bab ii kajian situasi.doc

47
KAJIAN SITUASI DI RUANG KEMUNING LANTAI 5 1. KARAKTERISTIK UNIT a. Visi Ruang Usulan Visi ruangan Menjadi ruangan perawatan neurologi yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara prima di RSUP Dr.Hasan Sadikin 2015. b. Misi Ruang Usulan Misi ruangan Memberikan asuhan keperawatan neurologi yang meliputi aspek biopsikososiospiritual dengan mengedepankan pelayanan yang cepat, tanggap, dan tepat. di tambahkan produktif, efektif dan efisien. c. Sifat Kekaryaan Ruang 1) Fokus Telaah Bidang Pelayanan Merupakan pasien dewasa dengan usia lebih dari 14 tahun berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dengan berbagai kelainan dan atau gangguan fisiologis pada sistem persarafan baik aktual maupun potensial yang memiliki indikasi rawat inap. Selain itu, ruangan ini juga menerima pasien titipan dari unit penyakit dalam maupun bedah. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III dengan bantuan dana kesehatan berupa GAKINDA dan JAMKESMAS. Bidang Pendidikan Adapun fokus telaah ruang rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam bidang pendidikan adalah perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa praktik yang dinas atau berada di ruang rawat inap di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang membutuhkan pengetahuan dan atau pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan gangguan sistem persarafan dan dampaknya bagi kondisi kesehatan pasien.

Upload: novalina-theresia-manik

Post on 09-Aug-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

KAJIAN SITUASI DI RUANG KEMUNING LANTAI 5

1. KARAKTERISTIK UNITa. Visi Ruang

Usulan Visi ruanganMenjadi ruangan perawatan neurologi yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara prima di RSUP Dr.Hasan Sadikin 2015.

b. Misi RuangUsulan Misi ruanganMemberikan asuhan keperawatan neurologi yang meliputi aspek biopsikososiospiritual dengan mengedepankan pelayanan yang cepat, tanggap, dan tepat. di tambahkan produktif, efektif dan efisien.

c. Sifat Kekaryaan Ruang1) Fokus Telaah

Bidang PelayananMerupakan pasien dewasa dengan usia lebih dari 14 tahun berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan dengan berbagai kelainan dan atau gangguan fisiologis pada sistem persarafan baik aktual maupun potensial yang memiliki indikasi rawat inap. Selain itu, ruangan ini juga menerima pasien titipan dari unit penyakit dalam maupun bedah. Unit ini merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III dengan bantuan dana kesehatan berupa GAKINDA dan JAMKESMAS.

Bidang PendidikanAdapun fokus telaah ruang rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam bidang pendidikan adalah perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa praktik yang dinas atau berada di ruang rawat inap di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang membutuhkan pengetahuan dan atau pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan gangguan sistem persarafan dan dampaknya bagi kondisi kesehatan pasien.

Bidang PenelitianDalam bidang penelitian, fokus telaah ruang rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah individu, sekelompok individu, maupun institusi yang akan dan sedang menjalani riset/penelitian pada berbagai unsur yang ada di ruangan.

2) Lingkup GarapanBidang PelayananDalam bidang pelayanan, lingkup garapan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia berdasarkan fokus telaah medikal bedah, meliputi segala gangguan atau hambatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada system persarafan yang dialami oleh pasien.

Page 2: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

Bulan Mei 2012

Jenis Penyakit Jumlah Pasien Persentase (%)Stroke 60 51, 28 % Meningitis 16 13, 67 %SOL 12 10, 26 %Myeloradiculopathy 3 8, 55 %Myelopathy 3 8, 55 %Tetanus 1 0, 85 %Epileptikus 1 0, 85 %Lain-lain 1 0, 85 %Pasien Titipan 20 17, 09 %

Berdasarkan data di atas tiga penyakit terbesar pada bulan Mei 2012 adalah penyakit stroke, meningitis, dan SOL.

Menurut Doengoes, M.E. (2000) prioritas keperawatan pada pasien stroke adalah meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral yang adekuat, mencegah/meminimalkan komplikasi dan ketidakmampuan yang bersifat permanen, membantu pasien untuk menemukan kemandiriannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari, memberikan dukungan terhadap proses koping dan mengintegrasikan perubahan dalam konsep diri pasien, memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosisnya dan kebutuhan tindakan/rehabilitasi.

Sedangkan prioritas keperawatan pada pasien infeksi serebral (meningitis) adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perfusi jaringan, mencegah komplikasi/trauma, menghilangkan ansietas/memberikan dukungan emosional pada pasien/keluarga, nyeri menurun/minimal, memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhasn akan pengobatan.

Pada pasien SOL prioritas keperawatan adalah

Bidang PendidikanLingkup garapan yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 dalam bidang pendidikan merupakan peningkatan kemampuan baik pada segi kognitif, afektif, maupunpsikomotor dari peserta didik (perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa) dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan gangguan sistem persarafan.

Bidang PenelitianMemfasilitasi penelitian yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 demi meningkatkan pelayanan ruangan dan rumah sakit.

Page 3: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

3) Basis IntervensiBidang PelayananBasis intervensi dalam bidang pelayanan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan pasien maupun keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang berhubungan dengan gangguan sistem persarafan.

Page 4: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

NO. PASIEN

DIAGNOSA MASALAH KDM YG MUNCUL

1. Meningitis

1. Infeksi2. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan3. Defisit perawatan diri4. Gangguan integritas kulit

2. Stroke1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan ADL3. Ansietas

3. SOL

1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri

kepala3. Defisit perawatan diri

4. Menser TB Grade I

1. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri kepala

2. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

5. Meningitis 1. Gangguan integritas kulit

6.Menser TB Grade II

1. Gangguan rasa nyaman nyeri : nyeri kepala

7. Stroke 1. Gangguan mobilitas fisik

8. Stroke

1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan3. Gangguan mobilitas fisik4. Deficit perawatan diri

9. Stroke 1. Gangguan pemenuhan ADL

10. Mieloradiculopaty

1. Gangguan pemenuhan ADL2. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan3. Pola nafas tidak efektif

11. Stroke 1. Gangguan mobilitas fisik.

12. Stroke1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan mobilitas fisik.3. Gangguan komunikasi verbal.

13. Stroke1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan pemenuhan ADL3. Ansietas

14. Tetanus

1. Gangguan pemenuhan ADL2. Gangguan bersihan jalan nafas.3. Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan

15. Stroke1. Pola nafas tidak efektif2. Nutrisi kurang dari kebutuhan3. Kekurangan volume cairan.

16. Stroke1. Gangguan perfusi serebral2. Gangguan pemenuhan ADL3. Ansietas

17. Stroke1. Pola nafas tidak efektif2. Nutrisi kurang dari kebutuhan3. Gangguan pemenuhan ADL

18. Stroke1. Pola nafas tidak efektif2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 5: BAB II KAJIAN SITUASI.doc
Page 6: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

Kesimpulan :1. Diagnosa penyakit yang paling banyak ditemukan adalah : stroke, meningitis,

dan SOL.2. Diagnosa keperawatan yang paling banyak ditemukan di Ruang Neurologi

adalah:a. Gangguan pemenuhan ADL : 16 orang pasienb. Gangguan perfusi serebral : 11 orang pasienc. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan : 9 orang pasiend. Ansietas : 7 orang pasiene. Gangguan mobilitas fisik : 5 orang pasien

3. Intervensi keperawatan yang biasanya diberikan perawat adalah : a. Gangguan pemenuhan ADL :

- Pemasangan NGT- Pemasangan kateter- Pemasangan infuse

b. Gangguan perfusi serebral :- Posisi head up 300

- Kolaborasi untuk pemberian oksigen- Kolaborasi pemberian obat- Pemeriksaan tanda-tanda vital

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan- Pemasangan NGT- Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis dan jumlah diet pasien

d. Ansietas- Pemeriksaan TTV- Mengajarkan teknik relaksasi

e. Gangguan mobilitas fisik- Mengajarkan ROM

Bidang PendidikanAdapun basis intervensi dalam bidang pendidikan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan peserta didik (perawat, staff, pasien, keluarga pasien, dan mahasiswa) dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada pasien dengan gangguan system persarafan.

Bidang Penelitian

Dalam bidang penelitian, basis intervensi di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah menjadi lahan penelitian bagi individu, sekelompok individu, maupun institusi yang sedang dan akan melakukan penelitian pada berbagai unsur yang terdapat di ruangan

Page 7: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

d. Model LayananMetode yang digunakan di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 dalam memberikan asuhan keperawatan adalah metode tim yang dibagi dalam 2 tim. Namun dalam pelaksanaannya metode tim tidak dilaksanakan.

e. Letak RuangLokasi ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 terletak di bagian sayap kiri RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, berjauhan dengan beberapa sarana seperti UGD, Kamar Operasi, Laboratorium, Bank Darah, MMG, Unit Fisioterapi, dan Unit Radiologi. Unit layanan yang terdekat adalah HCU Gedung Kemuning, NCCU, dan Depo Farmasi. Denah terlampir.

DATA YANG DITAMBAHKAN Jumlah ruang rawatDenah ruangan ruangan yang terdiri dari… jarak ruangan ?

STRATEGI : observasi jumlah ruanganobservasi letak ruanganobservasi jarak tiap ruangan

f. Kapasitas Unit RuangRuangan rawat inap saraf (neuro) di Gedung Kemuning Lantai 5 memiliki kapasitas sebanyak 5 ruangan dengan tempat tidur sebanyak 40 tempat tidur yang siap digunakan yang terbagi menjadi 8 tempat tidur di setiap kamar.

2. ANALISIS TERHADAP KLIENa. Karakteristik

Karakteristik dari pasien di ruangan rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 adalah pasien dewasa dengan gangguan pada system persarafan yang diindikasikan untuk dirawat inap.- Berdasarkan Kelompok Usia :

Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Pada Bulan Maret-Mei 2012 No. Kelompok Usia F %1. < 21 Tahun 24 7,8%2. 21-40 Tahun 75 24,4%3. 41-60 Tahun 119 38,8%4. > 60 Tahun 88 28,7%5. Tidak terkaji 1 0,3%

JUMLAH 307 100%Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

Page 8: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

- Berdasarkan Jenis Kelamin :Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Maret-Mei 2012No. Jenis Kelamin F %1. Laki-laki 144 47%2. Perempuan 163 53%

JUMLAH 307 100%Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

- Berdasarkan Cara Pembayaran :Tabel Karakteristik Pasien di Ruang Rawat Inap Saraf (Neuro) RSHS Bandung Berdasarkan Cara Pembayaran Pada Bulan Maret-Mei 2012 No. Cara Pembayaran F %1. GAKINDA RSHS 11 3,6%2. GAKINDA Kota 90 29,4%3. GAKINDA Kabupaten 55 17,9%4. GAKINDA Bandung Barat 6 2,0%5. JAMKESMAS 137 44,6%6. Tidak Terkaji 8 2,6%

JUMLAH 307 100%Sumber: Administrasi Gd. Kemuning Lt. V

b. Tingkat Ketergantungan- Minimal Care : 6 orang- Partial Care : 14 orang- Total Care : 10 orang

Format observasi dan wawancara klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan (Teori D. Orem)

Tingkat Ketergantungan

Item Ya Tidak

Minimal Care 1. pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan:

a. mampu naik turun tempat tidurb. mampu ambulasi dan berjalan sendiric. mampu makan dan minum sendirid. mampu mandi sendiri/ mandi sebagian

dengan bantuane. mampu membersihkan mulut( sikat

gigi) sendirif. mampu berpakaian dan berdandan

dengan sedikit bantuan

Page 9: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

g. mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

2. status psikologis stabil3. pasien dirawat untuk prosedur diagnostik 4. operasi ringan

Partial Care 1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian:

a. membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur

b. membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan

c. membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan

d. membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi)

e. membutuhkan bantuan untuk melakukan kebersihan mulut

f. membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

g. membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)

2. Pasca Operasi Minor (24 jam)3. melewati fase akut dari operasi mayor4. fase awal dari penyembuhan5. observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam6. gangguan emosional ringan

Total Care 1. pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama

a. membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda

b. membutuhkan latihan pasifc. kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi

melalui therapi intravena (infus) atau NGT (sonde)

d. membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

e. membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

f. dimandikan perawatg. dalam keadaan inkontenensia, pasien

menggunakan kateter

Page 10: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

2. setelah 24jam pasca operasi mayor3. pasien dalam keadaan tidak sadar4. keadaan pasien tidak stabil5. observasi TTV setiap kurang dari 2 jam6. perawatan Luka bakar7. Perawatan Kolostomi8. Menggunakan alat bantu pernafasan

(respirator9. Menggunakan WSD10. irigasi kandung kemih secara terus

menerus11. menggunakan alat traksi (skeletal

traksi)12. fraktur atau pasca operasi tulang

belakang/leher13. gangguan emosional berat, bingung,

dan disorientasi.

3. ANALISIS UNIT LAYANAN KEPERAWATANa. Flow of Care Strategi : Wawancara Alat Ukur : Format Wawancara

Alur pelayanan administrasi 1) Pasien

i. Apakah pasien sudah mengetahui alur pelayanan administrasi?ii. Jika sudah, apakah pasien mengerti mengenai alur tersebut atau malah

membingungkan klien?iii. Keefektifan alur yang sudah ditempel?

2) Perawati. Apakah perawat sudah mensosialisasikan tentang alur pelayanan

administrasi?ii. Bagaimana cara perawat mensosialisasikan alur pelayanan admisnistrasi

kepada pasien?iii. Jika belum, apa kendalanya?iv. Apakah sudah mempunyai format discharge planning?v. Jika ada, apakah sudah dilaksanakan dan sudah optimal atau belum?

vi. Jikaada namun tidak dilaksanakan, apa kendalanya?vii. Kalo belum ada, direncanakan akan membuat

b. Manajemen Unit- Kriteria Minimal Ruang Rawat

1. Strategi : Observasi

Page 11: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

2. Data yang diperoleh sebelumnya: 1) Ruang kurang bersih dan sedikit berbau2) Penerangan cukup, sirkulasi baik namun masih berbau3) Lantai tidak licin, ruangan luas4) Warna dan design ruangan nyaman5) Masih menyimpan barang-barang berbahaya di ruang perawatan seperti spuit

dan bekas ampulData tambahan : 6) Kerapian ruangan (penataan dokumentasi)

3. Alat ukur : lembar observasi

a. Ruangan bersih tidak bersih rapi tidak rapi

wangi berbau

b. Penerangan cukup kurang

c. Sirkulasi baik tidak baik

4. Lantai Licin tidak licin

5. Warna dan design ruangan Menarik tidak menarik

6. Barang – barang berbahaya dalam ruang perawatan

Ada perawatan kurang

- Organisasi Dan Administrasi1) Struktur Organisasi

Mempunyai kejelasan dalam struktur dan organisasi serta jobdesk yang dipimpin oleh seorang manager pelayanan

Mempunyai sistem pembagian tugas melalui metode tim namun belum terlaksana dengan baik

2) Administrasi Memiliki SPO tahun 2002 dan SAK pada pasien stroke, Memiliki formulir askep, namun belum terlampirkan sejak awal Memiliki alur pelayanan yang jelas

UGD/Poli admission centre ruangan BLPL dokter perawat keuangan perawat pasien

Mempunyai perencanaan pengembangan staff dan sistem pembagian insentif yang transparan namun belum terkaji secara jelas

Memiliki peraturan pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala ruangan dan bidang keperawatan, ronde keperawatan tidak ada, timbang terima pasien tidak ada, melakukan evaluasi pelayanan keperawatan yang terdiri dari

Page 12: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi pasien dan tindakan keperawatan.

1. Struktur Organisasio STRATEGI : WAWANCARAo ALAT UKUR : FORMAT WAWANCARA

a) Apakah setiap individu sudah menjalankan tugas dengan baik?b) Jika belum, kendalanya?c) Apakah metoda tim yang diperkenalkan sudah dilaksanakan? Sejauh

mana pelaksanaan?d) Jika belum, apa kendalanya?

2. Administrasio STRATEGI : WAWANCARAo ALAT UKUR : FORMAT WAWANCARA

a) Bagaimana keefektifan SPO dan SAK yang sudah ada tersebut?b) Kendala apa yang menyebabkan formulir askep belum terlampirkan?c) Kendala apa saja yang menyebabkan ronde keperawatan tidak ada,

timbang terima pasien tidak ada?d) Bagaimana keefektifan pendokumentasian askep?e)

1.1 Alur pasien baru masuk

Berdasarkan hasil observasi dari kelompok sebelumnya mengenai alur pasien masuk,

memiliki satu masalah yaitu Ruangan rawat inap saraf kemuning 5 sudah memiliki protap

penerimaan pasien baru tetapi masih ada beberapa poin yang masih belum optimal

pelaksanaannya yaitu poin pengkajian dan penyampaian informasi (orientasi ruangan) pada

pasien baru. Maka dilihat dari hal tersebut, kelompok sebelumnya telah membuat sebuah

media lembar balik yang berisikan orientasi ruangan serta pembuatan alur administrasi.

Lembar balik tersebut juga sudah diperbanyak dan disimpan di beberapa bed pasien

sedangkan alur administrasi telah terpasang pada dinding depan pintu masuk Kemuning

Lantai 5.

Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan dengan mengevalusi lembar balik dan

kegiatan orientasi tersebut melalui wawancara kepada perawat dan keluarga pasien,

didapatkan data:

- Perawat

Perawat sendiri menyatakan bahwa orientasi terhadap pasien baru telah dilakukan pada

saat awal masuk. Perawat juga sudah menginformasikan adanya lembar informasi yang

Page 13: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

telah ditempel di depan. Menurut pasien, sebagian besar pasien telah mengetahui, tetapi

ukuran yang ditempel tersebut masih kurang besar.

- Keluarga Pasien

Dari 26 keluarga pasien (dari 26 pasien) yang telah diwawancarai, didapat:

4. 3 keluarga pasien menyatakan sudah disosialisasikan oeh perawat mengenai orientasi

pasien dan alur administrasi

5. 14 keluarga pasien menyatakan belum mendapatkan sosialisasi dari perawat

mengenai lembar balik tentang orientasi ruangan serta alur administrasi. Mereka

mengetahui hal-hal tersebut kebanyak dari keluarga pasien yang satu ruangan.

6. 4 keluarga menyatakan tidak tahu karena tidak menemani/menunggu pasien dari

awal masuk

7. 5 pasien sedang tidak dijaga oleh keluarga

8. Hapir setiap keluarga pasien yang ditanya mengenai alur administrasi yang telah

ditempelkan, keluarga pasien tidak begitu melihatnya. Mereka kebanyak mengetahui

alur administrsi dari pengelaman orang lain, pengalaman sendiri (yang sudah

mengalami perawatan beberapa kali), serta bertanya langsung pada perawata

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, didapat data:

- Belum ada lembar balik di setiap bed

- Keluarga pasien tidak membaca-baca lembar balik tersebut

c. Discharge planing

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan data bahwa sebenarnya

rumah sakit sudah mendapat atau mempunyai format discharge planning namun

pengaplikasiannya belum ada (pendokumentasian dalam format tersebut). Discharge

planning sendiri sudah dapat dilakukan namun memang tidak ada dokumentasi tertulisnya.

Menurut kepala ruangan, format dari rumah sakit masih kurang simple karena berupa

lembaran kosong yang ditambah identitas saja sehingga perawat harus menuliskan kembali

apa yang telah disampaikan kepada pasien secara rinci dan sesuai. Hal tersebut yang menjadi

kendala bagi perawat untuk mengoptimalisasikan kembali pendokumentasian dari discharge

planning.

Page 14: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

- Organisasi Dan Administrasi1) Struktur Organisasi

Mempunyai kejelasan dalam struktur dan organisasi serta jobdesk yang dipimpin oleh seorang manager pelayanan

Mempunyai sistem pembagian tugas melalui metode tim namun belum terlaksana dengan baik

2) Administrasi Memiliki SPO tahun 2002 dan SAK pada pasien stroke, Memiliki formulir askep, namun belum terlampirkan sejak awal Memiliki alur pelayanan yang jelas

UGD/Poli admission centre ruangan BLPL dokter perawat keuangan perawat pasien

Mempunyai perencanaan pengembangan staff dan sistem pembagian insentif yang transparan namun belum terkaji secara jelas

Memiliki peraturan pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala ruangan dan bidang keperawatan, ronde keperawatan tidak ada, timbang terima pasien tidak ada, melakukan evaluasi pelayanan keperawatan yang terdiri dari sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi pasien dan tindakan keperawatan.

Page 15: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

Organisasi dan Administrasi- Struktur Organisasi

Ka. Bagian/Instalasi/Unit

Dr. Maman Abdurahman, Sp. B (K) Onk

Kepala Bidang Keperawatan

Hj. Ati Surya Mediawati, S.Kp., M.Kep

Koord. Pelayanan Keperawatan

Ria Sitorus, S.Kp., M.Kep. KMB

Kepala Lantai

Ismani Harto, S.Kep., Ners

Ka. Bag. UPF Neurologi

dr. Nani Kurniani, Sp. S

Penatalaksana Asuhan Keperawatan

Epi Fitriani, S.Kep., Ners

Pj. Neurologi

Penitia Sitorus, AMK

SDM Penunjang

Pekarya Kesehatan

Page 16: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

Setiap anggota telah menjalankan tugas sesuai fungsinya masing-masing

TIM 1 TIM 2

Ketua:

Jajang Sutisna, S.Kep., Ners

Anggota:

Irma Hermalia, S.Kep., Ners

Asep Sofyan, AMK

Entin Suryati, AMK

Mamay, AMK

Sri Rejeki, AMK

Isep, AMK

Yoesy S. Wiharisman, AMK

Ketua:

Anggi Megawati, S.Kep., Ners

Anggota:

Endah Komalasari, AMK

Lilis Suryani, AMK

Siti Sufiana, AMK

Sudrajat Nurdani, AMK

Yayu Rahmawati, AMK

Heri, AMK

Tennis M., AMK

METODE TIM

Page 17: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

- Administrasi

1. SPO

Ruang Neurologi sudah memiliki Standar Prosedur Oprasional (SPO) yang sudah

disesuaikan dengan rumah sakit. Sudah ada beberapa SPO yang sudah di sahkan oleh

rumah sakit dan ada juga yang masih dalam proses pengesahan (belum disahkan). Yang

menjadi kendala dalam pengoptimalisasian SPO ini adalah sosialisasinya serta

penerapannya di ruangan.

2. SAK

Ruang neurologi juga sudah mempunyai SAK atau Standar Asuhan Keperawatan. SAK

tersebut sudah mulai diterapkan di ruangan

3. Format Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian menganai aasuhan keperawatan masih belum efektif, hal tersebut

terlihat dari data di bawah in, yaitu:

Berdasarkan hasil wawancara kepada perawat:

a. Perawat menyatakan format askep masih kurang simple. Format pengkajian yang

khusus untuk system neuronya belum terlalu terfokus, masih ada beberapa yang

perlu ditambahkan.

b. Asuhan keperawatan yang dilakukan masih terfokus pada masalah fisik saja,

padahal masalah psikois juga merupakan komponen yang tidak kalah pentig

Berdasarkan hasil observasi, didapat data:

a. ±37% dari status pasien tidak melapmirkan formulir asuhakan keperawatan yang

lengkap (hanya ada form catatan perkembangan saja).

b. Dalam formulir tersebut, terutama pada catatan perkembangan, penulisan dari

setiap perawat yang mengisi belum sama.

c. Dalam diagnose dan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh perawata,

kebanyakan belum menyentuh mengenai hal psikis klien dan keluarga.

Page 18: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

SUMBER DAYA/KEKUATAN KERJAa. Manusia

Tenaga keperawatan berjumlah 17 orang, dengan karakteristik sebagai berikut:1) Berdasarkan tingkat pendidikan SI Keperawatan : 3 orang D3 Keperawatan : 14 orang2) Status kepegawaian PNS : 11 orang Kontrak : 6 orang3) Kriteria umur 24-29 tahun : 4 orang 30-35 tahun : 1 orang 36-41 thun : 3 orang 42-47 tahun : 4 orang 48-53 tahun : 2 orang 54-59 tahun : 1 orang4) Tenaga non keperawatan Tata usaha: 1 orang Petugas gizi: 3 orang Panata jasa : 1 orang Pekarya kesehatan: 2 orang5) Mahasiswa

Rata-rata jumlah mahasiswa yang praktik dari shift pagi-sore- dan malam di Gedung Kemuning LtV Neurologi dari tanggal 27-29 Maret 2012 adalah, jumlah rata-rata shift pagi : 16 orang, jumlah rata-rata shift siang: 13 orang, dan jumlah rata-rata shift malam: 3 orang.

6) Tenaga medisTenaga medis yang memberikan pelayanan kepada pasien yang dirawat di Ruang Neurologi Kemuning Lt. 5 adalah dokter residen yang berjumlah 13 orang dan konsulen.

7) Ketrampilan perawatKetrampilan perawat yang didapat melalui pelatihan/pendidikan khusus (terlampir).

b. Non Manusia (Methode, Material, Money, Marketing)1) Metode

Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah metode tim yang dibagi dalam 2 tim. Tim satu menangani kamar 6 dan 7 yang kelompok pasiennya adalah laki-laki, sedangkan tim 2 menangani kamar 8, 9, dan 10 yang dimana kelompok pasiennya adalah perempuan. Tim 1 menangani kasus stroke dan meningitis khusus laki-laki sedangkan tim 2 menangani kasus stroke dan meningitis perempuan. Jumlah tiap tim kurang lebih 5 orang dengan dua orang katim. Pembagian shift dibagi menjadi 3, yaitu pagi, sore, dan malam. Sebelum dinasdimulai tidak ada dilakukan doa bersama. Sedangkan operan hanya dilakukan melalui buku operan dan tidak ada operan secara langsung dari perawat shift sebelumnya dengan perawat yang shift berikutnya.

Page 19: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

2) Money

Ruang Kemuning Lt.V Neurologi tidak mengatur pelayanan keuangan, semua pelayanan keuangan diatur dari pusat sentral RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Gedung Kemuning Lt.V melayani pasien dengan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan Gakinda (Keluarga Miskin Daerah).

3) MaterialSemua inventaris yang ada di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5 terdokumentasikan di ruangan.

c. MarketingBentuk market yang diberikan yaitu berupa asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan usia > 14 tahun yang berhubungan dengan klien dengan gangguan persarafan, seperti stroke, meningitis, dan lain-lain. Untuk pemberian pendidikan kesehatan terkadang perawat melakukannya sambil saat melakukan tindakan, hal ini dikarenakan perawat tidak mempunyai waktu khusus untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada klien. Saat ada mahasiswa yang sedang praktikan di ruangan tersebut, perawat ruangan menyuruh mahasiswa praktikan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada klien tersebut.

DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:Pengkajian ulang mengenai metode tim.

STRATEGI (WAWANCARA DAN OBSERVASI): ALAT UKUR (FORMAT WAWANCARA/LEMBAR OBSERVASI)

1. Lembar ObservasiPelaksanaan Metoda Tim :Dinas Pagi

No. Item Ya Tidak1. Kepala Ruangan

a. Perencanaan Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan

persiapan pulang, bersama katim Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan b. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai

Page 20: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

asuhan keperawatanc. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalahd. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

baru masuk Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri Membantu membimbing peserta didik keperawatan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah

sakitb. Pengorganisasian Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2

ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di

tempat kepada ketua tim Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya Identifikasi masalah dan dan cara penanganannyac. Pengarahan Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan askep pasien Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.d. Pengawasan Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui supervisea. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,

mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan

Page 21: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

yang ada saat itu jugab. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir

ketua timc. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta

catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

d. Evaluasi e. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

f. Audit keperawatanKetua Tim

Membuat perencanaan Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien Mengembangkan kemampuan anggota Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya Kerja sama dengan anggota tim dan antartim Memberiikan laporan

Dinas SoreNo. Item Ya Tidak1. Kepala Ruangan

e. Perencanaan Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan

persiapan pulang, bersama katim Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:e. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan f. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai

asuhan keperawatang. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

Page 22: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

h. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri Membantu membimbing peserta didik keperawatan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah

sakitf. Pengorganisasian Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2

ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di

tempat kepada ketua tim Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya Identifikasi masalah dan dan cara penanganannyag. Pengarahan Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan askep pasien Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.h. Pengawasan Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui superviseg. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,

mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

h. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir

Page 23: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

ketua timi. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta

catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

j. Evaluasi k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

l. Audit keperawatanKetua Tim

Membuat perencanaan Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien Mengembangkan kemampuan anggota Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya Kerja sama dengan anggota tim dan antartim Memberiikan laporan

Dinas MalamNo. Item Ya Tidak1. Kepala Ruangan

i. Perencanaan Menunjukkan katim bertugas di masing-masing ruangan Mengikuti serah terimapasien pada shift sebelumnya Identifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan

persiapan pulang, bersama katim Identifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, programpengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:i. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan j. Membimbing penerapas asuhan keperawatan dan menilai

asuhan keperawatank. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalahl. Memberiikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

Page 24: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

baru masuk Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri Membantu membimbing peserta didik keperawatan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah

sakitj. Pengorganisasian Merumuskan metode penugasan yang digunakan Merumuskan tujuan metode penugasan Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2

ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik Mengendalikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di

tempat kepada ketua tim Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya Identifikasi masalah dan dan cara penanganannyak. Pengarahan Memberii pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan askep pasien Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan Membimbinga bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.l. Pengawasan Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tin maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

Melalui supervisem. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,

mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga

n. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim

Page 25: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

o. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

p. Evaluasi q. Mengevaluasi upaya pelaksanaan untuk membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

r. Audit keperawatanKetua Tim

Membuat perencanaan Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien Mengembangkan kemampuan anggota Menyelenggarakan konferensi

Anggota Tim Memberiikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya Kerja sama dengan anggota tim dan antartim Memberiikan laporan

2. FORMAT WAWANCARAa. Apakah metoda tim yang diperkenalkan sudah dilaksanakan? Sejauh

mana pelaksanaannya?b. Jika belum, apa kendalanya?

4. LINGKUNGAN KERJA

Page 26: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

a. Lingkungan FisikBerdasarkan hasil pengkajian, kamar perawatan di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 di klasifikasikan dalam berbagai kriteria, sebagai berikut:1. Kamar 6 Kamar Infeksi pasien lakilaki 8 Bed2. Kamar 7 Kamar Neurologi pasien laki-laki 8 Bed3. Kamar 8 Kamar Neurologi pasienPerempuan 8 Bed4. Kamar 9 Kamar Infeksi pasien perempuan 8 Bed 5. Kamar 10 Infeksi dan pasien titipan penyakit dalam dll. 8 BedTotal 5 Kamar 40 Bed

Ket :a) Kamar 6 (enam) merupakan kamar perawatan pasien infeksi laki-laki yang berisi 8

tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Meningitis, Tetanus, SOL, dll

b) Kamar 7 (tujuh) merupakan kamar perawatan pasien neurologi laki-laki yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Stroke.

c) Kamar 8 (delapan) merupakan kamar perawatan pasien neurologi perempuan yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: stroke.

d) Kamar 9 (sembilan) merupakan kamar perawatan pasien infeksi perempuan yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: Meningitis, SOL, tetanus dll.

e) Kamar 10 (sepuluh) merupakan kamar perawatan pasien titipan ilmu penyakit dalam yang berisi 8 tempat tidur pasien, pasien yang dirawat di ruangan tersebut diantaranya: DHF, typoid, dll.

1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:- Klarifikasi data mengenai kebersihan ruangan dan pengaturan penempatan barang di

ruang pendidikan dan ruang tindakan - Data mengenai metode baru pengambilan obat- Form inventaris dan inventarisnya- Media informasi- Ruangan di lantai 5

2. STRATEGI (WAWANCARA DAN OBSERVASI):- Observasi keadaan lingkungan fisik ruangan saat ini (liat kebersihan, liat media informasi

yang telah dibuat oleh kelompok sebelumnya)- Wawancara petugas kebersihan mengenai kefektifan media informasi yang telah dipasang- Wawancara pada kepala ruangan dan perawat ruangan mengenai metode baru tentang

birokrasi pengambilan obat ke depo farmasi- Wawancara pada perawat ruangan dan pekarya mengenai keberadaan form inventaris

(pencacatatan barang yg ada, yg keluar, yang sedang dibersihkan)- Observasi media informasi yang telah dibuat- Observasi ruangan apa saja yang ada di ruangan- Wawancara fungsi tiap ruangan -

3. ALAT UKUR: FORMAT WAWANCARA DAN LEMBAR OBSERVASI

Page 27: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

FORMAT WAWANCARAo Kebersihan toilet, pada:

Petugas kebersihan :- Apakah ada perubahan pada kebersihan toilet setelah ditempelkan papan informasi di

setiap toilet?- Jika tidak, apa kendala yang disarankan untuk mengefektifkan himbauan tersebut?Pasien/keluarga- Apakah bapak atau ibu tau dimana toilet khusus pasien atau keluarga pasien? - Jika tidak apa kendalanya?- Apakah himbauan yang ada di papan informasi dilaksanakan?- Jika tidak, apa alasannya?

o Ruangan tindakan dan pendidikan Petugas kebersihan dan perawat- Apakah kamis bersih yang diusulkan kelompok sebelumnya, sudah dilaksanan ?- Jika tidak, apa kendalanya?Perawat - Apakah penempatan barang-barang sudah sesuai dengan yang semestinya?- Jika tidak, apa kendalanya?

o Media informasiPasien - Apakah pasien/keluarga diinformasikan tentang media ROM? Jika ya, apakah

keluarga sudah mempraktekan teknik ROM tersebut?- Jika tidak, apakah sesuai dengan jadwal yang tertera?- Apakah pasien sudah mengetahui alur pelayanan administrasi?- Jika sudah, apakah sudah mengerti mengenai alur tersebut?

Perawat- Apakah perawat melakukan sosialisasi (mengajarkan)ROM?- Jika tidak, apa yang menjadi kendala?- Apakah perawat sudah mensosialisasikan tentang alur pelayanan administrasi?- Jika belum, apa kendalaanya?

o Metode baru pengambilan obatPerawat

- Apakah perawat sudah mengetahui menganai metode baru pengambilan obat?- Jika sudah, bagaimana teknis pelaksaannya di ruangan neuro?(teknis pelaksaan:

pencatatan, pengiriman ke depo farmasi, penyerahan dari farmasi ke ruangan,distribusi ke tiap pasien oleh perawat)

- Adakah kendala dalam pelaksanaannya?- Jika belum ada informasi mengenai metode ini klarifikasi ke kepala ruangan

o Form inventarisPerawat

- Adakah format pencatatan invetaris di ruangan?(pencatatan setiap kali ada barang yang dipakai)

- Seperti apa bentuk dan teknisnya?- Apa saja kendala dalam pelaksanaannya?- Jika belum ada, tanyakan alasannya

Page 28: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

o Ruangan Perawat

- Ruangan apa saja yang ada di neuro lt. 5?- Apakah tiap ruangan telah digunakan sesuai fungsinya?

LEMBAR OBSERVASIo Kebersihan toilet

No ItemKebersihan

Ya Tidak1. Keadaan kloset2. Keadaan bak mandi/ember3. Keadaan lantai4. Keadaan wastafel5. Keadaan salurah pembuangan6. Tempat sampah

o Ruangan tindakan dan pendidikan- Observasi penempatan barang-barang di ruangan tindakan, sudah rapi dan sesuai

dengan fungsi-fungsinya belum- Observasi masih adakah barang-barang yang seharusnya disimpan di ruang tindakan

namun masih berceceran di dekat bed pasien- Observasi tempat alat-alat yang berbahaya, apakah sudah ada atau belum? Jika sudah

apakah sudah dimanfaatkan dengan baik- Observasi kebersihan dan kerapihan ruang tindakan- Observasi keadaan wastafel di ruang tindakan- Observasi kebersihan ruang pendidikan (yang dibelakang)- Observasi mengenai keteraturan penempatan barang-barang khususnya barang

mahasiswa- Observasi pemanfaat dari loker/lemari yang ada di ruang pendidikan

o Media informasi- Observasi jenis-jenis media informasi yang ada - Observasi penempatan media informasi, apakah sudah efektif atau belum- Observasi bentuk media informasi, apakah sudah efektif- Observasi jumlah media informasi, adakah media informasi yang rusak atau hilang

o Format pencatatan inventaris- Observasi bentuk format pencatatan inventaris- Observasi pelaksanaannya (saat mengambil alat tenun, alat steril apakah langsung

dicatat)o Ruangan

- Observasi tiap ruangan dan penggunaannya

b. Lingkungan Non FisikLingkungan kerja non-fisik dibagi ke dalam tiga kriteria, diantaranya yaitu:a. Hubungan perawat dan pasien

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27-29 Maret 2012 didapatkan bahwa interaksi antara perawat-pasien, terjadi pada saat perawat melakukan tindakan

Page 29: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

keperawatan langsung, diantaranya: mengganti alat tenun, mengganti balutan, menyuntik obat, memasang infus, memasang NGT, memasang kateter dan memberikan tindakan keperawatan lainnya. Hubungan juga terjadi pada saat perawat melakukan asuhan keperawatan tidak langsung, seperti: operan perawat (timbang terima). Berdasarkan hasil survei instrumen kepuasan terhadap 19 pasien didapatkan hasil semua pasien menyatakan tingkat kepusan baik dengan skor 28-54. Dari pertanyaan instrumen kepuasan pasien didapatkan hasil bahwa 15% pasien menyatakan perawat kurang dalam pemberian bantuan makan pada klien yang tidak mau makan/disonde (makan melalui sonde), 10% pasien menyatakan kurang dalam mendapatkan informasi dan penjelasan dari petugas ruangan, 10% pasien mengatakan saat memasuki ruang perawatan perawat mengenalkan diri, lingkungan tempat pasien/keluarga dirawat, menjelaskan mengenai kegiatan rutin yang biasa dilakukan di ruangan dan menjelaskan peraturan rumah skait khususnya di ruang neuorologi , 10% pasien mengatakan bahwa ruangan tempat klien dirawat tenang (tidak gaduh, tidak terlalu banyak penunggu, pengunjung, ataupun petugas) dan nyaman, 10% pasien pasien menyatakan saat masuk ruang perawatan perawat menerima klien dan keluarga dengan pelayanan yang ramah dan sopan, 10% pasien menyatakan bahwa perawat cepat tanggap dalam mengingatkan dan kadang-kadang membantu tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari klien/keluarga, 10% pasien mengatakan bahwa perawat menginformasikan atau menjelaskan tentang tujuan/alasan/cara/efek samping, prosedur tindakan keperawatan sebelum dilakukan kepada klien/keluarga, 10% pasien mengatakan petugas di ruangan menjelaskan tentang cara-cara pengurusan adminstrasi dan hak-hak yang didapat klien selama perawatan di ruangan ini, dan 5% pasien mengatakan perawat memberikan alternatif pilihan tindakan yang akan dilakukan kepada klien (bebas menentukan pilihan), 5% pasien menyatakan bahwa selamadirawat alat kesehatan yang dibutuhkan oleh klien selalu terpenuhi, 5% pasien mengatakan apabila klien/keluarga menanyakan mengenai perkembangan kondisi keadaan penyakit klien, perawat memberikan penjelasan mengenai kondisi klien sampai klien dan keluarga mengerti, 5% pasien mengatakan apabila klien/keluarga tidak patuh terhadap petunjuk untuk kesembuhan klien yang disampaikan oleh perawat maka perawat mengingatkan kliennya, dan 5% pasien menyatakan saat tiba di ruang perawatan, klien langsung dilakukan pengkajian dan pemeriksaan.

Hubungan antara perawat dan perawatDari hasil pengamatan dan wawancara bersama 3 orang perawat, proses komunikasi antara sesama perawat sudah berjalan dengan baik. Komunikasi dilakukan dengan sistem kekeluargaan, terbuka dan akrab, serta tidak

ada batasan antara senior dan senior. Nama panggilan biasanya berupa nama pengganti seperti: ibu, bapak, aa, teteh dan kaka. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah dan komunikasi dua arah. Jika terjadi masalah atau konflik diantara para perawat, permasalah tersebut diselesaikan secara langsung sehingga tidak mengganggu hubungan dalam pekerjaan dan kinerja perawat.

Serah terima (operan) perawat secara resmi dilakukan oleh perwat shift sebelumnya kepada shif berikutnya di Nurse Station. Operan dilakukan pada saat pergantian shift, secara lisan namun tidak rutin menggunakan metode disamping

Page 30: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

tempat tidur pasien (bedside nursing handoff). Biasanya perawat berkomunikasi melalui buku buku laporan yang berisi hal-hal mengenai seluruh pasien yang dirawat di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5. Tidak ada kegiatan berdoa bersama pada saat awal dan akhir pergantian shift pada hari kerja maupun hari libur.

Berdasarkan keterangan perawat, jadwal dinas perwat di ruang Neurologi gedung Kemuning Lantai 5 dibagi dalam 2 (dua) Tim, yaitu tim 1 dan tim 2. Ketika melakukan tindakan, perawat melakukan seluruh tindakan secara bersama-sama dimulai dari kamar 6 sampai kamar 10. Tindakan keperawatan rutin yang dilakukan secara bersama-sama, diantaranya: membalut luka, menyuntik obat, memasang infus, mengganti linen dan tindakan lainnya.

Jadwal dinas perawat di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 dibagi berdasarkan metode tim. Setiap perawat mendapatkan jadwal dinas 2 (dua) kali dinas pagi, 2 (dua) kali dinas siang, 2 (dua) kali dinas malam, satu kali lepas, dan 1 (satu) hari libur dalam satu minggu.

Berdasarkan keterangan dari perawat, kegiatan rekreasi dilaksanakan sekali dalam setahun. Seluruh perawat secara rutin mengikuti kegiatan keakraban ini secara bersama-sama dengan perawat lain yang bertugas di gedung Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Biasanya rekreasi dilaksanakan di tempat-tempat wisata di daerah Jawa Barat dan sekitarnya.

Selain melaksanakan kegiatan rekreasi, perawat di ruang Neurologi juga melaksanakan kegiatan arisan diantara sesama perawat yang bertugas di ruang Neurologi. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh perawat yang masih bekerja, tetapi juga oleh perawat yang sudah pensiun.

Menurut hasil wawancara dengan 3 orang perawat , perawat menyatakan bahwa dirinya merasa nyaman dengan lingkungan interpersonal selama bekerja di ruangan, dan tidak merasa ada diskriminasi suku, agama dan gender.

b. Hubungan perawat dan profesi lainMenurut keterangan perawat, hubungan perawat dan profesi lain di ruang Neurologi gedung Kemuning lantai 5 berjalan dengan baik. Tim kesehatan bekerjasama sebagai tim untuk menangani masalah pasien serta saling menghormati dan menghargai antar profesi. Pada waktu dan keadaan tertentu, dokter dan perawat melakukan diskusi untuk menyelesaikan pemasalahan pasien, namun dengan petugas farmasi tidak pernah. Masing-masing petugas kesehatan menulis di rekam medik pasien dengan lengkap dan jelas. Jika terdapat instruksi atau pendelegasian tugas, maka proses pendelegasian dilakukan secara tegas dan tertulis.

b. Non Fisik1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:

- Hubungan perawat dengan kliena. Klarifikasi ulang untuk pengukuran tingkat kepuasan klien terhadap palayanan

perawat (instrumen kepuasan)- Hubungan perawat dengan perawat

Page 31: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

a. Tambahan data mengenai hubungan perawat ruangan dengan atasan (kepala ruangan)b. Gaya kepemimpinan

- Hubungan perawat dengan profesi lainc. Pola komunikasi antar perawat dengan profesi lain selain dokter dan

farmasi/apoteker2. STRATEGI (WAWANCARA/OBSERVASI/PENGUMPULAN DATA/STUDI

LITERATUR/……):PENGUMPULAN DATA

- Instrumen tingkat kepuasan klien yang telah digunakan sebelumnya dengan pasien yang berbeda

WAWANCARA- Seperti apa pola komunikasi antara perawat ruangan dengan kepala ruangan? ( tanyakan

pada kepala ruangan dan perawat ruangan lainnya)- Menurut anda bagaimana gaya kepemimpinan yang ada di ruang neuro?- Bagaimana cara komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan profesi lain (dokter,

apoteker, ahli gizi, bagian administrasi, pekarya dan OB)?

5. KAJIAN INDIKATOR MUTU RUANGAN (ROR, LOS, TOI, BTO dll) DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:

Menghitung kembali BOR, LOS, TOI, dan BTO STRATEGI (STUDI LITERATUR): ALAT UKUR (TEORI INDIKATOR MUTU RUANGAN)

i. BOR (Bed Occupancy Rate) pada bulan April dan Mei 2012BOR = (jumlah hari perawatan RSx jumlah hari dalam 1 periode ) x 100% Jumlah tempat tidur

ii. LOS (Length of Stay = Lama Pasien Dirawat)

iii. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien

keluar (hidup +mati)

iv. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

6. PENDIDIKANPendidikan pada klien dan keluarga1) Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana di ruang rawat inap saraf (neuro)

Gedung Kemuning Lantai 5 pada tanggal 27 Maret 2012 diketahui bahwa pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan pasien misalnya pendidikan kesehatan tentang mobilisasi, perawatan luka, kebutuhan nutrisi, jadwal pemberian obat, personal hygiene, kebersihan lingkungan dan lain-lain dilakukan oleh perawat pada saat melakukan tindakan kepada pasien.

2) Penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan secara kolektif biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang sedang praktek klinik di ruang rawat inap saraf (neuro) Gedung Kemuning Lantai 5.

Page 32: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

WAWANCARA: Perawat:

Penyuluhan kesehatan apa saja yang telah diberikan ke pasien/ keluarga? Penyuluhan kesehatan apa yang berkaitan dengan kebutuhan pasien?

Siapa yang biasanya memberikan penyuluhan kesehatan? Apa kendala yang dihadapi apabila penyuluhan tidak terlaksana/jarang

dilakukan? Pasien:

Penyuluhan kesehatan apa saja yang telah diberikan? Penyuluhan kesehatan apa yang Anda butuhkan?

Pendidikan pada calon praktisi keperawatan dan profesi lain1) Rata-rata jumlah mahasiswa yang praktik dari shift pagi-sore-malam di Gedung

Kemuning Lt.V Neurologi 2) Sebelum melakukan praktik di ruangan, CI ruangan mengorientasikan praktikan

mengenai kegiatan di ruangan dan peralatan yang ada di ruangan???3) Dari hasil observasi dari tanggal 18 – 20 Mei 2011 didapatkan :

- Aktivitas yang dilakukan mahasiswa praktikan antara lain melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe dan spesifik neurologi/sistem persarafan, pemeriksaan tingkat kesadaran GCS, melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kompetensi yang harus dipenuhi, pengukuran tanda-tanda vital, pengambilan sampel darah (intra veous maupun AGD-arteri), memberikan obat (oral, Intra Vena dan Intra Muskuler), memasang dan mengganti cairan infus, memasang kateter urine, memasang NGT, pemberian diet nutrisi via NGT, membantu mobilisasi, latihan rentang gerak, pemasangan OPA, pengambilan hasil rekam jantung menggunakan EKG, pemberian terapi oksigen dan cairan, dan memenuhi kebutuhan dasar manusia.

- Dalam melakukan tindakan keperawatan, mahasiswa praktikan didampingi oleh perawat ruangan, kecuali untuk tindakan penggantian cairan infus, dan pemenuhan hygiene klien maupun tindakan non invasive lainnya.

WAWANCARA Perawat :

- Apa yang telah disosialisakan kepada calon praktisi keperawatan dan profesi lain yang praktik di ruang kemuning Lt. 5 Neurologi?

- Bimbingan apa yang biasanya diberikan kepada calon praktisi keperawatan dan profesi lain

- Apa kendala yang dihadapi dalam memberikan bimbingan? Calon praktisi keperawatan dan profesi lain

- Apa yang telah disosialisasikan perawat pelaksana/CI ruangan?- Bimbingan apa yang telah didapatkan?

7. PELATIHAN1. DATA YANG MAU DITAMBAHKAN/DIKLARIFIKASI:

- Program pelatihan keperawatan

Page 33: BAB II KAJIAN SITUASI.doc

2. STRATEGI: WAWANCARA- Apakah pernah dilakukan pelatihan bagi perawat ruangan?- Jika ya, pelatihan apa yang telah dilakukan?- Bagaimana pendapat perawat tentang pelatihan yang telah dilaksanakan?- Tanyakan harapan perawat untuk pelatihan yang akan datang?- Tanyakan apakah hasil dari pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara optimal di

ruangan?- Jika tidak, apa kendala yang dialami?- Apakah sudah aplikasikan kepada pasien dari hasil pelatihan yang diterima?