bab ii kajian pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/setiyadi bab ii.pdf · 10...

33
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas perihal 1) hakikat puisi, 2) unsur-unsur pembangun puisi, 3) jenis-jenis puisi, 4) kriteria kemampuan menulis puisi. 1. Hakikat Puisi Untuk memahami hakikat puisi, perlu peneliti kutip pendapat dari para ahli. I.A. Richards, berpendapat bahwa ―Suatu puisi mengandung suatu makna keseluruhan‖ yang merupakan perpaduan dari tema penyair (yaitu mengenai inti pokok puisi itu), perasaan-nya (yaitu sikap sang penyair terhadap bahan atau obyeknya), nada-nya (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmatnya), dan amanat (yaitu maksud atau tujuan sang penyair). Suharianto (1981: 12) mengatakan bahwa karya seni umumnya atau puisi khususnya, tidak lain ialah hasil pengungkapan kembali kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari. Puisi merupakan karya sastra yang memiliki karakteristik unik diban- dingkan dengan genre karya sastra lainnya, yakni prosa dan drama. Keunikan puisi antara lain disebabkan oleh sifatnya yang cenderung berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang menghasilkan kebudayaan. Karena keunikan itulah, batasan mengenai puisi sulit diterangkan secara lengkap dan memadai. Seiring dengan perkembangan karya sastra, termasuk puisi, pengertian puisi pun menjadi berubah. Wirjosoedarmo (dalam Pradopo: 1987, 5) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karangan yang Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Upload: hanga

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Tentang Puisi

Pada bagian ini akan dibahas perihal 1) hakikat puisi, 2) unsur-unsur

pembangun puisi, 3) jenis-jenis puisi, 4) kriteria kemampuan menulis puisi.

1. Hakikat Puisi

Untuk memahami hakikat puisi, perlu peneliti kutip pendapat dari para

ahli. I.A. Richards, berpendapat bahwa ―Suatu puisi mengandung suatu makna

keseluruhan‖ yang merupakan perpaduan dari tema penyair (yaitu mengenai

inti pokok puisi itu), perasaan-nya (yaitu sikap sang penyair terhadap bahan

atau obyeknya), nada-nya (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca atau

penikmatnya), dan amanat (yaitu maksud atau tujuan sang penyair). Suharianto

(1981: 12) mengatakan bahwa karya seni umumnya atau puisi khususnya, tidak

lain ialah hasil pengungkapan kembali kembali segala peristiwa atau kejadian

yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi merupakan karya sastra yang memiliki karakteristik unik diban-

dingkan dengan genre karya sastra lainnya, yakni prosa dan drama. Keunikan

puisi antara lain disebabkan oleh sifatnya yang cenderung berubah dan

berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang menghasilkan

kebudayaan. Karena keunikan itulah, batasan mengenai puisi sulit diterangkan

secara lengkap dan memadai. Seiring dengan perkembangan karya sastra,

termasuk puisi, pengertian puisi pun menjadi berubah. Wirjosoedarmo (dalam

Pradopo: 1987, 5) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karangan yang

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

11

terikat oleh: (1) banyak baris dalam tiap bait (kuplet/ strofa, suku karangan):

(2) banyak kata dalam tiap baris: (3) banyak suku kata dalam tiap baris: (4)

rima: dan (5) irama.

Kutipan di atas kiranya sudah tidak relevan lagi dengan wujud puisi

pada zaman sekarang dalam hal terikat oleh jumlah baris tiap bait, banyaknya

kata dalam tiap baris, dan banyaknya suku kata dalam tiap baris. Pada zaman

sekarang penyair menghendaki kebebasan dalam mengekspresikan karyanya.

Selanjutnya Pradopo (1987: 5-7) merangkum beberapa definisi puisi

yang disajikan para ahli sebagai berikut. Alternbern mendefinisikan puisi

sebagai pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam

bahasa berirama (bermetrum) (as the inteterpretive dramatization in metrical

language). Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata

yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata setepatnya

dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu

unsur dengan unsur lainnya sangat erat hubungannya. Carlyle berkata, puisi

merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Maksudnya penyair dalam

menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang nerdu, bunyi dan irama yang ada

dalam puisi tersebut serasi dan memepergunakan orkestrasi bunyi. Wordswoth

mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatf,

yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Auden mengemukakan bahwa

puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.

Selanjutnya, Dunton berpendapat sebenarnya bahwa puisi itu merupakan

pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosonal serta

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

12

berirama. Berikutnya Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman

detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Misalnya peristiwa-peristiwa

yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat, seperti

kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan

karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya itu merupakan detik-

detik yang paling indah untuk direkam.

Berdasarkan beberapa rangkuman batasan puisi tersebut, Pradopo

(1987: 7) menyimpulkan bahwa puisi itu ekspresi pemikiran yang

membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam

susunan yang berirama. Dengan demikian, puisi itu merupakan rekaman dan

interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang

palaing berkesan. Sedangkan Tarigan (1986: 4) memberikan penjelasan bahwa

istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, yakni poiesis yang berarti penciptaan.

Waluyo (1987: 25) memberikan definisi puisi sebagai berikut. ―Puisi

adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair

secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan

bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.‖

Sayuti (2003: 3) merumuskan puisi sebagai berikut.

― Sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek

bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif,

emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan

sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu

mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau

pendengar-pendengarnya.‖

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

13

Berdasarkan definisi puisi seperti tersebut dapat ditarik simpulan bahwa

sebuah karya seni disebut puisi jika memiliki ciri-ciri: (1) merupakan ekspresi

pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang puitis; (2) bersifat pemusatan dan

pemadatan pada masalah yang disampaikan dan cara penyampaiannya; (3)

lebih mengedepankan efek emosional daripada intelektual; (4) memanfaatkan

unsur orkestra atau musik atau bunyi berupa rima dan irama; (5) menimbulkan

pengaruh, sugesti atau motivasi kepada pembaca atau pendengarnya atau

katarsis.

2. Unsur-unsur Pembangun Puisi

Sama halnya dengan karya sastra prosa, puisi juga berfungsi sebagai

media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangnya. Namun

harus diakui bahwa untuk mengetahuinya lebih sulit karena bentuk puisi

umumnya menggunakan kata-kata kias atau perlambangan dan kata-kata padat.

Karena itu, untuk mengetahuinya diperlukan kecerdasan dan kejelian pembaca

untuk menafsirkan kiasan atau perlambangan yang digunakan penyair

(Suharianto 2005:38). Pernyataan tersebut menegaskan bahwa memahami

prosa lebih mudah daripada memahami puisi. Bahasa puisi yang penuh kiasan

dan lambang-lambang mensyaratkan penikmatnya untuk memiliki kepekaan

dan kecermatan dalam memahami puisi yang sedang dihadapi.

Baribin (1990:41) memberikan simpulan atas strata norma yang

dikemukakan oleh Wellek, ― Unsur pembentuk atau pembina puisi yang utama

ialah: bunyi (termasuk rima dan irama) dan kata (meliputi makna, diksi, pigura

bahasa, dan citraan).‖

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

14

Berbeda dengan pernyataan Baribin, Waluyo (1987:28) mengemukakan

temuannya secara lebih rinci dan lebih bisa dipahami tentang unsur atau

struktur pembangun puisi. Menurutnya, ―Unsur pembangun puisi ada dua,

yakni struktur fisik yang terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa

figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah (tipografi); dan struktur batin yang

mencakupi tema, nada, perasaan dan suasana, serta amanat (pesan).‖

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

unsur pembangun puisi terdiri atas struktur fisik dan batin. Struktur fisik terdiri

atas diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan tata

wajah (tipografi); sedangkan struktur batin mencakupi tema, perasaan, nada

dan suasana, serta amanat.

Berikut penjelasan mengenai struktur fisik dan struktur batin puisi.

a) Unsur Fisik

(1) Diksi

Menurut Waluyo (2003:72), ―Diksi adalah kata-kata dalam puisi yang

telah dipilih dan disusun oleh penyair dengan mempertimbangkan maknanya,

komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata-kata itu di tengah

konteks kata lainnya dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi.‖

Diksi adalah pemilihan kata dalam sajak. Diksi digunakan untuk

mencurahkan pikiran setepat-tepatnya, mengekspresikan perasaan yang dapat

menjelmakan pengalaman jiwa penyairnya (Pradopo 2002:54).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

unsur diksi berfungsi teramat penting dalam penulisan puisi. Kekuatan utama

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

15

puisi terletak pada kecermatan penyair dalam dalam memilih kata untuk dapat

mewakili ungkapan penyairnya setepat-tepatnya. Jadi, diksi adalah kata-kata

yang dipilih dalam menulis puisi yang memiliki makna setepat-tepatnya untuk

dapat mewakili perasaan, pikiran, dan maksud penyair.

(2) Pengimajian

Waluyo (1987:78-79) menyatakan bahwa pengimajian adalah kata atau

susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti

penglihatan,pendengaran, dan perasaan. Melalui pengimajian, apa yang

dikatakan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif),

atau dirasa (imaji taktil). Imaji visual menampilkan kata-kata yang

menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti bisa dilihat.

Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan penyair sehingga pembaca seolah-

olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan. Imaji taktil adalah

penciptaan ungkapan penyair yang mampu memengaruhi perasaan sehingga

pembaca terpengaruh perasaannya.

Senada dengan pernyataan Waluyo (1987), Jabrohim, dkk. (2009:36)

menyatakan bahwa pengimajian digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat lebih hidup gambaran dalam

pikiran dan penginderaan, menarik perhatian pembaca, serta memberi

bayangan visual penyair dengan menggunakan gambaran-gambaran angan.

Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendegaran, dan perasaan (Siswanto

2008:118). Ia juga menggolongkan imaji menjadi tiga jenis, sesuai dengan

pendapat Waluyo (1987), yakni imaji suara, penglihatan, dan raba atau sentuh.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

16

Beberapa pendapat di atas dapat disarikan bahwa pengimajian adalah

kata atau kumpulan kata pada puisi yang disusun untuk memberikan

gambaran yang jelas, menimbulkan kesan konkret, dan menghidupkan apa

yang diungkapkan oleh penyair sehingga terkesan nyata.

(3) Kata Konkret

Kata konkret digunakan untuk membangkitkan imaji pembaca

terhadap puisi yang tengah dihadapi. Imaji ini akibat dari pengimajian yang

diciptakan penyair. Adapun kata konkret dihadirkan oleh pengarang untuk

menciptakan imaji pembaca. Kata konkret juga erat kaitannya dengan

penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair lihai mengonkretkan kata-kata,

pembaca akan seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang

dilukiskan oleh penyair sehingga pembaca terlibat penuh secara batin ke

dalam puisi (Waluyo 1987:81).

Sejalan dengan pendapat Waluyo (1987), Jabrohim, dkk. (2009:41)

mengungkapkan bahwa kata konkret merupakan kata-kata yang digunakan

oleh penyair untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin

dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.

Berdasar pada berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kata konkret dalam puisi merupakan kata-kata yang digunakan setiap penyair

untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud

membangkitkan imaji pembaca, sehingga pembaca terlibat penuh secara batin

ke dalam puisi.

(4) Bahasa Figuratif (Majas)

Pradopo (2002:62) menyatakan bahwa dengan bahasa figuratif sajak

menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan memberikan

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

17

kejelasan gambaran angan. Bahasa kias mempersamakan suatu hal dengan hal

lain supaya gambaran menjadi lebih jelas, lebih menarik, dan hidup.

Waluyo (1987:83) menyebutkan bahwa bahasa figuratif ialah bahasa

yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak

biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau

bahasanya bermakna kiasa atau lambing.

Demi mendapatkan kepuitikan bahasa puisi, penyair melakukan

pemilihan kata dan mengolahnya dengan berbagai cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan bahasa figuratif (figurative language) atau biasa disebut

majas. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi menarik perhatian,

menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan

gambaran angan. Ada berbagai macam jenis bahasa figuratif. Adapun

pembagian bahasa figuratif menurut Altenbarnd adalah: simile, metafora,

simile epik, alegori, personifikasi, metonimia, dan sinekdok. (Baribin 1990:48-

51).

Peneliti akan memaparkan beberapa majas yang sering digunakan

penyair dalam puisinya, yaitu simile, metafora, personifikasi, dan

repetisi/pengulangan.

(i) Simile atau Majas Perbandingan

Simile atau majas perbandingan ialah menyamakan suatu hal dengan

suatu hal lain dengan menggunakan kata pembanding, misalnya seperti, bagai,

bak, seumpama, laksana, dan sebagainya.

Angin Lembut

akan kuberi nama siapakah dia, Tuhan

angin lembut yang ramah itu

ia tidak kasar seperti angin kemarau

ia tidak menyakitkan seperti badan

ia lembut dalam setetes embun

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

18

Pada bait puisi Sadono di atas terdapat majas perbandingan dengan

kata pembanding seperti sekaligus terdapat repetisi.

(ii) Metafora

Metafora adalah majas yang menyamakan sesuatu hal dengan sesuatu

hal lain tanpa menggunakan kata pembanding (Baribbin, 1990:49).

bumi ini perempuan jalang

yang menarik laki-laki jantan dan pertapa

ke rawa-rawamesum ini

dan membunuhnya pagi hari

(Subagio)

Majas metafora pada puisi di atas adalah bumi dibandingkan dengan

perempuan jalang, Kemudian pada baris berikutnya terdapat majas

personifikasi, yaitu yang menarik laki-laki jantan dan pertapa.

(iii) Personfikasi

Majas personifikasi sering digunakan penyair untuk menghidupkan

puisinya. Baribin (1990:50) berpendapat bahawa personifikasi ialah

mempersamakan benda dengan manusia, hal ini menyebabkan lukisan

menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, dan memberikan bayangan angan

yang konkret.

(iv) Repetisi

Majas repetisi adalah majas yang mengulang-ulang kata. Majas

pengulangan digunakan untuk intensitas makna dan menjadikan puisi itu lebih

indah.

Beberapa pemaparan di atas memberikan fungsi yang jelas tentang

bahasa figuratif dalam puisi. Bahasa figuratif adalah susunan kata dalam puisi

untuk mempersamakan satu hal dengan yang lain demi menimbulkan

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

19

kesegaran bahasa, kesan hidup, dan kejelasan gambaran angan, serta untuk

menarik perhatian.

(5) Versifikasi

Menurut Jabrohim, dkk. (2009:53-54) , ―Versifikasi terdiri atas ritma,

rima, dan metrum.‖ Secara umum ritma (rhythm) dikenal sebagai irama, yaitu

pergantian panjang-pendek, turun-naik, keras-lembut ucapan bunyi bahasa

yang teratur. Irama menyebabkan aliran perasaan atau pikiran tidak

terputus dan terkonsentrasi sehingga menimbulkan bayangan angan (imaji)

yang jelas dan hidup. Irama diwujudkan dalam bentuk tekanan-tekanan

pada kata. Tekanan tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) dinamika,

yakni tekanan keras lembutnya ucapan pada kata tertentu; (2) nada, yakni

tekanan tinggi rendahnya suara; dan (3) tempo, yakni tekanan cepat lambatnya

pengucapan kata.

Waluyo (1987:90) mengemukakan bahwa rima (rhyme) adalah

pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi

dengan mempertimbangkan lambang bunyi. Pemilihan bunyi-bunyi ini

mendukung perasaan dan suasana puisi. Marjorie Boulton (Waluyo 1987:90)

menyebutkan rima sebagai phonetic form. Jika bentuk fonetik itu berpadu

dengan ritma, maka akan mampu mempertegas makna puisi. Rima adalah

perulangan bunyi yang sama dalam puisi untuk menambah keindahan suatu

puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, dan

mampu menciptakan suasana kegembiraan atau kesenangan. Bunyi

semacam ini disebut euphony. Selain itu, ada pula bunyi-bunyi yang berat,

menekan, membawa suasana kesedihan yang disebut cacophony. Contoh efoni

adalah

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

20

Adakah Suara Cemara

-Ati

Adakah suara cemra

Mendesing menderu padamu

Adakah melintas sepintas

Gemersik daunan lepas

....

Puisi di atas sanagt efoni karena adanya perpaduan bunyi vokal a, e, u.

Kalau dibaca menimbulkan musik yang menarik, apalagi bila diiringi musik.

Beberapa karya puisi seperti karya Taufik Ismail, Ebiet G Ade sering

dinyanyikan. Sedangkan kakafoni dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Waktu Terjadi Gerhana

Menjelang dinihari

Malam yang pucat

Di bawah bulan yang pucat

Pelan-pelan menggelap

Bayangan bumi

Diam-diam

Merayap

...

Kemerduan bunyi asonansi (persamaan bunyi vokal) dan aliterasi

(persamaan bunyi konsonan) pada kutipan puisi di atas dikacaukan oleh

kehadiran bunyi /k/,/p/,/t/,/s/ . Selain itu, ada pula persamaan bunyi akhir

setiap baris puisi yang sering disebut sajak. Contoh sajak akhir adalah sebagai

berikut.

Surat Kepada Bunda Tentang Calon Menantunya

Ibuku janganlah kau cemburu

Hari sabtu yang akan datang ku akan membawanya padamu

Panggillah ia dengan kata anakku

(Waluyo, 1987: 93).

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

21

Ritma merupakan pertentangan bunyi: tinggi/rendah, panjang/pendek,

keras/lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga

membentuk keindahan (Slametmuljana dalam Waluyo 1987:94). Contohnya

adalah pada puisi lama yang disebut pantun. Berikut ini contoh ritma dalam

puisi lama:

Dari mana / punai melayang

Dari sawah / turun ke kali

Dari mana / kasih sayang

Dari mata / turun ke hati

Adapun metrum adalah irama yang tetap; pergantian irama yang

sudah tetap menurut pola tertentu; pengulangan tekanan kata yang tetap yang

sifatnya statis (Waluyo 1987:94).

Siswanto (2008:123) memberikan definisi yang senada dengan

Waluyo (1987) dan Jabrohim, dkk. (2009), ―Rima merupakan persamaan

bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Ritma

merupakan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembutnya bunyi. ―

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa versifikasi terdiri

atas ritma, rima, dan metrum. Ritma atau irama adalah pergantian panjang-

pendek, turun-naik, keras-lembut ucapan bunyi bahasa yang teratur. Rima

adalah perulangan bunyi yang sama untuk menambah keindahan puisi.

Adapun metrum adalah pergantian irama yang sudah tetap menurut pola

tertentu, sifatnya statis.

(6) Tata Wajah (Tipografi)

Menurut Suharianto (1981:15-39), ―Tipografi merupakan ukiran

bentuk, yakni cara untuk menuliskan sebuah puisi atau sajak.‖ Ia

menambahkan, secara umum maksud tipografi yang pertama adalah untuk

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

22

keindahan indrawi dan yang kedua dimaksudkan untuk lebih mengintensifkan

makna, rasa, atau suasana puisi.

Aminuddin (2009:146) mengemukakan bahwa tipografi adalah cara

penulisan puisi untuk menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati

secara visual. Peranan tipografi di samping untuk menampilkan aspek artistik

secara visual, juga digunakan untuk menciptakan nuansa makna dan suasana

tertentu. Tipografi juga berperan menunjukkan adanya loncatan gagasan dan

memperjelas satuan makna tertentu yang ingin diungkapkan penyair.

Tipografi mencakupi penataan baris dan bait dalam puisi. Adapun

penataan baris puisi berkaitan erat dengan enjambemen. Enjambemen

merupakan peristiwa keterkaitan antara isi dua larik sajak yang berurutan; dua

baris sajak yang menerangkan keterkaitan peristiwa (Lelasari 2008:86). Senada

dengan pendapat Laelasari (2008), Aminuddin (2009:145) mengemukakan

bahwa enjambemen merupakan pemenggalan larik suatu puisi yang

dilanjutkan pada larik berikutnya. Ini menunjukkan bahwa enjambemen

merupakan bagian dari unsur tipografi yang menjadi ciri khas penulisan puisi.

Berdasar pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tipografi

diartikan sebagai perlambangan rasa, makna, dan nuansa tertentu dalam puisi

yang divisualisasikan dalam tata bentuk baris dan bait puisi untuk

memperjelas satuan makna tertentu yang ingin diungkapkan penyair.

b) Unsur Batin

(1) Tema

Definisi secara umum mengenai tema menurut Keraf (2004:121-122)

ialah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui

karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila seseorang

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

23

membaca roman atau yang lainnya (dilihat dari sudut pandang karangan yang

telah selesai). Adapun jika dipandang dari sudut proses penyusunan sebuah

karangan, tema merupakan suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan

landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut.

Richards (dalam Nadeak 1985:33) menyamakan tema dengan makna

(sense) yakni puisi itu mempunyai ―subject matter‖ yang mengemukakan

sesuatu kepada pembaca, sesuatu kejadian yang dialaminya, dipersoalkan

dengan cara sendiri. Makna yang terkandung dalam ―subject matter‖ itulah

yang disebut dengan sense. Waluyo (1987:106) menyatakan bahwa tema

merupakan gagasan pokok atau subjek-matter yang dikemukakan oleh

penyair. Pokok-pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,

sehingga menjadi landasan utamapengucapannya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan secara

sederhana bahwa tema merupakan pokok pikiran yang mendasari atau

menjiwai suatu karangan. Suatu karangan yang tercipta tentunya mengandung

atau mengusung pikiran pokok tertentu.

(2) Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca dan persoalan dalam

puisi (Richards dalam Nadeak 1985:33; Waluyo 1987:125; Jabrohim dkk.

2009:66). Nada berhubungan erat dengan tema dan rasa yang terkandung

dalam sajak tersebut. Adapun suasana merupakan keadaan jiwa pembaca

setelah membaca puisi tersebut, atau dampak psikologis yang ditimbulkan

puisi tersebut terhadap pembaca (Waluyo 1987:125 dan Jabrohim dkk.

2009:66). Tentang nada, Jabrohim dkk. (2009:66) mencontohkan sikap

penyair dalam puisi adakalanya menggurui, menasihati, mengejek, menyindir,

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

24

atau hanya bersikap lugas, menceritakan sesuatu kepada pembacanya. Dapat

dipahami bahwa nada dan suasana dalam puisi memiliki hubungan yang erat.

Nada merupakan sikap penyair terhadap persoalan dan pembaca, suasana

adalah keadaan perasaan atau jiwa pembaca yang timbul setelah membaca

sebuah puisi.

(3) Perasaan

Waluyo (1987:121) menyatakan bahwa puisi mengungkapkan

perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan dapat ditangkap melalui

pembacaan puisi (poetry reading) atau deklamasi. Membaca puisi seperti ini

dapat membantu pengungkapan perasaan penyair yang melatarbelakangi

terciptanya puisi tersebut. Perasaan yang menjiwai puisi bisa perasaan

gembira, sedih, terharu, marah, tersinggung, sombong, patah hati, tercekam,

cemburu, takut, kesepian, menyesal, dan sebagainya.

Aminuddin (2009:150) mengemukakan bahwa perasaan adalah sikap

penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. Hal itu terkandung

dalam lapis makna puisi sejalan dengan terdapatnya pokok pikiran. Pada

setiap pokok pikiran pada umumnya dilatarbelakangi oleh sikap tertentu.

Perasaan dalam puisi merupakan perasaan penyair yang terungkapkan

dalam puisi sebagai akibat dari sikapnya terhadap objek tertentu. Perasaan

tertentu penyair melatarbelakangi terciptanya sebuah puisi.

(4) Amanat

Mengenai amanat, Richards (dalam Nadeak 1985:33) menyatakan

bahwa setiap penyair mempunyai tujuan dengan sajak-sajaknya, baik disadari

maupun tidak. Tujuan ini diungkapkan oleh penyair berdasarkan pandangan

hidupnya.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

25

Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk

mencipta puisinya. Waluyo (Jabrohim, dkk. 2009:67) menyatakan bahwa

amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema

yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin

secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak

sadar akan amanat yang diberikan.

Berdasar pada beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

amanat merupakan pesan yang secara implisit ingin disampaikan penyair

kepada pembaca melalui puisinya.

3. Jenis Puisi

Berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya,puisi dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

a. Puisi Epik

Puisi epik sering disebut puisi naratif. Sumardjo (1986:25)

menyatakan bahwa dalam puisi epik penyair menuturkan sebuah cerita dalam

bentuk puisi. Dalam jenis ini dikenal bentuk-bentuk epos atau wiracerita,

fabel, dan balada.

Bentuk puisi epik agak panjang dan berisi cerita kepahlawanan, tokoh

kebangsaan, masalah surga, neraka, Tuhan, dan kematian. Contoh puisi balada

BALADA LAKI-LAKI TANAH KAPUR

Mendatang derap kuda

dan angin bernyanyi:

_‘Kan kusadap darah lelaki

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

26

terbuka guci-guci dada baja

bagai pedagang anggur dermawan

Lelaki-lelaki rebah di jalanan

lambung terbuka dengan geram serigala!

O, bulu dada yang riap!

Kebun anggur yang sedap!

Lurah Kudo Seto

bagai trembesi bergetah

dengan tenang menapak

seluruh tubuhnya merah

(WS Rendra)

b. Puisi Lirik,

Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif, personal. Artinya

penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam dirinya.

Puisi ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang

pertama. Oleh karena itu, tidak salah bila dikatakan pikiran, perasaan, dan serta

sikap ―Aku‖ dalam syair adalah pikiran, perasaan, dan sikap penyair. Dari segi

isinya yang termasuk puisi jenis ini adalah elegi, hymne, ode, epigram, humor,

pastoral, idyl, satire, dan parodi. Berikut ini contoh puisi lirik.

KEPADA ORANG MATI

kalau aku kaumaafkan, karena maaf itu baik,

kau tak pernah mengerti dirimu

kalau kau kumaafkan, karena maaf itu baik,

kau tak mengerti dirimu

begitu banyak maaf, buat begitubanyak dosa

begitu banyak dosa, buat begitu banyak maaf

hanyakah tersedia buat daerahh mati

tanpa hawa, tanpa kemauan baik?

tapi kau tak kumaafkan juga, sangat saying

tanpa mengerti diriku

tanpa mengerti dirimu

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

27

sedang aku takmau mati muda sekarang

(Etsa)

c. Puisi Dramatik,

Puisi dramatik merupakan puisi yang bersifat objektif dan subjektif.

Dalam hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbcara melalui

tokoh lain. Dengan kata lain, dalam puisi ini penyair tidak menyampaikan

secara langsung pengalaman yang akan diungkapkan tetapi melalui tokoh lain

sehingga tampaknya seperti sebuah dialog. Menurut Sumardjo (1986:28)

bahwa tokoh yang dipilih penyair mewakili situasi manusia atau masyarakat

umumnya. Contoh puisi dramatik sebagai berikut.

SEORANG TUKANG RAMBUTAN KEPADA ISTRINYA

―Tadi siang ada yang mati,

Dan yang mengatar banyak sekali

Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah

Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!

Sampai bensin juga turun harganya

Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula

Mereka kehausan dalam panas bukan main

Terbakar mukanya diatas truk terbuka

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu

Biarlah sepuluh ikat juga

memang sudah rejeki mereka

Mereka berteriak kegirangan dan berebutan

Seperti anak-anak kecil

Dan memyoraki saja. Betul bu, menyoraki saja

‗Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan!‘

Dan ada yang turun dari truk, bu

Mengejar dan menyalami saja

‗Hidup rakyat!‘ teriaknya

Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar

‗Hidup pak rambutan!‘ sorak mereka

‗Terima kasih pak, terima kasih!

Bapak setuju kami, bukan?‘

Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara

‗Doakan perjuangan kami, pak!‘

Mereka naik truk kembali

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

28

Masih meneriakkan terima-kasihnya

‗Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!‘

Saya tersedu, bu. Belum pernah seumur hidup

Orang berterimakasih begitu jujurnya

Pada orang kecil seperti kita‖.

(Taufik Ismail)

Menurut Suharianto (1981:29), ―Berdasarkan kata-kata yang

membentuknya, puisi dibagi menjadi dua yaitu puisi prismatis dan puisi

diafan.‖

1) Puisi Prismatis, yaitu puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai

lambang-lambang atau kiasan. Dalam puisi ini penyair menggunakan kata-

kata yang sulit dipahami maknanya terutama bagi yang belum menguasai

benar-benar tentang teori puisi. Contoh puisi prismatis.

SOLITUDED

yang paling mawar

yang paling duri

yang paling sayap

yang paling bumi

yang paling pisau

yang paling risau

yang paling nancap

yang paling dekap

samping yang paling

Kau!

(Sutardji Calsoum Bachri)

2) Puisi Diaphan, yaitu puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak

mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Dalam puisi

diaphan penyair menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau

menggunakan kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari. Contoh puisi

diaphan adalah sebagai berikut.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

29

KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI

Tidak ada pilihan lain, kita harus

Berjalan terus

Karena berhenti atau mundur

Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita

Dalam pengabdian tanpa harga

Akan maukah kita duduk dalam satu meja

Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Dalam setiap kalimat yang berakhiran

Duli Tuhanku?

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus

Berjalan terus

Kita adalah manusia yang bermata sayu yang di tepi jalan

Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api kutu dan hama

Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka

Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan

Dan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tak ada lagi pilihan lain. Kita harus

Berjalan terus

(Taufiq Ismail)

4. Kriteria Kemampuan Menulis Puisi

Akhadiah dalam bukunya Menulis (1996) mengemukakan bahwa

menulis adalah suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan

sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna.

Dalam komunikasi tertulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu

penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan,

dan pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang bersifat tidak

secara langsung bertatap muka dengan orang lain yakni orang yang menerima

pesan tertulis tersebut. Maka menulis merupakan keterampilan yang dapat

dilatih, sehingga bahasa tersebut dapat terlihat ekspresif dan teratur

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

30

(Subyantoro 2009:243). Intensitas dan kontinuitas dalam melakukan kegiatan

menulis akan sangat menentukan kualitas tulisan yang dihasilkan oleh individu.

Menurut teori pembelajaran humanistik, belajar dapat dibentuk oleh

lingkungan melalui serangkaian perlakuan pembiasaan (Skinner) (Chaer:

2009). Teori ini berasumsi bahwa suatu kemampuan atau keterampilan itu bisa

dipelajari melalui aktivitas yang terus-menerus (kontinu); membiasakan

stimulus untuk membentuk keterampilan. Keterampilan menulis bukan hanya

diperuntukkan bagi mereka yang telah berbakat sejak lahir. Keterampilan

menulis sangat bisa dipelajari, ditekuni, dan kemudian menjadi bakat baru yang

permanen apabila ada usaha untuk menekuninya.

Berdasarkan definisi-definisi tentang menulis tersebut dapat

disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses berpikir kreatif yang

dilakukan dengan cara menuliskan lambang-lambang grafis sebagai media

komunikasi secara tidak langsung kepada orang lain untuk mengungkapkan

gagasan dan menyampaikan informasi yang mengandung maksud tertentu.

Jelaslah bahwa menulis merupakan sebuah keterampilan yang melibatkan

faktor intelektual dan emosional yang diperoleh melalui pengalaman belajar

secara kontinu.

Kaitannya dengan standar kompetensi dalam KTSP 2006, kemampuan

menulis puisi yang dimaksud yang disyaratkan bagi siswa kelas VIII adalah

seperti tercantum dalam standar kompetensi, yaitu :

―Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas. ‖ Standar

kompetensi ini dijabarkan dalam salah satu rumusan kompetensi dasar

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

31

‖Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.‖

(Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.)

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut.

a. Mampu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai dengan topik.

b. Mampu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai dengan majas.

c. Mampu menulis puisi bebas dengan pilihan kata sesuai dengan rima.

B. Kajian Teori Tentang Model Pembelajaran

Untuk membelajarkan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai dengan optimal diperlukan model pembelajaran yang sesuai. Ada

bermacam-macam model pembelajaran yang dapat dipilih. Namun, guru harus

memahami bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat dalam

segala hal dan segala situasi. Oleh karena itu, guru harus pandai memilih model

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dicapai dan sesuai dengan

kondisi siswa.

1. Model Pembelajaran CIRC

Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan

Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan

sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu

bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-

bagian yang penting.

Jadi, CIRC merupakan program yang komprehensif untuk mengajari

pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih

tinggi di sekolah dasar.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

32

Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:

a) pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat

perkembangananak;

b) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan

anak;

c) seluruh kegitan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar

anak didik akan dapat bertahan lebih lama;

d) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak;

e) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat)

sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak;

f) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa ke arah

belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna;

g) menumbuhkembangkan interaksi sosialanak seperti kerjasama, toleransi,

komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;

h) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam

mengajar (Saifulloh,2003).

Tahap-tahap Model Pembelajaran CIRC

a) Penyusunan Program Pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran menulis puisi dengan model CIRC

sesuai dengan Rencana Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester 2

yaitu: 1) perumusan tujuan pembelajaran, 2) penentuan materi ajar, 3)

penentuan metode pembelajaran, 4)pemilihan puisi model, dan 5) penulisan

puisi bebas.

1) Perumusan tujuan

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

33

Tujuan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan

kata yang sesuai dikembangkan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator sebagai berikut.

a) Standar Kompetensi

Mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.

b) Kompetensi Dasar

Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.

c) Indikator

(1) Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan topik.

(2) Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan majas.

(3) Mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan rima.

Berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran menulis puisi dengan

model CIRC yaitu:

(1) siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan topik.

(2) siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan majas.

(3) siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang sesuai dengan

rima.

2) Penentuan Materi Ajar

Materi pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar tersebut adalah puisi bebas. Puisi bebas dalam hal ini

adalah puisi yang tidak terikat oleh jumlah suku kata tiap baris, jumlah baris

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

34

tiap bait, dan rima akhir namun masih tetap memerhatikan persajakan, citraan,

penggunaan majas, dan pilihan kata.

3) Penentuan Metode Pembelajaran

Agar kompetensi yang diharapkan dapat terwujud, diperlukan metode

pembelajaran yang tepat. Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis

puisi bebas adalah model CIRC. Model CIRC mengupayakan adanya

kerjasama siswa dalam pembelajaran. Dengan kerjasama diharapkan saling

membantu sesama teman sehingga memudahkan siswa memahami konsep dan

mudah mengerjakan tugas yang diberikan.

4) Pemilihan Puisi Model

Untuk memudahkan guru menyampaikan materi pembelajaran

diperlukan media. Dalam pembelajaran menulis puisi dengan model CIRC

media yang diperlukan berupa puisi yang dipilih oleh guru. Dengan puisi

tersebut diharapkan dapat memberi iden dan membantu memudahkan siswa

dalam penulisan puisi.

5) Penulisn Puisi Bebas

Kegiatan inti pembelajaran menulis puisi bebas dengan pilihan kata

yang sesuai dengan model CIRC adalah sebagai berikut.

(a) Membentuk kelompok yang anggotanya empat oang siswa secara

heterogen.

(b) Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topik pembelajaran.

(c) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar

kertas.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

35

(d) Mempresentasikan/ membacakan hasil kelompok.

(e) Guru dan siswa membuat simpulan bersama.

(f) Penutup.

Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas

sebagai berikut.

(a) Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan suatu

konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama

eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau

media lainnya

(b)Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada

siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan

pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan

bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif

pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk

menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk

membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal

siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang

kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan

mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih

berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa

merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.

(c)Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan

hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

36

dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar

membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian

terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman

sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling

memperkuat argumen.

2. Model Pembelajaran Reproduksi Puisi

Model Reproduksi puisi dalam pembelajaran menulis puisi

dikembangkan dengan basis model Pembelajaran CIRC dan metode resitasi

atau pemberian tugas. Metode Resitasi biasa dipakai dalam pembelajaran

menulis puisi dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk menulis puisi

dengan tema tertentu atau tema bebas. Setelah tugas penulisan puisi

dilaksanakan, siswa diminta mempertanggungjawabkannya dengan cara

membacakannya di depan kelas.

Model CIRC dan Metode Resitasi selanjutnya dikembangkan menjadi

model Reproduksi Cerpen. Dari hasil pengembangan model Reproduksi

Cerpen kemudian peneliti beranalogi menjadi model Reproduksi Puisi.

Pelaksaaan model Reproduksi Puisi dilakukan dengan memperkaya

pembelajaran dengan metode lain di samping resitasi agar pembelajarann lebih

bervariasi. Metode yang digunakan untuk pengembangan adalah metode tanya

jawab, diskusi, inkuiri, dan proyek. Selain dengan pengembangan metode

tersebut, yang menjadi ciri khas model reproduksi puisi adalah digunakannya

puisi sebagai sumber inspirasi penulisan puisi. Di samping itu beberapa

langkah kegiatan agar pembelajaran lebih inovatif, yaitu pemilihan puisi

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

37

terbaik dalam kelompok, pembacaan puisi di depan kelas diikuti dengan

kegiatan apresiasi, dan proyek menyusun majalah dinding kelas untuk memuat

karya puisi siswa.

Model pembelajaran reproduksi puisi dilakukan dengan mendasarkan

proses pembelajaran pada pendekatan integratif dan terpadu. Keterpaduan

dalam proses pembelajaran yang mencakup aspek keterampilan bersastra.

Meskipun penekanan kompetensi pembelajaran pada keterampilan menulis,

dalam proses pembelajaran dipadukan dengan keterampilan membaca,

menyimak, dan berbicara.

Seperti halnya sintakmatik pada Model Reproduksi Cerpen yang

dikemukakan oleh Wahyudi (2013: 76), maka sintakmatik Reproduksi Puisi

juga mencakup enam (6) tahapan, yaitu: (1) tahap pembacaan puisi, (2) tahap

penggalian puisi sebagai sumber inspirasi, (3) penulisan karya puisi, 4)

pelacakan nominasi karya terbaik, (5) presentasi nominator, ( 6) publikasi

karya.

Tahap pertama, pembacaan puisi. Siswa membentuk kelompok

kemudian secara individual melakukan pembacaan puisi guna mendapatkan

gambaran unsur fisik dan unsur batin puisi. Pembacaan puisi dilakukan setelah

kelompok terbentuk untuk mempermudah diskusi selanjutnya.

Tahap kedua, penggalian inspirasi. Setelah membaca puisi, kelompok

mendiskusikan puisi yang dibaca, kemudian menggali ide penulisan puisi dari

puisi yang dibacanya.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

38

Tahap ketiga, penulisan puisi. Berdasarkan temuan-temuan dalam puisi

yang telah dibaca dan diapresiasi, siswa memproduksinya menjadi sebuah

puisi. Pada tahap ketiga ini, puisi yang dihasilkan masih berupa draf yang perlu

disempurnakan. Selanjutnya dilakukan kegiatan saling bertukar karya dalam

satu kelompok untuk saling membaca, memberikan komentar dan masukan

terhadap puisi karya temannya. Dari komentar dan masukan tersebut

selanjutnya ditulis kembali draf puisi tersebut menjadi puisi.

Tahap keempat, pelacakan nominasi. Langkah ini dilakukan siswa

untuk mendapatkan satu karya terbaik dalam kelompok. Kegiatan yang

dilakukan adalah siswa saling membaca dan melakukan penilaian puisi

temannya untuk mendapatkan karya puisi terbaik.

Tahap kelima, presentasi nominasi. Karya terbaik siswa mewakili

kelompok masing-masing. Karya tersebut dibacakan wakil dari kelompok di

depan kelas untuk dipahami teman-temannya. Selanjutnya kelompok lain

memberikan komentar atau pertanyaan yang akan dijawab oleh wakil

kelompok yang maju membacakan puisinya.

Tahap keenam, publikasi karya. Puisi nominasi yang telah

dipresentasikan dan dinilai teman-temannya dipublikasikan di majalah dinding

kelas, majalah dinding sekolah atau majalah sekolah. Langkah ini dimaksudkan

memberikan penghargaan bagi karya terbaik, menjadi motivator, sekaligus

bahan apresiasi bagi siswa lain.

C. Penelitian-Penelitian Relevan

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

39

Setelah peneliti mengadakan penelusuran, ternyata ada karya ilmiah

yang berhubungan dengan tesis penelitian ini, antara lain:

Karya ilmiah pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah tesis

Wahyudi (2013) yang berjudul Model Reproduksi Cerpen Dalam

Pembelajaran Menulis Puisi Bermuatan Pendidikan Karakter Siswa Kelas X

SMA. Dalam tesis tersebut disimpulkan bahwa (1) Model pembelajaran

Reproduksi Cerpen dalam pembelajaran menulis puisi bermuatan pendidikan

karakter dapat mendorong pembelajaran lebih efektif sesuai dengan kebutuhan

guru dan siswa; (2) Model pembelajaran Reproduksi Cerpen mendorong siswa

lebih aktif dalam pembelajaran, kreatif dalam pengembangan imajinasi, dan

kaya pemberian motivasi kepada siswa; (3) Model Reproduksi Cerpen dalam

pembelajaran menulis puisi bermuatan pendidikan karakter bermanfaat bagi

pengembangan budi pekerti.

Penelitian ilmiah kedua adalah tesis Alfiyah yang berjudul Peningkatan

Language Skill melalui Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Muhammadiyah

Demangan Yogyakarta. Dalam tesis tersebut dijelaskan bahwa keterampilan

berbahasa siswa meningkat melalui penerapan model pembelajaran CIRC

dengan beserta tahap-tahapnya yang meliputi teacher presentation, team

practice, independent practice, peer preassesment, additional practice dan

testing serta berbagai aktivitas yang merupakan unsur-unsur dalam model

pembelajaran CIRC seperti (1) saling membacakan cerita dengan teman

kelompok, (2) menyimpulkan cerita, (3) mendengarkan cerita, (4)

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

40

menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dan didengar dalam bentuk lisan

dan tulisan, (5) bermain drama, (6) menulis, mengedit, merevisi, dan

mempublikasikan puisi dengan teman kelompok.

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa baik dengan

model pembelajaran CIRC maupun Reproduksi Puisi dapat lebih

meningkatkan hasil belajar menulis puisi. Dalam penelitian ini kedua model

pembelajaran tersebut digunakan untuk pembelajaran dengan kompetensi

maupun tingkat yang berbeda. Oleh karena sejauh ini peneliti belum

menemukan penelitian tentang kedua model pembelajarn tersebut di SMP

Negeri 8 Tegal, maka akan diteliti kedua model pembelajaran tersebut.

D. Asumsi Dasar

Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu kemmpuan yang harus

dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dalam kaitan ini siswa dituntut memiliki keterampilan menulis puisi dengan

baik. Agar siswa mampu menulis puisi dengan baik, diperlukan pembelajaran

yang kreatif dan membangkitkan minat siswa.

Yang dimaksud dengan kemampuan menulis puisi untuk siswa kelas

VIII SMP yaitu kemampuan mengekspresikan perasaannya ke dalam bentuk

tulisan dengan pilihan kata yang sesuai dengan topik, sesuai dengan majas, dan

sesuai dengan rima.

Agar siswa kelas VIII SMP mampu menulis puisi, guru harus

menggunakan model pembelajaran dengan tepat. Model pembelajaran yang

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

41

dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi di antaranya

adalah model pembelajaran CIRC dan Reproduksi Puisi.

Keunggulan dari model pembelajaran CIRC adalah memungkinkan

siswa membaca berbagai contoh puisi yang dapat digunakan sebagai model

tulisannya. Diharapkan dengan banyak membaca puisi model siswa tidak

hanya memahami tema tulisan tetapi juga akan mengenal dan mendapatkan

pemahaman mengenai model tulisan yang berupa pola, struktur, unsur-unsur

intrinsik, gaya bahasa, kalimat, diksi, dan tipografi puisi yang bervariasi.

Dengan mengenal dan memperoleh pemahaman tentang berbagai aspek puisi

model siswa semakin memiliki kekayaan bekal untuk menulis puisi.

Model pembelajaran reproduksi puisi juga memiliki beberapa

kelebihan. Pertama, siswa lebih mudah mendapatkan ide atau gagasan melalui

puisi model sebagai sumber inspirasi penulisan puisi. Kedua, penciptaan

suasana belaja yang menarik dan menantang siswa untuk berkreasi. Ketiga,

model pembelajaran ini lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas siswa

dengan bimbingan guru. Keempat, model pembelajaran ini sejalan dengan

prinsip pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan empat aspek

keterampilan bersastra, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi dasar di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7066/3/SETIYADI BAB II.pdf · 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Tentang Puisi Pada bagian ini akan dibahas

42

1) Model pembelajaran CIRC berpengaruh positif terhadap kemampuan

menulis puisi siswa kelas VIII SMP.

2) Model pembelajaran Reproduksi Puisi juga berpengaruh positif terhadap

kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP.

3) Dari kedua model pembelajaran tersebut, manakah yang lebih berpengaruh

positif terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP.

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran..., Setiyadi, Program Pascasarjana UMP, 2014