bab ii kajian pustaka a. review penelitian terdahulu

12
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh (Hukum & Udayana, n.d.) memperoleh hasil bahwa pengelolaan BUMDES yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa telah berhasil. Hal tersebut diperkuat oleh keberadaan BUMDES merupakan salah satu motor penggerak perekonomian desa serta sebagai bentuk sarana untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Penelitian serupa juga dilakukan oleh SIGA, (2020) yang dilakukan di desa subang kecamatan subang kabupaten kuningan jawa barat, menunjukan hasil bahwa BUMDES Malar Walatra berdampak positif dan memberikan manfaat secara signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat serta Pendapatan Asli Desa (PADes) di desa tersebut. Selain itu BUMDES Malar Walatra juga dapat menampung pekerja baru sehingga banyak lapangan pekerjaan yang di hasilkan. Anggraeni, (2016) melakukan penelitian pada BUMDES di Gunung Kidul Yogyakarta yang menunjukkan hasil bahwa keberadaan BUMDES membawa pengaruh terhadap ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Namun keberadaan BUMDES tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dalam penelitian ini

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh (Hukum & Udayana, n.d.) memperoleh

hasil bahwa pengelolaan BUMDES yang bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat desa telah berhasil. Hal tersebut diperkuat oleh

keberadaan BUMDES merupakan salah satu motor penggerak perekonomian

desa serta sebagai bentuk sarana untuk mempercepat peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh SIGA, (2020) yang dilakukan di

desa subang kecamatan subang kabupaten kuningan jawa barat, menunjukan

hasil bahwa BUMDES Malar Walatra berdampak positif dan memberikan

manfaat secara signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

serta Pendapatan Asli Desa (PADes) di desa tersebut. Selain itu BUMDES

Malar Walatra juga dapat menampung pekerja baru sehingga banyak lapangan

pekerjaan yang di hasilkan.

Anggraeni, (2016) melakukan penelitian pada BUMDES di Gunung

Kidul Yogyakarta yang menunjukkan hasil bahwa keberadaan BUMDES

membawa pengaruh terhadap ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Namun keberadaan BUMDES tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dalam penelitian ini

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

7

terdapat permasalahan yang ditimbulakan yaitu akses masyarakat terhadap air

dan peluang masyarakat untuk bekerja di BUMDES tersebut sangat sedikit.

Gufran & Hujairin, (2020) melakukan penelitian di Kecamatan Belo

Kabupaten Bima dengan hasil yang menunjukkan bahwa pelaksanaan

BUMDES untuk meningkatkan ekonomi masyarakat tidak berjalan dengan

maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh peran masyarakat yang masih lemah

dalam pengelolaan BUMDES karena SDM yang belum memadai.

Hasil penelitian terdahulu oleh Nugrahaningsih et al., (2016) yang

dilakukan di Desa Bulusulur Kabupaten Wonogiri dengan hasil penelitian

bahwa terdapat implementasi dana desa terhadap pembentukan Badan Usaha

Milik Desa (Bumdes) dan memiliki beberapa unit usaha yang masing-masing

unit usaha tersebut memiliki manajer unit usaha yang bertanggung jawab atas

semua unit usaha tersebut mulai dari perencanaan hingga pelaporannya.

Namun dalam penelitian tersebut terdapat kendala yaitu perbedaan paradigm

dari stakeholder tentang pengelolaan dana desa dan kurangnya partispiasi

serta pengetahuan masyarakat tentang BUMDES.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh (Mutolib et al., 2019) yang

dilakukan di desa Hanura Provinsi Lampung menunjukan hasil bahwa Dana

Desa di desa tersebut telah turut berkontribusi dalam pengembangan

BUMDES. Pemerintah desa juga sudah menganggarkan biaya guna kegiatan

pengadaan sarana prasarana produksi. BUMDES ini juga melakukan

pemasaran melalui penjualan online dan website BUMDES.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

8

Chintary & Lestari, (2016) melakukan penelitian di Desa Bumiji

dengan hasil penelitian bahwa pemerintah Desa Bumiaji turut berperan dalam

mengelola BUMDES yaitu sebagai pembentukan dan pengembangan. Selain

itu pemerintah desa juga berperan sebagai mediator pelatihan dan motivator

untuk membentuk kepengurusan BUMDES.

Zulkarnaen et al., (2016) Melakukan penelitian di Pondok Salam

Kabupaten Purwakarta dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa di

desa tersebut belum terdapat BUMDES, akan tetapi jika dilihat dari potensi

yang ada dengan berdirinya BUMDES bisa menampung kegiatan ekonomi

masyarakat di desa tersebut.

(Gufran & Hujairin, 2020) melakukan penelitian di Kecamatan Belo

Kabupaten Bima dengan hasil yang menunjukkan bahwa pelaksanaan

BUMDES untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan asli desa

tidak berjalan dengan maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh peran

masyarakat yang masih lemah dalam pengelolaan BUMDES karena SDM

yang belum memadai.

B. Tinjauan Pustaka

Teori Resource Based View (RBV)

Dalam teori Resource Based View menjelaskan bahwa sebuah desa

harus memiliki sumber daya yang tidak di substitusidan dan tidak di imitasi,

bernilai serta langka (Manajemen et al., 2001). Teori RBV juga menjelaskan

bahwa sebuah Bumdes akan memiliki daya saing yang tinggi apabila badan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

9

pengelola dapat mengelola potensi sumber daya tersebut dengan baik dan

benar.

Dalam upaya meningkatkan kesejahterakan masyarakat Bumdes harus

memiliki unit-unit usaha yang memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri.

Keunggulan yang di miliki tersebut akan meningkatkan daya saing.

Keunggulan tersebut bisa berupa peningkatan profitabilitas atau kinerja dari

Bumdes tersebut.

Teori Kelembagaan

Kelembagaan (institution) merupakan lembaga formal maupun

informal yang di bentuk dengan tujuan untuk mengatur suatu tindakan

maupun perilaku masyarakat tertentu Mubyarto (2000) dalam (Kushartono,

n.d.). Kelembagaan apabila dilihat dari prosesnya adalah bentuk upaya untuk

membangun pola interkasi antara pelaku ekonomi. Kelembagaan memiliki

sebuah tujuan yaitu untuk menciptakan efisiensi ekonomi .

Bumdes merupakan sebuah institusi baru di tingkat desa, sehingga tata

kelola Bumdes harus disusun dengan baik agar mampu bersaing dan dapat

membatu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Definisi Kontribusi

Berdasarkan kamus ilmiah, H, Dany (2006)menjelaskan bahwa kontribusi

merupakan sumbangan berupa uang maupun sokongan. Sedangkan menurut

kamus umum Bahasa Indonesia Yandianto, (2000) kontribusi memiliki arti

yaitu uang iuran pada sebuah perkumpulan atau juga di artikan sebagai

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

10

sumbangan. Dari kedua kamus berikut dapat di simpulkan arti kontribusi yaitu

bentuk sumbangan baik berupa uang, sokongan maupun dukungan terhadap

suatu kegiatan. Adapun manfaat dari kontribusi yaitu :

a. Memperkuat integrasi sosial masyarakat

b. Untuk membantu masyarakat yang mengalami kekurangan

c. Dapat menumbuhkan sikap kepedulian dalam kehidupan

bermasyarakat

Definisi Desa

Menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, Desa

adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Kementrian Dalam

Negeeri, 2018).

Pemerintah desa memiliki wewenang untuk mengatur wilayahnya

sendiri, mengelola keuangan desa merupakan tanggung jawab dari pemerintah

desa kepada masyarakat dengan memberikan informasi keuangan secara

terbuka dan akuntabel.

Dana Desa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

11

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja Negara yang diperuntukkan bagu desa yang ditransfer melalui

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan,

pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Kementrian

Dalam Negeeri, 2018).

Terdapata tujuan dari dana desa yang di jelaskan dalam UU No. 6

Tahun 2014 tentang desa :

1. Meningkatkan pelayanan public desa

2. Mengentaskan kemiskinan

3. Memajukan perekonomian desa

4. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

Dalam merealisasikan anggaran dana desa harus sesuai dengan prinsip

yang sudah di tentukan yaitu :

1. Keadilan

2. Kebutuhan prioritas

3. Kewenangan desa

4. Swakelola dan berbasis Sumber Daya Desa

5. Tipologi Desa

Perealisasian dana desa sudah menghasilakn sarana dan prasarana umum

seperti perbaikan jalan desa, pembuatan jembatan penghubung antar desa dan

polindes yang memberikan dampak baik bagi kesejahteraan masyarakat desa.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

12

Dengan adanya dana desa diharapkan dapat meningkatkan pembangunan desa

dalam system perekonomian dan pemberdayaan masyarakatnya.

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Dalam UU No 6 tahun 2014 tentang desa dijelaskan dalam Bab I

ketentuan umum Pasal 1 ayat 6 bahwa “Badan Usaha Milik Desa, yang

selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola

asset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat desa.

Badan usaha milik desa (Bumdes) merupakan sebuah lembaga usaha

yang sebagian besar di kelola oleh pemerintah desa dan masyarakat desa

dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian desa (Maiti & Bidinger,

1981). Pendirian Bumdes di tengah masyarakat desa ditujukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, untuk meningkatkan

perekonomian desa, dan sebagai tulang punggung dari pemerataan

pembangunan desa sehingga focus dari Bumdes tidak hanya berorientasi pada

keuntungan semata. Seperti yang sudah dijelaskan pada PP No 72 Tahun 2005

tentang desa yang menyebutkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan

pemerintah desa bisa mendirikan Bumdes sesuai dengan kebutuhan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

13

Dalam mendirikan Bumdes juga terdapat aturan yang harus di ikuti

sehingga bisa mewujudkan kelembagaan yang solid. Terdapat 6 prinsip yang

harus di taati pada saat pengelolaan Bumdes, antara lain yaitu :

1. Kooperatif, semua yang terlibat dalam pengelolaan Bumdes harus mampu

bekerjasama dengan baik demi mewujudkan pengembangan usaha.

2. Partisipasi, semua yang terlibat dalam pengelolaan Bumdes harus turut

berkontribusi dalam mendorong kemajuan usaha.

3. Emansipatis, semua yang terlibat dalam pengelolaan Bumdes harus di

sama ratakan tanpa memandang golongan, suku maupun ras.

4. Transparan, semua bentuk kegiatan yang berpengaruh terhadap

masyarakat desa harus di umumkan dengan terbuka.

5. Akuntabel, semua bentuk kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan.

6. Sustainable, kegiatan usaha harus bisa dikembangkan oleh masyarakat.

Definisi Sistem Pengelolaan

Berdasarkan penjelasan dari Richard A. Jhosnson dan James E.

Rosanzweing dalam buku berjudul the theory and manajemen of system yang

telah diterjemahkan S. Pamudji, menjelaskan system merupakan suatu

kebulatan/keseluruhan secara kompleks dan terorganisir. Sedangkan teori

sistem menurut Gordon B. Davis yaitu sebuah organisasi yang memiliki

kesatuan dan terdiri oleh bagian-bagian yang saling berhubungan.

Berdasarkan penjelasan dari Balderton istilah pengelolaan memiliki

arti sama dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan atau

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

14

memfasilitasi untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan menurut peraturan

BUMDES yang dijadikan pedoman untuk pendirian dan pengelolaan yaitu

terdapat pada PDTT Republik Indonesia No 4 Tahun 2015 dan Permendagri

113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa tahap pengelolaan dana BUMDES yaitu

melalui lima tahapan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

Organisasi Pengelola BUMDES (PDTT Nomor 4 Tahun 2015 Pasal 9)

a. Penasihat (Pasal 11)

Kewajiban Penasihat :

1. Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam

melaksanakan pengelolaan BUMDES.

2. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap

penting bagi pengelolaan BUMDES, dan

3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUMDES.

Wewenang Penasihat :

1. Meminta penjelasan dari Pelaksanaan Operasional mengenai

persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha Desa, dan

2. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan

kinerja BUMDES.

b. Pelaksana Operasional (Pasal 12)

Kewajiban Pelaksana Operasional :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

15

1. Melaksanakan dan mengembangkan BUMDES agar menjadi

lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi atau pelayanan umum

masyarakat Desa,

2. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk

meningkatan Pendapatan Asli Desa, dan

3. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian

Desa lainnya.

Wewenang Pelaksana Operasional :

1. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUMDES

setiap bulan,

2. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha

BUMDES setiap bulan,

3. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUMDES

kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-

kurangnya 2 kali dalan 1 tahun.

Pengawas (Pasal 15)

Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :

a. Ketua

b. Wakil Ketua merangkap anggota

c. Sekretaris merangkap anggota

d. Anggota

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

16

Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum

untuk membahas kinerja BUMDES sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

sekali.

Wewenang dari pengawas adalah yang pertama untuk pemilihan dan

pengangkatan pengurus, yang kedua untuk penepatan kebijakan

pengembangan kegiatan usaha dari BUMDES dan yang ketiga untuk

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana

Operasional.

Modal Bumdes

Seperti yang sudah di jelaskan pada Permendesa PDTT Nomor 4 tahun

2015 tentang pendirian, pengurusan, dan pengelolaan serta pembubaran

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) bahwa modal awal Bumdes adalah berasal

dari APBDes yang terdiri dari pernyetaan modal desa serta penyertaan modal

dari masyarakat desa. Penyertaan modal desa tersebut antara lain :

1. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi masyarakat atau

lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APBDes.

2. Bantuan pemerintah yang di salurkan melalui APBDes.

3. Asset desa yang diberikan kepada APBDes sesuai dengan peraturan yang

sudah di tetapkan oleh UU tentang asset desa.

Hasil dari Bumdes merupakan pendapatan yang di dapatkan dari transaksi

dikurangi pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

17

dari barang yang sudah digunakan selama 1 tahun. Kemudian untuk

pembagian hasil sudah di tetapkan pada peraturan yang di buat oleh

pengelola Bumdes.

Ekonomi Desa

Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 yang membahas

tentang desa menjelaskan pengertian dari Ekonomi Desa adalah kegiatan,

konsumsi, produksi, dan penanaman modal pada masyarakat pedesaan yang

ditentukan oleh keluarga secara bersamaan. Setiap anggota keluarga yang

sudah dewasa, memberikan sumbangan bagi pendapatan keluarga.

Sedangkan menurut Suhardjo dalam bukunya yang berjudul Geografi

Pedesaan Sebuah Antologi tahun 2008 dijelaskan pengertian dari ekonomi

desa adalah sebuah kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi yang

kemudian dijadikan tumpuan bagi perputaran perekonomian disebuah desa

(Suhardjo, 2008).