bab ii kajian pustaka a. kajian pustaka 1. · pengertian belajar menurut beberapa pakar dimyati ......

28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Dalam kehiduapan manusia sehari-hari tidak akan lepas dari kegiatan belajar, baik dalam melaksanakan kegiatan individu maupun saat melaksanakan aktivitas kelompok. Semua yang dilakukan dalam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari tanpa disadari adalah merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada ruang dan waktu manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, itulah alasan belajar tidak mengenal batasan usia, tempat, maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah behenti. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam beberapa sumber atau literatur. Meskipun kita dapat menemukan perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip akan kita temukan persamaanya. Berikut ini pengertian belajar menurut para ahli yang di kutip Aunurrahman (2012: 35) antara lain: (1) Menurut Borton, pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkunganya. (2) Menurut H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. (3) Menurut James O. Whittaker mengemukakan bahwa bejar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. (4) Menurut Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melelui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: dinhxuyen

Post on 05-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Dalam kehiduapan manusia sehari-hari tidak akan lepas dari

kegiatan belajar, baik dalam melaksanakan kegiatan individu maupun saat

melaksanakan aktivitas kelompok. Semua yang dilakukan dalam kegiatan

dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari tanpa disadari adalah merupakan

kegiatan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada ruang

dan waktu manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, itulah

alasan belajar tidak mengenal batasan usia, tempat, maupun waktu, karena

perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah

behenti.

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam beberapa sumber

atau literatur. Meskipun kita dapat menemukan perbedaan di dalam

rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun

secara prinsip akan kita temukan persamaanya. Berikut ini pengertian

belajar menurut para ahli yang di kutip Aunurrahman (2012: 35) antara

lain:

(1) Menurut Borton, pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkunganya.

(2) Menurut H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

(3) Menurut James O. Whittaker mengemukakan bahwa bejar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

(4) Menurut Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melelui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati dan Mudjiono

(2009: 9) yaitu:

(1) Menurut Skinner berpandangan bahwa, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

(2) Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

(3) Belajar menurut pandangan Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan tersebut mengalami perubahan.

(4) Belajar menurut Rogers berpendapat praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafal pelajaran.

Banyak sekali pengertian belajar, karena belajar sangat luas ruang

lingkupnya tidak dibatasi ruang maupun waktu dapat terjadi dimanapun

dan kapanpun. Sehingga dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses

karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, belajar

merupakan pengalaman, belajar juga merupaan aktivitas pada diri

seseorang yang disadari dan disengaja, dan belajar merupakan interaksi

individu dengan lingkunganya.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip dasar belajar yang dilakukan oleh seorang guru agar

terjadi proses belajar bagi siswa, sehingga proses pembelajaran yang

dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip belajar juga

memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan guru agar

para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Aunurrahman (2012: 113), (mengutip simpulan

Davies, 1991) bahwa beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar

bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

(1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri, tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

(2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatanya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecapatan belajar.

(3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).

(4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

(5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan

mempelajari. Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan pembelajaran

adalah dialog interaktif. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar

siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan, dan untuk

mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara

sistematik. Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012: 30) mengemukakan

proses mencari kebenaran, menggunakan

kebenaran dan mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan

kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan upaya

merubah perilaku, sikap, pengetahuan, dan pemaknaan terhadap tugas-

tugas selama hidupnya : 34) bahwa :

Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap , kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi yang baik dan positif menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pembelajaran adalah proses yang sengaja direncanakan dan

dilakukan untuk memungkinkan terjadinya aktivitas belajar individu untuk

mencapai tujuan belajar, yang dari semula tidak memiliki pengetahuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

menjadi memiliki pengetahuan, yang semula belum terdidik menjadi

terdidik.

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran, terutama dalam tahap perencanaan,

prinsip-prinsip pembelajaran dapat memberikan batas-batas yang

memungkinkan bagi guru dalam proses pelaksanaannya. Pengetahuan

tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat memberikan

kemudahan bagi guru dalam memilih tindakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dengan mengetahui prinsip-prinsip

pembelajaran, guru memiliki sikap dan mampu mengembangkannya

dalam rangka peningkatan kualitas belajar siswa.

Menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012: 30) ada beberapa

prinsip yang perlu dikuasai dan dikembangkan guru dalam upaya

mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian adalah memusatkan pikiran dan perasaan emosional

secara fisik dan psikis terhadap seseautu yang menjadi pusat

perhatian. Perhatian akan muncul dari diri siswa apabila pelajaran

yang diberikan merupakan bahan pelajaran yang menarik dan

dibutuhka oleh siswa. Siswa yang memiliki minat terhadap materi

pelajaran tertentu, biasanya akan lebih intensif memperhatikan dan

selanjutnya timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari

materi tersebut. Motivasi berhubungan erat dengan minat, siswa

yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran

cenderung memiliki lebih perhatian yang lebih terhadap mata

pelajaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi

dalam belajar.

2) Keaktifan

Kecenderungan psikologi saat ini menyatakan bahwa anak adalah

makluk yang aktif. Anak memiliki dorongan untuk melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

sesuatu, memiliki kemauan dan keinginan. Seseorang yang belajar

tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya aknan mungkin

terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap

individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya.

Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara

langsung akan menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

4) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali

yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh psikologi daya.

Menurut teori ini belajar adalah melatih daya daya yang ada pada

manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingati,

mengkhayal, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka daya daya tersebut berkembang.

Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka

daya daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan

pengulangan akan menjadi senpurna.

5) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang harus

dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dhadapkan kepada

sejumlah hambatan/tantangan, yaitu mempelajari materi/bahan

belajar. Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga

memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar lebih giat dan

sugguh sungguh. Penguatan positif atau negatif juga akan

menantang siswa dan dapat menimbulkan motif belajar untuk

memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak

diharapkan.

6) Balikan dan Penguatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

Siswa akan lebih semangat belajar, apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik. Apalagi hasil yang baik merupakan

balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha

belajar selanjutnya.

7) Perbedaan Individual

Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar

yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain

baik secara fisik maupun psikis, untuk itu dalam proses

pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus

dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan

selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.

e. Hasil belajar

Hasil belajar akan dicapai apabila terjadi perubahan yang lebih

baik dari tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) dikemukakan

dan ti

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sebagai guru penjas

hendaknya penilaian dalam proses pembelajaran juga patut diperhitungkan

disamping hasil akhir. Sedangkan Nana Sudjana (2005 : 39) menyatakan,

diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang dipengaruhi

oleh dua faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan, dimana siswa sebagai objek penilaian baik itu penilaian proses

maupun hasil akhir semua akan dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

afektif dan psikomotor dan setiap ranah memiliki karakteristiknya masing

masing.

2. Senam Ketangkasan Lompat Kangkang

a. Pengertian Senam

Istilah senam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu

gymnastic atau dalam bahasa Yunani yaitu gymnos dan dalam bahasa

Belanda yaitu gymnastiek yang artinya telanjang. Karena pada waktu

zaman kuno melakukan senam dengan badan telanjang. Seperti

dikemukakan Imam Hidayat (1995) yang dikutip Agus Mahendra (2000:8)

bahwa gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan

kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu

dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.

Di dalam senam terkandung makna yang luas sesuai dengan

perkembangan berbagai aliran dan jenis senam yang berkembang, untuk

itu perlu diberikan batasan senam. Batasan senam menurut Agus Margono

dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan

Pendapat lain dikemukan Peter H. Werner (1994) yang dikutip

Gymnastic may be globally defined as any

physical exercises on the floor or apparatus that is designed to promote

endurance,stengght,flexibility,agility,coordinastion and body control

yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,

kelincahan,

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

senam merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan

berencana dan disusun secara sistematis untuk membentuk dan

mengembangkan pribadi yang harmonis. Dalam latihan senam dapat

dilakukan pada lantai dan alat yang dirancang untuk meningkatkan daya

tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

Hal ini artinya, senam bertujuan untuk koordinasi seta kontrol tubuh. Hal

ini artinya, senam bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh bukan

alatnya atau pola gerakannya. Oleh karena itu, suatu gerakan dikatakan

senam atau bukan harus memiliki ciri ciri kaidah tertentu.

Untuk memberi batasan senam yang sangat sukar, oleh karena

semua pengertian dan bidang yang terkandung di dalamnya harus

tercakup, namun demikian perlu adanya batasan senam agar jelas batas

dan ruang lingkupnya. Menurut Suyati dan Agus Margono (1992:6) untuk

memberikan batasan senam harus memiliki ciri-ciri dan kaidahnya-

kaidahnya sebagai berikut:

(1) Gerakan-gerakannya harus selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.

(2) Gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak/keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh).

(3) Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis.

Berdasarkan ciri-ciri dan kaidah-kaidah senam tersebut, lebih

lanjut Suyati dan Agus Margono (1992: 6) memberi batasan senam yaitu,

an tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun

secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi

b. Jenis Senam

Banyaknya jenis kegiatan yang bisa dikategorikan ke dalam senam,

seperti senam jantung sehat, senam ayo bergerak, senam pramuka, senam

bayi, senam ibu hamil, senam kebugaran jasmani dan lain-lain membuat

kesulitan dalam memahami definisi dan arti senam, kesulitannya adalah

manakala membagi senam ke dalam jenis-jenisnya. Menurut FIG

(Federation Internationale de Gymnastique) dalam Agus Mahendra

(2000:11-12) dibagi menjadi enam kelompok yaitu:

1) Senam artistik (artistic gymnastics).

2) Senam ritmik sportif (sportive rhymic gymnastics).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

3) Senam akrobatik (acrobatic gymnastics).

4) Senam aerobic sport (sports aerobics).

5) Senam trampolin (trampolinning).

6) Senam umum (general gymnastics).

c. Manfaat Senam

Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam

mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability).

Menurut Agus Margono (2009:21) nilai-nilai kegunaan senam

ialah:

(1) Untuk dapat memberikan rangsang yang diperlukan bagi pertumbuhan badan.

(2) Untuk mengembangkan cara bersikap dan bergerak dengan sewajarnya.

(3) Untuk memperbaiki dan mencegah pengaruh buruk di sekolah misalnya duduk di bangku terlalu lama.

(4) Untuk mempertebal perasaan kebanggan (dalam perlombaan-perlombaan antar bangsa).

(5) Untuk memupuk keberanian dan kepercayaan diri sendiri. (6) Untuk memupuk rasa tanggungjawab terhadap kesehatan diri

sendiri dan masyarakat. (7) Memupuk kesanggupan untuk bekerjasama, misalnya dalam

melakukan latihan-latihan harus saling membantu.

d. Metodik Mengajar Senam

Latihan senam pada umumnya mengikuti ketentuan yang sudah

diterima secara umum, yaitu tidak lepas dari sistematika olahraga.

Menurut Agus Margono (2009: 25) Dalam menyusun pelajaran senam

selain ketentuan-ketentuan umum yang telah diuraikan terdahulu, maka

harus diperhatikan pula hal-hal seperti berikut:

1) Keadaan-keadaan seperti: a. Ruang / bangsal / lapangan. b. Jumlah anak / murid. c. Waktu pelajaran diberikan. d. Suhu.

2) Apa yang telah diberikan pada pelajaran yang lalu. 3) Keinginan / hasrat bergerak anak-anak. 4) Jenis kelamin dan umur anak-anak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

5) Dalam pelajaran senam anak-anak harus melakukan kerja fisik yang cukup berat.

6) Harus memperhatikan faktor-faktor normalisasi, pembentukan, dan prestasi.

Susunan pelajaran biasanya menggunakan sistem Austria yang

diciptakan oleh Goulhover dan Straicher. Adapun susunan pelajaran yang

lengkap itu sendiri dari:

Latihan A: pendahuluan (Pemanasan)

Latihan B: inti, terdiri dari:

B.1. Latihan Tubuh

B.2. Latihan Keseimbangan

B.3. Latihan Kekuatan dan Ketangkasan

B.4. Latihan berjalan dan berlari

B.5. Latihan Melompat dan Meloncat

Latihan C: Penutup

e. Senam Ketangkasan Lompat Kangkang

Senam ketangkasan adalah salah satu cabang olahraga senam yang

banyak dilombakan dalam event olahraga. Salah satu bentuk senam

katangkasan yaitu lompat kangkang, lompat jongkok , dan berguling di

atas peti.

Dalam nomor perlombaan ini diperlukan kuda-kuda, matras, papan

tolak (beat board) alas untuk awalan (loper). Untuk putra tinggi punggung

kuda-kuda 1,35 meter dari lantai. Pada waktu melakukan lompatan tangan

harus menumpu pada sepertiga bagian pangkal atau ujung kuda-kuda yang

dipasang membujur. Sedangkan untuk putri dipasang melintang tinggi

punggung kuda-kuda 1,10 meter dari lantai, tumpuan tangan dibagian

tengah. Menurut Soeharto dkk, yang dikutip Arma Abdoellah (1981 :337)

Jenis-jenis lompat kangkang yaitu :

(1) Lompat kangkang dengan tumpuan pada pangkal :

a. Awalan lari cepat badan condong ke depan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

b. Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat-kuatnya

disertai ayanan lengan dari belakang bawah ke depan.

Badan lurus tungkai diceraikan.

c. Saat tangan menyentuh pada bagian pangkal kuda-kuda

segera menolak sekuat-kuatnya. Badan melayang di atas

kuda-kuda dalam sikap lurus lengan direntangkan, tungkai

lurus diceraikan pandangan ke depan.

d. Mendarat dengan ujung kaki mengepit lengan direntangkan

ke atas.

Gambar 2.1 Lompat kangkang dengan tumpuan pada pangkal

(2) Lompat kangkang dengan tumpuan pada ujung :

a. Awalan lari cepat badan condong ke depan.

b. Kedua kaki menolak pada papan tolak disertai ayunan

lengan ke atas badan melayang ke atas depan kedua lengan

lurus pandangan dipusatkan pada ujung kuda-kuda.

c. Segera setelah tangan menyentuh pada bagian ujung kuda-

kuda, tangan menolak sekuat-kuatnya, tungkai diceraikan

diayun ke arah perut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

d. Ayankan lengan melingkar ke belakang atas, badan

membusur, melayang. Tungkai rapat. Pandangan ke depan.

e. Mendarat dengan ujung kaki, mengepir lengan direntangkan

ke atas.

Gambar 2.2 Lompat kangkang dengan tumpuan pada ujung

Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat melaksanakan lompat kangkang,

yaitu:

a. Panggul kurang diangkat (tinggi) sehingga tidak berhasil membuat

sikap kangkang diatas kuda lompat.

b. Lututnya bengkok.

c. Kepala dan dada tidak terangkat pada saat tangan menyentuh kuda-

kuda lompat.

d. Lengan tidak lurus.

3. Pendekatan Bermain

a. Hakikat bermain

Belajar merupakan suatu aktifitas yang disukai oleh anak anak.

Dengan bermain anak akan merasa senang dan gembira. Jika diamati di

sekolah sekolah pada waktu luang, waktu sebelum masuk atau waktu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

sebelum atau waktu istirahat, para siswa bermain di halaman sekolah,

mereka berlari, berkejar kejaran, main bola dan masih banyak aktifitas

bermain lainnya. Menurut Agus Mukholid dan Budhi Satyawan (2009 :

10) me

mengekspresikan dirinya dengan berupaya membuat dirinya mendapatkan

. Sedangkan M. Furqon H. ( 2006 : 2 )

berpendapat, Bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan

bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga menemukan sesuatu dari

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan, bermain

merupakan suatu luapan ekspresi anak tanpa paksaan dan sungguhan yang

dilakukan dalam waktun luang tanpa terikat pada peraturan. Bermain dapat

diartikan sebagai dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada anak

merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis. Ciri lain yang amat

mendasar yakni kegiatan itu dilaksanakan secara sukarela, tanpa paksaan,

dalam waktu luang. Banyak hal yang didapat dari bermain yaitu dapat

memberikan pengalaman belajar misalnya membina hubungan sesama

teman, menjalin kerjasama, saling menghargai, dan lain sebagainya. Salah

satu sifat dari bermain yaitu : bermain untuk memperoleh kesenangan,

menimbulkan kesadaran agar bermaindengan baik perlu berlatih, kadang

kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan,

mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui

kemampuan diri sendiri .

Bermain merupakan kebutuhan atau dorongan dari dalam diri anak.

Dorongan dari dalam ini harus disalurkan untuk mengembangkan potensi

potensi yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, pada masa anak anak

kesempatan harus diberi seluas luasnya. Banyak manfaat yang diperoleh

dari bermain baik fisik, mental maupun sosial. Menurut M. Furqon H. (

2006 : 4 5 ) menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak

kesegaran jasmani, (3) dorongan berkomunikasi, (4) penyaluran energi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

emosiaonal yang terpendam, (5) penyaluran bagi kebutuhan dan

keinginan, (6) sumber belajar, (7) rangsangan bagi kreatifitas, (8)

perkembangan wawasan diri, (9) belajar bermasyarakat, (10)

b. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan suatu cara yang ditetapkan seorang

guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain

atau permainan. Pengajaran melalui pendekatan bermain dapat

meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan

teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan

sesungguhnya. Dikutip dari http://mari-

berkawand.blogspot.com/2011/08/pengertian-pendekatan-bermain.html,

yang di unduh pada tanggal 08 maret 2014, pukul 21:00, bahwa

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup

kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan

kurang menarik . Sedangkan Benny A. Pribadi ( 2009 : 43 44 )

berpendapat :

Metode pembelajaran bermain bersifat kompetetif dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai dan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan memberi pengalaman belajar baru bagi siswa. Pada umumnya dalam metode pembelajaran bermain ada pihak yang menang ada pihak yang kalah. Pihak yang menang akan mendapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan permainan.

Berdasarkan pengertian pendekatan bermain yang dikemukakan

oleh dua ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan bermain merupakan

bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu

permainan atau belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam

bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain siswa belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

teknik suatu cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan. Dari

permainan yang dilaksanakan ada pihak yang menang dan ada pihak yang

kalah.

4. Pembelajaran Senam Ketangkasan Lompat Kangkang Melalui

Pendekatan Bermain

a. Pendekatan Bermain Melompati Teman

Ket : : Siswa

: Arah lompatan

: Arah lari

Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Tiap regu berbanjar

memanjang lapangan dengan jarak antara 2 meter. Setelah ada tanda peluit

dari guru, anak terbelakang melompati temannya yang berdiri

membongkokkan badan.Setelah sampai di depan ia lari kembali ketempat

dan menyentuh teman di depannya.

Melakukan seperti yang pertama, setelah selesai samapi yang

terdepan, ia kembali ke belakang, melompati yang terbelakang harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

menyentuh teman yang di depannya, dan seterusnya sampai semua anak

mendapatkan kesempatan melompat.Cara melompat adalah menumpukkan

kedua tangan di punggung teman yang dilompati, dengan lompat

kangkang.

b. Pendekatan bermain melompati kardus

X

X

Ket : : Kardus

: bilah

: arah lari dan lompat

X : siswa

Siswa dibagi 3-5 kelompok. Setiap kelompok berada dibelakang

bilah. Siswa paling depan melompat kedepan kembali keposisi semula,

melompat kesamping kiri kembili kesemula, kebelakang kembali keposisi

semula dan kekanan kembali keposisi semula. Lalu siswa berlari kedepan

mencoba melompati kardus tanpa tangan menumpu pada kardus. Untuk

urutan selanjutnya sama seperti yang dilakukan pelari pertama. Jika semua

siswa sudah selesai mencoba maka akan dilakukan permainan. Setiap

kelompok berusaha melompat dengan merasakan tolakan yang benar dan

supaya terbiasa, siswa yang berada didepan melakukan terlebih dahulu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

setelah sudah melompati semua kardus baru siswa yang berada dibarisan

selanjutnya boleh melakukan. Sambil membawa bola tenis untuk diulurkan

keteman setim yang melakukan permaianan (estafet bola tenis). Bagi

kelompok yang kalah mendapat hukuman jumping 10X.

5. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang

berasal dari bahasa latin medius

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media

dapat berupa sesuatu bahan, atau alat. Menurut Gerlach & Ely (1971) yang

dikutip Azhar Arsyad menyatakan bahwa,

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,

ketram Sedangkan menurut Webster Dictonary

sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja

yang digunakan sebagaimperantara atau penghubung dua pihak atau dua

Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang

dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk

menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlihat

dalam kegiatan belajar dapat mengetahui kata-kata yang disampaikan oleh

guru dan memahami arti atau maknanya.

Menurut Sudjana dan Rivai (1992) yang dikutip Azhar Arsyad

(2011: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses

belajar siswa, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

(1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

(2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

(3) Metode mengajar akan lebihbervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

(4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

c. Jenis Media Pembelajaran

Media sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem

pembelajaran, di samping pesan, personel, teknik/ metode, dan alat.

Pengertian media sendiri masih seringkali ditafsirkan sebagai murni

peralatan. Dan dilihat dari jenisnya media pembelajaran menurut Budhi

satyawan, Heru Suranto, Sunardi (2010:26-27) dikelompokan menjadi :

1. Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara, seperti: radio, cassette recorder, piringan hitam,

dan sebagainya.

2. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indera

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau

simbol yang tidak bergerak, seperti: film strip (film rangkai), foto,

gambar, atau lukisan, cetakan, dan ada juga media visual yang

menampilkan gambar atau simbol yang bergerak, seperti: film bisu,

film kartun.

3. Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara

dan sekaligus unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik, karena ada penggabungan sifat dari

kedua media auditif dan media visual. Media audio visual ini

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

a) Media audio visual diam, yaitu media yang

menampilkan suara dan gambar diam, seperti: film

bingkai suara (sound slide) dan film rangkai suara.

b) Media audio visual gerak, yaitu media yang dapat

menampilkan unsur suara dalam gambar yang

bergerak, seperti: film suara dan video cassette. Media

audio visual ini, baik yang diam maupun bergerak

masih dapat dikasifikasikan menjadi beberapa

kelompok.

d. Media Audio Visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Dengan karakteristik yang

lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi

kekurangan dari media audio atau media visual semata. Media audio

visual ini lebih efektif penggunaanya bila dibandingkan dengan media

pesan visual saja (seperti gambar cetak yang disusun berurutan). Media

audio visual ini tidak saja menyampaikan pesan-pesan yang rumit, tetapi

juga lebih realistis. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam

media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang

memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Pada awal

pelajaran media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik

perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan

program yang dapat membangun rasa berkelanjutan-sambung-

menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan dan saran.

Menurut Basuki Wibana dan Farida Mukti (2001:67) menyatakan bahwa:

Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata. Misalnya film bingkai dan film rangkaian yang dilengkapi dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunannya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja (seperti gambar cetak yang disusun berurutan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

Salah satu contoh media audio visual yang dapat digunakan dalam

pembelajaran adalah dengan menggunakan video. Sama halnya dengan

film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-

sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suaranya memberi daya tarik tersendiri.

Menurut Azhar Arsyad (2011: 49) Mengemukakan bahwa, media ini juga

mempunyai keuntungan dan kekurangan diantaranya:

1) Keuntungan film dan video

a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman

dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi,

berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam

sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara

normal tidak dapat dilihat seperti kerja jantung ketika

berdenyut.

b) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara

tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika

dipandang perlu.

c) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan

video menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya.

d) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dalam

mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok

siswa.

e) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya

bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi dan

perilaku binatang buas.

f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau

kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun

perorangan.

g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame

demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua

menit.

2) Kekurangan film dan video

a) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal

dan waktunya yang banyak.

b) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus

sehingga tidak semua mampu mengikuti informasi yang ingin

disampaikan melalui film tersebut.

c) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan

video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan

sendiri.

e. Kegunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Penjasorkes

Berdasarkan kegunaannya media audio visual dalam pembelajaran

penjasorkes. Menurut Pupuh Fathurrohman (2009) yang dikutip Budhi

Satyawan, Heru Suranto, Sunardi (2010:22) diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Menarik perhatian siswa.

2. Mmenbantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran.

3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata kata tertulis atau lisan).

4. Mengatasi keterbatasan ruang.

5. Pembelajaran lebih komunukatif dan produktif.

6. Waktu pembelajaran lebih bisa dikondisikan.

7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

8. Meningkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/

menimbulkan gairah belajar.

9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

10. Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

6. Pembelajaran Senam Ketangkasan Lompat Kangkang Melalui Media

Bantu Audio Visual

Pada siswa SMK pembelajaran senam ketangkasan lompat kangkang

akan lebih efektif apabila menggunakan media. Salah satu media yang dapat

digunakan untuk membantu adalah media bantu pembelajaran. Media bantu

yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa

terkadang kurang memperhatikan guru dalam pelajaran apabila pelajaran

yang disampaikan kurang menarik bagi siswa. Maka dari itu alat bantu yang

digunakan harus efektif. Media bantu yang digunakan adalah dengan

menggunakan media bantu pembelajaran audio visual yang berupa video

pembelajaran.

Pembelajaran senam ketangkasan lompat kangkang menggunakan

media bantu pembelajaran audio visual dimaksudkan untuk membantu proses

menentukan ketepatan langkah pada saat proses melakukan teknik senam

ketangkasan lompat kangkang. Adapun pelaksanaannya yaitu menyediakan

perangkat audio visual berupa LCD, laptop, speaker dan video pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran senam ketangkasan lompat

kangkang dengan media bantu pembelajaran audio visual:

1) Siswa melihat tayangan video pembelajaran senam ketangkasan

lompat kangkang.

2) Siswa mempraktekkan apa yang sudah diajarkan dalam tayangan video

pembelajaran senam ketangkasan lompat kangkang secara bertahap

7. Metode Saintifik

a. Konsep Dasar Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai

materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari

mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan

untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai

sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,

meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan

proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru

tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya

siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Dikutip dari

http://ruangkreasikita.blogspot.com/2014/03/kurikulum-2013-konsep-dasar-

pendekatan.html, yang di unduh pada tanggal 05 agustus 2014, pada pukul

11:30, bahwa Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik

sebagai berikut :

1) Berpusat pada siswa. 2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,

hukum atau prinsip. 3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

b. Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-

langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan,

kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,

dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan

mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat

mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus

tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-

nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Dikutip dari

http://ruangkreasikita.blogspot.com/2014/03/kurikulum-2013-langkah-

langkah-umum.html, yang di unduh pada tanggal 05 agustus 2014, pada

pukul 12:00, bahwa Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan

sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi) Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi merupakan tindak lanjut

dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

e. Menarik kesimpulan Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan

am kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

B. Kerangka Pemikiran

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di tingkat

SD maupun tingkatan di atasnya (SMP, SMA/SMK). Dimana melibatkan

gerak tubuh para siswa dalam berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar.

Selain aktivitas psikomotornya yang digunakan dalam pendidikan jasmani,

kognitif dan afektifnya juga diutamakan, sehingga pendidikan jasmani tidak

kalah pentingnya dengan mata pelajaran lainnya seperti; Matematika, Bahasa

Indonesia, Seni Rupa, IPS, IPA, dan sebagainya. Maka dari itu pendidikan

jasmani mempunyai tujuan pendidikan secara keseluruhan yang

mengutamakan kesegaran jasmani para siswa.

Dalam pendidikan jasmani salah satu materi yang diajarkan adalah

Senam Ketangkasan Lompat Kangkang. Dimana pembelajaran senam

ketangkasan Lompat Kangkang selama ini masih berpusat pada guru

pendidikan jasmani sehingga pembelajaran seperti itu masih bersifat monoton

dan siswa kurang aktif. Sehingga semua gerakan lompat kangkang yang

dilakukan siswa kelas X RPL B kurang maksimal dan tujuan pendidikan

jasmani khususnya untuk meningkatkan kebugaran jasmani pun belum

tercapai.

Dengan melihat kenyataan seperti itu maka diterapkan pembelajaran

senam ketangkasan Lompat Kangkang melalui pendekatan bermain dan

media video sebagai alat pembelajaran untuk menyampaikan gambar gerak

dengan menampilkan gerakan-gerakan yang benar dan melakukan latihan

dengan bermain yang mengandung unsur materi yang diajarkan, maka siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. · Pengertian belajar menurut beberapa pakar Dimyati ... selanjutnya mendapat pelakuan dan pelayanan sesuai ... kesulitan dalam memahami

dapat dengan cepat menganalisis gerakan tersebut karena memfungsikan

indranya dan saat melakukan latihan akan merasa senang. Pemanfaatan media

dan pendekatan pembelajran ini akan membantu guru dalam memberikan

materi khusunya senam ketangkasan Lompat Kangkang yang memiliki

panduan gerak diwujudkan dalam bentuk audio visual dan pendekatan

bermain sebagai bentuk pengarahan latihan.

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka berpikir

Siswa: Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran senam ketangkasan lompat kangkang

Guru: Kurang kreatif dan inovatif dalam proses

Kondisi awal

Menerapkan media pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain dan

Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran dengan menggunakan pendekatan bermain dan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar

Tindakan

Melalui penggunaan pendekatan bermain dan media bantu pembelajaran audio visual dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Senam ketangkasan lompat kangkang serta

Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga melalui pendekatan bermain dan media bantu pembelajaran audio visual dapat berhasil

Kondisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user