bab ii kajian pustaka a. kajian teori...

19
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Edward A. Krug mengatakan kurikulum sebagai cara dan upaya guna mencapai tujuan pendidikan (Yamin, 2012:24). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mulyasa (2006:24) menyatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan perangkat perencanaan dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Kurikulum 2013

    Kurikulum merupakan seperangkat rencana pengajaran yang

    digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Edward A. Krug mengatakan

    kurikulum sebagai cara dan upaya guna mencapai tujuan pendidikan (Yamin,

    2012:24). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mulyasa (2006:24)

    menyatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan perangkat perencanaan

    dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar,

    serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih

    kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah

    seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

    pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

    kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama

    adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,

    sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan

    pembelajaran.

  • 10

    a. Pengertian Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan

    karakter secara terpadu yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan penyempurnaan dari

    Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum 2013 merupakan tindak

    lanjut pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis

    pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan

    keterampilan secara terpadu (Hidayat, 2013:113).

    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada

    pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi berupa sikap,

    pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik.

    Kurikulum 2013 menekankan adanya peningkatan dan keseimbangan soft

    skills dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

    pengetahuan (Abidin, 2014:20). Sedangkan Majid (2014:28) juga

    menjelaskan bahwa orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan

    dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan

    pengetahuan (knowledge).

    Pembelajaran pada Kurikulum 2013 bersifat tematik, yaitu

    pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa

    mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada

    murid (Majid, 2014:80).

    Secara umum pengertian kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis

    kompetensi dan karakter secara terpadu yang merupakan penyempurnaan dari

    Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan

  • 11

    Pendidikan (KTSP). Pembelajaran pada Kurikulum 2013 bersifat tematik

    dengan menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran.

    Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi sikap,

    pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.

    b. Tujuan Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia

    agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

    beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi

    pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia

    (Kemendikbud, 2014:14).

    c. Landasan Kurikulum 2013

    Adapun landasan-landasan hukum pada kurikulum 2013 adalah

    sebagai berikut:

    1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional.

    Pendidikan Nasional merupakan pendidikan yang berdasarkan

    Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai

    agama, kebudayaan nasional dan tanggap tehadap pekembangan zaman.

    Sistem pendidikan nasional memuat tentang dasar, fungsi dan tujuan

    pendidikan, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban

    memperoleh pendidikan, bentuk penyelenggaraan pendidikan, Standar

    Nasional Pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana

    dan prasarana pendidikan, serta pendanaan pendidikan.

  • 12

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan.

    Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang

    sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Standar Nasional Pendidikan sebagai dasar dalam perencanaan,

    pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan

    pendidikan nasional yang bermutu.

    3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

    Dasar dan Menengah.

    Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

    digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,

    standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

    standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

    4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

    Menengah.

    Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional

    dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan

    keterampilan. Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang

    lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang

    dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,

    dan keterampilan.

  • 13

    5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

    Menengah.

    Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran

    pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai standar

    kompetensi lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar

    Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

    6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

    Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup,

    tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

    belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.

    7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

    Pelajaran pada Kurikulum 2013.

    Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi Standar Kompetensi

    Lulusan dalam bentuk kualitas yang seimbang antara hard skill dan soft skill.

    Sedangkan Kompetensi Dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk

    setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.

    d. Implementasi Kurikulum 2013

    1) Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013

    Pembelajaran disesuaikan dengan tujuan kurikulum yang tertuang

    dalam Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Mengacu pada

    Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran

  • 14

    dalam Kurikulum 2013 dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam

    Peraturan Kemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 (2016:1-2) sebagai

    berikut:

    1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; 2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

    aneka sumber belajar;

    3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

    4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

    5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; 6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

    pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

    7) Dari Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan

    keterampilan mental (soft skills);

    9) Pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

    10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladaanan (ing ngarsa sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso)

    dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran

    (tut wuri handayani);

    11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat; 12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

    saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;

    13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

    14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

    2) Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri pembelajaran yang

    menekankan pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Berikut paparan

    karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 yang bersumber pada

    Peraturan Kemendikbud Nomor 22 tahun 2016 (2016:3).

    Karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 pada setiap satuan

    pendidikan terkait erat pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan,

    dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga

    ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses

    psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,

  • 15

    menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan

    diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan,

    menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui

    aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan

    mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan

    turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk

    memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik

    antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu matapelajaran) perlu

    diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/

    inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk

    menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok

    maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

    menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based

    learning).

    3) Perencanaan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

    Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan

    untuk menyusun kegiatan pembelajaran yang diwujudkan dengan

    penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

    mangacu pada Standar isi. Silabus merupakan acuan penyusunan

    kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

    Sedangkan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

    pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar

    yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus

  • 16

    (Majid, 2014:125). Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan

    pembelajaran yang digunakan.

    Berdasarkan Peraturan Kemendikbud Nomor 22 Tahun 2016,

    Silabus paling sedikit memuat: (a) identitas mata pelajaran; (b) identitas

    sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; (c) kompetensi inti;

    (d) kompetensi dasar; (e) tema; (f) materi pokok, memuat fakta, konsep,

    prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir

    sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; (g)

    pembelajaran; (h) penilaian; (i) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam

    pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;

    dan (j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,

    alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Sedangkan komponen

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup: (a) identitas

    sekolah; (b) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; (c)

    kelas/semester; (d) materi pokok; (e) alokasi waktu; (f) tujuan

    pembelajaran berdasarkan KD; (g) KD dan indikator pencapaian

    kompetensi; (h) materi pembelajaran; (i) metode pembelajaran; (j) media

    pembelajaran; (k) sumber belajar; (l) langkah-langkah pembelajaran; dan

    (m) penilaian hasil pembelajaran.

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan

    mengacu pada prinsip penyusunan RPP. Prinsip penyusunan RPP

    berdasarkan Peraturan Kemendikbud Nomor 22 Tahun 2016 meliputi: (a)

    perbedaan individu peserta didik; (b) partisipasi aktif peserta didik; (c)

    berpusat pada peserta didik; (d) pengembangan budaya membaca dan

  • 17

    menulis; (e) pemberian umpan balik dan tindak lanjur RPP memuat

    rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

    pengayaan, dan remedial; (f) Penekanan pada keterkaitan dan

    keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

    indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam

    satu keutuhan pengalaman belajar; (g) mengakomodasi pembelajaran

    tematik-terpadu; (h) penerapan teknologi informasi dan komunikasi

    secara terintegrasi.

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari silabus

    untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya

    mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan

    pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

    agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk

    berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

    kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

    perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun

    berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau

    lebih.

    4) Pelaksanaan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

    Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang

    meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    Berdasarkan Peraturan Kemendikbud Nomor 22 Tahun 2016, tahap

    pelaksanaan pembelajaran meliputi:

  • 18

    1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

    a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

    b) memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan

    memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional,

    serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;

    c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

    d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

    e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

    2) Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode

    pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan

    dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

    Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan

    dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Dalam kegiatan ini

    peserta didik melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan

    informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Setiap

    kegiatan harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik sesuai

    dengan kompetensi sikap yang tercantum dalam silabus dan RPP.

    3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara

    individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

    a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun

    tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

    b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik

    tugas individual maupun kelompok; dan

    d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

    5) Penilaian Dalam Kurikulum 2013

    Standar penilaian pendidikan Kurikulum 2013 telah secara tegas

    dinyatakan dalam Peraturan Kemendikbud Nomor 23 Tahun 2016

    tentang Standar Penilaian. Berdasarkan Peraturan Kemendikbud tersebut

    Standar Penilaian Pendidikan dipandang sebagai kriteria mengenai

    lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen

    penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses

    pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

    hasil belajar peserta didik yang mencakup penilaian otentik, penilaian

  • 19

    diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

    tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian

    mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

    Penilaian dalam Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian

    otentik karena pada hakikatnya penilaian autentik merupakan kegiatan

    penilaian yang dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa.

    Nurgiyantoro (2011:4) menyatakan bahwa pada hakikatnya penialian

    otentik merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata

    untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan juga berbagai faktor lain,

    antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Hal ini sejalan

    dengan Gulikers Bastiaens dan Krischner (2008) dalam Abidin (2014:78)

    yang menyatakan bahwa penilaian otentik yaitu penilaian yang

    melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting,

    dan bermakna yang selanjutnya dapat dikatakan sebagai penilaian

    performa.

    Richardson et al (2009) dikutip dalam Abidin (2014:81)

    mengemukakan beberapa karakteristik penilaian otentik sebagai berikut.

    1) Berisi seperangkat tugas penting yang dirancang secara luas dalam mempresentasikan bidang kajian ilmu tertentu.

    2) Menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 3) Kriteria selalu diberikan di muka sehingga siswa tahu bagaimana mereka

    akan dinilai.

    4) Penilaian terpadu dalam kerja kurikulum sehari-hari sehingga sulit untuk membedakan antara penilaian dan pembelajaran.

    5) Peran guru berubah dari penyampaian pengetahuan (atau bahkan antagonis) menjadi berperan sebagai fasilitator, model, dan teman dalam belajar.

    6) Siswa mengetahui bahwa akan ada presentasi dihadapan publik atas pekerjaan yang telah dicapai sehingga mereka akan sungguh-sungguh

    mengerjakan tugas.

    7) Siswa tahu bahwa akan ada pemeriksaan baik dari proses yang mereka gunakan dalam pembelajaran dan produk-produk yang dihasilkan dari

    pembelajaran.

  • 20

    Sesuai Peraturan Kemendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang

    Standar Penilaian (2016:4-5), prinsip penilaian hasil belajar pada jenjang

    pendidikan dasar dan menengah meliputi:

    a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;

    b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

    c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,

    budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;

    d) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

    e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

    f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang

    sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta

    didik;

    g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;

    h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan

    i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

    Penilaian pada Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian

    otentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan yang tercantum

    pada Peraturan Kemendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar

    Penilaian pasal 3 ayat (1), bahwa Penilaian hasil belajar peserta didik

    pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: (a)

    sikap; (b) pengetahuan; dan (c) keterampilan. Penilaian aspek sikap

    dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang

    relevan, dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru

    kelas. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes

    lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian

  • 21

    keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,

    dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

    2. Persepsi

    a. Pengertian Persepsi

    Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari serapan

    tertentu atau proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca

    indranya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1061). Seperti pendapat

    Thoha (2008:141), persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang

    dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

    lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,

    dan penciuman.

    Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

    hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

    pesan (Rakhmat, 2012:50). Sedangkan Robbins dalam Muchlas (2008: 112)

    mengemukakakan, persepsi diartikan sebagai proses dimana seseorang

    mengorganisasikan dan menginterpretasikan impresi sensorisnya agar dapat

    memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

    adalah proses kognitif yang dialami seseorang untuk menerima dan

    memahami informasi melalui panca indranya. Baik melalui penglihatan,

    pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kemudian rangsangan

    terhadap alat indra diatur untuk dilakukan pengorganisasian dan penafsiran.

    Proses penafsiran pada setiap individu tidak sama terhadap informasi yang

    diterima.

  • 22

    Persepsi sangat penting dalam kehidupan karena persepsi tersebut

    akan mempengaruhi cara pandang, pemahaman, tanggapan, sikap dan

    perilaku seseorang terhadap objek yang dipersepsi. Persepsi merupakan suatu

    proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki seseorang dalam

    mengintepretasikan suatu objek. Menurut Sobur (2011:446) persepsi berperan

    penting dalam memperoleh pengetahuan. Dengan pengetahuan seseorang

    dapat memberikan penafsiran terhadap objek yang dipersepsi sehingga akan

    menghasilkan suatu penilaian atau tanggapan sebagai konsekuensi akhir dari

    suatu persepsi.

    b. Komponen Persepsi

    Terdapat tiga komponen utama dalam proses persepsi yang

    dipaparkan oleh Sobur (2010:447) yaitu sebagai beikut:

    a) Seleksi, yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari

    luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

    b) Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

    mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai

    faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi,

    kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada

    kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi

    yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks

    menjadi sederhana

    c) Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah

    laku sebagai reaksi.

  • 23

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

    Persepsi setiap individu pada suatu objek berbeda-beda. Hal ini

    dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan pada masing-masing individu, baik

    perbedaan dalam sikap, kepribadian ataupun motivasi. Adapun faktor-faktor

    yang mempengaruhi persepsi menurut Slameto (2010:102) ada 3, yaitu objek

    yang diapersepsi; alat indra, syaraf dan susunan syaraf; dan perhatian.

    1. Objek yang dipersepsi.

    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

    Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

    dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

    mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

    2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf.

    Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,

    disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

    meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu

    otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon

    diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

    3. Perhatian

    Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

    perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

    rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

    konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu

    sekumpulan objek.

  • 24

    Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu

    sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu

    objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi

    seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau

    kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri

    pada adanya perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan

    dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses

    terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga

    dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

    B. Kajian Penelitian Yang Relevan

    Penelitian ini mengenai Kurikulum 2013 yang difokuskan kepada persepsi

    guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan penelusuran hasil

    penelitian yang ada ditemukan skripsi yang relevan dengan penelitian ini

    diantaranya:

    1. Skripsi dari Eko Cahyono, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun

    2015. Dengan judul penelitian “Analisis Ragam Persepsi Warga Sekolah

    Dasar Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SDN Krampilan Kecamatan

    Besuk Kabupaten Probolinggo”.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui frekuensi persepsi

    warga sekolah dasar terhadap implementasi Kurikulum 2013 dilihat dari

    keseluruhan aspek Kurikulum 2013 yaitu: 28 % pada kategori setuju, 43%

    tidak setuju namun suka melaksanakan Kurikulum 2013, dan 29% pada

  • 25

    kategori tidak setuju. Secara umum, persepsi sebagian besar informan

    terhadap implementasi Kurikulum 2013 adalah baik.

    a. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu

    Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini terletak pada fokus

    penelitian yaitu sama-sama membahas mengenai Kurikulum 2013 variabel

    diatas (Persepsi Warga Sekolah), penelitian diatas mencakup penelitian ini

    (Persepsi Guru).

    b. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu

    Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti yaitu subjek penelitian. Pada penelitian diatas subjek

    penelitiannya warga sekolah (Kepala sekolah, waka sekolah, guru, staff, dan

    siswa), sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti subjeknya

    guru kelas I sampai dengan kelas VI.

    2. Skripsi dari Fikri Zarmansyah, jurusan Civics Hukum Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2014. Dengan

    judul penelitian “Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Pelaksanaan Kurikulum

    2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Di

    SMA Negeri 3 Malang”.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh persepsi guru

    Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang pelaksanaan kurikulum

    2013 pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di

    SMA Negeri 3 Malang bahwa Kurikulum 2013 sudah berjalan cukup baik

    dimana perubahan kurikulum ini diharapkan dapat semakin membawa

    perubahan besar dalam dunia pendidikan tentunya dalam merubah karakter

  • 26

    siswa menjadi lebih baik. Sedangkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan

    Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

    Kewarganegaraan di SMA Negeri 3 Malang bahwa Kurikulum 2013 sudah

    sangat baik dimana siswa dipacu dalam pembelajaran yang kreatif mulai dari

    hal mencari materi sampai pada penyampaian hasil tugas. Siswa juga di

    ajarkan bagaimana berkomunikasi secara aktif baik dengan guru maupun

    dengan temannya. Siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran terutama pada

    saat berkelompok.

    a. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu

    Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah terletak pada

    fokus penelitian yaitu sama-sama membahas mengenai Kurikulum 2013

    variabel di atas (Persepsi Guru dan Siswa), penelitian di atas mencakup

    penelitian ini (Persepsi Guru).

    b. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu

    Perbedaan antara penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti yaitu subjek dan tempat penelitian. Pada skripsi ini

    subjek penelitiannya guru dan siswa dan tempat penelitiannya di SMA,

    sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti subjeknya guru kelas

    I sampai dengan kelas VI dan tempat penelitan di sekolah dasar.

    Berdasarkan skripsi yang telah dipaparkan di atas terdapat persamaan dan

    perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Skripsi di atas

    memiliki fokus penelitian yang sama yaitu Pelaksanaan Kurikulum 2013.

    Sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek penelitian, tempat penelitian dan

    tujuan penelitian.

  • 27

    C. Kerangka Pikir

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

    Kurikulum 2013

    Implementasi Kurikulum

    Guru

    Persepsi Kendala

    Bagaimana persepsi guru

    terhadap implementasi

    Kurikulum 2013 di

    SDN Dinoyo 3 Malang.

    Bagaimana kendala yang

    dirasakan guru dalam

    implementasi Kurikulum

    2013 di SDN Dinoyo 3

    Malang.

    Metode Penelitian

    Jenis Penelitian : Kualitatif Deskriptif

    Subjek Penelitian : Guru dan Kepala Sekolah

    Lokasi Penelitian : SDN Dinoyo 3 Malang

    Instrumen Penelitian : Lembar Observasi, Lembar

    Wawancara, Dokumentasi

    “Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013

    Di SDN Dinoyo 3 Malang”

    Upaya

    Bagaimana upaya yang

    dilakukan untuk mengatasi

    kendala dalam implementasi

    Kurikulum 2013 di SDN

    Dinoyo 3 Malang.