bab ii kajian repertoar a. “cello suite no. 1 in g major

30
5 BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major, BWV 1007 (Prelude, Allemande, Courante, Sarabande, Minuet, Gigue)” karya Johann Sebastian Bach 1. Kajian Historis a. Karakter komposisi Cello pada Musik Periode Barok (1600-1750). Cello Suite ini merupakan salah satu karya yang di tulis pada periode Barok. Seni arsitektur dari periode ini memiliki gaya yang sering ditandai dengan ornamen ornamen yang terdapat di setiap bangunan pada periode tersebut. Terutama di gereja-gereja, istana dan bangunan lainnya terdapat kemegahan desain yang megah dan ornamen yang rumit. Sehubungan dengan seni arsitektur, gaya ornamen-ornamen pada bangunan tersebut pun berpengaruh terhadap gaya musik pada periode tersebut dengan banyaknya ornamen-ornamen seperti trill dan morden 1 . Dalam komposisi instrumen Cello ada beberapa karakteristik kontras yang menandai musik periode Barok yaitu, penggunaan messa di voce 2 , penggunaan teknik vibrato 3 yang sangat sedikit bahkan ada yang tidak menggunakan teknik ini 4 . b. Latar Belakang Repertoar Suita merupakan rangkaian bagian-bagian musik instrumental yang masing-masing perannya berdeda dan dirangkum dalam satu karya. Biasanya karya suita ditampilkan sebagai karya tunggl (untuk instrumen 1 Wawancara dengan Drs. I G N Wiryawan Budhiana, M. Hum. pada tanggal 20 Juli 2015. 2 Messa di voce merupakan teknik musik yang berperan sebagai dinamika yang diawali dengan crescendo kemudian diminuendo. 3 Vibrato merupakan teknik getaran yang digunakan pada instrumen atau penyanyi, cenderung digunakan untuk memperkaya warna suara instrumen 4 Wawancara dengan Drs. Asep Hidayat Wirayudha, M. Mus. pada tanggal 13 Agustus 2015.

Upload: others

Post on 18-May-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

5

BAB II

KAJIAN REPERTOAR

A. “Cello Suite No. 1 in G major, BWV 1007 (Prelude, Allemande, Courante,

Sarabande, Minuet, Gigue)” karya Johann Sebastian Bach

1. Kajian Historis

a. Karakter komposisi Cello pada Musik Periode Barok (1600-1750).

Cello Suite ini merupakan salah satu karya yang di tulis pada periode

Barok. Seni arsitektur dari periode ini memiliki gaya yang sering ditandai

dengan ornamen –ornamen yang terdapat di setiap bangunan pada

periode tersebut. Terutama di gereja-gereja, istana dan bangunan lainnya

terdapat kemegahan desain yang megah dan ornamen yang rumit.

Sehubungan dengan seni arsitektur, gaya ornamen-ornamen pada

bangunan tersebut pun berpengaruh terhadap gaya musik pada periode

tersebut dengan banyaknya ornamen-ornamen seperti trill dan morden1.

Dalam komposisi instrumen Cello ada beberapa karakteristik kontras

yang menandai musik periode Barok yaitu, penggunaan messa di voce2,

penggunaan teknik vibrato3 yang sangat sedikit bahkan ada yang tidak

menggunakan teknik ini4.

b. Latar Belakang Repertoar

Suita merupakan rangkaian bagian-bagian musik instrumental yang

masing-masing perannya berdeda dan dirangkum dalam satu karya.

Biasanya karya suita ditampilkan sebagai karya tunggl (untuk instrumen

1 Wawancara dengan Drs. I G N Wiryawan Budhiana, M. Hum. pada tanggal 20 Juli

2015. 2 Messa di voce merupakan teknik musik yang berperan sebagai dinamika yang diawali

dengan crescendo kemudian diminuendo. 3 Vibrato merupakan teknik getaran yang digunakan pada instrumen atau penyanyi,

cenderung digunakan untuk memperkaya warna suara instrumen 4 Wawancara dengan Drs. Asep Hidayat Wirayudha, M. Mus. pada tanggal 13 Agustus

2015.

Page 2: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

6

tunggal) 5.“Cello Suite No. 1 in G major, BWV 1007 merupakan karya

pertama dalam kumpulan karya Six Cello Suites yang di tulis oleh

Johann Sebastian Bach. Karya pertama ini terdiri dari enam bagian yaitu

Prelude, Allemande, Courante, Sarabande, Minuet, Gigue. Tidak seperti

siklus karya Bach yang lain, jelas terlihat kontras antara masing-masing

karya yang menyusun siklus, rangkaian suita ini memiliki karakater yang

sama dengan motif dasar dari tiap karya. Prelude pembuka diikuti dengan

empat bagian suita standar: allemande, courante, sarabande, dan gigue6.

Sebagai pemain organ di gereja, Bach membuat sangat banyak karya

untuk instrumen organ. Kemudian dalam perkembangan karyanya, Bach

menulis Cello Suite ini dengan menggabungkan imitasi suara organ ke

instrumen cello yang ditandai dengan banyaknya ketukan pertama yang

ditahan sebagai pedal poin dalam setiap pergantian akor. Dari sisi

violoncello materi karya Bach ini lebih berdasar pada tradisi

kultur/kebudayaan sehingga kurang eksperimental. Kecenderungan Bach

untuk lebih objektif pada violoncello bisa dilihat dari penggunaan

polifoni, teknik double-stop, dan efek bariolage7 yang secukupnya

dimana struktur polifoni sering ditemui pada movement Sarabande8.

2. Biografi Johann Sebastian Bach

Johann Sebastian Bach lahir di Kota Eisenach, Jerman pada tahun

1685. Bach adalah seorang pemain organ, pemain harpsichord, pemain

biolin dan composer berkebangsaan Jerman. Bach memulai karir

bermusiknya pada tahun 1703 sebagai pemain biolin di Weimar, pada

tahun 1708 sebagai pemimpin orkestra, dan tahun 1717 terpilih sebagai

Konduktor di Cothen. Titik puncak dari karir Bach sebagai pemain biola

5 Don Michael Randel. The Harvard Concise Dictionary of Music and Musicians.

Cambridge : President and Fellows of Harvard College 1999, hlm 643. 6 Anner Bylsma, Johann Sebastian Bach a Suites a Solo Violoncello Senza Basso,

Printed in Germany 1979 7 Bariolage: bahasa Prancis untuk “multi-color”, “memiliki berbagai warna”,

untuk menghasilkan efek bariolage perlu perubahan nada dari senar yang bersebelahan,

dimana salah satu senar digesek dalam keadaan open-string. 8 Anner Bylsma, hlm 2.

Page 3: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

7

yaitu komposisinya pada tahun 1720 "Sei Solo a violino senza Basso

acocompagnato" yang dibuat Bach dalam salinan manuskrip yang rapih9.

Diakhir hidupnya, kesehatan mata Bach menurun hingga akhirnya buta

pada tahun 1749. Bach Meninggal pada tahun 1750.

3. Analisis Repertoar

Cello Suite Bach memiliki bentuk musik “binary form”, biasanya

merupakan bentuk musik dansa yaitu A A’ atau A B

a. Prelude

Prelude merupakan komposisi/karya pembuka dalam suatu karya

yang terdiri dari beberapa bagian, yang digunakan sebagai penentu nada

dasar (tuning) terhadap karya bagian-bagian selanjutnya10

. Dalam

repertoar Cello Suite Bach ini, Prelude sebagai komposisi pembuka untuk

suita. Prelude berikut bersukat 4/4 dalam tonalitas G mayor.

A

Birama Keterangan

1-5

Terdapat tema utama (main theme) di birama 1-5. Tema utama

merupakan susunan berupa melodi atau akor yang sangat

penting dalam sebuah karya. Biasanya diletakkan di awal

lagu/repertoar.

6-13 Terdapat modulasi ke akor V (dominan). Kemudian ada frase

anteseden di birama 9 ketuk ke 3, yaitu sebagai kalimat tanya

9 Anner Bylsma, hlm 1.

10

Don Michael Randel, hlm 528.

Page 4: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

8

yang berupa melodi dengan progresi akor V ke akor I. Di

birama 9 terdapat authentic cadence yaitu progresi akor V ke

akor I.

14-22

Akor pada biama 14 kembali ke tonika atau nada dasar.

Terdapat authentic cadence pada birama 18 yang ditandai

dengan akor V.

Pada birama 19 terdapat frase consequent yang merupakan

kalimat jawab dari frase anteseden. Kemudian ada transisi di

birama 20-22 ketuk ke dua sebagai perpindahan ke bentuk B.

B

Bira

ma Keterangan

22-

28

Muncul tema baru di birama 22 ketukan ke tiga sebagai tema ke

dua

Page 5: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

9

29-30

Terdapat frase anteseden di birama 30

31-38

Terdapat codetta yaitu pengantar bagian penutup sebuah karya

musik. Biasanya diletakkan sebelum coda. Dibutuhkan teknik

bermain yaitu bow crossing dalam bagian codetta ini. Bow

crossing yaitu detache bow dalam dua senar.

39-42

Setelah codetta, selalu muncul bagian paling akhir sebagai

penutup dalam sebuah karya yang disebut coda. Di dalam coda

ini terdapat authentic cadence dan frase consequent sebagai

kalimat jawab dari birama 30.

b. Allemande

Suita Jerman, bersukat 2/2 biasanya dimulai dengan not 1/16

sebagai ketukan gantung. Ditulis dalam tonalitas G mayor.

A

Birama Keterangan

1-16

Pada bagian ini disebut flowing movement yaitu sebuah bentuk musik

dimana tidak terdapat tema utama yakni hanya motif. Diawali dengan

akor tonika, kemudian terdapat transisi di birama 15 dan 16 untuk

Page 6: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

10

modulasi ke akor dominan. Di dalam transisi birama 15 terdapat frase

anteseden sebagai kalimat tanya yang ditandai dengan akor V pada

birama 16.

B

Birama Keterangan

17-24

Pada bagian ini merupakan bagian baru yaitu modulasi ke dominan yang

ditandai dengan akor V pada birama 17

25-32

Pada birama 25, progresi akor kembali ke tonika. Terdapat authentic

cadence pada birama 25 yang ditandai dengan akor V balikan kedua

yang ditandai dengan nada ke tujuh di suspensi. Selain itu authentic

cadence jg terdapat di birama 31 yang ditandai dengan akor V. Pada

birama terakhir merupakan frase consequent sebagai kalimat jawab dari

birama 16 yang ditandai dengan akor I

Page 7: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

11

c. Courante

Suita Perancis bersukat ¾ biasanya dimulai dengan not 1/8 sebagai

ketukan gantung. Ditulis dalam tonalitas G mayor. Dimainkan dengan

tempo cepat

A

Birama Keterangan

1-18

Birama pertama dimulai dari akor tonika. Terdapat half cadence di

birama 17. Terdapat transisi di birama 17 dan 18 untuk modulasi ke

akor dominan. Di dalam transisi terdapat frase anteseden sebagai

kalimat tanya yang ditandai dengan akor V.

B

Birama Keterangan

19-35 Pada bagian ini modulasi ke akor dominan. Terdapat authentic cadence

Page 8: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

12

di birama 35 menuju ke akor tonika

36-42

Birama 36 kembali ke akor Tonika. Terdapat authentic cadence di birama

41 dan pada birama ini tedapat frase consequent yaitu sebagai kalimat

jawab dari frase anteseden birama 18.

d.

e. Sarabande

Suita Spanyol bersukat 3/4 , ditulis dalam tonalitas G major, dan

dimainkan dengan tempo yang sangat lambat.

A

Birama Keterangan

1-8

Dimulai dari tonika. Terdapat Authentic cadence dan frase anteseden di

birama 8

Page 9: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

13

B

Bira

ma Keterangan

9-12

Di birama 9 akor modulasi ke dominan yaitu ke akor V.

Kemudian dilanjutkan modulasi sementara ke akor relatif minor

pada birama 12. Terdapat authentic cadence di birama 11 ke

12.

13-16

Birama 13 kembali ke tonika dan merupakan frase consequent

sampai birama 16. Terdapat Authentic cadence di birama 16.

f. Menuet I

Menuet merupakan musik tarian yang bersifat elegan dan bersukat

¾ biasanya dimulai tanpa menggunakan upbeat. Menuet populer pada

tahun 1650-180011

. Ditulis dalam tonalitas G major.

A

Birama Keterangan

1-8 Dimulai dari akor tonika serta frase anteseden di birama 1-8. Terdapat

half cadence di birama 8.

11 Don Michael Randel, hlm 421.

Page 10: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

14

B

Birama Keterangan

9-16

Pada bagian ini terdapat modulasi ke akor dominan. Authentic cadence

terdapat di birama 15 dan 16.

17-24

Frase consequent terdapat di birama 23 ketukan ke tiga menuju birama

24.

g. Menuet II

A

Birama Keterangan

1-8

Dimulai dari Tonika dan frase anteseden di birama 1-8, terdapat Half

cadence di birama 8.

B

Birama Keterangan

9-16 Modulasi ke akor dominan

Page 11: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

15

17-24

Kembali ke tonika kemudian ditutup oleh frase consequent

h. Gigue

Gigue merupakan musik tarian bertempo cepat dengan sukat ¾.

Biasanya bagian ini di letakkan di akhir rangkaian komposisi suita.

Gigue adalah tarian yang berasal dari Irlandia dan Inggris dan mulai

populer pada tahun 1650an di wilayah Perancis12

.

A

Biram

a Keterangan

1-12

Dimulai dari Tonika, terdapat Half cadence dan frase anteseden

di birama 8

B

Biram

a Keterangan

13-20

Modulasi ke akor dominan

12

Don Michael Randel, hlm 257.

Page 12: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

16

21-34

Kembali ke tonika, terdapat authentic cadence pada birama 33

kemudian ditutup oleh frase consequent

B. “Cello Sonata No. 1, Op. 38 1st, 2

nd, & 3

rd movt (Allegro non tropo,

Allegro quasi menuetto, Allegro) karya Johannes Brahms.

1. Kajian Historis

a. Karakter komposisi Cello pada Musik Periode Romantik

(1810-1910).

Cello Sonata ini merupakan salah satu karya yang ditulis

pada periode Romantik. Periode ini merupakan proses

perkembangan musik setelah periode Klasik. Terjadi

perkembangan yang kaya akan harmonisasi, ritme, bentuk musik,

akor, dinamika kontras, ekspresi, intensitas, dan imajinasi. Para

Filsuf percaya bahwa musik di periode Romantik tergambar

dengan jelas dari kenyataan hidup, ekspresi, impuls13

dari suatu

kejadian yang pasti14

.

Dalam instrumen Cello, karakteristik dari sisi teknik

permainan juga berkembang dengan pesat diantaranya yaitu teknik

vibrato yang lebih lebar dan variatif, intensitas penekanan dari

13

Impuls merupakan rangsangan atau gerak hati yg timbul secara tiba-tiba untuk

melakukan sesuatu tanpa ada pertimbangan. 14

Barbara Russano Hanning, Concise History of Western Music fifth edition by W. W.

Norton & Company, Inc 1998. Hlm 374

Page 13: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

17

tangan kanan yang lebih intens, bertambahnya teknik-teknik baru

seperti colegno, sul tasto, fonticello, dan masih banyak lagi.

Perubahan dari bentuk instrumen cello pun terjadi, yaitu dengan

adanya penambahan endpin pada sisi bawah badan cello

(perubahan terjadi di periode Klasik), bentuk bow yang pada

periode Barok yang cembung menjadi cekung, ada tambahan tuner

kecil yang diletakkan di dalam tailpiece digunakan untuk mengatur

intonasi senar dengan jarak kecil15

.

b. Latar Belakang Repertoar

Brahms menulis karya ini dengan jangka waktu yang cukup

lama yaitu pada tahun 1862-1865. Ia mulai menulis Cello Sonata

ini Pada Juni 1862, ketika Brahms tinggal dengan seorang

komposer, Albert Dietrich di Munster-am-Stein. Cello Sonata ini

bukan satu-satunya komposisi yang Brahms fokuskan pada saat itu.

Perhatian Brahms pada Cello Sonata teralihkan dengan adanya

berita bahwa Friedrich Wilhelm Grund seorang konduktor dari

Hamburg Philharmonic pensiun dari posisinya dan membutuhkan

penerus. Brahms secara diam-diam menyuarakan ketertarikannya

pada posisi tersebut kepada Theodor Ave-Lallenant, seorang

musikolog 16

. Karena adanya kejadian tersebut maka Brahms

menyelesaikan movement ketiga Cello Sonata ini pada tahun 1865

selama tinggal di Lichtenthal.

2. Biografi Johannes Brahms

Johannes Brahms lahir di Hamburg, Jerman pada tahun 1833

adalah seorang pianist dan komponis namun Brahms banyak berkarya

di Wina, Austria. Pada masa hidupnya, Brahms sangat terkenal dan

berpengaruh dalam dunia musik. Brahms menulis komposisi musik

untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni, dan untuk

15

Asep Hidayat. Wawancara seputar perkembangan cello pada era roamntik. Di

Yogyakarta tahun 2013. 16

Michael Musgrave. “The Music of Brahms” Oxford: Oxford UP, 1985.

Page 14: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

18

penyanyi solo serta paduan suara. Brahms merupakan pianist yang

mahir dan sering menampilkan sendiri karya-karyanya.

3. Analisis Repertoar

Cello Sonata ini terbagi dalam tiga bagian yaitu Allegro non

troppo, Allegro quasi menuetto, dan Allegro. Karya ini memiliki

tantangan interpretasi dan expresi yaitu untuk mencapai keseimbangan

yang lembut antara bentuk musik Barok dan struktur periode Klasik

dan dinamika serta perubahan tempo yang kontras pada karakter

musik periode Romantik yang disajikan dalam gaya komposisinya.

a. 1st Movement (Allegro non troppo)

Bagian ini ditulis dalam tonalitas E minor dan bersukat 4/4.

Exsposition

Birama Keterangan

1 - 16

Tema utama terletak di birama 1-8 lalu dimainkan satu oktaf lebih

tinggi pada birama 9-16

17-33 Transisi terdapat pada birama 17-20 menuju ke tema utama

Page 15: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

19

34 - 65

Sub tema, modulasike sub dominan yaitu menuju C major

66 - 90

Closing Section dimulai dari piano pada birama 66 kemudian disahut

oleh cello pada birama 69

Page 16: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

20

Development

Birama Keterangan

93 - 163

103-127

Merupakan pengembangan motif dari tema utama

128-150 Merupakan pengembangan motif dari closing section pada bagian

eksposisi

Page 17: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

21

151-163

Merupakan closing section pada bagian development

Page 18: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

22

Recapitulation

Birama Keterangan

164 - 178

Tema awal dimainkan pada Tonika

180 - 183

Transisi

184 - 196

Tema yang di imitasi pada Piano dan tema transisi

197 - 228

Tema sekuensial

229-240

Closing section

242 - 283 Coda, dimainkan dalam tonalitas E mayor.

Page 19: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

23

b. 2nd movement (Allegro quasi Menuetto)

2nd movement ini merupakan “song form with trio”17

yang terdiri

dari bagian A dan bagian B. Bagian A disebut juga “the principal song

form”18

, bagian B disebut “the subordinate song form”19

. Bentuk

musiknya secara garis besar yaitu Song Form I – Song Forn II (trio) –

Song Form I.

17

“song form with trio” merupakan istilah untuk bentuk musik yang

mencakup satu bagian di dalam sebuah sonata. Bentuk ini biasanya terdiri dari

dua bagian yaitu A dan B. A sebagai bagian menuetto dan B sebagai bagian Trio. 18

“the principal song form”sama dengan tema utama. 19

“the subordinate song form”sama dengan tema kedua.

Page 20: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

24

A

Birama Keterangan

1 - 16

Tema Awal

17 - 29

Pengulangan tema di piano

30 - 38

Tema Awal (A’)

39 - 59 Pola counter melodi pada cello dan piano

Page 21: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

25

60 - 74

Tema Awal (A’’)

75 - 77 Transisi, Authentic Cadence

Page 22: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

26

B

Birama Keterangan

78 - 110

Modulasi tema ke Subdominan (B)

92-110 B’

Page 23: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

27

111 - 118 Coda

Page 24: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

28

c. 3rd Movement (Allegro)

3rd movement ini merupakan bentuk “Sonata – allegro form”20

.

Ditulis dalam tonalitas E minor.

Exposition

Birama Keterangan

1 - 4

Tema utama, tekstur polifoni meniru gaya fuga

5 - 25 Tema utama diimitasi oleh cello

20

Sonata Allegro digunakan untuk mengidentifikasi pola dari movement tersebut, dalam

hal ini bagian ke tiga (3rd movement). Sonata Allegro juga sering digunakan pada bagian lambat

dan bagian terakhir dari sebuah sonata.

Page 25: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

29

26 - 30

Transisi

31 - 52

Tema kedua

53 - 75

Codetta/closing section

Page 26: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

30

Development

Birama Keterangan

76 - 130

fantasia Section (B)

96-122

Pengembangan motif dari tema utama

Page 27: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

31

123-131

Pengembangan motif dari closing section di eksposisi

Page 28: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

32

Recapitulation

Birama Keterangan

132 – 152

Tema utama

153 - 157

Transisi menuju tema kedua

Page 29: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

33

158 - 174

Tema kedua

175 - 188 Codetta/closing section

Page 30: BAB II KAJIAN REPERTOAR A. “Cello Suite No. 1 in G major

34

189 - 198

Coda