bab ii kajian teori a. keterampilan membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/bab 2.pdf · membandingkan,...

24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membaca Menurut kamus besar Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cetakan. Keterampilan sendiri diartikan sebagai suatu kecakapan untuk menyelesaikan tugas. 1 Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. 2 Menurut Reber dalam Muhibbin, keterampilan adalah kemampuan menentukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejewantahan fungsi-fungsi mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada mempengaruhi dan mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap sebagai seorang yang terampil. 3 Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan 1 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688 2 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), 119 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.., 121.

Upload: dinhhanh

Post on 27-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Membaca

Menurut kamus besar Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil

yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cetakan.

Keterampilan sendiri diartikan sebagai suatu kecakapan untuk menyelesaikan

tugas.1

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf

dan otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah

seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,

keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang

tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan

kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.2

Menurut Reber dalam Muhibbin, keterampilan adalah kemampuan

menentukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus

dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan

hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejewantahan fungsi-fungsi

mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada

mempengaruhi dan mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap

sebagai seorang yang terampil.3

Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan

1 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688

2 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2008), 119 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.., 121.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang tersusun secara teratur yang

dapat mengubah kemampuan peserta didik ke tingkatan yang lebih tinggi untuk

mencapai hasil tertentu.

1. Pengertian Membaca

Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam

tulisan.4

Dalman mengemukakan bahwa membaca adalah proses perubahan

bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Kegiatan

membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut

seseorang untuk menginterprestasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan

kritis agar pembaca menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi.

Rahim mengemukakan bahwa keterampilan membaca pada

hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya

sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,

membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,

interprestasi, membaca krisis, dan pemahaman kreatif. 5

Dari pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

proses berfikir yang termasuk di dalamnya memahami, menuliskan kembali,

4 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 11.

5 Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 5.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

memceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan

melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin dan ingatan.

Membaca tergantung pada kondisi fisik dan mental pembaca, agar dapat

memaknai tulisan dan memperoleh informasi secara optimal.

2. Tujuan Membaca

Tarigan mengemukakan bahwa tujuan membaca adalah memperoleh

perincian-perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide-ide utama, mengetahui

urutan atau susunan organisasi cerita, membaca untuk menyimpulkan,

mengelompokkan atau mengklasifikasi, menilai dan mengevaluasi , serta

memperbandingkan atau mempertentangkan. Dari uraian tersebut peneliti

menyimpulkan bahwa tujuan membaca yang paling utama adalah

memperoleh informasi. Setalah informasi diperoleh pembaca akan melakukan

tindak lanjut yang dapat berupa kegiatan menyimpulkan, menilai,

membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi

bacaan tersebut6

Menurut Dalman, terdapat banyak tujuan membaca. Dalam hal ini,

tujuan tersebut bergantung pada kepentingan dan bahan bacaan yang dihadapi

setiap orang. Pada dasarnya, tujuan seseorang membaca itu tidak lain untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dan untuk dan untuk kesenangan

semata.tujuan membaca yang jelas akan dapat meningkatkan pemahaman

seseorang terhadap bacaan. Tujuan membaca erat hubungannya dengan

keterampilan membaca seseorang. Oleh sebab itu, seorang pembaca yang

6 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 9.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

mempunyai tujuan yang jelas akan mudah memahami isi bacaan, karena ia

akan berfokus terhadap tujuan yang ingin dicapai.7

3. Aspek-Aspek Membaca

Menurut Tarigan secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam

membaca, yaitu:

a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) aspek

ini mencangkup:

1) Pengenalan bentuk huruf;

2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata frase,

pola klausa, kalimat dan lain-lain);

3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakanbahan tertulis atau “to bark at

print”) ;

4) Kecepatan membaca ke taraf lambat.

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)

yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher

order). Aspek ini mencangkup:

1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal,

retorikal);

7 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 15

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan

pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi

pembaca);

3) Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk);

4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan

dengan keadaan.8

4. Tahap-Tahap Membaca

Dalam kegiatan membaca terdapat tiga tahap yakni tahap prabaca,

saat baca, pasca baca. Tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan prabaca

Guru yang efektif harus mampu mengarahkan siswa kepada

topik pelajaran yang akan dipelajari siswa. Menurut Burns

menyatakan, kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang

dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Untuk

menjadi pembaca yang sukses, siswa harus memiliki konsep-

konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahasa

bicara dan bahasa tulis. Siswa juga membutuhkan kosakata dan

pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan

dan dengan gaya menulis yang berbeda. Gruber mengemukakan

beberapa teknik yang bisa dilakukan guru untuk mengaktifkan

skema siswa melalui kegiatan prabaca. Kegiatan yang dimaksud

ialah membuat prediksi seperti yang dikemukakan berikut ini:

8 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 12-13.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1) Guru membaca judul bacaan dengan nyaring kemudian

memperkenalkan para pelaku dengan menceritakan nama-

nama mereka dan beberapa pelaku, para tokoh, akhirnya guru

menyuruh siswa memprediksi kelanjutan cerita

2) Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada

bacaan dengan menggunakan teknik prediksi kegiatan prabaca

yang dilakukan ialah membaca nyaring beberapa halaman dari

sebuah buku. Kegiatan ini, membangkitkan rasa ingin tahu dan

minat kepada buku tersebut.

3) Kegiatan lain yang mencangkup dalam kegiatan prabaca ialah

menggunakan berbagai stimulus untuk mempertahankan

perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini guru harus

berusaha menggunakan berbagai cara dengan menggunakan

media suara yang bervariasi dan gerak-gerak.

b. Kegiatan saat baca

Setelah kegiatan membaca, kegiatan berikutnya ialah

kegiatan saat baca (during reading). Rubin menjelaskan bahwa

secara literal (harfiah), metakognisi ialah kegiatan berfikir kritis,

yang merujuk pada pengetahuan siswa tentang proses kognitif

mereka sendiri. Apabila diaplikasikan pada membaca, pembaca

merupakan pembelajaran yang aktif dan konsumen informasi.

c. Kegiatan pascabaca

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan

informasi baru yang dibacanya ke dalam schemata yang telah

dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih

tinggi. Strategi yang dapat digunakan pada tahap pascabaca adalah

belajar memberikan pertanyaan, menceritakan kembali dan prestasi

visual.9

5. Ragam Membaca

Menurut Aminuddin ragam membaca secara keseluruhan

berjumlah 7 jenis ragam membaca. Ketujuh jenis ragam membaca

tersebut yaitu:

a. Membaca dalam hati

Membaca dalam hati adalah membaca tidak bersuara, tanpa

gerakan bibir, tanpa gerakan kepala, tanpa berbisik, memahami

bacaan secara diam atau dalam hati. Membaca dalam hati

merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami

keseluruhan fisik bacaan secara mendalam sambil menghubungkan

isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang

demilikian tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.

b. Membaca cepat

Membaca cepat adalah membaca yang dilaksanakan dalam waktu

yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara

garis besar. Membaca pemahaman dapat menggunakan jenis

9 Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar…, 99-105.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

membaca cepat untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai isi

teks melalui membaca pemahaman dalam waktu terbatas.

c. Membaca teknik

Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras.

Pembelajaran membaca teknik meliputi pembelajaran membaca

dan pembelajaran membacakan. Membaca teknik lebih formal,

mementingan kebenaran pembaca serta ketepatan intonasi dan jeda.

Dengan mengacu pada pelafalan yang standar, kegiatan membaca

teknik langsung memasuki kegiatan pembaca berita, pengumuman,

ceramah, berpidato dan sebagaiya.

d. Membaca bahasa

Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa

bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa bacaan.

Membaca bahasa yaitu kegiatan membaca yang bertujuan

memperkaya kosa kata, mengembangkan kemampuan, menyusun

kalimat, perolehan gaya bahasa yang keseluruhannya dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa

pembacaannya.

e. Membaca estetis

Membaca estetis sering juga disebut membaca indah, membaca

emotif, dan membaca sastra. Membaca estetis adalah kegiatan

membaca yang dilatar belakangi tujuan menikmati serta

menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam suatu teks

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

sastra. Sementara untuk menikmati dan menghayati, terlebih

dahulu pembaca harus mampu memahami isi serta suasana

pengaturan dalam teks yang dibacanya.

f. Membaca kritis

Membaca kritis membaca sastra dapat juga meningkatkan menjadi

kegiatan membaca kritis, yakni bisa lewat teks sastra yang dibaca

pembaca bukan hanya bertujuan memahami, menikmati dan

menghayati, melaikan juga bertujuan member penilaian. Pengertian

membaca kritis itu sendiri adalah kegiatan membaca dengan

menggunakan fikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan

dan mengembangkan suatu konsep dengan jalan membandingkan

isi teks sastra yang di baca dengan pengetahuan, pengalaman serta

realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberi identifikasi,

perbandingan, penyimpulan dan penilaian.

g. Membaca kreatif

Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya

sekedar menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga

mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk

kehidupan sehari-hari. Membaca kreatif merupakan kegiatan

membaca yang dilatari tujuan menerapkan perolehan pemahaman

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

membaca untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bersifat

aplikatif.10

B. Keterampilan Membaca Pemahaman

1. Pengertian membaca pemahaman

Menurut Tarigan membaca pemahaman adalah sejenis membaca

yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan,

resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Membaca pemahaman ini

tergantung pada jenis bacaan yang dipilih oleh pembaca.11

Dalman mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan

keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi. Dalam

membaca pemahaman pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan

setelah membaca teks, si pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman

pembacanya dengan rangkuman bahasanya sendiri.12

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca

pemahaman adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan

tentang apa yang disebutkan di dalam teks tersebut. Membaca pemahaman

merupakan suatu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami

wacana secara tepat.

10

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,

2009), 17 11

Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 58 12

Dalman, Keterampilan Membaca…., 87

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

2. Proses membaca pemahaman

Menurut Dalman proses membaca pemahaman dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Membaca sebagai suatu proses psikologis, artinya kesiapan dan

kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta berkaiatan erat

dengan faktor-faktor yang bersifat psikis, seperti motivasi, minat,

latarbelakang sosial ekonomi serta tingkat perkembangan dirinya,

seperti intelegensi dan usia mental.

b. Membaca sebagai suatu proses sensoris, artinya proses membaca

seseorang dimulai dari melihat, atau meraba, proses ini melalui indra

penglihatan, mata, maupun telinga sebagai indar pendengar.

c. Membaca sebagai suatu proses perceptual artinya proses ini

mengandung stimulus sosial makna dan interpretasi berdasarkan

pengalaman tentang stimulus serta respon yang menghubungkan makna

dengan stimulus dan lambang.

Proses membaca pemahaman dapat diawali dengan memberikan

motivasi terhadap siswa dan memahami latarbelakang sosial ekonomi serta

tingkat perkembangan siswa. Proses membaca dapat dimulai dari melihat

atau meraba melalui indra penghlihat dan pendengaran. Selain itu, proses

membaca pemahaman harus mengandung stimulus sosial berdasarkan

pengalaman siswa.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

3. Tingkatan Dalam Membaca Pemahaman

Menurut Dalman pada dasarnya pemahaman dalam membaca dapat

dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:

a. Pemahaman literal artinya siswa hanya memahami makna apa adanya,

sesuai simbol-simbol yang ada dalam bacaan.

b. Pemahaman interpretatif. Pada tingkat ini siwa sudah mampu

menangkapa pesan secara tersirat. Artinya, disamping pesan-pesan

secara tersurat seperti pada tingkat pemahaman literal, siswa juga dapat

memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.

c. Pemahaman kritis. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya mampu

menangkap makna tersirat dan tersurat. Dalam hal ini, siswa juga

mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi

yang diperolehnya melalui bacaan. Disamping itu, siswa juga mampu

melakukan evaluasi atau penilaian secara akurat. Artinya siswa

mengetahui persis akan kebenaran atau kesalahanisi wacana

berdasarkan pengetahuan dan data-data yang di milikinya tentang

informasi yang ada dalam bacaan siswa. Siswa pada tingkat ini sudah

mampu membuat kritik terhadap suatu bacaan atau sebuah buku.

d. Pemahaman kreatif. Pada tingkat ini, siswa harus memiliki pemahaman

yang lebih tinggi dari tingkat pemahaman sebelumnya. Setelah selesai

membaca, siswa akan mencoba bereksperimen membuat sesuatu yang

baru berdasarkan isi bacaan. Dari wacana tersebut, siswa dapat

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

membuat arasemen musik yang menurutnya dapat digunakan untuk

meningkatkan kreatavitas dalam bersastra.

4. Aspek-aspek Membaca Pemahaman

Menurut Dalman mengemukakan seorang pembaca perlu

mengetahui aspek-aspek membaca pemahaman. beberapa aspek membaca

pemahaman adalah:

a. Memahami pengertian sederhana (leksikal gramatikal)

b. Memahami signifikansi/makna (maksud dan tujuan pengarang)

c. Evaluasi/penilaian (isi, bentuk)

d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan.

Di sekolah pembelajaran membaca pemahaman perlu difokuskan pada

aspek kemampuan memahami isi teks. Dalam hal ini peran guru sangat

besar pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam memahami isi teks.13

5. Penilaian membaca pemahaman

Dalam penilaian pembelajaran membaca, Nurgiantoro menjelaskan

bahwa teks kompetensi membaca adalah keterampilan menangkap dan

memahami atau sekaligus menanggapi informasi yang di sampaikan pihak

lain lewat sarana tulisan. Untuk menilai tugas membaca teks bacaan secara

tertulis dapat menggunakan rubrik penilaian yang mencakup 5 poin yaitu,

13

Dalman, Keterampilan Membaca…, 87-93

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pemahaman isi teks, memahami detail isi teks, ketepatan diksi, ketepatan

struktur kalimat dan ejaan dari tata tulis.14

.

Pada penilaian keterampilan membaca, peneliti hanya menilai 4 poin

atau aspek saja yaitu, pemahaman isi teks, ketepatan diksi, ketepatan struktur

kalimat dan keruntuhan pengungkapan isi cerita dengan menerapkan model

pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem pada pembelajaran membaca

pemahaman menggunakan penilaian sebagai berikut :

No. Nama

Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Jumlah

Skor

Nilai

Akhir

1

2

3

4

5

Nilai Akhir (NA)= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (12) 𝑥 100

Aspek 1 : Ketepatan memahami detai isi teks

Aspek 2 : Ketepatan diksi

Aspek3 : Ketepatan struktur kalimat

Aspek4 : Keruntuhan pengungkapan isi cerita

6. Indikator Dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Dalam

membaca pemahaman terdapat beberapa indikasi yang perlu diperhatikan guna

14

Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran bahasa, (Yogyakarta: BPFE, 2012),39

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran yang nantinya dapat disimpulkan

menjadi indikator yang diharapkan bisa meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman siswa kelas III Ibnu Mas’ud MI Nurul Yaqin Surabaya. Beberapa

indikasi membaca pemahaman yang harus tercapai adalah sebagai berikut:

a. Melakukan, pembaca memberikan respons secara fisik terhadap perintah

membaca

b. Memilih, pembaca memilih alternative bukti pemahaman, baik secara

lisan maupun tulisan

c. Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang

telah dibacanya

d. Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan

e. Mempertimbangkan, pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat

pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan

f. Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya

mampu menyusun bagian akhir cerita

g. Menduplikasi, pembaca mampu membuat wacana serupa, dengan wacana

yang dibacanya

h. Modeling, pembaca mampu memainperankan cerita yang dibacanya

i. Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana

lain yang mengindikasikan adanya pemrosesan informasi.15

j. Mengajukan, pembaca mampu mengajukan pertanyaan dari wacana yang

dibacanya.

15

Abidin Yunus, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: Refika

ADITAMA, 2012), 60.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Dari indikasi di atas, penulis menyimpulkan indikator keterampilan

membaca, yakni:

a. Siswa dapat mengajukan pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan

b. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan

c. Siswa dapat menceritakan kembali berdasarkan isi teks

Dari indikator di atas merupakan titik tolak sebagai acuan pembahasan

peneliti, agar tidak mengalami perluasan dalam bahasan.

C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan

membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut.16

Mata pelajaran bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran

strategis karena dengan bahasalah guru dapat menyalurkan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya sehingga siswa

dapat menerimanya dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban

tugas operasional pendidikan/ pembelajaran di sekolah dituntut agar dapat

mengkaji, dan mengembangkan kurikulum dengan benar.

16

Isa Cahyani, Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam, 2012), 27.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat aspek pembelajaran

yang harus dikembangkan di SD. Empat aspek pembelajaran itu disebut

dengan empat keterampilan berbahasa, yang meliputi keterampilan berbicara,

keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis.17

Namun dalam penelitian ini yang diteliti hanyalah keterampilan

membaca pemahaman.

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi yakni sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas

nasional, alat pemersatu, serta alat komunikasi antardaerah dan

antarkebudayaan.

Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki

kemampuan diantaranya:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisiensi sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

17

Fuji Santoso, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), 243.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya intelektual manusia Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini telah mencakup seluruh aspek

kebahasaan, maka siswa dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, selalu

menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal, memahami

bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat, serta mampu

membanggakan bahasa Indonesia sebagai budaya Indonesia. Dengan begitu, siswa

mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan disertai rasa bangga terhadap

budayanya sendiri.

Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan salah satu alat

penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, antara lain:

a. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa,

satu bangsa, dan satu bahasa.

b. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia

lisan dan tulisan.

c. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis,

rasional, dan praktis.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

d. Memupuk dan mengembangkan keterampilan untuk memahami,

mengungkapkan, dan menikmati keindahan bahasa Indonesia

secara lisan maupun tulisan.

D. Materi Mengajukan dan Menjawab Pertanyaan

1. Pengertian kalimat Tanya

Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative berdiri

sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas kausa. Kalimat

tanya (Introgatif) adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan serta

dibentuk untuk memancing response yang berupa jawaban. Dalam ragam

tulis biasanya diberi tanda Tanya (?). kalimat tanya kita gunakan ketika

ingin mengetahui berapa, orang, waktu, tempat, cara, dan lainnya.

Kata Tanya Contoh pertanyaan Yang ditanyakan

a. Apa

b. Siapa

c. Kapan

d. Di mana

e. Mengapa

f. Bagaimana

- Apa nama peristiwa itu ?

- Siapa yang terlibat ?

- Kapan terjadinya?

- Di mana kejadiannya?

- Mengapa peristiwa itu

terjadi?

- Bagaimana kejadiannya?

Nama peristiwa

Orang pelaku

Waktu

Tempat

Sebab

Proses

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Ada lima cara yang dapat digunakan untuk membentuk kalimat

tanya, (1) dengan menambahkan kata apa (kah), (2) dengan membalik

urutan kata, (3) dengan menggunakan kata bukan, belum, atau tidak, (4)

dengan mengubah intonasi kalimat, (5) dengan memakai kalimat Tanya.

Selain itu, terdapat dua aspek yang harus diperhatikan penanya

dalam kegiatan tersebut:

a. Kesatuan

b. Kesesuaian pertanyaan dengan jenis informas data yang

diinginkan.

Kesatuan Kesesuaian pertanyaan

Santun Tidak santun Sesuai Tidak sesuai

Maaf, nama

ibu siapa?

Nama ibu

siapa sih?

Pekerjaan orang

tua kakak apa?

Boleh tidak saya

mampir ke rumah

orang tua kakak?

Kesatuan seperti ini sangat perlu dijaga untuk memelhara

kenyamanan, keharmonsan dan keterbukaan hubungan antara penanya

dengan penjawab.

2. Macam-macam kalimat tanya

a. Kalimat Tanya yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Kalimat ini biasanya digunakan untuk tujuan klarifikasi atau

meminta kepastian. Contoh: “Jadi, netul para petani di sini mengalami

gagal panen?”.

b. Kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban (pertanyaan

retoris) contoh: “Petani mana yang tidak macam-ingin untung dari

usahanya?”.

c. Kalimat Tanya yang memilki tujuan selain bertanya.

Kalimat ini berisi suruhan, permintaan, ajakan, rayuan, sindiran,

sanggahan. Contoh: “kamu mau kan bekerja di kebun saya?”. (ajakan)

d. Kalimat sapaan

Salah satu kalimat Tanya berupa sapaan adalah kalimat yang

digunakan untuk menyapa atau menegur seseorang. Kalimat sapaan

ditandai dengan kata sapaan. Contoh: “Bagaimana keadaan bapak

sekarang?”. Kata bapak, ibu, kakak merupakan kata sapaan.18

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Send A Problem

1. Pengertian model Kooperatif Send A Problem

Send A Problem merupakan salah satu dari model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar

bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan

18

Nanang dkk, Modul Bahasa Indonesia SMK, (Jakarta:Yudhistira, 2004), 46-48

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif meningkatkan

rasa saling memiliki dan saling menghargai, meningkatkan jalinan

komunikasi, meningkatkan rasa Saling menerima dan pemberian dukungan.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem merupakan

model yang mengajak siswa untuk belajar menyelidki suatu konsep,

mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan

masalah, mendesain hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi

dengan kelompok lain. Selama fase mencari masalah, siswa melakukan

identifikasi, pemilihan dan memperjelas masalah selanjutnya siswa diajak

untuk mendesain rencana pemecahan dan merespon masalah yang ditemui,

hingga akhirnya mereka mampu memformulasikan data atau jawaban yang

diperoleh menjadi sebuah informasi dan mengkonsumsikan data tersebut

kepada orang lain.

Dengan adanya model Kooperatif tipe Send A Problem, diharapkan

siswa dapat berfikir secara mandiri dan berfikir dalam kelompok secara

krisis dan bertindak kreatif secara menyeluruh membuat pertanyaan untuk

temannya. Siswa-siswa pun diharapkan merasa bertanggung jawab dan

memiliki rasa sosial yang tinggi ini karena setiap kelompok akan merasa

bersaing dengan kelompok lainnya. Maka, siswa yang kurang

pemahamannya pun akan diarahkan oleh teman-teman satu kelompoknya

untuk memahami isi bacaan cerita rakyat dengan membuat kalimat tanya.

1. Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

a. Siswa dibagi dalam kelompok berpasang-pasang 2 orang (1 bangku)

b. Tiap siswa dalam satu tim menuliskan suatu pertanyaan dalam suatu

kartu (lembar kerja). Kartu di halaman depan berisi pertanyaan, dan di

halaman belakang berisi jawaban. (diisi tim lain)

c. Seluruh kartu soal dikumpulkan dan diserahkan kepada tim yang lain.

d. Tim yang lain menerima dan menanggapi. Siswa pertama pada tim

penerima membaca pertanyaan dari tim pengirim. Jika tim penerima

tidak setuju dengan jawaban tim pengirim, maka tim penerima

menuliskan jawaban alternatifnya pada halaman jawaban

e. Proses dalam kelompok penerima diulang. Sekarang siswa kedua dari

tim penerima membaca pertanyaan dari tim pengirim dan dibahas lagi,

demikian sampai siswa ketiga keempat.

f. Jika tim kedua sudah mencapai consensus jawabanyya, seluruh kartu

soal dikirim ketim yang baru lagi.

g. Hal semacam ini diulang dalam tim lain (tim ketiga dan seterusnya)

sampai akhirnya kartu soal itu kembali ke tim pengirim asalnya.

h. Tiim pengirim melakukan verifikasi, membandingkan jawaban,

melakukan refleksi terhadap jawaban dari pertanyaan yang mereka buat

sendiri.19

2. Kekurangan dan kelebihan model Kooperatif tipe Send A Probem

Metode Send A Probem memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Membantu siswa untuk memahami skema dasar

19

Warsono dan Harianto, Pembelajaran Aktif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 231-232

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/Bab 2.pdf · membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi bacaan tersebut6 Menurut Dalman,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

b. Siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelompokknya untuk

menyelesaikan sebuah masalah

c. Membantu siswa untuk lebih cermat dan teliti dalam menyelesaikan

sebuah masalah

d. Semua siswa aktif dan terlibat aktif dalam pembelajaran

Sedang kan kekurangannya, yaitu:

a. Memerlukan waktu yang lama untuk siswa dalam mengerjakan soal

b. Hanya untuk mata pelajaran tertentu20

20

http://onal-artikel.blogspot.co.id/search/label/Model%20pembelajaran. Diakses pada 27

November 2015