bab ii kajian pustaka pada bab ii tentang kajian pustaka...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bab II tentang kajian pustaka berturut-turut dipaparkan 1. Pengertian Belajar 2. Hasil belajar 3. Pembelajaran Matematika 4. Metode demonstrasi 5. Hasil Penelitian yang Relevan 6. Kerangka Berpikir 7. Hipotesis Tindakan. 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar. Pengertian belajar demikian, secara konseptual tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. Guru tidak dipandang sebagai satu – satunya sumber informasi yang dapat memberikan informasi apa saja kepada para pembelajar. Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis, menurut Ali Imron (1996.2-14) http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html (01 Desember 2011) ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu : 1. Pandangan Psikologi Behavioristik Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh 5

Upload: vubao

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada bab II tentang kajian pustaka berturut-turut dipaparkan 1. Pengertian

Belajar 2. Hasil belajar 3. Pembelajaran Matematika 4. Metode demonstrasi 5.

Hasil Penelitian yang Relevan 6. Kerangka Berpikir 7. Hipotesis Tindakan.

2.1.1 Pengertian Belajar

Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah

pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu

atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak

pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara

orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang sedikit

belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang

tidak belajar.

Pengertian belajar demikian, secara konseptual tampaknya sudah mulai

ditinggalkan orang. Guru tidak dipandang sebagai satu – satunya sumber

informasi yang dapat memberikan informasi apa saja kepada para

pembelajar.

Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar

sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif

menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi

mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam

pandangan psikologis, menurut Ali Imron (1996.2-14)

http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html (01 Desember

2011) ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu :

1. Pandangan Psikologi Behavioristik

Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol

instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang

bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

6

lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini

antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.

Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh Watson.

Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan bahwa

pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan

melalui latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus yang

dialami.

Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba–

coba (trial and error). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala

seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu.

Dalam mencoba – coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons

yang tepat berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.

2. Pandangan Psikologi Kognitif

Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk

mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu

tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut

dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan

masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan

respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.

3. Pandangan Psikologi Humanistik

Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari

pandangan psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi

humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang

sebesar – besarnya kepada individu.

Salah seorang tokoh psikologi humanistic Carl Rogers

http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html (01

Desember 2011), seorang ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan

bahwa siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan

belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga

ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas

keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

7

4. Pandangan Psikologi Gestalt

Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer.

Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas

hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide

atau proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa

mengenai sesuatu yang harus dipelajari.

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari adanya pengalaman.Belajar selalu melibatkan

perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh

interaksi antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak

disengaja. Perubahan yang semata–mata karena kematangan seperti anak

kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar,

karena biasanya perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan

tingkah laku.

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “

hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk

memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu

pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.

Menurut Djamarah (2000:45) http://duniabaca.com/pengertian-belajar-

dan-hasil-belajar.html (01 Desember 2011), hasil adalah prestasi dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan

sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan

pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh,

kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk

mancapainya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

8

Sementara itu, Arikunto (1990:133) http://duniabaca.com/pengertian-

belajar-dan-hasil-belajar.html (01 Desember 2011) mengatakan bahwa hasil

belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu

tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”. Nasution

(1995:25) http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html (01

Desember 2011) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada

diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan,

tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan

penghargaan diri pada individu tersebut.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang

optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri

siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama

diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai

aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi

dan pengetahuan yang lainya.

4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan

dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai

dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan

memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.

Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,

bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk

kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri

seseorang yang belajar.

Menurut Purwanto (1990:3) http://duniabaca.com/pengertian-belajar-

dan-hasil-belajar.html (01 Desember 2011), evaluasi dalam pendidikan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

9

adalah penafsiran atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan

siswa menuju kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam

kurikulum.

Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil

penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai

dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah

sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah

terjadi adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.

3. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan yang terjadi akibat

belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, m

aksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

4. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.

5. Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan,

keterampilan dan pengetahuan.

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpatisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan analitis

dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

10

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap

bahasa dan sastra Indonesia. Standar Kompetensi ini merupakan dasar bagi

peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional,

dan global.

Dengan Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini

diharapkan:

1. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan

penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa

sendiri.

2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi

bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa

dan sumber belajar.

3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah

dan kemampuan peserta didiknya.

4. Orang tua dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia.

5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang

tersedia.

6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber kebahasaan dan kesastraan

sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

11

Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra dan kemampuan yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis

Pada akhir pendidikan SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-

kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

12

2.1.4 Metode Demonstrasi

1. Pengertian metode demonstrasi

Metode demonstrasi menurut Fat Hurrahman (2011), menyatakan bahwa

“yang dimaksud dengan metode demonstrasi ialah suatu upaya atau praktek

dengan menggunakan peragaan yang ditujukan pada siswa yang tujuannya

ialah agar supaya semua siswa lebih mudah dalam memahami dan

mempraktekkan dari apa yang telah diperolehnya dan dapat mengatasi suatu

permasalahan apabila terdapat perbedaan”.

Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab

membantu siswa untuk jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan, fakta atau

data yang benar. Metode demonstrasi sebagaimana yang dipaparkan dalam

http:// education-mantap.blogspot.com. 09 November 2011 adalah metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada

siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau

sekedar tiruan.

Sebagi metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan

secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa

hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan

bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi

dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran

ekspositori dan inkuiri (http:// education-mantap.blogspot.com/09 Nov.2011).

Wina Sanjaya (2006), Sumatri dan Permana (1999) menyatakan bahwa “

metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan cara

memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses,

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau

sumber belajar lain yang ahli dalam topic bahasan yang harus

didemonstrasikan”.

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau

prosedur yang dilakukan proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu

cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

13

Tujuan digunakannya metode demonstrasi adalah:

a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yng harus dikuasai oleh siswa.

b. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan pada siswa.

c. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara

bersama-sama.

Masitoh & Laksmi (2006) menyatakan sebagai berikut:

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan

bahan pelajran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau

caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.

Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam

pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa

dapat memperhatikan (mengamati) terhadap obyek yang akan

didemonstrasikan. Selama proses demonstrasi guru sudah

mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi

tersebut.

Kapan guru sebaiknya menggunakan metode demonstrasi? Menurut

Masitoh & Laksmi (2006) metode demonstrasi dapat digunakan guru apabila:

1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gambling dan konkrit melalui

penjelasan atau diskusi.

2. Tujuan dan sifat mteri pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan

berupa demonstrasi.

3. Mengajarkan suatu proses atau cara kerja.

4. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam

fase operasional konkrit.

2. Langkah-langkah metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

d. Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mewakili kelompoknya

untuk mendemonstrasikan sesuai sekenario yang telah disiapkan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

14

e. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan manganalisa.

f. Menarik kesimpulan.

3. Apapun aspek yang penting dalam menggunakan demonstrasi

a. Metode demonstrasi akan menjadi tidak wajar apabila alat yang

didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.

Misalnya alatnya terlalu kecil.

b. Metode demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh

aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan iktu aktif

agar siswa mendapat pengalaman yang berharga.

c. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

4. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Indonesia

a. Melatih siswa untuk gemar membaca.

b. Melatih siswa membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.

c. Melatih siswa untuk percaya diri.

d. Setelah membaca siswa memahami isi bacaan.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

.Eka Fitri Hastuti dalam PTK yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tentang Pengukuran dengan

Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SDN 03 Tawangsari Kecamatan Kerjo

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010” menggunakan metode

demonstrasi untuk meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran matematika

tentang pengukuran dan hasil akhir siklus, siswa mencapai KKM sebanyak 85%.

Eka Fitri Hastuti (2010) melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas III SD

Negeri 03 Tawangsari pada mata pelajaran Matematika tentang pengukuran.

Disini penulis (Eka Fitri Hastuti) mengemukakan hasil belajar siswa kelas III SD

Negeri 03 Tawangsari tahun ajaran 2009/2010 pada pokok bahasan pengukuran

setelah dianalisis mempunyai hasil belajar yang rendah yaitu nilai rata-rata

dibawah 60 dan ketuntasan 25%. Kegagalan ini diduga karena media

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

15

pembelajaran yang kurang, penilaian guru terfokus pada aspek kognitif

(mengingat dan menyebutkan) serta pada hasil akhir hanya berupa angka.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,

tes dan dokumentasi. Berdasarkan data awal yaitu ketuntasan hanya 25 % dari 20

siswa, maka guru menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dimana data awal digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui

perkembangan dan peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan data sebagai kondisi awal persentase keberhasilan guru dalam

mengelola pembelajaran 20%, pada pembelajaran siklus I sebesar 45%, , pada

pembelajaran Siklus II sehingga persentase keberhasilan guru dalam mengelola

pembelajaran adalah 75%. Namun, karena penulis (Eka Fitri Hastuti) merasa hasil

penelitian ini masih kurang memuaskan maka dilanjutkan pada siklus III dengan

hasil ketuntasan mencapai 85 % dan siswa yang memperoleh nilai diatas 75

sebanyak 85 %.

Penilitian yang akan dilakukan penulis ini berbeda dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pada Eka Fitri Hastuti (2010) metode

demonstrasi dilakukan pada mata pelajaran Matematika tentang pengukuran.

Sedangkan peneliti yang akan penulis lakukan adalah membaca nyaring pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari penggunaan metode

pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi siswa secara

keseluruhan dan kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu wujud pembelajaran

yang meningkatkan hasil belajar adalah pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi.

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran membaca dengan

menggunakan metode demostrasi sebagai berikut :

1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.

2. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

16

3. Masing-masing kelompok memberi nilai pada waktu temannya membaca.

4. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi.

5. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi.

Agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan terarah diperlukan suatu

alur atau kerangka berpikir. Kerangka berpikir ini berfungsi sebagai acuan dalam

menyusun langkah-langkah penelitian.

Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi awal merupakan keadaan sebelum dilaksanakan tindakan. Dalam hal

ini guru belum menggunakan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran.

Siklus I merupakan kegiatan guru yang menggunakan metode demonstrasi

dalam membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah pelaksanaan

siklus I hasil belajar siswa meningkat.

Siklus II merupakan kegiatan guru yang menggunakan metode demonstrasi

dalam membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah

Kondisi Awal Pembelajaran secara

konvensional

Hasil belajar siswa pada pelajaran bhs. Indonesia rendah

Tindakan Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

Siklus I Hasil belajar meningkat

Siklus II Hasil belajar siswa mencapai ketuntasan

Pembelajaran membaca nyaring melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Jatimulyo

Kondisi Akhir

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab II tentang kajian pustaka ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/675/3/T1_262010645_BAB II.pdf · pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri

17

dilaksanakan siklus II hasil belajarnya semakin meningkat sehingga mencapai

ketuntasan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan

hasil belajar bahasa Indonesia tentang membaca nyaring pada siswa kelas III SD

Negeri Jatimulyo, Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati.