bab ii kajian teori a. landasan teori 1. analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/bab ii.pdfdigunakan...

27
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisis a. Pengertian Analisis Menurut Mandalika (1982:36) Analisis atau analisa adalah suatu uraian. Dalam hal ini dimaksudkan suatu penggarapan yang bersifat menguraikan dalam arti suatu penelaahan atau penelitian secara mendalam untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nasution dalam (Sugiyono, 2015: 334) menyatakan bahwa: Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda. Berdasarkan dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisa atau analisis adalah proses pengamatan sedalam-dalamnya mengenai sesuatu hal dengancara menyelidiki, mengurai, membedakan dan mengelompokan menurut kritria tertentu untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenar-benarnya. Analisa dilakukan menggunakan metode yang dirasa paling tepat oleh peneliti dalam melakukan sebuah penelitian. 8 Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Upload: trinhtruc

Post on 22-Aug-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Analisis

a. Pengertian Analisis

Menurut Mandalika (1982:36) Analisis atau analisa adalah suatu

uraian. Dalam hal ini dimaksudkan suatu penggarapan yang bersifat

menguraikan dalam arti suatu penelaahan atau penelitian secara mendalam

untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nasution dalam (Sugiyono,

2015: 334) menyatakan bahwa:

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan

intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti

untuk mengadakan analisis, sehingga peneliti harus mencari sendiri

metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan

yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Berdasarkan dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisa

atau analisis adalah proses pengamatan sedalam-dalamnya mengenai

sesuatu hal dengancara menyelidiki, mengurai, membedakan dan

mengelompokan menurut kritria tertentu untuk mengetahui suatu keadaan

yang sebenar-benarnya. Analisa dilakukan menggunakan metode yang

dirasa paling tepat oleh peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.

8

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

9

2. Kemampuan Awal Siswa

a. Pentingnya Mengetahui Kemampuan Awal

Kemampuan awal perlu diketahui oleh guru sebelum materi pokok

diberikan kepada siswa dalam pembelajaran. Popham (1982:94)

mengungkapkan bahwa siswa harus diberi tes awal sehubungan dengan

tujuan instruksional yang akan guru ajarkan. Tujuan instruksional yang

akan disusun guru harus sesuai dengan kemampuan awal yang dimiliki

oleh siswa. Guru dapat mengetahui tujuan instruksional apa yang akan

disusun dilihat dari kemampuan yang belum siswa miliki namun sesuai

dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dengan mengkaji

kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa dapat dilihat dari

penilaian pendahuluan siswa melalui soal maupun kuis dari guru.

Popham (1982: 94) mengemukakan bahwa melalui hasil dari penilaian

pendahuluan itu guru dapat mengetahui apakah siswa-siswanya telah

memiliki ketrampilan yang akan diajarkan kepadanya, atau guru dapat

mengetahui perilaku–perilaku syarat yang diperkirakan oleh guru telah

dimiliki oleh siswa ternyata belum ada pada siswa. Hasil dari penilaian

pendahuluan tersebut, guru dapat memfokuskan materi yang belum

dikuasai oleh siswa, guru tidak perlu memfokuskan materi maupun

ketrampilan yang sebelumnya sudah dikuasai oleh siswa.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

10

b. Teknik Mengetahui Kemampuan Awal Siswa

Menurut Abd Gafur (1989: 60-61) menyebutkan bahwa metode (teknik)

mengetahui kemampuan awal siswa yaitu:

1) Menggunakan catatan-catatat atau dokumen yang tersedia

Dokumen yang dimaksud misalnya Surat Tanda Tamat Belajar

(STTD), nilai rapor, nilai tes intelegensi, nilai tes masuk. Catatan-

catatan mengenai prestasi dalam berbagai bidang kegiatan yang

pernah diperoleh, kesemuanya merupakan informasi yang sangat

berguna untuk mengetahui keadaan siswa.

2) Tes prasyarat dan tes awal (pre-requisite test dan pre-test)

Baik sekali apabila guru membuat tes prasarat atau tes awal. Tes

prasarat adalah tes untuk mengetahui apakah siswa memiliki

pengetahuan atau ketrampilan yang diperlukan atau disyaratkan

untuk mengikuti pelajaran. Sedangkan tes awal (pre-tes) adalah tes

untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan

atau ketrampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Baik sekali

bagi guru untuk mengadakan pre-tes sebelum memulai suatu unit

pelajaran. Hasil pre-tes sangat berguna disamping untuk mengetahui

seberapa jauh pengetahuan yang telah dimiliki juga sebagai

perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

11

3) Mengadakan konsultasi individual

Guru dapat mengadakan konsultasi individual terhadap siswa,

maka guru akan lebih dapat mengadakan pendekatan secara personal

untuk memperoleh informasi mengenai minat, sikap, keinginan

siswa, dan sebagainya.

4) Tentang penggunaan angket

Angket bisa disusun kemudian disampaikan kepada siswa

misalnya untuk mengetahui gaya belajar mereka.

Penggunaan beberapa metode (teknik) tersebut diharapkan

dapat mengetahui kemampuan awal siswa agar guru dapat mengetahui

sejauh mana siswa menguasai materi yang akan diajarkan oleh guru. Guru

juga dapat mengetahui sejauh mana materi yang pernah diberikan kepada

siswa sebelumnya melalui kemampuan awal yang dimiliki siswa.

Pembukaan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh sekolah, identititas

siswa dan informasi pribadi siswa dapat guru ketahui.

Pendapat lainnya diungkapkan oleh Sugiar dalam Sumantri

(2015:188) yang mengungkapkan tiga prosedur yang dapat dilakukan

dalam mempelajari kemampuan awal siswa, yaitu:

1) Melakukan pengamatan (observasi) kepada siswa secara

perorangan. Pengamatan ini bisa dilakukan dengan menggunakan

tes kemampuan awal, atau angket dan wawancara. Tes (lisan atau

tulis objektif) kemampuan awal digunakan untuk mengetahui

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

12

konsep-konsep, prosedur-prosedur atau prinsip-prinsip yang telah

dikuasai oleh siswa yang terkait dengan konsep, prosedur, atau

prinsip yang akan diajarkan. Wawancara atau angket dapat

digunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal

yang lain, seperti pengetahuan yang tidak terorganisasi,

pengetahuan pengalaman analogi, dan strategi kognitif.

2) Tabulasi karakteristik perseorangan siswa. Hasil pengemasan

yang dilakukan pada langkah pertama ditabulasi untuk

mendapatkan klasifikasi dan rinciannya. Hasil tabulasi akan

digunakan untuk daftar klasifikasi karakteristik menonjolyang

perlu diperhatikan dalam penetapan strategi pengelolaan.

3) Pembuatan daftar strategi karakteristik siswa. Daftar ini perlu

dibuat sebagai dasar menentukan strategi pengelolaan

pembelajaran. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

daftar ini adalah daftar harus selalu disesuaikan dengan kemajuan-

kemajuan belajar yang dicapai siswa secara perseorangan.

Ada beberapa macam instrument yang bisa digunakan untuk

memperoleh data tentang karakteristik siswa, meliputi: observasi,

interview, kuisioner, inventori, dan tes.

Teknik maupun langkah-langkah yang ada pada teori di atas dapat

digunakan sebagai alternatif menggali kemampuan awal siswa. Dengan

langkah-langkah tersebut, guru dapat mengetahui kemampuan awal yang

dimiliki oleh siswa sebelum materi diberikan dalam proses pembelajaran.

Pendekatan secara individual dengan siswa menjadikan guru lebih

memahami kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa secara langsung.

Guru akan lebih leluasa menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan

para siswa.

c. Tingkat Penguasaan Kemampuan Awal

Kemampuan awal siswa dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan.

Menurut Sumantri (2015: 187) Kemampuan awal bila dilihat dari tingkat

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

13

penguasaan kemampuan siswa dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1) Kemampuan Awal Siap Pakai

Kemampuan awal siap pakai mengacu pada kemampuan awal yang

benar-benar telah dikuasai oleh siswa (telah menjadi miliknya), dan

dapat digunakan kapan saja dan dalam situasi apapun.

2) Kemampuan Awal Siap Ulang

Kemampuan awal ini mengacu kepada kemampuan-kemampuan awal

yang diidentifikasi sudah dipelajari oleh siswa, namun belum dikuasai

sepenuhnya atau belum siap digunakan ketika diperlukan. Karena

belum menjadi miliknya, maka siswa masih sangat tergantung pada

adanya sumber-sumber yang sesuai (biasanya buku teks) untuk dapat

menggunakan kemampuan ini.

3) Kemampuan Awal Pengenalan

Kemampuan awal pengenalan mengacu kepada kemampuan-

kemampuan awal yang mana kemampuan awal diidentifikasi baru

dikenal. Mungkin karena baru pertama kali dipelajari oleh siswa

sehingga perlu diulangi beberapa kali agar menjadi siap guna.

Kemampuan ini masih belum dikuasai dan masih sangat tergantung

pada tersedianya sumber-sumber, juga sering kali memang belum

dikuasai.

Berdasarkan rincian tingkat penguasaan kemampuan awal di

atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal memiliki klasifikasi

yang dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan. Untuk tingkatan

pertama yaitu kemampuan awal siap pakai, kemampuan awal siap

pakai ini menunjukan bahwa siswa dianggap telah menguasai materi

yang akan dipelajari dalam suatu proses pembelajaran yang mana

kemampuan awal tersebut dapat dipakai kapanpun disaat materi

tersebut digunakan. Tingkatan kedua yaitu kemampuan awal siap

ulang yang mana kemampuan ini dimiliki oleh siswa yang sebelumnya

telah mempelajari materi yang akan diajarkan pada pembelajaran

namun belum sepenuhnya memiliki kemampuan secara menyeluruh

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

14

atau anak didik tersebut hanya mengingat beberapa pokok pikiran

materi yang akan dipelajari. Untuk tingkatan terakhir yaitu

kemampuan awal pengenalan yang mana siswa sama sekali belum

menguasai materi yang akan dipelajari.

d. Pentingnya Kemampuan Awal Siswa

Pembelajaran akan berlangsung dengan lebih lancar apabila guru telah

mengetahui kemampuan awal siswa. Sumantri (2015: 184) menguraikan

bahwa kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum guru

memulai kegiatan pembelajaran, karena dengan demikian guru dapat

mengetahui :

1) Apakah siswa telah mengetahui pengetahuan yang merupakan

prasyarat (pre-requisite) untuk mengikuti pembelajaran,

2) Sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang disajikan.

Guru dalam pembelajaran dapat merancang pembelajaran yang lebih

baik apabila telah mengetahui kemampuan awal siswa. Guru dapat

memilah mana materi yang lebih difokuskan dalam pembelajaran karena

apabila siswa sudah menguasai materi yang diajarkan maka siswa akan

cepat bosan dengan pembelajaran.

Keadaan awal memiliki beberapa aspek yang masing-masing

mencangkup beberapa hal atau faktor. Hal tersebut disajikan pada tabel

2.1 berikut :

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

15

Tabel 2.1

Aspek Kemampuan Awal

Aspek Kemampuan Awal Indikator

Pribadi siswa

Taraf intelegensi

Daya kreativitas

Kemampuan berbahasa

Kecepatan belajar

Kadar motivasi belajar

Sikap terhadap tugas belajar

Minat terhadap belajar

Perasaan dalam belajar

Kondisi mental dan fisik

Pribadi guru

Sifat-sifat kepribadian

Penghayatan nilai-nilai kehidupan

(values)

Daya kreativitas

Motivasi kerja

Keahlian dalam menguasai materi dan

penggunaan prosedur-prosedur didaktis

Gaya memimpin

Kemampuan untuk bekerja sama dengan

tenaga kependidikan lain.

Struktur jaringan hubungan

sosial di sekolah

Sistem sosial

Status sosial siswa

Interaksi sosial antar siswa dan antar

guru dengan siswa

Kondisi kelas

Sekolah sebagai institusi

pendidikan

Disiplin sekolah

Pembentukan satuan-satuan kelas

Pembagian tugas diantara para guru

Penyusunan jadwal pelajaran

Penyusunan jadwal pelajaran

Penyusunan kurikulum pengajaran dan

pengawasan terhadap pelaksanaannya

Hubungan dengan orang tua.

Faktor-faktor situasional

Keadaan sosial ekonomis

Keadaan sosio politik

Keadaan musim dan iklim

Ketentuan dari instansi-instansi-instansi

negara yang berhubungan terhadap

pengelolaan pendidikan sekolah

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

16

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan awal

terdiri dari beberapa aspek. Aspek tersebut diantaranya dari pribadi siswa, dari

pribadi guru, struktur jaringan hubungan sosial di sekolah, sekolah sebagai

institusi pendidikan, dan faktor-faktor situasional.

3. Guru

a. Pengertian Guru

Usman (2009: 4) menjelaskan bahwa guru merupakan jabaran atau

profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan

penjelasan sederhana dari guru diungkapkan Husnul Chotimah dalam

Asmani (2014: 20) yang menerangkan bahwa guru adalah orang yang

memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta

didik. Asmani (2014: 20) juga berpendapat mayarakat memandang guru

sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid,

mushola, atau tempat-tempat lain.

Pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa guru

merupakan sebuah profesi. Guru sebagai profesi menunjukan bahwa guru

harus memiliki keahlian khusus untuuk mengajar dan mendidik siswanya.

Guru tidak hanya mengajar di kelas saja, namun guru harus bisa menjadi

contoh yang baik dalam berperilaku dan bersikap di sekolah maupun

diluar sekolah.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

17

b. Fungsi dan Tugas Guru

Sebagai seorang guru, guru tidak hanya bertugas mengajar dan

mendidik para siswanya saja. Menurut Asmani (2014: 39-45) fungsi dan

tugas guru antara lain:

1) Education

Tugas utama guru adalah mendidik murid-murid yang sesuai

dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang

educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi,

mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat

menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.

2) Leader

Guru juga seorang pemimpin di kelas. Karena itu, ia harus

menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menju tercapainya

tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin,

guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara

kekerasan.

3) Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan

bakat peserta didik bukan perkara mudah, guru membutuhkan

eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

18

4) Motivator

Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik

bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam

masa lalunya, dan bagaimana berat tantangannya. Tidak ada kata

menyerah sampai titik darah penghabisan. Allah selalu menyayangi

hamba-Nya yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya dan berjanji

memberikan jalan kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib

seseorang sebelum orang itu berusaha keras mengubah nasibnya

sendiri.

c. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Pembelajaran tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya seorang guru

yang mengajar siswanya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,

peran guru sangatlah penting dalam proses belajar mengajar. Menurut

Mohammad Uzer Usman (2009: 4) peran guru dalam proses belajar

mengajar yaitu:

1) Guru Sebagai Demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar,

guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran

yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dalam arti

meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya

karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager),

guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar

serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

19

diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan

belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap

belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan

tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik

ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,

memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memliliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan

proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan

merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan

merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

4) Guru sebagai Evaluator

Kalau kita perhatikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa

setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu

tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan evaluasi,

artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan,

selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik

oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.

4. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Suparman (2012:10) merupaka rangkaian

kegiatan yang direncanakan terlebih dahulu oleh penyelenggara pedidikan

atau oleh pengajar dan terarah pada hasil belajar tertentu. Sumantri

(2015:183) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu

kegiatan untuk membelajarkan para siswa, artinya membuat para siswa

mau belajar. Sedangkan Degeng dalam Uno, Hamzah (2008: 134)

mengemukakan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan

memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

20

pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan menurut Sutadi (1996: 10)

Pembelajaran adalah usaha sadar untuk membantu siswa atau anak didik,

agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan an minatnya. Menurut

Arifin (2013:10) menyatakan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai

suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan

kegiatan belajar. Pembelajaran menurut Gage dalam Suparman (2012:9)

menjelaskan bahwa “any activity on the part of the person intented to

facilitate learning on the part of another”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara

sadar dan kegiatan tersebut telah direncanakan sebelumnya dalam upaya

mencapai tujuan dari proses belajar. Jadi pembelajaran sebelumnya telah

direncanakan dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang disusun oleh seorang guru. Guru dapat menyusun rencana dari

seluruh rangkaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Fungsi Guru dalam Proses Pembelajaran

Fungsi guru yang dikemukakan Saud, dkk (3: 2006) yaitu guru dalam

proses pembelajaran yaitu:

1) Manager

Seagai manager dalam pembelajaran, seorang guru pada

hakekatnya berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang perlu

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

21

dilaksanakan dlam rangka penyampaian tujuan dalam batas-batas

kebijaksanaan umum yang telah ditentukan.Dengan demikian, guru

bertugas merencanakan, mengrganisasikan, melaksanakan, dan

mengontrol kegiatan belajar siswa.

2) Fasilitator

Sebagai fasilitator, seorng guru berfungsi untuk membe

kemudahan (kesempatan) kepada siswa untuk belajar. Guru tidak lagi

dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik.

Namun guru berperan penting untuk dapat menunjukan sumber-

sumber belajar lain kepada pesertadidiknya.

3) Moderator

Sebagai moderator, guru bertugas mengatur, mengarahkan,

mendorong, dan mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Guru

merupakan motor atau daya penggerak dari semua komponen

pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4) Motivator

Sebagai motivator, guru harus bisa memotivasi siswa,

menciptakan lingkungan dan suasana yang mendorong siswa untuk

mau belajar, memiliki keinginan untuk mau belajar dan memiliki

keinginan untuk belajar secara kontinu.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

22

5) Evaluator

Guru bertugas mengevaluasi (menilai) proses belajar

mengajar dan memberikan umpan balik hasil (prestasi) belajar siswa,

baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

c. Ciri-ciri Pembelajaran

Ciri-ciri pembelajaran menurut menurut Sutadi, dkk (1996: 10) yaitu:

1) Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja. Disini tersirat

bahwa pembelajaran bukan merupakan kegiatan insiental tanpa

persiapan.

2) Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan

siswa dapat belajar. Dalam hal ini, guru harus menganggap siswa

sebagai individu yang mempunyai insur-unsur dinamis yang dapat

berkembang bila disediakan kondisi yang menunjang. Jadi status

guru tidak mutlak menentukan apa dan bagaimana siswa harus

belajar (direct teaching) melainkan suasana demokratis.

3) Pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifan siswa, karena yang

belajar adalah siswa, bukan guru.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar dan

terencana yang disususun sedemikian rupa sehingga siswa dapat lebih

terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Guru harus membuat

siswa merasa nyaman dalam pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

23

proses pembelajaran yang dilakukan dan telah direncanakan dalam

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran.

5. Matematika di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Menurut Ruseffendi (Heruman, 2010: 1) matematika adalah

bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif.Matematika merupakan ilmu tentang keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, keunsur

yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke

dalil.Hakikat matematika menurut Soedjadi (Heruman, 2010: 1) yaitu

memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola

pikir yang deduktif. Menurut Ruseffendi 1980 (Suwangsih & Tiurlina,

2006: 3) matematika merupakan ilmu pengetahuan yang menekankan

pada dunia rasio (penalaran), bukan menekankan pada hasil

eksperimen atau hasil observasi yang terbentuk karena pikiran

manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.

Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir

(bernalar). Menurut Hariwijaya (2009: 29) matematika secara umum

didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur,

perubahan, dan ruang. Maka secara formal, dapat pula disebut sebagai

ilmu tentang bilangan dan angka.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

24

Berdasarkan definisi para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah sebuah sebuah bidang ilmu pengetahuan

yang menekankan pada penalaran yang terbentuk karena pikiran

manusia. Matermatika merupakan sebuah pengorganisasian yang apat

dibuktikan secara logis. Berkaitan dengan hal tersebut, matematika

sebagai ilmu pengetahuan haruslah diajarkan di Sekolah Dasar.

Matematika di Sekolah Dasar harus diajarkan dengan memperhatikan

kurikulum yang berlaku. Hal ini akan memudahkan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Pembelajaran matematika harus disampaikan

kepada siswa secara bertahap agar dapat menyesuaikan kemampuan

berpikir konkrit dengan sifat matematika yang abstrak.

b. Pembelajaran Matematika di SD

Piaget dalam Heruman (2010: 1) berpendapat bahwa siswa

SD masih pada fase usia operasional konkrit.Pada siswa SD yang

berusia 6-12 tahun, hal ini menjadikan pembelajaran matematika

di SD haruslah menggunakan benda-benda konkrit yang dapat

memperjelas sifat abstrak dari matematika. Fase usia operasional

konkrit membutuhkan benda yang nyata untuk menjelaskan

konsep matematika agar siswa dapat lebih memahami

pembelajaran matematika.

Menurut Heruman (2010: 2) dalam matematika, setiap

konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

25

penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori

siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindaknya.

Guru SD harus berupaya melakukan kegiatan pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa secara kesuluruhan guna menanamkan

konsep yang dapat diingat siswa dalam jangka waktu yang lama.

Siswa dalam pembelajaran matematika di SD harus diperhatikan

secara individual agar tidak ada pemahaman konsep yang berbeda

dari masing-masing siswa.

Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:16) Matematika

yang dipelajari oleh siswa SD dapat digunakan oleh siswa SD

untuk kepentingan hidupnya sehari-hari dalam kepentingan

lingkungannya, untuk membentuk pola pikir yang logis,

sistematis, kritis dan cermat dan akhirnya dapat digunkan untuk

mempelajari ilmu-ilmu yang lain.Pembelajaran matematika

merupakan ilmu pendidikan yang sangat penting.Matematika

merupakan landasan ilmu pengetahuan yang lain, apabila siswa di

Sekolah Dasar telah memahami konsep-konsep matematika maka

ilmu pengetahuan lainnya akan dengan mudah diterima oleh siswa

tersebut.

c. Ciri-ciri pembelajaran matematika di SD

Menurut Suwangsih & Tiurlina, (2006: 25-26) pembelajaran

matematika di SD selalu berbeda, yaitu:

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

26

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika

merupakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu

topic matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan

dengan topic sebelumnya. Topic sebelumnya dapat menjadi

prsyarat untuk ddapat memahami dan mempelajar suatu topic

matematika.Topic baru yang dipelajari merupakan pendalaman

dan perluasan dari topik sebelumnya.Konsep diberikan dimulai

engan benda-benda konkrit kemudian konsep itu diajarkan

kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan

menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam

matematika.

2) Pembelajaran Matematika Bertahap

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu

dimulai dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep yang

lebih sulit.Selain itu, pembelajaran matematika juga dimulai dari

yang konkret, ke semi konkret dan akhirnya kepada konsep

abstrak.Untuk mempermudah siswa memahami objek matematika

maka benda-benda konkret digunakan pada tahap konkret,

kemudian ke gambar-gambar pada tahap semi konkret dan

akhirnya ke symbol-simbol pada tahap abstrak.

3) Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif.Namun karena sesuai

tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran

matematika di SD Digunakan Pendekatan Induktif.

4) Kebenaran Matematika Menganut Kebenaran Konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang

konsistenartinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang

satu dengan kebenaran yang lainnya.Suatu pernyataan dianggap

benar jika didasarkan kepada pernytaan-pernyataan sebelumnya

yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di SD pembeljaran

matematika dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang

berikutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

5) Pembelajaran Metematika Hendaknya Bermakna

Pembelajaran dengan cara bermakna merupakan cara

mengajarkan mateeri pelajaran yang mengutamakan pngertian

daripada hafalan. Dalam belajar bermakna aturan-aturan, sifat-

sifat, dalil-dalil, tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi

sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dalil-dalil ditemukan oleh

siswa melalui cintoh-contoh secara induktif di SD, kemudian

dibuktikan secara deduktif paa jenjang selanjutnya.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

27

d. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Guru harus mengetahui tahapan-tahapan di dalam pembelajaran

matematika. Tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi

pelajaran matematika di dalam pembelajaran menurut Depdiknas

(2009: 1) adalah sebagai berikut:

1) Penanaman Konsep

Dalam penanaman konsep, media atau alat peraga sangat

diperlukan.Melalui alat peraga atau media diharapkan dapat

membantu mengenalkan konsep baru materi matematika yang

belum dipelajari sebelumnya oleh siswa.Penanaman konsep ini

dapat menghubungkan kemampuan konkrit siswa dengan konsep

matematika yang baru dan bersifat abstrak.

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan bertujuan untuk lebih memahamkan

suatu konsep matematika kepada siswa.Pada tahap pemahan

konsep, alat peraga mulai dikurangi.Hal ini bertujuan agar siswa

dapat menemukan, menjelaskan,menerjemahkan, menafsirkan,

danmenyimpulkansuatukonsepmatematikaberdasarkan

pembentukanpengetahuannya sendiri.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

28

3) Pembinaan Keterampilan

Langkah pembinaan keterampilan adalah langkah yang

terakhir dan merupakan lanjutan dari langkah penanaman konsep

dan pemahaman konsep.Tujuan dari pembinaan keterampilan ini

adalah agar siswa dapat lebih terampil dalam menggunakan

berbagai konsep matematika.Pada tahap pembinaan keterampilan

alat peraga sudah tidak perlu digunakan lagi.

4) Penerapan Konsep

Tahap penerapan konsep, siswa dapat memecahkan soal-

soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Pada tahapan

ini dapat disebut juga tahap pemecahan masalah. Guru dalam

tahap penerapan konsep ini hanya sebagai fasilitator saja.

Tahapan-tahapan pembelajaran di atas menunjukan bahwa

pembelajaran matematika di SD menyesuaikan dengan fase

berfikir siswa SD. Pembeajaran matematika yang bersifat abstak

disesuaikan dengan pola berfikir anak sehingga menggunakan

benda konkrit dalam pembelajaran matematika untuk

mempermudah memahami sifat abstrak dari matematika. Dengan

adanya kurikulum yang ada, hal ini mempermudah guru dalam

penyampaian materi ajar yang runtut dengan tahapan dari

penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan

ketrampilan, dan penerapan konsep.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

29

6. Materi Bangun Ruang

Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk dan titik sudut.Sisi

adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang.Rusuk

adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang.Titik

sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.

Sifat-sifat bangun ruang diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Kubus

Kubus adalah sebuah bangun benda ruang yang dibatasi oleh

enam buah persegi yang berukuran sama.

Gambar 2.5 kubus

Bagian-bagian dari kubus yaitu :

a) Sisi adalah bidang yang membatasi bangun ruang.

b) Rusuk adalah sisi-sisi bangun ruang bertemu pada garis.

c) Titik sudut adalah suatu titik tempat pertemuan rusuk-rusuk.

( Gunanto, 2008 :182)

Menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubusABCD.EFGH.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

30

a) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah:sisi ABCD sisi EFGH

sisi ABFEsisi DCGHsisi ADHE sisi BCGFJadi, ada 6 sisi pada

bangun ruang kubus. Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi

(bujur sangkar) yang berukuran sama.

b) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah: rusuk AB,rusuk

BC,rusuk AE,rusuk EF,rusuk FG,rusuk BF,rusuk HG,rusuk

EH,rusuk CG,rusuk DC,rusuk AD,rusuk DH. Jadi, ada 12 rusuk

pada bangun ruang kubus. Rusuk-rusuk kubus tersebut

mempunyai panjang yang sama.

c) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah:Titik sudut A,

Titik sudut E, Titik sudut B, Titik sudut F, Titik sudut C, Titik

sudut G, Titik sudut D, Titik sudut H. Jadi, ada 8 titik sudut pada

bangun ruang kubus.

2) Balok

Balok adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh tiga

pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi

panjang saling sejajar (berhadapan) dan berukuran sama.

Gambar 2.6 Balok

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

31

Menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubusABCD.EFGH.

a) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah: sisi ABCD, sisi EFGH,

sisi ABFE, sisi DCGH, sisi ADHE, sisi BCGFJadi, ada 6 sisi pada

bangun ruang balok.

b) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah: rusuk AB, rusuk

BC, rusuk AE, rusuk EF, rusuk FG, rusuk BF, rusuk HG, rusuk EH,

rusuk CG, rusuk DC, rusuk AD, rusuk DH. Jadi, ada 12 rusuk pada

bangun ruang kubus.

c) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah: Titik sudut A,

Titik sudut E, Titik sudut B, Titik sudut F, Titik sudut C, Titik sudut

G, Titik sudut D, Titik sudut H. Jadi, jumlah titik sudut balok ada

8.( Astuti 2008: 207-212)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan referensi bagi pembaca mengenai

penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lainnya yang menunjukan bahwa

penelitian yang ditulis oleh penulis merupakan topik yang menarik namun

berbeda dengan penelitian-penelitian yang lainnya, sehingga dapat menambah

pembahasan mengenai analisis pengetahuan siswa pada pembelajaran matematika

di kelas IV Sekolah Dasar.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulisdilakukan oleh :

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

32

1. Heri Retnawati tentang tahun 2009 dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Kemampuan Awal Dan Kemampuan Berpikir Logis/Penalaran

Terhadap Kemampuan Matematika”. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa kemampuan matematika awal yang dimiliki peserta dan kemampuan

berpikir logis (kemampuan penalaran) merupakan konstruk yang sama, yang

kemudian dapat diwakili sebagai kemampuan matematika dasar.

2. Rosita Fitri Herawati, Sri Mulyani, Tri Redjeki tahun 2013 dalam

penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Kimia Berbasis Multiple

Representasi Ditinjau dari Kemampuan Awal Terhadap Prestasi Belajar Laju

Reaksi Siswa SMA Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”

menyimpulkan bahwa prestasi belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor

siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada siswa dengan

kemampuan awal rendah.

3. Vinny Purwandari Goma, Nurhayati Abbas, Yus Iryanto Abas tahun 2013

yang berjudul “Analisis Kemampuan Awal Matematika Pada Konsep Turunan

Fungsi Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bongomeme” menyimpulkan bahwa

secara umum kemampuan awal matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri

1 Bongomeme sedang. Hal ini didasarkan pada hasil tes yang telah dilakukan

masih banyak siswa yang kurang memahami materi-materi dasar atau materi

prasyarat.

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

33

Penelitian yang relevan diatas menunjukan kemampuan awal yang

beragam dari berbagai sudut pandang mata pelajaran. Hasil pembelajaran

siswa yang memiliki kemampuan awal peserta didik yang tinggi dan yang

rendah akan berbeda hasil proses pembelajarannya. Perbedaan penelitian

relevan tersebut dengan penelitian ini yaitu pengkajian bidang mata pelajaran

yang berbeda. Penelitian ini tidak hanya meneliti dari sudut pandang siswa

saja melainkan dari sudut pandang guru guna melihat cara menggali

kemampuan awal siswa.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada

pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Cikidang, SD Negeri

Karanglo, SD Negeri 1 Karang Tengah, SD Negeri 2 Rancamaya, dan SD Negeri

3 Karang Tengah. Kemampuan awal merupakan pengetahuan yang dimiliki

siswa dalam menerima juga mengembangkan materi pada proses pembelajaran.

Kemampuan awal siswa perlu diketahui oleh guru untuk mengukur sejauh mana

materi yang dikuasai oleh siswa sebelumnya. Guru yang baik adalah guru yang

pada awal pembelajaran mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa terlebih

dahulu sebelum menyampaikan materi yang akan diajarkan. Apabila guru telah

mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Guru dapat

memfokuskan materi yang belum dikuasai oleh siswa namun tidak mengabaikan

materi yang telah dikuasai siswa, hal tersebut dapat menjadikan proses

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Analisisrepository.ump.ac.id/5002/3/BAB II.pdfdigunakan untuk menggali informasi mengenai kemampuan awal yang lain, seperti pengetahuan yang

34

pembelajaran akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penelitian ini tidak hanya menjadikan siswa sebagai subjek penelitian,

namun juga guru, kepala sekolah, dan pengawas sebagai supervisor yang menjadi

subjek penelitian ini. Hal ini dikarenakan dalam mengidentifikasi kemampuan

awal siswa, guru dapat menggalinya dalam berbagai macam cara yang dirasa

tepat oleh guru. Setiap guru memiliki cara yang berbeda-beda dalam prosesnya,

hal ini diketahui oleh kepala sekolah sebagai supervisor guru dalam proses

pembelajaran.Kerangka pikir tersebut dapat dirumuskan dengan skema gambar

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Siswa

Analisis

Kemampuan

Awal Siswa

Guru Kepala

Sekolah

Tujuan Pembelajaran

Tercapai

Kegiatan

Pembelajajaran

Kemampuan Awal

Siswa

Analisis Kemampuan Awal..., Aisah Wiendiarti, FKIP, UMP, 2016