bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem...

19
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Pengertian belajar telah banyak didefinisikan oleh para ahli pendidikan. Menurut Gagne (1985) dikutip dari (Anitah & dkk, 2007) belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, memiliki tujuan dan terarah, perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Belajar dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang. Belajar selalu dilakukan oleh setiap orang baik disadari maupun tidak. Belajar selalu melekat pada kehidupan, karena setiap orang selalu dihadapkan oleh persoalan-persoalan baru dalam kehidupannya yang menuntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis dan memperbaiki cara-cara mempelajari sesuatu. Pengertian belajar oleh Bell-Gredler (1986:1) dalam (Winaputra & dkk, 2007) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan dan sikap. Menurut Morgan (1978) dalam Sagala (2010:13) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar telah banyak didefinisikan oleh para ahli

pendidikan.

Menurut Gagne (1985) dikutip dari (Anitah & dkk, 2007) belajar merupakan

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

adalah perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat

positif dan aktif, memiliki tujuan dan terarah, perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku.

Belajar dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan

dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang

memandu perilaku pada masa yang akan datang. Belajar selalu dilakukan oleh

setiap orang baik disadari maupun tidak. Belajar selalu melekat pada

kehidupan, karena setiap orang selalu dihadapkan oleh persoalan-persoalan

baru dalam kehidupannya yang menuntut untuk selalu meningkatkan

kemampuannya dalam menganalisis dan memperbaiki cara-cara mempelajari

sesuatu.

Pengertian belajar oleh Bell-Gredler (1986:1) dalam (Winaputra &

dkk, 2007) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh

manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan dan

sikap.

Menurut Morgan (1978) dalam Sagala (2010:13) belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

7

Henry E.Garret dalam Sagala (2010:13) berpendapat bahwa belajar

merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan

maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan

cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.

Dari berbagai pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses yang menyangkut perubahan diri seseorang yang nampak

pada perilaku manusia yang memerlukan tempat dan waktu yang diperoleh

dari pengalaman. Seseorang dikatakan belajar karena adanya proses

pembelajaran, baik pembelajaran secara formal, informal maupun non formal.

b. Pengertian Pembelajaran

Secara umum pembelajaran memiliki arti proses, cara, perbuatan yang

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran tidak hanya

terjadi di dalam lingkungan pendidikan tetapi juga di lingkungan sosial.

Dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa, “Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”. Guru berfungsi sebagai fasilitator yang menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajari materi. Subjek

pembelajaran adalah peserta didik yang berinteraksi dengan guru dan

lingkungan sebagai sumber belajar.

Konsep pembelajaran menurut Corey (1986: 195) dalam Sagala (2010: 61)

adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu daam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situai tertentu,

pembelajaran merupakan subset khusus dalam pendidikan.

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. (Dimyati dan Mudjiono.1999:297 dalam

Sagala.2010)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

8

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu peristiwa atau kegiatan yang memungkinkan adanya interaksi

dan komunikasi antara guru, peserta didik dan lingkungan sebagai sumber

dan media belajar sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku peserta

didik. Dalam pembelajaran, seorang guru berupaya untuk menyampaikan

materi kepada peserta didiknya dengan menggunakan media atau fasilitas

yang ada dan mengorganisirnya sedemikian rupa sehingga tercapai kualitas

pembelajaran sesuai yang diharapkan.

2. Hakikat Bahasa

Hakikat bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu; bahasa sebagai

istilah, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai alat:

a. Bahasa sebagai istilah bersifat umum-khusus dan abstrak-konkrit.

Yang dimaksud dengan bahasa bersifat abstrak adalah pengertian bahasa

itu sendiri, seperti bahasa Indonesia, bahasa Perancis, bahasa Jepang, dll.

Bahasa yang bersifat konkrit berupa tutur kata maupun tulisan.

b. Bahasa sebagai sistem

Bahasa sebagai sistem dilambangkan dengan bunyi yang memiliki makna,

sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna.

Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan fonologi. Fonetik adalah ilmu

tentang cara pelafalan bunyi bahasa, sedangkan fonologi adalah ilmu tentang

bunyi berdasarkan fungsinya (Verhar.2008 dikutip dari (Harjono &

Pirenomulyo, 2009). Berdasarkan fungsinya, ilmu yang mempelajari kata atau

frasa disebut morfologi, sedangkan ilmu yang mempelajari klausa dan kalimat

disebut sintaksis. Ilmu yang mempelajari sistem bunyi disebut semantik.

(Harjono & Pirenomulyo, 2009)

c. Bahasa sebagai alat digunakan sebagai sarana komunikasi baik lisan

maupun tulisan.

Pengertian bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh

anggota suatu masyarakat untuk berinteraksi; percakapan yang baik; tingkah laku

yg baik; sopan santun. (Fajri & Senja, 2008)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

9

Gorys Keraf memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia. Bahasa mencakup dua bidang yaitu bunyi vokal dan arti atau makna.

Bahasa sebagai bunyi atau vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia berupa bunyi getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan

bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi

yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain. Meskipun bahasa erat

kaitannya dengan bunyi, namun sebenarnya bahasa juga merupakan suatu

visualisasi. Bahasa yang diucapkan sehari-hari dapat dituliskan dalam bentuk

simbol- simbol tertentu, seperti huruf, lambang tanda, dan gambar.

Dari uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki dua

sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna yang digunakan sebagai alat

komunikasi baik lisan maupun tulis.

3. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia

sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 dan juga

bahasa persatuan sebagaimana disebut dalam Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara.

Bahasa nasional memiliki arti sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional,

alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya

dan bahasanya, serta alat penghubung budaya dan daerah. Bahasa Indonesia

sebagai bahasa Negara berarti bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa

kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, dan bahasa

resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.

4. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

yang sangat penting di sekolah.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

10

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan

minatnya, sedangkan bagi guru untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia

siswa, dan lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan

kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa. Tujuan bagi sekolah adalah

agar sekolah dapat menyusun program pendidikan kebahasaan sesuai dengan

keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. BSNP (2006).

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa

mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada

dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

5. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pentingnya penggunaan bahasa Indonesia di sekolah dasar menyebabkan

pembelajarannya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam

berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis. Ketika anak mulai memasuki usia

sekolah dasar, anak-anak dikondisikan untuk mempelajari bahasa tulis. Meskipun

demikian, aspek bahasa Indonesia yang lain yaitu mendengarkan, berbicara dan

membaca tetap disajikan dengan porsi yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Adapun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SD yang tertulis di dalam

Standar Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006, yaitu:

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

11

kreatif untuk berbagai tujuan

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, jam pelajaran bahasa Indonesia telah

ditentukan. Kelas I, II dan III sebanyak 6 jam pelajaran, sedangkan kelas IV, V,

VI sebanyak 5 jam pelajaran.

Materi pelajaran bahasa Indonesia sebenarnya membutuhkan banyak

praktik. Siswa perlu dilatih untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis secara bertahap. Hal ini menuntut partisipasi aktif siswa selama

pembelajaran secara individu. Dalam pelaksanaanya, guru dapat melakukan

modifikasi pelaksanaan pembelajaran. Modifikasi artinya guru dapat mengajar

dengan metode pembelajaran yang berbeda. Guru dapat memberi kesempatan

kepada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan

stimulan atau permasalahan, memberikan ide-ide diluar yang tertulis di buku

paket, atau menggunakan strategi yang memicu peran aktif siswa. Meskipun

beberapa guru telah melakukannya, namun pelaksanaannya belum maksimal.

Masih banyak guru kurang aktif dalam mencari sumber belajar lain selain sumber

belajar yang berupa buku paket.

6. Kemampuan Menulis

Kemampuan dalam bahasa Inggris disebut ability yang memiliki arti

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan untuk melakukan suatu perbuatan.

Kemampuan dapat berupa bakat sejak lahir ataupun hasil latihan yang rutin.

Kemampuan dapat dibedakan menjadi kemampuan intelektual dan kemampuan

fisik. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang erat hubungannya

dengan otak, bahasa, pengetahuan. Kemampuan fisik dapat berupa kekuatan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

12

dalam melakukan aktivitas. Kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan

siswa dalam memunculkan ide, mencari informasi, penggunaan ejaan, penyusunan

kalimat yang padu, serta kemampuan fisik siswa untuk menulis.

Menulis merupakan salah satu cara penyampaian pesan dalam bentuk

visual yang berupa simbol-simbol. Kemampuan menulis berkaitan dengan

kemampuan seseorang untuk memilih, memilah dan menyusun pesan yang akan

diwujudkan dalam bentuk tulisan.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif dalam

memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata yang perlu dilatih secara rutin dan

teratur (Tarigan, 2008). Pengertian lainnya, definisi menulis oleh Rusyana (1984)

dalam (Susanto, 2013) yaitu kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam

penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan/pesan.

Menulis adalah suatu cara mengoperasikan otak secara totalitas yang juga

menyertakan raga, jari dan tangan, sehingga menulis dapat menyebabkan

penguatan daya ingat. Walshe dalam (Susanto, 2013) menegaskan bahwa menulis

merupakan bentuk belajar yang paling handal dan hampir semua bentuk kegiatan

menulis mempunyai komponen “belajar untuk menulis dan menulis untuk

belajar.”

Dengan demikian, kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang

untuk memilih, memilah kata-kata yang disusun secara runtut dan sistematis

dalam bentuk simbol-simbol atau tulisan sebagai bentuk belajar yang dilatih

secara rutin dan teratur untuk menyampaikan gagasan atau pesan sehingga dapat

dipahami oleh pembaca. Kemampuan menulis merupakan kegiatan yang penting

diajarkan sejak tingkat sekolah dasar. Selain manfaat untuk berkomunikasi,

menulis dapat membantu siswa berpikir kritis, dan sistematis. Kemampuan

menulis siswa juga berguna untuk memberitahukan informasi kepada pembaca,

menghibur atau mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan dan emosi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

13

7. Pembelajaran Menulis

Dalam pembelajaran menulis, siswa dituntut untuk menulis apa yang ia

pikirkan dengan harus menyampaikan pesan kepada pembaca dengan bahasa yang

mudah dipahami. Dengan demikian, ide-ide dalam tulisan tersebut juga harus

sistematis. Pembelajaran ini diajarkan secara bertahap sejak TK dan dilanjutkan di

SD, SMP, SMA, universitas dan seterusnya. Menulis membutuhkan proses (tidak

sekali jadi). Prosesnya berupa pengumpulan ide-ide yang dapat dipahami oleh

pembaca (produk).

Adapun tahap-tahap proses menulis (Pujiono), antara lain:

a. Tahap pra-menulis atau persiapan, meliputi: pemilihan topik, memikirkan

tujuan, bentuk dan -audiensi, mencari informasi, memanfaatkan dan

mengorganisasi ide/gagasan.

b. Tahap menulis, yaitu pengungkapan fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran,

argumen, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca (Keraf, 2004:34

dalam Pujiono). Siswa atau penulis menuangkan ide-idenya dengan

memperhatikan ejaan dan tanda baca.

c. Tahap pascamenulis atau penyuntingan/ revisi, Tompkins dan Hosskisson

(1995:57) menyatakan bahwa penyuntingan adalah pemeriksaan dan

perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi,

pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya.

Adapun revisi lebih mengarah perbaikan dan pemeriksaan subtansi isi tulisan.

(Pujiono)

Siswa di sekolah dasar diharapkan menulis sesuai dengan tahapan tersebut

sehingga tulisan yang dihasilkan sesuai dengan penulisan kaidah-kaidah ejaan

atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan isi dari tulisannya runtut. EYD dapat

digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa

Indonesia dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

14

8. Pembelajaran Menulis di SD

Pembelajaran menulis di kelas rendah melatih siswa untuk memegang alat

tulis dan menggerakkan tangannya dengan memperhatikan apa yang harus

dituliskan. Siswa dilatih mengamati huruf sebagai lambang bunyi tertentu.

Kemudian dalam kegiatan menulis lanjut, yaitu di kelas tinggi, siswa berlatih

mengungkapkan gagasannya secara tertulis. Dalam kegiatan menulis lanjutan,

siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menulisnya dalam

bentuk yang lebih beragam, yaitu menulis pantun, puisi, surat dan prosa. (Mulia,

2013)

Pembelajaran menulis yang dilakukan siswa SD umumnya dikaitkan

dengan aspek mendengarkan, berbicara dan membaca. Siswa mendengarkan

berita lalu menuliskan tanggapan tentang masalah dalam berita tersebut, siswa

membaca suatu bacaan lalu menuliskan pikiran pokok, atau siswa berdiskusi

tentang suatu masalah lalu menuliskan hasil diskusinya secara individu. Secara

teori, siswa mempelajari beberapa hal dalam menulis seperti unsur kalimat yang

minimal terdiri dari subjek dan predikat, penulisan ejaan, dan penggunaan tanda

baca. Peran guru disini sangat besar dalam mengingatkan siswa sebelum, sedang

maupun setelah kegiatan menulis itu berlangsung mengenai hal-hal yang penting

untuk diperhatikan saat menulis. Akan tetapi, guru terkadang meninggalkan siswa

atau melakukan aktivitas lain di ruang kelas yang sama saat siswa menulis.

Kemampuan menulis siswa SD banyak bergantung pada kreativitas guru.

Pembelajaran menulis di SD menuntut ketelatenan dari guru maupun siswa. Jika

siswa menulis karangan, puisi, pantun, atau surat pribadi, maka siswa perlu

mendapat informasi mengenai suatu tema, menyusun ide tersebut secara runtut,

menulis dengan kalimat yang mudah dipahami, serta memperhatikan penulisan

ejaan dan tanda baca saat kegiatan menulis berlangsung. Guru perlu mendampingi

siswa dalam kegiatan menulis dan menggunakan strategi atau metode

pembelajaran yang mampu mengingatkan siswa mengenai unsur kalimat (SPOK)

dan penggunaan tanda baca dalam kalimat atau paragraf.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

15

9. Pembelajaran Menulis di Kelas IV SD

Kelas IV SD merupakan kelas tinggi, sehingga dalam pembelajarannya

siswa dituntut untuk lebih mandiri. Usia siswa kelas IV SD negeri rata-rata adalah

9-10 tahun. Pada usia ini perkembangan bahasa mereka adalah mulai bisa

memahami kalimat kompleks dengan anak kalimat dengan penggunaan kata

namun demikian, meskipun begitu, walaupun, dsb. Piaget menyatakan bahwa dari

segi kognitif anak usia 9-10 tahun termasuk dalam tahapan operasional konkret,

artinya anak mampu memahami urutan kronologi suatu peristiwa atau

mengurutkan ukuran benda, mengelompokkan atau mengidentifikasi, mengetahui

bahwa jumlah benda dapat diubah dan kembali ke keadaan awal, dan berpikir dari

sudut pandang orang lain.

Di dalam satu semester, terdapat satu Standar Kompetensi (SK) menulis

dan 2 – 4 Kompetensi Dasar (KD). Kegiatan menulis kelas IV semester I berupa

menulis percakapan, petunjuk, cerita, dan surat, sedangkan pada semester II siswa

dituntut untuk menulis karangan, pengumuman, dan pantun anak. Standar

kompetensi yang akan diteliti di kelas IV SD Banyubiru 01 ini adalah

“Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

karangan, pengumuman, dan pantun anak”.

10. Penilaian Kemampuan Menulis

Penilaian di sekolah formal tertulis dalam standar penilaian pendidikan

(Depdiknas, 2009) bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan

(menganalisis dan menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar siswa,

sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Dengan demikian penilaian

dapat dilakukan dengan menggunakan hasil tes atau pengukuran.

Nitko (1996) dalam (Putra, 2012) mengemukakan bahwa rubrik

merupakan seperangkat aturan yang digunakan untuk mengetahui kualitas kinerja

siswa. Sedangkan Popham (1995) berpendapat bahwa rubrik merupakan kriteria

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

16

yang merupakan alat yang digunakan guru dalam menilai kompetensi siswa pada

bidang tertentu.

Nitko (1996) dalam (Putra, 2012) mengatakan bahwa ada 3 jenis rubrik

yang biasanya digunakan guru yaitu rubrik holistik, rubrik analitik, dan rubrik

holistik dengan catatan. Rubrik holistik adalah rubrik yang difokuskan pada

proses penilaian secara keseluruhan terlepas dari bagian komponen-

komponennya, sedangkan rubrik holistik dengan catatan hampir sama dengan

rubrik holistik biasa namun ditambahi catatan kekuatan dan kelemahan dari

komponen yang dinilai. Pada penskoran holistik, fokus penilaian diarahkan pada

tampilan tulisan siswa secara keseluruhan bukan pada aspek tertentu seperti isi,

tata bahasa, atau tanda baca.

Rubrik analitik memfokuskan penskoran pada komponen-komponen yang

dinilai dengan menghitung secara rinci kesalahan-kesalahan yang ada (Putra,

2012). Penggunaan rubrik analitik dianggap lebih tepat untuk penilaian

kemampuan menulis siswa pada aspek-aspek tertentu dibandingkan rubrik holistik

dengan kompetensi dasar penilaian yang kurang jelas. Salah satu jenis rubrik

analitik yang sering digunakan dalam menilai tulisan adalah rubrik yang dibuat

oleh Jacob (1981). Berikut adalah rubrik penilaian Jacob:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

17

Tabel 2.1. Rubrik Penilaian Analitik Jacob (1981)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

18

11. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

Jika metode pembelajaran adalah suatu cara dalam mencapai tujuan, maka teknik

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Pada penelitian ini, peneliti mengimplementasikan teknik silent card

shuffle dan teknik brainstorming sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis

siswa.

a. Teknik Silent Card Shuffle

Teknik ini dilaksanakan oleh Eric Frangenheim untuk mengingatkan anak

pada urutan kejadian. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan

teknik silent card shuffle adalah (Frangenheim, 2010):

1) Pembuatan kelompok yang terdiri dari 5- 6 anak

2) Setiap kelompok mendapatkan satu amplop berisi delapan kartu

bergambar

3) Guru menjelaskan 5 aturan dalam melakukan kegiatan:

a) Silent card shuffle: menyusun kartu gambar tanpa berbicara atau

berbisik.

b) Justify and refine: kelompok dapat berdiskusi dan menyusun ulang

kartu gambar.

c) Circulate and observe: guru mengatur perpindahan arah kelompok.

Masing-masing kelompok berkeliling melihat susunan kartu kelompok

lain dan berdiskusi serta memberikan komentar apakah sesuai dengan

pendapat mereka atau tidak. Siswa tidak boleh menyentuh kartu.

d) Return and refine: masing-masing kelompok kembali ke kursi masing-

masing dan jika dirasa susunan kartu mereka perlu diubah maka siswa

dapat mengubahnya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

19

e) Teacher debriefing: menunjukkan jawaban yang benar dan siswa

mengoreksi hasil kerja mereka.

Kelebihan teknik silent card shuffle adalah:

1) Masing-masing siswa dapat mengemukakan pendapat,

2) Siswa dapat menyusun ide cerita dengan runtut,

3) Siswa dapat menghargai hasil kelompok diskusi lain,

4) Siswa mampu memberikan kritikan yang membangun.

Teknik ini juga memiliki kekurangan, antara lain:

1) Siswa dapat mempertahankan pendapatnya masing-masing sehingga akan

terjadi keributan kecil

2) Kartu gambar harus jelas apa yang dimaksud dari gambar tersebut karena

dapat memunculkan persepsi atau pandangan lain.

Guru perlu mengingatkan siswa untuk saling menghargai pendapat

masing-masing. Jika perlu, masing-masing kelompok dapat memilih ketua

kelompok yang dapat mengambil keputusan dalam diskusi kecil tersebut. Selain

itu kartu gambar yang di print sebaiknya tidak di fotokopi agar terlihat jelas. Hal

ini dapat mengurangi munculnya kelemahan teknik silent card shuffle.

b. Teknik Brainstorming

Teknik brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru

dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru kepada peserta didik.

Lalu peserta didik menjawab, memberi komentar, atau menyatakan pendapat

sehingga memungkinkan masalah berkembang. Dalam proses brainstorm,

peserta didik dituntut mengeluarkan semua gagasan sesuai kapasitas

wawasannya. Brainstorming dapat digunakan untuk mengatasi suatu masalah

yang spesifik, menjawab pertanyaan, mengenalkan suatu subjek baru,

meningkatkan minat, dan mendata pengetahuan dan sikap. Brainstorming dapat

dilakukan dalam kelas klasikal maupun secara individu (Manktelow & Carlson,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

20

2013). Jika brainstorming dilakukan secara individu, maka tidak perlu khawatir

terhadap pandangan orang lain terhadap ide atau gagasan yang dibuat sendiri.

Langkah-langkah teknik brainstorming :

1) Pemberian informasi dan motivasi

Guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya,

kemudian mengajak peserta didik untuk aktif memberikan tanggapan.

2) Identifikasi

Peserta didik memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya.

Semua ide peserta didik ditampung, ditulis tanpa mengkritik.

3) Klasifikasi

Mengelompokkan berdasarkan kriteria yang disepakati oleh peserta didik,

dan juga berdasarkan struktur atau faktor-faktor lain.

4) Verifikasi

Meninjau kembali ide-ide yang sudah diklasifikasikan berdasarkan

relevansinya dengan masalah yang dibahas.

5) Konklusi (penyepakatan)

Guru beserta peserta didik menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan

masalah yang disetujui.

Dengan mengkaji langkah-langkah penerapan teknik brainstorming,

peneliti dapat menyimpulkan kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh

teknik brainstorming, antara lain :

1) Melatih peserta didik untuk menyatakan pendapat.

2) Memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir secara cepat dan

logis.

3) Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat terhadap permasalahan

yang diberikan oleh guru.

4) Meningkatkan partisipasi dan kekreatifan ide peserta didik dalam

pembelajaran.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

21

5) Terjadi persaingan yang sehat antar peserta didik sehingga muncul suasana

demokratis dan disiplin.

6) Siswa belajar menghargai pendapat atau ide orang lain.

7) Peserta didik merasa bebas dan gembira.

Adapun kelemahan dari teknik brainstorming adalah:

1) Memerlukan waktu yang relatif lama.

2) Didominasi oleh peserta didik yang pandai.

3) Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.

Untuk mengurangi kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan teknik

brainstorming ini, guru dapat memberikan batas waktu siswa dengan cara

menunjuk siswa untuk memberikan ide, serta memberikan batasan permasalahan

dan mengembalikan fokus permasalahan jika sudah melenceng dari topik

pembicaraan.

B. Kajian yang Relevan

Ika Fathin Resti Martanti, dan Dr. Agus Widyantoro, M.Pd. dalam

penelitian yang berjudul Improving The Teaching Of Reading By Using Silent

Card Shuffle Strategy (Scss) To The Eighth Grade Students Of Smpn 1 Seyegan In

The Academic Year Of 2012/2013 menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan pengajaran membaca siswa kelas VIII SMPN 1 Seyegan

dengan menggunakan Silent Card Shuffle Strategy (SCSS). Subyek penelitian ini

adalah peneliti, siswa kelas VIII E yang terdiri dari 36 siswa, guru bahasa Inggris,

dan kolaborator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Silent Card

Shuffle Strategy (SCSS) dalam kombinasi dengan menerapkan berbagai media dan

kegiatan, seperti gambar dan permainan, dapat meningkatkan pengajaran

membaca. Berdasarkan data kualitatif, kegiatan mengajar menjadi lebih terencana

dan terstruktur. Dari kegiatan kerja kelompok, siswa dapat membangun kerjasama

dan meningkatkan partisipasi mereka. Penggunaan kartu dan gambar dapat

memfasilitasi siswa untuk memahami teks-teks dengan mudah. Berdasarkan data

kuantitatif, skor membaca siswa meningkat. Skor rata-rata siswa meningkat 65,

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

22

54-73, 97. Peningkatan pada siswa nilai rata-rata menunjukkan bahwa

peningkatan pengajaran membaca memberi dampak kepada siswa berprestasi.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Silent Card Shuffle

Strategy (SCSS) dapat meningkatkan pengajaran membaca. (Martanti &

Widyantoro, 2013)

Noveria Anggraeni Fiaji (2011) dalam penelitian yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan

Strategi Brainstorming”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

pada setiap siklus tampak ada peningkatan hasil belajar kemampuan menulis

paragraf argumentasi pada aspek isi pada siklus I sebesar 55% sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 80%, pada aspek kebahasaan siklus I sebesar 25%

dan siklus II meningkat menjadi 65%, dan pada spek argumen pada siklus I

sebesar 65%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dari

keseluruhan hasil peningkatan menulis paragraf argumentasi, dapat dilihat

bahwasannya kemampuan peserta didik dalam menulis paragraf argumentasi saat

pretest sebanyak 70%, atau 14 peserta didik masih belum mencapai SKM,

sedangkan sisanya sebanyak 30% atau sebanyak 4 peserta didik telah mencapai

SKM. Pada siklus I, meningkat sedikit, sebanyak 40% atau 8 peserta didik telah

mencapai SKM yang telah ditentukan, sedangkan sisanya sebanyak 60% atau 12

peserta didik, masih belum mencapai SKM yang ditentukan. Terakhir, pada

siklus II sebanyak 100% atau sebanyak 20 peserta didik telah mencapai SKM

yang ditentukan, ini pertanda bahwasannya peningkatan kemampuan menulis

paragraf argumentasi dengan strategi brainstorming dikatakan berhasil. (Fiaji,

2013)

C. Kerangka Pikir

Kondisi awal kelas IV SD Negeri Banyubiru 01 pada kemampuan menulis

di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 10 siswanya tidak dapat menulis

dengan memperhatikan penulisan tanda baca, huruf kapital dan penulisan ejaan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

23

yang kurang tepat. Ide-ide juga belum tersajikan dengan runtut. Hal ini dapat

dilihat dari kemampuan menulis siswa di pada hasil menulis siswa semester I.

Dalam menulis penelitian ini, peneliti memiliki tujuan untuk

meningkatkan kemampuan menulis siswa agar dapat menulis karangan dengan

memperhatikan tanda baca, huruf kapital dan ejaan sesuai EYD, serta menuliskan

ide-ide secara runtut melalui penerapan teknik silent card shuffle dan

brainstorming sebagai sarana untuk menampung ide-ide siswa, mengurutkan ide-

ide siswa, dan reminder atau pengingat mengenai penggunaan EYD.

Kelebihan teknik silent card shuffle adalah memberikan kesempatan siswa

untuk mengetahui urutan cerita berdasarkan gambar, lalu mengembangkan ide

menjadi kalimat dan menyusunnya menjadi paragraf. Sedangkan teknik

brainstorming dapat membantu siswa mengingat penggunaan tanda baca, huruf

kapital dan penulisan ejaan saat menulis, serta untuk mencurahkan ide-ide atau

gagasan mengenai suatu tema yang selanjutnya disusun menjadi kalimat, paragraf,

dan karangan. Pembelajaran lebih produktif karena memberi kesempatan siswa

untuk mengutarakan idenya dan mengklarifikasi bersama-sama apakah ide

tersebut dapat dilibatkan dalam permasalahan yang sedang dibahas atau tidak.

Secara sistematis kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru belum menggunakan teknik

silent card shuffle dan brainstorming

Guru menggunakan teknik silent card shuffle dan

brainstorming yang membantu siswa untuk

membangun kemampuan berpikir kritis dalam

menulis

Kemampuan menulis

siswa meningkat

Hasil belajar belum

maksimal

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan ... · sehingga bahasa memiliki dua sistem yakni sistem bunyi dan sistem makna. Ilmu tentang sistem bunyi disebut fonetik dan

24

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka, kajian empiris, dan kerangka pikir

tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan jika terdapat penerapan

teknik silent card shuffle dan brainstorming dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV Semester II di SD Negeri Banyubiru 01 Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang akan meningkatkan kemampuan menulis

siswa.