bab ii kajian teori a. landasan teori 1. pengertian...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, serta perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada individu
yanh belajar. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Suciati
dan Irawan, P. 2001: hal 28)
Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar
adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu yang dipelajari. Apabila kita bicara tentang cara
mengubah tingkah laku seseorang atau individu melalui berbagai
pengalaman yang ditempuhnya.
10
Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri (faktor internal)
maupun faktor yang berada di luar individu (faktor eksternal). Faktor
internal ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatiannya,
kebiasaan, usaha, dan Minat serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor
eksternal dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan
menjadi tiga lingkungan yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Di antara ketiga lingkungan tersebut yang paling besar pengaruhnya
adalah terhadap proses dan hasil belajar siswa dalam proses belajar
mengajar adalah lingkungan sekolah. Kesimpulannya bahwa lingkungan
sekolah hadir sebagai media belajar seperti guru, teman sekolah, dan buku-
buku. Unsur-unsur tersebut diharapkan mampu menunjang proses dan
hasil belajar siswa agar mampu menguasai dan mendapatkan hasil belajar
yang memuaskan.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar
adalah mengatur dan megorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa
sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan
belajar (Nana Sudjana 1989: hal 3). Sehingga dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa mengajar merupakan bagian dari proses belajar dan
proses belajar itu sendiri merupakan suatu upaya belajar yang
menghasilkan perubahan tingkah laku.
11
Guru yang memegang peran utama dalam mengajar sehingga guru
diharapkan mampu memeberikan suatu suri teladan yang akan berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Witherington Pada
hakikatnya, mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam
mengembangkan kegiatan belajar siswa (Hamzah Uno B. 2007: hal 34).
Hal ini mengandung pengertian bahwa proses mengajar olehguru
menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang berwujud perubahan
tingkah laku, meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap,
pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.
Dengan demikian, sebagai pembimbing belajar, guru mendudukkan
diri untuk memberikan kemampuannya dalam mempelajari bahan tertentu
bagi pengembangan daya pikir, keterampilan personal dan social, serta
sikap dan perasaan siswa untuk bekal hidupnya dalam masyarakat.
Sebagai pemimpin belajar, guru sejak awal hal yang akan dicapai melalui
belajar, guru menentukan sejak awal hal yang akan dicapai melalui arah
atau cara tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa.
4 . Cara Belajar Siswa Aktif (CBPSA)
Sebagai padanan dari Student Active Learning. ini berarti salah satu
usaha meningkatkan kualitas hasil belajar dapat ditempuh melalui
penggunaan strategi belajar yang mampu mengembangkan cara belajar
siswa aktif. Penerapan CBPSA dalam proses belajar mengajar akan
nampak seperti yang kita ketahui, bahwa proses belajar mengajar itu
12
sendiri terdiri dari dua tahapan. Tahapan pertama adalah perencanaan dan
tahapan kedua adalah pelaksanaan termasuk penilaian.
Perencanaan proses belajar mengajar terwujud dalam bentuk satuan
pelajaran yang berisis rumusan tujuan pengajaran (tujuan instruksional),
bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar siswa, metode dan laat
bantu mengajar, dan penilaian. Sedangkan tahap pelaksanaan proses
belajar mengajar adalah pelaksanaan satuan pelajaran pada saat praktek
pengajaran, yakni interaksi guru dengan siswa pada saat pengajaran itu
berlangsung.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBPSA) harus tercermin dalam ke dua
hal diatas, yakni dalam satuan pelajaran dan dalam praktek pengajaran.
Dalam satuan pelajaran, pemikiran CBPSA tercermin dalam rumusan isi
satuan pelajaran sebab satuan pelajaran pada hakikatnya adalah rencana
atau proyeksi tindakan yang akan dilakukan oleh guru pada waktu
mengajar. Dengan demikian, guru yang akan mengajar dengan
penekanan CBPSA harus memikirkan hal-hal apa yang akan dilakukan
serta menuangkannya secara tertulis ke dalam satuan pelajaran.
Ada beberapa ciri yang harus nampak dalam proses belajar
mengajar yang terdapat penerapan CBPSA, yaitu:
1. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar
secara bebas, ettapi terkendali.
13
2. Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak
memebrikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk
memecahkan masalah.
3. Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi
siswa.
4. Kegiatan belajar siswa haru sbervariasi, seperti ada
penugasan kelompok, diskusi, maupun mandiri.
5. Hubungan guru dengan siswa difatnya harus mencerminkan
seperti bapak-anak, bukan hubungan pimpinan dengan
bawahan.
6. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan
yang mati, tetapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan
kebutuhan siswa.
7. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang
dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses
belajar yang dilakukan oleh siswa.
8. Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui
pertanyaan atau pernyataannya baik kepada guru maupun
lkepada siswa lainnya.
9. Guru senantiasa menghargai pendapat para siswa, terlepas
dari benar atau salah, dan tidak diperkenankan membunuh,
mengurangi, atau menekan pendapat siswa di depan
pendapat siswa lainnya.
14
Sehingga dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa suatu
pembelajaran hendaknya tidaklah pakem sehingga tidak mampu
berkembang menurti kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda satu
sama lainnya. Dibutuhkan suatu terobosan yang ikut menunjang hasil
belajar siswa agar mendapatkan hasil di bidang akademik maupun non
akademik yang memuaskan. Diharapkan dengan proses kegiatan belajar
mengajar yang aktif dan inovatif guru mampu menyajikan kebutuhan
belajar siswanya di kelas agar penyampaian materi dari guru ke siswa
mampu terkonversi dengan baik.
3. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu upaya mengimplementasikan
rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu
metodeyang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
diterapkan. Menurut Joyce & Weil Model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain
(Rusman. 2011: hal 11)
Model pembelajaran dapat diartikan pola pilihan, artinya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikannya. Sehingga model pembelajaran yang
sifatnya inovatif dapat membantu memberikan solusi cara belajar yang
15
menyenangkan, sehingga materi-materi yang membutuhkan pemahaman
dan ketelitian dapat dengan mudah dipelajari tanpa mengurangi nilai-nilai
yang hendak diajarkan dalam materi tersebut.
1. Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran)
Mind mapping dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
mengorganisasikan dan menyajikan suatu konsep atau ide, tugas atau
informasi lainnya dalam bentuk diagram radial-hierarkis non linier. Mind
mapping pada umumnya menyajikan informasi yang terhubung dengan
topik sentral, dalam bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna
sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan diingat secara cepat dan
efisien.
Mind mapping digagas dan dikembangkan oleh seorang psikolog
Inggris Tony Buzan yang meyakini bahwa penggunaan mind mapping
tidak hanya mampu melejitkan proses memori tetapi juga dapat
meningkatkan kreatifitas dan keterampilan menganalisis. Menurut Tony
Buzan: 2007 Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Mind map
adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Mind mapping dapat mengubah
informasi menjadi pengetahuan, wawasan, dan tindakan. Informasi yang
disajikan fokus pada bagian-bagian penting, dan dapat mendorong
seseorang untuk mengeksplorasi dan mengelaborasinya lebih jauh.
16
Bobbi De Potter dan M.C Hernacki menyatakan peta pikiran/ mind
mapping adalah tehnik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana gratis lainnya untuk membentuk
kesan. Ketika anda menulis esai atau masalah, banyak ide yang datang ke
dalam pikiran anda itu secara acak. Kemudian anda menyortirnya lalu
anda menyusunnya secara kronologis (Bobbi De Potter dan M.C
Hernacki, 2001: 15)
Sedangkan beberapa fungsi umum dari mind mapping menurut Tony
Buzan, 2007 adalah:
a. Merencanakan
b. Berkomunikasi
c. Menjadi lebih kreatif
d. Menghemat waktu
e. Menyelesaikan maslaah
f. Memusatkan perhatian
g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
h. Mengingat dengan lebih baik
i. Belajar lebih cepat dan efisien
Mind mapping terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
1. Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran yang hendak
dikembangkan dan diletakkan sebagai “pohon”.
17
2. Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari
Topik Sentral dan diletakkan sebgagai “cabang” yang
melingkari “pohon”.
3. Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari
cabang dan diletakkan sebagai “ranting”.
Mind mapping dapat dibuat secar amanual maupun menggunakan
software. Walau tidak ada ketentuan yang baku ada beberapa pedoman
untuk menyususn mind mapping terutama untuk secara manual dengan
cara:
1. Mulai dari tengah untuk menentukan topik sentral
(menentukan “pohon”), dibuat dalam kertas kosong bentuk
landscape, disertai gambar berwarna.
2. Tentukan topik utama (menentukan “cabang”) sebagai
bagian pnting dari Topik Sentral.
3. Tentukan Sub Topik sebagai “ranting” yang diambil dari
Topik Utama.
4. Secara kreatif gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi
seluruh pada peta pikiran anda.
5. Sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal (maksimal
dua kata), dengan huruf kapital/huruf kecil.
6. Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara
Topik Sentral dengan Topik Utama dan Sub Topik. Untuk
18
stimulasi visual gunakan warna dan ketebalan yang
berbeda untuk masing-masing alur hubungan.
7. Kembangkan Mind mapping sesuai dengan gaya yang
diinginkan oleh guru
8. Untuk memahami suatu teks, terlebih dulu harus dibaca
untuk memperoleh gambaran mental yang menyeluruh dan
bermakna.
Mind mapping dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,
baik yang bersifat personal maupun kolaboratif. Khusus dalam konteks
pembelajaran mind mapping dapat digunakan untuk membantu siswa
dalam memahami dan mengorganisasikan serta memvisualisasikan
materi dan aktivitas belajarnya secara kreatif dan atraktif. Kegunaan
mind mapping bagi siswa antara lain:
1. Siswa dapat memetakan apa yang didiskusikan dengan
teman-temannya.
2. Siswa dapat mempetakan tentang proses dan hasil observasi
yang dilakukannya
3. Siswa dapat mempetakan apa yang dibacanya
4. Siswa dapat mempetakan apa yang didengarnya
5. Siswa dapat mempetakan tentang apa yang harus
dipresentasikannya di kelas, dan
6. Siswa dapat memepetakan aneka aktivitas belajar lainnya,
baik yang berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan,
19
maupun hasil belajarnya (akhmadsudrajat.wordpress.com
2013/9/9, diunduh pada 4 Februari 2014 08.50 WIB).
2. Mata Pelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi,
ekonomi, IPS, antropologi, sosiologi dan tata negara. (Suwarso dan Tri
Widiarto 1993: 1). Sedangkan menurut Mulyono, J Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah pengetahuan tentang perwujudan dari suatu pendekatan
interdisiplin (Interdisiplinary Approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial
(Sosial Science). Hal ini merupakan integrasi dari berbagai macam cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, antropologi, geografi, ilmu politik, IPS,
psikologi, dan sebagainya yang dipilih dan disesuaikan untuk keperluan
pengajaran di sekolah-sekolah (Mulyono, J. 1980: 2)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu program pendidikan yang
merupakan suatu keseluruhan yang pada dasarnya mempersoalkan
manusia dan lingkungan sosilanya dan yang bahannya diambil dari
berbagai ilmu sosial seperti : geografi, IPS, antropologi, sosiologi, ilmu
politik dan psikologi (Nasution 1975: 12).
Sehingga dari beberapa pengertian yang berkaitan dengan IPS diatas
dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan
suatu ilmu yang bersifat humanis atau sosial dengan sasaran kehidupan
sosial masyarakat sehari-hari. IPS sangat diperlukan pada pengajaran baik
20
dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil Penelitian Skripsi dari Hendro Setiadi Wiguna Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung 2013. Dengan judul PENERAPAN MODEL MIND
MAP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PADA SISWA KELAS VII A SMPN 4 KUNINGAN. Hasilnya hasil belajar
anak menjadi lebih efektif hingga mencapai 71,80% yang sebelumnya hanya
57,96% tanpa menggunakan Model Pembelajaran Mind Map.
Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh skripsi Agung Aji Tapantoko
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta. Dengan judul Penggunaan METODE MIND MAP (PETA
PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP
NEGERI 4 DEPOK yang dimana juga mendapatkan hasil memuaskan dalam
upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran mind mapping.
Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan metode mind mapping
dalam pembelajaran IPS untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
21
C. Kerangka Berpikir
Minat dalam belajar merupakan kekuatan yang akan menggerakkan
jasmani dan rohani seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya
tujuan yang diinginkan (Sardiman A. M, 1996: 80). Oleh sebab itu, guru
harus mampu meningkatkan minat belajar siswa, salah satunya dengan
menggunakan metode belajar yang disukai siswa. Penelitian sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa, menyajikan kerangka berpikir sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL KONDISI AKHIR TINDAKAN
Guru Belum
Menggunakan
Metode mind
mapping
Hasil Belajar Rendah
Guru
Menggunakan
Metode mind
mapping
Siklus 1
Ceramah,
Penugasan &
Mind mapping I
Siklus 2
Mind mapping
II & Pemberian
Tugas
Hasil Belajar Meningkat
Hasil Belajar Meningkat
22
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran
mind mapping hasil belajar siswa Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga pada semester Genap Tahun ajaran 2013/2014 dalam mata pelajaran
IPS diduga dapat meningkat.