bab ii kajian pustaka dan hipotesis a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/43306/3/bab ii.pdf ·...

21
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan teori yang relevan. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu, sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian terdahulu Uraian 1 Tema dan nama peneliti Analisis pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening pada dinas pendidikan provinsi jawa tengah (Sindu Pradipto,2015) Tujuan Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja dinas pendidikan provinsi jawa tengah Metode penelitian 1. Variabel terikat : kinerja (Y) 2. Variabel bebas : kepemimpinan (X1) 3. Variabel intervening : motivasi (X3) Alat analysis menggunakan regresi linear berganda, path analysis. Hasil 1. Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. 3. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja 4. Disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja.

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan kondisi nyata

yang ada di lapangan dengan teori yang relevan. Pendekatan penelitian yang

digunakan pada penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu, sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian terdahulu Uraian

1 Tema dan nama peneliti Analisis pengaruh kepemimpinan dan disiplin

kerja terhadap kinerja pegawai dengan motivasi

kerja sebagai variabel intervening pada dinas

pendidikan provinsi jawa tengah (Sindu

Pradipto,2015)

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan

dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja dinas

pendidikan provinsi jawa tengah

Metode penelitian 1. Variabel terikat : kinerja (Y)

2. Variabel bebas : kepemimpinan (X1)

3. Variabel intervening : motivasi (X3)

Alat analysis menggunakan regresi linear

berganda, path analysis.

Hasil 1. Kepemimpinan berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan

2. Disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja

4. Disiplin kerja berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja.

14

No Penelitian

terdahulu

Uraian

5. Motivasi kerja berpengaruh positif secara

signifikan terhadap kinerja karyawan

2 Tema dan peneliti Pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan PT. Mitra Dana Putra

Utama Banjarmasin (Azahraty,2018)

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan

dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT.

Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin

Metode penelitian 1. Variabel terikat : Kinerja (Y)

2. Variabel bebas : gaya kepemimpinan (X1), dan

disiplin kerja (X2)

Alat analysis menggunakan analisis regresi linear

berganda

Hasil 1. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT

Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin

2. Disiplin kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT

Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin

3. Gaya kepemimpinan dan disiplin kerja secara

simultan atau bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Mitra Dana Putra Utama

Banjarmasin

3 Tema dan nama

penelitian

Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan

disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT.

Financia Multi Finance Palopo (Hapid,2014)

Tujuan

untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya

kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan PT. Financia Multi

Finance Palopo

Metode penelitian 1. Variabel : Kinerja (Y)

2. Variabel bebas: gaya kepemimpinan

(X1),motivasi (X2) dan disiplin kerja (X3)

Alat analysis menggunakan regresi linear

berganda.

15

No Penelitian

terdahulu

Uraian

Hasil 1. gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja karyawan

2. motivasi memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan

3. disiplin kerja memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan

4. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh

yang paling kuat terhadap kinerja

karyawan PT. Financia Multi Finance

Dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, diperoleh

persamaan dan perbedaan antara penelitian saat ini dan penelitian terdahulu:

1. Persamaan :

a. Penelitian Sindu Pradipto (2015), Azahraty (2018), dan Hapid

(2014) dengan peneliti sama – sama menggunakan alat analisis

linear berganda.

b.Penelitian Sindu Pradipto (2015) dan Azahraty (2018) dengan

peneliti sama-sama menggunakan Disiplin kerja sebagai variabel

bebas.

2. Perbedaan :

a. Penelitian Sindu Pradipto (2015) menggunakan variabel

kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi dan kinerja . sedangkan

peneliti menggunakan variabel gaya kepemimpinan, disiplin kerja

dan kinerja.

16

b. Penelitian Hapid (2014) menggunakan variabel gaya

kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja dan kinerja. sedangkan

peneliti menggunakan variabel gaya kepemimpinan, disiplin kerja

dan kinerja .

B. Tinjauan Teori

1. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil dari implementasi tujuan suatu

organisasi, oleh karena itu kinerja yang baik adalah suatu hal yang

penting untuk dilakukan oleh semua karyawan. Kinerja karyawan

adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang

karyawan dalam melaksakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

telah diberikan ( Mangkunegara, 2007:67).

Menurut Sedarmayanti (2001:50) “Kinerja merupakan

terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja atau bakat kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan

kerja”. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi

atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dala waktu

tertentu (Wirawan,2009:5).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

beberapa variabel terhadap kinerja karyawan atau perusahaan.

Suharsono (dalam Hamid, 2014:110) mengemukakan bahwa

17

kemampuan atau kecapakan (ability) pemimpin merupakan salah satu

factor yang penting dalam meningkatkan kinerja seseorang dalam artian

sejauh mana seseorang dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam

bekerja tergantung dan kecakapan atau kemampuan pemimpinnya untuk

mengarahkannya.

Selanjutnya menurut Troena (dalam Hamid, 2014:110) diketahui

bahwa factor-faktor yang mempengaruhi secara langsung kinerja tenaga

kerja adalah disiplin kerja, Pendidikan dan pengalaman, sarana kerja,

lingkungan kerja serta sosial ekonomi. Sedangkan factor yang tidak

berpengaruh terhadap kinerja tenaga kerja adalah upah dan tanggungan

keluarga.

Menurut Mangkunegara (2001:70) faktor yang mempengaruhi

pencapaian kinerja :

a. Kualitas pribadi, karakteristik atau sifat sifat pribadi. Contoh :

kepercayaan, kreativitas, kemampuan verbal dan

kepemimpinan.

b. Job yang berhubungan dengan tingkah laku. Beberapa faktor ini

antara lain kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketrampilan kerja.

3. Indikator Kinerja

Suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu

mengerjakannya, kemampuan bekerjasama yang dituntut suatu

pekerjaan, ( Mangkunegara, 2007) :

18

a. Kualitas Kerja

Kualitas Kerja adalah suatu hasil yang bisa diukur dari tingkat

efisiensi dan efektifitas seorang karyawan dalam melakukan suatu

pekerjaan yang didukung oleh sumberdaya lainnya dalam mencapai

tujuan umum perusahaan.

b. Kuantitas Kerja

Kuantitas Kerja adalah jumlah kerja yang dilaksakan oleh karyawan

dalam satu periode tertentu yang dapat dilihat dari hasil kerja dalam

menggunakan waktu dan kecepatan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang telah diberikan.

c. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu adalah tingkat efektivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk hal yang

lain.

4. Gaya kepemimpinan

Mohyi (2016:169) mengatakan kepemimpinan (leadership) adalah

kegiatan mempengaruhi, mengorganisir, menggerakkan, mengarahkan

atau mempengaruhi orang lain (bawahan) untuk melaksanakan suatu

dalam rangka mencapai tujuan. Komang (2008:89) mengatakan

kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber

daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam

suatu organisasi.

19

Beberapa definisi kepemimpinan antara lain : proses mempengaruhi

aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam

situasi tertentu (Indriyo Gitosudarno 2000). Proses mempengaruhi

perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang

dikehendaki (Nimran, 1999). Kemampuan untuk mempengaruhi suatu

individu maupun kelompok menuju tercapainya tujuan – tujuan

(Robbins,2015).

5. Teori Gaya Kepemimpinan

Setelah menguraikan definisi tentang kepemimpinan, selanjutnya

menjelaskan definisi gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah

cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau

bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan

organisasi (Hasibuan,2011:157). Gaya kepemimpinan merupakan salah

satu posisi kunci dimana sesorang pemimpin harus bisa mempengaruhi,

mengarahkan, dan menunjukkan kemampuannya agar semua tujuan

perusahaan bisa tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan

kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi

dengan orang lain (Kartono,2008:34). Gaya kepemimpinan adalah

sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi

bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan

bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang

disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

20

Menurut Edy Sutrisno (2009;226) secara garis besar berdekatan

teori kepemimpinan dibagi tiga aspek , yaitu teori sifat (trait theory)

teori perilaku (behavior theory), dan teori kepemimpinan situasional

.berikut ini penjelesan secara singkat masing-masing teori

kepemimpinan

a. Pendekatan teori sifat

Teori sifat (trail theory) bahwa seseorang yang dilahirkan

sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin.

Namun pandangan teori ini juga tidak memungkiri bahwa sifat-

sifat kpemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan tetapi dapat juga

dicapai melalui Pendidikan dan pengalaman.

b. Pendekatan teori perilaku

Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa

kepemimpinan merupakan interaksi antara pemimpin dengan

pengikut, didalam interaksi tersebut pengikutlah yang

menganalisis mempresepsikan apakah menerima atau menolak

kepemimpinannya.

Pendekatan perilaku mengasilkan dua orientasi, yaitu

perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas atau yang

mengutamakan penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang

beorientasi pada orang atau yang mengutamakan penciptaan

hubungan-hubungan manusiawi.

21

c. Pendekatan teori situasi

Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan

sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Dalam pandangan ini,

hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan kebutuhan

organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif. Teori

situasi kontigensi berusaha meramalkan efektifitas

kepemimpinan dalam segala situasi. Menurut model ini,

pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang

positif. Kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan

pengikutnya.

6. Teori-teori gaya Kepemimpinan

1. Studi Universitas Michigan

Menurut Wahjono (2010:270) Teori ini menyatakan bahwa

ada dua macam perilaku kepemimpinan yaitu task oriented and the

employee oriented.

a. Gaya dengan orientasi tugas (task oriented)

Pemimpin yang berorientasi tugas mengarahkan dan

mengawasi bawahan secara tertutup tanpa ada partisipasi

untuk menjamin bahwa tugas-tugas dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan yang direncanakan. Pemimpin dengan

gaya seperti itu lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan

ketimbang pengembangan dan pertumbuhan karyawan.

22

b. Gaya dengan orientasi karyawan (employee oriented)

Pemimpin dengan gaya seperti ini mencoba untuk

lebih memotivasi bawahan ketimbang mengawasinya.

Karyawan didorong untuk melaksanakan tugas-tugas dengan

memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam

pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan

serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan

menghormati.

7. Indikator-indikator gaya kepemimpinan

Terdapat dua macam tipe perilaku kepemimpinan (Wahjono,2010).

Dalam tipe kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai

beberapa hal yaitu:

a. Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan

b. Pemimpin selalu mengadakan pengawasan

c. Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas

Sedangkan tipe kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan

atau bawahan yaitu :

a. Pemimpin lebih memberikan motivasi

b. Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan

keptusan

c. Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan

bekerja sama, saling menghormati diantara sesame anggota

kelompok.

23

8. Peran Pemimpin

Menurut Komang (2009:101) Seorang pemimpin diharapkan

dapat berperan sebagai berikut :

a. Pemberi arah

Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi

pengarahan, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana

efektivitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya

pencapaian tujuan tersebut.

b. Agen perubahan

Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada

lingkungan internal. Untuk itu pemimpin harus mampu

mengantisipasi perkembangan di luar serta menganalisis

implikasinya terhadap organisasi.

c. Pembicara (spoker person)

Pemimpin sebagai pembicara yang ahli serta penentu visi

organisasi dan negosiator organisasi dengan pihak luar.

d. Pembina (coach)

Pemimpin adalah pembina team dalam organisasi dan

mengarahkan perilaku sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan

kata lain ia berperan sebagai mentor.

9. Disiplin kerja

Singodimejo dalam Sutrisno (2011:86), menyatakan bahwa

Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi

24

dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

Hasibuan (2003:193) menyatakan bahwa disiplin adalah kesadaran dan

kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-

norma social yang berlaku. Disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku

(Rivai,2004:444).

Menurut Rivai & Sagala (2013:825) disiplin kerja adalah suatu

alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan

karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku dan

untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan seseorang agar menaati

semua peraturan dan norma sosial yang berlaku di suatu perusahaan.

Sejalan dengan penelitian diatas, Sintaasih & Wiratama (2013:129)

menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk

mendorong kesadaran dan kesediaan para anggotanya untuk mentaati

semua peraturan yang telah ditentukan oleh organisasi atau perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku secara sukarela.

10. Tujuan disiplin kerja

Tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi

atau perusahaan sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan.

25

Rivai (2004:444) menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki beberapa

komponen seperti :

a. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk

mengukur kedisiplinan,dan biasanya karyawan memiliki disiplin

kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.

b. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan

kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu

mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

c. Ketaatan pada standart kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya

tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan

kepadanya.

d. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan

tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian

dalam bekerja,serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan

efisien.

e. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan kegiatan

yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang

tidak pantas.

11. Peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja menurut

singodimejo dalam Sutrisno (2011:94) antara lain :

a. Peraturan jam masuk,pulang dan jam istirahat.

26

b. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam

pekerjaan.

c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan

unit kerja lain.

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan

oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

Singodimejo dalam Sutrisno (2011:89) mengemukakan faktor-

faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu :

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya

disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang

berlaku,bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal

dengan jerih payah yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.

b. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan

Keteladanan pimpinan sangat penting sekali,karena dalam

lingkungan perusahaan,semua karyawan akan selalu memperhatikan

bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan

bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan

dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah

ditetapkan.

27

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam

perusahaan, bila tidak adanya aturan tertulis yang pasti untuk dapat

dijadikan pegangan bersama.

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka

perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang

sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh peusahaan perlu

ada pengawasan, yang akan mengarahkan karyawan agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

f. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan

Seorang karyawan tidak hanya puas dan menerima

kompensasi yang tinggi,pekerjaan menantang, tetapi mereka juga

masih membutuhkan perhatian dari pimpinannya sendiri.

Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Kebiasaan positif itu antara lain :

1) Saling menghormati, bila bertemu di lingkungan pekerjaan.

2) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya,

sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian

tersebut.

28

3) Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-

pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan

pekerjaan mereka.

4) Memberikan tahu bila ingin meniggalkan tempat kepada rekan

sekerja.

13. Indikator-indikator disiplin kerja

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2011:94) indikator disiplin

kerja dapat dilaksanakan oleh semua anggota atau pegawai yang bekerja

pada suatu organisasi, adalah :

a. Ketaatan terhadap aturan waktu

Dilihat dari jam masuk, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat

waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan

b. Ketaatan terhadap peraturan

Peraturan dasar tentang cara berpakaian, bertingkah laku dalam

pekerjaan , dan aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak

boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan

c. Ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan

Ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai

dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab cara berhubungan

dengan unit kerja lain.

14. Peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja menurut

singodimedjo dalam Sutrisno (2011:94) antara lain :

29

a. Peraturan jam masuk,pulang dan istirahat

b. Peraturan dasar tentang berpakaian,dan bertingkah laku dalam

pekerjaan

c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan

unit kerja lainnya.

d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

Pemimpin dalam suatu organisasi inilah sangat penting. Baik

buruknya suatu organisasi atau menurun meningkatnya kinerja

sangatlah dipengahruhi oleh seorang pemimpin, pemimpin

sangatlah berperan penting untuk pencapean sebuah tujuan

organisasi. Dalam prakteknya seseorang dalam bekerja atau

melaksanakan tugas serta bertanggung jawap pada pekerjaannya

sangatlah sering dipengahruhi oleh kepemimpinan manajer,

perusahaan atau dari organisasi tersebut (Iskandar,2005).

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pradipto (2015) dengan hasil penelitian Gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal

ini menunjukkan bahwa kepemimpinan memberi pengaruh pada

pegawai, pimpinan harus mengarahkan pegawai untuk dapat

30

meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab.

2. Hubungan Disiplin kerja Terhadap kinerja karyawan

Disiplin sangatlah penting untuk pertumbuhan organisasi

,disiplin digunakan untuk memotivasi pegawai agar dapat

mendisiplinkan diri. Jackson,et all (2010:324) menyatakan standar

utama dalam mengukur kinerja salah satunya dengan mengukur

tingkat kehadiran yaitu asumsi yang digunakan dalam mengukur

atau menilai kerja karyawan dengan melihat daftar hadir.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Pradipto (2015) dengan hasil penelitian disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal

ini menunjukkan semakin tinggi disiplin kerja yang dimiliki

karyawan maka semakin tinggi juga kinerja yang dihasilkan.

3. Hubungan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja

karyawan.

Perusahaan yang berhasil dan efektif merupakan perusahaan

dengan individu yang didalamnya memiliki kinerja yang baik

(Sudarmanto,2009). Kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya iklim, kepemimpinan, kualitas pekerjaan,

kemampuan kerja, inisiatif, motivasi, daya tahan atau kehandalan,

kuantitas pekerjaan dan disiplin kerja (Robbins,2006).

31

D. Kerangka pikir

Kerangka pikir yang digunakan untuk mempermudah alur pemikiran

yang akan dilakukan dalam penelitian ini. focus peneliti dalam penelitian

ini adalah gaya kepemimpinan, disiplin kerja terhadap kinerja dimana teori

yang mendasari variabel X1 (Gaya kepemimpinan) adalah teori universitas

of Michigan yang menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 2 yaitu gaya

kepemimpinan orientasi tugas dan gaya kepemimpinan orientasi karyawan

dengan indikator terdiri dari memberi petunjuk, melakukan pengawasan,

menekankan pelaksanaan tugas, memotivasi, melibatkan bawahan dalam

pengambilan keputusan, dan bersifat kekeluargaan.

Teori yang mendasari variabel X2 (Disiplin kerja) adalah menurut

pendapat Sutrisno (2011) dengan indikator yang terdiri dari ketaatan

terhadap waktu, ketaatan terhadap peraturan, ketaatan terhadap aturan

perilaku dalam pekerjaan. Teori yang mendasari variabel Y (Kinerja) adalah

menurut Mangkunegara (2007) dengan indikator kualitas, kuantitas dan

ketepatan waktu.

Dengan demikian dapat digambarkan hubungan gaya kepemimpinan

dan disiplin kerja terhadap kinerja seperti gambar 2.1 berikut :

32

Gambar 2.1 : Hubungan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan kerangka pemikiran gambar 2.1 tersebut dapat

diketahui pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja,

pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap kinerja dan kemudian pengaruh

kedua variabel independent yakni gaya kepemimpinan (X1) dan disiplin

kerja (X2) sekaligus bersamaan terhadap kinerja karyawan(Y).

E. Hipotesis Penelitian

Dalam prakteknya seseorang dalam bekerja atau melaksanakan

tugas serta bertanggung jawab pada pekerjaannnya sangatlah sering

dipengaruhi oleh kepemimpinan manajer, perusahaan atau dari

organisasi tersebut (Iskandar,2005).

Jackson, et all (2010:324) menyatakan standart utama dalam

pengukuran kinerja salah satunya dengan mengukur tingkat kehadiran

Gaya kepemimpinan (X1)

1. Orientasi tugas :

a) Memberi petunjuk

b) Menekankan pelaksanaan tugas c) Pengawasan secara ketat

2. Orientasi karyawan :

a) Memberi motivasi

b) Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan

c) Bersifat kekeluargaan

Kinerja (Y)

1. Kualitas

2. Kuantitas

3. Ketepatan waktu Disipli kerja (X2)

1. Ketaatan terhadap aturan waktu

2. Ketaatan terhadap peraturan

3. Ketaatan terhadap aturan perilaku

dalam pekerjaan

33

yaitu asumsi yang digunakan dalam mengukur atau menilai kinerja

karyawan dengan melihat daftar hadir.

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja telah

dikemukakan dalam penelitian Azahraty (2018). Dalam penelitiannya

disebutkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan disiplin kerja

secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja karyawan.

H1 : Diduga gaya kepemimpinan dan disiplin kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasibuan (2003:20) menyatakan bahwa faktor disiplin kerja sangat

berpengaruh terhadap kinerja. Disiplin biasanya berbanding lurus

terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan, bila tingkat disiplin

karyawan suatu perusahaan baik maka tingkat kinerja perusahaan itu

juga meningkat.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hapid (2014), menyatakan gaya kepemimpinan terbukti berpengaruh

paling kuat terhadap kinerja karyawan.

H2 : Gaya kepemimpinan paling kuat berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.