bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. percaya dirirepository.ump.ac.id/4488/3/bab...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Percaya Diri Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan yang mereka miliki. Mustari (2014:51), mengemukakan bahwa percaya diri merupakan keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untukmencapai tujuan tertentu.percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Sedangkan menurut Desmita (2009:164), percaya diri adalah konsep diri. Konsep diri yang dimaksud adalah gagasan, tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan, pandangan, dan penilaian seseorang terhadap diri sendiri. Konsep diri terdiri atas cara melihat diri sendiri sebagai pribadi, cara merasa diri sendiri, cara menginginkan diri sendiri menjadi manusia yang diharapkan. Kemudian menurut Aunillah (2011:60), percaya diri merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Percaya diri laksana reactor yang membangkitkan segala energi yang ada pada diri seorang untuk mencapai sukses. Pada penelitian ini percaya diri digunakan untuk memberikan perasaan semangat dan bahagia pada siswa SDN 1 Pandak untuk mencapai kesuksesan. Selain itu percaya diri juga memberikan perasaan semangat dan bahagia pada diri seseorang untuk mencapai kesuksesan. 7 Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

Upload: hangoc

Post on 01-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Percaya Diri

Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan

yang mereka miliki. Mustari (2014:51), mengemukakan bahwa percaya diri

merupakan keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk

melakukan sesuatu untukmencapai tujuan tertentu.percaya diri juga

merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan

level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian-kejadian yang

mempengaruhi kehidupan mereka. Sedangkan menurut Desmita

(2009:164), percaya diri adalah konsep diri. Konsep diri yang dimaksud

adalah gagasan, tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan,

pandangan, dan penilaian seseorang terhadap diri sendiri. Konsep diri

terdiri atas cara melihat diri sendiri sebagai pribadi, cara merasa diri

sendiri, cara menginginkan diri sendiri menjadi manusia yang diharapkan.

Kemudian menurut Aunillah (2011:60), percaya diri merupakan sebuah

kekuatan yang luar biasa. Percaya diri laksana reactor yang membangkitkan

segala energi yang ada pada diri seorang untuk mencapai sukses.

Pada penelitian ini percaya diri digunakan untuk memberikan

perasaan semangat dan bahagia pada siswa SDN 1 Pandak untuk mencapai

kesuksesan. Selain itu percaya diri juga memberikan perasaan semangat

dan bahagia pada diri seseorang untuk mencapai kesuksesan.

7

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

8

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

percaya diri pada intinya meyakinkan suatu kemampuan yang ada pada diri

kita untuk melakukan suatu hal. Percaya diri juga akan menumbuhkan

suatu sikap ketenangan dalam bertindak. Kepercayaan diri akan

memastikan seseorang bahagia, mampu mencitai dan berkomunikasi

dengan baik dengan orang lain dan dengan percaya diri pula seseorang bisa

meraih segala yang diinginkan (Syaifullah 2009:11). Ciri-ciri orang yang

memiliki sikap percaya diri, di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Tidak terlalu tergantung dengan orang lain Sosok percaya diri sangat erat kaitannya dengan sikap tidak

terlalu bergantung dengan orang lain. Orang yang bergantung dengan orang lain merupakan orang yang tidak mampu mengambil inisiatif untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri.

2) Tidak mempunyai rasa takut dan khawatir Sikap khawatir dan takut adalah pikiran negatif yang timbul

karena kita tidak yakin pada kemampuan diri. Sikap khawatir dan takut muncul akibat kebiasaan-kebiasaan mengembangkan sikap dan asumsi-asumsi negatif terhadap diri sendiri.

3) Selalu berinteraksi dengan baik Untuk menjadi pribadi yang percaya diri seutuhnya,

seseorang tidak bisa lepas dari interaksi. Seorang akan membangun cara berkomunikasi yang baik sehingga bisa diterima oleh orang lain. Dengan berkomunikasi, berarti memberi ruangh lain di luar dirinya untuk orang lain. Orang lain dianggap sebagai bagian dari dirinya, sehingga keduanya bisa menjalin relasi dan komunikasi yang baik.

4) Selalu bersikap tegas Sifat ketegasan berawal dari pembentukan mental yang kuat.

Seseorang yang mempunyai mental yang kuat cenderung memegang prinsip hidupnya. Orang yang percaya diri akan menganggap bahwa ketegasan adalah bukti bahwa ketegasan adalah bukti bahwa dirinya memiliki satu pegangan dan landasan kepercayaan yang kuat, serta dengan ketegasan, ia mampu memutuskan suatu persoalan.

5) Dapat mengendalikan diri Sosok percaya diri sangat erat kaitannya dengan konsep

mengendalikan diri. Seseorang akan selalu berpegang teguh pada prinsip dan kondisi emosional yang stabil, karena rasa percaya diri tanpa adanya pengendalian diri akan berubah kepada kepercayaan diri yang berlebihan.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

9

6) Memiliki Kreatifitas

Orang yang percaya diri akan selalu berfikir bahwa kreatif

tidak selalu identik dengan menemukan hal yang baru, tetapi selalu

melihat sesuatu dengan cara berbeda dan baru, yang biasanya tidak

dilihat oleh orang lain.

7) Memiliki sifat yang dewasa

Sosok orang dewasa adalah selalu ingin hidup yang terbaik

bagi dirinya yaitu selalu berbuat baik dan tidak merugikan diri

sendiri dan orang lain.

Ketujuh ciri sikap percaya diri di atas dapat diartikan siswa dalam

pembelajaran tidak terlalu tergantung dengan orang lain karena telah

memiliki seuatu keyakinan yang besar pada dirinya, sehingga tidak

memiliki rasa takut dan khawatir untuk mengambil tindakan baik pada saat

evaluasi maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses

pembelajaran, siswa dengan kepercayaan diri yang baik akan timbul suatu

inisiatif untuk selalu belajar yang lebih banyak. Bersikap tegas dalam

proses pembelajaran menjadikan siswa mampu menunjukan

kemampuannya.

Siswa dengan kepercayaan diri yang baik akan memudahkan guru

pada saat pembelajaran karena dapat mengendalikan dirinya sehingga tahu

waktu untuk bekerja sendiri dan untuk berdiskusi. Selalu berusaha untuk

memecahkan masalah yang dihadapi karena siswa yang percaya diri

sebagian memiliki kreatifitas yang tinggi dan memiliki sifat yang dewasa

artinya selalu berusaha sendiri terlebih dahulu tidak tergantung pada guru.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

10

Menurut Lina dan Klara (2010:16), ciri-ciri individu yang tidak

mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, antara lain :

1) Berusaha menunjukan sikap konfirmasi, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.

2) Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penolakan. 3) Sulit menerima realita diri, terlebih menerima kekurangan

diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan tidak realistis terhadap diri sendiri.

4) Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif. 5) Takut gagal, sehingga menghindari resiko dan tidak berani

memasang target untuk berhasil. 6) Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus

karena menilai rendah diri sendiri. 7) Selalu menempatkan atau memposisikan diri sebagai yang

terakhir, karena menilai diri sendiri tidak mampu. 8) Mempunyai external locus of control yakni, mudah menyerah

pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan

atau penerimaan serta bantuan orang lain.

2. Prestasi Belajar

Prestasi Belajar merupakan ukuran yang diperoleh seseorang selama

proses belajarnya, ukuran keberhasilan tersebutdapat dilihat dari seberapa

jauh pemahaman siswa dalam penguasaan materi pembelajaran selama

periode tertentu. Nilai rapot dapat mengetahui prestasi belajar siswa, siswa

yang nilai rapotnya tinggi dapat dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan

siswa yang nilai rapotnya jelek dikatakan prestasinya rendah.

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa selama proses

pembelajarannya. Arifin (2013: 12) menyatakan bahwa prestasi berasal dari

bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan.Prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang dan kemampuan masing-masing.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

11

Prestasi belajar dalam pengertiannya mempunyai beberapa fungsi,

Arifin (2013:12) menyebutkan bahwa fungsi prestasi belajar, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai

“tendensi keingintahuan”(couriosity) dan merupakan

kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.Asumsinya adalah prestasi belajar dapat

dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan

balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari

suatu institusi pendidikan.Indikator intern dalam arti bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

produktivitas suatu institusi pendidikan, asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan

masyarakat dan anak didik.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa

menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena

siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi

pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sangat penting

bagi guru untuk mengetahui dan memahami prestasi belajar siswa, baik

individu maupun kelompok.Prestasi belajar tolak ukur keberhasilan dalam

bidang studi. Guru perlu mengetahui prestasi belajar siswa agar dapat

mengukur seberapa banyak siswa menyerap materi yang telah diajarkan

oleh gurunya, keberhasilan dari suatu pembelajaran tergantung prestasi

belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi

belajar pada siswa, guru perlu mengupayakan penggunaan metode

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

12

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa

dalam melaksanakan suatu pembelajaran.Prestasi belajar dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang dapat membuat prestasi belajar siswa

menurun.Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Slameto

(2010: 54), berpendapat bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern adalah faktor

dari dalam diri siswa yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor ada di luar diri individu.Faktor intern dapat dikelompokan

menjadi tiga faktor, yaitu 1) faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor

kesehatan dan cacat tubuh, 2) Faktor psikologi yang terdiri dari

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan,

3)Faktor kelelahan.

Faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu: 1)Fakor

keluarga yang terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan. 2)Faktor sekolah yang terdiri dari

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas

rumah. 3)Faktor masyarakatyang terdiri dari kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

13

b. Prinsip-Prinsip Pretasi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran seseorang dalam hasil

belajarnya, dalam prestasi belajar terdapat prinsip dasar pengukuran

prestasi. Pengukuran prestasi belajar menurut Gronlund dalam Azwar

(2013: 18), merumuskan beberapa prinsip dasar yaitu:

1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi

secara jelas dengan tujuan intrusional.

2. Tes prestasi belajar harus mengukur suatu sampel yang

representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup

oleh program intruksional atau pengajaran.

3. Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling

cocok, guna mengukur hasil belajar yang di inginkan.

4. Tes prestasi harus di rancang sedemikan rupa agar sesuai

dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin

dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para

anak didik.

3. Metode Role Playing

Menurut Sagala (2010:213), Sosiodrama (role playing) berasal dari

kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menuju pada objeknya yaitu

masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti

mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Metode

sosidrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukan, mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah

laku dalam hubungan sosial. Sedangkan menurut Djamarah (2010:88),

metode role playing dan sosiodrama dapat dikatakan sama artinya, dan

dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama dasarnya

mendramatisasikan tingkah laku dalam hubunganya dengan masalah sosial.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

14

Dari berbagai sumber di atas Role Playing dapat diartikan suatu

metode pembelajaran yang berusaha melibatkan siswa dalam situasi

tertentu. Situasi yang digambarkan dalam metode Role Playing adalah

situasi yang diangkat dari permasalahan sosial. Kemudian metode Role

Playing dalam pelaksanaannya siswa mendapat tugas dari guru untuk

mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem,

agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari

situasi sosial.

Dalam hal ini pengunaan metode Role playing di SDN 1 Pandak

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan merangsang kelas untuk

berfikir dan memecahkan masalah. Kemudian siswa SDN 1 Pandak agar

semangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat memberikan

pembelajaran yang bermakna. Tujuan Role Playing menurut Savage

(1996:212), Role playing serves several purpose that care consistent with

objectives of the elementary social studies program.The technique can help

learners do the following.

a) Develop their interpersonal relations skills. (mengembangkan

hubungan interpersonal keterampilan)

b) Appreciate perpectives of others.Menghargai perspektif lain)

c) Recognize perspectives of others. Mengenali perspektif lain)

d) Recognize the impact of one person’s decisions on others. Mengenali

dampak dari satu keputusan pada orang lain)

e) Master academic content by replicating roles of people who

participated in real. (Guru akademik berperan sebagai replikasi dari

orang-orang yang berpartisipasi dalam kehidupan nyata).

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

15

Role playing is adaptanbel for use learners at all elementary grade

levels. It begins a with problem we oftehn find it useful to introduce pupils

to the technique by presenting with them a situation they or number of their

family might have faced. Role playing disesuaikan untuk digunakan pelajar

di semua kelas tingkat dasar. Jadi pada dasarnya untuk melaksanakan role

playing guru memulai dengan memberikan permasalahan terlebih dahulu

kepada siswa. Permasalahan yang kerap terjadi dalam kehidupan yang

berguna bagi siswa untuk dijadikan permainan role playing.

a. Langkah-langkah menggunakan metode role playing. Menurut Taniredja

(2011:107) yaitu:

a) Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu

beberapa hari sebelum KBM. c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan

skenario yang sudah dipersiapkan. f) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati

skenario yang sedang diperagakan. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa dibeirkan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

g) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya h) Guru memberikan kesimpulan secara umum. i) Evaluasi j) Penutup

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

Daldjoeni (1981: 7) mengatakan bahwa IPS didefinisikan sebagai

ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut

masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah,

geografi, sosiologi, antropologi dan sebagainya. Sedangkan Ahmadi

(1991: 3) mengatakan bahwa IPS adalah bidang studi yang merupakan

paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

16

Pengertian di atas berbeda dengan Susanto (2014: 137) yang

menambahkan bahwa pendidikan IPS merupakan ilmu pengetahuan yang

mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar

manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan

pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya ditingkat dasar dan

menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang

beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi psikologi, budaya,

sejarah, maupun politik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan

ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial yang

memberi wawasan dan pemahaman mendalam kepada semua oran, tidak

terkecuali siswa di sekolah dasar.

a. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tujuan dari adanya pembelajaran IPS di sekolah yang

disebutkan BNSP. Susanto (2014: 149) yang menyatakan bahwa

tujuan IPS, antara lain:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan

dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkomunikasi dalam masyarakat yang majemuk, tingkat

lokal, nasional, dan global.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

17

b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ruang lingkup materi pelajaran IPS di sekolah dasar atau

madrasah ibtidaiyah yang tercantum dalam kurikulum, Depdiknas

dalam Susanto (2014: 160) menyatakan bahwa ruang lingkup IPS,

antara lain:

1) Manusia, tempat, dan lingkungan

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

3) Sistem sosial dan buidaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ruang lingkup IPS

menyangkut kegiatan dasar manusia dan segala kegiatan manusia. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Mata Pelajaran IPS pada jenjang SD/MI

memuat materi geografi, sejarah, dan ekonomi. Melalui Mata Pelajaran

IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang

menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai

lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai.

Mata Pelajaran IPS di susun secara sistematis, komprehensif,

dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan

tersebut, diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih

luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

18

Pembelajaran IPS memiliki tujuan yang sangat terarah dalam

mewujudkan warga negara yang baik dan mewakili kemampuan dalam

melakukan interaksinya sebagai bagian dari makhluk sosial. Meskipun

demikian proses pembelajaran IPS terkadang masih memerlukan

pembenahan. Pendidik dalam pembelajaran IPS sering mengalami

masalah yang berkaitan denga prestasi dan rasa tanggung jawab siswa

selama proses pembelajaran. Hal ini sering terjadi karena siswa

menganggap bahwa pelajaran IPS terlalu banyak hafalan sehingga

siswa merasa bosan dan jenuh.

.6. Materi Pokok

Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia merupakan materi yang

diajarkan pada kelas V semester 2 Sekolah Dasar. Materi persiapan

kemerdekaan Indonesia disajikan pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Perincian indikator materi jasa dan peranan tokoh

perjuangan.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Menghargai

peranan tokoh

pejuang dan

masyarakat

dalam

mempersiapkan

dan

mempertahanka

n kemerdekaan

Indonesia

1.2. Menghargai jasa

dan peranan tokoh

perjuangan dalam

mempersiapkan

kemerdekaan

Indonesia

Menjelaskan usaha dalam rangka mempersiapkan

kemerdekaan

Menjelaskan perlunya perumusan dasar Negara

sebelum kemerdekaan

Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan

Menunjukkan sikap

menghargai jasa para tokoh

dalam mempersiapkan

kemerdekaan.

(Sumber : silabus kelas V 2011/2012)

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

19

1. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik

Perang Pasifik disebut juga Perang Asia Timur Raya. Perang ini

terjadi antara Jepang dengan Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika

Serikat, Britania, Raya, Belanda, dan Selandia baru). Dalam Perang

Pasifik, Pulau Saipan jatuh ketangan pasukan Amerika Serikat. Keadaan

ini terjadi pada bulan Juni 1944. Jatuhnya Pulau Saipan menyebabkan

posisi Jepang semakin terancam, karena diberbagai wilayah peperangan

Jepang selalau menemui kekalahan. Oleh karena itu, pada tanggal 9

September 1944 Perdana Menteri Koiso memberi janji kemerdekaan

kepada rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat

Indonesia.

2. Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Menjelang akhir PD II, Jepang mengalami banyak kekalahan. Pada

tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh

Sekutu. Pada tanggal 11 Agustus 1945, Jepang memberikan janji

kemerdekaan yang disampaikan kepada tiga orang pemimpin Indonesia,

yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat.

Ketiganya diminta mempersiapkan kemerdekaan. Dengan janji ini Jepang

berharap, rakyat Indonesia mau memebantu Jepang yang semakin terdesak

dan mengalami kekalahan di mana-mana.

B. Penelitian Yang Relevan

Mengacu dari jurnal yang ditulis oleh Dimitrova (2005:17-19) yang

berjudul The Role Play Training As a Means And Method Of Personal

Expression of Thge Students In The Fourth Grade in Their Training In “Style

And Skills of Living”.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

20

Since children mainly watch TV, films, video, and play computer games,

this means that these are the forms in which we have to organise our

educational messages for the children. The requirement for them is to be

personality engaging, amusing, and to leand to the development of the pupils’

personal qualities and skills. One of these forms is the use of the children’s

natural oredisposition to playing games, provide that the term “playing’ will

have a new meaning. The game / playing as a method and means of education,

the playing but not of a game of a rule, whose main purpose is through

pretended actions to prepare us for necessary, and important for us, living

situations, as opposed to “playing a game”. And one more important thing-the

simulation, which has the sense of role-play training determining the

possibility for personal expression of each student in the process of training.

Teachers are familiar with the contents of the didactic games.

Berdasarkan jurnal tersebut dikatakan bahwa penggunaan metode role

playing dalam pembelajaran berawal dari kebiasaan anak-anak yang lebih sua

menonton film, TV, dan bermain game kemudian menirukan tokoh-tokoh

yang ada untuk dipeankan dalam kegiatan siswa sehari-hari. Dikatakan juga

dalam jurnal tersebut peningkatan yang terjadi hidup melalui metode role

playing adalah suasana kelas yang menjadi lebih hidup dan menyenangkan

karena ada peran aktif siswa dalam pembelajaran. Kemudian karena siswa

menirukan seorang tokoh yang sudah tidak ada dalam realita kehidupan siswa

maka terjadi tokoh yang sudah tidak ada dalam realita kehidupan siswa maka

terjadi peningkatan pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan daya

imajinasi.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

21

Selanjutnya mengacu jurnal yang ditulis oleh H. Gholamrezayi, Dkk

(2016) Yang berjudul ”The Impact of a Consolidated Teaching Method

(Playing-Role and Story telling) On Developing Creative Thinking in Fourth-

Grade Students in the “Heavenly Gifts “Lesson”.

According to research results, it’s recommended that teachers use the

storytelling andplaying-role method in classes to result in developing creative

thinking of students. Keywords: Creative thinking, consolidated teaching

method, storytelling, playing role. Introduction Creative thinking is one

method of logical thinking. It is a type of thinking in which despite its unusual

solutions will be lead to acceptable results (Andrews, 2007). Creative

thinking is a process in which creativity is its product and more creativity has

been introduced related to novelty and usefulness of conceptions. It means

novelty and usefulness for producing an idea or a product has.

Berdasarkan jurnal tersebut dikatakan bahwa itu disarankan agar guru

menggunakan cerita dan metode bermain-peran dalam kelas untuk

menghasilkan mengembangkan pemikiran kreatif siswa. Kunci kata: Berpikir

kreatif, metode pengajaran konsolidasi, mendongeng, bermain peran.

Pengantarberpikir kreatif merupakan salah satu metode pemikiran logis. Ini

adalah jenis pemikiran dimana meskipun yang solusi yang tidak biasa akan

menyebabkan hasil yang dapat diterima (Andrews, 2007). Berpikir kreatif

adalah proses di mana kreativitas adalah produk dan kreativitas telah

diperkenalkan terkait dengan hal-hal baru dan kegunaan konsepsi. Ini berarti

baru dan kegunaan untuk memproduksi ide atau produk memiliki.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

22

Kemudian dari jurnal yang ditulis oleh Tien Kartini dengan

menggunakan metode Role Playing ini siswa terlatih daya tangkapnya

(termasuk intelegensi) terhadap materi pembelajaran, siswa terlatih

konsentasinya dalam memerankan tokoh yang menjadi tugasnya, fantasi (daya

improvisasi) siswa sudah baik dan yang terpenting minat siswa dalam

pembelajaran sejarah meningkat dalam arti siswa senang belajar mata

pelajaran IPS.

Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode

pembelajaran role playing pada mata pelajaran IPS tepat karena ciri khas

pembelajaran pendidikan IPS adalah menekankan pada aspek pendidikan, yaitu

siswa diharapkan memperoleh pemahaman konsep dan mengembangkan serta

melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah

dimilikinya. Penggunaan metode role playing disebabkan karena keuntungan

menggunakan metode itu sendiri, yaitu siswa lebih tertarik perhatianya pada

pelajarannya; melalui bermain peran sendiri, mereka mudah memahami masalah-

masalah sosial tersebut; melalui bermain peran sebagai orang lain, siswa dapat

menempatkan diri seperti watak orang lain, dan siswa dapat merasakan perasaan

orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas bahwa ketiga jurnal bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan metode Role Playing, namun

dalam penelitian ini untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar dengan

penerapan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 1

Pandak sehingga siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

23

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan dalam dunia pendidikan sudah pasti ada proses belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar trersebut terjadi interaksi antara

guru dan siswa. Guru sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan

siswa dalam proses belajar terutama prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

tersebut.

Suatu pencapaian keberhasilan dari guru tidak semata mata karena guru

tersebut pandai, namun adanya suatu usaha inovatif dari guru untuk

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu usaha inovatif

tersebut ialah penggunaan metode role playing dalam proses belajar mengajar

guna menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar.

Berikut ini adalah kerangka berpikir yang telah disusun untuk

pembeajaran IPS melalui metode role playing disajikan pada gambar 2.1

berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kondisi awal

Kondisi awal

Kondisi awal

Percaya diri dan prestasi

belajar masih rendah

Siklus I Pembelajaran

menggunakan metode role

playing

Siklus II Pembelajaran

menggunakan metode role

playing

Percaya diri dan prestasi

belajar meningkat meningkat

Pembelajaran

dengan metode

Role playing

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017

24

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, yang dalam

setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Masing masing pertemuan

dilaksanakan 3 jam pembelajaran, dalam setiap jam pelajaran ada 35 menit.

Dalam setiap pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Di setiap

pertemuan dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Refleksi digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan

pertemuan selanjutnya. Penelitian dilakukan hingga hasil yang diinginkan

tercapai.

D. Hipotesis

1. Metode pembelajaran Role Playing dapat meiningkatkan percaya diri

siswa kelas V SDN 1 Pandak pada mata pelajaran IPS.

2. Metode pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas V SDN 1 Pandakpada mata pelajaran IPS.

Upaya Meningkatkan Percaya…, Tulus Satriadi, FKIP, UMP, 2017