bab ii kajian pustakarepository.uinbanten.ac.id/1272/3/bab ii.pdf · 2017. 8. 14. · khas sesuai...
TRANSCRIPT
-
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ragam Motif Batik
1.2 Pengertian Batik
Kata “Batik” berasal dari dua kata dalam bahasa jawa:
yaitu “amba”, yang mempunyai arti “menulis” dan ”titik”
yang mempunyai arti “titik”, dimana pembuatan kain batik
sebagi prosesnya dilakukan dengan menulis dan sebagian dari
tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes. Seperti
diketahui bahwa dalam membuat kain batik dilakukan pula
penetasan lilin diatas kain putih.1
Menurut Iwan Tirta yang dikutip didalam buku
Afrillyana Purba, batik merupakan teknik menghias kain atau
tekstil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan
warna, dan semua prosesnya tersebut menggunakan tangan.2
Pengertian lain dari batik adalah seni rentang warna yang
meliputi proses pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan
pelorotan (pemasaran), hingga menghasilkan motif yang halus
yang semuanya ini memerlukan ketelitian yang tinggi.
Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah
bahan kain yang dibuat dengan dua cara. Pertama, bahan kain
yang dibuat dengan teknik pewarnaan kain yang menggunakan
malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain, atau
1 Herry Lisbijianto, Batik (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013),6-7.
2 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisional
(Bandung:PT. Alumni, 2009), 48
-
12
sering disebut wax-reist dyeing. Kedua, bahan kain atau busana
yang dibuat dengan teknik pewarnaan yang menggunakan
motif-motif tertentu yang sudah lazim atau mempunyai cirri
khas sesuai dengan karakter masing-masing pembuatannya.
Dengan demikian batik merupakan bahan kain yang cara
pembuatan dan motifnya sangat berbeda dengan cara
pembuatan pada bahan kain umumnya.3
Menurut Hamzuri batik diartikan sebagai lukisan atau
gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat
bernama canting.4
Menurut terminologinya, batik adalah gambar yang
dihasilkan dengan mengguanakan alat canting atau sejenisnya
dengan bahan lilin sebagai masuknya warna. Sementara,
berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia, seni batik
merupakan suatu seni tradisional Indonesia dalam menghias
kain dan bahan lain dengan motif hiasan dan pewarna khusus.
Selain itu, batik dikenakan sebagai pakaian bawahan oleh
banyak suku di Indonesia, terutama suku-suku di Pulau Jawa.5
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar
pola-pola tertentu diatas kain dengan menggunakan malam.
1.3. Pengertian Ragam
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya
akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya
3 Herry Lisbijanto, Batik, 7.
4 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisional
(Bandung:PT. Alumni, 2009), 48 5 Afrillyana Purba, Perlindungan Hukum: Seni Batik Tradisiol, 7.
-
13
kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan
pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada
kayu atau batu. Ragam hias dapat diilustrasikan (stlilir)
sehingga bentuknya bervariasi.Ragam hias merupakan pola hias
yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk
mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda
atau karya seni. Ragam hias juga merupakan perihal yang akan
menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya)
sebagai bagian dari struktur yang ada didalam.6
Pola dalam bahasa inggris disebut “pattern” secara
sederhana pola merupakan penyebaran bentuk dan warna dalam
suatu representasi ulangan tertentu. Sedangkan motif
merupakan sesuatu yang menjadi pangkal tema dari sesuatu
karya ragam hias. Motif merupakan pangkal untuk membentuk
suatu pola, baik dibentuk dari unsur garis maupun suatu bentuk
figure
Keberagaman (assortment) merupakan sejumlah SKU
dalam kategori. Toko dengan keberagaman yang luas dapat
dikatakan mempunyai kedalaman (depth) yang juga dapat
digunakan untuk saling menggantikan.7
Menurut Herry Lisbijanoto ada tiga jenis batik menurut
teknik pembuatannya, yaitu:
6Kasiyan,Ragam
HiasTradisional,https://www.google.co.id/=http://staffnew.uny.ac.id/upload/
pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.htmldiunduh pada 15 juni 2017 23:00 WIB 7Christina Whidya Utami, Manajemen Ritel Srtategi dan Implementasi
Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,2014),204
https://www.google.co.id/=http:/staffnew.uny.ac.id/%20upload/pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.htmlhttps://www.google.co.id/=http:/staffnew.uny.ac.id/%20upload/pendidikan/Ragam/Hias/Tradisional.html
-
14
a. Batik Tulis
Batik tulis dibuat secara manual menggunakan
tangan dengan alat bantu canting untuk menerankan malam
pada corak batik. Pembuatan batik tulis membutuhkan
kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena setiap titik
dalam motif berpengaruh pada hasil akhirnya. Motif yang
dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis.
Kerumitan ini yang menyebabkan harga batik tulis sangat
mahal. Jenis batik ini dipakai raja, pembesar keraton, dan
bangsawan sebagai simbol kemewahan.
b. Batik Cap
Batik cap digunakan dengan menggunakan cap atau
semacam stempel motif batik yang terbuat dari tembaga.
Cap digunakan untuk menggantikan fungsi canting sehingga
dapat mempersingkat waktu pembuatan. Motif cap dianggap
kurang memiliki nilai karena semua motifnya sama persis.
Harga batik cap lebih murah karena dapat dibuat secara
masal.
c. Batik Lukis
Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunkan
malam pada kain putih. Pembuatan motif batik tulis tidak
terpaku pada pakem motif batik yang ada. Motifnya dibuat
sesuai dengan keinginan pelukis tersebut. Batik lukis ini
mempunyai harga yang mahal karena tergolong batik yang
eksklusif dan jumlahnya terbatas.8
8 Herry Lisbijianto, Batik, 10-12.
-
15
1.4.Macam-Macam Motif Batik
Dalam sejarah perbatikan ada beberapa motif kain batik
yang di buat oleh para pengusaha batik. Motif batik yang beredar
dipasaran saat ini terdiri dari batik klasik dan motif batik modern.
Motif batik klasik merupakan motif batik yang sudah ada
sejak dahulu kala, tiap motif batik klasik maknanya bagi pemakai.
Dalam bebrapa kebiasaan mengenai kain batik, untuk motif-motif
tertentu hanya pantas dipakai pada suatu acara atau keperluan.
Sedangkan untuk acara lainnya akan lebih pantas dengan memakai
motif lain. Dengan demikian untuk beberapa orang menggemari
batik, mereka akan mempunyai beberapa motif kain batik yang
tujuannya akan dipakai sesuai dengan acara yang akan diikuti.
Motif batik klasik ini memang suatu karya yang indah, halus dan
mewah.
Batik klasik atau tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Mempunyai ragam hias yang mempunyai motif ular,
barong, geometris dan pagoda.
b) Coraknya mempunyai arti simbolik pada masing-masing
motifnya.
c) Warna cenderung gelap, biasanya putih, hitam, coklat
kehitaman atau cokelat tua.
d) Motif biasanya merupakan cirri khas daerah asal batik
tersebut.
Motif batik klasik dikenal beberapa motif sebagai
berikut: 1) Motif Batik Sidomukti 2) Motif Batik Sidoluhur 3)
Motif Perang Kusumo 4)Motif Parang Rusak 5) Motif Batik
-
16
Trutum 6) Motif Batik Esuk-Sore 7) Motif Batik Ceplok 8)
Motif Batik Catleya 9) Motif Batik Kawung.
Motif modern saat ini berkembang sangat pesat. Motif
yang ada sudah tidak lagi menggunakan patokan dari batik
klasik, tetapi cenderung mengikuti selera merancangnya dan
disesuaikan dengan si pemakai. Motif ini biasanya untuk
keperluan pasaran tertentu. Ada kain batik yang dipesan dengan
motif lambing atau logo suatu organisasi, tentunya dengan
diselingi motif batik klasik sebagai corak yang member
keindahan.
Batik modern mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a) Mempunyai ragam hias bebas, biasanya binatang, tumbuh-
tumbuhan, rangkaian bunga, buah dan sebagainya.
b) Motif atau corak batik tidak mempunyai arti simbolik
tertentu.
c) Warna yang digunakan bebas, tidak terikat pada pakem,
seperti biru, merah, ungu.
d) Biasanya motif batik modern tidak mempunyai cirri khas
daerah asal.
1.5.Bagian-bagian Motif Batik
Motif batik merupakan kerangka gambar yang dipakai
dalam kerajinan batik yang mewujudkan betuk batik secara
keseluruhan, sehingga batik yang dihasilkan mempunyai corak
atau motif yang dapat dikenali oleh penggunanya.
Dalam kerajinan batik, terdapat dua unsur batik yang
dikenal, yaitu:
-
17
1) Ornament, yaitu motif utama sebagai unsure dominan dalam
motif batik. Pada ornament terdapat gambar atau pola yang
jelas dan membentuk motif tetentu sehingga menjadi focus
dalam kain batik tersebut. Dalam batik klasik terdapat
beberapa jenis atau bentuk ornamen batik seperti truntum ,
parang, catleya dan lain sebagainya.
2) Isen, yaitu motif pengisi sebagai unsur pelengkap dalam
motif batik. Isen menjadi pemanis dalam keseluruhan motif.
Tanpa isen, gambar yang akan terasa kaku dan kurang
menarik. Yang termasuk dalam unsur isen antara lain: titik,
garis, garis lengkung dan lain sebagainya. Pada batik tulis
klasik, isen menjadi unsur penentu kehalusan proses
pembuatan. Hal ini karena batik yang halus terlihat rapi
pada proses pembuatan titik dan garis, khususnya yang
kecil-kecil.9
B. Penjualan
2.1.Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya
kegiatan perusahaan-perusahaan dalam menghasilkan barang
atau jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang atau
jasa tersebut kepada masyarakat, oleh karena itu penjualan
memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk yang
dihasilkan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang atau
9 Herry Lisbijanto, Batik, 46-49.
-
18
jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup
semua ongkos guna memperoleh laba.10
Menurut Hermawan Kartajaya penjualan diartikan
sebagai taktik yang memiliki tujuan dan landasan teknis dalam
menciptakan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan
dan dibina secara jangka panjang. Pelanggan adalah semua
pengguna barang atau jasa, baik pelanggan yang sudah
meggunakan barang atau jasa, dan pelanggan yang memiliki
potensi menggunakan barang atau jasa, dan pelanggan yang
belum menggunakan dan belum memiliki potensi menggunakan
barang atau jasa, dan pelanggan yang belum menggunakan dan
belum memiliki potensi menggunakan barang atau jasa.
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong
mendefinisikan suatu proses menaruh harapan suatu kualifikasi
terhadap pelanggan potensial. Proses pendekatan awal yang
dilakukan lebih insentif untuk memberikan pengenalan dari
presentasi dan demonstrasi dari barang atau jasa yang
ditawarkan.11
Penjualan adalah sebuah yang memiliki beberapa
tahapan yang berbeda menurut keterampilan yang berbeda pula
agar dapat melakukan penjualan dengan efektif, seorang penjual
harus memahami secara sistematis proses penjualan dari awal
hingga akhir ketidak pahaman terhadap proses penjualan akan
menyebabkan peluang kegagalan dalam penjualan semakin
10
Basu Swasta dan Hadi Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Prilaku
Konsumen, (Yogyakarta: BPFF,2009),31 11
Hermawan Kartajaya, Markplus Basics (Jakarta: Erlangga Grup, 2009),100
-
19
besar. Sebagai contoh, seringkali penjual langsung menawarkan
atau mempresentasikan produk-produk yang dimilikinya tanpa
terlebih dahulu mencoba memahami kebutuhan calon pelanggan
yang sebenernya. Akibatnya calon pelanggan melakukan
penolakan karena menganggap kehadiran penjual tidak
menyelesikan permasalahan yang dihadapinya.
Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau
jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan
mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga
merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar
penjualan maka semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh
perusahaan. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama
perusahaan karena juka aktivitas penjualan produk maupun jasa
tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat
merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabakan karena
sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan
pendapatan pun akan berkurang.12
Kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan
bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang diharapkan
dan menguntungkan untuk mencapai laba maksimum bagi
perusahaan. Menurut swasta, menyebutkan bahwa volume
adalah suatu indikasi mengenai luasnya kapasitas penggunaan,
yang diukur dengan selisih antara fixed overhead yang semula
dianggarkan dan ditentukan oleh tingkat produksi yang
sesungguhnya dicapai. Jika overhead tetap yang dihitung lebih
12
Kamsir, Pemasaran Bank Edisi Revisi (Jakarta:Kencana Prenanda Media
Grup,2008),159
-
20
mudah dari pada yang semula dianggarkan, akan timbul varians
volume yang menguntungkan yang menunjukan bahwa
organisasi beroprasi dengan kapasitas yang lebih rendah dari
pada yang direncanakan. Karena masalah ini dapat di
interpreasikan dengan berbeda-beda, maka pengertiannya harus
ditetapkan menurut konteksnya.13
2.2.Konsep Penjualan
Konsep penjualan berorientasi pada promosi. Artinya
produsen membuat produk secara bersar-besaran kemudian
berusaha mempromosikan produknya agar laku dipasar.
Produsen ini beranggapan bahwa konsumen harus didorong atau
diberi informasi dibujuk agar mereka mau membeli produk. Jika
konsumen tidak mengetahui adanya produk, tidak mengetahui
apa kegunaanya, maka konsumen tidak membeli. Memang
kegiatan promosi ini sangat berpengaruh terhadap konsumen,
misalnya produk yang diiklankan ditelevisi malam ini,
besoknya sudah mulai ditanyakan, dicari, atau dibeli oleh
konsumen.14
2.3. Jenis-Jenis Penjualan
Jenis-jenis penjualan dikelompokan menjadi:
a. Trade Selling
Trade selling dapat terjadi bila mana produsen dan
pedagang besar memoersilahkan eceran untuk berusaha
memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini
13
Basu Swasta dan Hadi Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Prilaku
Konsumen, (Yogyakarta: BPFF, 2009),31. 1414
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2012), 290.
-
21
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,
peragaan, persediaan dan produk baru. Jadi titik beratnya
adalah “penjualan melalui” penyaluran dari pada “penjualan
ke” pembeli akhir.
b. Missionary Selling
Dalam Missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan
dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang
dari penyalur perusahaan. Disini wiraniaga lebih cenderung
pada “penjualan untuk” penyalur. Wiraniaga sendiri tak
menjual secara langsung produk yang ditawarkan.
c. Technicial Selling
Technicial Selling berusaha meningkatkan penjualan
dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir
barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama wiraniaga
adalah mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah
yang dihadapi pembeli, serta menunjukkan bagaimana
produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
d. New Business Selling
New Business Selling berusaha membuka transaksi baru
dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis
penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e. Response Selling
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberi
reaksi terhadap permintaan pembeli. Dua jenis penjualan
utama disini adalah route driving dan realitig dan retailing.
Para pengemudi yang menghantarkan susu, roti, gas untuk
-
22
keperluan rumah tangga: para pelayan ditoko serba ada,
toko pakaian, toko spesial merupakan contoh dari jenis
penjualan ini. Jenis penjualan seperti ini tidak akan
menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan
yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan
dapat menjurus kepada pembelian ulang.15
2.4. Proses Penjualan
Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah
penjualan dengan bertemu muka (face-face selling) dimana
seorang penjual langsung berhadapan muka dengan calon
pembelinya. Masalah tersebut menjadi titik berat dalam
pembahasan tentang proses penjualan berikut. Adapun
tahap-tahapannya adalah: (1) persiapan sebelum penjualan,
(2) penentuan lokasi pembeli potensial, (3) pendekatan
pendahuluan, (4) melakukan penjualan, dan (5) pelayanan
sesudah penjualan. Skema dari proses tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
15
Basu Swasta, Manjamen Penjualan, (Yogyakarta: BPFE, 2009),11-14
-
23
Gambar 2.1
Proses Penjualan
1) Persiapan sebelum Penjualan
Tahap pertama dalam proses personal selling adalah
mengadakan persiapan-persiapan sebelum melakukan
penjualan. Disini, kegiatan yang dilakukan adalah
mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan
pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju ,
dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan. Selain itu,
mereka juga lebih dulu harus mengetahui kemungkinan tentang
motivasi dan prilaku dalam segmen pasar yang dituju.
Persiapan
Penentuan
lokasi pembeli
Penjulan
Kegiatan
sesuadah
Penjualan
Penentuan
calon
pembeli
Perhatian
Minat
Keinginan
Tindakan
-
24
2) Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun yang
sekarang, penjual dapat melakukan karakteristiknya, misalnya
lokasi. Oleh karena itu, pada tahap kedua ini ditentukan lokasi
dan segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dan lokasi ini
dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau
perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari
produk yang ditawarka. Dari konsumen yang ada dapat pula
ditentukan konsumen manakah yang sudah menggunakan
produk-produk saingan.
3) Pendekatan Pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari
semua masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat
diharapkan sebagai pembelianya. Selain itu, perlu juga
mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang mereka
gunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai macam informasi
perlu dikumpulkan untuk mendukung mendukung penawaran
produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan
membeli, kesukaan, dan sebagainya. Semua kegiatan ini
dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4) Melakukan Penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha
untuk memikat perhatian calon konsumen, kemudian
diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka. Dan akhirnya
penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.
-
25
5) Pelayanan Sesudah Penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat
pesanan dari pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu
dilanjutkan dengan memberikan pelayanan atau servis kepada
mereka. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk penjualan
barang-barang industri seperti instansi, atau barang konsumsi
tahan lama seperti lemari es, televisi, dan sebagainya. Bebrapa
pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan
dilakukan antara lain berupa:
a. Pemberian garansi
b. Pemberian jasa resparasi
c. Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya
d. Penghantaran barang kerumah.
Dalam tahap terakhir ini penjual harus berusaha
mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yang
kurang baik dari pembeli. Pelayanan lain yang juga perlu
diberikan sesudah penjualan adalah memberikan jaminan
kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat,
barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat, dan hasil
kerja produk tersebut memuaskan.16
2.5.Tujuan Penjualan
Menurut Basu Swasta, bagi perusahaan pada umumnya
mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba
16
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:
Liberty, 2003), 410-413
-
26
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.17
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut
tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan
atau para penjual. Dalam hal ini perlu ada kerjasama yang rapi
diant ara fungsionaris dalam perusahaan (seperti bagian
produksi yang membuat produknya, bagian keuangan yang
meyediakan dananya, bagian personalia yang menyediakan
tenaganya, bagian promosi dan sebagainya) maupun dengan
para penyalur. Namun demikian semua ini tetap menjadi
tanggung jawab dari pimpinan (top manager), dan dialah yang
harus mengukur beberapa besar sukses atau kegagalan yang
dihadapinya. Untuk maksud tersebut pimpinan harus
mengkoordinir semua fungsi dengan baiktermasuk fungsi
penjualan.18
Tujuan penjualan dinyatakan dalam volume penjualan.
Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai
perusahaan dari hasil penjualan produk yang di hasilkan oleh
suatu perusahaan. Volume penjualan tidak memisahkan secara
tunai maupun kredit, tetapi dihitung secara keseluruhan dari
total yang dicapai. Tujuan ini dapat dipecah berdasarkan
penentuan apakah volume penjualan yang ingin dicapai
berdasarkan penentuan apakah volume penjualan yang ingin
dicapai itu berdasarkan perwilayah operasi atau per sales person
di dalam suatu wilayah operasi. Tujuan operasi juga biasanya
dinyatakan dalam target gross margin, tingkat pengeluaran
17
Basu Swastha, Manajemen Penjualan, 80. 18
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 405.
-
27
maksimum, atau pencapaian tujuan tertentu, seperti merebut
pelanggan lain.19
Volume penjualan suatu produk dari suatau usaha bisnis
pada kenyataanya berfluktuasi dipengaruhi berbagai factor.
Diantaranya adalah faktor yang datangnya berulang-ulang
setiap tahun. Misalnya, musim hujan, kemarau, hari raya idul
fitri, natal, imlek dan lain-lain.20
Menurut Basu Swatha faktor yang mempengaruhi
penjualan yaitu:
1) Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli merupakan pemindahan hak milik
secara komersial atas barang dan jasa, prinsipnya
melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama
dan pembeli. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada
pembelinya agar dapat mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan.
Untuk maksud tersebut para penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu:
a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
b. Harga produk
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran,
pelayanan purna jual dan sebagainya.
19
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran,Edisi 4 (Yogyakarta: Andi Offset,
2015),250. 20
Suryadi Prawesantono, Manajemen Oprasi Analisis dan Studi Kasus Edisi
4, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007),24.
-
28
2) Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang
menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi
kegiatan penjualannya. Adapun factor-faktor kondisi pasar
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri,
pasar penjual, pasar pemerintah ataukah pasar internasional
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelinya
e. Keinginan dan kebutuhannya
3) Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya
apabila barang yang dijual itu sebelum dikenal oleh pembeli
atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dari
keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dahulu atau
membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan
maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha tersebut
seperti alat transportasi. Tempat peraga baik diluar maupun
dalam perusahaan. Usaha promosi dan sebagainya semua ini
hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal
dan diperlukan oleh perusahaan.
4) Kondisi Organisasi Perusahaan
Perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani
bagian penjualan yang dipegang orang-orang tertentu atau ahli
bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, yang
mana dalam masalah-masalah penjualan yang ditangani orang-
-
29
orang yang juga melakukan fungsi lain. Hal ini dsebabkan
tenaga kerjanya yang lebih sedikit.21
5) Faktor Lain
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan,
kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan.
Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang
tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini
secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil
yang mampu yang mempunyai modal relatif keci, kegiatan ini
lebioh jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegang pada
suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang yang
baik”. Bilaman prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan
pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun,
sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang
daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang
menarik atau dengan cara promosi lainnya.22
2.6. Manajemen Penjualan
Manajemen penjualan adalah perencanaan, pengarahan
dan pengawasan penjualan tatap muka, termasuk penarikan
pemilihan, pelengkapan, penugasan, penentuan rute, supervise,
pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan
pada para tenaga penjualan.
Dari definisi tentang manajemen penjualan tersebut
dapat diketahui bahwa tugas manager penjualan cukup luas.
21
“Faktor Penjualan” http://www.psychologymania.com/, diunduh pada 14
juni 2017, pukul 19.30 WIB 22
Basu Swastha, Manajemen Penjualan, Edisi 3( Yogyakarta:
BPFF,1993),29-131.
http://www.psychologymania.com/
-
30
Dapat dikatakan pula bahwa tugas manager penjualan itu adalah
sebagai administrator dalam kegiatan penjualan tatap muka,
sehingga tugas utamanya banyak berkaitan dengan personalia
penjualan.
Tugas manager penjualan adalah berkaitan dengan
pengorganisasian kegiatan penjualan baik didalam maupun
diluar perusahaan. Didalam perusahaan, ia harus menyusun
struktur organisasi yang dapat menciptakan komunikasi secara
efektif tidak hanya didalam depertemen penjualan itu sendiri,
tetapi juga dengan departemen-departemen lainnya. Ia juga
merupakan penghubung yang paling penting antara perusahaan
dengan pembeli dan masyarakat lain, serta bertanggung jawab
untuk menciptakan dan mempertahankan jaringan distribusi
yang efektif.
Selain tugas-tugas tersebut, manajer penjualan masih
mempunyai tugas yang lain, yaitu menggunakan dan
berpartisipasi dalam mempersiapkan informasi untuk
mengambil keputusan pemasaran, seperti penentuan anggran,
kuota dan daerah penjualan. Juga berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang produk, saluran pemasaran dan
politik distribusi, promosi, serta penetapan harga.
Jadi, dapat dikatakan bahwa manager penjualan itu
selain sebagai administrator kegiatan penjualan tatap muka,
juga sebagai anggota kelompok manager yang ikut mengambil
keputusan.23
23
Basu Swastha, Manajemen Penjualan 27-28.
-
31
Menurut Buchari Alma Manajemen penjualan adalah
Sales management is theplanning, direction and controlof the
personal selling actives of the business. Jadi manajemen
penjualan ini khusus merencanakan, mengarahkan, dan
mengawasi penjual (personal selling) pada sebuah perusahaan.
Semua kegiatan yang dilakukan dalam manajemen
penjualan ini sangat erat hubungannya dengan manajemen
pemasaran. Namun, kegiatan manajemen pemasaran lebih luas
lagi mencakup antara lain: merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengawasi kegiatan yang berhubungan
dengan produk, pembelian, kebijaksanaan harga, promosi,
penjualan, riset, penggudangan, pengangkutan, pemberian
kredit, mencari permodalan, manajemen resiko, mencari daerah
penjualan, saluran distribusi dan sebagainya guna mencapai
tujuan perusahaan.
Pada perusahaan kecil, kegiatan manajemen pemasaran
dapat dilakukan oleh pemilik sendiri, tapi makin besar
perusaahan maka makin banyak pula orang pada kegiatan
manajemen pemasaran ini.24
2.7.Perbedaan Penjualan dan Pemasaran
Perbedaan penjualandan pemasaran (selling) dengan pemasaran
(marketing) ialah:
a) Penjualan:
1) Menekankan kegiatan pada Produk
24
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung:
Alfabeta,2007),132-133.
-
32
2) Perusahaan mula-mula membuat produk, kemudian
berusaha menjualnya.
3) Manajemen disini berorientasi pada bagaimana
tercapainya volume penjualan sebesar-besarnya.
4) Rencananya biasanya jangka pendek, dengan kata lain
produk sekarang harus dipasarkan sekarang.
b) Pemasaran:
1) Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen.
2) Perusahaan mula-mula meneliti apa keinginan
konsumen, kemudian merancang membaut produk
tersebut, agar memuaskan selera konsumen.
3) Manajemen berorientasi pada profit, dalam arti laba total
bukan laba perunit batang.
4) Rencana dibuat jangka panjang, dalam arti memikirkan
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.25
2.8.Jual Beli dalam Islam
a. Pengertian jual beli
Jual beli dalam bahasa arab terdiri dari dua kata yang
mengandung makna berlawanan yaitu al bai’ yang artinya
jual dan asy syira’a yang artinya beli. Menurut istilah
hukum syara, jual beli adalah penukaran harta (dalam
pengertian luas) atas dasar saling rela atau tukar menukar
suatau benda (barang) yang dilakukan antara dua pihak
dengan kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka sama
suka.
25
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,.136.
-
33
Jual beli hukumnya mubah, artinya hal tersebut
diperbolehkan sepanjang suka sama suka.
Apabila seseorang melakukan jual beli dan tawar
menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara pejual dan
pembeli, maka si pembeli boleh memilih akan meneruskan
jual beli tersebut atau tidak. Apabila telah terjadi akad
(kesepakatan) jual beli dilaksanakan dan terjadi
pembayaran, kemudian keduanya tidak boleh membatalkan
jual beli yang telah disepakatinya. Dalam Al-Qur’an Allah
menjelaskan hukum jual beli sebagai berikut : Al-Baqarah,
ayat 257
Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainakan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gula. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah, orang
yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
-
34
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”
(QS. AL-Baqarah:257)26
b. Penjualan dalam Pandangan Islam
Penjualan yaitu suatu akad penyerahan suatu barang
atau jasa dari penjual kepada pembeli dengan harga yang
disepakati atas dasar suka rela.Islam mensyaratkan agar jual
beli itu haruslah dengan suka real, tanpa paksaan atau
tipuan.27
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu. (An-Nisa: 29).28
Di dalam Al-Qur’an dan Hadist akan kita temui beberapa
hukum, baik hukum yang diperintahkan, dianjurkan, atau dilarang
mengenai pengaturan di dalam kehidupan perdagangan, yaitu
26
Al-Hikmah, al-Qur’an dan terjemahnya, 47. 27
Mocthar Effendy, Ekonomi Islam, Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran
Al-Qur’an dan Hadits (Palembang: Yayasan Pendidikan dan Ilmu Islam Al-Mukhtar,
1996),80. 28
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011),161.
-
35
a. Usaha yang baik
اهلُل َعَلْيِه َوَسلََّم َأيُّ اْلَكْسِب َاْطَيُب؟ ُسِئَل َرُسْوُل اهلِل َصلَّى ُرْوٍر. قَاَل الرَُّجِل بَ ْيِدِه وَُكلُّ بَ ْيٍع َمب ْ
Rasulullah Saw. Ditanya : Usaha apa yang paling
baik, beliau menjawab : “pekerjaan seseorang dengan
tangannya sendiri, dan setiap bentuk jual beli yang
dapat diterima”.29
Hadis tersebut sebagai dalil (bukti) penetapan sesuatu
yang disenangi oleh tabi’at hati manusia di antara usaha-usaha
manusia itu. Hanya saja rasulullah saw. Ditanya tentang usaha
yang paling baik, yaitu usaha yang paling halal dan paling
berkah. Mengusahakan usaha tangan dari jual beli yang bersih (
dari tipu daya, menunjukan bahwa usaha tangan itulah yang
paling baik.30
b. Boleh berjual beli
Allah berfirman:
... ...
Dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba,..(Al-Baqarah: 275). 31
Ayat ini menunjukan bahwa berniaga, berjual beli atau
berdagang itu boleh. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri
29
Wahab Afif, Mengenal Sistem Ekonomi Islam, (Majlis Ulama Indonesia
Provinsi Banten), 52. 30
Sohari, dkk., (ed) Hadits Tematik (Jakarta, Diadit Media, 2006),82. 31
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, 87-88.
-
36
sebelum ditunjuk sebagai Rasul adalah berniaga ke Syam
(Siria), dengan membawa barang dagangan Khadijah, seorang
janda yang kaya, bangsawan dan rupawan. Oleh karena
kejujuran Rasul Allah, beliau akhirnya menikahinya sebagai
istri yang pertama. Demikian juga hamper seluruh penyebar
Islam di Indonesia pada abad ke 12 adalah pedagang-pedagang
Arab atau Gujarat.32
Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm seperti dikutip Yusuf
al-qardhawi, menjelaskan bahwa ayat di atas menjelaskan hukm
dasar jual beli adalah boleh apabila di dasari keridhaan kedua
belah pihak, kecuali Rasulullah saw. Menjelaskan
ketidakbolehannya.33
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Sebagai pedoman pembuatan skripsi ini, penulis sedikit
banyak melihat penelitian terdahulu yang telah ada. Adapun tabel
berikut ini akan memperlihatkan penelitian terdahulu yang relevan.
Tabel. 2.1
Penelitian terdahulu
No Identitas Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Desi Arifin
NIM: 101400560
Fakultas Syariah
dan Ekonomi Islam.
Penelitian ini
menggunakan metode
kuantitatif dan uji
statsitsik diantaranya:
Diketahui t hitung > t table
(100,097 > 1,691) maka H0
ditolak dan Ha diterima. Hasil
persamaan regresi linier
32
Mocthar Effendy, Ekonomi Islam, Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran
Al-Qur’an dan Hadits,75. 33
Enang Hidayat, Fiqih jual Beli (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015),54.
-
37
Tahun 2014 Judul
Skripsi: Pengaruh
Variasi Produk
Sepeda Motor
HONDA Terhadap
Volume Penjualan
(Studi di PT.
Wahana Balaraja-
Tangerang)
analisis regresi
sederhana, uji t,
analisis korelasi
pearson product
moment dan koefisin
determinasi
sederhana Y = -30,419 +
1,038 X. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,998 yang
artinya hubungan antara
variasi produk dan volume
penjulan sangat kuat. Nilai
koefisien determinasi yaitu
93,7% hal ini berarti volume
penjualan dipengarhui oleh
variasi produk sebesar 93,7%.
2. Ina Sadidah
NIM: 121400967
Fakuktas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Tahun 2016
Judul Skripsi
Pengaruh Harga
Terhadap Volume
Penjualan (Studi di
Counter Irfan cell
Ramayana Serang)
Metode yang
digunakan adalah
Metode Kuantitatif
dengan teknik
pengumpulan data
wawancara secara
langsung. Dan
penelitian kepustakaan
dengan membaca buku
referensi tertulis yang
berhubungan dengan
permasalahan.
Diketahui thitung sebesar 2,903
dan ttabel sebesar 2,045 hal ini
dapat menunjukan bahwa
thitung lebih besar dari pada
ttabel maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh
positif terhadap volume
penjualan, karena H0 ditolak
dan Ha diterima.
Adapun persamaan penelitian ini dengan yang akan
dilaksanakakan sama-sama meneliti tentang volume penjualan
namun perbedaannya adalah terletak pada variabel independen dan
-
38
tempat penelitiannya. Adapun tempat penelitiannya adalah di Griya
Batik Banten dan variabel independenya adalah ragam motif batik.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan.34
Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiris.
Dugaan penulisan dalam penelitian ini adalah adanya
pengaruh antara ragam motif batik (X) terhadap volume penjualan
(Y). untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara X dan Y maka
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H0 = Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel ragam motiv batik terhadap volume penjualan.
Ha = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel ragam motif batik terhadap volume penjualan.
34
Moh. Sidik Priadana, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta,
Graha Ilmu 2009),90