bab ii kajian pustaka - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3695/4/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank
Bank merupakan lembaga keuangan yang
menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurannya dalam bentuk kredit kepada
masyarakat, yang membutuhkan dana. Bank sangat
dibutuhkan oleh masyarakat baik masyarakat yang
memiliki uang maupun masyarakat yang memerlukan
uang untuk memenuhi kebutuhannya.Bank sangat
berperan dalam meningkatkan perekonomian suatu
Negara, maupun masyarakat luas.
Bank adalah lembaga perantara keuangan atau
biasa disebut financial intermediary. Artinya, lembaga
14
bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan
dengan masalah uang.1
Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi
masyarakat di negara maju. Masyarakat di negara maju
sangat membutuhkan keberadaan bank.Bank dianggap
sebagai suatu lembaga keuangan yang yang aman dalam
melakukan berbagai macam aktivitas keungan. Aktivitas
keungan yang sering dilakukan masyarakat di negara
maju antara lain aktivitas penyimpanan dana, investasi,
pengiriman uang dari satu tempat ketempat lain atau dari
satu daerah ke daerah lain dengan cepat dan aman, serta
aktivitas keuangan lainnya.
Bank juga merupakan salah satu lembaga yang
mempunyai peran sangat penting dalam mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu Negara tersebut.2 Bank
merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua
kebutuhan keuangan mereka sehari-hari.Bank dijadikan
1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), 3. 2 Ismail, Manajemen Perbankan,(Jakarta: Kencana,2011),1
15
sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang
berhubungan dengan keuangan seperti tempat
mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman
uang, melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan.
Peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan
kegiatan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain,
kemajuan suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan
ukuran kemajuan negara yng bersangkutan. Semakin maju
suatu negara, maka semakin besar peran perbankan dalam
dalam mengendalikan negara tersebut.3
2. Perbankan Syariah
Perbankan syariah merupakan institusi yang
memberikan layanan jasa perbankan berdasarkan prinsip
syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa bidang syariah.
3 Kasmir, Pemasaran Bank,(Jakarta: Kencana,2008),7
16
Menurut M. Syafi’i Antonio, prinsip-prinsip dasar
perbankan syariah terdiri dari prinsip titipan atau
simpanan (depository/al-wadi’ah), prinsip bagi hasil
(profit-sharing), prinsip jual beli (sale and purchase),
prinsip sewa (operational lease and financial lease),
prinsip jasa (fee hased service). 4
Dalam menjalankan usahanya bank syariah
menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan
utama dalam segala operasinya, baik dalam produk
pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya.
di sebut bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar keunggulan
bersaing ekonomi berdasarkan prinsip syariah, yaitu
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat
makro maupun mikro. Mekanisme kerja bank syariah
4Khotibul Umam, dkk, Perbankan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2017), 2.
17
adalah bank syariah melakukan kegiatan pengumpulan
dana dari nasabah melalui deposit atau investasi maupun
titipan giro dan tabungan.5
3. Jenis-Jenis Bank Syariah
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi
fungsi, serta kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan
yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah
produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah
operasinya.
Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa
nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau
masyarakat dalam lokasi tertentu. Adapun jenis perbankan
syariah jika di tinjau dari berbagai segi antara lain:
a. Dilihat Dari Segi Fungsinya
Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun
1998 adalah sebagai berikut :
1) Bank Umum
5 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015),30
18
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasaran prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum adalah
bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro dan
deposito, dan usahanya terutama memberikan
kredit jangka pendek.6
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berasarkan prinsip
syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.Artinya jasa-jasa perbankan yang
ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank
umum.
b. Dilihat Dari Segi Kepemilikanya
6
Ketut Rindjin, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank,(Jakarta: Kencana, 2000),18.
19
Disamping dapat dilihat dari segi fungsinya,
bank juga dapat dilihat dari segi kepemilikannya.
1) Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang
akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya
dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
Pada dewasa ini bank milik pemerintah
daerah adalah bank-bank pembangunan daerah yang
terdapat pada setiap daerah.7
a) Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c) Bank Tabungan Negara (BTN)
d) Bank Mandiri
2) Bank Milik Sawasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank
yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
7 Thamrin, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014),27.
20
oleh swasta nasional. Contoh bank milik swasta
nasional antara lain :
a) Bank Bumi Putra
b) Bank Sentral Asia
c) Bank Danamon
d) Bank Internasional Indonesia
e) Bank Lippo
f) Bank mega
3) Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang
kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.Contoh
bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi
Indonesia (Bukopoin).
4) Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan bank yang
kepemilikannya oleh pihak asing luar negeri
diindonesia.Bank jenis ini merupakan cabang dari
bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing
21
atau pemerintah asing. Contoh Bank Asing antara
lain :
a) American Express Banking
b) America Of Banking
c) Tokyo Of Banking
d) Banking City
e) Banking Deutsche
5) Bank Milik Campuran
Bank milik campuran merupakan bank
yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak,
yaitu dalam negeri dan luar negeri. Contoh Bank
Campuran antara lain :
a) Finconesia Banking
b) Merincorp Banking
c) Bank Sakura Swadara
d) Sumitomo Niaga Bank
e) Sanwa Indonesia Bank
c. Dilihat Dari Segi Status
Jenis bank yang ketiga adalah dilihat dari segi
status bank tersebut. Artinya, jenis ini dilihat dari segi
22
kemampunnya melayani masyarkat. Kedudukan atau
status ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk,
modal maupun kualitas pelayanan. Jenis bank dilihat
dari segi status adalah sebagai berikut :
1) Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat
melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan.
2) Bank Nondevisa
Bank nondevisa merupakan bank yang
belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti hal nya devisa. Jadi,
bank nondevisa merupakan kebalikan daripada bank
devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas Negara yaitu dalam negeri.8
d. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah
8 Kasmir, Pemasaran Bank, 16
23
Dalam menjalankan operasinya, fungsi bank
islam adalah sebagai berikut:
1) Penerima amanah untuk melakukan investasi atas
dana-dana yang dipercayakan oleh pemegang
rekening investasi atas dasar prinsip bagi hasil
sesuai dengan kebijakan investasi bank.
2) Pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh
pemilik dana sahibul sesuai dengan arahan investasi
yang dikehendaki oleh pemilik dana.
3) Penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa
lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah sebagai pengelola fungsi sosial, seperti
pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta
penyaluran dana kebijakan. Dari ketiga fungsi
tersebut, produk bank islam terdiri atas prinsip-
prinsip operasional berikut:
a) Prinsip Mudharabah
Yaitu perjanjian antara dua pihak, yaitu pihak
pertama sebagai pemilik dana dan pihak kedua
24
sebagai pengelola dana. Untuk mengelola suatu
kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bai
hasil atas keuntungan yang akan diperoleh,
sedangkan kerugian yang akan timbul adalah resiko
pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa
mudharib melakukan kecurangan atau tindakan
yang tidak amanah.9
b) Prinsip Musyarakah
Yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi
masing masing pihak memberikan kontribusi dana,
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana. Seperti halnya
transaksi mudharabah transaksi ini merupakan salah
satu bentuk transaksi dengan skema investasi.
Transaksi ini memiliki banyak kesamaan dengan
transaksi mudharabah. Beberapa kesamaan transaksi
9
Mia Lasmi Wardiah,Dasar-Dasar Perbankan, (Bandung:Pustaka
Setia,2013),92.
25
musyarakah dengan transaksi mudharabah adalah
pembiayaan hanya diberikan untuk menandai usaha
yang bersifat produktif dan keuntungan yang
diperoleh berasal dari bagi hasil atas usaha yang
didanai.10
c) Prinsip Wadiah
Yaitu akad penitipan barang atau uang antara
pihak yang mempunyai barang atau uang dengan
pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk
menjaga keselamatan, keamanan, serta kebutuhan
barang atau uang.11
Wadiah merupakan titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu
maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.12
4. Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan kemampuan suatu
produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi
10
Aji Erlangga Martwireja, Akuntansi Perbankan Syariah,
(Jakarta:Salemba Empat 2016),135. 11
Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,
(Jakarta:Kencana, 2005),103. 12
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah,
(Jakarta: Zikrul Hakim,2003),33
26
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan
perbaikan serta atribut laiinnya.Bila suatu produk dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, maka dapat
dikatakan produk tersebut memiliki kualitas yang baik.
Kualitas produk ditunjukan dari keseluruhan karakter dari
sebuah produk yang meunjukan kemampuannya dalam
memuaskan kebutuhan.13
Kualitas Produk Memiliki
Beberapa Dimensi Sebagai Berikut :
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Kinerja
merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu
produk. Ini merupakan manfaat atau khasiat utama
produk yang kita pilih. Biasanya menjadi pertimbangan
pertama kita dalam memilih produk.
b. Conformance to pecicatons (kesesuian dengan
spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi
dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu
13
Amalia Damar Asri, Pengaruh Kualitas Produk Tabungan dan
Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Menabung Pada BRI Syariah
diSurabaya,(Surabaya:2015),2
27
dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.
c. Durability (dayatahan), yang berarti berapa lama atau
umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum
produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi
pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin
besar pula dayatahan produk.
d. Reliability (kehandalan), adalah probabilitas bahwa
produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak
dalam periode waktu tertentu.
e. Features (karakteristikproduk)yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah
ketertarikan terhadap produk.
f. Aesthetics (estetika) berhubungan dengan bagaimana
penampilan produk.
g. Fit and finish (hasil) karakteristik yang bersifat
subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk sebagai produk yang
berkualitas.
28
5. Produk Perbankan Syariah
a. Produk Pendanaan
Produk-produk pendanaan bank syariah
ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan
untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang
adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi
semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal
penting karena islam secara tegas mengutuk
penimbunan tabungan dan mrnuntut penggunaan
sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai
tujuan sosial ekonomi islam.
1) Pendanaan Dengan Prinsip Wadi’ah
a) Giro Wadiah
Giro wadiah adalah produk pendanaan
bank syariah berupa simpanan dari nasabah
dalam bentuk rekening giro (current account)
untuk keamanan dan kemudahan dan
kemudahan pemakainya. Bank bertindak
29
sebagai penerima dana dan titipan dan nasabah
bertindak sebagai penitip dana.14
b) Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah adalah produk
pendanaan bank syariah berupa simpanan dari
nasabah dalam bentuk rekening tabungan
(savings account) untuk keamanan dan
kemudahan pemakainnya, seperti giro wadiah,
tetapi tidak sefleksibel giro wadiah, karena
nasabah tidak dapat menarik dananya dengan
cek.15
2) Produk Pendanaan Dengan Prinsip Qardh
Simpanan giro tabungan juga dapat
menggunakan prinsip qardh, ketika bank dianggap
sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari
nasabah deposan sebagai pemilik modal. Giro dan
tabungan qardh memiliki karakteristik menyerupai
14
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta:Rajawali
Pers 2014),33. 15
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta:Rajawali Pers
2015),115.
30
giro dan tabungan wadiah. Bank sebagai peminjam
dapat memberikan bonus karena bank
menggunakan dana untuk tujuan produktif dan
menghasilkan profit. Bonus tabungan qardh juga
lebih besar daripada bonus giro qardh karena bank
lebih leluasa dalam menggunakan dana untuk
tujuan produktif .
3) Pendanaan dengan Prinsip Mudharabah
Bank dapat mengintegrasikan rekening
tabungan dengan rekening investasi dengan
prinsip mudharabah dengan bagi hasil yang
disepakati bersama. Mudharabah merupakan
prinsip bagi hasil dan dan bagi kerugian ketika
nasabah sebagai pemilik modal (shahibul mal)
menyerahkan uangnya kepada bank sebagai
pengusaha (mudharib) untuk diusahakan. Dalam
praktiknya, tabungan wadiah dan mudharabah
yang biasa digunakan secara luas oleh bank
syariah.
31
4) Pendanaan dengan Prinsip Ijarah
Akad ijarah dapat dimanfaatkan oleh bank
syariah untuk penghimpun dana dengan
menerbitkan sukuk yang merupakan obligasi
syariah. Dengan obligasi syariah, bank
mendapatkan alternatif sumber dana berjangka
panjang sehingga dapat digunakan untuk
pembiayaan berjangka panjang. Obligasi syariah
ini dapat menggunakan beberapa prinsip yang
dibolehkan syariah seperti menggunakan prinsip
bagi hasil (sukuk al-mudharabah dan sukuk al-
musyarakah), menggunakan prinsip jual beli
(sukuk al-murabahah, sukuk al-salam,dan al
istishna), menggunakan prinsip sewa (sukuk al-
ijarah), dan sebagainya.
b. Produk Pembiayaan
Produk-produk pembiayaan bank syariah,
ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan
masyarakat ke sektor riil dengan tujuan produktif
32
dalam bentuk investasi bersama (investment
financing) yang dilkukan bersama mitra usaha
(kreditor) mengunakan pola bag hasil (mudharabah
dan musyarakah) dan dalam bentuk investasi sendiri
(trade financing) kepada yang membutuhkan
pembiayaan menggunakan pola jual beli (murabahah,
salam, dan istishna) dan pola sewa (ijarah).
1) Al–musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha
tertentu.Masing pihak memberikan atau dengan
kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.16
2) Al-mudhrabah
Al-mudhrabah adalah akad kerjasama antara
dua pihak, yaitu pihak pertama menyediakan
seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang
16
Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta:Rajawali
Pers, 2014),216.
33
dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, kerugian
tersebut akan di tanggung pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola.
Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola,
pengelola bertanggung jawab mengatasinya.17
a) Pembiayaan Modal Kerja
(1) Bagi Hasil
Kebutuhan modal kerja usaha yang
beragam, seperti untuk membayar tenaga
kerja,rekening listrik dan sebagainya.
Dengan berbagi hasil, kebutuhan modal
kerja pihak pengusaha terpenuhi,
sementara kedua belah pihak
mendapatkan manfaat dari pembagian
resiko yang adil. Agar bank syariah dapat
berperan aktif dalam usaha dan
mengurangi kemungkinan resiko.
17
Juhaya S. Praja, Dasar-Dasar Perbankan, (Bandung: Pustaka setia
2013),95.
34
(2) Jual Beli
Kebutuhan modal kerja usaha
perdagangan untuk membiayai barang
dagangan dapat dipenuhi dengan
pembiayaan berpola jual beli dengan akad
murabahah. Dengan berjual beli,
kebutuhan modal pedagang terpenuhi
dengan harga tetap, sementara bank
syariah mendapat keuntungan margin
tetap dengan meminimalkan risiko.
b) Pembiayaan Investasi
(1) Bagi Hasil
Kebutuhan investasi secara umum
dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola
bagi hasil dengan akad mudharabah atau
musyarakah.
(2) Jual Beli
Kebutuhan investasi sebagainya juga
dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola
35
jual beli dengan akad murabahah. Dengan
cara ini bank syariah mendapat keuntungan
margin jual beli dengan resiko yang
minimal.
(3) Sewa
Kebutuhan aset investasi yang
biayanya sangat tinggi dan memerlukan
waktu lama untuk memproduksinya pada
umumnya tidak dilakukan dengan cara
berbagi hasil atau kebutuhan modalnya
tidak terjangkau.Dengan cara ini bank
syariah dapat mngambil manfaat dengan
tetap menguasai kepemilikan aset dan pada
waktu yang sama menerima pendapatan
dari sewa.
c. Produk Jasa Perbankan
Produk-produk jasa perbankan dengan
polanya pada umumnya menggunakan akad tabarru
yang dimaksudkan tidak untuk mencari keuntungan,
36
tetapi di maksudkan sebagai fasilitas pelayanan
kepada nasabah dalam melakukan transaksi
perbankan. Selain dapat melakukan kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga dapat
memberikan jasa kepada nasabah dengan
mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan,
jasa tersebut.18
Contoh produk-produk jasa perbankan
dan akad yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 13.
No. Produk Prinsip
Jasa keuangan
1 Dana Talangan Qardh
2 Anjak Piutang Hiwalah
3 L/C, Transfer, Inkaso, Kliring Wakalah
4 Jual Beli Valuta Asing Sharf
5 Gadai Rahn
6 Payroll Wakalah
7 Bank Garansi Kafalah
Jasa nonkeuangan
18
Muhammad, Manajemen dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), 32.
37
8 Safe Deposit Box Wadiah Yad Amanah
Jasa Keagenan
9 Investasi Terikat (channeling)
Mudharabah
muqayyadah
Kegiatan Sosial
10 Pinjaman Sosial Qardhul Hasan
6. Tabungan
Bank syariah menerapkan dua akad dalam
tabungan, yaitu wadiah’ah dan mudharabah. Tabungan
yang menerapkan akad wadi’ah mengikuti prinsip-prinsip
wadi’ah yad adh-dhamanah. Artinya, tabungan ini tidak
mendapat keuntungan karena ia titipan dan diambil
sewaktu-waktu dengan menggunakan buku tabungan atau
media lain seperti kartu ATM. Tabungan yang
berdasarkan akad wadi’ah ini tidak mendapatkan
keuntungan dari bank karena sifatnya titipan. Akan tetapi,
bank tidak dilarang jika ingin memberikan semacam
bonus atau hadiah.
Tabungan yang menerapkan akad mudharabah
mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Diantaranya
38
keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi
anatara shahibul maal dan mudharib. Adanya tenggang
waktu antara dana yang diberikan dan pembagian
keuntungan, karena untuk melakukan invsestasi dengan
memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.19
a. Pengertian Batara iB
Produk tabungan dengan menggunakan akad
Wadi’ah (titipan), yang merupakan titipan dari satu
pihk ke pihak lain baik individu maupun lembaga yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip
menghendaki.20
Menabung adalah tindakan yang
dianjurkan oleh islam, karena dengan menabung berarti
seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
19
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema insani,
2001), 156 20
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah
(Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), 33.
39
b. Fasilitas Batara iB
1) Bebas biaya administrasi bulanan maupun
tahunan.
2) Para nasabah di lindungi oleh asuransi jiwa dan
premi asuransi ditanggung oleh bank.
3) Adanya fasilitas Auto Debit untuk mempermudah
nasabah melakukan pembayaran tagihan, angsuran
pembiyaan, dan pembayaran zakat.
c. Fungsi Batara iB
Seperti bank BTN konvensional yang
mempermudah nasabahnya dalam mengajukan kredit
pembayaran kepemilikan rumah, bank BTN syariah
ni juga bertujuan sama yaitu fokus pada pembiayaan
kepemilikan rumah. Kelebihan BTN syariah ini
memberin pelayanan jasa keuangan syariah yang
unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk
jasa keuangan syariah.
40
7. Keputusan nasabah
a. Pengertian keputusan
Terdapat banyak pengaruh konsumen yang
mendasari seseorang dalam mengambil keputusan
pembelian suatu produk atau merek.Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.21
b. Pengertian Nasabah
Nasabah adalah pihak yang menggunkan jasa bank
syariah atau unit syariah dalam bentuk simpanan
berdasarkan akad antara bank syariah dan nasabah
yang bersangkutan.
c. Faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah
Faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah
adalah kualitas produk.Dimana kualitas produk
merupakan karakteristik yang melekat dari suatu
21
Amalia Damar Asri, “Pengaruh Kualitas Produk Tabungan dan
Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Menabung Pada BRI Syariah
diSurabaya” (Skripsi Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas Ekonomi Surabaya, 2015),4.
41
produk.Kemungkinan yang terjadi bahwa kebanyakan
nasabah pada perbankan syariah juga masih
merupakan perbankan konvensional.
Keputusan Nasabah Memiliki Beberapa Dimensi
Sebagai Berikut :
1) Pemrakarsa (intiator), adalah orang yang pertama
kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan
yang belum terpenuhi dan berinisiatif
mengusulkan ide untuk memakai produk tertentu.
2) Pemberi Pengaruh (influencer), adalah orang yang
member pandangan, nasehat, atau pendapat
sehingga dapat membantu keputusan nasabah.
3) Pengambil Keputusan (decider), adalah orang yang
menentukan keputusan nasabah apakah jadi
memilih, dan produk apa yang dipilih.
4) Nasabah (customer), adalah pihak yang
menggunakan jasa bank syariah atau unit usaha
syariah.
42
5) Pemakai (user) orang yang menggunakan barang
atau jasa tersebut.
8. Pengaruh Kualitas Produk Batara iB Terhadap
Keputusan Nasabah Menabung
Tabungan merupakan suatu hal yang penting bagi
masyarakat karena dengan adanya tabungan masyarakat
dapat menginvestasikan sebagian dananya kelembaga
lembaga keuangan seperti bank syariah agar masyarakat
dan nasabah dapat menggunakan dana tersebut untuk
perencanaan dihari esok. Selain itu menabung juga dapat
mengajarkan masyarakat hidup hemat.
Keputusan nasabah untuk menabung merupakan
efek akhir dari suatu pembelian yang diartikan sebagai
suatu sikap dan niat dan perilaku untuk dimasa depan.
Nasabah dalam memutuskan untuk bertransaksi akan
mempertimbangkan produk yang dimiliki perusahaan
penyediaan produk yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan nasabah adalah salah satu keunggulan yang
43
dapat menarik nasabah lebih banyak menabung pada BTN
Syariah.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relavan
Penelitian Muhammad Dwi Ari Susanto yang
berjudul tentang “ Pengaruh Produk Tabungan dan Kualitas
Layanan Terhadap Keputusan Menabung pada KJKS Binna
Ummat Sejahtera ” yang merupakan analisis kualitas produk
tabungan dan kulaitas layanan dilihat dari hipotesis serta
kesimpulan dari jurnal yang menunjukan bahwa hasil dari
penelitian tersebut adalah kualitas produk tabungan dan
kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
menabung di KJKS BMT BUS. Populasi dari penelitian ini
adalah nasabah tabungan KJKS BMT BUS sebesar 90.143
orang pada tahun 2011.Tehnik sampling digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random sampling adalah
pengambulan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan sastra yang ada.Besarnya sampel dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dalam
44
penelitian ini jumlah responden yang dijadikan sampel
sebanyak 100 responden.
Penelitian Dedy Trisnadi, yang berjudul tentang “
Pengaruh Kualitas Produk Tabungan dan Kualitas Layanan
Terhadap Minat Menabung ” terdapat hasil bahwa korelasi
antara variabel terikat yaitu minat menabung (96,8%)
kualitas produk tabungan dan kualitas layanan secara
bersama-sama berkontribusi menentukan minat menabung
sebesar 93,7% sedangkan 6,3% ditentukan oleh Faktor-
faktor lain yang berada diluar penelitian ini.
Penelitian Amalia Damar Asri yang berjudul “ Pengaruh
Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan
Menabun Pada BRI Surabaya Hubungan antara variabel Kualitas
Produk Tabungan dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan
Menabung pada BRI Syariah di Surabaya memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 yang artinya H0 ditolak atau H1
diterima. maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama sama
variabel Kualitas Produk Tabungan dan Kualitas Layanan
45
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Menabung pada BRI
Syariah di Surabaya.
Penelitian Ghozali Maski yang berjudul “Analisis
Keputusan Nasabah Menabung Pendekatan Komponen dan
Modal Logsistik Studi Bank Syariah di Malang’’ Dari hasil
estimasi Logit dapat dikemukakan bahwa keputusan nasabah
dalam memilih atau tidak memilih bank syariah dalam menabung
dipengaruhi oleh variabel karakteristik bank syariah, variabel
pelayanan dan kepercayaan pada bank, variabel pengetahuan dan
variabel obyek fisik bank Berdasarkan koefisien regresi logistik,
variabel pelayanan dan kepercayaan pada bank memiliki
koefisien beta yang paling besar (â = 4,489), hal ini
menunujukkan bahwa variabel pelayanan dan kepercayaan
memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan nasabah
dalam menabung.
C. Hipotesis
Adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
46
H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas produk
batara iB terhadap keputusan nasabah menabung
H1 : Ada pengaruh antara kualitas produk batara iB
terhadap keputusan nasabah menabung.