bab ii kajian pustaka a. profesionalitas gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/bab 2.pdf · menjawab...

18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Guru Profesionalitas berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. 1 Secara etimologis, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris, yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti sutau pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoretis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. 2 Menurut Martinis Yamin, profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur berlandaskan intelektualitas. 3 Sedangkan menurut Jasin Muhammad, profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya 1 Roger Webster, Studying Literary, An Introduction (London: Edward Arnold, 1989), 233. 2 Sudarman Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Cetakan I (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), 6. 3 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru& Implementasi KTSP. (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), 3.

Upload: phungkhanh

Post on 24-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Profesionalitas Guru

Profesionalitas berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat

diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan

pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan

akademis yang intensif.1

Secara etimologis, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris, yaitu

profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya

pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan secara terminologi, profesi berarti sutau pekerjaan yang

mempersyaratkan pendidikan tinggi pelakunya yang ditekankan pada

pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoretis sebagai

instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual.2

Menurut Martinis Yamin, profesi mempunyai pengertian seseorang

yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik dan

prosedur berlandaskan intelektualitas.3 Sedangkan menurut Jasin Muhammad,

profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya

1 Roger Webster, Studying Literary, An Introduction (London: Edward Arnold, 1989), 233.

2 Sudarman Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Kependidikan, Cetakan I (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), 6. 3 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru& Implementasi KTSP. (Jakarta: Gaung Persada Press,

2007), 3.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara

menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. 4

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.5 H.A.R. Tilaar menjelaskan bahwa seorang

profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau

dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan

profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan

profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme bertentangan

dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan

mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.6 Sedangkan

menurut Kunandar, profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya

suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi

juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari

pendidikan akademis yang intensif.7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang

4 Yunus Namsah, Profesionalisme Guru (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 7.

5 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta:

Depdiknas, 2011). 6 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 86.

7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 45.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap, dan keterampilan tertentu

yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis yang intensif.

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan

kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan

pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki

kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

pembelajaran. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus

dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya

sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah

orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang

luas di bidangnya.8 Guru profesional merupakan orang yang telah menempuh

program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat

ijazah Negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas- kelas

besar.

Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik,

pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan

kondisi dan suasana belajar kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan,

menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berfikir aktif,

kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.

8 Oemar Hamalik, Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan

Profesional Guru (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 27.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan

yang berkualitas. Untuk dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu

menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri sendiri sesuai dengan

kemampuan dan kaidah- kaidah guru yang profesional. Mengomentari

mengenai rendahnya kualitas pendidikan saat ini, merupakan indikasi

perlunya keberadaan guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya

sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki interest yang kuat

untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah- kaidah profesionalisme

guru yang dipersyaratkan.

Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini

bukan hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus

menjadi manager belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru

diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreatifitas

dan aktifitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode

dan multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berkenaan dengan pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan,

ada 6 asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan,

yaitu.

a) Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,

emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya;

sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai- nilai kemanusiaan yang

menghargai martabat manusia.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b) Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar bertujuan,

maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma- norma dan

nilai- nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal yang

merupakan acuan para pendidik, peserta didik dan pengelola pendidikan.

c) Teori- teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam

menjawab permasalahan pendidikan

d) Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia

mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu,

pendidikan itu adalah usaha untuk mengembangkan potensi unggul

tersebut.

e) Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya yakni situasi dimana terjadi

dialog antara peserta didik dengan pendidik yang memungkinkan peserta

didik tumbuh ke arah yang dikehendaki oleh pendidik agar selaras dengan

nilai- nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.

f) Sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan, yaitu

menjadikan manusia sebagai manusia yang baik (dimensi intrinsik) dengan

misi instrumental, yakni yang merupakan alat untuk perubahan atau

mencapai sesuatu.9

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang

profesional meliputi:

9 Achmad Sanusi et.al, Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan,

(Bandung: IKIP Bandung Departemen P dan K, 1991), 23.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

1) Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan

pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan

pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum,

mulai dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum

dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang

psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan

peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil

guna.

2) Kompetensi personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3

butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga

mampu manjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus

memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu

melaksanakan tri- pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro,

yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri

Handayani. (Di depan guru memberi teladan/ contoh, di tengah

memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan atau motivasi).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

3) Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan (Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c). artinya guru harus memiliki

pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter

yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti

memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi

dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan

pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang

kurikulum, dan landasan kependidikan.

4) Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28

ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial,

baik dengan murid- muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan

kepala sekolah bahkan masyarakat luas.10

B. Guru Bersertifikasi

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen menguraikan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

10

Rusman, Model- model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta:

Rajawali Pers, 2013), 22.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikasi pendidik

adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen

sebagai tenaga profesional. Maka berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi

guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa

seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.11

Menurut Kunandar, sertifikasi profesi guru adalah proses untuk

memberikan sertifikasi kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi

dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi

penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan

ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi

peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui

tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian

kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan kepribadian. Sertifikasi guru

sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan

kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Karakteristik sistem sertifikasi adalah mendorong guru untuk berkembang,

bercorak akademik, dan menantang, menuntut inisiatif/ prakarsa guru sendiri,

dan berorientasi pada mutu atau profesional guru.12

Bentuk peningkatan

11

E.Mulyasa, Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2013), 33. 12

Sukamto, Pengembangan Sistem Penilaian untuk Sertifikasi Guru,”Makalah Seminar Nasional

Pendidikan (Yogyakarta: HEPI, 2004) , 22.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi

guru yang memiliki sertifikasi pendidik.13

Menurut pasal 11 UU GD tersebut

tentang sertifikasi.

1) Sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan

kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan

oleh pemerintah.

3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan

akuntabel.14

Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan, pemerintah (Mendiknas)

telah mengeluarkan Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi

Bagi Guru Dalam Jabatan. Butir- butir penting pada peraturan tersebut adalah

sebagai berikut.

Pasal 1

1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikasi

pendidik untuk guru dalam jabatan.

2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru

dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau

diploma empat (D-IV)

13

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 79. 14

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), 109.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

3) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh

Menteri Pendidikan Nasional.

Pasal 2

1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi

untuk memperoleh sertifikasi pendidik

2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam

bentuk penilaian portofolio

3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian

terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan.

a) Kualifikasi akademik

b) Pendidikan dan pelatihan

c) Pengalaman mengajar

d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

e) Penilaian dari atasan dan pengawas

f) Prestasi akademik

g) Karya pengembangan profesi

h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

i) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

j) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

4) Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) mendapat sertifikasi pendidik

5) Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat:

a. Melakukan kegiatan- kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio

agar mencapai nilai lulus, atau

b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan

ujian

Sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara

sertifikasi.

6) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mencakup kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional

7) Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mendapat sertifikasi

pendidik.

8) Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi

guru sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diberi kesempatan

untuk mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus.

Tujuan sertifikasi guru menurut Kunandar yaitu:

a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tugas sebagai agen pembelajaran dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional

b) Peningkatan proses dan mutu hasil- hasil pendidikan

c) Peningkatan profesionalisme guru.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Adapun tujuan sertifikasi guru menurut Wibowo adalah sebagai berikut:

a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidik

b. Melindungi masyarakat dari praktek- praktek yang tidak kompeten,

sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan

meyediakan rambu- rambu dan instrument untuk melakukan seleksi

terhadap pelamar yang kompeten.

d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan.

e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan

tenaga kependidikan.15

C. Mutu Pembelajaran

Mutu adalah perubahan. Maksudnya konsep mutu tetap berlaku untuk

seumur hidup. Tetapi konsep mutu akan selalu dinamis sesuai dengan

perkembangan zaman. Mutu pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran

di sekolah dan hasil belajar yang mengikuti kebutuhan dan harapan

stakeholder pendidikan. Pendapat lain mengatakan bahwa mutu sebagai

“tempat untuk pakai” dan menegaskan bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah

adalah mengembangkan program dan layanan yang memenuhi kebutuhan

15

Wibowo, Mungin Eddy, Standarisasi, Sertifikasi, dan Lisensi Profesi Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (Surabaya: Seminar Nasional Pendidikan, 2004), 33.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

pengguna seperti siswa dan masyarakat.16

Sedangkan menurut Suhana, mutu

adalah totalitas karakteristik suatu produk (barang dan jasa) yang menunjang

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikkan atau

ditetapkan.17

Mutu berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi

kriteria, standar atau rujukan tertentu. Dalam dunia pendidikan, standar ini

menurut Depdiknas dapat dirumuskan melalui hasil belajar mata pelajaran

skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif dan pengamatan secara

kualitatif, khususnya bidang- bidang pengetahuan sosial.18

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa mutu adalah sesuatu

kesempatan untuk menempatkan pada posisi kompetitif. Mutu pada dasarnya

merupakan penyesuaian manfaat atau kegunaan. Artinya harapan sesuai

dengan kepuasan pemakai.

Berdasarkan kerangka umum, mutu mengandung makna derajat

(tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja atau upaya) baik berupa barang

maupun jasa. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu dalam hal ini

mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses

pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input seperti: bahan ajar (kognitif,

afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru),

16

Jerry H.Mawakimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta,

2011), 42. 17

Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Jakarta: Refika Aditama, 2014), 77. 18

Depdiknas, Kurikulum Hasil Belajar (Jakarta: Dikmenum, 2004), 2.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya

lainnya serta penciptaan suasana kondusif.19

Sedangkan pembelajaran itu sendiri menurut Zafar Iqbal adalah

“Teaching is an arrangement and manipulation of a situation in which there

are gaps or obstructions which an individual will seek to overcome and from

which he will learn in the course of doing so. Teaching is an intimate contact

between a more mature personality and a less mature one which is designed

to further the education of the latter”.20

Dalam mengimplementasikan mutu pembelajaran, sekolah memiliki

tanggungjawab untuk mengelola dirinya berkaitan dengan permasalahan

administrasi, keuangan dan fungsi personal sekolah di dalam kerangka arah

dan kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Bersama- sama

dengan orangtua dan masyarakat, sekolah harus membuat keputusan,

mengatur skala prioritas, disamping harus menyediakan lingkungan kerja yang

lebih profesional bagi guru, dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

serta keyakinan masyarakat tentang sekolah atau pendidikan. Kepala sekolah

harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai

kelompok yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional

harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan

prinsip- prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan

penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Ada empat hal

yang terkait dengan prinsip- prinsip pengelolaan kualitas total, yaitu.

19

Edward Sallis, Tota Quality In Education (London: Kogan Page Ltd, 1993), 10. 20

Zafar Iqbal, Teachers Training (The Islamic Perspective) (Pakistan: Shirkat Printing Press,

1996), 61.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

1) Perhatian harus ditekankan kepada proses dengan terus menerus

mengumandangkan peningkatan mutu.

2) Kualitas atau mutu harus ditentukan oleh pengguna jasa sekolah

3) Prestasi harus diperoleh melalui pemahaman visi bukan dengan

pemaksaan aturan.

4) Sekolah harus menghasilkan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan, sikap arif bijaksana, karakter, dan memiliki kematangan

emosional.21

Adapun komponen- komponen yang membentuk sistem pendidikan

terbagi menjadi tiga, yaitu komponen input, komponen proses dan komponen

output. Komponen input diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

1. Raw input, yaitu siswa yang meliputi intelek, fisik- kesehatan, sosial-

afektif dan peer group.

2. Instrumental input meliputi kebijakan pendidikan program pendidikan

(kurikulum), personil (Kepala sekolah, guru, staf TU), sarana, fasilitas,

media dan biaya.

3. Environmental input, meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,

masyarakat, lembaga sosial dan unit kerja.22

Komponen proses yaitu meliputi pengajaran, pelatihan,

pembimbingan, evaluasi, ekstrakurikuler, dan pengelolaan. Selanjutnya output

meliputi pengetahuan, kepribadian, dan performasi. Berdasarkan pendapat

21

Dena Hubbard, Continuons Quality Improvement (Amerika: Presscott Publishing, 1993), 5. 22

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2012), 3

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

diatas, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran merupakan salah satu

komponen sistem pendidikan yang dapat menentukan keberhasilan

pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh karena itu untuk memperoleh mutu

pendidikan yang baik, diperlukan proses pembelajaran yang berkualitas pula.

Mewujudkan mutu pembelajaran yang berkualitas, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang didalamnya memuat standar

proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud dengan standar

proses adalah standar nasional pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan. Bab IV Pasal 19 ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas dan kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan

psikologis peserta didik.

Uraian diatas menunjukkan bahwa mutu pembelajaran dianggap

bermutu bila berhasil mengubah sikap, perilaku dan keterampilan peserta

didik dikaitkan dengan tujuan pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem

selanjutnya bergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta

proses pembelajaran yang berlangsung hingga membuahkan hasil.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Mutu pembelajaran merupakan hal pokok yang harus dibenahi dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini guru menjadi titik

fokusnya. Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang

berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta didik, proses ini

merupakan sebuah tindakan profesional yang bertumpu pada kaidah- kaidah

ilmiah. Aktifitas ini merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses

belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode belajar.23

Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Berkaitan

dengan pembelajaran yang bermutu Mulyono menyebutkan bahwa konsep

mutu pembelajaran mengandung lima rujukan yaitu: 1. Kesesuaian, 2.

Pembelajaran, 3. Efektifitas, 4. Efisiensi, 5. Produktifitas. Pembelajaran yang

bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran.

Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu

merencanakan pembelajaran, proses pembelajaran serta evaluasi

pembelajaran.24

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam suasana tertentu dengan

dukungan sarana dan prasarana pembelajaran tertentu pula. Oleh karena itu,

keberhasilan mutu pembelajaran sangat tergantung pada guru, siswa, sarana

pembelajaran, lingkungan kelas dan budaya kelas. Semua indikator tersebut

23

Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (Bandung: Alfabeta, 2010), 67. 24

Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 29.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Gurudigilib.uinsby.ac.id/17305/5/Bab 2.pdf · menjawab permasalahan pendidikan 19 b) ... Serta dalam rangka sertifikasi guru dalam jabatan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

harus saling mendukung dalam sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang

bermutu.

Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang efektif yang

pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses pembelajaran

di kelas.25

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mutu

pembelajaran adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat

menentukan mutu pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

25

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2014), 57.