bab ii kajian pustaka dan kerangka pikir a....

15
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut sebagai bahan untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan penelitian terdahulu. Secara etis, hal ini juga digunakan untuk menghargai penelitian terdahulu (Subroto, 2007:96). Tinjauan studi terdahulu dapat menunjukkan perbedaan penelitian Risālatu `t-Tauhīd dengan penelitian yang sejenis, baik dari segi fokus penelitiannya, metodologinya, ancangan teoretiknya, dan sebagainya. Teks pertama berisi tentang ajaran tauhid, yaitu fungsi dan kegunaan kalimat basmallah, pengertian jirim dan jisim, sifat-sifat wajib Allah dan Rasulullah, mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. Penelitian terdahulu yang sejenis dengan naskah Risālatu `t-Tauhīd adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian Dhimas Muhammad Yasin mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Penelitiaannya, kitab Al-Mutawassimīn dikupas dengan Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Tinjauan Ajaran Tauhid. . Dan aku namai akan dia // Al- Mutawassimīn, artinya orang-orang yang mengenal akan tanda-tanda kebesaran Allah.” (Al-Mutawassimīn:1415). Istilah Al-Mutawassimīn juga terdapat dalam QS Al-Hijr (15): 75. Mutawassimīn, artinya “orang-orang yang memperhatikan (tanda-tanda kekuasaan Allah)(Ahsin W. Al-Hafidz, 2008:210).

Upload: vomien

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

12

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Studi Terdahulu

Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi

tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut sebagai

bahan untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan penelitian terdahulu.

Secara etis, hal ini juga digunakan untuk menghargai penelitian terdahulu

(Subroto, 2007:96).

Tinjauan studi terdahulu dapat menunjukkan perbedaan penelitian

Risālatu `t-Tauhīd dengan penelitian yang sejenis, baik dari segi fokus

penelitiannya, metodologinya, ancangan teoretiknya, dan sebagainya. Teks

pertama berisi tentang ajaran tauhid, yaitu fungsi dan kegunaan kalimat

basmallah, pengertian jirim dan jisim, sifat-sifat wajib Allah dan Rasulullah,

mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat.

Penelitian terdahulu yang sejenis dengan naskah Risālatu `t-Tauhīd adalah

sebagai berikut.

Pertama, penelitian Dhimas Muhammad Yasin mahasiswa Sastra

Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Penelitiaannya, kitab Al-Mutawassimīn dikupas dengan Suntingan Teks, Analisis

Struktur dan Tinjauan Ajaran Tauhid. . “Dan aku namai akan dia // Al-

Mutawassimīn, artinya orang-orang yang mengenal akan tanda-tanda kebesaran

Allah.” (Al-Mutawassimīn:14–15). Istilah Al-Mutawassimīn juga terdapat dalam

QS Al-Hijr (15): 75. Mutawassimīn, artinya “orang-orang yang memperhatikan

(tanda-tanda kekuasaan Allah)‟ (Ahsin W. Al-Hafidz, 2008:210).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

13

Al- Mutawassimīn berisi ajaran tauhid dalam Islam berupa sifat-sifat wajib

Allah yang berjumlah 20 sifat, sifat-sifat mustahil Allah yang berjumlah 20 sifat,

dan penggolongan sifat-sifat wajib Allah menjadi 4 bagian, meliputi: 1) sifat

Nafsiyah; 2) sifat Salbiyah; 3) sifat Ma’ānī; dan 4) sifat Ma’nawiyah.

Teks pertama dalam naskah Risālatu `t-Tauhīd menguraikan tentang

ajaran tauhid yang berupa makna basmallah dan hukum syara’ membacanya,

penjelasan tentang jirim dan jism, uraian tentang sifat-sifat Allah, dan mengenal

malaikat dan kitab-kitab Allah. Dijabarkan pula makna Syahadat dalam akhir

teks sebagai pondasi agama Islam. Penelitian naskah Al-Mutawassimīn tidak

menjabarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas. Titik fokus penelitian tauhid

adalah sifat dua puluh Allah yang dijabarkan secara rinci. Penelitian Al-

Mutawassimīn hanya menganalisis tentang isi tauhid saja dan belum ada

penjabaran tentang fungsi dari ajaran tauhid itu sendiri. Perbedaan penelitian

naskah Risālatu `t-Tauhīd dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada analisis

ajaran tauhidnya. Ajaran tauhid yang terkandung dalam naskah Risālatu `t-

Tauhīd diteliti dengan menggunakan analisis fungsi ajaran tauhid.

Kedua, dalam skripsi Farida Rohmawati yang berjudul “Syair Ibadat:

Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi”. Salah satu

analisis dalam skripsi ini adalah analisis ajaran tauhid. Ajaran tauhid yang

dijelaskan dalam skripsi ini meliputi sifat wajib Allah dan sifat wajib Rasul

Allah. Skripsi ini juga menganalisis ekskatologi, yaitu ilmu tentang hari akhir.

Pembahasan SI, ekskatologi yang dibahas meliputi alam kubur (Barzakh), hari

kiamat (Yaumu ‘l-Qiyamah), hari kebangkitan (Yaumu ‘l-Ba’ats), hari berkumpul

(Yaumu ‘l-Hasyr), hari pengadilan (Yaumu ‘l-Hisãb), serta surga dan neraka.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

14

Penelitian ini juga berisi tentang ajaran tauhid yang sama dengan isi dalam

naskah Risālatu `t-Tauhīd. Namun, dari kedua naskah tersebut memiliki

perbedaan dalam segi isi. Teks Syair Ibadat berisi tentang ajaran tauhid dan

ekskatologi Islam. Analisis fungsi ajaran tauhid juga belum tercantum dalam

penelitian tersebut.

Tarekat Syattariyah: Suntingan Teks dan Analisis Fungsi karya

Istadiyantha merupakan salah satu penelitian yang menggunakan analisis fungsi.

Penelitian ini berjudul Suntingan Teks dan Analisis Fungsi Tarekat Syattariyah.

Isi dalam penelitian ini yaitu tentang Syatarriyah, yang dapat dilihat dari dua sisi.

Pertama, starriyah sebagai nama suatu aliran tarekat. Kedua, sebagai judul dari

suatu naskah. Syatarriyah yang dianggap sebagai sebuah aliran banyak yang

membicarakan, sedangkan yang menjadi sebuah naskah tidak banyak

pembicaraan. Hal ini dikarenakan tidak banyak orang yang memahami naskah.

Selain itu syatarriyah dianggap ajaran menyimpang dari ajaran Islam

(Istadiyantha, 2007:2-3).

Analisis fungsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fungsi

berdasarkan hubungan struktur, fungsi umum, dan fungsi khusus. Fungsi umum

berkaitan dengan fungsi sosial dalam masyarakat dan fungsi khusus berkaitan

dengan fungsi tauhid sebagai ibadah kepada Allah. Penelitian Istadiyantha

digunakan sebagai bahan untuk meninjau kembali kajian analisis fungsi dengan

menggunakan objek kajian yang berbeda.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

15

B. Landasan Teori

Naskah klasik termasuk ke dalam karya sastra, tetapi perlu adanya

perlakuan khusus yang tidak sama dengan karya sastra modern. Karya-karya

tulisan masa lampau dianggap karya-karya sastra ‘adiluhung’ yang mempunyai

nilai tinggi dalam masyarakat (Baroroh Baried, et.al., 1994:4). Naskah klasik,

khususnya naskah Melayu menggunakan bahasa Melayu Jawi dengan huruf Arab

Melayu. Perlu adanya metode khusus untuk dapat menganalisisnya karena tidak

semua masyarakat dapat membaca dan memahami naskah klasik.

Risālatu `t-Tauhīd merupakan salah satu naskah Melayu yang perlu diteliti

dan dilestarikan agar keberadaannya diakui masyarakat. Pelestarian naskah

Risālatu `t-Tauhīd perlu dilakukan karena naskah ini tergolong ke dalam naskah

tunggal. Sebuah naskah dapat dipahami pembaca, jika naskah tersebut disertai

dengan suntingan teks. Penggunaan metode penyuntingan naskah perlu dilakukan

dalam penelitian ini.

Suntingan secara umum dibedakan menjadi dua bagian, yaitu suntingan

naskah tunggal dan naskah jamak. Naskah tunggal menggunakan dua metode,

yaitu metode diplomatik dan standar. Naskah jamak menggunakan metode

gabungan dan metode landasan (Djamaris, 2002:24). Setelah melakukan

inventarisasi naskah, maka diketahui bahwa naskah Risālatu `t-Tauhīd merupakan

naskah tunggal sehingga dalam penyuntingan teks dalam penelitian ini

menggunakan metode standar. Metode penyuntingan teks memerlukan

inventarisasi naskah, deksripsi naskah, suntingan teks, dan kritik teks.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

16

1. Teori Struktur Sastra Kitab

a. Sastra Kitab

Zaman Islam melahirkan kesusastraan Islam. Sastra Islam tidak harus

sastra yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam berdasarkan kaidah Alquran

dan hadis yang merupakan hasil tulisan berdasarkan ketauhidan. Namun, sastra

Islam merupakan semua hasil karya yang dibawa masuk oleh Islam. Ciri-ciri

sastra Islam adalah sastra yang mewujud setelah Islam masuk dan huruf Jawi

diciptakan, sebagian besar adalah terjemahan atau saduran dari bahasa Arab dan

Parsi yang hampir semua karya tidak diketahui nama pengarang atau tarikh

penulisannya (Yock Fang, 2011:236-237).

Sastra kitab merupakan khazanah kesusastraan Indonesia lama (baca:

Melayu) yang mengemukakan ajaran Islam, yang bersumber dari ilmu Alquran,

ilmu fikih, ilmu tasawuf, ilmu tauhid, dan kitab- kitab lain dalam agama Islam.

Kelompok karya sastra yang termasuk sastra kitab berisi tentang ajaran agama,

terutama ilmu tasawuf, ilmu fikih, dan ilmu tauhid (Taufiq, 2007:13).

Sastra kitab merupakan salah satu peninggalan dari sastra Indonesia lama

pengaruh Islam. Hasil sastra Indonesia lama pengaruh Islam ini digolongkan ke

dalam beberapa golongan, yaitu (1) kisah tentang para nabi; (2) hikayat tentang

nabi Muhammad saw; (3) hikayat para pahlawan Islam; (4) cerita tentang

ajaran dan kepercaayaan Islam; (5) cerita fiktif; dan (6) cerita mistik atau

tasawuf (Edwar Djamaris, 1990:109). Sastra kitab tergolong ke dalam cerita

tentang ajaran dan kepercayaan Islam.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

17

b. Struktur Sastra Kitab

Umumnya, sastra kitab memiliki struktur yang khusus yang meliputi

struktur narasi, gaya pengisahan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa.

1) Struktur Narasi Teks

Struktur yang akan dibahas dalam kajian ini adalah struktur narasi.

Struktur narasi sastra kitab adalah struktur penyajian teks. Struktur penyajian

teks terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup (Taufiq,

2007:64).

Rangkaian pendahuluan dalam sastra kitab berupa basmallah,

hamdallah, serta selawat untuk Nabi Muhammad saw, keluarga dan para

sahabatnya, yang dipakai secara berturut-turut. Berikutnya, kata “wa ba’ du”

yang merupakan ungkapan tetap untuk mengakhiri pembukaan. Nama pengarang

dan motivasi penngarang kitab tersebut dan judul atau nama kitab, umumnya

tercantum setelah pembukaan. Bahasa Arab yang terkandung dalam naskah

diikuti terjemahan yang dilakukan kalimat per-kalimat secara interlinier. Isi

menguraikan pokok permasalahan yang dibahas dan sebagai penutup digunakan

kata “tammat” (Taufiq, 2007:64-65).

2) Gaya Pengisahan Teks

Gaya pengisahan teks adalah gaya pengarang dalam menulis teks. Sastra

kitab umumnya memiliki gaya pengisahan berbentuk interlinier. Pendahuluan

dimulai dengan doa dan bahasa Arab yang terdapat dalam teks diikuti

terjemahannya dalam bahasa Melayu. Isi menguraikan tentang hal yang akan

dibahas. Karya diakhiri dengan doa dan penutup serta terdapat kata “tammat”.

(Taufiq, 2007:66).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

18

3) Pusat Pengisahan Teks

Pusat pengisahan adalah posisi pengarang dalam teks untuk

menyampaikan cerita atau ajarannya. Pusat pengisahan sastra kitab dibedakan

menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah pusat pengisahan orang pertama, yaitu

semua pendapat dituturkan oleh pengarang sendiri yang ditandai dengan ciri-ciri

penggunaan kata ganti “aku”, “saya”, “kami”, atau “kita”. Tipe kedua adalah

pusat pengisahan orang ketiga yang dicirikan dengan penggunaan kata ganti

“mereka”, dan pengarang bersifat mahatahu, sebab pengarang tahu segala-

galanya (Taufiq, 2007:67).

Pusat pengisahan sastra kitab cenderung pada pusat pengisahan orang

ketiga. Metode orang ketiga yang digunakan adalah metode romantik-ironik.

Cara pengarang untuk memperbesar peranannya, yaitu melakukan dialog

langsung dengan pembaca. Pembaca dipandang sebagai orang kedua dengan

menggunakan kata “kau”. (Taufiq, 2007:67).

4) Gaya Bahasa

Siti Chamamah Soeratno mengatakan bahwa gaya bahasa digunakan

peneliti untuk meninjau kosakata, ungkapan, sintaksis, sarana-sarana retorika dan

bahasa kiasan dalam penelitian teks (Taufiq, 2007:68). Semua karya yang

berhasil ditulis pada zaman dahulu dianggap sebuah karya sastra. Naskah klasik

tergolong ke dalam karya sastra. Gaya penulisan sastra kitab tentu berbeda

karena telah terpengaruh oleh ajaran Islam. Kosakata yang digunakan dalam

naskah banyak menggunakan kosakata Arab. Pola sintaksis yang digunakan

menggunakan struktur tata kalimat yang terpengaruh dengan ajaran Islam. Begitu

pula dengan sarana retorika dan kiasannya juga menggunakan istilah Islam.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

19

2. Teori Pengkajian Teks

a. Ajaran Tauhid

Tauhid merupakan pegangan pokok dan sangat menentukan bagi

kehidupan karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amalan yang dikerjakan

manusia. Amal yang dilandasi dengan ketauhidan menurut tuntunan Islam yang

mampu mengantar manusia kekehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki

(At-Tamimi, 2013:1).

Tauhid merupakan salah satu ajaran akidah. Monitor dan pemandu

langkah gerak manusia adalah akidah. Apabila akidah seseorang baik

kehidupannya akan menjadi baik dan sebaliknya. Apabila terjadi kesenjangan

terhadap akidah seseorang, maka akan menimbulkan kerusakan dalam diri

seseorang tersebut.

Tauhid bukan hanya sekedar mengenal keesaan Allah, mengenal sifat-

sifat Allah, dan percaya bahwa yang menciptakan alam semesta adalah Allah.

Tauhid merupakan pemurnian ibadah kepada Allah dengan percaya sepenuh hati

bahwa Allah itu Esa, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan lewat

perbuatan.

Para ulama membagi tauhid ke dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Tauhid Rubbubiyah.

Kata rubbubiyah berarti Menciptakan, Mengatur, Menguasai,

Memperbaiki, dan Mendidik. Allah adalah Rabb yang hak bagi alam semesta,

maka hanya Allah yang khusus dengan keesaan-Nya tidak ada yang menyamai

sifat ketuhanan-Nya. Tauhid Rubbubiyah berarti kepercayaan bahwa Allah yang

menciptakan alam semesta beserta isinya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

20

Rubbubiyah tercantum dalam dua kalimat syahadat. Lāillāha illa ‘l-Lāhu,

Muhammaddu ‘r-Rasūlu ‘l-Lāhi merupakan bentuk akidah yang menjadi asas

utama bangunan Islam (Azzam, 1992:18). Oleh karena itu, tauhid mengajarkan

untuk mengesakan Allah dengan sepenuh hati yang merupakan pondasi awal

dalam Islam.

2) Tauhid Asma’ wa Shifat

Tauhid Asma’ wa Shifat ialah suatu keyakinan yang menetapkan asma-

asma Allah dan sifat-sifat Allah, tidak mengingkari dan tidak menyerupai asma

dan sifat Allah tersebut dengan makhluk-Nya. Nama-nama Allah yang wajib

diketahui ada 99 nama dan sifat yang wajib diketahui ada 20 sifat beserta sifat

mustahil Allah. Sifat-sifat Allah juga dikelompokkan menjadi empat, yaitu sifat

nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah.

a) Sifat Nafsiyah yaitu sifat diri dzat dan tiada bertambah ia atas dzat. Sifat

Nafsiyah berasal dari kata “nafs” yang artinya “diri” yang menunjukkan

bahwa Allah itu ada dan hanya pada diri Allah sifat tersebut ada. Sifat yang

termasuk ke dalam jenis ini adalah Wujud.

b) Sifat Salbiyah yaitu sifat yang hak yang dimiliki Allah Swt.. Sifat Salbiyah

berasal dari kata “salab” yang artinya “menolak”, yaitu menolak dari sifat-

sifat yang tidak layak bagi Allah. Sifat yang termasuk ke dalam jenis ini

adalah Qidam, Baqā’, Mukhālafatuhu lil Hawadiśi, Qiyamuhu taala

Binafsihi, Wahdaniyah.

c) Sifat Ma’ani artinya setiap sifat yang mewujud diri dengan dzat Allah yang

mengakibatkan lahirnya hukum. Sifat yang berwujud diri dengan dzat Allah

taala, yaitu ada tujuh sifat Qodrat, Iradat, ‘Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashar, dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

21

Kalam.

d) Sifat Ma’nawiyah itu hal yang tetap-tetap bagi dzat selama-lama dzat. Sifat

Ma’nawiyah adalah sifat yang ada pada dzat Allah yang berhubungan dengan

sifat Ma’ani. Ada tujuh sifat Ma’nawiyah yaitu Qadiran, Muridan, ‘Aliman,

Hayyan, Sami’an, Bashiran, Mutakalliman.

3) Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah tauhid yang berkeyakinan teguh bahwa Allah

yang berhak disembah disertai dengan pelaksanaan ibadah kepada-Nya. Tauhid

inilah inti dakwah Rasulullah dan menjadi tujuan Allah untuk menciptakan jin

dan manusia. Tauhid merupakan sentral dari kehidupan. Kebaikan di muka bumi

karena ketauhidan, sebaliknya keburukan dimuka bumi karena tidak

mentauhidkan Allah1.

b. Analisis Fungsi Ajaran Tauhid

Mempelajari sifat-sifat sastra secara sistematis dapat membantu

memahami teks dari sebuah karya sastra. Sifat sastra tersebut merupakan ciri

khusus yang terkandung dalam setiap jenis sastra yang berkaitan dengan

fungsinya dalam masyarakat (Istadiyantha, 2007:5). Braginsky menyebutkan

dalam penelitiannya terhadap karya sastra Melayu menggariskan adanya tiga

lingkaran fungsi, yaitu lingkaran fungsi keindahan, kemanfaatan, dan

kesempurnaan jiwa (Istadiyantha, 2007:5).

Fungsi keindahan dalam karya sastra berkaitan dengan keaktifan

psikologi dan kemampuannya mentransformasi keadaan jiwa seseorang

1Tauhid dalam Perspektif Islam (Suatu Kajian Filosofis pada Surat Al-Ikhlas), Filsafahwordpress-oneblog.blogspot.co.id/2010/07/Kandungan-Tauhid-dalam-Surat-Al-Ikhlas.html.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

22

(Braginsky, 1998:198). Karangan yang indah akan mampu menghasilkan

pengaruh yang menenangkan bagi pembaca sehingga karya sastra mampu

menjadi alat penglipur/penghibur hati. Fungsi penghibur (penenang dan

penyembuh) dipahami sebagai salah satu fungsi yang terpenting dalam karya

sastra (Braginsky, 1998:200).

Selain fungsi menghibur atau fungsi keindahan, karya sastra juga

memiliki fungsi faedah atau manfaat. Fungsi faedah/manfaat dipahami sebagai

aspek didaktis dari isi karangan yang tersembunyi pada struktur dalam (tersirat)

karya sastra yang harus menjadi pusat perhatian pembaca. Kemampuan

memahami struktur dalam sebuah karya sastra inilah yang mampu memberi

manfaat yang bersifat intelektual dan tingkah laku termasuk kesempurnaan

bertutur kata (Braginsky, 1998:206).

Fungsi Faedah berhubungan dengan akal (aspek praktis dan teoritis,

khususnya praktis) dan hati nurani (pengetahuan tentang ‘ilmu Allah’ yang

membawa kepada kesempurnaan rohani). Kesempurnaan rohani/kesempurnaan

jiwa merupakan salah satu lingkaran fungsi karya sastra menurut Braginsky.

Fungsi kesempurnaan rohani banyak tersimpan pada karangan-karangan yang

bersifat keagamaan dan mistik. Lingkup fungsional kesempurnaan rohani dalam

sebuah karya sastra bersifat tersirat atau tidak langsung. Kesempurnaan jiwa

berfungsi untuk meneguhkan iman untuk menangkap realitas tertinggi

(Braginsky, 1998:274).

Umumnya, fungsi karya sastra adalah utile et dulce (menghibur dan

mendidik). Secara umum, aspek moral lebih didahulukan daripada aspek estetik

sehingga dalam kedua fungsi tersebut, secara implisit aspek pendidikanlah yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

23

lebih diutamakan. Rene Wellek dan Austin Warren mengatakan bahwa fungsi

suatu karya sastra yang dikutip pula dari konsep Horace bersifat dulce dan utile

artinya indah dan berguna. Istilah pragmatik juga menunjukkan bahwa dalam

fungsinya, sastra harus memiliki fungsi bermanfaat dan indah yang mampu

menggerakkan dan mempengaruhi pembaca (Teeuw, 1988:51).

Setiap karya sastra memiliki perbedaan struktur, karena jenis sastra

bukanlah suatu sistem yang kaku, tetapi mampu berubah secara terus menerus.

Peneliti-peneliti sastra harus mengikuti perkembangan itu. Begitu pula fungsi

sastra juga sangat dipengaruhi oleh jenis sastra tersebut (Istadiyantha, 2007:6).

Struktur sastra kitab memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan

struktur sastra modern. Struktur yang dimaksud adalah struktur narasi sastra

kitab sebagai struktur penyajian sastra kitab (Istadiyantha, 2007:7). Tentu saja

untuk mengetahui fungsi teks secara umum dan khusus perlu adanya pengkajian

isi naskah. Pengkajian isi naskah dilakukan dengan menggunakan tiga lingkaran

fungsi yang dikemukakan oleh Braginsky dengan menyesuaikan struktur sastra

kitab.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

24

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan garis besar gambaran langkah kerja yang akan

ditempuh untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang akan diteliti dalam

penelitian.

Handboek Over den Islam

Suntingan Teks Struktur SastraKitab

Analisis fungsi

a. Inventarisasinaskah

b. Deskripsinaskah

c. Ikhtisar isid. Kritik tekse. Suntingan teks

a. Struktur teksb. Gaya

pengisahan teksc. Pusta

pengisahan teksd. Gaya bahasa

a. Isi ajaran tauhidb. Analisis fungsi

Menyediakan suntingan teks yang baik dan benardan mengungkapkan isi dan fungsi dari teks Kitab

Handboek over den Islam

Latar Belakang, Rumusan masalah

Teori (dasra yang digunakan untuk meneliti) danMetode (cara meneliti)

Analisis naskah Risālatu `t-Tauhīd

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

25

Kerangka pikir berfungsi sebagai gambaran langkah atau garis besar yang

akan ditempuh untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang akan diteliti.

Penjabaran bagan di atas adalah sebagai berikut.

Data objek kajian penelitian ini adalah naskah Risālatu `t-Tauhīd.

Langkah pertama penelitian ini adalah latar belakang yang menjabarkan

alasan teks Risālatu `t-Tauhīd diteliti yang berkaitan dengan hubungan

teks dan naskah. Teks merupakan wujud pemikiran, gagasan, ide

pengarang yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang abstrak, sedangkan

naskah adalah wujud fisik dari teks berbentuk konkret. Maka dalam

penelitian Risālatu `t-Tauhīd yang diteliti adalah isinya yang berkaitan

dengan teks dan seluk-beluk naskah. Setelah menjabarkan latar belakang,

maka dilakukan perumusan masalah untuk membatasi masalah yang akan

diteliti.

Langkah kedua dalam penelitian ini adalah menentukan teori dan metode

yang akan digunakan dalam penelitian Risālatu `t-Tauhīd. Teori yang

digunakan yaitu dengan menggunakan teori filologi dan teori pengkajian

teks. Metode yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif kualitatif

yang berupa metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks.

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah analisis atau pembahasan yang

menjelaskan tahapan pemecahan masalah sebagai penjabaran dari rumusan

masalah. Analisis yang dilakukan dalam Risālatu `t-Tauhīd, yaitu (1)

Suntingan teks dengan menggunakan metode penyuntingan teks yang

berupa inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks,

dan daftar kata sukar; (2) metode pengkajian teks berupa teori analisis

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0212028_bab2.pdf · mengenal Malaikat dan kitab-kitab-Nya, dan makna dua kalimat syahadat. ... khususnya

26

struktur teks berdasarkan kaidah sastra kitab. Teori analisis struktur berupa

struktur pengisahan teks, gaya pengisahan teks, pusat pengisahan teks, dan

gaya bahasa; (3) metode pengkajian teks berupa analisis isi. Teori analisis

isi yang digunakan adalah teori fungsi yang dikemukakan oleh Braginsky

berdasarkan tinjauan ajaran tauhid.

Langkah keempat dalam penelitian ini adalah simpulan yang menjelaskan

hasil dari temuan penelitian Risālatu `t-Tauhīd yang berupa suntingan teks

Risālatu `t-Tauhīd yang baik dan benar, deskripsi struktur teks Risālatu `t-

Tauhīd, dan uraian analisis berdasarkan analisis fungsi ajaran tauhid teks

Risālatu `t-Tauhīd.