bab ii tinjuan pustaka -...

15
7 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Pasar dan Pemasaran Suatu laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari aktivitas pasarnya. Sekarang ada pergeseran dalam pengertian pasar. Dalam perkembangan teori ekonomi, khususnya tentang pasar pasar dibedakan menurut konvensional/tradiosional dan pengertian modern. Sinaga (2004) dalam makalahnya mengenai Pasar Modern VS Pasar Tradisional mengungkapkan, berikut ini pengertian pasar modern, ”Pasar dalam arti modern yaitu pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen. Sedangkan pengertian pasar secara konvensional/tradisonal lebih menunjukkan pada pengertian secara tradisional yang lebih mengarah pada tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.” 1 Dari kedua pengertian pasar diatas dapat dilihat adanya perbedaan yang cukup menonjol. Senada dengan itu, berikut ini merupakan perbedaan kedua pasar: 1 Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional.Kementerian Koperasi dan UKM.Jakarta : Tidak Diterbitkan.

Upload: duongdan

Post on 14-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

7

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pasar dan Pemasaran

Suatu laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari aktivitas

pasarnya. Sekarang ada pergeseran dalam pengertian pasar. Dalam

perkembangan teori ekonomi, khususnya tentang pasar pasar dibedakan

menurut konvensional/tradiosional dan pengertian modern. Sinaga (2004)

dalam makalahnya mengenai Pasar Modern VS Pasar Tradisional

mengungkapkan, berikut ini pengertian pasar modern, ”Pasar dalam arti

modern yaitu pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya

terdapat di kawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan

mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen. Sedangkan pengertian

pasar secara konvensional/tradisonal lebih menunjukkan pada pengertian

secara tradisional yang lebih mengarah pada tempat bertemunya penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.”1

Dari kedua pengertian pasar diatas dapat dilihat adanya perbedaan

yang cukup menonjol. Senada dengan itu, berikut ini merupakan perbedaan

kedua pasar:

1

Sinaga, Pariaman. 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional.Kementerian

Koperasi dan UKM.Jakarta : Tidak Diterbitkan.

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

8

No. Pasar Tradisional Pasar Modern

1. Barang yang diperjualbelikan berupa

kebutuhan sehari-hari, umumnya terjadi

tawar-menawar terhadap penjual dan

pembeli.

Barang ditawarkan adalah

bahankebutuhan sehari-

haridengan harga pasti, tercantum

pada label yang ditempelkan pada

barang.

2. Kumuh, kotor, jelek, bau tak sedap dan

semrawut.

Bersih dan nyaman, bahkan

terdapat AC dan TV.

3. Kepuasan konsumen kurang diperhatikan Konsumen adalah raja

4. Fokus produk lokal Sudah masuk barang-barang dari

luar negeri.

Sumber: MIL, Pasar TradisionalPerlu Berbenah, Kompas 4 Maret 2013, hal.

34

Pasar dalam pengertian diatas harus dibedakan dengan pemasaran,“

Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang sangat kuat dengan

pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagi

imbalannya.”2

Salah satu aspek penting dari pemasaran adalah distribusi. Proses

distribusi biasanya dilakukan dari produsen melalui pedagang besar,

selanjutnya ke pedagang ritel dan akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Pada penulisan penelitian ini yang dimaksudnya ritel adalah

waralaba/franchise. Untuk lebihnya hal ini dapat diperjelas dengan pendapat

Utami yang mengemukakan bahwa, “ritel yang dimiliki dan dioperasikan

oleh individu tetapi memperoleh lisensi dari organisasi pendukung yang

lebih besar. Warala/franchise menggabungkan kekuntungan-keuntungan

dari organisasi rantai toko.”3

2Bob Sabran ,2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 12, jilid 1, (diterjemahkan Kotler

Philip danGarry Amstrong), Erlangga, Jakarta, hal. 6 3Christina Whidya Utami, 2010,manajemen Ritel: Startegi dan Implementasi Operasional

Bisnis RItel Modern di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, hal. 20

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

9

Waralaba/franchise merupakan kerjasama yang saling

menguntungkan baik si pememberi lisensi (franchiser) maupun peneriman

penerima/penyewa lisensi (franchisee). Dimana si pememberi linsensi akan

memperoleh franchise fee dan juga tidak perlu mengunakan modal sendiri

dalam memperluas usahanya.Sedangkan keuntungan bagi

penerima/penyewa linsensi adalah tanpa mengadakan banyak kegagalan

dalam mendirikan usaha karena merek yang digunakan dari franchise yang

sudah terbukti keberhasilanya dan tidak perlu mengadakan banyak promosi

yang berlebihan karena merk dagang dari franchise sudah di kenal oleh

masyarakat.

Dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam franchise maka

keberadaan franchise dapat kita jumpai di berbagai tempat, salah satunya di

ruas jalan-jalan raya. Dengan letaknya yang demikian diharapkan agar

franchise mampu menjangkau permintaan pasar. Indomaret dan Alfarmart

merupakan contoh franchise yang berkembang pesat di Indonesia.

Adapun permintaan pasar menurut Samuelson dan Nordhanaus

tergantung beberapa faktor, “ Dua diantaranya yang sesuai dengan skripsi

ini adalah: Pendapatan rata-rata/daya beli dan jumlah penduduk.”4

a. Penduduk

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang luas dengan ribuan

pulau yang tersebar dari paling ujung barat yaitu sabang sampai ujung

timur pulau papua. Dengan daerah wilayah begitu luas maka Indonesia

4

Samuelson Paul A, William D. Nordhaus, 2003, Microeconomics, 17th Edition,

(diterjemahkan Nur Rosyidah, Anna Elly dan Bosco Carvallo), P.T Media Global Edukasi,

Jakarta, hal. 57.

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

10

menempati urutan ke dari 5 penduduk terbesar dunia. Berdasarkan data

yang diambil dari BPS Indonesia, “jumlah penduduk Indonesia

berkembang sangat pesat dari tahun 1990 berjumlah 179,378,946 jiwa,

selanjutnya pada tahun 2000 berjumlah 206,264,595 jiwa dan pada

tahun 2010 berjumlah 237,641,326jiwa dan mempunyai laju

pertumbuhan penduduk pada 1980-1990 sebesar 1, 98; pada tahun

1990-2000 sebesar 1,49 dan pada tahun 2000-2010 juga sebesar 1,49”5

Dengan adanya fakta ini maka pertumbuhan jumlah penduduk

mempengaruhi banyak aspek seperti, tingkat pertumbuhan ekonomi,

kemiskinan, kepadatan pendatan penduduk, kestabilan ekonomi dan

lain-lain.

Tingkat pertumbuhan pertumbuhan penduduk Indonesia yang kian

meningkat, maka membutuhkan konsumsi untuk kelangsungan hidup.

Dengan adanya kegiatan konsumsi ini, maka masyarakat tidak bisa

lepas dengan aktivitas pasar untuk memenuhi kebetuhannya.

Sebagaimana yang telah disebutkan Samuelsondan Nordhaus diatas

mengenai faktor permintaan pasar, salah satunya adalah jumlah

penduduk.

Salah satu klafikasi Jumlah penduduk yang dapat dilakukan adalah

penduduk yang pernah mengenyam pendidikan dan tidak pernah

mengenyam pendidikan. Dari penduduk yang pernah

mengenyampendidikan dan yang tidak pernah mengenyam pendidikan

5

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab

=1. Sabtu, 23 November 2013

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

11

terdapat perbedaan dalam pola konsumsinya. Dengan demikian akan

bergeser dalam pemenuhan kebutuhannya. Sehingga klasifikasi ini

dapat menjadi peluang dan tantangan kepada para penguasaha.

b. Pendapatan

Berbicara mengenai pendapatan maka tidak akan lepas dengan

aktivitas ekonomi. Salah satu aktivitasnya adalah pembelian.Dengan

adanyapendapatanyang diperoleh, maka masyarakat dapat menggunakan

pendapatan untuk membeli suatu barang/jasa untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan

merupakan hal yang berperan penting dalam kelangsungan hidup suatu

ekonomi pasar.

Pendapatan yang diterima masyarakat umumnya berbeda-beda.

Sehingga dengan perbedaan ini dapat mempengaruhi pola konsumsi

mereka. Dengan perbedaan pola konsumsi ini menimbulkan

pengelompokan kelas-kelas sosial pada masyarakat. Pengelompokan

kelas-kelas ekonomi masyarakat umumnya dilihat dari sisi permintaan

yang terjadi pada masyarakat.

Seiring dengan pertumbuhan makro ekonomi, muncullah kelas

kelas sosial ekonomi menengah baru. Bila dapat dilihat sisi

permintaan,“pertumbuhan ekonomi di atas 6% per tahun dalam waktu

yang relatif panjang, akan mendorong pertumbuhan jumlah orang kaya

dan kelas menengah. Berdasarkan klasifikasi Bank Dunia, kelas

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

12

menengah adalah mereka yang berpendapatan 2-20 dollar AS /hari.

Berpatokan pada kurs dollar dalam rupiah Rp 9.000/USD berarti

pendapatan kelas menengah Rp 18.000 – Rp 180.000 /hari. Kalau satu

keluarga dengan empat anggota keluarga maka jumlah tersebut setara

Rp 72000 – Rp 720.000 /hari atau Rp 2.160.000 – Rp 21.600.000

kk/bulan. Sejak 10 tahun terakhir kiranya tidak sulit menemukan

keluarga-keluarga yang berpenghasilan Rp 2.000.000 s/d Rp 5.000.000

/bulan.”6

Jumlah mereka bertambah lebih cepat dari pertumbuhan

jumlah orang kaya. Pertumbuhan penghasilan yang begitu cepat

akan mempengaruhui pola perbelanjaan dan konsumsi sehari-hari

mereka.

Dalam ekonomi makro diketahui bahwa konsumsi adalah fungsi

pendapatan, C = f (Y). Kalau pendapatan naik maka konsumsi akan

bertambah sebesar MPC x ∆Y.

Pertambahan jumlah pengeluaran konsumsi tidak hanya terhadap,

jenis barang yang sama akan tetapi juga berpengaruh pada jenis dan

kualitas barang. Barang konsumsi yang dianggap inferior diganti dengan

jenis barang yang lebih berkelas.

Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Samuelson dan

Nordhaus yakni, “sebagai barang-barang inferior (bermutu rendah),

yang pembeliannya mungkin menyusut ketika pendapatan meningkat

karena orang mampu menggantinya dengan barang lain yang lebih

6A. Prasetyantoko, “Investasi Skema Ponzi.” (Kompas,5 Maret 2013 hal. 11)

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

13

diinginkan.”7

Sebabnya adalahkarena konsumen mengganti barang

dengan jenis barang yang dinilai lebih baik. Sehubungan dengan ini

dapat dipertegas dengan hasilsurveiyang dilakukan Gunawan dimana

“sebanyak 34 persen responden mengakui adanya perubahan konsumsi

dengan mulai mengunakan atau mengkonsumsi produk yang tidak

pernah mereka gunakan sebelumnya.”8berhubungan dengan ini yang

dimaksud adalah terjadi perubahan berupa merek dari barang sejenis

yang dianggap lebih berkelas.

Apabila jumlah penduduk bertambah sedangkan faktor yang lain

dianggap ceterius paribus maka pada harga tertentu jumlah permintaan

pasar akan naik. Begitu pula dalam hal pendapatan rata-rata. Kalau hal-

hal lain dianggap tetap (ceterius paribus) maka pada harga yang sama

jumlah yang dibeli bertambah.

Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara

permintaan absolut dan permintaan efektif. Permintaan absolut

menunjuk pada jumlah yang diinginkan (quality desired) sedangkan

permintaan efektif menunjuk pada jumlah nyata yang dibeli (quality

actually bought).

Naiknya pendapatan rata-rata masyarakat dapat mempengaruhi

mereka yang semula tergolong belum mampu membeli karena tidak

7

Samuelson Paul A, William D. Nordhaus, 2003, Microeconomics, 17th Edition,

(diterjemahkan Nur Rosyidah, Anna Elly dan Bosco Carvallo), P.T Media Global Edukasi,

Jakarta, hal. 105 8Gunawan, “Rumah Tangga Membaik, Dorongan Gaya Hidup, Konsumsi Meningkat .” (

Kompas 18 Maret, 2013 hal.18)

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

14

mempunyai cukup uang menjadi mereka yang secara aktual membeli

barang itu. Hal ini umumnya terjadi pada barang berkelas.Dalam

belenggu ini promosi yang dilakukan penjual dapat mempercepatproses

perubahan dari permintaan absolut menjadi permintaan efektif. Bahkan

gejala ini tidak terbatas pada pembelian barang tetapi juga nampak pada

pilihan lokasi tempat berbelanja. Seseorang yang sedang naik status

dari segi pendapatan cenderung akan berpindah dari pasar tradisional

yang terkenal kumuh ke pasar modern, seperti Mall dan Supermarket.

Hal ini sebetulnya lebih sebagai gengsi/status sosial. Gejala seperti ini

pilihan komoditas dan tempat berbelanja di tunjukan secara jelas oleh

James Duesenberry,“sebagai demonstration effect yang akan dibahas

lebih lanjut pada sub bab berikutnya.”9

2.2. Segmentasi Pasar

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kebutuhan dan keinginan

yangberbeda-beda satu dengan yang lain. Tapi umumnya mereka

menginginkan produk dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhannya

dengan harga yang bersaing dan juga sesuai dengan kemampuannya.

Dengan kondisi seperti ini,pengusaha membutuhkan segmen pasar yang

tepat guna membidik konsumen yang tepat dan menghasilkan laba.

Dalam perekonomian umumnya suatu perusahaan tidak dapat

melayani seluruh pelanggan. Sehingga perusahaan harus memilih bagian

9Mangkoesoebroto, Guritno, Algifari, 1998, Teori Ekonomi Makro Edisi ke Tiga, STIE

YKPN, Jogjakarta, hal. 70

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

15

pasar yang paling efektif untuk dimasuki. Adapun pengertian segmentasi

pasar yakni “segmentasi pasar adalah proses mengidentifikasi danmengalisis

para pembeli di pasar produk dengan karakteristik tanggapan yang hampir

sama.”10

Sejalan dengan itu Philip Kotler dan Gary Amstrong

mengemukakan bahwa, “Dengan membagi pasar menjadi kelompok-

kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atauperilaku berbeda yang

memungkinkan memerlukan produk atau bauran pasaran tersendiri.”11

Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan tingkat

pendapatanyang berbeda-beda di masyarakat Indonesia, maka salah satu

segmen pasar yang dapat dilakukan adalah berdasarkan kelas

sosial/ekonomi masyarakat. Hal ini senada dengan Setiadi yang

mengungkapkan bahwa “kelas sosial merupakan salah satu segmentasi

pasar yang berdasarkan variabel psikografi.”12

-Berkaitan dengan

segmentasi pasar maka akan berhubungan erat dengan lokasi tempat

tinggal kelas menengah. Hal ini akan dibahas lebih rinci dalam sub bab

selanjutnya.

2.3. Kelas Menengah

Kelas sosial seseorang (masyarakat) sangat dipengaruhi oleh

pendapatan. Seiring dengan bertumbuhnya pendapatan yang dimiliki,

maka terdapat pergeseran suatu kelas sosial masyarakat. Kelas social

10

Setiadi, Nugroho J., SE., MM, 2003, Perilaku Konsumen, Prenada Media, Jakarta, hal 11

Bob Sabran ,2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 12, jilid 1, (diterjemahkan Kotler

Philip dan Garry Amstrong), Erlangga, Jakarta hal. 225 12

Setiadi, Nugroho J., SE., MM, 2003, Perilaku Konsumen, Prenada Media, Jakarta, hal 6

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

16

begitu penting karena setiap kelas sosial mencerminkan pendapatan yang

dimiliki. Sehingga setiap kelas sosial ciri khas tersendiri dalam

hubungannyapemenuhan kebutuhannya, “kelas sosial mengacu pada

pengelompokan orang yang sama dalam periku mereka berdasarkan posisi

ekonomi mereka didalam pasar.”13

Sedangkan menurut Leon Schiffman dan

Leslie Lazar kanuk, “Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota

masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas berbeda, sehingga para

anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan

para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih

rendah.”14

Sehingga dalam suatu masyarakat pada umumnya akan

terdapat suatu kelas sosial yang berbeda-beda.

Untuk menanggapi perbedaan kelas sosial, banyak perusahaan

menangkap peluang untuk menghasilkan produk atau jasa yang sesuai

dengan kelas sosial masing-masing orang. Salah satu kelas sosial yang ada

di masyarakat adalah kelas menengah. Dengan pergeseran pendapat

masyarakat Indonesia maka berakibat bertambahnya kelas menengah

diIndonesia. Berikut ini adalah ciri-ciri seseorang /masyarakat yang termasu

kedalam kelas menengah baru:

1) Memiliki rumah bergaya modern namun masih tinggal di dalam gang-

gang

2) Belum cukup mampu meniru gaya hidup kelas menengah atas

13

Engel, James F., Roger D. Blackwell dan Paul W. ,1994, Consumer

Behavior.(diterjemahkanF.X. Budiyanto), Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 121 14

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, 2007, Consumer Behavior Seventh

Edition.(diterjemahkan Zoelkifli Kasip), Indeks, Klaten, hal. 3

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

17

3) Berupaya mengikuti trend yang ada di masyarakat

4) Mempunyai latarbelakang pendidikan yang bagus

Berkenaan dengan perubahan pendapatan dan pola konsumsi yang

menimbulkan perubahan kelas sosial seseorang, maka hal ini

berkaitandengan teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan relatif

(relative incomehypothesis) yang didemukakan oleh James Duesenberry.

Dimana dalam teorinya yang terdapat pada Nanga (2001) mengemukan

“dua asumsi sebagai berikut:

1) Selera sebuah rumahtangga atas barang konsumsi adalah

interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumahtangga

dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang

disekitarnya (tetangganya).

2) Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya, pola

pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan

pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.”15

2.4. Permintaan Pasar Kelas Menengah

Sebagaimana yang telah diungkapkan mengenai kelas menangah

baru dan hubungan dengan teori ekonomi serta pendapat relatif.

Sehingga ini akan berkibat pada pemenuhan pola konsumsi masyarakat

kelas menengah baru. Dengan pola konsumsi mereka yang dipengaruhi

oleh orangsekitarnya (tetangganya.). Sehingga pola konsumsi yang seperti

15

Mangkoesoebroto, Guritno, Algifari, 1998, Teori Ekonomi Makro Edisi ke Tiga, STIE

YKPN, Jogjakarta, hal. 70

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

18

ini, dapat didukung dengan pernyataan Duesenberry yang mengemukakan

bahwa “apabila seseorang konsumen senantiasa melihat pola konsumsi

tetangganya yang penghasilan lebih tinggi (lebih kaya), maka orang

tersebut cenderung menirunya (demonstration effect)” 16

Oleh karena itu berapapun jumlah penghasilan yang diterima, maka

akan membuat seseorang akan melakukan konsumsi yang lebih besar .

Kelas menengah merupakan masyarakat yang meniru kelas sosial

tetangganyadari kelas sosial yang sama maupun kelas sosial yang lebih

tinggi dalam masyarakat. Hal ini tidak akan mempengaruhi pola konsumsi

merekawalaupun telah terjadi penurunan pendapatan.Sehubungan dengan

ini senada pernyataan Duesenberry dalam Nanga (2001)

“pengeluarankonsumsiseseorang atau rumah tangga bukanlah fungsi

dari pendapatan absolut, tetapi fungsi dari posisi relatif seseorang di dalam

pembagian pendapatan di dalam masyarakat. Artinya pengeluaran konsumsi

individu tersebut tergantung padapendapatanya relatif terhadap

pendapatanindividu lainya di dalam masyarakat.”17

Orang akan selalu

berusaha hidup seperti tetangganya, karena itu kalau suatu pendapatan turun

maka orang tersebut tidak akanmenurukan konsumsinya seperti kalau

pendapatan naik, tetapi ia akan berusaha mempertahankan perilaku

konsumsinya pada perilaku yang tidak terlalu jauh dengan perilaku

konsumsi tertinggi yang pernah dicapainya.

16

Mangkoesoebroto, Guritno, Algifari, 1998, Teori Ekonomi Makro Edisi ke Tiga,STIE

YKPN, Jogjakarta, hal. 70 17

Nanga, Muana.2001.Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta, hal 113

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

19

2.5. Upaya Memperluas Pasar

a. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi adalah hal yang paling penting dalam pendirian

suatuusaha. Karena dengan lokasi strategis berdampak pada hidup mati

suatu usaha. Dengan semakin mudah akses suatu lokasi usaha makin

semakin mudah pula, usaha tersebut mendatangkan konsumen.

Sehubungan dengan lokasi Bob Foster mengukapkan bahwa, “lokasi

akan memperngaruhi jumlah dan jenis konsumen yang tertarik untuk

datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana

transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi

konsumen.”18

Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen merupakan

suatu keunggulan yang arus dimiliki oleh suatu usaha, agar usaha dapat

berjalan lancar.Karena apabila suatu tempat usaha sebagus apapun

namum mempunyailokasi yang kurang bagus, dalam akses jalan yang

kurang strategis akan membuat tempat tersebut sukar dikenal orang dan

membuat orang enggan untuk datang.

b. Produk yang di jual

Barang yang dijual pada toko umumnya adalah bahan kebutuhan

sehari-hari, dari sabun mandi, diterjen hingga makanan ringan. Produk

yang dijual merupakan mewakili merek yang memilki pasar tertentu.

Adapun menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha(1987)

pengertian produkyaitu “produk adalah suatu sifat yang kompleks baik

18

Bob Foster, 2008, Manajemen Ritel, Alfabeta, Bandung, hal. 52

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

20

dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,

harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan

pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskankeinginan atau

kebutuhannya.”19

Produk yang dijual merupakan gambaran dari kelas

tertentu. Produk-produk yang digemari oleh kelas menengah umumnya

adalah produk-produk yang bermerk. Karena dengan membeli barang

yang bermerk akan menimbulkan rasa bangga tersendiri bagi pembeli.

c. Kenyamanan

Kenyaman merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh suatu

usaha. Dengan kenyaman ini dapat menarik konsumen untuk datang

dan membuat konsumen dapat lebih lama berbelanja. Sehubungan

dengan kenyamanan Hetley mengungkapkan bahwa “kenyaman dalam

berbelanja adalah usaha menunjuk pada sedikitnya usaha yang

dilakukan penjual kepada pembeli dalam berbelanja sehingga pembeli

merasa nyaman berada dalam toko tersebut saat berberlanja.”20

Dengan adanya kenyamanan yang diberikan membuat

konsumenkersan untuk berbelanja. Dan dengan kenyamanan itu akan

membuat konsumen akan membeliberbelanja di tempat itu.Kenyamanan

kita dapat melihat sudut pandang dalam maupun luar toko/tempat.

Kenyamanan di dalam toko biasa terlihat dari adanya AC yang dapat

membuat ruangan senantiasa menjadi sejuk, lantai yang bersih dan

19

Swastha, Basu, 1987, Manajemen barang Dalam Pemasaran, Edisi Kedua, BPFE-

Yogyakarta, hal. 22 20

Hatley, Robert F, 1980,Retailing: Challenge and Opputinity, Second edition, Houghton

Miffian Company, USA. hal 118

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4903/3/T1_162008003_BAB II.pdf · Dalam teori ekonomi, permintaan pasar itu dibedakan antara permintaan

21

adanya LCD TV yang memuat iklan barang promosi terbaru hingga

lagu-lagu sehingga konsumen menjadi betah untuk berlama-lama

berbelanja. Dan di luar toko, biasanya terdapat fasilitas parkir gratis

yang disediakan khusus untuk konsumen toko. Hal ini sangat

menguntungkan bagi konsumen karena terkadang barang yang dibeli

tidak sebanding ongkos parkir bila membeli barang di tempat lain.

d. Display

Display merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menarik

niat pembeli. Dengan susunan rapi dan mudah ditemukan akan

membuat konsumen mundah mencari barang yang diinginkan. Berkaitan

dengan ini Bob Foster mengungkapkan bahwa “display mempunyai

beberapa definisi yaitu keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong

oleh seseorang tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan

ataupun oleh perasaan lainnya.”21

Dengan tata cara penempatan display yang baik akan mendorong

konsumen untuk melihat barang tersebut dan akhirnyamembelinya

meskipun pada awalnya meraka tidak berencana membeli barang

tersebut. Sehingga penempatan display harus diperhitungkan dalam

penataan ruang di suatu tempat usaha atau toko.

21

Bob Foster , 2008, Managemen Ritel, Bandung, Alfabeta, hal 7