bab ii kajian pustaka dan hipotesis a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/43306/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan kondisi nyata
yang ada di lapangan dengan teori yang relevan. Pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu, sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian terdahulu Uraian
1 Tema dan nama peneliti Analisis pengaruh kepemimpinan dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai dengan motivasi
kerja sebagai variabel intervening pada dinas
pendidikan provinsi jawa tengah (Sindu
Pradipto,2015)
Tujuan Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan
dan disiplin kerja terhadap motivasi kerja dinas
pendidikan provinsi jawa tengah
Metode penelitian 1. Variabel terikat : kinerja (Y)
2. Variabel bebas : kepemimpinan (X1)
3. Variabel intervening : motivasi (X3)
Alat analysis menggunakan regresi linear
berganda, path analysis.
Hasil 1. Kepemimpinan berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan
2. Disiplin kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai.
3. Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja
4. Disiplin kerja berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja.
14
No Penelitian
terdahulu
Uraian
5. Motivasi kerja berpengaruh positif secara
signifikan terhadap kinerja karyawan
2 Tema dan peneliti Pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Mitra Dana Putra
Utama Banjarmasin (Azahraty,2018)
Tujuan Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT.
Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin
Metode penelitian 1. Variabel terikat : Kinerja (Y)
2. Variabel bebas : gaya kepemimpinan (X1), dan
disiplin kerja (X2)
Alat analysis menggunakan analisis regresi linear
berganda
Hasil 1. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT
Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin
2. Disiplin kerja memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT
Mitra Dana Putra Utama Banjarmasin
3. Gaya kepemimpinan dan disiplin kerja secara
simultan atau bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Mitra Dana Putra Utama
Banjarmasin
3 Tema dan nama
penelitian
Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT.
Financia Multi Finance Palopo (Hapid,2014)
Tujuan
untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Financia Multi
Finance Palopo
Metode penelitian 1. Variabel : Kinerja (Y)
2. Variabel bebas: gaya kepemimpinan
(X1),motivasi (X2) dan disiplin kerja (X3)
Alat analysis menggunakan regresi linear
berganda.
15
No Penelitian
terdahulu
Uraian
Hasil 1. gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan
2. motivasi memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan
3. disiplin kerja memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan
4. Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
yang paling kuat terhadap kinerja
karyawan PT. Financia Multi Finance
Dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, diperoleh
persamaan dan perbedaan antara penelitian saat ini dan penelitian terdahulu:
1. Persamaan :
a. Penelitian Sindu Pradipto (2015), Azahraty (2018), dan Hapid
(2014) dengan peneliti sama – sama menggunakan alat analisis
linear berganda.
b.Penelitian Sindu Pradipto (2015) dan Azahraty (2018) dengan
peneliti sama-sama menggunakan Disiplin kerja sebagai variabel
bebas.
2. Perbedaan :
a. Penelitian Sindu Pradipto (2015) menggunakan variabel
kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi dan kinerja . sedangkan
peneliti menggunakan variabel gaya kepemimpinan, disiplin kerja
dan kinerja.
16
b. Penelitian Hapid (2014) menggunakan variabel gaya
kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja dan kinerja. sedangkan
peneliti menggunakan variabel gaya kepemimpinan, disiplin kerja
dan kinerja .
B. Tinjauan Teori
1. Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakan hasil dari implementasi tujuan suatu
organisasi, oleh karena itu kinerja yang baik adalah suatu hal yang
penting untuk dilakukan oleh semua karyawan. Kinerja karyawan
adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang
karyawan dalam melaksakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
telah diberikan ( Mangkunegara, 2007:67).
Menurut Sedarmayanti (2001:50) “Kinerja merupakan
terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja atau bakat kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan
kerja”. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dala waktu
tertentu (Wirawan,2009:5).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
beberapa variabel terhadap kinerja karyawan atau perusahaan.
Suharsono (dalam Hamid, 2014:110) mengemukakan bahwa
17
kemampuan atau kecapakan (ability) pemimpin merupakan salah satu
factor yang penting dalam meningkatkan kinerja seseorang dalam artian
sejauh mana seseorang dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam
bekerja tergantung dan kecakapan atau kemampuan pemimpinnya untuk
mengarahkannya.
Selanjutnya menurut Troena (dalam Hamid, 2014:110) diketahui
bahwa factor-faktor yang mempengaruhi secara langsung kinerja tenaga
kerja adalah disiplin kerja, Pendidikan dan pengalaman, sarana kerja,
lingkungan kerja serta sosial ekonomi. Sedangkan factor yang tidak
berpengaruh terhadap kinerja tenaga kerja adalah upah dan tanggungan
keluarga.
Menurut Mangkunegara (2001:70) faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja :
a. Kualitas pribadi, karakteristik atau sifat sifat pribadi. Contoh :
kepercayaan, kreativitas, kemampuan verbal dan
kepemimpinan.
b. Job yang berhubungan dengan tingkah laku. Beberapa faktor ini
antara lain kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketrampilan kerja.
3. Indikator Kinerja
Suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu
mengerjakannya, kemampuan bekerjasama yang dituntut suatu
pekerjaan, ( Mangkunegara, 2007) :
18
a. Kualitas Kerja
Kualitas Kerja adalah suatu hasil yang bisa diukur dari tingkat
efisiensi dan efektifitas seorang karyawan dalam melakukan suatu
pekerjaan yang didukung oleh sumberdaya lainnya dalam mencapai
tujuan umum perusahaan.
b. Kuantitas Kerja
Kuantitas Kerja adalah jumlah kerja yang dilaksakan oleh karyawan
dalam satu periode tertentu yang dapat dilihat dari hasil kerja dalam
menggunakan waktu dan kecepatan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang telah diberikan.
c. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu adalah tingkat efektivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk hal yang
lain.
4. Gaya kepemimpinan
Mohyi (2016:169) mengatakan kepemimpinan (leadership) adalah
kegiatan mempengaruhi, mengorganisir, menggerakkan, mengarahkan
atau mempengaruhi orang lain (bawahan) untuk melaksanakan suatu
dalam rangka mencapai tujuan. Komang (2008:89) mengatakan
kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber
daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam
suatu organisasi.
19
Beberapa definisi kepemimpinan antara lain : proses mempengaruhi
aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu (Indriyo Gitosudarno 2000). Proses mempengaruhi
perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang
dikehendaki (Nimran, 1999). Kemampuan untuk mempengaruhi suatu
individu maupun kelompok menuju tercapainya tujuan – tujuan
(Robbins,2015).
5. Teori Gaya Kepemimpinan
Setelah menguraikan definisi tentang kepemimpinan, selanjutnya
menjelaskan definisi gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau
bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi (Hasibuan,2011:157). Gaya kepemimpinan merupakan salah
satu posisi kunci dimana sesorang pemimpin harus bisa mempengaruhi,
mengarahkan, dan menunjukkan kemampuannya agar semua tujuan
perusahaan bisa tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan
kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi
dengan orang lain (Kartono,2008:34). Gaya kepemimpinan adalah
sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
20
Menurut Edy Sutrisno (2009;226) secara garis besar berdekatan
teori kepemimpinan dibagi tiga aspek , yaitu teori sifat (trait theory)
teori perilaku (behavior theory), dan teori kepemimpinan situasional
.berikut ini penjelesan secara singkat masing-masing teori
kepemimpinan
a. Pendekatan teori sifat
Teori sifat (trail theory) bahwa seseorang yang dilahirkan
sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin.
Namun pandangan teori ini juga tidak memungkiri bahwa sifat-
sifat kpemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan tetapi dapat juga
dicapai melalui Pendidikan dan pengalaman.
b. Pendekatan teori perilaku
Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa
kepemimpinan merupakan interaksi antara pemimpin dengan
pengikut, didalam interaksi tersebut pengikutlah yang
menganalisis mempresepsikan apakah menerima atau menolak
kepemimpinannya.
Pendekatan perilaku mengasilkan dua orientasi, yaitu
perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas atau yang
mengutamakan penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang
beorientasi pada orang atau yang mengutamakan penciptaan
hubungan-hubungan manusiawi.
21
c. Pendekatan teori situasi
Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan
sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Dalam pandangan ini,
hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan kebutuhan
organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif. Teori
situasi kontigensi berusaha meramalkan efektifitas
kepemimpinan dalam segala situasi. Menurut model ini,
pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang
positif. Kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan
pengikutnya.
6. Teori-teori gaya Kepemimpinan
1. Studi Universitas Michigan
Menurut Wahjono (2010:270) Teori ini menyatakan bahwa
ada dua macam perilaku kepemimpinan yaitu task oriented and the
employee oriented.
a. Gaya dengan orientasi tugas (task oriented)
Pemimpin yang berorientasi tugas mengarahkan dan
mengawasi bawahan secara tertutup tanpa ada partisipasi
untuk menjamin bahwa tugas-tugas dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan yang direncanakan. Pemimpin dengan
gaya seperti itu lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan
ketimbang pengembangan dan pertumbuhan karyawan.
22
b. Gaya dengan orientasi karyawan (employee oriented)
Pemimpin dengan gaya seperti ini mencoba untuk
lebih memotivasi bawahan ketimbang mengawasinya.
Karyawan didorong untuk melaksanakan tugas-tugas dengan
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan
serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan
menghormati.
7. Indikator-indikator gaya kepemimpinan
Terdapat dua macam tipe perilaku kepemimpinan (Wahjono,2010).
Dalam tipe kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai
beberapa hal yaitu:
a. Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan
b. Pemimpin selalu mengadakan pengawasan
c. Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas
Sedangkan tipe kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan
atau bawahan yaitu :
a. Pemimpin lebih memberikan motivasi
b. Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan
keptusan
c. Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan
bekerja sama, saling menghormati diantara sesame anggota
kelompok.
23
8. Peran Pemimpin
Menurut Komang (2009:101) Seorang pemimpin diharapkan
dapat berperan sebagai berikut :
a. Pemberi arah
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi
pengarahan, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana
efektivitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut.
b. Agen perubahan
Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada
lingkungan internal. Untuk itu pemimpin harus mampu
mengantisipasi perkembangan di luar serta menganalisis
implikasinya terhadap organisasi.
c. Pembicara (spoker person)
Pemimpin sebagai pembicara yang ahli serta penentu visi
organisasi dan negosiator organisasi dengan pihak luar.
d. Pembina (coach)
Pemimpin adalah pembina team dalam organisasi dan
mengarahkan perilaku sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan
kata lain ia berperan sebagai mentor.
9. Disiplin kerja
Singodimejo dalam Sutrisno (2011:86), menyatakan bahwa
Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi
24
dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.
Hasibuan (2003:193) menyatakan bahwa disiplin adalah kesadaran dan
kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma social yang berlaku. Disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu
upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku
(Rivai,2004:444).
Menurut Rivai & Sagala (2013:825) disiplin kerja adalah suatu
alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku dan
untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan seseorang agar menaati
semua peraturan dan norma sosial yang berlaku di suatu perusahaan.
Sejalan dengan penelitian diatas, Sintaasih & Wiratama (2013:129)
menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong kesadaran dan kesediaan para anggotanya untuk mentaati
semua peraturan yang telah ditentukan oleh organisasi atau perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku secara sukarela.
10. Tujuan disiplin kerja
Tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi
atau perusahaan sesuai dengan tujuan organisasi yang bersangkutan.
25
Rivai (2004:444) menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki beberapa
komponen seperti :
a. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk
mengukur kedisiplinan,dan biasanya karyawan memiliki disiplin
kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.
b. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan
kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu
mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketaatan pada standart kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya
tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan
kepadanya.
d. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan
tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian
dalam bekerja,serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan
efisien.
e. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan kegiatan
yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang
tidak pantas.
11. Peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja
Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja menurut
singodimejo dalam Sutrisno (2011:94) antara lain :
a. Peraturan jam masuk,pulang dan jam istirahat.
26
b. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam
pekerjaan.
c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan
unit kerja lain.
d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.
12. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
Singodimejo dalam Sutrisno (2011:89) mengemukakan faktor-
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu :
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya
disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang
berlaku,bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal
dengan jerih payah yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.
b. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali,karena dalam
lingkungan perusahaan,semua karyawan akan selalu memperhatikan
bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan
bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan
dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah
ditetapkan.
27
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam
perusahaan, bila tidak adanya aturan tertulis yang pasti untuk dapat
dijadikan pegangan bersama.
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka
perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang
sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh peusahaan perlu
ada pengawasan, yang akan mengarahkan karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
f. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
Seorang karyawan tidak hanya puas dan menerima
kompensasi yang tinggi,pekerjaan menantang, tetapi mereka juga
masih membutuhkan perhatian dari pimpinannya sendiri.
Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Kebiasaan positif itu antara lain :
1) Saling menghormati, bila bertemu di lingkungan pekerjaan.
2) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian
tersebut.
28
3) Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-
pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan
pekerjaan mereka.
4) Memberikan tahu bila ingin meniggalkan tempat kepada rekan
sekerja.
13. Indikator-indikator disiplin kerja
Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2011:94) indikator disiplin
kerja dapat dilaksanakan oleh semua anggota atau pegawai yang bekerja
pada suatu organisasi, adalah :
a. Ketaatan terhadap aturan waktu
Dilihat dari jam masuk, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat
waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan
b. Ketaatan terhadap peraturan
Peraturan dasar tentang cara berpakaian, bertingkah laku dalam
pekerjaan , dan aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan
c. Ketaatan terhadap perilaku dalam pekerjaan
Ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab cara berhubungan
dengan unit kerja lain.
14. Peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja
Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja menurut
singodimedjo dalam Sutrisno (2011:94) antara lain :
29
a. Peraturan jam masuk,pulang dan istirahat
b. Peraturan dasar tentang berpakaian,dan bertingkah laku dalam
pekerjaan
c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan
unit kerja lainnya.
d. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
Pemimpin dalam suatu organisasi inilah sangat penting. Baik
buruknya suatu organisasi atau menurun meningkatnya kinerja
sangatlah dipengahruhi oleh seorang pemimpin, pemimpin
sangatlah berperan penting untuk pencapean sebuah tujuan
organisasi. Dalam prakteknya seseorang dalam bekerja atau
melaksanakan tugas serta bertanggung jawap pada pekerjaannya
sangatlah sering dipengahruhi oleh kepemimpinan manajer,
perusahaan atau dari organisasi tersebut (Iskandar,2005).
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pradipto (2015) dengan hasil penelitian Gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini menunjukkan bahwa kepemimpinan memberi pengaruh pada
pegawai, pimpinan harus mengarahkan pegawai untuk dapat
30
meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
2. Hubungan Disiplin kerja Terhadap kinerja karyawan
Disiplin sangatlah penting untuk pertumbuhan organisasi
,disiplin digunakan untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri. Jackson,et all (2010:324) menyatakan standar
utama dalam mengukur kinerja salah satunya dengan mengukur
tingkat kehadiran yaitu asumsi yang digunakan dalam mengukur
atau menilai kerja karyawan dengan melihat daftar hadir.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pradipto (2015) dengan hasil penelitian disiplin kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini menunjukkan semakin tinggi disiplin kerja yang dimiliki
karyawan maka semakin tinggi juga kinerja yang dihasilkan.
3. Hubungan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja
karyawan.
Perusahaan yang berhasil dan efektif merupakan perusahaan
dengan individu yang didalamnya memiliki kinerja yang baik
(Sudarmanto,2009). Kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya iklim, kepemimpinan, kualitas pekerjaan,
kemampuan kerja, inisiatif, motivasi, daya tahan atau kehandalan,
kuantitas pekerjaan dan disiplin kerja (Robbins,2006).
31
D. Kerangka pikir
Kerangka pikir yang digunakan untuk mempermudah alur pemikiran
yang akan dilakukan dalam penelitian ini. focus peneliti dalam penelitian
ini adalah gaya kepemimpinan, disiplin kerja terhadap kinerja dimana teori
yang mendasari variabel X1 (Gaya kepemimpinan) adalah teori universitas
of Michigan yang menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 2 yaitu gaya
kepemimpinan orientasi tugas dan gaya kepemimpinan orientasi karyawan
dengan indikator terdiri dari memberi petunjuk, melakukan pengawasan,
menekankan pelaksanaan tugas, memotivasi, melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan, dan bersifat kekeluargaan.
Teori yang mendasari variabel X2 (Disiplin kerja) adalah menurut
pendapat Sutrisno (2011) dengan indikator yang terdiri dari ketaatan
terhadap waktu, ketaatan terhadap peraturan, ketaatan terhadap aturan
perilaku dalam pekerjaan. Teori yang mendasari variabel Y (Kinerja) adalah
menurut Mangkunegara (2007) dengan indikator kualitas, kuantitas dan
ketepatan waktu.
Dengan demikian dapat digambarkan hubungan gaya kepemimpinan
dan disiplin kerja terhadap kinerja seperti gambar 2.1 berikut :
32
Gambar 2.1 : Hubungan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan kerangka pemikiran gambar 2.1 tersebut dapat
diketahui pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja,
pengaruh disiplin kerja (X2) terhadap kinerja dan kemudian pengaruh
kedua variabel independent yakni gaya kepemimpinan (X1) dan disiplin
kerja (X2) sekaligus bersamaan terhadap kinerja karyawan(Y).
E. Hipotesis Penelitian
Dalam prakteknya seseorang dalam bekerja atau melaksanakan
tugas serta bertanggung jawab pada pekerjaannnya sangatlah sering
dipengaruhi oleh kepemimpinan manajer, perusahaan atau dari
organisasi tersebut (Iskandar,2005).
Jackson, et all (2010:324) menyatakan standart utama dalam
pengukuran kinerja salah satunya dengan mengukur tingkat kehadiran
Gaya kepemimpinan (X1)
1. Orientasi tugas :
a) Memberi petunjuk
b) Menekankan pelaksanaan tugas c) Pengawasan secara ketat
2. Orientasi karyawan :
a) Memberi motivasi
b) Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan
c) Bersifat kekeluargaan
Kinerja (Y)
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu Disipli kerja (X2)
1. Ketaatan terhadap aturan waktu
2. Ketaatan terhadap peraturan
3. Ketaatan terhadap aturan perilaku
dalam pekerjaan
33
yaitu asumsi yang digunakan dalam mengukur atau menilai kinerja
karyawan dengan melihat daftar hadir.
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja telah
dikemukakan dalam penelitian Azahraty (2018). Dalam penelitiannya
disebutkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan disiplin kerja
secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
H1 : Diduga gaya kepemimpinan dan disiplin kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasibuan (2003:20) menyatakan bahwa faktor disiplin kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja. Disiplin biasanya berbanding lurus
terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan, bila tingkat disiplin
karyawan suatu perusahaan baik maka tingkat kinerja perusahaan itu
juga meningkat.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hapid (2014), menyatakan gaya kepemimpinan terbukti berpengaruh
paling kuat terhadap kinerja karyawan.
H2 : Gaya kepemimpinan paling kuat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.