bab ii kajian pustakarepository.uinbanten.ac.id/1272/3/bab ii.pdf · 2017. 8. 14. · khas sesuai...

28
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ragam Motif Batik 1.2 Pengertian Batik Kata “Batik” berasal dari dua kata dalam bahasa jawa: yaitu “amba”, yang mempunyai arti “menulis” dan ”titik” yang mempunyai arti “titik”, dimana pembuatan kain batik sebagi prosesnya dilakukan dengan menulis dan sebagian dari tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes. Seperti diketahui bahwa dalam membuat kain batik dilakukan pula penetasan lilin diatas kain putih. 1 Menurut Iwan Tirta yang dikutip didalam buku Afrillyana Purba, batik merupakan teknik menghias kain atau tekstil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan warna, dan semua prosesnya tersebut menggunakan tangan. 2 Pengertian lain dari batik adalah seni rentang warna yang meliputi proses pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemasaran), hingga menghasilkan motif yang halus yang semuanya ini memerlukan ketelitian yang tinggi. Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah bahan kain yang dibuat dengan dua cara. Pertama, bahan kain yang dibuat dengan teknik pewarnaan kain yang menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain, atau 1 Herry Lisbijianto, Batik (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013),6-7. 2 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisional (Bandung:PT. Alumni, 2009), 48

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Ragam Motif Batik

    1.2 Pengertian Batik

    Kata “Batik” berasal dari dua kata dalam bahasa jawa:

    yaitu “amba”, yang mempunyai arti “menulis” dan ”titik”

    yang mempunyai arti “titik”, dimana pembuatan kain batik

    sebagi prosesnya dilakukan dengan menulis dan sebagian dari

    tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes. Seperti

    diketahui bahwa dalam membuat kain batik dilakukan pula

    penetasan lilin diatas kain putih.1

    Menurut Iwan Tirta yang dikutip didalam buku

    Afrillyana Purba, batik merupakan teknik menghias kain atau

    tekstil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan

    warna, dan semua prosesnya tersebut menggunakan tangan.2

    Pengertian lain dari batik adalah seni rentang warna yang

    meliputi proses pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan

    pelorotan (pemasaran), hingga menghasilkan motif yang halus

    yang semuanya ini memerlukan ketelitian yang tinggi.

    Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah

    bahan kain yang dibuat dengan dua cara. Pertama, bahan kain

    yang dibuat dengan teknik pewarnaan kain yang menggunakan

    malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain, atau

    1 Herry Lisbijianto, Batik (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013),6-7.

    2 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisional

    (Bandung:PT. Alumni, 2009), 48

  • 12

    sering disebut wax-reist dyeing. Kedua, bahan kain atau busana

    yang dibuat dengan teknik pewarnaan yang menggunakan

    motif-motif tertentu yang sudah lazim atau mempunyai cirri

    khas sesuai dengan karakter masing-masing pembuatannya.

    Dengan demikian batik merupakan bahan kain yang cara

    pembuatan dan motifnya sangat berbeda dengan cara

    pembuatan pada bahan kain umumnya.3

    Menurut Hamzuri batik diartikan sebagai lukisan atau

    gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat

    bernama canting.4

    Menurut terminologinya, batik adalah gambar yang

    dihasilkan dengan mengguanakan alat canting atau sejenisnya

    dengan bahan lilin sebagai masuknya warna. Sementara,

    berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia, seni batik

    merupakan suatu seni tradisional Indonesia dalam menghias

    kain dan bahan lain dengan motif hiasan dan pewarna khusus.

    Selain itu, batik dikenakan sebagai pakaian bawahan oleh

    banyak suku di Indonesia, terutama suku-suku di Pulau Jawa.5

    Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

    batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar

    pola-pola tertentu diatas kain dengan menggunakan malam.

    1.3. Pengertian Ragam

    Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

    akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya

    3 Herry Lisbijanto, Batik, 7.

    4 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisional

    (Bandung:PT. Alumni, 2009), 48 5 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisiol, 7.

  • 13

    kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan

    pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada

    kayu atau batu. Ragam hias dapat diilustrasikan (stlilir)

    sehingga bentuknya bervariasi.Ragam hias merupakan pola hias

    yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk

    mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda

    atau karya seni. Ragam hias juga merupakan perihal yang akan

    menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya)

    sebagai bagian dari struktur yang ada didalam.6

    Pola dalam bahasa inggris disebut “pattern” secara

    sederhana pola merupakan penyebaran bentuk dan warna dalam

    suatu representasi ulangan tertentu. Sedangkan motif

    merupakan sesuatu yang menjadi pangkal tema dari sesuatu

    karya ragam hias. Motif merupakan pangkal untuk membentuk

    suatu pola, baik dibentuk dari unsur garis maupun suatu bentuk

    figure

    Keberagaman (assortment) merupakan sejumlah SKU

    dalam kategori. Toko dengan keberagaman yang luas dapat

    dikatakan mempunyai kedalaman (depth) yang juga dapat

    digunakan untuk saling menggantikan.7

    Menurut Herry Lisbijanoto ada tiga jenis batik menurut

    teknik pembuatannya, yaitu:

    6Kasiyan,Ragam

    HiasTradisional,https://www.google.co.id/=http://staffnew.uny.ac.id/upload/

    pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.htmldiunduh pada 15 juni 2017 23:00 WIB 7Christina Whidya Utami, Manajemen Ritel Srtategi dan Implementasi

    Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,2014),204

    https://www.google.co.id/=http:/staffnew.uny.ac.id/%20upload/pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.htmlhttps://www.google.co.id/=http:/staffnew.uny.ac.id/%20upload/pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.html

  • 14

    a. Batik Tulis

    Batik tulis dibuat secara manual menggunakan

    tangan dengan alat bantu canting untuk menerankan malam

    pada corak batik. Pembuatan batik tulis membutuhkan

    kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena setiap titik

    dalam motif berpengaruh pada hasil akhirnya. Motif yang

    dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis.

    Kerumitan ini yang menyebabkan harga batik tulis sangat

    mahal. Jenis batik ini dipakai raja, pembesar keraton, dan

    bangsawan sebagai simbol kemewahan.

    b. Batik Cap

    Batik cap digunakan dengan menggunakan cap atau

    semacam stempel motif batik yang terbuat dari tembaga.

    Cap digunakan untuk menggantikan fungsi canting sehingga

    dapat mempersingkat waktu pembuatan. Motif cap dianggap

    kurang memiliki nilai karena semua motifnya sama persis.

    Harga batik cap lebih murah karena dapat dibuat secara

    masal.

    c. Batik Lukis

    Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunkan

    malam pada kain putih. Pembuatan motif batik tulis tidak

    terpaku pada pakem motif batik yang ada. Motifnya dibuat

    sesuai dengan keinginan pelukis tersebut. Batik lukis ini

    mempunyai harga yang mahal karena tergolong batik yang

    eksklusif dan jumlahnya terbatas.8

    8 Herry Lisbijianto, Batik, 10-12.

  • 15

    1.4.Macam-Macam Motif Batik

    Dalam sejarah perbatikan ada beberapa motif kain batik

    yang di buat oleh para pengusaha batik. Motif batik yang beredar

    dipasaran saat ini terdiri dari batik klasik dan motif batik modern.

    Motif batik klasik merupakan motif batik yang sudah ada

    sejak dahulu kala, tiap motif batik klasik maknanya bagi pemakai.

    Dalam bebrapa kebiasaan mengenai kain batik, untuk motif-motif

    tertentu hanya pantas dipakai pada suatu acara atau keperluan.

    Sedangkan untuk acara lainnya akan lebih pantas dengan memakai

    motif lain. Dengan demikian untuk beberapa orang menggemari

    batik, mereka akan mempunyai beberapa motif kain batik yang

    tujuannya akan dipakai sesuai dengan acara yang akan diikuti.

    Motif batik klasik ini memang suatu karya yang indah, halus dan

    mewah.

    Batik klasik atau tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai

    berikut:

    a) Mempunyai ragam hias yang mempunyai motif ular,

    barong, geometris dan pagoda.

    b) Coraknya mempunyai arti simbolik pada masing-masing

    motifnya.

    c) Warna cenderung gelap, biasanya putih, hitam, coklat

    kehitaman atau cokelat tua.

    d) Motif biasanya merupakan cirri khas daerah asal batik

    tersebut.

    Motif batik klasik dikenal beberapa motif sebagai

    berikut: 1) Motif Batik Sidomukti 2) Motif Batik Sidoluhur 3)

    Motif Perang Kusumo 4)Motif Parang Rusak 5) Motif Batik

  • 16

    Trutum 6) Motif Batik Esuk-Sore 7) Motif Batik Ceplok 8)

    Motif Batik Catleya 9) Motif Batik Kawung.

    Motif modern saat ini berkembang sangat pesat. Motif

    yang ada sudah tidak lagi menggunakan patokan dari batik

    klasik, tetapi cenderung mengikuti selera merancangnya dan

    disesuaikan dengan si pemakai. Motif ini biasanya untuk

    keperluan pasaran tertentu. Ada kain batik yang dipesan dengan

    motif lambing atau logo suatu organisasi, tentunya dengan

    diselingi motif batik klasik sebagai corak yang member

    keindahan.

    Batik modern mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

    a) Mempunyai ragam hias bebas, biasanya binatang, tumbuh-

    tumbuhan, rangkaian bunga, buah dan sebagainya.

    b) Motif atau corak batik tidak mempunyai arti simbolik

    tertentu.

    c) Warna yang digunakan bebas, tidak terikat pada pakem,

    seperti biru, merah, ungu.

    d) Biasanya motif batik modern tidak mempunyai cirri khas

    daerah asal.

    1.5.Bagian-bagian Motif Batik

    Motif batik merupakan kerangka gambar yang dipakai

    dalam kerajinan batik yang mewujudkan betuk batik secara

    keseluruhan, sehingga batik yang dihasilkan mempunyai corak

    atau motif yang dapat dikenali oleh penggunanya.

    Dalam kerajinan batik, terdapat dua unsur batik yang

    dikenal, yaitu:

  • 17

    1) Ornament, yaitu motif utama sebagai unsure dominan dalam

    motif batik. Pada ornament terdapat gambar atau pola yang

    jelas dan membentuk motif tetentu sehingga menjadi focus

    dalam kain batik tersebut. Dalam batik klasik terdapat

    beberapa jenis atau bentuk ornamen batik seperti truntum ,

    parang, catleya dan lain sebagainya.

    2) Isen, yaitu motif pengisi sebagai unsur pelengkap dalam

    motif batik. Isen menjadi pemanis dalam keseluruhan motif.

    Tanpa isen, gambar yang akan terasa kaku dan kurang

    menarik. Yang termasuk dalam unsur isen antara lain: titik,

    garis, garis lengkung dan lain sebagainya. Pada batik tulis

    klasik, isen menjadi unsur penentu kehalusan proses

    pembuatan. Hal ini karena batik yang halus terlihat rapi

    pada proses pembuatan titik dan garis, khususnya yang

    kecil-kecil.9

    B. Penjualan

    2.1.Pengertian Penjualan

    Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya

    kegiatan perusahaan-perusahaan dalam menghasilkan barang

    atau jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang atau

    jasa tersebut kepada masyarakat, oleh karena itu penjualan

    memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk yang

    dihasilkan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang atau

    9 Herry Lisbijanto, Batik, 46-49.

  • 18

    jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup

    semua ongkos guna memperoleh laba.10

    Menurut Hermawan Kartajaya penjualan diartikan

    sebagai taktik yang memiliki tujuan dan landasan teknis dalam

    menciptakan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan

    dan dibina secara jangka panjang. Pelanggan adalah semua

    pengguna barang atau jasa, baik pelanggan yang sudah

    meggunakan barang atau jasa, dan pelanggan yang memiliki

    potensi menggunakan barang atau jasa, dan pelanggan yang

    belum menggunakan dan belum memiliki potensi menggunakan

    barang atau jasa, dan pelanggan yang belum menggunakan dan

    belum memiliki potensi menggunakan barang atau jasa.

    Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong

    mendefinisikan suatu proses menaruh harapan suatu kualifikasi

    terhadap pelanggan potensial. Proses pendekatan awal yang

    dilakukan lebih insentif untuk memberikan pengenalan dari

    presentasi dan demonstrasi dari barang atau jasa yang

    ditawarkan.11

    Penjualan adalah sebuah yang memiliki beberapa

    tahapan yang berbeda menurut keterampilan yang berbeda pula

    agar dapat melakukan penjualan dengan efektif, seorang penjual

    harus memahami secara sistematis proses penjualan dari awal

    hingga akhir ketidak pahaman terhadap proses penjualan akan

    menyebabkan peluang kegagalan dalam penjualan semakin

    10

    Basu Swasta dan Hadi Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Prilaku

    Konsumen, (Yogyakarta: BPFF,2009),31 11

    Hermawan Kartajaya, Markplus Basics (Jakarta: Erlangga Grup, 2009),100

  • 19

    besar. Sebagai contoh, seringkali penjual langsung menawarkan

    atau mempresentasikan produk-produk yang dimilikinya tanpa

    terlebih dahulu mencoba memahami kebutuhan calon pelanggan

    yang sebenernya. Akibatnya calon pelanggan melakukan

    penolakan karena menganggap kehadiran penjual tidak

    menyelesikan permasalahan yang dihadapinya.

    Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau

    jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan

    mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga

    merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar

    penjualan maka semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh

    perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama

    perusahaan karena juka aktivitas penjualan produk maupun jasa

    tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat

    merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabakan karena

    sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan

    pendapatan pun akan berkurang.12

    Kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan

    bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang diharapkan

    dan menguntungkan untuk mencapai laba maksimum bagi

    perusahaan. Menurut swasta, menyebutkan bahwa volume

    adalah suatu indikasi mengenai luasnya kapasitas penggunaan,

    yang diukur dengan selisih antara fixed overhead yang semula

    dianggarkan dan ditentukan oleh tingkat produksi yang

    sesungguhnya dicapai. Jika overhead tetap yang dihitung lebih

    12

    Kamsir, Pemasaran Bank Edisi Revisi (Jakarta:Kencana Prenanda Media

    Grup,2008),159

  • 20

    mudah dari pada yang semula dianggarkan, akan timbul varians

    volume yang menguntungkan yang menunjukan bahwa

    organisasi beroprasi dengan kapasitas yang lebih rendah dari

    pada yang direncanakan. Karena masalah ini dapat di

    interpreasikan dengan berbeda-beda, maka pengertiannya harus

    ditetapkan menurut konteksnya.13

    2.2.Konsep Penjualan

    Konsep penjualan berorientasi pada promosi. Artinya

    produsen membuat produk secara bersar-besaran kemudian

    berusaha mempromosikan produknya agar laku dipasar.

    Produsen ini beranggapan bahwa konsumen harus didorong atau

    diberi informasi dibujuk agar mereka mau membeli produk. Jika

    konsumen tidak mengetahui adanya produk, tidak mengetahui

    apa kegunaanya, maka konsumen tidak membeli. Memang

    kegiatan promosi ini sangat berpengaruh terhadap konsumen,

    misalnya produk yang diiklankan ditelevisi malam ini,

    besoknya sudah mulai ditanyakan, dicari, atau dibeli oleh

    konsumen.14

    2.3. Jenis-Jenis Penjualan

    Jenis-jenis penjualan dikelompokan menjadi:

    a. Trade Selling

    Trade selling dapat terjadi bila mana produsen dan

    pedagang besar memoersilahkan eceran untuk berusaha

    memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini

    13

    Basu Swasta dan Hadi Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Prilaku

    Konsumen, (Yogyakarta: BPFF, 2009),31. 1414

    Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2012), 290.

  • 21

    melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,

    peragaan, persediaan dan produk baru. Jadi titik beratnya

    adalah “penjualan melalui” penyaluran dari pada “penjualan

    ke” pembeli akhir.

    b. Missionary Selling

    Dalam Missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan

    dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang

    dari penyalur perusahaan. Disini wiraniaga lebih cenderung

    pada “penjualan untuk” penyalur. Wiraniaga sendiri tak

    menjual secara langsung produk yang ditawarkan.

    c. Technicial Selling

    Technicial Selling berusaha meningkatkan penjualan

    dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir

    barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama wiraniaga

    adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah

    yang dihadapi pembeli, serta menunjukkan bagaimana

    produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah

    tersebut.

    d. New Business Selling

    New Business Selling berusaha membuka transaksi baru

    dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis

    penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.

    e. Response Selling

    Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberi

    reaksi terhadap permintaan pembeli. Dua jenis penjualan

    utama disini adalah route driving dan realitig dan retailing.

    Para pengemudi yang menghantarkan susu, roti, gas untuk

  • 22

    keperluan rumah tangga: para pelayan ditoko serba ada,

    toko pakaian, toko spesial merupakan contoh dari jenis

    penjualan ini. Jenis penjualan seperti ini tidak akan

    menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan

    yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan

    dapat menjurus kepada pembelian ulang.15

    2.4. Proses Penjualan

    Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah

    penjualan dengan bertemu muka (face-face selling) dimana

    seorang penjual langsung berhadapan muka dengan calon

    pembelinya. Masalah tersebut menjadi titik berat dalam

    pembahasan tentang proses penjualan berikut. Adapun

    tahap-tahapannya adalah: (1) persiapan sebelum penjualan,

    (2) penentuan lokasi pembeli potensial, (3) pendekatan

    pendahuluan, (4) melakukan penjualan, dan (5) pelayanan

    sesudah penjualan. Skema dari proses tersebut dapat dilihat

    pada gambar dibawah ini:

    15

    Basu Swasta, Manjamen Penjualan, (Yogyakarta: BPFE, 2009),11-14

  • 23

    Gambar 2.1

    Proses Penjualan

    1) Persiapan sebelum Penjualan

    Tahap pertama dalam proses personal selling adalah

    mengadakan persiapan-persiapan sebelum melakukan

    penjualan. Disini, kegiatan yang dilakukan adalah

    mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan

    pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju ,

    dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan. Selain itu,

    mereka juga lebih dulu harus mengetahui kemungkinan tentang

    motivasi dan prilaku dalam segmen pasar yang dituju.

    Persiapan

    Penentuan

    lokasi pembeli

    Penjulan

    Kegiatan

    sesuadah

    Penjualan

    Penentuan

    calon

    pembeli

    Perhatian

    Minat

    Keinginan

    Tindakan

  • 24

    2) Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

    Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun yang

    sekarang, penjual dapat melakukan karakteristiknya, misalnya

    lokasi. Oleh karena itu, pada tahap kedua ini ditentukan lokasi

    dan segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dan lokasi ini

    dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau

    perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari

    produk yang ditawarka. Dari konsumen yang ada dapat pula

    ditentukan konsumen manakah yang sudah menggunakan

    produk-produk saingan.

    3) Pendekatan Pendahuluan

    Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari

    semua masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat

    diharapkan sebagai pembelianya. Selain itu, perlu juga

    mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang mereka

    gunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai macam informasi

    perlu dikumpulkan untuk mendukung mendukung penawaran

    produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan

    membeli, kesukaan, dan sebagainya. Semua kegiatan ini

    dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

    4) Melakukan Penjualan

    Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha

    untuk memikat perhatian calon konsumen, kemudian

    diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka. Dan akhirnya

    penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.

  • 25

    5) Pelayanan Sesudah Penjualan

    Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat

    pesanan dari pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu

    dilanjutkan dengan memberikan pelayanan atau servis kepada

    mereka. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk penjualan

    barang-barang industri seperti instansi, atau barang konsumsi

    tahan lama seperti lemari es, televisi, dan sebagainya. Bebrapa

    pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan

    dilakukan antara lain berupa:

    a. Pemberian garansi

    b. Pemberian jasa resparasi

    c. Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya

    d. Penghantaran barang kerumah.

    Dalam tahap terakhir ini penjual harus berusaha

    mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yang

    kurang baik dari pembeli. Pelayanan lain yang juga perlu

    diberikan sesudah penjualan adalah memberikan jaminan

    kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat,

    barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat, dan hasil

    kerja produk tersebut memuaskan.16

    2.5.Tujuan Penjualan

    Menurut Basu Swasta, bagi perusahaan pada umumnya

    mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu:

    1. Mencapai volume penjualan

    2. Mendapatkan laba

    16

    Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:

    Liberty, 2003), 410-413

  • 26

    3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.17

    Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut

    tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan

    atau para penjual. Dalam hal ini perlu ada kerjasama yang rapi

    diant ara fungsionaris dalam perusahaan (seperti bagian

    produksi yang membuat produknya, bagian keuangan yang

    meyediakan dananya, bagian personalia yang menyediakan

    tenaganya, bagian promosi dan sebagainya) maupun dengan

    para penyalur. Namun demikian semua ini tetap menjadi

    tanggung jawab dari pimpinan (top manager), dan dialah yang

    harus mengukur beberapa besar sukses atau kegagalan yang

    dihadapinya. Untuk maksud tersebut pimpinan harus

    mengkoordinir semua fungsi dengan baiktermasuk fungsi

    penjualan.18

    Tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan.

    Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai

    perusahaan dari hasil penjualan produk yang di hasilkan oleh

    suatu perusahaan. Volume penjualan tidak memisahkan secara

    tunai maupun kredit, tetapi dihitung secara keseluruhan dari

    total yang dicapai. Tujuan ini dapat dipecah berdasarkan

    penentuan apakah volume penjualan yang ingin dicapai

    berdasarkan penentuan apakah volume penjualan yang ingin

    dicapai itu berdasarkan perwilayah operasi atau per sales person

    di dalam suatu wilayah operasi. Tujuan operasi juga biasanya

    dinyatakan dalam target gross margin, tingkat pengeluaran

    17

    Basu Swastha, Manajemen Penjualan, 80. 18

    Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 405.

  • 27

    maksimum, atau pencapaian tujuan tertentu, seperti merebut

    pelanggan lain.19

    Volume penjualan suatu produk dari suatau usaha bisnis

    pada kenyataanya berfluktuasi dipengaruhi berbagai factor.

    Diantaranya adalah faktor yang datangnya berulang-ulang

    setiap tahun. Misalnya, musim hujan, kemarau, hari raya idul

    fitri, natal, imlek dan lain-lain.20

    Menurut Basu Swatha faktor yang mempengaruhi

    penjualan yaitu:

    1) Kondisi dan Kemampuan Penjual

    Transaksi jual beli merupakan pemindahan hak milik

    secara komersial atas barang dan jasa, prinsipnya

    melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama

    dan pembeli. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada

    pembelinya agar dapat mencapai sasaran penjualan yang

    diharapkan.

    Untuk maksud tersebut para penjual harus memahami

    beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu:

    a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan

    b. Harga produk

    c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran,

    pelayanan purna jual dan sebagainya.

    19

    Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran,Edisi 4 (Yogyakarta: Andi Offset,

    2015),250. 20

    Suryadi Prawesantono, Manajemen Oprasi Analisis dan Studi Kasus Edisi

    4, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007),24.

  • 28

    2) Kondisi Pasar

    Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang

    menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi

    kegiatan penjualannya. Adapun factor-faktor kondisi pasar

    yang perlu diperhatikan adalah:

    a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri,

    pasar penjual, pasar pemerintah ataukah pasar internasional

    b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya

    c. Daya belinya

    d. Frekuensi pembelinya

    e. Keinginan dan kebutuhannya

    3) Modal

    Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya

    apabila barang yang dijual itu sebelum dikenal oleh pembeli

    atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dari

    keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dahulu atau

    membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan

    maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut

    seperti alat transportasi. Tempat peraga baik diluar maupun

    dalam perusahaan. Usaha promosi dan sebagainya semua ini

    hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal

    dan diperlukan oleh perusahaan.

    4) Kondisi Organisasi Perusahaan

    Perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani

    bagian penjualan yang dipegang orang-orang tertentu atau ahli

    bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, yang

    mana dalam masalah-masalah penjualan yang ditangani orang-

  • 29

    orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal ini dsebabkan

    tenaga kerjanya yang lebih sedikit.21

    5) Faktor Lain

    Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan,

    kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan.

    Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang

    tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini

    secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil

    yang mampu yang mempunyai modal relatif keci, kegiatan ini

    lebioh jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegang pada

    suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang yang

    baik”. Bilaman prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan

    pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun,

    sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang

    daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang

    menarik atau dengan cara promosi lainnya.22

    2.6. Manajemen Penjualan

    Manajemen penjualan adalah perencanaan, pengarahan

    dan pengawasan penjualan tatap muka, termasuk penarikan

    pemilihan, pelengkapan, penugasan, penentuan rute, supervise,

    pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan

    pada para tenaga penjualan.

    Dari definisi tentang manajemen penjualan tersebut

    dapat diketahui bahwa tugas manager penjualan cukup luas.

    21

    “Faktor Penjualan” http://www.psychologymania.com/, diunduh pada 14

    juni 2017, pukul 19.30 WIB 22

    Basu Swastha, Manajemen Penjualan, Edisi 3( Yogyakarta:

    BPFF,1993),29-131.

    http://www.psychologymania.com/

  • 30

    Dapat dikatakan pula bahwa tugas manager penjualan itu adalah

    sebagai administrator dalam kegiatan penjualan tatap muka,

    sehingga tugas utamanya banyak berkaitan dengan personalia

    penjualan.

    Tugas manager penjualan adalah berkaitan dengan

    pengorganisasian kegiatan penjualan baik didalam maupun

    diluar perusahaan. Didalam perusahaan, ia harus menyusun

    struktur organisasi yang dapat menciptakan komunikasi secara

    efektif tidak hanya didalam depertemen penjualan itu sendiri,

    tetapi juga dengan departemen-departemen lainnya. Ia juga

    merupakan penghubung yang paling penting antara perusahaan

    dengan pembeli dan masyarakat lain, serta bertanggung jawab

    untuk menciptakan dan mempertahankan jaringan distribusi

    yang efektif.

    Selain tugas-tugas tersebut, manajer penjualan masih

    mempunyai tugas yang lain, yaitu menggunakan dan

    berpartisipasi dalam mempersiapkan informasi untuk

    mengambil keputusan pemasaran, seperti penentuan anggran,

    kuota dan daerah penjualan. Juga berpartisipasi dalam

    pengambilan keputusan tentang produk, saluran pemasaran dan

    politik distribusi, promosi, serta penetapan harga.

    Jadi, dapat dikatakan bahwa manager penjualan itu

    selain sebagai administrator kegiatan penjualan tatap muka,

    juga sebagai anggota kelompok manager yang ikut mengambil

    keputusan.23

    23

    Basu Swastha, Manajemen Penjualan 27-28.

  • 31

    Menurut Buchari Alma Manajemen penjualan adalah

    Sales management is theplanning, direction and controlof the

    personal selling actives of the business. Jadi manajemen

    penjualan ini khusus merencanakan, mengarahkan, dan

    mengawasi penjual (personal selling) pada sebuah perusahaan.

    Semua kegiatan yang dilakukan dalam manajemen

    penjualan ini sangat erat hubungannya dengan manajemen

    pemasaran. Namun, kegiatan manajemen pemasaran lebih luas

    lagi mencakup antara lain: merencanakan, mengorganisasikan,

    melaksanakan, dan mengawasi kegiatan yang berhubungan

    dengan produk, pembelian, kebijaksanaan harga, promosi,

    penjualan, riset, penggudangan, pengangkutan, pemberian

    kredit, mencari permodalan, manajemen resiko, mencari daerah

    penjualan, saluran distribusi dan sebagainya guna mencapai

    tujuan perusahaan.

    Pada perusahaan kecil, kegiatan manajemen pemasaran

    dapat dilakukan oleh pemilik sendiri, tapi makin besar

    perusaahan maka makin banyak pula orang pada kegiatan

    manajemen pemasaran ini.24

    2.7.Perbedaan Penjualan dan Pemasaran

    Perbedaan penjualandan pemasaran (selling) dengan pemasaran

    (marketing) ialah:

    a) Penjualan:

    1) Menekankan kegiatan pada Produk

    24

    Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung:

    Alfabeta,2007),132-133.

  • 32

    2) Perusahaan mula-mula membuat produk, kemudian

    berusaha menjualnya.

    3) Manajemen disini berorientasi pada bagaimana

    tercapainya volume penjualan sebesar-besarnya.

    4) Rencananya biasanya jangka pendek, dengan kata lain

    produk sekarang harus dipasarkan sekarang.

    b) Pemasaran:

    1) Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen.

    2) Perusahaan mula-mula meneliti apa keinginan

    konsumen, kemudian merancang membaut produk

    tersebut, agar memuaskan selera konsumen.

    3) Manajemen berorientasi pada profit, dalam arti laba total

    bukan laba perunit batang.

    4) Rencana dibuat jangka panjang, dalam arti memikirkan

    pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.25

    2.8.Jual Beli dalam Islam

    a. Pengertian jual beli

    Jual beli dalam bahasa arab terdiri dari dua kata yang

    mengandung makna berlawanan yaitu al bai’ yang artinya

    jual dan asy syira’a yang artinya beli. Menurut istilah

    hukum syara, jual beli adalah penukaran harta (dalam

    pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar

    suatau benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak

    dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama

    suka.

    25

    Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,.136.

  • 33

    Jual beli hukumnya mubah, artinya hal tersebut

    diperbolehkan sepanjang suka sama suka.

    Apabila seseorang melakukan jual beli dan tawar

    menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara pejual dan

    pembeli, maka si pembeli boleh memilih akan meneruskan

    jual beli tersebut atau tidak. Apabila telah terjadi akad

    (kesepakatan) jual beli dilaksanakan dan terjadi

    pembayaran, kemudian keduanya tidak boleh membatalkan

    jual beli yang telah disepakatinya. Dalam Al-Qur’an Allah

    menjelaskan hukum jual beli sebagai berikut : Al-Baqarah,

    ayat 257

    Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil)

    riba tidak dapat berdiri melainakan seperti berdirinya

    orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

    gula. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

    disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya

    jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

    mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-

    orang yang telah sampai kepadanya larangan dari

    Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka

    baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

    larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah, orang

    yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah

  • 34

    penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”

    (QS. AL-Baqarah:257)26

    b. Penjualan dalam Pandangan Islam

    Penjualan yaitu suatu akad penyerahan suatu barang

    atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang

    disepakati atas dasar suka rela.Islam mensyaratkan agar jual

    beli itu haruslah dengan suka real, tanpa paksaan atau

    tipuan.27

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

    saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

    kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan

    suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

    membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha

    Penyayang kepadamu. (An-Nisa: 29).28

    Di dalam Al-Qur’an dan Hadist akan kita temui beberapa

    hukum, baik hukum yang diperintahkan, dianjurkan, atau dilarang

    mengenai pengaturan di dalam kehidupan perdagangan, yaitu

    26

    Al-Hikmah, al-Qur’an dan terjemahnya, 47. 27

    Mocthar Effendy, Ekonomi Islam, Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran

    Al-Qur’an dan Hadits (Palembang: Yayasan Pendidikan dan Ilmu Islam Al-Mukhtar,

    1996),80. 28

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan

    Terjemahnya (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011),161.

  • 35

    a. Usaha yang baik

    اهلُل َعَلْيِه َوَسلََّم َأيُّ اْلَكْسِب َاْطَيُب؟ ُسِئَل َرُسْوُل اهلِل َصلَّى ُرْوٍر. قَاَل الرَُّجِل بَ ْيِدِه وَُكلُّ بَ ْيٍع َمب ْ

    Rasulullah Saw. Ditanya : Usaha apa yang paling

    baik, beliau menjawab : “pekerjaan seseorang dengan

    tangannya sendiri, dan setiap bentuk jual beli yang

    dapat diterima”.29

    Hadis tersebut sebagai dalil (bukti) penetapan sesuatu

    yang disenangi oleh tabi’at hati manusia di antara usaha-usaha

    manusia itu. Hanya saja rasulullah saw. Ditanya tentang usaha

    yang paling baik, yaitu usaha yang paling halal dan paling

    berkah. Mengusahakan usaha tangan dari jual beli yang bersih (

    dari tipu daya, menunjukan bahwa usaha tangan itulah yang

    paling baik.30

    b. Boleh berjual beli

    Allah berfirman:

    ... ...

    Dan Allah menghalalkan jual beli dan

    mengharamkan riba,..(Al-Baqarah: 275). 31

    Ayat ini menunjukan bahwa berniaga, berjual beli atau

    berdagang itu boleh. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri

    29

    Wahab Afif, Mengenal Sistem Ekonomi Islam, (Majlis Ulama Indonesia

    Provinsi Banten), 52. 30

    Sohari, dkk., (ed) Hadits Tematik (Jakarta, Diadit Media, 2006),82. 31

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan

    Terjemahnya, 87-88.

  • 36

    sebelum ditunjuk sebagai Rasul adalah berniaga ke Syam

    (Siria), dengan membawa barang dagangan Khadijah, seorang

    janda yang kaya, bangsawan dan rupawan. Oleh karena

    kejujuran Rasul Allah, beliau akhirnya menikahinya sebagai

    istri yang pertama. Demikian juga hamper seluruh penyebar

    Islam di Indonesia pada abad ke 12 adalah pedagang-pedagang

    Arab atau Gujarat.32

    Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm seperti dikutip Yusuf

    al-qardhawi, menjelaskan bahwa ayat di atas menjelaskan hukm

    dasar jual beli adalah boleh apabila di dasari keridhaan kedua

    belah pihak, kecuali Rasulullah saw. Menjelaskan

    ketidakbolehannya.33

    C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

    Sebagai pedoman pembuatan skripsi ini, penulis sedikit

    banyak melihat penelitian terdahulu yang telah ada. Adapun tabel

    berikut ini akan memperlihatkan penelitian terdahulu yang relevan.

    Tabel. 2.1

    Penelitian terdahulu

    No Identitas Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian

    1 Desi Arifin

    NIM: 101400560

    Fakultas Syariah

    dan Ekonomi Islam.

    Penelitian ini

    menggunakan metode

    kuantitatif dan uji

    statsitsik diantaranya:

    Diketahui t hitung > t table

    (100,097 > 1,691) maka H0

    ditolak dan Ha diterima. Hasil

    persamaan regresi linier

    32

    Mocthar Effendy, Ekonomi Islam, Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran

    Al-Qur’an dan Hadits,75. 33

    Enang Hidayat, Fiqih jual Beli (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2015),54.

  • 37

    Tahun 2014 Judul

    Skripsi: Pengaruh

    Variasi Produk

    Sepeda Motor

    HONDA Terhadap

    Volume Penjualan

    (Studi di PT.

    Wahana Balaraja-

    Tangerang)

    analisis regresi

    sederhana, uji t,

    analisis korelasi

    pearson product

    moment dan koefisin

    determinasi

    sederhana Y = -30,419 +

    1,038 X. Nilai koefisien

    korelasi sebesar 0,998 yang

    artinya hubungan antara

    variasi produk dan volume

    penjulan sangat kuat. Nilai

    koefisien determinasi yaitu

    93,7% hal ini berarti volume

    penjualan dipengarhui oleh

    variasi produk sebesar 93,7%.

    2. Ina Sadidah

    NIM: 121400967

    Fakuktas Ekonomi

    dan Bisnis Islam

    Tahun 2016

    Judul Skripsi

    Pengaruh Harga

    Terhadap Volume

    Penjualan (Studi di

    Counter Irfan cell

    Ramayana Serang)

    Metode yang

    digunakan adalah

    Metode Kuantitatif

    dengan teknik

    pengumpulan data

    wawancara secara

    langsung. Dan

    penelitian kepustakaan

    dengan membaca buku

    referensi tertulis yang

    berhubungan dengan

    permasalahan.

    Diketahui thitung sebesar 2,903

    dan ttabel sebesar 2,045 hal ini

    dapat menunjukan bahwa

    thitung lebih besar dari pada

    ttabel maka dapat disimpulkan

    bahwa terdapat pengaruh

    positif terhadap volume

    penjualan, karena H0 ditolak

    dan Ha diterima.

    Adapun persamaan penelitian ini dengan yang akan

    dilaksanakakan sama-sama meneliti tentang volume penjualan

    namun perbedaannya adalah terletak pada variabel independen dan

  • 38

    tempat penelitiannya. Adapun tempat penelitiannya adalah di Griya

    Batik Banten dan variabel independenya adalah ragam motif batik.

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

    masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian,

    oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

    bentuk kalimat pertanyaan.34

    Dikatakan sementara, karena jawaban

    yang diberikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum

    didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

    pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

    jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

    jawaban yang empiris.

    Dugaan penulisan dalam penelitian ini adalah adanya

    pengaruh antara ragam motif batik (X) terhadap volume penjualan

    (Y). untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara X dan Y maka

    dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

    H0 = Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

    variabel ragam motiv batik terhadap volume penjualan.

    Ha = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara

    variabel ragam motif batik terhadap volume penjualan.

    34

    Moh. Sidik Priadana, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta,

    Graha Ilmu 2009),90