syarat diterima syahadat

11
BIRO ASISTENSI AGAMA ISLAM KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SYARAT DITERIMA SYAHADAT I. TUJUAN UMUM Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang dari Al-Qur`an, As-Sunah, dalil-dalil naqli dan aqli, menanamkannya dalam ji membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya. II. TUJUAN KOGNITIF 1. Memahami bahwa syahadahyang diua!kannya mesti dilandasi dengan ilmu !engetahuan, keyakinan keikhlasan, membenarkan, menintai, menerima dan tu III. TUJUAN AFEKTIF Dan PSIKOMOTOR 1. Menyadari bahawa kebodohan, ragu-ragu, syirik, dusta, beni, ingkar da !elaksanaan adalah di antara sika!-sika! yang menyebabkan !ernyataan syaha ditolak. ". #ermoti$asi untuk mendalami ajaran %slam, meyakini kebenarannya, ikhl menjalankannya, menintai Allah dan &asul-'ya, menenrima dan tunduk terhad segala ketentuannya (. Mengamalkan ajaran islam sebagai konsekuensi dari kalimah syahadah ). Mam!u mewujudkan sika! rela diatur oleh Allah, &asul dan %slam da keadaan. IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN *ilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah + 1. egiatan *embuka a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Syarat diteria Sya!adat b. Mengin$entarisir tentang !enomena yang berhubungan dengan tema kajian ". agiatan %nti+ a. ajian tentang makna %lah b. erdikusi dan tanya jawab tema kajian lihat tujuan kognitif dan !sikomotor/ . *enekanan dari Asisten tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi Syarat diteria Sya!adat egiatan *enutu!+ #ugas mandiri 0$aluasi VI. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG 1. Mengadakan ri!"a! dan tafakkur tentang i!taan Allah Swt hingga da!at membuktikan adanya !eni!ta dengan akalnya ". Mengum!ulkan ayat-ayat Al-Qur`an yang menunjukkan !ada tafakkur (. Mengum!ulkan ayat-ayat tentang !entinga mengkaji Syarat diteria Sya!adat ). Mengum!ulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas . Menulis a#a"a! tentang !entingnya mengkaji Syarat diteria Sya!adat Materi AAI UNS Semester 2/2012 1

Upload: satria-wardana

Post on 07-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SYARAT DITERIMA SYAHADAT

TRANSCRIPT

BIRO ASISTENSI AGAMA ISLAMKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

SYARAT DITERIMA SYAHADATI. TUJUAN UMUM Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al-Qur`an, As-Sunah, dalil-dalil naqli dan aqli, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya.II. TUJUAN KOGNITIF

1. Memahami bahwa syahadah yang diucapkannya mesti dilandasi dengan ilmu pengetahuan, keyakinan keikhlasan, membenarkan, mencintai, menerima dan tunduk.

III. TUJUAN AFEKTIF Dan PSIKOMOTOR1. Menyadari bahawa kebodohan, ragu-ragu, syirik, dusta, benci, ingkar dan menolak pelaksanaan adalah di antara sikap-sikap yang menyebabkan pernyataan syahadatain ditolak.2. Termotivasi untuk mendalami ajaran Islam, meyakini kebenarannya, ikhlas dalam menjalankannya, mencintai Allah dan Rasul-Nya, menenrima dan tunduk terhadap segala ketentuannya 3. Mengamalkan ajaran islam sebagai konsekuensi dari kalimah syahadah4. Mampu mewujudkan sikap rela diatur oleh Allah, Rasul dan Islam dalam setiap keadaan.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARANPilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :1. Kegiatan Pembuka a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Syarat diterima Syahadatb. Menginventarisir tentang penomena yang berhubungan dengan tema kajian2. Kagiatan Inti:a. Kajian tentang makna Ilah b. Berdikusi dan tanya jawab tema kajian ( lihat tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor)c. Penekanan dari Asisten tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi Syarat diterima Syahadat3. Kegiatan Penutup:a. Tugas mandirib. Evaluasi

VI. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG

1. Mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah Swt hingga dapat membuktikan adanya pencipta dengan akalnya2. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur3. Mengumpulkan ayat-ayat tentang pentinga mengkaji Syarat diterima Syahadat4. Mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas5. Menulis makalah tentang pentingnya mengkaji Syarat diterima Syahadat6. Mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif tentang pentingnya mengkaji Syarat diterima SyahadatVII. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialogmenggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan.2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai.VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH1. Menjelaskan bahwa sebagai seorang mukmin hendakanya selalu berusaha untuk menjaga syahadat kita dari futur dan melemah. 2. Menjelaskn bahwa perlu mengetahui bagaimana syahadat diterima atau ditolak. Untuk diterimanya syahadat kita maka diperlukan beberapa persediaan misalnya ilmu, yakin, ikhlas, shidqu, mahabbah, qobul dan amal nyata. Juga kita perlu menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan, dusta, kebencian, penolakan dan tidak beramal.IX. MATERIRingkasan :Syahadah yang diikrarkan seorang muslim tidak hanya sebagai ibadah lisan yang hanya diucapkan. Ia juga mencakup sikap dan perbuatan. Di mana syahdah menuntut seseorang untuk melakukan dan bersikap sesuai dengan tuntutan syahadah tersebut.

1. Ilmu Yang Menolak Kebodohan.

Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Ia wajib memahami arti dua kalimat ini serta bersedia menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil atau bodoh tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat mengamalkannya.Manusia berkewajiban mempelajari pengertian dai syadahah Laa Ilaha Illa Allah.

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Muhammad: 19).

Mereka yang bersyahadat adalah Allah, malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang beriman).

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ali Imran: 18)

2. Keyakinan Yang Menolak Keraguan.

Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Keyakinan membawa seseorang pada istiqomah dna mendorong seseorang melakukan kosekuensinya, sedangkan ragu-ragu menimbulkan kemunafikan.

Iman yang benar adalah yang tidak bercampur dengan keraguan sedikitpun tentang ketauhidan Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat: 15).

Keyakinan kepada Allah menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah.

Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (As-Sajdah: 24).

Keyakinan kepada Allah menuntut keyakinan kepada firman-Nya yang tertulis pada kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Allah menurunkan kitab-kitab itu sebagai petunjuk hidup.

Di antara ciri mukmin adalah tidak ragu terhadap kebenaran kitabullah dan yakin terhadap hari Akhir.

Alif laam miin. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah: 1-5).

3. Keikhlasan Yang Menolak Kesyirikan.

Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi taala. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah. Ikhlas dalam bersyahadat merupakan dasar yang paling penting dalam pelaksanaan syahadat.

Syahadat merupakan ibadah, karenanya harus dilakukan dengan ikhlas.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah: 5)

Kesyirikan menghapus amal amal seseorang, betapapun banyaknya amal itu.

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65).

Ibadah yang tidak diniatkan dengan ikhlas tidak diterima oleh Allah Taala.

Katakanlah: Sesungguhnya Aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Al-Kahfi: 110).

4. As-Shidqu (benar) Yang Menolak Kejujuran.

Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur. Sikap shiddiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan.

Ciri-ciri taqwa adalah sikap shiddiq (jujur)

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (Az-Zumar: 33).

Orang yang benar dan jujur syahadahnya akan terbukti dalam medan jihad dan Allah membalas mereka, sedangkan orang-orang munafik akan mendapat siksa.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 23-24).

Ciri kemunafikan adalah dusta.

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al-Baqarah: 8-10).

Kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan. Untuk dilihat siapa sesungguhnya yang jujur dengan keimanannya.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabut: 2-3).

Sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan menunjukkan kepada surga. Seseorang berlaku jujur sehingga ia dicatat sebagai orang jujur. Sesungguhnya dusta menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang berlaku dusta hingga ia ditulis sebagai pendusta. (Bukhari Muslim).

Hendaknya seorang muslim melakukan hal-hal yang sejalan dengan keyakinannya dan meninggalkan yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu-ragukan.Rasulullah bersabda, Tinggalkan apa yang merugukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

5. Mahabbah (Kecintaan) Yang Menolak Kebencian.

Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan cinta. Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahadatain merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.

Cinta kepada Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman. Allah berfirman, Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[footnoteRef:2] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [2: Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.]

Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menyebabkan datangnya rasa manis keimanan, sabda Rasulullah saw., Ada tiga perkara yang barangsiapa pada dirinya empat perkata itu akan mendapatkan manisnya iman; agar Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selainnya. Agar mencintai seseorang atau membencinya karena Allah. Dan agar benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke neraka. (Muttafaq Alaihi).

Seorang mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad dari kecintaan terhadap yang lain. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 24),

6. Menerima Yang Jauh Dari Penolakan.

Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahadatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali Kitabullah dan sunnah Rasul. Ia senantiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran sedikitpun.

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa: 65).

Ciri orang beriman ialah menerima ketentuan dan perintah Allah tanpa keberatan dan pilihan lain.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al-Ahzab: 36).

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Al-Qashash: 68).

Ciri mukmin ialah mendengar dan taat terhadap Allah dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka.

Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An-Nur: 51).

7. Pelaksanaan Yang Jauh Dari Sikap Statik atau Diam.

Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahadatain. Ia menentukan agar hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri, keluarga maupun masyarakatnya.

Perintah Allah untuk bekerja di jalanNya dengan perhitungan nilai kerja itu disisi Allah.

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah: 105).

Orang yang beramal shalih karena Allah, baik-laki-laki maupun perempuan akan mendapat kehidupan yang baik dan surga Allah.

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)

Materi AAI UNS Semester 2/2012 2