bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. kajian tentang ... · 5 bab ii kajian pustaka a. kajian...

22
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian tentang Tugas Perkembangan Remaja a. Pengertian Tugas Perkembangan Setiap individu akan melalui periode tertentu sepanjang hidupnya. Pada setiap periode yang dilalui individu diikuti oleh sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh setiap individu agar individu tersebut dapat berkembang secara maksimal. Robert Havighurst dalam Syamsu Yusuf (2011:65) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas perkembangan yang khusus. Tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. Havighurst (1953:2) juga memberikan pengertian, bahwa tugas perkembangan adalah sebagai berikut : A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task. Tugas-tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh individu, sesuai dengan fase perkembangannya. Hurlock Tej. Istiwidayanti & Soedjarwo (1980:9) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations atau harapan sosial dalam arti bahwa setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase- fase perkembangan, setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab,

Upload: doantruc

Post on 08-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kajian tentang Tugas Perkembangan Remaja

a. Pengertian Tugas Perkembangan

Setiap individu akan melalui periode tertentu sepanjang hidupnya. Pada

setiap periode yang dilalui individu diikuti oleh sejumlah tugas-tugas

perkembangan yang harus diselesaikan oleh setiap individu agar individu tersebut

dapat berkembang secara maksimal.

Robert Havighurst dalam Syamsu Yusuf (2011:65) melalui perspektif

psikososial berpendapat bahwa ”periode yang beragam dalam kehidupan individu

menuntut untuk menuntaskan tugas perkembangan yang khusus. Tugas ini

berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan,

pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasarat untuk pemenuhan dan

kebahagiaan hidupnya”.

Havighurst (1953:2) juga memberikan pengertian, bahwa tugas

perkembangan adalah sebagai berikut :

A developmental task is a task which arises at or about a certain period

in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his

happiness and to success with later task, while failure leads to

unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later

task.

Tugas-tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atau

keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh individu, sesuai dengan fase

perkembangannya. Hurlock Tej. Istiwidayanti & Soedjarwo (1980:9) menyebut

tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations atau harapan sosial

dalam arti bahwa setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai

keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui

bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Setiap individu tumbuh dan

berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-

fase perkembangan, setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas

perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab,

6

kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan

memperlambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Dari pendapat tersebut dapat dimengerti bahawa tugas perkembangan

adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode

kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,

tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau

masyarakat maka perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

Sehingga kebahagiaan individu dapat dilihat dari berhasil atau tidaknya dalam

pencapaian tugas perkembangan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Tugas Perkembangan

Pencapaian tugas perkembangan satu individu akan berbeda dengan

individu lainnya karena dipengaruhi oleh perkembangan yang dialami masing-

masing individu. Terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangan setiap

individu, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut dibagi

menjadi dua macam yaitu faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang

berasal dari luar individu (Desmita, 2011:27). Faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor internal

Semenjak dari dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan

sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Menurut Hurlock

terjemahan Meeitasari Tjandrasa (1978:41) terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan. Faktor yang dapat

membantu penguasaan tugas perkembangan diantaranya adalah “tingkat

perkembangan yang normal, kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari

tugas perkembangan, motivasi, kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh,

tingkat kecerdasan yang tinggi serta kreativitas.” Paparan tersebut dapat

dimaknai bahwa individu dapat mencapai tugas perkembangannya apabila

berkembang secara normal, sehat secara fisik dan psikis, memiliki kecerdasan

yang tinggi, kreatif dalam mencapai tugas perkembangannya, dan termotivasi

secara internal maupun eksternal.

7

Diantara faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan individu adalah : bakat atau pembawaan, sifat-sifat keturunan,

serta dorongan dan instink (Desmita, 2011 : 27)

a) Bakat atau pembawaan

Setiap individu dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu.

Bakat yang dimiliki individu akan membuatnya mudah untuk

mempelajari seuatu yang berhubungan dengan bakatnya. Mohammad

Ali dan Mohammad Asrori (2004:80) berpendapat, “bakat sangat

menentukan prestasi seseorang”. Paparan tersebut dapat dimaknai

bahwa individu dapat mencapai tugas perkembangan atau mencapai

prestasi akademik apabila memiliki bakat tertentu yang berhubungan

dengan kemampuan untuk prestasi akademik. Individu yang memiliki

bakat di bidang bahasa diprediksi mampu mencapai prestasi akademik

dalam bidang bahasa. Prestasi akademik dalam bidang bahasa yang

dicapai individu merupakan cerminan dari bakat atau pembawaan yang

dimiliki individu dalam bidang tersebut.

b) Sifat-sifat keturunan

Sifat-sifat keturunan pada setiap individu yang berupa keadaan fisik

maupun mental dapat diturunkan dari orang tua atau nenek moyangnya.

Keadaan fisik yang dimiliki individu seperti kesehatan badan akan

mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan dalam hal ini

pencapaian prestasi akademik individu tersebut. Individu yang sehat

mampu berpikir secara optimal sehingga akan lebih mudah mencapai

prestasi akademik dan secara otomatis dapat mencapai tugas

perkembangannya. Sifat-sifat keturunan berupa keadaan mental seperti

daya intelektual dapat mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004:35) berpendapat,

“perbedaan individual dalam perkembangan intelek menunjuk kepada

perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar.” Pernyataan

tersebut dapat dimengerti bahwa individu dapat lebih mudah mencapai

8

tugas perkembangannya apabila memiliki daya kerja intelektual tinggi

karena individu tersebut lebih cepat dalam belajar.

c) Dorongan

Dorongan adalah kodrat hidup yang menggerakkan individu untuk

melaksanakan sesuatu atau bertindak pada waktu tertentu. Dorongan

dalam diri individu akan terus berkembang , terdapat dorongan yang

terus aktif mempengaruhi kejiwaan individu selama hidupnya seperti

dorongan untuk berprestasi.

d) Instink

Instink merupakan bisikan naluriah yang menunjukkan kepada individu

mengenai cara untuk melaksanakan dorongan batin. Setiap individu

dilahirkan dengan membawa instink. Instink merupakansuatu

perwujudan perilaku yang timbul secara naluri atau alami tanpa

disuruh. Misal, seseorang akan langsung berteriak ketika tersulut rokok

atau terkena panas.

2) Faktor eksternal

Salah satu faktor luar yang sangat mempengaruhi perkembangan individu

menurut Desmita (2011:29) adalah ekonomi. Tekanan ekonomi pada orang tua

juga seringkali menimbulkan tekanan jiwa yang berujung pada konflik antara

ibu dan bapak sehingga anak menjadi frustasi. Latar belakang ekonomi orang

tua berpengaruh terhadap pencapaian tugas perkembangan anak. Orang tua

yang memiliki latar belakang ekonomi lemah akan mengalami kesulitan untuk

memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan anak yang kurang terpenuhi dapat

menghambat pertumbuhan fisik maupun perkembangan psikisnya. Individu

yang secara fisiologis belum dapat memenuhi kebutuhannya, maka individu

tersebut akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan berprestasi.

Keberhasilan individu dalam mencapai tugas perkembangan juga

dipengaruhi oleh kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari tugas

perkembangan sesuai dengan usia perkembangannya. Individu yang

memperoleh banyak bimbingan dari orang tua akan lebih mudah dalam

9

memahami tugas perkembangan yang harus dicapai sehingga tugas

perkembangan yang dicapai individu tersebut dapat lebih optimal dibandingkan

dengan individu yang tidak memperoleh bimbingan dari orang tua. Bimbingan

untuk mempelajari tugas perkembangan dapat dilakukan oleh orang tua kepada

anak saat di rumah dengan memberikan perhatian kepada anak saat melakukan

kegiatan belajar, mendorong dan memotivasi anak untuk belajar, memberi

reinforcement setelah anak melakukan kegiatan belajar dan memberikan

bimbingan belajar ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar. Kesempatan

dan bimbingan orang tua kepada anak untuk mempelajari tugas perkembangan

akan menumbuhkan motivasi belajar sehingga anak akan terbiasa belajar tanpa

ada paksaan dari orang lain. Hurlock terjemahan Meitasari Tjandrasa

(1978:201) berpendapat beberapa sumbangan keluarga pada perkembangan

anak antara lain menjadi sumber kasih sayang dan penerimaan, menjadi orang

yang di harapkan bantuannya dalam menyelesaikan masalah, sebagai sumber

persahabatan sampai mereka besar ketika tidak ada teman di luar.

Syamsu Yusuf (2011:66) juga menguraikan munculnya tugas-tugas

perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut :

1) Kematangan fisik, misalnya :

a) Belajar berjalan karena kematangan otot kaki-kaki

b) Belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda

pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual

2) Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya :

a) Belajar membaca

b) Belajar menulis

c) Belajar berhitung

d) Belajar berorganisasi

3) Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya :

a) Memilih pekerjaan

b) Memilih teman hidup

4) Tuntutan norma agama, misalnya :

a) Taat beribadah kepada Allah

10

b) Berbuat baik kepada sesama manusia

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas

perkembangan dapat terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal ,

perubahan kematangan baik fisik maupun psikis, serta adanya tuntutan dari

lingkungan.

c. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan

yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. William Kay dalam

Syamsu Yusuf (2011:72) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja

sebagai berikut :

1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya

2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang

mempunyai otoritas

3) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar

bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual

maupun kelompok

4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya

5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuan sendiri

6) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar

skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup

7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan

Tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atauketerampilan

yang seharusnya dimiliki oleh individu , sesuai dengan fase perkembangannya.

Dalam kaitannya menyelesaikan tugas perkembangan remaja, Havighurst dalam

Syamsu Yusuf (2011:74) juga berpendapat bahwa tugas-tugas perkembangan

remaja adalah sebagai berikut :

1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

2) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita

11

3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif

4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi

6) Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)

7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga

8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan bagi warga negara

9) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

10) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai

petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku

11) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Seperti yang sudah disebutkan oleh Havighurst, maka tugas-tugas

perkembangan muncul pada periode kehidupan tertentu, demikian juga pada siswa

sekolah menengah atas (SMA). Menurut Sunaryo Kartadinata dalam Mamat

Supriatna (2011:121) bahwa ada 11 aspek perkembangan siswa SMA meliputi :

landasan hidup religius, perilaku etis, kematangan emosional, kematangan

intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria dan wanita,

penerimaan diri dan perkembangannya, kemandirian perilaku ekonomi, wawasan

dan persiapan karir, kematangan hubungan teman sebaya, dan persiapan diri untuk

pernikahan dan hidup berkeluarga. Berdasarkan pada pendapat Sunaryo tersebut

berikut merupakan aspek-aspek dalam tugas perkembangan siswa SMA :

1) Landasan Hidup Religius

Landasan hidup religius meliputi sholat dan berdoa, belajar agama,

keimanan, dan sabar.

2) Landasan perilaku etis

Landasan perilaku etis meliputi jujur, hormat kepada orang tua, sikap

sopan dan santun, ketertiban dan kepatuhan.

3) Kematangan emosional

12

Kematangan emosional meliputi kebebasan dalam mengemukakan

pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, dan kemampuan menjaga

stabilitas emosi.

4) Kematangan intelektual

Kematangan intelektual meliputi sikap kritis, sikap rasional, kemampuan

membela hak pribadi, dan kemampuan menilai.

5) Kesadaran tanggung jawab

Kesadaran tanggung jawab meliputi mawas diri, tanggung jawab atas

tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan, dan disiplin.

6) Peran sosial sebagai pria atau wanita

Peran sosial sebagai pria atau wanita meliputi perbedaan pokok laki-laki

dan perempuan, peran sosial sesuai jenis kelamin, tingkah laku dan

kegiatan sesuai jenis kelamin, serta cita cita sesuai jenis kelamin.

7) Penerimaan diri dan pengembangannya

Penerimaan diri dan pengembangannya meliputi kondisi fisik, kondisi

mental, pengembangan cita-cita, dan pengembangan pribadi

8) Kemandirian perilaku ekonomis

Kemandirian perilaku ekonomis meliputi upaya menghasilkan uang, sikap

hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, dan tidak mengharap

pemberian orang.

9) Wawasan persiapan karir

Wawasan persiapan karir meliputi pemahaman jenis pekerjaan,

kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian, dan perencanaan

karir.

10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya

Kematangan hubungan dengan teman sebaya meliputi pemahaman tingkah

laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, dan kemampuan

hubungan sosial.

11) Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga

13

Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga meliputi pemilihan

pasangan/teman hidup, kesiapan menikah, membangun keluarga, dan

reproduksi yang sehat.

Selain William Kay dan Havighurst, tugas perkembangan masa remaja

menurut Elizabeth Hurlock (1980:10) antara lain :

1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya

baik pria maupun wanita

2) Mencapai peran sosial pria dan wanita

3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif

4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang

dewasa lainnya

6) Mempersiapkan karier ekonomi

7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku mengembangkan ideologi

Dari pendapat para ahli, macam tugas perkembangan remaja yang

paling lengkap atau lebih khusus adalah pendapat dari Havighurst yaitu mencapai

hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai

pria atau wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif,

mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya,

mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier

(pekerjaan), mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan

keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara,

mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial, memperoleh

seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah

laku dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

14

d. Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa

Tingkat pencapaian tugas perkembangan merupakan seperangkat

kemampuan yang harus dimiliki individu yang berlangsung dari tahap sederhana

sampai tahap yang lebih kompleks.

Syamsu Yusuf (2011:76) menyebutkan bahwa tingkat pencapaian tugas-

tugas perkembangan ada tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Ketiga

kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Tinggi. Indikatornya : memiliki sahabat dekat dua orang atau lebih,

sebagai anggota klik dari jenis kelamin yang sama secara mantap,

dipercaya oleh teman sekelompok dalam posisi tanggung jawab

tertentu, memiliki penyesuaian sosial yang baik, meluangkan waktu

untuk berinteraksi, mau bekerjasama dengan orang lain yang mungkin

tidak disenangi untuk mencapai tujuan kelompok, menyenangi lawan

jenis, memilihara diri secara baik, aktif dalam berolahraga,

mempunyai minat untuk mempersiapkan diri dalam suatu pekerjaan

yang sesuai dengan jenis kelaminnya, mampu mengarahkan diri dalam

memelihara kesehatan secara rutin, mempersepsi tubuh dan jenis

kelaminnya secara tepat, memiliki pengetahuan tentang reproduksi,

memiliki tujuan hidup yang realistik, mampu mengembangkan

persepsi yang positif terhadap orang lain dan mencoba berintegrasi

dengan keluarga secara mandiri, dan memiliki reputasi sifat moral

yang baik.

2) Sedang. Indikatornya : memiliki seorang teman dekat, menjadi

anggota klik namun kurang mendapat perhatian, memiliki kemampuan

sosial yang sedang, merasa tidak percaya diri, apabila berada dalam

kelompok yang beragam, remaja pria matang seksualnya namun

kurang mempunyai perhatian terhadap remaja wanita, menampilkan

ciri-ciri maskulinitas, namun masih ragu, takut atau menolak peran

heteroseksualnya, hanya menyenagi olahraga ringan, mampu

mengarahkan diri dalam memelihara kesehatan, namun tidak mampu

memelihara program kesehatan dalam jangka waktu lama, ego

15

idealnya dipengaruhi oleh dewasa muda, sikapnya belum ajeg antara

desakan untuk menjadi dewasa dengan sikap kekanak-kanakan,

kadang-kadang kurang bersikap jujur, bersikap altruis namun kurang

matang, cenderung mementingkan kebutuhan sendiri daripada orang

lain, mau bekerjasama apabila ada tekanan dari kelompoknya atau

orang dewasa.

3) Rendah. Indikatornya : tidak memiliki teman akrab, tidak pernah

diundang oleh teman untuk menghadiri acara kelompok, sering

dikambing hitamkan oleh teman sebaya, sering balas dendam dengan

sikap bermusuhan, remaja pria tidak mempunyai interes terhadap

remaja wanita, tidak menyenangi olahraga, remaja wanita

penampilannya seperti anak kecil, berpenampilan seperti remaja pria,

kurang memiliki kebiasaan untuk memelihara kesehatan diri dan

cenderung menolak apa yang dinasehati oleh orang tua, menampakkan

ketidaksenangan terhadap tubuhnya, merasa cemas tentang

kematangan yang lambat, tidak memiliki pengetahuan tentang

reproduksi, ego idealnya sangat ditentukan oleh orang tua,

menghabiskan banyak waktu senggangnya dengan orang tua,

menerima otoritas orang tua, mengalami kesulitan dalam menempuh

hidup berkeluarga, berperilaku tidak jujur, tidak bertanggung jawab,

tidak konsisten, tidak suka memperhatikan perasaan orang lain,

bersikap kasar dan tidak sopan, menolak bekerjasama, dan suka

memaksa otoritas.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa tingkat pencapaian tugas

perkembangan ini menggambarkan posisi atau keadaan individu dalam

perkembangannya . Hal tersebut tentu saja ada faktor yang mempengaruhi baik

faktor internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini, dukungan orang tua

sebagai faktor eksternal yang memberikan kontribusi terhadap tingkat pencapaian

tugas perkembangan siswa.

16

2. Kajian tentang Dukungan Orang Tua

a. Pengertian Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua, yang mencerminkan ketanggapan orang tua atas

kebutuhan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Dukungan orang

tua mengacu kepada dukungan sosial yang diterima oleh anak. Sarafino

(1994:102) mengemukakan bahwa ”social support refers to the perceived

comfort, caring, esteem, or help a person receives from other people or groups”.

Dapat dimengerti bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan, perhatian,

penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari

orang lain ataupun dari kelompok.

Gottlieb dalam Desmita (2005:204) juga mengatakan dukungan orang tua

terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan melalui

pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau

tindakan nyata yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja.

Ellis, Thomas dan Rollins dalam Sri Lestari (2013:59) mendefinisikan

dukungan orang tua sebagai interaksi yang dikembangkan oleh orang tua yang

dicirikan perawatan, kehangatan, persetujuan, dan berbagai perasaan positif orang

tua terhadap anak.

Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan

orang tua adalah merupakan ketanggapan dan keterlibatan orang tua dalam upaya

memberikan perhatian, penghargaan, motivasi dan dukungan instrumental atau

dukungan material sehingga anak merasa dicintai dan diakui keberadaannya.

Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional juga

merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan

pada dirinya.

b. Komponen-komponen Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua, mencerminkan ketanggapan orang tua atas

kebutuhan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Dukungan orang

tua mengacu kepada dukungan sosial yang diterima oleh anak.

17

Van Beest & Baerveldt dalam Sri Lestari (2013: 60) berpendapat bahwa

dukungan orang tua kepada anak dapat berupa dukungan emosi dan dukungan

instrumental.

1) Dukungan emosi mengarah pada aspek emosi dalam relasi orang tua-

anak, yang mencakup perilaku-perilaku yang secara fisik atau verbal

menunjukkan afeksi atau dorongan dan komunikasi yang

positif/terbuka. Misalnya, orang tua mendengarkan curahan hati

anaknya.

2) Dukungan instrumental mencakup perilaku-perilaku yang tidak

menunjukkan afeksi secara terbuka, namun masih berkontribusi pada

perasaan diterima dan disetujui yang dirasakan anak. Misalnya orang

tua memberi tambahan uang jajan anaknya ketika libur sekolah.

Winnubst,dkk 1988 dalam Desmita (2005:204) mengemukakan bahwa

dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam empat bentuk :

1) Dukungan emosional; mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian orang tua terhadap remaja. Misalnya orang tua memantau

setiap aktivitas anak .

2) Dukungan penghargaan; terjadi lewat ungkapan penghargaan positif

terhadap remaja, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan

gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja.

Misalnya orang tua memberikan kepercayaan kepada anak dalam

mengambil keputusan.

3) Dukungan instrumental; mencakup bantuan langsung secara materi

atau pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja. Misalnya seperti

pemberian dana, pemenuhan buku-buku dan sarana pendidikan lainnya

serta kesediaan orang tua meluangkan waktu untuk berdialog atau

senantiasa siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan remaja.

4) Dukungan informatif; mencakup memberikan nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran atau umpan balik mengenai bagaimana remaja

seharusnya bertindak, mengenali dan menyelesaikan masalah secara

lebih mudah, sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang

18

dimiliki orang tua. Misalnya orang tua memberikan wejangan dari

pengalaman-pengalaman masa lalunya.

Sarafino (1994: 103) juga mengemukakan komponen-komponen

dukungan sosial terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dukungan informatif, dan ditambahkan satu komponen

lagi yaitu dukungan kelompok. Berikut adalah uraiannya:

1) Dukungan emosional

Dukungan emosional ini mencakup empati, kepedulian, dan perhatian

orang tua kepada anak. Dukungan ini akan membuat anak merasa

dicintai, diperhatikan, dan mempunyai tempat untuk berbagi ketika

sedang memiliki masalah. Anak yang mendapat dukungan emosional

akan bersikap lebih tenang dan tidak gegabah ketika menghadapi suatu

permasalahan karena mereka merasa mempunyai orang yang bisa

diandalkan keberadaanya untuk membantu mereka dalam menghadapi

masalah. Contoh bentuk dukungan emosional yang bisa diberikan oleh

orang tua kepada anaknya misalnya dengan cara menghibur anak

ketika anak sedang mengalami permasalahan, mendengarkan curahan

hatinya, memahami perasaannya ketika sedang dilanda kesedihan, dan

memperhatikannya ketika sedang sakit.

2) Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan ini berupa penghargaan positif, dorongan atau

persetujuan terhadap ide ataupun perasaan anak, ataupun melakukan

perbandingan positif terhadap anak. Perbandingan positif adalah

perbandingan yang dapat membuat anak merasa menjadi lebih baik

dan lebih beruntung, misalnya dengan membandingkan keadaan anak

dengan seseorang yang memiliki keadaan atau permasalahan yang

lebih berat darinya. Dukungan ini dapat membuat anak yang menerima

dukungan menjadi percaya diri, meningkat harga dirinya, dan merasa

bernilai. Dukungan ini akan sangat berguna ketika anak memperoleh

tugas yang lebih berat dari kemampuan yang dimilikinya. Contoh

dukungan penghargaan yang bisa diberikan oleh orang tua kepada

19

anaknya misalnya dengan memberikan pujian ketika anak melakukan

hal positif, memberikan respon positif terhadap pendapat anak,

memberikan kepercayaan kepada anak atas usaha yang dilakukannya,

dan mendukung minat positif anak.

3) Dukungan instrumental

Dukungan instrumental ini mencakup bantuan langsung dan nyata.

Maksudnya langsung dan nyata adalah bantuan ini bisa langsung

dirasakan manfaatnya oleh anak karena merupakan pertolongan secara

langsung untuk kesulitan yang dihadapi anak. Bantuan jenis ini bisa

mempermudah anak untuk melakukan aktifitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dukungan instrumental ini

biasanya berbentuk materi atau barang. Contoh dari dukungan

instrumental yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya

misalnya dengan mencukupi fasilitas anak sesuai kebutuhan anak pada

umumnya dan memberikan uang cukup untuk keperluan yang wajar.

4) Dukungan informatif

Dukungan informatif ini merupakan bantuan informasi yang diberikan

oleh orang tua agar dapat digunakan oleh anak dalam menghadapi

persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dukungan informatif ini

mencakup pemberian nasehat, pengarahan, saran dan penilaian.

Dukungan jenis ini sangat bermanfaat bagi anak ketika harus memilih

jalan keluar terbaik untuk permasalahannya. Contoh dari dukungan

informatif yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya

misalnya dengan memberikan saran atau solusi yang bijaksana untuk

anak ketika anak bimbang dengan permasalahannya

5) Dukungan kelompok

Dukungan kelompok dalam penelitian ini merupakan bantuan yang

diperoleh anak dari orang tua yang akan membuat anak mengenal dan

memiliki perasaan bahwa dirinya menjadi bagian dari kelompok

(keluarga) dan dapat saling berbagi. Hal ini berkaitan dengan

penerimaan orang tua terhadap anak yang biasanya terlihat dari

20

pemberian kepercayaan dan kesempatan dari orang tua kepada anak

untuk memberikan suatu sumbangan kepada keluarga atau

diikutsertakan dalam kegiatan keluarga. Contoh dari dukungan

kelompok ini misalnya anak diajak berekreasi bersama dengan seluruh

anggota keluarga, diajak dalam acara perkumpulan keluarga, atau

diberikan kesempatan untuk menentukan pilihan tujuan rekreasi

keluarga

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang komponen dukungan orang

tua , peneliti menyimpulkan bahwa dukungan orang tua terdiri dari beberapa

komponen, yaitu kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi, perawatan,

kehangatan, dan persetujuan. Komponen itulah yang akan dijadikan acuan peneliti

dalam pembuatan angket.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Orang Tua

Anak dapat belajar untuk bergaul dengan orang lain apabila dibesarkan

dalam lingkungan keluarga yang baik. Sarafino (1994: 104) mengemukakan

beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial. Faktor-faktor

tersebut terbagi menjadi faktor dari diri penerima dan faktor dari pemberi

dukungan. Berikut adalah uraiannya:

1) Faktor dari diri penerima dukungan

Penerima dukungan dalam hal ini adalah anak. Beberapa hal yang

mempengaruhi dukungan orang tua adalah karena anak tidak ingin orang

tuanya mengetahui bahwa dia sedang memiliki masalah sehingga

membutuhkan dukungan, atau anak merasa bahwa dia seharusnya

mandiri dan tidak mengganggu orang tuanya, ataupun karena anak

cenderung tertutup dan menolak dukungan orang tuanya.

2) Faktor dari pemberi dukungan

Pemberi dukungan dalam hal ini adalah orang tua. Beberapa hal yang

mempengaruhi dukungan orang tua adalah apabila orang tua sendiri

sedang berada dalam permasalahan atau tengah menghadapi stres dan

21

menjadi kurang sensitif terhadap keluarganya sehingga tidak menyadari

bahwa ada anaknya yang membutuhkan dukungan darinya.

Berdasarkan kedua faktor tersebut dapat dimengerti bahwa sikap anak

dan orang tua dapat mempengaruhi dukungan yang diterima oleh anak.

3. Kajian Siswa Sekolah Menengah Atas

Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi

orang tua dalam mendukung perkembangan anak remajanya yang duduk dibangku

SMA. SMA adalah kependekan dari Sekolah Menengah Atas, yaitu jenjang

pendidikan formal di Indonesia. Tingkat SMA dijalani siswa setelah mereka lulus

dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada umumnya berusia 16-18 tahun.

Periode yang paling rawan dalam suatu fase perkembangan individu yaitu masa

remaja. Sesuai pendapat Hurlock Tej. Istiwidayanti & Soedjarwo (1980:207)

bahwa masa remaja merupakan periode yang penting akibat perkembangan secara

fisik dan psikologis. Hal ini dikarenakan pada masa remaja terjadi perubahan fisik

dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan antara

masa kanak-kanak sebelum menjadi dewasa ini disebut masa mencari jati diri.

Menurut Desmita (2005) mengenai karakteristik fisik, kognitif dan sosial

dari remaja adalah sebagai berikut :

a. Fisik

1) Remaja mengalami perubahan tunggi dan berat badan.

2) Remaja mengalami perubahan proporsi tubuh, berkembangnya jaringan

otot.

3) Remaja mengalami ciri-ciri seks primer dan skunder.

b. Kognitif

1) Cara berfikir semakin matang dan sistematik.

2) Dapat mengambil keputusan.

3) Memiliki orientasi kedepan.

22

c. Sosial

1) Mampu berpikir kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal.

2) Berkembangnya penalaran moral yaitu mampu menyelesaikan konflik

dengan diri sendiri maupun orang lain.

3) Memiliki hubungan sosial baik dengan individu sekitarnya.

4. Sumbangan Dukungan Orang Tua terhadap Tingkat Pencapaian Tugas

Perkembangan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan, faktor

internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tugas

perkembangan dari luar yaitu keluarga. Peran keluarga sendiri, khususnya orang

tua tidak hanya memberikan jaminan makanan kepada anaknya, tetapi juga

memberikan kasih sayang dan perhatian tentang perkembangan anaknya dengan

memberikan dorongan, menjadi teman bagi anak-anaknya sehingga anak terbuka

dengan orang tua, memberikan atau mencukupi kebutuhan financial sehingga

anak merasa diperhatikan.

Sri Lestari (2013:22) menguraikan bahwa keluarga merupakan tempat

yang paling penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan

sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang,perlindungan dan

identitas bagi anggotanya.

Individu yang memperoleh banyak bimbingan dari orang tua akan lebih

mudah dalam memahami tugas perkembangan yang harus dicapai sehingga tugas

perkembangan yang dicapai individu tersebut dapat lebih optimal dibandingkan

dengan individu yang tidak memperoleh bimbingan dari orang tua. Elizabeth

Hurlockt Tej. Meitasari Tjandrasa (1978:201) berpendapat bahwa pengaruh

keluarga pada anak dan perkembangannya baru dapat dihargai sepenuhnya saat

seseorang menyadari apa saja sumbangan para anggota keluarga pada anak.

Beberapa sumbangan keluarga pada perkembangan anak antara lain menjadi

sumber kasih sayang dan penerimaan, menjadi orang yang dapat diharapkan

bantuannya dalam memecahkan masalah , sebagai sumber persahabatan sampai

mereka cukup besar ketika tidak ada teman di luar.

23

Dari pendapat para ahli diatas dapat dimengerti bahwa keluarga khususnya

orang tua memberikan kontribusi besar untuk membantu dalam perkembangan

anak pada masa remaja. Dukungan orang tua juga akan membawa pengaruh

terhadap sikap anak, sesuai dengan bagaimana orang tua dalam menerapkan pola

asuhnya dalam keluarga.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Riza Rahma Rambe dan Tarmidi,

Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009 dalam Jurnal Psikologi

Volume 37, no.2, Desember 2010 : 216-223 dengan judul : ”Hubungan

Dukungan Sosial Orang Tua dan Kemandirian Belajar pada Siswa SMA”.

Dalam penelitian ini, dilatar belakangi adanya anggapan bahwa kemandirian

belajar merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajarannya.

Salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kemandirian

belajar pada diri siswa adalah motivasi pada diri siswa. Dalam

meningkatkan motivasi berprestasi bagi diri siswa, peran atau dukungan

sosial dari orangtua adalah hal yang sangat diperlukan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua

dengan kemandirian belajar pada siswa SMA.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial orangtua dan kemandirian belajar. Berdasarkan hasil

analisa ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial

orangtua dengan kemandirian belajar pada siswa sekolah menengah atas

dengan nilai r 0.477, ρ (0,05). Artinya semakin tinggi dukungan sosial

orangtua maka akan semakin tinggi kemandirian belajar pada siswa dan

sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orangtua maka akan semakin

rendah kemandirian belajar pada siswa.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Jane Heidyani Tan, Amatus Yudi Ismanto,

Abram Babakal, Universitas Sam Ratulangi, Manado pada tahun 2013

dalam E-Journal keperawatan (e-Kp) volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

24

dengan judul : ”Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi

Belajar Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV Dan V di SD Negeri

Kawangkoan Kalawat”. Dalam penelitian ini , motivasi belajar merupakan

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia

untuk belajar. Motivasi belajar dapat dipengaruhi dari diri sendiri (intrinsik),

yang didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan dari luar diri sendiri

(ekstrinsik) yaitu motivasi yang berasal dari keluarga (terutama orang tua).

Dukungan orang tua adalah interaksi yang dikembangkan oleh orang tua

yang dicirikan oleh perawatan,kehangatan, persetujuan, dan berbagai

perasaan positif orang tua terhadap anak. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar

pada anak usia sekolah kelas IV dan V di SD Negeri Kawangkoan Kalawat.

Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Sampel

117 responden. Teknik analisa data dengan menggunakan uji chi square

dengan tingkat kemaknaan á = 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar pada

anak usia sekolah di SD Negeri Kawangkoan Kalawat dengan uji chi square

didapatkan nilai p = 0,002 < á = 0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu

terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar pada

anak usia sekolah di SD Negeri Kawangkoan Kalawat.

B. Kerangka Berpikir

Dukungan orang tua diduga memberikan kontribusi terhadap tingkat

pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa dimasa remaja. Keluarga khususnya

orang tua merupakan tempat yang paling penting bagi perkembangan anak secara

fisik, emosi, spiritual, dan sosial karena keluarga merupakan sumber bagi kasih

sayang,perlindungan dan identitas bagi anggotanya. Dalam memberikan

dukungan, orang tua satu tidak sama dengan yang lainnya, hal ini menyebabkan

perbedaan pula dalam tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa tersebut.

25

Siswa yang memperoleh dukungan orang tua yang tinggi, maka akan

terbantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai remaja, sehingga

siswa merasa berbahagia ketika mampu mencapai tugas perkembangannya.

Sebaliknya, jika siswa memperoleh dukungan orang tua yang rendah, maka siswa

tersebut kurang terbantu dalam mencapai tugas perkembangannya dan akan

merasa kesulitan untuk mencapai tugas perkembangannya sebagai remaja secara

optimal.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian atau suatu

permasalahan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai

berikut:

1. Tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas XI SMA N 2

Surakarta berada dalam kategori sedang.

2. Dukungan orang tua terhadap siswa tersebut berada dalam kategori

sedang.

3. Dukungan orang tua berkontribusi terhadap tingkat pencapaian tugas

perkembangan siswa.

Dukungan

orang tua

rendah

Dukungan

orang tua

Dukungan

orang tua

tinggi

Tingkat Pencapaian

Tugas

Perkembangan