bab ii kajian pustaka -...

21
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang : (A) Pembelajaran Matematika, (B) Tinjauan Materi, (C) Model Group Investigation, (D) Hasil Belajar, (E) Penelitian yang relevan,( F) Kerangka Pikir. Kajian Teori berisi tentang penjelasan istilah dari pendapat para ahli yang berkenaan dengan judul yang dibuat. kumpulan refrensi- refrensi di dapat dari buku, jurnal, internet dan artikel, dibawah ini dijelaskan berbagai refrensi yang terkait dengan judul. Penjelasan secara rinci sebagai berikut : A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar a. Definisi Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Fathurrohman,2015:16). Sedangkan menurut Haryono Dwi (2014:3) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Susanto.2013:185).

Upload: others

Post on 07-Nov-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang : (A) Pembelajaran Matematika, (B) Tinjauan

Materi, (C) Model Group Investigation, (D) Hasil Belajar, (E) Penelitian yang

relevan,( F) Kerangka Pikir. Kajian Teori berisi tentang penjelasan istilah dari

pendapat para ahli yang berkenaan dengan judul yang dibuat. kumpulan refrensi-

refrensi di dapat dari buku, jurnal, internet dan artikel, dibawah ini dijelaskan

berbagai refrensi yang terkait dengan judul. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

a. Definisi Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Fathurrohman,2015:16).

Sedangkan menurut Haryono Dwi (2014:3) juga berpendapat bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya,

sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Susanto.2013:185).

Bab ini membahas tentang : (A) Pembelajaran Matematika, (B) Tinjauan

Materi, (C) Model Group Investigation, (D) Hasil Belajar, (E) Penelitian yang

relevan,( F) Kerangka Pikir. Kajian Teori berisi tentang penjelasan istilah dari

pendapat para ahli yang berkenaan dengan judul yang dibuat. kumpulan refrensi-

refrensi di dapat dari buku, jurnal, internet dan artikel, dibawah ini dijelaskan

berbagai refrensi yang terkait dengan judul. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

a. Definisi Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Fathurrohman,2015:16).

Sedangkan menurut Haryono Dwi (2014:3) juga berpendapat bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya,

sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

11

Selaras dengan pendapat Nur Rokhmah Laely (2014) bahwa matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia. Matematika harus dikuasai siswa sejak berada di sekolah dasar, karena

sekolah dasar merupakan pondasi awal untuk mempelajarinya, dan alasan

lainnya karena pelajaran ini termasuk mata pelajaran syarat kelulusan.

Menurut Cockroft (dalam Solihin,Ahmad.2014:2) berpendapat bahwa

Matematika perlu di ajarkan kepada siswa karena, (1) selalu digunakan dalam

segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika

yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4)

dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)

meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan;

dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk

watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta

membantu siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi

matematika yang baik sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih

menarik (Soviawati, 2011:84).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses interaksi guru dan siswa melibatkan pengembangan

pola berfikir dan mengola logika melalui serangkaian peristiwa yang sengaja

manusia. Matematika harus dikuasai siswa sejak berada di sekolah dasar, karena

sekolah dasar merupakan pondasi awal untuk mempelajarinya, dan alasan

lainnya karena pelajaran ini termasuk mata pelajaran syarat kelulusan.

Menurut Cockroft (dalam Solihin,Ahmad.2014:2) berpendapat bahwa

Matematika perlu di ajarkan kepada siswa karena, (1) selalu digunakan dalam

segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika

yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4)

dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)

meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan;

dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk

watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta

membantu siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi

matematika yang baik sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih

menarik (Soviawati, 2011:84).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

12

diciptikan oleh guru dengan berbagai metode agar siswa dapat melakukan

kegiatan belajar secara efektif dan efisiean.

b. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar

Mata pelajaran matematika, merupakan satu dari banyaknya mata

pelajaran yang harus di pelajari. Guru dan siswa juga perlu mengetahui DAN

mempelajari tujuan matematika, agar lebih termotifasi dan bersemangat dalam

mempelajarinya. Tujuan khusus pembelajaran matematika yang terdapat pada

Depdiknas tahun (2006:148) adalah sebagai berikut :

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Penyusunan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar seluruh mata

pelajaran yang ada pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, disusun dan

dibagi oleh dinas pendidikan sesuai dengan ruang lingkup mata pelajaran

tersebut. Contohnya pada mata pelajaran matematika, pengelompokan materi

pada setiap aspek yang akan di ajarkan pada siswa, harus merujuk pada tujuan

yang ingin dicapai dalam setiap pembelajaran.

b. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar

Mata pelajaran matematika, merupakan satu dari banyaknya mata

pelajaran yang harus di pelajari. Guru dan siswa juga perlu mengetahui DANDANDA

mempelajari tujuan matematika, agar lebih termotifasi dan bersemangat dalam

mempelajarinya. Tujuan khusus pembelajaran matematika yang terdapat pada

Depdiknas tahun (2006:148) adalah sebagai berikut :

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Penyusunan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar seluruh mata

pelajaran yang ada pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, disusun dan

dibagi oleh dinas pendidikan sesuai dengan ruang lingkup mata pelajaran

13

Standar mata pelajaran ini berisi kompetensi dasar, indikator, dan materi

pokok dalam setiap aspeknya. Merujuk pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, menurut Nasaruddin (2013:68) ruang lingkup materi

matematika sebagai berikut:

(1) aljabar, Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.(2)pengukuran dan geomerti, ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volum, dan tranfrormasi. (3) peluang dan statistik, ditekankan pada menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara. (4) trigonometri, ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri. (5)Kalkulus ditekankan pada mengunakam konsep limit laju perubahan fungsi.

Ruang lingkup matematika di atas selaras dalam standar kompetensi

kurikulum 2004 mata pelajaran matematika, dimana standar dikelompokkan

dalam kemahiran matematika bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar,

statistika dan peluang, trigonometri, dan kalkulus. Kurikulum 2004 ini,

standar kompetensi mata pelajaran matematika sekolah dasar dan madrasah

ibtidaiyah, dipilih dan di rancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

siswa, sesuai dengan karakteristik siswa. Menyebabkan hanya ada tiga ruang

lingkup matematika yang di ajarkan dan dijadikan aspek dalam standar

kompetensi.

Standar kompetensi yang diberikan pada siswa sekolah dasar dan

madrasah ibtidaiyah sesuai kurikulum 2004 adalah:

1.) Bilangan

a) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.

b) Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

matematika sebagai berikut:

(1) aljabar, Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.(2)pengukuran dan geomerti, ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volum, dan tranfrormasi. (3) peluang dan statistik, ditekankan pada menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara. (4) trigonometri, ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri. (5)Kalkulus ditekankan pada mengunakam konsep limit laju perubahan fungsi.

Ruang lingkup matematika di atas selaras dalam standar kompetensi

kurikulum 2004 mata pelajaran matematika, dimana standar dikelompokkan

dalam kemahiran matematika bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar,

statistika dan peluang, trigonometri, dan kalkulus. Kurikulum 2004 ini, Kurikulum 2004 ini, K

standar kompetensi mata pelajaran matematika sekolah dasar dan madrasah

ibtidaiyah, dipilih dan di rancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

siswa, sesuai dengan karakteristik siswa. Menyebabkan hanya ada tiga ruang

lingkup matematika yang di ajarkan dan dijadikan aspek dalam standar

kompetensi.

Standar kompetensi yang diberikan pada siswa sekolah dasar dan

madrasah ibtidaiyah sesuai kurikulum 2004 adalah:

14

c) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan

masalah.

d) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat

dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

e) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan,serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2.) Pengukuran dan geometri

a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun ruang,

serta menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari.

b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

c) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang,

menentukan kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

e) Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.

3.)Pengelolaan data

a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.

Berdasarkan ruang lingkup matematika yang di paparkan diatas, dapat

dilihat bahwa ruang lingkup matematika diberikan pada siswa, harus sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik siswa pada jenjang pendidikannya,

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Setiap aspek

dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

e) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan,serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2.) Pengukuran dan geometri

a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun ruang,

serta menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari.

b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

c) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang,

menentukan kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

e) Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.

3.)Pengelolaan data

a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.

Berdasarkan ruang lingkup matematika yang di paparkan diatas, dapat

15

dalam materi pembelajaran matematika yang diberikan saling

berkesinambungan sehingga ketika mempelajari materi selanjutnya tidak

mengalami hambatan.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinas pendidikan telah

menetapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Ketetapan tersebut

bertujuan agar ketika pendidik menyampaikan suatu materi pembelajaran,

materi yang ingin di sampaikan tidak meluas cakupannya sehingga tujuan

dalam pembelajaran yang di inginkan dapat tercapai.

SK dan KD yang akan di jadikan acuan dalam menyampaikan materi

mata pelajaran matematika pada kelas III semester II adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 : SK dan KD Matematika Kelas III semeseter IIStandar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

5.1Menghitung keliling persegi dan persegi panjang

5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

keliling, luas persegi dan persegi panjang

e. Tinjauan Materi Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang

Dalam Buku BSE Matematika 3 untuk SD/MI kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang di susun dan di telaah oleh Suharyanto dan Jacob (2008: 175-

176) berisi tentang tentang tinjauan materi keliling dan luas persegi dan

persegi panjang sebagai berikut :

1) Menghitung keliling persegi dan persegi panjang.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinas pendidikan telah

menetapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Ketetapan tersebut

bertujuan agar ketika pendidik menyampaikan suatu materi pembelajaran,

materi yang ingin di sampaikan tidak meluas cakupannya sehingga tujuan

dalam pembelajaran yang di inginkan dapat tercapai.

SK dan KD yang akan di jadikan acuan dalam menyampaikan materi

mata pelajaran matematika pada kelas III semester II adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 : SK dan KD Matematika Kelas III semeseter IIStandar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

5.1Menghitung keliling persegi dan persegi panjang

5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

keliling, luas persegi dan persegi panjang

e. Tinjauan Materi Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang

Dalam Buku BSE Matematika 3 untuk SD/MI kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang di susun dan di telaah oleh Suharyanto dan Jacob (2008: 175

176) berisi tentang tentang tinjauan materi keliling dan luas persegi dan

16

a) Keliling persegi

5 Satuan

5 Satuan

Panjang persegi di samping adalah 5 satuan. Lebar persegi di samping

adalah 5 satuan. Keliling persegi dapat ditentukan dengan menjumlahkan

seluruh sisi- sisinya. Jadi, keliling persegi di samping adalah 5 satuan + 5

satuan + 5 satuan + 5 satuan = 20 satuan.

b) Menghitung keliling persegi panjang

Dengan Satuan Tak Baku

5 Satuan

2satuan

Keliling = sisi + sisi+sisi+sisi

= 4 x sisi

5 Satuan

Panjang persegi di samping adalah 5 satuan. Lebar persegi di samping

adalah 5 satuan. Keliling persegi dapat ditentukan dengan menjumlahkan

seluruh sisi- sisinya. Jadi, keliling persegi di samping adalah 5 satuan + 5

satuan + 5 satuan + 5 satuan = 20 satuan.

b) Menghitung keliling persegi panjang

Dengan Satuan Tak Baku

5 Satuan

Keliling = sisi + sisi+sisi+sisi

= 4 x sisi

17

Panjang persegi panjang di samping adalah 5 satuan. Lebar persegi panjang

di samping adalah 2 satuan. Keliling persegi panjang dapat ditentukan

dengan menjumlahkan seluruh sisi-sisinya. Jadi, keliling persegi panjang di

samping adalah 5 satuan + 2 satuan + 5 satuan + 2satuan = 14 satuan.

1) Menghitung luas persegi dan luas persegi panjang

a) Luas persegi

5 Satuan

5Satuan

Bangun persegi mempunyai 4 sisi yang sama panjang. Jadi, panjang dan

lebar sisinya sama. Pada gambar di samping panjangnya ada 5 satuan,

lebarnya ada 5 satuan. Dengan menghitung jumlah kotaknya, diketahui

bahwa

luasnya ada 25 satuan. Bilangan 25 dapat diperoleh dari perkalian 5 × 5.

Keliling = sisi + sisi + sisi + sisi

= panjang + lebar + panjang + lebar

= 2 × panjang + 2 × lebar

samping adalah 5 satuan + 2 satuan + 5 satuan + 2satuan = 14 satuan.

1) Menghitung luas persegi dan luas persegi panjang

a) Luas persegi

5 Satuan

5Satuan

Bangun persegi mempunyai 4 sisi yang sama panjang. Jadi, panjang dan

lebar sisinya sama. Pada gambar di samping panjangnya ada 5 satuan,

lebarnya ada 5 satuan. Dengan menghitung jumlah kotaknya, diketahui

bahwa

Keliling = sisi + sisi + sisi + sisi

= panjang + lebar + panjang + lebar

= 2 × panjang + 2 × lebar

18

b) Luas Persegi Panjang

7 satuan

5 satuan

Panjangnya ada 7 satuan. Lebarnya ada 5 satuan. Kamu pasti bisa

menghitung kelilingnya. Bagaimana menghitung luasnya?

Untuk menghitung luas bangun di atas dapat kamu lakukan dengan

menghitung seluruh kotak satuan yang ada. Ada berapa banyak kotak yang

ada? Benar, banyaknya kotak satuan ada 35 buah. Jadi, luas bangun di atas

adalah 35 satuan. Bilangan 35 dapat diperoleh dari hasil perkalian 7 × 5.

2. Model dan Metode Pembelajaran Matematika SD

a. Definisi Model dan Metode Pembelajaran

Sebelum pembelajaran berlangsung, guru harus merancang pembelajaran

dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, salah satunya dengan

menentukan penggunaan model dan metode pembelajaran. Fathurrohman

(2015:29) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan

5 satuan

Panjangnya ada 7 satuan. Lebarnya ada 5 satuan. Kamu pasti bisa

menghitung kelilingnya. Bagaimana menghitung luasnya?

Untuk menghitung luas bangun di atas dapat kamu lakukan dengan

menghitung seluruh kotak satuan yang ada. Ada berapa banyak kotak yang

ada? Benar, banyaknya kotak satuan ada 35 buah. Jadi, luas bangun di atas

adalah 35 satuan. Bilangan 35 dapat diperoleh dari hasil perkalian 7 × 5.

2. Model dan Metode Pembelajaran Matematika SD

a. Definisi Model dan Metode Pembelajaran

Sebelum pembelajaran berlangsung, guru harus merancang pembelajaran

dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, salah satunya dengan

menentukan penggunaan model dan metode pembelajaran. Fathurrohman

19

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran

bagi para pendidik dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Selaras dengan pendapat Soekamto (dalam Shoimin.2014:23)

mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat diatas, disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah desain pemikiran secara konseptual yang menggambarkan tentang

perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dan dilakukan oleh

siswa selama porses pembelajaran berlangsung, dan memiliki tujuan tertentu

sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih dan dirancang.

Terdapat banyak perangkat pembelajaran yang dapat digunakan di dalam

proses pembelajaran, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menerapkan

gabungan antara model dan metode pembelajaran. Alasannya karena model dan

metode pembelajaran ikut berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Uno.B (2011:2) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang

digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Selaras dengan pendapat Danim Sudarwan

(2011:157) bahwa metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan

tertentu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan metode pembelajaran

adalah suatu cara yang dipilih dan diterapkan oleh guru, dan telah disesuaikan

mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat diatas, disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah desain pemikiran secara konseptual yang menggambarkan tentang

perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dan dilakukan oleh

siswa selama porses pembelajaran berlangsung, dan memiliki tujuan tertentu

sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih dan dirancang.

Terdapat banyak perangkat pembelajaran yang dapat digunakan di dalam

proses pembelajaran, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menerapkan

gabungan antara model dan metode pembelajaran. Alasannya karena model dan

metode pembelajaran ikut berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Uno.B (2011:2) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang

digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Selaras dengan pendapat Danim Sudarwan

(2011:157) bahwa metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan

20

dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang di inginkan dapat

tercapai secara optimal.

b. Definisi Model Group Investigation Berbantu Metode Diskusi

Kelompok

Peningkatakan mutu pendidikan, dapat dilakukan dengan merubah cara

mengajar dari model pembelajaran tradisional menuju model pembelajaran

inovatif. Model pembelajaran inovatif, dalam kegiatannya menuntut siswa untuk

lebih aktif dan berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga guru hanya

menjadi fasilitator bagi siswa. Salah satu model inovasi tersebut model group

investigation. Menurut pendapat Fathurrohman (2015:69) berpendapat bahwa

model group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif

yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri

materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang

tersedia. Shoimin (2014:80) juga membenarkan bahwa group investigation adalah

suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa

dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas.

Berdasarkan pendapat di atas model group investigation merupakan model

pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa secara langsung untuk ikut

berpartisipasi dan aktif dalam mencari informasi dan mengolah data yang ingin di

pelajari melalui bahan yang telah diperoleh. Melalui kegiatan tersebut dapat

meningkatkan cara berkomunikasi dan meningkatkan kemampuan keterampilan

proses kelompok. Model pembelajaran ini menuntut setiap anggota kelompok

untuk mencari informasi sendiri tentang persoalan yang akan di selesaikan, setelah

Kelompok

Peningkatakan mutu pendidikan, dapat dilakukan dengan merubah cara

mengajar dari model pembelajaran tradisional menuju model pembelajaran

inovatif. Model pembelajaran inovatif, dalam kegiatannya menuntut siswa untuk

lebih aktif dan berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga guru hanya

menjadi fasilitator bagi siswa. Salah satu model inovasi tersebut model group

investigation. Menurut pendapat Fathurrohman (2015:69) berpendapat bahwa

model group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif

yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri

materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang

tersedia. Shoimin (2014:80) juga membenarkan bahwa group investigation adalah

suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa

dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas.

Berdasarkan pendapat di atas model group investigation merupakan model

pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa secara langsung untuk ikut

berpartisipasi dan aktif dalam mencari informasi dan mengolah data yang ingin di

pelajari melalui bahan yang telah diperoleh. Melalui kegiatan tersebut dapat

21

masing-masing anggota memiliki informasi maka setiap anggota kelompok

tersebut wajib bertukar informasi pada anggota lainnya. Tujuannya agar setiap

anggota kelompok memiliki pengetahuan dan informasi yang sama.

Metode diskusi menurut Shoimin (2014:18) metode diskusi merupakan

metode penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk

membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang

bersifat problematis. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan metode

diskusi adalah kegiatan yang menimbulkan terjadinya interaksi lebih dari satu

orang, untuk membahas, mengeluarkan ide serta mencari solusi dari sebuah

permasalahan yang dihadapi.

Penerapan model group investigation ini, dipadukan dengan menggunakan

metode diskusi kelompok, dimana metode ini sesuai dengan langkah-langkah yang

ada dalam model group investigation. Penerapan metode dalam pembelajaran

inovatif bukan lagi metode yang membuat guru lebih aktif dari siswa, melainkan

metode yang dapat membuat siswa antusias, aktif dan ikut berpartisipasi dalam

mengikuti pembelajaran.

c. Tahap-Tahap Perencanaan Model Group Investigation

Penerapan model group investigation, dapat berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah di rencanakan oleh guru

tentunya harus melihat dan mengacu pada langkah-langkah yang ada dalam model

group investigation, hal tersebut dapat membuat tujuan penerapan model ini dapat

tercapai dengan optimal.

Metode diskusi menurut Shoimin (2014:18) metode diskusi merupakan

metode penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk

membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang

bersifat problematis. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan metode

diskusi adalah kegiatan yang menimbulkan terjadinya interaksi lebih dari satu

orang, untuk membahas, mengeluarkan ide serta mencari solusi dari sebuah

permasalahan yang dihadapi.

Penerapan model group investigation ini, dipadukan dengan menggunakan

metode diskusi kelompok, dimana metode ini sesuai dengan langkah-langkah yang

ada dalam model group investigation. Penerapan metode dalam pembelajaran

inovatif bukan lagi metode yang membuat guru lebih aktif dari siswa, melainkan

metode yang dapat membuat siswa antusias, aktif dan ikut berpartisipasi dalam

mengikuti pembelajaran.

c. Tahap-Tahap Perencanaan Model Group Investigation

Penerapan model group investigation, dapat berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah di rencanakan oleh guru

22

Langkah-langkah penerapan model Group Investigation yang

dikemukakan oleh Fathurrohman (2015:71-72) sebagai berikut:

(1)Seleksi Topik : Para siswa memilih berbagai subtopik data suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2-6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. (2)Merencanakan Kerja Sama : Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas. (3)Implementasi : Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. (4) Analisis dan Sintesis :Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. (5) Penyajian Hasil Akhir : Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah diajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru. (6) Evaluasi :Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Selaras dengan pendapat Shoimin (2014:81) langkah- langkah penerapan

model group investigation sebagai berikut:

(1)Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen. (2)Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang dikerjakan. (3)Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memanggil materi tugas secara kooperatif kelompoknya. (4)Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. (5)Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan. (6)Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan. (7)Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.(8)Evaluasi.

selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2-6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. (2)Merencanakan Kerja Sama : Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas. (3)Implementasi : Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. (4) Analisis dan Sintesis :Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. (5) Penyajian Hasil Akhir : Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah diajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasi oleh guru. (6) Evaluasi :Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Selaras dengan pendapat Shoimin (2014:81) langkah- langkah penerapan

model group investigation sebagai berikut:

(1)Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen. (2)Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang dikerjakan. (3)Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memanggil materi tugas secara kooperatif kelompoknya. (4)Masing masing kelompok

23

Berdasarkan paparan pendapat para ahli di atas tentang langkah-langkah

dalam penerapan model pembelajaran group investigation. Peneliti juga membuat

langkah-langkah penerapan model pembelajaran tersebut yang dimana tetap

mengacu pada pendapat ahli.

Langkah-langkah model pembelajaran group investigation yang akan

digunakan sebagai sintak oleh peneliti sebagai berikut :

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil secara heterogen.

2) Guru menyampaikan maksud pembelajaran, tugas kelompok yang akan di

kerjakan dan bagaimana cara kegiatan yang akan dilakukan.

3) Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk kedepan kelas dan guru

memberikan tugas pada setiap perwakilan kelompok.

4) Siswa yang menjadi perwakilan, diminta untuk menjelaskan dan membagi

tugas pada anggota kelompok.

5) Seluruh anggota kelompok diminta untuk mencari dan mengumpulkan

informasi sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru.

6) Setiap anggota kelompok harus menyampaikan dan bertukar informasi yang

telah di peroleh kepada anggota kelompoknya.

7) Setelah selesai, setiap kelompok diminta untuk mengirimkan 2 perwakilan

untuk menyampaikan hasil pembahasan. dan anggota lainnya dapat ikut

memberikan tanggapan apabila ada yang memberikan tanggapan.

8) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.

mengacu pada pendapat ahli.

Langkah-langkah model pembelajaran group investigation yang akan

digunakan sebagai sintak oleh peneliti sebagai berikut :

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil secara heterogen.

2) Guru menyampaikan maksud pembelajaran, tugas kelompok yang akan di

kerjakan dan bagaimana cara kegiatan yang akan dilakukan.

3) Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk kedepan kelas dan guru

memberikan tugas pada setiap perwakilan kelompok.

4) Siswa yang menjadi perwakilan, diminta untuk menjelaskan dan membagi

tugas pada anggota kelompok.

5) Seluruh anggota kelompok diminta untuk mencari dan mengumpulkan

informasi sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru.

6) Setiap anggota kelompok harus menyampaikan dan bertukar informasi yang

telah di peroleh kepada anggota kelompoknya.

7) Setelah selesai, setiap kelompok diminta untuk mengirimkan 2 perwakilan

untuk menyampaikan hasil pembahasan. dan anggota lainnya dapat ikut

24

9) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan

konsep dan memberikan kesimpulan.

10) Guru melakukan evaluasi berupa soal esay dialkukan secara individual.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Group Investigation

Penerapan model group investigation, tentunya harus mengetahui kelebihan

dan kekurangan model ini, sehingga dengan mengetahui hal tersebut dapat lebih

mengoptimalkan penerapan model pembelajaran ini, selain itu juga dapat mencari

pemecahan masalah untuk menutupi kekurangan model pembelajaran group

investigation.

Kelebihan dan kekurangan group investigaion menurut Shoimin (2014:81-82)

diantaranya sebagai berikut :

Kelebihan :

1.)Secara Pribadi(1)Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas. (2)Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. (3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat. (4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah. (5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

2.)Secara Sosial(1) Meningkatkan belajar bekerja sama. (2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru. (3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis. (4) Belajar menghargai pendapat orang lain. (5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

3.)Secara Akademis(1)Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan. (2) Bekerja secara sistematis. (3) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang. (4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya. (5) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat. (6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga di dapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Group Investigation

Penerapan model group investigation, tentunya harus mengetahui kelebihan

dan kekurangan model ini, sehingga dengan mengetahui hal tersebut dapat lebih

mengoptimalkan penerapan model pembelajaran ini, selain itu juga dapat mencari

pemecahan masalah untuk menutupi kekurangan model pembelajaran group

investigation.

Kelebihan dan kekurangan group investigaion menurut Shoimin (2014:81-82)

diantaranya sebagai berikut :

Kelebihan :

1.)Secara Pribadi(1)Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas. (2)Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. (3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat. (4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah. (5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

2.)Secara Sosial(1) Meningkatkan belajar bekerja sama. (2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru. (3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis. (4) Belajar menghargai pendapat orang lain. (5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

3.)Secara Akademis(1)Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan. (2) Bekerja secara sistematis. (3) Mengembangkan dan melatih

25

Kekurangan

Kekurangan model group investigation menurut Setiawan (dalam

Shoimin.2014:82) sebagai berikut :

(1)Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan. (2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal. (3)Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang di alami sendiri. (4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. (5) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

Berdasarkan kekurangan dari paparan diatas, peneliti mengusahakan

untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan tersebut dengan cara sebagai

berikut :

1) Sedikit atau tidaknya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan,

menurut peneliti hal tersebut tidak dapat di ukur. Pengantisipasinya peneliti

mengusahakan dalam menyampaikan materi berpatokan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ada.

2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal, hal tersebut dapat

diantisipasi dengan melihat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

yakni saat berdiskusi kelompok, menyampaikan pendapat di depan kelas.

Guru juga dapat melihat dari hasil tes yang dilakukan secara individual.

3) Materi cocok menggunakan model pembelajaran group investigation

karena materi ini berkenaan menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Siswa dapat memahami

suatu bahasan dari pengalaman yang di alami sendiri.

(1)Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan. (2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal. (3)Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang di alami sendiri. (4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. (5) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

Berdasarkan kekurangan dari paparan diatas, peneliti mengusahakan

untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan tersebut dengan cara sebagai

berikut :

1) Sedikit atau tidaknya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan,

menurut peneliti hal tersebut tidak dapat di ukur. Pengantisipasinya peneliti

mengusahakan dalam menyampaikan materi berpatokan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ada.

2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal, hal tersebut dapat

diantisipasi dengan melihat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

yakni saat berdiskusi kelompok, menyampaikan pendapat di depan kelas.

Guru juga dapat melihat dari hasil tes yang dilakukan secara individual.

3) Materi cocok menggunakan model pembelajaran group investigation

26

4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif, hal tersebut dapat

diantisipasi dengan diselingi adanya berupa permainan atau bernyanyi agar

dapat membuat siswa kembali bersemangat dan fokus kembali sehingga

diskusi kelompok berjalan dengan lancar.

5) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami

kesulitan saat menggunakan model ini. Pengantisipasiannya dengan di

adakannya remedial atau dapat di terapkannya tutor sebaya yang bertujuan

agar siswa yang tidak berani bertanya pada guru mengenai materi mana

yang belum dipahami, dapat leluasa bertanya pada teman sebaya.

3. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Belajar berkaitan dengan hasil belajar, karena dengan belajar maka

seseorang akan dapat meningkatkan hasil belajar dan sebaliknya apabila

seseorang malas untuk belajar maka hal tersebut akan berpengaruh dengan hasil

belajarnya yang menurun. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan

secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

“Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil yang diperoleh seseorang

melalui proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung

pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru” Sudjana (2013:65).

Menurut Suprijono (dalam Mustofa dan Thobroni.2013: 22-23) hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

diskusi kelompok berjalan dengan lancar.

5) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami

kesulitan saat menggunakan model ini. Pengantisipasiannya dengan di

adakannya remedial atau dapat di terapkannya tutor sebaya yang bertujuan

agar siswa yang tidak berani bertanya pada guru mengenai materi mana

yang belum dipahami, dapat leluasa bertanya pada teman sebaya.

3. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil BelajarDefinisi Hasil BelajarDef

Belajar berkaitan dengan hasil belajar, karena dengan belajar maka

seseorang akan dapat meningkatkan hasil belajar dan sebaliknya apabila

seseorang malas untuk belajar maka hal tersebut akan berpengaruh dengan hasil

belajarnya yang menurun. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan belajarnya yang menurun. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan belajarnya yang men

secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

“Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil yang diperoleh seseorang

melalui proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung

pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru” Sudjana (2013:65).

27

apersepsi, dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal

berikut:

(1)Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (2) Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. (3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. (4) Ketrampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Bloom (dalam Sudjana.2013:22)

berpendapat bahwa klasifikasi hasil belajar secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh prestasi belajar melalui cara

yakni belajar dengan tekun. Dari usaha tersebut akan mendapatkan hasil yang di

harapkan yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dalam Jurnal Penerapan Metode Kooperatif Model Group Investigation

Sebagai Alternatif Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan

Hubungan Antar Satuan Berat Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Tlogo

Sari Tahun Pelajaran 2014-2015. Yasin,Ahmad. Mengemukakan sesuai hasil

penelitian bahwa selama pembelajaran dengan kooperatif model Group

Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. (3) Strategi kognitif, kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. (3) Strategi kognitif, kemampuan memyaitu kecakapan menalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. (4) Ketrampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Bloom (dalam Sudjana.2013:22)

berpendapat bahwa klasifikasi hasil belajar secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh prestasi belajar melalui cara

yakni belajar dengan tekun. Dari usaha tersebut akan mendapatkan hasil yang di

harapkan yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Dalam Jurnal Penerapan Metode Kooperatif Model Group Investigation

Sebagai Alternatif Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan

Hubungan Antar Satuan Berat Pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Tlogo

Sari Tahun Pelajaran 2014 2015. Yasin,Ahmad. Mengemukakan sesuai hasil

28

siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

siklus, yaitu siklus I (63,00%), siklus II (71,00%), siklus III (80,00%).

2. Dalam Jurnal Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Perkalian Melalui

Penggunaan Gambar Tokoh Pahlawan Dengan Metode Group Investigation

Pada Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Bandung Rejo 1 2013/2014.

Sumardi.F.A. Mengemukakan sesuai hasil penelitian bahwa nilai rata-rata

sebelum perbaikan pembelajaran adalah 66,05 kemudian meningkat menjadi

73,42 pada siklus I dan 80,26 pada siklus II. Presentase ketuntasan siswa juga

mengalami peningkatan, dimana sebelum diadakan perbaikan pembelajaran,

prosentase ketuntasan hanya 63,00% kemudian meningkat menjadi 82,00%

pada siklus I dan 100% pada siklus II.

Dari beberapa temuan peneliti terdahulu diatas, dapat disimpulkan

bahwa dengan menerapkan model group investigation dapat meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Dua temuan peneliti tersebut

memiliki perbedaan yakni pada subjek, lokasi penelitian yang berbeda dan

keberhasilan yang berbeda. Pada peneliti yang pertama melakukan penelitian

sampai siklus III, sedangkan peneliti yang kedua melakukan penelitian sampai

siklus II.

Pada penelitian saat ini, peneliti juga akan melakukan penelitian

dengan menerapkan model group investigation adapun perbedaan antaranya

subjek, lokasi penelitian dan materi pembelajaran yang akan diterapkan

menggunakan model group investigation. Temuan peneliti terdahulu yang

Penggunaan Gambar Tokoh Pahlawan Dengan Metode Group Investigation

Pada Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Bandung Rejo 1 2013/2014.

Sumardi.F.A. Mengemukakan sesuai hasil penelitian bahwa nilai rata-rata

sebelum perbaikan pembelajaran adalah 66,05 kemudian meningkat menjadi

73,42 pada siklus I dan 80,26 pada siklus II. Presentase ketuntasan siswa juga

mengalami peningkatan, dimana sebelum diadakan perbaikan pembelajaran,

prosentase ketuntasan hanya 63,00% kemudian meningkat menjadi 82,00%

pada siklus I dan 100% pada siklus II.

Dari beberapa temuan peneliti terdahulu diatas, dapat disimpulkan

bahwa dengan menerapkan model group investigation dapat meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Dua temuan peneliti tersebut

memiliki perbedaan yakni pada subjek, lokasi penelitian yang berbeda dan

keberhasilan yang berbeda. Pada peneliti yang pertama melakukan penelitian

sampai siklus III, sedangkan peneliti yang kedua melakukan penelitian sampai

siklus II.

Pada penelitian saat ini, peneliti juga akan melakukan penelitian

dengan menerapkan model group investigation adapun perbedaan antaranya

29

dicantumkan oleh peneliti digunakan untuk menambah wawasan bagi peneliti

dan digunakan sebagai refrensi pada penelitian kali ini.

Penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa aktif dan ikut

berpartisipasi saat pembelajaran, meningkatkan ketrampilan proses siswa,

menumbuhkan sikap kerja sama dan saling menghargai pendapat yang di

kemukakan.

berpartisipasi saat pembelajaran, meningkatkan ketrampilan proses siswa,

menumbuhkan sikap kerja sama dan saling menghargai pendapat yang di

kemukakan.

30

C. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi Awal : (1) Guru belum pernah menerapkan metode

group investigation.(2) Siswa kurang aktif dan tidak ikut

berpartisipasi saat mengikuti pembelajaran.

(3) Kerja sama antar anggota kelompok belum baik karena banyak siswa yang pasif dan hanya menerima hasilnya saja.

(4) Siswa masih kesulitan dalam membedakan dan menunjukkan mana panjang dan lebar bangun datar.

(5) Hasil belajar rendah, hanya 10 siswa dari 29 mencapai KKM

Akibat : (1) Kondisi di dalam kelas saat

pembelajaran berlangsung tidak kondusif.

(2) Dalam kegiatan kelompok siswa pandai yang cenderung aktif, sedangkan beberapa masih pasif dan hanya menerima hasilnya saja.

(3) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, belum optimal

Solusi: Penerapan model Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Keunggulan:(1) Siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

(2) Melatih dan merangsang siswa untuk memiliki sikap kritis, saling menghargai dan berani mengemukakan pendapat.

(3) Terjalinnya sikap kerjasama antar siswa dalam kegiatan kerja kelompok.

Hasil : (1) Siswa menjadi aktif dan ikut

berpartisipasi saat pembelajaran.(2) Tidak ada siswa yang berpangku

tangan, semua bekerja sama dan aktif saat kegiatan kerja kelompok.

(3) Tujuan pembelajaran tercapai.

(2) Siswa kurang aktif dan tidak ikut berpartisipasi saat mengikuti pembelajaran.

(3) Kerja sama antar anggota kelompok belum baik karena banyak siswa yang pasif dan hanya menerima hasilnya saja.

(4) Siswa masih kesulitan dalam membedakan dan menunjukkan mana panjang dan lebar bangun datar.

(5) Hasil belajar rendah, hanya 10 siswa dari 29 mencapai KKM

pembelajaran berlangsung tidak kondusif.

(2) Dalam kegiatan kelompok siswa pandai yang cenderung aktif, sedangkan beberapa masih pasif dan hanya menerima hasilnya saja.

(3) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, belum optimal

Solusi:Penerapan model Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Keunggulan:(1) Siswa dapat mengembangkan

kemampuannya dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

(2) Melatih dan merangsang siswa untuk memiliki sikap kritis, saling menghargai dan berani mengemukakan pendapat.

(3) Terjalinnya sikap kerjasama antar siswa dalam kegiatan kerja kelompok.

Hasil :(1) Siswa menjadi aktif dan ikut

berpartisipasi saat pembelajaran.(2) Tidak ada siswa yang berpangku

tangan, semua bekerja sama dan aktif saat kegiatan kerja kelompok.

(3) Tujuan pembelajaran tercapai.