bab ii kajian pustaka 2.1 definisi lipid - sinta.unud.ac.id ii.pdf · 2.1.1 definisi lipid beberapa...

29
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa senyawa kimia organik yang terdapat didalam makanan dan tubuh serta sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dapat diklasifikasikan sebagai lipid atau yang lebih dikenal oleh masyarakat awan dengan sebutan lemak. Belum terdapat definisi yang baku mengenai lipid, hal ini disebabkan karena senyawa - senyawa yang tergolong lipid tidak memiliki rumus struktural yang serupa. Namun para Ahli biokimia, sepakat bahwa senyawa organik yang memiliki sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu golongan yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud yaitu (1) bersifat hidrofobisitas yang berarti tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar misalnya ester, aseton, kloroform, dan benzena; (2) mempunyai hubungan dengan asam lemak atau esternya; (3) zat kaya energi yang digunakan oleh mahluk hidup dalam proses metabolisme tubuh. Berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut (Thompson dkk, 2012). 2.1.2 Klasifikasi Lipid Lipid meliputi lemak netral atau dikenal sebagai trigliserida, fosfolipid, kolesterol, dan beberapa lipid lain yang kurang penting. Lemak yang paling banyak terdapat pada diet adalah lemak netral yang dikenal sebagai trigliserida, yang setiap

Upload: danghuong

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Lipid

2.1.1 Definisi Lipid

Beberapa senyawa kimia organik yang terdapat didalam makanan dan tubuh

serta sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia dapat diklasifikasikan sebagai lipid

atau yang lebih dikenal oleh masyarakat awan dengan sebutan lemak. Belum terdapat

definisi yang baku mengenai lipid, hal ini disebabkan karena senyawa - senyawa yang

tergolong lipid tidak memiliki rumus struktural yang serupa. Namun para Ahli

biokimia, sepakat bahwa senyawa organik yang memiliki sifat fisika seperti lemak,

dimasukkan kedalam satu golongan yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang

dimaksud yaitu (1) bersifat hidrofobisitas yang berarti tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut organik non-polar misalnya ester, aseton, kloroform, dan benzena;

(2) mempunyai hubungan dengan asam lemak atau esternya; (3) zat kaya energi yang

digunakan oleh mahluk hidup dalam proses metabolisme tubuh. Berdasarkan sifat

fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi

dengan menggunakan pelarut lemak tersebut (Thompson dkk, 2012).

2.1.2 Klasifikasi Lipid

Lipid meliputi lemak netral atau dikenal sebagai trigliserida, fosfolipid,

kolesterol, dan beberapa lipid lain yang kurang penting. Lemak yang paling banyak

terdapat pada diet adalah lemak netral yang dikenal sebagai trigliserida, yang setiap

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

9

molekulnya tersusun dari sebuah inti gliserol dan rantai samping tiga asam lemak.

Lemak netral merupakan unsur utama dalam bahan makanan yang berasal dari hewan

dan sangat sedikit ada dalam makanan yang berasal dari tumbuhan. Dalam diet yang

biasa juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol dan ester kolesterol.

Fosfolipid dan ester kolesterol terdiri atas asam lemak. Sebaliknya kolesterol

merupakan suatu senyawa sterol yang tidak mengandung asam lemak, tetapi

kolesterol memperlihatkan beberapa sifat fisik dan kimia dari lemak, selain itu

kolesterol juga merupakan turunan lemak, dan di metabolisme seperti lemak. Oleh

karena itu dari sudut makanan kolesterol merupakan suatu lemak (Guyton & Hall,

2007).

2.1.3 Deposit Lemak

2.1.3.1 Jaringan Adiposa

Sejumlah besar lemak disimpan dalam dua jaringan tubuh utama, jaringan

adiposa dan hati. Jaringan adiposa biasanya disebut deposit lemak atau jaringan

lemak saja. Fungsi utama jaringan adiposa adalah menyimpan trigliserida sampai

diperlukan untuk membentuk energi dalam tubuh. Fungsi tambahan adalah untuk

menyediakan penyekat panas untuk tubuh. Sel lemak (adiposit) dari jaringan adiposa

merupakan modifikasi fibroblas yang menyimpan trigliserida yang hampir murni

dengan jumlah sebesar 80-95% dari keseluruhan volume sel (Guyton & Hall, 2007).

Berdasarkan letaknya, jaringan adiposa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

lemak subkutan yang letaknya tepat dibawah kulit dan lemak visceral yang letaknya

lebih dalam, dekat dengan organ vital. Jaringan adiposa visceral adalah sel-sel lemak

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

10

yang berlokasi di dalam rongga perut. Jaringan lemak ini memiliki kecepatan lebih

tinggi dalam proses penguraian lemak (lipolisis), menghasilkan peningkatan jumlah

asam lemak bebas (Saputra, dkk 2014).

Sedangkan jaringan lemak subkutan merupakan jaringan lemak dibawah kulit.

Menurut Jeyaratnam & Koh (2009), kulit menyumbang sekitar 10% berat badan,

terdiri atas lapisan epidermis di bagian luar, lapisan dermis, dan lapisan subkutan.

Epidermis memiliki ketebalan kurang lebih 0,1 mm. Dibawah lapisan epidermis

terdapat lapisan dermis yang merupakan struktur pendukung jaringan penyambung

yang terdiri atas kolagen dan berkas elastik. Pada dermis terdapat pembuluh darah

dan pembuluh limfe. Dibawah dermis terdapat lapisan lemak subkutan yang bertindak

sebagai bantalan antara epidermis/dermis dan struktur badan internal. Lapisan

subkutan mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat

dibawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam, bergantung

pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung

saraf.

Trigliserida di dalam sel lemak umumnya dalam bentuk cair. Bila jaringan

terpapar udara dingin yang lama selama 1 minggu, rantai asam lemak trigliserida sel

menjadi lebih pendek atau lebih tidak jenuh untuk mengurangi titik cairnya. Dengan

demikian lemak selalu dipertahankan dalam bentuk cair. Hal tersebut penting

terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari sel

(Guyton & Hall, 2007).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

11

2.1.3.2 Lipid Hati

Fungsi utama hati dalam metabolisme lipid ialah untuk memecahkan asam

lemak menjadi senyawa kecil yang dapat dipakai untuk energi, menyimpan

trigliserida terutama dari karbohidrat dan protein namun dalam jumlah yang lebih

sedikit dan mensintesis lipid lain dari asam lemak, terutama kolesterol dan fosfolipid.

Sejumlah besar trigliserida terdapat dihati pada saat stadium awal kelaparan, pada

diabetes militus dan pada beberapa keadaan lain ketika lemak dipakai untuk energi

bukannya karbohidrat. Pada keadaan ini sejumlah besar trigliserida di mobilisasi dari

jaringan adiposa, yang ditranspor sebagai asam lemak bebas dalam darah, dan

ditimbun kembali sebagai trigliserida di hati, tempat dimulainya tahap awal dari

sejumlah besar degradasi lemak. Jadi, dalam keadaan fisiologis normal, jumlah total

trigliserida dihati sangat ditentukan oleh kecepatan penggunaan lipid sebagai sumber

energi secara keseluruhan (Guyton & Hall, 2007).

Sel hati, selain mengandung trigliserida, juga mengandung sejumlah besar

fosfolipid dan kolesterol, yang secara berkelanjutan disintesis oleh hati. Sel hati juga

lebih mampu mendesaturasi asam lemak daripada jaringan lain sehingga trigliserida

hati secara normal lebih tidak jenuh dari pada trigliserida dari jaringan adiposa.

Kemampuan hati untuk mendesaturasi asam lemak secara fungsional penting untuk

semua jaringan tubuh, sebab banyak elemen struktur dari seluruh sel mengandung

jumlah lemak tak jenuh yang cukup banyak, dan sumber utamanya adalah hati.

Desaturasi ini dilakukan oleh suatu dehidrogenase di sel hati (Guyton & Hall, 2007).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

12

2.2 Energi

2.2.1 Sumber Energi

Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan sebagian kecil protein yang

berasal dari makanan dan dapat dipakai seluruhnya oleh sel untuk membentuk

sejumlah besar adenosin trifosfat (ATP) yang dapat dipakai sebagai sumber energi

untuk berbagai fungsi sel lainnya. Sifat ATP yang membuatnya bernilai tinggi

sebagai suatu alat bayar energi adalah besarnya energi bebas (kira-kira 7300 atau 7,3

Kalori [kilokalori], tiap mol pada keadaan standar, dan sebanyak 12.000 kalori pada

keadaan fisiologis) yang dikandung oleh masing-masing dari dua ikatan fosfat

berenergi tinggi tersebut. ATP dibentuk dari pembakaran karbohidrat, lemak dan

sebagian kecil protein (Guyton & hall, 2007)

1. Pembakaran Karbohidrat

Secara singkat proses metabolisme energi dari glukosa darah atau glikogen

otot akan berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi. Semua jenis karbohidrat,

baik itu karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti, singkong, dll) atau karbohidrat

sederhana (gula, sukrosa, fruktosa) akan terkonvensi menjadi glukosa tubuh.

Glukosa yang terbentuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi sebagai

glikogen di hati dan otot serta tersimpan dalam aliran darah sebagai glukosa darah

atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan (Irawan,

2007).

Dalam sel tubuh, sebagai tahap awal dari metabolisme energi secara aerobik,

glukosa yang berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

13

mengalami proses glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta

menghasilkan asam piruvat. Pada proses ini 2 buah molekul ATP dihasilkan

apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul

ATP dihasilkan apabila glukosa bersumber pada glikogen otot. Setelah melalui

proses glikolisis, asam piruvat yang dihasilkan kemudian akan diubah menjadi

Asetil-KoA dalam mitokondria. Proses perubahan ini akan berjalan dengan

adanya oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang

dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi

sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat kemudian akan masuk kedalam

siklus asam-sitrat yang kemudian diubah menjadi karbondioksida (CO2), ATP,

NADH, dan FADH2 melalui tahapan reaksi kompleks. (Saputra dkk, 2014;

Guyton & hall, 2007) Reaksi-reaksi tersebut dapat dituliskan secara sederhana

sebagai berikut :

Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H2O

2CO2 + ATP + 3 NADH + 3H++ FADH2

Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat,

metabolisme energi dari glukosa kemudian dilanjutkan kembali melalui suatu

proses reaksi yang disebut proses fosforilasi oksidatif. Pada proses ini molekul

NADH dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah

menjadi molekul ATP dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan didapat 3 molekul

ATP dan dari 1 molekul FADH2 akan didapat 2 molekul ATP. Proses

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

14

metabolisme energi secara aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen akan

menghasilkan total 38 molekul ATP dan menghasilkan produk samping berupa

karbondioksida dan H2O. Persamaan reaksi sederhana dapat dituliskan sebagai

berikut: Glukosa + 6O2 + 38 ADP + 38 Pi 6CO2 + 6H2O + 38 ATP.

2. Pembakaran Lemak

Tahap awal dari metabolisme energi dari lemak adalah melalui proses

pemecahan simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu trigliserida.

Trigliserida dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa serta di dalam sel-sel

hati. Melalui proses yang dinamakan lipolisis, trigliserida yang tersimpan akan

dikonversikan menjadi asam lemak dan gliserol. Kedua molekul yang dihasilkan

melalui proses ini akan mengalami jalur metabolisme yang berbeda dalam tubuh.

Gliserol yang terbentuk akan masuk kedalam siklus metabolisme untuk diubah

menjadi glukosa atau juga asam piruvat. Sedangkan asam lemak yang terbentuk

akan dipecah menjadi unit-unit kecil melalui proses yang dinamakan β-oksidasi

untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel. Proses β-

oksidasi berjalan dengan adanya oksigen serta membutuhkan karbohidrat untuk

menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak

umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari sekitar 16 atom karbon akan

dipecah menjadi unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2 atom

karbon yang terbentuk dapat mengikat 1 molekul KoA untuk membentuk Asetil-

KoA. Molekul asetil-KoA ini kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat dan

diproses untuk menghasilkan energi seperti halnya molekul asetil-KoA yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

15

dihasilkan melalui proses metabolisme energi dari glukosa/glikogen (Irawan,

2007; Guyton & Hall, 2007)

3. Pembakaran Protein

Unsur-unsur dasar penyusun protein adalah asam amino. Pemecahan protein

jadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi yang merupakan proses

pengeluaran gugus amino dari asam amino. Proses deaminasi asam amino ini

melepaskan amonia (NH3) dan asam keto. Amonia dikeluarkan dari darah hampir

seluruhnya melalui konversi menjadi ureum. Pada dasarnya semua ureum pada

tubuh manusia disintesis di hati, dan setelah ureum terbentuk, ureum berdifusi

dari sel hati masuk ke dalam cairan tubuh dan disekresikan diginjal. Sedangkan

asam keto yang dihasilkan dapat dioksidasi untuk melepas energi sebagai

keperluan metabolisme. Oksidasi ini biasanya melibatkan dua proses yang

berurutan, dimana asam keto diubah menjadi asam piruvat yang dapat masuk ke

dalam siklus asam sitrat, dan zat tersebut dipecah oleh siklus asam sitrat dan

digunakan sebagai energi dengan cara yang sama seperti penggunaan asetil-KoA

yang dihasilkan oleh metabolisme karbohidrat dan lemak. Secara umum, jumlah

ATP yang dibentuk setiap gram protein yang dioksidasi, lebih sedikit dari pada

jumlah yang dibentuk setiap gram glukosa yang dioksidasi. (Guyton & Hall,

2007).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

16

2.2.2 Kegunaan Energi

Keluaran energi dibagi ke dalam beberapa komponen yang dapat dihitung,

mencakupi energi yang digunakan untuk mejalankan fungsi metabolisme basal

(BMR), berbagai aktivitas fisik, proses pencernaan, penyerapan dan proses makanan.

1. Menjalankan Metabolisme Basal

Ketika seseorang benar-benar dalam keadaan istirahat, sejumlah energi

dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh reaksi kimia tubuh dan juga melaksanakan

berbagai fungsi fisiologis alat tubuh seperti kerja jantung dalam memompa darah,

pernapasan dalam mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida oleh

paru-paru, dan lain-lain. Tingkat energi minimum yang diperlukan untuk bertahan

hidup tersebut dinamakan kecepatan metabolik dasar (BMR) dan mencakup 50-

70% dari energi harian yang dipakai pada kebanyakan individu yang tidak aktif

(sedentary). Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram

berat badan per jam (Guyton & Hall, 2007; Dewantari, 2007)

2. Energi yang digunakan untuk aktivitas fisik

Jumlah kebutuhan energi yang diperlukan dalam melakukan berbagai aktivitas

fisik tidak sama, banyaknya energi yang diperlukan tergantung pada jumlah otot

yang melakukan aktivitas. Energi yang digunakan oleh orang gemuk lebih banyak

daripada orang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha besar dalam

menggerakkan badannya. Pengeluaran energi melalui aktivitas fisik dikatakan

paling baik. Besarnya pengeluaran energi akibat aktivitas fisik berkisar antara 15-

30% dari pengeluaran energi total. (Dewantari, 2007).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

17

3. Energi yang digunakan untuk proses makanan.

Setelah makanan dicerna, kecepatan metabolisme meningkat disebabkan oleh

peningkatan beragam reaksi kimia yang berkaitan dengan pencernaan, absorpsi,

dan penyimpanan makanan dalam tubuh. Hal ini disebut efek termogenik

makanan, karena proses tersebut memerlukan energi dan panas. Efek termogenik

makanan mencakup sekitar 8 persen pengeluaran energi harian total pada banyak

orang. (Guyton & Hall, 2007)

2.2.3 Keseimbangan energi

Keseimbangan energi mengacu pada energi yang masuk melalui makanan dan

energi yang keluar melalui pembakaran energi dalam aktivitas sehari-hari. Apabila

jumlah energi yang masuk lebih besar daripada yang dibutuhkan, maka kelebihan

energi akan disimpan dalam bentuk lemak. Setengah kilogram lemak badan setara

dengan energi 3500 kilokalori. Jadi, diperlukan 3500 kilokalori energi yang harus

dioksidasi untuk membuang simpanan lemak sebesar 0,5 kg. Sebaliknya, 3500

kilokalori asupan energi dari makanan akan menambah 0,5 kg berat badan. Defisit

energi menentukan jumlah berat badan yang berkurang. Apabila terdapat defisit 100

kilokalori perhari, maka akan berkurang 0,5 kg setiap 35 hari. Defisit 500 kilokalori

perhari akan mengurangi 0,5 kg perminggu. Defisit sebaiknya tidak melebihi 1000

kilokalori perhari. Apabila defisit melebihi 1000 kilokalori perhari makan akan

menyebabkan kelelahan, lesu, dan berkurangnya kekebalan terhadap infeksi

(Dewantari, 2007).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

18

2.3 Overweight dan obesitas

2.2.1 Definisi Overweight dan Obesitas

Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh sedangkan

overweight adalah tahap sebelum dikatakan obesitas secara klinis (Guyton & Hall,

2007). Penanda kandungan lemak tubuh yang digunakan adalah Indeks Massa Tubuh,

adapun kriteria yang digunakan secara umum diseluruh dunia menurut World Health

Organization (WHO) yang dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh menurut WHO

Klasifikasi IMT (kg/m

2)

Principal cut-off points Additional cut-off points

Normal range 18,50 – 24,99 18,50 – 22,99

23,00 – 24,99

Overweight ≥ 25,00 ≥ 25,00

Pre-obese 25,00 – 29,99 25,00 – 27,49

27,50 – 29,99

Obese ≥ 30,00 ≥ 30,00

Obese class I 30,00 – 34,99 30,00 – 32,49

32,50 – 34,99

Obese class II 35,00 – 39,99 35,00 – 37,49

37,50 – 39,99

Obese class III ≥ 40,00 ≥ 40,00

Sumber: Health and Social Care Information Centre, 2015

Secara klinis, IMT yang bernilai antara 25 dan 29,9 kg/m2 disebut overweight,

dan nilai IMT lebih dari 30 kg/m2 disebut obese. Menurut WHO, IMT mungkin tidak

sesuai pada beberapa populasi di dunia untuk menilai kegemukan, hal ini disebabkan

perbedaan meta-analisis beberapa kelompok etnik dengan konsentrasi lemak tubuh,

usia, dan gender yang sama menunjukkan Etnik Amerika berkulit hitam memiliki

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

19

IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2 dibandingkan dengan Etnik Kaukasia. Nilai IMT Bangsa

Ethiopia (4,6 kg/m2), Cina (1,9 kg/m

2), Indonesia (3,2 kg/m

2), dan Thailand (2,9

kg/m2) lebih rendah daripada Etnik Kaukasia (WHO, 2004). Kriteria kelebihan berat

badan dengan perspekif Asia Pasifik dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Kategori Indeks Massa Tubuh sesuai Perspektif Asia Pasifik

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Kurang dari normal < 18,5

Kisaran normal 18,5 – 22,9

Berat badan lebih ≥ 23

Berisiko 23 – 24,9

Obese I 25 – 29,9

Obese II ≥ 30

Sumber: WHO Expert Consultation, 2004

Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke

dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, berat badan akan bertambah, dan

sebagian besar kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak. Oleh karena

itu, kelebihan adiposit disebabkan masukan energi yang melebihi pengeluaran energi.

Untuk setiap kelebihan energi sebanyak 9 kalori yang masuk ketubuh, kira-kira 1

gram lemak akan disimpan. Lemak disimpan terutama dijaringan adiposit pada

jaringan subkutan dan pada rongga intraperitoneal, walaupun hati dan jaringan tubuh

lainnya seringkali menimbun cukup lemak pada orang obesitas.

Obesitas dibagi mejadi 2 tipe yaitu obesitas sentral (central obesity) yang juga

disebut dengan obesital abdominal atau obesitas visceral karena penumpukan lemak

terjadi pada daerah perut memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan obesitas perifer (peripheral obesity) atau juga dikenal dengan gluteal obesity

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

20

dengan penumpukan lemak terjadi daerah panggul dan pantat. Agar seseorang dapat

mengurangi berat badannya, masukan energi harus lebih kecil dari pengeluaran energi

(Guyton & Hall, 2007).

2.2.2 Etiologi Overweight dan Obesitas

Penyebab kegemukan sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting

dalam menentukan asupan makan dan metabolisme energi, gaya hidup dan faktor

lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan overweight hingga

obesitas. Peningkatan prevalensi overweight dan obesitas dalam beberapa dekade

terakhir, memperkuat pentingnya peran faktor lingkungan dan gaya hidup karena

perubahan genetik tidak timbul secepat itu.

1. Gaya hidup tidak aktif

Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan

massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat

menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Sekitar 25

hingga 30 persen energi yang digunakan oleh rata-rata orang ditunjukkan untuk

aktivitas otot, dan pada seorang pekerja kasar, sebanyak 60 sampai 70 persen

digunakan untuk tujuan tersebut. Pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik

biasanya akan meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang

berakibat penurunan berat badan yang bermakna. Oleh sebab itu, aktivitas fisik

adalah cara terpenting untuk pengeluaran energi dari tubuh, peningkatan aktivitas

fisik sering kali menjadi cara yang efektif untuk mengurangi simpanan lemak.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

21

2. Faktor lingkungan, sosial dan psikologis menyebabkan prilaku makan yang

abnormal.

Pengaruh faktor lingkungan sangatlah nyata, dengan adanya peningkatan

prevalensi overweight dan obesitas yang cepat di sebagian besar negara maju,

yang juga diikuti dengan berlimpahnya makanan berenergi tinggi (terutama

makanan berlemak) dan gaya hidup yang tidak aktif. Faktor psikologis juga dapat

menyebabkan kegemukan pada beberapa individu. Misalnya, berat badan

seseorang sering kali meningkat selama atau setelah orang tersebut mengalami

stress, seperti kematian orang tua, penyakit yang parah atau bahkan depresi.

Prilaku makan rasanya dapat menjadi sarana penyaluran stress.

3. Kelainan neurogenik

Lesi di nukleus ventromedial hipotalamus dapat menyebabkan seekor binatang

makan secara berlebihan dan menjadi obesitas. Orang dengan tumor hipofisis

yang menginvasi hipotalamus seringkali mengalami obesitas yang progresif, yang

memperlihatkan bahwa overweight dan obesitas pada manusia, juga dapat timbul

akibat kerusakan pada hipotalamus. Walupun kerusakan hipotalamus hampir tak

pernah dijumpai pada orang obesitas, susunan fungsional hipotalamus atau pusat

makan neurologik lainnya pada orang obesitas dapat berbeda pada susunan yang

terdapat pada orang normal.

4. Faktor Genetik

Sekitar 20-25% kasus kelebihan berat badan disebabkan faktor genetik. Gen

berperan dalam menyebabkan kelainan pada jaras yang mengatur pusat makan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

22

dan pengaturan pengeluaran dan penyimpanan lemak. Gen-gen yang terlibat

dalam hal tersebut antara lain : (a) mutasi MCR-4, (b) defisiensi leptin kongenital

dan (c) mutasi reseptor leptin.

2.2.3 Epidemiologi Overweight dan Obesitas

Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di beberapa negara maju

maupun negara berkembang. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National

Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) prevalensi obesitas di dunia

terus meningkat secara dramatis dari sekitar 9,4% pada NHANES I (1971-1974)

menjadi 14,5% pada NHANES II (1976-1980), kemudian 22,5% pada NHANES III

(1988-1994) serta 30% pada survei tahun 1999-2000 (Ristiadiningrum dkk, 2010).

Indeks massa tubuh khususnya overweight dan obesitas pada penduduk dunia terus

mengalami peningkatan. Jumlah penduduk dunia yang berusia di atas 20 tahun

menderita overweight mencapai lebih dari satu miliar orang pada tahun 2008. Sekitar

200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan termasuk dalam kategori obesitas.

Berdasarkan NHANES berikutnya pada tahun 2007-2008 di Amerika Serikat,

ditemukan bahwa penduduk yang menderita overweight sebanyak 34,2% dan obesitas

33,8%. Jumlah penduduk Indonesia yang menderita obesitas tahun 2010 mencapai

11,7% (Lailani, 2013). WHO (2004) juga memprediksi bahwa pada tahun 2015,

sekitar 2.3 miliar dewasa akan mengalami overweight dan lebih dari 700 miliar akan

obesitas.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

23

2.4 Mengukur Lemak Tubuh

2.3.1 Persentase Lemak Tubuh

Indeks Massa Tubuh bukan merupakan pengukuran langsung terhadap

adipositas dan tak dapat dipakai pada individu dengan IMT yang tinggi akibat

besarnya masa otot. Berdasarkan kelemahan tersebut, dapat disolusikan dengan cara

pengukuran persentase lemak tubuh (body fat percentage / BF%) yang merupakan

cara yang lebih baik, untuk mengukur total lemak tubuh hingga dapat didefinisikan

sebagai overweight maupun obesitas. Obesitas biasanya dinyatakan dengan adanya

25% lemak tubuh total atau lebih pada pria dan sebanyak 35% atau lebih pada wanita

(Corbin dkk, 2008). Rata-rata jumlah lemak tubuh normal usia 18-22 tahun sebesar

12.5-15% pada pria dan 16-25% pada wanita (Sharkley, 2011). Meskipun persentase

lemak tubuh dapat diperkirakan dengan berbagai cara, seperti pengukuran tebal

lipatan kulit, impedansi bioelektrik, atau pengukuran berat badan di dalam air

(Guyton & Hall, 2007), namun dalam penelitian ini alat ukur yang peneliti pilih ialah

Skinfold Caliper untuk mengukur lemak subkutan yang nanti akan dikonversikan

menjadi persentase lemak tubuh melalui rumus siri (Chahar, 2014).

2.3.2 Alat ukur Skinfold Caliper

2.3.2.1 Definisi Skinfold Caliper

Skinfold Caliper adalah alat yang dapat mengukur ketebalan lipatan kulit

dengan lapisan dasar lemak. Pengukuran dilakukan di beberapa lokasi tertentu yang

dapat mewakili jumlah total lemak di dalam tubuh yang memungkinkan untuk

memperkirakan persentase lemak tubuh setiap orang. Skinfold caliper memiliki

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

24

tekanan konstan pada lipatan kulit umumnya 10 gr/mm2, dan skala yang akurat

mengukur ketebalan lipatan lemak dalam satuan milimeter dengan ketelitian 0,1 mm.

Ketika pengukuran terdapat daerah yang sukar dijangkau, sehingga orang-orang tidak

dapat melakukan pengukuran sendiri, namun harus dibantu dengan terapis, agar

skinfold caliper sedekat mungkin, mengenai daerah-daerah yang digambarkan untuk

setiap pengukuran (Donoghue, 2009)

Gambar 2.1 Teknik penjepitan lipatan lemak menggunakan Skinfold Caliper

Sumber: Instruction Manual for Measuring % body fat using Skinfold Calipers, by

Wallace C. Donoghue, 2009

Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana lipatan kulit ditarik dari luar tubuh, lalu ditarik

lebih kuat (seperti dicubit), dan diukur dengan skinfold caliper. Akurasi pengukuran

tergantung pada akurasi dari peralatan yang digunakan, pilihan lokasi pengukuran

tebal lipatan kulit yang benar, teknik yang tepat dalam mengambil pengukuran dan

pengalaman penggunanya.

2.3.2.2 Pemilihan lokasi Skinfold Caliper

Pemilihan lokasi sangat penting dan sering menjadi sumber kesalahan dalam

pengujian tebal lipatan kulit, pemilihan lokasi harus sesuai dengan protokol tertentu

yang digunakan. Terdapat dua protokol, diantaranya sistem pertama menggunakan 4

lokasi yang yang tidak membedakan antara subjek laki-laki dan perempuan. Sistem

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

25

kedua digunakan 3 lokasi, sistem ini berbeda baik untuk subjek laki-laki dan

perempuan dan digunakan dalam hubungannya dengan rumus body density (Nevill,

2008). Pada penelitian ini menggunakan sistem kedua dengan 3 lokasi yaitu regio

triceps, suprailiaca, dan thigh anterior.

Gambar 2.2 Tiga Lokasi Pengukuran Lemak Subkutan pada Subjek Perempuan

Sumber: The Harpenden skinfold caliper by Baty Internasional, 2010.

Pengukuran (1) triceps terletak pada sisi posterior mid acromiale dan

olecranon dengan posisi vertikal, cubitan dilakukan pada permukaan paling posterior

dari lengan atas pada daerah m. triceps brachii dan ketika pengukuran siku harus

ekstensi dan lengan releks. Pengukuran (2) suprailiaca cubitan dilakukan pada titik

perpotongan antara garis yang terbentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS)

ke batas anterior axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik

ini terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subjek dewasa. Arah

cubitan membentuk sudut 45° terhadap garis horisontal. Pengukuran (3) thigh

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

26

anterior, pengukur berdiri menghadap sisi kanan subjek. Subjek dalam posisi duduk

di kursi dengan lutut fleksi 900. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada garis

tengah aspek anterior paha di pertengahan antara panggul (hip) dengan tepi atas

patella (Wicaksono dkk, 2012).

2.5 Senam Jantung Sehat

2.4.1 Sejarah Senam Jantung Sehat

Dalam rangka meningkatkan kesehatan jantung dan kebugaran jasmani

masyarakat serta turut menunjang program pemerintah dalam memasyarakatkan

olahraga dan mengolahragakan masyarakat, maka pada Jambore Nasional I Klub

Jantung Sehat Yayasan Jantung Indonesia bulan November 1987, Yayasan Jantung

Indonesia telah menyusun dan memasyarakatkan Senam Jantung Sehat seri I baik

untuk anggota Klub Jantung Sehat maupun masyarakat umum. Sambutan masyarakat

terhadap kehadiran Senam Jantung Sehat ini sangat besar, dan sesuai dengan

perkembangan serta adanya tuntutan dari anggota Klub Jantung Sehat, Senam

Jantung Sehat ini terus dikembangkan. Pada Jambore Klub Jantung Sehat DKI

Jakarta dan sekitar bulan September 1991 di Cangkuang, Sukabumi, Senam Jantung

Sehat Seri II mulai dimasyarakatkan oleh Yayasan Jantung Indonesia yang juga

mendapatkan perhatian yang sangat besar dari masyarakat. Pada saat Jambore

Nasional ke II bulan September 1994 dilakukan pengembangan Senam Jantung Sehat

seri III yang langsung dicanangkan oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga untuk

mulai dimasyarakatkan. Selanjutnya pada Jambore Nasional ke III bulan September

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

27

2000 dilakukan pengembangan Senam Jantung Sehat yang merupakan cikal bakal

tersusunnya Senam Jantung Sehat seri IV. (Wahyo dkk, 2001).

2.4.2 Pelaksanaan Senam Jantung Sehat

Secara umum, setiap olahraga atau latihan apapun termasuk Senam Jantung

Sehat, pada prinsipnya harus memenuhi format latihan yang benar yaitu mengikuti

petunjuk resep FITT (Frequency, Intensity, Type, Time) dan memenuhi tahapan

latihan yang terdiri dari pemanasan (warming up), gerakan inti/ latihan dan diakhiri

dengan pendinginan (cooling down). Bagi mereka yang cukup sehat dan memiliki

kebugaran yang baik petunjuk resep “FITT” dapat memberikan manfaat maksimal

(terutama kebugaran aerobik) dan minimal terjadinya risiko cedera misalnya

gangguan kardio-respiratori, ortopedik dan stres oleh karena panas (Corbin dkk,

2008). Petunjuk pemberian latihan menurut resep FITT yang juga direkomendasikan

oleh American Collage of Sport Medicine dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Frekuensi

Frekuensi latihan merupakan berapa kali seminggu olahraga/ senam dilakukan

agar dapat memberikan efek latihan. Frekuensi yang dianjurkan adalah 3-5 kali

dalam seminggu, sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Cooper, yang

menyebutkan olahraga minimal dilakukan tiga kali seminggu, dengan jarak waktu

antara yang merata artinya terdapat selang hari bergantian semisal hari ini latihan,

besoknya tidak latihan dan begitu seterusnya. Hal ini dikarenakan ketika

berolahraga kita memberikan stressor pada tubuh, sehingga dibutuhkan selang

hari bergantian untuk beristirahat agar tubuh mendapat kesempatan melakukan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

28

pemulihan jaringan tubuh atau self-recovery. Jadi bila latihan dilakukan hanya

sekali seminggu, maka tidak akan memberikan efek latihan yang bermakna,

begitu pula bila dilakukan lebih dari lima kali seminggu akan menimbulkan hal-

hal yang tidak diinginkan baik secara psikologis berupa beban mental jikalau

tidak berolahraga maupun secara fisiologis berupa kelelahan dan bisa berlanjut

terjadinya cedera patologis yang disebabkan oleh olahraga yang cukup berat

(Corbin dkk, 2008)

2. Intesitas

Intensitas latihan dapat diartikan seberapa berat latihan dapat memacu kerja

jantung dan paru yang ditandai dengan seberapa cepat jantung berdenyut per

menit. Menurut American College of Sports Medicine dan Surgeon General

intensitas latihan dikatakan ringan apabila mencapai 35-54% dari HRmax, sedang

apabila mencapai 55-69% dari HRmax, dan tinggi apabila mencapai 70-89% dari

HRmax. Adapun cara menghitung denyut jantung maksimal adalah 220 – umur

(dalam tahun) (Plowman & Smith, 2011).

Menentukan denyut jantung (denyut per menit) pada waktu latihan senam

jantung sehat, dilakukan diakhir pemanasan, gerakan inti dan pendinginan.

Dilakukan dengan cara meraba nadi radialis dan hitunglah jumlah denyutan

dalam 6 detik dan kalikan dengan 10. Pengukuran ini juga sangat penting

dilakukan untuk mengetahui kesungguhan latihan pada peserta Senam Jantung

Sehat Intensitas yang direkomendasikan untuk pemula (low fitness level) 50-60%

dari HRmax, Intermediate (average fitness level): 60-70% dari HRmax dan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

29

advanced (high fitness level): 75-85% dari HRmax. Senam Jantung Sehat yang

digunakan oleh peneliti memiliki intensitas ringan-sedang, sehingga masih

mampu untuk diikuti oleh mahasiswi dengan latar belakang aktivitas fisik

tergolong ringan.

3. Tipe

Tipe latihan menggambarkan benturan bagian-bagian badan yang diakibatkan

dengan lepasnya satu atau dua kaki dari lantai. Senam Jantung Sehat merupakan

senam aerobik dengan teknik gerakan low impact. Hal senada juga di ungkapkan

oleh Dra. Marthea Sari salah seorang pelatih utama jantung sehat di Klub Jantung

Sehat Cabang Jawa Timur, mengatakan semua seri Senam Jantung Sehat cocok

dilakukan oleh warga Evergreen (lansia) sebab, hampir seluruh gerakan

senamnya cenderung menggunakan teknik gerakan low impact. Senam aerobik

low impact merupakan senam yang gerakannya melibatkan seluruh otot, terutama

pada otot-otot besar, sehingga dapat memacu kerja jantung-paru dan gerakan

badan dilakukan secara berkesinambungan dengan bentuk gerakan-gerakan

dengan satu atau kedua kaki tetap menempel pada lantai (Sudibjo dkk, 2001).

Oleh sebab itu gerakan kakinya tidak banyak melakukan lompatan-lompatan dan

hanya berupa variasi dari gerakan jalan ditempat.

4. Waktu

Waktu latihan adalah jangka waktu atau lamanya latihan/senam yang

diberikan agar memberikan manfaat atau efek latihan. Senam Jantung Sehat

memiliki durasi waktu latihan yang berbeda-beda setiap serinya, kecuali pada

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

30

Senam Jantung Sehat seri II dan III memiliki lama durasi waktu yang sama.

Senam Jantung Sehat seri I memiliki total durasi waktu 17 menit 13 detik dengan

rincian, pemanasan 7 menit, inti 7 menit, dan pendinginan 3 menit 30 detik.

Sedangkan pada Senam Jantung Sehat seri II dan III memiliki total durasi waktu

12 menit 23 detik dengan rincian, pemanasan 3 menit 40 detik, inti 6 menit 22

detik, dan pendinginan 2 menit 21 detik. Pada Senam Jantung Sehat seri IV

memiliki total durasi waktu 6 menit, inti 12 menit, dan pendinginan 4 menit 30

detik (Wahyo dkk, 2001; Kusmarjathi, 2012). Penelitian ini mengkombinasikan

seri pemanasan seri IV, inti seri I, II dan III, pendinginan seri IV memiliki total

durasi 30 menit 14 detik dengan rincian pemanasan 6 menit, inti 19 menit 44

detik, dan pendinginan 4 menit 30 detik.

Selanjutnya yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan ketika melakukan

latihan/senam adalah tahapan latihan yang benar, yang terdiri dari pemanasan

(warming up), gerakan inti/ latihan dan diakhiri dengan pendinginan (cooling down).

1. Pemanasan (warming up)

Pemanasan adalah upaya tubuh untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan

secara bertahap serta meminimalkan kekurangan oksigen dan pembentukan asam

laktat. Sebelum melakukan olahraga/ senam kondisi denyut jantung masih dalam

keadaan istirahat dan otot-otot rangka serta persendian masih dalam keadaan

kaku, sehingga pemanasan sangat penting untuk dilakukan agar otot-otot rangka

dan persendian yang akan digerakkan mulai beradaptasi dan dapat mencegah

terjadinya cedera musculoskeletal. Melakukan pemanasan membuat otot- otot dan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

31

pesendian siap menerima pembebanan, dengan meregangkan dan melenturkan

otot-otot tubuh, juga akan memberikan reaksi pada denyut jantung dan tekanan

darah yang perlahan-lahan mulai meningkat dengan mengikat banyak oksigen

untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh sehingga dapat menghasilkan energi

yang dibutuhkan ketika tubuh menerima pembebanan (Kusmarjathi, 2012).

2. Gerakan Inti/ Latihan

Seusai pemanasan, seseorang dapat melakukan latihan yang bersifat aerobik atau

dalam hal ini, sudah siap memasuki gerakan inti Senam Jantung Sehat. Latihan

hendaknya sesuai dengan kemampuan orang tersebut dengan melihat karakteristik

seseorang meliputi umur, jenis kelamin, kebiasaan latihan, penyakit serta tingkat

kesehatannya (Kusmarjathi, 2012).

3. Pendinginan (cooling down)

Selama pendinginan, tekanan darah dan denyut jantung harus diusahakan

berangsur- angsur turun kembali, tidak menurun secara drastis dan tidak

melampaui tekanan darah maupun denyut jantung sebelum latihan. Pendinginan

ini bertujuan untuk memulihkan atau merileksasikan otot-otot yang digunakan

selama latihan dan pengeluaran sisa pembakaran (Kusmarjathi, 2012).

2.4.3 Manfaat Senam Jantung Sehat

Penyusunan Senam Jantung Sehat berdasarkan prinsip dasar olahraga untuk

pembinaan kesehatan jantung kesegaran jasmani yang mencakupi peningkatan

ketahanan jantung dan alat peredaran darah serta pernafasan/paru-paru

(cardiorespiratory endurance), kekuatan otot (strength), ketahanan otot (muscle

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

32

endurance), kelentukan (flexibility), koordinasi gerak (coordination), kelincahan

(agility) dan keseimbangan (balance) (Wahyo dkk, 2001). Menurut Penelitian

Kusmarjati (2012) pelatihan senam jantung sehat seri I pada lansia 3x seminggu dapat

menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 11,34% dan menurunkan tekanan darah

diastolik sebesar 2,24%. Senam Jantung Sehat tergolong senam aerobik maka dari itu

Senam Jantung Sehat merupakan salah satu latihan yang paling efektif untuk

mengurangi kegemukan jikalau dilakukan dengan benar dan cukup aman. Oleh

karena itu latihan aerobik yang benar umumnya merupakan latihan yang paling

dianjurkan. Latihan ini cocok untuk semua orang, termasuk mereka yang menderita

penyakit jantung-paru, misalnya mereka yang mengikuti program rehabilitasi jantung

(Corbin dkk, 2008).

2.4.4 Gerakan Senam Jantung Sehat

Gerakan pada Senam Jantung Sehat tentu berbeda-beda setiap serinya, namun

yang harus diperhatikan ialah teknik gerakannya, dimana Senam Jantung Sehat seri I

hingga seri IV menggunakan teknik gerakan low impact. Pada Senam Jantung Sehat

seri I memiliki gerakan cenderung lambat dan kurang variatif begitu dengan musik

pengiringnya. Sedangkan Senam Jantung Sehat seri II memiliki jenis gerakan yang

masih sama dengan seri I, namun musik yang dipakai sedikit lebih Up-Beat. Berbeda

dengan Senam Jantung Sehat seri III sudah memiliki banyak variasi gerakan dengan

iringan musik lebih Up-Beat dibandingkan seri II, dan pada Senam Jantung Sehat seri

IV variasi gerakannya lebih banyak dan musik pengiringnya sangat atraktif sehingga

sangat cocok jika diaplikasikan pada remaja (Wahyo dkk, 2001).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

33

Senam Jantung Sehat juga memiliki variasi pada musik dan tempo yang

berbeda-beda setiap serinya. Senam Jantung Sehat seri I memiliki tempo lebih lambat

dibadingkan dengan seri lainnya. Senam Jantung Sehat seri II memiliki tempo musik

yaitu 115/menit untuk pemanasan, 130/menit untuk inti, dan 110/menit untuk

pendinginan (Kusmarjathi, 2012). Senam Jantung Sehat seri III memiliki tempo

musik yaitu 125/menit untuk pemanasan, 140/ menit untuk inti, dan 115/menit untuk

pendinginan (Kusmarjathi, 2012). Sedangkan Senam Jantung Sehatseri IV memiliki

tempo musik yaitu 130/menit untuk pemanasan, 145/menit untuk inti, dan 120/menit

untuk pendinginan (Wahyo dkk, 2001; Kusmarjathi, 2012).

2.4.4.1 Prinsip Gerakan Senam Jantung Sehat

Semua prinsip gerakan Senam Jantung Sehat pada setiap serinya sama yaitu

semua gerakan dimulai ke arah kanan, gerakan jalan selalu dimulai dengan kaki kiri,

kekuatan dan ketahanan otot serta beban latihan ditingkatkan sesuai seri, gerakan

kekuatan harus dilakukan dengan gerakan tangan seolah-olah membawa beban

(dumbles), mampu melakukan Senam Jantung Sehat seri I sebelum melakukan Senam

Jantung Sehat seri berikutnya dengan denyut nadi tertinggi tidak melebihi dosis

latihan (Wahyo dkk, 2001).

2.4.4.2 Prosedur Gerakan Senam Jantung Sehat

Prosedur Gerakan Senam Jantung Sehat yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi pemanasan seri IV, inti seri I, II, dan III, serta pendinginan seri IV tertera

pada lampiran.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

34

2.6 Hubungan Senam Jantung Sehat dengan Penurunan Lemak Tubuh

Dalam melakukan aktivitas, otot memperoleh energi dari pemecahan molekul

ATP. Melalui simpanan energi yang terdapat dalam tubuh yaitu simpanan

Posfokreatin (PC), karbohidrat, lemak, dan protein, molekul ATP ini akan dihasilkan

melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi kimia yang

kompleks. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung terhadap

ketersediaan oksigen dalam membantu proses oksidasi sumber energi sehingga juga

akan bergantung terhadap kinerja optimal dari organ-organ tubuh seperti jantung,

paru-paru, dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen untuk proses

pembakaran energi (Irawan, 2007). Pada saat melakukan aktivitas olahraga terdapat 3

jalur metabolisme energi untuk menghasilkan ATP yaitu (1) sistem phospatagen

(ATP-PC) sistem ini energi di sintesis dari ATP yang berasal dari Posfokreatin (PC).

(2) Anaerobik Glikolisis, atau sistem asam laktat, menyediakan ATP dari degradasi

parsial dari glikogen atau glukosa. (3) Sistem oksigen dari proses oksidasi

karbohidrat dan beta oksidasi dari asam lemak dan protein. Pada sistem oksigen

mengalami reaksi oksidasi melalui siklus krebs/siklus asam sitrat.

Transisi dari keadaan istirahat menuju fase latihan memerlukan jumlah ATP

yang sangat banyak di detik hingga menit pertama. Kebutuhan energi ini didominasi

secara anaerobik dari koordinasi interaksi sistem Phospatagen (ATP-PC) yang

merupakan sistem penyediaan energi ATP yang berasal dari kreatin fosfat (PC), yang

berlangsung selama 1-2 menit. Dengan enzim kreatin kinase, PC dipecah menjadi

fosfat dan kreatin dan selanjunnya fosfat diikat dengan ADP menjadi ATP. Pada saat

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

35

kontraksi ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat diikat kembali oleh kreatin menjadi

kreatin fosfat (PC). Kurang lebih fosfokreatin 15–17 milimol tertimbun dalam otot

per kilo gram. Bila PC terurai akan dilepaskan energi, dan fosfat segera didonorkan

untuk membentuk ATP dari ADP. Reaksi ATP dan PC dalam sel berlangsung sangat

cepat. Pada saat ATP digunakan, segera PC terurai dan membebaskan energi. Pada

kondisi standart energi dilepaskan sebesar 8300 kalori permol PC dan kondisi reaktan

dan suhu tubuh normal 13000 kalori, lebih besar energi dari hidrolisis ATP sebesar

12000 kalori. Kreatin fosfat jumlahnya sangat sedikit, sehingga cepat habis. Tetapi

merupakan sumber energi yang tercepat untuk membentuk ATP kembali. Oleh karena

itu sistem energi ini dapat digunakan secara cepat yang diperlukan pada aktivitas

yang memerlukan kecepatan (Plowman & Smith 2011).

Setelah energi yang berasal dari kreatin fosfat (PC) habis, lalu ATP dipasok

melalui sistem glikolisis anaerobik, dimana sistem ini hanya berlangsung 1 s/d 3 atau

4 menit. Adapaun ciri sistem glikolisis anaerobik adalah: menyebabkan terbentuknya

asam laktat, tidak memerlukan oksigen, dan hanya menggunakan karbohidrat

(glukosa atau glikogen otot). Setelah ketersediaan energi yang berasal dari proses

glikolisis anaerobik habis, maka selanjutnya pasokan ATP berasal dari sistem

aerobik.

Sistem aerobik merupakan sistem pembentukan kembali ATP melalui

fosforilasi oksidatif di mitokondria. Pada kegiatan aerobik dominan yang berlangsung

20-45 menit, metabolisme akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohidrat,

lemak, dan sebagian kecil dari pemecahan simpanan protein yang terdapat dalam

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lipid - sinta.unud.ac.id II.pdf · 2.1.1 Definisi Lipid Beberapa ... terutama karena hanya lemak cair yang dapat di hidrolisis dan transport dari

36

tubuh untuk menghasilkan ATP (Irawan, 2007). Pada olahraga dengan intensitas

rendah seperti jalan kaki atau lari-lari kecil, simpanan lemak akan memberikan

kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Kontribusi simpanan

lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan berkurang apabila terjadi peningkatan

intensitas dalam berolahraga. Pada saat terjadinya peningkatan intensitas olahraga

yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan

memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran

karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh. Walaupun

pembakaran lemak ini memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan

dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas olahraga meningkat, namun kuantitas

lemak yang terbakar tetap akan lebih besar jika dibandingkan saat berolahraga dengan

intensitas rendah.