rencana induk - aloysiussolo.yolasite.comaloysiussolo.yolasite.com/resources/buku-rikas.pdf · bagi...
TRANSCRIPT
Rencana Induk KAS 2016-2035 1
Rencana IndukKeuskupan Agung Semarang
(RIKAS)
2016-2035
Dewan Karya PastoralKeuskupan Agung Semarang
2015
2 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 3
PROMULGASIRENCANA INDUK
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
Oleh Uskup Agung Semarang
Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai paguyuban
Umat beriman dan murid-murid Yesus Kristus mencita-citakan
hadirnya Kerajaan Allah yang menyelamatkan dalam hidup sehari-hari,
sehingga Gereja menjadi signifikan dan relevan bagi warganya dan
bagi masyarakat, termuat dalam Arah Dasar Keuskupan Agung
Semarang (ARDAS KAS) ke enam pada tahun 2011-2015. Cita-cita ituterus dikembangkan dan diupayakan melalui empat fokus pastoral
garapan yang diyakini baik: Pengembangan iman mendalam dan
tangguh, Peningkatan peran awam di bidang sosial, kemasyarakatan
dan politik, Pemberdayaan kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir,
Difabel (KLMTD), dan Pemeliharaan keutuhan ciptaan (kita kenal
dalam Slogan P 4). Aneka upaya dengan gerak sinergis diusahakan
selama lima tahun sebagai gerak dinamis Gereja yang berjejaring
dengan siapapun.
Perjalanan peziarahan Umat Allah KAS terus bergerak seiring
dengan perjalanan waktu dalam konteks dunia dan pemerintah Indo-
nesia. Paus Fransiskus mengajak kita menghayati hidup dan peziarahan
ini dalam “Sukacita Injil”. Ekhortasi Evangelii Gaudium sebagai
penutup tahun iman (24 November 2013) membawa kepada kita
kesadaran untuk mewartakan Yesus Kristus dengan cara-cara baru dan
para gembala umat bersehati dalam mewartakan Injil karena mau
‘berbau domba’ menuju Jubileum ter-Agung 2000 tahun penebusan oleh
Yesus Kristus. Membangun kesadaran sebagai bagian dari bangsa yang
mendiami satu bumi sebagai rumah bersama, Paus Fransiskus dalam
Ensiklik “Laudato Si – Terpujilah Engkau Tuhan”, 24 Mei 2015menyentakkan kesadaran bersama secara bertanggung jawab dan tidak
mungkin ditunda. Apa yang sudah menjadi gerak langkah Umat Al-
lah KAS sejalan dengan seruan dan keprihatinan Pimpinan Gereja
semesta. Seluruh gerak dinamis itu kita bawa dan persembahkan
kepada Allah – Sang Pemelihara Kehidupan menuju Jubileum Agung
tahun 2033 untuk merayakan 2000 tahun penebusan oleh Yesus Kristus,
sehingga Yesus Kristus semakin dikenal, dicintai, dan diikuti. Sadar
akan gerak perjalanan iman itu, maka ARDAS KAS ke 7, 8, 9, dan 10
4 Rencana Induk KAS 2016-2035
ditempatkan dalam Rancangan Induk Keuskupan Agung Semarang
(RIKAS) 20 tahun ke depan, tahun 2016 hingga 2035.
Pintu masuk untuk menghadirkan Gereja secara signifikan dan
relevan kita lanjutkan dengan memilih tiga pintu besar yaitu hidup
yang Sejahtera, Bermartabat, dan Beriman untuk mewujudkan
PERADABAN KASIH. Tiga pintu besar inilah yang menjadi sarana
menghadirkan Kerajaan Allah. Aneka upaya yang telah kita buat
melalui road map (peta jalan) lima tahunan terus kita upayakan, denganpenyesuaian berkaitan dengan enam misi dan rumusan strategi yang
ingin kita jalani melalui komisi-komisi Dewan Karya Pastoral (DKP)
dan Kevikepan, melalui keterlibatan Paroki, upaya para aktivis dan
kelompok kategorial serta paguyuban sejalan dengan kharisma yang
dihayati dan dimiliki. Seluruh komponen Umat Allah KAS bersatu
padu mewujudkan cita-cita membangun PERADABAN KASIH dengan
cara-cara yang terencana dan sistematis. Nama lembaga di paroki
sebagai PGPM, ‘Pengurus Gereja dan Papa Miskin’, dengan sepenuh
hati ingin kita wujudkan sebagai bentuk tanggung jawab sejarah dan
tanggung jawab mengemban amanat Yesus Kristus junjungan kita
sebagai Pengelola Harta Kekayaan Kristus yang digunakan terutama
untuk “mengatur ibadat ilahi, memberi sustentasi yang layak kepada
klerus serta pelayan-pelayan lain, melaksanakan karya-karya kerasulansuci serta karya amal-kasih terutama terhadap mereka yang
berkekurangan” (Bdk. KHK. Kan. 1254. §2). Kehadiran para Imam
bersama tarekat/komunitas religius dan institut sekulir, profesionalitas
kaum awam dalam bidang-bidang karya dan pekerjaan, serta jalinan
dengan Pemerintah Pusat maupun daerah hingga kabupaten/kota serta
tingkat paling dasar di Kelurahan/Desa bahkan di RT dan RW, menjadi
gerak dan upaya kita bersama, seperti memasuki ‘lawang sewu’ – seribu
pintu untuk mewujudkan PERADABAN KASIH.
Hatur terimakasih kepada Tim 12 yang telah menyusun RIKAS
dengan mempertimbangkan dan mengolah masukan dari Konsultor
diperluas, paroki-paroki, para aktivis, para Rama, Bruder, Suster, Frater,
dan seluruh komponen yang ambil bagian dengan dinamika yang telah
dijalani sejak November 2013 hingga pada saatnya kita gunakan sebagai
pijakan untuk hidup menggereja dan memasyarakat. Kepada siapa saja
yang dengan cara dan keterlibatannya memberi masukan, catatan, dan
koreksi, menyempurnakan penyusunan naskah ini, dinyatakan terima
kasih dan penghargaan.
Rencana Induk KAS 2016-2035 5
Harapan saya, seluruh pemikiran dan upaya yang termuat dalam
RIKAS 20 tahun ke depan ini dapat diterjemahkan melalui Ardas LimaTahunan yang menjadi pegangan pokok dalam bertindak dan
menjalankan reksa pastoral di seluruh wilayah gerejawi KAS dengan
tetap terbuka pada tanda-tanda jaman dan daya gerak Roh Kudus yang
membimbing seluruh hidup dalam peziarahan sampai kepada
kepenuhannya hingga kita selalu siap untuk bertolak ke tempat yang
dalam “Duc in Altum”, karena kita percaya, “Allah yang telah memulai
pekerjaan baik diantara kita, akan menyelesaikanNya pada kedatangan
Kristus” (Bdk. Filp.1:6)
Salam, doa dan Berkah Dalem
Semarang, Pada Tahun Hidup Bakti – 7 Oktober 2015 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario
Pelindung Gereja Katedral Semarang
Uskup Keuskupan Agung Semarang
+ Johannes Pujasumarta
6 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 7
PENGANTAR
1. Gereja KAS dan Perutusan Gereja Universal
Perjalanan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (KAS) dari
waktu ke waktu adalah sebuah perististiwa perjalanan bersama dalam
iman, harapan dan kasih yang bersumber pada misteri Kristus sendiri.
Kristus sendirilah - sebagai Gembala yang baik- (Yoh 10,11-16) yang
aktif mempersatukan domba-dombaNya dan menuntun kawanan
dombaNya dengan terus-menerusmemberikan sabda-sabdaNya
bagaikan pelita dan pemberian Dirinya sebagai santapan para peziarah
yang menguatkan langkah. Itulah gambar Gereja yang hidup dan
berziarah menuju kesempurnaan dan kepenuhannya dalam Kristus
(bdk LG 48). Dan dalam pengembaraan itulah, Gereja terus-menerus
sedang ditransformasikan, diremajakan, dan diantarkan menuju
kesatuan makin sempurnya dengan Kristus mempelainya oleh dayakekuatan Roh Kudus ( LG no.4).
Gerak Gereja KAS menyongsong Kristus mempelainya, secara
historis ditandai dengan perayaan Yubileum Agung sebagai kenangan
akan peristiwa Penebusan dimeteraikan dengan darahNya 2000 tahun
yang lalu. Saat itulah dibuktikan betapa besar kasih Allah kepada dunia
ini, sehingga Ia mengutus AnakNya yang Tunggal supaya setiap or-
ang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidupyang kekal (Yoh 3,16). Dan ketika Ia ditinggikan dari bumi, Ia
bermaksud menarik semua orang untuk datang kepadaNya (Yoh 12,32).
Karya penebusan Kristus itulah yang menghimpun semua orang dari
berbagai kalangan dan latar belakang menjadi Gereja yang satu, ku-
dus, katolik dan apostolik melalui kelahiran yang baru dalam Roh
Gereja KAS sebagai persekutuan berbagai paguyuban orang-orang
yang diikat oleh meterai Kristus mengemban tugas perutusan apostolik
seperti diwariskan Yesus kepada para rasulNya yakni: mewartakan
Berita Gembira Kerajaan Allah (Bdk Mk 3,13). Tetapi, sembari tugas
dan amanat Yesus tersebut dijalankan terus menerus secara kreatif dan
penuh semangat, Gereja KAS sendiri ingin menghayati dan merasakan
kegembiraan injili ditengah-tengah kehidupan yang nyata ini. Sebab,kegembiraan Injili tersebut diyakini sebagai getar dan energi kehidupan
yang sudah semestinya juga dibagikan kepada semua orang. Dengan
8 Rencana Induk KAS 2016-2035
cara seperti itu, Gereja KAS dapat mewujudkan diri sebagai “Gereja
yang menjelma di tempat tertentu, dilengkapi dengan segala saranapenyelamatan yang dianugerahkan oleh Kristus, namun dengan wajah
setempat” (EG no. 30). Gereja KAS ingin selalu secara konsisten
membawakan diri sebagai kehadiran yang tetap relevan dan signifikan
bagi semua orang.
Perjalanan Gereja KAS sebagai communio (persekutuan orang
beriman) menuju tahun 2035 adalah perjalanan dalam tegangan antaraGaudium et Spes yakni tegangan antara kegembiraan dan harapan,
suka dan duka, prestasi dan kecemasan banyak orang terutama mereka
yang kecil, miskin, dan tersingkir, serta disable (Bdk GS no.1). Dari
satu sisi, Umat Allah KAS oleh Kristus dilengkapi dengan berbagai
macam anugerah dan kharisma sehingga persekutuan Umat tersebut
tampak subur dan semarak dengan berbagai buah Roh Kudus.
Persekutuan Umat tersebut dipupuk dengan berbagai kegiatan
perayaan iman dan kekhusukan kebaktian devosional serta didukung
oleh partisipasi umat yang mengesankan dan dilengkapi sarana dan
prasarana yang memadai. Di sisi lain, sebagai bagian dari Gereja seluruh
dunia dan - secara kontinental adalah bagian dari Gereja-Gereja di Asia
serta Gereja Indonesia - Gereja KAS ingin menyatukan gerak bersama
dalam menanggapi secara aktif, kontekstual dan proporsionalpersoalan-persoalan nasional dan internasional terutama yang
menyangkut martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan dengan
mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam bahasa yang komunikatif
dan komprehensif. Lima dekade terakhir ini, sejak sidang para Uskup
Asia di Manila tahun 1970, Gereja-Gereja di Asia (Indonesia termasuk
di dalamnya) disibukkan dengan persoalan-persoalan yang terkait
dengan budaya/inkulturasi, dialog antar agama-agama dan masalah
kemiskinan. Tidak kalah menyita perhatian banyak orang ialah
masalah-masalah yang muncul akibat mobilitas manusia (migrasi),
obat-obat bius/narkotika, perdagangan manusia khususnya kaum
perempuan dan anak-anak, fundamentalisme/radikalisme, terorisme,
dan tindak kekerasan lainnya, serta kerusakan lingkungan hidup yangujung-ujungnya merupakan ancaman dan pelecehan terhadap martabat
manusia.
Perjalanan Gereja KAS menuju tahun 2035 adalah perjalanan
misioner, karena secara hakiki Gereja Kristus bersifat misioner (AG
no.2). Ia mengambil bagian dalam perutusan Kristus yang telah diurapi
Rencana Induk KAS 2016-2035 9
Bapa dalam Roh Kudus untuk membawa Kabar Gembira keselamatan
(bdk Luk 4,18-19) dengan serentak menjalankan fungsi sebagai Imam,Nabi dan Raja. Dengan kesetiaan penuh, Kristus telah menjalankan
tugas perutusan Bapa sehingga akhirnya martabat manusia sebagai
anak-anak Allah dipulihkan kembali, persahabatan dengan Allah yang
dirusak oleh realitas dosa dibangun kembali (bdk. Rom 8,10-15). Untuk
tugas yang sama, Kristus memilih dan mengutus para muridNya (bdk
Mat 28,19-20). Gereja yang diutus Kristus seperti yang ditegaskan oleh
Konsili Vatikan II dalam AG no.5, secara aktual digambarkan oleh Paus
Fransiskus sebagai “Gereja yang terus berjalan” (bdk. EG no.20-24)
yakni komunitas misioner yang terus-menerus sadar dan setia akan
perutusannya untuk membawa Kabar Baik kepada semua orang dan
semua makhluk. Secara konkrit, itu berarti “terlibat dengan kata dan
perbuatan dalam kehidupan harian umat manusia; menjembatani yangberjauhan, berkehendak untuk merendahkan diri jika diperlukan dan
merangkul kehidupan umat manusia, menyentuh penderitaan Kristus
dalam diri sesama. (EG no.24).
2. Menegaskan Kebersamaan Arah
Gereja sebagai persekutuan iman, harapan, dan kasih yang
berpusat pada Kristus oleh Konsili Vatikan II disebut sebagai
persekutuan kelihatan yang berbentuk serikat kelembagaan (LG no.8).Hakikat dan bentuk Gereja seperti ini hadir sebagai Keuskupan Agung
Semarang. Persekutuan iman, harapan, dan kasih secara hakikat bersifat
mistik dengan menekankan dimensi hubungan manusia dengan Allah
dalam Kristus (dimensi vertikal). Sedangkan unsur kelembagaannya
bersifat fisik yang menekankan tata hubungan dengan sesama manusia
dan dunianya (dimensi horisontal). Kedua dimensi ini tidak saling
mengeksklusikan melainkan saling melengkapi sehingga terwujudlah
satu Gereja yang hidup kini dan di sini. Untuk mewujudkan satu Gereja
yang hidup itulah dirumuskan sebuah Arah bersama yang berfungsi
sebagai “ruang berfikir dan berkreasi” bagi kita. Arah bersama
Keuskupan Agung Semarang yang bermuara pada TERWUJUDNYA
BUDAYA KASIH, adalah ruang tempat seluruh Umat KAS berfikir,melakukan penegasan bersama dan menciptakan terobosan-terobosan
baru sesuai dengan keadaan setempat masing-masing. KAS ingin
mewujudkan cita-cita dan semangat Kerajaan Allah yang
diperjuangkan oleh Tuhan Yesus Kristus (Mrk 1,14-15). Kerajaan Al-
10 Rencana Induk KAS 2016-2035
lah adalah Kerajaan Kasih karena Allah adalah Kasih (1Yoh 4,8). Kasih
adalah inti hidup Injili yang menyentuh dimensi-dimensi hidupmanusia yang paling dalam dan kasih itu jugalah yang merupakan
pancaran hidup Allah yang bisa ditangkap oleh seluruh ciptaanNya.
Dalam kasih manusia berjumpa dengan Allah dan sesama beserta
dengan seluruh ciptaanNya.
Gereja KAS yang tersimpan dalam sejarah diberi gelar “Gereja
Papa Miskin” ingin mengikuti Kristus yang “melaksanakan karyapenebusan dalam kemiskinan dan penganiayaan” (LG no.8)
menyalurkan buah-buah penebusan Kristus. “Bahkan dalam mereka
yang miskin dan menderita Gereja mengenali Pendirinya yang miskin
dan menderita, berusaha meringankan kemelaratan mereka dan
bermaksud melayani Kristus dalam diri mereka” (LG no.8). Pilihan
sikap untuk memberi perhatian lebih pada mereka yang lemah, miskin,
tersingkir, dan disable diyakini sebagai sebuah jalan untuk membantu
manusia keluar dari keterkungkungan kemiskinan menuju ke arah
kesejahteraan bersama dan hidup bermartabat. Namun demikian,
sebagai Umat Beriman yakin seperti St. Paulus bahwa “Kerajaan Allah
bukan saja soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kerajaan Allah yang identik dengan
Kerajaan Kasih diwartakan Kristus sebagai alasan untuk bertobat (Mk1,15). Bertobat secara mendasar berarti mengarahkan kembali seluruh
hidupnya pada Allah (metanoia). Dalam tataran hidup nyata,
pertobatan mendasar tersebut berarti juga perubahan cara berfikir dan
berperi-laku (etika) sebagai buah hasil pertobatan (bdk Luk 3,8-14) dan
menjalankan perintah kasih (bdk Yoh 15,12). Buah-buah pertobatan
yang dimaksud di sini terkait sangat erat dengan kesadaran umat
beriman - sebagai warga masyarakat dan bangsa Indonesia- akan
tanggungjawab sosialnya untuk menyumbangkan jasa bagi
kesejahteraan bersama (bonum commune) dan untuk menjunjung
tinggi martabat manusia baik pria maupun wanita. Dalam konteks
Indonesia, cita-cita dan upaya untuk mewujudkan peradaban kasih
ditempatkan dalam kekayaan budaya-budaya dan kebhinekaan hidupbangsa Indonesia yang secara ideologis disatukan dalam Pancasila. Itu
berarti umat beriman KAS semakin intensif mengembangkan habitus
baru dan semakin aktif mengambil bagian dalam menyejahterakan
seluruh bangsa Indonesia. Peradaban kasih juga menyadarkan akan
kewajiban Umat beriman KAS untuk tetap menjaga kesatuan dan
Rencana Induk KAS 2016-2035 11
keutuhan bangsa yang sering diancam oleh tindak kekerasan, aksi-aksi
fundamentalistik, dan kepentingan-kepentingan sektarian-primordialistik. Akhirnya, cita-cita peradaban kasih ditempatkan juga
dalam usaha tanpa henti menjaga keutuhan alam ciptaan di bumi In-
donesia sehingga bumi, air, dan udara Indonesia terawat sebaik-
baiknya demi keberlangsungan, keutuhan, dan harmoni kehidupan.”
Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan
meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp
1, 6).
12 Rencana Induk KAS 2016-2035
DAFTAR ISI
Promulgasi 3
Pengantar 7
Daftar Isi 12
Daftar Istilah 14
1. Pendahuluan 25
1.1. Latar Belakang 25
1.2. Tujuan 26
2. Metode 27
2.1. Tim Perumus 29
2.2. Proses dan Tahapan 30
2.3. Data Dasar dan Rujukan 31
2.4. Metode Programming 32
3. Hasil 34
3.1. Elemen Inovatif RIKAS 34
3.2. Arah Dasar 37
3.3. Rumusan Program pelayanan Gereja: Prediksi,
Outcomes, Milestones 39
3.4. Aplikasi untuk Seleksi-Kategorisasi-Abstraksi 45
4. Pedoman Pengelolaan Pelaksanaan RIKAS 47
4.1. Pusat Pengelola RIKAS 47
4.2. Fungsi Pengelolaan Paling Dasar 48
4.2.1. Discovery 50
4.2.2. Dream 52
4.2.3. Design 54
4.2.4. Destiny 56
4.2.5. Delivery 58
4.3. Mekanisme Minimal Pengelolaan 61
4.4. Sosialisasi, Konsultasi, dan Edukasi 63
4.5. Menjaga Komitmen Partners 64
Rencana Induk KAS 2016-2035 13
4.6. Koordinasi dan Fasilitasi 65
4.7. Monitoring dan Review 66
4.8. Pengembangan Pengetahuan Baru 70
Referensi 72
Lampiran
A. Prediksi
B. Outcomes
C. Milestones
D. Asumsi
E. Resiko
F. Taglines
14 Rencana Induk KAS 2016-2035
DAFTAR ISTILAH
Berikut ini istilah yang digunakan dalam RIKAS, disusun berdasarkan
urutan abjad.
Advokasi
Advokasi adalah berbagai upaya mengkritisi, mengawal dan
memperjuangkan agar kebijakan publik berpihak kepada semua
warga negara secara adil dan pelayanan publik bagi semua warga
negara, khususnya yang tidak beruntung, dapat menerima dengan
cepat, mudah, berkualitas.
Catatan: Kegiaatan advokasi memiliki tahapan mulai dari kegiatan
yang “lunak”: menyajikan data dan informasi yang lebih obyektif,
melakukan konsultasi publik, dialog publik, maupun negosiasi
publik. Jika hal itu tidak berhasil memberikan jalan keluar yang
baik bagi warga negara, dapat dilakukan usaha lebih “keras”
seperti: menulis kritik terbuka di media publik, menyampaikanpetisi, bahkan berbagai unjuk rasa yang santun, damai, dengan
semangat kasih dan tidak merusak serta anti kekerasan.
Aktivis
Aktivis adalah seseorang yang memiliki kepekaan sosial dan rela
terlibat bahkan ikhlas mengurbankan harta, dan berbagai
kepentingan individu demi suatu perubahan dalam cara hidup
bersama untuk mewujudkan cita-cita lembaga dimana dia mengikatdiri. Urusan hidup bersama sangat dekat dengan urusan politik1
Catatan: Seorang aktivis tumbuh sejak masa remaja. Aktivis dapat
berkembang dari posisi “sukarela” (amatir tanpa balaskarya)
hingga tingkat “professional” (dengan balaskarya) sesuai keadaan
dan pilihan pribadi. Dikalangan organisasi masyarakat sipil
(khususnya LSM), seorang aktivis tetap disebut aktivis meskipunmenerima balaskarya namun dalam melakukan tugasnya, hidup
tetap sederhana, melakukan tugasnya dengan sepenuh hati berani
1 Oxford Advanced Learner ’s Dictionary, Oxford University Press, 1993.
Rencana Induk KAS 2016-2035 15
menanggung beban jauh diluar batas tugasnya yang biasa. Jiwa
kemanusiaan mereka jauh melebihi ukuran biasa yang terjadi dalammasyarakat dimana mereka tinggal. Definisi di atas bisa berlaku
bagi pribadi-pribadi dalam status Hidup Bakti (pastor, bruder
suster).
Asumsi
Asumsi dalah rumusan “faktor eksternal positif” yang
diperhitungkan akan membantu pencapaian tujuan hasil kerja atau
program pelayanan Gereja. Yang disebut eksternal adalah semua
elemen atau aktor di luar ruang lingkup manajemen program
pelayanan Gereja.
Catatan: Rumusan ini menunjukkan bahwa Gereja Keuskupan
Agung Semarang (KAS) tidak sendiri dalam mencapai cita-citanya.
Gereja KAS wajib bekerja sama dengan institusi/aktor luar guna
mencapai hasil kerja yang lebih luas. Asumsi harus diantisipasiuntuk memastikan agar asumsi benar-benar terjadi sehingga pro-
gram pelayanan Gereja KAS tercapai. Tindakan antisipasi harus
masuk dalam Rencana Kegiatan Tahunan.
Cerdas
Cerdas atau cendekiawan adalah orang yang luas pengetahuannya
yang memiliki ketajaman menangkap akar atau pangkal masalah
dan memiliki kemampuan mental menangkal masalah (Oxford
Univ Press, 1989).
Civic Innovators
Civic Innovators adalah sebutan untuk aktivis kewarganegaraan
yang memfokuskan diri pada hal-hal terkait dengan perubahan
berbagai konvensi sosial, perubahan struktur sosial, perubahan
pola relasi dalam masyarakat, berbagai kegiatan inovasi terkaitpeningkatan hidup bersama (bonum commune). Istilah ini
dikemukakan (Allan Fowler,2000) untuk membedakan dengan
istilah kewirausahaan sosial (Social Entrepreneurship) yang
dikembangkan oleh Yayasan Asoka di Amerika serikat.
16 Rencana Induk KAS 2016-2035
Evaperca
Evaperca adalah singkatan dari evaluasi dan perencanaan tahunan.
Bentuknya adalah pertemuan tahunan untuk melihat perjalanan
program pelayanan Gereja selama satu tahun anggaran dan melihat
hasil kerja perubahan keadaan selama setahun sambil
mengumpulkan umpan balik, pembelajaran, dan perbaikan dalam
bentuk membuat Rencana Kerja Tahun berikutnya.
Catatan: Evaperca dilakukan dengan semangat partisipatif, terbuka
dan obyektif dihadiri oleh para wakil institusi terkait pilihan.
Inspirasi
Sumber rujukan (Kitab Suci, Tradisi, dan Magisterium Gereja) yang
berfungsi sebagai dorongan bertindak yang dapat menyemangati
kegiatan guna mewujudkan Visi pilihan.
Kegiatan
Kegiatan adalah pilihan tindakan atau upaya yang dilakukan
pengelola program pelayanan Gereja untuk mencapai masing-
masing outputs.
Milestones
Milestones adalah penanda hasil perubahan kondisi pada periodeprogram pelayanan Gereja dalam setiap periode yang disepakati.
RIKAS kita memiliki 4 Road Map (5 tahunan). Jika indikator
merupakan target yang harus memenuhi kriteria tertentu,
khususnya keharusan bisa diukur secara statistik, milestones
merupakan penanda posisi program pelayanan Gereja yang lebih
mudah disepakati karena unsur “common sense” tanpa syarat
ukuran statistikal. Dalam pengalaman program pelayanan Gereja,
ada dua jenis milestones, yaitu significant milestones dan insignifi-
cant milestones. Beda keduanya terletak pada kesepakatan
perencana terhadap bobot program pelayanan Gereja. Jumlah sig-
nificant milestones lebih kecil dari jumlah outcomes. Jadi, signifi-
cant milestones mewakili beberapa outcomes. Insignificant mile-stones jumlahnya bisa sama atau lebih banyak dari jumlah outcomes
atau outputs-nya. Milestones bisa dipakai sebagai alat memastikan
Rencana Induk KAS 2016-2035 17
minimum pencapaian suatu program pelayanan Gereja. Mengingat
RIKAS adalah program pelayanan Gereja yang mendasarkan padastatus sukarelawan, maka untuk keperluan RIKAS milestones
berjumlah sama atau lebih banyak dari outcomes atau outputs-nya.
Catatan: Milestones akan dilihat secara periodik terutama pada
waktu dilakukan monitoring, sebagai bukti kemajuan programpelayanan Gereja dalam periode yang ditentukan. Setiap program
pelayanan Gereja dapat memastikan jenis milestones yang akan
dipakai untuk memudahkan kesepakatan sejauh mana program
pelayanan Gereja mencapai hasil. Significant milestones berjumlah
lebih sedikit dari jumlah outcomes. Insignificant
milestones jumlahnya bisa sama banyak atau lebih banyak dari
jumlah outcomes. Dalam praktek yang biasa berlaku, jumlah sig-
nificant milestones sekitar 20-25% dari jumlah outcomes yang
direncanakan. Jika angka itu dianggap kecil, dapat ditambah sesuai
perkiraan kapasitas pelaksana asal tidak membebani (overload)
atau sebaliknya terlalu ringan (underload).
Misi
Misi adalah rumusan mandat dasar institusi yang dipilih untuk
mencapai Visi.
Misioner
Misioner adalah orang yang bersemangat karena merasa diutusuntuk melakukan suatu tugas khusus di lokasi khusus yang banyak
tantangan. Orang berjiwa dan bersemangat menjalankan perutusan
sampai akhir hayat. (Oxford Univ Press, 1989)
Outcomes
Outcomes adalah hasil kerja bersama antara KAS dan pihak lain
yang diharapkan terjadi ditingkat warga Paroki, Komisi atau salah
satu institusi dalam lingkup KAS. Hasil kerja dapat berupa
perubahan cara pandang, perubahan kondisi, perubahan posisi/
pola relasi, atau perubahan perilaku.
Catatan:Gereja KAS harus menyapa semua aktor/elemen/institusi
di Keuskupan Agung Semarang. Maka perubahan hasil kerja pada
18 Rencana Induk KAS 2016-2035
tingkat outcomes harus menyentuh mereka masing-masing.
Dengan cara tersebut, dokumen ini menjadi rujukan bagi semuaaktor/elemen/institusi di KAS tentang ekspektasi Gereja terhadap
mereka masing-masing baik individu maupun secara berkelompok.
Outputs
Outputs hasil kerja jangka pendek dapat berupa perubahan cara
pandang, perubahan keadaan, perubahan posisi, dan perubahan
perilaku yang bersifat jangka panjang. Outputs merupakan hasilkerja pihak pengelola sebagai efek dari kegiatan yang dilakukan.
Hasil kerja ini merupakan akuntabilitas pengelola dimana kualitas
efek merupakan “tanggunggugat” manajemen pengelola. Pengelola
dalam hal ini antara lain: Paroki, Kevikepan, Komisi, DKP dan
semua institusi di KAS (pendukung RIKAS).
Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah model pendekatan dengan intensi utamamemperkuat kapasitas subyek agar dapat lebih mampu mandiri
dalam menentukan hari depan mereka sendiri tanpa tergantung
pihak lain.
Catatan: Banyak tafsir menunjuk pada pengaruh buku milik Peter
Ludwig Berger (The Triangle of Sacrifice yang diterjemahkan ke
Indonesia oleh penerbit LP3ES (1974) dengan judul: Segitiga yang
dikorbankan). Empowerment ditujukan untuk memberi kekuasaandan kapasitas kepada rakyat agar dapat melakukan dialog dengan
Intelektual dan Birokrasi sehingga negara menjadi lebih
bermartabat. Dikalangan Organisasi Masyarakat Sipil, elemen-
elemen pemberdayaan mengandung lima aspek sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar
Melakukan upaya-upaya untuk mencukupi kebutuhan dasar
warga masyarakat: pangan, sandang, papan.
2. Peningkatan akses
Upaya-upaya peningkatkan kapasitas masyarakat agar
memiliki kesempatan bergiat dalam bidang ekonomi (modal
& pasar), sosial (pendidikan & kesehatan) politik (pengambilan
Rencana Induk KAS 2016-2035 19
keputusan), hukum (memperoleh keadilan) dan teknologi
(informasi, air, enerji).
3. Peningkatan kapasitas mengorganisasi diri
Upaya-upaya masyarakat memiliki organisasinya sendiri
(memotivasi, memilih pemimpin, memiliki program pelayanan
Gereja, saling mengontrol, dan menikmati hasil upayanya
sendiri secara bersama sehingga setiap anggota berkembang
secara penuh sebagai manusia).
4. Pendidikan kritis
Upaya-upaya agar masyarakat memiliki pendidikan kritis dan
mengembangkan pikiran kritis untuk bisa menemukan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaannya sendiri serta menyadari
semua elemen yang ada di dalam masyarakatnya maupun
elemen yang datang dari luar masyarakatnya.
5. Penguatan kontrol sosial
Upaya-upaya agar masyarakat bisa mengatakan sesuatu itu
benar atau tidak benar, agar bisa menyadarkan elemen-elemen
yang tidak benar supaya tidak berkembang, berani melawan
korupsi karena mencederai kesetiakawanan sosial, dan
mengusahakan pelestarian lingkungan hidup mereka.
Pendekatan 3 (Tiga) R2
Pendekatan 3 R adalah model Pengembangan Masyarakat Integratif
yang menyatukan tiga elemen pendekatan yang biasanya
dilakukan secara sektoral sendiri-sendiri. Tiga R singkatan dari
Resiliency (ketangguhan, kemandirian), Respects (pengembangan
jaringan), dan Rights based (pendekatan berbasis hak). Dalammodel Pengembangan Masyarakat Integratif, ketiga elemen
tersebut harus dilakukan serentak agar dapat meningkatkan
2 Susan Walsh, Development Assistance Among Jalq’a Paperos In potosi, Bolivia: From
Trojan Horse Toward Strengthened Resilience, Manitoba University, 2003 (Disertasi).
Ringkasan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Methodius Kusumahadi,
SATUNAMA, 2005.
20 Rencana Induk KAS 2016-2035
kepastian tercapainya kemandirian (resiliency) berkat ada jaringan
kerja sama (respects) dan dukungan kebijakan publik (advokasi
kebijakan publik).
Prediksi
Hasil dari kegiatan melakukan perkiraan tentang kecenderungan
dalam sektor sosial, ekonomi, politik, lingkungan alam, keamanan
didalam dan diluar KAS yang diperkirakan bakal menjadi
tantangan utama dalam setiap periode program pelayanan Gereja.Dalam proses RIKAS, kegiatan perkiraan dilakukan secara kolektif
dengan memanfaatkan keahlian masing-masing anggota TIM 12.
Hasil perkiraan disampaikan dalam beberapa pertemuan kelompok
ahli dan mendapatkan verifikasi sampai waktu dimana tak ada
prediksi lain yang disampaikan kepada Tim 12.
Program pelayanan Gereja
Program pelayanan Gereja adalah seluruh pelayanan institusiGereja KAS, atau mereka yang bertugas mewakilinya, baik dalam
bentuk “proyek” atau tindakan yang ditujukan bagi umat
beriman di KAS.
Program pelayanan yang Terencana, Terintegrasi, Tersistematisasi
dan Terukur
Program pelayanan Gereja terencana dalam arti bahwa program
pelayanan Gereja direncanakan secara rasional, berfokus pada
perubahan cara pandang, perubahan kondisi, perubahan posisi, dan
pola relasi egaliter antar semua aktor, yang berdimensi perubahan
berjangka waktu panjang (Goals), berjangka waktu menengah (Out-
comes), dan berjangka waktu pendek (outputs), berbasispenghormatan pada Hak Asasi Manusia. Program pelayanan Gereja
terintegrasi3 dalam arti mengembangkan kerja sama dan keterkaitan
dengan berbagai sektor kehidupan seluas-luasnya secara
3 Prof.DR. Amin Abdullah, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menulis tentang
integrasi empat tingkat sebagai tuntutan perkembangan pendidikan di masyarakat:
integrasi internal, integrasi multisektor, integrasi intersektor, integrasi transsektor.
Pada tingkat lebih dewasa, masyarakat akan berpikir diluar sektor-sektor yang ada.
Seba gai contoh,seorang agamawan yang dewasa tak akan nyaman dan puas melihat
realitas hanya dari dimensi agamanya sendiri.
Rencana Induk KAS 2016-2035 21
berjenjang dengan melibatkan berbagai tingkatan dan kategori.
Tersistematisasi artinya terbangun kerja sama sebagai sebuahsistem: terdiri dari elemen-elemen, satu sama lain saling terkait,
saling mengandaikan, dan saling terhubung (French dan Bell, 1999).
Terukur dalam arti memiliki ukuran keberhasilan agar dapat
dimonitor dan dikendalikan sejauh mana kemajuannya, serta bisa
dievaluasi guna mengetahui hasil akhir, kekuatan, kelemahan, serta
lessons learned, bestpractices dan perbaikan di masa depan.
Catatan 1: Model perencanaan yang disarankan adalah
menggunakan model perencanaan partisipatif, yang berorientasi
hasil tanpa meninggalkan proses yang baik, berkualitas, edukatif,
transparan, dan akuntabel guna membangun kredibilitas Gereja
KAS.
Catatan 2: Integrasi program pelayanan Gereja dapat berdimensi
intrasektor (kerja sama antar elemen-elemen dalam sektor yang
sama), integrasi multisektor (bila dilakukan integrasi dengan sektor
lainnya), integrasi intersektor (bila melakukan kerja sama dengan
banyak sektor), dan integrasi lintas sektor bila dilakukan kerja sama
tanpa memandang sektor-sektor yang ada.
Catatan 3: Kerja sama sistemik dicapai bila kerja sama mencapai
tingkat saling tergantung dan saling mengandaikan sehingga
tatkala satu elemen rusak tidak berfungsi maka seluruh kesatuan
elemen tak bisa berfungsi lagi.
Catatan 4: Keterukuran program pelayanan Gereja menjadipenanda sekaligus penentu keabsahan dan kesahihan (bernilai).
Jika tak ada ukuran yang bisa dipakai, sebuah program pelayanan
Gereja akan jatuh dalam situasi yang tidak menentu dan sulit
diambil keputusan tentang kemajuan dan arahnya. Dengan adanya
ukuran,situasi mengambang tanpa arah dan hasildapat dihindari.
Proyek
Proyek adalah kumpulan kegiatan pelayanan institusi Gereja KAS,
atau mereka yang bertugas mewakilinya, yang ditujukan untuk
umat beriman di KAS.
22 Rencana Induk KAS 2016-2035
Resiko
Resiko adalah rumusan “faktor eksternal negatif”yang diprediksi
akan terjadi dan dapat menghambat perjalanan program pelayanan
Gereja KAS. Resiko harus dicegah terjadi atau diminimalkan
dampaknya.
Catatan: Gereja KAS wajib bekerja sama dengan berbagai aktor atau
institusi lain guna mengantisipasi terjadinya hambatan terhadap
program pelayanan Gereja KAS. Tindakan pencegahan harus
masuk dalam Rencana Kegiatan Tahunan.
Review Semester
Review semester adalah kegiatan refleksi enam bulanan yang harus
diselenggarakan oleh setiap penyelenggara program pelayanan
Gereja (DKP, Komisi, Kevikepan, Paroki, institusi lain di KAS)
untuk melihat kemajuan program pelayanan Gereja selama enam
bulan yang lewat, guna menghasilkan pembelajaran dan perbaikan
di sisa waktu satu tahun kerja.
Catatan: Review dilakukan dengan semangat partisipatif, terbuka
dan obyektif dihadiri oleh wakil pilihan institusi terkait.
Road Map
Road map adalah peta jalan yang berisi hasil kerja (Outcomes, Mile-
stones, Asumsi, Resiko, Taglines) atau tindakan pelayanan institusi
Gereja KAS, atau mereka yang bertugas mewakilinya, yang
ditujukan untuk umat beriman di KAS. Road Map dari RIKAS
dibuat untuk periode lima tahunan. Road Map lima tahunan harus
diterjemahkan dalam program pelayanan Gereja tahunan.
Strategi
Strategi adalah pendekatan atau rincian cara bertindak yang utama
yang dipilih untuk memobilisasi semua potensi pendukung dalam
menjalankan Misi yang dipilih untuk mencapai Visi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 23
Catatan:
1. Kualitas strategi yang baik memenuhi empat kriteria4 sebagai
berikut:
a) Menghilangkan akar masalah (negatif) atau mengejar
perwujudan ide (positif)
b) Memiliki cakupan pengaruh besar
c) Memiliki akibat yang berjangka panjang
d) Mengutamakan dampak bukan hanya kegiatan
2. Dalam pemilihan tindakan strategis5 ada beberapa alternatif
untuk berfokus pada pilihan-pilihan sebagai berikut:
a) Berbasis keunggulan internal
b) Mempertimbangkan kelemahanaktor lain (eksternal)
c) Mengubah image negatif internal
d) Berdimensi inovatif.
Tag lines
Sering disebut slogan, adalah rangkaian kata ringkas padat
mencerminkan kandungan pesan berisi nilai, karakter, ciri,
identitas yang diinginkan menandai suatu pelayanan yang
dihasilkan.
Catatan:Taglines atau Slogan dalam RIKAS dibuat untuk menandai
periode satu tahapan waktu lima tahunan. Rumusan singkat
menunjukkan “ciri khas tiap Road Map” dalam perspektif rencana
20 tahun, yang akan merupakan “halte” atau terminal menuju
perubahan keadaan pada 20 tahun mendatang.
Tangguh
- Mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang
merusak (ancaman bencana) dengan cara melakukan adaptasi.
4 Ohmae, Kenichi: The Mind of The Strategist, The Art of Japanese Business; McGraw-
Hill, Inc., 1982
5 Ohmae, Kenichi (op cit)
24 Rencana Induk KAS 2016-2035
- Mampu mengelola dan menjaga stuktur dan fungsi dasar
tertentu ketika terjadi bencana.
- Jika terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa
membangun kehidupannya menjadi normal kembali. (John
Twigg, 2009).
Tanggung Gugat (Accountability)
Dalam model perencanaan partisipatif LFA (Logical Framework
Analysis), tanggung gugat menunjuk pada peran eksekutif yang
memiliki kewajiban memberikan seluruh tenaga dan komitmen
untuk memastikan bahwa tujuan program pelayanan Gereja/
proyek (Outputs) dicapai dengan baik sesuai kriteria. Konsekuensibila hasil kegiatan jangka pendek (Outputs) gagal tercapai adalah
pelaksana kehilangan mandat dan kepercayaan serta dapat diganti.
Tanggung Jawab (Responsibility)
Dalam model perencanaan partisipatif LFA (Logical Framework
Analysis), tanggung jawab menunjuk pada peran para perencana
yang memiliki kewajiban etis dan moral ikut mengakui bersalah
jika tujuan yang ditetapkan (Outcomes dan Goals) tidak tercapai,meskipun yang bersangkutan tidak memiliki kewajiban penuh
(tanggung gugat) terhadapnya karena bukan sebagai eksekutif for-
mal.
Tantangan
Tantangan adalah faktor eksternal negatif yang tidak diharapkan
tetapi dipilih dan disepakati untuk diatasi.
Visi
Visi adalah impian, cita-cita, tentang keadaan publik masa depan
yang ingin diwujudkan melalui Misi yang dipilih secara seksama
untuk memastikan terwujudnya Visi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 25
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS) dirahmati dengan
para peletak dasar yang mempunyai visi ke depan yang inspiratif.
Rama Van Lith, SJ yang lahir tahun 1863 di negeri Belanda, ketikamenetap di Muntilan mempunyai cita-cita agar anak-anak memiliki
akal budi cerdas, hati penuh kasih, jiwa merdeka, serta tangan yang
terampil bekerja. Benih iman pun ditaburkan dengan kesabaran hingga
akhirnya dibaptislah 171 orang lewat karya seorang katekis handal
Sendangsono bernama Bapak Barnabas Sarikrama.
Para Bapa Uskup di KAS, sejak masih bagian dari VikariatApostolik Batavia, di bawah Mgr. Petrus Joannes Willekens, SJ, selalu
berupaya menghadirkan dan mengakarkan Gereja Katolik di tengah-
tengah masyarakat. Pada tahun 1912 didirikan Seminari Menengah di
Muntilan, pada tahun 1936 didirikan Seminari Tinggi St. Paulus, dan
pada tahun 1938 didirikan pula Suster Pribumi ADSK (Abdi Dalem
Sang Kristus) di Ambarawa.
Mgr. Alb. Soegijopranata, SJ ikut ambil bagian dalam KonsiliVatikan II. Pada tahun 1966, Justinus Kardinal Darmajuwono
mendirikan 4 Kevikepan dan setahun kemudian menetapkan Vikep
sebagai Ordinaris Wilayah/Wakil Uskup. Julius Kardinal
Darmaatmadja, SJ bersama DKP (Dewan Karya Pastoral) merumuskan
Arah Dasar (Ardas) pada tahun 1984 yang berlaku selama 5 tahun.
Perumusan Ardas tersebut dilanjutkan Mgr. Suharyo dan Mgr.
Pujasumarta. Saat ini, Ardas yang digunakan adalah Ardas ke-6, untuk
tahun 2011-2015. Mgr. I. Suharyo menggunakan ilmu-ilmu positif
untuk menata Gereja KAS agar semakin kredibel, akuntabel, dan
transparan. Aneka pedoman dan panduan dibuat sebagai pegangan
kerja.
Dalam semangat “Duc in Altum” kini kita rumuskan cara
menggereja 20 tahun ke depan (Yubileum Penebusan Yesus Kristus
2033). Kita ingin wujudkan Gereja KAS th. 2033 sebagai “Umat Allah
KAS Merayakan Kehidupan Bersama Umat manusia dengan sinergi
dalam bidang Pengembangan iman mendalam dan tangguh,
Peningkatan keterlibatan awam dalam bidang SosPolMas,
26 Rencana Induk KAS 2016-2035
pembedayaan KLMTD dan Pelestarian Lingkungan sebagai rumah
bersama”. Sinergisitas antar bidang, optimalisasi peran Kaum Awamdan daya signifikansi Gereja bagi dunia dan para anggotanya telah
dinyatakan dalam ARDAS KAS 2011-2015 serta termuat dalam Road
Map tahunan Ardas. Sudah dilaksanakan pula Monev Ardas setiap
tahun. Tentang hasilnya, harus dioptimalkan terus menerus.
Terang Tahun Iman (11/10/2012 - 24/11/2013) perlu terus
digemakan menuju Jubileum ter–Agung untuk merayakan penebusanYesus Kristus selama 2000 tahun. Laju dunia yang kencang berlari
belum diikuti dengan sikap tanggap Gereja beserta para aktivis dan
pemegang otoritas (hierarki – Kuria – Pastor Paroki – Pimpinan
Tarekat/Kongregasi) untuk ambil keputusan tepat & taktis menentukan
sikap hadir di tengah dunia. Bergerak bersama orang muda dan anak-
anak yang ditandai sebagai Generasi Z multi talent, Umat Allah KAS
perlu terus bergerak dan bersikap.
1.2. Tujuan
1. Mempelajari memahami dan menyadari bersama situasi dan
kondisi KAS. Menilik posisi, potensi dan tanggungjawab sejarah
yang kita emban di wilayah KAS dan Indonesia.
2. Mempelajari, memahami makna, identitas jati diri Gereja
menurut Dokumen Konsili Vatikan II untuk diletakkan dalam
peta Indonesia dan dunia.
3. Menggali informasi tentang cita-cita Gereja KAS 20 tahun
mendatang dalam terapan Ardas lima tahunan.
4. Merumuskan strategi dan pendekatan hidup menggereja dalam
jaman ini (Pembinaan Kaum Muda, Reksa Pastoral Keluarga,
Manajemen Paguyuban, Bahaya Narkoba, Feodalisme,
Pendidikan, Ekonomi, Peranan Gereja dalam masyarakat,
keterlibatan dalam Politik, dll).
5. Dirumuskannya Rencana Induk langkah-langkah perwujudan
Rencana Induk KAS (RIKAS) hingga tahun 2035 dalam Pola
Lima Tahunan (Road Map Lima Tahunan)
Rencana Induk KAS 2016-2035 27
2. METODE
Pada dasarnya, Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang
(RIKAS) dibuat menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif.
Untuk pertama kali dalam sejarah Gereja KAS wakil awam dalam
jumlah signifikan terlibat penuh dalam Tim 12, Tim Kerja yang
mendapat mandat dari Bapak Uskup, sebagai Pimpinan Gereja KAS,
untuk memfasilitasi proses perumusan RIKAS. Proses pembuatan
RIKAS mengandalkan dan menggerakkan semua potensi yang ada di
Gereja Keuskupan Agung Semarang, dengan semangat solidaritas,subsidiaritas dan kemandirian.
Pada awal proses, disepakati digunakannya model FORESIGHT
yang memiliki kekuatan aspiratif berbasis impian masa depan Gereja
KAS pada Yubileum Agung 2033. Model tersebut dilengkapi dengan
bantuan alat-alat program pelayanan Gereja dari pendekatan
Logframe, yang memiliki kekuatan dalam menggunakan kerangkalogis dan sudah dikenal khalayak umum hampir diseluruh dunia.
Model penggabungan ini sekaligus melengkapi dimensi pendekatan
kualitatif dengan elemen yang bernuansa kuantitatif, sejauh cocok
dengan kebiasan program pelayanan Gereja KAS yang sudah
dijalankan lima tahun terakhir. Tim 12 secara dinamis menyesuaikan
diri dengan respon, aspirasi, dan rekomendasi berbagai kelompok yang
ada di wilayah KAS. Dalam proses perumusan, Tim 12 juga bekerja
sama dengan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta
Wacana (FTI UKDW) untuk mengembangkan aplikasi baru dalam
mengolah data kualitatif dan Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya
Yogyakarta (FE UAJY) untuk membaca data Sensus Umat KAS 2011.
Langkah perumusan berdasar model FORESIGHT (Event-
Trends-Drivers-Quadran) dipakai sebagai pedoman sebagaimana
nampak dalam Gambar 1. Dalam perjalanan proses, dikenali bahwa
model tersebut memiliki jiwa, semangat dan langkah-langkah yang
sangat serupa dan sejalan dengan model Appreciative Inquiry (AI) yang
jauh lebih dikenal, menawarkan keunggulan alternatif, ide dasarnya
jauh lebih diapresiasi masyarakat luas, dan banyak dipakai di Indone-
28 Rencana Induk KAS 2016-2035
sia karena prinsipnya yang fleksibel dan bersemangat mempromosikan
organisasi sebagai pembelajar6.
Gambar 1.Alur Perumusan Rencana Induk KAS (Ohmae, 1982; Bryson, 2995; Allison,
1997; modifikasi oleh Kusumahadi, 1999)
Rincian langkah selanjutnya banyak menggunakan ide dandeskripsi model AI yang berbasis pada tahapan 4D (Discovery-Dream-
Design-Destiny). Berbagai umpan balik mendorong agar proses
perencanaan di tingkat paroki dibuat lebih mudah. Hal tersebut
diwujudkan dengan dibuatnya satu langkah tambahan (Delivery) yang
memperkuat proses perkembangan organisasi menuju ke arah
organisasi pembelajar, sehingga tahapan 4D menjadi tahapan 5D, yaitu
Discovery-Dream-Design-Destiny-Delivery. Penambahan ini sangat
6 Dalam perspektif teori dan pengalaman manajemen, organisasi sebuah organisasi
yang ideal adalah bila organisasi telah menjadi sebuah Learning Organisation (Seng,
1999).
Rencana Induk KAS 2016-2035 29
penting karena hakekat strategi, berdasarkan pengalaman empirik
sangat sering lemah dalam implementasi strategi di lapangan7.
2.1. Tim Perumus
Tim 12 untuk Grand Design KAS 20 tahun ke depan:
1) Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang: Rm. FX.
Sukendar Wignyosumarta, Pr
2) Wakil UNIO dan Litbang DKP : Rm. Nur Widipranata, Pr
3) DKP dan Teolog FTW: Rm. St. Gitowiratma S., Pr
4) DKP dan Teolog FTW: Rm. M. Purwatma, Pr
5) Tim Pendataan KAS dan Teolog : Rm. F.A. Purwanto, SCJ
6) Awam ahli Hukum dan Gender: Yosephine Sari Murti
Widiyastuti (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
7) Awam wakil Universitas di DIY: Antonius Budi Susilo
(Universitas Sanata Dharma)
8) Awam wakil Universitas di Jateng: Yohanes Budi Widianarko
(Unika Soegijopranoto)
9) Awam wakil aktivis masyarakat: Methodius Kusumahadi
(Satunama/Karinakas)
10) Awam wakil aktivis politik: FX. Harry Cahya Supriyanto
11) Awam pengusaha: Kristian Hardiyanta
12) Wakil tarekat: Rm. Prasetyantha, MSF
Tim 12 didukung oleh FX. Sugiyana, Pr (Sekretaris DKP), Jaka
Warwanta (kantor sekretariat DKP), Gloria Virginia (support system;
7 Diskusi KOMPAS terkait kritik terhadap Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden
yang melakukan banyak “blusukan” dan cara berpikir pragmatis dikritik karena
berbeda dengan style pendahulunya (Susilo Bambang Yudhoyono) yang dikenal
sebagai strategis. Harris Turino (Kompas.Com) Doktor bidang Manajemen Strategi
memberi argumen kuat bahwa style Jok owi adalah sebuah kekuatan baru yang
sangat penting karena menunjukkan banyak strategi bagus tidak berjalan baik
justru karena kelemahan dalam implementasi strategi.
30 Rencana Induk KAS 2016-2035
dosen FTI UKDW), dan Th. Agung Harsiwi (analisis data Sensus Umat
KAS 2011; dosen FE UAJY).
2.2. Proses dan Tahapan
Perencanaan RIKAS dilakukan menggunakan dua bahasa pro-
gramming, yaitu model Appreciative Inquiry (AI) dan Logical Frame-
work Approach (LFA), dilengkapi berbagai prinsip manajemen (non
profit)8. Proses pembuatan RIKAS berangkat dari fakta realitas hidup
sehari-hari (evidence based) yang melibatkan berbagai wakil umat
(bottom up) dalam merumuskan konsep akhir RIKAS. Perumusan
RIKAS mengalir satu setengah tahun dalam bentuk diskusi pleno-kelompok-pleno, rutin terjadwal minimal 2 jam setiap pertemuan.
Setiap 3 bulan sekali, hasil proses diverifikasi dengan berbagai
kelompok profesional. Pertemuan rutin dilakukan di PPSM (Pusat Pas-
toral Sanjaya Muntilan) dan Ruang Rapat Seminari Tinggi Kentungan.
Mengingat kesibukan tugas masing-masing, tidak setiap anggota selalu
hadir, namun hasil diskusi selalu di-share kepada semua anggota untuk
mendapat umpan balik sebagai bahan diskusi berikutnya. Jadwal
diskusi utama secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan: mendiskusikan TOR, menentukan tujuan, metode,
proses kerja (November 2013)
2. Melakukan berbagai analisis: Analisis Kecenderungan,
Analisis Hasil Kerja, Analisis Internal (Februari – April 2014)
3. Mengelola kuesioner dan pengumpulan datanya (Maret – Juli
2014)
4. Pertemuan tambahan dengan Pastores, DKP, Konsultores (Mei
– Agustus 2014)
5. Penentuan kluster dan subklaster isu-isu strategis (awal
September 2014)
6. Perumusan awal Road Map dan integrasi hasil analisis Tim 12
(tengah September 2014)
8 Beberapa buku rujukan yang banyak dipakai dalam diskusi-diskusi RIKAS berasal
dari buku-buku yang ada dalam daftar referensi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 31
7. Seleksi – Kategorisasi – Abstraksi data kuesioner (akhir
September 2014)
8. Melakukan proses Abstraksi menggunaan aplikasi (awal
Oktober 2014)
9. Menggabungkan hasil abstraksi kuesioner umat (tengah
Oktober 2014)
10. Integrasi semua hasil analisis ke Road Map (akhir Oktober 2014)
11. Perumusan akhir kategori baru yang lebih ringkas (November
2014)
12. Menyepakati isi Road Map 1,2,3, 4 secara komplit (akhir
November 2014).
13. Merumuskan Arah (Visi, Misi, Strategi, Inspirasi) KAS 2035
(Desember 2014).
14. Tahap diseminasi hasil kepada 4 ring audiences lewat aplikasi
(Desember 2014)
15. Verifikasi draf RIKAS ke berbagai institusi (Januari 2015)
16. Menyelenggarakan diskusi ahli diikuti perbaikan (Februari –
Maret 2014)
17. Penyampaian draf ke BapakUskup dan Kuria (Maret 2015)
18. Perumusan akhir dan integrasi semua rekomendasi (Juni – 17
Agustus 2015)
19. Presentasi dan Diskusi RIKAS antara Tim 12 dengan DKP (6
September 2015)
20. Penyempurnaan akhir RIKAS atas semua input paska 6
September (19 September 2015)
2.3. Data Dasar dan Rujukan
Data untuk perumusan RIKAS semula hanya berasal dari tujuh
sumber. Dalam perkembangannya,data yang digunakan berasal dari
10 sumber, yaitu sebagai berikut
32 Rencana Induk KAS 2016-2035
1. Datahasil analisis Tim 12:
a. Analisis internal dan hasil karya KAS
b. Analisis institusi dan stakeholders
c. Analisis kecenderungan
2. Data statistik umat KAS tahun 2011
3. Data kualitatif hasil 3 jenis kuesioner (dengan 387 responden
yang berasal dari 3 paroki pilihan yang mewakili desa,
pinggiran, dan kota)
4. Input dari Dewan Imam KAS
5. Hasil diskusi dan FGD Pastores dari 4 Kevikepan
6. Hasil diskusi dan FGD para anggota DKP-KAS
7. Hasil diskusi dan FGD Konsultores yang diperluas
8. Input dari hasil diskusi dengan tiga ahli terpilih
9. Data dari tiga kali temu verifikasi
10. Input dari Bapak Uskup dan Kuria
2.4. Metode Programming
Appreciative Inquiry (AI) dirumuskan oleh David Cooperrider
dan Diana Whitney tahun 1987. Baru 18 tahun kemudian mereka
menulis tentang metode ini dan mempublikasikannya. Pada
prinsipnya, AI bertumpu pada kesadaran bahwa pendekatanpemecahan masalah memiliki keterbatasan menemukan berbagai
kemungkinan baru yang lebih kreatif. AI menawarkan pendekatan
baru bertumpu pada sikap positif dengan cara memberi pengakuan,
penghargaan pada apa yang sudah dihasilkan, terutama yang memiliki
daya menggerakkan perubahan yang dapat menghasilkan hal-hal baru
dengan melibatkan semua aktor yang ada. Penghargaan pada manusia
yang memiliki segala kemungkinan, potensi, semangat, kreativitas,
inovasi untuk maju, menjadi kunci khas pendekatan AI. Pendekatan
lama yang berfokus pada pemecahan masalah yang dijawab dengan
mesin organisasi diganti dengan pendekatan berbasis pada optimisme,
solidaritas, fleksibilitas, bertumpu pada kekuatan yang ada pada setiap
orang. Maka, sikap penghargaan terhadap apapun yang sudah
Rencana Induk KAS 2016-2035 33
dihasilkan merupakan suatu kekuatan penting membangun lembaga.
AI mendasarkan keyakinan bahwa harapan setiap orang saling terajutdengan masa depan organisasi yang diimpikannya. Organisasi adalah
konstruksi manusia yang ada di dalamnya. Maka proses pencarian,
eksplorasi, keingintahuan, dan elemen mencipta merupakan elemen
dasar yang harus dikembangkan dalam menghadapi tantangan
bersama. Semangat baru dan sikap kebersamaan menjadi elemen
penting mengantisipasi masa depan. AI menawarkan empat langkah
dasar, yaitu Discovery, Dream, Design, dan Destiny (Cooperrider, 2008).
Ada 5 prinsip kerja dalam AI, yaitu: 1) Semangat belajar untuk mencari
dan menemukan perbaikan; 2) Usaha kreatif bersama untuk
menemukan tahapan baru; 3) Semangat mencipta seperti para perupa
dan seniman menjadi keunggulan menciptakan suatu yang baru; 4)
Dikembangkannya fungsi poetik setiap orang: kreatifitas, inovasi,kebersamaan, keterbukaan, inspirasi, fleksibilitas; dan 5) Komitmen
setiap orang untuk menjalankan kesepakatan bersama. (Kessler, 2013).
LFA (Logical Framework Approach) adalah sebuah model
perencanaan kerja yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh USAID
berdasarkan studi intensif yang dilakukan oleh Leon J. Rosenberg.
Tahun 1971, ada 30 negara yang tercatat telah menggunakan model
perencanaan tersebut dengan merujuk pada satu dokumen PracticalConcepts Incorporated, yang dibuat oleh Rosenberg. Tahun 1990s,
model tersebut sangat terkenal dan dipakai oleh hampir semua lembaga
multilateral dan bilateral di dunia. LFA diperkenalkan ke Indonesia
oleh USAID lewat Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Manajemen,
Menteng Jakarta, kepada berbagai yayasan dan Lembaga Pembangunan
Masyarakat. Selama 30 tahun terakhir ada sekitar 10 model
perencanaan sejenis LFA yakni ZOPP, PCM, RBM, TOPP, GOP, IOP,
AURA, PBS, ISFPP. Model yang disebut terakhir, Integrated Strategic
Financial and Program pelayanan Gereja Planning, dikembangkan oleh
Yayasan SATUNAMA), pada tahun 2002, berdasarkan ide dari The
Nature Conservancy (TNC), lembaga lingkungan hidup terbesar di
Amerika. ISFPP mengintegrasikan program pelayanan Gereja denganstrategi SDM, strategi finansial dan strategi komunikasi. Model AI juga
menggunakan sebagian model LFA pada tahap Design.
34 Rencana Induk KAS 2016-2035
3. HASIL
3.1. Elemen Inovatif RIKAS
Bila pembaca menyimak seluruh hasil rumusan RIKAS, ada
beberapa hal baru (inovatif) yang dibawa. Beberapa nuansa baru
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan RIKAS tidak berangkat dari konsep ‘dari atas’ (top
down) seperti biasanya. Informasi yang dikembangkan menjadi
RIKAS, berangkat dari kuesioner yang diisi wakil umat
sebanyak 387 orang ditambah data dari sembilan sumber.
Semangat dan pesan yang dibawa adalah: Wakil umat ikut
serta dalam proses menentukan arah dan perubahan posisi
Gereja KAS di masa depan. Maka umat akan ambil bagian
dalam pelaksanaannya dan mengawal agar jalannya lancar
sesuai harapan umat. Suara umat menentukan perjalanan
Gereja KAS dua puluh tahun mendatang.
2. Dengan menggabungkan dua model perencanaan, AI dan LFA,
diharapkan RIKAS memberi semangat baru agar terjaga
keseimbangan antara PROSES dan HASIL. Semangat Bapak
Paus saat ini justru mengajak kita sebagai Gereja menjadi
“gembala yang berbau domba”.
3. RIKAS mengundang umat terlibat penuh di masyarakat secara
4T (terencana, terintegrasi, tersistematisasi/terstruktur, dan
terukur) agar ajaran Gereja dapat dijalankan dan kehadirannya
semakin dirasakan serta memberi manfaat kepada kehidupan
di masyarakat.
4. RIKAS melanjutkan Ardas yang saat ini mencapai Ardas VI
(2011-2015). Maka, dokumen RIKAS 2016 – 2035 akan menjadi
Ardas VII, VIII, IX, dan Ardas X. Perangkat Programasi yang
sudah ada di KAS saat ini tetap dilanjutkan dan dilengkapi.
5. RIKAS mengembangkan program pelayanan Gereja dengan
mengintegrasikan 3R (Resiliency, Respects, dan Rights Based
Rencana Induk KAS 2016-2035 35
approaches). Semua kegiatan RIKAS dijalankan dengan
pendekatan terintegrasi antara membangun kemandirian
(Resiliency), bersolidaritas dalam jaringan (Respects), serta
memperhatikan kebijakan publik yang langsung mendorong
terciptanya hidup bersama yang adil bagi semua.
6. RIKAS mengintegrasikan pasar (politis) dan altar (ekaristis):
menjaga keseimbangan antara spiritualitas ekaristis dan
spiritualitas keadaban publik. RIKAS menjaga keseimbangan
‘ALTAR” dan “PASAR” untuk selanjutnya bisa menetralisir
dampak kelemahan pemahaman yang bipolaristis dan
dikotomis tersebut.
7. RIKAS menyapa semua umat lewat 31 elemen pelayanan
RIKAS untuk terlibat dengan cara menyediakan rujukan ke
arah mana dan bagaimana membangun masa depan. Elemen-
elemen program pelayanan Gereja (prediksi, Outcomes,
Milestones, Asumsi, Resiko, dan Taglines) merupakan satu
kesatuan upaya yang saling mengandaikan dan harus dilihat
sebagai satu keutuhan upaya untuk mencapai perubahan yang
diharapkan.
8. RIKAS mewajibkan semua institusi Gereja yang ada di KAS
menanggapi dan merumuskan hasil kerja jangka pendek
(Outputs) yang cocok untuk setiap tahun dalam kegiatan
evaperca (evaluasi perencanaan tahunan). Agar perjalanan
RIKAS lancar dan benar secara manajemen, setiap enam bulan
diselenggarakan pertemuan semesteran untuk melihat
kemajuan pelayanan Gereja dan mengumpulkan input serta
perbaikan tugas. Tugas ini juga akan dilakukan oleh DKP,
Komisi di tingkat Keuskupan maupun Kevikepan, serta Paroki,
dan semua institusi lainnya secara periodik.
9. Mendesak didirikannya berbagai komisi atau bidang baru
dalam struktur Gereja KAS agar pelayanan sesuai tuntutan
jaman dan dilakukan dengan pendekatan inovatif. Misal, perlu
didirikan Komisi Advokasi JPIC (Justice Peace and Integraty of
Creation); Komisi Seni, Budaya, dan Olah Raga; Komisi Sosial
36 Rencana Induk KAS 2016-2035
dengan perhatian ke Teknologi Informasi, Migran – Pengungsi,
dan Turisme. Harus ada Litbang; Komisi Perempuan
(Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan); Komisi
Anak dan Remaja; Komisi Lingkungan Hidup; Vikep
Kategorial: untuk Orang berkebutuhan khusus, indigo, waria.
Juga perlu pembentukan biro atau departemen di bawah karya
Komisi. Misalnya Komsos, dengan Biro Media Tradisional,
Media Cetak, Media Elektronik, Media Informatika. Selain itu,
pengembangan kapasitas umat dalam berbagai dimensi mutlak
penting agar meningkatkan keahlian dan mutu pelayanan,
karena itu perlu dibangun berbagai pelatihan jenis baru: SEP
(Sekolah Evangelisasi Pribadi), Sekolah Ketua Lingkungan,
Sekolah Bendahara, Sekolah Pendamping OMK (Orang Muda
Katolik). Setiap lembaga dalam wilayah kerja KAS harus
dilengkapi dengan standar minimum pelayanan, sehingga
dapat dicek dan dikawal dalam pemenuhan kebutuhan yang
nyata. Perlu dipikirkan pengangkatan karyawan dan tenaga
yang profesional. Harus ada upaya fundrasing yang lebih
profesional agar pengembangan program pelayanan baru tidak
kesulitan energi dan finansial.
10. RIKAS dilengkapi Buku Pedoman Programing di tingkat
institusi. Harus dijamin kesatuan gerak secara struktural,
tersistematisasi, dan terintegrasi yang melibatkan semua
institusi di KAS sebagai dasar Gereja KAS menjalankan mandat
dasarnya.
11. Dewasa ini, ada keprihatinan mendalam terhadap gejala
pendangkalan atau menipisnya pengetahuan iman anak dan
remaja Katolik sebagai akibat berkembangnya teknologi
komunikasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan iman
yang cukup di tingkat keluarga. Maka, pendidikan iman
berjenjang harus semakin efektif. Setiap keluarga harus
menghidupkan tradisi keluarga Kristiani yang baik.
12. Seluruh isi RIKAS dapat dirangkum sebagai sebuah upaya
mewarisi tiga tugas utama Kristus, yaitu sebagai Gembala, Nabi,
Rencana Induk KAS 2016-2035 37
dan Imam. Tugas sebagai Gembala-Hamba dapat diwujudkan
dalam tugas menyediakan dan memperjuangkan
KESEJAHTERAAN (pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesempatan kerja, kebaikan hidup bersama, bonum commune,
dll). Tugas sebagai Nabi-Firman diwujudkan dalam
memperjuangkan MARTABAT manusia (memperjuangkan
keadilan, kebenaran, VERUM, perdamaian, resolusi konflik, anti
korupsi, advokasi kebijakan publik). Sedangkan tugas sebagai
Imam-Kurban diwujudkan dalam KEBERIMANAN (percaya
akan Allah Tritunggal, keutamaan hidup kristiani, iman yang
CTMD: Cerdas, Tangguh, Misioner-kekudusan hidup,
Dialogal).
3.2. Arah Dasar
Hasil analisis data dari sepuluh sumber memberikan rumusan
identifikasi isu-isu strategis 20 tahun mendatang. Dari rumusan
tersebut telah disepakati rumusan arah dasar dalam bentuk rumusan
Visi, Misi, Strategi dan Inspirasi sebagai berikut.
RENCANA INDUK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
(RIKAS) 2035
VISI:
TERWUJUDNYA PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT
INDONESIA YANG SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN
BERIMAN.
MISI:
1. Meningkatkan mutu kehidupan bersama umat terutama kaum
kecil, lemah, miskin, tersingkir, disable, kaum tani, nelayan,
buruh, dan sektor ekonomi kecil.
38 Rencana Induk KAS 2016-2035
2. Meningkatkan partisipasi umat, baik laki-laki maupun
perempuan, dalam memperjuangkan kebijakan publik yang
bermartabat dan adil, melestarikan lingkungan sebagai rumah
bersama dan nilai-nilai budaya setempat.
3. Menyelenggarakan formasio iman yang integral, berjenjang,
dan berkelanjutan yang bercirikan cerdas, tangguh, misioner,
dan dialogal.
4. Menyelenggarakan pendidikan yang komprehensif, integral,
berwawasan kebangsaan, dan berlandaskan Pancasila bagi
masyarakat.
5. Mengembangkan kerja sama di berbagai tingkat dan berbagai
bidang kehidupan yang menyangkut kesejahteraan, martabat
manusia, dan keberimanan.
STRATEGI:
1. Pengembangan karisma dan potensi umat baik fisik, emosional,
intelektual, dan spiritual dengan mengedepankan kesetaraan
gender.
2. Peningkatan kerja sama antara kaum tertahbis, para awam dan
para religius pada tingkat teritorial maupun kategorial.
3. Perhatian pada pastoral keluarga, dengan memperhatikan
jenjang umur,dan kelompok-kelompok khusus.
4. Pemberdayaan unit-unit lembaga pelayanan gerejawi dengan
semangat kemandirian, solidaritas, subsidiaritas, dan
desentralisasi serta sinergi.
5. Pemanfaatan kekayaan lintas ilmu, teknologi, dan sarana-
prasarana secara optimal dalam pengelolaan dan pelayanan
gereja.
6. Pemanfaatan dan penguatan sumber daya akademik, finansial,
organisasi dan budaya.
7. Peningkatan kerja sama dengan semua pihak pada semua
bidang di semua tingkat baik dalam maupun luar negeri.
Rencana Induk KAS 2016-2035 39
8. Penguatan jiwa ke-Indonesiaan yang mengembangkan
pluralitas berdasar pada asas kemanusiaan dan keadilan
merujuk nilai-nilai otentik Pancasila
INSPIRASI:
1. Jangan takut.... Aku menyertai kamu sampai akhir jaman (Mat.
28:10.20).
2. Carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33).
3. Yesus semakin dikenal dan dicintai (Panitia Jubileum ter-Agung
2033).
4. Maria teladan iman umat beriman.
3.3. Rumusan Program Pelayanan Gereja: Prediksi, Out-comes, Milestones
Arah program pelayanan Gereja KAS berpusat pada Outcomes.Outcomes merupakan hasil kerja jangka menengah dan sering disebut
Objectives, Tujuan Pelayanan, yang bila diwujudkan akan menjadi
sumbangan Gereja KAS bagi terciptanya masyarakat yang lebih
beradab. Dengan tercapainya Outcomes, Gereja KAS telah memenuhi
mandat dasarnya sebagai bagian dari komunitas Jawa Tengah, bagian
dari komunitas Indonesia. Mengingat posisi tersebut maka Outcomes
diberi ukuran (Milestones) atau penanda yang dapat diukur dan
ditimbang sejauh mana pelayanan telah terwujud.
Rumusan-rumusan tersebut terbagi dalam empat Road Map,
masing-masing untuk periode lima tahunan. Setiap Road Map menjadi
landasan bagi tahap berikutnya. Rumusan lengkap program pelayanan
Gereja Gereja KAS sampai dengan tahun 2035 dapat dilihat dalam
Lampiran. Ringkasan Outcomes tampak pada Tabel 1.
40 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tabel 1. Ringkasan Outcomes untuk setiap Road Map.
Road Map Ringkasan Outcomes
1. Umat Beriman
I (2016-2020)
Umat semakin cerdas terhadap kebijakan publik, keluarga harmonis, menghormati lingkungannya, warga masyarakat makin saling bekerja sama
II (2021-2025)
Usaha umat berkembang, aktif mewujudkan 5 fungsi gereja, terciptanya ruang pergaulan umat yang luas.
III (2026-2030)
Makin banyak umat yang terlibat dalam usaha kesejahteraan umum, kreatif, eksploratif dalam menganimasi nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan sehingga Gereja mampu menjadi mediator dan inisiator dalam keberagaman masyarakat.
IV (2031-2035)
Makin banyak umat yang menjadi saksi injil di media publik, ada di posisi dalam jabatan publik baik di eksekutif, kegislatif dan yudikatif serta mampu berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan publik melalu musrenbang maupun institusi lain.
2. Golongan Umat Allah
1. 1. Hirarki
I (2016-2020)
Semakin banyak imam yang meluangkan waktu untuk melayani dan meneguhkan umat, utamanya keluarga dan umat terpencil, imam yang mampu menmanfaatkan TI secara cerdas dan kritis, ajur ajer dalam masyarakat mengusahakan keadilan, perdamaian, melestarikan lingkungan, mempromosikan budaya serta imam yang bersedia mengembangkan pribadi baik dari sisi spiritualitas maupun profesionalitas.
II (2021-2025)
Semakin banyak imam yang memberi waktu pada upaya pemberdayaan berbagai kelompok umat, a.l.: kelompok-kelompok kesenian, kebudayaan lokal, ekonomi kerakyatan, orang muda, serta menerapkan prinsip solidaritas, subsidiaritas transparansi, dan akuntabilitas dalam kepemimpinan gereja dan mampu mengoptimalkan penggunaan alat komunikasi untuk pelayanan pastoral, terbuka pada budaya dan kearifan lokal, banyak imam yang ahli dalam salah satu bidang karya pastoral.
Rencana Induk KAS 2016-2035 41
Road Map Ringkasan OutcomesRoad Map Ringkasan Outcomes
III
(2026-2030) Semakin banyak imam yang terbuka dan mau terlibat dalam pemberdayaan ekonomi, ikut ambil bagian dalam dinamika pemberantasan korupsi, kemiskinan, miras, narkoba serta terlibat dalam lembaga sosial lintas agama, menghormati keberagaman berbasis data, imam yang menjadi rujukan berbagai masalah spiritual, mampu menggerakkan dan melibatkan umat dalam berbagai bidang guna menebarkan budaya kasih dalam masyarakat.
IV (2031-2035)
Semakin banyak imam menampilkan semangat sukacita, berjejaring dalam tukar mimbar, kerja sama antar paroki di berbagai bidang (ekonomi, kesehatan, sosial, hukum), pengembangan pastoral dengan memiliki jaringan IT dilandasi semangat pengampunan resolusi konflik dan perdamaian serta imam yang bersedia bekerja sama dengan para tokoh masyarakat mempelopori keberlangsungan budaya lokal dan nasional seperti merti desa ulang tahun kota/kabupaten, hari-hari nasional.
2. 2. Kaum Awam: Keluarga, Aktivis, dan Kelompok Kategorial
I (2016-2020)
Semakin banyak awam yang terlibat dalam usaha-usaha atau gerakan-gerakan untuk perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan yang terkait dengan urusan hidup bersama mulai RT/RW, gerakan keadilan, perdamaian, anti korupsi, pengentasan kemiskinan, budaya dan sosial politik dengan pembekalan dari paroki.
II (2021-2025)
Semakin banyak awam berjejaring dalam kelompok-kelompok budaya, sosial kemasyarakatan yang menyangkut usaha-usaha atau gerakan-gerakan untuk perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan, serta keteladanan dalam hidup bermasyarakat.
III (2026-2030)
Semakin banyak kaum awam, khususnya kaum perempuan dan orang muda yang terlibat aktif dalam karya pastoral baik di Gereja maupun di masyarakat, terutama dalam memerangi penyakit masyarakat dan advokasi kebijakan publik.
IV (2031-2035)
Semakin banyak awam yang berperan aktif dan menjadi acuan dalam keluarga-keluarga di masyarakat dalam program-program kesejahteraan, serta berpengaruh di masyarakat.
2. 3. Hidup Bakti
I (2016-2020)
Semakin banyak religius terlibat dalam pembangunan masyarakat dan keuskupan sesuai dengan kharismanya.
42 Rencana Induk KAS 2016-2035
Road Map Ringkasan Outcomes
II (2021-2025)
Semakin banyak religius meningkatkan profesionalisme dalam hal pastoral baik untuk gereja maupun untuk masyarakat.
III (2026-2030)
Semakin banyak religius terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan masyarakat dan berjejaring pada semua tingkat.
IV (2031-2035)
Semakin banyak religius menemukan cara-cara baru dalam menghayati kharisma dan peranannya dalam pemberdayaan masyarakat.
3. Pembinaan
3. 1. Pembinan Calon Imam dan Religius
I (2016-2020)
Para calon imam dan religius dididik dalam bidang ilmu teologi, humaniora untuk mempersiapkan pastoral secara memadai dan terintegrasi dengan gerak KAS.
II (2021-2025)
Para calon imam dan religius memperoleh on going formation, bekerja sama dengan karya sejenis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
III (2026-2030)
Para calon imam dan religius memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan sosial masyarakat dan bekerja sama antar mereka.
IV (2031-2035)
Para calon imam dan religius terlibat aktif dalam usaha-usaha penyejahteraan masyarakat, dan bekerja sama dengan unsur non Gereja.
3. 2. Pembinaan Awam
I (2016-2020)
Awam mendapat pendidikan dan pelatihan leadership sesuai dengan kebutuhan Gereja.
II (2021-2025)
Awam mendapat pendidikan dan pelatihan yang integral dengan kebutuhan masyarakat.
III (2026-2030)
Awam dilatih untuk bekerja sama dalam menangani persoalan masyarakat.
IV (2031-2035)
Awam dilatih untuk bekerja sama dengan elemen non Gereja untuk menyelesaikan persoalan masyarakat
Rencana Induk KAS 2016-2035 43
Road Map Ringkasan Outcomes
4. Pelayanan
1. 1. Liturgi dan Peribadatan
I (2016-2020)
Inovasi berbagai macam tradisi doa dan pengelolaan tempat ziarah yang berorientasi pada pendalaman iman secara terprogram.
II (2021-2025)
Perayaan iman yang terbuka terhadap ekumenisme dan devosi yang menggerakkan perwujudan iman.
III (2026-2030)
Perayaan yang inkulturatif dan menggerakkan pemberdayaan KLMTD, pelestarian lingkungan.
IV (2031-2035)
Perayaan yang inkulturatif dan menyumbang pada peribadatan gereja universal.
1. 2. Pewartaan dan Evangelisasi
I (2016-2020)
Pewartaan yang menanggapi pelbagai sektor hidup umat dan memanfaatkan media secara efektif dan inovatif
II (2021-2025)
Pewartaan yang inkulturatif, menarik dan menggerakkan semangat berbagi, serta memasuki semua ruang kehidupan.
III (2026-2030)
Pewartaan melalui dialog dan kesaksian hidup yang mempromosikan nilai-nilai Injil bagi dunia
IV (2031-2035)
Pewartaan yang membuahkan kesaksian hidup injili dan mempromosikan budaya kasih kepada masyarakat.
1. 3. Pelayanan Kemasyarakatan
I (2016-2020)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja (Pendidikan, Kesehatan, Sosial Ekonomi) semakin tanggap dan terlibat secara kreatif pada penyelesaian masalah-masalah baru yang menyangkut narkoba, trafficking dan hal-hal yang menyangkut JPIC.
II (2021-2025)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja berorientasi pada pendidikan kemandirian dan kaderisasi tokoh-tokoh penggerak masyarakat.
III (2026-2030)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja semakin meningkatkan mutu pelayanannya serta berjejaring dengan lembaga-lembaga sejenis di semua tingkat dan lingkupnya demi mewujudkan bonum commune.
IV (2031-2035)
Lembaga-lembaga pelayanan Gereja mengutamakan pembelaan terhadap korban serta menjadi pelopor dalam mewujudkan bonum commune serta berjejaring luas, baik dalam maupun luar negeri.
44 Rencana Induk KAS 2016-2035
Road Map Ringkasan Outcomes
1. 4. Paguyuban dan Persaudaraan
I (2016-2020)
Gereja menjadi komunitas perjumpaan lintas iman berbasis lingkungan
II (2021-2025)
Gereja menghadirkan persaudaraan sejati dengan keluar dari zona nyaman ke perjumpaan kemanusiaan
III (2026-2030)
Gereja mengembangkan komunitas pengharapan dengan pendidikan perdamaian dan manajemen konflik
IV (2031-2035)
Gereja menghadirkan masyarakat humanis dan bermartabat.
5. Tata kelola Pastoral
I (2016-2020)
Membudayakan tata kelola pastoral yang mengacu pada pedoman-pedoman pastoral yang sudah diberlakukan bagi seluruh Keuskupan sebagai sebuah standar minimal untuk setiap lembaga pastoral di KAS.
II (2021-2025)
Membenahi dan melengkapi serta memberdayakan semua perangkat pastoral yang ada untuk penguatan institusi dengan didukung oleh personel yang kompeten dan mencukupi.
III (2026-2030)
Penguatan sistem-sistem pastoral yang bersinergi dengan menyempurnakan sistem programming pastoral dan menjadikan setiap lembaga pastoral learning institution yang didukung oleh sistem penjaminan mutu.
IV (2031-2035)
Gereja dari segi tata kelola semakin kokoh dan tanggap jaman sebagai institusi pelayanan iman tetapi juga inovatif serta terbuka terhadap kerja sama regional, nasional dan internasional.
Rencana Induk KAS 2016-2035 45
3.4. Aplikasi untuk Seleksi – Kategorisasi – Abstraksi
Proses perumusan RIKAS telah mengantisipasi penggunaan
teknologi dalam perumusan program pelayanan jangka panjang.
Sebuah aplikasi berbasis web dibangun untuk membantu Tim 12 dalammemproses data kualitatif hasil kuesioner dengan tiga tahapan: seleksi,
kategorisasi, dan abstraksi. Pembangunan aplikasi dilakukan dalam
skema penelitian oleh Tim Pengembang, dengan koordinator Gloria
Virginia. Tim Pengembang ini terdiri dari 5 orang dari Fakultas
Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Nama
aplikasi tersebut adalah Sindu SKA-RenStra dan dapat diakses di alamat
http://vlabti.ukdw.ac.id/proyekas/. Sindu SKA-RenStra memiliki 6
jenis pengguna, yaitu Manajer, Entri Data, Reviewer, Evaluator,
Partisipan, dan Publik. Masing-masing jenis pengguna memiliki hak
akses yang berbeda terhadap 15 fungsi yang terdapat dalam aplikasi
Sindu SKA-RenStra.
Pembangunan aplikasi memakan waktu sekitar 3 bulan dan
aplikasi mulai digunakan oleh Tim 12 pada tanggal 27 September 2014.
Dari 387 responden (data kuesioner) dan 3 hasil analisis Tim 12 (analisis
internal dan hasil karya KAS, analisis institusi dan stakeholders, serta
Road Map Ringkasan Outcomes
6. Sarana Prasarana
I (2016-2020)
Semua jenis aset Gereja (likuid dan non likuid) dikelola sesuai dengan tuntutan manajemen modern, aturan umum yang berlaku, dan menurut spiritualitas Gereja papa miskin.
II (2021-2025)
Sistem pemeliharaan aset dikelola secara efektif, efisien, memperhatikan sustainability, dan sesuai dengan maksud-maksud pastoral.
III (2026-2030)
Penataan tata ruang dilakukan dengan memperhatikan kepentingan publik dan sustainability didukung dengan kerja sama antar berbagai pihak terkait.
IV (2031-2035)
Melalui aset-aset yang dimiliki Gereja mewujudkan diri sebagai pelopor bonum commune, menjawab kebutuhan umat, terutama di bidang spiritual.
46 Rencana Induk KAS 2016-2035
analisis kecenderungan), terdapat 3456 items yang perlu diolah oleh
Tim 12. Proses seleksi, kategorisasi, dan abstraksi yang dilakukan olehTim 12 menggunakan Sindu SKA-RenStra terhadap 3456 items tersebut
selesai pada awal November 2014.
Sindu SKA-RenStra, yang awalnya dibangun secara khusus
sebagai alat pembantu Tim 12, pada akhirnya adalah sebuah aplikasi
yang bersifat ready-to-use dan dapat digunakan oleh berbagai
pengguna, dimanapun dan kapanpun pengguna berada, untukmengolah data kualitatif berdasarkan proses seleksi, kategorisasi, dan
abstraksi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 47
4. PEDOMAN PENGELOLAANPELAKSANAAN RIKAS
RIKAS diharapkan membawa perubahan cara hidup Umat agar
dapat lebih terlibat dalam semua kegiatan masyarakat demiterwujudnya BUDAYA KASIH dalam hidup bermasyarakat di Indo-
nesia, khususnya Jawa Tengah dan DIY. Perubahan tersebut dapat
terwujud jika RIKAS dijalankan dengan semangat 100% Katolik 100%
Indonesia.
RIKAS menjadi dokumen rujukan yang perlu dikelola agar
dapat menjadi pedoman yang hidup bagi pelaksanaan danpengembangan pelayanan Gereja KAS. Dokumen RIKAS dapat menjadi
rujukan yang hidup dan mudah dipahami serta berjalan baik bila
pengelolaannya dilakukan secara konsisten dan taat asas. Beberapa
langkah berikut merupakan pedoman pengelolaan RIKAS yang baik.
4.1. Pusat Pengelola RIKAS
Pengelolaan RIKAS harus ada dalam tanggung jawab satu
institusi yang mendapat wewenang khusus dari Uskup sebagaipemimpin Gereja untuk mengelola implementasi, penyesuaian, dan
pengembangan RIKAS dengan kreatif dan inovatif sebagaimana
disarankan pencetus ide model AI9. Institusi yang ditunjuk Uskup perlu
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Layak diberi mandat utama mengelola seluruh implementasi
RIKAS.
2. Layak diberi wewenang memfasilitasi semua institusi pelaksana
RIKAS.
3. Layak diberi wewenang mengembangkan jaringan kerja sama
RIKAS.
4. Membangun harapan, kreatifitas, inovatif, fleksibel terhadap
kelanjutan RIKAS.
9 However, the examples in the book are just that—examples. Creativity and
innovation in developing or modifying the existing materials are encouraged and are
a natural offshoot of an evolving process. Cooperrider, Whitney, Stavros (2008) hal.
XIX.
48 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tim 12 memandang bahwa institusi yang layak mendapat
mandat sebagai pengelola RIKAS adalah DKP, sebab DKP memiliki
ciri dan wewenang sesuai kriteria tersebut.
4.2. Fungsi Pengelolaan Paling Dasar
RIKAS merupakan dokumen induk yang harus dilola dengan
model AI dan Logframe sebagaimana dokumen RIKAS dilahirkan.
Karena itu, pengelola RIKAS sendiri harus menguasai penggunaan
model AI dan Logframe sehingga bisa melakukan fasilitasi terhadapsemua calon pelaksana RIKAS. Kemampuan pengelola RIKAS dalam
merancang dan memfasilitasi kebutuhan rekan kerja akan menentukan
kelancaran dan efektifitas perubahan cara kerja institusi pengelola dan
rekan kerja.
Model perencanaan yang dianjurkan dan tahap-tahap yang
harus dilakukan disajikan di bawah ini dengan prinsip 5D: Discovery,
Dream, Design, Destiny, dan Delivery. Langkah Delivery ditambahkandengan pertimbangan agar semua rencana strategis yang dilakukan
dapat berjalan lancar pada tingkat implementasinya sehingga menjadi
organisasi pembelajar yang mandiri. Pengalaman memberi pelajaran
bahwa strategi yang cenderung bersifat makro bila cara
penyampaiannya disederhanakan akan lebih mudah dimengerti semua
personel yang ada di lapangan dan menggerakkan mereka untuk
berpartisipasi.
Tahapan yang dianjurkan berdasarkan prinsip 5D tampak
dalam Gambar 2. Pada pusat 5D, tertulis tiga kata kunci, yaitu
KESEJAHTERAAN, MARTABAT, IMAN CTMD (Cerdas, Tangguh,
Misioner, Dialogal). Tiga kata tersebut merupakan ekspresi pewarisan
tiga tugas utama Kristus sebagaimana dijelaskan pada elemen inovatif
RIKAS nomor 12 pada sub bab 3.1. Posisi itu menjelaskan bahwa dalam
perspektif pengembangan kapasitas, baik individu maupun institusi,
harus bermuara pada makna tiga kata tersebut sebagai ringkasan pesan
perutusan Gereja KAS ambil bagian dalam pengembangan masyarakat
Indonesia. Pesan itu sejalan dengan nasehat Uskup Agung Semarang
Mgr. Sugiyopranoto bahwa umat Katolik harus menjadi 100% Katolik
dan 100% Indonesia.
Rencana Induk KAS 2016-2035 49
Gambar 2. Lingkaran Pembelajaran.
Pengelola mempunyai kewajiban mengumpulkan data dasar
semua institusi yang wajib menjadi pelaksana RIKAS di semua tingkat
dan wilayah kerja Gereja KAS. Melakukan pemetaan untuk bisa
membuat pengelompokan berdasarkan ciri, kapasitas dan kekhasan
masing-masing kategori institusi, serta merencanakan input apa yang
harus dirancang guna mendorong mereka menjalankan mandatnyaseoptimal mungkin.
Semua Komisi, Kevikepan, Paroki dan institusi dalam wilayah
KAS yang akan mengimplementasikan pelaksanaan RIKAS
menggunakan langkah dan borang di bawah ini (Tabel 2-6). Proses
dan semangat yang harus dikembangkan adalah bertukar-pikiran (shar-
ing), dialog, dan mencari kesepakatan apa yang akan dilakukan di masa
depan tanpa ada kesan dominasi dan eksklusi.
50 Rencana Induk KAS 2016-2035
4.2.1. Discovery
Discovery dilakukan sebagai upaya mengapresiasi
pengalaman-pengalaman positif yang sudah terjadi, apa saja yang telah
menghidupkan dan menggerakkan Gereja kita selama ini, serta yang
sudah terjadi dan pantas dilanjutkan di masa depan. Apresiasi terhadap
semua jenis hasil kerja dan perwujudan karya masa lalu dipakai sebagai
landasan untuk membangun masa depan secara kolektif denganoptimis. Tabel 2 adalah contoh tabel yang dapat digunakan pada
langkah Discovery.
Tabel 2. Discovery: Identifikasi – Apresiasi pengalaman nyata.
Penjelasan Tabel 2:
a. Sepakati elemen-elemen yang akan direfleksikan (1-5, A-C) dan
elemen untuk mengapresiasi (I-IV). Perlukah ditambah atau
diganti yang lebih cocok sesuai kondisi?
b. Jika kelompok memiliki kemampuan lebih rinci, elemen A-C
dapat dipakai sebagai bagian dari setiap elemen 1-5.
c. Kolom satu berisi semua elemen yang akan direfleksikan.
d. Kolom dua mengidentifikasi semua puncak karya yang pantas
diapresiasi untuk dilanjutkan semangatnya dan dikembangkan
serta dilengkapi hasilnya di masa depan.
Rencana Induk KAS 2016-2035 51
e. Kolom tiga mengidentifikasi pengalaman pribadi tentang hal-
hal yang paling menghidupkan institusi dan perlu dilanjutkan
di masa depan. Hasil identifikasi yang lebih fokus akan
memudahkan langkah berikutnya untuk menjadi lebih fokus
pula.
f. Kolom empat merumuskan hal-hal yang tidak pantas untuk
diulang di masa depan. Rumusan ini merupakan kesepakatan
kolektif tentang pembelajaran dari masa lalu yang dirumuskan
secara positif.
g. Kolom lima merupakan kesimpulan hal-hal yang disepakati
sebagai sasaran untuk diwujudkan di masa depan.
Proses melakukan tahapan Discovery juga bisa dilakukan
dengan menggunakan model Analisis SAOER (Strengths/Kekuatan,Aspirations/ Aspirasi, Opportunities/Kesempatan, Expectations/
Harapan,dan Results/ Hasil Perubahan) seperti tampak pada Tabel 3.
Analisis ini merupakan modifikasi Analisis SAOER10 yang ditawarkan
oleh Cooperider et all. (2008, hal.405). Yayasan SATUNAMA telah
mengembangkan alat modifikasi bernama SAOER dan menghasilkan
temuan proses pencarian (inquiry) yang lebih unik dan lebih kaya.
Format SAOER menyempurnakan SWOT dengan mengganti orientasi
pemikiran: semua yang negatif diganti dengan appresiasi dan pola pikir
positif sehingga eksplorasi yang dilakukan lebih luas.
10 SOER merupakan revisi terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) yang merupakan alat analisis utama model perencanaan MBO yang masuk
dalam kategori perencanaan berlandaskan problem solving. SAOER lebih
menampilkan cara berpikir positif sebagai cara baru mengatasi masalah.
52 Rencana Induk KAS 2016-2035
Tabel 3. SAOER: Strengths, Aspirations, Opportunities, Expectations, Results.
Penjelasan Tabel 3:
a. Analisis dimulai dengan menyepakati elemen program
pelayanan Gereja (1-5, A-C) dan analisis (I-V).
b. Lakukan identifikasi Strengths (kekuatan) internal dari tiap
elemen program pelayanan Gereja.
c. Lakukan identifikasi aspirasi, keinginan, dan pendapat dari
personel organisasi.
d. Lakukan identifikasi berbagai kesempatan yang tersedia di luar
organisasi.
e. Lakukan identifikasi ekspektasi, harapan, dan keinginan partner
di luar organisasi.
f. Lakukan penggabungan semua pendapat tersebut dan sepakati
hasil perubahan (Results) yang diharapkan terjadi di masa
depan.
4.2.2. Dream
Dream adalah upaya menyepakati harapan dan cita-cita
keadaan Gereja yang ingin diwujudkan, apa yang mungkin dapat
diwujudkan di masa depan, bagaimana mewujudkannya hingga tingkat
Rencana Induk KAS 2016-2035 53
operasional, juga kaidah-kaidah yang tak boleh dilanggar. Slogan yang
khas perlu dipilih untuk menyemangati seluruh Umat, Pamong, danGembala. Tabel 4 adalah tabel yang bisa digunakan dalam
mengidentifikasi mimpi dan harapan akan masa depan.
Bagian Visi dan Misi (Mandat Utama) sudah dirumuskan dalam
RIKAS karena itu tidak perlu dirumuskan lagi. Sebab semua institusi
di KAS harus berada dalam perjuangan mencapai Visi dan Misi yang
sama untuk seluruh Keuskupan Agung Semarang. Kolom yang adadapat diisi dengan rumusan Visi, Misi RIKAS sebagai bagian dari Gereja
KAS.
Tabel 4. Dream: Identifikasi mimpi dan harapan akan masa depan.
Penjelasan Tabel 4:
a. Sepakati fungsi-fungsi Gereja yang akan menjadi rujukan (1-5,
A-C) dan rumusan arah dan cara mencapai yang harus
disepakati (I-V). Penulisan Visi, Misi RIKAS dalam kolom
menyatakan kesatuan dengan Arah Gereja KAS. Pilih rumusan
atau faktor yang cocok untuk keadaan 5 tahun kedepan.
b. Kolom satu berisi semua fungsi Gereja yang akan menjadi
rujukan..
54 Rencana Induk KAS 2016-2035
c. Kolom dua berisi rumusan Visi diambil dari rumusan RIKAS.
Silahkan ditulis kembali untuk memudahkan mengingatnya
dan menyatakan kesatuan perjuangan dengan Visi Gereja KAS.
KAS sudah memiliki Visi yang jelas, mudah dimengerti, dan
membangkitkan semangat.
d. Kolom tiga (Misi) diisi dengan rumusan Misi yang diambil/
dipilih dari rumusan RIKAS. Penulisan kembali Misi RIKAS
memudahkan untuk diingat dan menunjukkan kesatuan
perjuangan dengan Gereja KAS.
e. Kebijakan adalah kesepakatan tentang batasan operasional yang
harus dipatuhi semua pelaksana dan tidak boleh dilanggar.
Kesepakatan tentang kebijakan memberikan kemerdekaan
untuk memilih tindakan apa yang akan dilakukan, asal tidak
melanggar kesepakatan kolektif.
f. Slogan dapat dipilih secara bersama sesuai kesepakatan agar
membangkitkan semangat umat.
4.2.3. Design
Design adalah langkah untuk menyepakati berbagai tingkatanhasil perubahan yang diharapan untuk diwujudkan sesuai ekspektasi
semua umat dengan mengandalkan kekuatan dan komitmen seluruh
umat, baik jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek, disertai
penanda hasil (Milestones) yang disepakati agar bisa diketahui
kemajuannya. Informasi tersebut dapat dimasukkan ke dalam Tabel
5.
Rencana Induk KAS 2016-2035 55
Tabel 5. Design: Identifikasi program pelayanan Gereja jangka pendek dan menengah.
Penjelasan Tabel 5:
a. Outcomes adalah hasil jangka menengah (5 tahun) berkat usaha
bersama seluruh umat dengan memanfaatkan kerja sama dan
dukungan dari pihak luar. Outcomes dan Milestone dapat
dipilih dari rumusan RIKAS yang cocok dengan situasi
setempat. Outcomes sama dengan Sasaran Strategis, sedangkan
Milestone Outcomes sama dengan Program Visioner dalam
buku Arahan Programasi Paroki KAS Tahun 2013 (hal. 36-38).
Dengan mengadopsi Outcomes RIKAS sebagai Outcomes
pilihan Pelaksana, maka partner Pelaksana menyatukan diri
dengan seluruh elemen Gereja KAS dan menyumbang pada
pencapaian Visi besar Gereja KAS:TERWUJUDNYA
PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT
INDONESIA YANG SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN
BERIMAN. Rumusan RIKAS dapat pula dirujuk sebagai
inspirasi, sedangkan rumusan pilihan disesuaikan dengan
aspirasi dan ekspektasi setempat.
b. Outputs adalah hasil kerja Pengelola program pelayanan Gereja
setempat yang disepakati dapat mewujudkan Outcomes sesuai
Milestone-nya. Jadi, Outputs adalah hasil kerja Tim Pengelola
56 Rencana Induk KAS 2016-2035
dengan memanfaatkan dukungan pihak luar atas upaya
Pengelola program pelayanan Gereja. Outputs memiliki
Milestone agar dapat dimonitor dan diketahui perkembangan
pencapaiannya. Bagian ini merupakan bagian penting dan khas
pilihan bagi institusi Pelaksana dan menjadi tanggung gugat
Pelaksana.
c. Asumsi adalah faktor eksternal yang mendukung upaya
Pengelola/umat mencapai Outcomes yang disepakati. Resiko
adalah faktor eksternal yang menghambat untuk mencapai
Outcomes. Jadi, Pengelola dan seluruh umat didorong untuk
bekerja sama dan menemukan dukungan dari luar untuk
mencegah hambatan yang ada baik dari dalam maupun dari
luar. Asumsi dan resiko sudah dirumuskan oleh RIKAS.
Silahkan mengambil rumusan Asumsi dan Resiko dari RIKAS
jika dirasa cocok.
d. Setiap rumusan dalam kolom akan menjadi rujukan program
pelayanan Gereja dan kegiatan operasional. Semua isi kolom
merupakan pilihan dan kesepakatan kolektif untuk
menghasilkan perubahan di masyarakat. Seluruh proses
perubahan menjadi sarana pembelajaran ke arah pemenuhan
mandat dan perwujudan kemandirian baik secara individu
maupun kolektif.
4.2.4. Destiny
Ada banyak bentuk dan format Rencana Kerja yang bisa
dipakai, salah satunya tampak seperti pada Tabel 6. Pertimbangan
paling penting untuk memilih format Rencana Kerja adalah agar bentuk
format memudahkan pelaksanaan di lapangan. Rumusan Rencana
Kerja dimulai dengan rumusan Outputs yang diambil dari proses
sebelumnya. Pencapaian Outputs merupakan hasil kolektif dalam kerja
sama dengan semua personel yang dedikatif.
Rencana Induk KAS 2016-2035 57
Tabel 6. Destiny: Rencana kerja operasional.
Penjelasan Tabel 6:
a. Kolom-kolom bagian ini tidak banyak berbeda dengan borang
yang sudah dipakai dalam Buku Arahan Programasi Paroki.
Karena itu bisa juga memakai borang yang sudah ada.
Kejelasan tujuan sebagai sasaran arah kegiatan sangat
membantu pemilihan tindakan yang tepat dan dapat
membangkitkan semangat semua personel. Guna memilih
kegiatan yang tepat, disarankan melihat Milestone sebagai
acuan. Milestone adalah penanda hasil kerja (Outputs) yang
mau dicapai. Maka, kegiatan yang dipilih harus memastikan
bahwa penanda (Milestone) terwujud atau tercapai. Meskipun
harus dipahami bahwa penanda tidak sama dengan yang
ditandakan. Maka, sejatinya jika tidak mau jatuh menjadi
minimalis, harus dipahami bahwa yang harus dicapai dan
diwujudkan adalah Outputs, bukan hanya penandanya.
Kejelasan ukuran hasil kegiatan memudahkan pelaksanaan di
lapangan dan upaya mengetahui tingkat kemajuan secara
periodik.
b. Identifikasi penanggung jawab membantu menentukan siapa
penjamin yang dipercaya terhadap pelaksanaan kegiatan di
lapangan. Penanggung jawab tidak harus menjadi pelaksana,
tapi dia dengan pengalaman, pengetahuannya, posisinya
menjadi jaminan dan dapat menjelaskan kemajuan serta hasil
yang harus dicapai.
c. Identifikasi lokasi dan keuangan (budget) merupakan rincian
agar pelaksana dapat mempersiapkan diri lebih baik sehingga
58 Rencana Induk KAS 2016-2035
kualitas upaya lebih terjamin, serta jelas siapa yang akan
menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan.
d. Setiap rumusan dalam kolom akan menjadi rujukan program
pelayanan Gereja dan kegiatan operasional. Semua isi kolom
merupakan pilihan dan kesepakatan kolektif untuk
menghasilkan perubahan di masyarakat.
e. Monitoring dilakukan secara periodik untuk mengetahui
kemajuan upaya, ritme dan dinamika kerja serta umpan balik
untuk perbaikan. Monitoring dapat dilakukan dengan upaya
Rapat atau pertemuan, mekanisme pelaporan atau dengan
melakukan observasi lapangan. Evaluasi dilakukan terutama
pada akhir periode untuk melihat sistem pendekatan dan
penyesuaian yang diperlukan. Monev (monitoring dan
evaluasi) dilakukan secara partisipatif agar semua elemen selalu
mendapat kesempatan belajar dan berubah. Sesungguhnya,
semua proses berorganisasi adalah meletakkan dasar-dasar
pembelajaran secara kolektif, mengasah ketajaman pancaindra
agar makin mampu mandiri dalam bingkai solidaritas sosial
dalam wilayah KAS.
f. Institusi Pelaksana yang sudah lebih siap maju dapat melakukan
upaya tambahan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a). Ketersediaan sumberdaya: personel (bagaimana kapasitas,
pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta integritasnya); b).
Mempertimbangkan penggunaan teknologi yang cocok sebagai
upaya meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan ketepatan hasil;
c). Strategi komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar pesan
pelayanaan pastoral lebih diterima; d). Upaya fundraising
khusus agar dapat memperluas dan memperdalam pelayanan
dan kesinambungannya. Saran ini hanya untuk institusi yang
sudah siap.
4.2.5. Delivery
Langkah Delivery memastikan bahwa umat mendapat
pelayanan jasmani rohani sesuai kebutuhannya. Kebutuhan tak pernah
Rencana Induk KAS 2016-2035 59
berhenti, selalu dinamis, dan meningkat. Maka, kreativitas Pengelola
dan pelayanan inovatif harus menjadi topik dari waktu ke waktu.Dalam perspektif pembelajaran, upaya harus fokus pada identifikasi
sejauh mana keunggulan mutu masing-masing jenis pelayanan Gereja
setempat. Tabel 7 adalah tabel yang dapat digunakan dalam proses
Delivery.
Tabel 7. Delivery: Penerima manfaat puas dilayani.
Penjelasan Tabel 7:
a. Identifikasi tingkat kepuasan pelayanan Gereja harus menjadi
topik utama untuk mendinamisasi dan meningkakan
kolektivitas usaha Pengelola. Pencapaian Outputs dan
Outcomes harus menjadi fokus refleksi setiap semester dan
akhir tahun, baik dalam kegiatan monitoring maupun evaluasi.
Pencapaian hasil harus dicermati apakah berfokus pada
Outputs dan Outcomes ataukah pada Milestones? Kualitas
pelayanan menjadi isu utama tantangan masa kini dan
mendatang. Sejatinya, kita tidak mau jatuh menjadi minimalis,
maka harus dipastikan pencapaian kualitas berarti pencapaian
Outputs dan Outcomes, bukan pencapaian Milestones. Lebih
akurat lagi, pencapaian hasil terletak pada tingkat kepuasan
umat. Kejelasan ukuran hasil kegiatan memudahkan
pelaksanaan di lapangan dan identifikasi kemajuan. Nampak
60 Rencana Induk KAS 2016-2035
dalam tahap ini bahwa fokus pemberdayaan umat adalah agar
umat lebih siap mandiri. Bagi kita pelaksana, terlibat dalam
proses pemberdayaan umat adalah proses penguatan dan
pengukuhan jati diri, penguatan martabat, kerendahan hati, dan
iman yang CTMD.
b. Langkah berikutnya adalah identifikasi pengetahuan baru apa
yang dikembangkan dalam kurun waktu pembelajaran
program pelayanan Gereja. Jika dokumentasi pengalaman
berjalan baik, di kemudian hari akan terkumpul ratusan bahkan
ribuan pengalaman. Jika sudah dikumpulkan, diseleksi,
dikategorisasi, diabstraksi, dan dikembangkan lebih lanjut,
pengalaman itu akan menjadi pengetahuan baru. Maka kolom
ini penting untuk dijawab, sejauh mana antisipasi kemajuan
dengan lahirnya ilmu pengetahuan lokal telah dipersiapkan
agar kita lebih mandiri.
c. Dokumentasi pengetahuan baru bisa menghasilkan umpan
balik dan perbaikan bagaimana ide dan semangat serta tindakan
baru dapat disiapkan. Sebagai proses pembelajaran, dan dilihat
dalam perspektif kemajuan, setiap umpan balik mendesak kita
untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga
pendekatan baru dalam pelayanan Gereja dilakukan secara
selektif, kreatif dan inovatif untuk menggunakan berbagai alat
dan model pendekatan yang memberdayakan. Yang dimaksud
dengan memberdayakan adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya, meningkatkan akses ke sumber-sumber kehidupan,
meningkatkan kapasitas mengorganisir diri, lebih kritis
terhadap lingkungan sekitar, dan meningkatkan kontrol sosial,
sehingga hidup bersama lebih sejahtera dan bermartabat.
Dengan cara itu, iman didorong untuk menjadi lebih cerdas,
makin tangguh, dan sadar diri sehingga menjadi lebih peka pada
perutusannya. Pembelajaran program pelayanan Gereja
menjadi proses mengembangkan kapasitas, kreativitas,
solidaritas, dan kemandirian sehingga tidak tergantung pada
input dari luar.
Rencana Induk KAS 2016-2035 61
Bila DKP sebagai Pengelola RIKAS telah menguasai dasar-dasar
untuk bekerja dengan model AI, antara lain lebih dahulu mempelajaridan mempraktekkan pembuatan program pelayanan Gereja dan
pengelolaan RIKAS dengan model 5D, diharapkan DKP dapat
memfasilitasi semua institusi (Vikep, Paroki, Komisi, Tarekat, dll.)
untuk mengadopsi RIKAS. Pada tahun 2017 (tahun kedua Road Map
2016-2020), diharapkan RIKAS dapat menjadi rujukan program
pelayanan Gereja di seluruh wilayah Keuskupan Agung Semarang.
4.3. Mekanisme Minimal Pengelolaan
Agar RIKAS dapat berjalan dengan baik, terdapat beberapa
tindakan rutin minimal yang harus dipastikan untuk dilakukan oleh
Pengelola RIKAS. Tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Selama dua belas bulan di tahun pertama (2016) dari periode
Road Map 2016-2020 harus dilakukan sosialisasi dan pelatihan
oleh semua institusi yang ada di KAS agar mereka memahami
AI, mampu melakukan pembuatan program pelayanan Gereja,
monitoring dan evaluasi, serta meretas jalan untuk merumuskan
program pelayanan Gereja dengan model AI. Pada tahun ke
dua (2017), dilakukan pelatihan dan pendampingan lanjutan
agar mekanisme kerja dan pengembangan program pelayanan
Gereja dapat secara optimal merujuk pada dokumen RIKAS.
Pada tahun ke tiga (2018), diadakan seleksi dan kompetisi guna
menentukan institusi yang sudah mampu menjadi fasilitator
untuk institusi di dalam KAS yang masih memerlukan bantuan
atau menjadi fasilitator untuk Dioses lain yang tertarik
melakukan kegiatan serupa. Diharapkan, program pelayanan
Gereja RIKAS akan mencapai posisi “full-speed” pada tahun
ke empat (2019) dan evaluasi menyeluruh pada tahun ke lima
(2020). Evaluasi akan mengumpulkan lessons learned dan
mendokumentasikan best practices yang mengarah ke produksi
pengetahuan baru (new knowledge sector).
Guna memperlancar proses RIKAS untuk menjadi rujukan dan
berhasil membawa model berpikir baru, diperlukan sebuah tim
kecil yang disebut Tim RIKAS. Mereka dipilih, dilatih, dan
62 Rencana Induk KAS 2016-2035
didampingi agar menjadi motor penggerak perubahan cara
berpikir, mempromosikan perubahan kondisi, memfasilitasi
perubahan posisi, dan perubahan perilaku sesuai Visi dan Misi
KAS. Tim RIKAS berada dalam manajemen DKP dengan
mandat khusus,yaitu pengembangan program pelayanan
Gereja RIKAS.
2) Menyelenggarakan pertemuan Evaluasi Perencanaan
(Evaperca) tahunan secara partisipatif yang diawali dengan
Refleksi Kerja tahun lalu dan membuat Rencana Kerja tahun
berikutnya. Pada tahun 2015, harus dilakukan perumusan final
Road Map Pertama 2016-2020 yang sekaligus merupakan
ARDAS ke VII (kelanjutan dari ARDAS VI tahun 2011-2015).
Ketika Road Map 2016-2020 telah ditetapkan, Rencana Kerja
Tahun Pertama dari Road Map tersebut dapat disusun dan
ditetapkan.
3) Menyelenggarakan pertemuan (panitia)11 Pengelola setiap tiga
bulan sekali untuk melakukan monitoring data primer dan
sekunder. Jika perlu, pertemuan tersebut dilengkapi dengan
observasi lapangan agar efektif dalam mengetahui kemajuan
dan dinamika program pelayanan Gereja serta membuat
dokumentasi pencatatan yang komprehensif.
4) Menyelenggarakan pertemuan semesteran untuk mengetahui
kemajuan program pelayanan Gereja, sambil mengidentifikasi
faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta membuat
dokumentasi dan refleksi karya yang efektif.
5) Setiap kali Evaperca dilakukan, dapat dirumusukan lessons
learned dan best practices sebagai bahan Knowledge
Management Development. Perumusan lessons learned dan
best practices merupakan langkah penting untuk membiasakan
adanya dokumentasi yang mengarah ke pengelolaan dan
pengembangan pengetahuan.
11 Tim atau Panitia dapat dibentuk agar Pengelola menjadi sebuah institusi semi formal
yang memiliki arah, tujuan, struktur, aturan kerja, dan program pelayanan Gereja
kerja, kendati dalam bentuk sederhana tetapi berfungsi efektif.
Rencana Induk KAS 2016-2035 63
6) Bila Road Map sudah berjalan selama 2,5 tahun (midterm) dari
5 tahun yang direncanakan, Pengelola RIKAS dapat
menyelenggarakan Lokakarya Mid Term Review guna
merefleksikan perjalanan program pelayanan Gereja periode
2,5 tahun dan melakukan revisi untuk penyesuaian program
pelayanan Gereja 2,5 tahun berikutnya.
Minimum standar pengelolaan ini baik untuk dilakukan secara
konsisten dan teratur dalam rangka membangun habitus yang baik,
sekaligus mempersiapkan proses pengelolaan pengetahuan baru
(Knowledge Sector) yang dapat menjadi basis dihasilkannya ilmu atau
pengetahuan baru untuk menyumbang kemajuan bangsa, Gereja, dan
umat manusia di masa depan.
4.4. Sosialisasi, Konsultasi, dan Edukasi
RIKAS menyajikan model perencanaan partisipatif berdasar
pada niat untuk mengajak semua umat terlibat dalam penentuan masa
depan Gereja. Pendekatan ini membutuhkan dasar pengetahuan, dasar
motivasi untuk terlibat, dasar motivasi untuk berbagi, dan dasar
motivasi untuk selalu bersyukur. Karena itu, dibutuhkan penjelasan
dan sosialisasi bagi umat agar bangkit, sadar, dan bersedia ambil bagian
sesuai kemauan dan kapasitasnya.
Dengan kepercayaan bahwa setiap orang memiliki kekuatan
dan kekayaan untuk menyumbang dan merajut masa depan organisasi
yang diidamkannya, maka semua umat seharusnya tidak perlu merasa
berat untuk terlibat dalam proses perbaikan masa depan organisasi.
Pencerahan perlu disampaikan bahwa keterlibatan tersebut pada
hakekatnya adalah proses membentuk jati dirinya sendiri12. Karena
itu Panitia (Tim) RIKAS di semua tingkat dapat mendekati dan
berkonsultasi bagaimana mengembangkan program pelayanan Gereja
12 Dengan prinsip ini, maka dalam cara pandang AI, tidak ada manusia yang tidak
berguna, tak ada manusia yang tak mampu memberi kontribusi merajut masa depan
organisasi yang juga akan menentukan kepenuhan hidupnya. Prinsip ini menyatakan
pengakuan bahwa tiap pribadi memiliki kekuatan, keistimewaan untuk merajut dan
menyumbang masa depan organisasinya. Constructionist Principle—A fundamental
principle and belief in Appreciative Inquiry that says human knowledge and
organizational destiny are interwoven. To be effective, organizations must be
understood as human constructs.
64 Rencana Induk KAS 2016-2035
RIKAS yang paling baik di lokasi masing-masing. Keputusan
melakukan konsultasi sebagai tindak lanjut dari apresiasi terhadapposisi setiap orang, akan menghasilkan pencerahan, simpati, dan
keputusan untuk terlibat.
Sementara itu, tantangan di luar terus berkembang, semakin
hari semakin terasa dan menantang setiap anggota warga Gereja yang
mencintai Gerejanya. Maka, analisis kebutuhan warga gereja perlu
dilakukan secara periodik untuk menentukan berbagai jenis kebutuhandan meningkatkan kapasitas warga. Tiga arena yang paling strategis
untuk menjadi fokus: 1) Penguatan kapasitas agar warga bisa terlibat
berjuang “menyejahterakan umat”; 2) Kapasitas untuk
“memperjuangkan martabat manusia”; dan 3) “Memperdalam iman
menjadi Cerdas, Tangguh, Misioner, dan Dialogal”. Dalam perspektif
tersebut, karya Gereja mendapatkan landasan untuk selalu melakukan
edukasi terus-menerus bagi warga sehingga semua memiliki
kesempatan menyumbang pada proses pewarisan tiga tugas Kristus.
4.5. Menjaga Komitmen Partners
Model AI percaya bahwa setiap orang memiliki kecenderungan
“otomatis” yang bisa dilihat orang bahwa dia akan secara alami
bergerak menuju ke arah impiannya berada13. Ada kecenderungan
pada setiap manusia untuk mengikuti naluri yang mendorongnya ke
arah pilihan dasarnya. Teori jenjang motivasi Abraham Maslow (A
Theory of Human Motivation, 1943) menjelaskan ada jenjang dorongan
bertindak. Pergerakan berlangsung dari jenjang yang rendah didorong
oleh kebutuhan dasar fisik (sandang, pangan, papan,dll.) naik ke
kebutuhan rasa aman (security), naik lagi ke kebutuhan akan kawan
agar tidak kesepian (social needs), naik lagi ke tingkat mencari
pengakuan diri (self-esteem) dan paling tinggi sampai ke tingkat
kebutuhan untuk memberikan diri (self-actualizations).Kesimpulannya jelas, bahwa ada jenjang dorongan untuk berpindah
motivasi. Perpindahan secara “otomatis” meningkat atau makin
mendalam, makin abstrak, makin merangkul banyak pihak di luar batas
aslinya. Dalam perspektif ini, Panitia RIKAS setempat dapat
13 Disebut sebagai Heliotropic—A term that implies that people have an observable and
largely “automatic” tendency to move in the direction of affirming images of the
future. (Cooperrider et al., 2008: 435)
Rencana Induk KAS 2016-2035 65
mengembangkan sayap untuk mencari dan merekrut umat yang telah
lebih siap motivasinya, atau kedewasaan cara berpikirnya. Mereka yangsudah melewati “ambang batas” pemikiran tradisional, meninggalkan
sikap “ikut-ikutan” (manut grubyuk, magical consciousness14), bila
sudah masuk dalam lingkup pergaulan yang lebih luas, diperkirakan
memiliki dorongan bertindak yang lebih dewasa, dalam pengertian
telah melewati phase “self-centered” dan masuk dalam pola pemikiran
transformatif, melintasi batas-batas primordial. Mereka yang telah
sampai tingkat ini dapat diduga telah lebih siap untuk menjadi aktivis
RIKAS. Terhadap mereka, Tim RIKAS harus melakukan investasi
untuk memelihara motivasi dan komitmen mereka agar terus
berkembang.
4.6. Koordinasi dan Fasilitasi
Salah satu kekhasan RIKAS adalah pendekatan 3R: Resiliency
(kemandirian), Respects (jaringan kerja sama), dan Right based ap-
proach (pendekatan berbasis Hak/HAM). Dalam semua hasil kegiatan
jangka menengah (Outcomes), RIKAS menganjurkan dibangunnya
kerja sama dengan semua pihak, lintas sektor, bahkan trans-sektor,
yakni terintegrasi dan bekerja sama dengan pihak yang sudah berada
di luar pemikiran sektoral. Realitas itu memberi pesan, bahwa kerja
sama menjadi keadaan yang harus dibangun oleh semua jenis institusidan sektor kegiatan yang ada dalam jangkaun RIKAS. Secara geografis
kerja sama wajib dibangun sejak tingkat lokal, distrik, provinsial,
nasional, regional, internasional serta global. Kerja sama wajib
dibangun dengan baik. Istilah koordinasi harus dimengerti sebagai
jaringan yang menyerupai sapu lidi, ada ikatan pemersatu sehingga
fokus, dan karenanya memiliki kekuatan besar untuk mengatasi semua
masalah yang ada. Kekuatan kerja sama dalam koordinasi yang efektif
memungkinkan untuk sampai pada kondisi NOTHING IS IMPOS-
SIBLE. Tidak ada masalah yang tak bisa diselesaikan dengan baik
apalagi Allah selalu beserta kita.
14 Paulo Freire menyebut tiga tingkat kesadaran manusia. Kesadaran magis (magical
consciousness) berkembang ke kesadaran akuistis (self–centered, reformative
consciousness) dan yang tertinggi adalah kesadaran transformatif (transformative
consciousness ditandai dengan sikap “mengkita”, mementingkan hidup bersama
(bonum commune).(Freire ,1996)
66 Rencana Induk KAS 2016-2035
Peran fasilitasi dipilih sebagai istilah simpatik yang strategis.
Simpatik dalam arti pelayanan dilakukan dengan komitmen,keikhlasan, senyum, dan wujud layanan yang berkualitas. Strategis
dalam pengertian, bahwa semua tindakan kita didasari oleh semangat
melayani, sampai ke akar masalah atau akar solusi, mengutamakan
kepentingan orang lebih banyak, berdimensi waktu jangka panjang,
dan memperhatikan tidak hanya efek tetapi juga impact-nya. Fasilitasi
bukan memberi komando, melainkan menciptakan kondisi dan situasi
agar setiap subyek yang kita layani mendapatkan “fasilitas”, dukungan
etis, moral, doa, dan perangkat pendukung, dari mana pun datangnya,
agar mencapai tujuan sesuai ukuran yang diharapkan oleh yang
dilayani. Goal dari pelayanan adalah kepuasan (satisfaction and hap-
piness) dari yang dilayani.
4.7. Monitoring dan Review
Monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan dan dinamika program pelayanan Gereja yang telah
direncanakan berjalan. Monitoring dilakukan selama proses perjalanan
program pelayanan Gereja masih berlangsung terus. Evaluasi
dimengerti sebagai usaha membuat keputusan apakah program
pelayanan Gereja mencapai hasil yang diharapkan, mengidentifikasi
pendukung dan penghambat dalam proses, serta tingkat kelayakandari pendekatan yang dilakukan. Evaluasi adalah upaya mengetahui
sejauh mana proses dan kapasitas pembelajaran telah dicapai dan
bagaimana pendekatan baru harus dirancang agar program pelayanan
Gereja lanjutan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya15.
Selama evaluasi, seolah program pelayanan Gereja berhenti. Sejatinya
dua kegiatan (Monev) ini adalah bagian dari proses pembelajaran dan
penguatan kapasitas institusi dalam membangun sistem organisasi
yang tangguh dan tanggap untuk mencapai tujuan jangka jauh tanpa
tergantung pada kekuatan dari luar.
15 MISEREOR, lembaga internasional (milik para Uskup Jerman) tentang
pembangunan masyarakat yang bekerja di 70 negara di dunia, termasuk di
Indonesia, mengembangkan pengertian dan metode Monitoring dan Evaluasi.
(Dorothee, 2004)Metode tersebut dipakai di semua Country Program pelayanan
Gereja, termasuk di sekitar 100 institusi yang dibantu Misereor di Indonesia.
Rencana Induk KAS 2016-2035 67
Seluruh pesan RIKAS dapat disederhanakan juga sebagai
sebuah upaya mewarisi tiga tugas utama Kristus, yaitu sebagaiGembala, Nabi dan Imam. Ketiga tugas utama Kristus tersebut
diwujudkan dalam tugas memperjuangkan kesejahteraan, martabat,
dan keberimanan. Maka, instrumen monitoring dan evaluasi harus
memuat data dan informasi tentang bagaimana perkembangan,
perubahan, dan pencapaian tiga hal tersebut dari waktu ke waktu.
Dalam format Monitoring, seperti tampak pada Tabel 8, elemen-elemen
tiga hal tersebut harus dicermati apakah muncul di kolom 6 (kolom
Perubahan). Bisa juga, tiga hal tersebut ditampakkan dalam kolom 9
(kolom ‘Catatan Pencapaian’).
Tabel 8. Format Monitoring.
Penjelasan Tabel 8:
a. Cermati dan sepakati isi gambar dan semua elemen vertikal
dan horizontal. Makin lengkap makin bagus, dan pengelolaan
data harus menggunakan server resmi. Rumusan data atau
informasi harus ditulis ringkas, singkat, dan padat arti
b. Kolom 1 berisi hasil kegiatan: Outcomes dan Outputs yang akan
dicermati perkembangan dan perubahannya.
c. Kolom 2 berisi ukuran hasil/Milestones yang akan diukur
pencapaiannya.
68 Rencana Induk KAS 2016-2035
d. Kolom ‘Realisasi; (kolom 4) menunjuk pada bagaimana realitas
di lapangan dibandingkan rencananya.
e. Kolom ‘Rating’ (kolom 5) mengukur ketepatan waktu: Hijau =
Lancar, Kuning = Peringatan, dan Merah = Keterlambatan.
Kriteria masing-masing disepakati Tim RIKAS Lokal.
f. Kolom ‘Perubahan’ (kolom 6) mencatat perkembangan yang
riil terjadi sesuai sektor kegiatannya. Pencatatan dilakukan
secara rinci, singkat, padat, penuh berisi. Rincian cara pengisian
diserahkan ke Tim RIKAS lokal.
g. Kolom ‘Pengaruh’ diisi sesuai realitas di lapangan dilihat dari
sudut pandang institusi lokal. Informasi ditulis secara rinci,
spesifik, lebih berarti, dari pada pernyataan umum yang besar
tapi kosong makna karena tidak menyentuh hakekat
perkembangan lapangan.
h. Kolom ‘Tindakan’ (kolom 8) diisi dengan apa yang sudah
dilakukan kelompok umat/Gereja setempat dalam merespon
perubahan dan pengaruh positif maupun negatif yang diterima.
i. Kolom ‘Catatan Pencapaian’ (kolom 9) diisi dengan keadaan
riil di lapangan tentang tiga hasil utama yang diharapkan: 1)
Perkembangan hasil usaha kita dalam menyejahterakan rakyat
(umum, tak hanya internal umat); 2) Perkembangan hasil usaha
kita terkait peningkatan martabat manusia; dan 3)
Perkembangan usaha kita terkait peningkatan Iman Umat
menjadi lebih CTMD.
Semua informasi yang dikumpulkan dari proses monitoring
melalui rapat, laporan, dan observasi, dirangkum ke dalam format
(seperti tampak pada Tabel 9) untuk dilaporkan ke tingkat di atasnya.
Rencana Induk KAS 2016-2035 69
Tabel 9. Format Laporan Monitoring.
Penjelasan Tabel 9:
a. Ada 5 kolom utama, yaitu ‘Rencana’, ‘Realisasi’, ‘Deviasi’,
‘Saran’, dan ‘Lessons Learned’.
b. Kolom ‘Rencana’ terdiri dari dua kolom, yaitu ‘Hasil Kerja’ dan
‘Milestone’. Bagian ini dapat disalin dari Rencana Kerja.
c. Kolom ‘Realisasi’ ada dua kolom, yaitu ‘Hasil Kerja’ dan
‘Milestone’ yang berisi perwujudan riil di lapangan dan berasal
dari laporan atau hasil observasi. Bagian ini ditulis sesuai situasi
yang ada.
d. Kolom ‘Deviasi’ berisi hasil perbandingan antara rencana dan
realisasinya; Hasilnya bisa “under”, “sama”, atau “over”,
dilihat dari capaian hasil kerja dan Milestones masing-masing.
Bila tidak jelas/meragukan, tulis yang paling objektif sesuai
keadaan di lapangan (data primer: data dari umat/rakyat).
e. Kolom ‘Saran Jangka Panjang’ adalah kolom yang berisi saran
untuk periode lebih dari satu tahun, sedangkan kolom ‘Saran
70 Rencana Induk KAS 2016-2035
Jangka Pendek’ adalah kolom yang berisi saran yang perlu
dijalankan di tahun yang sama dengan tahun laporan dibuat.
f. Kolom ‘Lessons Learned’ (kolom 8) memuat hikmah hasil
refleksi objektif yang dibuat rakyat, umat, atau penerima
manfaat dari pelayanan Gereja setempat. Kolom ‘Lessons
learned’ memuat pelajaran berharga yang dapat dikembangkan
menjadi pengetahuan baru (new knowledge).
4.8. Pengembangan Pengetahuan Baru
Dalam sepuluh tahun terakhir, terdapat kesadaran rakyat
tentang bagaimana menghindari ketergantungan dari pihak luar,
karena keadaan tergantung dalam jangka panjang dapat mereduksi
martabat manusia di mana pun berada16. Model kerja AI sangat
mempercayai kapasitas dan kekayaan bangsa manusia di mana pun
16 Tatkala Flores Timur terkena Tsunami sebagai akibat Gempa bumi tahun 2001,
Yayasan SATUNAMA bekerja sama dengan USC-Canada memberikan bantuan
perbaikan rumah bagi penduduk beberapa desa yang rumahnya hancur karena
Gempa. Bantuan pemerintah pusat dan daerah difokuskan untuk membangun rumah
penduduk yang hancur dan mereka harus antri untuk mendapatkannya tanpa
berusaha sendiri. Yayasan SATUNAMA memakai pendekatan berbeda. Petugas
Yayasan mendekati warga dan membangun dialog bagaimana bisa saling
bekerjasama sambil merancang rumah idaman yang akan didirikan kembali, sambil
terus mengumpulkan barang bekas rumah mereka sendiri. Yayasan memberikan
dorongan saling bekerja sama sambil mendaftar kebutuhan barang pengganti yang
memang sudah tidak ada. Yayasan membantu separuh dari kebutuhan yang
diperlukan, sementara gotong royong dan mengusahakan bantuan dari keluarga
mereka yang bekerja di daerah lain (termasuk di Malaysia) bisa mendatangkan
bantuan separuhnya. Desa lain yang warganya antri mendapat bantuan pemerintah
masih menunggu dengan tangan kosong, sementara desa yang terus bekerja
mengejar mimpi mendapatkan rumahnya kembali sudah menampakkan hasil sangat
berarti. Empat bulan berjalan, desa-desa yang warganya terus bekerja telah
menikmati mimpinya. Sementara desa yang menunggu giliran mendapatkan rumah
belum separuhnya memilikinya. Semangat bekerja mengejar mimpi telah
dianugerahi rumah sendiri. Mereka yang antri menunggu rejeki terlalu lama
diombang-ambingkan nasib sendiri. Pertemuan warga mengambil hikmat
membanggakan usahanya sendiri. Mengeluarkan keringat mengejar mimpi
memiliki rumah sendiri terasa jauh lebih nyaman. Menunggu bantuan sambil minta
dikasihani menghasilkan rumah yang bocor dan menambah lama bersedih hati.
Mereka sepakat membangun niat baru, jangan terlalu mengandalkan janji melulu.
Rencana Induk KAS 2016-2035 71
mereka. Jika saling bekerja sama, saling memperkuat ide dan kreatifitas,
serta bila rajin menggunakan kapasitasnya secara optimis dan sukacita,akan diperoleh pengetahuan baru yang berguna. Karena itu tumbuh
kearifan lokal, bagaimana pengalaman rakyat dapat dikumpulkan,
dipilih dan dipilah, serta diperas menjadi pelajaran, dan setelah diracik
menjadi pengetahuan baru. Ada kepercayaan bahwa semakin lama
rakyat bisa semakin cerdas dan menghasilkan pengetahuan baru untuk
kemandiriannya dan mengurangi ketergantungan yang tidak perlu.
Keyakinan ini makin berkembang dan didukung banyak fakta. Studi
Susan Walsh (2003) di masyarakat yang sangat terisolir pada komunitas
Suku Jalq’a di desa-desa Potosi, daerah pegunungan Bolivia,
meyakinkan ribuan peserta Simposium Internasional Lingkungan
Hidup di Stockholm, Swedia, bahwa semua petani suku buta huruf itu
dapat menghafal ratusan jenis bijih-bijian dengan istilah Latin berikutdengan pupuk lokal yang mereka ciptakan sendiri untuk melawan
dominasi industri pupuk kimia hasil negara yang disebut modern. Saat
petani bisa bekerja dalam jaringan luas dan didukung kebijakan publik
hasil advokasi LSM pendampingnya, mereka bisa mengusir dominasi
yang mengeksploitasi petani puluhan tahun.
RIKAS membawa semangat baru. Semangat baru itu adalah
“GEREJA BENTARA PERADABAN KASIH”. Pengalaman baru yangdiolah akan menjadi ilmu baru. Ilmu baru itu menjadi cara baru untuk
melanjutkan hidup. Lingkaran inilah yang disebut kemandirian atau
kemerdekaan sebagai awal cara baru untuk hidup yang baru. Semoga
begitu.
72 Rencana Induk KAS 2016-2035
REFERENSI
Banawiratma, J.B. (2014). Pemberdayaan diri Jemaat dan Teologi Praktis
Melalui Appreciative Inquiry (AI). P.T.Kanisius
Barry, B. W. (1997). Strategic Planning Workbook for Nonprofit
Organizations; Amherst H.Wilder Foundation
Brinckerhoff, P. C. (2001). Faith Based-Management: Leading
Organization that are more just Mission; John Wiley & Sons
Publication
Brinckerhoff, P. C. (2001). Mission Based-Management, an
organizational Development Workbook; Second Edition; John
Wiley & Sons Publication
Bryson, J. M. (1995). Strategic Planning for Public and Nonprofit
Organizations (Revised Edition), Jossey-Bass
CDIE. (1987). The Logical Framework Approach to portfolioDesign,
Review and Evaluation in A.I.D.: Genesis, Impact,
Problems and Opportunities.
Cooperrider, D. L. (2008). Appreciative Inquiry Handbook For Leaders
of Change, 2nd Edition. Crown Custom Publishing, Inc., and
Berrett-Koehler Publishers, Inc.
Dorothee, M. (2004). Misereor: Evaluation and Quality Management
(EQM) Department, Achen
EU: Commission of the European Communities. (1993). Project Cycle
Management: Integrated Approach and Logical Framework. EU,
Evaluation Unit Methods and Instruments for Project Cycle
Management
Fowler, A.. (2000). The Virtuous Spiral, A Guide to Sustainabili ty
For NGOs In International Development; Earthscan Publications
Ltd.; UK
Rencana Induk KAS 2016-2035 73
Freire, P. (1996). Pedagogy of the Oppressed (Penguin Education)
Kessler, E. H. (ed) (2013). Principles of AI From Encyclopedia of
Management Theory. Sage Publications
Lewis, S. (2008). Appreciative Inquiry for Change Management,Kogan
Page Limited
ODA [now DFID]. (1995). A Guide to Appraisal, Design, Monitoring,
Management and Impact Assessment of Health & Population
Projects
Ohmae, K. (1982). The Mind of The Strategist, The Art of Japanese
Business; McGraw-Hill, Inc.
Tim Programasi Keuskupan Agung Semarang. (2013). Arahan
Programasi Paroki Keuskupan Agung Semarang
USAID. (1998). Results Oriented Assistance Sourcebook
Walsh, S. (2003). Development Assistance Among Jalq’a Paperos In
Potosi, Bolivia: From Trojan Horse Toward Strengthened
Resilience, Manitoba University (Disertasi)
74 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 75
LAMPIRAN
76 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 77
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
A. PREDIKSI
(Berbagai keadaan sosial, ekonomi, politik, tehnologi, lingkungan, dll.
yang diperkirakan akan terjadi dan menjadi tantangan bagi KAS untuk
menjawabnya.)
1 Tekanan sospol makin jelas dengan menggunakan identitas primordial.
1 Berkembangnya sikap dan perilaku rasionalisme, individualisme dan sekularisme yang menggerus spiritualitas.
1 Secara kuantitatif fundalisme berkurang, tetapi secara kualitatif masih berpengaruh dalam penentuan kebijakan-kebijakan umum.
1 Bahaya disintegrasi bangsa dan negara memicu dinamika kehidupan.
2 Tantangan baru muncul dari pasa bebas ASEAN.
2 Ketergantungan orang terhadap teknologi makin tinggi.
2 Orang makin terasing dari dirinya sendiri.
2 Jurang kaya-miskin tidak terjembatani.
3 Kemajuan IT membawa banyak implikasi.
3 Teknologi informasi semakin menguasai sektor kehidupan.
4 Indonesia dalam keadaan darurat narkoba dan miras.
5 Meningkatnya
kerusakan alam.
1 Sudah terbentuk tradisi hidup kristiani lewat liturgi, devosi, katekese, partisipasi menggereja, dll.
1 Arus dan pembelaan nilai-nilai kemanusiaan makin menguat.
1 Kesejahteraan masyarakat meningkat.
2 Kepedulian sosial dalam masyarakat sudah terbangun cukup baik.
3 Muncul berbagai gerakan pecinta
lingkungan hidup.4 Penghargaan negara
dan masyarakat terhadap HAM dan demokrasi makin kuat.
KESEMPATAN
1 Arus kesetaraan menguat di masyarakat.
2 Masyarakat makin pluralis dan egalitarian.
2 Mobilitas orang makin tinggi dari waktu ke waktu.
TANTANGAN
3 Politik abu-abu. 3 Krisis air meluas dengan segala akibatnya.
4 Bumi makin panas, efek rumah kaca makin merajalela.
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II: 2021-
2025
ROAD MAP III: 2026-
2030
ROAD MAP IV: 2031-
2035
78 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
B. OUTCOMES
(Perubahan keadaan hasil bersama yang dicapai oleh institusi pelaksana
bekerja sama dengan institusi lain di kas.)
1 Gereja yang
mampu
menampilkan warna di dalam
masyarakat
dengan
pelayanan dan pemberdayaan
akar rumput pada
tingkat keluarga ("ketara").
1 Gereja yang
mampu
menampilkan manfaat baru
bagi seluruh
masyarakat
secara berkesinambung
an tanpa
membedakan latarbelakangnya
("ketampa").
1 Gereja yang
mampu ambil
bagian di tengah masyarakat di
saat-saat tertentu
terutama di saat
kritis ("ketrima").
1 Gereja sebagai
garam dan terang
yang mampu mentransformasi
masyarakat
menjadi damai
sejahtera.
2 Terciptanya habitus keluarga
kristiani sebagai
Gereja Domestik dalam 5 pilar
Gereja:
peribadatan, pewartaan,
persekutuan,
pelayanan dan
kesaksian (sregep sembahyang,
mangrasul,
mbangun paguyuban,
ngawula
pepadha, nyatria).
2 Terciptanya habitus
paguyuban
kristiani dalam 5 pilar Gereja di
lingkup teritorial
dan kategorial, relasi antar
pribadi.
2 Terciptanya habitus
paguyuban
kristiani dalam 5 pilar Gereja yang
dampaknya
dirasakan pada tingkat dusun/
RW/desa dan
tingkat
selanjutnya.
2 Terciptanya ketertibatan
paguyuban
kristiani dalam 5 pilar Gereja yang
dampaknya
dirasakan lintas sektor dalam
berbangsa dan
bernegara.
3 Gereja yang melakukan
pendidikan adil
gender - relational melalui
praktek hidup
sehari-hari dalam keluarga.
3 Gereja yang menghidupi dan
merawat pribadi
yang adil gender dalam berbagai
sektor.
3 Gereja yang mengembangkan
komunitas
pengharapan (menghormati,
menyapa,
merangkul, memberi
harapan) melalui
pendidikan
perdamaian dan manajemen
konflik.
3 Gereja sebagai rujukan budaya
kasih bagi
masyarakat.
4 Gereja yang menjadi
komunitas
perjumpaan lintas iman dengan
berbasis
lingkungan.
4 Gereja yang menghadirkan
persaudaraan
yang sejati dengan berani
keluar dari zona
nyaman menuju perjumpaan
kemanusiaan.
4 Gereja yg banyak Umatnya
menduduki posisi
strategis yang menentukan
kebijakan publik
di tingkat kabupaten/propin
si.
4 Gereja yang mempelopori
masyarakat yang
humanis/ bermartabat.
5 Gereja yang
membangun
habitus terbuka
dan kritis terhadap
informasi dan
media publik khususnya media
sosial.
5 Gereja yang
membangun
komunitas
keluarga / RT / RW dengan
kesadaran kritis
dan cerdas terhadap media.
5 Gereja yang
memanfaatkan
berbagai media
secara efektif dan inovatif bagi
pewartaan dan
pelayanan Gereja.
5 Gereja yang
mempromosikan
nilai-nilai injili
bagi dunia media.
B.I. Umat Beriman
B.I.1. Umat
Allah
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 79
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Imam mengalami kegembiraan Injil
dan mewartakannya
dalam hidup sehari-hari
dengan kunjungan dan
perhatian pada
kelompok-kelompok khusus
serta domba-domba yang
dipinggiran.
1 Imam mengalami kegembiraan Injil
dan melayani dengan gembira
lewat program-program khusus
sesuai minat dan keahlian pribadi
dan kebutuhan
umat
1 Imam mengalami kegembiraan Injil
dan menjadi pelopor umat
dalam mengusahakan
bonum commune, mewujudkan
komunitas
kontras (alternatif)
berdasarkan nilai-nilai Kerajaan
Allah.
1 Imam mengalami kegembiraan Injil
dan menghadirkan
buah-buah Roh (Gal 5:22-23)
serta mewujudkan
sabda bahagia
(Mat 5:3-11)
2 Imam terbuka untuk bekerja
sama dengan semua kelompok
yang
berpengaruh terhadap umat di
wilayahnya, dan memiliki banyak
inisiatif untuk menggerakkan
umat merespon berbagai
masalah
strategis di wilayahnya
2 mam tampil sebagai spiritual
leader dan public figure dan
bekerja sama
erat dengan berbagai tokoh
agama dan tokoh masyarakat di
wilayah kerjanya.
2 Imam tampil sebagai spiritual
leader dan melibatkan umat
dan masyarakat
untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan
masyarakat secara
manusiawi dan kristiani
2 Imam yang pengampun dan
pembawa damai.
3 Semakin banyak imam yang
memahami dan menguasai
teknologi informasi (IT)
3 Imam yang menguasai IT
untuk pewartaan
3 Imam yang mempergunakan
IT untuk evangelisasi dan
pemberdayaan Umat
3 Imam yang mempergunakan
IT untuk membangun
perdamiaan, jejaring, bonum
commune4 Imam yang
terbuka terhadap
nilai-nilai kebangsaan dan
nilai2 universal
4 Imam yang
mendalami serta
mengkaji secara kritis dan kristiani
nilai-nilai kebangsaan dan
membangun jaringan dengan
tokoh2 agama dan tokoh
masyarakat dalam perspektif
nilai2 universal.
4 Imam yang
mengambil
inisiatif untuk melibatkan umat
dalam memperjuangkan
nilai-nilai kebangsaan
dalam perspektif nilai2 universal
4 Imam yang
menjadi pelopor
pengembangan nilai-nilai
kebangsaan ditengah
masyarakat
5 Para imam yang selalu
mengembangkan diri dengan
mengikuti ongoing
formation untuk pengembangan
personalitas,
spiritualitas, kolegialitas,
professionalitas dan missioner
5 Para imam mengikuti
ongoing formation yang
mengembangkan salah satu bidang
karya pelayanan yang relevan.
5 Para imam mengikuti
ongoing formation yang
membekali dengan ilmu2
positif untuk pengembangan
diri dan
professionalitas pelayanan
5 Para imam mengikuti
ongoing formation yang
membekali Imam untuk masuk
disemua sektor kehidupan umat
dan masyarakat.
B.II. Golongan
B.II.1. Hirarki
80 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Kaum awam
yang semakin sadar akan
hakekat
panggilannnya di tengah
masyarakat untuk menyucikan
dunia
berdasarkan permandian yang
telah diterima.
2 Kaum awam
yang dibekali dengan berbagai
ketrampilan
pelayanan pastoral.
1 Persiapan dan hidup
berkeluarga yang memberi
perhatian utama
pada kesehatan yang integral dari
ibu dan anak.
1 Keluarga yang berperilaku
hidup sehat dengan
mengutamakan
sumber makanan organik.
1 Keluarga yang ikut menciptakan
masyarakat yang sehat (bebas
rokok, minuman
keras, obat-obatan terlarang,
dan judi).
1 Keluarga yang menjadi model
kesehatan yang holistik dan
standar
kebahagiaan keluarga di
masyarakat.
2 Keluarga kristiani yang cerdas
dalam pengelolaan
ekonomi rumah
tangga sebagai kaderisasi aktor
ekonomi di
lingkungan.
2 Keluarga kristiani yang aktif
membangun kebiasaan lebih
produktif, suka
menabung (investasi), aktif
dalam
UKM/UMKM/koperasi di
wilayahnya.
2 Keluarga kristiani yang aktif dalam
membangun jaringan
komunitas
ekonomi, termasuk di
dalamnya petani,
nelayan peternak dan usaha-usaha
kecil yang mencakup
produksi sampai
dengan pemasaran,
dengan
mengembangkan kerja sama dan
bisnis baru.
2 Keluarga kristiani yang mampu
membangun jaringan ekonomi
alternatif demi
pemberdayaan KLMTD.
3 Keluarga yang
menampakkan habitus relasi
harmonis, saling
menghormati, saling
menghargai, dan
egaliter (nresnani,
ngopèni, nggematèni )..
3 Komunitas
keluarga yang menjadi aktor
penggerak
gerakan budaya kasih di keluarga-
keluarga lain di
domisilinya.
3 Keluarga yang
menjadi aktor penggerak
masyarakat
berbudaya kasih.
3 Keluarga yang
menjadi aktor penggerak
masyarakat
berbudaya kasih.
Petugas pastoral
awam memperkuat
gerakan-gerakan
sosial, lingkungan dan sektor
perjuangan keadilan dan
kebenaran dalam
menciptakan bonum
communae.
B.II.2.1.
Keluarga
B.II.2. Kaum
Awam
1 Petugas pastoral
awam diperkuat dalam
membangun
jaringan dengan tokoh2 agama
dan tokoh masyarakat
sebagai bagian
karya pastoral.
1 Petugas pastoral
awam menguatkan
kapasitas umat
terutama perempuan dan
orang muda katolik dalam
bidang-bidang
strategis karya pastoral Gereja
di tengah
masyarakat khususnya dalam
sektor sosmaspol
1
Rencana Induk KAS 2016-2035 81
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya
kaderisasi di semua sektor/kategori dan tingkat yang terencana, terintegrasi, tersistematisir dan terukur di
satu wilayah
1 Adanya
kaderisasi dan adanya sharing
program kaderisasi antar wilayah
1 Terjalinnya kerja
sama antar Aktivis hasil kaderisasi di semua sektor dan tingkatan anar wilayah
1 Adanya
kaderisasi dan inisiatif baru untuk terlibat dalam masyarakat
2 Aktivis terutama perempuan dan pemuda lebih militan dan tangguh imannya
2 Aktivis bersama Imam menggerakkan umat paham masalah politik dan berani menyuarakan
kebenaran.
2 Aktivis membangun sistem untuk optimalisasi peran intelektual Katolik dan memberi
dukungan terhadap organisasi masyarakat sipil (OMS) terkait advokasi kebijakan publik
2 Aktivis katolik lebih menampakkan 100% Indonesia % Katolik dan menjadi motor perubahan yang
menyatukan
3 Aktivis yang memfasilitasi meningkatnya
posisi tawar umat dalam menciptakan bonum communae lewat
bidang seni, budaya, olah raga, pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan.
3 Hasil kerja penggerak menambah jumlah umat yang terlibat dalam masyarakat dan makin banyak tokoh katolik
dalam ranah publik.
3 Aktivis yang memfasilitasi umat ambil bagian dalam semua posisi publik (Rt/RW/Desa dll) mengembangkan
jaringan dan kerja sama dengan pihak lain untuk menjamin kebijakan publik yang adil bagi semua.
3 Aktivis yang memfasiitasi umat terlibat dan berperan dalam proses penentuan jabatan-jabatan publik di semua
tingkatan.
4 Aktivis yang memfasiitasi umat makin berpartisipasi secara aktif dan kreatif sebagai warganegara terkait dengan
hak dan kewajibannya.
4 Aktivis yang memfasiitasi
umat yang terlibat dan ambil bagian dalam gerakan2 kemasyarakatan khusus (lingkungan, anti
korupsi, dll.)
4 Aktivis yang memfasilitasi umat untuk membangun jaringan kerja lintas paroki, kevikepan, keuskupan untuk
membangun solidaritas lebih luas.
4 Aktivis yang memfasiitasi keterlibatan umat lebih luas dalam mempengaruhi posisi-posisi publik eksekutif, legislatif,
yudikatif, militer, dll. sebagai
garam dan terang yang signifikan.
B.II.2.2.
Aktivis
82 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Pengusaha yang
lebih solider
dengan KLMTD
dan dalam
pemberdayaan
UKM/Koperasi.
1 Pengusaha yang
memfasilitasi
usaha2 ekonomi
dengan
memperhatikan
skala usaha
yang effektif dan
effisien
khususnya kerja
sama antar
paroki atau
usaha di tingkat
kepikevan.
1 Pengusaha yang
mengormati
HAM, hak buruh,
tidak merusak
alam dan anti
korupsi.
1 Pengusaha yang
memberi kesempatan para
buruh ambil
bagian dalam
kepemilikan
saham.
2 Petani yang
sadar diri akan
talenta dan
kelemahannya
dan berupaya
mengoptimalkan
produktivitas di
semua sektor
kehidupan
2 Petani yang
semakin
mengutamakan
usaha tani
organik,
mengurangi
penggunaan
bahan kimia dan
mengkonsumsi
makanan sehat
secara
berkesinambung
an.
2 Petani yang
menciptakan
suasana kerja
yang produktif,
dapat
menciptakan
lapangan kerja
bagi warga
sekitar.
2 Petani yang
menghayati kerja
sebagai ambil
bagian dalam
Karya
Penciptaan Allah (spiritualitas kerja
semakin dijiwai).
3 Ormas Katolik
mengkonsolidasi
kan diri baik
internal dalam
satu ormas
maupun antar ormas Katolik.
3 Ormas Katolik
mengembangkan
diri dengan
membentuk pusat-pusat studi dan
penelitian
(Kebijakan
Publik, ekonomi,
politik dan
hukum) demi
mempersiapkan
diri membangun
akses dan kerja
sama dengan
Pemerintah
maupun dengan
Ormas Lain non
Katolik, termasuk Parpol dan NGO.
3 Ormas katolik
lebih aktif
berpartisipasi
dalam penentuan
kebijakan publik.
3 Ormas Katolik
sebagai
penggerak aktif
perbaikan situasi
umum menuju
“bonum
commune ”.
4 Menyudahi
budaya
perebutan
pimpinan,
mengintensifkan
kemitraan dan
komunikasi
dengan para
tokoh, pejabat
negara,
pimpinan/struktur
al Parpol, NGO
yang kebetulan
seiman Katolik.
serta fokus
kaderisasi.
4 Semakin banyak
anggota-ormas
katolik yang bisa
menempati
posisi-posisi
strategis.
4 Ormas katolik
sebagai
pembangkit
semangat
kenabian.
5 Ormas
melanjutkan
kaderisasi
bidang
Sosmaspol
dalam rangka
pematangan jiwa 100% Katolik dan
100% Indonesia.
6 Paguyuban-
paguyuban
(persekutuan-
persekutuan) doa
terlibat dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Paguyuban-
paguyuban
(persekutuan )
doa semakin
berjejaring satu
sama lain.
5 Paguyuban-
paguyuban
(persekutuan-
persekutuan) doa
menjadi saksi
Kristus di tengah
masyarakat
B.II.2.3.
Kategorial
4 Paguyuban-
paguyuban
(persekutuan)
doa menjadi penggerak dalam
kehidupan
menggereja
5
Rencana Induk KAS 2016-2035 83
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Biarawan/wati
yang mengembangkan karisma pendiri di tengah jemaat dan masyarakat
sesuai tantangan-tantangan zaman yang baru.
1 Biarawan/wati
mendapat pembekalan khusus dalam sektor-sektor yang mereka
geluti agar makin profesional dan manfaatnya semakin dapat
dirasakan masyarakat umum.
1 Biarawan/wati
menjadi penabur nilai-nilai universal dalam masyarakat dengan terlibat
langsung dalam berbagai upaya/lembaga masyarakat.
1 Biarawan/wati
hadir di dalam jemaat/masyarakat sebagai tanda kekudusan dan kebaikan Allah,
yang diwujudkan dalam keberpihakan kepada KLMTD,
keutuhan ciptaan, keadilan dan anti kekerasan.
2 Biarawan/wati
yang mengembangkan semangat communio
dalam komunitas.
2 Biarawan/wati
hadir dan terlibat dalam kehidupan masyarakat melalui karya sesuai kebutuhan
dan kemampuan.
2 Biarawan/wati
masuk dan terlibat dalam advokasi kebijakan publik yang menyangkut
pelayanan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, ekonomi).
2 Biarawan/wati
menjadi motor penggerak peningkatan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi.
3 Biarawan/wati yang bersaudara dengan semua kelompok mewujudkan
kebaikan dan kedamaian umum.
3 Gerakan hidup membiara yang semakin dekat dengan umat dan menjawab
kebutuhan jaman.
3 Pendidikan formal para Biarawan/wati meningkat dan memiliki
kekhasan pendidikan rohani yang cerdas
mendalam dan
tangguh.
3 Para biarawan/wati memiliki keahlian beberapa bidang profan yang
berperan bagi penciptaan keadilan dan kedamaian.
4 Biarawan/wati mendapat pengembangan
intelektualitas, personalitas, spiritualitas, emosi, fisik dan komunitas.
5 Meningkatnya integrasi karya tarekat dengan karya pastoral keuskupan dalam
semangat evangelisasi baru.
B.II.3. Hidup
Bakti
4 Terlibat dalam karya pemberdayaan
pastoral di tingkat paroki dan di lingkup tugasnya.
4 Tarekat menemukan dan mengembangkan
karya-karya baru merujuk semangat dan spiritualitas pendiri sesuai
dengan prioritas Pastoral Keuskupan.
4 Tarekat terlibat secara serius dalam karya
kemasyarakatan dengan menjadi perintis usaha-usaha khusus sesuai tuntutan
perkembangan masyarakat dan Gereja
84 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Calon imam mendapat
pendidikan ilmu-ilmu teologi dilengkapi dengan ilmu- ilmu
profan dan ilmu manajemen hingga menjadi
imam yang beriman mendalam, tangguh, misioner
dan militan.
1 Calon imam mendapat
pendidikan yang terintegrasi dengan Gereja dan masyarakat.
1 Calon imam semakin
berkontak dengan persoalan masyarakat
secara kristiani.
1 Calon turut serta dalam upaya-
upaya pembangunan masyarakan yang adil dan
sejahtera.
2 Calon imam
dipersiapkan memiliki karakter tangguh, kematangan
pribadi, berintegritas tinggi dan siap menerima tugas
sesuai prioritas Gereja.
2 Adanya sistem
pemilihan, penetapan dan ongoing formation bagi
para pembina calon imam di keuskupan dan tarekat-tarekat.
3 Kurikulum
pembinaan calon imam disusun secara utuh dan berjenjang serta
ditinjau kembali secara periodik dengan mempertimbangk
an budaya digital.
3 Kaum awam,
baik laki-laki maupun perempuan, dilibatkan dalam
pembinaan calon imam.
B.III. Pembinaan
B.III.1.
Pembinaan
Calon Imam
2 Tumbuhnya
jalinan kerja sama antara lembaga pembinaan
calom imam demi tercapainya kebersamaan dalam proses
pembinaan.
2 Proses
pembinaan memungkinkan terjadinya kerja
sama antara para
calon imam serta calon petugas pastoral lain.
Rencana Induk KAS 2016-2035 85
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Awam dan petugas pastoral
mendapat pendidikan iman
dan pelatihan-pelatihan yang
mendukung mereka untuk
berpartisipasi di dalam Gereja
dan di masyarakat.
2 Awam dan petugas pastoral
dipersiapkan memiliki karakter
tangguh, kematangan pribadi,
berintegritas tinggi dan siap
menerima tugas sesuai prioritas
Gereja.3 Pendidikan
awam direncanakan
secara terstruktur,
terintegrasi, dan tersistematisasi,
dan terukur.
Pembinaan awam dan
petugas pastoral yang berfokus
pada kerja sama dengan elemen-
elemen lain dalam
masyarakat aktif terlibat dalam
upaya-upaya pembangunan
masyarakat yang adil dan
sejahtera.
B.III.2.
Pembinaan
Awam
1 Awam dan petugas pastoral
mendapat pendidikan dan
pelatihan yang terintegrasi
dengan Gereja dan masyarakat
1 Pembinaan awam dan
petugas pastoral yang
mengarahkan kaum awam dan
petugas pastoral untuk semakin
bekerja sama menangani
persoalan masyarakat
secara kristiani.
1
86 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Pasangan suami
istri mendapat pembinaan
berjenjang untuk membangun katahanan
keluarga dalam aspek fisik
(sandang-pangan-papan, pendidikan-
kesehatan), aspek sosial
(orientasi nilai, komunikasi yang efektif, komitmen
dalam pembagian
peran, dukungan untuk maju,
kebersamaan keluarga, membina
hubungan sosial, dan mekanisme
penanggulangan masalah), aspek psikologis
1 Pasangan suami
istri aktif membangun
ketahanan keluarga dalam aspek fisik
(sandang-pangan-papan,
pendidikan-kesehatan), aspek sosial
(orientasi nilai, komunikasi yang
efektif, komitmen dalam pembagian
peran, dukungan untuk maju,
kebersamaan keluarga,
membina hubungan sosial, dan mekanisme
penanggulangan masalah), aspek
psikologis (kemampuan untuk menangani
1 Pasangan suami
istri bangga dan bersyukur atas
ketahanan keluarga dalam dalam aspek fisik
(sandang-pangan-papan,
pendidikan-kesehatan), aspek sosial
(orientasi nilai, komunikasi yang
efektif, komitmen dalam pembagian
peran, dukungan untuk maju,
kebersamaan keluarga,
membina hubungan sosial, dan mekanisme
penanggulangan masalah), aspek
psikologis (kemampuan untuk menangani
1 Pasangan suami
istri pro aktif menjadi teladan
ketahanan keluarga dalam seluruh aspek
(fisik, sosial, psikologis) bagi
keluarga di sekitarnya.
2 Orang tua
bertanggung jawab mengusahakan
terpenuhinya kebutuhan asasi
hidup anak untuk bertumbuh menjadi pribadi
kristiani yang dewasa.
2 Keluarga
mendapat informasi untuk mendapat akses
pada program-program
kesejahteraan yang ditawarkan oleh instansi-
instansi yang ada demi
terpenuhinya kebutuhan asasi hidup anak.
2 Keluarga
menjalin kerja sama dan berjejaring lintas
iman, lintas budaya, lintas
sektoral dalam membela hak asasi hidup anak.
2 Keluarga menjadi
rujukan bagi penghormatan terhadap
pemenuhan hak asasi anak di
tengah masyarakat.
3 Orang tua menciptakan
tradisi keluarga katolik untuk
mewariskan nilai-nilai kristiani kepada anak
(berkat salib di dahi, salam
berkah dalem, doa malam bersama,
membaca kitab suci, kebiasaan
makan bersama, dll.)
3 Keluarga menjadi gereja mini,
sekolah iman, dan seminari
dasar bagi anak-anak masa depan gereja
yang cerdas, tangguh dan
misioner.
3 Keluarga menjadi penopang dasar
dinamika pembangunan
hidup gereja paroki dan keuskupan.
3 Keluarga menjadi pelaku utama dan
ujung tombak pewartaan kabar
sukacita dalam masyarakat.
4 Terwujudnya Family Crisis
Center yang
mandiri dan profesional.
4 Terbangun kerja
sama antar berbagai jenis Family Crisis Center yang ada
di wilayah kerja KAS dengan Family Crisis Centre lain setempat agar
makin meningkat mutu pelayanannya.
4 Terbangun kerja
sama antar berbagai Family Crisis Center
yang ada di
wilayah kerja KAS dengan lembaga lain
untuk meningkatkan
kemandirian dan profesional pelayanan
mereka.
4 Terbangun kerja
sama antar berbagai Family Crisis Center
yang ada di
wilayah kerja KAS dengan Family Crisis Center lain dimanapun guna
meningkatkan kemandirian dan professionalitas
pelayanan mereka.
B.III.2.1.
Pembinaan
Keluarga
Rencana Induk KAS 2016-2035 87
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Gereja memberi
ruang gerak dan
kesempatan luas bagi anak,
remaja, dan OMK
untuk gembira
ambil bagian dalam kehidupan
menggereja dan
masyarakat.
1 Anak, remaja dan
OMK mendapat
pembinaan iman dan moral secara
terstruktur,
terintegrasi,
tersistematisasi dan terukur.
1 Anak, remaja dan
OMK menjadi
pendamping dalam
pembinaan iman
dan moral yang
terus menerus bagi diri sendiri
dan sesama
anak, remaja, dan OMK.
1 Anak, remaja dan
OMK terlibat aktif
dalam gerakan kemasyarakatan.
2 Gereja memberikan
pembinaan iman,
moral dan dialog
dan keterlibatan di masyarakat
kepada anak,
remaja, dan OMK secara
terstruktur,
terintegrasi,
tersistematisasi dan terukur.
2 Anak, Remaja dan OMK terlibat
dalam berbagai
kegiatan
kemasyarakatan sesuai bidang
dan minat
mereka.
2 Remaja dan OMK terlibat aktif
dalam berbagai
kegiatan lintas
iman.
2 OMK berperan sebagai
penggerak
berbagai
kegiatan kemasyarakatan,
kegiatan lintas
iman dan sosial politik"
1 Kaum
perempuan memberdayakan
habitus baru
dalam keluarga sehingga hakekat
kerahiman Allah
tercermin dalam
hidup keluarga.
1 Kaum
perempuan memberdayakan
kehidupan umat
Kristiani (gereja) untuk
menampilkan
hakekat
kerahiman Allah tercermin dalam
kehidupan
sesama orang Kristiani.
1 Kaum
perempuan memberdayakan
masyarakat
dengan melihat, tergerak hatinya
dan berbuat
sehingga
kerahiman Allah tercermin dalam
kehidupan
bermasyarakat.
2 Kaum
perempuan lebih aktif dalam
berbagai
kegaitan
kemasyarakatan.
2 Kaum
perempuan menjadi
penggerak
berbagai
kegiatan di masyarakat.
2 Kaum
perempuan menjadi pelopor
dalam bidang
kehidupan publik/
politik.
B.III.2.4.
Pembinaan
Aktivis
1 Pendampingan
aktivis mendapatkan
perhatian
secukupnya dari
Gereja lewat berbagai
komunikasi,
layanan dan pendampingan
untuk
mempertahankan kwalitasnya
sebagai civic innovator (aktivis
ranah publik yang kreatif).
1 Kerja sama antar
aktivis berdasar wilayah atau
sektor tertentu
mendapatkan
pendampingan lebih terrencana,
terintegrasi,
terstruktur dan terukur dengan
fasilitasi dari
komisi-komisi yang ada.
1 Kerja sama lintas
wilayah dan sektor antar
aktivis mendapat
perhatian dari
komisi-komisi yang ada secara
lebin intensif
sesuai tantangan wilayah yang
lebih luas.
1 Kerja sama antar
aktivis tingkat regional dan
internasional
mendapat
perhatian lebih khusus dari
komisi-komisi
terkait guna meningkatkan
kualitas individu
serta effekt dan dampak karya
mereka di
masyarakat.
B.III.2.2.
Pembinaan
Anak,
Remaja,
dan OMK
B.III.2.3.
Pemberday
aan
Perempuan
1 Kaum
perempuan mampu
menerima dan
berdamai dengan diri sendiri
sebagai
perempuan
dengan mengambil
inspirasi
perempuan Samaria.
(Yohanes 4,1 -
42)
88 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Pendidikan anggota tarekat
hidup bakti mendapat pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang mengitegrasikan kharisma tarekat dengan gerak
dan program-program KAS.
1 Pendidikan anggota tarekat
hidup bakti memprioritaskan kerja sama dengan sektor yang sejenis di masyarakat dan dalam integrasi dengan KAS.
1 Pembinaan anggota tarekat
diarahkan semakin bekerja sama dengan pihak keuskupan dan tarekat lain untuk menangani persoalan masyarakat
secara kristiani.
1 Pembinaan anggota tarekat
difokuskan untuk bekerja sama dengan elemen-elemen lain dalam masyarakat untuk menghasilkan aktor penting
dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat yang adil dan sejahtera.
B.IV.1.1.
Ibadat dan
Devosi
1 Perayaan yang memperdalam kekayaan iman dengan inovasi berbagai model
tradisi doa katulik ( Taize, karismatik, terbangan/ slawatan) dan membangkitkan makna spiritual dan memberi
inspirasi bagi hidup sehari-hari.
1 Perayaan iman yang terbuka
terhadap gerakan dan semangat ekumenis dan
mengajak orang lain ikut terlibat didalamnya.
1 Perayaan yang lebih mistik-keurigmatik, menyuburkan devosi dan yg
bisa menggerakkan semua umat aktif dalam pemberdayaan KLMTD, dalam pelestarian lingkungan dan
inkulturasi budaya
setempat.
1 Berkembangnya jejaring perayaan iman lintas gereja dan lintas agama yang menyatukan
dan memperhatikan nilai-nilai universal dan menumbuhkan aneka macam jejaring kehidupan.
B.IV.1.2.
Tempat
Ziarah
1 Pengelolaan tempat ziarah
berorientasi pada pendalaman iman,
pengharapan dan kasih, yang terprogram secara sistematis disesuaikan dengan Rencana Induk Pengelolaannya, Master Plan
Pemerintah dan perkembangan lingkungannya.
1 Menguatnya asosiasi pengelolaan tempat ziarah agar lebih
mampu meningkatkan pelayanan dan kesinambungannya serta mengusahakan dukungan dari pemerintah tanpa merugikan
semua pihak.
1 Mengukuhkan Master Plan
yang dimiliki untuk memastikan
keberlangsungan tempat ziarah yang nyaman, syahdu guna mencapai pendalaman iman, pengharapan dan kasih.
1 Berkembangnya kerja sama internasional antar tempat ziarah di
berbagai kawasan sehingga terjadi
integrasi program ziarah dengan kekhasan tertentu dalam lingkup tertentu sesuai perkembangan.
B.III.3.
Pembinaan
Hidup Bakti
B.IV. Bidang Pelayanan
B.IV.1: Liturgi
Rencana Induk KAS 2016-2035 89
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Pewartaan menanggapi
sektor-sektor
hidup umat
seperti
perburuhan, pariwisata,
migran, sesuai
tuntutan jaman.
1 Pewartaan dijalankan secara
inkulturatif, efektif,
sederhana,
menarik, mudah
dipahami, dan menggerakkan
umat makin
bersemangat
berbagi.
1 Pewartaan dijalankan melalui
dialog-dialog dan
kesaksian hidup
yang penuh
syukur, ceria dan menghadirkan
karya nyata yang
bermanfaat bagi
semua orang.
1 Pewartaan yang membuahkan
Kesaksian hidup
injil: pengelolaan
lembaga secara
transparan dan akuntabel serta
berjejaring
dengan semua
pihak.
2 Gereja yang
memanfaatkan
berbagai media
secara efektif dan inovatif bagi
pewartaan dan
pelayanan
Gereja.
2 Gereja
memastikan agar
semua ruang
kehidupan menjadi medan
pewartaan Injil
secara intens
dengan
memanfaatkan aneka media
pewartaan yang
sesuai dengan
tren.
2 Gereja yang
mempromosikan
nilai-nilai injili
bagi dunia media.
2 Gereja berdialog
dengan media
dalam
mempromosikan budaya kasih
kepada
masyarakat.
3 Formasio iman
Gereja secara integral,
berjenjang dan
berkelanjutan
yang
mengembangkan habitus kejujuran
di semua jejang
usia.
3 Formasio iman
Gereja secara integral,
berjenjang dan
berkelanjutan
yang
mengembangkan pendidikan yang
eksploratif,
kreatif, integral
dan komunikatif.
3 Formasio iman
Gereja secara integral,
berjenjang dan
berkelanjutan,
yang
menekankan penghargaan
terhadap
kehidupan dan
keutuhan
lingkungan.
3 Formasio iman
Gereja secara integral,
berjenjang, dan
berkelanjutan,
yang
menghasilkan pribadi yang
bergembira,
sejahtera dan
rela berbagi.
B.IV.2.
Pewartaan
dan
Evangelisasi:
Media Masa
90 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Lembaga
kesehatan
menegaskan
keberpihakannya pada pelayanan
kepada KLMTD.
1 Lembaga
kesehatan
menjalankan
pendidikan pola hidup sehat
holistik.
1 Lembaga
kesehatan
melawan
komersialisasi obat, alat
kesehatan, dan
pelayanan
2 Ada keja sama
antar lembaga
kesehatan katolik
(PERDHAKI) dan
pemerintah (dinas
kesehatan,
BPJS, KIS) demi
optimalisasi
layanan
kesehatan,
terutama bagi
KLMTD.
2 Lembaga
kesehatan
mengusahakan
penjaminan mutu
untuk meningkatkan
kompetensi dan
peningkatan
kualitas
pelayanan.
3 Adanya lembaga
pelayanan khusus
untuk umat yang
menderita
kelemahan
kejiwaan.
3 Menguatkan
jejaring untuk
meningkatkan
daya saing.
4 Pelayanan kesehatan yang
teguh memegang
prinsip-prinsip
etika medis
sebagaimana
diajarkan Gereja.
5 Tercukupinya tenaga-tenaga
kesehatan yang
profesional,
berintegritas, dan
berpegang teguh
pada etika
Kristiani di
semua tingkat dalam kerja
sama dengan
institusi yang
terkait.
Lembaga
kesehatan
memiliki sistem
pelayanan yang
dapat mencegah terjadinya
kerugian yang
tidak perlu pada
pihak pengguna
jasa.
4 Berkembangnya pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada
penciptaan kultur
dan pendidikan
hidup sehat.
B.IV.3.
B.IV.3.1.
Lembaga
Kesehatan
(Rumah
Sakit,
Poliklinik)
1 Advokasi
kesehatan
berkembang
efektif membela korban layanan
kesehatan yang
paling lemah.
2
Rencana Induk KAS 2016-2035 91
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya sistim pengelolaan lembaga pendidikan yang terencana, terstruktur, tersistematisasi, terukur, dan berkelanjutan dapat bersaing dengan lembaga lain dan jelas koordinasinya dengan KAS.
1 Kehadiran sekolah menumbuhkan kebanggaan masyarakat sekitar karena proses pendidikan dan kualitas para alumninya.
1 Sekolah Katolik mewujudkan cita-cita pendidikan kristiani: manusia utuh.
1 Kualitas alumni nampak dalam posisi-posisi pengambil keputusan di institusi publik.
2 Adanya reksa pastoral yang komprehensip yang mampu
memberdayakan lembaga-lembaga pendidikan di wilayah KAS agar saling bekerja sama demi kemajuan masing2 lembaga dan secara bersama menjaga mutu pendidikan.
2 Sekolah Katolik
berorientasi pada civic innovators
(warga negara
kreatif).
2 Banyaknya alumni yang mendukung secara finansial
kelanjutan dari lembaga pendidikan.
3 Pendidikan katolik memiliki keunggulan yang khas, disamping pendidikan karakter berbasis CTM.
3 Sistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan dan tuntutan jaman.
4 Pemantapan dan pendalaman filosofi pendidikan katolik dan penyusunan konsep dan perangkat operasional.
5 Memastikan lembaga-lembaga pendidikan memberi tempat
bagi anak-khusus berkebutuhan khusus.
6 Mendorong kerja sama dengan lembaga lain dan pemerintah supaya sekolah-sekolah swasta dihargai kehususannya dan mendapat perhatian sama
dengan lembaga-lembaga pendidikan
negeri.
3 Menguatnya kerja
sama antar lembaga pendidikan di tingkat internasional serta mencegah dan mengurangi dampak negatif kompetisi.
4 Berdirinya lembaga/ sekolah untuk anak/orang berkebutuhan khusus yang terencana secara matang dan mampu melayani sesuai standard mutu yang berkesinambungan.
B.IV.3.2.
Lembaga
Pendidikan
2 Kerja sama antar lembaga pendidikan katolik terkait
dengan kompetensi guru dan pilihan keunggulan komparatif dan peningkatan kualitas subyek belajar.
92 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya gerakan umat dalam pelayanan karitatif, selalu berinovasi dalam
pelayanan dan membangun kerja sama yang luas bagi kemajuan KLMTD dalam
koordinasi PSE KAS.
1 Pemberdayaan KLMTD makin intensif meluas dan menggerakkan
masyarakat dengan jejaring yang kuat.
1 Pelayanan karitatif makin meluas bermutu demi meningkatnya
kesejahteraan masyarakat dan warga KLMTD dalam koordinasi yang memberdayakan.
1 Pemberdayaan KLMTD didukung fasilitas pendanaan publik dan berjaringan
lintas iman
2 Fasilitasi program-program kebencanaan: ER, DRR, dan
pemberdayaan lembaga pelayanan karitatif di semua sektor dan
penguatan jaringan para korban bencana sebagai sikap menghormati martabat
kehidupan.
2 Menguatnya jaringan kerja pelayanan ER dan program
DRR antar Dioses dan antar propinsi.
2 Meningkatnya effektifitas jaringan kerja DRR dan jaringan
warga korban bencana tingkat nasional untuk mongoptimalkan effisiensi dalam
pelayanan pencegahan dan mengatasi dampak bencana serta membangun
solidaritas tingkat nasional tanpa membedakan elemen primordial.
2 Meningkatnya efektifitas jaringan DRR, jaringan korban
bencana, tingkat regional maupun internasional untuk membela kehidupan dan
membangun solidaritas bersama.
3 Lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat difasilitasi
menjadi lebih kuat, terencana, terstruktur, tersistimatisasi, terintegrasi,
terukur, dan berkesinambungan, memiliki berbagai jenis pelayanan yang bermutu,
melakukan inovasi tanpa henti demi kemajuan anggota dan masyarakat
disekitarnya.
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat membangun kerja sama lebih
intensif dengan berbagai civic innovators
(warga negara kreatif, kritis
terhadap kehidupan bernegara) demi bonum commune .
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat diperkuat dalam membangun
kerja sama di tingkat nasional, regional dan internasional dan unggul dalam
sektor-sektor tertentu sesuai prioritas untuk bonum commune .
3 Lembaga pemberdayaan masyarakat terlibat aktif dalam kerja
sama dengan pihak elemen lokal hingga internasional dalam semua
sektor kehidupan demi bonum commune .
B.IV.3.3.
Lembaga
Karitatif
dan
pemberday
aan (YSS,
SSV,
KarinaKAS,
LPUBTN)
Rencana Induk KAS 2016-2035 93
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Umat Katolik dan
masyarakat membuat sarana-
sarana kebudayaan lokal
dan olah raga dalam rangka
revitalisasi kearifan lokal
sebagai instrumen
perutusan
membangun persaudaraan
sejati untuk saling menghormati.
1 Berkembangnya
kerja sama lintas kelompok
masyarakat melalui budaya
dan olah raga untuk
membangun solidaritas warga
masyarakat demi terciptanya bonum commune.
1 Memperkuat
cabang-cabang seni, budaya,
olahraga sambil mengembangkan
prestasi, mengangkat
martabat manusia
memperkuat persaudaraan
yang sejati dan
saling menghormati.
1 Terbangunnya
kebiasaan untuk memperkuat
solidaritas dan kerja sama
dalam mensikapi aneka
permasalahan yang ada di
masyarakat secara inovatif
berbasis
kerasulan budaya dan olah raga
dalam masyarakat.
2 Terbangunnya komunikasi dan
terciptanya wadah bagi
bertemunya para budayawan di
wilayah tertentu.3 Adanya upaya
revitalisasi budaya melalui
kerja sama
dengan semua pihak termasuk
pemerintah.
2 Gereja menjadi pelopor
kebangkitan budaya setempat
sambil mendorong
pemerintah menjalankan
fungsi pelayan publik.
B.IV.3.4.
Kerasulan
Budaya
dan Olah
Raga
2 Optimalisasi bangunan
warisan budaya dengan
melibatkan masyarakat
setempat dan berkembangnya
ekonomi kreatif.
2 Menguatnya inkulturasi dalam
kerja sama dengan berbagai
universitas.
94 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Kesadaran dan
inisiatif umat
ditumbuhkan untuk
membangun ketahanan
keluarga dan lingkungan guna
secara aktif
berpartisipasi mengatasi
masalah narkoba, miras,
dalam segala jenisnya serta
penyakit
masyarakat .2 Makin
diperbanyak institusi yang
secara khusus menangani
kurban narkoba, miras dalam
segala jenisnya,
dengan mengutamakan
sistem penjcegahan
sejak dini dalam kerja sama
dengan semua
elemen masyarakat di
semua tingkat.
B.IV.3.5.
Narkoba
dan Miras
1
2
Kerja sama antar
elemen dan
institusi seluruh KAS harus
dikembangkan lebih efektif guna
mendukung usaha-usaha
pencegahan
hingga ke pemulihan
kesehatan kurban sebagai akibat
dan dampak penyalahgunaan
narkoba, miras,
dan penyakit masyarakat
sebagaimana kita melindungi
diri, keluarga dan anak didik sendiri
1 Kerja sama antar
wilayah gerejawi
(Dioses) harus dibangun untuk
saling belajar dan menguatkan guna
lebih efektif mencegah dan
menanggulangi
hingga ke pemulihan
kesehatan kurban akibat dan
dampak dari narkoba, miras,
dan penyakit
masyarakat sebagaimana
kita melindungi diri, keluarga dan
anak didik sendiri.
1 Gereja
mempelopori
kerja sama antar negara dan antar
sektor kehidupan untuk saling
belajar dan menguatkan guna
lebih efektif
mencegah, menanggulangi,
memulihkan semua dimensi
kehidupan calon maupun kurban
akibat dan
dampak dari narkoba, miras
dan penyakit masyarakat
sebagaimana melindungi diri
dan keluarga sendiri secara
penuh tanggung
jawab.
Rencana Induk KAS 2016-2035 95
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Berkembangnya
penanganan soal-soal keadilan,
perdamaian,
HAM dan demokrasi dan
memastikan tidak ada kurban yang
terlantar.
1 Berkembangnya
kerja sama dan jaringan yang
efektif antar
institusi yang bergerak dalam
penanganan keadilan,
perdamaian,
HAM dan demokrasi baik
pada tingkat
lokal, nasional dan internasional.
1 Berkembangnya
sektor pengetahuan
lokal dalam
pengembangan institusi dan
penangan kasus-kasus keadilan,
perdamaian,
HAM, dan demokrasi di
Indonesia.
1 Berkembangnya
pelayanan keadilan,
perdamian, HAM,
dan demokrasi yang intensif di
setiap kevikepan dengan fokus
tertentu sesuai
prioritas masing-masing dalam
kerja sama
dengan semua instansi yang
terkait.
2 Meningkatnya
pelayanan dan penanganan
migran dan kasus-kasus pengungsi
serta kurban trafficking .
2 Menguatnya kerja
sama antar institusi,
khususnya di wilayah asal dan
tujuan, dalam
menangani migran,
pengungsi dan trafficking .
2 Menguatnya kerja
sama antar institusi,
khususnya di wilayah asal dan
tujuan, dalam
menangani migran,
pengungsi dan trafficking tingkat
regional dan
internasional tanpa
membedakan latar belakang
primordialnya
dengan memanfaatkan
kemajuan
teknologi khususnya
komunikasi.
2 Menguatnya kerja
sama Internasional
antar institusi khsususnya di
wilayah asal dan
tujuan migran, pengungsi dan trafficking
dengan
memanfaatkan
kerja sama jaringan dan
kemajuan teknologi.
3 Meningkatnya
kesadaran warga
dan seluruh masyarakat
tentang mendesaknya
sikap hidup
memelihara keutuhan ciptaan,
merawat bumi, air dan udara dan
pemulihannya
demi keselamatan
semua makhluk.
3 Meningkatnya
gerakan dan pola
hidup menjaga keutuhan ciptaan,
merawat bumi, air dan udara
melalui gerakan
hidup harian dan didukung oleh
elemen masyarakat,
sekolah, intitusi
bisnis dan lembaga
pemerintahan.
3 Meningkatnya
kerja sama antar
gerakan-gerakan warga
masyarakat dalam menjaga
keutuhan ciptaan,
merawat bumi, air udara dengan
memanfaatkan teknologi yang
paling akhir.
3 Meningkatnya
penggunaan
teknologi ramah lingkungan
dengan memanfaatkan
berbagai jenis
eneji terbarukan dan kerja sama
lintas batas.
4 Komisi menyuarakan
penolakan
hukuman mati.
4 Komisi mendukung
upaya-upaya
penyadaran bahwa hukuman
mati tidak sesuai dengan
kehendak Allah.
4 Komisi JPIC membangun
kerja sama
dengan semua institusi untuk
menyuarakan hak hidup.
4 Komisi JPIC bekerja sama
dengan institusi
lain melakukan advokasi agar
proses peradilan lebih menjamin
keadilan.
B.IV.3.6
JPIC
96 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Gereja yang
menjadi komunitas perjumpaan lintas
iman dengan berbasis
lingkungan.
1 Gereja yang
menghadirkan persaudaraan yang sejati
dengan berani keluar dari zona
nyaman menuju perjumpaan
kemanusiaan.
1 Gereja yang
mengembangkan komunitas pengharapan
(menghormati, menyapa,
merangkul, memberi
harapan) melalui pendidikan
perdamaian dan manajemen
konflik.
1 Gereja yang
menghadirkan masyarakat yang humanis/
bermartabat.
1 Pembiasaan
pelayanan mengacu pada
pedoman-pedoman
pastoral yang ada dengan tetap
menjaga efektivitasnya.
1 Prinsip-prinsip
pelayanan yang dapat dipercaya:
transparan dan akuntabel
1 Penguatan
sistem-sistem pastoral,
perangkat dan SDMnya yang
terintegrasi dengan baik.
1 Gereja yang
tertata rapi dengan birokrasi
seminimal mungkin,
sekaligus inovatif.
2 Alat programming
KAS (monev, dll.) makin lengkap tertata dan
secara efektif membantu
memperbaiki efektifitas model
manajemen program yang
telah dikembangkan
sesuai alur RIKAS.
2 Pelaksanaan Ardas ke VIII
makin lancar berkat makin lengkapnya alat-
alat pengelolaan kelembagaan di
semua jenis dan tingkatan institusi
sesuai RIKAS. Berbagai upaya
baru muncul didorong
semangat belajar dan memperbaiki diri.
2 Evaluasi Mid Term terhadap
RIKAS pada paruh pertama periode dapat
menghasilkan penyempurnakan
sistim programming
yang dipakai. Setiap unit kerja
dalam struktur KAS makin
tumbuh berkembang menjadi
"learning institution "
kreatif memperbaiki diri
terus menerus.
2 RIKAS baru
dipersiapkan sejak
tahun kedua dan
siap setahun
sebelum periode
berakhir, didahului
oleh evaluasi
RIKAS yang
komprehensif
untuk menemukan
model yang lebih
sesuai. Kerja
sama nasional dan
internasional dapat
memperkaya
penemuan best
practices yang
memadai sebagai
langkah penemuan
pengetahuan-
pengetahuan baru
yang bermanfaat
bagi publik lebih
luas.
B.IV.4.
Paguyuban
dan
Persaudaraa
n (Ekumene
& Dialog
Antar Agama)
B.V. Tata Kelola Pastoral
B.V.1.
Manajemen
Pastoral:
Pedoman-
Pedoman
Pastoral
Rencana Induk KAS 2016-2035 97
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Memastikan semua institusi di
KAS memiliki
program yang
terencana, terstruktur,
tersistematisasi,
terukur, dan
berkelanjutan serta
mengatisipasi
seminimal
mungkin semua resiko yang akan
dihadapi di
semua tingkat.
2 Pemantapan dan pemberdayaan
lembaga-
lembaga (institusi
) pelayanan
gerejawi membuat jejaring
dan sinergis.
Institusi
pelayanan yg memiliki potensi
swakelola
difasilitasi untuk
lebih mampu swakelola sesuai
standar KAS.
1 Institusi gereja semakin kokoh
karena percaya
diri, memiliki
sistem pelayanan yang jelas ,
semakin
akomodatif
terhadap kemajemukan
peran orang
beriman dan
kemajemukan kharisma
B.V.2.
Penguatan
Institusi
1 Ketersediaan SDM yang
menjalankan
sistem dengan
baik dari kalangan hirarki
maupun kaum
awam yang
disiapkan secara khusus untuk
kepentingan
institusi dilenkapi
dengan perencanaan
SDM secara
periodik
1 Penjaminan mutu lembaga
pelayanan Gereja
dijalankan
dengan baik, selalu up-date
dan
mempertahankan
prinsip keberlanjutan
(sustainability )
98 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Membudayakan
tertib administrasi
pastoral: pencatatan
perstiwa dan pelayanan
pastoral, peng-arsipan, dan pendokumentasi
an yang rapi, aman dan efisien.
1 Mempergunakan
kemajuan teknologi
informatika untuk menjalankan
proses pengadministraia
n yang baik, cepat, dan mudah dipakai
sebagai pendukung
pelayanan.
1 Digitalisasi arsip
dan dokumentasi dan pemantapan
sistem administrasi
dilakukan secara efektif, efisien
mengarah ke pembuatan pengetahuan
baru (knowledge
sector ) untuk
kemanfaatan institusi lain
sejenis.
1 Sistem
administrasi "online " yang
mudah diakses sekaligus dijaga
kerahasiaan dan keamanannya.
1 Pemberdayaan
dan pemekaran wilayah teritorial
paroki demi efektivitas
pelayanan kepada umat
beriman.
1 Pengembangan
multi pusat pastoral
("desentralisasi") dan penguatan
paroki-paroki sesuai dengan
karakternya.
1 Strategi
pengembangan wilayah baru
dengan memanfaatkan
kantong-kantong hunian dan
zonasi seturut tata ruang yang dibuat oleh
Pemda setempat.
1 Pembentukkan
paroki kategorial mempertimbangk
an tata ruang dan zonasi yang telah
dibuat Pemda serta strategi
pastoral KAS. Perhatian khusus diberikan pada
perkembangan Rumah Susun
dan kondomunium
serta tempat pemukiman
penduduk.
B.V.3.
Administrasi
Pastoral
B.V.4.
Pengembang
an Wilayah
Rencana Induk KAS 2016-2035 99
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Dewan Paroki memperlancar program-program pelayanan pastoral
setempat sejalan dengan visi KAS dan kekhasan paroki berdasarkan data obyektif yang up to date, yg dapat menjangkau warga di wilayahnya.
1 Dewan Paroki menghayati spiritualitas pelindung paroki dan mewujudkan
tata penggembalaan yang melibatkan dan memberdayakan jemaat dan
warga masyarakat di wilayahnya.
1 Dewan Paroki mewujudkan tata pelayanan kepada jemaat secara
terkoordinasi dengan baik didukung oleh partisipasi umat dan optimalisasi sumber daya
yang ada.
1 Dewan paroki mendorong partisipasi aktif umat dalam mempengaruhi
kebijakan publik yg berkualitas misalnya musyawarah rencana pembangunan
(musrenbang), legislasi, pendidikan, kesehatan, adminduk.
2 Dewan Paroki meneguhkan dan mengintegrasikan kelompok-kelompok kategorial dalam
program pastoral paroki.
2 Dewan Paroki mampu menyelenggarakan kajian-kajian sosial-ekonomi untuk menunjang
program pastoral.
2 Dewan Paroki mengembangkan
program-program strategis demi perubahan hidup masyarakat.
2 Dewan Paroki mempelopori persaudaraan sejati lintas iman untuk mewujudkan
dialog iman dan harmoni kehidupan.
3 Dewan Paroki menyelenggarakan program
kaderisasi secara kontinyu.
3 Dewan Paroki menyelenggarakan program
kaderisasi untuk keperluan khusus sesuai tuntutan keadaan.
3 Dewan paroki megembangkan jaringan kerja
sama dengan lembaga kader lainnya yang sejenis.
3 Dewan Paroki membangun kerja sama
dengan semua lembaga kemasyarakatan yang ada di wilayah kerja untuk
menghadirkan bonum com m unae.
4 DKP bertanggung jawab terhadap
perumusan dan pelaksanaan serta keberlangsungan RIKAS sesuai
kebijakan Bapak Uskup.
4 DKP memastikan rumusan program KAS lima
tahunan (ARDAS) sejalan dengan pedoman perumusan road m ap lima
tahunan dan konsisten dengan RIKAS.
4 DKP memiliki posisi lebih baik dalam memberi
kontribusi lebih strategis dan nyata dalam pelayanan pastoral demi
kesejahteraan masyarakat serta harmoni antar berbagai elemen masyarakat.
4 DKP memastikan persiapan dan perumusan
RIKAS baru 2036-2055 yang lebih mengintegrasikan semua potensi didalam umat
serta potensi elemen eksternal yang dapat memajukan sumbangan RIKAS bagi
Indonesia.
B.V.5
Lembaga
Pelayanan
(DKP, Dewan
Paroki)
100 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Aset-aset Gereja
dikelola secara bertanggung jawab, mempertimbangkan asas kemanfaatan dan kesinambungan sebagai Gereja Papa Miskin serta didokumentasikan secara rapi, jelas dan lengkap, mudah diakses.
1 Memastikan
gedung dan fasilitas pastoral mengikuti kaidah ramah lingkungan, hemat energi, efisiensi (lahan dan neraca sosial ekonomi dan akses bagi disabel dan lansia)
1 Adanya sistem
penggunaan aset gereja yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar sejauh tidak mereduksi fungsi bangunan dan memberi dampak negatif.
1 Gedung Gereja
harus dapat mewujudkan cita-cita Gereja sebagai PGPM dan menjadi sarana pastoral yang efektif di tengah masyarakat dan bangsa dalam mengembangkan bonum
commune .
2 Perubahan aset mempertimbangkan perhitungan strategi pelayanan pastoral jangka panjang.
2 Memastikan sistem pemeliharaan aset dan gedung (maintenance ) sesuai dengan perkembangan teknologi.
2 Menyediakan ruang publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar terutama bagi anak-anak dan remaja agar tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab dan inklusif.
3 Penataan dan pengembangan wilayah Gerejawi dilakukan secara strategis dan memperhatikan RTRW dan RDTRK /Kabupaten/Provinsi.
3 Ada sistem jejaring pengaman sosial yang juga bermanfaat untuk memperluas persaudaraan sejati dengan semua tetangga, pamong, dan aktivis sosial kemasyarakat di sekitar gereja dan bangunan pastoral.
3 Semua lahan kosong harus dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang edukatif dan produktif.
B.VI. Sarana Prasarana (Aset)
B.VI.1.
Gedung dan
Tanah
2 Warga Gereja menjadi pelopor perwujudan pemikiran adanya tempat pemakaman bersama yang lebih terbuka, lebih rasional, efisien (setelah 10-15 tahun tulang-tulang leluhur dikumpulkan agar makamnya dapat digunakan lagi.
Rencana Induk KAS 2016-2035 101
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Penggalangan dana dilakukan
dengan prinsip kepatutan, solidaritas, subsidiaritas, kemandirian dan kesinambungan
(sustainability ).
1 Penggalangan dana diperkuat
dengan model-model fundraising yang efektif, etis, dan bernilai membangun
keswadayaan umat sejalan dengan tuntutan keadaan.
1 Kerja sama penggalangan
dana dengan lembaga lain sejenis dibangun dengan prinsip kesamaan martabat,
keamanan aset yang bijaksana tanpa mengabaikan suara umat dan prinsip etika
publik.
1 Penggalangan dana dengan
berbagai model kreatif yang dilindungi hukum dapat dikembangkan. Kerja sama
lingkup nasional bahkan internasional dapat dikembangkan dengan dukungan
potensi umat dan pemegang otoritas internal.
2 Dapat mengakses dana
yang disediakan pemerintah dengan tetap memperhatikan nilai-nilai etika yang wajar.
2 Penggunaan dana sesuai
prioritas program yang telah disepakati dalam rencana kerja jangka panjang.
2 Dibuat Financial Plan dalam
periode jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan program-program baik yang
prioritas maupun inovasi baru sesuai tuntutan keadaan.
2 Analisis keuangan lebih
rinci telah dibuat sesuai kepentingan jangka panjang memastikan unsur-unsur
manajemen keuangan yang mendukung diadopsinya prinsip-prinsip keberlanjutan
(sustainability )3 Tata kelola
administrasi dan dana dilola secara ugahari, transparan,
mudah diakses, dan akuntabel membangun kepercayaan umat dan publik sesuai pedoman-
pedoman yang berlaku di Keuskupan.
3 Pengelolaan dana mempertimbangkan keberlanjutan program yang
telah ditetapkan sebagai prioritas.
3 Ekonom KAS mengawal penggunaan program yang sudah dipakai
oleh paroki dan lembaga Gereja lainnya secara konsekuen.
3 Paroki dan lembaga Gereja lainnya telah fasih dan terbiasa membuat laporan
keuangan dengan program yang digunakan di KAS.
B.VI.2.
Keuang
an
102 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Pengadaan sarana dan peralatan pastoral memperhatikan
prinsip Gereja Papa Miskin.
1 Aneka sarana dan piranti pastoral mendapat perhatian dan
dikelola secara baik dan benar, masuk dalam monev paroki dua kali setahun.
2 Mobil,
kendaraan, piranti perlengkapan kantor dan peralatan lainnya sebagai sarana pastoral
diinventarisasi dengan baik dan terjamin keamanannya.
2 Aneka sarana
dan piranti pastoral yang didapat dari donatur/pemerintah dipertanggungjawabkan secara
akuntabel dan transparan.
1 Tempat-tempat ziarah, retret, dll. dibangun dengan
mendasarkan diri pada studi kelayakan dan kepatutan dalam konteks budaya dan masyarakat
setempat.
1 Kerja sama lintas sektor dengan institusi terkait
dibangun dengan semangat persaudaraan sejati guna menjaga kenyamanan
peziarah dan pengembangan kawasan bersemangat keramahan budaya lokal dan lingkungan yang
indah lestari.
1 Kerja sama lintas daerah diperkuat untuk
mengembangkan tempat ziarah menjadi oase kehidupan publik dalam lingkup lebih luas tanpa
meninggalkan ciri keaslian budaya, spirit keindahan dan kekhasan daerah.
2 Keberadaan dan pengelolaan tempat ziarah diperuntukkan bagi formasio
iman umat.
2 Tempat ziarah menyajikan paket-paket acara pembinaan iman kepada
para peziarah.
3 Tempat-tempat ziarah dikelola oleh panitia khusus yang bertanggung
jawab kepada paroki setempat atau Keuskupan.
3 Penguatan jejaring panitia pengelola tempat Ziarah.
B.VI.3.
Peralatan/
Piranti
Pastoral
1 Aneka sarana dan piranti pastoral mendapat perhatian dan
dikelola secara baik dan benar, selalu dipertanggungjawabkan dan di-update dan
diperbaruhi sesuai keperluan.
1 Aneka sarana dan piranti pastoral diusahakan menciptakan
kebersamaan dengan umat dan masyarakat serta menumbuhkan semangat
kesederhanaan.
B.VI.4.
Tempat
Ziarah
1 Tempat ziarah dikembangkan menjadi tempat
pengembangan spiritual yg integratif bagi semua umur, semua lapisan, secara kreatif,
dinamis dan inovatif untuk mendukung kesehatan diri yang menyeluruh tanpa meninggalkan
mandat asli, dan kekhasannya.2 Ada program
kerja sama antar Pengelola tempat ziarah demi formasio iman.
Rencana Induk KAS 2016-2035 103
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
C. MILESTONES
(Penanda pencapaian Outcomes.)
1 Umat semakin cerdas dan kritis terhadap dinamika sosial politik, hukum, keadilan dan perdamaian.
1 Meningkatnya volume usaha binaan pengusaha dalam lingkup antar paroki dan kevikepan.
1 Makin banyak umat yang terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan umum.
1 Banyaknya warga katolik yang menjadi rujukan dalam hal transparansi, akuntabilitas sebagai saksi injil di media publik.
2 Makin banyak keluarga yang memiliki relasi harmonis dengan anggota keluarga (saling menghargai, menghormati) dan makin sedikit keluarga yang bermasalah internal.
2 Umat menampilkan secara wajar perwujudan dari 5 pilar Gereja di lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja.
2 Umat semakin kreatif, eksploratif, dan mulai membagikan dan menganimasi nilai-nilai kemanusiaan pada lingkungan.
2 Meningkatnya jumlah umat di posisi-posisi publik eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, sebagai sebagai kesaksian Injil.
3 Makin banyak
lingkungan yang warganya membangun kerja sama lintas iman.
3 Terciptanya ruang-
ruang pergaulan (interaksi sosial) baru seperti pengelolaan sumber mata air, bersama warga negara mengawal kebijakan publik (kesehatan, pendidikan, adminduk).
3 Gereja menjadi
mediator dan inisiator bagi terciptanya harmoni dalam keberagaman masyarakat.
3 Makin banyak
umat yang telibat aktif dalam berbagai tingkat musrenbang dan insitutusi lain.
C.I. Umat Beriman
C.I.1. Umat
Allah
104 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Semakin banyak
imam memberikan
waktu untuk pelayanan, murah
hati, ceria, dan meneguhkan umat. Semakin
banyak kunjungan imam bagi
keluarga-keluarga yang
membutuhkan perhatian.
Semakin banyak kunjungan ke
umat-umat yang terpencil.
1 Semakin banyak
imam memberi waktu untuk
menganimasi kelompok-
kelompok: kesenian, kebudayaan lokal,
pemberdayaan ekonomi
kerakyatan, pemberdayaan
orang muda, etc.
1 Semakin banyak
imam terlibat dalam
pemberdayaan ekonomi, seperti
CU, turut serta dalam dinamika pemberantasan
korupsi, kemiskinan,
miras, narkoba. Semakin banyak
imam yang terlibat dalam
lembaga sosial lintas agama,
menghormati keberagaman.
1 Semakin banyak
imam menampilkan
semangat sukacita
berjejaring dalam tukar mimbar, kerja sama antar
paroki dalam hal kesehatan,
pemberdayaan masyarakat untuk
pengentasan ekonomi, dan
penanggulangan korupsi, miras,
narkoba, merokok.
2 Semakin banyak imam kenal, bergaul, dan
berpartisipasi dengan pemda
setempat hingga RT/RW. Semakin
banyak imam ikut serta dalam
jaringan tokoh-tokoh masyarakat
dalam bidang kehidupan publik,
keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan,
olah raga, serta kebudayaan.
2 Semakin banyak imam menerapkan
prinsip solidaritas,
subsidiaritas, kemandirian,
transparansi, dan akuntabilitas
dalam kepemimpinan di
Gereja. Semakin banyak imam ikut
serta dalam kelompok-kelompok lintas
agama yang memperhatikan
konsen terhadap persoalan sosial
dan kebudayaan.
2 Semakin banyak imam menjadi rujukan berbagai
masalah spiritual. Lebih banyak
imam menggerakkan
dan melibatkan banyak umat
dalam berbagai bidang khusus
yang dijadikan perhatian utama
guna makin menebarkan budaya kasih di
masyarakat umum.
2 Semakin banyak imam menampilkan
semangat pengampunan
resolusi konflik dan semangat
perdamaian.
3 Semakin banyak
imam yang mampu
memanfaatkan TI dengan kritis dan
cerdas. Imam mampu membaca beraneka data
dan informasi lain dengan kritis.
3 Imam lebih
mengoptimalkan penggunaan alat
komunikasi untuk pelayanan
pastoral (kotbah, retret, dan rekoleksi, serta
pengajaran agama,
programasi, dll.).
3 Imam semakin
mampu menyapa umat dan
masyarakat umum khususnya
kaum muda dan umat yang mobilitasnya
tinggi dengan bantuan IT. Imam
semakin mampu mendampingi
umat dengan memberdayakan
kekuatan yang ada berdasarkan
data.
3 Imam memiliki
jaringan IT untuk mengembangkan
pastoral, mempromosikan
perdamaian, dan makin menyejahterakan
masyarakat.
C.II. Golongan Umat Allah
C.II.1. Imam
Rencana Induk KAS 2016-2035 105
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Semakin banyak awam yang
terlibat dalam organisasi masyarakat yang
terkait dengan urusan hidup bersama (publik) serta
kepengurusan RT/RW.
1 Semakin banyak awam berjejaring
dalam kelompok-kelompok budaya, sosial
kemasyarakatan.
2 Banyak awam
yang makin terlibat dalam gerakan-gerakan keadilan,
perdamaian, anti korupsi, pengentasan
kemiskinan, gerakan budaya dan soaial politik.
3 Semakin banyak paroki yang mengadakan pembekalan
kepada awam: para pemuka jemaat, para
katekis, tokoh masyarakat, kaum perempuan dan kelompok2
khusus.
Semakin banyak
awam bekerja sama dengan tokoh agama lain untuk melakukan
salah satu proyek sosial.
C.II.2. Awam 1 Semakin banyak perempuan dan
orang muda terlibat dalam karya pastoral di
Gereja. Semakin banyak perempuan dan orang muda
terlibat dalam bidang-bidang kemasyarakatan
di RT/RW.
1 Semakin banyak awam berperan
aktif dalam program-program pengentasan
kemiskinan, sosial politik, budaya dan usaha-usaha
kesejahteraan.
2
106 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Makin banyak
keluarga yang
telah membenahi
ERT (Ekonomi
Rumah Tangga).
1 Keluarga-
keluarga
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi
keanekaragaman
makanan yang
sehat.
1 Keluarga-
keluarga
mempunyai
habitus sehat
dalam pola hidup
dan pola makan.
1 Mutu kesehatan
dan kebahagiaan
keluarga katolik
menjadi acuan
bagi keluarga-
keluarga di
masyarakat.
2 Makin banyak keluarga yang
menjadi rujukan
dalam hal
pengelolaan ERT
di wilayahnya.
2 Usaha-usaha produktif dan
semangat
menabung
semakin
berkembang di
antara keluarga-
keluarga Kristiani.
2 Keluarga-keluarga
memerangi
narkoba dan
menganimasi
gerakan anti
narkoba.
3 Makin banyak keluarga yang
menampilkan
sikap-sikap
kesetaraan antar
anggotanya dan
hidup keluarga
yang harmonis.
3 Makin banyak keluarga yang
menjadi teladan
hidup berkeluarga
bagi lingkungan
sekitarnya.
3 Makin banyak keluarga yang
menjadi pelopor
gerakan budaya
kasih bagi
keluarga-
keluarga di
sekitarnya.
1 Meningkatnya
jumlah kaderisasi
tingkat paroki/kevikepan.
1 Ada sinergi antar
pelbagai macam
kaderisasi untuk seluruh
Keuskupan.
1 Aktivis-aktivis
baru menjadi
penggerak kaderisasi.
1 Tumbuhnya
kelompok-
kelompok kaderisasi baru
lintas iman.
2 Makin banyak
umat menjadi
tokoh dalam
bidang seni,
budaya, olah
raga, pendidikan,
kesehatan, pelestarian
lingkungan.
2 Makin banyak
umat terlibat
dalam gerakan-
gerakan
lingkungan hidup,
pemberantasan
korupsi, cermati Perda.
2 Meningkatnya
umat yang terlibat
dalam jaringan
advokasi lintas
wilayah.
2 Meningkatnya
jumlah umat yang
menduduki posisi-
posisi publik yang
berpengaruh
terhadap
kebijakan di bidang legislatif,
eksekutif, dan
yudikatif.
C.II.2.1.
Keluarga
2 Makin banyak keluarga yang
menjadi pelopor
budaya kasih
bagi masyarakat
di sekitarnya.
C.II.2.2.
Aktivis
Rencana Induk KAS 2016-2035 107
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya
jumlah pengusaha
yang membina
UKM/Koperasi dan meningkatnya
jumlah
UKM/Koperasi
yang berhasil
binaan pengusaha.
1 Meningkatnya
volume usaha
binaan
pengusaha dalam lingkup antar
paroki dan
kevikepan.
1 Meningkatnya
jumlah
pengusaha yang
menerapkan prinsip-prinsip Global Compact .
1 Meningkatnya
jumlah pengusaha
yang memberikan
kesempatan para buruh memiliki
saham
perusahaan
tempat mereka
bekerja.
2 Makin banyak petani unggulan,
aktivis (terlibat
dalam berbagai
bidang), tokoh
panutan.
2 Makin banyak petani
mengusahakan
pertanian organik
secara
berkelanjutan.
2 Petani melibatkan dan
memberdayakan
orang-orang
sekitar untuk
menciptakan lapangan kerja.
2 Petani semakin menjadi rajin,
optimis,
berpengharapan,
dan menganimasi
semangat gotong-royong bersama
petani-petani lain
di wilayahnya.
3 Koordinasi antar
WKRI dengan
gerakan-gerakan
perempuan:
PMKRI, dan komunitas
mahasiswa,
pemuda katolik
dengan kelompok kaum muda;
kelompok tebat
dengan kelompok
sejenis.
3 Tumbuhnya pusat-
pusat studi yang
diselenggarakan
oleh ormas-ormas
Katolik.
3 Meningkatnya
anggota ormas
Katolik yang
menjadi
penggerak di bidang sosial
kemasyarakatan
dan politik.
3 Meningkatnya
kegiatan ormas
yang mendukung
tercapainya bonum
commune.
4 Menguatnya
jejaring antar
komunitas doa
4 Kelompok-
kelompok doa
mendapat tempat
dan berperan dalam pastoral
paroki.
4 Tumbuhnya
kelompok-
kelompok doa
bersama yang berbasis
ekumenis.
4 Anggota-anggota
komunitas doa
menjadi pelopor
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
C.II.2.3.
Kategorial
108 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Para biarawan/ti
menemukan kekhasan yang
akan dijadikan sumbangan di
masyarakat saat ini. Para
biarawan/ti menentukan
pilihan sektor pastoral untuk
terlibat. Para biarawan/ti
menguatkan
kesatuan dan kerukunan antar
mereka.
1 Semakin banyak
para biarawan/ti mengikuti
pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan profesionalisme
di bidang mereka.
1 Semakin banyak
para biarawan/ti terlibat dalam
lembaga-lembaga
kemasyarakatan untuk
pengentasan kemiskinan,
pemberdayaan masyarakat.
1 Semakin banyak
para biarawan/ti terlibat secara
kreatif dalam program-program
di gereja dan masyarakat.
2 Semakin banyak
para anggota Hidup Bakti
(kaum berjubah) bertemu dan
membangun relasi dengan
kelompok-kelompok non
Gereja.
2 Semakin banyak
kaum berjubah terlibat langsung
dalam kegiatan kemasyarakatan:
di RT/RW, di LSM atau kegiatan
kemasyarakatan, budaya, etc.
2 Semakin banyak
biarawan terlibat dalam kegiatan
advokasi dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan
pemberdayaan ekonomi.
2 Semakin banyak
biarawan yang mempelopori
kelompok-kelompok baru
untuk pengentasan
kemiskinan dan penyelesaian
konflik.3 Semakin banyak
para biarawan/ti mengikuti
pendidikan formal dalam berbagai
bidang. Semakin
banyak dari mereka
memperoleh pendampingan
yang profesional.
3 Semakin banyak
biarawan/ti mengadakan live
in yang memberdayakan
bagi umat.
3 Semakin banyak
pendidikan rohani, latihan leadership dan pastoral yang
tepat guna bagi
keterlibatan di Gereja.
3 Banyak
biarawan/ti yang terlibat langsung
dalam usaha-usaha
perdamaian dan
juga penciptaan keadilan di
masyarakat.
4 Komunikasi yang
semakin baik dan berbuah, sinergis
antara karya kongregasi dan
keuskupan. Keuskupan
memberi perhatian
secukupnya kepada para
anggota hidup bakti yang
sedang belajar di
KAS.
4 Semakin banyak
tarekat yang terlibat dalam
upaya pemberdayaan:
pembinaan umat, pemberdayaan
KLMTD, leadership umat.
4 Tarekat memiliki
karya baru yang sejalan dengan
kepedulian keuskupan di
bidang pemberdayaan
umat, KLMTD, dan
kesejahteraan
4 Tarekat memiliki
beberapa karya baru dalam hal
pemberdayaan masyarakat
dimana mereka berada.
C.II.3.
Biarawan/wat
i
Rencana Induk KAS 2016-2035 109
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Para calon imam semakin mendapat pendidikan ilmu-
ilmu profan yang berguna bagi karya pastoral.
1 Para calon imam semakin memperoleh pendidikan
teoritis dan praktis untuk memahami kompleksitas
Gereja dan masyarakat.
1 Para calon imam ikut serta dalam kelompok-kelompok
kesenian, kebudayaan, program pengentasan
kemiskinan, kelompok-kelompok sosial.
1 Para calon imam dan pemimpin jemaat memperoleh
pelatihan-pelatihan untuk terlibat dalam kegiatan
masyarakat.
2 Para calon imam mendapat berbagai pelatihan dalam
hal sosial-ekonomi, kebudayaan, nilai-nilai kebangsaan.
2 Para calon imam memperoleh pendidikan politik dan
kemasyarakatan yang seimbang dan tepat guna.
2 Semakin banyak pertemuan para pembina untuk membicarakan
proses formasio.
2 Para calon imam dan pemimpin jemaat ikut dalam gerakan-gerakan
pembaruan masyarakat.
3 Para calon imam memperoleh pendampingan kepribadian yang
semakin intens dan tepat guna.
3 Pembaruan sistem seleksi, pembinaan dan ongoing
formation bagi para calon imam.
4 Adanya pembaruhan
kurikulum sesuai tuntutan jaman dilakukan secara
periodik
4 Semakin banyak awam non religius
yang turut serta dalam pembinaan para calon imam
dan religius.
C.III. Pembinaan
C.III.1. Calon
Imam
3 Semakin banyak kerjasama untuk bertukar informasi dan
bertukar pengalaman dalam hal pendampingan.
3 Semakin banyak tukar-menukar tenaga pendamping
untuk membantu pendidikan para calon imam dan religius.
110 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya pendidikan dan pelatihan-pelatihan dibidang pastoral
internal Gereja.
1 Meningkatnya pelatihan-pelatihan leadership bagi para pemuka
jemaat.
1 Meningkatnya pelatihan-pelatihan untuk bekerja sama dengan berbagai
unsur masyarakat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat.
1 Meningkatnya pembinaan dan pelatihan untuk menemukan cara-cara baru dalam
pembangunan masyakarat.
2 Meningkatnya pelatihan-pelatihan awam dalam keterlibatan social, politik, dan kebudayaan.
3 Meningkatnya pelatihan-pelatihan leadhership
untuk PIR-OMK-Dewasa.
4 Meningkatnya pelatihan-pelatihan dalam pengolahan kepribadian.
5 Tersedianya pedoman dasar pendidikan iman bagi umat dalam semua jenjang untuk mempersiapkan umat bagi tugas internal Gereja dan masyarakat.
Meningkatnya jumlah lembaga baru untuk pembangunan masyarakat.
C.III.2.
Pembinaan
Awam
2 Meningkatnya jumlah pemimpin bagi paguyuban di masyarakat dan Gereja.
2 Meningkatnya kerja sama pelatihan antara pihak Gereja dan masyarakat.
2
Rencana Induk KAS 2016-2035 111
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 A d a mo dul pem binaan berjenja ng bag i pasangan suam i is te ri untuk
m embangun ke tahanan ke lua rga da lam aspek fisik , socia l, dan psiko log is).
1 S emakin banyak pasangan suam i is te ri yang akti f m embangun ke tahanan
ke lua rga da lam se luruh askpeknya.
1 Jum lah pasangan suam i is te ri yang bangga dan bersyukur a tas ke tahanan
ke luarga mereka m ain meingkat.
1 S ebag ian besar pasangan suam i is te ri p ro aktif m enjad i contoh ke tahanan
ke luarga da lam se luruh aspek bag i ke luarga d i sekita rnya,
2 M akin b anyak pasangan suam i is te ri yang m endapat pem binaan
berjenja ng untuk m embanugun ke tahanan ke lua rga yang m enyangkut
se luruh aspek.
2 M akin te rbukanya asesib ili tas bag i ke lua rga untuk m endapat info rmasi tentang
program-program kese jahteraan yang d itawarkan o leh ins tansi-instansi yang ada
dem i te rpenuhinya kebutuhan asasi hidup anak.
2 Jum lah ke luarga yang menja lin kerja sama dan berjenjang lintas iman, lintas
budaya, lintas sektora l da la m m embela hak asasi hidup anak m akin meningkat.
2 M eningkatnya jum lah ke luarga yang m enjad i rujukan m asyarakat
da lam penghormatan te rhadap pem enuhan hak asasi anak.
3 S e makin banyak
orang tua bertanggung jawab m engusahakan te rpenuhinya
kebutuhan asasi hidup anak.
3 S emakin banyak
ke lua rga yang sadar akan identi tasnya sebaga i G ere ja m ini , seko lah
m ini , dan seminar dasar bag i pertum buhan iman dan pangg i lan anak.
3 S emakin banyak
anggota te rm asuk kaum m uda da lam ke luarga yang te rliba t
m enghidupkan dan mem beri warna pem bangunan hidup gere ja d i
P aroki dan K euskupan.
3 S ebag ian besar
ke luarga m enjad i pe laku utam a dan ujung tom bak pewartaan kabar sukacita da lam
m asyarakat.
4 A d anya gerakan bersama pewarisan nila i-
ni la i kris tiani kepada anak da lam keuarga.
5 M eningkatnya jum lah ke luarga
yang kreati f m encip takan trad is i ke luarga ka to lik .
6 M eningkatnya jum lah C ris is C ente rs d i wi layah kerja K A S dan berkembangnya da lam jumlah dan
m utunya se tiap tahun.
C .III.2 .1 .
P em binaan
K elu arga
4 Tum buhnya kerja sam a antar C ris is
C ente rs d i
w ilayah ke rja K A S dengan C ris is C ente rs la innya.
4 B erkem bangnya kerja sama antara berba ga i C ris is C ente rs
dengan lem baga la in untuk m eningkatka n kem and irian dan
pro fesiona lisme pe layanan.
4 B erkembangnya kerja sam a antar C ris is C ente rs
dengan C ris is C enters dan institus i la in da lam rangka m eningkatkan
sa ling be la jar dan pro fesiona litasnya.
112 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya
jumlah berbagai
event dalam
komunitas gereja maupun
masyarakat yang
diorganisir OMK setiap tahun di
setiap parioki.
1 Semakin banyak
anak, remaja, dan
OMK yang
mendapat pembinaan iman
dan moral yang
terstruktur, terintegrasi,
tersistematisasi,
dan terukur
bertambah.
1 Meningkatnya
jumlah anak,
remaja, dan OMK
yang menjadi pendamping
pembinaan iman
dan moral yang terus menerus
bagi diri sendiri
dan sesama
anak, remaja. dan OMK.
1 Sebagian besar
anak, remaja, dan
OMK dengan
sukacita terlibat aktif dalam
gerakan
kemasyarakatan.
2 Meningkatnya
jumlah kegiatan pembinaan iman
dan moral untuk
anak, remaja, OMK yang
terstruktur,
terintegrasi,
tersistematisasi.
2 Makin banyak
OMK terlibat dalam berbagai
kegiatan di
masyarakat sesuai minat dan
kemampuannya.
2 Makin banyak
OMK terlibat dalam berbagai
jenis kegiatan
lintas iman.
2 Makin banyak
OMK menjadi penggerak
berbagai
kegiatan di masyarakat dan
kegiatan lintas
iman maupun
kegiatan sosial politik.
1 Makin banyak
perempuan yang
menjadikan keluarganya
cerminan
kerahiman Allah.
1 Makin banyak
perempuan yang
tampil sebagai pelopor dalam
pengembangan
habitus dalam Gereja.
1 Makin banyak
perempuan yang
menjadi pelopor dalam
pengembangan
masyarakat yang adil gender.
2 Makin banyak
perempuan
menjadi aktor dalam berbagai
kegiatan usaha di
masyarakat.
2 Makin banyak
perempuan
menjadi pelopor berbagai
kegiatan di
masyarakat
umum.
2 Makin banyak
perempuan
menjadi penggerak dan
pelopor dalam
bidang kehidupan
publik/politik.
C.III.2.2.
Pembinaan
Anak,
Remaja,
dan OMK
C.III.2.3.
Pemberday
aan
Perempuan
1 Makin banyak
perempuan yang
sadar akan martabat dan
tanggung
jawabnya sesuai status hidup.
Rencana Induk KAS 2016-2035 113
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
C.III.2.4.
Pembinaan
Aktivis
1 Ada pertemuan
antar aktivis
minimal setahun
sekali di setiap
Kevikepan untuk
meningkatkan
kapasitas refleksi
dan aktiitas mereka bagi
masyarakat luas.
1 Terbangunnya
relasi intesif dan
kerja sama yang
efektif antar
aktivis di setiap
wilayah atau
sektor kegiatan
untuk meningkatkan
sinergi dan
dampak karya
mereka.
1 Kerja sama antar
aktivis tingkat
nasional dan
regional
terbangun efektif
untuk
meningkatkan
pengaruh dan dampak karya di
masyarakat.
1 Kerja sama antar
negara di antara
para aktivis
terbangun efektif
pada tingkat
individu dan
institusi secara
lebih berkesinambunga
n
memperjuangkan
hidup bersama
yang lebih
nyaman bagi
semua orang.
1 Meningkatnya
pendidikan dan pelatihan anggota
tarekat dalam hal
pastoral KAS.
1 Meningkatnya
pendidikan bina lanjut para
anggota tarekat
dengan
melibatkan
kerjasama antar
tarekat.
1 Meningkatnya
pendidikan anggota tarekat
dengan
meningkatkan
kerja sama
dengan KAS.
2 Meningkatnya
pendidikan dan
pelatihan dengan
mencari titik temu antara kharisma
dan gerak KAS
2 Meningkatnya
pendidikan bina
lanjut dalam kerja
sama dengan bidang sejenis di
masyarakat
2 Meningkatkan
pendidikan
anggota tarekat
yang berorientasi pada
penyelesaian
masyarakat yang
mendesak.
C.III.3.
Pembinaan
Hidup Bakti
1 Meningkatnya
pembinaan anggota tarekat
khususnya bagi
mereka yang
terlibat dalam
usaha
pembangunan
masyarakat yang
adil.
114 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
C.IV.1.1.
Ibadat dan
Devosi
1 Perayaan yang
memperdalam
kekayaan iman dengan inovasi
berbagai model
tradisi doa katolik
(Taizee, Karismatik,
Terbangan/Slawat
an) dan
membangkitkan
makna spiritual serta memberi
inspirasi bagi
hidup sehari-hari.
1 Perayaan iman
yang terbuka
terhadap ekumenisme dan
mengajak orang
lain ikut terlibat di
dalamnya.
1 Perayaan yang
lebih
mistik/kerigmatik, menyuburkan
devosi dan yang
bisa
menggerakkan semua umat aktif
dalam
pemberdayaan
KLMTD, dalam
pelestarian lingkungan dan
inkulturasi
budaya
setempat.
1 Berkembangnya
jejaring perayaan
iman lintas gereja dan lintas agama
yang menyatukan
dan
memperhatikan nilai-nilai universal
dan
menumbuhkan
aneka macam
jejaring kehidupan.
1 Makin banyaknya bentuk-bentuk
doa yang
dilakukan oleh
pengelola ziarah.
1 Makin banyaknya berbagai bentuk
devosi yang
menggerakkan
umat untuk
melakukan tindak lanjut sesuai
tantangan
setempat,
khususnya terkait dengan KLMTD,
pelestarian
lingkungan dan
budaya setempat.
1 Makin banyak perayaan iman
yang dilakukan
secara bersama
dengan umat
kristiani lainnya yang dilola
secara
profesional.
1 Berkembangnya jejaring tempat
ziarah lintas iman
dan lintas agama
berbasis nilai-nilai
universal yang menumbuhkan
berbagai ide
jaringan kerja
lainnya digerakkan oleh
para pengelola
tempat ziarah.
2 Makin banyaknya
tempat ziarah
yang
menyelenggaraka
n program pendalaman
iman,
pengharapan, dan
kasih yang
terprogram secara sistematik
sesuai Rencana
Induk yang
mereka miliki dan Master Plan
Pemerintah.
2 Makin banyak
anggota asosiasi
pengelola tempat
ziarah yang
melakukan diversifikasi
pelayanan bagi
pengunjung dan
didukung oleh
pemda setempat sehingga mampu
lebih
berkelanjutan
2 Adanya
kepastian semua
tempat ziarah
telah
memperbarui Master Plan
yang dimiliki
sehingga
memastikan
keberlangsungan tempat ziarah
dengan
mendengarkan
aspirasi umat peziarah.
2 Berkembangnya
kerja sama
internasional
antar tempat
ziarah dengan tetap
mempertahankan
kekhasan masing-
masing.
C.IV. Bidang Pelayanan
C.IV.1. Liturgi
C.IV.1.2.
Tempat
Ziarah
Rencana Induk KAS 2016-2035 115
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya berbagai program,
instrumen dan m onitoring serta
evaluasi kegiatan pewartaan yang
d ikembangkan
terkait sektor-
sektor hidup umat seperti
perburuhan,
pariwisata,
migran, sesuai
tuntutan jaman.
1 Tersedia berbagai
pedoman
pewartaan yang
d ijalankan secara inkultura tif, efektif,
sederhana,
menarik, mudah
d ipahami, dan menggerakkan
umat makin
bersemangat
berbagi.
1 Makin banyak pewartaan yang
d iwujudkan
melalui d ia log-
d ialog dan kesaksian hidup
yang penuh
syukur, ceria dan
menghadirkan karya nyata yang
bermanfaat bagi
semua orang.
1 Makin nampak hasi l dan dampak
pewartaan yang
berwujud
kesaksian hidup injil seperti
pengelolaan
lembaga secara
transparan dan akuntabel dan
di lakukan dalam
kerja sama
jaringan dengan
semua p ihak. 2 Berkembangnya
media publik dan
media sosial yang
efektif dan inovati f bagi pewartaan
dan pelayanan
Gereja.
2 Tersedianya
berbagai
instrumen serta
upaya m onitoring
dan evaluasi
untuk memastikan
semua ruang
kehidupan menjadi medan
pewartaan Injil
secara intens
dengan memanfaatkan
aneka media
pewartaan yang
sesuai dengan tren.
2 Tersedianya
berbagai a lat
promosi yang
berkualitas dan efektif tentang
ni lai-nila i injili
bagi dunia media
yang d ibuat o leh Gereja
2 Adanya
dokumentasi,
re fleksi dan upaya
lebih lanjut dia log Gere ja dengan
media dalam
mempromosikan
budaya kasih kepada
masyarakat.
3 Makin banyak
umat menjadi
rujukan keteladan hidup jujur, rukun
dan berbagai nila i
kehidupan dalam
masyarakat.
Terdapat
berbagai bentuk
pelatihan, ke lompok,
paguyuban
formasio iman
yang menekankan
penghargaan
terhadap
kehidupan dan keutuhan
lingkungan.
3 W arga d ifasilitasi
menciptakan
tindak lanjut yang memberi manfaat
bagi warga
kato lik maupun
warga lain untuk menciptakan bonum
com m unae .
4 Pewartaan
menggairahkan dengan
menggunakan
a lat komunikasi
sosial dengan bahasa
sederhana dan
mudah
d imengerti , serta
mencerdaskan umat.
4 Terdapat
berbagai bentuk pelatihan,
pendampingan,
paguyuban
formasio iman Gere ja yang
menghasilkan
pribadi yang
bergembira ,
se jahtera dan re la berbagi.
C .IV.2.
Pewartaan
dan
Evangelisasi:
Media Masa
3 Tersedia
berbagai bentuk
pelatihan, ke lompok,
paguyuban
formasio iman
umat d i berbagai sektor terutama
sektor pendid ikan
yang eksplorati f,
kreatif, integral dan komunikati f.
3
116 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Tiada lembaga
kesehatan katolik yang menolak
warga KLMTD.
1 Makin banyak
lembaga kesehatan yang
menjalankan
pendidikan pola hidup sehat
holistik.
1 Adanya konsep
strategi yang teruji dalam
menghadapi
upaya komersialisasi
obat, alat
kesehatan dan pelayanan.
2 Makin banyak
kerjasama antara lembaga
kesehatan katolik
(PERDHAKI) dan pemerintah (dinas
kesehatan, BPJS,
KIS) demi optimalisasi
layanan
kesehatan, terutama bagi
KLMTD.
2 Memastikan
terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan yang
profesional dan dedikatif di
semua tingkatan
di wilayah KAS.
3 Makin banyak
lembaga
pelayanan khusus
untuk umat yang menderita
kelemahan
kejiwaan.
3 Makin banyak
kerja sama yang
mampu
meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan
daya saingnya.4 Memperbanyak
tenaga medis
yang terdidik dan terlatih dalam
melayani sesuai
prinsip-prinsip etika Kristiani.
5 Meningkatnya
promosi terhadap gerakan pro-life
(eutanasia,
aborsi, bunuh, diri.)
1 Adanya lembaga
advokasi kesehatan yang
efektif membela
korban layanan kesehatan yang
paling lemah.
2 Adanya kosep
strategi yang teruji dan institusi
yang tangguh
dalam sistim pelayanan yang
dapat mencegah
terjadinya kerugian yang
tidak perlu pada
pihak pengguna jasa.
4 Meningkatnya
publikasi tentang
etika medis Kristiani yang
terencana dan
teratur lewat media publik baik
cetak maupun
elektronik.
C.IV.3.
C.IV.3.1.
Lembaga
Kesehatan
(Rumah
Sakit,
Poliklinik)
Rencana Induk KAS 2016-2035 117
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya pedoman
sistem
pengelolaan
pendidikan yang
terencana,
terstruktur,
terintegrasi dan
terukur di wilayah
KAS.
1 Semakin banyak
sekolah yang
menjadi
kebanggaan
masyarakat
sekitar karena
proses
pendidikan dan
kualitas alumninya.
1 Makin banyak
sekolah Katolik
yang memenuhi
kriteria KAS
sebagai lembaga
pendidikan yang
mewujudkan cita-
cita pendidikan
manusia seutuhnya.
1 Makin banyak
alumni lembaga
pendidikan katolik
memiliki posisi
strategis di
berbagai institusi
publik.
2 Meningkatnya
jumlah institusi
pengelola
pendidikan yang
memiliki sistem
yang terrencana,
terstruktur,
terintegrasi dan
terukur serta
berkoordinasi dengan KAS.
2 Semakin banyak
sekolah yang
lulusannya
menjadi civic
innovators
(warga negara
yang sadar hak
dan kewajiban
serta inovatif).
2 Makin banyak
alumni yang
memberi
dukungan dana
bagi kelanjutan
pendidikan dan
peningkatan mutu
pendidikan.
3 Adanya pedoman
pastoral
pendidikan KAS
yang memastikan
pengelolaan
pendidikan
dilakukan secara
terencana,
terstruktur,
terintegrasi dan
terukur.
3 Makin banyak
sekolah yang
membangun
sistim kerja yang
selalu mengikuti
perkembangan
jaman.
4 Bertambahnya
jumlah institusi
pendidikan di
KAS yang
memiliki
keunggulan
karena kekhasan
yang dimilikinya.
5 Tersedianya
konsep filosofi
pendidikan di
wilayah KAS
dilengkapi pedoman
operasionalnya.
6 Makin banyaknya
sekolah inklusi di
wilayah KAS.
C.IV.3.2.
Lembaga
Pendidikan
2 Bertambahnya
jumlah kegiatan
kerja sama antar
lembaga
pendidikan
katolik untuk
peningkatan
kompetensi guru
dan daya saing
serta peningkatan
kualitas subyek
belajar.
3 Makin banyak
kegiatan kerja
sama antar
lembaga
pendidikan di
tingkat
internasional dan
mencegah
penurunan
kwalitas
pendidikan akibat dari kompetisi.4 Makin banyak
sekolah inklusif
yang matang
dalam
merencanakan
dan mampu
melayani sesuai
standard mutu
yang
berkesinambunga
n.
118 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya
jumlah anggota
dan gerakan umat dalam pelayanan
karitatif, dan
membangun
kerjasama yang luas bagi
kemajuan
KLMTD.
1 Adanya beberapa
kelompok KLMTD
berkembang makin kuat, makin
meluas dan
menggerakkan
masyarakat dengan jejaring.
1 Pelayanan
karitatif makin
meluas bermutu demi
meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat dan warga KLMTD
dalam koordinasi
yang
memberdayakan.
1 Meningkatnya
dana publik yang
diterima untuk pemberdayaan
KLMTD dan
dilakukan dalam
kerja sama lintas iman.
2 Makin banyak
jenis pelayanan program
kebencanaan:
ER, DRR, dan
pemberdayaan lembaga
pelayanan karitatif
di semua sektor
yg dilengkapi dengan
penguatan
jaringan para
korban bencana di seluruh wilayah
KAS.
2 Meningkatnya
jumlah partner
dan jenis
pelayanan ER
dan program
DRR antar Dioses dan antar
propinsi.
2 Meningkatnya
jumlah kegiatan dan mutu hasil
kerja jaringan
DRR.
2 Meningkatnya
jumlah kegiatan dan mutu hasil
kerja jaringan
kerja DRR tingkat
regional dan internasional.
3 Meningkatnya
jumlah kegiatan
dan mutu hasil
kerja jaringan warga korban
bencana tingkat
nasional.
3 Menurunnya
jumlah kurban
dampak bencana
sebagai akibat optimalisasi
pencegahan.
4 Menurunnya jumlah kurban
dampak bencana
sebagai akibat
optimalisasi pencegahan.
4 Meningkatnya jumlah dana
solidaritas antar
Diosis tingkat
regional dan internasional
untuk warga
kurban bencana.
5 Meningkatnya
jumlah dana
solidaritas antar
Diosis untuk kurban bencana.
5 Meningkatnya
jumlah kegiatan
dan jumlah
institusi yang terlibat dalam
C.IV.3.3.
Lembaga
Karitatif
dan
pemberday
aan (YSS,
SSV,
KarinaKAS,
LPUBTN)
3 Adanya beberapa
lembaga-
lembaga
pemberdayaan masyarakat yang
telah difasilitasi
KAS menjadi
lebih unggul sesuai kriteria
yang
menghasilkan
manfaat bagi anggota dan
masyarakat di
sekitarnya.
3 Menguatnya
kerjas ama antara
LPSM dengan
aktivis dan berbagai civic
innovators
(warga negara
kreatif, kritis terhadap
kehidupan
bernegara) demi
menguatnya bonum
commune.
Rencana Induk KAS 2016-2035 119
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Meningkatnya
jumlah upaya dan jumlah sarana-prasarana kebudayaan lokal
dan olah raga hasil kerjasama umat Katolik dan masyarakat
dalam rangka revitalisasi kearifan lokal
sebagai tanda persaudaraan sejati.
1 Makin banyaknya
upaya dan hasil perwujudan kerja sama lintas kelompok
masyarakat dalam memajukan budaya dan olah
raga untuk membangun solidaritas warga
demi terciptanya hidup bersama yang lebih baik.
1 Makin banyak
prestasi dicapai dalam cabang-cabang seni, budaya, olah
raga yang dapat mengangkat martabat manusia
memperkuat persaudaraan yang sejati dan
saling menghormati.
1 Makin kokoh
kebiasaan yang ditumbuhkan dalam menyikapi aneka
permasalahan yang ada di masyarakat dengan cara-cara
inovatif berbasis kerasulan budaya dan olah raga
sebagai solusi hidup bersama yang lebih baik.
2 Terselenggaranya
pertemuan ahli dan aktivis kebudayaan minimal setahun
sekali di setiap wilayah tertentu.
2 Adanya data
terkini tentang bangunan jagar budaya yang perlu dilestarikan.
2 Terlibatnya para
ahli budaya dalam inkulturasi gereja: liturgi, tata ruang bangunan
fisik, sarana prasarana fisik dll.
3 Terbentuknya sanggar-sanggar budaya di wilayah-
wilayah tertentu.4 Adanya data dan
informasi tentang kegiatan-kegiatan
kebudayaan yang sudah diselenggarakan oleh masyarakat
dan yang dilakukan oleh pemerintah.
C.IV.3.4.
Kerasulan
Budaya
dan Olah
Raga
2 Gereja
memperjuangkan agar pemerintah melakukan upaya pengadaan dan
pengelolaan fasilitas publik yang vital: makam, sampah
industri dan rumah tangga, pengelolaan
limbah cair maupun padat, dan fasilitas publik sejenisnya.
3 Tumbuhnya usaha-usaha ekonomi kreatif
masyarakat di sekitar lokasi cagar budaya.
3 Terlibatnya para cendekiawan Katolik dalam
mengembangkan inkulturasi Gereja.
120 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Makin banyak
orang dan keluarga yang
paham, sadar dan menjaga diri dari bahaya narkoba,
miras dan segala jenis penyakit masyarakat yang
mereka hadapi.
1 Berkurangnya
kurban penyalahgunaan
narkoba, miras dan segala jenis penyakit
masyarakat lainnya.
1 Terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk
pemulihan pencandu narkoba yang
sudah direhabilitasi.
1 Muncul gerakan
umat melawan kejahatan sosial
dengan mengandalkan moral sosial yang
diterangi oleh injil dan iman.
2 Meningkatnya jumlah institusi dan komisi tingkat
keuskupan yang menangani dan mencegah kurban
narkoba, miras dan segala
jenisnya.
2 Makin optimal dan profesional lembaga yang
menanggani rehabilitasi narkoba.
2 Meningkatnya layanan pemberdayaan
masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran
narkoba melalui aneka macam media dan
kegiatan.
2 Munculnya kesadaran gaya hidup bebas
narkoba dari seluruh warga masyarakat.
3 Makin tingginya peran advokasi
dalam mendukung
tegaknya penegakan hukum terhadap
produsen dan pengedar narkoba.
4 Meningkatnya akses jaringan
layanan dan pemerhati rehabilitasi
narkoba.
3 Terbangunnya layanan holistik
(kesehatan, moral, psikologi,
iman, sosial) terhadap korban narkoba.
C.IV.3.5.
Narkoba
dan Miras
3 Terjalinnya kerjasama
terpadu antara keluarga, sekolah,
rumah sakit katolik, tempat-tempat
rehabilitasi (swasta dan pemerintah,
diantaranya BNN, BNNP, BNNK).
3 Dirintis pos-pos konsultatif di
tingkat paroki.
Rencana Induk KAS 2016-2035 121
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Makin banyak kasus-kasus HA M, keadilan dan perdamaian (konflik) dan demokrasi, pelestarian lingkungan dll. yang ditangani
oleh JPIC.
1 Makin banyaknya berbagai jenis upaya dan kerja sama serta jaringan kerja yang efektif antar institusi yang menangani masalah keadilan,
perdamaian, HAM, dan demokrasi di berbagai tingkatan: lokal hingga internasional.
1 Makin banyak elemen pengetahuan lokal yang digunakan untuk penanganan kasus-kasus keadilan, HA M, demokrasi,
konflik yang ada di Indonesia.
1 Makin banyak pelayanan yang dapat diberikan di setiap kevikepan terakit dengan isu HA M, demokrasi, konflik sesuai dengan kekhasan daerah masing-
masing.
2 Makin banyak kasus pelayanan
migran, kasus-kasus pengungsi dan kurban trafficking yang ditangani setiap tahun oleh JPIC .
2 Meningkatnya kecepatan
pelayanan calon atau kurban dari sektor migran, pengungsi dan trafficking baik di daerah asal maupun tujuan.
2 Meningkatnya kecepatan
pelayanan calon atau kurban dari sektor migran, pengungsi dan trafficking baik di daerah asal maupun tujuan di tingkat lokal, regional dan internasional berkat meningkatnya
kerja sama antar lembaga pengelola masing-masing sektor.
2 Meningkatnya kecepatan
pelayanan calon atau kurban dari sektor migran, pengungsi dan trafficking baik di daerah asal maupun tujuan di tingkat lokal, regional dan internasional berkat penggunaan
teknologi mutakhir yang digunakan pengelola masing-masing sektor.
3 Makin banyaknya upaya-upaya/kelompok-kelompok peduli lingkungan, peduli air dan udara,
kelompok perubahan iklim dll. yang ditangani oleh warga gereja.
3 Menurunnya tingkat kerusakan lingkungan hidup: alam, air, udara, berkat banyaknya gerakan
masyarakat untuk perbaikan lingkungan hidup.
3 Menurunnya tingkat kerusakan lingkungan hidup: alam, air, udara, berkat banyaknya jenis teknologi
mutakhir yang digunakan.
3 Menurunnya tingkat kerusakan lingkungan hidup: alam, air, udara, berkat banyaknya jenis teknologi
ramah lingkungan dan digunakannya energi terbarukan.
4 Adanya pernyataan d i media publik bahwa JPIC menolak hukuman mati.
4 A danya media promosi (poster, stiker, dll.) berisi pesan penyadaran kepada
masyarakat bahwa hukuman mati tidak sesuai dengan kehendak A llah.
4 A da MOU/ kerja sama antara JP IC dengan intitusi lain untuk menyuarakan hak hidup.
4 Ada program/kegiatan khusus yang terencana dan terstruktur dilakukan lintas
institusi untuk memperbaiki proses peradilan agar lebih transparan dan adil.
C .IV.3.6
JP IC
(Justice,
P eace, and Integrity C reation )
122 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya program
yang dimonitor
dan dievaluasi dengan baik
terkait
pembangunan komunitas lintas
iman berangkat
dari tingkat lingkungan
berkembang ke tingkat lainnya
sesuai kebutuhan
yang ada.
1 Makin banyak
usaha dan contoh
berhasil dalam membangun
persaudaraan
sejati lintas iman di berbagai
tingkat.
1 Makin banyak
usaha dan kerja
sama mengembangkan
komunitas
pengharapan (menghormati,
menyapa,
merangkul, memberi
harapan) melalui pendidikan
perdamaian dan
manajemen konflik.
1 Makin populernya
budaya kasih
yang dikembangkan
berdasar isu-isu
spesifik daerah dan bisa bertahan
mandiri secara
berkelanjutan.
2 Makin banyak contoh kerjasama
efektif antara
warga katolik dengan warga
beriman lainnya di berbagai
tingkatan warga
masyarakat.
2 Makin banyak paroki yang
menghadirkan
persaudaraan yang sejati
dengan program-program khusus
dan berkembang
secara berkelanjutan.
2 Makin banyak contoh sukses
berkembangnya
komunitas pengharapan
yang lintas batas dan terstruktur
hingga
keberbagai daerah.
2 Gereja menjadi inspirasi dan
memfasilitasi
berbagai gerakan masyarakat yang
menghadirkan masyarakat yang
humanis/bermarta
bat.
C.IV.4.
Paguyuban
dan
Persaudaraa
n (Ekumene
& Dialog
antar agama
lain)
Rencana Induk KAS 2016-2035 123
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Adanya ketertiban semua jenis administrasi, sistem dokumentasi dan pengarsipan di setiap paroki dan lembaga karya KAS secara rapi, aman dan efisien.
1 Semua jenis pelayanan pastoral terencana, terukur, tepat, seoptimal dan seefektif-
seefisien mungkin dengan memanfaatkan teknologi informasi dilandasi semangat murah hati.
1 Setiap unit pelayanan pastoral mampu berdikari dan terintegrasi di tingkat KAS.
1 Pelayanan pastoral kreatif, inspiratif, partisipatif, dan tanggap jaman
2 Optimalisasi penggunaan teknologi dalam pelayanan pastoral dengan SDM yang kompeten dan dedikatif.
2 Birokrasi berciri fugsional dan tertata sejalan dengan fungsi kehadiran Gereja.
3 Adanya pelaksanaan
evaluasi terhadap RIKAS agar sesuai dengan perkembangan
jaman.
4 Pemantapan dan penyempurnaan sistem pembuatan program searah dengan RIKAS.
5 Setiap unit pelayanan karya pastoral mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri sehingga mampu menjawab tantangan jaman.
Adanya RIKAS baru 2036 - 2055 dan makin banyak pengalaman pelayanan pastoral yang
efektif dimanfaatkan dioses lain.
C.V.1.
Manajemen
Pastoral:
Pedoman-
Pedoman
Pastoral &
Administrasi
2 Tersedianya Pedoman (Standardized operating Procedures
[SOP])) sebagai rujukan pokok tentang pemahaman, implementasi, evaluasi dan perbaikan yang diperlukan secara periodik.
2 Pemanfaatan alat-alat penyusunan program pelayanan pastoral di semua jenis lembaga karya pastoral KAS dijalankan secara efektif, terbarukan, dan kontekstual.
3
C.V. Tata Kelola Pastoral
124 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Tersedianya program kerja yang terstruktur, tersistematisasi, terukur, dan berkelanjutan serta mengatisipasi seminimal
mungkin semua resiko.
2 Pemutakhiran perangkat-perangkat pelayanan pastoral sesuai tuntutan RIKAS.
3 Adanya penguatan lembaga-lembaga gerejawi kearah kemandirian dan saling bekerja sama sesuai standar KAS.
1 Membudayakan tertib administrasi pastoral: pencatatan peristiwa dan
pelayanan pastoral, pengarsipan, dan pendokumentasian yang rapi, aman, dan efisien
1 Mempergunakan kemajuan teknologi informatika untuk menjalankan
proses pengadministrasian yang baik, cepat, dan mudah dipakai sebagai pendukung pelayanan.
1 Digitalisasi arsip, dokumentasi, dan pemantapan sistem administrasi
dilakukan secara efektif, efisien, dan mengarah ke pembuatan pengetahuan baru (knowledge sector ) untuk kemanfaatan institusi lain sejenis.
1 Sistem administrasi online yang mudah diakses sekaligus dijaga
kerahasiaan dan keamanannya.
C.V.3.
Administrasi
Pastoral
C.V.2.
Penguatan
Institusi
1 Tersedianya sistem perencanaan dan penjaminan mutu SDM di bidang pastoral termasuk awam dan imam (klerus) demi ketersediaan
tenaga pastoral yang cukup di KAS.
1 Semua lembaga pelayanan pastoral di KAS berfungsi secara efektif, effisien, mandiri dan berkesinambungan, didukung oleh tenaga-tenaga
yang bersemangat murah hati.
1 Institusi pelayanan pastoral KAS lebih mandiri dan mengakomodasi berbagai potensi, kharisma dan minat dari individu maupun institusi/kelompok
yang ada di KAS.
Rencana Induk KAS 2016-2035 125
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Optimalisasi fungsi kevikepan untuk pelayanan pastoral.
1 Dibentuknya paroki-paroki kategorial sesuai perkembangan wilayah.
2 Makin berkembangnya berbagai pusat pelayanan pastoral berbasis karakter kewilayahan Optimalisasi fungsi kevikepan untuk pelayanan pastoral.Makin
berkembangnya berbagai pusat pelayanan pastoral berbasis karakter kewilayahan.
2 Pengembangan paroki dengan memperhatikan situasi khusus terutama munculnya Rumah Susun dan Kondominium.
1 Semua Paroki di KAS melakukan pelayanan pastoral sesuai kebijakan RIKAS dan kekhasan masing-masing Paroki serta berdasarkan data obyektif yang mutakhir.
1 Adanya dokumen program dan pelayanan pastoral paroki yang mengintegrasikan kebijakan RIKAS dengan spiritualitas pelindung paroki dan atau kharisma tarekat.
1 Program kerja paroki tertata baik didukung tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel.
1 Makin banyak umat terlibat dalam berbagai tahapan dan jenis pelayanan publik demi kesejahteraan masyarakat.
2 Semua Dewan Paroki memiliki perencanaan program strategis minimal untuk periode 5 tahun kedepan dengan merujuk pada RIKAS dan
disusun melibatkan berbagai wakil umat.
2 Semua Dewan paroki memiliki perencaan strategis jangka panjang minimal 15 tahun kedepan dengan merujuk pada RIKAS yang disusun
melibatkan berbagai wakil umat.
2 Terbangunnya komunikasi dan kerja sama yang efektif serta efisien antar berbagai Tim Kerja.
2 Makin banyak umat, baik individu maupun kelompok, aktif dalam pengawalan pelayanan publik paling tidak dalam sektor
legislasi, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan pelayanan publik.
3 Berbagai kelompok kategorial dalam paroki makin berperan dan memberi sumbangan bagi karya pastoral.
3 Adanya program-program pastoral khususnya dalam sektor sosial-ekonomi yang didukung oleh berbagai kajian.
3 Partisipasi umat ditingkatkan dan terwujud dalam berbagai bentuk.
3 Dewan Paroki memiliki jaringan lintas iman demi tercapainya dialog dan harmoni dalam hidup bersama.
C.V.5. Lemba
ga Pelayanan
(DKP, Dewan
Paroki)
C.V.4.
Pengembang
an Wilayah
1 Semua paroki mengelola pelayanan pastoral secara bertanggung jawab dan mengutamakan mutu pelayanan kepada umat dengan mempertimbangkan kebijakan kewilayahan yang efektif.
1 Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah -Propinsi & Kabupaten/Kota) dan RDTRK (Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten/Kota) dipakai sebagai rujukan kebijakan pengembangan wilayah pelayanan pastoral.
126 Rencana Induk KAS 2016-2035
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Inventarisasi dan
kepastian atas legaliltas
kepemilikan.
1 Adanya sistem
penggunaan aset gereja yang
dapat memberi
manfaat bagi masyarakat
sekitar sejauh
tidak mereduksi fungsi bangunan
dan memberi
dampak negatif. 2 Inventarisasi aset
yang belum
termanfaatkan.
2 Tersedianya
ruang publik yang
dapat dimanfaatkan
masyarakat sekitar terutama
bagi anak-anak
dan remaja sebagai tempat
bermain, sejalan
dengan upaya menambah ruang
terbuka hijau
(RTH) Perkotaan.
3 Memperbarui IMB
bilamana ada perubahan
bangunan.
3 Semua lahan
kosong sudah harus dipakai
untuk hal-hal yang edukatif dan
produktif, dimana
untuk lahan tanah yang berada di
wilayah
pengairan teknis yang baik, agar
tetap
dimanfaatkan untuk pertanian
maupun
setidaknya laboratorium
pertanian.
4 Semua aset
bangunan gedung, sudah
selesai sertifikasi
tanah dan IMB sebelum 2020 .
5 KAS menerbitkan
pedoman pokok
terkait dengan pembangunan
gedung Gereja dan
pemeliharaanya .
C.VI. Sarana Prasarana (Aset)
C .VI.1.
Gedung dan
Tanah
1 Ada sistem
jejaring pengaman sosial
yang juga
bermanfaat untuk memperluas
persaudaraan
sejati dengan semua tetangga,
pamong, dan
aktivis sosial kemasyarakatan
di sekitar gereja
dan bangunan pastoral.
1 Adanya Gedung
Gereja pada tahun 2035 yang
dapat
mencitrakan sebagai
bangunan yang
kesederhanaan, fungsional dan
kultural di tengah
tantangan modernisasi high
rise building
(semacam cagar budaya yang
fungsional dan dinamis), demi
mewujudkan
Gereja sebagai PGPM dan
menjadi sarana
pastoral yang efektif di tengah
masyarakat dan
bangsa dalam mengembangkan bonum
com m une.
4 Adanya sebagian
aset milik Gereja/paroki
yang dapat
dipakai untuk pelayanan publik,
yaitu dengan
memberikan layanan tempat
pertemuan kepada
masyarakat
umum di sekitar yang mirip
pemanfaatan
gedung serba
Rencana Induk KAS 2016-2035 127
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II:
2021-2025
ROAD MAP III:
2026-2030
ROAD MAP IV:
2031-2035
1 Standarisasi peralatan/ prianti
pastoral yang berorientasi pada asas manfaat.
1 Ada monev penggunaan
peralatan/piranti pastoral terintegrasi dengan monev paroki.
2 Ada inventarisasi peralatan pastoral yang dimasukkan
dalam pelaporan neraca tahunan paroki.
2 Ada pertanggungjawaban penggunaan
peralatan piranti pastoral kepada donatur.
1 Ada pedoman dan regulasi pendirian tempat ziarah, retret.
1 Adanya kerja sama antara pengelola tempat ziarah dan aktivis
budaya lokal untuk bersama-sama. merevitalisasi kearifan lokal.
1 Tersedianya tempat ziarah yang sudah menjadi simbol
pluralitas; tempat ziarah menjadi milik bersama, bukan lagi eksklusif.
1 Adanya tempat ziarah yang dapat dikunjungi oleh para peziarah
umum, bahkan dari manca negara.
2 Adanya Tim Konsultan dalam
merencana dan mengelola tempat ziarah
2 Ada paket-paket formasio di
semua tempat ziarah.
2 Adanya paket program ziarah
publik (spiritual umum) sebagai buah kerja sama lintas daerah
2 Adanya tempat ziarah yang
bernilai budaya global, sehingga menjadi bagian dari international heritage .
3 Ada pengelola tempat ziarah
3 Ada forum pengelola tempat ziarah.
3 Ada program kerja sama antar pengelola tempat
ziarah demi formasio iman.
3 Adanya tim yang khusus mengelola kerja sama antara
tempat ziarah dengan Unesco.
4 Setiap pengelola tempat ziarah wajib membuat buku profil atau
web untuk memandu peziarah dalam formasio iman.
C.VI.4.
Tempat
Ziarah
C.VI.3.
Peralatan/
Piranti
Pastoral
1 Semua sarana dan prianti
pastoral berfungsi dengan baik, serta selalu termutakhirkan sesuai dengan kebutuhan.
1 Ada sarana dan piranti pastoral
yang dapat digunakan oleh masyarakat.
128 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
D. ASUMSI
(Faktor positif eksternal yang dapat mendukung pencapaian Outcomes.)
1 Institusi publik (Lembaga Negara
Struktural dan Non
Struktural) di Pusat dan Daerah makin
terbuka untuk bekerja
sama dengan Gereja.
1 Lembaga publik dari berbagai sektor
makin terbuka dan
aktif menawarkan kerja sama dengan
Gereja.
1 Lembaga publik makin menghargai
peran Gereja.
1 Lembaga publik makin terbiasa
bekerja sama dengan
lembaga Gereja dalam urusan
masyarakat.
2 Pemerintah makin
transparan dan
akuntabel.
2 Pemerintah makin
menampakkan
keseriusan pemberantasan
korupsi hingga tingkat
desa di seluruh Indonesia.
2 Pemerintah makin
bersih, mampu, dan
melayani di semua daerah.
2 Pemerintah makin
bersih, dan berani
menawarkan kerja sama dalam
berbagai sektor
(departemen/SKPD) terhadap Gereja.
3 Para penganut
agama-agama lain makin terbuka saling
bekerja sama.
3 Kebutuhan agama-
agama untuk saling bekerja sama tumbuh
secara alami.
3 Kerja sama antar
agama makin solid dan terencana dan
makin memiliki
dampak nyata di
masyarakat.
3 Kerja sama antar
agama makin nyata dalam upaya
membangun rujukan
tingkat Internasional.
4 Fasilitas publik untuk
pengembangan UKM/
koperasi makin nyata.
4 Semangat para
pengusaha untuk
mendampingi pengembangan UKM/
koperasi makin
meningkat.
4 Posisi UKM/koperasi
makin kuat untuk
saling bekerjasama dengan pengusaha
lebih besar.
4 Posisi
UKM/UMKM/koperasi
makin kuat dan “go public ”.
5 Pelayanan
kesehatan,
ketenagakerjaan (BPJS) dan
pendidikan dari
pemerintah bagi
rakyat kecil makin efektif.
5 Pelayanan kesehatan
(BPJS), pendidikan,
dan ekonomi bagi masyarakat rentan
makin meningkat
proporsinya.
5 Pelayanan publik
pada umumnya,
khususnya sektor kesehatan (BPJS),
pendidikan, dan
ekonomi makin efektif
dan efisien.
5 Kualitas pelayanan
publik makin terbuka
untuk didiskusikan dan diperbaiki
menjadi lebih
profesional.
6 Kerja sama dengan
dunia bisnis privat, BUMN, asuransi
makin terbuka untuk
bekerja sama dan memiliki
kecenderungan
mendukung usaha-usaha kemandirian
masyarakat.
6 AFTA makin
menampakkan manfaatnya bagi
ekonomi Indonesia.
6 Pengusaha Indonesia
bisa bersaing lebih baik di tingkat
regional,
internasional.
6 Makin banyak
pengusaha Indonesia sukses di tingkat
internasional dan
pajak lebih besar.
7 OMS dan kelompok swadaya terus
berkembang makin
kuat dapat
mengontrol kinerja pemerintah dan
terbuka untuk bekerja
sama dengan Gereja.
7 OMS dan kelompok swadaya
berkembang makin
terspesialisasi dan
terbuka kerjasama dengan Gereja.
7 Beberapa OMS besar di Indonesia
makin dipercaya dan
besar kapasitas serta
keahliannya dalam melayani kaum
marjinal.
7 OMS besar di Indonesia
berkembang menjadi
lembaga pressure
groups yang efektif dan diperhitungkan.
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II: 2021-
2025
ROAD MAP III: 2026-
2030
ROAD MAP IV: 2031-
2035
Rencana Induk KAS 2016-2035 129
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
E. RESIKO
(Faktor negatif eksternal yang dapat menghambat pencapaian Outcomes.)
1 Korupsi, kolusi dan
nepotisme masih
menjadi menonjol.
1 Korupsi, kolusi dan
nepotisme di tingkat
desa makin menonjol.
1 Korupsi menjadi isu
politik untuk saling
menjatuhkan.
1 Jumlah koruptor
makin kecil, jumlah
uang yang dikorupsi makin besar dan
dilakukan berjamaah.
2 Indonesia masih akan
menghadapi
berbagai bahaya kebencanaan (ring of
fire ).
2 Dana kebencanaan
masih sering
disalahgunakan perangkat yang
bertugas.
2 Pendekatan
pengurangan resiko
bencana berbasis masyarakat masih
belum tersosialisasi
ke seluruh negeri.
2 Kebencanaan jenis-
jenis ekologis (air,
perubahan iklim) makin menonjol.
3 Kelompok-kelompok radikal dan
fundamentalis masih
kuat dan agresif.
3 Isu kristenisasi makin meluas dan agresif
masuk ke ranah-
ranah publik.
3 Budaya Timur Tengah yang agresif dan
berbasis primordial
makin kuat
dipaksakan.
3 Budaya Timur Tengah masih kuat dan terus
dipromosikan lewat
kebijakan publik dan
penggunaan istilah-
istilah.
4 Situasi politik masih
bisa labil, karena
demokrasi masih
bersifat prosedural.
4 Kompetisi parpol
dalam pemilihan
pejabat publik di
pusat dan daerah makin dipengaruhi
uang. Caleg katolik
dapat tersisih jika
tidak memiliki strategi yang unggul
4 Situasi politik
didominasi oleh isu-
isu primordial.
Kesempatan caleg kristiani menjadi
terbatas jika tidak
lama dipersiapkan
dan memiliki strategi yang unggul
4 Demokrasi
prosedural masih
kuat sementara
esensi demokrasi berkembang lambat.
5 Meningkatnya
ekonomi Indonesia
membuat orang
bersifat individualistis.
5 Organisasi-organisai
yang sejak awal
difasilitasi umat
Katolik (CU, UB, KUBE, dll.) dapat
beralih ke
masyarakat umum
sehingga warga
katolik kehilangan pengaruhnya.
5 Suasana politik
menimbulkan
perasaan takut bagi
umat di daerah tertentu karena
berbagai tekanan di
masyarakat yang
berbau primordial.
5 Segregasi umat
berbasis etnis makin
menonjol, situasi
politik diramaikan oleh isu disintegrasi.
6 Masyarakat masih
membatasi peran
serta umat katolik dalam hidup
bermasyarakat
khususnya untuk
menduduki jabatan
publik.
6 Cara pikir sektarian
masih kuat.
6 Suasana politik yang
menakutkan
membuat warga kehilangan daya
kreatif dan inovatif
dalam karya pastoral.
6 Segregasi antara
umat yang sadar
politik beda partai makin menjadi isu
dalam karya pastoral
Gereja.
7 Sistem ekonomi profit oriented masih
dominan cenderung
mengalahkan usaha-
usaha kecil.
7 Globalisasi
membawa serta
elemen-elemen
negatif.
7 Cara pikir sektarian
masih kuat.
7 Pragmatisme
masyarakat masih
kuat.
8 Industrialisasi makin
maju dan
komersialisasi IT
serta konsumerisme makin kuat.
8 Dampak kemiskinan
dan kebodohan
masih tinggi baik di
kotabesar dan terutama di
pedesaan.
8 Globalisasi hal-hal
negatif masih kuat.
8 Relativisme agama
masih kuat.
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II: 2021-
2025
ROAD MAP III: 2026-
2030
ROAD MAP IV: 2031-
2035
130 Rencana Induk KAS 2016-2035
Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035
F. TAGLINES
Pernyataan ringkas pemberi motivasi yang menggerakkan semangat
sekaligus penanda kekhasan suatu tahapan program institusi.
ROAD MAP I: 2016-
2020
ROAD MAP II: 2021-
2025
ROAD MAP III: 2026-
2030
ROAD MAP IV: 2031-
2035
Gereja yang inklusif,
inovatif, dan transformatif.
Gereja yang berciri mistik
dan politik.
Gereja yang bahagia,
inspiratif, dan
menyejahterakan
(happy, inspiring, and
promoting prosperity).
Gereja bentara
peradaban kasih.
Rencana Induk KAS 2016-2035 131
Catatan
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
132 Rencana Induk KAS 2016-2035
Catatan
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................