bab ii kajian pustaka 2.1. masalah punggung dalam duduk ... ii.pdf · kajian pustaka 2.1. masalah...

52
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. Aktivitas duduk merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh setiap individu. Duduk berarti diam atau usaha mempertahankan badan tetap dalam keadaan tegak. Aktivitas duduk memang sangat penting bagi tubuh untuk mengembalikan kebugaran fisik. Di sisi lain, duduk yang terlalu lama akan menimbulkan kelelahan punggung dalam duduk. Dimana kelelahan Punggung dalam duduk ini terjadi ketika duduk yang statis akan menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya, dan bila ini berlanjut terus, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang akan menimbulkan penyakit baru seperti Hernia Nukleus Pulposus. Bila tekanan pada bantalan saraf pada orang berdiri dianggap 100% maka pada orang yang duduk tegak akan menyebabkan pada bantalan saraf tersebut sebesar 140%. Tekanan ini menjadi lebih besar lagi 190% apabila ia duduk dengan posisi badan membungkuk ke depan. Selain itu akibat dari posisi kerja yang kurang tepat dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada seluruh otot adakalanya tangan merasa kebas (kesemutan), kehilangan kekuatan dan koordinasi akibat gerakan fisik yang salah berulang- ulang dan terus menerus dalam jangka panjang. Misalnya, selama bekerja di kantor dapat menimbulkan permasalahan pada otot, saraf, dan jaringan lunak lain. Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat 7

Upload: lamcong

Post on 07-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita.

Aktivitas duduk merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh

setiap individu. Duduk berarti diam atau usaha mempertahankan badan tetap

dalam keadaan tegak. Aktivitas duduk memang sangat penting bagi tubuh untuk

mengembalikan kebugaran fisik. Di sisi lain, duduk yang terlalu lama akan

menimbulkan kelelahan punggung dalam duduk. Dimana kelelahan Punggung

dalam duduk ini terjadi ketika duduk yang statis akan menyebabkan otot-otot

punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya, dan bila

ini berlanjut terus, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang

belakang yang akan menimbulkan penyakit baru seperti Hernia Nukleus Pulposus.

Bila tekanan pada bantalan saraf pada orang berdiri dianggap 100% maka pada

orang yang duduk tegak akan menyebabkan pada bantalan saraf tersebut sebesar

140%. Tekanan ini menjadi lebih besar lagi 190% apabila ia duduk dengan posisi

badan membungkuk ke depan.

Selain itu akibat dari posisi kerja yang kurang tepat dapat menimbulkan rasa

tidak nyaman pada seluruh otot adakalanya tangan merasa kebas (kesemutan),

kehilangan kekuatan dan koordinasi akibat gerakan fisik yang salah berulang-

ulang dan terus menerus dalam jangka panjang. Misalnya, selama bekerja di

kantor dapat menimbulkan permasalahan pada otot, saraf, dan jaringan lunak lain.

Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse ini dapat

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

8

menimbulkan cedera pada tangan, lengan, bahu dan tanpa disadari bisa terjadi

akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan. Semua resiko yang dialami

para pekerja kantor akibat dari kurang memperhatikan posisi duduk yang benar,

dan bisa juga disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu penerang

ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Salah satu kondisi ini

dapat menimbulkan sakit punggung karena tempat duduknya tidak memberi

kenyamanan pada tulang belakang atau penataan perangkat komputer yang kurang

tepat. Sikap duduk dengan posisi yang salah sangat berbahaya bagi kesehatan dan

mengurangi kenyamanan. Duduk dalam posisi statis dan sikap tubuh yang kurang

ergonomis seperti duduk dalam posisi membungkuk (kurang dari 90 derajat) dapat

memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran darah ke

otot terhambat. Sehingga mengakibatkan keluhan pegal pada bagian punggung

bawah.

Posisi duduk yang tepat adalah duduk dengan posisi punggung rapat ke

sandaran kursi. Kursi sebaiknya cukup rendah agar kaki bisa menapak ke lantai

agar lutut lebih tinggi dari paha. Posisi kepala menghadap ke depan (tidak

menunduk). Posisi lutut sebaiknya membentuk sudut 110 derajat (untuk

megurangi tekanan pada diskus dan merelaksasi otot-otot punggung) (Anonim,

2006).

Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu mengatasi

masalah ini. keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang

belakang. ada faktor ergonomi berperan dalam sindrom itu. Karena pada sikap

kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

9

pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan

nyeri pada otot tubuh. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada

bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins. Oleh

karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah

posisi pada saat duduk.

Postur tubuh yang baik akan melindungi kita dari cedera sewaktu

melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang

belakang. Postur tubuh yang baik akan diperoleh jika telinga, bahu dan pinggul

berada dalam satu garis lurus ke bawah. Otot punggung ditunjang oleh punggung,

perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi

untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal.

Kelemahan pada salah satu otot akan menambah ketegangan pada otot lain dan

akhirnya menimbulkan masalah punggung.

2.2. Anatomi dan Fisiologi pada duduk

2.2.1. Columna Vertebralis.

Columna vertebralis merupakan penyusunan rangka axial yang

utama, umumnya tersusun oleh 26 tulang yang masing-masing disebut

vertebrae dan terbagi menjadi lima regio yaitu tujuh vertebra cervikalis, 12

vertebra thoracalis, lima vertebra lumbalis dan satu vertebra sacral dan satu

tulang coccygeus. Pada orang dewasa, rata-rata tingginya adalah 75 sampai

72 cm, dimana seperempatnya merupakan bantalan antar tulang vertebra

yang disebut discus intervertebralis. Sudut yang terbentuk antara bagian

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

10

paling caudal dari vertebrae lumbalis dengan tulang sacral disebut angulus

lumbosacral (Seeley R.R., 2003).

Fungsi columna vertebrae yaitu (a) menyangga berat kepala dan

batang tubuh; (b) melindungi medulla spinalis; (c) memungkinkan

keluarnya nervi spinalis dari canalis vertebralis; (d) tempat untuk

perlekatan otot-otot; dan (e) memungkinkan pergerakan kepala dan batang

tubuh (Seeley R.R., 2003). Pergerakan hanya terjadi pada 24 vertebrae,

yaitu 7 cervical, 12 thoracalis dan 5 lumbalis. Kelima sacral berfusi

menjadi tulang sacral dan keempat segmen coccygeus berfungsi menjadi

tulang coccygeus. Ke-24 vertebrae tersebut, selain dihubungkan oleh DIV

juga dihubungkan oleh suatu persendian synovialis yang memungkinkan

fleksibilias tulang punggung. Stabilitas columna vertebrae ditentukan oleh

bentuk dan kekuatan masing-masing vertebrae, ligamenta, dan otot-otot.

Columna vertebralis orang dewasa mempunyai empat curvatura

(kelengkungan) pada bidang sagital tubuh, yaitu cervical, thoracal, lumbal

dan sacral. Pada regio thoracal dan sacral curvatura-nya cekung de depan

(kifosis), sedangkan regio cervical dan lumbal curvatura-nya cembung ke

depan (lordosis). Curvatura di regio thoracal dan sacral merupakan

curvatura primer yang terbentuk selama periode fetal. Curvatura sekunder

terbentuk disebabkan adanya perbedaan ketebalan antara DIV bagian

anterior dan posterior.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

11

Gambar 2.1. Columna vertebralis (Sobota, 2006)

2.2.2. Struktur dan Fungsi Vertebrae

Vertebrae yang menyusun columna vertebralis secara umum

adalah corpus (badan), vertebrae, arcus vertebra dan 7 buah processus.

Corpus vertebra terletak di sebelah anterior, merupakan bagian yang besar

dan memberikan kekuatan pada columna vertebralis serta menopang berat

tubuh. Corpus vertebare, khususnya mulai VT4 ke bawah secara progresif

membesar sesuai dengan fungsinya sebagai penopang tubuh. Arcus

vertebralis terletak disebelah posterior dari corpus vertebrae dan

merupakan bagian dari vertebrae yang dibentuk oleh pedicle (kaki) serta

laminae (lempeng pipih) kanan dan kiri. Pedicle merupakan tonjolan

pendek yang menghubungkan arcus vertebra dengan corpus vertebrae.

Tujuh buah processus akan timbul dari arcus vertebralis dari vertebrae

pada umumnya, ke-7 tonjolan tersebut adalah sebuah processus spinosus,

dua buah processus transversus dan empat buah processus articularis

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

12

(zygapophyses) yang terdiri dari dua buah superior dan dua buah inferior

muncul dari pertemuan pedicle dan lamina. Tiga buah processus yaitu dua

buah processus (proc) transversus dan sebuah processus spinosus

diproyeksikan dari arcus vertebralis akan menjadi perlekatan otot-otot

profunda punggung dan membentuk pengungkit yang membantu otot-otot

menggerakan vertebrae. Keempat processus articulares diproyeksikan ke

atas dan bawah dari arcus vertebrae dan saling berhubungan antara proc.

Articularis superior dan proc. Articularis inferior vertebra di bawahnya.

Gambar 2.2. Lumbar Spine (Sobota, 2006)

2.2.3. Persendian di Columna Vertebralis Regio Lumbrosacral

Persendian yang ada di columna vertebralis, yaitu discus intervertebralis,

persendian di arcus vertebralis (zygapophysial joints/ facet joints), articulatio

sacroiliaca, articulatio atlantooccipitalis, articulatio atlantoaxial dan articulatio

costovertebralis. Tiga persendian yang disebutkan pertama terdapat di regio

lumbosacral.

Ligamenta yang memperkuat persendian di columna vertebralis regio

lumbal yaitu meliputi: a) Ligamentum longitudinale anterior; b) Ligamentum

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

13

longitudinale posterior; c) Ligamentum flavum; d) Ligamentum interspinosus;

e) Ligamentum supraspinosus; dan f) Ligamentum intertransversus.

2.2.4. Vaskularisasi Columna Vertebralis

Vertebra mendapatkan vaskularisasi dari arteri spinalis, yang

merupakan cabang dari (a) arteri vertebralis dan cervicalis aseendens leher, (b)

arteri intercostalis posterior dari regio thorax, (c) arteri subeostalis dan

lumbalis di abdomen dan (d) arteri iliolumbalis, saeralis lateralis dan medialis

di pelvis.

Arteri spinalis memasuki foramen intervertebralis dan bercabang

menjadi arteri radicularis terminalis yang memvaskularisasi radix dorsalis dan

ventralis nervus spinalis dan selubungnya. Beberapa arteri radicularis berlanjut

sebagai arteri segmentalis yang beranastomosis dengan arteri medulla spinalis.

Vena spinalis membentuk plexus venosus sepanjang columna vertebralis baik

di dalam maupun di luar canalis vertebralis, yaitu plexus venosus vertebralis

interna dan plexus venosus vertebralis externa. Vena basilaris terletak di

dalam corpus vertebralis, keluar dari suatu lubang kecil di permukaan corpus

vertebra (kebanyakan permukaan posterior) dan mengalirkan darahnya ke

plexus venosus vertebralis externa. Namun lebih banyak ke plexus venosus

vertebralis interna. Vena intervertebralis berjalan bersama nervus spinalis

melalui foramen intervertebralis dan menerima vena dari medulla spinalis dan

plexus vertebralis (Moore & Dalley, 1999).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

14

2.2.5. Otot , Fisiologi dan Kontraksi otot pada duduk

Secara garis besar, otot-otot di regio punggung dikelompokkan

menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok superficial, intermediate dan

profunda. Kelompok superficial dan intermediat mencakup otot-otot

punggung ekstrinsik yang berperan dalam mengontrol gerakan extremitas dan

juga gerakan pernafasan. Kelompok profunda mencakup otot-otot punggung

intrinsik yang secara spesifik berperanan menggerakan columna vertebalis dan

mempertahankan postur tubuh tertentu.

2.2.5.1. Kelompok otot – otot superficial (ekstrinsik)

Otot-otot ekstrinsik superficial (trapezius, latissimus dorsi, levator

scapulae dan rhomboidei) menghubungkan extremitas superior dengan batang

tubuh dan berperanan dalam mengontrol gerakan extremitas superior. Otot-

otot tersebut mendapatkan suplai persyarafan dari rami ventralis nervus

cervicalis. Musculus trapezius mendapat persyarafan dari bervus accessorius

(N. XI). Otot-otot ekstrinsik intermediate (serratus posterior) merupakan otot

pernapasan superficialis. Musculus serratus posterior terletak di dalam

musculi rhomboidei dan musculus serratus posterior inferior terletak di dalam

musculus latissimus dorsi. Kedua musculi serrati tersebut diinervasi nervus

intercostalis, yang superior oleh 4 nervus intercostalis pertama dan yang

inferior oleh 4 yang terakhir.

2.2.5.2. Kelompok otot – otot profunda

Kelompok otot intrinsik diinversi oleh rami dorsalis nervus

spinalis. Fungsi otot-otot ini adalah mengontrol columna vertebralis. Otot-otot

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

15

tersebut terbentang mulai pelvis hingga tengkorak dan dibungkus oleh fascia

yang melekat di sebelah medial dari ligamentum nuchea, ujung dari proc.

Spinosus dan ligamentum supraspinosum dan crista sacralis mediana sacrum.

Fascia tersebut di lateral dari proc. Transversus vertebrae cervicalis dan

lumbalis dan di angulus costae. Fascia tersebut di daerah thoracal dam lumbal

dinamakan fascia thoracolumbalis yang membungkus kelompok otot-otot

profunda punggung. Fascia ini selanjutnya meluas ke lateral dari proc.

Spinosus dan membentuk pembungkus yang tipis untuk otot-otot profunda di

regio thorax serta membentuk pembungkus yang tebal dan kuat untuk otot-

otot di regia lumbal.

Kelompok otot-otot intrinsik dibagi menjadi:

a) Lapisan superficialis otot-otot intrinsik punggung

Kelompok ini adalah musculi splenii yang terletak di lateral dan posterior

dari leher. Otot ini berasal dari linea mediana kemudian meluas ke arah

superolateral vertebrae cervicalis (splenitis cervicis) dan tengkorak (splenium

capitis).

b) Lapisan intermediate otot-otot intrinsik punggung

Kelompok otot ini adalah musculus erctor spine (sacrospinalis) yang

terletak pada alur di tiap-tiap sisi columna vertebralis. Otot ini merupakan otot

extensor vertebrae yang utama, dibagi menjadi tiga columna : (1) iliocostalis

(columna lateralis), (2) longisimus (columna intermediet) dan (3) spinalis

(columna medialis).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

16

c) Lapisan dalam otot-otot intrinsik punggung

Kelompok otot ini adalah otot-otot transversospinalis, yaitu semispinalis

(superficial), multifidus (intermediate) dan rotator (profunda). Otot-otot ini

berasal dari proc. Transversus vertebrae dan melewati proc. Spinosus

vertebrae di atasnya. Prinsip kerja otot yang menghasilkan gerakan di regio

thoracal dan lumbal.

Flexi Extensi Lateral Flexi Rotasi

Kerja bilateral

dari:

Rectus

Abdominalis

Psoas mayor

Gravitasi

Kerja

bilateral dari:

Erector spine

Multifidus

Semispinalis

thoracis

Kerja bilateral

dari:

Iliocostalis dan

lumborum

Longisimus

thoracis

Obliquus

abdominis

externus dan

internus

Quadratus

lumborum

Kerja bilateral

dari:

Rotator

Multifidus

Obliquus

abdomini

externus bekerja

dengan sinkron

dengan obliquus

abdominis

internus yang

berlawanan

Semispinalis

thpracis.

Sumber: Moore K.L, Dalley A.F, 1999

2.2.5.3. Fisiologi dan Kontraksi Otot

Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh dan membentuk

sekitar separuh masa tubuh. Otot rangka itu sendiri membentuk sekitar 40% dari

berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita.

Otot menggerakkan tubuh memungkinkan mengarahkan kekuatan untuk

menggerakkan skeletal. Ketika otot berkontraksi (memendek), tulang bergerak

dengan menarik tendon dan menempel pada tulang. Kontraksi otot yang terkontrol

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

17

memungkinkan terjadinya gerakan pada tubuh secara keseluruhan atau pada

bagian-bagian tubuh, manipulasi benda eksternal (mengambil benda yang terjatuh

kebawah), terdorongnya isi organ-organ berongga (misal, sirkulasi darah),

pengosongan isi organ tertentu ke lingkungan luar (misal, berkemih). Proses

terjadinya kontraksi otot apabila terjadi potensial aksi pada motor neuron

menimbulkan pelepasan asetikolin ke dalam celah sinaptik. Asetikolin berkaitan

dengan reseptor pada motor end-plate dan menghasilkan end-plate action

potentials yang akan dikonduksikan melalui transverse tubeles ke serabut otot.

Saat action potential ini mencapai sarcoplasmic reticulum, ca++ akan dilepas ke

dalam sarcoplasm yang kemudian berikatan dengan troponin dan menimbulkan

pergeseran tropomyosin untuk membuka sisi aktid dari aktin (filament tipis). ATP

dipecah menjadi ADP + Pi + energy, energy yang dihasilkan digunakan untuk

mengangkat myosin cross-bridge akan melepas ikatannya dengan aktin dan siklus

kontraksi berakhir. Siklus kontraksi dapat terulang selama masih ada Ca++ (Power

& Howley, 1990). Saat potensial aksi berhenti, sacroplasm reticulum akan

menghilangkan Ca++ dari sacroplasm dan tropomyosin kembali ke posisi

inhibisinya menutupi sisi aktif dari aktin.

Energi untuk kontraksi dihasilkan dari pemecahan ATP menjadi ADP yang

diperoleh dari hidrolisis glukosa menjadi air dan oksigen. Proses hidrolisis ini

membutuhkan oksigen, sehingga pada kondisi dimana pasokan oksigen berkurang

(misalnya saat latihan berat), menyebabkan glukosan dikonversikan menjadi asam

laktat sehingga energi yang dihasilkan lebih sedikit. Semakin tinggi konsentrasi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

18

asam laktat, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan sisa

metabolism tersebut. Manifestasinya muncul kelelahan (Power & Howley, 1990).

Latihan kekuatan otot dapat meningkatkan ukuran dan jumlah myofibril,

sehingga serat otot menjadi lebih besar. Lebih besar serat otot berarti otot lebih

besar dan kuat.

2.2.5.4. Tipe Serabut Otot

Otot terdiri dari sel-sel otot atau serat otot (muscle fiber). Sebuah otot

rangka terdiri dari sejumlah otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan

oleh jaringan ikat. Serat otot terdiri dari protein yang lebih kecil strukturnya yang

disebut myofibril. Myofibril terdiri dari rangkaian unit kontraktil yang disebut

sarkomer, yang terdiri dari aktin dan myosin. Sel-sel otot berkontraksi ketika

molekul myosin berpindah ke molekul aktin. Setiap sel otot memiliki banyak inti

yang mengandung gen yang mengarahkan produksi enzim dan struktur protein

yang dibutuhkan untuk kontraksi otot.

Terdapat dua jenis serat otot atas dasar sentakan kontraksi dan kecepatan

daya hantar aksonnya yakni otot lambat (slow twitch fiber/ slow-axidative/SO) dan

otot cepat (fast twitch fiber/ fast-glycolitic/FG).

2.2.5.4.1. Otot lambat/Tipe I/ Otot Tonik (slow twitch fiber/ slow-

axidative/SO).

Mempunyai daya tahan terhadap kelelahan, tetapi tidak berkontraksi secara

cepat atau kuat. Sistem energy yang digunakan adalah aerobic (oksidatif), disebut

red muscle karena berwarna lebih gelap dari otot lainnya, yang banyak

mengandung hemoglobin dan mitokondria (tahan lama terhadap tahanan). Yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

19

berfungsi untuk mempertahankan sikap, kelainan tipe otot ini cenderung tegang

dan memendek diantaranya adalah otot-otot postural seperti m.quadratus

lumborum, group ekstensor trunk yang terdiri diantaranya adalah m. erector spine,

m. longisimus thorakis, m. rotators, m. multifidus, group fleksor panggul yang

meliputi : m. Illiopsoas, m. tensor fascia latae, m. rektus femoris, group eksorotasi

panggul yang meliputi m. piriformis, m. adductor panggul, group hamsting dan m.

gastrocnemius dan soleus.

2.2.5.4.2. Otot cepat/ Tipe II/ Otot Fasik (fast twitch fiber/ fast-

glycolitic/FG).

Disebut juga white muscle karena berwarna lebih pucat, yang banyak

mengandng myofibril (tidak tahan lama terhadap tekanan) kontraksi lebih cepat

dan tegas tetapi lebih cepat lelah, sistem energi yang digunakan adalah an-aerobic

(non-oksidatif), berwarna putih, menghasilkan gerakan-gerakan halus dengan

ketrampilan gerak, yang berfungsi untuk gerakan cepat dan kuat, yang berasal dua

macam serabut yaitu serabut otot tipe 2A yang kelelahannya rata-rata intermediate

(sedang) dan serabut tipe 2B yang kelelahannya sangant cepat.

Kelainan tipe otot ini cendrung lemah dan lembek diantaranya adalah otot-

otot perut, otot gastrocnemius, otot gluteus maksimus dan minimus, otot peroneal,

otot tibialis anterior, otot extra ocular, dan otot-otot tangan.

Kandungan tipe otot tersebut tergantung dari fungsi kelompok otot tertentu.

Kelompok otot yang dibutuhkan untuk aktivitas dan gerakan kuat dan cepat akan

mengandung serat otot cepat (fast twitch fiber) yang lebih banyak , sedangkan

otot-otot yang memerlukan kontraksi lama banyak mengandung serat otot lambat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

20

(slow twitch fiber) . perbedaan ini telah diteliti pada atlit, dimana atlit marathon

memiliki kandungan serabut otot tipe I sebesar 60 – 90% dan tipe II 10 – 40%

sedangkan atlit spinter memiliki serabut tipe I sebesar 25 – 45% dan tipe II

sebesar 55 – 75% (Power & Howley, 1990).

Latihan penguatan (Strengthening Exercise) dapat meningkatkan ukuran dan

kekuatan, baik serat otot lambat (slow twitch fiber) dan serat otot cepat (fast twitch

fiber). Ketika motor unit memerintahkan serat otot untuk berkontraksi, semua

serat otot berkontasi pada kapasitas penuh. Motor unit yang direkrut ketika

berkontraksi tergantung pada jumlah kekuatan, contoh bila mengambil benda

ringan, motor unit yang digunakan lebih sedikit dibandingkan ketika mengangkat

benda berat. Latihan kekuatan (strengthening exercise) dapat meningkatkan

kemampuan tubuh untuk merekrut motor unit, ini disebut muscle learning –

dimana dapat meningkatkan kekuatan bahkan sebelum ukuran otot meningkat.

2.3. Daya Tahan Punggung dalam Duduk

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam

waktu yang relative lama. Daya tahan duduk adalah kemampuan otot-otot

Vertbera untuk melakukan tugas gerakan duduk yang membebani otot dalam

waktu yang cukup lama, untuk aktivitas duduk. Bila profesi anda mengharuskan

anda duduk lama berjam-jam di tempat kerja, melakukan relaksasi dan

peregangan dapat menghindari anda dari rasa nyeri .

Di manapun anda bekerja, di kantor, di pabrik, di pasar, dan di rumah pasti

tidak terlepas dari posisi duduk. tukang jahit, tukang sayur, kasir, murid sekolah,

pegawai bank, pegawai perusahaan, pekerja di depan komputer, penjaga tol, sopir,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

21

dan pedagang juga tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk. Ada kaitannya

antara duduk dengan kesehatan, sekitar 60% orang dewasa mengalami nyeri

punggung bawah karena masalah duduk. Suatu penelitian di sebuah rumah sakit

menunjukkan bahwa pekerjaan dengan duduk lama (separuh hari kerja) dapat

menyebabkan hernia nukleus pulposus , yaitu saraf tulang belakang terjepit di

antara kedua ruas tulang belakang sehingga menyebabkan nyeri punggung juga

rasa kesemutan yang menjalar ke tungkai sampai ke kaki. Bahkan, bila parah,

dapat menyebabkan kelumpuhan. Mengapa duduk lama dapat menyebabkan nyeri

punggung bawah. Duduk lama dengan posisi yang salah akan menyebabkan otot-

otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya, bila

ini berlanjut terus menerus akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf

tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus. Bila tekanan pada

bantalan saraf pada orang yang berdiri dianggap 100%, maka orang yang duduk

tegak dapat menyebabkan tekanan pada bantalan saraf tersebut sebesar 140%.

tekanan ini menjadi lebih besar lagi 190% bila ia duduk dengan badan

membungkuk ke depan. namun, orang yang duduk tegak lebih cepat letih karena

otot-otot punggungnya lebih tegang.

Sementara orang yang duduk membungkuk kerja otot lebih ringan, namun

tekanan pada bantalan saraf lebih besar. Setelah duduk selama 15-20 menit, otot-

otot punggung biasanya mulai letih, mulai dirasakan nyeri punggung bawah.

Penelitian terhadap murid sekolah di Skandinavia menemukan 41,6 persen yang

menderita nyeri punggung bawah selama duduk di kelas, terdiri dari 30 persen

yang duduk selama satu jam, dan 70 persen yang duduk lebih dari satu jam.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

22

Bila merasakan nyeri punggung bawah, hal pertama yang perlu dilakukan

adalah berdiri. Relaksasi setiap 20-30 menit sangat penting untuk mencegah

ketegangan otot. Berdiri dan meluruskan punggung bawah beberapa kali sangat

menolong. Jalan-jalan satu jam sekali juga sangat menolong mengurangi

ketegangan otot.

Hal-hal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak terjadi nyeri

punggung bawah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi, duduk

dengan membengkokkan punggung, atau duduk tanpa sandaran di punggung

bawah (pendukung lumbal). Selain itu, selama duduk perlu menghindari duduk

dengan mencondongkan kepala ke depan karena dapat menyebabkan gangguan

pada leher, duduk dengan lengan terangkat karena dapat menyebabkan nyeri pada

bahu dan leher, serta duduk tanpa sokongan lengan bawah karena dapat

menyebabkan nyeri pada bahu dan punggung. Sebaiknya duduk dengan punggung

lurus dan bahu berada di belakang serta bokong menyentuh belakang kursi.

Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk. Caranya,

duduklah di ujung kursi dan bungkukkan badan seolah terbentuk huruf C. Setelah

itu, tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa mungkin. Tahan untuk

beberapa detik kemudian lepaskan posisi tersebut secara ringan (sekitar 10

derajat). Posisi duduk seperti inilah yang terbaik. Duduklah dengan lutut tetap

setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki bila perlu) dan

sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak

menggantung. Hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

23

Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi atau meja, jaga

bahu tetap rileks. Bila duduk dengan kursi beroda dan berputar, jangan

memutarkan punggung selama duduk, sebaiknya putarkan seluruh tubuh. Bila

berdiri dari posisi duduk, usahakan berdiri dengan meluruskan kedua tungkai.

Hindari membungkukkan badan ke depan pinggang, segera luruskan punggung

dengan melakukan 10 kali gerakan membungkukkan badan selama

berdiri. Selain tindakan pencegahan tersebut di atas, yang terpenting adalah perlu

adanya program kegiatan olahraga sunam untuk mengurangi maupun mencegah

nyeri punggung bawah pada setiap pekerja sebelum memulai hari kerjanya. Di

samping itu, hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah desain kursi yang

ergonomis. Sikap duduk yang benar adalah pertama duduk dengan sikap

membungkuk ekstrem. Kemudian setelah beberapa detik, secara perlahan

tegakkan punggung dan lengkungkan. (Jangan mempertahankan terlalu lama

posisi ini karena dapat menyebabkan ketegangan otot punggung). Kemudian,

relaksakan lengkung lumbal sekitar 10 persen agar sikap tubuh benar. Bekerjalah

dengan sikap seperti ini selama duduk.

2.4. Biomekanik vertebra lumbal dan biomekanik duduk.

2.4.1. Biomekanik vertebra lumbal

Biomekanik adalah studi tentang struktur dan fungsi dari system

biologis dengan mekanika. Ditinjau dari keluasan gerak sendinya, sendi tersebut

termasuk sendi amphiartrosis (hyaline joint). Adapun bidang geraknya antara lain

bidang gerak sagita, transversal dan frontal sedangkan gerakan yang terjadi yaitu

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

24

fleksi, ekstensi, rotasi, dan latero fleksi. Pada pemeriksaan gerakan dari columna

vertebralis ini mengambil titik pusat pada sendi lumbosaral (kapandji, 2010).

1) Gerakan fleksi lumbal

Gerakan ini menempati bidang sagital dengan axis gerakan frontal.

Sudut yang normal gerakan fleksi lumbal sekitar 600. Gerakan ini

dilakukan oleh otot fleksor yaitu otot rectus abdominis dibantu oleh

otot-otot ekstensor spine (Kapandji, 2010).

2) Gerakan ekstensi lumbal

Gerakan ini menempati bidang sagital dengan axis frontal. Sudut

ekstensi lumbal sekitar 350. Gerakan ini dilakukan oleh otot spinalis

dorsi, otot longisimus dorsi dan iliocostalis lumborum (Kapandji,

2010).

3) Gerakan Rotasi

Terjadi di bidang horizontal dengan aksis melalui processus spinosus

dengan sudut normal yang dibentuk 450 dengan otot penggerak utama

m.iliocostalis lumborum untuk rotasi ipsi lateral dan kontra lateral,

bila otot berkontraksi terjadi rotasi ke pihak berlawanan oleh

m.obliqus eksternus abdominis. Gerakan ini dibatasi otot rotasi

samping yang berlawanan dan ligament interspinosus (Kapandji,

2010).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

25

4) Gerakan lateral fleksi

Fleksi pada bidang frontal dan sudut normal yang dibentuk sekitar 300

dengan otot penggerak m.obliqus internus abdominis, m.rektus

abdominis (Hislop and Montgomery, 2013).

2.4.2. Biomekanik duduk

Dibandingkan berdiri, duduk mengurangi kinerja lumbal lordosis dan

menambah atau meningkatkan aktifitas otot-otot tulang belakang, tekanan pada

diskus, dan tekanan pada ischium tuberositas.

Pada posisi duduk berat badan akan terdistribusi pada tuberositas

ischium, peningkatan tekanan beban pada spinal, beban statis pada ligament pada

lumbal akan menyebabkan otot para spinal mengalami ketegangan otot dan

hyperexitabilitas. Akumulasi metabolit dari beban statis diduga mempercepat

degenarasi diskus intervertrebralis.

2.5. Ergonomi

Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam usahanya

meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerja. Metode dengan pendekatan

dengan menganalisa hubungan fisik antara manusia dan fasilitas. Ergonomi

berasal dari bahasa latin yaitu Ergon (kerja) dan Nomos (hukum atau peraturan)

dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek manusia dalam

lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,

manajemen dan desain atau perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan

optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat

kerja, rumah, dan tempat rekreasi (Nurmianto, 1996).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

26

Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik pada sektor modern,

maupun pada sektor tradisional dan informal. Penerapan dalam pengaturan sikap,

tata cara, penerapan kerja, peralatan kerja, dan beban kerja yang keseluruhannya

harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran tubuh tenaga kerja (Santoso, 2001).

Manfaat dan tujuan penerapan ilmu ini untuk mengurangi ketidaknyamanan pada

saat bekerja. Dengan demikian ergonomi berguna sebagai media pencegah

terhadap keluhan nyeri punggung sedini mungkin sebelum nantinya berakibat

kronis dan fatal (Nurmianto, 1996). Berikut ini beberapa hal-hal penting yang

harus diperhatikan sebagai seorang pekerja agar memberikan kenyamanan,

kesehatan saat bekerja dengan memperhatikan beberapa tips duduk Ergonomi;

1. Posisi duduk

1.1. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai posisi telapak kaki

menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu

tinggi.

1.2. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga

punggung tetap tegak

1.3. Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena

duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa

menyebabkan ketidaknyamanan.

1.4. Punggung santai tapi tidak membungkuk.

1.5. Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

27

2. Monitor

2.1. Pastikan layar monitor dalam kondisi bersih, sehingga tak ada noda

yang menghalangi pandangan mata.

2.2. Atur setelan brighthness dan kontras layar secukupnya sehingga

nyaman. Atur posisi layar monitor agar tak memantulkan cahaya

yang menyilaukan mata

2.3. Atur posisi bagian atas layar sejajar atau sedikit di bawah pandangan

mata.

2.4. Jarak antara mata ke layar antara 50-60 cm

3. Posisi Meja

3.1. Letakkan keyboard pada posisi yang membuat lengan terasa rileks

3.2. Posisi siku dengan meja membentuk sudut 90 derajat.

3.3. Pergelangan tangan pada posisi netral, lurus dan nyaman.

Gambar 2.3. Ergonomi Posisi duduk (Dokumentasi Pribadi).

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

28

2.5.1. Sikap dan Posisi Duduk

Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan sangat

besar dalam menjaga kestabilan tubuh. sebagian besar aktivitas sehari-hari dapat

dilakukan dalam posisi duduk, sehingga penting untuk mengetahui posisi tubuh

saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan tulang punggung

Posisi Duduk Yang Benar :

1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha

menempel di dudukan kursi dan bokong harus menyentuh bagian belakang

kursi. Tulang punggung memiliki bentuk yang sedikit melengkung ke

depan pada bagian punggung, sehingga dapat diletakkan bantal untuk

menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut.

2. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan

sampai membungkuk. Jika diperlukan, kursi dapat ditarik mendekati meja

agar posisi duduk tidak membungkuk.

3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut

hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.

4. Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga

membantu menyalurkan beban dari tungkai.

5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun

posisi kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak

dilakukan terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan

sebagian beban yang berasal dari paha.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

29

6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan

sesaat, atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan

kesegaran tubuh agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar

7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk

mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan

sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher

Anda agar tidak mudah lelah.

8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang,

jangan memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu

kesatuan.

2.5.2. Analisa singkat aktivitas KPDD.

Aktivitas yang sering dilakukan oleh wanita pekerja kantor adalah duduk.

Duduk adalah suatu posisi tubuh torso vertikal dengan beban badan bertumpu

pada bokong (the free dictionary, 2006). Dibanding dengan berdiri, duduk

memberikan kenyamanan dan kestabilan. Duduk dengan posisi yang baik adalah

duduk dengan sandaran dengan posisi kepala tegak, lengan dan tungkai rileks

serta dapat memberikan stabilitas yang baik. Posisi idealnya kursi yang baik untuk

duduk adalah yang dapat mendukung postur tubuh. Desain kursi terkadang

menjadi problema tersendiri karena pada kenyataannya postur tubuh yang

berbeda-beda sehingga sulit untuk mendesain kursi yang benar-benar

mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

Berbagai pendapat telah dikemukakan tentang posisi duduk yang ergonomis

ketika duduk dikursi atau ditempat lain. Duduk yang benar yakni dengan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

30

punggung lurus, bahu dan bokong di belakang menyetuh belakangan kursi. Lalu

bungkukkan badan seolah terbentuk huruf C. Setelah itu, tegakkan badan dan buat

lengkungan tubuh serta tahan beberapa detik lalu lepaskan posisi tersebut secara

ringan (sekitar 100). Duduklah dengan lutut tetap setinggi panggul dan kedua

tungkai sebaiknya tidak saling menyilang. Hindari duduk dan membungkukkan

badan kedepan dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit, segera luruskan

punggung dengan melakukan 10 kali gerakan membungkukkan badan selama

berdiri (Anonim, 2003). Bekerja dalam posisi duduk dengan sandaran yang tepat

memberikan keuntungan yakni kurangnya kelelahan pada kaki, terhindarnya

sikap-sikap yang tidak alamiah, berkurangnya pemakaian energi dan kurangnya

tingkat keperluan sirkulasi darah.

Arnita (2006), untuk kasus duduk dalam jangka waktu yang lama,

sebenarnya tubuh hanya bisa mentolerir tetap berdiri dengan satu posisi hanya

selama 20 menit. Jika lebih dari batas tersebut, perlahan-lahan elastisitas jaringan

akan berkurang dan akhirnya tekanan otot meningkat dan timbul rasa tidak

nyaman pada daerah punggung. Apabila otot-otot punggung tersebut menerima

beban statis saat duduk jangka waktu lama, maka dapat menyebabkan keluhan

berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon keluhan hingga kerusakan

inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculokeletal disorders

(MSDs) atau cidera pada sistem musculokeletal ( Lemasters,1996).

Selain itu tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat

duduk dari pada saat berdiri atau berbaring. Jika diumpamakan tekanan tersebut

100 %, maka cara duduk yang tegang atau kaku dapat menyebabkan tekanan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

31

mencapai 140 % dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk kedepan

menyebabkan tekanan sampai 190 %. Sikap duduk yang tegang lebih banyak

memerlukan aktivitas kerja otot atau urat saraf belakang dari pada sikap duduk

yang condong kedepan. Kenaikan tersebut dapat meningkat dari suatu perubahan

dalam lekukan tulang belakang yang terjadi pada saat duduk. Suatu keletihan dari

pinggul tidak akan timbul hanya dengan rotasi dari tulang pada sambungan

(Persendian Tulang Paha) sekitar 900 otot-otot lutut (hamstring) dan otot-otot

pada bagian belakang paha belakang dihubungkan sampai bagian belakang

pinggul dan menghasilkan suatu rotasi parsial dari pinggul (Pelvis) termasuk

tulang ekor (sacrum). Hal tersebut hanya menghasilkan sekitar 600 sampai 900

kelebihan putar pinggul dengan rotasi pada persendian tulang paha itu sendiri.

Oleh sebab itu perolehan 300 dari rotarsi pinggul (pelvis) searah dengan lekukan

tulang belakang kearah belakang (lordosis) dan bahkan memperkenalkan suatu

lekukan tulang belakang kearah depan (Kyposis). Dua bagian ruas tulang belakang

(lumbal) yaitu L4/L5 dan L5/S1 adalah yang paling sering dipengaruhi yang

termasuk dalam. Kiposis sering terjadi akibat sikap duduk terlalu kedepan.

Tekanan antar Stipped disc “ syndrome ruas tulang belakang akan meningkat pada

saat duduk jika dihubungkan oleh rata-rata degenerasi dari bagian tulang yang

saling bertekanan.

Peningkatan tekanan stressor pada punggung bawah (yakni pada kulit,

bantalan lemak, otot, ligamen, fasia, kapsul sendi, periosteum, tulang subkondral

dan dinding pembuluh darah) menimbulkan rangsangan pada nosiseptor. Dimana

nosiseptor akan melepaskan zat-zat kimia endogen yang akan mentransduksi

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

32

stimuli ini menjadi nyeri (nosiseptif) melalui mekanisme yang belum diketahui

dengan pasti. Ada 3 tipe kimia endogen untuk nyeri yakni : 1) yang menghasilkan

nyeri lokal secara langsung (misalnya bradiklinin, histamin, asetilkolin dan

kalium), 2) yang memfasilitasi nyeri dengan cara mensitisasi nosiseptor tanpa

menstimulasinya (misalnya prostaglandin, leukotrien, interleukin dan tromboksan)

dan 3) yang menghasilkan ekstravasasi neuropeptida misalnya bahan P dan

calsitonin generalated peptide (CGRP). Pelepasan bahan P dan neuropeptida

secara berlebihan akan membantu terjadinya efek priinflamasi di jaringan dan

akan menyebabkan inflamasi neurogenik yang dapat menjadi kontributor

terjadinya sindroma nyeri kronik (Tan JC, Horn SE, 1998).

Setelah melalui proses transduksi (rangsang noksius diubah menjadi

potensial listrik) dan transformasi (perubahan menjadi rentetan potensial aksi)

pada level reseptor, impuls nyeri akan ditransmisikan melalui serabut-serabut

yang berakhiran bebas dalam saraf tepi menuju ke kornu posterior / dorsalis

medula spinalis. Serabut afferent sensorik mencapai medula spinalis melalui

radiks posterior dan di sini serabut-serabut cenderung membentuk berkas-berkas

dan dimana berkas nyeri menempati bagian ventral dan akan membentuk sinaps.

Sinaps I berada di substansia gelati-nosa Rolandi (SG) dimana di daerah ini terjadi

suatu sistem rilei, yaitu suatu sistem kontrol yang disebut teori Kontrol Pintu

Gerbang / Gate Control Theory (Melzack and Wall, 1965). Menurut mereka

rangsangan terhadap serabut nosiseptor (A delta dan C) menyebabkan SG tidak

aktif sehingga gerbang terbuka dan ini memungkinkan impuls noksius diteruskan

ke sentral sehingga sensasi nyeri akan dirasakan. Apabila terjadi aktivitas pada

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

33

sel-sel interneuron di SG dengan kata lain SG menjadi aktif sehingga terjadi

peningkatan kontrol pre-sinapsis sehingga gerbang akan menutup yang berujung

terhinhibisinya transmisi impuls nyeri ke sistem sentral sehingga kualitas nyeri

akan menurun (Newton AR, 1990).

Kemudian dari medula spinalis, impuls nyeri selain ditransmisikan melalui

traktus spinotalamikus kontralateral ke nuklei talamikus lateralis dan medialis

juga melalui traktus spinoretikularis ke batang otak. Serat-serat yang bermielin (A

delta) me-relay stimuli nyeri ke neotalamus dan korteks somato-sensori dimana

kualitas nyeri mulai dapat didiskriminasikan dan letaknya dapat dilokalisasi

sehingga seseorang dapat segera menarik diri dari stimulus noksius. Di sisi lain

serta tipe C akan melakukan sejumlah kontak sinapsis di batang otak, otak tengah

dan sistem limbik kortikal. Karena sifatnya yang menetap serta tipe C terutama

bertanggung jawab atas perilaku yang terkondisi (conditioned behavior) dan

penghindaran yang dipelajari (learned avoidance). Tanggap rangsang afektif yang

bersifat negatif terhadap stimulus nyeri seringkali juga bisa terjadi seperti ansietas

yang meningkat, pelepasan stress hormone dan katekolamin (Tan JC dan Horn

SE, 1998). Serabut A delta dan C juga akan berhubungan dengan formatio

retikularis dimana dari sini akan muncul serabut efferent setrifugal ke arah bawah

yang memungkinkan terjadinya mekanisme inhibisi nyeri (descending pain

suppression system). Pusat-pusat di sini antara lain nukleus rafe, nukleus

retikularis dan periaquaductal grey matter (PAG) yang bisa dipacu untuk

menghasilkan endorfin dan enkepalin yang mempunyai pengaruh inhibisi

terhadap impuls nyeri.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

34

Impuls nyeri yang menstimulasi sistem saraf simpatetik pada gilirannya

dapat meningkatkan kualitas nyeri, misalnya pada sympathetically maintened pain

(SMP) dan reflex sympathetic disthropy (RSD). Peningkatan tonus simpatik

menghasilkan vasokonstriksi perifer sehingga menimbulkan iskemik perifer yang

memperberat nyeri dan ini terjadi sebagai akibat impuls afferen nosiseptif yang

masuk secara terus menerus dan berulang-ulang sehingga sel-sel di kornu dorsalis

medula spinalis menjadi hipersensitif. Terminal saraf simpatetik akan melepaskan

norepinefrin yang mengaktivasi noiseptor sehingga memicu terjadinya impuls

nyeri (Tan HC, 1998). Selanjutnya impuls nyeri tersebut akan memicu respon

reflek spinal segmental yang menyebabkan spasme otot dan vasokonstriksi (Tan,

1998). Spasme otot yang terjadi di sini merupakan suatu mekanisme proteksi,

karena spasme otot akan membatasi gerakan sehingga dapat mencegah kerusakan

yang lebih ebrat, namun dengan adanya spasme otot ini, juga terjadi vasokontriksi

pembuluh darah yang menyebabkan iskemia dan sekaligus menjadi titik picu

(trigger point) terjadinya nyeri (Meliala & Pinzon, 2003). Nyeri gerak akibat

spasme otot punggung bawah ditandai dengan nyeri gerak seluruh daerah yang

bersangkutan, kehilangan ruang gerak kelompok otot yang bersangkutan (loss of

range of motion) dan terasa nyeri bila kelompok otot tersebut diregangkan

(Soedomo, 2002).

2.6. Reaksi Otot dan Bentuk Latihan

2.6.1. Cara Otot Melakukan Respon

Otot rangka manusia memiliki dua jenis syaraf penerima yang berbeda

urat syaraf receptors, yaitu muscle spindle dan Golgi tendon organs. Muscle

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

35

spindle merupakan struktur syaraf yang rumit terletak secara paralel di

sepanjang serat-serat otot. Muscle spindel dikenal sebagai otot intrafusal

karena letak struktur syaraf tertutup dalam perpaduan bentuk spindle yang

melebur. Golgi tendon organs (GTOs) terletak pada urat daging (tendons)

dekat dengan serat otot. Kedua syaraf otot tersebut merupakan inti dari

syaraf penerima yang berperan dalam peregangan. Muscle spindle berperan

dalam perubahan panjang ukuran otot dan mempengaruhi tingkat kecepatan

dari perubahan ukuran tersebut. Sedangkan GTOs berperan dalam

memberikan isyarat akan kekenyalan maupun kekuatan otot.

2.6.2. Refleks Meregang

Stretch Reflex (reflex meregang) merupakan suatu operasi dasar dari

sistem syaraf yang membantu menjaga kesehatan otot dan mencegah luka.

Stretch reflex dapat kita identifikasi pada saat otot diregangkan. Otot yang

sedang meregang, akan memanjang (menjadi lebih panjang) pada serat-serat

otot, yaitu serat-serat extrqfusal dan muscle spindles-nya. Perubahan bentuk

pada muscle spindles tersebut mengakibatkan terjadinya pembakaran pada

stretch reflex, kemudian terjadilah kontraksi pada otot.

2.6.3. Reciprocal Innervation

Otot-otot kita melakukan fungsinya secara berpasangan, oleh karena itu

pada saat kumpulan otot agonist dalam keadaan berkonstraksi maka otot

antagonist yang berlawanan dalam keadaan rileks. Pengelompokkan atau

penggolongan dari otot-otot yang saling berlawanan (agonist dan

antagonist) dinamakan Reciprocal Innervation. Contoh, pada saat

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

36

membengkokkan lengan pada daerah siku dengan mengkonstraksikan otot-

otot biceps, maka otot-otot triceps yang biasanya berperan meluruskan

lengan pada siku harus rileks. Apabila ini tidak terjadi, akibatnya kedua

bagian otot tersebut akan saling tarik-menarik dan akan menghambat

terjadinya gerakan. Demikian pula pada saat mencoba untuk meluruskan

(meregangkan) lengan, otot-otot biceps harus dalam keadaan rileks.

2.6.4. Inverse Myotatic Reflex

Inverse myotiatic reflex menyebabkan relaksasi pada otot-otot tak sadar

secara tiba-tiba ketika melakukan peregangan. GTOs diduga berperan

adanya reflex ini. Nama lain inverse myotatis reflex adalah autogenic

inhibition, lengthening raction, atau clasped-knife reflex.

Cara kerja GTOs adalah pada saat intensitas kontraksi otot atau kontraksi

peregangan pada tendon melampaui titik kritis tertentu, dengan segera

terjadi reflex untuk menghalangi kontraksi otot tersebut, sehingga saat itu

juga ketegangan otot menjadi berkurang. Reaksi tersebut hanya dapat terjadi

apabila rangsangan dari GTOs cukup memiliki kekuatan untuk menolak

rangsangan excitory dari muscle spindles. Relaksasi ini merupakan

mekanisme protektif, yaitu suatu instrumen pengaman yang digunakan

untuk mencegah cedera pada tendon dan otot.

Inverse myotatic reflex mempunyai dua implikasi dalam peregangan.

Pertama, ketika seseorang sedang mencoba mempertahankan posisi

meregang sehingga otot-otot benar-benar dalam keadaan tegang, sampai

mencapai titik batas yang dapat dijangkau di mana tegangan otot menyebar

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

37

pada daerah yang dapat dijangkau sehingga otot-otot dapat meregang lebih

jauh lagi. Kedua, dengan menggunakan strategi peregangan yang dinamakan

teknik contracr rilex, maka relaksasi dapat diperoleh pada otot yang sedang

diregangkan.

2.7. Back Exercise

Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot perut dan

otot-otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara fisiologis. Back

exercise yang dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relatif lama

akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif sehingga disebut stabilisasi aktif.

Peningkatan kekuatan otot juga mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh

terhadap perubahan gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis.

Back exercise juga akan memperbaiki sistem peredaran darah sehingga

mengatasi terjadinya pembengkakan yang dapat mengganggu gerakan dan fungsi

sendi. Back exercise juga akan mengurangi nyeri melalui mekanisme gerbang

kontrol dan pengurangan nyeri melalui Beta endorpin. Umumnya perbaikan nyeri

tidak terdapat pada keseluruhan latihan dan kemungkinan tidak dapat berperan

dalam pengurangan nyeri pada latihan punggung bawah (Borenstein & David,

1989).

Prinsip latihan pada penderita nyeri punggung bawah muskuloskeletal.

a. Memperbaiki postur tubuh, mengurangi hiper lordosis lumbal.

b. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan

mekanik tulang belakang.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

38

Sehingga sesuai dengan sikap standar yang didefinisikan oleh Posture

Committee of the American Academy of Orthopaedic Surgery (1947), "Skeletal

aligment sebagai bagian dari tubuh yang seimbang yang melindungi struktur

penyokong tubuh dari trauma dan deformitas yang progresif." Definisi skeletal

alignment adalah tidak hanya meliputi kolumna vertebralis saja tetapi juga semua

komponen muskuloskeletal yang berhubungan dengan kolumna vertebralis.

Tubuh yang tegak memiliki 4 kelengkungan yang harus seimbang pada pusat gaya

berat. Oleh karena itu komposisi fisiologi dan pengaturannya tubuh harus

disokong oleh tekanan dan pengeluaran energi yang minimal. Kepala harus

disokong pada pusat gaya berat struktur vertebra dan kedua kaki. Semua

kelengkungan kolumna vertebralis dan sudut yang dibentuk oleh struktur ekstra

vertebra harus dipusatkan pada pusat gaya berat hal ini diperoleh dengan kekuatan

otot yang berimbang.

Sedangkan secara operasional pemberian latihan penguatan otot punggung

bawah ditujukan untuk :

a. Memperkuat otot-otot fleksor lumbosakral terutama otot dinding abdomen dan

otot gluteus.

b. Mengurang ketegangan otot.

c. Meregangkan otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor

punggung, otot hamstring dan otot quadratus lumborum.

d. Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung dengan cara

mengurangi beban badan dan koreksi postur.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

39

Back Exercise yang saya lakukan adalah konbinasi dari William Flexion

Exercise (latihan ini lebih banyak pengukuran punggung) dan Mc Kenzie Exercise

(latihan penguatan ekstensi).

Bentuk program latihan yang lazim diberikan kepada penderita dengan

keluhan nyeri punggung bawah di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain

biasanya bersifat latihan gentle atau hati-hati, yaitu dilakukan secara "pasif",

artinya gerakan-gerakan tubuh dalam latihan tersebut dilakukan oleh terapis.

Namun program latihan dapat diberikan dan dilakukan secara aktif oleh penderita

sendiri seperti gerakan-gerakan dalam senam, di sini peneliti mengemukakan 2

metode latihan yang ditujukan secara khusus yang melibatkan otot-otot punggung

bawah yaitu latihan metode William dan latihan metode Mc.Kenzie. Untuk

mendapatkan hasil yang baik, Back Exercise sebaiknya dilakukan selamat 30

menit dengan 3 kali perminggu dan tidak boleh ada istirahat.

2.7.1. Latihan Metode William’s Flexion Exercise

2.7.1.1. Pengertian Metode William’s flexion exercie

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Paul William’s pada

tahun 1937 (Knudsen, 2003). Tujuan dari William’s flexion exercise ini adalah

untuk mengurangi tekanan oleh beban tubuh pada sendi faset (articular weight

bearing stress) dan meregangkan otot dan fasia di daerah dorsolumbal. Serta

bermanfaat mengkoreksi postur tubuh yang salah (Hills, 2006). William’s flexion

exercise ini juga dapat meningkatkan stabilitas lumbal karena secara aktif melatih

otot-otot abdominal, gluteus maksimus dan hamstring. Disamping itu William’s

flexion exercise dapat meningkatkan tekanan intra abdominal yang mendorong

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

40

kolumna vertebralis ke arah belakang, dengan demikian akan membantu

mengurangi hiperlordosis lumbal dan mengurangi tekanan pada diskus

intervertebralis (Hooper, 1999). Secara teoritis, William’s flexion exercise ini

dapat membantu mengurangi nyeri dengan cara mengurangi gaya kompresi pada

sendi facet, dan meregangkan flexor hip dan ekstensor lumbal (Weinsten, 1998).

Kontraindikasi dari William’s flexion exercise ini adalah sebagai berikut :

instabilitas atau hipermobilitas segmental dari kolumna vertebralis lumbal,

misalnya pada keadaan spondilosis, spondilolistesis dan disfungsi sendi facet,

hernia diskus; penjalaran nyeri ke tungkai bawah (nyeri radikuler). Latihan ini

meningkat tekanan intra abdominalis, maka sebaiknya latihan ini dilakukan secara

hati-hati bahkan dihindari pada pasien dengan gangguan kadiovaskuler seperti

hipertensi yang tidak terkontrol, riwayat infak miokard akut dan stroke (Tan,

2006). ;

2.7.1.2. Macam latihan William’s flexion exercise antara lain :

1. Pelving tilting

Posisi pasien berbaring terlentang dengan posisi kedua lutut fleksi dan

posisi kaki datar diatas matras. Tekan atau luruskan punggung ke arah matras.

Gerakan ini dipertahankan selama 10 detik. Latihan ini bertujuan untuk

menguatkan otot-otot abdominal dan memobilisasi lumbal bagian bawah.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

41

Gambar 2.4. Pelvic tilting (Dokumentasi Pribadi)

2. Single knee to chest

Posisi pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi dan kedua kaki

datar di atas matras. Secara perlahan, tarik lutut kanan dengan kedua tangan

sejauh mungkin mendekati dada dan pertahankan selama 10 detik. Kemudian

kembali ke posisi semula secara perlahan lahan dan ulangi gerakan yang sama

untuk lutut kiri. Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot abdominal dan untuk

rileksasi back muscle secara unilateral.

Gambar 2.5. Single knee to chest (Dokumentasi Pribadi)

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

42

3. Double knee to chest

Pada awal seperti pada gerakan pertama dan kedua, namun sekarang

gerakan kedua lutut ditarik bersama sama dengan kedua tangan kearah dada

semaksimal mungkin. Pertahankan selama 10 detik dan kemudian kembali ke

posisi awal secara perlahan lahan. Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot

abdominal dan untuk rileksasi back muscle secara bilateral.

Gambar 2.6. Double knee to chest (Dokumentasi Pribadi)

4. Partial sit up

Lakukan gerakan pelvic tilting dan pada saat bersamaan naikkan kepala,

leher, dan bahu dari matras. Pertahankan dalam waktu 10 detik dan kemudian

kembali perlahan ke posisi semula. Latihan ini bertujuan menguatkan otot-otot

abdominal.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

43

Gambar 2.7. Partial sit up (Dokumentasi Pribadi)

5. Hamstring stretch

Berbaring telentang dengan kedua tungkai lurus, kemudian salah satu

tungkai diangkat dalam posisi lutut lurus mengarah lurus ke atas, kedua tangan

menopang pada bagian belakang paha, pertahankan selama 10 detik, kemudian

perlahan lahan tungkai turun ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama untuk

tungkai yang lain. Latihan ini bertujuan untuk meregangkan otot punggung bawah

dan hamstring yang memendek.

Gambar 2.8. Stretch Hamstring

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

44

6. Squat

Posisi berdiri dengan punggung lurus dan kedua lengan diluruskan ke

depan. Posisi kedua kaki sejajar. Kemudian perlahan-lahan jongkok, dengan

kedua lengan masih lurus ke depan. Pertahankan 10 detik. Latihan ini bertujuan

untuk menguatkan otot quadriceps.

Gambar 2.9. Squad (Dokumentasi Pribadi)

2.7.1.3. Mekanisme William’s flexion exercise dalam meningkatkan KPDD.

William’s flexion exercise merupakan suatu latihan dengan tujuan untuk

mengulur otot-otot bagian posterior dan juga meningkatkan kekuatan otot

abdominal. Dengan terulurnya golgi tendon dan muscle spindle maka diharapkan

terjadi efek rileksasi. Adanya rileksasi pada otot-otot daerah dorsal punggung

diharapkan akan mempermudah pasien dalam melakukan aktifitas yang dengan

kata lain ketika KPDD tidak terganggu, maka aktifitas fungsinya salah satunya

aktifitas duduk akan kembali normal.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

45

2.7.2. Latihan Metode Mc. Kenzie

2.7.2.1. Pengertian Latihan Metode Mc.Kenzie

Latihan metode Mc.Kenzie merupakan suatu teknik latihan dengan

menggunakan gerakan badan terutama kebelakang/ekstensi, biasanya digunakan

untuk penguatan dan rileksasi otot-otot ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis

dan dapat mengurangi nyeri. Latihan ini diciptakan oleh Robin Mc.Kenzie, yang

terdiri dari 5 (lima) gerakan. Latihan Mc.Kenzie menekankan peranan aktif pasien

didalam melakukan program terapi guna mendapatkan perbaikan/penyembuhan

yang maksimal. Robin Mc.Kenzie memberikan argumentasi yang terkenal yaitu

“adanya kekuatan yang cukup untuk menimbulkan stress atau menyebabkan

terjadinya perubahan posisi pada mobile segment. Yang berujung pada terjadinya

ketengangan otot dan hambatan gerak hanya dapat diatasi apabila stress atau

perubahan posisi mobile segmen dapat dihilangkan”.

2.7.2.2. Macam latihan Metode Mc.Kenzie antara lain :

1. Prone lying

Posisi telungkup dengan kedua tangan sejajar badan dan kepala menoleh

kesamping. Atur pernafasan lalu pertahankan posisi selama 5-10 menit sampai

pasien rileks. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah sehingga

tercapai rileksasi otot-otot back ekstensor.

Gambar 2.10. Prone lying (Dokumentasi Pribadi)

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

46

2. Prone lying on elbows

Posisi telungkup dengan melipat kedua siku untuk bertumpuna badan,

pandangan lurus kedepan dan diikuti dengan mengatur pernapasan lalu

pertahankan posisi selama 5-10 menit sampai pasien merasa rileks. Latihan ini

bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah sehingga tercapai rileksasi otot

ekstensor.

Gambar 2.11 Prone lying on elbows (Dokumentasi Pribadi)

3. Prone press-ups

Posisi telungkup dengan posisi tangan seperti push up lalu gerakan tekan

matras atau lantai dengan pinggang badan terangkat ke atas, usahakan pelvis dan

kedua lutut tetap menempel pada lantai, pertahankan gerakan selama 6 detik.

Latihan ini bertujuan untuk menambah gerak sendi, memulihkan mobilitas dan

fungsi lumbal sehingga nyeri dapat berkurang.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

47

Gambar 2.12. Prone press-ups (Dokumentasi Pribadi)

4. Progressive extension with pillows

Posisi ini hampir sama dengan latihan prone lying on elbows, untuk latihan

ada penambahan bantal di bawah bawah dada, jika tidak sakit tambahkan bantal

kedua setelah beberapa menit. Pertahankan gerakan selama 10 menit dan untuk

kembali ke posisi awal bantal kurangi bantal satu per satu. Latihan ini bertujuan

untuk menambah gerak sendi dan memulihkan mobilitas fungsi lumbal sehingga

nyeri berkurang.

Gambar 2.13. Progressive extension with pillows (Dokumentasi Pribadi)

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

48

5. Standing Ekstension

Posisi berdiri tegak, kaki agak terbuka dan kedua tangan diletakkan

dipinggang, jari terbuka kebelakang lalu ekstensikan badan kebelakang sejauh

pasien dan pertahankan posisi selama 6 detik. Latihan ini bertujuan untuk

mengambah gerak sendi dan memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal.

Gambar 2.14. Standing ekstension

2.7.2.3. Mekanisme Mc.Kenzie dalam meningkatkan KPDD.

Aplikasi metode Mc.Kenzie dapat meningkatkan KPDD dikarenakan pada

posisi ekstensi akan diperoleh peregangan pada jaringan lunak bagian anterior

yaitu ligament longitudinal anterior sehingga akan mengembaikan posisi spine

pada posisi ekstensi. Hal ini merupakan suatu counter posisi yang menimbulkan

dorongan fiskus ke posterior. Pada otot yang mengalami ketegangan/spasme akan

terjadi rileksasi oleh peregangan yang intermiten dan kontinyu terhadap otot-

antagonis pelemasan ini terjadi karena adanya peregangan yang akan

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

49

merangasang golgi tendon sehingga terjadi reflek rileksasi otot yang bersangkutan

dan peregangan intermiten akan memperbaiki mikrosirkulasi oleh pumping action

sehingga mengurangi iritasi pada saraf afferent yang menimbulkan peningkatan

tonus otot. Selanjutnya akan terjadi penekanan diskus ke sisi posterior sehingga

akan didapat gaya tangensial yang mendorong nucleus ke ventral. Akibat adanya

gerakan dinamis ekstensi yang dilakukan berulang maka dapat meningkatkan

cairan diskus dan corpus yang kemudian akan menurunkan viscositas nucleus

pulposus yang dapat mobilisasi atau mereposisi nucleus ke posisi anterior dan

dapat mengurangi iritasi terhadap jaringan sekitarnya.

2.8. Senam Yoga

2.8.1. Definisi Yoga

Yoga adalah sebuah ilmu pengetahuan kuno yang berakar dari filosofi

Hindu dan bersifat pantheisme (kepercayaan bahwa seluruh alam semesta dan

isinya bersifat ilahi). Ilmu ini sangat kompleks dan membicarakan banyak aspek

dari manusia, mulai dari tataran fisikal hingga ke tataran spiritual. Praktisi

yoga (kerap disebut yogi) diharapkan menggapai pencerahan paripurna

(Brahman) yaitu pengetahuan manusia akan hakekat dirinya yang sejati dimana

dia menyadari dan menghidupi dirinya sebagai bagian dari continuum semesta.

Ketika seorang manusia telah hidup pada tataran spiritual maka ia disebut telah

mencapai Brahman (Universal Mind), telah menggapai pencerahan paripurna atau

Enlightenment (anneahira 2014).

Perlu juga diketahui bahwa ilmu pengetahuan ini telah mengalami fusi

dengan masyarakat dunia barat yang rata-rata menganut materialisme

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

50

(kepercayaan bahwa physical matter adalah satu-satunya keniscayaan) dan atheis

(tidak mengakui adanya konsep ketuhanan). Para yoga yang seperti ini bertujuan

mencapai kesempurnaan pengetahuan akan diri dan mendapatkan hidup yang

berkualitas, alih-alih mencapai Brahman. Hidup yang berkualitas adalah

mendapatkan tubuh yang sehat dan pikiran yang positif.

Ada banyak aliran dari yoga, namun ketika diperkenalkan di Amerika

Serikat, hatha yoga aliran yang lebih banyak diapresiasi dan kemudian

berkembang amat pesat. Menurut survei yang dilakukan The Wall Street Journal

dan NBC, pada 1998 ada 18 juta warga Amerika Serikat yang menjadi praktisi

yoga aktif. Jumlah yang terus berkembang hingga sekarang.

2.8.2. Jenis – jenis Yoga

Sejak awal pembentukannya, ada Sembilan bentuk aliran yoga yang

disesuaikan khusus dengan kebutuhannya, antara lain :

1) Jhana yoga (penyatuan melalui ilmu pengetahuan).

2) Karma yoga (penyatuan melalui pelayanan ssosial terhadap sesama

manusia).

3) Bhakti yoga (penyatuan melalui bakti terhadap Tuhan).

4) Yantra yoga (penyatuan melalui pembuatan bisual/mandala).

5) Mantra yoga (penyatuan melalui suara dan bunyi).

6) Kundalini yoga (penyatuan melalui pembangkitan energy kundalini –

the colling serpent chakra dasar).

7) Hatha yoga (penyatuan melalui penguasaan tubuh dan napas).

8) Raja yoga (penyatuan melalui penguasaan pikiran dan mental).

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

51

Yang paling banyak di lakukan saat ini ada Hatha yoga. Hatha yoga

berfokus pada teknik asana (postur), pranayama (olah napas), bandha (kuncian),

mudra (gestur), serta rileksasi yang mendalam. Hatha yoga sebenarnya

menyiapkan manusia di aspek fisikal agar aspek-aspek lain dari manusia dapat

dibenahi dengan mudah. Dengan mengolah tubuhnya, manusia memperoleh

kesehatan fisik juga ketajaman dan ketenangan bathin/pikiran Kombinasi dari

fisik yang sehat dan bathin yang terjaga menghasilkan watak dan karakter yang

kokoh dan mantap. Individu yang seperti inilah yang siap untuk hidup dalam

dimensi spiritualitas yang lebih tinggi. Namun proses untuk mencapai hal tersebut

tidak mudah. Selama tubuh seorang manusia belum berada pada keseimbangan

yang sempurna, maka energi bathin terus menerus terbuang percuma dan

kesadarannya selalu terjaga dalam tingkat energi yang rendah. Jadi Hatha

yoga mempersiapkan manusia agar harmonis di tingkat fisikal sehingga ia dapat

membawa dan mengarahkan dirinya sendiri ke level kesadaran yang lebih tinggi.

Berbagai macam gerakan yang disertai cara bernapas yang benar dipercaya dapat

meningkatkan kekuatan dan kelenturan, meredakan ketegangan, serta memberikan

energi baru pada tubuh.

2.8.3. Gerakan Yoga

Adapaun Gerakan Yoga untuk mengurangi nyeri punggung bawah adalah

sebagai berikut :

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

52

1. Supine Hamstring Stretch.

Tahap Pelaksanaan : berbaring terlentang lalu tekuk lutut kanan dan

ikatkan tali atau gulung handuk di telapak kaki kemudian luruskan kaki kanan ke

atas dan tahan selama 3-5 menit lakukan secara bergantian.

Gambar 2.15. Supine Hamstring Stretch (Dokumentasi Pribadi)

2. Cat Pose

Tahap pelaksanaan : Posisikan badan seperti merangkak, telapak tangan

sejajar dengan bahu lalu posisi kaki sejajar dengan kedua tangan dan telapak kaki

menghadap ke atas kemudian lengkungkan punggung dan tahan posisi selama 3

menit.

Gambar 2.16. Cat Pose (Dokumentasi Pribadi)

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

53

3. Sphinx

Tahap pelaksanaan : Berbaring dengan perut menempel di lantai atau

matras, sangga tubuh bagian atas dengan lengan tangan dan letakkan siku sejajar

dengan bahu dan tahan posisi ini selama 1-3 menit.

Gambar 2.17. Sphinx (Dokumentasi Pribadi)

4. Locust Post

Tahap pelaksanaan : Berbaring dan posisi kaki sejajar dengan punggung

sementara lengan letakkan di samping tubuh lalu angkat kaki dan kepala ke atas

dan lakukan setinggi yang Anda mampu. Tahan posisi ini 1 menit.

Gambar 2.18. Locust Post (Dokumentasi Pribadi)

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

54

5. Bow Post

Tahap pelaksanaan : Berbaring di lantai lalu tarik tangan ke belakang

sambil memegang telapak kaki, lalu Angkat dada sambil paha tetap menempel di

lantai. Tahan posisi ini selama 15-20 detik.

Gambar 2.19. Bow Post (Dokumentasi Pribadi)

6. Flank Stretch

Tahap pelaksanaan : Berdiri dengan kaki melebar lalu tekuk kaki kanan

membentuk sudut 90 derajat, kaki kiri tetap lurus mengikuti tuuh yang condong

ke kanan, Tarik napas dan angkat tangan kiri selaras dengan posisi kaki kiri lalu

tahan beberapa detik hingga merasakan peregangan di tubuh bagian kiri lalu

ulangi untuk sisi kanan.

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

55

Gambar 2.20. Flank Stretch (Dokumentasi Pribadi)

7. Pigeon Pose

Tahap pelaksanaan : Duduk dengan posisi bersila, luruskan kaki kiri ke

belakang dan kaki kanan tetap di depan lalu bungkukan badan sedikit ke depan,

Biarkan beban tubuh bertumpu pada kaki kanan.

Gambar 2.21. Pigeon Pose (Dokumentasi Pribadi)

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

56

8. Leg Up Wall

Tahap pelaksanaan : Rebahkan tubuh di lantai dan kedua tangan di sisi

tubuh lalu angkat kedua kaki ke atas dan sandarkan tembok, Tahan 2-3 menit.

Gambar 2.22. Leg Up Wall

2.8.4. Manfaat latihan senam yoga

Senam Yoga yang dilakukan diatas mengutamakan perbaikan, perbaikaan

kualitas struktur tubuh, mengurangi ketegangan, dan rileksasi. Latihan yoga yang

dilakukan secara rutin memang memberikan sensasi sedikit menyakitkan pada

beberapa bagian tubuh, namun sebenarnya membuat seseorang memiliki

kesadaran dan kemampuan untuk menguasai tubuhnya menjadi lebih baik. Untuk

mendapatkan hasil yang baik, yoga sebaiknya dilakukan selamat 30 menit dengan

3 kali perminggu dan tidak boleh ada istirahat.

Karena banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai postur

yoga inilah maka makin banyak dokter yang merekomendasikan yoga kepada para

pasiennya. Kemajuan ilmu kedokteran modern juga membantu yoga dengan

mengadakan penelitian intensif tentang efek therapeutic yoga dan hasilnya banyak

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

57

dipublikasikan di jurnal-jurnal medis. Senam Yoga juga dapat membantu proses

penyembuhan dari masalah-masalah emosional dan mental. Banyak sekali praktisi

yang melaporkan kondisi emosionalnya jauh membaik setelah ia rutin beryoga..

Yoga merupakan ilmu pengetahuan kuno yang melihat manusia sebagai mahluk

multi aspek/dimensi. Manusia tidak hanya eksis di tataran fisikal saja, ia juga

eksis di tataran mental, emosional, dan spiritual.

Keterkaitan tubuh dan jiwa dipengaruhi oleh kelenjar endokrin, yaitu

kelenjar yang mengatur efektivitas kerja tubuh yang rumit dengan mengaktifkan

kelenjar-kelenjar tertentu untuk mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah.

Hormon-hormon ini mempunyai bermacam-macam efek, tidak hanya terhadap

fungsi-fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, pencernaan, pemanasan, energi, seks

dan lain-lain, tetapi juga berpengaruh terhadap pikiran. Putus asa, rasa tak

berdaya, marah, atau cemburu adalah emosi-emsoi negatif yang dihasilkan dari

pikiran-pikiran negatif yang menciptakan ketidakseimbangan hormon dan

mengakibatkan bertambahnya produksi sel-sel abnormal. Inilah asal mula

timbulnya penyakit. Sebaliknya, perasaan yang positif akan menghasilkan hal-hal

positif pula. Karena itulah dalam yoga, selain mengolah aspek fisik, nafas pun

diolah karena nafas adalah jembatan antara tubuh dan pikiran. Pikiran juga tak

luput diolah dan diberdayakan melalui meditasi. Pada aspek emosi adalah buah

dari pikiran yang diolah dengan baik mampu menciptakan emosi yang baik dan

positif pula. Mendapatkan emosi yang baik maka nafas menjadi lebih dalam dan

relaks, tubuh pun merespon dengan mengeluarkan hormon-hormon dengan lancar

sehingga seluruh sistem tubuh bekerja dengan baik. Ini adalah manfaat yang dapat

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk ... II.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masalah Punggung Dalam duduk pada pekerja wanita. ... belakang yang akan menimbulkan penyakit

58

diperoleh dari yoga dan akhirnya keseimbangan yang sempurna antara mind dan

body (Anneahira 2014).

2.8.5. Mekanisme latihan yoga dapat meningkatkan KPDD

Aplikasi latihan yoga dapat meningkatkan KPDD dikarenakan pada posisi

latihan ini akan diperoleh peregangan otot-otot bagian posterior yang akan

meningkatkan kekuatan otot abdominal dan ekstensor bagian anterior yaitu

ligament longitudinal anterior sehingga akan mengembalikan posisi spine pada

posisi ekstensi. Pada otot yang mengalami ketegangan/spasme akan terjadi

rileksasi oleh peregangan yang kontinyu terhadap otot antagonis pelemasan ini

terjadi karena adanya peregangan yang akan merangsang golgi tendon sehingga

terhadi reflek rileksasi otot yang bersangkutan dan peregangan kontinyu akan

memperbaiki mikrosirkulasi oleh pumping action sehinggka mengurangi iritasi

pada saraf afferent yang menimbulkan peningkatan tonus otot. Selanjutnya akan

terjadi penekanan diskus ke sisi posterior sehingga akan didapat gaya tangensial

yang mendorong nucleus ke ventral. Akibat adanya gerakan dinamis ekstensi yang

dilakukan berulang maka dapat meningkatkan cairan diskus dan corpus yang

kemudian akan menurunkan viscositas nucleus pulposus yang dapat mobilisasi

atau mereposisi nucleus ke posisi anterior dan dapat mengurangi iritasi terhadap

jaringan sekitarnya. Dengan adanya efek rileksasi yang terjadi diharapkan akan

mempermudah pasien dalam melakukan aktifitasnya. Dengan kata lain KPDD

tidak akan terganggu dan aktifitas duduk akan kembali normal (Jason & Malcoll,

2007).