bab ii kajian pustaka, kerangka pemikiran dan ...repository.unpas.ac.id/37929/3/bab 2...
TRANSCRIPT
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka berupa teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan
dengan topik yang akan diteliti. Pada bab ini penulis akan mengemukakan teori-
teori yang berhubungan dengan variabel penelitian. Disesuaikan dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian yaitu kualitas produk dan kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga dalam kajian pustaka ini dapat
mengemukakan secara menyeluruh teori-teori yang relevan dengan variabel
permasalahan yang terjadi. Teori-teori dalam penelitian ini memuat kajian dari
para ahli.
2.1.1 Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang luas yaitu merupakan seni dan ilmu,
dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain
untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya
dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi,
mengawasi, mengorganisasikan semua kompenen yang saling menunjang untuk
tercapainya tujuan yang dimaksudkan. Menurut Richard L. Daft yang dialih
bahasakan oleh Tita Maria Kanita (2013:5) mendefinisikan manajemen adalah
pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui
17
perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-sumber
daya organisasional. Sedangkan menurut Stoner dan Freeman dalam Safroni
(2014: 44) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses
penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan definisi dari Ricky W. Giffin yang
dikutip dan dialih bahasakan oleh Subekti (2015:1) yang menyatakan bahwa
manajemen adalah sebuah perencanaan , mengorganisasian ,pengoordinasian dan
pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Dari beberapa definisi tersebut penulis sampai pada pemahaman bahwa
manajemen adalah suatu seni yang didalamnya terdapat ide, gagasan maupun
konsep yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk menentukan sasaran atau
tujuan perusahaan serta menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Namun terdapat perbedaan
pandangan mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh beberapa ahli. Menurut
George R. Terry yang dikutip oleh Hasibuan (2013 : 21) fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating) dan pengendalian (controlling). Sedangkan menurut Ricki W. Griffin
yang dikutip oleh Ladzi Safroni (2014 : 47), fungsi-fungsi manajemen meliputi
18
perencanaan dan pengambilan keputusan (planning and decision making),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading) serta pengendalian
(controlling).
Pendapat dari Stephen P. Robbins dan Marry Coulter yang dialih
bahasakan oleh Bob Sabran (2014:24) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi yang
telah dijelaskan oleh ahli-ahli sebelumnya lebih dikenal sebagai fungsi
manajemen dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning) berarti mengedintifiksikan berbagai tujuan untuk
kinerja organisasi dimasa mendatang seperti penetapan tujuan , strategi,
kebijakan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian (organizing) adalah proses penentuan, pengelompokkan
dan pengaturan bermacam-macam aktivitas berdasarkan yang diperlukan
organisasi guna mencapai tujuan.
3. Penggerakan (actuating) adalah proses penggerakan para karyawan agar
menjalankan suatu kegiatan yang akan menjadi tujuan bersama.
4. Pengawasan (controlling) adalah proses mengamati berbagai macam
pelaksaan kegiatan organisasi untuk menjamin semua pekerjaan dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
2.1.3 Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
19
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2014:27)
Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran, dan
meraih, memperthankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh AMA (American Marketing
Association) yang dikutip oleh Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran (2013:130) memberikan definisi :
“Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,
mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program, guna
memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran dalam rangka tujuan organisasi..
Sama halnya menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran (2014:27) mendefinisikan:
“Pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun pelanggan yang kuat relatioship untuk
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan”.
Dari pengertian pemasaran para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pemasaran merupakan suatu proses pertukaran produk berupa barang, jasa,
dan ide yang melibatkan dua pihak atau lebih. Pada prakteknya, pemasaran
seringkali dipandang sebagai suatu upaya kreatif, promosi, atau periklanan,
distribusi, dan penjualan. Oleh karenanya, keberhasilan sebuah perusahaan juga
seringkali dikaitkan dengan keberhasilan upaya pemasaran yang dilakukan
20
perusahaan tersebut. Agar upaya pemasaran dapat dilakukan dengan efektif dan
mencapai sasaran diharapkan, diperlukan perumusan strategi yang benar-benar
cermat. Dan salah satu hal terpenting yang dapat menunjang perumusan strategi
pemasaran tersebut adalah dengan analisa data pemasaran yang baik. Dalam hal
ini, data menjadi hal penting untuk diamati.
2.1.3.1 Pengertian Strategi Pemasaran
. Keberadaan strategi sangat penting dalam memasarkan produk sebaik
apapun segmentasi pasar sasaran, dan posisi pasar yang dilakukan tidak akan
berjalan jika tidak diikuti dengan strategi yang tepat. Strategi adalah langkah-
langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai
tujuan.kadang langkah-langkah yang harus dihadapi terjal dan berliku-liku, namun
ada pula langkah yang relatif mudah. Strategi adalah pola fundamental dari tujuan
sekarang dan yang terencana, penyebaran sumber daya, dan interaksi antara
organisasi dengan pasar pesaing,dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Strategi pemasaran merupakan suatu manajemen yang disusun untuk
mempercepat pemecahan persoalan pemasaran dan membuat keputusan-
keputusan yang bersifat strategis. Setiap fungsi manajemen memberikan
kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda.
Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi.
21
Strategi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu
organisasi, dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberi harga, melakukan promosi dan menyalurkan ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang bisa memenuhi tujuan individu maupun organisasi
dengan memerhatikan konsep pemasaran yang mensyaratkan orientasi konsumen,
orientasi tujuan dan orientasi sistem. Dalam hal ini, strategi pemasaran mengacu
pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan
harga, pemberian merek, pembungkusan, penetuan saluran distribusi, pemasangan
iklan dan sebagainya. Jika sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui riset
pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk
memasuki segmen pasar yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran
dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu strategi produk, strategi
harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kombinasi dari keempat strategi
tersebut akan membentuk marketing mix. Marketing mix tersebut merupakan
sutau perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi
perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen
pasar atau konsumen yang dipilih.
Pemasaran tidak akan pernah terlepas dari unsur persaingan. Biasanya,
tidak ada satu jenis bisnis pun yang dengan leluasa bisa berleha-leha menikmati
penjualan dan keuntungan. Paling tidak bukan untuk waktu yang lama untuk
menikmatinya karena akan ada pesaing yang akan turut menikmatinya. Pemasaran
22
adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
2.1.4 Definisi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakan konsep paling penting dalam mencapai
tujuan pemasaran. Suatu perusahaan memutuskan strategi pemasaran serta
keseluruhan perusahaan harus memulai menetukan perencanaan bauran
pemasaran yang terperinci mengenai alat-alat pemasaran yang akan dipasarkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dengan bauran pemasaran. Kotler dan Armstrong
yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2014:77) menyatakan bahwa bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang memadukan perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar
Pendapat diatas didukung oleh Djaslim dan Herry Achmad Buchory
(2013:13) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut “Bauran
pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang
dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar
sasaran. Rangkaian variabel atau unsur-unsur itu adalah unsur produk (product),
unsur harga (price), unsur promosi (promotion), dan unsur tempat (place).
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa
bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas
berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
23
implementasi dan strategi pemasaran dan positioning yang di tetapkan dapat
berjalan sukses.
Unsur-unsur bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2014:76)
adalah sebagai berikut :
1. Product
Product means the goods-and-services combination the company offers to the
target market.
2. Price
Price is the amount of money customer must pay to obtain the product.
3. Place
Places incudes company activities that make produt available to target
consumers.
4. Promotion
Promotion refers to activities that communicate to merits of the product and
persuade target consumers to buy it.
Sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran
tambahan 7p seperti orang, proses, dan bukti fisik, Pengertian unsur-unsur bauran
pemasaran tersebut dijelaskan Lupiyoadi (2013:92) sebagai berikut :
1. Produk
Keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada
pelanggan. Perlu diperhatikan dalam produk adalah pelanggan tidak hanya
membeli fisik dari produk saja, tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk
tersebut yang disebut “the offer”.
24
2. Harga
Sejumlah pengorbanan yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Dalam penetapan harga harus diperhatikan kedua belah
pihak. Kedua belah pihak tersebut adalah perusahaan dan pelanggan.
3. Tempat
Tempat atau saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang
melakukan semua kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk menyediakan
produk dan status pemiliknya dan produsen ke pelanggan.
4. Promosi
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat
produk dan sebagai alat untuk mempengaruhi pelanggan dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
5. Orang
Semua orang yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari orang adalah pegawai
perusahaan, pelanggan, dan pelanggan lain dalam lingkungan jasa.
6. Bukti / lingkungan fisik
Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan
pelanggan untuk membeli dan mengemukakan produk/jasa yang ditawarkan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lainlingkungan fisik,
peralatan, logo, warna, dan barang lainnya yang disatukan dengan pelayanan.
7. Proses
Merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal
pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin yang dipergunakan untuk
25
menyampaikan jasa.
2.1.5 Produk
Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata, tetapi
produk bisa lebih dari itu. Produk bukan hanya berbentuk seseuatu yang berwujud
saja, akan tetapi juga yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Konsumen tidak
hanya membeli produk untuk sekedar memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga
bertujuan untuk memuaskan keinginan. Menurut Kotler dan Keller dalam buku
Djaslim Saladin (2014:142), mengemukakan bahwa produk adalah : Segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai,dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Pendapat tersebut didukung Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan
oleh Bob Sabran (2014:236) yang mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,
penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan dan
kebutuhan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa produk adalah suatu
elemen penting yang dimiliki perusahaan untuk dijual ke konsumen sehingga
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.1.5.1 Klasifikasi Produk
Secara tradisional pemasar biasanya mengklasifikasikan produk
berdasarkan ciri-cirinya yaitu daya tahan, wujud dan penggunaan (pelanggan atau
industri). Produk dapat di klasifikasikan kedalam tiga kelompok menurut daya
tahan dan wujudnya, yaitu:
26
1. Barang tidak tahan lama
Barang berwujud yang biasanya di konsumsi satu atau beberapa kali
penggunaan. Contohnya seperti sabun, makanan dan minuman, gula dan
garam.
2. Barang tahan lama
Barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan
berkali-kali. Contohnya seperti Tv, lemari es, mobil.
3. Jasa
Produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Contohnya
seperti bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel.
Pelanggan membeli banyak macam barang. Berikut ini klasifikasi
berdasarkan penggunaanya.
1. Barang mudah dicari
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi,
dibutuhkan dalam waktu sesegera dan hanya memerlukan usaha yang
minimum dalam perbandingan dan pembelianya. Contohnya rokok, sabun,
makanan dan minuman.
2. Barang mewah
Merupakan barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembelianya
dibandingkan oleh pelanggan diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Kriteria perbandingan ini meliputi harga, kualitas dan model masing-masing
barang. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian dan furniture.
Shopping Goods terdiri dari dua jenis yaitu:
27
1) Sejenis, merupakan barang-barang yang oleh pelanggan dianggap serupa
dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga, dengan demikian
pelanggan berusaha mencari harga yang termurah dengan cara
membandingkan harga disatu toko dengan toko lainya.
2) Barang Berlainan Jenis, merupakan barang-barang dengan aspek
karakteristik atau ciri-cirinya dianggap lebih penting oleh pelanggan dari
pada aspek harganya. Contohnya: perlengkapan rumah tangga, meubel dan
pakaian.
3. Barang Khusus Merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok pelanggan atau pelanggan
bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya barang-
barang ini terdiri dari barang-barang mewah dengan merek
4. Barang yang tidak dibutuhkan
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui pelanggan atau kalaupun sudah
diketahui pelanggan tetap tidak terpikirkan untuk membelinya contohnya
asuransi jiwa, batu nisan dan tanah kuburan.
2.1.5.2 Bauran Produk
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan adalah
bagaimana membuat keputusan mengenai bauran produk yang dihasilkan pada
saat ini maupun untuk masa mendatang. Bauran produk (disebut juga variasi
produk) merupakan satu set produk dan unit produk yang ditawarkan penjual bagi
pembeli. Bauran produk memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistennya.
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2013:358),
28
bauran produk adalah kumpulan semua lini dan jenis produk yang ditawarkan oleh
penjual agar dibeli oleh pembeli. Bauran produk terdiri dari :
1. Tingkat Keleberan Produk. Lebar bauran produk mengacu pada jumlah lini
produk berbeda yang ditawarkan perusahaan.
2. Tingkat kepanjangan produk. Panjang bauran produk mengacu pada jumlah
seluruh jenis barang yang dibuat perusahaan.
3. Tingkat kedalam produk. Dalam bauran produk merujuk pada jumlah versi
yang ditawarkan dari setiap produk dalam lini.
4. Konsistensi bauran produk. Konsistensi bauran produk merujuk pada
sebesarapa dekat hubungan berbagai lini produk dalam pemakaian akhir,
persyaratan produksi, saluran distribusi atau dengan hal cara lain.
Empat dimensi bauran produk mengizinkan perusahaan untuk memperluas
bisnis mereka dengan empat cara bauaran tersebut. Bisa dengan menambah lini
produk, memperlebar bauarn produknya, memperpanjang lini produk, menambah
varian produk pada lini produk tersebut, dan perusahaan bisa mencapai
konsistensi yang lebih dari lini produk.
2.1.5.3 Tingkatan Produk
Perusahaan harus mengetahui beberapa tingkatan produk ketika akan
mengembangkan produknya. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan
oeh Bob Sabran (2016:390) produk memiliki 5 tingkatan. Produk tersebut harus
memiliki keunikan dibandingkan dengan perusahaan lain. Sehingga konsumen
akan tetap memilih produk perusahaan tersebut dibandingkan dengan produk lain.
29
Untuk lebih jelas nya berikut gambar 5 tingkatan produk dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Sumber : Kotler dan Keller (2016:390)
Gambar 2.1
Lima Tingkatan Produk
1. Manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk Dasr (basic product), adalah produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi pokok produk yang paling dasar
3. Produk Harapan (expected product), adalah produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan
disepakati untuk dibeli dan serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-
kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli produk
4. Produk Pelengkap (augment product), adalah berbagai atribut produk yang
dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk
pesaing. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh
badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
Produk Potensial (potential product), adalah segala macam tambahan dan
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang,
30
atau semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk
dimasa datang.
2.1.5.4 Komponen Produk
Produk sebagai salah satu variabel bauran pemasaran memiliki beberapa
komponen produk. Menurut Kotler dan Armstrong yang dialih bahasakan oleh
Bob Sabran (2016:24) komponen produk terdiri dari : jenis produk, mutu atau
kualitas, rancangan, ciri-ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan. Salah satu
komponen produk adalah kualitas. Untuk menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai pelanggan harapkan, maka
perusahaan harus memproduksi produk yang berkualitas dan bermanfaat secara
optimal.
2.1.5.5 Kualitas Produk
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan
membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan
keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan
kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau
selera pelanggan. Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari
produsen adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Kualitas produk
merupakan bagaimana menggambarkan produk tersebut dapat memberikan
sesuatu yang dapat memuaskan pelanggan.
31
Menurut Feingenbaum dalam Marwanto (2015:153) menyatakan bahwa
Kualitas produk merupakan seluruh gabungan karakteristik produk dari
pemasaran, rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan pemeliharaan yang
membuat produk yang digunakan untuk memenuhi harapan harapan para
pelanggan.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran (2013 : 143), menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu
barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa
yang diinginkan pelanggan. Dari kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan
kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memenuhi keinginan
pelanggan.
2.1.5.6 Dimensi dan Indikator Kualitas Produk
Pelanggan senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,
hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan
segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk melakukan
pembelian terhadap produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2013:143) dalam
kualitas produk terdapat beberapa komponen yang secara rinci dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kinerja, merupakan karakteristik operasi dan produk inti yang dibeli. Misalnya
kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan dalam pengguanaan.
2. Daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
32
3. Kehandalan, yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
pakai.
4. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan, yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap.
5. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
pengawasan kualitas dan desain.
6. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya keindahan
desain produk, keunikan model produk dan kombinasi.
7. Kualitas yang dipersepsikan merupakan persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya pembeli
mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi
perusahaan, maupun negara pembuatnya.
2.1.6 Kualitas Pelayanan
Persaingan pasar yang semakin lama semakin ketat ini, maka pelayanan
terhadap pelanggan mempunyai peranan yang sangat penting. Pada dasarnya
proses pelayanan pelanggan adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
memberi kepuasan kepada pelanggan yang juga akan menguntungkan bagi pihak
perusahaan. Kualitas pelayanan yang baik akan berpengaruh pada kepuasan,
ketika pelanggan memiliki pengalaman yang memuaskan atas kualitas pelayanan
yang diterima sangat besar kemungkinanya pelanggan ingin melakukan keputusan
pembelian lagi. Definisi tentang kualitas dapat berbeda-beda bagi masing-masing
individu, hal ini disebabkan karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
33
tergantung pada konteksnya. Pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk
mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandang masing-masing, diantaranya
adalah sebagai berikut:
Menurut Fandy Tjiptono (2014:118) mengemukakan bahwa kualitas
pelayanan adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta
ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat penulis
pahami bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan guna memenuhi harapan pelanggan. Pelayanan dalam hal ini
diartikan sebagai jasa yang disampaikan oleh pemilik jasa kemudahan, kecepatan,
hubungan, kemampuan, dan keramah tamahan yang ditunjukan melalui sikap dan
sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan pelanggan.
2.1.6.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan
persepsi pelanggan terhadap 5 (lima) dimensi spesifik dari kinerja pelayanan.
Lima faktor dominan atau penentu kualitas pelayanan jasa menurut Tjiptono
(2014:282), yaitu:
1. Bukti fisik yaitu berupa penampilan fisik, peralatan dan berbagai materi yang
terlihat yang dapat dinilai baik.
2. Empati, yaitu kesediaan karyawan dalam menjalin relasi, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan pelanggan.
3. Daya tanggap, yaitu kemauan dan kemampuan karyawan dalam memberikan
pelayanan secara cepat dan tanggap. Kesigapan para karyawan untuk
memenuhi keinginan pelanggan dengan tanggap.
34
4. Kehandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan segera,
akurat, konsisten dan memuaskan.
5. Jaminan (Assurance), yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff mengenai janji yang
diberikan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
2.1.6.2 Kesenjangan dalam Kualitas Pelayanan
Ketika perusahaan memberikan pelayanan terhadap pelanggan, terkadang
secara tidak langsung akan terjadi kesenjangan antara karyawan yang melakukan
pelayanan terhadap pelanggan, sehingga terjadi ketidak puasan yang dirasakan
oleh pelanggan. Model ini mendefinisikan gap-gap yang mungkin terjadi dalam
suatu organisasi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam memberikan kualitas
pelayanan, karena terkadang persepsi karyawan dengan pelanggan berbeda jadi
tidak menutup kemungkinan pelayanan yang diberikan tidak memuaskan.
Menurut Kotler dan Keller (2012:51) mengemukakan dan menjelaskan ada
beberapa kesenjangan yang biasa terjadi pada kualitas pelayanan sebagai berikut:
1. Manajemen antara ekspektasi pelanggan dengan persepsi manajemen-
manajemen tidak selalu benar memahami apa yang pelanggan inginkan
terkadang apa yang dianggap manajemen sudah maksimal beda dengan
harapan pelanggan, hal ini dapat menjadikan miscomunication antara
manajemen dengan pelanggan, perbedaan pendapat ini akan mengakibatkan
pelanggan tidak terpenuhi kepuasannya.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi dari kualitas
layanan-Manajemen mungkin benar mengetahui apa yang pelanggan inginkan,
35
tetapi tidak menetapkan standar kinerjanya walaupun pihak manajemen sudah
mengetahui bahwa pelanggan menginginkan pelayanan yang cepat tetapi pihak
manajemen tidak menetapkan standar waktu pelayanan untuk itu manajemen di
perusahaat tersebut merasa sudah benar dalam melakukan pekerjaannya,
padahal apabila manajemen yang paham akan perasaan dan keinginan
pelanggan harusnya dapat memenuhi harapan pelanggan.
3. Kesenjangan antara spesifikasi dari kualitas payanan dengan pelayanan yang
diberikan, para karyawan mungkin kurang terlatih, tidak memiliki kemampuan,
tidak mau untuk memenuhi standar yang ditentukan dan alsan-alasan lainnya
yang membuat tidak bisa mencapai standar yang ditentukan, dan alasan-alasan
lainnya yang membuat tidak bisa mencapai standar yang ditentukan seperti
meluangkan waktu untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka
dengan cepat. Hal ini sering kali terjadi dikarenakan para karyawan tidak
mengikuti standar yang diberikan oleh manajemen dalam memberikan
pelayanan.
4. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan komunikasi eksternal
terhadap pelanggan, harapan dari pelanggan dipengaruhi oleh pernyataan yang
dibuat oleh perwakilan dari perusahaan serta iklan-iklan lainnya, terkadang
pelanggan salah mengartikan maksud pesan iklan yang disampaikan atau pesan
dari pihak perusahaan, hal ini dapat menjadikan permasalahan bagi perusahaan,
untuk itu perusahaan harus lebih berhati-hati dan lebih jeli memilih kata-kata
atau pesan yang akan disampaikan karena pelanggan memiliki pemahaman
yang berbeda-beda.
36
5. Kesenjangan antara ekspektasi terhadap pelayanan dengan pelayanan yang
diterima, kesenjangan ini menunjukan perbedaan antara kualitas pelayanan
yang diharapkan dengan apa yang diterima pelanggan. Apabila pelanggan
mendapatkan pelayanan lebih baik dari harapannya, maka akan timbul
perasaan senang dan merasa terpuaskan. Akan tetapi jika pelayanan yang
dirasakan berada dibawah harapan pelanggan maka akan timbul rasa kecewa
karena tidak puas.
Berikut adalah gambaran dalam kesenjangan kualitas pelayanan yang mungkin
terjadi antara karyawan dengan pelanggan yang telah penulis sajikan pada
Gambar 2.2 :
Sumber : Kotler and Keller (2012:52)
Gambar 2.2
Model Kesenjangan Kualitas Pelayanan
2.1.7 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan
pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/jasa dari penjual atau
37
penyedia barang/jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut
terbentuk melalui pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa,
komentar teman dan kenalan, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan
pelanggan serta kepuasan pelanggannya.
2.1.7.1 Definisi Kepuasan Pelanggan
Dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen, perusahaan memang dituntut
kejeliannya untuk mengetahui pergeseran kebutuhan dan keinginan konsumen
yang hampir setiap saat berubah dengan cepat sesuai dengan apa apa yang
diharapkan oleh konsumen. Kepuasan konsumen yang ada pada konsumen saat ini
adalah dampak dari proses konsumsi yang dilakukan oleh konsumen. Pada
awalnya konsumen hanya membeli sebuah produk kemudian konsumen baru akan
menyadari apakah produk tersebut sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.
Apabila konsumen menyukai produk yang sudah dibeli maka konsumen telah
merasakan kepuasaan dalam menggunakan produk tersebut, dan sebaliknya
apabila konsumen memilih untuk tidak menggunakan kembali atau membeli lagi
produk tersebut maka konsumen merasakan ketidakpuasaan terhadap produk
tersebut.
Definisi kepuasan pelanggan menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Bob
Sabran (2014:150) ialah : “Perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau
hasil) yang diharapkan”. Sedangkan menurut Oliver yang dikutip oleh Fandy
38
Tjiptono (2013:176) menyatakan bahwa “kepuasan pelanggan merupakan
penilaian bahwa fitur produk atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat pemenuhan
berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan”.
Berdasarkan dua pendapat para ahli diatas bahwa kepuasan konsumen
merupakan fungsi harapan dan kinerja yaitu evaluasi pelanggan terhadap kinerja
produk/layanan yang sesuai atau melampaui harapan konsumen. Kepuasan
konsumen secara keseluruhan mempunyai tiga antecedent yaitu kualitas yang
dirasakan, nilai yang dirasakan dan harapan pelanggan. Pada umumnya harapan
konsumen merupakan perkiraan akan keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk/jasa. Sedangkan
kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima
setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
2.1.7.2 Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Kepuasan pelanggan
Menurut Irawan (2015:37), faktor-faktor yang pendorong kepuasan pelanggan
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas produk
Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut
ternyata kualitas produknya baik.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan
yang penting karena pelanggan akan mendapatkan nilai yang tinggi.
3. Service quality
39
Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan
merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi, salah satunya yang
populer adalah SERVQUAL.
4. Emotional factor
Pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emotional value yang
diberikan oleh brand dari produk tersebut.
5. Biaya dan kemudahan
Pelanggan akan semakin puasa apabila relative mudah, nyaman dan efisien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Berikut ini adalah dimensi kepuasan konsumen menurut Fandy Tjiptono
(2015:212), yaitu sebagai berikut:
1. Tangibles (bukti fisik)
Bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan, representasi fisik
produk atau jasa.
2. Reliability (keandalan)
Kemampuan untuk melaksanakan produk atau jasa yang dijanjikan tepat
dan terpercaya.
3. Responsiveness (ke tanggapan)
Kemampuan untuk membantu pelanggan dengan memberikan produk atau
jasa dengan cepat atau ke tanggapan.
4. Empathy (empati)
Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
40
Berdasarkan dimensi-dimensi di atas penulis dapat menyimpulkan faktor
atau dimensi yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Kinerja
Kinerja tinggi yang dihasilkan oleh karyawan akan membantu perusahaan
dalam proses pencapaian tujuannya. Menurut Mangkunegara (2013:67)
kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan
kinerja yang lebih dapat memberikan kepuasan konsumen.
2. Harapan
Harapan pelangganlah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi
pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam
konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau
keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya.
2.1.7.3 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler yang dialih bahsakan oleh Bob Sabran (2014:42), ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran kepuasan
konsumen diantaranya :
1. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat Konsumen (Customer Centered) memberikan
kesempatan yang luas kepada para Konsumennya untuk menyampaikan saran
dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi
perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
41
2. Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan Konsumen
adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap
sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan
pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para
ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.
3. Lost customer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para Konsumen yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal
itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan
customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan Konsumennya.
4. Survei kepuasan konsumen
Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan
penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.
Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari
pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap para konsumennya
2.1.7.4 Tipe-Tipe Kepuasan pelanggan dan Ketidakpuasan pelanggan
. staus dan Neuhauss yang di kutip oleh Tjiptono (2014:204) membedakan
tipe-tipe kepuasan dan ketidakpuasan konsumen berdasarkan kombinasi antara
emosi spesifik terhadap penyedia jasa dan minat berperilaku untuk memilih lagi
penyedia jasa yang besangkutan yaitu :
42
1. Kepuasan pelanggan
Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif. Relasi dengan penyedia jasa
diwarnai emosi positif, terutama optimize dan kepercayaan. Berdasarkan
pengalaman positif dimasa lalu, konsumen dengan tipe kepuasan ini berharap
bahwa penyedia jasa akan mampu memuaskan ekspektasi mereka yang
semakin meningkat dimasa depan. Selain itu mereka bersedia meneruskan
relasi memuaskan dengan penyedia jasa
2. Kepuasan pelanggan yang stabil
Konsumen dengan tipe ini memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang
menuntut. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan
trust dalam relasi yang terbina saat ini. Konsumen menginginkan segala
sesuatunya tetap sama. Berdasarkan pengalaman positif yang telah terbentuk
hingga saat ini, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa
lainnya.
3. Pengunduran kepuasan pelanggan
Yaitu konsumen dalam tipe ini juga merasa puas. Namun, kepuasannya bukan
disebabkan oleh pemenuhan ekspektasi, namun lebih didasarkan pada kesan
bahwa tidak realistis untuk berharap lebih. Perilaku konsumen tipe ini
cenderung pasif. Mereka tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam
rangka menuntut perbaikan situasi
4. Ketidakpuasan konsumen yang stabil
Yaitu konsumen dalam tipe ini tidak puas terhadap kinerja penyedia jasa,
namun mereka cenderung tidak melakukan apa-apa. Relasi mereka dengan
penyedia jasa diwarnai emosi negative dan asumsi bahwa ekspektasi mereka
43
akan terpenuhi dimasa dating. Mereka juga tidak terlihat adanya peluang untuk
perubahan dan perbaikan
5. Ketidakpuasan pelanggan
Tipe ini bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku menuntut. Pada tingkat
emosi, ketidakpuasannya menimbulkan protes dan oposisi.
2.1.7.5 Model Kepuasan Pelanggan
Pada umumnya perusahaan melakukan aktivitas bisnis atau tugas
pemasaran untuk mengkosumsikan dan menawarkan orang atau jasa dari suatu
perusahaannya adalah untuk menciptakan sebuah kepuasan bagi konsumen
maupun pelanggannya. Dengan hal itu para peneliti sebelumnya berupaya untuk
menyusun kerangka secara teoritis untuk menjelaskan mengenai faktor-faktor
yang menentukan proses pembentukan dan konsekuensi dari kepuasan itu sendiri.
Menurut Tjiptono (2014:271) menyatakan bahwa kepuasan konsumen
didasarkan pada tiga teori utama yaitu :
1. Teori Kontras
Berasumsi bahwa konsumen akan membandingkan kinerja produk aktual
dengan ekspektasi pra-pembelian. Apabila kinerja lebih besar atau sama
dengan ekspektasi, maka pelanggan akan puas, namun sebaliknya jika kinerja
lebih rendah dibandingkan ekspektasi maka konsumen akan tidak puas.
2. Teori Asimilasi
Menyatakan bahwa evaluasi purna beli merupakan fungsi positif dari
ekspektasi konsumen pra-pembelian. Karena proses dikonfirmasi secara
psikologis tidak enak dilakukan konsumen cenderung secara perceptual
mendistorsi perbedaan antara ekspektasi dan kinerjanya kearah ekspektasi
44
awal. Dengan kata lain penyimpangan ekspektasinya cenderung akan diterima
oleh konsumen yang bersangkutan.
3. Assimilasi – Teori Kontras
Berpegangan bahwa terjadinya efek asimilasi atau efek kontras merupakan
fungsi dari tingkat kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan kinerja
actual. Apabila kesenjangan besar, konsumen akan memperbesar gap tersebut,
sehingga produk dipersepsikan jauh lebih bagus atau buruk dibandingkan
dengan kenyataannya . Namun jika kesenjangan tidak terlampau besar, teori
asimilasi yang berlalu. Dengan kata lain, jika rentang deviasi yang biasa
diterima (penyimpangan yang dapat diterima) dilewati, maka kesenjangan
antara ekspektasi dan kinerja akan menjadi signifikan dan disitulah efek
kontras berlaku.
2.1.8 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis mengacu kepada penelitian terdahulu yang
dijadikan sebagai bahan acuan untuk melihat seberapa besar pengaruh hubungan
antara satu variabel penelitian lainnya. Selain itu, peneliti terdahulu dapat dipakai
sebagai sumber pembanding dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.
Judul penelitian yang diambil sebagai pembanding adalah yang memiliki varibel
independen tentang kualitas produk dan kualitas pelayanan yang dikaitkan dengan
varibael dependen tentang kepuasan pelanggan Berikut beberapa penelitian
terdahulu yang didapat dari jurnal dan internet sebagai perbandingan agar
diketahui persamaan dan perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
45
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan Judul Skripsi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Witha(2013)
Pengaruh Kualitas
produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Online
di Girl Shop Bandung
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa Kualitas
produk (X1)
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan (Y).
Selain itu, Hasil
analisis
menggunakan
koefisien
determinasi
diketahui 53,30%
variabel
Kepuasan
Pelanggan dapat
dijelaskan oleh
Kualitas produk.
Sedangkan
sisanya 46.70%
dijelaskan oleh
sebab lain
Penulis dan
peneliti
sama-sama
meneliti
tentang
Variabel
kualitas
produk
(X1) dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
Perbedaan
nya
terletak
pada
objek
peneliti
digunakan
penulis,
yaitu
Studi
kasus
pada
Online
Girl Shop
Bandung.
2 FebbyGita Cahyani,
Sonang Ditohang
(2016)
Pengaruh kualitas
produk, kualitas
pelayanan dan harga
terhadap kepuasan
pelanggan (survey
pada konsumen
Restoran ikan bakar
cianjur cabang
Manyar Surabaya).
Jurnal ilmu dan riset
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pengaruh
kualitas produk
dan kualitas
pelayanan
masing-masing
mempunyai
pengaruh dan
signifikan
terhadap kepuasan
konsumen masing-
masing sebesar
71,6 % dan
72,27%pada KFC
cabang buah batu
Bandung
.sedangkan secara
Penulis dan
peneliti
sama-sama
meneliti
tentang
Variabel
kualitas
produk
(X1),
Kepuasan
Pelayanan
(X2), Harga
(X3) dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
Perbedaannya
terletak pada
objek peneliti
digunakan
penulis, yaitu
Studi kasus
pada (survey
pada
konsumen
Restoran ikan
bakar cianjur
cabang
Manyar
Surabaya).
46
simultan kualitas
pelayanan dan
kualitas produk
berpengaruh
terhadap kepuasan
konsumen sebesar
63,4% dan sisanya
36,4% dipengaruh
oleh faktor
lainnya.
3 Ihsan (2014)
Pengaruh Kualitas
produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Di Fashion Grace
Shop Bandung
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa Kualitas
produk (X1),
secara parsial
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan (Y).
Selain itu, Hasil
analisis
menggunakan
koefisien
determinasi
diketahui 43,20%
variabel
Kepuasan
Pelanggan dapat
dijelaskan oleh
Kualitas produk.
Sedangkan
sisanya 56,80%
dijelaskan oleh
sebab-sebab yang
lain diluar model.
Penulis dan
peneliti
sama-sama
meneliti
tentang
Variabel
Kualitas
produk (X1)
dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
Perbedaannya
terletak pada
Objek
peneliti
digunakan
penulis,
yaitu
Pengalaman
Pelanggan
(X2) dan
objek di
Fashion
Grace Shop
Bandung.
4 Rini Resmawati Analisis Pengaruh Kualitas produk dan Kualitas Pelayanan terhadap kepuasan Pelanggan Online (Studi Kasus Pada Rumah Outlet bandung).
Hasil penelitian
menujukkan
bahwa kualitas
produk (X1),
dan kualitas
pelayanan
(X2), secara
pasial
berpengaruh
Penulis
dan
peneliti
sama-sama
meneliti
tentang
variabel
kualitas
produk
Perbedaanny
a terletak
pada objek
peneliti
digunakan
penulis,
yaitu Studi
kasus pada
Rumah
47
Jurnal Copetitation Vol.I.no 2.November 2013
positif dab
signifikan
terhadap
kepuasan
pelanggan (Y).
Selain itu,
Hasil analisis
menggunakan
koefisien
determinansi
diketahui 61,7
% variabel
kepuasan
pelanggan
dapat
dijelaskan oleh
kedua variabel
independen
yaitu kualitas
pelayanan.
Sedangkan
sisanya 38,3 %
dijelaskan oleh
sebab-sebab
yang lain diluar
model.
(X1),
Kualitas
pelayanan
(X2) dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
Outlet
Bandung.
5 Farly Juandry (2015)
Pengaruh kualitas
produk terhadap
kepuasan pelanggan
Online di Distro
Bloods Bandung.
Hasil penelitian
menujukkan bahwa
kualitas produk
(X1) berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kepuasan
pelanggan (Y).
dikarnakan Ftabel >
F tabel dan dari
tingkat signifikan
yang lebih kecil
yaitu 0,000 < 0,05
artinya Kepuasan
pelanggan secara
signifikan
dipengaruhi oleh
kualitas produk.
Penulis dan
peneliti
sama-sama
meneliti
tentang
variabel
kualitas
produk (X1),
dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
Perbedaannya
terletak pada
objek peneliti
digunakan
penulis, yaitu
Distro Bloods
Bandung.
6 Wina Winarti (2013)
Hasil penelitian
menujukkan bahwa
Penulis dan
peneliti
Perbedaan
nya
48
Analisis Pengaruh
kualitas pelayanan
Pengguna media
Sosial Instagram
Terhadap kepuasan
pelanggan Pada Baju
Couple Bandung.
kualitas pelayanan
(X1) memiliki
pengaruh positif
terhadap kepuasan
pelanggan (Y) pada
penggunainstagram
baju couple
bandung. Selain itu,
hasil analisi
menggunakan
koefisien
determinasi
diketahui bahwa
52, 40% variasi dari
kepuasan
pelanggan dapat
dijelaskan oleh
kualitas pelayanan,
sedangakan sidanya
48,60% dijelaskan
oleh variabel lain
yang tidak terdapat.
sama-sama
meneliti
tentang
variabel
kualitas
pelayanan(
X1), dan
Kepuasan
Pelanggan
(Y).
terletak
pada objek
peneliti
digunakan
penulis,
yaitu
Pengguna
Media
Sosial
pada baju
Couple
Bandung.
Sumber: Penelitian Terdahulu
2.2 Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan yang menginginkan agar perusahaannya dapat
beroperasisecara terus menerus harus mampu memberikan kepuasan terhadap
setiap pelanggannya. Kepuasan pelanggan merupakan perbandingan antara
kenyataan yang dirasakan pelanggan dengan apa yang diharapkan pelanggan.
Apabila yang dirasakan pelanggan melebihi dari apa yang diharapkan, hal tersebut
berarti pelanggantelah terpenuhi kepuasannya. Kepuasan haruslah menjadi tujuan
utama bagi setiap perusahaan selain membawa keuntungan yang besar bagi
perusahaan kepuasan dapat menciptakan hubungan jangka panjang dengan
pelanggannya, untuk bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan-pelanggannya
tentu saja perusahaan memerlukan produk yang memberikan keunggulan lebih
49
diantara produk pesaing yang sejenis, dalam memasarkan produknyapun
perusahaan selain harus memiliki strategi pemasaran untuk mencapai tujuannya
juga harus mempunyai kualitas pelayanan yang baik pula agar dapat memuaskan
pelanggan. Selain itu kualitas pelayanan juga dianggap sebagai kunci keberhasilan
bagi perusahaan agar bisa memenangkan persaingan dengan pesaing. Kualitas
pelayanan merupakan serangkaianaktifitas yang terjadi antara pelanggan dengan
karyawan yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan pelanggan, serta untuk memenuhi keinginan
pelanggan sebagai hasil dari kinerja pelayanan yang sesuai dengan harapan
pelanggan.
Selain kualitas pelayanan produkjugamerupakan titik pusat dari kegiatan
pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatuperusahaan yang dapat
ditawarkan ke pasar sasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang
lain salah satunya dari segi ragam produk yang ditawarkan. Ragam produk yang
ditawarkan yaituadanya macam-macam produk dengan adanya ukuran, kualitas,
dan ketersediaan produk setiap saatagar dapat menarik minat pelanggan untuk
mencoba dan membeli produk tersebut. Adanya ragam produk yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat menarik pelanggan untuk membuat pelanggan puas.
Kualitas pelayanan dan kualitas produk sama-sama memiliki peranan yang
sangat penting yang akan mempengaruhi kepuasan pelanggan.Strategi pemberian
pelayanan yang baik akan membuat pelanggan merasa puas antara sesuatu yang
diharapkan dan sesuatu yang didapatkan. Selain itu strategi ragam produk yang
tepat dapat mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian dan merasa
50
puas dengan begitu banyaknya ragam produk yang ditawarkan.Dengan kata lain,
kualitas pelayanan dan kualitas produk akan mempengaruhi kepuasan pelanggan.
2.2.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan
Kualitas produk seringkali digunakan sebagai indikator nilai paling utama
bagi pelanggan, apabila dihubungkan dengan kepuasan pelanggan, sudah jelas
kualitas produk akan sangat berhubungan karena produk makanan cenderung
harus berhati-hati dan harus benar-benar terjaga keamanan dan kehigienisannya,
karena produk makanan berkontribusi langsung dengan organ tubuh manusia,
untuk itu pelanggan akan lebih kritis dalam memilih suatu produk makanan, dan
pelanggan akan merasa puas apabila produk yang dibelinya sudah memenuhi
kriteria produk yang berkualitas.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2012:45): “Dalam
memenuhi kepuasan pelanggan disamping itu pemasar juga perlu memahami
mengapa dan bagaimana pelanggan merasakan kepuasan dalam pembelian
produk. Kualitas produk dapat mendorong pelanggan merasa senang setelah
melakukan pembelian, apabila pelanggan sudah merasa senang maka pelanggan
akan merasakan kepuasan terhadap produk atau jasa yang didapatkannya”. Teori
ini diperkuat oleh pendapat Fandy Tjiptono dalam Dewi dan Angga (2013:2) yang
mengemukakan bahwa “Kualitas produk merupakan totalitas dari karakteristik
produk yang meliputi kinerja produk, fungsi produk, keandalan produk dan
sebagainya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang
diharapkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rini Resmawati (2013) menyatakan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelangan.Hal ini berarti
51
semakin baik kualitas produk, maka pelanggan semakin merasa puas terhadap
produk. Sekelompok atribut penting dalam suatu produk akan mempengaruhi
sikap puas atau ketidak puasan pelanggan terhadap produk atau jasa tertentu.
Dengan adanya kualitas yang bagus dan terpercaya, produk akan senantiasa
tertanam dibenak pelanggan karena pelanggan bersedia membayar sejumlah uang
untuk membeli produk yang berkualitas.
Hasil studi ini jugamembuktikan bahwa kajian teoritis dan studi empirik
yang menyatakan dan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas
produk dan kepuasan pelanggan juga dapat digunakan untuk studi dibidang alat-
alat kesehatan pada PT.Abi Mulya Mandiri. Hasil studi ini mendukung studi yang
dilakukan oleh Witha (2013), Febby Gita Cahyani, (2016), Ihsan (2014), Rini
Resmawati (2015), Farly Juandry (2015), Wina Winiarti (2013).
2.2.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Pelayanan memiliki peran penting didalam sebuah perusahaan agar dapat
memberikan perasaan istimewa bagi setiap pelanggan yang menggunakan produk
atau jasa yang telah ditawarkan, pelayanan yang berkualitas akan memberikan
kesan baik bagi pelanggan terhadap produk atau jasa yang telah digunakan oleh
pelangganitu sendiri, untuk itu kualitas pelayanan berperan penting dalam
memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller dalam Dewi dkk
(2013:2) “Mengemukakan bahwa pelanggan akan merasa senang dan puas ketika
pelanggan merasa diperhatikan, difahami dan didengarkan keluhannya, untuk itu
pelayanan yang berkualitas akan memberikan pengalaman terbaik yang nantinya
menjadi daya ingat tersendiri bagi pelanggan”.Kualitas layanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini berarti semakin baik
52
kualitas layanan yang diberikan oleh PT. Abi Mulya Mandiri, maka pelanggan
semakin merasa puas terhadap pelayanan. Kualitas layanan memiliki hubungan
yang erat dengan kepuasan pelanggan. Tercapainya kualitas layanan yang tinggi
akan mendorong terciptanya kepuasan pelanggan karena kualitas pelayanan
merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. Ketidakpuasan pada
salah satu atau lebih dari dimensi layanan akan memberikan kontribusi terhadap
tingkat layanan secara keseluruhan (Kotler, Fornell, dan Zeithaml dalam Sunyoto
2012:193-194).
Hasil studi ini juga membuktikan bahwa kajian teoritis dari studi empirik
yang menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
kualitas produk dan kepuasan pelanggan juga dapat digunakan untuk studi
dibidang alat-alat kesehatan pada PT.Abi Mulya Mandiri. Hasil studi ini
mendukung studi yang dilakukan oleh Witha (2013), Febby Gita Cahyani, (2016),
Ihsan (2014), Rini Resmawati (2015), Farly Juandry (2015), Wina Winiarti
(2013).
2.2.3 Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan banyak hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan. Menurut pendapat Sugiyono (2012:14) mengemukakan bahwa
“Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Faktor-faktor tersebut sangat memiliki hubungan erat dengan kepuasan
53
pelanggan, faktor tersebut mendorong pelanggan menjalin hubungan yang kuat
dengan perusahaan. Sementara perusahaan memiliki
kesempatan untuk mengetahui lebih baik kebutuhan dan harapan pelanggan yang
selalu berubah-ubah.
Teori ini diperjelas oleh Kotler dan keller (2012:14) kemampuan
perusahaan dalam memahami kebutuhan pelanggan dengan memberikan produk
dan pelayanan yang berkualitas menjadi salah satu cara yang bermanfaat dalam
meningkatkan jumlah pelanggan bagi perusahaan. Untuk itu banyak perusahan
berlomba-lomba dalam membelikan pelayanan yang prima untuk menunjang
kepuasan pelanggan.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik pemahaman bahwa perusahaan tidak
akan dapat bertahan apabila produk yang ditawarkan ke pasar tidak diperkenalkan
kepada pelanggan dengan pemberian informasi-informasi yang dapat merangsang
para pelanggan untuk mau menggunakan produk tersebut dilain itu perusahaan
tidak akan bertahan apa bila kualitas produk yang diproduksinya tidak berkualitas,
karna produk adalah nomor satu dalam perusahaan, sama halnya dengan
pelayanan, yang perlu diperhatikan, karena pelayanan karyawan akan berpengaruh
penting dengan kelangsungan perusahaan, apabila pelayanan yang diberikan
kurang baik maka akan menjadi image buruk pula dimata pelanggan, dan tentu
tidak akan merasakan kepuasan dari perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Witha (2013), Febby Gita Cahyani, (2016),
Ihsan (2014), Rini Resmawati (2015), Farly Juandry (2015), Wina Winiarti
(2013). menyatakan bahwa kulaitas produk, kualitas pelayanan berpegaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
54
2.2.4 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan
antar variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian teori yang digunakan
untuk rumusan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4
Paradigma Penelitian
KUALITAS PRODUK
1. Kinerja
2. Daya Tahan
3. Kehandalan
4. Ciri
5. Kesesuaian dengan
Spesifikasi
6. Estetika
7. Kualitas yang
dipersepsikan
Kotler dan Keller
(2013:143)
KUALITAS PELAYANAN
1. Bukti fisik
2. Empati
3. Daya Tanggap
4. Kehandalan
5. Jaminan
Tjiptono
(2015:212)
KEPUASAN PELANGGAN
1. Kinerja
2. Harapan
Kotler dan Keller
(2014:150)
Keterangan :
: Secara Simultan
: Secara Parsial
Ihsan (2014)
Farly Juandry (2015)
Rini Resmawati (2013)
Dewi Dkk (2013)
Febby Gita Cahyani,
(2016)
55
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang paling memungkinkan yang
masih harus dicari kebenarannya.Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat
diajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian pengaruh kualitas produk dan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan adalah sebagi berikut:
1. Hipotesis Simultan
Kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Hipotesis Parsial
1) Kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
2) Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.