bab ii kajian teori 1. a. oemar hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/bab 2 -...

37
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs a. Pengertian Pembelajaran Oemar Hamalik (2007: 57) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Winkel (1991: 18) berpendapat bahwa pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Isjoni (2010: 14) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan suatu kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efsiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah guru dan siswa yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Gagne dan Briggs (1978: 19) mengemukakan bahwa instruction is the means employed by teacher, designers of material, curiculum specialist, and others whose purpose it is to develope an organized

Upload: lamdieu

Post on 01-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs

a. Pengertian Pembelajaran

Oemar Hamalik (2007: 57) mengungkapkan bahwa

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Winkel (1991:

18) berpendapat bahwa pembelajaran adalah separangkat tindakan

yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap

rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

Isjoni (2010: 14) menyatakan bahwa pembelajaran pada

dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan

suatu kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya

efsiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah guru dan siswa

yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.

Gagne dan Briggs (1978: 19) mengemukakan bahwa instruction

is the means employed by teacher, designers of material, curiculum

specialist, and others whose purpose it is to develope an organized

Page 2: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

9

plan to promote learning. Hal tersebut menerangkan bahwa kegiatan

pembelajaran memiliki makna sebagai cara yang digunakan oleh guru,

perancang media, ahli kurikulum dan yang lainnya yang ditujukan

untuk mengembangkan rencana yang terorganisir guna keperluan

belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan makna

pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan belajar di kelola

secara sengaja oleh pendidik untuk melibatkan peran aktif siswa

dalam pemindahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Diah Harianti (2006: 7) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas

dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner

dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial

itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang juga dikenal dengan sebutan

Social Studies menurut National Council for Social Studies (NCSS)

dalam (Savage dan Amstrong, 1996: 9) memiliki pengertian yaitu:

Page 3: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

10

“Social studies is intregrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disiplines as antropology, archaelogy, economic, geography, history, law, philosphy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences”.

Terkait dengan pengertian tersebut, Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) dapat dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah yang

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner,

multidisipliner, atau transdisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan

humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum,

budaya, psikologi sosial dan ekologi).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk pendidikan dasar dan

menengah memuat tentang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi geografi,

sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa

diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang baik,

demokratis, bertanggung jawab, dan menjadi warga dunia yang cinta

damai.

Page 4: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

11

Salah satu karakteristik mata pelajaran IPS adalah materi-materi

IPS disusun berdasar atas realita peristiwa-peristiwa yang terjadi di

dalam masyarakat. Hal tersebut diperkuat oleh Trianto (2010: 174-

175) yang mengemukakan beberapa karakteristik mata pelajaran IPS

di SMP/MTs yaitu sebagai berikut:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan penggabungan dari unsur-

unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,

kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan, dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan

Sosial berasal dari struktrur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi,

dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi

tema tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan

Sosial juga menyangkut berbagai peristiwa, perubahan kehidupan

masyarakat, masalah sosial masyarakat yang dirumuskan dengan

pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa IPS di SMP adalah salah satu mata pelajaran yang merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial.

Page 5: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

12

c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pendidikan IPS), para

ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan

penekanan dari program pendidikan tersebut. Gross dalam Etin

Solihatin (2007: 14) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS

adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik

dalam kehidupannya di masyarakat. Secara tegas Gross mengatakan

“to prepare student to be well-functioning citizens in a democratic

society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk

mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam

mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.

Awan Mutakin dalam Supardi (2011: 185) menyatakan bahwa

tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala

program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara

baik. Berdasarkan rumusan tujuan tersebut dapat dirinci bahwa tujuan

IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar :

Page 6: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

13

1) Mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial.

3) Dapat menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

4) Memberikan perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah

sosial, dapat membuat analisis yang kritis, kemudian dapat

mengambil tindakan yang tepat.

5) Dapat mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

Sementara Noman Sumantri (2001: 44) menyatakan bahwa tujuan

Pendidikan IPS pada tingkat sekolah adalah:

1) Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideologi

negara dan agama

2) Menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuwan

3) Menekankan reflective inquiri

Page 7: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

14

NCSS dalam Sapriya (2009: 39) merumuskan tujuan social

studies sebagai berikut: “the primary purpose of social studies is to

help young people develop the ability to make informed and reasoned

decisions for the public good as citizens of a culturally diverse,

democratic society in an interdependent world”. Maksud dari

rumusan tersebut adalah bahwa tujuan social studies untuk membantu

kaum muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan

informasi dan beralasan untuk kepentingan publik sebagai warga

masyarakat budaya beragam, demokratis di dunia yang saling

tergantung.

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai tujuan IPS di atas,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan IPS adalah untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya di masyarakat.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SMP

Tabel 1. SK KD IPS SMP Kelas VIII

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami

permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

1.2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan

1.4 Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan

Page 8: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

15

2. Memahami proses kebangkitan nasional

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah

2.2 Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

3. Memahami masalah penyimpangan sosial

3.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

3.2 Mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat

4.1 Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

4.2 Mendeskripsikan pelaku ekonomi: rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara

4.3 Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat

5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan

5.1 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia

5.2 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia

6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial

6.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial

7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya

7.2 Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia

7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam

Page 9: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

16

Sumber: http://goblogguru.wordpress.com/category/smp-ips-7-8-9/

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di atas,

maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kompetensi 6.

Memahami Pranata dan Penyimpangan Sosial, dengan Kompetensi

Dasar 6.2 Mendeskripsikan Pranata Sosial dalam kehidupan masyarakat

dan 6.3 Mendeskripsikan Upaya Pengendalian Penyimpangan Sosial.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Hamzah B. Uno (2008: 3) mengemukakan bahwa motivasi

berperan penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi dapat

menumbuhkan gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar.

Motivasi berasal dari motif yang berarti kekuatan yang terdapat dalam

diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Dimyati Dan Mudjiono (2009: 80) berpendapat bahwa

motivasi belajar ialah kekuatan mental berupa keinginan, perhatian,

kemauan, atau cita-cita. Anita Woollfolk (2004: 350) mengungkapkan

bahwa “Motivation is usually defined as an internal state that arouses,

directs, and maintains behaviour”. Motivasi sebagai suatu keadaan

internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan

perilaku. Sedangkan Oemar Hamalik (2007: 173) menyatakan bahwa

motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

perekonomian nasional 7.4 Mendeskripsikan permintaan dan

penawaran serta terbentuknya harga pasar

Page 10: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

17

yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai

tujuan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri

individu untuk mendapat perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungannnya.

b. Ciri –Ciri Motivasi

Sardiman (2009: 83) mengungkapkan bahwa ada beberapa ciri-

ciri orang yang termotivasi, yaitu:

1) Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus

dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk

orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik,

ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap

setiap tindakan kriminal dan amoral)

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif)

Page 11: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

18

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (jika sudah yakin akan

sesuatu)

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

8) Senang memecahkan masalah soal-soal

Hamzah B. Uno (2008: 23) berpendapat bahwa hakikat motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya

dengan beberapa indikator meliputi :

1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan akan belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita akan masa depan.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Nana Sudjana (2002: 61) mengungkapkan bahwa motivasi siswa

dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain:

1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya.

3) Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan

guru.

4) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Page 12: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

19

Berdasarkan beberapa ciri-ciri dan indikator motivasi yang

dikemukakan para ahli tersebut, yang menjadi indikator motivasi

belajar siswa dengan Implementasi Metode Permainan Kapal Perang

di kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Depok yaitu adanya minat dan

perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa dalam kegiatan

belajar, tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi

kesulitan, dan senang memecahkan masalah soal-soal.

c. Fungsi Motivasi

Pentingnya motivasi bagi seseorang dalam melakukan sesuatu

tidak dapat dipungkiri lagi, karena dengan adanya motivasi maka

seseorang akan lebih bersemangat, tidak cepat berputus asa jika

menghadapi suatu masalah dan bekerja, berusaha memperoleh hasil

yang maksimal. Sebaliknya seseorang yang melakukan kegiatan tanpa

ada motivasi yang kuat, maka seseorang akan nampak kurang

bersemangat dan cepat putus asa jika menghadapi suatu masalah.

Sardiman (2009: 85) berpendapat bahwa ada beberapa fungsi motivasi

dalam belajar dan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dalam hal ini motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

Page 13: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

20

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

4) Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat mencapai prestasi yang baik.

Berdasarkan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa

fungsi motivasi adalah sebagai pendorong usaha untuk melakukan

suatu aktivitas seperti halnya aktivitas belajar, di mana motivasi

tersebut akan sangat penting bagi seseorang. Bahkan dapat dikatakan

bahwa tinggi rendahnya motivasi akan sangat menentukan tingkat

keberhasilan seseorang dalam melakukan aktivitasnya.

d. Cara Mengembangkan Motivasi

Sardiman (2009: 92-95) mengemukakan bahwa ada beberapa

bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah, antara lain:

1) Memberi angka : angka yang dimaksud adalah sebagai simbol

atau nilai dari hasil belajar siswa. Angka atau nilai yang baik akan

menjadikan motivasi siswa meningkat. Angka atau nilai dapat

diketahui seberapa besar kemampuan siswa tersebut.

Page 14: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

21

2) Hadiah : hadiah dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah itu

dapat berupa penghargaan atau kenang-kenangan yang diberikan

kepada siswa karena berprestasi, rangking satu, dua atau tiga dari

siswa yang lain. Meskipun ada siswa yang tertarik dan ada siswa

yang tidak tertarik.

3) Saingan atau kompetisi : saingan atau kompetisi dapat digunakan

sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa bersemangat

belajar.

4) Ego-involvement: menumbuhkan kesadaran siswa akan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan menjadikan

siswa untuk bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri

sebagai salah satu bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha

sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang baik dengan tetap

menjaga harga dirinya. Penyelesaiaan tugas dengan baik adalah

simbol kebanggaan dan harga diri begitu juga untuk siswa. Siswa

akan belajar dengan giat bisa jadi karena harga dirinya.

5) Memberi ulangan: ulangan dapat dijadikan sebagai sarana

motivasi. Siswa akan belajar jauh-jauh hari karena adanya

ulangan. Ulangan juga dapat dijadikan sebagai alat ukur prestasi

siswa.

6) Mengetahui hasil: tujuan dari kegiatan pembelajaran adalah

mengetahui hasil pekerjaan. Hasil yang mengalami peningkatan

akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Hasil belajar yang

Page 15: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

22

meningkat akan memotivasi siswa untuk terus belajar dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7) Pujian: memberikan pujian yang tepat akan memupuk suasana

yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus

membangkitkan harga diri.

8) Hukuman: pemberian hukuman secara tepat dapat dijadikan

sebagai alat motivasi. Tepat disini maksudnya hukuman dengan

pendekatan edukatif, atau hukuman yang mendidik. Tujuannya

untuk memperbaiki sikap dan perbuatan perserta didik yang

dianggap salah sehingga peserta didik tidak akan mengulanginya.

9) Hasrat untuk belajar: hasrat untuk belajar berkaitan dengan gejala

psikis yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan

peserta didik yang didasarkan pada daya pendorong untuk belajar.

10) Minat: minat dapat dibangkitkan dengan adanya suatu kebutuhan

untuk mendapatkan hasil yang baik. Minat akan menumbuhkan

motivasi dalam diri peserta didik dalam belajar.

11) Tujuan yang diakui: rumusan tujuan merupakan alat motivasi

yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus

dicapai maka ada kemauan dan semangat untuk mencapai tujuan

tersebut. Ketika siswa sudah tertarik pada pelajaran IPS, motivasi

mampu mengarahkan dirinya untuk mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru. Hal ini mendorong siswa untuk

mencapai prestasi yang maksimal.

Page 16: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

23

Menurut E. Mulyasa (2008: 114-115) ada beberapa prinsip yang

dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa, diantaranya:

1) Siswa akan belajar lebih giat apabila tema yang dipelajari

menarik, dan berguna bagi dirinya.

2) Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan

diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahuinya

dengan jelas, siswa juga dapat dilibatkan dalam penyusunan

tujuan tersebut.

3) Siswa harus selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.

4) Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman,

namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.

5) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa.

6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individu siswa, misal

perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah

atau subjek tertentu.

7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan

memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman,

menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur

pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa pernah

memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan

pengalaman belajar ke arah keberhasilan, sehingga mencapai

prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

Page 17: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

24

Hamzah B. Uno (2008: 34-37), menyatakan bahwa ada beberapa

teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai

berikut:

1) Adanya pernyataan penghargaan secara verbal.

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

3) Menimbulkan rasa ingin tahu.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.

5) Menjadikan tahap awal dalam belajar mudah bagi siswa.

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar.

7) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya.

8) Menggunakan simulasi dan permainan.

9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum.

10) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.

11) Memperpadukan motif-motif yang kuat.

12) Memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai.

13) Merumuskan tujuan-tujuan sementara.

14) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.

15) Memberikan contoh yang positif.

Berdasarkan cara-cara meningkatkan motivasi belajar di atas,

dapat ditelaah bahwa pada dasarnya motivasi sangat membantu dalam

Page 18: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

25

memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku

individu yang sedang belajar. Adanya motivasi dalam kegiatan belajar

mengajar akan berdampak baik pada hasil belajar.

3. Teori Yang Mendukung Metode Permainan Kapal Perang

a. Model Pembelajaran Kooperatif

1) Model Pembelajaran

Agus Suprijono (2011: 46) yang mengungkapkan bahwa

model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model

pembelajaran juga menurutnya didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

Rusman (2011: 132) menyatakan bahwa model pembelajaran

biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori

pengetahuan. Model-model pembelajaran yang ditemukan

berdasarkan teori pengetahuan yang sudah ada itu tentu nantinya

dapat diubah, diuji kembali, dikembangkan, dan selanjutnya dapat

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola

pembelajaran yang digunakan.

Selanjutnya definisi mengenai model pembelajaran

disampaikan oleh Trianto (2010:51) yang menyatakan bahwa

model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

Page 19: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

26

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Selain penjelasan mengenai definisi dari model pembelajaran,

penting juga untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari model

pembelajaran. Menurut Isjoni (2010: 8) tujuan dari model

pembelajaran yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap

belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki

keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih

optimal. Sedangkan fungsi model pembelajaran menurut Trianto

(2010: 52) yaitu sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan

para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar.

2) Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Slavin Dalam Isjoni (2010: 15) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

kelompok kecil berjumlah empat orang secara kolaboratif, sehingga

dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

Page 20: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

27

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto (2010:

37). Slavin dalam Etin Solihatin (2007: 4) berpendapat bahwa

Cooperative Learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau

kelompok, karena belajar dalam model Cooperative Learning harus

ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-

hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara

anggota kelompok.

Mohammad Nur (2005: 1) menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis

yang dapat digunakan setiap hari untuk membantu siswanya belajar

setiap mata pelajaran, mulai dari ketrampilan dasar sampai

pemecahan masalah yang kompleks. Model pembelajaran

Cooperative Learning menempatkan siswa sebagai bagian dari

suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal

dalam belajar. Anita Lie dalam Sugiyanto (2010: 6) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah,

asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning

Community).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang dalam kegiatan pembelajaran siswa melakukan

Page 21: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

28

kerjasama atau diskusi dengan teman satu kelompok dan kelompok

lain.

3) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Seperti halnya dengan model pembelajaran yang lain, model

Cooperative Learning juga mempunyai keunggulan dan

kelemahan. Keunggulan yang ada pada model Cooperative

Learning dikemukakan oleh Slavin (2005: 1) bahwa pembelajaran

kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh

energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab. Selain itu,

model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap

mata pelajaran, mulai dari ketrampilan dasar sampai pemecahan

masalah yang kompleks.

Pendapat lain dari Arends (2008: 6) yang menyatakan bahwa

Cooperative Learning memberikan kesempatan kepada siswa-

siswa dengan latar belakang dan kondisi yang beragam untuk

bekerja secara interdependen pada tugas yang sama, dan melalui

penggunaan struktur reward cooperatif, belajar untuk saling

mengahargai.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009: 249-250)

keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran diantaranya:

a) Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa tidak akan

terlalu bergantung pada guru, melainkan dapat menambah

Page 22: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

29

kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang

lain.

b) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-

kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide- ide

orang lain.

c) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk

respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu setiap siswa

untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

e) Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang

cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus

kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,

hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,

mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap

positif terhadap sekolah.

f) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan

kemampuan siswa menguji ide dan pemahamannya sendiri,

menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan

masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan

yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

Page 23: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

30

g) Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan

belajar abstrak menjadi nyata (riil ).

h) Adanya interaksi selama model pembelajaran kooperatif

berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan

rangsangan untuk berpikir.

Di samping keunggulan, model pembelajaran kooperatif juga

memiliki keterbatasan. Berikut ini kelemahan dari model

pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya (2009: 250-251),

adalah sebagai berikut:

a) Butuh waktu untuk memahami dan mengerti filosofis model

pembelajaran kooperatif.

b) Ciri utama dari model pembelajaran kooperatif adalah bahwa

siswa saling membelajarkan.

c) Penilaian yang diberikan dalam model pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,

guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi

yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

d) Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat

tercapai hanya dengan satu kali atau sekali- sekali penerapan

strategi ini.

Page 24: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

31

e) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan

yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas

dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan

secara individual. Idealnya melalui model pembelajaran

kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus

belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk

mencapai kedua hal itu dalam model pembelajaran kooperatif

memang bukan pekerjaan yang mudah.

4) Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Anita Lie (2008: 31-35) menyatakan ada lima unsur model

pembelajaran kooperatif harus diterapkan :

a) Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha

setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang

efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa

sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

b) Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat dari unsur yang pertama. Jika

tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran Cooperative Learning , setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci

keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru

Page 25: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

32

dalam penyusunan tugasnya. Pengajar yang efektif dalam

model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan

dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing

anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa

dilaksanakan.

c) Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk

bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan

memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa

kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu

kepala. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar

daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi

ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan

dan mengisi kekurangan masing-masing.

d) Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali

dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum

menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu

mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu

kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya

Page 26: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

33

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat meraka.

e) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan

hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama

dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan

setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang

beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat

dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut harus ada untuk

menilai proses pembelajaran kooperatif tersebut sudah dapat

berjalan dengan baik atau belum. Dan unsur-unsur tersebut

merupakan penentu masing-masing individu untuk memperoleh

hasil belajar yang maksimal.

5) Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Rusman (2011: 213-225) berpendapat bahwa ada banyak

metode pembelajaran kooperatif yang telah diujikan terhadap

peserta didik dan jenis-jenis ini akan terus bertambah seiring

dilakukan banyak penelitian terhadap Cooperative Learning, jenis-

jenis tersebut meliputi :

a) Student Team Achievement Divisions (STAD)

b) Jigsaw

Page 27: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

34

c) Investigasi kelompok (Group Investigation)

d) Make a match (membuat pasangan)

e) TGT (Team Game Tournament)

f) Model Struktural

Salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang melandasi teori

adanya metode Permainan Kapal Perang yaitu metode Team Game

Tournament (TGT). Metode Permainan Kapal Perang merupakan

variasi dari teknik Teams Game Tournament (TGT).

b. TGT (Teams Games Tournament) Sebagai Teori Yang Melandasi

Metode Permainan Kapal Perang

Robert E slavin (2005: 12) mengemukakan bahwa Teams Games

Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David Devries

dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari

John Hopkins. TGT menggunakan turnamen akademik, dan

menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana

para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim

lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Saco

dalam Rusman (2010: 221) menyatakan bahwa dalam TGT siswa

memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Deskripsi dari

komponen-komponen TGT yang diungkapkan oleh Robert E slavin

(2005: 166-174) adalah sebagai berikut:

Page 28: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

35

1) Presentasi Kelas/pembelajaran

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung

atau dengan ceramah, dan diskusi yang dipimpin guru. Disamping

itu, guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang

harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

2) Tim/ kelompok belajar

Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang yang

anggotanya heterogen dilihat dari kemampuan akademik, jenis

kelamin, dan ras atau etnik yang berbeda. Dengan adanya

heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi

siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan

lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai

materi pelajaran.

3) Game

Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan materi, bernomor 1 sampai 30. Kemudian

guru mempersiapkan alat-alat untuk permainan, yaitu: kartu

permainan yang dilengkapi nomor, skor, pertanyaan, dan jawaban

mengenai materi.

Page 29: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

36

4) Turnamen/ pertandingan

Game/Turnamen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan yang diperoleh siswa dari

penyajian kelas dan belajar kelompok. Tiap kelompok mendapat

kesempatan untuk memilih kartu bernomor yang tersedia pada

meja turnamen dan mencoba menjawab pertanyaan yang muncul.

5) Rekognisi Tim

Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau

mendapat skor tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan

dijadikan sebagai tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan

pula hadiah (reward) sebagai motivasi belajar

4. Metode Permainan Kapal Perang

Rochmat widiyanto (2011: 19-20) menjelaskan bahwa metode

Permainan Kapal Perang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

pengembangan dari pembelajaran kooperatif learning yang merupakan

modifikasi dari model Teams Game Tournament. Metode ini dimasukkan

kedalam Cooperatif Learning karena dalam proses pembelajaran dengan

Metode Permainan Kapal Perang lebih banyak mendorong terjadinya kerja

sama. Dalam permainan ini terdapat tiga langkah utama yang sama dengan

model Teams Games Tournamnet, yaitu pembelajaran, kelompok belajar

dan pertandingan.

Dalam Metode Permainan Kapal Perang terdapat ciri-ciri yang sama

dengan model Cooperative Learning antara lain ialah untuk mencapai

Page 30: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

37

tujuan-tujuan kelompok, belajar menanamkan tanggung jawab individu

dan kelompok, memberikan kesempatan yang sama untuk berhasil,

membangun kompetisi tim, adanya spesialisasi tugas pada masing-masing

individu atau kelompok, serta membangun penyesuaian terhadap

keragaman individu.

a. Pengertian Metode Permainan Kapal Perang

Kapal perang merupakan sebuah peralatan tempur yang

digunakan di air dan dipersenjatai dengan peralatan tempur. Dalam

sebuah kapal perang terdapat kapten kapal dan para awak kapal yang

mengoperasikan kerja kapal. Mereka bekerja sama dengan tugasnya

masing-masing untuk mengalahkan musuh. Dari pengertian tersebut

nama pembelajaran permainan ini diambil, karena mempunyai banyak

kemiripan antara lain :

1) Setiap kelompok diibaratkan kapal-kapal yang sedang berperang

2) Ketua kelompok diibaratkan menjadi kapten kapal, sedangkan

para anggotanya menjadi awak kapal.

3) Pertanyaan-pertanyaan yang dilempar ke kelompok lain di

ibaratkan dengan peluru-peluru yang ditembakkan ke kapal

musuh.

4) Pertanyaan yang berhasil dijawab dengan sempurna diibaratkan

dengan kapal yang berhasil menghindari musuh

5) Setiap anggota yang ditawan kelompok lain diibaratkan

kerusakan kapal akibat terkena tembakan.

Page 31: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

38

b. Langkah-Langkah Metode Permainan Kapal Perang

Metode Permainan Kapal Perang merupakan terobosan atau

inovasi dalam dunia pendidikan. Pembelajaran permainan yang

mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam bertanya

jawab. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Penyampaian materi bisa dilakukan dengan ceramah ataupun

diskusi

2) Membagi kelas menjadi 3-6 kelompok sesuai dengan tempat

duduk

3) Meminta agar setiap kelompok menunjuk kapten dari

kelompok mereka

4) Setiap kelompok berdiskusi untuk membuat pertanyaan dan

jawaban yang akan di gunakan dalam permainan.

5) Guru menyampaikan peraturan permainan kapal perang,

yaitu:

a) Setiap kelompok berhak melempar pertanyaan kepada

kelompok manapun.

b) Bila kelompok penerima pertanyaan tidak mampu

menjawab pertanyaan atau salah maka kelompok

pelempar pertanyaan berhak menawan salah satua

anggota kelompok penerima jawaban.

6) Permainan dinyatakan selesai ketika dirasa materi yang

dipelajari sudah cukup.

Page 32: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

39

7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok pemenang

8) Untuk refleksi guru dan siswa menyampaikan kesimpulan

dari pembelajaran permainan itu.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan Kapal Perang

Seperti halnya dengan metode Cooperative Leraning lainnya

Metode Permainan Kapal Perang juga memiliki kelebihan dan

kelemahan di dalamnya, yaitu :

1) Kelebihan Metode Permainan Kapal Perang

Metode ini merupakan metode yang memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk

mencapai kompetensi melalui kerjasama kelompok. Manfaat

dari metode ini antara lain mengembangkan hasil belajar

akademik, penerimaan terhadap keanekaragaman dan

pengembangan ketrampilan sosial, dan mampu meningkatkan

motivasi belajar siswa.

2) Kelemahan Metode Permainan Kapal Perang

Permainan kapal perang sering mengalami hambatan jika

peserta didik tidak dapat bekerja sama dalam kelompok.

Masalah ini sering muncul karena perbedaan jenis kelamin,

etnik, dan kinerja akademis. Selain itu peserta didik juga

kesulitan dalam mencari soal untuk dilemparkan ke kelompok

lain sehingga suasana kelas biasanya menjadi ramai.

Page 33: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

40

d. Perbedaan Metode Teams Game Tournament dan Metode

Permainan Kapal Perang

Tabel. 2 Perbedaan Metode Teams Game Tournament dan Metode Permainan Kapal Perang

No Kategori TGT Kapal Perang 1. Peraturan Sewaktu peserta

didik sedang bermain dalam permainan temannya tidak boleh membantu telah menjadi tanggung jawab individu

Dalam permainan peserta didik saling membantu, dan menjadi tanggung jawab kelompok

2. Pertanyaan Dari guru Dari peserta didik 3. Perolehan point a. Menjawab

pertanyaan dari guru secara bergiliran b. Dapat menjawab pertanyaan dari soal yang tidak dapat dijawab oleh kelompok lain

a. Menjawab pertanyaan dari peserta didik b. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang tidak dapat di jawab oleh kelompok lain

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh:

1. Siti Rohmiyati yang berjudul “Penerapan metode Teams Games

Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar

PKN Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wonosari Gunung Kidul”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa :

a Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa skor minimal hasil

pengukuran motivasi belajar putaran I sebesar 61 sedangkan skor

tertinggi 98 dengan rerata 81,14. Skor minimal hasil pengukuran

Page 34: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

41

motivasi belajar putaran II sebesar 65 sedangkan skor tertinggi 109

dengan rerata 86,00. Skor minimal hasil pengukuran motivasi

belajar putaran III sebesar 69 sedangkan skor tertinggi 108 dengan

rerata 90,76. Berdasarkan skor minimal dan maksimal antara skor

motivasi belajar putaran I, II, dan III dapat diketahui bahwa rerata

skor motivasi belajar putaran II lebih tinggi dibandingkan dengan

motivasi belajar putaran I. Rerata skor motivasi belajar putaran III

lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar putaran I dan II.

Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar.

b Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa skor minimal hasil

pengukuran pre-test putaran I sebesar 4,0 sedangkan skor tertinggi

6,10 dengan rerata skor 5,10. Skor minimal hasil pengukuran pos-

test putaran I sebesar 5,30 sedangkan skor tertinggi 6,80 dengan

rerata skor 6,04. Hasil pengukuran pre-test putaran II sebesar 5,0

sedangkan skor tertinggi 8,20 dengan rerata skor 6,66. Skor

minimal hasil pengukuran pos-test putaran I 6,40 sedangkan skor

tertinggi 9,60 dengan rerata skor 7,88. hasil pengukuran pre-test

putaran III sebesar 5,0 sedangkan skor tertinggi 9,80 dengan rerata

skor 8,22. Skor minimal hasil pengukuran pos-test putaran I 5,80

sedangkan skor tertinggi 9,70 dengan rerata skor 8,55. Berdasarkan

skor minimal dan maksimal antara pre-test dan pos-test belajar

putaran I, II, dan III dapat diketahui bahwa rerata skor pre-test dan

pos-test belajar putaran II lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 35: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

42

motivasi belajar putaran I. Rerata skor pre-test dan pos-test putaran

III lebih tinggi dibandingkan dengan pre-test dan pos-test putaran I

dan II. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi

belajar siswa.

Penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan variabel

motivasi, dan model pembelajaran kooperatif learning sedangkan

perbedaannya terdapat pada, subjek dan tempat penelitian.

2. Rochmat Widianto yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran

Permainan Kapal Perang Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS

Materi Sejarah di kelas VIII A Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011

SMP Negeri 2 Moyudan. Hasil penelitian menunjukan penerapan model

pembelajarn permainan kapal perang yang dikolaborasikan dengan

metode ceramah, diskusi, dan presentasi mampu meningkatkan prestasi

belajar peserta didik kelas VIII A pada mata pelajaran IPS materi

sejarah. Pada siklus 1 rata-rata prestasi peserta didik meningkat dari 5, 29

menjadi 5,84. Pada siklus II rata-rata prestasi belajar peserta didik

mengkat dari 6.06 menjadi 6.77 dan pada sikuls III rata-rata prestasi

belajar peserta didik meningkat 6.07 menjadi 7.57. Penelitian ini

memiliki kesamaan dalam menggunakan model pembelajaran permainan

kapal perang sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel, subjek dan

tempat penelitian.

Page 36: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

43

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPS yang dilakukan secara konvensional

mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah. Untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

menarik. Salah satu upaya yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode yang tepat.

Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan metode

Permainan Kapal Perang. Dalam metode Permainan Kapal Perang siswa

diharapkan lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,

guru perlu menerapkan metode Permainan Kapal Perang dalam pembelajaran

IPS. Melalui penerapan metode Permainan Kapal Perang diharapkan terjadi

peningkatan motivasi belajar yang signifikan dalam pembelajaran IPS.

Gb.1. Kerangka Berpikir

Guru IPS

Proses Pembelajaran IPS Dengan Metode

Permainan Kapal Perang

Motivasi Belajar Siswa Meningkat

Page 37: BAB II Kajian Teori 1. a. Oemar Hamalik (2007: 57 ...eprints.uny.ac.id/8660/3/BAB 2 - 08416241046.pdf · 8 BAB II KAJIAN TEORI A ... d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

44

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

“Dengan menggunakan metode Permainan Kapal Perang motivasi belajar IPS

siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Depok dapat ditingkatkan”.