bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/bab ii.pdfpembinaan kesiswaan...

14
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II mendeskripsikan tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir. 2.1 Kajian Teori Kajian teori berisi tentang teori, dalil, hukum, rumus , model atau konsep sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1.1 Pembinaan Kesiswaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pembinaan berasal dari kata “bina” yang berasal dari bahasa Arab “bana” yang berarti membina, membangun, mendirikan dan mendapat awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pembinaan yang berarti usaha, tindakan dan kegiatan. Menurut Wahjosumidjo (2010:241) pembinaan berarti usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan terhadap pola pikir, sikap mental, perilaku serta minat, bakat dan keterampilan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tujuan pembinaan kesiswaan: 1. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan 2. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreatifitas 3. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat 4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani ( civil society).

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab II mendeskripsikan tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan

dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang teori, dalil, hukum, rumus , model atau konsep

sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian teori dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

2.1.1 Pembinaan Kesiswaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pembinaan berasal dari

kata “bina” yang berasal dari bahasa Arab “bana” yang berarti membina,

membangun, mendirikan dan mendapat awalan pe dan akhiran an sehingga

menjadi kata pembinaan yang berarti usaha, tindakan dan kegiatan. Menurut

Wahjosumidjo (2010:241) pembinaan berarti usaha atau kegiatan memberikan

bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan terhadap pola pikir, sikap

mental, perilaku serta minat, bakat dan keterampilan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008

Tujuan pembinaan kesiswaan:

1. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan

sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari

usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan

pendidikan

2. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang

meliputi bakat, minat dan kreatifitas

3. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi

unggulan sesuai bakat dan minat

4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi

manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil

society).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

10

Menurut Wahjosumidjo (2010:241) pembinaan kesiswaan merupakan

bagian yang terintegrasi dari kebijakan pendidikan dan dijalankan sesuai program

kurikuler. Program kurikuler tidak terlepas dari program ekstrakurikuler yang

merupakan pendukung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tujuan tersebut adalah diciptakannya masyarakat Indonesia yang berwawasan

luas serta berbudaya.

Tujuan yang hendak dicapai dari pembinaan kesiswaan OSIS menurut

Wahjosumidjo (2010:242) antara lain: (1) mengusahakan agar siswa tumbuh dan

berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; (2) membentengi siswa

agar tidak terpengaruh dengan hal negatif baik dari dalam maupun luar sekolah;

(3)membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan wiyatamandala agar siswa

terhindar dari pengaruh negatif yang bertolak dengan peraturan sekolah;

(4)membiasakan perilaku berbangsa dan bernegara yang baik; (5) mendalami

penghargaan dan peresapan keterampilan; (6) meningkatkan kegiatan non

akademik sebagai penunjang kegiatan di dalam kelas; (7) menumbuhkan jiwa

yang memiliki semangat 45; (8) memiliki kesehatan jasmani dan rohani.

Pembinaan kesiswaan sebagai kegiatan untuk mengembangkan kemampuan

siswa diluar kegiatan intrakurikuler atau kegiatan akademik. Salah satu kegiatan

pembinaan kesiswaan adalah menggali minat dan bakat siswa agar menjadi

sesuatu yang bermanfaat di kemudian hari. Dilakukan dalam kegiatan OSIS,

pembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 antara lain: (1)

Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2)

Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara; (3)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

11

Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia; (4) Pembinaan demokrasi, hak

asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial

dalam konteks masyarakat plural; (5)Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau

olahraga sesuai bakat dan minat; (6) Pembinaan sastra dan budaya; (9) Pembinaan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (7) Pembinaan kualitas jasmani,

kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi; (8) Pembinaan

kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan; (10) Pembinaan komunikasi dalam

bahasa Inggris.

2.1.2 Penumbuhan dan Penguatan

Penumbuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,

perbuatan menumbuhkan: esensi deregulasi bertujan mengupayakan. Penumbuhan

berarti menumbuhkembangkan bibit yang sudah tertanam. Penumbuhan menurut

Megawangi (2009:27) adalah upaya atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang

seperti layaknya menyemai benih, yaitu usaha yang dilakukan secara optimal,

baik dan menyeluruh kepada anak didik dengan menekankan pada aspek knowing,

feeling dan acting yang hasilnya akan terlihat pada waktu yang akan datang.

Winataputra (2005:18) menjelaskan penguatan merupakan tanggapan

terhadap perilaku siswa yang mencerminkan perilaku positif agar dapat diulangi

secara berkelanjutan. Pendapat selanjutnya diutarakan oleh Nurhasnawati

(2005:17) yang menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) adalah tanggapan

positif yang dilakukan guru untuk merangsang siswa sehingga giat dalam belajar.

Kemudian Asril (2010:77) mengatakan penguatan adalah respon terhadap tingkah

laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

12

laku tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi

harus mendapat perhatian serius.

Prayitno (2009:52) mengatakan penguatan sebagai langkah aktif guru

sebagai pendidik untuk meningkatkan perilaku positif yang ada dalam diri siswa.

Penguatan tersebut hanya dilakukan untuk perilaku yang sifatnya positif, bukan

negatif. Terkhusus perilaku yang muncul pada disri siswa setelah melakukan

upaya untuk mengembangkan diri sendiri. Penguatan dapat dilakukan guru

dengan upaya memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa yang

melakukan tindakan positif sebagai bentuk apresiasi dengan harapan mampu

menghilangkan perilaku negatif yang ada pada diri siswa menjadi perilaku positif

secara menyeluruh. Dengan kapasitas perilaku positif yang lebih dominan

diharapkan dapat menjadi penunjang agar siswa berperan aktif untuk mencapai

tujuan pendidikan. Menurut Usman (2013:81) penguatan memiliki pengaruh

berupa sikap positif terhadap proses belajar dan bertujuan sebagai berikut: (1)

Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran; (2) Merangsang dan

mingkatkan motivasi belajar; (3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina

tingkah laku siswa yang produktif.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat

meningkatkan kemungkinan terulanginya kembali perilaku tersebut. Penguatan

dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan,

keantusiasan, kebermaknaan dan menghindari respon yang negatif (Mulyasa,

2011:77). Berdasarkan pemaparan ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penguatan adalah suatu perlakuan untuk meningkatkan kemampuan dalam

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

13

perilakupositif yang telah tertanam dalam diri pribadi yang dapat dilakukan

dalam skala individu maupun kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan.

2.1.3 Karakter Kepemimpinan

Griek dalam Zubaedi (2012:9) menyatakan bahwa karakter dapat di

definisikan sebagai panduan daripada segala tabiat manusia yang bersifat tetap,

sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan

yang lain. Karakter menurut (Budiono, 2005:288) dalam kamus ilmiah merupakan

tabiat, watak atau pembawaan. Menurut Kerschensteinr dalam (Kartono,

2005:84), elemen-elemen dasar dari karakter antara lain: (1) daya kemauan pada

aktivitas secara ulet; (2) daya berpikir secara jelas dan logis; (3) sikap halus baik

secara jasmani maupun rohani atau memiliki sikap peka; (4) aufwuhlbarkeit:

kedalaman dan lamanya keharuan jiwa.

Pikiran merupakan komponen terpenting dalam membentuk karakter.

Pikiran menjadi semacam remote control untuk menentukan setiap perilaku

seseorang. Apabila memiliki pola pikir positif maka akan terbentuk karakter

positif, sebaliknya jika memiliki pola pikir negatif maka akan terbentuk karakter

negatif pula. Pikiran memegang peran penting dalam membentuk karakter

seseorang.

Sanusi (2014:15) merangkum pengertian kepemimpinan menurut

para ahli antara lain:

1) Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain

untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan

kelompok (George P. Terry).

2) Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi

aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama

(Rauch & Behling).

3) Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain

untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang

diinginkan (Ordway Tead).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

14

4) Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar

ikut serta dala mencapai tujuan umum (H. Koontz & C.

Donnell).

Kepemimpinan menurut Locke dalam Pidekso (2001:2) adalah “sebagai

suatu proses membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama”.

Definisi kepemimpinan tersebut mencakup tiga elemen antara lain: (1)

kepemimpinan adalah konsep hubungan dimana kepemimpinan hanya bisa terjadi

apabila terdapat hubungan antara pemimpin dan pengikut; (2) pemimpin harus

melakukan sesuatu tindakan agar terjadi suatu proses kepemimpinan; (3)

kepemimpinan harus mampu mempengaruhi orang lain dengan berbagai macam

cara sesuai dengan koridor kepemimpinan yang baik sehingga tercapai tujuan

yang diharapkan.

Menurut Thoha (2010:9) “kepemimpinan adalah kegiatan untuk

memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik

perorangan maupun kelompok”. Menurut Walgito (2003:102) kepemimpinan

adalah gambaran tentang tindakan seseorang yang memiliki sikap sebagai seorang

pemimpin antara lain: (1) memiliki tempat sebagai central; (2) berperan sebagai

penunjuk jalan; (3) sebagai pelopor kegiatan. Dari ketiga hal tersebut dapat

dikatakan bahwa kepemimpinan tidak dititik beratkan pada structural melainkan

fungsi. Oleh sebab itu kepemimpinan dapat dimaknai: (1) kepemimpinan

merupakan ciri-ciri aktivitas seseorang yang dapat memengaruhi pengikutnya; dan

(2) kepemimpinan merupakan suatu instrument untuk dapat melancarkan suatu

kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.

Karakter kepemimpinan menurut Kadir (2001:5) merupakan hasil dari

proses pendidikan, pelatihan, talent scouting dan pembiasaan yang dilakukan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

15

sepanjang hidup. Secara berkesinambungan dilakukan melalui kemampuan nalar,

kecerdasan spriritul, kecerdasan pikiran yang senada dengan kehidupan yang

dinamis. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakter

kepemimpinan adalah suatu sifat dalam diri manusia yang dapat memengaruhi

perilaku orang lain baik perorangan maupun kelompok.

Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang alin agar

mau bertindak sesuai harapan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Karakter kepemimpinan dapat ditumbuhkan dan dikuatkan melalui gerakan

Penguatan Pendidikan Karakter atau PPK yang didalamnya memuat 5 nilai utama

yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas (RENAMAGI).

Adapun penjelasan tentang 5 nilai karakter utama RENAMAGI menurut

Kemdikbud (2017) adalah sebagai berikut:

2.1.3.1 Religius

Nilai karakter religius merupakan sikap beriman kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang dicerminkan pada perilaku taat terhadap perintah agama atau

kepercayaan yang diyakini. Selain itu juga menghargai perbedaan antar agama

yang tidak dapat di tampik keberadaannya, hidup rukun dan tolong-menolong

antar agama lain. Nilai karakter religius ini mencakup tiga dimensi yaitu: (1)

hubungan manusia dengan Tuhan; (2) hubungan manusia dengan manusia

lainnya; (3) hubungan individu dengan alam semesta.

2.1.3.2 Nasionalis

Nilai karakter nasionalis diterapkan melalui sikap, perilaku dan cara berpikir

yang mencerminkan kecintaan terhadap tanah air dalam berbagai aspek kehidupan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

16

baik dari segi politik, ekonomi, budaya, maupun sosial serta menempatkan

kepentingan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Sikap lain yang

ditunjukkan antara lain: (1) menghargai budaya lokal; (2) menjaga keragaman

budaya lokal; (3) rela berkorban dan cinta tanah air; (4) menjaga kelestarian

lingkungan; (5) disiplin dan taat terhadap hukum; (6) menghormati agama lain.

2.1.3.3 Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan perilaku tidak bergantung kepada orang

lain dan mampu mencapai tujuan dengan usaha sendiri. Nilai lain yang ada dalam

karakter mandiri adalah: (1) bekerja keras; (2) tangguh; (3) mampu bejuang; (4)

kretif dan inovatif; (5) belajar tiada henti.

2.1.3.4 Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong yaitu senang bekerja sama dengan orang lain,

bersatu untuk menyelesaikan masalah, menjalin keakraban dengan orang lain,

saling berkomunikasi dan memberikan bantuan kepada orang lain yang

membutuhkan bantuan. Nilai lain dalam gotong royong adalah: (1) toleransi,

menghargai orang lain; (2) menghargai keputusan bersama; (3) diskusi atau

musyawarah untuk mencapai mufakat; (4) tolong-menolong terhadap orang lain;

(5) sikap solidaritas, simpati dan empati.

2.1.3.5 Integritas

Nilai utama dalam karakter integritas adalah mampu menjadikan diri

sebagai orang yang dapat dipercaya, bertanggung jawab dalam setiap perkataan

dan perbuatan. Menyelesaikan pekerjaan dan memiliki komitmen atas hal terebut

serta taat pada nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat. Orang dengan integritas

selalu mampu bertanggung jawab serta aktif dalam kehidupan sosial masyarakat,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

17

cinta kebenaran dan memiliki sifat jujur. Selalu menghargai orang lain serta jauh

dari tindakan yang melanggar hukum dan norma, menjunjung tinggi nilai

kebenaran dan anti korupsi. Mampu menjaga martabat diri dan orang lain.

Berdasarkan penjelasan tentang karakter yang terdapat dalam program

Penguatan Pendidikan Karakter, dapat disimpulkan bahwa integritas merupakan

landasan atau dasar pembentuk karakter kepemimpinan. Integritas penting bagi

seorang pemimpin untuk mendapatkan kepercayaan dari pengikutnya. Dalam

kepemimpinan yang menjadi syarat utama adalah memiliki integritas. Sebagai

payung utama dalam karakter kepemimpinan yang baik, integritas tetap tidak

dapat berdiri sendiri dan diperlukan karakter lain yang saling berkesinambungan.

2.1.4 OSIS

OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan organisasi yang

berada di tingkat SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK atau yang sederajat.

Pengurus OSIS merupakan siswa yang terpilih melalui seleksi dan anggotanya

adalah seluruh siswa di sekolah. OSIS dibina oleh seorang pembina OSIS yang

merupakan guru atau pihak yang dipilih oleh sekolah.

Menurut Supriatna (2010:14) kepanjangan OSIS memiliki definisi masing-

masing yaitu: (1) organisasi secara umum adalah kelompok yang terbentuk untuk

mencapai tujuan yang sama. Kelompok ini bermaksud untuk mencapai tujuan

pembentukan pembinaan kesiswaan melalui OSIS; (2) siswa adalah seseorang

yang menempati satuan pendidikan; (3) intra adalah berada di dalam sekolah yang

bersangkutan; (4) Sekolah adalah tempat satuan pendidikan yang melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

18

OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siwa di sekolah untuk

mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan

(Wahjosumidjo, 2010:244). OSIS merupakan tempat bagi siswa untuk berlatih

berorganisasi, eksplorasi dan mengembangkan potensi diri. Wadah bagi siswa

untuk mewujudkan pembinaan kesiswaan yang terdapat dalam kegiatan

ekstrakulikuler. OSIS merupakan organisasi wajib yang harus ada di lingkungan

pendidikan pada tingkat SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK. Sejak awal

pembentukannya, OSIS telah memiliki dasar hukum antara lain: (1) Pancasila; (2)

UUD NRI 1945; (3) UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan; (5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Kelulusan; (6) Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; (7)

Buku Panduan OSIS terbitan Kemdiknas tahun 2011.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Rakhmad Riyadi Tri

Wibowo berjudul “ Manajemen Pembinaan Kesiswaan Melalui OSIS di SMA

Negeri 1 Cilacap”. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pembinaan

kesiswaan sudah dilakukan dengan baik melalui berbagai kegiatan antara lain

MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik), CMB (Cresta Mandala Bhakti) dan

kegiatan wisuda atau purnawiyata.

Perbedaan penelitian Rakhmad Riyadi dengan penelitian ini adalah, dalam

penelitian Rakhmad Riyadi berfokus pada bagaimana mengorganisir atau

mengatur kegiatan pembinaan kesiswaan agar sesuai dengan visi misi dan tujuan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

19

pembentukan OSIS di sekolah, sedangkan penelitian ini berfokus pada kegiatan

pembinaan kesiswaan agar menghasilkan capaian sesuai amanat dan tujuan

pembinaan kesiswaan yaitu penumbuhan dan penguatan karakter kepemimpinan.

Penelitian yang senada selanjutnya dilakukan oleh Dyah Nursanti dengan

judul “Peranan Organisasi Siswa Intra sekolah dalam membentuk Karakter Siswa

SMP Negeri di Kabupaten Magelang”. Penelitian tersebut menghasilkan temuan

bahwa kegiatan OSIS dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi

diri sesuai dengan bakat dan minat siswa. Pembentukan karakter yang dicapai dari

melaksanakan kegiatan OSIS adalah mampu memiliki tanggung jawab, rajin,

disiplin, inisiatif, menepati janji, bersemangat dalam demokrasi serta memiliki

pandangan ke depan. Perbedaan penelitian Dyah Nursanti dengan penelitian ini

adalah, penelitian yang dilakukan oleh Dyah Nursanti bertujuan untuk meneliti

tentang karakter apa saja yang akan dibentuk melalui kegiatan OSIS sedangkan

penelitian ini berfokus pada karakter kepemimpinan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Alifah Luthfi Aliwardani dengan

judul “Manajemen Pembinaan Kesiswaan dalam Pengembangan Bakat Siswa di

SMA Muhammadiyah 1 Klaten”. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa

pelaksanaan manajemen pembinaan kesiswaan dilakukan oleh wakil kepala

sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan wali kelas sebagai penanggung

jawab siswa di setiap kelas. Pengembangan bakat dilakukan dalam berbagai

macam ekstrakurikuler. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Alifah Luthfi

Aliwardani dengan penelitian ini adalah, penelitian yang dilakukan oleh Alifah

berfokus pada pengembangan bakat siswa sedangkan penelitian ini berfokus pada

penumbuhan dan penguatan karakter kepemimpinan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

20

Tabel 2.1

Penelitian yang Relevan

No. Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Manajemen

Pembinaan

Kesiswaan

Melalui

OSIS di

SMA Negeri

1 Cilacap.

Penelitian

Tahun 2015.

Pembinaan

kesiswaan

sudah

dilakukan

dengan baik

melalui

berbagai

kegiatan antara

lain MOPD

(Masa Orientasi

Peserta Didik),

CMB (Cresta

Mandala

Bhakti) dan

kegiatan

pelepasan siswa

atau

purnawiyata.

Persamaan

dalam

penelitian

adalah

sama-sama

meneliti

tentang

proses

pelaksanaan

pembinaan

kesiswaan.

Penelitian Rakhmad

Riyadi berfokus pada

bagaimana

mengorganisir atau

mengatur kegiatan

pembinaan kesiswaan

agar sesuai dengan visi

misi dan tujuan

pembentukan OSIS di

sekolah,sedangkan

penelitian ini berfokus

pada kegiatan

pembinaan kesiswaan

agar menghasilkan

capaian sesuai amanat

dan tujuan pembinaan

kesiswaan yaitu

penumbuhanpenguatan

karakter kepemimpinan

2. Peranan

Organisasi

Siswa Intra

sekolah

dalam

membentuk

Karakter

Siswa SMP

Negeri di

Kabupaten

Magelang.

Penelitian

Tahun 2013

Penelitian

tersebut

menghasilkan

temuan bahwa

kegiatan OSIS

dapat

memfasilitasi

siswa untuk

mengembangka

n potensi diri

sesuai dengan

bakat dan minat

siswa.

Pembentukan

karakter yang

dicapai dari

melaksanakan

kegiatan OSIS

Persamaan

dalam

penelitian

adalah

objek

penelitian

yaitu OSIS

serta tujuan

dari

pembentuka

n OSIS.

Penelitian yang

dilakukan oleh Dyah

Nursanti bertujuan

untuk meneliti tentang

karakter yang akan

dibentuk melalui

kegiatan OSIS

sedangkan penelitian

ini berfokus pada

penguatan karakter

kepemimpinan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

21

adalah mampu

No. Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

memiliki

tanggung

jawab, rajin,

disiplin,

inisiatif,

menepati janji,

bersemangat

dalam

demokrasi serta

memiliki

pandangan ke

depan.

3 Manajemen

Pembinaan

Kesiswaan

dalam

Pengembang

an Bakat

Siswa di

SMA

Muhammadi

yah 1 Klaten

Penelitian

Tahun 2017

Dalam

penelitian

tersebut

ditemukan

bahwa

pelaksanaan

manajemen

pembinaan

kesiswaan

dilakukan oleh

wakil kepala

sekolah

melalui

kegiatan

ekstrakurikuler

dan wali kelas

sebagai

penanggung

jawab siswa di

setiap kelas

Pengembangan

bakat dilakukan

dalam berbagai

macam

ekstrakurikuler.

Penelitian

sama-sama

meneliti

tentang

proses

pelaksanaan

pembinaan

kesiswaan.

Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh

Alifah Luthfi

Aliwardani berfokus

pada pengembangan

bakat siswa sedangkan

penelitian ini berfokus

pada penumbuhan dan

penguatan karakter

kepemimpinan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1eprints.umm.ac.id/46838/3/BAB II.pdfpembinaan kesiswaan memiliki materi dan jenis kegiatan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

22

2.3 Kerangka Berpikir

Bagan 2.1

Kerangka Pikir Peneliti

Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional

Nomor 39 Tahun 2008

Tentang Pembinaan

Kesiswaan

Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 20

Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan

Karakter

Penerapan Kegiatan

Pembinaan Kesiswaan

melalui OSIS

5 Karakter Uatama

(RENAMAGI)

Penumbuhan Karakter

Kepemimpinan

Penguatan Karakter

Kepemimpinan

Karakter Integritas

Kegiatan Pembinaan

Kesiswaan untuk

Penumbuhan dan Penguatan Karakter

Kepemimpinan