bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran dan …repository.unpas.ac.id/39847/5/bab ii kpsbu.pdf ·...

35
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka peneliti akan memberikan pembahasan akan teori dan literatur yang akan difokuskan pada penemuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya/jurnal-jurnal yang terkait dan relevan, yang akan dijelaskan dengan jelas dan singkat. Seperti yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, bahwasannya permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah hal- hal yang berkenaan dengan kualitas produk, lokasi dan keputusan pembelian. 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sangat penting bagi perusahaan, dimana pemasaran merupakan aktifitas yang dapat menghasilkan keuntungan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.Hal ini diperkuat oleh pendapat America Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:27) yaitu Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menghantarkan, dan memberikan nilai pelanggan yang unggul. Sedangkan Maynard dan beckam dalam Buchari Alma (2015:1) mengemukkan bahwa: marketing embraces all business activities

Upload: ngothu

Post on 01-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka peneliti akan memberikan pembahasan akan teori dan

literatur yang akan difokuskan pada penemuan dan hasil-hasil penelitian

sebelumnya/jurnal-jurnal yang terkait dan relevan, yang akan dijelaskan dengan

jelas dan singkat. Seperti yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya,

bahwasannya permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah hal-

hal yang berkenaan dengan kualitas produk, lokasi dan keputusan pembelian.

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran sangat penting bagi perusahaan, dimana pemasaran merupakan

aktifitas yang dapat menghasilkan keuntungan dan menjaga kelangsungan hidup

perusahaan.Hal ini diperkuat oleh pendapat America Marketing Association

(AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:27) yaitu Marketing is the

activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering,

and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and

society at large. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menghantarkan, dan memberikan nilai

pelanggan yang unggul. Sedangkan Maynard dan beckam dalam Buchari Alma

(2015:1) mengemukkan bahwa: marketing embraces all business activities

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

21

involved in the flow of goods and services from physical production to

consumption. Marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan

jasa dari sector produksi konsumsi. Kemudian pemasaran menurut William

J.Stanton dalam Susatyo Herlambang (2014:3) pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis sampai pada pemahaman

bahwa pemasaran merupakan rangkaian dari kegiatan penciptaan produk sebelum

mendapatkan tujuan akhir yaitu memperoleh keuntungan.Kegiatan pemasaran

pada dasarnya merupakan keseluruhan dari pengertian ataupun kegiatan

penjualan, perdagangan, dan distribusi.

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Perusahaan memerlukan berbagai cara untuk dapat mengatur

pemasarannya agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan,

dengan demikian diperlukan suatu pengaturan atau manajemen dalam hal ini

adalah manajemen pemasaran.

Manajemen pemasaran didefinisikan oleh Kotler dan Keller (2016:27)

yang mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah Marketing management as

the art and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing

customers through creating, delivering, and communicating superior customer

value, Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

22

mendapatkan, mempertahankan, serta meningkatkan jumlah pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul. Danang Sunyoto (2015:191) mengemukakan manajemen pemasaran

adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen

yang harus dipuaskan oleh kegiatan manusia lain, yang menghasilkan alat

pemuasn kebutuhan, yang berupa barang maupun jasa. Manajemen pemasaran

didefinisikan oleh Kinnear dan Kenneth dalam Ari Setiyaningrum (2015:11)

mengemukakan bahwa manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,

implementasi, dan control dari putusan-putusan tentang pemasaran di dalam

bidang-bidang penawaran produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga

(pricing). Sedangkan Ben M. Enisdi dalam Buchari Alma (2015:130)

mengemukakan Marketing management is the process of increasing the

effectiveness and or efficiency by wich marketing activities are perfrmed by

individuals or organizations. Manajemen pemasaran adalah proses untuk

meningkatkan efesiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan

oleh individu atau oleh perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis sampai pada pemahaman

bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang meliputi

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasaran

yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran

yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain

yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses

pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

23

menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat

untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dari perilaku

konsumen, dan sebaliknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian

rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk yang ditawarkan perusahaan.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai

keberhasilan perusahaan.Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap

perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen–elemen dalam bauran pemasaran. Dalam bauran

pemasaran (marketing mix) terdapat variabel–variabel yang saling mendukung

satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk

memperoleh tanggapan–tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.

Perusahaan perlu menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan

dalam benak konsumen, selain itu juga perlu mendesain program agar produk

dapat memperoleh respon dari pasar sasaran. Bauran pemasaran didefinisikan oleh

Buchari Alma (2015:143) bahwa bauran pemasaran merupakan strategi dalam

mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dapat ditemukan kombinasi yang

maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Sedangkan Kotler dan

Armstrong (2014:76) mengemukakan bahwa bauran pemasaran The marketing

mixis the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the

response it wants in the target market, yang artinya Seperangkat alat pemasaran

yang dipadukan untuk memproses tanggapan yang diinginkan target pasar.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

24

Definisi lain mengenai bauran pemasaran diklasifikasikan oleh Jerome Mc.Carthy

dalam Kotler dan Keller (2016:47) bahwa: various marketing activities into

marketing-mixtools of four broad kinds, which he called the four Ps of marketing:

product, price, place, and promotion.

Berikut ini adalah elemen-elemen bauran pemasaran atau marketing mix

menurut Jerome Mc.Charty yang dikutip oleh Kotler dan Armstrong (2014:76)

ada empat variabel dalam kegiatan bauran pemasaran yaitu:

1. Product

Product means the goods-and-services combination the company offers to the

target market. Maksud dari definisi tersebut adalah suatu yang dapat ditawarkan

ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli,

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan

konsumen.

2. Price

Price is the amount of money customers must pay to obtain the product. Ford

calculates suggested retail prices that its dealers might charge for each Escape

Maksud dari definisi tersebut adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen

dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

3. Place

Place includes company activities that make the product available to target

consumers. Maksud dari definisi tersebut adalah tempat meliputi segala aktivitas

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

25

perusahaan dalam membuat produk yang akan tersedia untuk konsumen sasaran.

Tempat dapat dikatakan sebagai salah satu aspek penting dalam proses distribusi.

Dalam melakukan distribusi selalin melibatkan produsen secara langsung,

melainkan akan melibatkan pula pengecer dan distributor.

4. Promotion

Promotion refers to activities that communicate the merits of the product and

persuade target customers to buy it. Maksud dari definisi tersebut adalah aktivitas

yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk yang

akan dijual kepada konsumen potensial. Selain untuk mengkomunikasikan

informasi mengenai suatu produk, promosi juga digunakan sebagai sarana untuk

membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, penulis sampai pada pemahaman

bahwa semua pengertian bauran pemasaran akan berkaitan dengan seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan dimana alat pemasaran yang dimaksud

adalah 4P yakni produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Dengan

menggunakan ke empat bauran pemasaran tersebut maka perusahaan akan

memiliki keunggulan kompetitif dari pesaing karena dengan penerapan bauran

pemasaran yang efektif dan efisien maka akan mendapat respon dalam target

pasar sasaran.

2.1.4 Pengertian Produk

Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui produk.

Istilah lain yang dipakai untuk menyebutkan produk adalah penawaran dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

26

pemecahan. Produk didefinisikan oleh Kotler dalam buku H.Abdul Manaf

(2016:255) mengemukakan produk yaitu A product is anything that can be offered

to a market to satisfy a want or need. Product that are marketed include physical

good, services, events, persons, places, properties, organization, information and

ideas, yang artiya produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar,

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas

barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi,

informasi dan ide. Sedangkan Fandy Tjiptono (2016:95) mendefinisikan produk

adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,

dibeli, dan dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar

yang bersangkutan. Selain itu juga Buchari Alma (2015:139) mendefinisikan

Produk sebagai seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,

termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko

yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang

diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa produk

merupakan segala sesuatu baik yang berwujud ataupun tidak berwujud yang

ditawarkan kepada pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau pemenuhan

kepuasan keinginan konsumen.

2.1.4.1 Klasifikasi Produk

Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-

cirinya yaitu wujud, daya tahan dan penggunaan (konsumen atau industri). Setiap

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

27

jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai. Klasifikasi produk

didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (2016:291) adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi Produk Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok utama, yaitu :

a. Barang.

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan

diperlakukan fisik lainnya.

b. Jasa.

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon

kecantikan, hotel dan sebagainya.

2. Klasifikasi Produk Berdasarkan Daya Tahannya

Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok utama, yaitu:

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,

umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu

tahun. Contohnya : sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

28

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin

cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Klasifikasi Produk Berdasarkan Kegunaannya

Berdasarkan kegunaannya produk diklasifikasikan menjadi 2 yaitu sebagai

berikut:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat

dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh

manfaat dari produk tersebut. Barang konsumen adalah barang yang

dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan

rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang

konsumen dibedakan menjadi empat jenis:

1. Barang Kenyamanan (Convenience Goods)

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian

tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan haya

memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam perbandingan

dan pembelinya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat

kabar dan sebagainya. Convenience goods sendiri masih dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu staples, impulse goods dan

emergency goods.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

29

Staples adalah barang yang dibeli konsumen secra legular dan rutin,

misalnya sabun mandi dan pasta gigi.

Impuslse goods merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan

terlebih dahulu ataupun usaha-usaha mencarinya contohnya permen,

coklat, majalah.

Emergency Goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebutuhan

dirasa konsumen sangat mendesak atau barang yang dibeli dengan

cepat ketika mereka dibutuhkan diasaat kritis. Misalnya payung dan

jas hujan di musim hujan.

2. Barang belanja (Shopping goods)

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya

dibandingkan oleh konsmen diantara berbagai alternatif yang tersedia.

Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan

lainnya. Kategori barang belanjaan dibagi menjadi dua yaitu barang

belanjaan homogeni dan heterogen.

Homogeneous shopping goods merupakan barang barang yang oleh

konsumen dianggap serupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda

dalam harga. Dengan demikian konsumen berusaha mencari harga

yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko

dengan toko lainnya. Contohnya adalah tape recorder , TV dan

mesin cuci.

Heterogeneous shopping goods adalah barang barang yang aspek

karakteristik atau ciri-cirinya (features) dianggap lebih penting oleh

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

30

konsumen daripada aspek harganya. Dengan kata lain, konsumen

mempersepsikan berbeda dalam hal kualitas dan atribut. Contohnya

perlengkapan rumah tangga, mebel dan pakaian.

3. Barang Khusus (Specially goods)

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identitas merek

yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha

khusus untuk membelinya.

4. Barang yang tidak dicari (Unsought goods)

Merupakan barang-baang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun

sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk

membelinya. Ada dua jenis unsought, yaitu regularly unsought goods

dan now unsought goods.

• Regularly unsought product adalah barang-barang yang seebetulnya

sudah ada dan diketahui konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk

membelinya. Contohnya ensiklopedia, asuransi jiwa, batu nisan,

tanah kuburan.

• New unsought product adalah barang yang benar-benar baru dan

sama sekali belum diketahui konsumen. Jenis barang ini merupakan

hasil inovasi dan pengembangan produk baru, sehingga belum

banyak konsumen yang mengetahuinya. Contohnya seperti microsoft

X Box.

b. Barang industri

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

31

Barang industri merupakan satu jenis produk yang masih memerlukam

pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu.

Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

Klasifikasi barang produksi dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a. Bahan baku dan suku cadang (material and parts)

Barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Bahan

dan suku cadang dibagi dua yaitu bahan mentah serta bahan dn suku

cadang manufaktur.

b. Barang modal (capital item’s)

Barang tahan lama yang difasilitasi pengembangan atau pengelolaan

produk jadi.

c. Layanan bisnis dan pasokan (supply and business services)

Barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan

produk jadi.

2.1.5 Kualitas Produk

Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan arti

kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua

aspek produk yang dijual ke pasar. Kotler dan Armstrong (2014:230),

mendefinisikan kualitas produk sebagai berikut: “The characteristics of a product

or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer needs”.

Menurut pendapat ini kualitas produk adalah karateristik suatu produk atau jasa

yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

32

Berbeda dengan definisi American Society dalam Kotler dan Keller (2016:156)

mendefinisikan sebagai berikut Quality is the totality of features and

characteristics of a product orservice that bear on its ability to satisfy stated or

implied needs, Ungkapan ini dapat artikan bahwa kualitas adalah totalitas fitur dan

karakteristik dari produk atau layanan yang menanggung pada kemampuannya

untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Selain itu Fandy Tjiptono

(2016:121) mengemukakan bahwa kualitas sebagai gambaran langsung dari suatu

produk seperti kinerja, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan

sebagainya. Dalam definisi strategis, kualitas adalah segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of consumer).

Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengartikan bahwa kualitas

produk merupakan upaya suatu produk dalam memperagakan fungsi-fungsinya

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengertian

kualitas dari uraian di atas penulis sampai pada pemahaman bahwa kualitas

produk merupakan tumpuan dari keberhasilan usaha perusahaan.. Dalam hal ini

kualitas produk harus mencerminkan tingkat kemampuan produk untuk

memberikan kemanfaatan yang diharapkan oleh pemakai atau konsumen melalui

objek fisik produk tersebut.

Dimensi kualitas memiliki relevansi yang kuat terhadap keunggulan

bersaing suatu perusahaan. Kualitas produk yang tercermin melalui kinerja produk

menunjukan sejauh mana produk memberi fungsi optimal bagi konsumen. David

Garvin dalam buku Fandy Tjiptono (2016:134) mengemukakan kualitas produk

memiliki delapan dimensi sebagai berikut:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

33

1. Performance (kinerja), merupakan karakteristik operasi pokok dari produk

inti (core product) yang dibeli.

2. Features (fitur atau ciri-ciri tambahan), yaitu karaktersitik sekunder atau

pelengkap.

3. Reliability (reliabilitas), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal dipakai.

4. Confermance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan

direparasi serta penanganan keluhan secara memuaskan.

7. Esthetics (Estetika), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Perceived Quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Dimensi kualitas produk yang dikemukakan oleh David Garvin dalam buku

Fandy Tjiptono (2016:134), peneliti menarik beberapa faktor yang relevan dengan

penelitian ini yaitu diantaranya: Performance (Kinerja) dari produk dengan

indikator kesesuaian tekstur, Features (Fitur) mengenai keberagaman rasa dan

ukuran kemasan, Realibility (Keandalan), Conformance to Spesification

(Kesesuaian dengan spesifikasi), Durability (Ketahanan), Esthetics (Estetika) dan

Perceived Quality (Kualitas yang dipersepsikan).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

34

2.1.6 Lokasi

Kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, salah satu

faktor penting yang diperhatikan perusahaan adalah penentuan lokasi yang

strategis dalam memasarkan produknya.

2.1.6.1 Pengertian Lokasi

Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan

komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan

dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen Utami

(2012:89). Definisi lokasi menurut Bowerox dan cooper dalam Ari Setiyaningrum

(2015:158) dikatakan bahwa :

“Saluran distribusi (lokasi) atau saluran pemasaran adalah sebuah struktur bisnis

yang terdiri atas organisasi-organisasi yang saling berkaitan, dimulai dari tempat

asal mula produk dibuat sampai penjual terakhir dengan maksud memindahkan

produk serta kepemilikan ke pemakai terakhir, yaitu konsumen pribadi atau

pengguna”.

Lokasi berkaitan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai

dimana operasi akan ditempatkan. Hal yang paling penting dari lokasi adalah tipe

dan tingkat interaksi yang terlibat. Dalam bisnis, mencari dan menentukan lokasi

merupakan tugas yang paling penting karena penentuan lokasi yang tepat

merupakan kunci kesuksesan suatu bisnis. Dalam menentukan lokasi usaha, faktor

yang harus dipertimbangkan, yaitu kestrategisan, apakah daerah tersebut dapat

dijadikan pusat bisnis atau bukan. Hal lain yang juga harus dipertimbangkan yaitu

arus lalu lintasnya. Arus lalu lintas mempengaruhi penempatan lokasi usaha

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

35

karena dapat menarik konsumen untuk mengunjungi bisnis tersebut dan bahkan

juga memungkinkan konsumen untuk membeli Utami (2012:89).

Lokasi juga seringkali menentukan kesuksesan suatu bisnis, karena lokasi

erat kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Dalam menentukan lokasi

dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada

potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim

politik Utami (2012:93). Ratih Hurriyati (2015:56) mendefinisikan lokasi sebagai

tempat pelayanan jasa, berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas

dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi

yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa (perusahaan). Apabila keadaannya

seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dan

strategis.

2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan. Dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap

berkualitas.

3. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara. berarti

penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti

telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak

penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Pendapat mengenai lokasi dari para ahli tersebut, sampai pada pemahaman

penulis bahwa lokasi adalah suatu keputusan perusahaan untuk menentukan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

36

tempat usaha, menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan operasional dan

mendistribusikan barang atau jasa yang menjadi kegiatan bisnisnya

kepadakonsumen. Pentingnya lokasi bagi perusahaan atau pengusaha sangat

mempengaruhi keputusan sasaran pasar dalam menentukan keputusan

pembeliannya.

2.1.6.2 Fungsi Lokasi

Lokasi atau saluran distribusi memindahkan barang dari produsen kepada

konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat,

dan kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang akan

menggunakan. Menurut Thamrin Abdulah dan Francis Tantri (2016:208) fungsi

utama dan partisipasi dalam arus pemasaran sebagai berikut :

a. Informasi. Pengumpulan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai

pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, pesaing, dan pelaku dan kekuatan

lain dalam lingkungan pemasaran.

b. Promosi. Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasive mengenai

penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.

c. Negosiasi. Usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan

syarat-syarat lain sehingga pengalihan kepemilikan dapat dipengaruhi.

d. Pesanan. Komunikasi kebelakang yang bermaksud mengadakan pembelian

oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen

e. Pendanaan. Penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk

penyedian persedian pada tingkat saluran pemassaran yang berbeda.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

37

f. Pengambilan risiko. Asumsi resiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja

saluran pemasaran.

g. Kepemilikan fisik. Gerakan penyimpanaan dan pemindahan produk fisik

mulai dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan.

h. Pembayaran. Pembeli yang membayar melalui bank dan lembaga keuangan

lainnya kepada penjual.

i. Kepemilikan. Pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu

kepada organisasi atau individu lainnya.

2.1.6.3 Dimensi Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus

dibuat secara hati-hati. Ratih Hurriyati (2015:56) mengemukakan pemilihan lokasi

memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor diantaranya

adalah :

1. Akses, misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar

terhadap pembelian, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi

spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi peluang.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

38

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan

dikemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, restoran atau rumah makan berdekatan dengan daerah

pondokan, asrama, kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

7. Persaingan (lokasi pesaing), sebagai contoh dalam menentukan lokasi

restoran perlu dipertimbangkan apakakh di jalan atau daerah yang sama

terdapat restoran lainnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan

berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk atau tempat

ibadah.

Dimensi pemilihan lokasi peneliti menarik beberapa faktor yang relevan

dengan penelitian ini yaitu diantaranya: akses, visibilitas, lalu lintas, tempat

parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan.

2.1.7 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian dalam melakukan pembelian suatu produk

merupakan suatu tindakan yang lazim dijalani oleh setiap individu konsumen

ketika mengambil keputusan membeli. Keputusan untuk membeli suatu produk

barang ataupun jasa timbul karena adanya dorongan emosional dari dalam diri

maupun pengaruh dari orang lain.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

39

2.1.7.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian biasanya diawali dengan perilaku konsumen dalam

membeli produk atau menggunakan produk yang dikonsumsi dengan

mempertimbangkan informasi-informasi yang diketahui dengan realitas tentang

produk itu setelah menyaksikannya. Buchari Alma (2015:96) mengemukakan

bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi

oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,

promosi, physical evidence, people dan, process. Sehingga membentuk suatu

sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil

kesimpulan berupa respons yang muncul produk apa yang akan dibeli. Pendapat

lain oleh Kotler &Keller (2016:177) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai

berikut: Consumer behavior is the study of how individual, groups, and

organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas, or

experiences to satisfy their needs and wants. Keputusan pembelian merupakan

bagian dari perilaku konsumen perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana

individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka. Pengambilan keputusan konsumen didefinisikan oleh

Schiffman dan Kanuk (2010:478) is a selection of an option between two or more

alternative choices, (pemilihan diantara dua atau lebih alternatif pilihan

pembelian). Setiap konsumen memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam

pengambilan keputusan pembelian. Model pengambilan keputusan konsumen

melibatkan 3 komponen utama yaitu input, process, output. Komponen input dari

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

40

Gambar 2.1

Model sederhana pengambilan keputusan konsumen

Sumber: Schiffman dan Kanuk (2010:483)

model pengambilan keputusan konsumen berasal dari pengaruh eksternal, yang

memberikan sumber informasi mengenai suatu produk atau jasa. Berikut model

pengambilan keputusan konsumen yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk

(2010:483):

Berdasarkan beberapa definisi keputusan pembelian maka penulis sampai

pada pemahaman bahwa keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen

dalam membeli produk atau menggunakan produk yang dikonsumsi dengan

mempertimbangkan informasi-informasi yang diketahui dengan realitas tentang

produk itu setelah menyaksikannya.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

41

2.1.7.2 Model dalam Pengambilan Keputusan Konsumen

Model dalam pengambilan keputusan konsumen dikemukakan oleh

Schiffman dan Kanuk (2010:483) bahwa terdapat empat model konsumen yang

mempunyai cara pandang berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu:

1. An economic view (pandangan ekonomi). In the field of the theoretical

economics, which portrays a world of perfect competition, the sumer has

often been characterized as making rational decisions. (Dalam bidang

ekonomi teoritis, yang menggambarkan dunia persaingan sempurna, sering

dicirikan sebagai membuat keputusan yang rasional).

2. A passive view (pandangan pasif). Quite opposite to the rational economic

view of consumers in the passive view that depicts the consumer as basically

submissive to the self serving interest and promotional efforts of marketrs.

(Justru sebaliknya ke tampilan ekonomi rasional konsumen dalam pandangan

pasif yang menggambarkan konsumen sebagai dasarnya tunduk pada

kepentingan melayani diri dan upaya promosi pemasar).

3. A cognitive view (pandangan kognitif). The third model portrays the

consumer as a thingking problem solver. (Model ketiga menggambarkan

konsumen sebagai aktif mencari produk yang dapat memenuhi kebutuhannya

atau memperkaya kehidupannya.

4. An emotional view (pandangan emosional). Although long aware of the

emotional or impulsive view of consumer decision making, marketers

frequently prefer to think of consumers in terms of either economic or passive

models. (Meskipun lama menyadari pandangan emosional atau impulsive

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

42

pengambilan keputusan konsumen, pemasar sering lebih suka berfikir

konsumen dalam hal baik model ekonomi atau pasif).

Model pengambilan keputusan konsumen tersebut, penarik sampai pada

pemahaman bahwa, dalam pengambilan keputusan konsumen dilatarbelakangi

dengan cara pandang yang berbeda-beda. Pandangan tersebut meliputi, pandangan

ekonomi, pandangan pasif, pandangan kognitif, pandangan emosional.

2.1.7.3 Tingkatan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen

Tingkatan dalam pengambilan keputusan konsumen dikemukakan oleh

Shiffman dan Kanuk (2010:478) bahwa terdapat tiga tingkatan dalam

pengambilan keputusan konsumen yaitu:

1. Extensive problem solving/pemecahan masalah secara luas. When consumers

have no established criteria for evaluating a product category or specific

brands in that category or have not narrowed the number of brands they will

consider to a small, manageable subset, there is decision making efforts can

be classified as extensive problem solving. (Ketika konsumen telah ada

dibentuk kriteria untuk mengevaluasi kategori produk atau merek tertentu

dalam kategori tersebut atau belum mempersempit jumlah merek yang

mereka akan mempertimbangkan untuk kecil, bagian dikelola, ada

pengambilan keputusan upaya dapat diklasifikasikan sebagai masalah yang

luas pemecahan).

2. Limited problem solving/pemecahan masalah secara terbatas. At the level of

problem solving, consumers already have established the basic criteria for

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

43

evaluating the product category and the various brands in the category. (pada

tingkat pemecahan masalah, konsumen sudah berdiri sendiri, kriteria dasar

untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek dalam kategori

tersebut).

3. Routinzed response behavior/tanggapan berdasarkan rutinitas kelakuan. At

this level, consumers have experience with the product category and well-

established set criteria with which to evaluate the brands they are

considering. (pada tingkat ini, konsumen memiliki pengalaman dengan

kategori produk dan kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi merek

yang mereka pertimbangkan).

Tingkatan dalam keputusan pembelian konsumen meliputi beberapa

tahapan, diantaranya konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai

produk yang mereka pilih, mengevaluasi kriteria dari produk atau merek yang

akan dipilih.

2.1.7.4 Tahapan Pembelian

Kegiatan pembelian meliputi beberapa tahapan, sebelum konsumen

akhirnya memutuskan untuk memilih dari dua atau lebih pilihan, hal ini dijelaskan

oleh Ujang Sumarwan (2010:378) bahwa ada tiga tahapan pembelian yaitu

sebagai berikut:

1. Berhubungan dengan toko (store contact).

Adanya keinginan membeli produk akan mendorong konsumen untuk

mencari toko atau pusat pembelanjaan tempat ia membeli produk tersebut.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

44

Kontak dengan toko akan dilakukan oleh konsumen untuk menentukan toko

mana yang akan dikunjungi.

2. Mencari produk (produk contact).

Setelah konsumen mengunjungi toko, maka selanjutmya ia harus mencari dan

memperoleh produk yang akan dibelinya. Ia harus mencari lokasi dimana

produk ditemukan di dalam toko tersebut.

3. Transaksi (transaction).

Tahap ketiga dari proses pembelian adalah melakukan transaksi, yaitu

melakukan pertukaran barang dengan uang, memindahkan kepemilikan

barang dari toko kepada konsumen. Para pemilik toko melakukan berbagai

upaya agar proses transaksi berlangsung singkat, aman, nyaman baik bagi

konsumen maupun pemilik toko atau produsen.

Tahapan pembelian konsumen, pertama-tama konsumen mendatangi tempat

yang memungkinkan produk yang dicari tersedia, setelah memperoleh produk

yang diinginkan, maka konsumen akan melakukan transaksi untuk memindahkan

kepemilikan produk dari tangan produsen ke konsumen.

2.1.7.5 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan pembelian melalui beberapa tahap yang dilakukan oleh

konsumen. Tahap-tahap tersebut yang akan menghasilkan suatu keputusan untuk

membeli atau tidak dan setelah membeli konsumen akan puas atau tidak. Jika puas

konsumen akan melakukukan pembelian ulang atau jika tidak puas, konsumen

akan beralih ke merek lain. Proses keputusan pembelian dikemukakan oleh Kotler

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

45

dan Keller (2016:176) bahwa The consumer typically passes through five stages:

problem recognition, information search, evaluation of alternatives, purchase

decision, and postpurchase behavior.

Berikut merupakan lima tahap proses pembelian konsumen:

Gambar 2.2

The Buying Decision Process : The Five-Stage Model

Sumber: Kotler dan Keller (2016 :176)

Penjelasannya dari lima tahap proses keputusan pembelian konsumen pada

gambar 2.2 adalah sebagai berikut:

1. Problem Recognition. The buying process starts when the buyer recognizes a

problem or need trigerred by internal or external stimuli. With an internal

stimulus, one of the person’s normal needs-hunger, thirst, sex-rises to a

threshold level and becomes a drive. Pengenalan kebutuhan. Pada proses

pembelian ini dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal

atau rangsangan eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi berbagai macam

keadaan yang memicu kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan

informasi-informasi dan data dari sejumlah konsumen, pemasar dapat

mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan

suatu kategori produk.

2. Information Search. Surprisingly, consumer often search for limited amounts

of information. Surveys has shown that for durables, half of all consumers

Problem Recognition

Information Search

Evaluation of Alternative

Purchase Decision

Postpurchase behavior

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

46

look at only one store, and only 30 percent look at more than one brand of

appliances. We can distinguish between two levels of engagement in the

search. The milder search is called heightened attention. At this level a

person simply becomes more receptive information about a product. At the

next level, the person may enter an active information search: looking for

reading material, phoning friends, going online, ang visiting store to learn

about the product. Pencarian informasi. Setelah mengenali kebutuhannya,

maka konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang

menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap

informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, konsumen itu mungkin

memasuki pencarian aktif informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelepon

teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Pemasar perlu

mengetahui sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen

dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian

selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat

kelompok yaitu:

1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan

2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko

3. Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

4. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk

3. Evaluation of Atlternatives. No single process is used by all consumers, or by

one consumer in all buying siuations. There are several processes, and the

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

47

most current models see the consumer forming judgements largely on a

conscious and rational basis. Evaluasi alternatif. Tidak ada proses evaluasi

tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu

konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi

keputusan, dan model-model yang terbaru memandang proses evaluasi

konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif.

4. Purchase Decision. In the evaluation stage , the consumer forms preferences

among the brands in the choice and may also form an intention to buy the

most preferred brand. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi,

konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan.

Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling

disukai.

5. Postpurchase Behavior. After the purchase, the consumer might experience

dissonance from noticing certain disquieting features or hearing favorable

things about other brands and will be alert to information that supports his or

her decision. Marketing communications should supply beliefs and

evaluations that reinforce the consumer’s choice and help him or her feel

good about the brand. The marketer’s job therefore doesn’t end with the

purchase. Marketerrs must monitor postpurchase satisfaction, postpurchase

actions, and postpurchase product uses and disposal. Perilaku pasca

pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level

kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat

produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

48

harus memantau kepuasan paska pembelian, tindakan paska pembelian, dan

pemakaian paska pembelian pada masing-masing produk.

2.1.7.6 Sub Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan pembelian konsumen terdapat enam sub keputusan pembelian

konsumen terdapat enam sub keputusan yang dilakukan oleh pembeli yang

dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2016:188) yaitu:

1. Product (Pilihan produk). Konsumen dapat mengambil keputusan untuk

membeli sebuah produk atau menggunakan menggunakan uangnya untuk

tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya

kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif

yang mereka pertimbangkan.

2. Brand (Pilihan merek). Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek

mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan

tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen

memilih sebuah merek yang terpercaya.

3. Dealer (Pilihan tempat penyalur). Konsumen harus mengambil keputusan

tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda

dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat,

harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja,

keluasan tempat dan lain sebagainya.

4. Quantity (Jumlah pembelian atau kuantitas). Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

49

saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam

hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan

keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

5. Timing (Waktu pembelian). Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu

pembelian bisa berbeda-beda, misalnya: ada yang membeli setiap hari, satu

minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali dan

lain-lain.

6. Payment method (Metode pembayaran). Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam

pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini

keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek budaya, lingkungan,

dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang

digunakan dalam transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk

melakukan transaksi baik didalam maupun diluar rumah.

Dimensi keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller

(2016:188) tersebut, peneliti menggunakan seluruh dimensi pada penelitian ini.

Dimensi keputusan pembelian meliput :pilihan produk, pilihan merek, pilihan

penyalur, pilihan jumlah pembelian, pilihan waktu pembelian, pilihan metode

pembayaran.

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu dilakukan untuk menguji

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

50

kemurnian penelitian yang dilakukan peneliti sehingga penelitian yang dibuat

tidak dikatakan plagiat. Tabel penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti, Tahun

dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tina Susanti (2012)

Analisis Pengaruh

Kualitas Produk,

Harga, Lokasi, dan

Kualitas Pelayanan

terhadap

Keputusan

Pembelian (Studi

pada Waroeng

Spesial Sambal

Cabang Tembalang

Semarang)

Hasil penelitian

menunjukkan

terdapat pengaruh

kualitas produk,

harga, lokasi, dan

kualitas pelayanan

terhadap keputusan

pembelian.

Peneliti dan

penulis sama

meneliti tentang

variable kualitas

produk dan

lokasi

mempengaruhi

keputusan

pembelian

Penulis membahas

pengaruh kualitas

produk dan lokasi

terhadap

keputusan

pembelian,

sedangkan peneliti

menambahkan

variabel harga dan

kualitas pelayanan

terhadap

keputusan

pembelian.

Ika Putri Iswayanti

(2010)

Analisis Pengaruh

Kualitas Produk,

Kualitas Layanan,

Harga dan Tempat

terhadap

Keputusan

Pembelian (Studi

kasus pada rumah

makan “Soto

Angkring Mas

Boed” di

Semarang)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel kualitas

produk, kualitas

layanan dan harga

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian pada

rumah makan “soto

angkring Mas Boed”

di Semarang

Peneliti dan

penulis sama

meneliti tentang

kualitas produk

dan tempat

mempengaruhi

keputusan

pembelian

Penulis membahas

pengaruh kualitas

produk dan lokasi

terhadap

keputusan

pembelian,

sedangkan peneliti

menambahkan

variabel harga dan

kualitas pelayanan

terhadap

kemantapan

keputusan

pembelian.

Septhani Rebeka

Larosa (2011)

Analisis Pengaruh

Kualitas Produk,

Harga dan Lokasi

terhadap

Keputusan

Pembelian (Studi

Kasus pada

Warung-Warung

Makan disekitar

Simpang Lima

Semarang)

Hasil analisis

menunjukan bahwa

variabel kualitas

produk, harga dan

lokasi berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap keputusan

pembelian pada

warung-warung

makan disekitar

Simpang Lima

Peneliti dan

penulis sama

meneliti tentang

variable kualitas

produk dan

lokasi

mempengaruhi

keputusan

pembelian

Penulis membahas

pengaruh kualitas

produk dan lokasi

terhadap

keputusan

pembelian,

sedangkan peneliti

menambahkan

variabel harga

terhadap

keputusan

pembelian.

Sumber: data olahan penulis 2018

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

51

Penelitian terdahulu yang telah dipaparkan pada table 2.1, bahwa terdapat

persamaan variable penelitian mengenai kualitas produk dan lokasi terhadap

keputusan pembelian, sedangkan perbedaannya peneliti sebelumnya

menambahkan variable harga dan kualitas pelayanan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kualitas produk erat kaitannya dengan keputusan pembelian dimana

kualitas produk menjadi salah satu aspek pertimbangan konsumen dalam

memutuskan pembelian. Kualitas yang baik akan berujung pada kepuasan

konsumen yang selanjutnya akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap

produk tersebut. Perusahaan harus dapat memberikian kualitas yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan standar kualitas yang

ada. Hal ini dimaksudkan agar kualitas yang diberikan perusahaan tidak kalah

bersaing dengan perusahaan kompetitornya. Meskipun produk yang dihasilkan

perusahaan telah sesuai dengan yang diharapkan konsumen, tetapi tanpa ditunjang

dengan kualitas produk yang baik dan benar maka akan mengakibatkan ketidak

berhasilan dalam memenuhi keputusan pembelian. Perusahaan harus

memperhatikan masalah produk dengan sebaik mungkin, karena kualitas produk

yang baik dan benar dapat memelihara hubungan yang baik antara perusahaan

dengan konsumen.

Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan tentang hubungan dan

pengaruh yang signifikan dari kualitas produk terhadap keputusan pembelian.Ika

Putri Iswayanti (2010) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Kualitas Produk,

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

52

Kualitas Pelayanan, Harga, dan Tempat Teradap Keputusan Pembelian pada

rumah makan Soto Angkring Mas Boed di Semarang”. Populasi dalam penelitian

ini adalah para tamu para penikmat Soto Angkring Mas Boed. Sampel yang

diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik non-Probability

sampling dengan pendekatan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

dijadikan sampel jika dipandang cocok. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,260 X1 + 0,253 X12 + 0,239 X3 + 0,206

X4 + e. Berdasarkan analisis data statistik, indikator-indikator pada penelitian ini

bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik,

model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan

berdistribusi normal. Urutan secara individu dari masing-masing variabel yang

paling berpengaruh adalah variabel kualitas produk dengan koefisien regresi

sebesar 0,260, lalu kualitas layanan dengan koefisien regresi sebesar 0,253,

kemudian diikuti dengan harga dengan koefisien regresi sebesar 0,239, sedangkan

variabel yang berpengaruh paling rendah adalah tempat dengan koefisien regresi

sebesar 0,206.

Pemasaran tidak hanya sekedar memasarkan produk atau jasa dengan

kualitas yang baik saja tetapi perusahaan harus dapat menentukan lokasi strategis

dalam memasarkan produknya. Dalam keputusan pembelian, konsumen

menentukan pilihan tempat penyalur. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal

menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang

murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

53

dan lain sebagainya. Lokasi merupakan faktor penting dalam pemasaran, lokasi

yang baik adalah lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Lokasi berpengaruh

terhadap keputusan pembelian, hal ini telah secara relevan dilakukan penelitian

oleh Septhani Rebeka Larosa (2011) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Harga,

Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian pada Warung-

Warung Makan di Sekitar Simpang Lima Semarang”. Penelitian ini dilakukan

pada warung-warung makan di sekitar simpang lima Semarang, Sampel pada

penelitian ini sebanyak 80 responden dan teknik yang digunakan adalah teknik

non-probability sampling dengan pendekatan accidental sampling (pengambilan

sampel berdasarkan kebetulan). Dari hasil analisis, indikator-indikator pada

penelitian ini bersifat valid dan variabelnya valid. Faktor yang paling dominan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel harga (dengan

koefisien regresi sebesar 0,365), kemudian diikuti variabel lokasi (koefisien

regresi sebesar 0,341), dan terakhir adalah variabel kualitas produk dengan

koefisien regresi sebesar 0,292. Variabel-variabel dependen pada penelitian ini

sudah cukup baik dalam menjelaskan variabel independennya (keputusan

pembelian).

Peneliti lainnya mengenai pengaruh kualitas produk dan lokasi terhadap

keputusan pembelian telah dilakukan oleh Tina Susanti (2012) dengan judul

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Waroeng Spesial Sambal Cabang

Tembalang Semarang). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas produk dan

lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …repository.unpas.ac.id/39847/5/BAB II KPSBU.pdf · rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

54

Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan penelitian terdahulu yang telah

diuraikan, kerangka pemikiran melalui paradigma penelitian digambarkan sebagai

berikut:

Ika Putri Iswayanti(2010)

Tina Susanti (2012)

Septhani Rebeka Larosa (2012)

Gambar 2.3

Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma di atas, maka penulis

merumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh kualitas produk dan

lokasi terhadap keputusan pembelian.

Sub Hipotesis

1. Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

2. Terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian.

Lokasi

1. Akses

2. Visibilitas

3. Lalu lintas

4. Tempat parkir

5. Ekspansi

6. Lingkungan

7. Persaingan

Ratih Hurriyati

(2015:56)

Keputusan pembelian

1. Pemilihan produk

2. Pemilihan merek

3. Pilihan penyalur

4. Waktu pembelian

5. Jumlah pembelian

6. Metode pembayaran

Kualitas Produk 1. Kinerja

2. Fitur

3. Kehandalan

4. Kesesuaian

5. Ketahanan

6. Estetika

7. Kualitas yang

dipersepsikan

Fandy Tjiptono

(2016:134)