kerusakan alam ipa

181
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan wawasan umum tentang penelitian, yaitu: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan 4) manfaat penelitian. Paparan tersebut peneliti sajikan secara berurut sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengadakan peningkatan dalam pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran adalah dengan mengadakan pembaharuan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membuat siswa terlibat aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Nasution (2003:53) pendekatan pembelajaran pada 1

Upload: karmila-saputri-zulhamli

Post on 02-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerusakan Alam Ipa

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan wawasan

umum tentang penelitian, yaitu: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,

(3) tujuan penelitian, dan 4) manfaat penelitian. Paparan tersebut peneliti sajikan

secara berurut sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat

pesat menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengadakan peningkatan dalam

pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

pembelajaran adalah dengan mengadakan pembaharuan pendekatan yang

digunakan dalam pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membuat

siswa terlibat aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Menurut

Nasution (2003:53) pendekatan pembelajaran pada hakikatnya adalah “suatu

usaha untuk mengembangkan keefektifan pembelajaran”. Kenyataan

menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisien-

efisien kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu cara yang dianggap

terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian juga dengan pembelajaran, guru

selalu berusaha memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan dipandang

lebih efektif daripada pendekatan lain.

Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil

belajar yang diperoleh, semakin tepat pendekatan yang digunakan maka hasil

1

1

1

Page 2: Kerusakan Alam Ipa

yang diperoleh semakin maksimal. Begitu pentingnya pendekatan dalam

pembelajaran, sehingga guru dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan

dalam memilih dan menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Sebagaimana pendapat

Maslichah (2006:37) yang menyatakan bahwa “untuk keberhasilan suatu

pembelajaran guru perlu mengetahui dengan siapa atau siswa yang bagaimana

yang akan dihadapi, tanpa paham tentang siswa yang akan difasilitasi mustahil

guru dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan materi

pembelajaran yang sesuai”.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar adalah pendekatan konstruktivis. Menurut Wina (2006:264) pendekatan

konstruktivis adalah “proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”. Pembelajaran dalam

pendekatan konstruktivis bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari

guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa

membangun sendiri pengetahuannya.

Tugas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivis adalah membantu agar siswa mampu membangun pengetahuannya

sesuai dengan situasi konkrit, sehingga hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.

Sebagaimana pendapat Gagne dan Briggs (dalam Wahyudin, 2008:1)

menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang

sesudah mengikuti proses belajar”. Hasil belajar siswa dikatakan baik apabila

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor meningkat. Meningkatnya ketiga aspek

2

Page 3: Kerusakan Alam Ipa

ini dapat diamati langsung dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

karena aspek pokok dalam pembelajaran IPA menurut Usman (2006:12) adalah

“membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk menggali berbagai pengetahuan

baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan mereka”.

Di Sekolah Dasar (SD) pembelajaran IPA terdiri dari empat aspek yakni:

makhluk hidup dan proses kehidupannya, benda/materi, sifat dan kegunaannya,

energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Keempat aspek ini

merupakan fokus tujuan pembelajaran IPA di SD. Menurut Depdiknas

(2006:484) pembelajaran IPA bertujuan untuk “menumbuhkan kemampuan

berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai

aspek penting kecakapan hidup”.

Pada saat ini kemampuan siswa SD untuk menerapkan IPA di

lingkungannya sehari-hari tergolong rendah. Untuk meningkatkan kemampuan

tersebut, ada beberapa aspek yang dapat diperhatikan guru dalam pembelajaran

IPA yang dikemukakan oleh Usman (2006:5) antara lain:

1) pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran IPA, siswa telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari, 2) aktivitas siswa melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA, 3) bertanya merupakan ciri utama dalam pembelajaran IPA dan memiliki peran penting dalam upaya membangun pengetahuan selama pembelajaran, 4) pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pendekatan konstruktivis merupakan

salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, karena

proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis merupakan proses

3

Page 4: Kerusakan Alam Ipa

mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari

dengan pengertian yang sudah dipunyai siswa. Proses tersebut menurut Cox dan

Zarrillo (dalam Ritawati, 2001:15) diantaranya bercirikan “hasil belajar

dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya, hasil

belajar tergantung pada apa yang telah diketahui siswa tentang konsep-konsep,

tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang

dipelajari”. Jadi dengan penerapan pendekatan konstruktivis dalam

pembelajaran IPA dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa,

karena siswa mempunyai cara sendiri untuk mengerti tentang apa yang mereka

pelajari.

Pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan konstruktivis, menuntut

guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa antusias

terhadap persoalan yang akan dipecahkan, sehingga mereka mau mencoba

mencari pemecahan masalah tersebut. Guru membiarkan siswa menyelesaikan

permasalahan yang ada dengan usahanya sendiri, guru boleh memberikan

orientasi dan arahan tetapi tidak boleh memaksakan arahan tersebut, hingga

akhirnya siswa menemukan sendiri pemecahan dari permasalahan dan siap

untuk menghadapi permasalahan yang baru. Sebagaimana kelebihan pendekatan

konstruktivis menurut Ella (2004:55) adalah “siswa diajak untuk memahami dan

menafsirkan kenyataan dan pengalaman yang berbeda, dapat menyelesaikan

masalah dengan berbagai cara, dan terlatih untuk dapat menerapkan dalam

situasi yang berbeda atau baru”.

4

Page 5: Kerusakan Alam Ipa

Kenyataan dilapangan yang penulis amati khususnya dalam pembelajaran

IPA di kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kec. Padang Timur, guru belum

sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini disebabkan keterbatasan alat

peraga dan kurangnya variasi penerapan metode maupun pendekatan

pembelajaran, guru lebih cenderung menggunakan pendekatan konvensional.

Siswa dalam pembelajaran belum dijadikan subjek belajar, kebanyakan siswa

menerima materi yang disampaikan guru berupa hafalan. Hal ini menyebabkan

rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, adapun nilai rata-rata hasil belajar

IPA semester I dengan pendekatan dan metode yang biasa digunakan guru

mencapai 6,5 yang merupakan nilai rata-rata terendah dibandingkan dengan

bidang studi lain (Daftar Kelas IV SDN 13 Simpang Haru Padang, tahun ajaran

2007/2008).

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengembangkan

penerapan pendekatan konstruktivis melalui suatu penelitian tindakan dengan

judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru

Kecamatan Padang Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan

konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri

13 Simpang Haru Padang. Secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

5

Page 6: Kerusakan Alam Ipa

1. Bagaimana merancang pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur?

3. Bagaimana hasil belajar IPA kelas IV SDN 13 Simpang Haru

Kecamatan Padang Timur dengan penerapan pendekatan konstruktivis?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan

penelitian ini adalah mengembangkan cara pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas

IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.

Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Rancangan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan

konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN

13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan

konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN

13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.

3. Hasil belajar IPA kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan

Padang Timur dengan penerapan pendekatan konstruktivis.

6

Page 7: Kerusakan Alam Ipa

D. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi pembelajaran di sekolah dasar khususnya pembelajaran IPA

dengan penerapan pendekatan konstruktivis.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru,

peneliti, dan siswa sebagai berikut:

1. Bagi guru penerapan pendekatan konstruktivis dapat bermanfaat

sebagai masukan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melaksanakan

pembelajaran IPA. Guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan

konstruktivis sebagai alternatif pembelajaran IPA dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

2. Bagi peneliti diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan

pengetahuan dan dapat membandingkannya dengan penerapan pendekatan

pembelajaran yang lain dan kemungkinan penerapannya di SD.

3. Bagi siswa, dapat merasakan arti pentingnya belajar dan dapat

memotivasi untuk belajar lebih aktif dan kreatif sehingga memperoleh hasil

belajar yang memuaskan sesuai dengan ilmu yang diperolehnya.

7

Page 8: Kerusakan Alam Ipa

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang mendukung penerapan

pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Konstruktivis

a. Pengertian Pendekatan Konstruktivis

Pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang menganut paham konstruktivisme yang menganggap bahwa suatu

pembelajaran dimulai dengan membangun pengetahuan yang telah dimiliki

siswa.

Menurut Mohamad (2004:2) pandangan belajar menurut teori

konstruktivis adalah:

Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Adapun pengertian pendekatan konstruktivis menurut Nurhadi

(2003:33) sebagai berikut:

Suatu pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar, siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.

8

8

Page 9: Kerusakan Alam Ipa

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan yang bersifat

membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada

pada siswa dengan ilmu baru yang pada prosesnya siswa lebih banyak aktif

untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai

fasilitator dan motivator.

b. Prinsip-prinsip Pendekatan konstruktivis

Prinsip-prinsip pendekatan konstruktivis menurut Paul (1996:73)

adalah: 1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2) tekanan pada

proses belajar terletak pada siswa, 3) mengajar adalah membantu siswa

belajar, 4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil

akhir, 5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, 6) guru adalah fasilitator.

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pendekatan konstruktivis lebih

menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, guru hanya sebagai

fasilitator, sebagaimana tuntutan kurikulum.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivis

Dalam menggunakan suatu pendekatan, apakah seorang guru telah

melaksanakan ataupun menggunakan suatu pendekatan dalam pembelajaran

maka dapat di lihat dari ciri-ciri pembelajarannya. Adapun ciri-ciri

pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivis menurut

Noraziah (2008) adalah sebagai berikut:

(1) pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh siswa itu sendiri, tidak diterima secara pasif dari orang sekitarnya. Ini berarti pembelajaran merupakan usaha dari siswa itu sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa, (2)

9

Page 10: Kerusakan Alam Ipa

siswa membina pengetahuan mengikuti pengalaman masing-masing dan pengetahuan sedia ada siswa, (3) setiap siswa mempunyai peranan dalam menentukan apa yang akan mereka pelajari, siswa diberi peluang untuk membentuk kemahiran dan pengetahuan serta menghubungkan pengalaman lampau mereka dengan kegunaan masa depan.

Ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis menurut

Noraziah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivis dapat melibatkan siswa secara aktif, karena siswa membina

pengetahuan mengikuti pengalamannya dan diberi peluang untuk

membentuk kemahiran pengetahuan serta kegunaan di masa depan.

Selain ciri-ciri pembelajaran konstruktivis yang dikemukakan oleh

Noraziah, Driver dan Oldham (dalam Paul, 1996:69) juga menyatakan

beberapa ciri-ciri pembelajaran konstruktivis antara lain: (1) orientasi, (2)

elicitasi, (3) retrukturisasi ide yang terdiri dari klarifikasi ide, membangun

ide yang baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen, (4) penggunaan

ide dalam banyak situasi, (5) review.

Penjelasan dari ciri-ciri pembelajaran konstruktivis menurut Driver

dan Oldham di atas, akan terurai pada pembahasan berikut ini:

1) Orientasi, menciptakan situasi

pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan pada awal pembelajaran

untuk membangkitkan minat siswa terhadap topik yang akan dibahas.

2) Elicitasi, siswa dibantu untuk

mengungkapkan gagasannya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala

yang mereka amati dalam kehidupan sehari-hari secara jelas melalui

10

Page 11: Kerusakan Alam Ipa

berdiskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan tersebut

kemudian dipertimbangkan bersama.

3) Restrukturisasi ide, yang terdiri

dari:

(a) klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau

teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan

dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk

merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya,

menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

(b) membangun ide yang baru, terjadi bila dalam diskusi idenya

bertentangan dengan ide lain atau ide tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan teman-teman.

(c) mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen, kalau dimungkinkan,

ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu

percobaan atau persoalan yang baru.

4) Penggunaan ide dalam banyak

situasi, ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu

diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi.

5) Review, bagaimana ide itu berubah;

dapat terjadi dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi

sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya dengan menambahkan

suatu keterangan ataupun dengan mengubahnya menjadi lengkap.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivis

11

Page 12: Kerusakan Alam Ipa

Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivis menurut Nurhadi (2003:39) adalah: 1) pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), 2) pemerolehan

pengetahuan baru (acquiring knowledge), 3) pemahaman pengetahuan

(understanding knowledge), 4) menerapkan pengetahuan dan pengalaman

yang diperoleh (applying knowledge), 5) Melakukan refleksi (reflecting on

knowledge).

Uraian dari langkah-langkah konstruktivis menurut Nurhadi di atas

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).

Guru perlu mengetahui pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa,

karena akan menjadi dasar sentuhan untuk mempelajari informasi baru.

Pengetahuan tersebut perlu dibangkitkan atau dibangun sebelum

informasi yang baru diberikan guru.

2). Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge)

Pemerolehan pengetahuan baru dilakukan secara keseluruhan, tidak

terpisah-pisah.

3). Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)

Dalam memahami pengetahuan, siswa perlu menyelidiki dan menguji

semua hal yang memungkinkan dari pengetahuan baru itu. Siswa harus

membagi-bagi pengetahuannya dengan siswa lain agar semakin jelas dan

benar dengan cara: a) konsep sementara, b) melakukan sharing kepada

12

Page 13: Kerusakan Alam Ipa

orang lain agar mendapat tanggapan, c) konsep tersebut direvisi dan

dikembangkan.

4). Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh (applying

knowledge).

Siswa memerlukan waktu untuk memperluas dan memperhalus struktur

pengetahuannya dengan cara menggunakannya secara otentik melalui

problem solving.

5). Melakukan Refleksi (reflecting on knowledge)

Jika pengetahuan harus sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara luas,

maka pengetahuan itu harus didekontekstualkan dan hal ini memerlukan

refleksi.

Langkah-langkah pembelajaran konstruktivis di atas jika diterapkan

dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, maka siswa akan merasakan arti

pentingnya belajar IPA dan dapat menerapkannya di lingkungan tempat

tinggal mereka, karena ilmu yang diperolehnya tidak hanya mengingat

informasi dari guru tetapi juga hasil konstruksi pengetahuan yang sudah ada

pada siswa tersebut. Sebagaimana pendapat Nurhadi (2003:34) bahwa :

Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

13

Page 14: Kerusakan Alam Ipa

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pendekatan konstruktivis sesuai

dilaksanakan dalam pembelajaran IPA karena proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi. Dengan demikian siswa dapat menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah.

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

IPA merupakan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala

isinya yang membahas gejala-gejala alam berdasarkan hasil percobaan dan

pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Powler (dalam Usman, 2006:2) bahwa “IPA merupakan

ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang

sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa

kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen”.

Menurut Depdiknas (2006:484) menyatakan bahwa “IPA berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan”.

Menurut Fisher (Mohammad, 1987:4) menyatakan IPA adalah “suatu

kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-

metode yang berdasarkan observasi”.

14

Page 15: Kerusakan Alam Ipa

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

cara berpikir untuk memperoleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya,

cara menyelidiki bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang

tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari keingintahuan orang.

b. Tujuan IPA

Tujuan utama dari pengajaran IPA pada lingkungan SD adalah agar

siswa memahami pengertian IPA yang saling berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari serta memahami lingkungan alam, lingkungan fisik, dan mampu

menerapkan metode ilmiah yang sederhana dan bersikap ilmiah dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa.

Menurut Depdiknas (2006:484-485) mata pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

(1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan, keteraturan alam ciptaannya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keterangannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA di sekolah dasar adalah untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini akan

15

Page 16: Kerusakan Alam Ipa

pentingnya menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan alam, dapat

meningkatkan keyakinannya akan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,

mengembangkan konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupannya sehari-

hari, serta sebagai pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

c. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup IPA adalah yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari dan yang ada di lingkungan sekitar, mulai dari fenomena alam

sampai gejala terbentuknya suatu benda. Adapun ruang lingkup bahan kajian

IPA untuk SD/MI menurut Depdiknas (2006:485) meliputi aspek-aspek

berikut :

(1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, hewan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. (3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

IPA untuk SD/MI adalah makhluk hidup dan proses kehidupannya, sifat-

sifat dan kegunaan benda/materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan

alam semesta.

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran di sekolah dasar akan efektif bila siswa aktif

berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh sebab

16

Page 17: Kerusakan Alam Ipa

itu guru sekolah dasar perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di

sekolah dasar.

Prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut Depdikbud

(dalam Maslichah, 2006:44) adalah “prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip

menemukan, prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing), prinsip

belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial”.

Penjelasan dari prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut

Depdikbud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Motivasi, merupakan daya

dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu motivasi

siswa perlu ditumbuhkan, dengan kata lain guru harus dapat berperan

sebagai motivator, sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap

pembelajaran.

2) Prinsip Latar, pada hakikatnya

siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam

pembelajaran sebaiknya guru perlu mengetahui atau menggali

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa yang telah dimiliki

siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu

kekosongan terhadap materi.

3) Prinsip Menemukan, pada dasarnya

siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpotensi untuk

mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu bila diberi

17

Page 18: Kerusakan Alam Ipa

kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa

senang atau tidak bosan.

4) Prinsip belajar sambil melakukan,

pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar

yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu dalam proses belajar

mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan.

5) Prinsip belajar sambil bermain,

bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana gembira

dan menyenangkan, sehingga akan dapat mendorong siswa untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap

pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat

kegiatan bermain, sehingga muncul kekreatifan siswa.

6) Prinsip hubungan sosial; dalam

beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara

berkelompok. Dari kegiatan kelompok siswa tahu kekurangan dan

kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan

kerjasama dengan orang lain.

Beberapa prinsip pembelajaran di atas, yang paling mendasari

pendekatan konstruktivis dilaksanakan dalam pembelajaran adalah prinsip

latar, dengan tidak terlepas dari prinsip-prinsip lainnya.

IPA merupakan bagian dari kehidupan manusia sehingga pembelajaran

IPA merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya.

Untuk itu dalam pembelajaran IPA perlu diterapkan prinsip-prinsip

18

Page 19: Kerusakan Alam Ipa

pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Maslichah (2006:24) meliputi:

“empat pilar pendidikan global, inkuiri, konstruktivistik, salingtemas (Sains-

Lingkungan-Teknologi-dan Masyarakat), pemecahan masalah, pembelajaran

bermuatan nilai, dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan).

Beberapa prinsip pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Maslichah

di atas, yang paling mendukung diterapkan pendekatan konstruktivis dalam

pembelajaran IPA adalah prinsip konstruktivistik yaitu dalam pembelajaran

IPA guru sebaiknya tidak merasa bahwa dialah sumber pengetahuan bagi

siswanya, sehingga dalam pembelajarannya guru tidak hanya semata-mata

menuangkan pengetahuan, gagasannya pada pikiran siswa dan

mengharapkan bahwa siswa akan menerima begitu saja apa yang diberikan

guru.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

konstruktivis tidak hanya didukung oleh prinsip pembelajaran secara umum

tetapi lebih diperkuat lagi dengan prinsip pembelajaran IPA di sekolah

dasar. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan konstruktivis merupakan

pendekatan yang sesuai diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep waktu belajar. Apabila

telah terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang, maka seseorang

dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar, sebagaimana dikemukakan oleh

19

Page 20: Kerusakan Alam Ipa

Oemar (2008:2) yaitu ”hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya

dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam

tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat

sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani”.

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam

hal ini Soedirjo (dalam Wahyudin, 2008) mendefenisikan ”hasil belajar

sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam

mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

dimiliki seseorang”.

Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam

mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru selama proses

pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut dapat menerapkannya dalam

kehidupan. Siswa mampu memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan

apa yang telah dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat M. Ngalim

(1996:18) “hasil belajar siswa dapat ditinjau dari beberapa aspek kognitif yaitu

kemampuan siswa dalam pengetahuan (ingatan), pemahaman, penerapan

(aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi”.

4. Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran

IPA

Pembelajaran IPA di kelas IV sekolah dasar dapat dilaksanakan dengan

penerapan pendekatan konstruktivis melalui metode kerja kelompok.

Pembelajaran dimulai dengan penyampaian topik yang akan dibahas. Langkah

20

Page 21: Kerusakan Alam Ipa

pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang

konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan

problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh siswa dan

mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, siswa diberi

kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya

tentang konsep tersebut.

Langkah kedua dari pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis

adalah siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep

melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam

suatu kegiatan yang dirancang oleh guru berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).

Pada tahap ini rasa keingintahuan siswa akan terpenuhi tentang fenomena

dalam lingkungannya.

Langkah ketiga siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan

pada hasil observasi, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya siswa

membangun pengetahuan baru tentang konsep yang sedang dipelajari.

Langkah keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang

memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik

melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang

berkaitan dengan isu-isu dalam lingkungan siswa.

Akhir dari kegiatan ini siswa dapat menerapkan pengetahuan dan

pengalaman yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat

menjaga lingkungan tempat tinggalnya karena siswa menemukan apa yang

21

Page 22: Kerusakan Alam Ipa

telah dipelajarinya ada manfaatnya bagi lingkungan sebagai refleksi dari

kegiatan pada pendekatan konstruktivis.

B. Kerangka Teori

Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap

hasil belajar yang diperoleh, semakin tepat pendekatan yang digunakan maka

hasil yang diperoleh semakin maksimal. Salah satu pendekatan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah pendekatan konstruktivis.

Pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan yang bersifat

membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada

siswa dengan ilmu baru. Siswa tampak lebih aktif dalam proses pembelajaran

untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilitator

dan motivator.

Pendekatan konstruktivis cocok digunakan dalam pembelajaran IPA di

sekolah dasar, karena pada dasarnya prinsip pendekatan konstruktivis sama

dengan prinsip IPA yaitu mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada yang disajikan guru,

melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diterima

siswa dan bagaimana siswa dapat mengolah pemahaman yang telah dimiliki

sebelumnya.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dapat

dilaksanakan dengan beberapa langkah yakni:

22

Page 23: Kerusakan Alam Ipa

1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan tentang

materi yang akan dibahas. Sifat pertanyaan untuk meninjau pengetahuan

awal siswa terhadap materi.

2. Pemerolehan pengetahuan baru, pada kegiatan ini siswa diberi

kesempatan untuk menguji pengetahuan awalnya melalui percobaan,

sehingga siswa dapat mentransformasikan pengetahuan awalnya terhadap

suatu materi dengan pengetahuan baru yang ditemukannya dalam percobaan.

3. Pemahaman pengetahuan, pada tahap ini siswa diberikan kesempatan

untuk mempresentasikan hasil percobaan dengan kelompok lain untuk

mendapat tanggapan. Tanggapan yang diperoleh menambah pemahaman

siswa terhadap pengetahuan baru yang diperolehnya.

4. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, pada

kegiatan ini siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman

yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

5. Refleksi, pada kegiatan ini siswa dapat mengaplikasikan kesimpulan

dan pemecahan masalah yang didapatnya. Siswa diharapkan mampu

mengaplikasikan kesimpulan tersebut dalam situasi yang berbeda.

23

Page 24: Kerusakan Alam Ipa

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian membahas tentang lokasi penelitian, rancangan

penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, dan analisis data yang

digunakan dalam penelitian. Uraian dari masing-masing metode penelitian ini

akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian di SD Negeri 13 Simpang Haru Padang

dengan pertimbangan lokasinya yang mudah dijangkau. SD Negeri 13

Simpang Haru merupakan SD komplek, yang terdiri dari lima buah sekolah

dalam satu lokasi. Bangunannya bertingkat dua dan terletak di tepi jalan raya

24

Page 25: Kerusakan Alam Ipa

Andalas. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 13 Simpang Haru masih

rendah dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 13

Simpang Haru Padang, yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 23 orang siswa

laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Pertimbangan peneliti mengambil

subjek penelitian tersebut adalah berdasarkan pengamatan peneliti terhadap

pembelajaran IPA di kelas IV yang masih menggunakan metode

konvensional. Selain itu SD Negeri 13 Simpang Haru Padang memiliki siswa

yang berasal dari berbagai latar belakang sosial. Sehingga pendapat yang

diajukan siswa dalam pemecahan masalah akan beragam, ini bisa

dimanfaatkan untuk melatih siswa menerima pendapat orang lain.

3. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian selama 6 bulan, Januari s/d Juni

2008. terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil

penelitian. Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan April s/d Mei

2008, mulai dari siklus I sampai pada siklus II.

B. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan bertujuan untuk meningkatkan proses

pembelajaran IPA di kelas IV dengan pendekatan konstruktivis. Penelitian

25

24

Page 26: Kerusakan Alam Ipa

difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif digunakan karena pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah,

apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan

kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami, dan menuntut

keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan (Suharsimi, 2002:11)

Creswel (dalam rochiati, 2005:10) mengatakan hal yang senada

dengan pendapat di atas, bahwa:

(1) penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, (2) penelitian kualitatif berbeda asumsinya dengan desain kualitatif, (3) penulis adalah instrumen utama dalam mengumpulkan data, (4) data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata, (5) fokus diarahkan pada persepsi dan pengalaman partisipan, (6) proses sama pentingnya dengan produk, perhatian penulis diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian, (7) penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhatian kepada partikular, bukan kepada membuat generalisasi, (8) memunculkan desain, penulis mencoba merekonstruksikan pemahaman dan penafsiran dengan sumber data manusia, (9) objektifitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya berbeda karena derajat kepercayaan didapat melalui verifikasi berdasarkan koherensi, wawasan dan manfaat.

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi

pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (Class action research) yaitu suatu penelitian yang

dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan decision maker tentang

variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan

perbaikan.

26

Page 27: Kerusakan Alam Ipa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Rustam, 2004:1).

Penelitian Tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang

ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan

yang dilakukan guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran

yang menjadi tanggung jawabnya dan disebut penelitian tindakan kelas

(Suwarsih, 2008:1).

Classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas adalah

Action research yang dilaksanakan guru dalam kelas. Action research pada

hakikatnya merupakan rangkaian ”riset-tindakan-riset/tindakan-...”, yang

dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai

masalah itu terpecahkan (Supriyadi, 2005:1).

Dari uraian beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan secara siklik atau berulang sampai masalah yang dihadapi oleh

guru tersebut dapat teratasi.

27

Page 28: Kerusakan Alam Ipa

2. Alur Penelitian

Studi pendahuluan berdasarkan observasi latar SD, guru, serta proses pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis

Siklus I

Rencana I Rencana pembelajaran I

Tindakan dan pengamatan

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan dan tes awal.

Pemerolehan pengetahuan baru dengan percobaan tentang proses terjadinya erosi.

Pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil percobaan untuk ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan.

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari hasil percobaan.

Refleksi tentang percobaan yang telah dilakukan.

28

Belum berhasil

Rencana II Rencana pembelajaran II

1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan dan tes awal.

2. Pemerolehan pengetahuan baru dengan penayangan video tentang cara pencegahan erosi.

3. Pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil diskusi terhadap penayangan video untuk ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan.

4. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari hasil pengamatan video.

simpulanObservasi dan diskusiRefleksi I

Page 29: Kerusakan Alam Ipa

3. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan

Berdasarkan studi pendahuluan, langkah selanjutnya adalah

merencanakan tindakan beserta perangkat yang akan digunakan selama

penelitian berlangsung. Kegiatan perencanaan difokuskan pada persiapan

pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan

tindakan perencanaan pembelajaran, mempersiapkan tindakan tahap

pelaksanaan, dan mempersiapkan tindakan tahap evaluasi.

Pada tahap perencanaan tindakan ini, perlu dilihat kembali refleksi

awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk

meningkatkan kinerja pembelajaran serta dalam menentukan tindakan apa

yang akan diambil perlu mempertimbangkan keadaan dan suasana subjektif

dan objektif. Dalam merencanakan tindakan ini perlu mempertimbangkan

secara jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi permasalahan yang telah

29

Tindakan dan pengamatan

Observasi dan diskusi berhasil

Siklus II

Refleksi II

laporan

Page 30: Kerusakan Alam Ipa

ditemukan dari analisis awal. Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan

baik perlu pula mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan

yang boleh dilakukan dan yang wajib dilakukan. Pada tahap perencanaan ini

hal-hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan yang

meliputi tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lembar

evaluasi, penyiapan alat pelajaran, jenis kegiatan yang akan dilakukan,

pihak-pihak yang terlibat, setting kegiatan, lembar pengamatan (observasi),

dan instrumen penilaian. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas

untuk memonitor kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan.

b. Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

penerapan pendekatan konstruktivis sesuai dengan rencana. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan,

pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2008 pukul

08.40-09.50 WIB dan pertemuan kedua hari Jumat tanggal 9 Mei 2008

pukul 07.30-09.15 WIB. Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan pada

hari Rabu tanggal 21 Mei 2008 pukul 07.30-09.50 WIB sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti

sebagai praktisi dan guru serta teman sejawat sebagai observer. Praktisi

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi

antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan

seperti:

30

Page 31: Kerusakan Alam Ipa

1) Peneliti melaksanakan pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan konstruktivis sesuai dengan rancangan pembelajaran yang

telah dibuat.

2) Guru dan teman sejawat selaku observer melakukan pengamatan

dengan menggunakan lembar pengamatan aspek guru dan aspek siswa,

alat dokumentasi ( kamera).

3) Peneliti dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang

dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk

perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, dan

masing-masing siklus mempunyai materi sendiri yang diambil berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran IPA kelas IV Sekolah

Dasar. Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penerapan pendekatan

konstruktivis dalam pembelajaran IPA dengan mengikuti langkah-langkah

kegiatan pendekatan konstruktivis.

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran IPA di kelas IV dengan

penerapan pendekatan konstruktivis dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan

sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat pada waktu

peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran IPA.

Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi), guru dan teman sejawat

(observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator

31

Page 32: Kerusakan Alam Ipa

dari proses hasil perubahan yang terjadi baik yang disebabkan oleh tindakan

terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran IPA berdasarkan

pendekatan konstruktivis. Keseluruhan hasil pengamatan ditulis dalam

bentuk lembar pengamatan.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai

dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus satu dapat

mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil

pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi

untuk perencanaan siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini

peneliti dan observer (guru kelas IV dan teman sejawat) mengadakan diskusi

terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah:

(1) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) mengulas dan

menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan, (3) melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data

yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan

pada tindakan selanjutnya. Selain itu, hasil kegiatan refleksi setiap tindakan

digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I dan II.

C. Data dan Sumber data

32

Page 33: Kerusakan Alam Ipa

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, diskusi, dan dokumentasi

dari setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran IPA dengan pendekatan

konstruktivis pada siswa kelas IV sekolah dasar terteliti. Data tersebut tentang

hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil

pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru

dan siswa yang meliputi interaksi pembelajaran antara guru-siswa, siswa-

siswa, dan siswa-guru dalam pembelajaran IPA.

b. Evaluasi pembelajaran IPA baik yang berupa evaluasi proses

maupun evaluasi hasil.

c. Hasil tes siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan

tindakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran IPA dengan

pendekatan konstruktivis di kelas IV SDN 13 Simpang Haru Padang yang

meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan

evaluasi, prilaku guru dan siswa sewaktu proses pembelajaran. Data diperoleh

dari subjek terteliti yakni, guru (peneliti) dan siswa kelas IV SDN 13 Simpang

Haru Padang.

D. Instrumen Penelitian

33

Page 34: Kerusakan Alam Ipa

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam

penelitian ini, dilakukan melalui cara/teknik berikut ini:

a. Observasi (pengamatan), dilakukan untuk mengamati proses

pembelajaran IPA yang sedang berlangsung di kelas. Dengan berpedoman

pada lembar pengamatan yang telah disediakan. Observer mengamati apa

yang terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan ceklis

pada kolom yang terdapat dalam lembar pengamatan sesuai dengan

pengamatan terhadap proses pembelajaran.

b. Tes, digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam

kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa.

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan

siswa memahami pembelajaran.

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, guru kelas sebagai

pengamat pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai instrumen utama bertugas

menyaring, menilai, menyimpulkan, dan memutuskan data yang digunakan.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan

Model Analisis Data Kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman

(1992:1) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data

sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah

yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau verifikasi.

34

Page 35: Kerusakan Alam Ipa

Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai

dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan.

Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi,

dan hasil belajar dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,

penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus

satu, siklus dua, dan seterusnya kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak

awal data dikumpulkan.

2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian.

Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai

dengan fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu di seleksi mana

yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan

yang tidak relevan dibuang.

3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan

informasi yang sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan terpisah,

tetapi setelah tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan

dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal

berdasarkan fokus pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis.

4. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan

penyimpulan akhir penelitian, diikuti dengan kegiatan triangulasi atau

pengujian temuan penelitian. Kegiatan triangulasi dilakukan dengan cara: (a)

peninjauan kembali lembar pengamatan, dan (b) bertukar pikiran dengan

ahli, teman sejawat, dan guru, serta kepala sekolah.

35

Page 36: Kerusakan Alam Ipa

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data

perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan

dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai

informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung

pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian

pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat

pada aspek yang bersangkutan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru

Kecamatan Padang Timur. Pada bab ini dikemukakan temuan hasil penelitian

penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA semester II tahun

ajaran 2007/2008. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak

sebagai guru sedangkan guru kelas IV dan teman sejawat sebagai pengamat.

Pelaksanaan tindakan dibagi atas II siklus, data setiap siklus dipaparkan

terpisah dari siklus yang lainnya agar terlihat persamaan, perbedaan, perubahan,

36

Page 37: Kerusakan Alam Ipa

atau perkembangan alur siklus tersebut. Hasil-hasil penelitian pada tiap siklus

dapat dideskripsikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Pada bagian ini akan dipaparkan penerapan pendekatan konstruktivis

dalam pembelajaran IPA, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran IPA.

a. Perencanaan

Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA

diwujudkan dalam bentuk rancangan pembelajaran model rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rancangan ini disusun berdasarkan

program semester dua sesuai dengan waktu penelitian berlangsung.

Perencanaan disusun untuk dua kali pertemuan atau 5 x 35 menit.

Materi yang diambil untuk siklus I adalah pengaruh perubahan

lingkungan fisik pada daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Materi

diambil berdasarkan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum tingkat

satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar 2006 mata pelajaran IPA kelas

IV semester II.

Indikator yang dicapai dalam pembelajaran adalah: 1) menjelaskan

pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 2) mempraktekkan proses

terjadinya erosi pada permukaan tanah, 3) mendiskusikan pengaruh erosi,

abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan. Adapun tujuan setelah siswa

mengikuti pembelajaran adalah agar mereka mampu: 1) menjelaskan

37

36

Page 38: Kerusakan Alam Ipa

pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor dengan tepat, 2) mempraktekkan

proses terjadinya erosi pada permukaan tanah dengan teliti, 3) menceritakan

pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan dengan benar.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka rencana pembelajaran dibagi

menjadi tiga tahap yaitu: 1) kegiatan awal/pembuka, 2) kegiatan inti, 3)

kegiatan akhir/penutup. Ketiga tahap kegiatan ini tidak berdiri sendiri,

melainkan terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.

Kegiatan pembelajaran yang direncanakan terdiri atas kegiatan guru

dan kegiatan siswa. Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal

yaitu: 1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)

mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Soal tes

terdiri dari pilihan ganda sebanyak sepuluh buah dan uraian singkat lima

buah soal.

Kegiatan inti pembelajaran yaitu: 1) mengadakan tanya jawab tentang

bencana alam yang terjadi akibat musim hujan, 2) bertanya jawab tentang

pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 3) guru mengumpulkan jawaban

dari siswa, 4) guru memberikan pengantar tentang erosi, abrasi, banjir, dan

longsor, 5) membagi siswa dalam delapan kelompok untuk melakukan

percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS, 6) menugasi

masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil percobaan dan

pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan, 7) menugasi

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, 8) guru

meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok

38

Page 39: Kerusakan Alam Ipa

yang sedang presentasi, 9) menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi

berdasarkan tanggapan yang diberikan, 10) mengadakan tanya jawab tentang

usaha siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di

lingkungannya, 11) mengadakan tanya jawab dan arahan akan pentingnya

menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak

terlalu besar terhadap perubahan daratan.

Kegiatan penutup yaitu: 1) bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran, 2) guru mengadakan evaluasi terhadap materi yang sudah

dipelajari. Komponen akhir perencanaan pembelajaran pada siklus I adalah

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang direncanakan adalah

mengamati aktivitas siswa secara individu dan kelompok dalam

melaksanakan kegiatan diskusi dan percobaan. Evaluasi hasil adalah melihat

hasil perolehan siswa dalam menjawab pertanyaan secara individual. Media

yang digunakan dalam pembelajaran adalah kotak erosi, dan buku sumber

IPA kelas IV terbitan Yudistira dan Bumi Aksara.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang terurai di atas maka pelaksanaan

mengikuti langkah-langkah pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan

konsruktivis yaitu: pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui tes

awal dan tanya jawab, pemerolehan pengetahuan baru dengan percobaan,

pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil percobaan untuk

ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan, menerapkan

39

Page 40: Kerusakan Alam Ipa

pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, refleksi. Untuk lebih jelasnya

pelaksanaan pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut:

Pertemuan pertama pada siklus I

1) Pelaksanaan kegiatan tahap pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada

Tahap ini diawali dengan membuka pelajaran berupa penyampaian

tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa yaitu

akan melakukan percobaan secara berkelompok tentang proses terjadinya

erosi, mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap

daratan, dan melaporkan hasil diskusi ke depan kelas, siswa tampak serius

dan tenang mendengarkan penjelasan guru.

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengadakan tes awal

tentang materi yang akan dipelajari siswa, nilai tertinggi yang diperoleh

siswa pada waktu tes awal mencapai nilai 5.5 dan nilai terendah adalah

nilai 1, nilai rata-rata tes awal baru mencapai nilai 3,0. Rincian dari

perolehan masing-masing nilai pada tes awal terdapat pada lampiran 4.

Fokus pembelajaran pada siklus I adalah pengaruh perubahan lingkungan

fisik pada daratan. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit yaitu 5 menit

untuk membuka pelajaran dan 15 menit untuk mengadakan tes awal.

Pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab tentang

bencana alam yang terjadi akibat musim hujan, beberapa orang siswa

mengangkat tangannya karena ingin menjawab pertanyaan yang diajukan,

peneliti selaku guru memberikan kesempatan secara bergiliran untuk

40

Page 41: Kerusakan Alam Ipa

menjawab pertanyaan tersebut. Lima orang siswa menjawab banjir,

delapan orang siswa menjawab tanah longsor, dan ada beberapa orang

siswa yang lainnya menjawab erosi dan abrasi.

Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, peneliti kembali

menanyakan pengertian dari masing-masing jawaban tersebut. Peneliti

mengumpulkan dan mencatat di papan tulis jawaban dari beberapa orang

siswa tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor. Kegiatan

ini berlangsung selama 5 menit.

2) Pelaksanaan kegiatan tahap pemerolehan

pengetahuan baru

Tahap ini dimulai berdasarkan pendapat siswa dalam memberikan

pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, yang dilakukan pada tahap

pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Sebagai tahap pemerolehan

pengetahuan baru bagi siswa dan untuk membuktikan kebenaran

pendapatnya maka peneliti membagi siswa atas delapan kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan lima orang siswa untuk

melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi dengan panduan

LKS dan diperkuat lagi dengan penjelasan oleh peneliti.

Dalam melakukan percobaan siswa tampak main-main dengan media

kotak erosi yang dibagikan perkelompok dan tidak membaca LKS sebagai

panduan untuk melakukan percobaan, sehingga siswa tidak mengerti

konsep apa yang didapatnya dengan media yang dibagikan. Maka peneliti

mengambil tindakan dengan cara membacakan LKS secara klasikal dan

41

Page 42: Kerusakan Alam Ipa

siswa melakukan percobaan secara serentak sesuai dengan LKS yang

dibacakan peneliti.

Satu orang anggota kelompok memegang dua buah gelas plastik

yang telah dilubangi dan mengarahkannya pada lapisan tanah berumput

dan tidak berumput, dua orang anggota kelompok menuangkan air pada

gelas plastik berlubang yang dipegang temannya, dengan banyak air untuk

masing-masing gelas sama dan waktu mulai menuangkannya juga sama,

satu orang anggota kelompok menampung aliran air pada masing-masing

lapisan tanah, dan satu orang anggota kelompok lagi mencatat waktu

kecepatan aliran air masing-masing lapisan tanah serta melihat banyak air

tampungannya. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.

3) Pelaksanaan kegiatan tahap pemahaman

pengetahuan

Pemahaman pengetahuan siswa dilakukan dengan melaporkan hasil

percobaan proses terjadinya erosi oleh beberapa kelompok ke depan kelas

dan kelompok lain menanggapi. Berdasarkan tanggapan dan penjelasan

dari peneliti kelompok memperbaiki hasil percobaan dan menuliskan hal-

hal yang mempengaruhi dalam melakukan percobaan. Dalam memberikan

tanggapan siswa kurang berpartisipasi menyampaikan pendapatnya karena

malu dengan peneliti sebagai guru dan belum terbiasa dengan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

Untuk itu peneliti memberikan motivasi bahwa peneliti tidak akan

marah apabila pendapat yang disampaikan siswa salah, tapi akan

42

Page 43: Kerusakan Alam Ipa

diperbaiki bersama. Dan arahan bahwa tujuan melaporkan hasil percobaan

proses terjadinya erosi bukan mencari siapa yang benar dan salah tapi

untuk lebih memahami pengertian erosi yang telah diungkapkan sebelum

percobaan dimulai. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.

4) Pelaksanaan kegiatan tahap menerapkan

pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

Pada kegiatan ini peneliti melakukan tanya jawab tentang apa yang

akan dilakukan siswa agar erosi tidak terjadi di lingkungannya. Siswa

menjawab dengan tidak merusak lingkungan seperti menebang pohon,

yang memberikan jawaban masih siswa yang sama dan siswa lain sibuk

dengan kegiatannya sendiri. Peneliti menanggapi siswa tersebut dengan

menanyakan kembali jawaban yang telah diberikan temannya. Kegiatan ini

berlangsung selama 5 menit.

5) Melakukan refleksi

Tahap ini dilakukan dengan kembali mengadakan tanya jawab

tentang pengaruh erosi, siswa memberikan jawaban bahwa erosi dapat

mengurangi kesuburan tanah. Peneliti kembali menanyakan kenapa

kesuburan tanah jadi berkurang, siswa menjawab karena humus ikut

hanyut dan terkikis dengan terjadinya erosi sehingga tanah menjadi tandus.

Dari jawaban siswa peneliti memberikan arahan bahwa pentingnya

menjaga lingkungan agar erosi tidak terjadi karena mengakibatkan tanah

menjadi tandus dan tidak dapat ditanami lagi. Kegiatan ini berlangsung

selama 5 menit.

43

Page 44: Kerusakan Alam Ipa

Kegiatan penutup pada pertemuan pertama ini peneliti bersama siswa

menyimpulkan pelajaran dan kembali menanyakan tentang konsep erosi

yang diungkapkan siswa sebelum mengadakan percobaan dan

membandingkannya dengan jawaban siswa setelah melakukan percobaan.

Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit. Jadi pembelajaran untuk

pertemuan pertama ini berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran).

Pertemuan kedua pada siklus I

Pertemuan kedua pada siklus pertama ini merupakan lanjutan dari

kegiatan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini diawali dengan

penyampaian tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh siswa yaitu mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir,

dan tanah longsor terhadap perubahan daratan.

1) Pelaksanaan kegiatan tahap

pengaktifan pengetahuan yang sudah ada.

Pada tahap ini peneliti melakukan tanya jawab tentang pengertian

erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Siswa dapat menjawab dengan baik,

salah satu jawaban yang diberikan siswa tentang konsep erosi yaitu

pengikisan tanah oleh air, tapi hanya beberapa orang siswa yang mampu

menjawab berdasarkan yang didapatnya waktu pertemuan I, siswa lain

masih menjawab seperti jawaban yang diberikan sebelum pembelajaran

pada pertemuan I, yakni konsep erosi dijawab dengan pengikisan tanah

pantai. Untuk itu peneliti kembali mengingatkan tentang percobaan

proses terjadinya erosi yang dilakukan waktu pertemuan I. Kegiatan ini

berlangsung selama 10 menit.

44

Page 45: Kerusakan Alam Ipa

2) Pelaksanaan kegiatan tahap

pemerolehan pengetahuan baru.

Pada tahap ini peneliti sebagai guru langsung menugasi siswa untuk

duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk

pada pertemuan pertama yaitu terdiri dari delapan kelompok yang

beranggotakan lima orang siswa masing-masing kelompok. Kelompok

ditugasi untuk mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor

terhadap daratan. Waktu berdiskusi siswa kurang bekerja sama dalam

menyampaikan pendapatnya dan hasil diskusi hanya dikerjakan oleh dua

orang anggota kelompok saja. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit.

3) Pelaksanaan kegiatan tahap

pemahaman pengetahuan.

Untuk pemahaman pengetahuan siswa, maka masing-masing

kelompok ditugasi untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang pengaruh

erosi, abrasi, banjir dan longsor terhadap daratan secara bergantian ke

depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis. Peneliti menugasi

kelompok yang belum mendapat giliran presentasi untuk memberikan

tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi,

peneliti bersama siswa merumuskan hasil diskusi yang terbaik. Pada waktu

inilah siswa bisa memahami dan memperbaiki hasil diskusi kelompoknya

berdasarkan tanggapan dari kelompok lain karena siswa bisa merevisi hasil

diskusi kelompoknya yang salah dan bimbingan dari peneliti. Kegiatan ini

berlangsung selama 30 menit.

45

Page 46: Kerusakan Alam Ipa

4) Pelaksanaan kegiatan pada tahap

menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.

Pada tahap ini guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang

usaha yang dapat dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor

tidak terjadi di lingkungannya. Siswa menjawab dengan baik, tapi yang

memberikan jawaban masih beberapa siswa yang aktif pada pertemuan

pertama. Untuk memotivasi siswa lain dalam menjawab pertanyaan, maka

peneliti meminta pendapat dari siswa tersebut apakah jawaban yang

diberikan temannya sudah benar atau ada yang kurang tepat. Siswa

tersebut mengatakan bahwa ia sependapat dengan temannya dan

mengulang jawaban yang diberikan temannya. Kegiatan ini berlangsung

selama 10 menit.

5) Pelaksanaan kegiatan pada tahap

refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan

memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar

pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap

perubahan daratan. Di sini peneliti meminta siswa yang lain lagi untuk

memberikan jawabannya. Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan akhir dari pertemuan kedua ini peneliti bersama siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari selama pertemuan pertama

sampai pada pertemuan kedua. Selesai menyimpulkan pelajaran peneliti

melanjutkan dengan mengadakan evaluasi terhadap materi yang telah

46

Page 47: Kerusakan Alam Ipa

dipelajari, dimana soal yang diberikan sama dengan soal waktu tes awal.

Waktu yang dibutuhkan untuk menutup pelajaran dan mengadakan

evaluasi adalah 25 menit, jadi pembelajaran pada pertemuan II

berlangsung selama 105 menit atau 3 x 35 menit.

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan penerapan pendekatan konstruktivis

dalam pembelajaran IPA dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat pada waktu

pelaksanaan tindakan pembelajaran pengaruh perubahan lingkungan fisik

pada daratan dilaksanakan oleh peneliti (praktisi).

Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan guru kelas serta teman

sejawat (observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua

proses pembelajaran dari hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan

oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam penerapan

pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA. Hasil pengamatan

direkam dalam bentuk foto dan lembar observasi.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan

pertama sampai dengan tindakan berakhir. Pengamatan yang dilakukan pada

satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil

observasi ini kemudian direfleksi untuk perencanaan tindakan berikutnya.

Pengamatan terhadap tindakan dilakukan oleh guru kelas dan teman

sejawat sebagai observer. Guru kelas bertugas mengamati peneliti saat

47

Page 48: Kerusakan Alam Ipa

melakukan tindakan dan teman sejawat bertugas mengamati kegiatan siswa

dalam pembelajaran. Observer dalam melaksanakan tugasnya dibantu

dengan menggunakan lembaran pengamatan kegiatan yang terdapat pada

lampiran 5 dan lampiran 6.

Selama penelitian berlangsung, guru kelas IV dan teman sejawat

mengamati bahwa dalam pembelajaran siklus I peneliti telah melaksanakan

tugas sebagai berikut:

1) Peneliti mengadakan tanya jawab

untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan

dipelajari sebagai landasan pembelajaran. kegiatan ini terlaksana dengan

baik karena ada salah satu deskriptor yang belum terlaksana yaitu

peneliti kurang memberikan acuan pertanyaan.

2) Peneliti dalam membagi siswa atas

delapan kelompok yang beranggota lima orang masing-masing

kelompok mendapat kualifikasi nilai cukup, karena hanya satu deskriptor

yang terlaksana. Deskriptor yang belum terlaksana adalah kelompok

yang telah dibagi peneliti belum beragam dari segi intelektual dan

keadaan sosial, hal ini disebabkan karena peneliti belum mengenal siswa

sehingga peneliti hanya membagi kelompok siswa pada siklus I ini

berdasarkan tempat duduk saja.

3) Menugasi masing-masing kelompok

untuk melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi. Kegiatan ini

48

Page 49: Kerusakan Alam Ipa

mendapat kualifikasi nilai sangat baik karena semua deskriptor yang

ditetapkan untuk kegiatan tersebut sudah terlaksana.

4) Menugasi masing-masing kelompok

mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap

daratan. Kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai baik, karena dalam

pelaksanaan kegiatan ini masih ada salah satu deskriptor yang belum

terlaksana yaitu peneliti tidak memfasilitasi siswa dalam berdiskusi,

pada saat berdiskusi peneliti tidak memberikan LKS sebagai panduan

bagi siswa.

5) Membimbing siswa dalam diskusi

kelompok. Untuk kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai cukup

karena deskriptor membimbing masing-masing kelompok dan

menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi belum

terlaksana. Belum terlaksananya deskriptor ini disebabkan oleh

keterbatasan waktu dan jumlah siswa yang banyak sehingga peneliti

belum sepenuhnya dapat membimbing masing-masing kelompok.

6) Menugasi masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Kegiatan ini juga

mendapat kualifikasi nilai cukup, karena peneliti belum memberikan

petunjuk yang jelas tentang cara mempresentasikan hasil diskusi

kelompok. Selain itu peneliti juga belum berhasil dalam memotivasi

siswa untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Hal ini terlihat

49

Page 50: Kerusakan Alam Ipa

ketika kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, belum

ada muncul tanggapan dari kelompok lain.

7) Tanya jawab tentang usaha yang

dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di

lingkungannya. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini adalah baik karena

pertanyaan yang diajukan peneliti mengundang jawaban serempak dari

siswa.

8) Memberikan arahan dan penjelasan

akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir,

dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan. Kegiatan ini

terlaksana dengan kualifikasi nilai sangat baik, karena tiga deskriptor

yang ditetapkan untuk kegiatan ini sudah terlaksana.

Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut:

1) Menjawab pertanyaan

tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan. Kegiatan ini

dinilai baik karena masih sedikit siswa yang memberikan jawaban

terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.

2) Siswa dalam melakukan

percobaan proses terjadinya erosi mendapatkan kualifikasi nilai cukup

karena dalam percobaan siswa belum memanfaatkan LKS sebagai

panduan, siswa melakukan percobaan hanya berdasarkan arahan dari

peneliti.

50

Page 51: Kerusakan Alam Ipa

3) Siswa berdiskusi dalam

kelompoknya tentang pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor

mendapat kualifikasi nilai cukup karena hanya satu deskriptor yang

terlaksana. Deskriptor yang belum terlaksana adalah deskriptor (a)

semua siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok dan

deskriptor (c) siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok. Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa berdiskusi kelompok.

4) Kegiatan siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mendapat nilai cukup karena

masih ada dua deskriptor yang tidak terlaksana yaitu deskriptor (b)

semua anggota kelompok aktif dalam presentasi dan (c) setiap kelompok

berani dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi.

5) Saat presentasi belum

kelihatan adanya tanggapan siswa dari kelompok lain, karena siswa

masih malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya dan yang

memberikan tanggapan hanya beberapa orang siswa. untuk itu kegiatan

memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain masih

mendapatkan kualifikasi nilai baik.

6) Menjawab pertanyaan

tentang usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak

terjadi di lingkungan, kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai baik

karena masih sedikit siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan

peneliti.

51

Page 52: Kerusakan Alam Ipa

7) Mendengarkan arahan

peneliti tentang arti pentingnya menjaga lingkungan, mendapatkan nilai

sangat baik, semua deskriptor sudah terlaksana.

Pengamatan dilakukan pada tahap evaluasi adalah dengan melihat

hasil tes yang telah dikerjakan siswa, apakah sudah memenuhi kriteria

keberhasilan dari evaluasi yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru kelas

IV atau tidak.

Hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 13 Simpang Haru

yang diperoleh selama pembelajaran pada siklus I baru mencapai nilai rata-

rata kelas 6.96 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah nilai 7

yaitu 17 orang dengan jumlah siswa keseluruhan 40 orang. Nilai tertinggi

yang diraih siswa baru mencapai nilai 8.75. secara rinci hasil belajar siswa

pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 4.

Nilai tes akhir masing-masing siswa dapat dirincikan sebagai berikut:

3 orang mendapat nilai 8.75, 2 orang mendapat nilai 8.25, 5 orang mendapat

nilai 8, 2 orang mendapat nilai 7.75, 3 orang mendapat nilai 7.50, 8 orang

mendapat nilai 7, 1 orang mendapat nilai 6.75, 7 orang mendapat nilai 6.50,

2 orang mendapat nilai 6, 5 orang mendapat nilai 5.50, 1 orang mendapat

nilai 5.25, 1 orang mendapat nilai 4.50.

Perbandingan hasil belajar siswa antara tes awal dengan tes akhir dapat

dilihat pada diagram batang berikut:

52

Page 53: Kerusakan Alam Ipa

0123456789

Nilai

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40

Siswa

Perbandingan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir

tes awal tes akhir

Gambar 1: Diagram Batang Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I

Pada grafik terlihat perbandingan nilai tes awal dan tes akhir yang

diperoleh siswa mengalami peningkatan. Nilai tertinggi pada tes awal hanya

mencapai nilai 5,5 dan nilai terendah adalah 1, sedangkan pada tes akhir

terlihat nilai tertinggi telah mencapai nilai 8,75 dan nilai terendah adalah 4,5

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan

guru kelas IV dan teman sejawat setiap pembelajaran berakhir. Untuk

memperoleh data tentang pelaksanaan siklus I dilakukan pengamatan, tes,

dan pencatatan lapangan. Hasil pengamatan, tes, dan pencatatan lapangan

selama pelaksanaan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat, sehingga

diperoleh hal-hal sebagai berikut.

1) Peneliti banyak menghabiskan waktu pada saat membentuk

kelompok dan mengatur kursi karena siswa memilih-milih teman yang

53

Page 54: Kerusakan Alam Ipa

satu kelompok dengannya dan tidak mau sekelompok dengan teman

yang telah dibentuk oleh peneliti.

2) Siswa terlalu banyak sehingga guru kesulitan untuk mengontrol

kegiatan diskusi siswa.

3) Siswa masih banyak yang kurang aktif dalam berdiskusi dan

memberikan tanggapan saat presentasi.

4) Sulit mengontrol suasana kelas karena kondisi sekolah yang

siswanya banyak, letak sekolah dipinggir jalan raya, dan sekolah ini

merupakan SD komplek dengan lima buah SD lainnya sehingga suasana

ribut.

5) Siswa belum terbiasa dengan kegiatan diskusi sehingga guru

kesulitan untuk mengarahkannya.

6) Peneliti terkendala dalam mengelola kelas karena belum

mengenal siswa secara keseluruhan.

7) Peneliti kurang memotivasi siswa yang kurang aktif dan hanya

terfokus pada siswa yang aktif dalam pembelajaran.

8) Jarak pembelajaran yang agak lama sehingga banyak siswa

yang tidak mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya.

9) Hasil tes siklus satu menunjukkan masih banyak siswa yang

mendapat nilai dibawah nilai 7, hal ini disebabkan karena kurangnya

kemampuan siswa dalam memahami soal seperti soal yang

menggunakan kata “kecuali”.

54

Page 55: Kerusakan Alam Ipa

Dari refleksi pada siklus I, disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

yang diharapkan pada siklus I belum tercapai dengan baik, dengan demikian

didapatkan target perbaikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan konstruktivis, untuk itu perlu dilanjutkan dengan

kegiatan pada siklus II, dengan memperhatikan kendala yang dihadapi pada

siklus I. Untuk mengatasi masalah pembagian kelompok agar tidak banyak

menghabiskan waktu, hendaknya diatur sebelum pembelajaran berlangsung.

Peneliti akan merubah posisi tempat duduk siswa pada waktu

berdiskusi dengan membentuk posisi tempat duduk melingkar, meja guru

diletakkan ditengah sehingga guru lebih mudah mengontrol kegiatan diskusi

kelompok. Peneliti akan mengadakan siklus kedua satu kali pertemuan

dengan waktu 4 x 35 menit. Untuk memudahkan siswa dalam memahami

soal maka peneliti akan memandu siswa dengan membacakan soal pada

waktu evaluasi siklus II.

2. Siklus II

Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA pada

siklus II dilaksanakan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Dari hasil

siklus I maka disusun perencanaan dan tindakan untuk siklus II.

a. Perencanaan

Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA pada

siklus kedua ini diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan

pembelajaran. Perencanaan yang dibuat pada siklus kedua pada dasarnya

sama dengan perencanaan pembelajaran pada siklus pertama, bedanya siklus

55

Page 56: Kerusakan Alam Ipa

kedua ini merupakan perbaikan dari siklus pertama. Perbedaan yang

menonjol berupa perubahan waktu yang digunakan. Hal ini dilakukan

berdasarkan refleksi pada siklus pertama.

Perencanaan disusun untuk 1 kali pertemuan atau 4 × 35 menit. Materi

yang diambil untuk pembelajaran pada siklus II adalah pencegahan

kerusakan lingkungan karena erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Materi

diambil dari KTSP SD 2006 pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II.

Indikator yang dicapai dalam pembelajaran adalah: 1) menjelaskan

penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, 2) mendiskusikan cara

pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi banjir,

dan longsor. Adapun tujuan setelah siswa mengikuti pembelajaran adalah

agar mereka mampu: 1) menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan melalui tanya jawab dengan tepat. 2) menceritakan cara

pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi melalui

penayangan video dengan benar. 3) mendeskripsikan cara pencegahan

kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh abrasi, banjir, dan longsor

melalui diskusi dengan benar.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka rencana pembelajaran dibagi

menjadi tiga tahap yaitu: 1) kegiatan awal/pembuka, 2) kegiatan inti, 3)

kegiatan akhir/penutup. Ketiga tahap kegiatan ini tidak berdiri sendiri,

melainkan terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.

Kegiatan pembelajaran yang direncanakan terdiri atas kegiatan guru

dan kegiatan siswa. Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal

56

Page 57: Kerusakan Alam Ipa

yaitu: 1) penyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)

mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Soal tes

terdiri dari pilihan ganda sepuluh soal dan uraian singkat lima buah soal.

Kegiatan inti yang direncanakan pada pembelajaran yaitu: 1)

mengadakan tanya jawab tentang penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan, 2) menayangkan video tentang cara pencegahan erosi, 3)

menugasi siswa mencatat hal-hal penting dari hasil penayangan video, 4)

membagi siswa dalam delapan kelompok, 5) menugasi masing-masing

kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang

disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 6) guru menugasi

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, 7) guru

meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok

yang sedang presentasi, 8) menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi

berdasarkan tanggapan yang diberikan kelompok, 9) membimbing siswa

agar dapat mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam

kehidupan sehari-hari, 10) mengadakan tanya jawab tentang pentingnya

menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Kegiatan penutup yang direncanakan dalam pembelajaran yaitu: 1)

bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, 2) guru mengadakan

evaluasi terhadap materi yang sudah dipelajari. Soal yang diberikan untuk

evaluasi (tes akhir) sama dengan soal waktu tes awal, evaluasi yang

direncanakan untuk siklus II sama dengan evaluasi pada siklus I yaitu

57

Page 58: Kerusakan Alam Ipa

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Media yang digunakan untuk siklus II

adalah lap-top dan in focus untuk penayangan video pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang terurai di atas maka pelaksanaan

mengikuti langkah-langkah pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan

konsruktivis yaitu: pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui tes

awal dan tanya jawab, pemerolehan pengetahuan baru dengan penayangan

video, pemahaman pengetahuan melalui diskusi tentang hasil penayangan

video dan presentasi hasil diskusi untuk ditanggapi dan dikembangkan

berdasarkan tanggapan, menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang

diperoleh, refleksi. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan pembelajaran ini

diuraikan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan kegiatan tahap pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada

Tahap ini diawali dengan membuka pelajaran berupa penyampaian

tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa yaitu

mengamati penayangan video dan mendiskusikan hasil pengamatan

terhadap penayangan video tadi. Siswa tampak antusias dan ingin tahu apa

isi dari penayangan video tersebut.

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti terlebih dahulu

mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal siklus II ini mencapai nilai

5,5 dan nilai terendah adalah 3, dibandingkan dengan nilai tes awal pada

58

Page 59: Kerusakan Alam Ipa

siklus I telah mengalami peningkatan karena nilai rata-rata mencapai 4,19

sedangkan nilai rata-rata tes awal pada siklus I baru mencapai 3,00. secara

rinci nilai tes awal siklus II dapat di lihat pada lampiran 11. Fokus

pembelajaran pada siklus II adalah pencegahan kerusakan lingkungan

karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor. Kegiatan ini berlangsung

selama 20 menit yaitu 5 menit untuk membuka pelajaran dan 15 menit

untuk mengadakan tes awal.

Pembelajaran dimulai dengan mengadakan tanya jawab dengan

siswa tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan seperti erosi,

abrasi, banjir dan longsor, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

terhadap materi, siswa sudah banyak aktif karena hampir semua siswa

berebutan ingin menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti walaupun

jawaban yang diberikan ada yang belum sesuai dengan pertanyaan, siswa

menjawab penyebab terjadinya kerusakan lingkungan karena penebangan

hutan sembarangan.

Guru kembali menanyakan bagaimana cara pencegahannya agar

tidak terjadi kerusakan lingkungan tersebut, siswa menjawab dengan

mengadakan reboisasi. Berdasarkan jawaban siswa, guru dapat mengetahui

konsep awal siswa tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan.

Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.

2) Pelaksanaan kegiatan tahap pemerolehan

pengetahuan baru

59

Page 60: Kerusakan Alam Ipa

Sebagai tahap pemerolehan pengetahuan baru bagi siswa dan untuk

membuktikan kebenaran pendapatnya maka guru menayangkan video

tentang cara pencegahan erosi. Sebelum penayangan video guru

memberikan pengarahan kepada siswa tentang kegiatan yang akan

dilakukan setelah penayangan video dan menugasi siswa mencatat hal-hal

penting yang didapat selama penayangan video. Siswa tampak tertarik

untuk menyaksikan penayangan video dan mau mendengarkan arahan

yang diberikan peneliti karena tidak sabar lagi untuk melihat hasil

penayangan video tersebut. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.

3) Pelaksanaan kegiatan pada tahap

pemahaman pengetahuan.

Pada tahap ini guru membagi siswa atas delapan kelompok,

pembagian kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibentuk pada

siklus pertama. Posisi tempat duduk kelompok dibuat melingkar untuk

memudahkan peneliti mengontrol kegiatan kelompok. Masing-masing

kelompok ditugasi untuk mendiskusikan hasil penayangan video tentang

cara pencegahan erosi berdasarkan catatannya masing-masing.

Selanjutnya kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan

lingkungan yang lainnya seperti abrasi, banjir, dan longsor dengan

panduan beberapa buku sumber, hasil diskusi kelompok dituangkan siswa

dengan mengisi LKS yang telah dibagikan oleh guru (peneliti). Pada

kegiatan ini sudah tampak kerja sama siswa dalam berkelompok yang

terlihat pada partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapatnya dan hasil

60

Page 61: Kerusakan Alam Ipa

pengamatannya terhadap penayangan video. Kegiatan ini berlangsung

selama 20 menit.

Untuk pemahaman pengetahuan siswa, maka masing-masing

kelompok ditugasi untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

secara bergantian ke depan kelas. Guru menugasi kelompok yang belum

mendapat giliran presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap hasil

diskusi kelompok yang sedang presentasi. Pada waktu ini siswa

memahami dan memperbaiki hasil diskusi kelompoknya yang salah

berdasarkan tanggapan dari kelompok lain dan bimbingan dari peneliti.

Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit.

4) Pelaksanaan kegiatan pada tahap

menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.

Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan dan bimbingan pada

siswa agar dapat mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan

dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa dapat mendengarkan dengan baik

penjelasan yang disampaikan peneliti serta memberikan solusi tentang

salah satu cara pencegahan banjir. Peneliti menanggapi pendapat yang

diberikan siswa dan menanyakan usaha lain yang dilakukan untuk

mencegah kerusakan lingkungan. Kegiatan ini berlangsung selama 5

menit.

5) Pelaksanaan kegiatan pada tahap refleksi.

61

Page 62: Kerusakan Alam Ipa

Pada tahap refleksi ini peneliti mengadakan tanya jawab tentang arti

pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan

pada tempat tinggal siswa. Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit.

Kegiatan akhir dari pembelajaran siklus kedua ini peneliti bersama

siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran.

Selesai menyimpulkan pelajaran peneliti melanjutkan dengan mengadakan

evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari, dimana soal yang diberikan

sama dengan soal waktu tes awal. Kegiatan ini berlangsung selama 25

menit. Pembelajaran untuk pertemuan kedua ini berlangsung selama 140

menit (4 jam pelajaran).

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan penerapan pendekatan konstruktivis

dalam pembelajaran IPA dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat pada waktu

pelaksanaan tindakan pembelajaran pencegahan kerusakan lingkungan

karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor dilaksanakan oleh peneliti

(praktisi).

Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan guru kelas serta teman

sejawat (observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan proses

pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis dari hasil perubahan

yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun

dampak intervensi dalam penerapan pendekatan konstruktivis dalam

62

Page 63: Kerusakan Alam Ipa

pembelajaran IPA. Hasil pengamatan direkam dalam bentuk foto dan

lembar observasi.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat secara

terus menerus mulai dari tindakan pertama sampai dengan tindakan

berakhir. Pengamatan yang dilakukan oleh observer menggunakan

lembaran pengamatan yang terdapat pada lampiran 12 dan lampiran 13.

Selama penelitian berlangsung, guru kelas dan teman sejawat

mengamati bahwa dalam pembelajaran siklus II peneliti telah

melaksanakan tugas sebagai berikut:

1) Peneliti mengadakan tanya jawab

tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan. Kegiatan ini

terlaksana dengan sangat baik karena semua deskriptor sudah

terlaksana.

2) Peneliti menayangkan video tentang

cara pencegahan erosi, kegiatan ini sudah terlaksana dengan sangat

baik.

3) Peneliti dalam membagi siswa atas

delapan kelompok yang beranggota lima orang masing-masing

kelompok mendapat kualifikasi nilai sangat baik, karena dalam

pembagian anggota kelompok pada siklus II peneliti dibantu oleh guru

kelas yang lebih mengenal siswa.

4) Menugasi masing-masing kelompok

untuk mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang

63

Page 64: Kerusakan Alam Ipa

disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Kegiatan ini

mendapat kualifikasi nilai sangat baik karena semua deskriptor yang

ditetapkan untuk kegiatan tersebut sudah terlaksana.

5) Membimbing siswa dalam diskusi

kelompok. Untuk kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai sangat

baik karena semua deskriptor untuk kegiatan ini sudah terlaksana.

6) Menugasi masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Kegiatan ini juga

mendapat kualifikasi nilai sangat baik, karena sudah semua deskriptor

terlaksana.

7) Membimbing siswa agar dapat

mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam

kehidupan sehari-hari. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini adalah

sangat baik.

8) Memberikan pertanyaan tentang

pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan

lingkungan. Kegiatan ini terlaksana dengan kualifikasi nilai sangat

baik, karena tiga deskriptor yang ditetapkan untuk kegiatan ini sudah

terlaksana.

Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut:

1) Menjawab pertanyaan

tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, mendapatkan

kualifikasi nilai baik karena sudah banyak siswa yang memberikan

jawaban dari pertanyaan yang peneliti ajukan.

64

Page 65: Kerusakan Alam Ipa

2) Mengamati penayangan

video tentang cara pencegahan erosi, mendapatkan kualifikasi nilai

sangat baik, semua deskriptor sudah terlaksana.

3) Berdiskusi dalam kelompok

tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini

adalah sangat baik.

4) Mendapat bimbingan dalam

diskusi kelompok, kegiatan ini mendapat kualifikasi nilai baik karena

masih ada satu deskriptor yang belum terlaksana yaitu deskriptor (b)

termotivasi untuk menyampaikan pendapat dalam kelompok.

5) Kegiatan siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mendapat nilai baik karena

siswa sudah berani untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya ke depan kelas.

6) Saat presentasi sudah

kelihatan adanya tanggapan siswa dari kelompok lain, untuk itu

kegiatan memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain

mendapatkan nilai sangat baik.

7) Mendapat bimbingan agar

dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam

kehidupan sehari-hari, mendapatkan kualifikasi nilai sangat baik,

karena semua deskriptor telah terlaksana.

65

Page 66: Kerusakan Alam Ipa

8) Menjawab pertanyaan

tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan

lingkungan. Kegiatan ini juga mendapatkan kualifikasi nilai sangat

baik.

Adapun hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 13

Simpang Haru yang diperoleh selama pembelajaran pada siklus II telah

mencapai nilai rata-rata kelas 7.48 dan siswa yang mendapat nilai di

bawah nilai 7 hanya 7 orang dari 38 siswa yang hadir waktu pembelajaran

siklus II. Nilai tertinggi siswa sudah mencapai nilai 10. Uraian dari nilai

tes akhir masing-masing siswa pada siklus II dapat dirincikan sebagai

berikut: 1 orang mendapat nilai 10, 1 orang mendapat nilai 9.50, 1 orang

mendapat nilai 8.75, 5 orang mendapat nilai 8.50, 6 orang mendapat nilai

8, 3 orang mendapat nilai 7.50, 1 orang mendapat nilai 7.25, 13 orang

mendapat nilai 7, 2 orang mendapat nilai 6.50, 1 orang mendapat nilai 6, 4

orang mendapat nilai 5.50.

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II ini, telah

nampak peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, sehingga tidak

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Perbandingan nilai tes awal dan tes akhir pada siklus II dapat dilihat

pada diagram batang berikut:

66

Page 67: Kerusakan Alam Ipa

0123456789

10

Nilai

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40

Siswa

Perbandingan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II

tes awal tes akhir

Gambar 2: Diagram Batang Nilai Tes awal dan Tes Akhir Siklus IIPada grafik terlihat perbandingan nilai tes awal dan tes akhir yang

diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Nilai tertinggi pada

tes awal mencapai nilai 5,5 dan nilai terendah adalah 3, sedangkan pada tes

akhir terlihat nilai tertinggi telah mencapai nilai 10 dan nilai terendah adalah

nilai 5.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi pada siklus II ini diadakan secara kolaboratif antara

peneliti dengan guru dan teman sejawat pada saat pembelajaran berakhir.

Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum pembelajaran sudah berjalan

dengan baik. Peningkatan yang berhasil dilakukan guru adalah sebagai

berikut:

1 ) Media yang digunakan guru menarik minat siswa dalam pembelajaran.

2 ) Langkah-langkah pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan

penggunaan waktu telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

3 ) Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis membuat

siswa sangat antusias dalam belajar.

67

Page 68: Kerusakan Alam Ipa

4 ) Disaat pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis guru berfungsi

sebagai fasilitator dan motivator.

5 ) Peneliti dapat mengelola kelas dengan baik karena sudah mengenal

hampir seluruh siswa, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan

baik.

6 ) Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa jawaban siswa telah sesuai

dengan apa yang diharapkan peneliti.

B. Pembahasan

Pada bagian ini dilakukan pembahasan hasil penelitian yang telah

dipaparkan diatas. Fokus pembahasannya adalah penerapan pendekatan

konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di

kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur. Dari fokus

bahasan tersebut, kemudian dibahas implikasi hasil penelitian bagi

pengembangan pembelajaran IPA.

Dari hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan konstruktivis pada pembelajaran IPA kelas IV terungkap bahwa

guru membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Sebagaimana pendapat Susanto (2007:167) mengatakan

bahwa ”Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus ke

dalam unit satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas. Rencana

pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional pembelajaran yang

memuat beberapa indikator yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau

beberapa kali pertemuan”.

68

Page 69: Kerusakan Alam Ipa

Perencanaan yang disusun guru dalam penelitian terdiri dari beberapa

komponen yaitu: 1) Standar Kompetensi, 2) kompetensi Dasar, 3) Indikator, 4)

Tujuan Pembelajaran, 5) Materi pokok, 6) Kegiatan pembelajaran, 7) Media dan

sumber, 8) Evaluasi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diambil dari

kurikulum tingkat satuan pendidikan IPA kelas IV.

1. Pembahasan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan apa yang telah

direncanakan, yang mana pada siklus I pembelajaran disajikan dalam dua kali

pertemuan (5x35menit). Dalam suatu kegiatan pembelajaran siswa dikatakan

telah belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri siswa sebagai

hasil dari suatu pengalaman. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan konstruktivis merupakan proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Pembelajaran dalam pendekatan konstruktivis bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya, artinya

Pendekatan konstruktivis menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh

aktifitas yang dilakukan siswa dalam pendekatan konstruktivis diarahkan

untuk membangun konsep awal siswa terhadap materi dan memahami konsep

tersebut salah atau benar setelah mengikuti pembelajaran.

69

Page 70: Kerusakan Alam Ipa

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah

pendekatan konstruktivis yaitu pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,

pemerolehan pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, menerapkan

pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, refleksi. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus satu belum sempurna karena kebiasaan siswa dalam

belajar yang terbiasa menerima informasi dari guru sehingga siswa sulit untuk

menyesuaikan diri dengan pendekatan konstruktivis yang menuntut keaktifan

siswa dalam pembelajaran dengan banyak bertanya sehingga dapat

membangun pengetahuan awalnya terhadap materi pembelajaran dan lebih

memahami dengan adanya tanggapan dari temannya.

Sebagaimana pendapat Noraziah (2008) bahwa ciri-ciri pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivis salah satunya adalah “pengetahuan

dikembangkan secara aktif oleh siswa sendiri, tidak diterima secara pasif dari

orang sekitarnya. Ini berarti pembelajaran merupakan usaha dari siswa itu

sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa”.

Berdasarkan catatan pada lembar observasi dan diskusi peneliti dengan

pengamat, penyebab dari masih rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I

adalah kurangnya kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan terhadap

presentasi hasil diskusi, sehingga siswa kurang memahami materi yang telah

dipelajarinya. Selain itu jumlah siswa yang banyak menyebabkan kegiatan

siswa kurang terkontrol oleh guru.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis terdiri dari 5

tahap antara lain :

70

Page 71: Kerusakan Alam Ipa

a. Tahap pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

Tahap ini dilakukan peneliti dengan mengadakan tes awal sebelum

memulai pembelajaran yang bertujuan untuk melihat nilai yang diperoleh

siswa sebelum mereka mempelajari materi yang diujikan tersebut dan

membandingkannya dengan tes akhir. Mengawali pembelajaran guru

mengadakan tanya jawab terhadap materi yang akan dipelajari, jawaban

siswa merupakan landasan bagi guru untuk mengetahui pengetahuan atau

konsep awal siswa terhadap materi. Tahap ini berjalan dengan baik karena

banyak siswa yang ingin menjawab pertanyaan dari guru.

b. Tahap pemerolehan pengetahuan baru

Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan percobaan tentang konsep

materi yang dipelajari siswa yaitu proses terjadinya erosi pada permukaan

tanah. Percobaan dilakukan secara berkelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 5 orang siswa. Sebelum kegiatan kelompok dimulai peneliti

membagikan alat-alat percobaan dan LKS untuk panduan dalam kerja

kelompok.

Kegiatan kelompok pada siklus I belum berjalan baik karena ada dua

kelompok yang anggotanya bercampur siswa perempuan dan siswa laki-laki,

hal ini menyebabkan siswa merasa malu untuk bergabung dalam

kelompoknya. Selain itu, siswa belum terbiasa dalam belajar kelompok

sehingga belum terjadi diskusi yang baik antara siswa. Kebanyakan siswa

berebut untuk melakukan percobaan dalam kelompoknya, disinilah guru

71

Page 72: Kerusakan Alam Ipa

menjelaskan bahwa percobaan dilakukan secara bersama oleh anggota

kelompok.

Setiap anggota kelompok mempunyai tugas dalam melakukan

percobaan yaitu satu orang anggota kelompok memegang gelas yang

dilubangi dan mengarahkannya pada masing-masing tanah, dua orang

anggota kelompok menuangkan air pada gelas plastik yang di pegang

temannya secara bersamaan, satu orang anggota kelompok menampung air

yang dituangkan pada tanah berumput dan tidak berumput, dan satu orang

anggota kelompok lagi mencatat waktu mulai menuangkan air dan

kecepatan aliran air yang dituangkan.

Kelompok dalam melakukan percobaan kurang membaca LKS yang

diberikan guru, sehingga peneliti harus memberikan bimbingan sepenuhnya

untuk masing-masing kelompok. Untuk itu peneliti melakukan bimbingan

secara klasikal sehingga proses percobaan berlangsung secara serentak oleh

masing-masing kelompok. Selanjutnya kelompok mendiskusikan hasil

percobaan yang telah dilakukannya dan menuliskan hasil diskusi kelompok

pada LKS.

c. Tahap pemahaman pengetahuan

Tahap ini siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ke

depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain. Berdasarkan tanggapan dari

kelompok, siswa memperbaiki LKS. Melalui presentasi dan tanggapan dari

kelompok siswa lebih memahami apa yang telah didiskusikannya dan

dikuatkan lagi dengan arahan dari peneliti.

72

Page 73: Kerusakan Alam Ipa

d. Tahap menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

Tahap ini peneliti melakukan tanya jawab tentang usaha yang akan

dilakukan siswa agar erosi, banjir, abrasi, dan longsor tidak terjadi di

lingkungannya. Peneliti memberikan bimbingan agar siswa dapat

menerapkan usaha-usahanya menjaga lingkungan dalam kehidupan sehari-

hari. Pada tahap inilah siswa merasakan bahwa materi yang dipelajarinya

ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat

menerapkan ilmu yang telah diperolehnya di sekolah.

e. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan

memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar

pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap

perubahan daratan. Serta dapat mencarikan solusi jika bencana alam yang

lain terjadi, sehingga siswa dapat bertindak dengan baik dalam situasi yang

berbeda.

Data hasil penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran

perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, terungkap

bahwa evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses pada setiap siklus dilakukan guru pada saat siswa berdiskusi

dan hasil diskusi siswa. Evaluasi hasil dilakukan setelah pembelajaran

berakhir.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu memunculkan suasana

belajar dengan cara kolaborasi/diskusi, baik dalam diskusi kelompok kecil

73

Page 74: Kerusakan Alam Ipa

maupun dalam kelompok besar. Adapun Belajar dengan kolaboratif secara

langsung, dapat mendekatkan siswa pada ide situasi belajar yang diinginkan,

membantu siswa kearah perkembangan kognitifnya dan mengantar siswa pada

batas perkembangannya (Ritawati, 2001:164). Dengan kegiatan ini, siswa

mampu berlatih dan berbagi pengalaman, melatih keberanian mengeluarkan

pendapat, dan bersedia mendengarkan pendapat temannya.

Dari analisis penelitian siklus I nilai rata-rata kelas baru mencapai 6,96

dengan nilai tertinggi 8,75 dan 17 siswa mendapat nilai dibawah nilai 7 dari

40 orang jumlah siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada

siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk melakukan perbaikan pada

pembelajaran berikutnya atau selama proses pembelajaran pada siklus II. Pada

siklus II nantinya guru memperhatikan kekurangan-kekurangan selama proses

pembelajaran pada siklus I dan memperbaikinya pada siklus II.

2. Pembahasan Siklus II

Pembelajaran pencegahan kerusakan lingkungan pada siklus II ini

berjalan dengan baik. Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran

yang diberikan oleh guru. Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat oleh guru. Pembelajaran berlangsung selama 4x35

menit dalam satu kali pertemuan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan

langkah-langkah pada siklus I, perubahan dilakukan pada tahap pemerolehan

pengetahuan baru adalah melalui penayangan video sehingga lebih menarik

74

Page 75: Kerusakan Alam Ipa

minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya.

Perubahan juga dilakukan pada saat siswa berdiskusi kelompok tempat duduk

siswa dibuat melingkar sehingga guru lebih mudah mengontrol kegiatan

diskusi siswa. Dalam diskusi kelompok pada siklus II ini siswa sudah bisa

bekerja sama dengan baik.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis terdiri dari lima

tahap antara lain:

a. Tahap pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

Tahap ini dilakukan peneliti dengan mengadakan tes awal sebelum

memulai pembelajaran yang bertujuan untuk melihat nilai yang diperoleh

siswa sebelum mereka mempelajari materi yang diujikan tersebut dan

membandingkannya dengan tes akhir. Mengawali pembelajaran guru

mengadakan tanya jawab terhadap materi yang akan dipelajari yaitu cara

pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi,

banjir, dan longsor. Jawaban siswa merupakan landasan bagi guru untuk

mengetahui pengetahuan atau konsep awal siswa terhadap materi. Tahap ini

berjalan dengan baik karena siswa telah terbiasa dengan pembelajaran yang

peneliti lakukan pada siklus I

b. Tahap pemerolehan pengetahuan baru

Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan mengamati tayangan video

tentang cara pencegahan erosi. Pengamatan dilakukan oleh siswa pada

tempat duduknya masing-masing. Siswa mencatat hal-hal penting dari hasil

75

Page 76: Kerusakan Alam Ipa

penayangan video. Siswa tampak termotivasi dalam mengamati penayangan

video dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap isi tayangan

video. Pembelajaran dengan memakai video lebih menarik minat siswa

dalam belajar.

c. Tahap pemahaman pengetahuan

Pada tahap ini siswa duduk secara berkelompok dengan posisi

melingkar agar memudahkan peneliti mengontrol kegiatan diskusi siswa,

mendiskusikan tentang hasil penayangan video berdasarkan pengamatan

anggota kelompok dan cara pencegahan kerusakan lingkungan lainnya

seperti abrasi, banjir, dan longsor berdasarkan sumber yang diberikan

peneliti. Untuk pemahaman pengetahuannya maka masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas dan

ditanggapi oleh kelompok lain. Berdasarkan tanggapan dari kelompok,

siswa memperbaiki hasil diskusinya. Melalui presentasi dan tanggapan dari

kelompok siswa lebih memahami apa yang telah didiskusikannya dan

dikuatkan lagi dengan arahan dari peneliti.

d. Tahap menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

Tahap ini peneliti memberikan penjelasan dan bimbingan supaya siswa

dapat menerapkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam

kehidupannya sehari-hari, agar kerusakan lingkungan seperti yang

diamatinya waktu penayangan video tidak terjadi pula di lingkungannya.

e. Tahap refleksi

76

Page 77: Kerusakan Alam Ipa

Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan

memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar

kerusakan lingkungan tidak terjadi di lingkungan tempat tinggal siswa.

Jumlah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 34 Simpang Haru adalah

40 orang, tetapi jumlah siswa yang hadir pada saat peneliti mengadakan

pembelajaran siklus II adalah 38 orang.

Pelaksanaan evaluasi pada siklus II ini, peneliti memandu siswa dengan

membacakan soal sebanyak dua kali untuk masing-masing soal dan siswa

langsung menjawab soal yang dibacakan guru. Berdasarkan refleksi yang

dilakukan pada akhir siklus II, terlihat kalau soal yang dibacakan guru lebih

mudah dipahami oleh siswa.

Dari analisis penelitian siklus II nilai rata-rata kelas sudah mencapai

7,48 dan hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai di bawah nilai 7.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh, maka hasil tindakan

pada siklus II ini sudah mencapai target yang diinginkan dan peneliti sudah

berhasil dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 13 Simpang Haru Padang dengan menerapkan pendekatan

konstruktivis dalam pembelajaran.

77

Page 78: Kerusakan Alam Ipa

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang simpulan dan saran. Simpulan hasil

penelitian berkaitan dengan penerapan pendekatan konstruktivis dalam

pembelajaran IPA. Saran berisi sumbangan pemikiran peneliti berkaitan dengan

hasil penelitian.

A. SIMPULAN

Dari uraian yang telah disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan:

1. Dalam membuat perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan

pendekatan konstruktivis peneliti mengikuti langkah-langkah pendekatan

konstruktivis dan menggunakan media serta metode pembelajaran untuk

menciptakan aktivitas belajar yang menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

78

Page 79: Kerusakan Alam Ipa

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan

konstruktivis sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah

dirancang pada perencanaan yaitu kegiatan pembelajaran menurut

langkah-langkah pendekatan konstruktivis.

3. Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA di kelas IV

SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur, dapat meningkatkan

hasil belajar siswa yang terlihat pada rata-rata hasil belajar siklus II lebih

tinggi dari pada siklus I yaitu 6,96 meningkat menjadi 7,48. Jadi

pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan konstruktivis dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

B. SARAN

Berdasarkan hasil dan temuan penelitian penerapan pendekatan

konstruktivis dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru

maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk dapat menggunakan

berbagai pendekatan dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah

pendekatan konstruktivis dan memantau proses pelaksanaannya secara

kontiniu.

2. Guru hendaknya dapat menerapkan pendekatan konstruktivis sebagai

alternatif pembelajaran IPA, dan juga dapat menggunakannya pada mata

pelajaran yang lain.

79

76

Page 80: Kerusakan Alam Ipa

3. Guru dapat membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah pendekatan konstruktivis agar pembelajaran berlangsung efektif

dan efisien.

4. Sekolah melengkapi sarana dan prasarananya dengan penyediaan media

pembelajaran yang memadai karena hal tersebut dapat membantu proses

pembelajaran dengan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

Maslichah Asy’ari. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Miles, M. B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. UI Press: Jakarta.Tersedia dalam http://www.blogger.com/feeds/89812566507740045 20/posts/default/5187514118013731969 (diakses 24 Februari 2008).

M. Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mohammad Amien. 1987. Mengajar IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiri. Jakarta: Dirjen Dikti.

80

Page 81: Kerusakan Alam Ipa

Mohamad Nur. 2004. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Noraziah BT Ahmad. 2008. Konstruktivisme dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Tersedia dalam http://www.geocities.com/azam60/tugasan 2ASAS.htm#Konstruktivisme (diakses 01 April 2008).

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Paul Suparno. 1996. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Ritawati Mahyuddin. 2001. ”Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sumber Sari III Kec. Lowokwaru Kodya Malang.” Tesis tidak diterbitkan. PPs-Universitas Negeri Malang.

Rochiati Wiriaatmaja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rustam Mundilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. tersedia http://klinikpembelajaran.com/booklet/penelitian_tindakan_kls.pdf. (diakses 18 Februari 2008).

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Supriyadi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. disajikan dalam Workshop MKKS Tingkat Pusat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum 12-15 September 2005 di hotel Evergreen, Cisarua, Bogor. Tersedia pada http://akhmadsudrajad.wordpress.com/2008/01/21/penelitian-tindakan-kelas. (diakses 18 Februari 2008).

Susanto. 2007. Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta: Mata Pena.

Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia pada http://www. ktiguru. org/index.php/ptk-I. (diakses 18 Februari 2008).

81

Page 82: Kerusakan Alam Ipa

Usman Samatawa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas.

Wahyudin Nur Nasution. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir. Tersedia pada http://www.litagama.org/jurnal/edisi5/strategipemb.htm. (diakses 3 April 2008).

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Negeri 13 Simpang HaruMata Pelajaran : IPAKelas/Semester : IV/IITahun Pelajaran : 2007/2008Alokasi Waktu : 5 x 35 menit ( 2 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir, dan longsor).

C. Indikator

82

Page 83: Kerusakan Alam Ipa

1. Menjelaskan pengertian erosi, abrasi, banjir dan

longsor.

2. Mempraktekkan proses terjadinya erosi pada

permukaan tanah.

3. Mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan

longsor terhadap daratan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian erosi, abrasi, banjir, dan

longsor dengan tepat.

2. Mempraktekkan proses terjadinya erosi pada

permukaan tanah dengan teliti.

3. Menceritakan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan

longsor terhadap daratan dengan benar.

E. Materi Pokok

Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan.

F. Deskripsi Materi

Hal-hal yang Mempengaruhi Daratan

1. Hujan

Hujan dapat mengakibatkan perubahan daratan dan lingkungan.

Hujan deras terus menerus dapat mendatangkan bencana. Bencana alam

yang terjadi akibat hujan adalah banjir, erosi, dan tanah longsor. Bencana

alam akan makin merugikan jika terjadi di daerah berpenduduk banyak.

Erosi adalah pengikisan tanah akibat terjangan air. Bencana alam merusak

tanah pertanian, daerah resapan air, dan bangunan.

Hujan membuat air sungai meluap. Luapan air sungai mengakibatkan

banjir di daerah sekitar aliran sungai. Luapan air sungai sanggup

83

Page 84: Kerusakan Alam Ipa

memutuskan jembatan dan mengikis jalan aspal. Jalan aspal menjadi

berlubang jika terlalu lama terendam banjir.

Erosi tanah paling mudah terjadi di lereng-lereng bukit. Erosi dapat

pula terjadi di tanah terbuka yang datar. Hujan lebat dapat menghanyutkan

dengan cepat tanah lapisan paling atas yang subur dari dataran terbuka.

Erosi merupakan salah satu penyebab berkurangnya kesuburan

tanah. Dengan terjadinya erosi ini, lapisan tanah yang subur hanyut

terbawa arus air. Lama kelamaan tanah menjadi tandus. Tanaman tidak

dapat tumbuh di tanah yang dilanda erosi.

2. Gelombang Laut

Air laut selalu bergelombang karena adanya ombak. Ombak terjadi

karena tiupan angin. Tekanan angin dan air yang kuat mengakibatkan

terjadinya gelombang laut. Gelombang laut yang menerjang pantai dapat

mengakibatkan pengikisan pantai. Pengikisan pantai akibat gelombang

laut disebut abrasi. Abrasi dapat merusak ekosistem pantai. Gelombang

laut yang kuat dapat menyebabkan gempa di daratan dan mengakibatkan

terjadinya perubahan daratan.

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal ( 20 menit)

1. Penyampaian tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Appersepsi

Mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari.

1. Mengetahui tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Mengikuti tes awal yang

diadakan guru.

Kegiatan Inti ( 40 menit)

3. Tanya jawab tentang 3. Menjawab

84

Page 85: Kerusakan Alam Ipa

bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.

4. Tanya jawab tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

5. Mengumpulkan jawaban siswa dan menuliskannya di papan tulis.

6. Memberikan pengantar dan penjelasan tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor berdasarkan jawaban siswa.

7. Membagi siswa dalam delapan kelompok.

Pemerolehan pengetahuan baru8. Menugasi masing-

masing kelompok melakukan percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS.

9. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.

10. Menugasi siswa mendiskusikan hasil percobaan proses terjadinya erosi secara berkelompok.

Pemahaman Pengetahuan11. Menugasi beberapa

kelompok untuk melaporkan hasil diskusi ke depan kelas.

12. Menugasi kelompok lain untuk menanggapinya.

13. Menugasi siswa memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan yang diberikan

pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.

4. Menjawab pertanyaan tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

5. Mengamati berbagai jawaban yang ditulis guru di papan tulis.

6. Mendengarkan pengantar dan penjelasan guru.

7. Duduk dalam kelompok yang telah dibagi guru.

Pemerolehan pengetahuan baru8. Melakukan

percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS dalam kelompok.

9. Mendapat bimbingan dalam melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.

10. Mendiskusikan dalam kelompok hasil percobaan proses terjadinya erosi.

Pemahaman pengetahuan11. Melaporkan hasil

diskusi.

12. Memberikan tanggapan terhadap laporan hasil diskusi kelompok yang tampil.

13. Memperbaiki hasil diskusi

Menerapkan pengetahuan dan

85

Page 86: Kerusakan Alam Ipa

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh14. Tanya jawab tentang

usaha yang dilakukan siswa agar erosi tidak terjadi di lingkungan.

Melakukan refleksi15. Tanya jawab tentang

pengaruh terjadinya erosi.

pengalaman yang diperoleh14. Menjawab

pertanyaan yang diajukan.

Melakukan refleksi15. Menjawab

pertanyaan tentang pengaruh terjadinya erosi.

Kegiatan Akhir ( 10 menit)

16. Bersama siswa menyimpulkan pelajaran

17. Tanya jawab tentang konsep awal siswa dan mengaitkannya dengan hasil demonstrasi.

16. Menyimpulkan pelajaran.

17. Menjawab pertanyaan dan mengaitkan konsep awal dengan hasil demonstrasi.

Pertemuan 2

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal ( 10 menit)

1. Penyampaian tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada

2. Appersepsi

Tanya jawab tentang pengertian

erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

1. Mengetahui tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada

2. Menjawab pertanyaan guru

tentang erosi, abrasi, banjir, dan

longsor.

Kegiatan Inti ( 75 menit)3. Menugasi siswa duduk

berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan 1.

Pemerolehan pengetahuan4. menugasi masing-masing

kelompok untuk mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.

5. membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

Pemahaman pengetahuan6. Menugasi masing-masing

kelompok untuk

3. Duduk dalam kelompok yang dibentuk pada pertemuan 1.

Pemerolehan pengetahuan4. mendiskusikan dalam kelompok

pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.

5. mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok.

Pemahaman pengetahuan6. Mempresentasikan hasil diskusi

ke depan kelas secara bergantian.

86

Page 87: Kerusakan Alam Ipa

mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

7. Menugasi kelompok yang belum presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang tampil.

8. menugasi siswa memperbaiki hasil diskusi kelompok berdasarkan tanggapan yang diberikan

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh9. tanya jawab tentang usaha yang

dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di lingkungannya.

Melakukan refleksi10. memberikan arahan dan

penjelasan akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan.

7. memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

8. memperbaiki hasil diskusi sesuai tanggapan.

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh 9. menjawab pertanyaan tentang

usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di lingkungan.

Melakukan refleksi10. mendengarkan arahan guru

tentang arti pentingnya menjaga lingkungan.

Kegiatan Akhir (20 menit)

11. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

12. mengadakan evaluasi.

11. Menyimpulkan materi pembelajaran

12. Mengerjakan evaluasi.

H. Sumber, pendekatan, Metoda, dan Media

1. Sumber: - KTSP IPA SD 2006

- Sains untuk SD Kelas IV Penerbit Erlangga hal 175-181

- Alamku Sains 4 Penerbit Bumi Aksara hal 106-108

2. Pendekatan: konstruktivis

3. Metoda: ceramah, tanya jawab,

diskusi, demonstrasi, penugasan, dan presentasi.

87

Page 88: Kerusakan Alam Ipa

4. Media: Kotak Erosi

I. Penilaian:

1. Proses : Pengamatan

langsung

2. Hasil :

Jenis tes : tulisan

Prosedur tes : awal

dan akhir

Bentuk tes : pilihan

ganda dan essay

Alat tes : soal dan kunci jawaban

Soal

Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar !

1. Berikut ini

adalah bencana alam yang terjadi akibat hujan terus menerus, kecuali,…

a) banjir b) erosi c) tanah longsor d) gempa

2. Pengikisan

tanah akibat terjangan air disebut……

a) erosi b) longsor c) reboisasi d) irigasi

3. Salah satu

penyebab berkurangnya kesuburan tanah adalah akibat….

a) cacing b) sampah c) erosi d) pupuk

88

Page 89: Kerusakan Alam Ipa

4. Pengikisan

pantai akibat gelombang laut disebut….

a) erosi b) abrasi c) reboisasi d) korasi

5. Jika terjadi

erosi terus menerus, menyebabkan tanah akan menjadi……

a) tandus b) subur c) longsor d) abrasi

6. Tanah yang

gundul, jika hujan deras akan mudah terjadi……

a) hanyut b) tandus c) erosi d) tanah subur

7. Supaya tidak

terjadi erosi, lahan yang gundul harus di…..

a) dibiarkan b) reboisasi c) dibakar d) dikeringkan

8. Tindakan

manusia yang berguna untuk mencegah terjadinya abrasi adalah…..

a) memasang beton pemecah gelombang laut

b) mendirikan rumah sepanjang pantai

c) membersihkan pantai dari bangunan

d) memperluas pantai.

9. Gelombang

laut yang kuat menyebabkan terjadinya…..

a) pasang naik air laut b) gempa didaratan

c) tsunami d) abrasi

10. Abrasi

pantai dapat dikurangi dengan menanam

a) bunga di pantai b) pohon beringin

c) pohon kelapa d) pohon bakau

Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Apakah yang dimaksud dengan erosi?

2. Tulislah 4 kerugian yang ditimbulkan oleh

erosi?

89

Page 90: Kerusakan Alam Ipa

3. Apakah yang dimaksud dengan abrasi?

4. Apakah yang akan terjadi jika gelombang

laut yang kuat mengikis pantai?

5. Di daerah yang bagaimana erosi sering

terjadi?

Kunci Jawaban

Pilihan ganda

1. d 2. a 3. c

4. b 5. a

6. c 7. b 8. a 9. b 10. d

Uraian singkat

1. Erosi adalah pengikisan tanah akibat terjangan air

2. Kerugian yang ditimbulkan adalah rusaknya kesuburan tanah,

membuat sungai menjadi meluap sehingga memutuskan jembatan dan

mengikis jalan aspal, kehidupan hewan dan tumbuhan menjadi terganggu, dan

lain-lain.

3. Abrasi adalah pengikisan pantai akibat gelombang laut.

4. Terjadi gempa di daratan dan mengakibatkan terjadinya perubahan

daratan.

5. Erosi sering terjadi di lereng-lereng bukit, pada tanah yang gundul

dan miring

Padang, 7 Mei 2008 Guru Kelas IV Peneliti

90

Page 91: Kerusakan Alam Ipa

RUWAIDA LENI OKTAVIANTI NIP. 131 491 625 NIM. 81552

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN 13 Simpang Haru

JUSMAINI SAID, S.Pd NIP. 130 470 233Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : ………..

Anggota kelompok : 1. …………… 4. ……………

2. …………… 5. ……………

3. …………...

Tujuan : Mengetahui proses terjadinya erosi pada permukaan tanah

Alat dan bahan : 1. kotak yang berisi lapisan tanah biasa

2. kotak yang berisi lapisan tanah berumput

3. dua buah gelas plastik

4. dua buah gelas plastik yang telah dilubangi

5. air secukupnya

Cara Kerja

1. Letakkan kedua kotak yang telah berisi lapisan tanah biasa dan berumput

di bagian pinggir meja dengan posisi miring.

2. Taruhlah dua buah gelas plastik dibawah masing-masing kotak

91

Page 92: Kerusakan Alam Ipa

3. Isilah dua buah gelas plastik yang telah dilubangi dengan air

4. Siramkan air yang ada di dalam gelas yang telah dilubangi pada masing-

masing kotak lapisan tanah secara bersamaan.

5. Tampunglah air siraman dengan gelas plastik yang ada di bawah kotak.

6. Amati setiap peristiwa yang terjadi.

7. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel berikut

Tabel. Ketahanan tanah terhadap erosi

No Hal yang Diamati

Keadaan Masing-masing Tanah

KetKotak I

Lapisan tanah biasa

Kotak II Lapisan tanah

berumput1. Kecepatan aliran air

2. Warna air tampungan

3. Jumlah air tampungan

4. Endapan Lumpur

Pertanyaan:1. Di tanah mana air mengalir paling deras?

2. Di tanah mana air tampungan paling sedikit?

3. Dimana lumpur yang diendapkan paling

banyak?

4. Di tanah mana yang warna airnya agak

jernih?

5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil

kegiatan ini?

Jawaban

92

Page 93: Kerusakan Alam Ipa

1. ………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3. ………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. ………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. ………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Lampiran 3

Lembar Penilaian Proses Siklus I

Petunjuk pengisian tabelKolom nilai diisi dengan menuliskan SB (sangat baik), B (baik), atau C (cukup), sesuai dengan kriteria penilaian dibawah ini :SB : Apabila demonstrasi dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada LKS,

dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, dan teliti dalam melakukan percobaan.

B : Apabila demonstrasi dilakukan sesuai dengan langkah-langkah LKS, dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, tetapi kurang teliti dalam melakukan percobaan.

C : Apabila demonstrasi dilakukan tidak sesuai dengan langkah-langkah pada LKS, kurang kerjasama dalam kelompok, dan tidak teliti dalam melakukan percobaan.

93

Page 94: Kerusakan Alam Ipa

Kelompok Nama Siswa Nilai Keterangan

1

A P BD R CI P CR K BV H B

2

A E SBL F SBS K SBW K BY F B

3

A S BF R BM R CR D CY A B

4

R F BS T CW H BY P BY D B

5

D P BF W BM A BN Y SBY S B

6

I N BI P SBR A BS R BF P B

7

A F SBD E CF V BH P SBR I SB

8

A L BC M CF D CR Y BY M B

Sumber : Penilaian Kinerja menurut KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan

Lampiran 4

Hasil Belajar Siswa Siklus I

NO NamaNilai

Tes awal Tes akhir

1 A L 3.25 7,002 A E 4.50 8,003 A F 5.00 8,754 A P 3.75 5,505 A S 3.00 6,506 C M 1.00 5,507 D P 4,00 7,008 D R 1,50 5,259 D E 5,00 8,0010 F D 1,50 4,50

94

Page 95: Kerusakan Alam Ipa

11 F R 3,00 6,5012 F V 2,50 6,5013 F W 4,00 7,7514 H P 5,25 8,0015 I N 2,00 8,2516 I P 3,00 7,0017 I P 2,00 6,5018 L F 2,25 7,5019 M R 2,50 7,0020 M A 3.50 6,5021 N Y 2,50 8,2522 R Y 1,25 5,5023 R I 3,50 8,0024 R K 2,50 6,0025 R A 1,00 5,5026 R F 5,50 8,0027 R D 2,50 6,7528 S T 3,00 7,0029 S R 1,00 5,5030 S K 3,00 7,5031 V H 3,25 6,0032 W K 2,00 6,5033 W H 2,50 7,5034 Y S 4,00 8,7535 Y P 5,00 7,7536 Y M 2,00 7,0037 Y D 3,75 7,0038 Y A 5,00 8,7539 Y F 2,00 6,5040 F P 2,50 7,00

Jumlah 120,25 278,25Rata-rata 3,00 6,96

Lampiran 5

Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar

Siklus I (Dari Aspek Guru)

Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!N

o Karakteristik Deskriptor

Kualifikasi

SB B C

1

.

Mengajukan pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.

a) Memberikan acuan pertanyaan

b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti

95

Page 96: Kerusakan Alam Ipa

siswa.c) Memberikan

pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.

2

.

Membagi siswa ke dalam delapan kelompok yang beranggota lima siswa masing-masing kelompok.

a) Kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual yang beragam.

b) Kelompok dibentuk berdasarkan keadaan sosial yang berbeda antar anggota kelompok.

c) Mengorganisasikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kerja kelompok.

3

.

Menugasi masing-masing kelompok melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.

a) Memberikan bimbingan pada siswa dalam melakukan percobaan.

b) Menyediakan media dan alat untuk melakukan percobaan.

c) Menyediakan LKS sebagai panduan kerja kelompok.

4

.

Menugasi masing-masing kelompok mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.

a) Menjelaskan materi yang akan didiskusikan.

b) Memfasilitasi siswa dalam berdiskusi dengan LKS.

c) Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi.

5

.

Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

a) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi.

b) Memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.

c) Menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi.

6

.

Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.

a) Memberi petunjuk cara mempresentasikan hasil diskusi.

b) Memotivasi setiap kelompok untuk menanggapi hasil presentasi diskusi kelompok.

c) Memberi penguatan terhadap kelompok yang sedang presentasi.

96

Page 97: Kerusakan Alam Ipa

7

.

Tanya jawab tentang usaha yang dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir dan longsor tidak terjadi di lingkungan

a) Memberikan acuan pertanyaan.

b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.

c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.

8

.

Memberikan arahan dan penjelasan akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan

a) Arahan yang diberikan jelasb) Penjelasan dapat menimbulkan

kesadaran bagi siswa akan pentingnya menjaga lingkungan

c) Kalimat yang digunakan mudah dipahami siswa

Keterangan:

SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

nampak (ada dilakukan guru).

B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing

karakteristik pembelajaran yang nampak.

C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap

karakteristik pembelajaran yang nampak.

Padang, 7 Mei 2008Observer Guru Kelas IV

Ruwaida NIP. 131 491 625

Lampiran 6

Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar

Siklus I (Dari Aspek Siswa)

Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:

97

Page 98: Kerusakan Alam Ipa

Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat siswa belajar!

No Karakteristik Deskriptor Kualifikasi

SB B C

1. Menjawab pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.

a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.

b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.

c) Jawaban yang diberikan siswa jelas.

2. Melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi dalam kelompok.

a) Melakukan percobaan sesuai dengan panduan LKS.

b) Dapat menggunakan alat-alat percobaan sesuai dengan petunjuk LKS.

c) Adanya kerja sama dalam melakukan percobaan.

3. Berdiskusi dalam kelompok tentang pengaruh erosi, abrasi, banjir dan longsor.

a) Setiap siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.

b) Siswa mau menerima pendapat temannya yang lain.

c) Siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok.

4. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.

a) Melaksanakan presentasi hasil diskusi dengan baik.

b) Semua anggota kelompok aktif dalam presentasi.

c) Setiap kelompok berani dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi

5. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi

a) Termotivasi untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

b) Memberikan tanggapan yang membangun terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

c) Semua kelompok terlibat dalam memberikan tanggapan.

6. Menjawab pertanyaan tentang usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan,

a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.

b) Jawaban yang diberikan

98

Page 99: Kerusakan Alam Ipa

longsor tidak terjadi di lingkungannya.

siswa sesuai dengan pertanyaan.

c) Jawaban yang diberikan jelas.

7. Mendengarkan arahan guru tentang arti pentingnya menjaga lingkungan

a) Tertarik dengan arahan dan penjelasan guru.

b) Timbulnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

c) Memberikan tanggapan terhadap arahan guru.

Keterangan:

SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

nampak (ada dilakukan siswa).

B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing

karakteristik pembelajaran yang nampak.

C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap

karakteristik pembelajaran yang nampak.

Padang, 7 Mei 2008 Observer Teman Sejawat

Susilawati NIM. 81530

99

Page 100: Kerusakan Alam Ipa

Lampiran 7

Dokumentasi Pembelajaran IPA Siklus I

Saat mengadakan tes awal Kegiatan siswa waktu percobaan

proses terjadinya erosi

Diskusi setelah melakukan percobaan Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

Saat mengadakan evaluasi (tes akhir)

100

Page 101: Kerusakan Alam Ipa

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Negeri 13 Simpang HaruMata Pelajaran : IPAKelas/Semester : IV/IITahun Pelajaran : 2007/2008Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir,

dan longsor)

C. Indikator

1. Menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.

2. Mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan

erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini siswa mampu:

1. Menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan lingkungan melalui tanya

jawab dengan tepat.

2. Menceritakan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan

oleh erosi melalui penayangan video dengan benar.

3. Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan

oleh abrasi, banjir, dan tanah longsor melalui diskusi dengan benar.

101

Page 102: Kerusakan Alam Ipa

E. Materi Pokok

Pencegahan kerusakan lingkungan karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah

longsor.

F. Deskripsi Materi

Pencegahan Kerusakan Lingkungan karena Erosi,

Abrasi, Banjir, dan Tanah Longsor

1. Pencegahan Erosi

Erosi perlu dicegah karena erosi yang terjadi secara terus-menerus

dapat mengakibatkan tanah menjadi gersang atau tandus sehingga tidak

subur lagi jika ditanami. Pemeliharaan tanah untuk mencegah erosi sangat

penting untuk kelangsungan hidup manusia karena manusia sangat

membutuhkan tanaman untuk kebutuhannya sehari-hari. Untuk mencegah

terjadinya pengikisan tanah atau erosi, perlu dilakukan hal-hal sebagai

berikut.

a. Penanaman kembali pohon-pohon di atas

tanah yang gundul (reboisasi). Tanah yang banyak ditmbuhi pepohonan

akan mengurangi terjadinya erosi karena air hujan tidak langsung

mengenai lapisan tanah yang terhalang oleh daun-daun dan akar-akar

tanaman.

b. Pembuatan teras bangku atau sengkedan

atau terasering pada tanah yang miring. Pada bagian tepinya ditanami

pohon-pohon perdu.

c. Tidak melakukan penebangan pohon di

hutan secara sembarangan atau liar. Hal tersebut dapat mengganggu

kelestarian tanaman di hutan. Jika hujan turun, maka air hujan akan

tertahan oleh daun-daun pohon yang ada. Akar tumbuhan juga akan

menahan air hujan sehingga air meresap ke dalam tanah.

d. Mengadakan hutan lindung di lereng-lereng

gunung. Hutan lindung merupakan hutan dengan keadaan alam yang

berpengaruh baik terhadap tanah di sekelilingnya serta tata air yang perlu

102

Page 103: Kerusakan Alam Ipa

dipertahankan dan dilindungi. Apabila hutan tersebut terganggu, maka

akan kehilangan fungsinya sebagai pelindung, bahkan akan

menimbulkan banjir dan bahaya erosi.

2. Pencegahan Abrasi

Abrasi dapat dicegah dengan penanaman pohon-pohon bakau di daerah

pantai. Akar-akar pohon bakau tersebut menghambat abrasi.

3. Pencegahan Banjir

a. Banjir dapat dicegah dengan penanaman

pohon atau penghijauan. Akar pohon membantu menyimpan air di dalam

tanah sehingga daya serap tanah terhadap air hujan akan lebih baik.

b. Pembuatan saluran air/drainase yang

memadai akan dapat mencegah terjadinya banjir karena air hujan yang

turun dapat disalurkan dengan baik. Jika kita membuang sampah di

sungai atau saluran air lainnya seperti selokan dapat menghambat air

lewat. Oleh karena itulah kita tidak boleh membunag sampah di

sungai/saluran air.

4. Pencegahan Longsor

Longor dapat dicegah dengan penanaman pohon di tebing-tebing atau

pembuatan tanggul-tanggul di daerah yang rawan longsor.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal ( 20 menit)1. Penyampaian tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Appersepsi

Mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari.

1. Mengetahui tujuan pembelajaran

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

2. Mengikuti tes awal yang diadakan guru.

Kegiatan Inti (95 menit)3. Tanya jawab tentang penyebab

terjadinya kerusakan lingkungan.3. Menjawab pertanyaan tentang

penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.

103

Page 104: Kerusakan Alam Ipa

Pemerolehan pengetahuan4. Menayangkan video tentang cara

pencegahan erosi.5. Menugasi siswa mencatat hal-hal

penting dari hasil penayangan video.

Pemahaman pengetahuan6. Membagi siswa dalam delapan

kelompok.7. Menugasi masing-masing

kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor.

8. Membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

9. Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.

10. Menugasi kelompok lain yang belum presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusi.

11. Menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh12. Membimbing siswa agar dapat

mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Melakukan refleksi13. Tanya jawab tentang pentingnya

menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Pemerolehan pengetahuan4. Mengamati penayangan video

tentang cara pencegahan erosi.5. Mencatat hal-hal penting dari

hasil pengamatan terhadap penayangan video.

Pemahaman Pengetahuan6. Duduk dalam kelompok yang

telah dibagi guru.7. Mendiskusikan dalam kelompok

cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor.

8. Mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok.

9. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.

10. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasi hasil diskusi.

11. Memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan.

Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh12. Dapat mempraktekkan cara

pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Melakukan refleksi13. Menjawab pertanyaan tentang

pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Kegiatan Akhir (25 menit)

14. Bersama siswa menyimpulkan

materi pembelajaran.

14. Menyimpulkan materi

pembelajaran

104

Page 105: Kerusakan Alam Ipa

15. Pemberian tugas/latihan. 15. Mengerjakan tugas/latihan.

H. Sumber, pendekatan, Metoda, dan Media

1. Sumber: - KTSP IPA SD 2006

- Jendela IPA Kelas IV SD Penerbit Yudistira hal 178-179

- Alamku Sains 4 Penerbit Bumi Aksara hal 108-110

2. Pendekatan: konstruktivis

3. Metoda: ceramah, tanya jawab,

diskusi, penugasan, dan presentasi.

4. Media: Lap-top dan In Focus untuk

penayangan video

I. Penilaian:

1. Proses : Pengamatan

langsung

2. Hasil :

Jenis tes : tulisan

Prosedur tes : awal

dan akhir

Bentuk tes : pilihan

ganda dan isian

Alat tes : soal dan kunci jawaban

Soal

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang

benar !

1. Penanaman kembali pohon-pohon di atas tanah yang gundul disebut..........

a. reboisasi b. abrasi c. erosi d. transmigrasi

2. Membuang sampah di sungai menyebabkan terjadinya......

105

Page 106: Kerusakan Alam Ipa

a. abrasi b. erosi c. banjir d. tanah longsor

3. Dibawah ini merupakan peristiwa alam yang dapat merusak lingkungan,

kecuali......

a. abrasi b. erosi c. banjir d. adanya pelangi

4. Melakukan penebangan pohon di hutan secara liar menyebabkan

terjadinya.....

a. abrasi b. erosi c. reboisasi d. Korupsi

5. Cara mencegah terjadinya abrasi adalah sebagai berikut, kecuali . .............

a. memasang beton pemecah ombak di pantai.

b. menanam pohon bakau di pantai.

c. menjadikan pantai sebagai objek wisata.

d. menanam pohon kelapa di pantai.

6. Pembuatan sawah di daerah pegunungan dilakukan dengan cara...........

a. reboisasi b. bergilir c. terasering/sengkedan d. pemupukan

7. Di bawah ini merupakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah

terjadinya erosi, kecuali............

a. Penghijauan kembali tanah yang gundul

b. Menebang hutan secara liar

c. mengadakan hutan lindung di lereng gunung

d. pembuatan sengkedan/terasering pada tanah yang miring.

8. Penanaman pohon di tebing-tebing dan pembuatan tanggul dapat

mencegah terjadinya............

a. abrasi b. erosi c. banjir d. longsor

9. Tanaman pelindung dapat mencegah erosi dengan cara.................

a. menggunakan air untuk hidup. c. daunnya menahan

air

b. akarnya melekatkan tanah. d. menyuburkan tanah

10. Pembuatan saluran air yang memadai dapat mencegah terjadinya..........

a. banjir b. erosi c. Abrasi d. longsor

106

Page 107: Kerusakan Alam Ipa

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !

11. Erosi, abrasi, banjir, dan longsor merupakan penyebab

terjadinya .............................................................................................................

.................

12. Tumbuhan bakau bermanfaat untuk mencegah

terjadinya ..................................

13. Tanah bertingkat-tingkat di daerah pegunungan

disebut ....................................

14. Banjir dapat dicegah dengan

pembuatan .............................................................

15. Longsor dapat dicegah dengan penanaman pohon

di ...................................atau pembuatan ...............................di daerah yang

rawan longsor.

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda

1. a 2. c 3. d 4. b 5. c

6. c 7. c 8. d 9. b 10. a

Isian

11. kerusakan lingkungan 14. saluran air/drainase

12. abrasi 15. tebing-tebing atau pembuatan tanggul

13. terasering

Padang, 21 Mei 2008 Guru Kelas IV Peneliti

107

Page 108: Kerusakan Alam Ipa

RUWAIDA LENI OKTAVIANTI NIP. 131 491 625 NIM. 81552

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN 13 Simpang Haru

JUSMAINI SAID, S.Pd NIP. 130 470 233

Lampiran 9

LEMBAR KERJA SISWA

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : ………..

Anggota kelompok : 1. …………… 4. ……………

2. …………… 5. ……………

3. …………...

Tujuan : Menemukan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor

Petunjuk

1. Diskusikanlah dalam kelompokmu penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan beserta cara pencegahannya !

2. Masukkanlah hasil diskusi kelompok ke dalam tabel berikut !

Tabel hasil diskusi

108

Page 109: Kerusakan Alam Ipa

Penyebab Erosi Cara Pencegahan Erosi

1. ........................................................

2. ........................................................

3. ........................................................

4. ........................................................

1. ..........................................................

2. ..........................................................

3. ..........................................................

4. ..........................................................

Penyebab Abrasi Cara Pencegahan Abrasi

1. ......................................

....................

2. ......................................

....................

3. ......................................

....................

4. ......................................

....................

1. .......................................

...................

2. .......................................

...................

3. .......................................

...................

4. .......................................

...................

Penyebab Banjir Cara Pencegahan Banjir

1. ......................................

....................

2. ......................................

....................

3. ......................................

....................

4. ......................................

....................

1. .......................................

...................

2. .......................................

...................

3. .......................................

...................

4. .......................................

...................

Penyebab Longsor Cara Pencegahan Longsor

109

Page 110: Kerusakan Alam Ipa

1. ....................

................................

2. ....................

................................

3. ....................

................................

4. ....................

...............................

1. ......................

.................................

2. ......................

.................................

3. ......................

.................................

4. ......................

.................................

Lampiran 10

Lembar Penilaian Proses Siklus II

Petunjuk pengisian tabelKolom nilai diisi dengan menuliskan SB (sangat baik), B (baik), atau C (cukup), sesuai dengan kriteria penilaian dibawah ini :

110

Page 111: Kerusakan Alam Ipa

SB : Apabila dalam berdiskusi siswa aktif dalam menemukan informasi untuk menjawab permasalahan yang didiskusikan, dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, dan berani menyampaikan pendapat.

B : Apabila dalam berdiskusi siswa aktif dalam menemukan informasi, berani dalam menyampaikan pendapat, tapi tidak bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

C : Apabila dalam berdiskusi siswa hanya menerima pendapat teman, tidak bisa memberikan pendapatnya, dan kurang bekerjasama dalam kelompok.

Kelompok Nama Siswa Nilai Keterangan

1

A P SBD R BD P SakitR K SBV H B

2

A E SBL F SBS K SBW K BY F B

3

A S SBF R SBM R BR D CY A SB

4

R F SBS T BW H BY P SBY D SB

5

I P BF W SBM A BN Y SBY S B

6

I N BI P SBR A SBS R BF P B

7

A F SBD E BF V BH P SBR I SB

8

A L SBC M SakitF D BR Y SBY M SB

Sumber : Penilaian Kinerja menurut KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembang

Lampiran 11

Hasil Belajar Siswa Tes Awal dan Tes akhir Siklus II

NO NamaNilai

Tes awal

Tes akhir

111

Page 112: Kerusakan Alam Ipa

1 A L 4,00 7,002 AE 4,50 103 A F 5,00 8,004 A P 4,00 7,005 AS 4,00 7,006 C M - -7 D P - -8 D R 3,50 5,009 D E 5,00 7,5010 F D 3,00 5,5011 F R 4,00 7,0012 F V 3,50 7,0013 F W 5,00 8,0014 H P 5,25 8,5015 I N 5,00 8,0016 I P 4,00 7,5017 I P 3,00 7,0018 L F 4,00 8,0019 M R 5,50 7,5020 M A 3,00 7,0021 N Y 4,00 7,0022 R Y 4,00 7,0023 R I 5,00 8,5024 R K 4,00 7,0025 R A 3,50 5,5026 R F 5,50 8,5027 R D 4,50 7,0028 S T 4,00 7,2529 S R 3,00 5,5030 S K 4,50 8,5031 V H 4,00 6,0032 W K 3,50 6,5033 W H 4,00 8,0034 Y S 5,00 8,7535 Y P 5,00 8,5036 Y M 4,00 7,0037 Y D 3,75 9,5038 Y A 5,00 8,0039 Y F 4,00 6,5040 F P 4,00 7,00

Jumlah 159,5 284,5Rata-rata 4,19 7,48

Lampiran 12

Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar

Siklus II (Dari Aspek Guru)

112

Page 113: Kerusakan Alam Ipa

Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!

N

o Karakteristik Deskriptor

Kualifikasi

SB B C

1

.

Mengajukan pertanyaan tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan

a) Memberikan acuan pertanyaan.

b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.

c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.

2

.

Menayangkan video tentang cara pencegahan erosi

a) Tayangan video jelas.b) Tayangan video nampak oleh

seluruh siswa.c) Tayangan video sesuai dengan

materi pembelajaran.

3

.

Membagi siswa ke dalam delapan kelompok yang beranggota lima orang siswa masing-masing kelompok.

a) Kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual yang beragam.

b) Kelompok dibentuk berdasarkan keadaan sosial yang berbeda antar anggota kelompok.

c) Mengorganisasikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kerja kelompok.

4

.

Menugasi masing-masing kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

a) Memberikan LKS dalam diskusi kelompok.

b) Langkah-langkah kerja kelompok dijelaskan dengan menggunakan kata-kata yang bisa dipahami siswa.

c) Langkah-langkah kerja kelompok dijelaskan sesuai urutan.

5

.

Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

a) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi.

b) Memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.

c) Menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi.

113

Page 114: Kerusakan Alam Ipa

6

.

Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.

a) Membimbing siswa dalam presentasi.

b) Memotivasi setiap kelompok untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.

c) Memberi penguatan terhadap kelompok yang sedang presentasi.

7

.

Membimbing siswa agar dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

a) Mengajukan pertanyaan kepada siswa, usaha yang dilakukannya untuk menjaga lingkungan.

b) Memberikan penguatan terhadap pernyataan siswa.

c) Mengarahkan siswa agar dapat menjaga lingkungannya.

8

.

Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

a) Memberikan acuan pertanyaan.

b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.

c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.

Keterangan:

SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

nampak (ada dilakukan guru).

B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing

karakteristik pembelajaran yang nampak.

C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap

karakteristik pembelajaran yang nampak.

Padang, 21 Mei 2008Observer Guru Kelas IV

Ruwaida NIP. 131 491 625

Lampiran 13

114

Page 115: Kerusakan Alam Ipa

Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar

Siklus II (Dari Aspek Siswa)

Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat siswa belajar!

No Karakteristik Deskriptor Kualifikasi

SB B C

1. Menjawab pertanyaan tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan

a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.

b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.

c) Jawaban yang diberikan siswa jelas.

2. Mengamati penayangan video tentang cara pencegahan erosi.

a) Dapat melihat tayangan video dengan baik.

b) Tayangan video jelas.c) Serius dalam mengamati

tayangan video.

3. Berdiskusi dalam kelompok tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor.

a) Setiap siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.

b) Siswa mau menerima pendapat temannya yang lain.

c) Siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok.

4. Mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok

a) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada guru.

b) Termotivasi untuk menyampaikan pendapat dalam kelompok.

c) Mengikuti diskusi kelompok dengan baik.

5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.

a) Mendapat petunjuk tentang cara mempresentasikan hasil diskusi.

b) Melaksanakan presentasi hasil diskusi dengan baik.

c) Semua anggota kelompok aktif dalam presentasi.

115

Page 116: Kerusakan Alam Ipa

6. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi

a) Termotivasi untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

b) Memberikan tanggapan yang membangun terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

c) Semua kelompok terlibat dalam memberikan tanggapan.

7. Mendapat bimbingan agar dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

a) Mengemukakan pendapat tentang usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan.

b) Melakukan usaha tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

c) Memberikan contoh yang telah dilakukan dalam menjaga lingkungan.

8. Menjawab pertanyaan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan

b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.

c) Jawaban yang diberikan jelas.

Keterangan:

SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran

nampak (ada dilakukan siswa).

B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing

karakteristik pembelajaran yang nampak.

C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap

karakteristik pembelajaran yang nampak.

.

Padang, 21 Mei 2008Observer Teman Sejawat

Susilawati NIM. 81530

116

Page 117: Kerusakan Alam Ipa

Lampiran 14

Dokumentasi Pembelajaran IPA Siklus II

Saat mengadakan tes awal Pemerolehan pengetahuan dengan video

Mencatat hal-hal penting Siswa saat diskusi hasil dari penayangan video penayangan video

117

Page 118: Kerusakan Alam Ipa

Membimbing siswa dalam Saat mengadakan evaluasi (tes akhir) diskusi kelompok

118