bab ii kajian pustaka a. manajemen mutu pembelajaran 1

46
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1. Pengertian Manajemen Secara sistematis kata manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpin. Kata“management” berasal dari bahasa latin “mano” yang berartI tangan, kemudian menjadi “manus” berarti bekerjaberkali-kalimenggunakan tangan, ditambah imbuhan “agree” yang berartimelakukan sesuatu sehingga menjadi “managiare” yangberarti melakukan sesuatu berkali-kali denganmenggunakantangan. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentangdefinisi manajemen kebayakan menyatakan bahwa manajemenmerupakan suatu proses tertentu yang menggunakankemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasanaan atau gayamanajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Menurut Ramayulis menyatakan bahwa pengertianyang sama dengan manajemen adalah al- tadbir (pengaturan).Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur)yang banyak terdapat dalam al-Qur’an seperti firman AllahSWT: 1 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung:Pustaka Educa, 2010), 1

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Mutu Pembelajaran

1. Pengertian Manajemen

Secara sistematis kata manajemen berasal dari kata kerja “to manage”

yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani,

mengelola,menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpin.

Kata“management” berasal dari bahasa latin “mano” yang berartI tangan,

kemudian menjadi “manus” berarti bekerjaberkali-kalimenggunakan tangan,

ditambah imbuhan “agree” yang berartimelakukan sesuatu sehingga menjadi

“managiare” yangberarti melakukan sesuatu berkali-kali

denganmenggunakantangan.

Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentangdefinisi manajemen

kebayakan menyatakan bahwa manajemenmerupakan suatu proses tertentu yang

menggunakankemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang

didalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat

pula menonjolkan kekhasanaan atau gayamanajer dalam mendayagunakan

kemampuan orang lain.

Menurut Ramayulis menyatakan bahwa pengertianyang sama dengan

manajemen adalah al- tadbir (pengaturan).Kata ini merupakan derivasi dari kata

dabbara (mengatur)yang banyak terdapat dalam al-Qur’an seperti firman

AllahSWT:

1Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam

Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung:Pustaka Educa, 2010), 1

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian(urusan) itunaik

kepada-Nya dalam satu hari yangkadarnya (lamanya) adalah seribu tahun

menurutperhitungan (al-Qur’an surat. as-Sajdah).

Dari ayat diatas diketahui bahwa Allah SWT.Merupakan pengatur alam.

Akan tetapi, sebagai khalifah dibumi ini, manusia harus mengatur dan mengelola

bumidengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya ini.

Meskipun cenderung mengarah pada satu fokustertentu, para ahli masih

berbeda pandangan dalammendefinisikan manajemen. Menurut Hersey dan

Blanchard,manajemen merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran

organisasi melalui kepemimpinan. Stoner, manajemen merupakan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi danpenggunaan sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Sudjana manajemen merupakan rangkaianberbagai kegiatan wajar yang

dilakukan seseorang berdasarkannorma-norma yang telah ditetapkan dan dalam

pelaksanaannyamemiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan

2Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia,2012),1

3Al-qur’an dan terjemah surat As-sajdah ayat 5

4Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2011), 86

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

lainnya. Haltersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang

adadalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Manajemen diartikan sebagai koordinasi dari semuasumber-sumber yang

mencakup proses dari perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan supayamemperoleh keadaan yang obyektif sebagaimana

dikemukakanoleh Henry L. Sisk dalam bukunya Principles of

Management,“management is the coordination of all resources through

theprocesses of planning, organizing, directing, and controlling inorder to attain

stated objectives”. Dari definisi tersebut, manajemen adalah mengkoordinasikan

semua sumber-sumber melalui proses-proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan di dalam ketertiban untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

merupakan suatu kegiatan yang memiliki target dan tujuan dengan menggunakan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dalam

mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

2. Fungsi Manajemen

Fungsi – fungsi manajeme sebagai berikut :

1. Perencanaan ( planning )

Perencanaan adalah proses penerapan danpemanfaatan sumber daya secara

terpadu yang diharapkandapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya

yangakan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam

mencapai tujuan. Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

sebagai proses penyusunanmateri pelajaran, penggunaan dapat diartikan

sebagaiproses penyusunan materi pelajaran, penggunaan mediapengajaran,

penggunaan pendekatan atau metodepengajaran, dalam suatu alokasi waktu yang

akandilaksanakan pada masa satu semester yang akan datanguntuk mencapai

tujuan tertentu.

Proses perencanaan dilaksanakan secarakolaboratif atau kerjasama, artinya

denganmengikutsertakan personel madrasah dalam semua tahapperencanaan.

Menurut Hoyle bahwa sangat perlu bagiseorang pengajar atau personel lain yang

berkepentingan dengan tujuan madrasah dilibatkan dalam perencanaan,

karenanya masyarakat madrasah bertanggung jawab atasperencanaan yang telah

ditetapkan.

Untuk membangun kerjasama yang baik danperencanaan yang tepat

diperlukan personel yangberpengalaman dan berpengetahuan dalam

bidangperencanaan agar dapat menentukan dengan tepat apa yang

harus dikerjakan. “The planning process must move awayfrom being based

solely on the input dimension of plans.emphasis should be placed on collating

output data, on therelationship between inputs and outputs and.

Mostimportantly, on the actually happening in the classroom.(Godfrey)” yakni

proses perencanaan harus bergerak jauhdari yang hanya didasarkan pada dimensi

masukan rencana. Penekanan harus ditempatkan pada menyusundata keluaran,

5Henry L. Sisk, Principles Of Management, (Brighton: SouthWestern Publishing Company,

1969),10

6Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2009), cet 3,23-24

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

pada hubungan antara masukan dan keluaran yang paling penting, pada

sebenarnya terjadi di dalam kelas. Perencanaan pembelajaran

memainkanperanan penting dalam memandu guru untuk melaksanakantugas

profesionalnya sebagai pendidik dalam melayanikebutuhan belajar para siswa.

Perencanaan pengajaran jugadimaksudkan sebagai langkah awal sebelum

prosespembelajaran berlangsung.

Perencanaan pembelajaran pada prinsipnya meliputi :

a. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara

melakukannya dalam impementasi pembelajaran.

b. Membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksionalkhusus dan menetapkan

pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses

penentuan target pembelajaran.

c. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi

perencanaan, pengorganisasian, dengan strategi perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan,dan pengawasan dapatdiimplementasikan

dengan baik dan benar dalam program pembelajaran, dengan strategi

perencanaan, pengorganisasian,penggerakan,dan pengawasan dapat

diimplementasikan dengan baik dan benar dalam program pembelajaran.

d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi yangpenting untuk mendukung

kegiatan pembelajaran.

7Godfrey Baldacchino and Charles J. Farrugia, Educational Planning and Management in Small

States Concepts andExperiences,(London: Commonwealth Secretariat Publicatins,2002), 151

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencanarencana dan keputusan-

keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak- pihak yang

berkepentingan.

Mengacu pada implementasi fungsi perencanaandalam kegiatan

pembelajaran tersebut, sehinggadikembangkan sejumlah indikator tentang

perencanaanpembelajaran yang mencakup penyusunan kegiatanpembelajaran,

penetapan dan pembatasan tujuanpembelajaran, pengembangan strategi

pembelajaran,pengumpulan data dan informasi pendukung pembelajaran, dan

pengomunikasian rencana-rencana pembelajaran tersebut kepada pihak terkait.

Bentuk perencanaan pembelajaran dimaksud,diukur dengan penyusunan

Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) dinyatakan dengan

sejumlahkomponen, yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metodepengajaran,

sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

2. Pelaksanaan (actuating)

Fungsi manajemen pembelajaran lainnya adalahpelaksanaan. Penerapan

fungsi pelaksanaan dalampembelajaran, meliputi:

a. Menyusun kerangka waktu dan biaya yang diperlukanbaik untuk institusi

maupun pembelajaran secara rincidan jelas.

b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalammelaksanakan rencana

dan pengambilan keputusan.

c. Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik ke arahpencapaian tujuan.

8Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran UntukMembantu Memecahkan Problematika

Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta,2012), 143

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

d. Membimbing, memotivasi, dan melakukan supervisioleh kepala sekolah

terhadap guru, membimbing,memotivasi, dan memberi tuntunan atau arahan

yangjelas oleh guru terhadap pelayanan belajar kepada peserta didik.

Hubungan siswa dengan guru dalam prosespembelajaran, menempatkan

guru pada sisi strategissebagai manajer pembelajaran dengan

mempersiapkansegala sesuatu yang berhubungan dengan prosespembelajaran,

seperti adanya tujuan yang ingin dicapai,bahan atau pesan yang menjadi isi

interaksi, pelajar yangaktif mengalami, guru yang melaksanakan, metode

untukmencapai tujuan, situasi yang memungkinkan prosespembelajaran berjalan

dengan baik, serta adanya penilaian terhadap hasil belajar.

2. Evaluasi (Evaluating)

Menurut Bloom et.al evaluasi adalahpengumpulan kenyataan secara

sistematis untukmenetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan.

Sedangkan menurut Stuffle beam et. Alevaluasi merupakan proses

menggambarkan, memperoleh,dan menyajikan informasi yang berguna untuk

menilaialternatif keputusan.

Evaluasi adalah pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang

disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan. Evaluasi ini merupakan proses

untukmemberikan penilaian dalam berbagai kegiatan sertamenilai sejauh mana

usaha mencapai tujuan yang telahditetapkan.

9Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran….,146

10

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), 1-2 11

Nanang Fatah, Landasan Manajemen..... , 107

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

3. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yangdapat diterapkan pada

manusia, benda, dan organisasi.Menurut Anthony, Dearden dan Bedford (1984)

mengemukakan bahwa pengawasan dimaksudkan untuk memastikan agar

anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan,

menganaliisis, dan mengevaluasi informasi serta memanfaatkannya untuk

mengendalikan organisasi.

Jadi pengawasan dilihat dari segi input, proses, output maupun

outcome.Dalam konteks pembelajaran pengawasan dilakukan oleh kepala

madrasah terhadap seluruh kelas apakah terjadi kegiatanbelajar mengajar.

Kemudian mengawasi pihak-pihak yangterkait dengan pembelajaran apakah

dengan sungguhsungguh memberikan pelayanan kebutuhan pembelajaran.

Pengawasan dalam perencanaan pembelajaran meliputi:

a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan

rencanapembeljaran.

b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi danmerumuskan tindakan

koreksi, menyusun standar-standar pembelajaran dan sasaran-sasaran.

c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksiterhadap penyimpangan

baik institusi satuanpendidikan maupun proses pembelajaran.

Jika rencana itu berhasil dan konsisten sesuaidengan rencana, maka

hendaklah bersyukur serta berniatlagi untuk melaksanakan rencana-rencana

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

berikutnya.Kaitannya dengan pengawasan Allah swt juga sudahmengingatkan

dalam firman Allah :

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang

mengawasi (pekerjaanmu),yang mulia (disisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-

pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.(AlQur’an surat.

al-Infiţar 10-12).

Ayat diatas menjelaskan bahwa semua perbuatanyang dilakukan oleh

manusia akan selalu diawasi olehmalaikat yang ada disamping kanan dan kiri

mereka, danmencatat semua pekerjaan.

B. Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah(MPMBS)

Secara umum, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)

dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar

kepada sekolah, memberikan fleksibelitas atau keluwesan besar kepada sekolah

dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah dan masyarakat untuk

meningkatkan mutu sekolah berdasar kebijakan-kebijakan nasional serta

peraturan perundangan yang berlaku .MPMBS merupakan bagian dari

manajemen berbasis sekolah. Jika MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja

sekolah (efektivitas, kualitas, efisiensi, inovasi, relevansi dan pemerataan serta

akses pendidikan) maka MPMBS lebih difokuskan pada peningkatan mutu. Hal

ini didasari oleh kenyataan bahwa mutu pendidikan nasional kita saat ini sangat

12Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran …., 147

13

Departemen RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,(Jakarta: Syamil Qur’an,2009), al-Infiţar 10-12

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

memprihatinkan sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius. Itulah

sebabnya sejak tanggal 2 Mei 1998 Menteri Pendidikan Nasional telah

mencanangkan program pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah (MPMBS).

Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekoiah (MPMBS)

dapat diartikan sebagai model manajemen yang menjadi bahan pertimbangan

bagi SMU untuk melaksanakan MPMBS. memberikan otonomi lebih besar

kepada sekolah, memberikan flleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada

sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa,

kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat,

ilmuwan, pengusaha, dsb) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan

kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perUndang-undangan yang

berlaku. Dan dalam mengimplemenasikan MPMBS tidak boleh menyimpang

dari peraturan-peraturan yang berlaku saat sekarang ini.

Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan

yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri.

Dengan kemandiriannya sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan

program-programnya, tentu saja lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimiliki. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah merupakan bagian

dari manajemen berbasis sekolah (MBS). Jika MBS bertujuan untuk

meningkatkan semua kinerja sekolah (efektifitas, kualitas/mutu, efisiensi,

inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan), maka manajemen

14Depdiknas, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Menengah Umum, 4

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) lebih difokuskan pada

peningkatan mutu.

Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa mutu pendidikan nasional kita saat

ini sangat memprihatinkan sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang satuan pendidikan, khususnya

pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum

nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan

buku dan alat-alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sara dan prasarana

pendidikan.

Slamet PH mengemukakan bahwa manajemen berbasis sekolah sebagai

pengkoordinasian dan penyelarasan sumber daya yang dilakukan secara

otonomis (mandiri) oleh sekolah melalui sejumlah input manajemen untuk

mencapai tujuan sekolah dalam kerangka pendidikan nasional, dengan

melibatkan semua kelompok stakeholder dalam pengambilan keputusan yang

partisipatif. Kelompokstakeholder meliputi kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru, siswa, konselor, tenaga administrasi, orang tua siswa, tokoh

masyarakat, para profesional, wakil pemerintah dan wakil organisasi

pendidikan.dan wakil organisasi pendidikan.

Sementara itu Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa manajemen berbasis

sekolah sekolah adalah penataan system pendidikan yang memberikan

15Depdiknas, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Direktorat

Pendidikan Menengah Umum, 4

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

keleluasaan penuh kepada kepala sekolah dan atas kesepakatan seluruh stafhya,

untuk memanfaatkan sumber belajar dan semua fasilitas yang tersedia untuk

menyelenggarahan pendidikan bagi siswa, serta bertanggung jawab penuh atas

segala tindakannya itu. Lanjutnya, dalam manajemen berbasis sekolah, wilayah

sekolah bukan hanya terbatas sampai pagar sekolah dengan anggota keluarga

yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan staf administrasi saja, tetapi

meluas sampai lingkungan masyarakat setempat. Anggota organisasi sekolah

tidak hanya terbatas pada warga masyarakat lokal tetapi siapa saja yang

mempunyai kepedulian terhadap urasan sekolah meskipun berdomosili sangat

jauh dari sekolah.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat dipahami mengenai esensi dari

manajemen berbasis sekolah. Esensinya adalah : pertama, adanya otonomi

sekolah yang lebih besar dalam mengelola dimensi-dimensi pendidikan di

sekolah, dan kedua, mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang

melibatkan secara langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

Dengan demikian target utama manajemen peningkatan mutu berbasis

sekolah di Indonesia adalah pemberdayaan sekolah untuk secara mandiri dapat

meningkatkan mutu pendidikan masing-masing. Oleh karena itu, kemampuan

16

Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola LembagaPendidikan Secara Mandiri, (Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media,2012), 338

17Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non ProfitBidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2003), 127

18Godfrey Baldacchino and Charles J. Farrugia, EducationalPlanning and Management in Small States

Concepts andExperiences,(London: Commonwealth Secretariat Publicatins,2002), 42

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

kepemimpinan dan manajemen dari kepala sekolah dan ketersediaan sumber

daya yang memadai merupakan persyaratan bagi keberhasilan pelaksanan

manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ini. lim Wasliman

menyebutkan limaalasan latar belakang pentingnya pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah dalam konteks pengelolaan pendidikan di Indonesia yakni

sebagai berikut:

1. Kepala sekolah kurang memiliki kewenangan yang luas mengelola sekolah

yang dipimpinnya.

2. Kemampuan manajerial (managerial skills) kepala sekolah pada umumnya

mereka masihsangattergantungpadajuklakdanjuknis.

3. Pola anggaran yang teramat kaku, sehingga hampir tidak ada kemungkinan

guru yang berprestasi untuk mendapatkan insentif penghargaan.

4. Peran serta masyarakat sangat kecil dalam pengelolaan pendidikan

5. Visi, misi dan strategi pendidikan di sekolah tidak bertumpu pada

kemampuan lingkungan.

1. Ciri-Ciri MPMBS

Ciri-ciri MPMBS adalah adanya otonomi yang kuat pada tingkat sekolah,

peranserta aktif masyarakat dalam pendidikan, proses pengambilan keputusan

yang demokratis dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi akuntabilitas dan

trasnparansi dalam setiap keagiatan pendidikan.

Program MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan

sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan dan sumberdaya untuk

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

meningkatkan mutu kinerja sekolah dan pendidikan terutama meningkatkan

hasil belajar siswa.

Selain itu Edward dalam Umaedi ,mengemukakan bahwa konsep MPMBS

diperkenalkan oleh teori “Effective School” yang memfokuskan diri pada

perbaikan proses pendidikan. Beberapa indikator yang menunjukkan karakter

dari konsep manajemen ini antara lain sebagai berkut:

1. lingkungan sekolah yang aman dan tertib

2. sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai

3. sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat

4. adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru dan

staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi

5. adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan

IPTEK

6. adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek

akademik dan administratif

7. adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat.

Model MPMBS, dapat dikatakan bahwa sebagai model manajemen yang

memberikan, otonomi yang lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas

keluwesan-keluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat

(orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan lain-lain) yang

merupakan bagian dari aktor-aktor atau stakeholders yang sangat berperan

20Depdiknas, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Direktorat

Pendidikan Menengah Umum, 4

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

dalam pelaksanaan kebijakan MPMBS di suatu sekolah, di samping aktor-aktor

lain seperti pemerintah (baik pemerintah pusat maupun daerah), lebih khusus

lagi Dinas Pendidikan (Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan

Kecamatan). Dengan kata lain koalisi aktor-aktor/stakeholders (keterlibatan

aktor-aktor/stakeholders yang terkait), sangat menentukan tercapai atau tidak

tercapainya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, khususnya dalam

pelaksanaan (implementasi) kebijakan MPMBS di Sekolah Dasar.

2. Konsep Dasar Kebijakan MPMBS

Secara umum mendefinisikan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah (MPMBS) sebagai berikut : MPMBS dapat diartikan sebagai

pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri

oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait

dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan

keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan

mutu sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa

sekolahmemiliki kewenangan(otonomi) atau kemandirian lebih besar dari

sebelumnya untuk mengelola sekolahnya (menetapkan Sasaran peningkatan

mutu, menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan

mutu dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), dan pengambilan

keputusanpartisipatif merupakan ciri khas MPMBS. Jadi, sekolah merupakan

unit utama pengelolaan proses pendidikan, sedangkan unit-unit diatasnya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

(Kandep, Kanwil, Depdiknas) merupakan pendukungnya, khususnya dalam

pengelolaan peningkatan mutu.

Caldwell dan Spinks menegaskan pelaksanaan MPMBS memerlukan

kepemimpinan kepala sekolah yang transformasional, agar semua potensi yang

ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal Davis dan Thomas

menggambarkan kualitas kepala sekolah yang efektif dan berhasil memajukan

sekolah, antara lain yaitu:

1. Memiliki visi dan misi tentang masa depan sekolahnya, serta mampu

mendorong stafnya untuk bekerja merealisasikan visi tersebut,

2. Memiliki harapan yang tinggi baik terhadap prestasi siswa maupun kinerja

guru.

3. Mengamati guru dalam kelas dan memberikan masukan yang positif dan

konstruktif dalam menyelesaikan masalah peningkatan pengajaran,

4. Mendorong guru untuk dapat memanfaatkan waktupengajaran yang efisien

dan merancang prosedur untuk meminimalkan gangguan,

5. Mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya (material dan tenaga)

secara efektif dan

6. Memonitor prestasi siswa baik secara individual maupun kelompok serta

dapat memanfaatkan informasi untuk perencanaan pengajaran.

3. Prinsip-prinsip MPMBS

Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah menurut

Indriyanto dalam Sumarno memiliki beberapa prinsip, yaitu:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

1. Sekolah sebagai organisasi pembelajaran

2. Struktur organisasi sederhana (short organization)

3. Penataan Peran

4.Penentuan target sekolah (benchmarking) Uraian mengenai keempat prinsip

dalam manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah:

1. Sekolah sebagai organisasi pembelajaran

Mengingat pembelajaran merupakan fungi utama sekolah, paling tidak ada

dua konsekuensi. Sekolah dituntut senantiasa sensitif dengan perubahan di

lingkungan sampai dengan ukuran tingkat mikro; apabila sekolah tidak tanggap

dengan perubahan sangat besar kemungkinan sekolah akan menjadi penghambat

bagi perkembangan masyarakatnya. Misalnya masyarakat sudah membutuhkan

kemampuan menghargai perbedaan pendapat, maka sekolah juga harus

membentuk kemampuan untuk berbeda pendapat dan menghargai pendapat yang

brbeda secara harmonis dengan kepentingan menegakkan prinsip. Sekolah

dituntut mampu merumuskan tujuan atau program yang terukur, artinya tingkat

keberhasilan sekolah sangat mudah dipantau oleh siapa saja. Guru dan kepala

sekolah harus berpegang pada prinsip kerukunan tersebut dalam perencanaan

program dan pengalokasian dana pendidikan.

2. Struktur organisasi sederhana (short organization)

Supaya sekolah sebagai suatu organisasi dapat bergerak dengan lincah,

gesit, seyogyanya organisasi sekolah bersifat ramping sederhana, dengan jenjang

birokrasi yang sependek mungkin. Jarak guru dengan kepala sekolah tidak

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

terlalu jauh, komunikasi intensif dijalin antar segenap komponen-komponen

sekolah. Disamping aspek tatanan struktur organisasi, budaya sekolah juga perlu

dibangun yang sesuai dengan semangat sebagai suatu organisasi modern

misalnya; berorientasi pada pemberian layanan terbaik masyarkatnya, seluruh

jajaran sekolah memahami visi dan misi dan dengan sepenuh hati secara

berkelanjutan mengupayakan untuk menjadi kenyataan.

3. Penataan Peran

Sebagai suatu organisasi yang dikelola profesionalkan dengan sendirinya

melakukan penataan dan pembagian pekerjaan, serta mengisi dengan personal

yang paling tepat, sesuai dengan kemampuan sekolah. Termasuk dalam penataan

peran ini adalah penataan dan pendayagunaan jaringan kerjasama, koordinasi,

serta kontrol.

Penentuan target sekolah (benchmarking) Target ini sebaiknya terukur,

layak, dan dapat dijangkau oleh sekolah. Target tersebut adalah sebagai berikut:

a. Internal : apa yang ingin dicapai sekarang relatif terhadap kondisi lampau.

b. Eksternal: apa yang ingin dicapai relatif terhadap sekolah lain

c. Fungsional: apa yang ingin dicapai didasarkan pada misi sekolah

d. Generik : apa yang ingin dicapai didasarkan pada kapasitas dan sumberdaya

sekolah

Diantara sekian banyak target, barangkali yang patut mendapat perhatian

adalah target mengenai mutu dengan berbagai indikatornya seperti: NEM masuk

dan NEM lulusan, iklim sekolah, program ekstra kurikuler, dan fasilitas sekolah.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator diri sejumlah orang yang

mewakili berbagai kelompok berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara

profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui

penerapan prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan

penghargaandidalamsekolahitusendirimaupunsekolahlain.

4. Tujuan dan Alasan MPMBS

1. Tujuan MPMBS

MPMBS ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan

pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui antara lain keleluasaan

pengelolaan sumber daya, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.

Peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua

terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan

profesionalisme guru dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentif/disinsentif,

dan lain-lain. Menegaskan bahwa peningkatan pemerataan dapat diperoleh

melalui peningkatan partisipasi masyarakat. Di samping itu, MPMBS juga

bertujuan untuk mempersiapkan kemandirian sekolah di era desentralisasi

pendidikan.Menegaskan bahwa MPMBS mempunyai tujuanuntuk memandirikan

atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan,

dan sumberdaya untuk meningkatkan mutu sekolah.

Adapun tujuan di terapkannya MPMBS adalah sebagai berikut:

MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan

sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada 21

Depdiknas, 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Menengah Umum, 4

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

sekolah,pemberian fleksibilitasyang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola

sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan

masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Lebih rincinya, MPMBS

bertujuan untuk :

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian,

fleksibelitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainbilitas,

dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan

pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan

4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan

yang akan dicapai.

2. Alasan Diterapkannya MPMBS

Depdikbud MPMBS diterapkan karena beberapa alasan berikut:

1. Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah

akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah.

2. Dengan pemberian fleksibilitas/keluwesankeluwesan yang lebih besar kepada

sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan

lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara

optimal untuk meningkatkan mutu sekolah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

3. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, pelung, dan ancaman bagi

dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang

tersedia untuk memajukan sekolahnya.

4. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input

pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses

pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

5. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk

memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa

yang terbaik bagi sekolahnya.

6. Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana

dikontrol oleh masyarakat setempat.

7. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan

keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

8. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing

kepada pemerintah, orang peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,

sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan

mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.

9. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain

untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan

dukungan orangtua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah

setempat, dan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

10. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan

yang berubah dengan cepat.

5. Mutu Pembelajaran

a. Pengertian

Mutu adalah bagian dari konsep Total QualityManagement (TQM) yang

merupakan suatu pendekatanpengendalian mutu melalui penumbuhan partisipasi

karyawan.Total Quality Management merupakan mekanisme formaldan

dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahanpersoalan dengan

memberikan tekanan pada partisipasi da kreativitas di antara karyawan.

Menurut Bounds, Total Quality Management adalahsistem manajemen

yang berfokus pada orang yang bertujuanuntuk meningkatkan mutu secara

berkelanjutan atau kepuasanpelanggan pada biaya yang sesungguhnya. Selain

itu, Total Quality Management juga didefinisikan sebagai sistem manajemen

yang berorientasi pada kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh anggota

organisasi.

Menurut FandyTjiptono dan Anastasia Diana Total Quality Management

merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saingorganisasi melalui perbaikan terus menerus atas

produk, jasa,manusia, proses, dan lingkungannya.

Sedangkan menurut Sallis dalam bukunyaEducational Planning and

Management…”Total QualityManagement is a philosophy of continuous

improvementwhich can provide any educational institution with a set of

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

practical tools for meeting and exceeding present and futurecustomers needs,

wants, and expectations”. Dari definisitersebut TQM adalah filosofi perbaikan

terus-menerus yangdapat memberikan lembaga pendidikan dengan satu set

alatpraktis untuk memenuhi dan melampaui kebutuhan pelanggansekarang dan

masa depan, keinginan, dan harapan.

Mendengar istilah mutu (kualitas), pemikiran tertujupada suatu benda atau

keadaan yang baik. Mutu (kualitas) lebih mengarah pada suatu yang baik.

Mutusecara umum adalah gambaran dan karakteristik menyeluruhdari barang

atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan atau yangtersirat. Dalam konteks pendidikan mutu mencakup

input,proses dan out put pendidikan.

Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknaspasal 1 pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.18 Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa.

Pembelajaran merupakan proses yangsangat vital dalam mencerdaskan

kehidupan manusia. Tanpaadanya pembelajaran, guru tidak akan dapat

mengarahkan para siswa menemukan pengetahuan, mengembangkan sikap

positif, dan melatih potensi psikomotoriknya. Dengan kata lain pembelajaran

pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan

pendidik serta antar pesertadidik dalam rangka perubahan sikap. Aktifitas belajar

sangatterkait dengan proses perencanaan ilmu dan menempatkan orang-orang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

berpengetahuan pada derajat yang tinggi, hal inisesuai dengan firman Allah

SWT :

..... ......

…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….19(al-Qur’an surat.al-

Mujādalah: 11)

Mutu pembelajaran merupakan refleksi dari kemapuan profesional guru

dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Mutu pembelajaran merupakan salah

satu aspek penilaian dari suatumadrasah. Jadi kualitas (mutu) pembelajaran

dapat diartikandengan kualitas ataupun keunggulan proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru, ditandai dengan kualitas atau lulusanatau output institusi

pendidikan atau sekolah.

Pendidikan agama Islam adalah upaya mendidikkan agamaislam atau

ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of lifeseseorang. Pembelajaran

agama islam adalah suatu proses yangbertujuan untuk membantu siswa dalam

belajar agama Islam.Dalam pengajaran agama Islam mungkin saja terjadi

tanpa proses pembelajaran. Pengaruh pembelajaran ataspengajaran sering

menguntungkan dan biasanya mudah untukdiamati.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemenmutu

pembelajaran merupakan proses kegiatan pembelajaransiswa dalam belajar

22 Al-qur’an dan terjemahsurat.al-Mujādalah: 11

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

agama Islam yang meliputi perencanaan,pelaksanaan, evaluasi maupun

pengawasan agar dapat mencapaitujuan dan keluaran yang bermutu.

Prinsip mutumerupakan sejumlah asumsi yang dinilaidan diyakini

memiliki kekuatan untuk mewujudkan mutu.Terdapat delapan prinsip mutu

menurut ISO yaitu:

1. Customer focused organization (fokus pada pelanggan)

2. Leadership (kepemimpinan)

3. Involvement of people (keterlibatan orang-orang)

4. Process approach (Pendekatan proses)

5. System approach to management (pendekatan system dalammanajemen)

6. Continual environment (peningkatan secara berkelanjutan)

7. Factual approach to decision making (pendekatan factualdalam pengambilan

keputusan)

8. Mutually beneficial supplier relationship (hubungan yangsaling

menguntungkan dengan supplier).

Peningkatan mutu pembelajaran dengan melaluipengembangan sebagai

berikut :

1. Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada standarproses. Peran

peserta didik dalam proses pembelajaran secara Paiken peserta didik dapat

membentuk karakter danmemiliki pola pikir serta kebebasan berpikir

sehinggadapat melakukan aktivitas intelektual yang kreatif dan inovatif,

berargumentasi,mempertanyakan menemukan dan memprediksi.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

2. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajaryang dilakukan

secara sungguh-sungguh dan mendalamuntuk mencapai pemahaman konsep,

tidak terbatas padamateri yang telah diberikan oleh guru.

3. Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatanbelajar untuk setiap

mata pelajaran yang diampunya agarsiswa mampu :

a. Meningkat rasa ingin tahunya

b. Mencapai keberhasilan mengajarnya secara konsistensesuai dengan tujuan

c. Memahami perkembangan pengetahuan dengankemampuan mencari sumber

informasi, mengolahinformasi menjadi pengetahuan.

d. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah.

e. Mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan

f. Mengembangkan belajar mandiri dan kelompok denganproporsi yang wajar.

Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelolapembelajaran yang

akan dilaksanakan dalam kelas pada setiaptatap muka. Dalam pembuatan

perencanaan pembelajaran yang baik, harus dipahami permasalahan

pembelajaran yang ada.Robert H. Davis. Mendefinisikan lima tipe permasalahan

pembelajaran sehingga memerlukanperencanaan pembelajaran yang matang

sebagai berikut :

1. Direction adalah tujuan atau kompetensi pembelajaran yang

harus dicapai oleh siswa.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

2. Content and sequence yaitu untuk mencapai setiap unsur dari

tujuan masing-masing kawasan yang menjadi sasaranpembelajaran, tentu saja

diperlukan adanya materipembelajaran.

3. Methods yaitu mengomunikasikan materi kepada siswa agarmencapai tujuan

sangat ditentukan pula oleh ketepatanmemilih dan menggunakan metode

pembelajaran.

4. Constrains yaitu batasan yang jelas sumber-sumberpembelajaran yang akan

digunakan dan mendukung terhadapproses pembelajaran. Robert H. Davis

mengklasifikasikan sumber- sumber kedalam tiga bidang besar yaitu

sumbersumber manusia (human), sumber kelembagaan(institusional), dan

sumber pembelajaran (instruction).

5. Evaluation yaitu penilaian sebagai salah satu cara untukmemberikan harga

atau nilai terhadap objek, yaitu siswa.

Mutu membuat rencana pembelajaran dilihat melaluilima kemampuan

pengambilan yaitu :

1. Merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran

2. Merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran

3. Merencanakan pengelolaan kelas

4. Merencanakan penggunaan media dan sumber pembelajaran

5. Merencanakan penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan

pembelajaran

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Mutu perencanaan pembelajaran terdiri dari:

1. Silabus dan SAP dibuat oleh Tim guru yang berisi: tujuan,

bahan ajar, bahan bacaan, metodologi dan evaluasi

2. Mengacu pada tujuan yang terdapat pada tujuan kurikulum.

3. Menggunakan standardisasi bentuk, format maupun urutanpenulisan.

Indikator mutu tugas pembelajaran. Kaitannya denganguru yang bermutu,

adalah guru yang melaksanakan tugas-tugassebagai berikut:

1. Membuat silabus dan SAP yang mengandung kejelasantahapan konsep, teori

serta aplikasi ilmu pengetahuan, sesuaidengan pengembangan ilmu

pengetahuan dalam disiplinakademik. Kandungan tersebut teruraikan, baik

dalam tujuan, bahan ajar, bahan bacaan, evaluasi dan metodologi.

2. Hadir di kelas sesuai dengan jadwal pembelajaran

3. Membacakan syarat-syarat pembelajaran secara jelas padapeserta didik

4. Meningkatkan efektifitas pembelajaran, yakni mencarimetode baru dalam

menyampaikan materi pembelajaran,memotivasi peserta didik serta memberi

contoh menghormati hak orang lain yang berbeda pendapat.

5. Memberikan latihan dan menilai mata pelajaran secaraobjektif.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dipercayakan sekolah

Permendiknas nomor 41 tahun 2007 standar proses untuksatuan

pendidikan dasar dan menengah diantaranya Perencanaanpembelajaran meliputi

silabus dan RPP (rencana pelaksanaanpembelajaran):

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

1. Silabus sebagai acuan pengembangan RPP yang berkualitas

apabila memuat:

a. Identitas mata pelajaran atau tema pelajaran.

b. SK (standar kompetensi)

c. KD (Kompetensi dasar)

d. Materi pembelajaran

e. Tujuan pembelajaran (“mengembangkan prilaku yang mencerminkan

karakter yang diinginkan”).

f. Indikator pencapaian kompetensi. (pada indikator, ditambahkan

point):”menunjukkan perilaku yang mencerminkankarakter yang diinginkan”

g. Penilaian

h. Alokasi waktu

i. Dan sumber belajar

j. Karakter (Nilai-nilai budaya dan karakter yangdikembangkan dan diharapkan

muncul, mengacu keindikator kompetensi dan kegiatan pembelajaran).

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran

Mutu pelaksanaan pembelajaran terdiri dari:

a. Kehadiran guru di kelas, pada awal dan akhir pertemuandengan memberikan

motivasi kepada peserta didik.

b. Informasi silabus dan SAP, sebagai gambaran peserta didik tentang apa yang

akan dipelajari dan mengkondisikan kesiapan belajar peserta didik.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

c. Menggunakan media pembelajaran, baik dengan ungkapan lisan, tulisan

maupun dengan media elektronik.

d. Penguasaan bahan, yakni bagaimana cara menyampaikanmateri pembelajaran

kepada peserta didik.

e. Dinamika kelas, cara guru mengatur suasana pembelajaran agar menjadi

efektif.

f. Evaluasi hasil pembelajaran, evaluasi pembelajarandilaksanakan pada setiap

akhir pertemuan, tengah maupun akhir semester.

g. Penugasan guru yakni memberikan tugas rumah ataulatihan kepada peserta

didik.

RPP yang ideal dijabarkan dari silabus untukmengarahkan kegiatan belajar

peserta didik dalam upayamencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalamsatu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalanRPP untuk setiap pertemuan

yang sesuai dengan penjadwalandi satuan pendidikan, yakni :

a. Identitas Mata Pelajaran meliputi :

1. satuan pendidikan,

2. kelas,

3. semester

4. program/ program keahlian,

5. mata pelajaran atau tema pelajaran,

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

6. jumlah pertemuan.

b. Standar Kompetensi

Merupakan kualifikasi kemampuan minimalpeserta didik yang

menggambarkan penguasaanpengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu mata

pelajaran.

c. Kompetensi Dasar

Merupakan sejumlah kemampuan yang harusdikuasai oleh peserta didik

dalam mata pelajaran tertentusebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi

dalam satuan pembelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi

Merupakan perilaku yang dapat diukur dan/ataudiobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensidasar tertentu yang mencapai acuan

penilaian matapelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamatidan diukur, yang

mencakup pengetahuan, sikap, danketerampilan.

e. Tujuan pembelajaran

Menggambarkan proses dan hasil belajar yangdiharapkan dicapai oleh

peserta didik sesuai dengankompetensi dasar.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

f. Materi ajar

Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yangrelevan, dan ditulis

dalam bentuk butir-butir sesuaidengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

g. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengankeperluan untuk pencapaian KD

dan beban pembelajaran.

h. Metode pembelajaran

Metode digunakan oleh guru untuk mewujudkansuasana belajar dan proses

pembelajaran agar pesertadidik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metodepembelajaran disesuaikan

dengan situasi dan kondisipeserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator

dankompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata

pelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yangdigunakan dalam

penyampaian materi pada saatpembelajaran.

Terdapat beberapa metode/strategi pembelajaranPaikem yang dapat

digunakan untuk mengimplementasikan sebuah pembelajaran aktif antara lain:

1. Everyone is teacher here (setiap murid jadi guru)

2. Writing in the here and now (menulis pengelamansecara langsung)

3. Reading aloud (strategi membaca dengan keras)

4. The power of two & four (menggabung 2 dan 4kekuatan)

5. Informasi search (mencari informasi)

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

6. Point-counterpoint (beradu pandangan sesuaiperspektif)

7. Reading guide (bacaan terbimbing)

8. Active debate (debat aktif)

9. Index card match (mencari jodoh kartu tanyajawab/isu sejenisnya )

10. Jigsaw learning (belajar melalui tukar delegasi antar kelompok)

11. Role play (bermain peran)

12. Debat berantai

13. Listening team (tim pendengar)

14. Team quiz (pertanyaan kelompok)

15. Small group discussion (diskusi kelompok kecil)

16. Card sort (menyortir kartu)

17. Gallery walk (pameran berjalan)

18. Ceramah plus (memaksimalkan metode ceramah)

Dengan demikian, di dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil belajar yang

diinginkan.

i. Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, inti,penutup (di kegiatan

langkah pembelajaran ini,dicantumkan karakter yang diinginkan pada setiap

kegiatan)

j. Penilaian hasil belajar (pada penilaian menggunakanlembar observasi atau

pengamatan perilaku)Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaiankompetensi dan mengacu

kepada standar penilaian.

k. Sumber belajar

Didasarkan pada standar kompetensi dankompetensi dasar, serta materi

ajar, kegiatanpembelajaran. Dan indikator pencapaian kompetensi.

Idealitas pembelajaran dimaksudkan pelaksanaanproses pembelajaran

yang lebih menitik beratkan pada upaya pemberdayaan siswa bukan penindasan

terhadap siswa baikpenindasan secara intelektual, sosial, maupun budaya.

Pembelajaran ideal didasarkan empat pilar pendidikan yang dirancang

UNESCO :

a. Learning to do maksudnya pembelajaran diupayakan untuk memberdayakan

peserta didik agar bersedia dan mampu memperkaya pengalaman belajarnya.

b. Learning to know yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan cara

mengintensifkan interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik, sosial

dan budaya sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman dan

pengetahuanterhadap lingkungan sekitarnya.

c. Learning to be yaitu proses pembelajarandiharapkan siswa mampu

membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Pengetahuan dan

kepercayaan diri itu diperoleh setelah peserta didik aktif melakukan interaksi

dengan lingkungan sekitarnya.

d. Learning to live together pembelajaran yang lebih diarahkan dengan upaya

membentuk kepribadian untuk memahami dan mengenai keanekaragaman

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

(kemajemukan) sehingga melahirkan sikap dan perilaku positif dalam

melakukan respon terhadap perbedaan atau keanekaragaman.

Menurut Muhibbin Syah ,ada sepuluhkemampuan dasar yang harus

dimiliki guru dalammeningkatkan mutu (kualitas) pembelajaran, yaitu :

a. Menguasai bahan

Dalam menguasai bahan /materi meliputi :

1. menguasai bahan/materi bidang studi dalamkurikulum madrasah

2. menguasai bahan pendalaman(cara) aplikasi bidang studi

b. Mengelola program pembelajaran, meliputi :

1. Merumuskan tujuan instruksional

2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar

3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat

4. Melaksanakan program belajar mengajar

5. Mengenal kemampuan siswa

6. Merencanakan dan melaksanakan remedial

c. Mengelola kelas, meliputi :

1. Mengatur tata ruang kelas

2. Menciptakan iklim belajar yang serasi seperti menyesuaikan ruang kelas

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan

d. Menggunakan media dan sumber, meliputi :

1. Mengenal, memilih dan menggunakan media

2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar

mengajar

4. Mengembangkan laboratorium

5. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar

6. Menggunakan micro teaching unit dalam program pengalaman lapangan.

e. Menguasai landasan-landasan pendidikan

Yaitu adanya persepsi atau pemahaman guru terhadap proses pembelajaran

dan proses pendidikan.Penguasaan landasan kependidikan inilah nantinya bisa

membentuk kepribadian atau karakteristik guru sebagai seorang pendidik .

Pendidik (guru di kelas) perlu menyadari bahwa ia telah melaksanakan

tugas yang diamanahkan oleh Allah dan orangtua peserta didik. Mendidik anak

harus didasarkan pada rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, pendidik harus

memperlakukan peserta didiknya bagaikan anaknya sendiri. Ia harus berusaha

dengan ikhlas agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara

maksimal. Pendidik tidak boleh merasa benci kepada peserta didik karena sifat-

sifat yang tidak disenangi. Nabi bersabda sebagai berikut :

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Abu Ad-Darda’ berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, siapa yang

menempuh jalan mencari ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga.

Sesungguhnya, malaikat merentangkan sayapnya karena senang kepada pencari

ilmu. Sesungguhnya ,pencari ilmudimintakan ampun oleh orang yang ada di

langit dan bumi, bahkan ikan yang ada dalam air. Keutamaan orang berilmu dari

orang yang beribadah adalah bagaikan keutamaan bulan di antara semua bintang.

Sesungguhnya, ulama adalah pewaris para nabi. Merekatidak mewariskan emas

dan perak, tetapi ilmu. Siapa yang mencari ilmu, hendaklah ia mencari

sebanyakbanyaknya.’” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqi,Abu-Dawud, dan

Ad-Darimi).

Hal yang ada dalam hadits tersebut adalah ulama pewaris para nabi.

Pendidik, dalam hal ini terutama guru, adalah orang yang berilmu pengetahuan.

Dengan demikian, ia termasuk kategori ulama. Jadi, ia adalah pewaris para nabi.

Sebagai pewaris para nabi, tentu guru tidak dapat mengharapkan banyak harta

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

karena mereka tidak mewariskan harta. Akan tetapi, Rasulullah SAW tidak

pernah melarang orang berilmu, termasuk pendidik, untuk mencari harta

kekayaan selama proses itu tidak mengurangi upaya pengambilan warisan beliau

sebenarnya, yaitu ilmu pengetahuan.

f. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.

Artinya setiap guru harus melaksanakan proses belajar mengajar secara

baik dan benar. Maksudnya kemampuan guru dalam memberikan materi dapat

dicerna atau dipahami oleh siswa.

g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.

Penilaian adalah sesuatu yang mutlak dan pasti dilakukan disetiap

madrasah. Agar penilaian atau evaluasi tidak banyak mengandung kelemahan

dan kekurangan maka guru harus mampu melaksanakan evaluasi belajar

secaravalid dan reliabel, memahami fungsi evaluasi secara tepat, mampu

menjadikan hasil evaluasi sebagai proses perbaikan pembelajaran

h. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di Mts Nurul Jadid Kota

Mojokerto

1. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling di

madrasah

2. Menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling di Mts Nurul

Jadid Kota Mojokerto

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi madrasah, meliputi:

1. Mengenal penyelenggaraan administrasi madrasah

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

2. Menyelenggarakan administrasi madrasah

j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna

keperluan pengajaran.

Peningkatan mutu (kualitas) pembelajaran harusmemperhatikan beberapa

komponen antara lain:

a. Komponen siswa

1. perhatian siswa dalam pembelajaran, misalnya siswa bertanya pada guru

2. cara siswa menjawab pertanyaan. Misalnya keseriusan siswa dalam

mengerjakan tugas.

b. Komponen Guru

1. Gaya mengajar guru ketika melakukan demonstrasi. misalnya keterampilan

guru dalam memilih alat peraga.

2. Kemampuan guru dalam memberikan contoh

c. Komponen Kurikulum

1. Ketepatan metode dengan pokok bahasan, misalnya guru menggunakan

metode yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan

2. Materi yang disajikan kepada siswa dengan urut

d. Komponen Sarana dan prasarana pendidikan

1. Pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran misalnya melibatkan

siswa dalam menggunakan alat peraga

2. Banyaknya buku sumber penunjang pokok bahasan, misalnya menggunakan

buku yang ada di perpustakaan sebagai penunjang pembelajaran.

23M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Upaya Kreatifdalam Mewujudkan

Pembelajaran yang Berhasil, (Lombok: Holistica, 2013), 12

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

e. Komponen Pengelolaan sekolah/madrasah

1. Pengaturan tempat duduk siswa di kelas, misalnya cara mengatur siswa yang

mengganggu temannya.

2. Mengelompokkan siswa dalam mengerjakan tugas, misalnya penunjukan

siswa yang disuruh maju untuk mengerjakan soal di papan tulis

f. Komponen Pengelolaan proses pembelajaran

1. Penampilan guru dalam memerikan materi pembelajaran

2. Penguasaan materi guru yang diberikan kepada siswa.

g. Komponen Pengelolaan dana

Meliputi perencanaan anggaran, sumber dana, penggunaan dana.

h. Komponen Evaluasi

1. Untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan oleh kepala

sekolah dan pengawas satuan pendidikan

2. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar

proses.

3. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran

i. Komponen Kemitraan

1. Menjalin hubungan dengan instansi pemerintahan

2. Menjalin hubungan dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat

3. Menjalin hubungan dengan lembaga pendidikan.

Terdapat tiga strategi untuk mengukur mutu (kualitas) pembelajaran yaitu :

a. Strategi pengorganisasian

24Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,2008),

102

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Menurut Reigeluth strategipengorganisasian adalah metode untuk

mengorganisasi isi bidang studiyang telah dipilih untuk pengajaran.

b. Strategi penyampaian

Strategi penyampaian isi pengajaranmerupakankomponen variabel metode

untuk melaksanakan proses pembelajaran

c. Strategi pengelolaan

Strategi pengelolaan pengajaran yang merupakan komponen variabel

metode. Komponen ini berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara

siswa dengan variabelvariabel metode pengajaran lainnya. Strategi ini berkaitan

dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi

penyampaian mana yangdigunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak

ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu :

a. Penjadwalan,

b. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,

c. Motivasi.

Ketiga strategi ini merupakan kegiatan pokok yang merupakan dimensi

dari kualitas pembelajaran. Indikator subkomponen kompetensi pengelolaan

mutu pembelajaran dapat dilihat sebagai berikut:

25Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan ProsesBelajar yang Kreatif dan Efektif,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed.1, Cet. 3,

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

Tabel 2.1 Sub Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran

Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran

Kompetensi Indikator

1. Menyusun Mutu rencana

Pembelajaran

a. Mendeskripsikan tujuan pembelajaran

1)Dirumuskan dalam bentuk operasional

(pengetahuan, sikap dan ketrampilan)

2) Dirumuskan dalam bentuk produk belajar,

bukan proses belajar

3) dirumuskan dalam tingkah laku siswa

bukan tingkah laku guru

4) rumuskan standar prilaku yang akan

c. Mengorganisasikan materi berdasarkan

urutan dan kelompok

1) Potensi peserta didik

2)Relevansi dengan karakteristik daerah

3) Tingkat perkembangan fisik,

intelektual,emosional, social. Dan spiritual

pesertadidik

4)Manfaat bagi peserta didik

5)Keluasan materipembelajaran

6) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik

dan lingkungan

d.Mengalokasikan waktu

1) Didasarkan pada minggu efektif

2) Disesuaikan mata pelajaran perminggu

dengan mempertimbangkan jumlah

kompetensi dasar.

e. Menentukan metode pembelajaran yang

sesuai

1) Everyone is teacher here (setiap murid

jadi guru)

2) Writing in the here and now (menulis

pengelaman secara langsung)

3)Reading aloud (strategi membaca dengan

keras)

4) The power of two & four (menggabung 2

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

dan 4 kekuatan)

5) Informasi search (mencari informasi)

6) Point-counterpoint (beradu pandangan

sesuai perspektif)

7) Reading guide (bacaan terbimbing)

8) Active debate (debat aktif)

9) Index card match (mencari jodoh kartu

tanya jawab/isu sejenisnya)

10) Jigsaw learning (belajar melalui tukar

delegasi antar kelompok)

11) Role play (bermain peran)

12) Debat berantai

13) Listening team (tim pendengar)

14) Team quiz (pertanyaan kelompok)

15)Small group discussion(diskusi kelompok

kecil)

16) Card sort (menyortir kartu)

17) Gallery walk (pameran berjalan)

18)Ceramah plus(memaksimalkan metode

ceramah)

f. Merancang prosedur pembelajaran

g.Menentukan media pembelajaran,

peralatanpraktikum, dan bahan yang akan

digunakan

1) Papan tulis

2) CD, dll

h. Menentukan sumber belajar yang sesuai

1) Buku

2) Modul

3) Program computer dan lain-lain

i.Menentukan teknik penilaian yang sesuai

1) Tes

2) Non Tes

3) Performance

26

Barnawi &Muhammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

20

27Sri Narwantri dan Somadi, Panduan Menyusun Silabus danRencana Pelaksanaan Pembelajaran

Konsep dan Implementasi,(Yogyakarta: Familia, 2012), 30

28Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, ..., 60

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

C.Kerangka Konseptual

Beberpa masalah yang teridentifikasi oleh penulis antara lain : Minimnya

uapaya yang dilakukan guru maupun sekolah dalam usaha untuk meningkatkan

Mutu Pembelajatan PAI, kurangnya motofasi guru dalam mengajar, kurangnya

penguasaa meode pembelajaran, kurang terampilnya guru pendidikan agama

islam mengajar semua itu dapat menyebabkan proses belajar mengajar kurang

efektif dan mengakibatkan peserta didik kurang baik.

Mutu pelaksanaan pembelajaran agar mendapatkan hasil sebuah mutu

pembelajaran yang baik dibutuhkan proses pembelajaran yang harus dijalankan

oleh seorang guru, oleh itu guru berperan penting dalam proses pelaksanaan

pembelajaran, dan kepala madrasah sebagai manajer atau supervisor bagi

seorang guru.

Mutu Pembelajaran guru pendidikan agama islam di MTs Nurul Jadid

Kota Mojokerto menjadi permasalahan di skripsi ini. Agar terjadi Mutu

Pembelajaran yang tinggi maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Guru meluangkan waktunya sejenak untuk mengatasi pelajaran sebelum

mengajar,

2. Sekolah menambah sarana dan prasarana belajar untuk melancarkan proses

belajar mengajar seperti : musollah dan boneka mayat.

3. Sekolah mengadakan penyuluhan dan diklat-diklat tentang mutu

pembelajaran,

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

4. Sekolah mengadakan seminar tentang mutu pembelajaran,

5. Guru dianjurkan mengikuti pendidikan profesi, agar guru yang belum

mendapatkan sertifikasi dianjurkan untuk memperolah dari pendidikaan

profesi.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Input Proses Output

Kondisi Masalah Strategi Hasil

Rendahnya Mutu

Pembelajaran PAI

Rendahnya

tingkat Mutu

Pembelajaran PAI

di MTs Nurul

Jadid Kota

Mojokerto

1. Guru

meluangkan

waktunya

sejenak untuk

mengatasai

pelajaran

sebelum

mengajar,

2. Sekolah

menambah

sarana dan

prasarana

belajar untuk

melancarkan

proses belajar

mengajar

seperti :

musollah dan

boneka mayat.

3. Sekolah

mengadakan

penyuluhan

dan diklat-

diklat tentang

mutu

pembelajaran,

4. Sekolah

mengadakan

seminar

Menghasilkan

anak didik

menjadi generasi

muda yang

berakhlaq baik.

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Mutu Pembelajaran 1

tentang mutu

pembelajaran,

5. Guru

dianjurkan

mengikuti

pendidikan

profesi, agar

guru yang

belum

mendapatkan

sertifikasi

dianjurkan

untuk

memperolah

dari

pendidikaan

profesi.

Timbal Balik