bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/bab ii.pdf · 2020....

16
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dasar dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini. Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu No Penelitian Terdahulu Uraian 1 Nama Peneliti dan Tahun Pramana dan Artini (2016) Tema Penelitian Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pendekatan Rgec Pada Pt. Bank Danamon Indonesia Tbk Alat Analisis Metode RGEC Hasil Penelitian Bank Danamon sangat sehat selama periode tahun 2011 2014. faktor Profil risiko Bank Danamon telah mengelola risikonya yang timbul dari kegiatan usaha bank dengan baik. Faktor Rentabilitas menunjukkan Bank Danamon yang sangat memadai, pencapaian laba melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan Bank. faktor Permodalan mencerminkan Bank memiliki kualitas dan kecukupan modal yang sangat memadai relatif terhadap risikonya.

Upload: others

Post on 19-Jul-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dasar dalam melakukan

penelitian sehingga dapat memperkaya teori – teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian ini.

Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Uraian

1

Nama Peneliti dan

Tahun Pramana dan Artini (2016)

Tema Penelitian Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pendekatan

Rgec Pada Pt. Bank Danamon Indonesia Tbk

Alat Analisis Metode RGEC

Hasil Penelitian

Bank Danamon sangat sehat selama periode

tahun 2011 – 2014. faktor Profil risiko Bank

Danamon telah mengelola risikonya yang

timbul dari kegiatan usaha bank dengan baik.

Faktor Rentabilitas menunjukkan Bank

Danamon yang sangat memadai, pencapaian

laba melebihi target dan mendukung

pertumbuhan permodalan Bank. faktor

Permodalan mencerminkan Bank memiliki

kualitas dan kecukupan modal yang sangat

memadai relatif terhadap risikonya.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

10

No Peneliti Terdahulu Uraian

2

Nama Peneliti dan

Tahun Octaviani dan Saraswati (2018)

Tema Penelitian

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Metode Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earnings, Capital

Alat Analisis Metode RGEC

Hasil Penelitian

Bank Umum BUMN selama tahun 2012 –

2016 menempati Peringkat Komposit 1 atau

sangat sehat. Sehingga bank umum BUMN

selama periode tersebut dinilai sangat mampu

menghadapi pengaruh negatif secara

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan

faktor eksternal lainnya tercermin dari kriteria

faktor-faktor penilaian, antara lain Risk

Profile, penerapan Good Corporate

Governance , Earnings, dan Capital yang

secara umum sangat baik.

3

Nama Peneliti dan

Tahun

Dewi (2018)

Tema Penelitian

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Pendekatan Rgec (Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings,

Capital). Studi Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia, Tbk Periode 2013-2017.

Alat Analisis Metode RGEC

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

11

No Peneliti Terdahulu Uraian

Hasil Penelitian

Hasil penelitian Penilaian tingkat kesehatan

bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

dilihat dari aspek RGEC menunjukkan

peringkat sehat. Sehingga bank dalam periode

tersebut dapat dengan baik mengelola mampu

atau dapat menghadapi pengaruh negatif

secara signifikan dari faktor internal maupun

eksternal.

4

Nama Peneliti dan

Tahun Hafidhin (2018)

Tema Penelitian

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Metode Risk Profile, Earnings

And Capital (Studi Pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Periode 2013–2016.

Alat Analisis Metode Risk Profile, Earning dan Capital

Hasil Penelitian

Penilaian faktor Risk Profile memperoleh

predikat sehat. Penilaian faktor Earning yang

secara umum menunjukkan hasil yang sangat

sehat. Penilaian faktor Capital menunjukkan

predikat sangat sehat

Sumber : Beberapa Jurnal (2020)

B. Tinjauan Teori

1. Bank

Kasmir (2012:12) menyebutkan bahwa Bank merupakan lembaga

keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat

dalam bentuk kredit, serta memberikan jasa – jasa bank lainnya. Triandaru dan

Budisantoso (2006 : 6) menyebutkan bahwa bank dapat menghimpun dana

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

12

secara langsung dan tidak langsung dari masyarakat dan bank juga dapat

menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi dan konsumsi.

Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berikut ada

beberapa pengertian bank :

a. Pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

2. Jenis – jenis Bank

Jenis – jenis bank dapat di tinjau dari beberapa jenis segi, berbeda

jenisnya berbeda juga tugas dan fungsinya. (Kasmir 2012:22). Berikut

adalah beberapa jenis bank, antara lain :

a. Dilihat dari segi fungsinya yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat (BPR).

b. Dilihat dari segi kepemilikannya yaitu Bank Milik Pemerintah, Bank

Milik Swasta, Bank Milik Koperasi, Bank Milik Asing dan Bank Milik

Campuran.

c. Dilihat dari segi status yaitu Bank Devisa dan Bank Non Devisa.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

13

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga yaitu Bank yang berdasarkan

Prinsip Konvensional dan Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah.

3. Fungsi Perbankan

Secara umum fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dan penyalur

dana masyarakat. Dalam menghimpun dana, bank menyediakan beberapa

layanan jasa yaitu penerimaan tabungan, giro dan deposito. Kasmir (2012 :

36) Kegiatan – kegiatan perbankan yang ada di Indonesia terutama kegiatan

bank umum sebagai berikut :

a. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana

dari masyarakat dengan imbalan bunga simpanan. Secara umum jenis

simpanan yang ditawarkan di bank adalah giro, tabungan, simpanan

deposito, dan sertifikat deposito.

b. Menyalurkan Dana Atau Kredit (Lending)

Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi

:Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mendefinisikan kredit

sebagai penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1, angka 11 UU No. 10

Tahun 1998). Kredit memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

14

1. Memiliki jangka waktu tertentu.

2. Adanya pendapatan berupa bunga, imbalan, atau pembagian

keuntungan.

3. Disertai dengan jaminan dan atau agunan (jika ada).

4. Pendapatan bank dari aktivitas kredit berasal dari selisih

pendapatan bunga yang diterima bank dari penyaluran kredit

dengan pembayaran bunga simpanan masyarakat (spare based).

c. Memberikan Jasa-Jasa Lain (Service)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk

mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana masyarakat dan

menyalurkan dana. Sekalipun memberikan jasa – jasa bank sebagai

kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan

keuntungan bagi bank dan nasabah. Beberapa layanan penunjang yang

ditawarkan bank umum di Indonesia diantaranya adalah Pengiriman

Uang (Transfer), Kliring (Clearing), Inkaso (Collection), Kotak

Penyimpanan (Safe Deposit Box), Kartu Kredit (Credit Card),

Menerima Setoran – setoran tunai atau non tunai.

4. Kesehatan Bank

Riyadi (2003:185) menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank dapat

penilaian atas kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

dan standart Bank Indonesia. Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

15

kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan

secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik

dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku

(Triandaru dan Budisantoso, 2006 : 51).

Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip – prinsip umum

berikut ini sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank (Surat

Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011):

1. Berorientasi Resiko

Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank

dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan,

hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun

eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja

keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang.

2. Proporsionalitas

Dalam tiap faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan

dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.

Parameter/indikator penilaian Tingkat Kesehatan Bank merupakan

standard minimum yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat

Kesehatan Bank.

3. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor

penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu Risk Profile (Profil Risiko),

Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Earning), dan Capital

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

16

(Permodalan). Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut

didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang

memadai mengenai risiko dan kinerja keuangan bank.

4. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis

serta difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan

secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar

risiko dan antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta

perusahaan anak yang wajib dikonsilidiasikan.

Saat ini terdapat perubahan faktor – faktor penilaian secara subtantif

dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia No. 6/10/PBI/2004 ke No. 13/1/PBI/2011, meskipun prinsip dan

proses perhitungan diantara keduanya tidak jauh berbeda. Penyempurnaan

penilaian kesehatan bank dengan kriteria CAMELS berubah menjadi RGEC

(Risk profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital)

dilatarbelakangi oleh perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko,

penerapan pengawasan secara konsolidasi, serta perubahan pendekatan

penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011

tentang Penilain Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian

Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan risiko dengan metode RGEC dengan

pedoman selengkapnya mengacu pada Surat Edaran bank Indonesia

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yaitu:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

17

a. Profil Risiko (Risk Profile)

Penilaian faktor profil risiko pada risiko inheren dalam aktivitas

operasional bank yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas.

1) Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko pinjaman tidak kembali sesuai

dengan kontrak, seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku

bunga dan pinjaman pokonya, atau tidak membayar pinjamannya

sama sekali. Risiko kredit juga dapat diartikan sebagai risiko akibat

kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada Bank.

Risiko kredit ditujukan dengan besaran Non Performing

Loan (NPL) merupakan presentase jumlah kredit bermasalah

(dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap

total kredit yang disalurkan bank. Semakin rendah rasio ini maka

kemungkinan bank mengalami kerugian sangat rendah yang secara

otomatis laba akan semakin meningkat (negatif).

Non Performing Loan (NPL) menurut Kasmir (2013:155)

adalah “Kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang

didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni

dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak

nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam

kewajibannya tidak melakukan pembayaran”. Apabila Non

Performing Loan (NPL) naik maka akan berdampak

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

18

negatif bagi bank karena akan mengurangi jumlah modal yang

dimiliki oleh bank tersebut. Semakin kecil Non Performing Loan

(NPL) maka semakin kecil risiko kredit yang dimiliki oleh bank

atau perusahaan tersebut.

2) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank

untuk memenuhikewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi

yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi

keuangan Bank. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk

menyediakan uang kas untuk memenuhi kewajiban dengan biaya

wajar. Bank perlu menyediakan likuiditas dalam jumlah cukup

untuk dapat melayani nasabah dan beroperasi secara efisien.

(Ikatan Bankir Indonesia, 2016 : 48)

Rasio likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan

bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya, ditunjukkan dengan

nasabah yang sewaktu – waktu mengambil simpanannya serta

melakukan pengajuan kredit kepada bank. LDR (Loan to Deposit

Ratio) adalah salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan yang

berbentuk rasio pinjaman terhadap deposit. (Darmawi, 2012:61).

Kasmir (2012:319) menyatakan batas aman dari LDR suatu

bank adalah sekitar 80%. Namun batas maksimal LDR adalah

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

19

110%. Rasio LDR dihitung dengan membandingkan kredit dengan

dana pihak ketiga dimana kredit yang digunakan merupakan total

kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, dan tidak termasuk

kredit yang diberikan kepada pihak lain. Sedangkan dana pihak

ketiga merupakan giro, tabungan, dan deposito yang tidak

termasuk antar bank.

b. Good Corporate Governance

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Good

Corporate Governance merupakan suatu tata kelola bank yang

menerapkan prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas

(accountability), pertanggung jawaban (responsibility), independent

(independency), dan kewajaran (fairness). Tata kelola perusahaan yang

baik yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan

Komisaris, peran Dewan Direksi, pemegang saham, dan pemangku

kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut

sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,

pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya. (Sukrisno, 2011:113).

Sutendi (2012:1) menyatakan bahwa GCG bertujuan untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntanbilitas perusahaan guna

tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan

peratuaran Perundangundangan dan nilai – nilai etika. Penilaian Good

Corporate Governance merupakan penilaian atas kualitas manajemen

bank atas pelaksanaan prinsip – prinsip Good Corporate Governance.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

20

Penilaian atas Good Corporate Governance ini wajib dilakukan

oleh masing – masing bank (self assessment) melalui Laporan Self

Assessment Pelaksanaan Good Coporate Governance. Sesuai Surat

Edaran BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, mekanisme

corporate governance perlu diterapkan karena bertujuan untuk

menyelaraskan kepentingan antara manajemen dengan prinsipal. Self

Assessment secara berkala yang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian

Pelaksanaan GCG yaitu :

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

4) Penanganan Benturan Kepentingan

5) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

6) Penerapan Fungsi Audit Intern

7) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

8) Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern

9) Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait dengan Debitur Besar

10) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank,

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pelaporan

Internal

11) Rencana Strategis Bank.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

21

c. Earning

Penetapan peringkat penilaian faktor Earning secara konsolidasi

dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur

terhadap parameter/indikator Earning tertentu yang dihasilkan dari

laporan keuangan Bank secara konsolidasi dan informasi keuangan

lainnya yang mempengaruhi permodalan Bank. Rasio keuangan

penilaian Earning ini meliputi:

1) Return On Asset (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini

mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam

hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau

menekan biaya. Munawir (2007:89) Return on Assets (ROA)

merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba.

Hanafi (2000:159) ROA mengukur seberapa baik

manajemen menggunakan semua aktiva untuk menghasilkan

keuntungan atau laba. Rasio ini menghubungkan antara laba

setelah pajak dengan total aktiva. Semakin besar Return On Asset

(ROA) perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan dan

kinerja yang dicapai oleh perusahaan tersebut.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

22

2) Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin merupakan perbandingan antara bunga

bank dikurangi biaya bunga bank di bagi rata – rata aktiva

produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan

bunga dikurangi beban bunga. Net Interst Margin adalah selisih

antara semua penerimaan bunga atas aset bank dan semua biaya

bunga atas dana bank yang diperoleh. (Darmawi, 2012:224)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja

manajemen bank dalam menyalurkan kredit, mengingat

pendapatan operasional bank sangat bergantung dari selisih antara

suku bunga dari kredit yang disalurkan dengan suku bunga

simpanan yang diterima (pendapatan bunga bersih). Semakin

tinggi rasio ini, menunjukkan kemungkinan laba bank akan

meningkat (positif).

d. Capital

Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank mengacu

pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban

penyediaan modal minimum bagi bank umum dan bank juga harus

mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko bank. Semakin

tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk

mengantisipasi risiko tersebut.

Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy

Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jumlah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

23

seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko. Dengan kata lain

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian

kredit. Darmawi (2012:97) menyebutkan CAR adalah perbandingan

rasio antara rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

dan sesuai ketentuan pemerintah.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan, berikut ini menggambarkan kerangka

pemikiran yang menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang

dilakukan peniliti dalam menganalisis tingkat kesehatan Bank Umum BUMN

pada periode tahun 2016 – 2018.

Gambar 1 : Kerangka pikir Tingkat Kesehatan Bank Umum BUMN

BANK UMUM BUMN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK

Sumber: Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Hasil Penelitian

Metode Cross Section dan Metode Time Series

Metode RGEC

Risk Profile ( NPL dan LDR)

GCG (11 Prinsip)

Earning (ROA dan NIM)

Capital (CAR)

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/BAB II.pdf · 2020. 8. 24. · b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

24

Berdasarkan kerangka pikir diatas, tingkat kesehatan bank dapat

dianalisis dengan menggungakan metode RGEC yaitu dengan faktor Risk

profile yang di hitung menggunakan rasio NPL dan LDR, faktor GCG yang di

hitung dengan 11 prinsip GCG, faktor rentabilitas yang di hitung menggunakan

rasio ROA dan NIM dan faktor permodalan yang dihitung menggunakan rasio

CAR. Setelah menganalisis data selanjutnya diambil kesimpulan menggunakan

metode cross section dan time series.