bab ii kajian teori a. keterampilan membacadigilib.uinsby.ac.id/7125/5/bab 2.pdf · membandingkan,...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Membaca
Menurut kamus besar Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil
yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cetakan.
Keterampilan sendiri diartikan sebagai suatu kecakapan untuk menyelesaikan
tugas.1
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf
dan otot-otot (neuromunscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah
seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang
tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan
kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.2
Menurut Reber dalam Muhibbin, keterampilan adalah kemampuan
menentukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus
dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan
hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejewantahan fungsi-fungsi
mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga sampai pada
mempengaruhi dan mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap
sebagai seorang yang terampil.3
Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan
1 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1688
2 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2008), 119 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.., 121.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang tersusun secara teratur yang
dapat mengubah kemampuan peserta didik ke tingkatan yang lebih tinggi untuk
mencapai hasil tertentu.
1. Pengertian Membaca
Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam
tulisan.4
Dalman mengemukakan bahwa membaca adalah proses perubahan
bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Kegiatan
membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut
seseorang untuk menginterprestasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan
kritis agar pembaca menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi.
Rahim mengemukakan bahwa keterampilan membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,
membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,
interprestasi, membaca krisis, dan pemahaman kreatif. 5
Dari pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses berfikir yang termasuk di dalamnya memahami, menuliskan kembali,
4 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 11.
5 Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
memceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan
melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin dan ingatan.
Membaca tergantung pada kondisi fisik dan mental pembaca, agar dapat
memaknai tulisan dan memperoleh informasi secara optimal.
2. Tujuan Membaca
Tarigan mengemukakan bahwa tujuan membaca adalah memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta, memperoleh ide-ide utama, mengetahui
urutan atau susunan organisasi cerita, membaca untuk menyimpulkan,
mengelompokkan atau mengklasifikasi, menilai dan mengevaluasi , serta
memperbandingkan atau mempertentangkan. Dari uraian tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan membaca yang paling utama adalah
memperoleh informasi. Setalah informasi diperoleh pembaca akan melakukan
tindak lanjut yang dapat berupa kegiatan menyimpulkan, menilai,
membandingkan, membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari isi
bacaan tersebut6
Menurut Dalman, terdapat banyak tujuan membaca. Dalam hal ini,
tujuan tersebut bergantung pada kepentingan dan bahan bacaan yang dihadapi
setiap orang. Pada dasarnya, tujuan seseorang membaca itu tidak lain untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dan untuk dan untuk kesenangan
semata.tujuan membaca yang jelas akan dapat meningkatkan pemahaman
seseorang terhadap bacaan. Tujuan membaca erat hubungannya dengan
keterampilan membaca seseorang. Oleh sebab itu, seorang pembaca yang
6 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
mempunyai tujuan yang jelas akan mudah memahami isi bacaan, karena ia
akan berfokus terhadap tujuan yang ingin dicapai.7
3. Aspek-Aspek Membaca
Menurut Tarigan secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam
membaca, yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) aspek
ini mencangkup:
1) Pengenalan bentuk huruf;
2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata frase,
pola klausa, kalimat dan lain-lain);
3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakanbahan tertulis atau “to bark at
print”) ;
4) Kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher
order). Aspek ini mencangkup:
1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal,
retorikal);
7 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
2) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan
pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi
pembaca);
3) Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk);
4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan.8
4. Tahap-Tahap Membaca
Dalam kegiatan membaca terdapat tiga tahap yakni tahap prabaca,
saat baca, pasca baca. Tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan prabaca
Guru yang efektif harus mampu mengarahkan siswa kepada
topik pelajaran yang akan dipelajari siswa. Menurut Burns
menyatakan, kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang
dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Untuk
menjadi pembaca yang sukses, siswa harus memiliki konsep-
konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahasa
bicara dan bahasa tulis. Siswa juga membutuhkan kosakata dan
pola kalimat yang umumnya tidak ditemukan dalam bahasa lisan
dan dengan gaya menulis yang berbeda. Gruber mengemukakan
beberapa teknik yang bisa dilakukan guru untuk mengaktifkan
skema siswa melalui kegiatan prabaca. Kegiatan yang dimaksud
ialah membuat prediksi seperti yang dikemukakan berikut ini:
8 Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 12-13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
1) Guru membaca judul bacaan dengan nyaring kemudian
memperkenalkan para pelaku dengan menceritakan nama-
nama mereka dan beberapa pelaku, para tokoh, akhirnya guru
menyuruh siswa memprediksi kelanjutan cerita
2) Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada
bacaan dengan menggunakan teknik prediksi kegiatan prabaca
yang dilakukan ialah membaca nyaring beberapa halaman dari
sebuah buku. Kegiatan ini, membangkitkan rasa ingin tahu dan
minat kepada buku tersebut.
3) Kegiatan lain yang mencangkup dalam kegiatan prabaca ialah
menggunakan berbagai stimulus untuk mempertahankan
perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini guru harus
berusaha menggunakan berbagai cara dengan menggunakan
media suara yang bervariasi dan gerak-gerak.
b. Kegiatan saat baca
Setelah kegiatan membaca, kegiatan berikutnya ialah
kegiatan saat baca (during reading). Rubin menjelaskan bahwa
secara literal (harfiah), metakognisi ialah kegiatan berfikir kritis,
yang merujuk pada pengetahuan siswa tentang proses kognitif
mereka sendiri. Apabila diaplikasikan pada membaca, pembaca
merupakan pembelajaran yang aktif dan konsumen informasi.
c. Kegiatan pascabaca
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan
informasi baru yang dibacanya ke dalam schemata yang telah
dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih
tinggi. Strategi yang dapat digunakan pada tahap pascabaca adalah
belajar memberikan pertanyaan, menceritakan kembali dan prestasi
visual.9
5. Ragam Membaca
Menurut Aminuddin ragam membaca secara keseluruhan
berjumlah 7 jenis ragam membaca. Ketujuh jenis ragam membaca
tersebut yaitu:
a. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah membaca tidak bersuara, tanpa
gerakan bibir, tanpa gerakan kepala, tanpa berbisik, memahami
bacaan secara diam atau dalam hati. Membaca dalam hati
merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami
keseluruhan fisik bacaan secara mendalam sambil menghubungkan
isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang
demilikian tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.
b. Membaca cepat
Membaca cepat adalah membaca yang dilaksanakan dalam waktu
yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara
garis besar. Membaca pemahaman dapat menggunakan jenis
9 Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar…, 99-105.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
membaca cepat untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai isi
teks melalui membaca pemahaman dalam waktu terbatas.
c. Membaca teknik
Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras.
Pembelajaran membaca teknik meliputi pembelajaran membaca
dan pembelajaran membacakan. Membaca teknik lebih formal,
mementingan kebenaran pembaca serta ketepatan intonasi dan jeda.
Dengan mengacu pada pelafalan yang standar, kegiatan membaca
teknik langsung memasuki kegiatan pembaca berita, pengumuman,
ceramah, berpidato dan sebagaiya.
d. Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa
bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa bacaan.
Membaca bahasa yaitu kegiatan membaca yang bertujuan
memperkaya kosa kata, mengembangkan kemampuan, menyusun
kalimat, perolehan gaya bahasa yang keseluruhannya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
pembacaannya.
e. Membaca estetis
Membaca estetis sering juga disebut membaca indah, membaca
emotif, dan membaca sastra. Membaca estetis adalah kegiatan
membaca yang dilatar belakangi tujuan menikmati serta
menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam suatu teks
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
sastra. Sementara untuk menikmati dan menghayati, terlebih
dahulu pembaca harus mampu memahami isi serta suasana
pengaturan dalam teks yang dibacanya.
f. Membaca kritis
Membaca kritis membaca sastra dapat juga meningkatkan menjadi
kegiatan membaca kritis, yakni bisa lewat teks sastra yang dibaca
pembaca bukan hanya bertujuan memahami, menikmati dan
menghayati, melaikan juga bertujuan member penilaian. Pengertian
membaca kritis itu sendiri adalah kegiatan membaca dengan
menggunakan fikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan
dan mengembangkan suatu konsep dengan jalan membandingkan
isi teks sastra yang di baca dengan pengetahuan, pengalaman serta
realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberi identifikasi,
perbandingan, penyimpulan dan penilaian.
g. Membaca kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya
sekedar menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga
mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk
kehidupan sehari-hari. Membaca kreatif merupakan kegiatan
membaca yang dilatari tujuan menerapkan perolehan pemahaman
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
membaca untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bersifat
aplikatif.10
B. Keterampilan Membaca Pemahaman
1. Pengertian membaca pemahaman
Menurut Tarigan membaca pemahaman adalah sejenis membaca
yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan,
resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Membaca pemahaman ini
tergantung pada jenis bacaan yang dipilih oleh pembaca.11
Dalman mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan
keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi. Dalam
membaca pemahaman pembaca dituntut mampu memahami isi bacaan
setelah membaca teks, si pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman
pembacanya dengan rangkuman bahasanya sendiri.12
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan
tentang apa yang disebutkan di dalam teks tersebut. Membaca pemahaman
merupakan suatu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami
wacana secara tepat.
10
Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
2009), 17 11
Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan…, 58 12
Dalman, Keterampilan Membaca…., 87
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
2. Proses membaca pemahaman
Menurut Dalman proses membaca pemahaman dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Membaca sebagai suatu proses psikologis, artinya kesiapan dan
kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta berkaiatan erat
dengan faktor-faktor yang bersifat psikis, seperti motivasi, minat,
latarbelakang sosial ekonomi serta tingkat perkembangan dirinya,
seperti intelegensi dan usia mental.
b. Membaca sebagai suatu proses sensoris, artinya proses membaca
seseorang dimulai dari melihat, atau meraba, proses ini melalui indra
penglihatan, mata, maupun telinga sebagai indar pendengar.
c. Membaca sebagai suatu proses perceptual artinya proses ini
mengandung stimulus sosial makna dan interpretasi berdasarkan
pengalaman tentang stimulus serta respon yang menghubungkan makna
dengan stimulus dan lambang.
Proses membaca pemahaman dapat diawali dengan memberikan
motivasi terhadap siswa dan memahami latarbelakang sosial ekonomi serta
tingkat perkembangan siswa. Proses membaca dapat dimulai dari melihat
atau meraba melalui indra penghlihat dan pendengaran. Selain itu, proses
membaca pemahaman harus mengandung stimulus sosial berdasarkan
pengalaman siswa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
3. Tingkatan Dalam Membaca Pemahaman
Menurut Dalman pada dasarnya pemahaman dalam membaca dapat
dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu:
a. Pemahaman literal artinya siswa hanya memahami makna apa adanya,
sesuai simbol-simbol yang ada dalam bacaan.
b. Pemahaman interpretatif. Pada tingkat ini siwa sudah mampu
menangkapa pesan secara tersirat. Artinya, disamping pesan-pesan
secara tersurat seperti pada tingkat pemahaman literal, siswa juga dapat
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
c. Pemahaman kritis. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya mampu
menangkap makna tersirat dan tersurat. Dalam hal ini, siswa juga
mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi
yang diperolehnya melalui bacaan. Disamping itu, siswa juga mampu
melakukan evaluasi atau penilaian secara akurat. Artinya siswa
mengetahui persis akan kebenaran atau kesalahanisi wacana
berdasarkan pengetahuan dan data-data yang di milikinya tentang
informasi yang ada dalam bacaan siswa. Siswa pada tingkat ini sudah
mampu membuat kritik terhadap suatu bacaan atau sebuah buku.
d. Pemahaman kreatif. Pada tingkat ini, siswa harus memiliki pemahaman
yang lebih tinggi dari tingkat pemahaman sebelumnya. Setelah selesai
membaca, siswa akan mencoba bereksperimen membuat sesuatu yang
baru berdasarkan isi bacaan. Dari wacana tersebut, siswa dapat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
membuat arasemen musik yang menurutnya dapat digunakan untuk
meningkatkan kreatavitas dalam bersastra.
4. Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Menurut Dalman mengemukakan seorang pembaca perlu
mengetahui aspek-aspek membaca pemahaman. beberapa aspek membaca
pemahaman adalah:
a. Memahami pengertian sederhana (leksikal gramatikal)
b. Memahami signifikansi/makna (maksud dan tujuan pengarang)
c. Evaluasi/penilaian (isi, bentuk)
d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
Di sekolah pembelajaran membaca pemahaman perlu difokuskan pada
aspek kemampuan memahami isi teks. Dalam hal ini peran guru sangat
besar pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam memahami isi teks.13
5. Penilaian membaca pemahaman
Dalam penilaian pembelajaran membaca, Nurgiantoro menjelaskan
bahwa teks kompetensi membaca adalah keterampilan menangkap dan
memahami atau sekaligus menanggapi informasi yang di sampaikan pihak
lain lewat sarana tulisan. Untuk menilai tugas membaca teks bacaan secara
tertulis dapat menggunakan rubrik penilaian yang mencakup 5 poin yaitu,
13
Dalman, Keterampilan Membaca…, 87-93
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
pemahaman isi teks, memahami detail isi teks, ketepatan diksi, ketepatan
struktur kalimat dan ejaan dari tata tulis.14
.
Pada penilaian keterampilan membaca, peneliti hanya menilai 4 poin
atau aspek saja yaitu, pemahaman isi teks, ketepatan diksi, ketepatan struktur
kalimat dan keruntuhan pengungkapan isi cerita dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem pada pembelajaran membaca
pemahaman menggunakan penilaian sebagai berikut :
No. Nama
Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4
Jumlah
Skor
Nilai
Akhir
1
2
3
4
5
Nilai Akhir (NA)= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (12) 𝑥 100
Aspek 1 : Ketepatan memahami detai isi teks
Aspek 2 : Ketepatan diksi
Aspek3 : Ketepatan struktur kalimat
Aspek4 : Keruntuhan pengungkapan isi cerita
6. Indikator Dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan
beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Dalam
membaca pemahaman terdapat beberapa indikasi yang perlu diperhatikan guna
14
Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran bahasa, (Yogyakarta: BPFE, 2012),39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran yang nantinya dapat disimpulkan
menjadi indikator yang diharapkan bisa meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas III Ibnu Mas’ud MI Nurul Yaqin Surabaya. Beberapa
indikasi membaca pemahaman yang harus tercapai adalah sebagai berikut:
a. Melakukan, pembaca memberikan respons secara fisik terhadap perintah
membaca
b. Memilih, pembaca memilih alternative bukti pemahaman, baik secara
lisan maupun tulisan
c. Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang
telah dibacanya
d. Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan
e. Mempertimbangkan, pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat
pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan
f. Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya
mampu menyusun bagian akhir cerita
g. Menduplikasi, pembaca mampu membuat wacana serupa, dengan wacana
yang dibacanya
h. Modeling, pembaca mampu memainperankan cerita yang dibacanya
i. Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana
lain yang mengindikasikan adanya pemrosesan informasi.15
j. Mengajukan, pembaca mampu mengajukan pertanyaan dari wacana yang
dibacanya.
15
Abidin Yunus, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: Refika
ADITAMA, 2012), 60.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Dari indikasi di atas, penulis menyimpulkan indikator keterampilan
membaca, yakni:
a. Siswa dapat mengajukan pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
b. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
c. Siswa dapat menceritakan kembali berdasarkan isi teks
Dari indikator di atas merupakan titik tolak sebagai acuan pembahasan
peneliti, agar tidak mengalami perluasan dalam bahasan.
C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut.16
Mata pelajaran bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran
strategis karena dengan bahasalah guru dapat menyalurkan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan informasi kepada siswa atau sebaliknya sehingga siswa
dapat menerimanya dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengemban
tugas operasional pendidikan/ pembelajaran di sekolah dituntut agar dapat
mengkaji, dan mengembangkan kurikulum dengan benar.
16
Isa Cahyani, Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, 2012), 27.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat aspek pembelajaran
yang harus dikembangkan di SD. Empat aspek pembelajaran itu disebut
dengan empat keterampilan berbahasa, yang meliputi keterampilan berbicara,
keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.17
Namun dalam penelitian ini yang diteliti hanyalah keterampilan
membaca pemahaman.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi yakni sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas
nasional, alat pemersatu, serta alat komunikasi antardaerah dan
antarkebudayaan.
Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki
kemampuan diantaranya:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisiensi sesuai dengan etika
yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
17
Fuji Santoso, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), 243.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
budaya intelektual manusia Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini telah mencakup seluruh aspek
kebahasaan, maka siswa dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, selalu
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal, memahami
bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat, serta mampu
membanggakan bahasa Indonesia sebagai budaya Indonesia. Dengan begitu, siswa
mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan disertai rasa bangga terhadap
budayanya sendiri.
Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan salah satu alat
penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, antara lain:
a. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa,
satu bangsa, dan satu bahasa.
b. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia
lisan dan tulisan.
c. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis,
rasional, dan praktis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
d. Memupuk dan mengembangkan keterampilan untuk memahami,
mengungkapkan, dan menikmati keindahan bahasa Indonesia
secara lisan maupun tulisan.
D. Materi Mengajukan dan Menjawab Pertanyaan
1. Pengertian kalimat Tanya
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relative berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas kausa. Kalimat
tanya (Introgatif) adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan serta
dibentuk untuk memancing response yang berupa jawaban. Dalam ragam
tulis biasanya diberi tanda Tanya (?). kalimat tanya kita gunakan ketika
ingin mengetahui berapa, orang, waktu, tempat, cara, dan lainnya.
Kata Tanya Contoh pertanyaan Yang ditanyakan
a. Apa
b. Siapa
c. Kapan
d. Di mana
e. Mengapa
f. Bagaimana
- Apa nama peristiwa itu ?
- Siapa yang terlibat ?
- Kapan terjadinya?
- Di mana kejadiannya?
- Mengapa peristiwa itu
terjadi?
- Bagaimana kejadiannya?
Nama peristiwa
Orang pelaku
Waktu
Tempat
Sebab
Proses
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Ada lima cara yang dapat digunakan untuk membentuk kalimat
tanya, (1) dengan menambahkan kata apa (kah), (2) dengan membalik
urutan kata, (3) dengan menggunakan kata bukan, belum, atau tidak, (4)
dengan mengubah intonasi kalimat, (5) dengan memakai kalimat Tanya.
Selain itu, terdapat dua aspek yang harus diperhatikan penanya
dalam kegiatan tersebut:
a. Kesatuan
b. Kesesuaian pertanyaan dengan jenis informas data yang
diinginkan.
Kesatuan Kesesuaian pertanyaan
Santun Tidak santun Sesuai Tidak sesuai
Maaf, nama
ibu siapa?
Nama ibu
siapa sih?
Pekerjaan orang
tua kakak apa?
Boleh tidak saya
mampir ke rumah
orang tua kakak?
Kesatuan seperti ini sangat perlu dijaga untuk memelhara
kenyamanan, keharmonsan dan keterbukaan hubungan antara penanya
dengan penjawab.
2. Macam-macam kalimat tanya
a. Kalimat Tanya yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Kalimat ini biasanya digunakan untuk tujuan klarifikasi atau
meminta kepastian. Contoh: “Jadi, netul para petani di sini mengalami
gagal panen?”.
b. Kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban (pertanyaan
retoris) contoh: “Petani mana yang tidak macam-ingin untung dari
usahanya?”.
c. Kalimat Tanya yang memilki tujuan selain bertanya.
Kalimat ini berisi suruhan, permintaan, ajakan, rayuan, sindiran,
sanggahan. Contoh: “kamu mau kan bekerja di kebun saya?”. (ajakan)
d. Kalimat sapaan
Salah satu kalimat Tanya berupa sapaan adalah kalimat yang
digunakan untuk menyapa atau menegur seseorang. Kalimat sapaan
ditandai dengan kata sapaan. Contoh: “Bagaimana keadaan bapak
sekarang?”. Kata bapak, ibu, kakak merupakan kata sapaan.18
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Send A Problem
1. Pengertian model Kooperatif Send A Problem
Send A Problem merupakan salah satu dari model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar
bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan
18
Nanang dkk, Modul Bahasa Indonesia SMK, (Jakarta:Yudhistira, 2004), 46-48
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif meningkatkan
rasa saling memiliki dan saling menghargai, meningkatkan jalinan
komunikasi, meningkatkan rasa Saling menerima dan pemberian dukungan.
Model pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem merupakan
model yang mengajak siswa untuk belajar menyelidki suatu konsep,
mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan
masalah, mendesain hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi
dengan kelompok lain. Selama fase mencari masalah, siswa melakukan
identifikasi, pemilihan dan memperjelas masalah selanjutnya siswa diajak
untuk mendesain rencana pemecahan dan merespon masalah yang ditemui,
hingga akhirnya mereka mampu memformulasikan data atau jawaban yang
diperoleh menjadi sebuah informasi dan mengkonsumsikan data tersebut
kepada orang lain.
Dengan adanya model Kooperatif tipe Send A Problem, diharapkan
siswa dapat berfikir secara mandiri dan berfikir dalam kelompok secara
krisis dan bertindak kreatif secara menyeluruh membuat pertanyaan untuk
temannya. Siswa-siswa pun diharapkan merasa bertanggung jawab dan
memiliki rasa sosial yang tinggi ini karena setiap kelompok akan merasa
bersaing dengan kelompok lainnya. Maka, siswa yang kurang
pemahamannya pun akan diarahkan oleh teman-teman satu kelompoknya
untuk memahami isi bacaan cerita rakyat dengan membuat kalimat tanya.
1. Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif tipe Send A Problem
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
a. Siswa dibagi dalam kelompok berpasang-pasang 2 orang (1 bangku)
b. Tiap siswa dalam satu tim menuliskan suatu pertanyaan dalam suatu
kartu (lembar kerja). Kartu di halaman depan berisi pertanyaan, dan di
halaman belakang berisi jawaban. (diisi tim lain)
c. Seluruh kartu soal dikumpulkan dan diserahkan kepada tim yang lain.
d. Tim yang lain menerima dan menanggapi. Siswa pertama pada tim
penerima membaca pertanyaan dari tim pengirim. Jika tim penerima
tidak setuju dengan jawaban tim pengirim, maka tim penerima
menuliskan jawaban alternatifnya pada halaman jawaban
e. Proses dalam kelompok penerima diulang. Sekarang siswa kedua dari
tim penerima membaca pertanyaan dari tim pengirim dan dibahas lagi,
demikian sampai siswa ketiga keempat.
f. Jika tim kedua sudah mencapai consensus jawabanyya, seluruh kartu
soal dikirim ketim yang baru lagi.
g. Hal semacam ini diulang dalam tim lain (tim ketiga dan seterusnya)
sampai akhirnya kartu soal itu kembali ke tim pengirim asalnya.
h. Tiim pengirim melakukan verifikasi, membandingkan jawaban,
melakukan refleksi terhadap jawaban dari pertanyaan yang mereka buat
sendiri.19
2. Kekurangan dan kelebihan model Kooperatif tipe Send A Probem
Metode Send A Probem memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Membantu siswa untuk memahami skema dasar
19
Warsono dan Harianto, Pembelajaran Aktif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 231-232
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
b. Siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelompokknya untuk
menyelesaikan sebuah masalah
c. Membantu siswa untuk lebih cermat dan teliti dalam menyelesaikan
sebuah masalah
d. Semua siswa aktif dan terlibat aktif dalam pembelajaran
Sedang kan kekurangannya, yaitu:
a. Memerlukan waktu yang lama untuk siswa dalam mengerjakan soal
b. Hanya untuk mata pelajaran tertentu20
20
http://onal-artikel.blogspot.co.id/search/label/Model%20pembelajaran. Diakses pada 27
November 2015