pertanyaan 4
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
DELSA ADE PUTRI
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan
pertolongan sehingga buku ini selesai dengan judul “Teori Evolusi”. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah
menuntun manusia ke jalan yang benar, di jalan yang diridhai Allah SWT.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, baik dari segi kemampuan berfikir
maupun fasilitasnya, sudah barang tentu dari berbagai segi dalam buku ini masih banyak
kekurangannya. Sungguhpun demikian, penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan buku ini. Yang dalam prosesnya tidak sedikit cobaan dan hambatan yang harus
dihadapi, namun Alhamdulillah atas bantuan, saran, dan bimbingan dari semua pihak
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga buku akhirnya dapat terselesaikan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Yanti
Herlanti selaku dosen mata kuliah Media dan Teknologi Pembelajaran serta semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan buku ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelsaikan buku ini mendapatkan balasan pahala dan rahmat dari Allah SWT. Semoga
yang telah ditulis dalam buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, 27 November 2014
Delsa Ade Putri
EVOLUSI
TEORI EVOLUSI
CHARLES DARWIN
JB. LAMARK
A.R WALLACE
F.L.A WEISSMAN
MEKANISME EVOLUSI
MUTASI
SELEKSI ALAM
ADAPTASI
SPESIASI
RELUNG EKOLOGI
ISOLASI GEOGRAFI
ISOLASI REPRODUKSI
KEANEKARAGAMAN
PETUNJUK EVOLUSI
FOSIL
MORFOLOGI
HOMOLOGI
ANALOGI
BIOKIMIA
EMBRIOLOGI
A. Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan evolusi?
Paparan:
Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut berusaha
menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi genetic dalam
populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi
Evolusi ilmu yang lunak yang mempunyai daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang
tidak lengkap atau yang belum sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat,
bahasannya lebih cenderung ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori evolusi sendiri
berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke Erasmus Darwin dan Charles
Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh
oleh Linnaeus dan Malthus. Teori evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan
Mendel, Morgan dan Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika,
paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum berkembang, seperti
geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif.
Sekarang evolusi adalah teori sintetis atau teori biologi yang memanfaatkan segala
disiplin yang relevan. Seperti paleontology, palaekologi, biostratigrafi, paleogeografi, biologi
molekuler, biokimia, biostatistik dan lain sebagainya. Teori evolusi akan mudah dipelajari jika
kita memahami prinsip-prinsip dari disiplin ilmu tersebut.
Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur dan fungsi
makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam.
Perubahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; perubahan progresif dan perubahan
retrogresif. Perubahan progresif yaitu perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari kondisi
sederhana menuju kondisi yang maju atau modern untuk dapat bertahan hidup. Perubahan
retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak
hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan
struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu
bertahan hidup.
Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada struktur DNA dari
makhluk hidup tersebut, sehingga pengertian evolusi biologi adalah perubahan frekuensi
gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor atau mekanisme evolusi. Adapun faktor-
faktor evolusi adalah rekombinasi seksual, mutasi, seleksi alam, arus gen / gen flow, dan genetic
drift. Proses evolusi dapat berbeda dalam skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat
berlangsung lama untuk hewan besar (makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah
mikroevolusi pada makhluk hidup dengan umur generasi yang pendek
B. Pertanyaan : siapa sajakah orang yang merumuskan teori evolusi dan apa isi teorinya?
Paparan :
Teori Evolusi Darwin
seleksi alam terjadi karena perbedaan keberhasilan reproduksi setiap spesies.
seleksi alam yang terbentuk akibat dari interaksi gen yang diturunkan oleh suatu organisme
dengan lingkungannya sehingga suatu organisme dapat adaptif.
hasilnya adalah organisme yang adaptif terhadap lingkungannya.
Teori Evolusi Lamarck
Mengemukakan bahwa ciri yang didapat suatu organisme dari lingkungannya dapat diturunkan
kepada turunannya
Suatu organ yang sering dipakai oleh organisme akan menjadi lebih kuat dan bertahan sedangkan
bila tidak akan mengalami kemunduran.
Teori Evolusi Wallace
Membuat esai dengan judul “On the Tendency of Varietes to Depart Indefinitely From the
Original Type”, yang memberikan gambaran mekanis tentang evolusi divergen dari spesies
sejenis selama perubahan tekanan lingkungan.
Teori Evolusi Weismann
teori plasma nutfah, yaitu: organisme multiseluler berisi sel-sel kelamin yang dapat memberikan
informasi keturunan dan sel tubuh informasi fungsi tubuh.
C. Pertanyaan: apa saja yang menjadi petunjuk yang menjadi bukti adanya evolusi?
Paparan:
Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya
evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus dilakukan dengan
pendekatan multidisipliner.
Adapun bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur sisa,
embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.
a. Petunjuk adanya evolusi dari segi palaentologi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan makhluk
hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan yang terus menerus secara
evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai contoh perkembangan
makhluk hidup dari segi paleontologik.
Gambar 1. Evolusi Kuda
Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium, termasuk
kelompok Eohippus, yang muncul dari Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa. Nenek
moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleher pendek dan mempunyai kaki depan yang
berbeda dengan kaki belakang, kaki depan jumlah jari kakinya empat dan kaki belakang
jumlah jarinya hanya tiga; jari keempat dan kelima masih ada tapi kecil sekali. Pada
oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada Eohippus, yakni sekitar 24 inci.
Kaki depan dan kaki belakang semua berjari 3. Pada Miocene dijumpai adanya
Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah pemakan daun dan yang kemudian
adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene muncul apa yang disebut Pliohippus yang
jari sampingnya sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek
moyang kuda yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan kuda secara evolusi
seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-cabang.
Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan Merychippus seperti
disebut di atas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak berkembang dan akhirnya
punah.
b. Petunjuk adanya Evolsi berupa Anatomi Komparatif
Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah adanya
fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata
mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang sama
pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban fungsi
tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat bahwa
peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan evolusi konvergen. Suatu
peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari beberapa bentuk
berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama untuk jangka waktu yang sangat
lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah homologi struktur ekstrimitas anterior
beberapa hewan vertebrata (gambar 2)
Gambar 2. Homologi ekstremitas anterior beberapa binatang vertebrata
c. Petunjuk Evolusi Embriologi Komparatif
Hubungan perkembangan embrio dengan evolusi dinyatakan dalam Ernst Haeckel bahwa
ontogeni adalah pilogeni yang dipersingkat. Ia menyebut sebagai teori rekapitulasi atau
teori biogenetik. Perkembangan embrio pada hewan vertebrata dijumpai kenyataan
bahwa perkembangan embrio dari zigot menujukkan struktur yang sama, namun
selanjutnya berkembang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga bentuk dewasanya
mejadi sangat berbeda (gambar 3).
Gambar 3. Embriologi Komparatif Beberapa hewan Vertebrata
d. Petunjuk dari Fisiologi Komparatif
Kemiripan faal tubuh dijumpai pada makhluk hidup mulai dari tingkat rendah sampai
tingkat tinggi meliputi:
- kemiripan dalam faal respiratoria
- kemiripan dalam metabolisme
- proses sintesis protein
- pembentukkan ATP sebagai molekul berenergi tinggi
e. Petunjuk dari usaha domestifikasi
Hasil perjalanan Darwin menunjukkan bahwa spesiasi dapat terjadi karena upaya
domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan tanaman maupun hewan.
f. Petunjuk dari Alat Tubuh yang tersisa
Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena dalam kenyataanya
meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsi nyata tapi tetap dijumpai
secara nyata dan jumlahnya boleh dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi
melihat adanya kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat
tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu. Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks,
selaput mata sebelah dalam, otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang
runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis
dan masih banyak lagi (Gambar 4).
Gambar 4. Beberapa Struktur Sisa dari Manusia
g. Petunjuk dari struktur DNA dan Protein
Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik (DNA=Dioksiribonukleotid Acid)
yang sama. Kode genetik makhluk hidup tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan empat
basa nitrogen yang saling berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang berbeda.
Kode genetik ini bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi kode-kode
genetik ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang menyusun protein.
Secara universal protein seluruh makhluk hidup tersusun oleh kombinasi 20 asam amino
(Gambar 5 dan 6).
Gambar 5. Homologi Kode Genetik
D. Pertanyaan : bagaimana mekanisme terjadinya evolusi?
Paparan :
Apabila perbandingan fenotif dalam suatu populasi tidak berubah dari generasi ke
generasi, dapat dinyatakan bahwa frekuensi gena populasi tersebut dalam keadaan seimbang.
Dengan kata lain proses evolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan komulatif frekuensi
allele sejalan dengan waktu. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gena dari
generasi ke generasi cenderung konstan selama tidak ada mutasi gen, rekombinasi gen, hilangnya
gen (=genetif drift) maupun alur gen (=gen flow). Darwin menambahkan untuk terjadinya
perubahan frekuensi gen terdapat peranan lingkungan. Melalui proses seleksi alam arah evolusi
ditentukan.
a. Mutasi
Mutasi adalah perubahan secara acak pada struktur DNA. Mutasi adalah material kasar
untuk terjadinya evolusi karena mutasi dapat menyebabkan variasi genetik. Penyebab
mutasi dapat berasal dari lingkungan (oleh zat mutagenik) atau perubahan dari dalam
individu pada saat replikasi terjadi kesalahan. Ada dua jenis mutasi yaitu mutasi kecil dan
perubahan kromosom. Pada kasus pertama adanya substitusi beberapa pasangan
nukeotida dalam molekul DNA sedangkan perubahan kromosomal merupakan perubahan
besar yang menyangkut ratusan bahkan ribuan nukleotida. Terjadinya mutasi dapat
menguntungkan maupun merugikan bagi individu yang mengalaminya. Mutasi
menyebabkan perubahan pada variasi genetik dan diturunkan sehingga mutasi
berpengaruh terhadap evolusi.
b. Genetic drift
Genetic drift adalah hilangnya/lepasnya frekuensi allele secara kebetulan atau dapat
dikatakan merupakan perubahan acak pada frekuensi gen pada populasi kecil yang
disebabkan oleh kematian, migrasi atau isolasi. Pada populasi kecil kehilangan sedikit
anggotanya akan membuat perbedaan besar. Geneti drift dapat disebabkan oleh dua
kategori situasi yaitu the bottleneck effect dan the founder effect.
The bottleneck effect. Bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, habisnya cadangan
makanan dan penyakit yang mewabah dapat mengurangi sejumlah individu dalam
populasi. The bottleneck effect terjadi ketika populasi yang bertahan hidup sangat sedikit,
misal tinggal satu dosen sehingga gen pool (komposisi genetik suatu populasi) tidak
merepresentasikan populasi awal.
The founder effect. Ketika sejumlah kecil organisme bermigrasi dari populasi yang besar
dann menetap sebagai populasi yang baru di suatu tempat the founder effect dapat terjadi.
Jelasnya adalah gen pool kelompok migrasi yang lebih kecil biasanya tidak
merepresentasikan gen pool populasi yang besar. Beberapa allele akan absen sementara
itu yang lain akan ada secara sedikit atau berlebihan. Sebagai konsekuensi, ketika
individu-individu bereproduksi dan jumlah founding population meningkat, frekuensi
gennya berbeda dari populasi awalnya.
c. Aliran Gen (=Gen Flow)
Aliran gen dapat terjadi melalui proses interbreeding. Imigran dapat menambah allele
baru ke dalam gen pool sehingga dapat merubah frekuensi allele. Aliran gen dapat terjadi
dari kisaran imigran yang sangat rendah sampai kisaran imigran yang sangat tinggi
tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik
inidividu-individu yang dapat bergabung. Bagaimanapun bila informasi genetik sangat
berbeda imigrasi kecil pun dapat menghasilkan perubahan frekuensi allele yang sangat
besar.
d. Rekombinasi Seksual
Pada individu yang melakukan reproduksi secara seksual keturunan yang dihasilkan
dapat berbeda dengan induknya karena selama meiosis kromosom bergabung secara acak
dan juga pada saat peristiwa fertilisasi terjadi penggabungan materi genetik dari dua sel
gamet. Dengan demikian rekombinasi gen dapat memberi peluang yang besar untuk
terjadinya variabilitas yang berpengaruh terhadap evolusi populasi.
e. Seleksi alam
Seleksi alam adalah salah satu faktor evolusi, pertama kali dikemukan oleh Darwin.
Individu yang mempunyai kecocokan dengan lingkungan yang mampu bertahan. Oleh
sebab itu alam bertugas sebagai penyeleksi kelestarian makhluk hidup dari generasi ke
generasi. Hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya disebut modifikasi dan
ini diturunkan pada anakannya, sehingga seleksi alam merupakan faktor evolusi.
E. Pertanyaan : apakah yg dimaksud dengan spesiasi?
Paparan :
Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam
kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga puluhan
juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati
suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing
mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama,
populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga
tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil.
Mekanisme Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi
sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur,
sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada
perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.Kecepatan spesiasi maupun kepunahan
sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah.Daerah yang luas cenderung
meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di
daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas area akan
meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami
spesiasi. (Widodo, 2007).
Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi,
isolasi reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat
berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.Mekanisme isolasi merupakan
proses pembentukan individu baru dengan batasan-batas tertentu. Faktor-faktor yang menjadi
pembatas adalah habitat yang berbeda, iklim yang berbeda, gunung yang tinggi, pematangan sel
kelamin yang tidak bersama. Mekanisme isolasi dibedakan menjadi tiga.
1. Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida.
Penyebab tidak terbentuknya hibrida antara lain tidak dimungkinkannya adanya
pembuahan karena sel sperma tidak dapat mencapai sel telur. Dalam hal ini harus dilakukan
pembuahan dengan inseminasi buatan. Peristiwa ini dapat Anda temui pada tanaman tembakau.
Kegagalan terbentuknya hibrid juga disebabkan karena embrio yang tidak dapat tumbuh,
misalnya pada Rana pipiens.
2. Mekanisme yang mencegah terjadinya perkawinan.
Faktor-faktor yang menyebabkan gagal mengadakan perkawinan antara lain seperti
berikut.
a) pada spesies mengakibatkan dua spesies terpisah sehingga tidak dapat saling melakukan
perkawinan Populasi terpisah secara fisik, misalnya dipisahkan gunung, laut, padang pasir, dan
lain-lain. Individu yang spesiesnya sama apabila terpisah habitatnya dan memiliki lingkungan
yang berbeda maka akan menghalangi terjadinya perkawinan secara alamiah.
b) Mengalami iklim yang berbeda. Apabila pematangan sel kelamin dari dua individu tidak
bersamaan maka hal ini menyebabkan gagal kawin secara alami. Misalnya pada tumbuhan Pinus
radiata yang berbunga setiap bulan Februari dan Pinus muricata yang berbunga pada bulan
April.
c) Perbedaan perilaku.Perbedaan perilaku pada spesies mengakibatkan dua spesies terpisah
sehingga tidak dapat saling melakukan perkawinan.
Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi
reproduksi, dan perubahan genetika.
Peran Isolasi Geografi
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi
adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai
populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan
variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh Campbell dkk (2003) bahwa proses-
proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi.
Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi
organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara
perlahan-lahan bisa membagi suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk
beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi
yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran
spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya
berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut
akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing
(Widodo, 2003).
Suatu penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang mencegah terjadinya
perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati batas ini dan suatu barier suatu spesies belum
tentu merupakan barier bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi pada isolasi geografis
menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga menghasilkan dua spesies yang berbeda.
Peran Isolasi Reproduksi
Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya pencegahan gene
flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik (geografis). Setelah
kedua populasi berbeda terjadi pengumpulan perbedaan dalam rentang waktu yang cukup lama
sehingga dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik. Isolasi instrinsik dapat mencegah
bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi tersebut berkumpul
kembali setelah batas pemisahan tidak ada. Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat
timbul yaitu isolasi sebelum perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan.
1) Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier)
Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi
pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling mengawini.
Isolasi ini terdiri dari:
a) Isolasi Ekologi (ecological)
Dua sistem yang mula-mula dipisahkan oleh penghambat luar (eksternal barrier), suatu
ketika mempunyai karakteristik yang khusus untuk berbagai keadaan lingkungan meskipun
penghambat luar tersebut dihilangkan, keduanya tidak akan simpatrik. Setiap populasi tidak
mampu hidup pada tempat dimana populasi lain berada, mereka dapat mengalami perubahan
pada perbedaan-perbedaan genetik yang dapat tetap memisahkan mereka.
Contohnya pada pohon jenis Platanus occidentalis yang terdapat di bagian timur Amerika
Serikat dan Platanus orientalis yang terdapat di timur Laut Tengah, kedua spesies ini dapat
disilangkan dan menghasilkan hibrid yang kuat dan fertil. Kedua spesies ini terpisah tempat yang
berbeda dan fertilisasi alami tidak mungkin terjadi (Waluyo, 2005).
b) Isolasi Tingkah laku (Behavioral)
Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship (percumbuan) dan perkawinan
(mating).Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak antar spesies yang berbeda sehingga
perkawinan mendapat hambatan oleh terjadinya inkompatibilitas beberapa perilaku sebagai dasar
bagi suksesnya perkawinan tersebut.Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki pola
perilaku yang spesifik dalam menarik, mendekati dan mengawini pasangannya.
Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing dengan pola perilaku yang
ditunjukkan oleh pasangannya sehingga terjadi penolakan. Selain sekuen perilaku yang spesifik
seperti yang ditunjukkan oleh burung bower (Gambar 3.14) di mana hewan jantan harus
mempersiapkan pelaminan yang penuh dengan aksesoris tertentu agar burung betina mau
dikawini.
2. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier)
Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain,
maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme
dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:
a) Kematian zigot (zygotic mortality)
Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid) seringkali tidak
mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut mengalami
abnormalitas dan tidak mencapai tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada
stadia awal perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam genus Rana,
beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang-kadang mereka bisa
berhibridisasi. Akan tetapi keturunan yang dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan
perkembangannya dan akan mengalami kematian.
b) Perusakan hibrid (hybrid breakdown)
Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakuakn kawin silang, keturunan hibrid
generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi ketika hibrid tersebut kawin satu sama
lain atau dengan spesies induknya, keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah dan
mandul. Sebagai contoh, spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan hibrid yang
fertil, tetapi kerusakan terjadi pada generasi berikutnya ketika keturunan hibrid itu mati pada saat
berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang cacat dan lemah.
c) Sterilitas hibrid
Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang sehat dan hidup
normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas. Terjadinya sterilitas ini disebabkan oleh
inkompatibilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya. Contoh
hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda), cama (hibrid antara onta dan
ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa), zebroid (hibrid antara zebra dan kuda).
EVALUASI
1. Cabang ilmu biologi yang mempelajari perubahan makhluk hidup secara perlahan dalam
waktu yang panjang adalah ….
a. ekologi d. arkeologi
b. evolusi e. antropologi
c. palaentologi
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Lingkungan berpengaruh pada terhadap proses evolusi organisme.
2) Makhluk hidup beradaptasi melalui organ tubuhnya.
3) Perubahan organ tubuh diwariskan kepada keturunannya.
4) Seleksi alam memacu kepunahan organisme.
Pernyataan yang berkaitan dengan teori Lamarck adalah ….
a. 1), 2), dan 3) d. 2) dan 4)
b. 1) dan 3) e. 4) saja
c. 2) saja
3. Teori evolusi Darwin yang berkaitan dengan teori Charles Lyell adalah ….
a. Umur dan keadaan fosil tidak selalu sama dengan umur batuan di tempat fosil
ditemukan
b. Umur fosil sesuai dengan umur lapisan batuan tempat fosil ditemukan.
c. Proses evolusi tidak selalu ditentukan berdasarkan umur fosil.
d. Evolusi dapat ditentukan berdasarkan perubahan pada berbagai jenis batuan.
e. Fosil batuan bukan satu-satunya petunjuk adanya evolusi.
4. “Suatu struktur diperoleh, membesar, tereduksi, atau hilang melalui penggunaan dan
penghentian penggunaan. Perubahan tersebut diturunkan pada generasi berikutnya.”
Pendapat tersebut diungkapkan oleh ….
a. Darwin d. Wallace
b. Mendel e. Oparin
c. Lamarck
5. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu.
2) Lingkungan berpengaruh pada sifat-sifat yang diwariskan.
3) Terbentuknya spesies karena seleksi alam.
4) Sifat-sifat yang didapat akan diwariskan pada keturunannya.
Pernyataan di atas yang merupakan pokok pikiran teori Darwin tentang seleksi alam yaitu
….
a. 1), 2), dan 3) d. 2) dan 4)
b. 3) saja e. 1) dan 3)
c. 4) saja
6. Hal-hal berikut merupakan petunjuk evolusi, kecuali ….
a. fosil pada berbagai lapisan batuan
b. anatomi perbandingan yang bersifat analog
c. anatomi perbandingan yang bersifat homolog
d. embriologi perbandingan
e. perkawinan silang
7. Yang dimaksud struktur analog adalah …..
a. Struktur yang memiliki karakter anatomi dasar yang sama, asal evolusi yang sama, tetapi
dapat digunakan untuk fungsi yang sama.
b. Struktur yang memiliki karakter anatomi dasar yang sama, asal evolusi yang berbeda,
tetapi dapat digunakan untuk fungsi yang sama.
c. Struktur yang memiliki karakter anatomi dasar yang sama, asal evolusi yang berbeda,
tetapi dapat digunakan untuk fungsi yang berbeda.
d. Struktur yang memiliki karakter anatomi dasar yang berbeda, asal evolusi yang berbeda,
tetapi dapat digunakan untuk fungsi yang sama.
e. Struktur yang memiliki karakter anatomi dasar yang sama, asal evolusi yang sama, tetapi
dapat digunakan untuk fungsi yang berbeda.
8. Contoh tentang analogi dan homologi sebagai berikut.
1. Sayap kupu-kupu dan sayap burung.
2. Sayap kupu-kupu dan tangan manusia.
3. Sayap burung dan tangan manusia.
4. Sayap kelelawar dan sayap burung.
5. Kaki manusia dan kaki belakang kuda.
Pasangan organ tubuh yang termasuk organ homolog adalah …..
a. 1), dan 2)
b. 1) dan 5)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 4) dan 5)
9. Organ – organ tubuh manusia yang digunakan sebagai bukti adanya evolusi adalah ….
a. Tulang ekor dan umbai cacing
b. Tulang ekor dan jakun
c. Umbai cacing dan tulang rusuk
d. Rambut dada pada laki-laki dan tulang rusuk
e. Tulang ekor dan rambut pada daun telinga
10. Filogeni menjelaskan perkembangan makhluk hidup dalam evolusi, sedangkan ontogeni
mempersoalkan perkembangan zigot sampai dewasa, pernyataan berikut yang benar …
a. filogeni sangat bertentangan dengan ontogeny
b. filogeni sangat erat hubungannya dengan evolusi
c. filogeni merupakan rekapitulasi dari ontogeny
d. ontogeni sangat erat hubungannya dengan evolusi
e. ontogeni merupakan rekapitulasi dari filogeni
Mendatar :
1. Petunjuk adanya evolusi
3 . organisme hasil persilangan
8. organ pada anjing yang homolog pada sayap burung
11. tempat ditemukannya fosil di Pulau Jawa
13. ilmuwan yang mencetuskan hokum biogenetic
16. ilmu yang mempelajari persamaan organ tubuh berbagai macam hewan berdasarkan struktur
dasarnya
18. nama lain isolasi iklim
20. proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama
Menurun :
1. Sejarah perkembangan makhluk hidup dari filum terendah hingga filum tertinggi
2. Natural Of Selection
3. Ilmuwan yang mencetuskan tentang frekuensi gen dalam populasi
4. Substansi hereditas
5. Organ pada paus yang homolog dengan tangan manusia
6. Perubahan struktur kimia substansi hereditas
9 . burung yang diamati oleh Darwin di kepulauan Galapagos
10. anggota populasi
12. pencetus teori evolusi
14. ahli ekonomi dan kependudukan inggris
15. sel kelamin
17. fosil hewan terlengkap yang dipelajari dalam evolusi
19. factor hereditas
Teka Teki Silang
1 2
3 4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Daftar Pustaka
Amien, Moh. 1995. Biologi 3. Jakarta: Depdikbud.
Amin, Moh. 2009. Evolusi. Malang: Universitas Negeri Malang
Suwarno. 2009. Biologi Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.