik komputer dan

informatika di SMK N 2 Surabaya memberikan kesimpulan bahwa pengadaan dan

perencanaan sarana dan prasarana dilakukan untuk mengetahui semua kebutuhan

dan direncanakan sejak awal tahun dengan melihat evaluasi pada tahun

sebelumnya. Pendistribusian sarana dan prasarana di sekolah tersebut dilakukan

dengan menyeleksi semua kebutuhan, barang yang dibeli kemudian disalurkan

kepada setiap program jurusan dan kelas. Penggunaan dan pemeliharaan sarpras

disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa, terdapat tata tertib yang harus

dipatuhi, diserahkan kepada masing-masing jurusan. Inventaris sarpras dilakukan

oleh staf tersendiri yang diberi tugas untuk pencatatan barang yang telah diadakan.

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan dengan membuat berita acara

kepada kepala sekolah dengan alasan sudah rusak.

Penelitian Kurniawati (2013) tentang manajemen sarana dan prasarana di

SMK Negeri 1 Kasihan Bantul menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang

digunakan pada mata pelajaran produktif adalah manajemen standar. Pengadaan

sarana dan prasarana dilakukan setiap akhir tahun dengan menganalisis

kebutuhan yang diperlukan dengan menetapkan perencanaan untuk jangka satu

semester atau satu tahun ke depan dengan memperhatikan dana yang dimiliki.

Pemeliharaan dilakukan secara rutin, berkala dan mencegah dari kerusakan.

penghapusan sarana dan prasarana sekolah sampai saat ini belum pernah

dilakukan.

Penelitian serupa oleh Lunenburg (2010), tentang Manajemen Fasilitas

Sekolah menyatakan bahwa tanggung jawab utama penyelenggara sekolah adalah

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian

pengelolaan fasilitas sekolah. Hal serupa juga diungkapkan oleh Asiabaka (2008),

yang mengkaji tentang kebutuhan untuk keefektifan manajemen fasilitas sekolah di

nigeria, yang menyatakan bahwa manajemen fasilitas adalah bagian yang tak

terpisahkan dari manajemen sekolah secara keseluruhan. Perwujudan sasaran dan

tujuan pendidikan membutuhkan perlengkapan, pemanfaatan yang maksimal dan

managemen fasilitas yang tepat. Ditambah lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, yang mengharuskan penyelenggara sekolah untuk memakai metode

modern dalam manajemen fasilitas di sekolah. Dalam kajiannya merekomendasi-

kan penyelenggara sekolah (kepala sekolah) harus melakukan penilaian secara

menyeluruh pada fasilitas yang ada di sekolah sehingga dapat menentukan area

kebutuhan fasilitas. Penilaian jenis ini akan membantu dalam penentuan kebijakan

karena hal ini berkaitan dengan manajemen fasilitas di sekolah.

2.5 Kerangka Pikir

Manajemen sarana prasarana pendidikan merupakan bagian dari manajemen

pendidikan yang bertujuan untuk mengelola sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah dapat direncanakan, di-laksanakan, dimanfaatkan secara efektif dan efisien

dalam rangka menunjang proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai. Manajemen sarana prasarana mencakup perencanaan, pengadaan,

pemeliharaaan, penyimpanan dan pengawasan.

Perencanan dilakukan di awal untuk menganalisis kebutuhan sarana

prasarana yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Perencanaan

merupakan bagian penting dalam manajemen sarpras karena dari perencanaan ini

kegiatan pengadaan sarpras dapat dilakukan. Agar pengadaan sarpras tidak

menyimpang maka pengadaan harus berpedoman pada perencanaan yang disusun

sebelumnya.

Pengadaan sarpras merupakan proses pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang direncanakan. Dalam

pengadaan sarpras terkait dengan pihak intenal maupun eksternal.

Pemeliharaan merupakan perawatan terhadap sarana dan prasarana agar

senantiasa siap untuk dimanfaatkan dalam menunjang proses pendidikan.

Perawatan dapat dilakukan secara rutin, berkala maupun pemeliharan untuk

mencegah kerusakan.

Pengawasan merupakan monitoring sarana dan prasarana pendidikan

apakah pengadaan sesuai dengan rencana, apakah pemanfaatan, jumlah dan

macamnya sudah sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI · BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini akan mendiskripsikan konsep dan fungsi manajemen, ... 2.1.1 Konsep Manajemen ... pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian