bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. minat belajarrepository.ump.ac.id/1178/3/bab ii_nur...

27
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar mengajar. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 57) bahwa “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Menurut A’la (2010: 23) “minat yang ada dalam diri seseorang timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja”. Maksudnya adalah minat tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan timbul karena adanya partisipasi secara aktif, turut serta secara langsung dalam suatu hal. 7 Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

Upload: vuongbao

Post on 21-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar

mengajar. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari

dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di

sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk

melakukannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:

57) bahwa “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa

senang”.

Menurut A’la (2010: 23) “minat yang ada dalam diri seseorang

timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja”.

Maksudnya adalah minat tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan

timbul karena adanya partisipasi secara aktif, turut serta secara

langsung dalam suatu hal.

7

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

8

Minat yang dikemukakan Winkel (1986: 30) adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik

pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu”. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat

lagi dengan sikap positif.

Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan suatu yang ada dalam diri seseorang yang menimbulkan

suatu gejala-gejala seperti rasa suka, rasa senang, semangat dan suka

melakukan tingkah laku sesuai melalu berbagai kegiatan yang meliputi

mencari pengetahuan dan pengalaman. Sehingga, minat belajar

merupakan perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang dalam kegiatan

belajar yang dijalaninya yang akan menimbulkan keterlibatan aktif

dalam proses yang dijalani.

Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh minat yang ada dalam

dirinya, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

tidak ada daya tarik baginya. Minat menurut Syah (2008: 141) “minat

belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi hasil belajarnya”. Apabila seseorang mempunyai

minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk

melakukan sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

9

b. Ciri-ciri Minat

Minat pada siswa sekolah dasar masuk pada kategori minat pada

masa kanak-kanak. Hurlock (2007: 166-167) menyatakan bahwa:

Minat yang dibentuk pada masa kanak-kanak dapat

mempengaruhi anak sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk dan cita-cita.

2) Minat dapat dan memang berfungsi sebagai tenaga

pendorong yang kuat.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas

seseorang.

4) Minat yang terbentuk pada masa kanak-kanak sering

menjadi minat seumur hidup, karena minat menimbulkan

kepuasan.

Aktivitas belajar akan tercapai apabila memiliki minat yang

kuat, minat yang ada dalam diri seorang anak akan berpengaruh besar

terhadap proses belajar yang dijalani. Minat merupakan rasa

ketertarikan hati pada suatu hal yang dianggap mereka menarik

perhatian. Hurlock (2007: 115) juga mengungkapkan ada 7 ciri-ciri

minat pada anak antara lain:

(1) minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan

mental, (2) minat bergantung pada kesiapan belajar, (3) minat

bergantung pada kesempatan belajar, (4) perkembangan minat

mungkin terbatas, (5) minat dipengaruhi budaya, (6) minat

berbobot emosional, (7) minat itu egosentris.

Ciri-ciri minat menurut Hurlock tersebut maksudnya adalah

minat yang ada pada diri seseorang akan berkembang sesuai dengan

tahap perkembangan yang mereka alami mulai dari perkembangan

fisik maupun perkembangan mental seseorang. Minat belajar

seseorang akan tumbuh apabila faktor-faktor luar dalam pembelajaran

menarik dan memiliki kesiapan serta kesempatan untuk belajar dengan

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

10

baik dengan lingkungan yang mendukung dan menyenangkan. Minat

belajar muncul karena perasaan hati yang tertarik pada suatu hal yang

dianggapnya menarik hati sehingga dalam menjalani suatu hal atau

kegiatan akan dilaksanakan dengan sepenuh hati dan tanpa paksaan.

c. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar Siswa

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan

belajar siswa. Suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan

minat yang sungguh-sungguh oleh siswa akan menghasilkan prestasi

belajar yang maksimal. Minat memiliki peranan penting dalam belajar.

Menurut Susanto (2013: 66) mengungkapkan bahwa “minat

merupakan unsur yang menggerakan motivasi yang menyebabkan

seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau

kegiatan tertentu”.

Faktor penting yang mempengaruhi belajar seseorang salah

satunya adalah minat. Minat yang ada dalam diri seseorang akan

menumbuhkan suatu motivasi, begitu pula dalam belajar. Kegiatan

belajar apabila dilakukan dengan minat yang besar akan membuat

kegiatan belajar memiliki gairah atau semangat dari dalam hati dan

tanpa paksaan dari siapapun.

d. Indikator Minat

Minat adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh seseorang

untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar. Safari dalam

Nuriani, Lasmayan dan Sutama (2014: 6) mengungkapkan bahwa:

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

11

Minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam

melakukakn kegiatan dan dapat membangkitkan gairah

seseorang untuk memenuhi kesediannya dalam belajar.

Kemudian definisi operasional dari minat belajar adalah skor

siswa yang diperoleh dari tes belajar yang mengukur aspek: (1)

kesukacitaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4)

keterlibatan.

Indikator merupakan suatu ukuran atau karakteristik yang

menunjukan suatu ketercapaian suatu kompetensi yang sudah ada.

Indikator minat merupakan suatu ukuran, tolak ukur, atau karakteristik

dari meningkatnya minat yang ada dalam diri seseorang yang dapat

diamati. Indikator minat menurut Safari dalam Nuriani, Lasmayan dan

Sutama (2014: 6) dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Kesukacitaan, yaitu siswa senang dalam mengikuti

pembelajaran, kemauan siswa untuk belajar, kehadiran

siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Ketertarikan, yaitu kesegeraan siswa dalam mengumpulkan

tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh

guru.

c. Perhatian, yaitu memperhatikan penjelasan guru,

konsentrasi siswa dalam belajar.

d. Keterlibatan, yaitu aktif dalam pembelajaran, aktif

berdiskusi dengan kelompoknya.

Indikator-indikator minat yang ditunjukan di atas akan

menunjukan atau mewakili minat atau kemauan yang ada dalam diri

seseorang. Ketercapaian indikator tersebut tergantung dari minat yang

ada dalam diri seseorang yang akan menimbulkan aktivitas-aktivitas

sebagai tolak ukur atau ukuran minat yang sudah tercapai. Minat

belajar yang tinggi dapat mendukung dan mempengaruhi proses

belajar dan menjadikan pretasi belajar siswa menjadi lebih maksimal.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

12

Minat belajar siswa akan mempengaruhi prestasi belajar yang

ingin dicapai. Menurut Syah (2007: 151) minat adalah “kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu”. Jadi, seorang siswa yang memiliki minat yang besar terhadap

suatu mata pelajaran akan memusatkan perahatiannya lebih banyak.

Karena, pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang

memungkinkan siswanya belajar lebih giat dan akhirnya mencapai

prestasi yang diinginkan. Minat belajar yang besar cenderung

menghasilkan prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya minat belajar

yang rendah akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang

dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-

informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar

mengajar. Arifin (2011: 12) mengemukakan prestasi belajar

adalah:

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang

bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Prestasi belajar dapat menggambarkan keberhasilan

individu dalam proses belajar. Keberhasilan proses belajar

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

13

individu dapat dilihat dari keterampilan-keterampilan yang

dikuasai maupun sikap dan tingkah laku yang ditunjukan.

Pendapat-pendapat yang disebutkan di atas diperoleh

kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan

belajar yang telah ditempuh atau dicapai oleh siswa dari suatu

proses pembelajaran yang dapat diukur melalui simbol-simbol

yang sudah ditentukan. Prestasi belajar juga merupakan suatu

penilaian untuk mengukur dan mengetahui perkembangan dan

kemajuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Prestasi

belajar siswa merupakan output dari proses belajar, dengan

demikian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan

mempengaruhi juga prestasi belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar seseorang tidaklah sama, melainkan

berbeda-beda pada setiap individu. Prestasi belajar seseorang

dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor

eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal menurut Hamdani (2011: 139-146)

adalah “faktor yang berasal dari siswa, faktor ini antara lain: a)

kecerdasan, b) faktor jasmaniah atau fisiologis, c) sikap, d)

minat, e) bakat, f) motivasi”.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

14

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor intern yang dimiliki oleh

siswa dapat berasal dari kekuatan fisik maupun kemampuan

otak (kecerdasan) dalam menerima informasi yang

disampaikan. Kemauan hati untuk belajar yang dimiliki siswa

akan membangkitkan semangat dan motivasi belajar yag kuat.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal menurut Slameto (2010: 60-71) faktor

ekstern yang mempengaruhi terhadap belajar ada tiga faktor

yaitu:

a) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan

latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam

masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat.

Jadi, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari

lingkungan luar siswa yang mempengaruhi belajar. Faktor

eksternal akan mempengaruhi bagaimana siswa bertingkah

laku. Siswa akan belajar dari apa yang dilihat dan dirasakannya

di lingkungan tempat tinggal mereka.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

15

c. Batas Minimal Prestasi Belajar

Seorang guru perlu untuk mengetahui cara atau kiat dalam

menentukan batas minimal keberhasilan belajar. Hal ini penting

karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang

dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara yang mudah.

Kriteria ketuntasan belajar yang disampaikan oleh Suryosubroto

(2002: 77) sebagai berikut:

1) Ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok

maupun perorangan.

2) Secara kelompok, ketuntasan belajar dinyatakan telah

dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam

kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria

ketuntasan yang belajar secara perorangan.

3) Secara perorangan, ketentuan belajar dinyatakan telah

terpenuhi jika seseorang (siswa) telah mencapai taraf

penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit

bahan yang dipelajarinya.

4) Dalam kurikulum 1994, taraf penguasaan minimal yang

diterapkan bagi ketuntasan belajar secara perorangan

adalah:

a) 75% unit hasil penilaian formatif pada setiap satuan

pelajaran,

b) 60% unit rata-rata hasil penilaian sub sumatif,

sumatif dan kokurikuler pada setiap semester.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan ketercapaian siswa setelah menempuh suatu

pembelajaran. Prestasi belajar lebih menekankan pada aspek

kognitif misalnya siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik

berarti dia dapat menguasai materi yang telah disampaikan.

Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

16

kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran

selama periode siswa tertentu.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial disingkat IPS merupakan

suatu ilmu yang mempelajari kehidupan sosial dan memiliki

berbagai macam cabang. Hal senada diungkapkan oleh Trianto

(2010: 171) yang berpendapat bahwa:

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari

berbagai macam cabang ilmu-ilmu sosial, seperti

sosiologi, sejarah, geografi ekonomi, politik, hokum, dan

budaya. Pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas

dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu

sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya).

IPS dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang

manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan

menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi,

antropologi dan sebagainya. Pembelajaran IPS selalu berkenaan

dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala macam tingkah

laku dan kebutuhannya seperti kebutuhan materinya, budayanya,

maupun pemanfaatan sumber daya untuk kesejahteraan manusia itu

sendiri. Pembelajaran IPS sangat penting untuk diajarkan mulai

dari tingkat dasar sampai lanjutan. Di sekolah dasar pembelajaran

IPS akan melatih kemampuan dan keterampilan-keterampilan

sosial siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan di luar dirinya.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

17

Penelitian yang akan dilaksanakan di SD Negeri 03

Karangtengah pada mata pelajaran IPS akan membahas materi

tentang peristiwa sekitar proklamasi dengan menggunakan model

Quantum Learning. Materi tersebut menjelaskan tentang peristiwa

atau kejadian yang mengawali peristiwa proklamasi kemerdekaan

Republik Indonesia, mulai dari tahap persiapan dengan membentuk

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia) sampai pembentukan PPKI (Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia) dan tokoh-tokoh yang berperan dalam

proklaamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Materi yang mengambil berasal dari silabus KTSP yang

berlaku di sekolah tersebut.Untuk lebih jelasnya lihat tabel di

bawah ini.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi dasar

2. Menghargai peranan

tokoh pejuang dan

masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

2.3 Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam

memproklamasikan

kemerdekaan.

Materi yang akan disampaikan pada kegiatan belajar mengajar

yang diambil dari buku BSE IPS kelas V untuk SD/MI yang disusun

oleh Endang dkk halaman 177 sampai 187 dan oleh siti Syamsiah dkk

halaman 101 sampai 107 adalah sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

18

1) Peristiwa Menjelang Proklamasi

Peristiwa-peristiiwa menjelang proklamasi kemerdekaan

Republik Indonesia diawali dengan adanya pertemuan-pertemuan

yang diadakan untuk perundingan kemerdekaan RI sampai pada

detik-detik proklamasi dikumandangkan. Peristiwa-peristiwa

tersebut diantaranya:

a) Pertemuan di Dalat

b) Pertemuan Rengasdengklok

c) Detik-detik proklamasi

2) Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Dasar Negara dan

UUD 1945

Tugas dan Peranan BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan

Indonesia adalah sebagai berikut.

a) Menyelidiki kemungkinan-kemungkinan Indonesia merdeka.

b) Mempersiapkan lahirnya Indonesia merdeka.

c) Menyusun dasar negara merdeka

d) Menyusun rancangan UUD Indonesia merdeka

BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang pada tanggal 7

Agustus 1945, hal ini didasari karena telah berhasil menjalankan

tugasnya. Selanjutnya peran BPUPKI digantikan oleh PPKI.

Persetujuan ini terjadi pada pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas

PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan untuk

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

19

mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir.

Soekarno, sedangkan wakilnya Drs. Moh.Hatta.

3) Riwayat Singkat Tokoh-tokoh Penting Proklamasi Kemerdekaan Ri

a) Ir. Soekarno

Setelah Jepang menduduki Indonesia, Soekarno

dijadikan sebagai ketua Poetra (Poesat Tenaga Rakyat),

Penasihat Java Hokokai, anggota BPUPKI (Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dan PPKI

(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada tanggal 18

Agustus 1945 Soekarno dipilih menjadi presiden Republik

Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya, sejak tahun 1986

Soekarno memperoleh pemberian gelar Pahlawan Proklamator

Kemerdekaan Indonesia.

b) Drs. Moh. Hatta

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai

wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Atas jasa-

jasanya, Mohammad Hatta diberi gelar penghargaan sebagai

Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Indonesia. Mohammad

Hatta menggundurkan diri sebagai wakil presiden RI pada

tanggal 1 Desember 1956 karena tidak sejalan dengan

pemikiran politik Presiden Soekarno yang ketika itu ingin

menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Beliau juga pernah

menjadi delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

20

Den Haag Belanda.Mohammad Hatta juga dikenal sebagai

Bapak Koperasi Indonesia. Beliau meninggal pada tanggal 14

Maret 1980 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah

Kusir Jakarta.

c) Ahmad Subarjo

Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi

penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional,

Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding

dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan

diamankan ke Rengasdengklok.

d) Ibu Fatmawati

Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati

turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati dikenal sebagai

tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang sedang

memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat

menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera

Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada

bulan Oktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung

Karno membaca Proklamasi.

e) Sutan Syahrir

Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang

kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI.Syahrir

dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang, Syahrir

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

21

memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah

Jepang. Beliau salah satu tokoh yang berani mengambil risiko

mencari berita mendengarkan berita radio. Syahrir adalah salah

satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang

menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita

tersebut beliau mendesak Sukarno-Hatta untuk

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di luar rapat PPKI.

Disamping tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, sebenarnya

masih banyak tokoh-tokoh lain yang berjasa seperti Sukarni,

Sayuti Melik, Radjiman Widyodiningrat, dan lain-lain.

4) Menghargai Jasa Pahlawan

Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para

pahlawan, di antaranya sebagai berikut.

a) Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara

mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa

para pahlawan.

b) Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan

semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

c) Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam

kehidupan sehari-hari.

d) Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan

membangun Indonesia supaya lebih maju.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

22

Meningkatkan proses pembelajaran IPS di kelas sangat penting,

maka dari itu diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran yang

diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran IPS menjadi lebih

menarik dan menyenangkan. Salah satu solusi yang dapat digunakan

adalah dengan menggunakan model Quantum Learning.

Pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum

Learning ini diharapakan akan membuat suasana pembelajaran IPS

lebih nyaman dan menyenangkan sehingga akan tumbuh berbagai

kegiatan belajar siswa yang maksimal. Sehingga tujuan penelitian

dapat tercapai dengan baik. Penerapan model pembelajaran Quantum

pada pembelajraran di SD sesuai dan dapat diterapkan.

Penerapan model Quantum Learning dalam pembelajaran

dinilai cocok dan sesuai. Penerapan model ini dipengaruhi oleh faktor

internal maupun eksternal. Model Quantum Learning menerapkan

pada penataan lingkungan yang sesuai, dengan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan. Seperti pada teori belajar konfergensi

yang dikemukakan oleh Louis William Stern dalam Sagala (2010: 98)

mengungkapkan bahwa “perkembangan bukan hanya dapat dilihat dari

salah satu faktor pembawaan (hereditas) tetapi dapat dikatakan bahwa

pengaruh kerjasama antara faktor internal dan eksternal ataupun

faktor-faktor dasar dan faktor ajar”. Jadi, diharapkan dengan

penggunaan model Quantum Learning akan dapat meningkatkan

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

23

prestasi belajar siswa dengan membuat proses pembelajaran menjadi

lebih menarik dan menyenangkan.

4. Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning)

a. Pengertian Model Quantum Learning (Pembelajaran Kuantum)

Quantum Learning pertama kali digunakan di supercamp.

Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanof, seorang

pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa

yang disebutnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya

adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi

belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif

maupun negatif.

Quantum Learning menurut DePorter dan Henarcky (2003:

16) didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah

energi menjadi cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Maksud

dari “energi menjadi cahaya”. Menurut Rusman (2010:330)

adalah:

Mengubah semua hambatan-hambatan belajar yang selama

ini dipaksakan untuk terus dilakukan menjadi sebuah

manfaat bagi siswa sendiri dan bagi orang lain, dengan

memaksimalkan kemampuan dan bakat alamiah siswa.

Pendapat tersebut memilki makna bahwa segala sesuatu

yang menghambat suatu proses pembelajaran akan diubah menjadi

manfaat dalam suatu pembelajaran. Bakat dan kemampuan awal

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

24

siswa akan dimaksimalkan dengan diberikan motivasi-motivasi

yang akan meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Konsep belajar kuantum menurut Hamruni (2011: 56)

mengungkapkan bahwa:

Setiap orang memiliki potensi otak yang relatif sama,

tinggal bagaimana mereka mengolahnya. Bila seorang

siswa mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan

pembelajaran yang sesuai, maka belajar akan terasa sangat

menyenangkan dan akan memberikan hasil yang optimal.

Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang

menekanan pada gaya belajar siswa. Siswa akan belajar pada

suasana yang nyaman dan menyenangkan. Suasana belajar yang

efektif diciptakan melalui campuran antar unsur-unsur hiburan,

permainan, cara berpikir yang positif, dan suasana yang

menyenangkan.

Pembelajaran kuantum memiliki beberapa prinsip yang

harus diketahui. DePorter (2003: 7-8) mengemukakan bahwa

prinsip-prinsip yang harus ada dalam Quantum Learning adalah:

1) Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh,

dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran,

semuanya mengirim pesan tentang belajar.

2) Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai

tujuan

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan rasa

ingin tahu, oleh karena itu, proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum

mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka

pelajari.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

25

4) Akui setiap usaha

Belajar mengandung resiko. Pada saat siswa

mengambil langkah ini, mereka patut mendapat

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri

mereka.

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan

dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan

belajar.

Prinsip-prinsip Quantum Learning tersebut apabila

dijalankan dengan baik, maka akan berjalan dengan maksimal.

Mengatur suasana belajar atau lingkungan belajar dalam model

Quantum Learning ini haruslah optimal yang akan ditujukan

sebagai upaya untuk mrmbangun dan mempertahankan sikap

positif dalam belajar.

b. Penerapan Model Quantum Learning

Quantum Learning dalam penerapan dalam kegiatan belajar

mengajar menggunakan berbagai macam metode ceramah, tanya

jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, metode

pemberian tugas maupun membuat peta pikiran. Quantum

Learning merupakan model untuk membuat proses pembelajaran

menjadi yang dapat meningkatkan minat siswa dapat terlibat aktif

dalam pembelajaran.

Penataan lingkungan dalam pembelajaran menggunakan

Quantum Learning sangat diperhatikan. De Porter dan Henarcki

(2003:14) menyatakan bahwa “lingkungan adalah cara seorang

guru menata ruang kelas mulai dari pencahayaan, warna,

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

26

pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal yang

mendukung proses belajar”.

Suasana belajar siswa dipengaruhi oleh penataan

lingkungan yang baik. Penataan lingkungan yang tepat digunakan

untuk mempertahankan suasana pembelajaran yang nyaman dan

menyenangkan bagi siswa. Quantum Learning itu sendiri memiliki

kerangka skenario pembelajaran. Kerangka dalam skenario

Quantum learning berdasar pada “TANDUR” yang merupakan

singkatan dari Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,

dan Rayakan. Kerangka dalam pembelajaran Quantum tersebut

dapat dijadikan sebagai pedoman seorang guru dalam menerapkan

model Quantum Learning di kelas.

TANDUR merupakan skenario penting dalam penerapan

model Quantum Learning. De Porter dan Henarcki (2003: 88)

mengatakan bahwa “unsur-unsur tersebut merupakan kerangka

perancangan pengajaran untuk menerapkan Quantum Learning di

kelas”. Kerangka pengajaran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhkan : sertakan diri mereka, pikat mereka,

puaskan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu).

2. Alami :berikan mereka pengalaman belajar; tumbuhkan

kebutuhan untuk mengetahui.

3. Namai : berikan “data”, tepat saat minat memuncak.

4. Demonstrasikan : berikan kesempatan bagi mereka

untuk mengkaitkan pengalaman dengan data baru,

sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai

pengalaman pribadi.

5. Ulangi : rekatkan gambaran keseluruhannya.

6. Rayakan : ingat, jika layak dipelajari maka layak pula

dirayakan.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

27

Model Quantum Learning merupakan model yang

menekankan pada proses pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa baik dari cara penguatan ataupun dalam bentuk variasi

lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan cara guru

dalam membuat proses pembelajaran membuahkan hasil yang

efektif dan dibarengi dengan proses pembelajran yang

menyenangkan. Setiap keberhasilan yang dicapai juga patut untuk

dirayakan dengan gembira.

5. Implementasi Model Quantum Learning

Pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning

mengikuti skenario pembelajaran Quantum seperti yang dikemukakan

oleh De Porter dan Henarcki (2003: 88) yaitu TANDUR (Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Langkah langkah

pembelajaran yang dilakukan mengikuti skenario TANDUR tersebut.

Langkah-langkah dalam implementasi pembelajaran Quantum yang

dapat disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang akan

diajarkan menurut Thobroni dan Mustofa (2011: 283) yaitu:

1) Tumbuhkan

Guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa, bernyanyi bersama juga

menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

Selanjutnya Guru menampilkan video untuk pembelajaran

mengenai peristiwa sekitar proklamasi. Selain itu, guru juga

memberikan penjelasan-penjelasan mengenai materi yang

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

28

diajarkan dengan gaya yang menarik serta menyiapkan suasana

pembelajaran yang mendukung serta kondusif.

2) Alami

Guru menampilkan video untuk pembelajaran mengenai

peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan pada tahap alami adalah

siswa mengamati dengan seksama video yang ditampilkan. Guru

menulangi video jika memang diperlukan. Guru bertanya jawab

mengenai video yang ditampilkan dan siswa yang bertanya

diberikan apresiasi berupa tepuk tangan. Selanjutnya siswa

diminta membaca buku bab sejarah peristiwa proklamasi serta

alat-alat kelengkapan NKRI (Negara Kesatuan Republik

Indonesia).

3) Namai

Guru membagikan lembar kerja siswa yang harus

dikerjakan secara berkelompok. Lembar kerja siswa berisi kata

kunci atau konsep yang akan dicari jawabannya oleh siswa.

4) Demonstrasikan

Siswa menuangkan pengalaman pada pengalaman

pembelajaran yang baru dengan mempresentasikan hasil

pekerjaan pada tahap namai dengan tampil di depan kelas.

5) Ulangi

Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah

didapatkan oleh siswa dan melakukan tanya jawab, menjelaskan

materi yang masih mengambang atau yang belum dimengerti oleh

siswa.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

29

6) Rayakan

Siswa dan guru bersama-sama merayakan keberhasilan

pembelajaran ini dengan teknik “hore hore hore”, jika diberi aba-

aba semua siswa melompat dan berteriak “hore hore hore”, selain

itu bias dengan memberikan hadiah, pujian, atau tepukan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Cok Istri Agung Wijayanti dkk pada tahun 2012. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning) Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas V sekolah Dasar Paliatan”. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan dapat diketahuai bahwa data hasil belajar IPA

dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar kemudian data dianalisis dengan

teknik t-test. Nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelas eksmerimen 84,71 dan

kelompok kontrol 81,32. Hasil analisis diperoleh nilai (thitung = 4,29> ttabel =

2,00). Kesimpulannya bahwa model pembelajaran Kuntum berpengaruh

terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus Peliatan Tahun

Ajaran 2012/2013.

Penelitian Cok Istri Agung Wijayanti, relevan dengan penelitian ini.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama penerapan model Quantum

Learning. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah, penelitian tersebut

merupakan penelitian eksperimen sedangkan penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas. Selain itu, penelitian di atas membahas hasil

belajar siswa yang berarti hanya pada aspek kognitif saja, sedangkan dalam

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

30

penelitian ini bukan hanya prestasi belajar saja melainkan juga pada minat

belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Karyono pada tahun 2009 yang berjudul

“Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Memperhatikan Minat Belajar”.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan pencapaian kompetensi

belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara siswa yang belajar

dengan model quantum learning dan ekspositori. Hal ini dibuktikan dari harga

Fhitung = 5,103 > Ftabel = 3,91. Pencapaian kompetensi belajar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar dengan model

quantum learning lebih tinggi dari pencapaian kompetensi belajar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang belajar dengan model

ekspositori ; (2) terdapat perbedaan pencapaian kompetensi belajar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari harga Fhitung = 36,993 >

Ftabel = 3,91. Siswa dengan minat belajar tinggi lebih tinggi pencapaian

kompetensi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dibandingkan dengan siswa dengan minat belajar rendah ; (3) terdapat

intertaksi pengaruh antara model pembelajaran dengan minat belajar terhadap

pencapaian kompetensi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh Fhitung = 58,108 > Ftabel =

3,91.

Penelitian yang dilakukan oleh Karyanto relevan dengan penelitian ini.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini membahas pengaruh

model Quantum Learning terhadap minat belajar. Perbedaan dengan penelitian

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

31

ini adalah jenis penelitian Karyanto merupakan jeneis penelitian eksperimen,

selain itu mata pelajaran yag diteliti merupakan mata pelajaran PKn.

Sedangkan, pada penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas

bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar dengan

menggguanakan model Quantum Learning dan meniliti pada mata pelajaran

IPS.

C. Kerangka Berpikir

Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas VB menunjukan

bahwa prestasi belajar IPS di kelas VB SD Negeri 03 Karangtengah tergolong

rendah. Prestasi belajar yang rendah dapat diketahui dari hasil nilai ulangan

harian siswa kelas VB yang berjumlah 30 siswa dengan nilai KKM 63. Siswa

yang belum tuntas sebanyak 18 siswa dan yang tuntas 12 siswa. Jadi,

sebanyak 60% dari keseluruhan kelas belum tuntas. Selain itu, dalam proses

pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas kebanyakan siswa dalam

mengerjakan soal IPS masih bingung, dan juga ketika guru meminta siswa

untuk membaca materi siswa terlihat enggan untuk membaca dan malah ada

yang menjawab “lah bu”, “malas bu”. Siswa menganggap pembelajaran IPS

kurang menarik dan terlalu banyak materi yang harus siswa hapal.Hal ini

dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran masih kurang dalam menggunakan

model pembelajaran yang bervariatif dan sesuai dengan materi yang

disampaikan.

Peneliti dan guru sepakat berkolaborasi untuk meningkatkan minat dan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VB dengan berdiskusi

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

32

untuk menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

IPS. Hasil diskusi dengan guru, akhirnya disepakati dengan menerapkan

model pembelajaran model pembelajaran kuantum (Quantum Learning) yang

diharapkan akan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS. Langkah-langkah pembelajaran dengan model Quantum

Learning terdiri dari tahap tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,

dan rayakan yang biasa disingkat TANDUR. Penelitian akan dilaksanakan

dalam dua siklus, yang masing masing siklus ada dua kali pertemuan.

Diharapkan dengan menerapkan model Quantum Learning dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar pada pelajaran IPS di kelas V SD

Negeri 03 Karangtengah.

Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan pada skema gambar 2.1

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Kondisi awal

siswa

Tindakan kelas yang

akan dilakukan :

menggunakan model

Quantum Learning

Siklus I:

menggunakan model

Quantum Learning

1. Rendahnya minat

pada pelajaran

IPS

2. Prestasi belajar

IPS masih rendah

3. Siswa

menganggap

pelajaran IPS

kurang

menantang

Siklus II:

menggunakan model

Quantum Learning

Kondisi akhir

Melalui model

Quantum Learning

dapat meningkatkan

minat dan prestasi

belajar IPS

Menggunakan

kerangka Quantum

learning “TANDUR”,

Tanamkan, Alami,

Namai,

Demonstrasikan,

Ulangi, dan Rayakan.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016

33

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dirumuskan hipotesis

tindakan yaitu :

1. Pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat

meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri 03

Karangtengah.

2. Pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VB SD Negeri 03

Karangtengah.

Upaya Meningkatkan Minat…, Nur Fitria Kumalasari, FKIP UMP, 2016