bab ii kajian program
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1. Kategori Program
Menurut Suwardi dalam (Irwanto, Kusumawati, Supriyadi, & Triartanto,
2014:18) “Setiap program yang dirancang untuk disiarkan kepada khalayak
mempunyai tujuan. Sesuai dengan karakteristik dasarnya, tujuan program siaran
televisi adalah menghibur”.
Sedangkan program televisi merupakan segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audien nya. Program disajikan
melihat dari faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang
dipancarkan stasiun penyiaran. (Irwanto et al., 2014:17)
Adapun yang penulis pahami dari kutipan diatas bahwa proses penciptaan
program televisi salah satu nya harus memperhatikan faktor yang membuat audien
tertarik sehingga audien tersebut dapat menonton program yang diciptakan, tetapi
setiap program yang diciptakan tentu mempunyai tujuan kepada khalayak sesuai
karakteristik dasar yaitu menghibur.
Dalam program televisi tentu pembagian kategori program dibuat
secara cermat agar mudah dipahami Kita mengenal dua jenis program
televisi, yaitu program hiburan dan informasi kedua jenis program memiliki
karakteristik berbeda satu sama lainnya, sesuai kaidah yang berlaku pada
bentuk program tersebut. Program hiburan yang berpegang pada
kemampuan imajinasi untuk mendesain program tersebut dan program
informasi adalah program yang berpedoman pada fakta – fakta yang diolah
menjadi satu program, disebut juga dengan program jurnalistik. (Latief &
Utud, 2017b:231)
7
Kategori program televisi dibagi kedalam beberapa format program yang
diambil dari kategori program menurut (Latief & Utud, 2017b:12) yaitu :
1. Informasi, yang didalamnya terdapat format program hard news (straight
news, on the spot reporting dan on air interview), dan softnews (current
affair, documenter, feature, infortaiment, sport).
2. Hiburan, yang didalamnya terdapat format program drama (film, sinetron,
drama televisi, dan cartoon), dan program non drama (musik, variety show,
pertunjukan , lawak, dan repackaging dan juga program talkshow).
Dalam program televisi terbagi menjadi dua kategori diantaranya informasi
dan hiburan, kemudian dari dua kategori tersebut terbagi lagi menjadi beberapa
bentuk program yang disebut sebagai format program.
Kategori yang penulis ambil dalam drama televisi “ ZAHRA “ adalah
hiburan untuk mengembalikan fungsi awal televisi sebagai fungsi sosial untuk
meningkatkan integritas masyarakat dalam perkembangan zaman.
2.2. Format Program
Pembagian jenis program televisi tersebut dibuat dengan cermat agar mudah
dipahami oleh audiensi dan professional penyiaran. Perkembangan kreativitas
program televisi saat ini telah melahirkan berbagai bentuk program televisi yang
sangat beragam.
Menurut Naratama dalam (Djamal & Fachruddin, 2013:156) kunci
keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut.
8
Namun menurut (Latief & Utud, 2017b:231) Format program siaran televisi
adalah bentuk program siaran yang memiliki tujuan, metode, karakteristik dan
norma tertentu dalam penyajiannya.
Menentukan format program merupakan hal yang penting, karena untuk
perencanaan dalam membuat program dan membentuk karakteristiknya serta
metode dan tujuannya, selain itu menentukan format acara adalah kunci
keberhasilan sebuah program televisi. Tentu ketika program sudah menentukan
formatnya pasti akan terlihat bagaimana karakteristik program tersebut, karena
pada dasarnya program drama, non drama, serta informasi memiliki karakter
masing-masing.
Berikut ini adalah karakteristik format program televisi yang dijelaskan di
dalam tabel berikut ini (Latief & Utud, 2017b:241)
Tabel II.1
Karakteristik Format Program Televisi
Drama Non Drama Informasi
Imajinatif Imajinatif/Faktual Faktual
Fiksional Non Fiksional/ Fiksional Non Fiksional
Artistik Informatif/Artistik Informatif
Dramatif Efektif/Dramatik Efektif
Improvisasi tak Terbatas Improvisasi tak Terbatas Improvisasi Tebatas
Abstrak Nyata/Abstrak Nyata
Norma- norma Etika/Norma Etika
9
Waktu tak terbatas Waktu tak terbatas Waktu Terbatas
Senang Senang/Percaya Percaya
Dari penjelasan karakteristik program diatas dapat disimpulkan bahwa
masing-masing program memiliki karater yang berbeda, sehingga menentukan
format program merupakan hal yang sangat penting.
Dari format program yang ada, penulis memilih format drama karena
menurut Naratama dalam (Latief & Utud, 2017b:236) format drama adalah
sebuah acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinasi
kreatif dan kisah – kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.
Pemilihan format program drama televisi sendiri dipilih karena
mengembangkan ide dan kreatifitas dengan mengubah beberapa pandangan
bahwa drama televisi itu bisa berkembang dan setara dengan film bioskop.
Adapun alasan penulis memilih program drama televisi adalah memberikan
tontonan yang menginspirasi bagi para ibu rumah tangga atau dewasa dengan
konten yang penulis angkat.
2.3. Judul Program
Ide, Topik atau tema adalah hal awal dari sebuah naskah drama, pemilihan
ide ini dapat dikembangkan dari cerita yang sudah ada, atau kisah nyata (true
story) atau seluruh hasil imajinasi. (Latief & Utud, 2017a:164)
Dalam Program drama televisi yang penulis produksi berjudul “ZAHRA”,
dalam bahasa arab Zahra memiliki arti Bunga, mekar, keindahan, cantik, bersinar,
10
bercahaya, dan cemerlang. Dari arti tersebut penulis aplikasikan dalam drama
televisi ini yang mengkisahkan kehidupan seorang anak perempuan yang bernama
zahra memiliki wajah cantik dan religius, ia adalah seorang yang penyayang serta
lemah lembut.
Alasan pemilihan judul drama televisi “ ZAHRA “ selain menyangkut
cerita, dan dipilih karena mewakili inti pesan yang yang tersampaikan oleh judul
tersebut dan drama ini, secara keseluruhan menceritakan kehidupan zahra.
2.4. Target Audience
Penonton adalah pasar program siaran, jika sebuah program disaksikan
banyak penonton, maka memberikan keberuntungan kepada stasiun televisi,
dalam televisi penonton selalu menjadi rebutan stasiun televisi, kadang dalam
perebutan penonton pada jam-jam prime time. Stasiun televisi melakukan strategi
dan taktik untuk mendapatkan penonton. Berikut ini beberapa hal yang dilakukan
dalam merancang program televisi, antara lain yaitu:
1. Jam Tayang
Dalam dunia penyiaran televisi untuk menentukan jam tayang
program sangat berpengaruh terhadap rating serta pemasang iklan. Oleh
karena itu di indonesia saat ini membuat rate card atau day part.
Program iklan berdasarkan daypart (pembagian waktu dalam sehari)
yang dibuat mengacu pada selera audiensi, serta lifestyle audiensi televisi
pada suatu wilayah atas dasar penelitian kuantitatif yang dilakukan AGB
Nielsen Media Research sebagaimana di tabulasikan pada tabel 1. (Djamal
& Fachruddin, 2013:161)
11
Tabel II.2
Iklan Berdasarkan Daypart
No Waktu Part Dominan Audiensi Jumlah Audiensi
1. 02.00 – 04.59 Early
Morning
Kelas A,B ( laki –
laki )
Sedikit
2 05.00 – 08.59 Morning
Time
Kelas A,B (semua
umur)
Tinggi
3 09.00 – 11.59 Daytime Kelas C,D,E (anak,
wanita)
Cenderung Turun
4 12.00 – 15.59 Noon Time Kelas C,D,E (anak,
wanita)
Menurun
5 16.00 – 17.59 Evening
Time
Kelas A-E (anak,
wanita)
Mulai Naik
6 18.00 – 18.59 Early Prime
Time
Kelas A-E (semua
umur)
Tinggi
7 19.00 – 20.59 Central
Prime Time
Kelas A-E (semua
umur)
Tinggi sekali
8 21.00 – 22.29 Late Prime
Time
Kelas A,B (semua
umur)
Tinggi
9 22.30-23.59 Night Prime Kelas A,B (laki-
laki)
Cenderung turun
10 00-01.59 Midnight Kelas A,B (laki-
laki)
Menurun
Hasil penelitian menunjukan evening time paling utama yaitu diantara
waktu 16.00 – 17.59 Evening Time dengan status ekonomi sosial kelas A
sampai dengan E pada target wanita & anak dengan jumlah audiensi Mulai
naik.
Dengan demikian dari hasil penelitian target audiens tersebut
memberikan refrensi untuk program drama televisi “ ZAHRA “ dengan
12
menentukan klasifikasi jam tayang pada Evening Time 16.00 – 17.59.
program ini memiliki jam tayang hanya 24 menit dan 6 menit itu
commercial break, oleh karena itu penulis mengambil jam tayang pada :
16.00 – 16.30 WIB. Karena drama (FTV) sangat mendominasi penonton
TV para ibu rumah tangga dan pada jam tayang tersebut.
Status ekonomi sosial yang penulis lihat dalam drama televisi “
ZAHRA “ dan berdasarkan dari konten, tata gambar, audio, grafis, tata
artistik. Maka penulis mengklasifikasikan tayangan ini dengan segmentasi B
& C.
2. Jenis kelamin
Menurut Nielsen newslatter dalam (Munanjar, Haikal, Septian,
& Ichsan, 2018:587) Program televisi yang disajikan tidak seluruhnya
dapat dibedakan dengan segmen ini. Program drama komedi, jarang
dibedakan dengan segmen ini. Tetapi programprogram tertentu seperti
program olah raga (disukai pria), infotainment (wanita), sinetron
(wanita), program memasak (wanita), program berita (pria). Biasanya
wanita lebih banyak menonton televisi dibandingkan pria. Secara
umum, para perempuan menonton televise selama rata-rata 3 jam per
hari. Setengah dari populasi perempuan menghabiskan rata-rata 3
sampai 6 jam per hari di hari Minggu. Sebagai penonton TV
terbannyak, ibu rumah tangga menonton televisi paling lama yaitu rata
rata 3 jam 47 menit per hari, disusul kemudian oleh perempuan
bekerja dan remaja hampir 3 jam per hari.
Dari data hasil survey diatas penulis mengambil peluang dan
mengaplikasikan nya dalam program drama televisi “ ZAHRA “ , karena
dalam konten ini mengangkat kehidupan wanita seorang SPG event yang
secara psikolgi tentu ada kedekatan antara penonton perempuan dengan
konten program ini, peluang ini tentu penulis manfaatkan dalam
perancangan ide drama televisi. Maka penulis melihat dari konten serta alur
13
cerita drama televisi “ ZAHRA”, target audience untuk perempuan adalah
70% dan laki- laki 30%.
3. Segmentasi Penonton
Menurut (Latief & Utud, 2017a:99) target penonton dapat
dikelompokan, yaitu :
a. Demografi ialah cara menentukan audiensi berdasarkan usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan.,
b. Geografi ialah cara menentukan audiensi berdasarkan wilayah tempat
tinggalnya, Jawa, Sumatra, Sulawesi, propinsi dan sebagainya.
c. Psikografi ialah cara menentukan audiens berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian dan karakter audiensi.
Dari teori di atas penulis mengambil kesimpulan dalam program
drama televisi “ZAHRA” berikut ini adalah analisa target penonton sesuai
segmentasi yaitu :
a. Demografi : untuk target jangkauan usia yaitu remaja 15 – 19 tahun
dan dewasa 20 -29 tahun, jenis kelamin 70% wanita dan 30% laki –
laki, kependudukan dewasa, dalam konten ini bermuatan unsur drama
religi sosial targetnya yaitu Islam, pendidikan SMA/Sederajat, dan
pekerjaan yaitu ibu rumah tangga.
b. Geografi : jangakauan wilayah penonton yaitu jabodetabek dan
nasional, karena program ini di tayangkan di stasiun televisi swasta.
c. Psikografi : gaya hidup wanita karir bekerja sales promotion girl, ibu
rumah tangga yang tinggal di perumahan. Kepribadian dan karakter
religius yang sederhana.
14
4. Usia
Dewasa : 20 – 29 tahun
2.5. Karakteristik produksi
Menurut (Latief & Utud, 2017a:94) Single Camera adalah sistem
perekaman menggunakan satu kamera atau lebih, Sistem ini digunakan untuk
format program yang sederhana menggunakan peralatan produksi dan kru yang
simple. Adapun berikut ini teknik perekaman gambar yang dikategorikan Single
Camera yaitu :
1. Film Style (FS) : Film style disebut juga dengan istilah recording in
segment, yaitu perekaman menggunakan satu atau dua kamera. Dengan
metode diadaptasi dari sistem produksi film, menggunakan satu kamera,
dalam satu adegan (scene) dilakukan beberapa kali pengambilan gambar
(shot) dengan angle dan frame yang berbeda.
2. Single Camera (SC) : Menggunakan satu kamera. Single Camera umumnya
digunakan untuk adegan sekuen bentuknya tidak hanya kontiniti shot tetapi
juga kompilasi shoot.
Dari drama televisi “ZAHRA” memiliki karakter produksi yaitu Singlecam
dengan menggunakan memory card. Dan jenis tayangan yaitu record adalah
program siaran rekaman yang ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan
peristiwanya.
Dalam penggunaan alat produksi, departemen kameraman menggunakan
kamera Sony Nex VG30, Tripod Video Bowl 50mm, Stabilizer Glidecam
15
HD4000, Monitor Aputure VS-2 FineHD 7", Lensa Canon EF 16-35mm f/2.8 L II
USM. Karena alat yang dipakai seperti kamera VG30 sudah full frame, lensa yang
dipilih lensa wide karena sudut pandang yang lebar, dan memilih glidecam agar
pada saat hand held tidak shaking.
Untuk departement penata suara menggunakan alat, 2 Clip On Sennheiser
EW112-P G3, Zoom H4N Pro, Splitter Audio, Boom Rode NTG 4 + Set. Karena
setelah penulis melakukan riset lokasi, dan mempelajari naskah serta melakukan
diskusi bersama dengan sutradara dan tim teknis akhirnya penulis memutuskan
memilih alat audio tersebut untuk digunakan dalam produksi drama televesi
“ZAHRA”.
Untuk departement penata cahaya menggunakan alat, 3 LED Dison K -
1080 (21 inch), Diffuiser. Karena sesuai dengan pencahayaan mengikuti
kebutuhan scene, dapat digunakan tanpa menggunakan kabel pengisi daya untuk
di lokasi outdoor setelah penulis melakukan riset lokasi, dan mempelajari naskah
serta berdiskusi dengan sutradara serta team teknis lainnya akhirnya penulis
memutuskan memilih alat pencahayaan tersebut untuk digunakan dalam produksi
drama televisi ”ZAHRA”.