bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. perkembangan

24
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan berfikir secara ilmiah dalam rangka untuk memecahkan permasalahan. Pada kajian teori ini dimuat oleh beberapa pendapat para ahli. Secara garis besar kajian teori ini akan diuraikan tentang : 1. Perkembangan Motorik Anak Usia Sekolah Dasar Motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh. Menurut Suyadi (2018) Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan motorik siswa adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk melakukan keseluruhan gerakan yang dilakukan dengan potensi yang dimiliki baik fisik maupun mental yang harus disesuaikan dengan fisiologis dan psikis anak didik seperti yang diungkapkan (Salviana:2016). Ketrampilan motorik dapat dikelompokkan menurut ukuran ukuran otot otot dan bagian badan yang terkait yaitu ketrampilan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi ketrampilan otot otot besar lengan, kaki, batang tubuh seperti berjalan, melompat berlari. Sedangkan motorik halus meliputi otot otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti menyentuh, memegang, menulis dan menggambar menurut (Suyadi, 2018:4). Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perkembangan motorik anak sekolah dasar adalah gerakan tubuh yang dilakukan

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan berfikir secara

ilmiah dalam rangka untuk memecahkan permasalahan. Pada kajian teori ini

dimuat oleh beberapa pendapat para ahli. Secara garis besar kajian teori ini akan

diuraikan tentang :

1. Perkembangan Motorik Anak Usia Sekolah Dasar

Motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh.

Menurut Suyadi (2018) Perkembangan motorik merupakan perkembangan

pengendalian jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang

terkoordinasi. Kemampuan motorik siswa adalah kapasitas yang dimiliki seseorang

untuk melakukan keseluruhan gerakan yang dilakukan dengan potensi yang

dimiliki baik fisik maupun mental yang harus disesuaikan dengan fisiologis dan

psikis anak didik seperti yang diungkapkan (Salviana:2016). Ketrampilan motorik

dapat dikelompokkan menurut ukuran ukuran otot – otot dan bagian badan yang

terkait yaitu ketrampilan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi

ketrampilan otot – otot besar lengan, kaki, batang tubuh seperti berjalan, melompat

berlari. Sedangkan motorik halus meliputi otot – otot kecil yang ada diseluruh tubuh

seperti menyentuh, memegang, menulis dan menggambar menurut (Suyadi,

2018:4).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

perkembangan motorik anak sekolah dasar adalah gerakan tubuh yang dilakukan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

15

peserta didik mengarah pada ranah jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bentuk

aktivitas gerak tubuh yang dapat dilakukan dengan mengembangkan gerak dasar

lokomotor dan manipulatif. Aktivitas gerak motorik anak sekolah dasar yang

mengarah aktivitas perkembangan fisik dalam pembelajaran terdapat di pendidikan

jasmani. Ketrampilan gerak motorik sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk

mencapai sebuah tujuan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga gerak motorik

harus selalu dilatih dan dipelajari untuk mencapai kemampuan gerak yang efektif,

efisien serta produktif. Aktivitas perkembangan motorik anak sekolah dasar

terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani.

Menurut Mustafa, Eds (2020:428) pendidikan jasmani merupakan suatu

proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan, dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan

jasmani dapat diartikan menjadi salah satu cara untuk mengembangkan gerak

motorik, pertumbuhan dan perkembangan serta menyadarkan pola hidup sehat

dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya pendidikan

jasmani seperti yang diungkapkan oleh Trisnata, dkk (2020).

Setelah mengetahui uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pendidikan jasmani merupakan materi yang mengajarkan peserta didik untuk

terlibat langsung dalam aktivitas jasmani. Setiap aktivitas jasmani mendorong

peserta didik untuk mempelajari gerak tubuh, belajar mengontrol emosi dan

mengenalkan cara hidup sehat. Melalui pendidikan jasmani dapat memberikan

manfaat terhadap perkembangan setiap peserta didik yang mengarah pada aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga, tujuan pembelajaran untuk

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

16

melakukan aktivitas jasmani dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan oleh peserta didik dengan baik.

Menurut Rachman (2004: 4-7) ada berbagai macam untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmani yaitu :

a. Prekembangan Ketrampilan Gerak

Perkembangan ketrampilan gerak ditujukan untuk membantu anak belajar

bagaimana bergerak secara efektif dan efisien yaitu dengan menghemat energi

sehemat mungkin. Sehingga, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan ini

berhubungan dengan kemampuan proses belajar anak dalam mengembangkan

syaraf otot untuk meningkatkan kemampuan motorik. Kemudian dari gerak

motorik tersebut dapat diterapkan dalam permainan jasmani, olahraga dan

aktivitas dalam kehidupan sehari–hari.

b. Perkembangan Kebugaran Jasmani

Perkembangan kebugaran jasmani adalah proses yang mendukung

kesehatan dan kebugaran jasmani yang mendukung ketrampilan. Kebugaran

kesehatan seperti kekuatan otot, daya tahan tubuh, daya tahan aerobik dan

kelentukan. Sedangkan kebugaran ketrampilan meliputi kecepatan, koordinasi,

kelincahan, power dan keseimbangan. Dari uraian diatas peneliti

menyimpulkan bahwa tujuan ini untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan

fisik peserta didik dalam melaksanakan aktivitas jasmani.

c. Perkembangan Motorik

Mendorong seseorang untuk mengesplorasi pengetahuan dari

lingkungannya. Kemudian memformulasikannya menjadi konsep yang

diekspresikan kepada ketrampilan gerak. Sehingga peneliti dapat

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

17

menyimpulkan bahwa tujuan motorik adalah mengajarkan peserta didik untuk

menerapkan ketrampilan gerak tubuh. Gerak tersebut melibatkan proses

pengendalian dan pengaturan fungsi oragan tubuh secara fisiologis atau psikis.

Kemudian dari gerak tersebut dapat dijadikan sebagai kemampuan untuk

melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

d. Perkembangan Sosial Emosional

Melalui aktivitas jasmani seseorang memperoleh kesempatan untuk

bergaul dan berinteraksi antara satu dengan lainnya. Sikap dan perilaku dapat

di bina melalui lingkungan olahraga. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan

bahwa tujuan ini berhubungan dengan aktivitas peserta didik dengan satu

kelompok/masyarakat untuk mendorong kesehatan mental dengan

menumbuhkan rasa percaya diri dan berfikir positif.

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan

pendidikan jasmani merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan peserta didik

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Pendidikan

jasmani dapat meningkatkan aktivitas jasmani dan aktivitas gerak dengan baik

melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga, tujuan yang diperoleh

peserta didik untuk mencapai segala sesuatu dapat terarah dan sistematis sesuai

kebutuhan.

2. Perkembangan Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

a. Aspek Kognitif

Menurut Pabudi, dkk (2020:2) kemampuan kognitif merupakan suatu

persepsi, cara berfikir, mengingat dan mengolah sebuah pengetahuan. Proses

pembelajaran yang mencakup ranah kognitif berisi ketrampilan proses yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

18

sebagian besar melibatkan proses berfikir. Tujuan pendidikan yang berhubungan

dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti mengingat dan

kemampuan memecahkan masalah seperti yang diungkapkan oleh Anggika, dkk

(2018:56).

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

perkembangan anak yang mengarah pada aspek kognitif adalah suatu

perkembangan peserta didik yang mengarah pada sistem kerja otak untuk

mengetahui pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran. Sehingga

guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik melalui tahap kognitif dengan

merangsang daya pikirnya.

b. Aspek Afektif

Menurut Apriani, dkk (2020:45) sikap merupakan kecenderungan untuk

melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu – individu maupun objek – objek tertentu. Sikap

merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan seseorang. Perilaku afektif

merupakan perilaku yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan dapat

mengatakan apa yang dirasakannya kepada orang tua atau saudara

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

perkembangan afektif yaitu mengajarkan peserta didik untuk berlatih menjaga sikap

emosional setiap individu ketika sedang melaksanakan pembelajaran. Sehingga

guru dapat memberikan strategi pembelajaran yang sifatnya permainan untuk

mengetahui ranah afektif yang lebih baik dari setiap aktivitas yang dilakukan

peserta didik. Dari kegiatan tersebut peserta didik tidak hanya belajar tentang sikap

melainkan belajar tentang bekerjasama dalam diri setiap individu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

19

c. Aspek Psikomotorik

Menurut Pabudi, dkk (2020) perkembangan psikomotorik adalah ranah

yang berhubungan dengan keahlian setelah akibat dari sebuah pengalaman. Tujuan

perkembangan psikomotorik adalah berhubungan dengan kemampuan ketrampilan

atau skill seseorang. Ketrampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat –

urat syaraf dan otot – otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti

olahraga seperti yang diungkapkan oleh (Anggika, 2018).

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

perkembangan psikomotorik yaitu mengajarkan peserta didik untuk meningkatkan

ketrampilannya selama pembelajaran. Ketrampilan yang mengarah pada sitem kerja

otot setiap peserta didik dapat diketahui melalui ketrampilan psikomotoik.

Sehingga, guru dapat memberikan pembelajaran yang meningkatkan ketrampilan

psikomotorik dengan aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani tersebut bisa berupa

permainan bola tangan yang dapat meningkatan gerak dasar setiap peserta didik

selama proses pembelajaran. Gerak dasar tersebut berupa gerak dasar lokomotor,

non-lokomotor dan manipulatif.

3. Gerak Dasar

Menurut Kurniawan and Hartati (2016:9) gerak dasar dalam pendidikan

jasmani adalah kemampuan atau ketrampulan dasar anak yang meliputi gerak

lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran penjaskes diikuti terjadinya perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman pembelajaran gerak dasar. Pembelajaran motorik akan menghasilkan

perubahan gerakan yang relatif permanen. Seseorang yang ingin memiliki

ketrampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

20

Kemudian dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih melalui pendidikan

jasmani di sekolah seperti yang diungkapkan oleh (Pangkey and Mahfud, 2020:8).

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa dilakukan untuk

meningkatkan kualitas gerak. Menurut Suprapto (2020:108-115) kemampuan gerak

dasar yang dapat meningkatkan kualitas gerak dengan baik terbagi menjadi tiga

kategori yaitu:

a. Gerak Lokomotor

Gerak lokomotor merupakan gerak berpindah tempat. Dimana bagian tubuh

tertentu bergerak atau berpindah tempat misalnya jalan, lari, dan meloncat.

b. Gerak Non- Lokomotor

Gerak non-lokomotor merupakan gerakan tidak berpindah tempat. Dimana

sebagian anggota tubuh tertentu yang digerakan namun tidak berpindah

tempat. Contoh gerak non-lokomotor seperti mendorong, menarik, menekuk,

dan memutar.

c. Gerak Manipulatif

Gerak manipulatif merupakan gerak dimana ada sesuatu yang digerakan oleh

tangan atau kaki. Contoh gerak manipulatif seperti melempar, menendang,

memukul dan gerakan kain yang berkaitan dengan tamparan serta tangkapan.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

gerak dasar merupakan proses kemampuan dalam mengembangkan pertumbuhan

fisik dan gerak untuk melakukan aktivitas jasmani. Gerak dasar yang dapat

dilakukan peserta didik untuk meningkatkan motorik jasmani dengan melakukan

gerak lokomototr, non-lokomotor dan manipulatif. Untuk mengurangi resiko yang

terjadi dalam aktivitas gerak jasmani harus dilakukan secara efektif dan efisien.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

21

Sehingga, perlu adanya sistem belajar dan latihan untuk mendapatkan pengalaman

baru. Kemampuan gerak dasar dapat dilakukan dengan permainan jasmani.

Permainan tersebut bisa berupa permainan bola tangan yang mengarah pada

ketrampilan motorik gerak dasar manipulatif.

4. Permainan Bola Tangan

Menurut Susanto (2017:118) bola tangan atau handball diartikan sebagai

permainan beregu yang alatnya menggunakan bola dan dimainkan dengan

menggunakan tangan. bola tersebut dapat dilempar, dipantulkan atau ditembakkan.

Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan dan mencegah

tim lawan supaya tidak memasukkan ke gawang kita sendiri. Bola tangan adalah

olahraga dinamis yang membuat badan kita menjadi terlatih, bersemangat dan

berakal, melatih pemain untuk bekerjasama sebagai tim. Ketrampilan bermain bola

tangan mengarah pada gerak dasar lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif

seperti yang diungkapkan oleh (Abdurrochim and Rachman, 2016:60).

Sehingga dari pernyataan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa bola

tangan merupakan permainan yang dilaksanakan secara berkelompok untuk

memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Melakukan permainan

bola tangan membuat peserta didik memperoleh pengalaman yang bermanfaat

dalam meningkatkan proses pertumbuhan fisik, mental maupun sosial. Permainan

bola tangan dapat dikategorikan sebagai aktivitas jasmani yang mengasah

kemampuan pada ketrampilan gerak manipulatif. Ketrampilan gerak manipulatif

dapat dilakukan efektif dan efisien apabila peserta didik melakukan kemampuan

motorik dengan baik. Menurut Susanto (2017:117) kemampuan permainan bola

tangan dapat dilakukan dengan benar apabila melakukan ketrampilan dasar berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

22

a. Dribbling

Upaya pemain untuk membawa bola mendekati daerah pertahanan lawan

dengan cara memantulkan bola ke lantai. Dribbling dalam permainan bola tangan

dikenal dengan teknik “tiga langkah sekali pantul”. Menggiring bola dengan

memantulkan bola menggunakan tangan atau bertukar tangan tanpa memegang

bola. Ketrampilan menggiring digunakan dalam 3 situasi : (1) bergerak bebas bila

tidak ada penjaga lawan, (2) satu lawan satu, (3) pemain lawan tidak dapat

membuat halangan setelah menerima bola.

Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa dribbling adalah menggiring

bola dengan salah satu tangan yang dapat dilakukan secara bergantian. Menggiring

bola berarti memantulkan bola kelantai dan tidak boleh dilakukan dengan cara

berlari membawa bola lebih dari 3 langkah.

b. Passing

Passing atau melempar bola adalah upaya memberikan bola kepada teman

dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan. tujuan passing adalah untuk

memberikan bola kepada kawan yang kemudian melakukan shooting untuk strategi

penyerangan maupun pertahanan.

Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa passing adalah gerakan

melempar bola menggunakan dua tangan. Passing dapat dilakukan dengan

melempar bola ke atas , tengah dan bawah.

c. Shooting

Shooting adalah menembakkan bola ke gawang. Ketrampilan melakukan

tembakan sebagai usaha untuk mencetak gol dalam permainan bola tangan. Tujuan

Shooting adalah mencetak gol sebanyak – banyaknya ke gawang lawan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

23

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan secara

keseluruhan bahwa permainan bola tangan adalah melakukan gerak dasar

berdasarkan ketrampilan menggirig, melempar bola, menembak bola dan

menangkap bola. Permainan bola tangan harus dilaksanakan sesuai peraturan yang

sudah berlaku supaya dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Terkait permainan

bola tangan untuk menyesuaikan karakteristik peserta didik dapat menyesuaikan

dengan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Tujuan

Pembelajaran. Untuk mengetahui spesifik materi yang akan dipelajari dalam

pembelajaran sesuai dengan rancangan proses pembelajaran. Berikut untuk

mengetahui kesesuain materi untuk peserta didik kelas VI :

Tabel 2.1 Kompetensi Inti Pembelajaran Kelas VI

No. Kompetensi Inti

1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang di anutnya.

2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetanggannya serta

cinta tanah air.

3 Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,

menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya dirumah,

disekolah dan tempat bermain.

4 Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,

sistematis, logis dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman dan berkhlak mulia.

Kompetensi Dasar dalam tema 2 “selalu berhemat energi” subtema 1 “sumber

energi” pada pembelajaran 3 yaitu :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

24

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar

No. Materi

Pembelajaran

Kompetensi Dasar

1 Penjaskes 3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor,

non-lokomotor, dan manipulatif sesuai

dengan konsep tubuh, ruang, usaha dan

keterhubungan dalam permainan bola besar

sederhana dan atau tradisional.

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar

lokomototr, non-lokomototr dan manipulatif

sesuai dengan konsep, tubuh, ruang, usaha

dan keterhubungan dalam permainan bola

besar sederhana dan atau tradisional.

2 IPA 3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber energi,

perubahan bentuk energi, dan sumberr energi

alternatif (angin,air,matahari,panas bumi,

bahan bakar organik dan nuklir).

4.5 menyajikan laporan hasil pengamatan dan

penelusuran informasi tentang berbagi

perubahan bentuk energi.

Tabel 2.3 Indikator Pembelajaran

No. Materi Pembelajran Indikator

1 Penjaskes 3.1.1 menjelaskan berbagai gerak manipulatif

pada permainan bola tangan.

4.1.1 mempraktikkan gerak manipulatif pada

permainan bola tangan.

2 IPA 3.5.1 menjelaskan berbagai macam sumber energi

(angin,air,matahari dan listrik)

4.5.1 menyimpulkan hasil berbagai macam

sumber energi (angin,air,matahri,dan listrik)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

25

Tabel 2.4 Tujuan Pembelajaran

No. Tujuan

1 Peserta didik dapat menjelaskan berbagai gerakan manipulatif pada permainan bola

tangun dengan baik.

2 Peserta didik dapat mempraktikkan gerak manipulatif pada permainan bola tangan

dengan baik.

3 Peserta didik dapat menjelaskan berbagai macam sumber energi (angin,air,matahri

dan listrik) dengan baik.

4 Peserta didik dapat menyimpulkan hasil berbagai macam sumber energi

(angin,air,matahari dan listrik) dengan baik.

5. Peraturan Permainan Bola Tangan

Peraturan permainan menurut (Abdurrochim and Hari Amirullah Rachman

2016) yaitu :

a. Jumlah Pemain

Permainan bola tangan dimainkan secara beregu terdiri dari 7 orang.

b. Lama Permainan

▪ Untuk putra : 2 x 35 menit, 10 menit istirahat.

▪ Untuk putri : 2 x 30 menit, untuk istirahat.

c. Ukuran Lapangan

Ukuran lapangan bola tangan 40 x 20 dan ukuran gawang 2 x 3 meter.

d. Peralatan

▪ Gawang.

▪ Bola plastik diameter 50 cm.

▪ Setiap tim pemain menggunakan baju warna yang berbeda untuk

membedakan tim a dan tim b.

▪ Jam /stopwatc untuk membatasi waktu permainan.

e. Pelatih, Pemain dan Pengganti

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

26

▪ Pelatih

Mengatur regu penyerang dan regu bertahan.

▪ Pemain

Setiap regu terdiri 8 orang : pertahanan dan penyerang. Setiap tim

pemain dapat ditempatkan dimanapun diwilayah bertahan atau

penyerang kecuali penjaga gawang harus tetap dibelakang dalam

lingkaran daerah penjaga.

▪ Pengganti

Penggantian pemain ketika : (1) kelelahan atau mengalami cidera

dapat digantikan oleh pemain cadangan, (2) apabila pemain

campuran maka pemain harus bergender sama, (3) pemain yang

telah diganti dapat bermain selama permainan masih berlangsung.

f. Permainan

▪ Untuk menentukan regu yang membawa bola dapat dilakukan

dengan cara pengundian atau lempar koin.

▪ Lapangan yang digunakan sesuai dengan ukuran pada umumnya

40 x 20 meter (lapangan gedung atau rumput dan tanah)

▪ Peraturan permainan :

- Setiap tim menggunakan kostum berbeda

- Maksimal dribble hanya 3 langkah, jika melebihi 3 langkah

pelanggaran.

- Pemain bertahan dan penyerang tidak boleh masuk dalam

lingkaran gawang.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

27

- Jika pemain penyerang masuk lingkaran gawang makaterjadi

pelanggaran untuk melakukan lemparan bebas.

- Jika pemain penyerang masuk lingkarang gawang maka terjadi

pelanggaran untuk melakukan lemparan pinalti.

- Tidak boleh dilakukan body contact seperti : mendorong,

menendang, menyikut dll.

- Jika bola mengenai kaki maka terjadi pelanggaran.

- Penjaga gawang bebas melakukan gerakan, kecuali keluar dari

lingkaran gawang. Jika keluar dari lingkaran akan terjadi sebuah

pelanggaran.

g. Wasit

Memiliki tanggung jawab untuk memimpin dan mengamati jalannya

permainan. Setiap keputusan yang diambil oleh seorang wasit harus

dilaksanakan atau diikuti pemain. Seorang wasit berhak selama

permainan berlangsung menghentikan dan melanjutkan permainan.

6. Media Pembelajaran

Menurut Santoso (2019) peranan media sangat penting dalam memberikan

informasi dan motivasi pada peserta didik agar tertarik dengan yang akan diajarkan

seorang guru. Sehingga, tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Namun

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik. Media Pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu

yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan

untuk belajar dalam menambah informasi baru pada diri siswa. Media dapat

memberikan rangsangan bagi siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

28

Media juga bisa dikatakan alat yang hadir sebagai revolusi komunikasi yang

digunakan untuk tujuan pembelajaran menurut (Haryono, 2015:33-34).

Berdasarkan pemahaman diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah alat bantu guru untuk menyalurkan pesan ketika proses

pembelajaran berlangsung dengan peserta didik. Media sendiri merupakan alat

yang dapat mendorong peserta didik untuk merangsang pola pikir, perasaan,

kemampuan atau ketrampilan berfikir. Media sangat membantu guru untuk dapat

mendukung proses pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik. Pengunaan media yang sesuai dapat meningkatkan ketertarikan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang

dilaksanakan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

7. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Haryono (2015:48) media memiliki peranan penting dalam

pembelajaran yaitu untuk menjelaskan hal – hal abstrak dan dapat mewakili guru

sebagai alat komunikasi materi pembelajaran. Secara umum, media memiliki

beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :

a. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa.

b. Memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara

langsung.

c. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

d. Menghasilkan keseragaman pengamatan.

e. Menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret dan realistis.

f. Membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

29

h. Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang kongkret sampai

dengan abstrak.

i. Memudahkan siswa untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan

suatu benda.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa manfaat

media sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran

peserta didik. Melalui media pembelajaran akan memberikan kemudahan dalam

belajar yang sesuai karakteristik yang dimiliki peserta didik. Peserta didik tidak

akan terbebani dengan materi pembelajaran yang terasa menyulitkan. Pemanfaatan

media pembelajaran sangat memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik untuk

melewati kesulitan yang sedang dialami. Media pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan memiliki dua jenis menurut (Haryono, 2015:49-51) yakni:

a. Media yang dirancang (by design) yakni media dan sumber belajar yang

secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagi komponen sistem

pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat

formal. Sehingga menurut peneliti media yang dirancang merupakan media

yang sengaja dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki

oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Media yang

dirancang akan menyesuaikan karateristik peserta didik dengan

mengembangkan sebuah media sebelumnya.

b. Media yang dimanfaatkan (by utilzation) yakni media dan sumber belajar

yang didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya

dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Sehingga, menurut peneliti media yang dimanfaatkan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

30

merupakan media yang memanfaatkan keadaan lingkungan sekitar. Media

yang tidak memerlukan biaya yang lebih banyak. Karena alat peraga yang

digunakan lebih efektif sesuai lingkungan yang dimiliki peserta didik.

8. Media Hoops Ball dalam Permainan Bola Tangan

Pengembangan dilakukan dengan memodifikasi media dalam bentuk

“aman” bagi siswa. Pengembangan media merupakan sarana atau alat yang

digunakan dalam olahraga dimaksudkan supaya siswa dapat menggunakan media

dengan baik. Dalam hal ini, pembelajaran penjaskes tidak dimaksudkan untuk

menghasilkan suatu bentuk prestasi, tetapi memudahkan siswa melakukan aktivitas

olahraga (Santoso, 2019:15).

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Media hoops ball adalah media yang

dirancang sesuai sarana prasana yang kurang mewadahi untuk kebutuhan peserta

didik dalam permainan bola tangan. Media ini diharapkan dapat memotivasi peserta

didik untuk meningkatkan motorik dalam permainan bola tangan. Spesifiknya

pengembangan media hoops ball yang direncanakan merupakan permainan bola

tangan menggabungkan dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam. Permainan ini

dilakukan dengan cara menggiring, melempar dan menembak untuk memasukkan

bola ke hoops/lingkaran. Sebelum melakukan permainan setiap tim mengambil satu

kertas yang berisi sebuah pertanyaan tentang sumber energi. Setiap tim berdiskusi

untuk menjawab pertanyaan dengan memasukkan bola ke hoops/lingkaran sesuai

dengan jawaban gambar sumber matahari, air, angin dan listrik.

Media ini secara tidak langsung belajar meningkatkan aktivitas motorik

jasmani dalam permainan bola tangan. Sehingga, modifikasi media hoops ball pada

permainan bola tangan diharapkan dapat memberikan ketertarikan peserta didik

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

31

untuk meningkatkan hasil belajar dalam aktivitas olahraga dengan belajar sambil

bermain. Dalam media yang dirancang terdapat bentuk karekteristik pengembangan

media hoops ball dan peraturan permainan yaitu :

a. Karakteristik pengembangan media Hoops Ball :

1. Jumlah pemain

Setiap tim terdiri dari 5-6 orang/menyesuaikan jumlah siswa.

2. Peralatan

▪ Bola Plastik

▪ Gambar sumber energi (matahari,air,angin dan listrik)

▪ Kertas pertanyaan

▪ Wadah untuk tempat pertanyaan

3. Ukuran lapangan

Lapangan berbentuk persegi panjang dengan menyesuaikan ukuran

lapangan yang ada disekolah.

8 meter

7 meter

Gambar 2.1 Lapangan

4. Lama permainan

Babak 1 : 1 x 30 menit (istirahat dilakukan setelah menit 30)

Babak 2 : 1 x 30 menit

5. Gawang

Gawang diganti dengan hoops/lingkarang dengan jumlah 4

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

32

Gambar 2.2 Media Hoops Ball

Gambar 2.3 Lapangan Pengembangan Media Hoops Ball

Keterangan :

• Tulisan Matahari

• Tulisan Air

• Tulisan Angin

• Tulisan Listrik

= wadah tempat pertanyaan

= area pembatad serangan / pertahanan

= garis tengah untuk membedakan tim A dan tim B

Matahari Air

Angin Listri

=

w

a

d

a

h

t

e

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

33

➢ Pertanyaan soal sumber energi :

Gambar 2.4 gambar pertanyaan sumber energi

6. Pemain dan pengganti

a) Pemain :

- Cowok dan cewek bisa bergabung menjadi satu tim

- Pemain terdiri 5-6 orang setiap tim : tim penyerang dan bertahan.

- Semua pemain ikut melakukan permainan tanpa ada penjaga gawang.

b) Pengganti :

- Menggantikan salah satu anggota tim yang mengalami kelelahan atau

cidera serius.

Menjemur pakaian menggunakan

energi ?

Menyetrika baju menggunakan

energi ?

Blender menggunakan energi ?

Kipas angin menggunakan energi

?

Menjemur ikan menggunakan energi

?

Bermain layang – layang

menggunakan energi ?

Kincir air bergerak menggunakan

energi?

Kincir angin bergerak menggunakan

energi ?

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

34

7. Cara mendapatkan point

- Pemain yang memasukkan bola ke hoops dengan menyesuaikan jawaban

yang benar akan mendapatkan 1 point.

- Pemain yang memasukkan bola ke hoops tetapi memasuki area batas

penyerang maka tidak akan mendapatkan point.

8. Wasit

Seseorang yang menjadi wasit bisa siswa atau guru untuk mengatur permainan.

b. Pelaksanaan Permainan

Tabel 2.5 Pelaksanaan Permainan

No. Langkah – Langkah Permainan

Membentuk Kelompok

1. Sebelum melaukan permainan diharapkan berdoa terlebih dahulu supaya tidak

mengalami cidera.

2. Pembagian tim dibagi menjadi dua kelompok terdiri dari 5-6 orang / menyesuaikan

jumlah anak yang ada di sekolah.

3. Melakukan suit untuk menentukan pemenang menjadi penyerang dan yang kalah tim

pertahanan.

Peraturan permainan

4. Setiap tim mengambil kertas pertanyaan tentang sumber energi (angin, air, listrik dan

matahari) diwadah yang sudah disediakan.

5. Setiap tim berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tentang sumber energi

(angin,air,listrik dan matahari) untuk memasukkan bola ke hoops/lingkaran sesuai

dengan jawaban.

6. Pemain :

a) Penyerang :

- Pemain yang membawa bola dapat melakukan dribble (2x langkah).

- Pemain yang membawa bola berusaha memasukkan bola ke hoops/lingkaran

dengan menjawab soal sesuai jawaban.

- Pemain yang tidak membawa bola mencari posisi untuk membantu timnya

memasukkan bola.

- Semua tim penyerang mengikuti permainan tanpa penjaga gawang.

b) Pertahanan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

35

- Pemain berusaha menghadang musuh menggunakan tangan dengan jarak satu

lengan.

- Pemain berusaha mengambil bola dari pemainpenyerang untuk mendapatkan

point dengan memasukkan bola ke hoops/lingkaran.

- Semua tim pertahanan melakukan permaina tanpa penjaga gawang.

7. Pelanggaran :

- Membawa bola dengan langkah lebih dari 2 kali.

- Menendang bola menggunakan kaki melakukan kontak fisik keras (mendorong,

memukul, menendang kaki antar lawan, dll.)

- Pemain pertahanan dan penyerang tidak diperbolehkan memasuki batas lingkaran

gawang.

8. Ketika salah satu pemain sudah memasukkan bola ke hoops/lingkaran. Maka

selanjutnya, salah satu anggota tim yang tidak membawa bola mengambil kertas

pertanyaan tentang sumber energi (angin, air, listrik dan matahari) untuk memasukkan

kembali bola ke hoops/lingkaran sesuai dengan jawaban.

9. Pemain yang memasukkan bola sebanyak – banyaknya ke hoops/lingkaran dengan

jawaban benar akan menjadi pemenang.

Penutup permainan

10. Mengakhiri permainan dengan berdoa untuk pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

B. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan yaitu proses untuk memperoleh sebuah hasil penelitian

yang dapat dibuktikan serta dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini

perlu adanya telaah terhadap judul penelitian yang terdahulu untuk mengetahui

persamaan dan perbedaan. Sehingga, telaah dari penelitian terdahulu penulis

akan mendapatkan referensi untuk membandingkan sebuah produk yang dapat

dikembangkan lebih baik dari produk sebelumnya. Produk terdahulu yang

kelengkapannya kurang akan peneliti tambahkan dalam pengembangan yang

akan penulis laksanakan sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki peserta didik.

Berikut persamaan dan perbedaannya :

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

36

Tabel 2.6 Kajian Penelitian Relevan

No. Nama Peneliti

dan Judul

Persamaan Perbedaan Hasil

1. (Yulita 2016)

Pengembangan

Permainan Bola

Tangan Gawang

Gawang Pantul

Untuk

Pembelajaran

Penjasorkes

- Meningkatkan

aspek kognitif

afektif dan

psikomotor

- pengembangan

media hoops ball

pada permainan

bola tangan untuk

siswa kelas 4

sekolah dasar

-membuat produk

sesuai sarana

prasarana yang

dibutuhkan peserta

didik

Hasil yang diperoleh

(Yulita 2016)

-menghasilkan model

pembelajaran

penjasorkes

-meningkatkan denyut

nadi

- respon positif dalam

respon siswa dari

aspek kognitif 76,6%

psikomotorik 71,1%

dan afektif 87,1%.

- metode R&D

2. Novi Kurnia

Triwijayanto

(2013)

“Pengembangan

Permainan Bola

Tangan

KAPPAR pada

Siswa Kelas V

SDN Muntung

Candiroto

Kabupaten

Temanggung”

Meningkatkan

aspek kognitif,

afektif dan

psikomotorik

-menghasilkan

gerak dasar

manipulatif

-mevariasi

permainan bola

tangan dengan

materi

pembelajaran IPA

-metode

pengembangan

berbasis ADDIE

Hasil yang diperoleh

Novi Kurnia T. (2013)

-respon dari aspek

kognitif 85,8% afektif

85,5% dan

psikomotorik 96,1%.

-modifikasi berbagai

kecepatan lari dalam

pembelajaran

penjasorkes

-metode r&d

Hasil telaah dari penelitian yang relevan memberikan bukti bahwa adanya

pengembangan media hoops ball dapat meningkatkan motorik peserta didik.

Melalui media pembelajaran diharapkan membuat aktivitas jasmani lebih menarik,

menyenangkan dan bermakna untuk peserta didik. Pengembangan media Hoops

Ball mengajarkan peserta didik untuk belajar sambil bermain melalui aktivitas

jasmani. Pengembangan media ini dirancang karena sebelumnya belum pernah ada

penelitian yang membahas persoalan melalui media hoops ball yang di modifikasi

dengan materi pembelajaran lain dalam permainan bola tangan. Sehingga, media

ini akan menjadikan pembelajaran alternatif peserta didik untuk tertarik melakukan

permainan bola tangan.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Perkembangan

37

C. Kerangka Pikir

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

Analisis Kebutuhan

Diperlukan sebuah media untuk memenuhi kebutuhan sesuai karakteristik peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan sebuah

media yang membuat peserta didik tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran.

Solusi

Pengembangan Media Hoops Ball dalam Permainan Bola Tangan untuk Siswa Kelas 4

Sekolah Dasar

Model ADDIE (Dr. Benny A. Pribadi, M.A)

Analysis (Menganalisis), Desain (Merancang), Development (Mengembangkan),

Implementation (Mengimplementasikan), Evalution (Mengevalusi)

Analysis

(Menganalisis)

1. Wawancara

2. Observasi

Design

(Merancang)

1. Menentukan

materi

2. Merancang

produk

3. Menentukan

bahan

Evalution

(Mengevaluasi)

Penilaian tentang

hasil uji coba

produk untuk

dilihat

keefektivan,

efisien dan daya

keterkaitan

Implementation

(Mengimplemen

tasikan)

Melakukan uji

coba produk pada

peseta didik

(tempat,waktu &

program

pelatihan)

Development

(Mengembangkan)

Memproduksi bahan

media hoopsball

dengan dipadukan

pertanyaan tentang

sumber energi untuk

memasukkan bola ke

hoopd/lingkaran

Kondisi Ideal :

1. Dengan adanya media akan membantu

guru menyalurkan pesan ketika proses

pembelajaran

2. Dengan adanya media dapat memotivasi

peserta didik dengan merangsang pola

pikir, perasaan dan ketrampilan

berfikirnya untuk meningkatkan

kemampuan motorik pada aktivitas

jasmani.

Kondisi Lapangan :

1. Materi pembelajaran belum bervariasi

2. Sarana prasarana yang terdapat di SDN 1

Ngares kurang mewadahi sesuai dengan

kebutuhan peserta didik.

3. Guru masih kurang kreatif mengelola

pembelajaran dengan menyesuaikan

lingkungan peserta didik.

Luaran : Dalam penelitian ini menghasilkan produk media Pengembangan Media Hoopsball dalam Permainan

Bola Tangan untuk Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar dapat digunakan dengan efektif dan efisien