bab ii kajian pustaka kajian hasil penelitian yang...

19
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada Bab II tentang kajian teori ini, berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian belajar dan pembelajaran, ciri-ciri belajar dan pembelajaran, faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran Matematika, pembelajaran kooperatif tipe TGT, kajian hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Arifin (2003: 8) belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing. Dorongan untuk belajar ini bisa berasal dari dirinya sendiri yang disebut motivasi instrinsik dan dorongan yang dating dari luar dirinya yaitu disebut dengan motivasi ekstrinsik. Menurut Dimyati & Mudjiono (2002:7) belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam belajar siswa akan mengalami proses perubahan tingkah laku baik itu perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Slameto (1995:2) mengemukakan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam hal ini banyak sekali, dan tentunya tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Proses

Upload: nguyennga

Post on 19-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Pada Bab II tentang kajian teori ini, berturut-turut akan dibahas mengenai

pengertian belajar dan pembelajaran, ciri-ciri belajar dan pembelajaran, faktor-

faktor yang mempengaruhi pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran Matematika,

pembelajaran kooperatif tipe TGT, kajian hasil penelitian yang relevan, kerangka

berpikir dan hipotesis tindakan

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Arifin (2003: 8) belajar merupakan proses aktif siswa untuk

mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan

belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun

dibimbing. Dorongan untuk belajar ini bisa berasal dari dirinya sendiri yang

disebut motivasi instrinsik dan dorongan yang dating dari luar dirinya yaitu

disebut dengan motivasi ekstrinsik. Menurut Dimyati & Mudjiono (2002:7)

belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleks belajar ini dapat dipandang dari

dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai

suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar.

Dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dalam belajar siswa akan mengalami proses perubahan tingkah laku baik itu

perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Slameto (1995:2)

mengemukakan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam hal ini banyak sekali, dan tentunya tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Proses

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

7

perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman,

sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program pembelajaran tumbuh dan berkembang secara optimal.

Menurut Djamarah (2002: 12) belajar yaitu serangkaian kegiatan jiwa pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Menurut Winkel (2004: 59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap.

Seorang guru mengetahui dari pengalaman bahwa kehadiran siswa dalam kelas

belum berarti siswa sedang belajar, selama siswa tidak melibatkan diri, siswa

tidak akan belajar. Sehingga supaya terjadi belajar dituntut siswa melibatkan diri

dan harus ada interaksi aktif.

2.1.2 Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari

oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,

manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang

sesuatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Pada pendidikan formal, guru adalah praktisi yang paling bertanggung

jawab atas berhasil tidaknya program pembelajaran di sekolah/madrasah, sebab

guru merupakan ujung tombak atau memiliki peran sentral dalam kegiatan

pembelajaran di ruang kelas. Sebagai seorang praktisi yang berhadapan langsung

dengan siswa sehari-hari, guru pasti pernah menghadapi masalah berkaitan

dengan pekerjaannya. Sebagai seorang pendidik guru berkeinginan akan apa yang

akan diajarkannya atau sedang dibahas dengan siswa dapat dipahami atau diserap

oleh siswa seoptimal mungkin, namun seringkali tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

8

Pada saat ini kebanyakan strategi yang digunakan oleh guru dalam kelas-

kelas tradisional pada umumnya meliputi: penggunaan ceramah, tanya jawab,

penjelasan, pemberian ilustrasi, pendemonstrasian, atau mengarahkan siswa

secara langsung ke sumber informasi selama pembelajaran berlangsung, atau

menggunakan buku teks untuk pemberian tugas-tugas rumah. Semua itu dirancang

dan seringkali dijalankan oleh guru, sementara siswa hanya melihat. Model

pembelajaran seperti itu terbukti gagal mencapai tujuan pembelajaran secara

maksimal, sehingga pada saat ini banyak sekali beberapa konsep pembelajaran

yang diperkenalkan untuk mendongkrak keterpurukan mutu pembelajaran.

Beberapa konsep pembelajaran tersebut antara lain: Active Learning, Contekstual

Teaching Learning dan lain sebagainya, yang pada intinya menawarkan strategi

pembelajaran yang mengutamakan aktivitas siswa dari pada aktivitas guru. Untuk

tujuan inilah guru seharusnya memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji

coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah, atau

penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat

dipertanggungjawabkan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Syah (2003: 144) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara

global dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaknikeadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisilingkungan di sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaknijenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metodeyang digunakan siswa untuk melakukan kegiatanmempelajari materi-materi pelajaran.

Menurut Setyosari (2001: 1) pembelajaran merupakan suatu usaha manusia

yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain.

Dalam setiap komponen tentunya ada unsur saling bekerjasama daolam mencapai

tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan penyajian informasi dan aktivitas-

aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa atau si belajar

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

9

dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan. Peristiwa

pembelajaran dalam suatu bidang studi atau mata pelajaran memiliki berbagai

bentuk. Bentuk-bentuk itu berupa proses-proses yang bersifat langsung dalam

kelas dan juga tidak langsung. Pada dasarnya pengertian tentang peristiwa

pembelajaran merupakan serangkaian komunikasi yang dilakukan kepada si

belajar/siswa.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan, baik itu perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan

pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memudahkan siswa

dalam mencapai tujuan atau keberhasilan yang diharapkan.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Menurut Sudjana

(2003: 3), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah

berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau

dengan kata lain bukan karena kebetulan. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh

siswa disebut hasil belajar.

Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan hasil belajar

menurut Sudjana (2003: 22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajaranya. Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil

belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan guru biasanya

mengadakan tes hasil belajar. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah

selesai program pengajaran. Menurut Hamalik (2006: 30), hasil belajar adalah bila

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

10

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Menurut Nasution (2006: 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak

belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa mengalami

aktivitas belajar.

2.1.5 Pembelajaran Matematika

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2005: 11) bahwa

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk

membelajarkan siswa. Menurut Suprijono (2009: 3) belajar merupakan kegiatan

psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, hal ini karena

belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi

antara individu dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan belajar, bila dapat

diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Mustangin, 2002:1). Perubahan

tingkah laku yang dimaksud adalah karena pengalaman dan latihan. Belajar

merupakan bagian dari hidup manusia. Belajar merupakan proses manusia untuk

mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, sikap dan belajar akan

berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam dunia pendidikan, belajar

merupakan rutinitas siswa, dimana istilah belajar pada dunia pendidikan adalah

program yang terstruktur agar tujuan pendidikan dapat terlaksana dan pada

akhirnya akan meningkatkan SDM bangsa.

Berdasarkan uraian di atas maka pengertian belajar menurut hemat penulis

adalah aktivitas yang merupakan bagian dari hidup manusia yang berupa kegiatan

psiko-fisik-sosio yang menyebabkan perubahan dalam tingkah laku yang berupa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

11

kompetensi, keterampilan, sikap yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman yang bertujuan untuk meningkatkan SDM suatu bangsa.

Pembelajaran matematika menurut Muhsetyo (2006: 3) adalah proses

pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan

yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian

kompetensi adalah penggunaan strategi matematika, yang sesuai dengan (1) topik

yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip

dan teori belajar, (4) keterlibatan siswa secara aktif, (5) keterkaitan dengan

kehidupan siswa sehari-hari, (6) pengembangan dan pemahaman penalaran

matematis. Untuk mendukung usaha pembelajaran yang mampu menumbuhkan

kekuatan matematika diperlukan guru yang profesional dan kompeten, yaitu guru

yang menguasai pembelajaran matematika, memahami karakteristik belajar siswa

dan dapat membuat keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Beberapa komponen dalam standar guru matematika yang profesional adalah: (1)

penguasaan dalam pembelajaran matematika, (2) penguasaan dalam pelaksanaan

evaluasi pembelajaran matematika, (3) penguasaan dalam pengembangan

profesional guru matematika, dan (4) penguasaan tentang posisi penopang dan

pengembang guru matematika dalam pembelajaran matematika. Guru matematika

yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa

pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secaraluwes, akurat,efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukanmanipulasimatematika dalam membuat generalisasi, menyusunbukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahamimasalah,merancang model matematika, menyelesaikan modeldan menafsirkansolusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,ataumedia lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

12

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minatdalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diridalam pemecahan masalah (Peraturan Menteri PendidikanNasional,2008: 134).

Russefendi (1992: 57) menjelaskan bahwa matematika sebagai suatu mata

pelajaran disekolah dinilai cukup memegang peran penting untuk di ajarkan di

sekolah karena beberapa alasan antara lain sebagai berikut:

a. Dengan belajar matematika dapat menyelesaikan persoalan yangada dalam masyarakat yaitu berkomunikasi sehari-hari sepertidapat berhitung, menghitung luas, menghitung berat, dansebagainya.

b. Matematika dapat membantu bidang studi lain seperti fisika,kimia,geografi, dan sebagainya.

c. Dengan mempelajari geometri ruang, siswa dapatmeningkatkanpemahaman ruang. Dengan mempelajari aljabardapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, logis, dansistematis dalam merumuskan asumsi, definisi, generalisasi, danlain-lain.

d. Matematika sebagai alat ramal/ perkiraan seperti prakiraan cuaca,pertumbuhan penduduk, keberhasilan belajar, dan lain-lain.

e. Matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alatcanggih seperti kalkulator dan komputer.

Ruang lingkup Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipelajari

dalam Matematika dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran itu dapat

dicapai melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar. Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang

kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen:

a. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimalyang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harusdicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik padasetiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.

b. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didikyang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK pesertadidik.

Pencapaian SK dan KD Kelas 4 Semester 2 didasarkan pada pemberdayaan

siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri

yang difasilitasi oleh guru.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

13

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SK KD

Operasi Hitung Pecahan

1. Menggunakan pecahandalam pemecahan masalah

1.1 Menjumlahkan pecahan1.2 Mengurangkan pecahan

2.1.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Pada sub bab berikut akan dijelaskan mengenai pengertian model TGT,

langkah-langkah TGT dan kelebihan dan kekurangan dari model TGT.

2.1.6.1 Pengertian Model TGT

Model ini dikembangkan oleh De Vries dan Slavin pada tahun 1978 di John

Hopkins University. Aktivitas dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih semangat di samping dapat

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat serta keterlibatan

belajar. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama

dan membantu dalam memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika

salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pembelajaran. TGT

merupakan bentuk pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara

individu untuk selanjutnya dalam kelompok masing-masing anggota kelompok

mengadakan turnamen atau lomba dengan kelompok lainnya sesuai dengan

tingkat kemampuannya.

Menurut Sasmito (2005: 22) pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat

mudah diterapkan, karena dalam pelaksanaannya tidak memerlukan fasilitas

pendukung yang harus tersedia seperti peralatan khusus. Selain mudah

diterapkannya dalam penerapannya TGT juga melibatkan aktivitas seluruh siswa

untuk memperoleh konsep yang diinginkan. Misalnya, kegiatan tutor sebaya

terlihat ketika siswa melaksanakan turnamen yaitu setelah masing-masing anggota

kelompok menjawab pertanyaan, untuk selanjutnya saling mengajukan pertanyaan

dan saling belajar bersama.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

14

Siswa yang mempunyai kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda akan

dijadikan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Dari

masing-masing anggota kelompok tersebut diperbandingkan dengan anggota

kelompok lainnya yang berkemampuan homogen dalam meja turnamen. Materi

yang dilombakan adalah masalah yang berkaitan dengan konsep atau prinsip yang

dipelajari.

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis

pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil

sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan

yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa

dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi

kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah

untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai

kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam

bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula

sebagai review materi pembelajaran.

Melalui pengertian dari para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

model pembelajaran tipe TGT adalah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan

status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur

permainan dan reinforcement. Dalam aktivitas belajar dengan permainan yang

dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

2.1.6.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model TGT

Menurut Slavin (2005: 39) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5

langka tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam

kelompok (teams), permainan (game), pertandingan (tournament), dan

penghargaan kelompok (team recognition).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

15

Langkah-langkah pembelajaran (sintaks) model pembelajaran kooperatif

tipe TGT sebagai berikut:

1) Tahap penyajian kelas (class precentation)

Bahan ajar dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi kelas.

Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu

ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, Namun presentasi dapat meliputi

presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada kegiatan ini

siswa bekerja lebih dahulu untuk menemukan informasi atau mempelajari

konsep-konsep atas upaya mereka sendiri. Presentasi kelas dalam TGT

berbeda dari pengajaran biasa, dalam presentasi tersebut harus jelas-jelas

fokus pada unit TGT tersebut. Dengan cara ini, siswa menyadari bahwa siswa

harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena

dengan begitu akan membantu siswa dalam turnamen/pertandingan dengan

baik dan skor turnamen siswa menentukan skor timnya.

2) Belajar dalam kelompok (teams)

Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan

5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau

ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,

diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang

berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam

menguasai materi pelajaran. Fungsi utama tim adalah untuk memastikan

bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik untuk

mempersiapkan semua anggota tim agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.

Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk

mempelajari LKS atau bahan lain. LKS dapat diperoleh dari hasil penelitian

dan pengembangan sebuah pusat, lembaga atau proyek yang telah punya LKS

siap pakai atau dapat dibuat sendiri oleh guru. Ketika siswa mendiskusikan

masalah bersama dan membandingkan jawaban, kerja tim yang paling sering

dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila

teman sesama tim membuat kesalahan. Kerja tim tersebut merupakan ciri

terpenting TGT. Pada setiap saat, penekanan diberikan kepada anggota tim

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

16

agar melakukan yang terbaik untuk timnya, dan pada tim sendiri agar

melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim tersebut

menyediakan dukungan teman sebaya untuk kinerja akademik yang memiliki

pengaruh berarti pada pembelajaran, dan tim yang menunjukkan saling peduli

dan hormat, hal itulah yang memiliki pengaruh yang berarti pada hasil-hasil

belajar.

3) Permainan (games)

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota

kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan

kelompok. Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil

dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing–masing

ditempatkan dalam meja–meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5

sampai 6 orang peserta dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal

dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap

peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan

permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu

soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja

sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

4) Pertandingan (tournament)

Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan

pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang

undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada

pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor

undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri

oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam

soal.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan

membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah

jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

17

hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang

pertama kali memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja.

Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal

habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap

peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal,

pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali

dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama

sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca

soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak

boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.

Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja

menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang

diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain

kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh

berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali

kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua

kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota

kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan

kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

5) Penghargaan Kelompok (team recognition)

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah

menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok

dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-

masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.

Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh

kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-

masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

18

2.1.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Model TGT

Seperti halnya metode pembelajaran yang lain TGT juga mempunyai

kelebihan dan kekurangan, kelebihan TGT antara lain:

1) Keterlibatan siswa dalam belajar mengajar

2) Siswa menjadi semangat dalam belajar

3) Pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi juga

melalui konstruksi oleh siswa itu sendiri

4) Dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri sendiri seperti: kerjasama,

toleransi, dan bisa menerima pendapat orang lain.

Sedangkan kekurangan TGT diantaranya adalah:

1) Bagi para pengajar pemula, model ini menumbuhkan waktu yang banyak.

2) Membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti persiapan soal

turnamen

3) Siswa terbiasa belajar dengan adanya hadiah.

Untuk solusi kekurangan dari model TGT ini adalah:

1) Sediakan waktu lebih banyak dari jumlah jam mengajar yang biasa, agar

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat berjalan dengan efektif.

2) Persiapkan peralatan (sarana dan prasarana) pada saat turnamen sebaik dan

selengkap mungkin.

3) Usahakan jangan membiasakan siswa dengan memberikan hadiah (reward)

yang berlebihan, dapat hanya berupa penguatan positif saja.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa

peneliti yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk

memecahkan masalah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Penelitian

tersebut antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Noffrida (2010) yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Tentang Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas 4 SDN 01

Macanan Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

19

siklus yang pertama, sebanyak 63,33% siswa berhasil memperoleh nilai rata-rata

60,37. Sedangkan pada siklus yang kedua 80% siswa memperoleh nilai dengan

rata-rata 69,90. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 4 Sekolah Dasar

Negeri 01 Macanan dalam menghitung operasi hitung pecahan materi pokok

penjumlahan dan pengurangan pecahan. Keunggulan dari penelitian ini yaitu

terciptanya kerja sama diantara siswa yang lain atau anggota kelompok yang lain,

sedangkan kelemahannya yaitu masih belum bisa sepenuhnya mengaktifkan

siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dipilih tindak lanjut untuk melakukan

penelitian pada pokok bahasan pecahan menggunakan model TGT untuk

memancing siswa mengeluarkan semua pendapat atau pengetahuannya dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2010) yang berjudul Penerapan

Pembelajaran Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Tentang operasi hitung pecahan pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidakaton 04

Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Pembelajaran

kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengurukan

pecahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa

dari jumlah 29 siswa yang tuntas dengan KKM : 60 pada siklus 1 PTK sebanyak

23. Kemudian setelah diadakan siklus 2 PTK ketuntasan belajar siswa meningkat

menjadi 28 siswa (96 %). Keunggulan dari penelitian ini yaitu meningkatnya hasil

belajar siswa dalam mengurutkan pecahan. Sedangkan kelemahannya yaitu

peningkatan hasil belajar tidak sesuai karena dengan model pembelajaran TGT

masih belum bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dipilih tindak lanjut untuk melakukan

penelitian pada pokok bahasan pecahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari, M. Dewi. (2008). Dengan judul

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SDN Ngrami I

Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Hasil penelitan ini menunjukkan

bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menerapkan model TGT

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

20

adalah belajar disertai diskusi kelompok, permainan dan turnamen, (2)

pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika kelas 4 SDN Ngrami I Kecamatan Sukomoro

Kabupaten Nganjuk, yaitu dari rerata skor 67,92 dan daya serap klasikal 16%

pada pra tindakan dan setelah tindakan menjadi rerata skor 70 dan daya serap

klasikal 54% pada siklus I, dan rerata skor 87,2 dan daya serap klasikal 88% pada

siklus II, (3) dampak pembelajaran kooperatif model TGT terhadap aktivitas

belajar siswa adalah semangat kerjasama siswa yang meningkat. Kelebihan dari

penelitian ini sudah jelas dalam memaparkan urutan peningkatan setiap siklus.

Kelemahannya yaitu belum dipaparkan apa yang menjadi permasalahan dalam

penelitiannya serta belum ditampilkan jumlah siswa sebagai sampel. Sebagai

upaya tindak lanjut perlu pengembangan penelitian dengan menambahkan jumlah

sampel agar terlihat perubahan setelah menggunakan model TGT.

Dari hasil beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Mengacu pada penelitian terdahulu,

maka peneliti ingin melakukan penelitian lagi dengan menggunakan cara yang

pembelajaran yang sama. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan antara

penelitian yang dilakukan kali ini, dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Perbedaan tersebut pertama bahwa pada penelitian terdahulu, para peneliti

menggunakan variabel minat sebagai salah satu variabel yang diteliti. Artinya

bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, peneliti

menduga dapat meningkatkan hasil belajar yang berimplikasi pada hasil belajar

matematika siswa. Kedua, subyek penelitian. Pada penelitian terdahulu subyek

penelitiannya adalah siswa sekolah yang berbeda. Penulis berasumsi bahwa

perbedaan subyek didik, merupakan faktor lain yang akan mempengaruhi hasil

belajar. Situasi sekolah yang berbeda, fasilitas yang berbeda, tantangan

masyarakat yang berbeda, demikian juga pola asuh dari orangtua yang berbeda

karena budaya yang berbeda tentu berkontribusi terhadap hasil belajar Matematika

siswa juga. Karena itu, dengan memilih subyek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD

Negeri Pulutan 02 Salatiga, peneliti bermaksud melihat peningkatan hasil belajar

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

21

matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Artinya, jika model pembelajaran ini efektif, maka pendekatan ini akan menjadi

rujukan bagi sekolah bersangkutan, maupun sekolah yang berbeda, karena

terbukti teruji pada sekolah yang tentu saja memiliki situasi yang berbeda-beda.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang, pada pembelajaran matematika dikelas 4 SD

Negeri Pulutan 02 Salatiga masih bersifat konvensional dengan dominan

menggunakan ceramah, guru belum memberikan kegiatan yang bisa membuat

siswa berinteraksi dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa bosan dan

tidak fokus dalam pembelajaran. Pembelajaran tersebut cenderung terkesan

teacher centered. Hal ini mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran

matematika dikelas tersebut yang ditunjukkan dengan sangat jauh dari KKM

untuk mata pelajaran matematika yaitu 60.

Hasil belajar Matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan karena

hasil belajar Matematika siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran

yang dilaksanakan. Siswa kelas 4 SD Negeri Pulutan 02 Salatiga memiliki hasil

belajar matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya respon

siswa saat guru memberikan pertanyaan/instruksi, siswa takut untuk bertanya atau

berpendapat, kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain berkaitan dengan

pembelajaran matematika serta kurang diikutsertakannya siswa dalam membuat

kesimpulan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran masih

didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, diperlukan

usaha perbaikan yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Dalam mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan perbaikan proses

pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT. Manfaat

model TGT ini menurut Slavin (dalam Nur, 2006: 26) "menimbulkan motivasi

siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas". Salah satu kebutuhan

yang menyebabkan seseorang mempunyai motivasi mengaktualisasikan dirinya

adalah kebutuhan untuk diterima dalam suatu masyarakat atau kelompok.

Demikian juga dengan siswa, mereka akan berusaha untuk mengaktualisasikan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

22

dirinya, misalnya melakukan kerja keras yang hasilnya dapat memberikan

sumbangan bagi kelompoknya.

Sehingga, dengan upaya tersebut maka siswa akan lebih aktif dalam

pembelajaran, kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat

sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan yang telah

ditetapkan, serta keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat

meningkat. Dengan demikian kualitas pembelajaran dikelas 4 SD Negeri Pulutan

02 dapat dikatakan meningkat. Dari uraian di atas dapat digambarkan melalui

bagan berikut.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

23

Guru :

Teacher centeredsehingga tidakmenciptakaninteraksipembelajaran yangaktif dan kreatif.

Siswa: Siswa jenuh dalam pembelajaran

karena siswa hanya menghafaltanpa memaknai.

Dibuktikan dengan prestasibelajar siswa sangat rendahmasih ada nilai dibawah KriteriaKetuntasan Minimal (KKM)yang ditetapkan sekolah yaitu 60

Kualitas pembelajaran rendahmenyebabkan hasil belajar siswarendah. 57% hasil belajar di bawahKriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang ditetapkan sekolahyaitu 60.

Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipeTGT. KD : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan pecahan

5.1 Melakukan operasi hitung pecahan

Siswa menyimak materitentang operasi hitungpecahan dalam matematika

Siswa membentukkelompok belajar @5-6

orang.

Siswa melakukanturnamen mewakili

kelompoknya

Pertandingan dilakukan setiap pemain dalam tiap mejamenentukan dulu pembaca soal dan pemain yang

pertama dengan cara undian

Siswa yang mendapat skorterbanyak diberi penghargaan

Hasil belajarmatematika siswa

meningkat

Membutuhkandesaindanstrategipembelajar

an dapatmengaktifkan siswa

ProsesMenggunakanModel TGT

Hasil

Melakukanpengamatan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA kajian hasil penelitian yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8402/2/T1_292011609_BAB II… · perubahan dalam diri seseorang merupakan ... pembelajaran

24

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis

tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar

matematika dapat diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT pada siswa kelas 4 SD Negeri Pulutan 02 Salatiga semester 2 tahun

ajaran 2012/2013.