bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori...make a match dan power point. 2.1.1 ilmu pengetahuan alam...

17
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian. Beberapa teori dari para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan kajian teori dalam penelitian ini berisi tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), hasil belajar, Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar Ismet dan Adeng Slamet (2008) mengemukakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan seterusnya”

Upload: others

Post on 21-Aug-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung

penelitian. Beberapa teori dari para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang

mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan kajian teori

dalam penelitian ini berisi tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), hasil belajar,

Make A Match dan Power Point.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijelaskan bahwa

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar

Ismet dan Adeng Slamet (2008) mengemukakan bahwa “Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah

yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi,

penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan seterusnya”

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

7

Wahyana (dalam Trianto,2014) mengatakan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan secara sistematik, dan dalam penggunaannya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap

ilmiah.

Berdasarkan paparan dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan cabang ilmu

yang memperlajari alam bukan hanya mempelajari tentang fakta-fakta, konsep

dan prinsip saja namun juga mempelajari fenomena-fenomena alam yang tersusun

secara sistematis.

Dari uraian tentang pembelajaran IPA, maka Trianto (2010:143)

mengemukakan tentang hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat

memberikan antara lain sebagai berikut :

a. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang MahaEsa.

b. Pengetahuan yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta

yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains

dan teknologi.

c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah dan melakukan observasi.

d. Sikap ilmiah antara lain skeptik, kritis, sensitif, objektif, jujur. terbuka, benar,

dan dapat bekerja sama.

e. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analisis induktif dan deduktif

dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai

peristiwa alam.

f. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa proses belajar mengajar IPA lebih

ditekankan pada pendekatan keterampilan proses hingga siswa dapat menemukan

fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu

sendiri.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

8

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Belajar

Winkel (Jamil Suprihatiningrum, 2012: 15) berpendapat bahwa belajar

adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-

pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Belajar juga dikatakan sebagai suatu

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.

Hintzman (Syah, 2010) dalam bukunya the psychology of learning and

memory berpendapat leraning is a change in borganism due to experience which

can affact the organism’s behavior. Artinya belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman

yang dapat memenuhi tingkah laku organisme tersebut.

Hamali (1992 : 28) belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan

dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru

berkat pengalaman dan pelatihan.

Dari pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah

laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman

(latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan.

2.1.2.2 Pengertian Hasil Belajar

. Menurut Indramunawar (2010:2) hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Hasil belajar dari sisi

siswa merupakan hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujut pada jenis ranah kognitif ,afektif, dan psikomotor. Hasil

belajar dari sisi guru yaitu hasil belajar merupakan penilaian saat terselesekannya

bahan pelajaran.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

9

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono, 2009:5). Merujuk pemikiran

Gagne (Suprijono, 2009:6) hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis

2. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dalam

lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri.

4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Lindgren (Suprijono, 2009:7) hasil pembelajaran meliputi

kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Yang harus diingat, hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek

kemanusiaan saja.

Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (Suprijono, 2009:7) secara garis

besar membagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotoris.Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.Ranah

afektif, berkenaan dengan sikap. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil

belajarketerampilan dan kemampuan bertindak.

Berdasarkan definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari tiga ranah yaitu kognitif , afektif,dan pskomotorik menjadi

lebih baik setelah mengikuti pembelajaran biasanya di ukur setelah terselenakanya

materi ajar.

2.1.2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Syah (2010), Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam,yaitu:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

10

1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu keadaan jasmani dan rohani

siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan disekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk untuk

melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

a. Faktor Internal Siswa

Ada dua aspek yang ada di dalam diri siswa yaitu : 1) aspek fisiologis

(bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis (bersifat rohaniah).

1. Aspek Fisiologis

Kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dalam belajar.

2. Aspek Psikologis

a. Inteligensi Siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) sangat menentukn tingkat

keberhasilan belajar siswa.

b. Sikap Siswa

Sikap (attitude) siswa yang positif dalam merespon dengan cara yang relatif

tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya merupakan pertanda awal

yang baik bagi proses belajar siswa.

c. Bakat Siswa

Kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan.

d. Minat Siswa

Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

e. Motivasi Siswa

Keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

11

b. Faktor Eksternal Siswa

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial siswa yaitu sekolah seperti guru-guru, para tenaga

kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman

sekelas,orang tua (keluarga) dan masyarakat dapat mempengaruhi semangat

belajar siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah,dan

letaknya,rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini turut

menentukan tingkat kebrhasilan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar adalah keefektifan segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi

tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

belajar diantaranya faktor internal, eksternal dan faktor pendekatan belajar yang

perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil belajar maksimal.

2.1.3 Make A Match

2.1.3.1 Pengertian Make A Match

Model pembelajaran make a match, atau mencari pasangan dikembangkan

oleh Lorna Curran (Lie, 2008: 55). Model pembelajaran make a match

merupakan suatu teknik pembelajaran yang memberikan tugas terstruktur kepada

siswa melalui media kartu-kartu yang berisi konsep yang berbeda dengan tema-

tema atau topik-topik yang sama, sehingga melalui kartu yang siswa dapatkan,

maka dengan sendirinya siswa membentuk kelompok-kelompok kerja

berdasarkan kecocokan konsep yang terdapat dalam kartu masing-masing, untuk

menyelesaikan satu masalah dalam tema atau topik yang sama. Sehingga, melalui

teknik ini, siswa mampu aktif dan bekerjsama dengan rekannya dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

12

Model pembelajaran make a match mengutamakan ketelitian dan

kerjasama dalam menyelesaikan masalah, serta memberikan kenyamanan dalam

menyelesaikan masalahnya, karena siswa mencari pasangan kelompoknya sendiri.

Seperti dikatakan oleh Lie (2008: 55), bahwa salah satu keunggulan teknik make a

match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

make a match adalah teknik pembelajaran yang memberikan tugas secara

terstruktur dan melalui media kartu berisi konsep dalam penyelesaian tugas

mengutamakan ketelitian dan kerjasama untuk menyelesaikannya.

2.1.3.2 Langkah-langkah Model Make A Match

Langkah-langkah penerapan tipe make a match dipaparkan oleh Lie (2008:

55), sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

3. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya:

pemegang kartu bertuliskan “Gerakan Turki Muda” akan berpasangan dengan

“Mustpha Kemal Pasha”.

4. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

5. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

Model pembelajaran Make A-Match atau yang lebih dikenal dengan

mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (dalam Huda 2011:135).

Dalam pengaplikasian model Make A-Match siswa mencari pasangan sambil

mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan.

Model ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Model

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

13

ini dapat membangkitkan semangat siswa dengan mengikutsertakan siswa untuk

aktif dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Make A-Match yang

ditulis Huda (2011, 135) sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang akan

mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian).

2. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan PERSEBAYA

berpasangan dengan pemegang kartu SURABAYA, atau pemegang kartu

yang berisi nama SBY berpasangan dengan pemegang kartu PRESIDEN RI.

4. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang berhubungan. Misalnya pemegang kartu 3+3 membentuk

kelompok dengan pemegang kartu 2 x 3 dan 12 : 2.

Menurut Agus Suprijono (2009,20), langkah-langkah model make a match

sebagai berikut:

1. Persiapkan kartu jawaban dan kartu soal.

2. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, kelompok

pembawa kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok

pembawa kartu berisi jawaban, dan kelompok ketiga adalah kelompok

penilai.

3. Atur posisi kelompok tersebut berbentuk huruf U.

4. Untuk memulai permainan guru membunyikan peluit.

5. Guru sebaiknya membunyikan musik instrumental yang lembut.

6. Siswa yang sudah menemukan pasangan wajib menunjukkan pada kelompok

penilai.

7. Setelah permainan sudah selesai kelompok penilai dipecah menjadi dua

kelompok, kelompok pertama dan kelompok kedua menjadi kelompok

penilai.

Penerapan langkah-langkah model make a match di atas terdapat sedikit

perbedaan, yaitu pada pembentukan kelompok ada yang membagi dalam dua

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

14

kelompok dan ada yang tiga kelompok. Pembagian dua kelompok hanya terwujud

dalam kelompok soal dan kelompok pertanyaan. Sedangkan pembagian tiga

kelompok terdapat penambahan satu kelompok lagi yaitu kelompok penilai. Tugas

kelompok penilai di sini adalah memberikan poin bila pasangan soal dan jawaban

itu benar sebelum waktu yang ditentukan berakhir. Guru dalam pembelajaran

model make a match ini hanya memantau, mengarahkan dan membimbing saat

proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasar pada beberapa langkah dalam model pembelajaran make a

match, dapat disimpulkan:

1. Guru menyiapkan dua kotak kartu yang berisi soal dan jawaban.

2. Siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok soal dan jawaban.

3. Guru memberikan penjelasan tentang tata aturan di slide power point.

4. Setiap siswa dalam kelompok soal dan kelompok jawaban masing-masing

mendapat satu buah kartu.

5. Kelompok soal memikirkan kemungkinan jawaban dari kartu soal yang

mereka pegang, dan kelompok jawaban memikirkan kemungkinan soal dari

jawaban yang mereka pegang.

6. Kelompok soal dan kelompok jawaban mulai mencari pasangan dari soal atau

jawaban yang mereka pegang setelah terdengar bunyi peluit.

7. Kartu yang telah dipasangkan diberikan kepada guru.

8. Guru memberikan poin jika kelompok tersebut benar dalam memasangkan

kartu sebelum waktu yang telah ditentukan.

9. Guru meminta siswa yang mendapatkan soal dan pasangannya yang

mendapatkan jawaban membacakan dan guru membahas pasangan kartu yang

benar melalui slide power point.

10. Kemudian dilakukan pergantian peran, kelompok jawaban menjadi kelompok

soal, dan kelompok soal sebagai kelompok jawaban.

11. Selanjutnya melakukan langkah seperti yang tertulis pada nomor 5.

12. Pertukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi

kelompok pemegang soal dan jawaban

13. Siswa bersama guru menyimpulkan dan menutup pelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

15

Dari langkah-langkah yang harus disediakan guru adalah kartu soal dan

kartu jawaban. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model make a

match ini menuntut siswa untuk dapat aktif dalam mencari pasangan kartu dalam

suasana yang menyenangkan dan penuh dengan persaingan.

2.1.3.3 Tujuan Model Pembelajaran Make A Match

Tujuan pokok model pembelajaran make a match adalah:

a. Pendalaman materi yaitu pada mulanya merancang metode ini untuk

pendalaman materi. Pengembang metode pembelajaran make a match siswa

melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara kartu

pertanyaan dan kartu jawaban.

b. Menggali materi yaitu tidak perlu memebekali siswa dengan materi, karena

siswa sendiri yang akan membekali dirinya sendiri. Caranya yaitu dengan

menulis pokok-pokok materi atau dengan gambar pada potongan kertas atau

kartu lalu bagikan potongan kertas atau kartu itu kepada siswa secara acak.

Mintalah siswa untuk mencocokan atau memasangkan potongan kertas atau

kartu tersebut menjadi materi utuh.

c. Untuk selingan yaitu teknik yang dipakai sama dengan teknik mencari

pasangan untuk mendalami materi.

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Make A Match

Menurut Lie (2008:56) kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

Make A Match dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut :

Kelebihan :

1. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik

dalam suasanan belajar aktif dan menyenangkan.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

3. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presesntasi.

4. Model pembelajaran Make A Match bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran.

5. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them

move).

6. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

16

7. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Kelemahan :

Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, model pembelajaran Make

A Match berdasarkan temuan dilapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu :

1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak

bermain-main dalam proses pembelajaran.

3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

4. Kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa per kelas) jika kurang bijaksana

muncul suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

Walaupun terdapat kelemahan dalam model pembelajaran make a match

tetapi metode ini lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan metode

ceramah. Karena model pembelajaran make a match ini dapat membuat siswa

lebih aktif dan proses pembelajaran bisa menyenangkan karena ada unsur

permainan dalam model ini. Kelemahan model pembelajaran make a match ini

bisa dihindari dalam pembelajaran apabila guru merancangnya dengan baik

2.1.4 Power Point

2.1.4.1 Pengertian Power Point

Menurut Andi (2004:2), power point adalah sebuah program aplikasi

komputer yang dirancang untuk membantu membuat sebuah media penyampaian

suatu makalah atau naskah yang disajikan lewat presentasi digital. Power point

memiliki media worksheet yang terhubung dari halaman satu ke halaman

berikutnya. Dengan power point dapat menuangkan ide-ide cemerlang yang

menarik sehubungan dengan permasalahan dibidang kerja, sehingga setiap orang

yang melihat akan dapat menerima informasi yang disampaikan dengan jelas.

Menurut Purnomo (2008:1), power point adalah program aplikasi yang

banyak digunakan untuk keperluan presentasi. Presentasi power point adalah

suatu cara yang digunakan untuk memperkenalkan atau menjelaskan tentang

segala hal yang dirangkum dan dikemas kedalam beberapa slide, sehingga orang

yang menyimak (peserta presentasi) dapat lebih mudah memahami penjelasan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

17

melalui visualisasi yang terangkum dalam slide, baik berupa teks, gambar/grafik,

suara, film, dan lain sebagainya.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa power point adalah

sebuah program aplikasi komputer yang dirancang untuk keperluan presentasi

melalui visualisasi yang terangkum dalam slide, baik berupa teks, gambar/grafik,

suara, film, dan lain sebagainya.

Dalam power point setiap tampilan disebut dengan slide dapat dimasukkan

gambar, suara, teks serta animasi layar monitor maupun layar lebar dengan

bantuan suatu alat yang disebut LCD.

2.1.4.2 Kelebihan Power Point

Power point memiliki beberapa keunggulan dibandingkan program lain,

antara lain sebagai berikut:

1. Menyediakan banyak pilihan media presentasi antara lain:

a. Overhead Transparencies (Transparansi Overhead): menggunakan slide

proyektor atau OHP

b. Slide Show Presentation (Presentasi Slide Show): menggunakan LCD atau

InFocus.

c. Online Presentation (Presentasi Online): melalui internet atau LAN,

d. Print Out dan Handout: presentasi dicetak dan dibagikan pada peserta.

2. Pada presentasi multimedia dapat menambahkan berbagai multimedia pada

slide presentasi, seperti : clip art, picture, gambar animasi (GIF dan Flash),

background audio/music¸ narasi, movie (video klip).

3. Pemaketan slide presentasi ke dalam CD. Power point 2007 memiliki fasilitas

untuk memaket slide presentasi ke dalam CD. Presentasi ini dapat ditampilkan

langsung (autorun) dan masih dapat ditampilkan walaupun tidak terinstall

program power point .

4. Modus Slide Show yang lengkap.

5. Powerpoint memiliki fasilitas custom animation yang sangat lengkap. Dengan

fasilitas ini, presentasi dapat menjadi lebih ’hidup’, menarik, dan interaktif

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

18

Pada penelitian ini, power point digunakan untuk keperluan pembelajaran

siklus I tentang materi Sifat-sifat cahaya. power point digunakan untuk keperluan

presentasi dalam menyampaikan pembelajaran materi Sifat-sifat cahaya dan

menjelaskan tata cara aturan permainan kelompok soal dan jawaban serta hasil

pencocokan kartu soal-jawaban yang tepat dalam penerapan model Make A

Match. Dengan adanya kelebihan power point, maka keterangan setiap materi

dapat ditulis dan dilengkapi media gambar kehidupan sehari-hari yang

membuktikan dari 5 sifat-sifat cahaya dan slide langkah kerja dalam membuktikan

5 sifat cahaya, dapat dimasukkan animasi, dan dapat dihubungkan dengan LCD

sehingga lebih menarik.

Sedangkan pada siklus II, power point digunakan untuk keperluan

pembelajaran materi merancang karya atau model dengan menerapkan sifat

cahaya. Power point digunakan untuk keperluan presentasi dalam menyampaikan

pembelajaran materi merancang karya atau model dengan menerapkan sifat

cahaya dan menjelaskan tata cara aturan permainan kelompok soal dan jawaban

serta hasil pencocokan kartu soal-jawaban yang sesuai dalam penerapan model

Make A Match. Dengan adanya kelebihan power point, maka keterangan setiap

materi dapat ditulis dan dilengkapi media gambar kehidupan sehari-hari

pembuatan alat atau karya yang menerapkan sifat cahaya seperti periskop,cakram

warna dan lup dan slide langkah kerja dalam pembuatan alat atau karya yang

menerapkan sifat cahaya seperti periskop,cakram warna dan lup, dapat

dimasukkan animasi, dan dapat dihubungkan dengan LCD sehingga lebih

menarik.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan proposal yang penulis susun

adalah penelitian dari Biyono dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Make a Match pada Siswa Kelas I SD Madugowongjati 02 Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Dalam penelitiannya

menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari 60 pada pra

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

19

siklus menjadi 88 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari

8 siswa atau 44 % pada pra siklus menjadi 18 siswa atau 100 % siswa tuntas.

Karena indikator keberhasilan penelitian ini adalah 85 % siswa tuntas belajar

maka penelitian ini dianggap berhasil.

Penelitian kedua yang yang relevan dengan proposal yang penulis susun

adalah penelitian dari Inus dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran

Make-A Match pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga”. Pada

penelitiannya hasil evaluasi siklus I 70 % siswa tuntas atau dengan jumlah 26

siswa, dan siklus II 89 % atau 33 siswa tuntas. Sesuai dengan data temuan hasil

analisis peningkatan hasil prestasi belajar siswa, terlihat bahwa penelitian telah

dilaksanakan dengan baik karena semakin sedikit jumlah siswa yang nilai

matematikanya dibawah KKM.

Penelitian ketiga yang yang relevan dengan proposal yang penulis susun

adalah penelitian dari Rahayu dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match

Dengan Memanfaatkan LCD Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunlegi Kecamatan

Batangan Kabupaten Pati Tahun 2012/2013”. Pada penelitiannya hasil evaluasi

siklus I 72,2 % siswa tuntas atau dengan jumlah 18 siswa, dan siklus II 100 %

atau 18 siswa tuntas. Sesuai dengan data temuan hasil analisis peningkatan hasil

belajar siswa, terlihat bahwa penelitian telah dilaksanakan dengan baik karena

semua siswa tuntas diatas KKM pada mata pelajaran IPA materi cara tumbuhan

hijau membuat makanan..

Berdasarkan beberapa penelitian, peneliti mempunyai keyakinan bahwa

PTK Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match

Berbantuan Power Point Siswa Kelas 5 yang akan dilaksanakan di SD Negeri

Susukan 01 akan berhasil dengan baik.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

20

2.3 Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran

konvensional yaitu guru menerangkan materi pembelajaran tanpa memberi

kesempatan kepada siswa dalam berpendapat mengenai materi yang diajarkan,

sehingga siswa terlihat pasif dalam proses pembelajaran.Dalam menyampaikan

materi, guru kurang memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah yaitu berupa

multi media yang dapat menunjang proses pembelajaran.Hal ini menyebabkan

pembelajaran terkesan monoton dan membosankan, sehingga siswa gaduh dikelas

dan tidak berkonsentrasi terhadap pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil

belajar siswa rendah.

Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan

dalam pembelajaran dan memaksimalkan fasilitas yang diberikan oleh sekolah.

Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan yaitu menggunakan model pembelajaran

Make A Match dengan bantuan power point. Dengan menggunakan model

pembelajaran Make A Match berbantuan power point, diharapkan pembelajaran

menjadi menyenangkan dan siswa menjadi aktif, sehingga hasil belajar IPA siswa

SD Negeri Susukan 01 dapat meningkat.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

21

Berdasarkan uraian, maka secara sistematis dapat digambarkan kerangka

berfikir pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Guru kurang maksimal dalam mengkondisikan

kelas

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, KBM monoton, siswa bosan dan kelas ramai

sendiri

Hasil belajar IPA

siswa pokok

bahasan Sifat-sifat

cahaya kurang dari KKM (70)

Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match berbantuan Power Point

Guru menyajikan materi melalui presentasi kelas dalam bentuk

slide power point

Siswa belajar dalam bentuk permainan

pencocokan kartu yang berisi kartu soal dan

kartu jawaban

Guru melakukan permainan kartu yang

berisi soal dan jawaban kepada siswa

Hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-

sifat cahaya meningkat

Menurunnya kualitas pembelajaran IPA tentang

sifat-sifat cahaya di kelas 5 SD Negeri Susukan 01

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori...Make A Match dan Power Point. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI Pada Peraturan Menteri

22

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir, peneliti

merumuskan hipotesis penelitian adalah

1) Penggunaan model pembelajaran Make a Match berbantuan Power Point

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 semester II SD Negeri

Susukan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.

2) Penggunaan model pembelajaran Make a Match berbantuan Power Point

dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran meliputi aktivitas guru dan

aktivitas siswa kelas 5 semester II SD Negeri Susukan 01 Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang tahun 2014/2015.