5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang Tugas Perkembangan Remaja
a. Pengertian Tugas Perkembangan
Setiap individu akan melalui periode tertentu sepanjang hidupnya. Pada
setiap periode yang dilalui individu diikuti oleh sejumlah tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan oleh setiap individu agar individu tersebut
dapat berkembang secara maksimal.
Robert Havighurst dalam Syamsu Yusuf (2011:65) melalui perspektif
psikososial berpendapat bahwa ”periode yang beragam dalam kehidupan individu
menuntut untuk menuntaskan tugas perkembangan yang khusus. Tugas ini
berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan,
pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasarat untuk pemenuhan dan
kebahagiaan hidupnya”.
Havighurst (1953:2) juga memberikan pengertian, bahwa tugas
perkembangan adalah sebagai berikut :
A developmental task is a task which arises at or about a certain period
in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his
happiness and to success with later task, while failure leads to
unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later
task.
Tugas-tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atau
keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh individu, sesuai dengan fase
perkembangannya. Hurlock Tej. Istiwidayanti & Soedjarwo (1980:9) menyebut
tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations atau harapan sosial
dalam arti bahwa setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai
keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui
bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Setiap individu tumbuh dan
berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-
fase perkembangan, setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab,
6
kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan
memperlambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Dari pendapat tersebut dapat dimengerti bahawa tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau
masyarakat maka perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Sehingga kebahagiaan individu dapat dilihat dari berhasil atau tidaknya dalam
pencapaian tugas perkembangan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Tugas Perkembangan
Pencapaian tugas perkembangan satu individu akan berbeda dengan
individu lainnya karena dipengaruhi oleh perkembangan yang dialami masing-
masing individu. Terdapat faktor yang mempengaruhi perkembangan setiap
individu, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut dibagi
menjadi dua macam yaitu faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang
berasal dari luar individu (Desmita, 2011:27). Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Faktor internal
Semenjak dari dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan
sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Menurut Hurlock
terjemahan Meeitasari Tjandrasa (1978:41) terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan. Faktor yang dapat
membantu penguasaan tugas perkembangan diantaranya adalah “tingkat
perkembangan yang normal, kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari
tugas perkembangan, motivasi, kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh,
tingkat kecerdasan yang tinggi serta kreativitas.” Paparan tersebut dapat
dimaknai bahwa individu dapat mencapai tugas perkembangannya apabila
berkembang secara normal, sehat secara fisik dan psikis, memiliki kecerdasan
yang tinggi, kreatif dalam mencapai tugas perkembangannya, dan termotivasi
secara internal maupun eksternal.
7
Diantara faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah : bakat atau pembawaan, sifat-sifat keturunan,
serta dorongan dan instink (Desmita, 2011 : 27)
a) Bakat atau pembawaan
Setiap individu dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu.
Bakat yang dimiliki individu akan membuatnya mudah untuk
mempelajari seuatu yang berhubungan dengan bakatnya. Mohammad
Ali dan Mohammad Asrori (2004:80) berpendapat, “bakat sangat
menentukan prestasi seseorang”. Paparan tersebut dapat dimaknai
bahwa individu dapat mencapai tugas perkembangan atau mencapai
prestasi akademik apabila memiliki bakat tertentu yang berhubungan
dengan kemampuan untuk prestasi akademik. Individu yang memiliki
bakat di bidang bahasa diprediksi mampu mencapai prestasi akademik
dalam bidang bahasa. Prestasi akademik dalam bidang bahasa yang
dicapai individu merupakan cerminan dari bakat atau pembawaan yang
dimiliki individu dalam bidang tersebut.
b) Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan pada setiap individu yang berupa keadaan fisik
maupun mental dapat diturunkan dari orang tua atau nenek moyangnya.
Keadaan fisik yang dimiliki individu seperti kesehatan badan akan
mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan dalam hal ini
pencapaian prestasi akademik individu tersebut. Individu yang sehat
mampu berpikir secara optimal sehingga akan lebih mudah mencapai
prestasi akademik dan secara otomatis dapat mencapai tugas
perkembangannya. Sifat-sifat keturunan berupa keadaan mental seperti
daya intelektual dapat mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004:35) berpendapat,
“perbedaan individual dalam perkembangan intelek menunjuk kepada
perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar.” Pernyataan
tersebut dapat dimengerti bahwa individu dapat lebih mudah mencapai
8
tugas perkembangannya apabila memiliki daya kerja intelektual tinggi
karena individu tersebut lebih cepat dalam belajar.
c) Dorongan
Dorongan adalah kodrat hidup yang menggerakkan individu untuk
melaksanakan sesuatu atau bertindak pada waktu tertentu. Dorongan
dalam diri individu akan terus berkembang , terdapat dorongan yang
terus aktif mempengaruhi kejiwaan individu selama hidupnya seperti
dorongan untuk berprestasi.
d) Instink
Instink merupakan bisikan naluriah yang menunjukkan kepada individu
mengenai cara untuk melaksanakan dorongan batin. Setiap individu
dilahirkan dengan membawa instink. Instink merupakansuatu
perwujudan perilaku yang timbul secara naluri atau alami tanpa
disuruh. Misal, seseorang akan langsung berteriak ketika tersulut rokok
atau terkena panas.
2) Faktor eksternal
Salah satu faktor luar yang sangat mempengaruhi perkembangan individu
menurut Desmita (2011:29) adalah ekonomi. Tekanan ekonomi pada orang tua
juga seringkali menimbulkan tekanan jiwa yang berujung pada konflik antara
ibu dan bapak sehingga anak menjadi frustasi. Latar belakang ekonomi orang
tua berpengaruh terhadap pencapaian tugas perkembangan anak. Orang tua
yang memiliki latar belakang ekonomi lemah akan mengalami kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan anak yang kurang terpenuhi dapat
menghambat pertumbuhan fisik maupun perkembangan psikisnya. Individu
yang secara fisiologis belum dapat memenuhi kebutuhannya, maka individu
tersebut akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan berprestasi.
Keberhasilan individu dalam mencapai tugas perkembangan juga
dipengaruhi oleh kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari tugas
perkembangan sesuai dengan usia perkembangannya. Individu yang
memperoleh banyak bimbingan dari orang tua akan lebih mudah dalam
9
memahami tugas perkembangan yang harus dicapai sehingga tugas
perkembangan yang dicapai individu tersebut dapat lebih optimal dibandingkan
dengan individu yang tidak memperoleh bimbingan dari orang tua. Bimbingan
untuk mempelajari tugas perkembangan dapat dilakukan oleh orang tua kepada
anak saat di rumah dengan memberikan perhatian kepada anak saat melakukan
kegiatan belajar, mendorong dan memotivasi anak untuk belajar, memberi
reinforcement setelah anak melakukan kegiatan belajar dan memberikan
bimbingan belajar ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar. Kesempatan
dan bimbingan orang tua kepada anak untuk mempelajari tugas perkembangan
akan menumbuhkan motivasi belajar sehingga anak akan terbiasa belajar tanpa
ada paksaan dari orang lain. Hurlock terjemahan Meitasari Tjandrasa
(1978:201) berpendapat beberapa sumbangan keluarga pada perkembangan
anak antara lain menjadi sumber kasih sayang dan penerimaan, menjadi orang
yang di harapkan bantuannya dalam menyelesaikan masalah, sebagai sumber
persahabatan sampai mereka besar ketika tidak ada teman di luar.
Syamsu Yusuf (2011:66) juga menguraikan munculnya tugas-tugas
perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut :
1) Kematangan fisik, misalnya :
a) Belajar berjalan karena kematangan otot kaki-kaki
b) Belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda
pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual
2) Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya :
a) Belajar membaca
b) Belajar menulis
c) Belajar berhitung
d) Belajar berorganisasi
3) Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya :
a) Memilih pekerjaan
b) Memilih teman hidup
4) Tuntutan norma agama, misalnya :
a) Taat beribadah kepada Allah
10
b) Berbuat baik kepada sesama manusia
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas
perkembangan dapat terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal ,
perubahan kematangan baik fisik maupun psikis, serta adanya tuntutan dari
lingkungan.
c. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan
yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. William Kay dalam
Syamsu Yusuf (2011:72) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja
sebagai berikut :
1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas
3) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok
4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuan sendiri
6) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan
Tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atauketerampilan
yang seharusnya dimiliki oleh individu , sesuai dengan fase perkembangannya.
Dalam kaitannya menyelesaikan tugas perkembangan remaja, Havighurst dalam
Syamsu Yusuf (2011:74) juga berpendapat bahwa tugas-tugas perkembangan
remaja adalah sebagai berikut :
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
2) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
11
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
6) Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi warga negara
9) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
10) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku
11) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Seperti yang sudah disebutkan oleh Havighurst, maka tugas-tugas
perkembangan muncul pada periode kehidupan tertentu, demikian juga pada siswa
sekolah menengah atas (SMA). Menurut Sunaryo Kartadinata dalam Mamat
Supriatna (2011:121) bahwa ada 11 aspek perkembangan siswa SMA meliputi :
landasan hidup religius, perilaku etis, kematangan emosional, kematangan
intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria dan wanita,
penerimaan diri dan perkembangannya, kemandirian perilaku ekonomi, wawasan
dan persiapan karir, kematangan hubungan teman sebaya, dan persiapan diri untuk
pernikahan dan hidup berkeluarga. Berdasarkan pada pendapat Sunaryo tersebut
berikut merupakan aspek-aspek dalam tugas perkembangan siswa SMA :
1) Landasan Hidup Religius
Landasan hidup religius meliputi sholat dan berdoa, belajar agama,
keimanan, dan sabar.
2) Landasan perilaku etis
Landasan perilaku etis meliputi jujur, hormat kepada orang tua, sikap
sopan dan santun, ketertiban dan kepatuhan.
3) Kematangan emosional
12
Kematangan emosional meliputi kebebasan dalam mengemukakan
pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, dan kemampuan menjaga
stabilitas emosi.
4) Kematangan intelektual
Kematangan intelektual meliputi sikap kritis, sikap rasional, kemampuan
membela hak pribadi, dan kemampuan menilai.
5) Kesadaran tanggung jawab
Kesadaran tanggung jawab meliputi mawas diri, tanggung jawab atas
tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan, dan disiplin.
6) Peran sosial sebagai pria atau wanita
Peran sosial sebagai pria atau wanita meliputi perbedaan pokok laki-laki
dan perempuan, peran sosial sesuai jenis kelamin, tingkah laku dan
kegiatan sesuai jenis kelamin, serta cita cita sesuai jenis kelamin.
7) Penerimaan diri dan pengembangannya
Penerimaan diri dan pengembangannya meliputi kondisi fisik, kondisi
mental, pengembangan cita-cita, dan pengembangan pribadi
8) Kemandirian perilaku ekonomis
Kemandirian perilaku ekonomis meliputi upaya menghasilkan uang, sikap
hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, dan tidak mengharap
pemberian orang.
9) Wawasan persiapan karir
Wawasan persiapan karir meliputi pemahaman jenis pekerjaan,
kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian, dan perencanaan
karir.
10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya
Kematangan hubungan dengan teman sebaya meliputi pemahaman tingkah
laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, dan kemampuan
hubungan sosial.
11) Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga
13
Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga meliputi pemilihan
pasangan/teman hidup, kesiapan menikah, membangun keluarga, dan
reproduksi yang sehat.
Selain William Kay dan Havighurst, tugas perkembangan masa remaja
menurut Elizabeth Hurlock (1980:10) antara lain :
1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita
2) Mencapai peran sosial pria dan wanita
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya
6) Mempersiapkan karier ekonomi
7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi
Dari pendapat para ahli, macam tugas perkembangan remaja yang
paling lengkap atau lebih khusus adalah pendapat dari Havighurst yaitu mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial sebagai
pria atau wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif,
mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya,
mencapai jaminan kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan karier
(pekerjaan), mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara,
mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial, memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah
laku dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
14
d. Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa
Tingkat pencapaian tugas perkembangan merupakan seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki individu yang berlangsung dari tahap sederhana
sampai tahap yang lebih kompleks.
Syamsu Yusuf (2011:76) menyebutkan bahwa tingkat pencapaian tugas-
tugas perkembangan ada tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Ketiga
kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Tinggi. Indikatornya : memiliki sahabat dekat dua orang atau lebih,
sebagai anggota klik dari jenis kelamin yang sama secara mantap,
dipercaya oleh teman sekelompok dalam posisi tanggung jawab
tertentu, memiliki penyesuaian sosial yang baik, meluangkan waktu
untuk berinteraksi, mau bekerjasama dengan orang lain yang mungkin
tidak disenangi untuk mencapai tujuan kelompok, menyenangi lawan
jenis, memilihara diri secara baik, aktif dalam berolahraga,
mempunyai minat untuk mempersiapkan diri dalam suatu pekerjaan
yang sesuai dengan jenis kelaminnya, mampu mengarahkan diri dalam
memelihara kesehatan secara rutin, mempersepsi tubuh dan jenis
kelaminnya secara tepat, memiliki pengetahuan tentang reproduksi,
memiliki tujuan hidup yang realistik, mampu mengembangkan
persepsi yang positif terhadap orang lain dan mencoba berintegrasi
dengan keluarga secara mandiri, dan memiliki reputasi sifat moral
yang baik.
2) Sedang. Indikatornya : memiliki seorang teman dekat, menjadi
anggota klik namun kurang mendapat perhatian, memiliki kemampuan
sosial yang sedang, merasa tidak percaya diri, apabila berada dalam
kelompok yang beragam, remaja pria matang seksualnya namun
kurang mempunyai perhatian terhadap remaja wanita, menampilkan
ciri-ciri maskulinitas, namun masih ragu, takut atau menolak peran
heteroseksualnya, hanya menyenagi olahraga ringan, mampu
mengarahkan diri dalam memelihara kesehatan, namun tidak mampu
memelihara program kesehatan dalam jangka waktu lama, ego
15
idealnya dipengaruhi oleh dewasa muda, sikapnya belum ajeg antara
desakan untuk menjadi dewasa dengan sikap kekanak-kanakan,
kadang-kadang kurang bersikap jujur, bersikap altruis namun kurang
matang, cenderung mementingkan kebutuhan sendiri daripada orang
lain, mau bekerjasama apabila ada tekanan dari kelompoknya atau
orang dewasa.
3) Rendah. Indikatornya : tidak memiliki teman akrab, tidak pernah
diundang oleh teman untuk menghadiri acara kelompok, sering
dikambing hitamkan oleh teman sebaya, sering balas dendam dengan
sikap bermusuhan, remaja pria tidak mempunyai interes terhadap
remaja wanita, tidak menyenangi olahraga, remaja wanita
penampilannya seperti anak kecil, berpenampilan seperti remaja pria,
kurang memiliki kebiasaan untuk memelihara kesehatan diri dan
cenderung menolak apa yang dinasehati oleh orang tua, menampakkan
ketidaksenangan terhadap tubuhnya, merasa cemas tentang
kematangan yang lambat, tidak memiliki pengetahuan tentang
reproduksi, ego idealnya sangat ditentukan oleh orang tua,
menghabiskan banyak waktu senggangnya dengan orang tua,
menerima otoritas orang tua, mengalami kesulitan dalam menempuh
hidup berkeluarga, berperilaku tidak jujur, tidak bertanggung jawab,
tidak konsisten, tidak suka memperhatikan perasaan orang lain,
bersikap kasar dan tidak sopan, menolak bekerjasama, dan suka
memaksa otoritas.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa tingkat pencapaian tugas
perkembangan ini menggambarkan posisi atau keadaan individu dalam
perkembangannya . Hal tersebut tentu saja ada faktor yang mempengaruhi baik
faktor internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini, dukungan orang tua
sebagai faktor eksternal yang memberikan kontribusi terhadap tingkat pencapaian
tugas perkembangan siswa.
16
2. Kajian tentang Dukungan Orang Tua
a. Pengertian Dukungan Orang Tua
Dukungan orang tua, yang mencerminkan ketanggapan orang tua atas
kebutuhan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Dukungan orang
tua mengacu kepada dukungan sosial yang diterima oleh anak. Sarafino
(1994:102) mengemukakan bahwa ”social support refers to the perceived
comfort, caring, esteem, or help a person receives from other people or groups”.
Dapat dimengerti bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan, perhatian,
penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari
orang lain ataupun dari kelompok.
Gottlieb dalam Desmita (2005:204) juga mengatakan dukungan orang tua
terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan melalui
pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau
tindakan nyata yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja.
Ellis, Thomas dan Rollins dalam Sri Lestari (2013:59) mendefinisikan
dukungan orang tua sebagai interaksi yang dikembangkan oleh orang tua yang
dicirikan perawatan, kehangatan, persetujuan, dan berbagai perasaan positif orang
tua terhadap anak.
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan
orang tua adalah merupakan ketanggapan dan keterlibatan orang tua dalam upaya
memberikan perhatian, penghargaan, motivasi dan dukungan instrumental atau
dukungan material sehingga anak merasa dicintai dan diakui keberadaannya.
Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional juga
merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan
pada dirinya.
b. Komponen-komponen Dukungan Orang Tua
Dukungan orang tua, mencerminkan ketanggapan orang tua atas
kebutuhan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Dukungan orang
tua mengacu kepada dukungan sosial yang diterima oleh anak.
17
Van Beest & Baerveldt dalam Sri Lestari (2013: 60) berpendapat bahwa
dukungan orang tua kepada anak dapat berupa dukungan emosi dan dukungan
instrumental.
1) Dukungan emosi mengarah pada aspek emosi dalam relasi orang tua-
anak, yang mencakup perilaku-perilaku yang secara fisik atau verbal
menunjukkan afeksi atau dorongan dan komunikasi yang
positif/terbuka. Misalnya, orang tua mendengarkan curahan hati
anaknya.
2) Dukungan instrumental mencakup perilaku-perilaku yang tidak
menunjukkan afeksi secara terbuka, namun masih berkontribusi pada
perasaan diterima dan disetujui yang dirasakan anak. Misalnya orang
tua memberi tambahan uang jajan anaknya ketika libur sekolah.
Winnubst,dkk 1988 dalam Desmita (2005:204) mengemukakan bahwa
dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam empat bentuk :
1) Dukungan emosional; mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian orang tua terhadap remaja. Misalnya orang tua memantau
setiap aktivitas anak .
2) Dukungan penghargaan; terjadi lewat ungkapan penghargaan positif
terhadap remaja, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan
gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja.
Misalnya orang tua memberikan kepercayaan kepada anak dalam
mengambil keputusan.
3) Dukungan instrumental; mencakup bantuan langsung secara materi
atau pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja. Misalnya seperti
pemberian dana, pemenuhan buku-buku dan sarana pendidikan lainnya
serta kesediaan orang tua meluangkan waktu untuk berdialog atau
senantiasa siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan remaja.
4) Dukungan informatif; mencakup memberikan nasehat, petunjuk-
petunjuk, saran-saran atau umpan balik mengenai bagaimana remaja
seharusnya bertindak, mengenali dan menyelesaikan masalah secara
lebih mudah, sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
18
dimiliki orang tua. Misalnya orang tua memberikan wejangan dari
pengalaman-pengalaman masa lalunya.
Sarafino (1994: 103) juga mengemukakan komponen-komponen
dukungan sosial terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dukungan informatif, dan ditambahkan satu komponen
lagi yaitu dukungan kelompok. Berikut adalah uraiannya:
1) Dukungan emosional
Dukungan emosional ini mencakup empati, kepedulian, dan perhatian
orang tua kepada anak. Dukungan ini akan membuat anak merasa
dicintai, diperhatikan, dan mempunyai tempat untuk berbagi ketika
sedang memiliki masalah. Anak yang mendapat dukungan emosional
akan bersikap lebih tenang dan tidak gegabah ketika menghadapi suatu
permasalahan karena mereka merasa mempunyai orang yang bisa
diandalkan keberadaanya untuk membantu mereka dalam menghadapi
masalah. Contoh bentuk dukungan emosional yang bisa diberikan oleh
orang tua kepada anaknya misalnya dengan cara menghibur anak
ketika anak sedang mengalami permasalahan, mendengarkan curahan
hatinya, memahami perasaannya ketika sedang dilanda kesedihan, dan
memperhatikannya ketika sedang sakit.
2) Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan ini berupa penghargaan positif, dorongan atau
persetujuan terhadap ide ataupun perasaan anak, ataupun melakukan
perbandingan positif terhadap anak. Perbandingan positif adalah
perbandingan yang dapat membuat anak merasa menjadi lebih baik
dan lebih beruntung, misalnya dengan membandingkan keadaan anak
dengan seseorang yang memiliki keadaan atau permasalahan yang
lebih berat darinya. Dukungan ini dapat membuat anak yang menerima
dukungan menjadi percaya diri, meningkat harga dirinya, dan merasa
bernilai. Dukungan ini akan sangat berguna ketika anak memperoleh
tugas yang lebih berat dari kemampuan yang dimilikinya. Contoh
dukungan penghargaan yang bisa diberikan oleh orang tua kepada
19
anaknya misalnya dengan memberikan pujian ketika anak melakukan
hal positif, memberikan respon positif terhadap pendapat anak,
memberikan kepercayaan kepada anak atas usaha yang dilakukannya,
dan mendukung minat positif anak.
3) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental ini mencakup bantuan langsung dan nyata.
Maksudnya langsung dan nyata adalah bantuan ini bisa langsung
dirasakan manfaatnya oleh anak karena merupakan pertolongan secara
langsung untuk kesulitan yang dihadapi anak. Bantuan jenis ini bisa
mempermudah anak untuk melakukan aktifitasnya berkaitan dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dukungan instrumental ini
biasanya berbentuk materi atau barang. Contoh dari dukungan
instrumental yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya
misalnya dengan mencukupi fasilitas anak sesuai kebutuhan anak pada
umumnya dan memberikan uang cukup untuk keperluan yang wajar.
4) Dukungan informatif
Dukungan informatif ini merupakan bantuan informasi yang diberikan
oleh orang tua agar dapat digunakan oleh anak dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dukungan informatif ini
mencakup pemberian nasehat, pengarahan, saran dan penilaian.
Dukungan jenis ini sangat bermanfaat bagi anak ketika harus memilih
jalan keluar terbaik untuk permasalahannya. Contoh dari dukungan
informatif yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya
misalnya dengan memberikan saran atau solusi yang bijaksana untuk
anak ketika anak bimbang dengan permasalahannya
5) Dukungan kelompok
Dukungan kelompok dalam penelitian ini merupakan bantuan yang
diperoleh anak dari orang tua yang akan membuat anak mengenal dan
memiliki perasaan bahwa dirinya menjadi bagian dari kelompok
(keluarga) dan dapat saling berbagi. Hal ini berkaitan dengan
penerimaan orang tua terhadap anak yang biasanya terlihat dari
20
pemberian kepercayaan dan kesempatan dari orang tua kepada anak
untuk memberikan suatu sumbangan kepada keluarga atau
diikutsertakan dalam kegiatan keluarga. Contoh dari dukungan
kelompok ini misalnya anak diajak berekreasi bersama dengan seluruh
anggota keluarga, diajak dalam acara perkumpulan keluarga, atau
diberikan kesempatan untuk menentukan pilihan tujuan rekreasi
keluarga
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang komponen dukungan orang
tua , peneliti menyimpulkan bahwa dukungan orang tua terdiri dari beberapa
komponen, yaitu kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi, perawatan,
kehangatan, dan persetujuan. Komponen itulah yang akan dijadikan acuan peneliti
dalam pembuatan angket.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Orang Tua
Anak dapat belajar untuk bergaul dengan orang lain apabila dibesarkan
dalam lingkungan keluarga yang baik. Sarafino (1994: 104) mengemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial. Faktor-faktor
tersebut terbagi menjadi faktor dari diri penerima dan faktor dari pemberi
dukungan. Berikut adalah uraiannya:
1) Faktor dari diri penerima dukungan
Penerima dukungan dalam hal ini adalah anak. Beberapa hal yang
mempengaruhi dukungan orang tua adalah karena anak tidak ingin orang
tuanya mengetahui bahwa dia sedang memiliki masalah sehingga
membutuhkan dukungan, atau anak merasa bahwa dia seharusnya
mandiri dan tidak mengganggu orang tuanya, ataupun karena anak
cenderung tertutup dan menolak dukungan orang tuanya.
2) Faktor dari pemberi dukungan
Pemberi dukungan dalam hal ini adalah orang tua. Beberapa hal yang
mempengaruhi dukungan orang tua adalah apabila orang tua sendiri
sedang berada dalam permasalahan atau tengah menghadapi stres dan
21
menjadi kurang sensitif terhadap keluarganya sehingga tidak menyadari
bahwa ada anaknya yang membutuhkan dukungan darinya.
Berdasarkan kedua faktor tersebut dapat dimengerti bahwa sikap anak
dan orang tua dapat mempengaruhi dukungan yang diterima oleh anak.
3. Kajian Siswa Sekolah Menengah Atas
Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi
orang tua dalam mendukung perkembangan anak remajanya yang duduk dibangku
SMA. SMA adalah kependekan dari Sekolah Menengah Atas, yaitu jenjang
pendidikan formal di Indonesia. Tingkat SMA dijalani siswa setelah mereka lulus
dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada umumnya berusia 16-18 tahun.
Periode yang paling rawan dalam suatu fase perkembangan individu yaitu masa
remaja. Sesuai pendapat Hurlock Tej. Istiwidayanti & Soedjarwo (1980:207)
bahwa masa remaja merupakan periode yang penting akibat perkembangan secara
fisik dan psikologis. Hal ini dikarenakan pada masa remaja terjadi perubahan fisik
dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan antara
masa kanak-kanak sebelum menjadi dewasa ini disebut masa mencari jati diri.
Menurut Desmita (2005) mengenai karakteristik fisik, kognitif dan sosial
dari remaja adalah sebagai berikut :
a. Fisik
1) Remaja mengalami perubahan tunggi dan berat badan.
2) Remaja mengalami perubahan proporsi tubuh, berkembangnya jaringan
otot.
3) Remaja mengalami ciri-ciri seks primer dan skunder.
b. Kognitif
1) Cara berfikir semakin matang dan sistematik.
2) Dapat mengambil keputusan.
3) Memiliki orientasi kedepan.
22
c. Sosial
1) Mampu berpikir kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal.
2) Berkembangnya penalaran moral yaitu mampu menyelesaikan konflik
dengan diri sendiri maupun orang lain.
3) Memiliki hubungan sosial baik dengan individu sekitarnya.
4. Sumbangan Dukungan Orang Tua terhadap Tingkat Pencapaian Tugas
Perkembangan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan, faktor
internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tugas
perkembangan dari luar yaitu keluarga. Peran keluarga sendiri, khususnya orang
tua tidak hanya memberikan jaminan makanan kepada anaknya, tetapi juga
memberikan kasih sayang dan perhatian tentang perkembangan anaknya dengan
memberikan dorongan, menjadi teman bagi anak-anaknya sehingga anak terbuka
dengan orang tua, memberikan atau mencukupi kebutuhan financial sehingga
anak merasa diperhatikan.
Sri Lestari (2013:22) menguraikan bahwa keluarga merupakan tempat
yang paling penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan
sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang,perlindungan dan
identitas bagi anggotanya.
Individu yang memperoleh banyak bimbingan dari orang tua akan lebih
mudah dalam memahami tugas perkembangan yang harus dicapai sehingga tugas
perkembangan yang dicapai individu tersebut dapat lebih optimal dibandingkan
dengan individu yang tidak memperoleh bimbingan dari orang tua. Elizabeth
Hurlockt Tej. Meitasari Tjandrasa (1978:201) berpendapat bahwa pengaruh
keluarga pada anak dan perkembangannya baru dapat dihargai sepenuhnya saat
seseorang menyadari apa saja sumbangan para anggota keluarga pada anak.
Beberapa sumbangan keluarga pada perkembangan anak antara lain menjadi
sumber kasih sayang dan penerimaan, menjadi orang yang dapat diharapkan
bantuannya dalam memecahkan masalah , sebagai sumber persahabatan sampai
mereka cukup besar ketika tidak ada teman di luar.
23
Dari pendapat para ahli diatas dapat dimengerti bahwa keluarga khususnya
orang tua memberikan kontribusi besar untuk membantu dalam perkembangan
anak pada masa remaja. Dukungan orang tua juga akan membawa pengaruh
terhadap sikap anak, sesuai dengan bagaimana orang tua dalam menerapkan pola
asuhnya dalam keluarga.
5. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Riza Rahma Rambe dan Tarmidi,
Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009 dalam Jurnal Psikologi
Volume 37, no.2, Desember 2010 : 216-223 dengan judul : ”Hubungan
Dukungan Sosial Orang Tua dan Kemandirian Belajar pada Siswa SMA”.
Dalam penelitian ini, dilatar belakangi adanya anggapan bahwa kemandirian
belajar merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajarannya.
Salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kemandirian
belajar pada diri siswa adalah motivasi pada diri siswa. Dalam
meningkatkan motivasi berprestasi bagi diri siswa, peran atau dukungan
sosial dari orangtua adalah hal yang sangat diperlukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua
dengan kemandirian belajar pada siswa SMA.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial orangtua dan kemandirian belajar. Berdasarkan hasil
analisa ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial
orangtua dengan kemandirian belajar pada siswa sekolah menengah atas
dengan nilai r 0.477, ρ (0,05). Artinya semakin tinggi dukungan sosial
orangtua maka akan semakin tinggi kemandirian belajar pada siswa dan
sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orangtua maka akan semakin
rendah kemandirian belajar pada siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Jane Heidyani Tan, Amatus Yudi Ismanto,
Abram Babakal, Universitas Sam Ratulangi, Manado pada tahun 2013
dalam E-Journal keperawatan (e-Kp) volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
24
dengan judul : ”Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi
Belajar Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV Dan V di SD Negeri
Kawangkoan Kalawat”. Dalam penelitian ini , motivasi belajar merupakan
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
untuk belajar. Motivasi belajar dapat dipengaruhi dari diri sendiri (intrinsik),
yang didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan dari luar diri sendiri
(ekstrinsik) yaitu motivasi yang berasal dari keluarga (terutama orang tua).
Dukungan orang tua adalah interaksi yang dikembangkan oleh orang tua
yang dicirikan oleh perawatan,kehangatan, persetujuan, dan berbagai
perasaan positif orang tua terhadap anak. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar
pada anak usia sekolah kelas IV dan V di SD Negeri Kawangkoan Kalawat.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Sampel
117 responden. Teknik analisa data dengan menggunakan uji chi square
dengan tingkat kemaknaan á = 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa
terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar pada
anak usia sekolah di SD Negeri Kawangkoan Kalawat dengan uji chi square
didapatkan nilai p = 0,002 < á = 0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu
terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan motivasi belajar pada
anak usia sekolah di SD Negeri Kawangkoan Kalawat.
B. Kerangka Berpikir
Dukungan orang tua diduga memberikan kontribusi terhadap tingkat
pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa dimasa remaja. Keluarga khususnya
orang tua merupakan tempat yang paling penting bagi perkembangan anak secara
fisik, emosi, spiritual, dan sosial karena keluarga merupakan sumber bagi kasih
sayang,perlindungan dan identitas bagi anggotanya. Dalam memberikan
dukungan, orang tua satu tidak sama dengan yang lainnya, hal ini menyebabkan
perbedaan pula dalam tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa tersebut.
25
Siswa yang memperoleh dukungan orang tua yang tinggi, maka akan
terbantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai remaja, sehingga
siswa merasa berbahagia ketika mampu mencapai tugas perkembangannya.
Sebaliknya, jika siswa memperoleh dukungan orang tua yang rendah, maka siswa
tersebut kurang terbantu dalam mencapai tugas perkembangannya dan akan
merasa kesulitan untuk mencapai tugas perkembangannya sebagai remaja secara
optimal.
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian atau suatu
permasalahan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai
berikut:
1. Tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas XI SMA N 2
Surakarta berada dalam kategori sedang.
2. Dukungan orang tua terhadap siswa tersebut berada dalam kategori
sedang.
3. Dukungan orang tua berkontribusi terhadap tingkat pencapaian tugas
perkembangan siswa.
Dukungan
orang tua
rendah
Dukungan
orang tua
Dukungan
orang tua
tinggi
Tingkat Pencapaian
Tugas
Perkembangan