bab ii kajian pustakarepository.ump.ac.id/3170/3/bab ii_diyah ernawati_paud'12... ·...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Pemahaman Pengurangan
Dalam pengembangan kognitif menurut Kurikulum Dinas Pendidikan
Kabupaten Purbalingga (2004: 6) kognitif merupakan kemampuan berfikir
untuk membantu anak mengembangkan logika matematikanya dan
pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai kemampuan untuk
memilah-milah, mengelompokan serta mempersiapkan pengembangan secara
teliti.
Sedangkan menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 2.14) dalam
pengembangan kognitif ada beberapa kemampuan yang akan dikembangkan,
salah satunya adalah kemampuan aritmatika. Matematika menurut Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991: 637), matematika adalah ilmu
tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan.
Pengurangan merupakan bagian dari kemampuan aritmatika yang
dikembangkan.
1. Pengertian pengurangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 637) menyebutkan
pengurangan merupakan proses, cara, perbuatan mengurangi (mengambil
sebagian). Sedangkan menurut Ken Adams (2006: 93) pengurangan
adalah pengambilan/pemindahan sebuah benda.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemahaman pengurangan merupakan kemapuan diri sendiri
dalam memahami proses,cara mengurangi dengan memindahkan benda.
Tabel 2.1 Indikator pemahaman pengurangan
IndikatorMengenal pengurangan 1-10 dengan menggunakan benda-bendaMengurangkan lambang bilangan 1-10Menghitung pengurangan banyak benda dari 1-10Menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda 1-10
2. Tujuan kemampuan berhitung
Secara khusus kemampuan berhitung pengurangan sederhana di
Taman Kanak-kanak mempunyai tujuan yaitu :
a. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan
terhadap benda-benda konkrit, gambar-gambar atau angka-angka
yang terdapat di sekitar anak.
b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan
berhitung.
c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang
tinggi.
d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat
memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa disekitarnya.
e. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
3. Cara menanamkan pemahaman pengurangan
Cara menanamkan pemahaman pengurangan menurut
Nurani Sujiono
a.
Guru menempelkan 5 buah benda
flanel, guru bertanya “ada berapa buah
b.
Guru melepas salah satu benda dari 5 buah benda
ada di papan
sekarang tinggal berapa
c.
Guru menepelkan benda yang telah diambil tadi, sehingga
jumlahnya menjadi lima, guru bertanya pada anak
benda yang ada di papan
Cara menanamkan pemahaman pengurangan
Cara menanamkan pemahaman pengurangan menurut
(2009: 8.36):
Guru menempelkan 5 buah benda (kartu gambar) di papan
lanel, guru bertanya “ada berapa buah?” anak menjawab “lima”.
Guru melepas salah satu benda dari 5 buah benda-benda yang
papan flanel, sambil guru berkata “Ibu ambil satu buah,
sekarang tinggal berapa?” anak disuruh membilang sisa pengurangan.
Guru menepelkan benda yang telah diambil tadi, sehingga
jumlahnya menjadi lima, guru bertanya pada anak ”ada berapa jumlah
benda yang ada di papan flanel?” anak menjawab “lima”.
Cara menanamkan pemahaman pengurangan menurut Yuliani
(kartu gambar) di papan
” anak menjawab “lima”.
benda yang
lanel, sambil guru berkata “Ibu ambil satu buah,
suruh membilang sisa pengurangan.
Guru menepelkan benda yang telah diambil tadi, sehingga
”ada berapa jumlah
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
d.
Kemudian guru
berkata “ibu mengambil dua” sekarang tinggal berapa
menyebutkan dan membilang sisanya. Begitu seterusnya sampai anak
memahami konsep pengurangan
Menurut Depdikbud
pengurangan pada anak adalah:
a.
Guru menyusun kelompok benda di pohon hitung,
menanyakan berapa jumlahnya kepada anak. (
membilang).
b.
Kemudian guru mengambil 2 buah benda, lalu ibu guru
berkata “ibu mengambil dua” sekarang tinggal berapa
menyebutkan dan membilang sisanya. Begitu seterusnya sampai anak
memahami konsep pengurangan (mengurang).
Menurut Depdikbud (1986: 31), cara menanamkan pemaham
pengurangan pada anak adalah:
Guru menyusun kelompok benda di pohon hitung,
menanyakan berapa jumlahnya kepada anak. (anak disuruh
membilang).
mengambil 2 buah benda, lalu ibu guru
berkata “ibu mengambil dua” sekarang tinggal berapa?. Anak
menyebutkan dan membilang sisanya. Begitu seterusnya sampai anak
(1986: 31), cara menanamkan pemahaman
Guru menyusun kelompok benda di pohon hitung, lalu
nak disuruh
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Didepan anak guru melepaskan satu benda dari pohon hitung,
sambil berkata “Ibu mengambil satu, ada berapa sekarang?” (anak
disuruh menyebut dan membilang sisa pengurangan itu) 5-1 = 4.
c.
Guru kembali menyusun lima benda di pohon hitung dan
menanyakan berapa jumlahnya.
d.
Di depan anak guru melepaskan dua benda dari pohon hitung,
sambil berkata “Ibu ambil dua, sekarang tinggal berapa?”. Anak
menyebut dan membilang sisanya.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Menurut Depdikbud (1997: 229) cara mengenalkan konsep
pengurangan pada anak :
1. Guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
2. Guru membicarakan tentang konsep pengurangan dengan
menggunakan alat peraga.
3. Guru menyuruh 1 anak untuk meletakkan 5 pensil di atas mejanya.
Guru bertanya ada berapa pensil di atas meja?. Untuk mendapatkan
jawaban berapa pensil yang tinggal yaitu dengan jalan anak disuruh
menghitung/ membilang.
4. Apabila jawaban anak sudah benar, maka guru dapat memberikan
latihan bentuk pengurangan lainnya, misalnya 5 benda diambil 2
benda, 5 benda diambil 3 benda dan seterusnya.
5. Menanamkan konsep pengurangan dapat juga dilakukan dengan cara
yang menyenangkan, misalnya dengan bentuk permainan, nyanyian,
syair dan lain sebagainya.
Jika pengetahuan dan kecakapan dalam pengurangan dengan
bilangan-bilangan 1-5 sudah dikuasai dengan baik, maka pengurangan
dilanjutkan dengan bilangan-bilangan sampai 10.
Pemahaman pengurangan merupakan variabel masalah/variabel
terikat dalam penelitian ini. Dengan adanya variabel masalah dalam
penelitian ini maka peneliti akan melakukan tindakan pemecahan masalah
yang disebut dengan variabel tindakan.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Pembelajaran pengurangan di Taman Kanak-kanak bukanlah suatu
hal yang mudah bagi anak TK. Ketika membelajarkan anak TK belajar
pengurangan, muncul pertanyaan besar dan pesimis “apakah mereka
bisa?” dan sebagai guru TK seringkali dianggap sebagai perpanjangan
tangan guru SD yang mengharuskan anak untuk dapat menyelesaikan
tugas matematika, salah satunya pengurangan dengan media yang
menyenangkan, menarik bagi anak.
Menurut Yuliani Nurani Sujiono (2009: 5.20) cara
mengembangkan logika matematika pada anak dengan mengenalkan
bilangan melalui sajak berirama dan lagu, atau dapat juga membuat sajak
berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung
versi sendiri.
Menurut Hildayani (2008: 5.20) kegiatan yang dapat mengasah
kecerdasan logika matematika adalah kegiatan menghitung jumlah
mainan, menebak jumlah pengurangan melalui lagu yang berkaitan
dengan bilangan.
Sedangkan menurut Rose Mini (2007) kegiatan mengenalkan
angka dan berhitung tidak hanya dilakukan di rumah saja, kegiatan
berhitung salah satunya berhitung pengurangan dapat dilakukan di
sekolah dengan menggunakan lagu.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran pemahaman pengurangan dapat dilakukan melalui
media yang menyenangkan, yaitu media lagu.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
4. Pelaksanaan pengurangan melalui lagu
Pelaksanaan kemampuan berhitung pengurangan pada penelitian
ini menurut Masitoh (2009: 11.19), prosedur pelaksanaan melalui
bernyanyi : Prosedur pelaksanaan bernyanyi dibagi menjadi 3 tahap, yang
pertama tahap perencanaan, tahap ini merupakan tahap dimana guru
mengembangkan rencana pembelajaran melalui lagu, adapun langkah
pembelajarannya meliputi tujuan, materi pembelajaran, strategi
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Tahap yang kedua adalah tahap
pelaksanaan, pada tahap ini guru melaksanakan seluruh kegiatan yang
sudah disusun dalam rencana pembelajaran sebelumnya. Dalam tahap
pelaksanaan terdapat 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan pembukaan dimana
guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama-sama,
kegiatan tambahan anak diajak mendramatisir lagu, kegiatan
pengembangan, guru membantu anak mengenal pengurangan. Tahap yang
ketiga adalah tahap penilaian, pada tahap ini adalah tahap untuk
mengetahui sejauhmana tingkat perkembangan anak yang sudah dicapai.
B. Lagu Matematika di TK sebagai Media Pembelajaran Pengurangan Anak Usia
Dini
1. Fungsi lagu pada anak
Menurut Rachmi (2008: 1.13), fungsi lagu selain untuk
memperkenalkan juga merangsang ketertarikannya pada materi terhadap
ilmu yang lainnya. Selain itu menurut Rachmi (2008: 1.14), lagu dapat
berfungsi sebagai alat yang membantu mengingatkan informasi-informasi
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
yang terpendam dalam ingatan anak. Syair lagu akan membuka kotak
ingatannya.
Menurut Depdikbud (1995: 1), nyanyian memiliki fungsi sosial
selama nyanyian itu dikomunikasikan. Melalui nyanyian kita berupaya
membantu diri anak menuju kedewasaaan dalam hal
menumbuhkembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi, dan rasa sosial
anak.
2. Hakekat Musik dan Lagu bagi Perkembangan Anak
Lagu merupakan gubahan seni, nada atau suara dalam urutan
kombinasi dan hubungan temporal. Menurut Depdikbud (1994: 3),
hakikat nyanyian adalah bahasa emosi anak yang dapat mengungkapkan
perasaan. Nyanyian atau lagu adalah bahasa nada, karena nyanyian dapat
didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan. Nyanyian atau lagu
adalah bahasa gerak.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 550), lagu adalah
ragam suara yang berirama. Ragam suara inilah yang sangat berperan
penting dalam menstimulus kecerdasan otak anak.
Lagu anak-anak adalah lagu yang dirancang sedemikian rupa, baik
lirik maupun melodinya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak.
Melodi lagu anak umumnya bertempo sedang dan kaya pengulangan.
Sementara liriknya disusun dengan bahasa yang sederhana, mudah
diucapkan dan kaya pengulangan. Sesuai kebutuhan anak untuk bermain,
lagu untuk anak harus dapat digunakan untuk mengiringi anak bermain.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
3. Pembelajaran Pengurangan
Menurut Sujiono dkk (2009: 6.15) cara mengembangkan
kecerdasan logika matematika pada anak, dangan mengenalkan bilangan
melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian
anak-anak atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang
pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri.
Menurut Hildayani dkk (2008: 5.20) kegiatan yang dapat
mengasah kecerdasan logika-matematika anak. Bermain tebak-tebakan
dengan menghitung jumlah mainan, menebak penjumlahan dan
pengurangan sederhana, serta menyanyikan lagu-lagu yang berkaitan
dengan bilangan akan membantu anak mengenal bilangan. Bisa juga
belajar menghitung saat berbaris atau membentuk kelompok, atau
mengajak anak membantu membaca tanggal pada kalender. Dalam
keseharian anda dapat memberikan contoh lain.
Menurut Rose Mini (2007), kegiatan untuk mengenal angka dan
hitungan tidak hanya dilakukan di rumah, kegiatan ini juga dapat
dilakukan di sekolah dengan menggunakan lagu ataupun dari instruksi
yang diberikan guru.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
konsep matematika sederhana, dalam hal ini pengurangan dapat dilakukan
melalui lagu.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
4. Jenis Musik dan Lagu yang dapat Mencerdaskan Logika Matematika
Menurut Rachmi (2008: 2.22), lagu matematika yang mampu
menambahkan pembelajaran pengurangan :
Anak ayam
Tek kotek kotek kotek
Anak ayam lahir 8
Mati satu
Tinggal berapa?
Guru bisa menggunakan alat atau benda yang ada di sekitar
sejumlah yang akan disebutkan, kemudian guru mengambil, menyiapkan
sejumlah yang disebutkan, lalu guru menyebutkan hasilnya.
Menurut John M. Ortiz (2002: 48), menu musik untuk belajar
matematika :
a. 1 2 3 (board book and casset) a
b. Adition,
c. Bethies Really Silly Song About Number
d. Number Hant With Pooh
e. Number
Lagu-lagu yang disebut di atas adalah lagu-lagu yang bisa untuk
memperkenalkan angka dan urutan hitungan.
Menurut Depdikbud (1997: 30), beberapa lagu matematika yang
bisa membantu proses pembelajaran pengurangan :
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
a. Lagu Petik Buah
Syair:
Di pohon ada mangga
Sepuluh buah banyaknya
Tiga di makan monyet
Sekarang tinggal berapa?
b. Ikan kesayangan
Syair:
Lihatlah didalam kolam kumasukan ikan kesayangan
Delapan ekor berenang renang di dalam kolam bersenang-senang
Tiba-tibalah dipancing tiga ekor ikan kesayangan
Kasihan oi oi sungguh kasihan ikan delapan tinggal berapa?
Dari isi syair lagu di atas guru dapat mengajarkan
pembelajaran pengurangan sederhana dengan menggunakan papan
planel dan kartu gambar atau pohon hitung dan maket buah maupun
binatang. Guru menempelkan kartu atau maket sejumlah yang
disebutkan dalam lagu. Guru mengambil sebagian, lalu anak
menyebutkan sisanya.
5. Manfaat Musik bagi Perkembangan Anak
Lagu adalah bagian dari musik. Musik selain sebagai salah satu
jenis hiburan ternyata mempunyai manfaat lain untuk anak-anak.
Mendengarkan musik tidak hanya untuk kesehatan fisiknya, tapi juga
untuk kesehatan mental dan perkembangan otak atau kognitifnya.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Berbasis penelitian, sejumlah ahli menyebutkan bukti-bukti manfaat
mendengar musik untuk anak salah satunya meningkatkan kemampuan
matematika.
Menurut hasil penelitian psikolog Fran Rauscher dan Gordon
Shaw dari University California-Irvine, Amerika Serikat, ada kaitan erat
antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang
tinggi juga ketrampilan dibidang sains, ketika kelak anak sudah
bersekolah. Musik juga mampu meningkatkan inteligensi spasialnya
(kecerdasan ruang) sebanyak 46 persen dibanding anak-anak yang tidak
terekspos musik, (http://eka.web.id.id/manfaat-musik-bagi-
perkembangan-anak.html)
Menurut Rachmi dkk (2008: 1.12-1.13) beberapa konsep
matematika atau bidang ilmu eksata yang lain dapat dipahami oleh anak
lebih baik ketika dijelaskan melaluai musik dan pemanfaatan musik.
“Bagaimana nyanyian dapat memperluas proses belajar anak?”
Kita belajar akan lebih efektif jika kita tahu apa yang akan kita
pelajari. Sekecil apapun pengetahuan subjek yang akan kita pilih akan
memudahkan kita memperoleh dan menggali informasi baru dengan
informasi lama yang dimilikinya, anak akan lebih tertarik pada subjek
tersebut. Dengan demikian anak akan dapat belajar dengan tujuan yang
jelas.
Melalui musik anak akan menemukan cara belajar yang
menyenangkan. Guru dapat memperkenalkan dan merangsang
ketertarikanya pada materi bidang ilmu yang lainya, seperti
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
berhitung/aritmatika, sosial, science, dan sebagainya. Dengan demikian
proses belajar akan lebih mudah dan guru dapat membangun sebuah
jaring-jaring ketertarikan belajar yang positif pada anak usia muda
tersebut.
C. Alat Peraga
Sumad dalam buku Nelvira (2011: 15-16) alat peraga merupakan salah
satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar
mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Jadi
alat peraga termasuk media pembelajaran yang berperan sebagai perangsang
belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Menurut Depdiknas (2011: 115), prinsip-prinsip pembuatan alat peraga
adalah multiguna, bahan yang digunakan mudah diperoleh dan tidak
menggunakan bahan berbahaya. Alat peraga dibuat disesuaikan dengan
tujuan, fungsi dan tingkat perkembangan anak sehingga dapat menimbulkan
kreatifitas anak dan dapat dimainkan sehingga menimbulkan kesenangan bagi
anak.
Menurut Depdiknas (2011: 16), syarat pembuatan alat peraga adalah
memiliki segi edukatif yaitu kesesuaian dengan proses belajar mengajar dan
kesesuaian dengan dikdatik metodik. Selain itu pembuatan alat peraga
memiliki syarat segi tekhnik yang meliputi kebenaran ditinjau dari konsep
ilmu, ketelitian, keawetan, ketahanan, kemudahan dalam pemakaian,
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
keamanan tidak membahayakan pemakai, ketetapan ukuran dan kompabilitas/
keluwesan dari bagian-bagian suatu alat peraga dapat digunakan dengan alat
lain (bukan pasangannya).
(Depdiknas: 2007: 11) Guru menyediakan alat peraga kartu gambar
dan kartu angka, anak mencoba bermain mencari kartu angka yang sesuai
dengan kartu gambar. Anak langsung praktek dengan pengurangan.
Alat peraga kartu angka dan alat peraga kartu gambar merupakan alat
media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
pengurangan yang nyata. Kartu gambar digunakan untuk menghitung
pengurangan secara bersama dengan menyanyikan lagu matematika.
D. Hubungan antara Lagu dan Kartu Gambar dengan pengurangan
Menurut Rachmi (2008: 2.18), ada enam hal yang harus diperhatikan
dalam memilih lagu, diantaranya adalah nyanyian sebaiknya mengulang
informasi dan ketrampilan praktis yang dapat dilakukan anak-anak. Dengan
menyanyikan lagu tersebut, guru kembali mengajarkan dan mengulang apa-
apa yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh guru telah mengajarkan
pengurangan. Nyanyikan bersama-sama dengan anak sambil menempelkan
kartu gambar.
Informasi atau pesan yang terkandung dalam syair lagu petik buah
adalah informasi tentang pengambilan benda dari sekelompok benda.
Sekelompok benda tersebut berupa kartu gambar yang ditempelkan pada
papan panel. Kegiatan menempelkan pada kartu gambar merupakan kegiatan
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
ketrampilan praktis yang dilakukan anak. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa lagu dan kartu gambar mempunyai hubungan dengan
proses pembelajaran pengurangan.
E. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Menurut Nana Sudjana (2009: 3), penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
Penilaian menurut Ralph Tyler (1950), merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, dan
bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai, sedangkan Brewer (1992)
dalam Soemiarti (2000), menyatakan penilaian adalah penggunaan sistem
evaluasi yang bersifat komperhensif (menyeluruh) untuk menentukan
kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak.
Dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu usaha
mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,
berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui pembelajaran.
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
yaitu melalui pengamatan. Untuk melakukan evaluasi penelitian saya
menggunakan alat penilaian observasi.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Menurut Depdiknas (dalam Pedoman Penilaian TK, 2006: 6-7)
dalam prosedur di TK, yaitu :
a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan
(indikator) yang hendak dicapai dalam satuan kegiatan yang
direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan
prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan seiring
dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus
melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan
bermain. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai
kemampuan (indikator) semua anak yang hendak dicapai seperti yang
telah diprogramkan dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
1) Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom
penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH).
2) Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan
dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru,
maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi
tanda bulatan ( ).
3) Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH
atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara
tepat/cepat/lengkap/benar, maka anak pada kolom penilaian
dituliskan nama anak dan tanda bulatan ( ).
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
4) Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator yang
tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan nama
semua anak dengan tanda cek (√).
Pedoman penilaian Taman Kanak-kanak (2010: 11), catatan hasil
penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom RKH.
Pergantian lambang atau simbolik yaitu dengan lambang atau simbol
bintang yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan penilaian.
Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti:
dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ). Anak yang
sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang
diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang (). Anak yang
sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH
mendapat tiga bintang (). Anak yang berkembang sangat baik
(BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH
mendapatkan tanda empat bintang ().
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pedoman
penilaian menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat
Pembinaan TK/SD Tahun 2010 dan pedoman evaluasi untuk mengukur
tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah 80% dari jumlah
anak tuntas belajar (Nana Sudjana, 2004: 133).
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan
pembelajaran adalah :
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
a. Proses pembelajaran siswa individual dinyatakan berhasil jika 80%
dari materi yang diajarkan guru dapat dikuasai oleh siswa.
= Belum Berkembang (BB)
= Mulai Berkembang (MB)
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
= Berkembang Sangat Baik (BSB)
b. Proses perbaikan pembelajaran secara klasikal dan pemberian tugas
dengan metode yang tepat dan efektif dinyatakan apabila 80% dari
jumlah siswa didalam kelas itu menguasai dan memahami
kemampuan materi pembelajaran.
2. Indikator Keberhasilan
Menurut kurikulum (2004: 17), kemampuan pengurangan
permulaan anak usia 4-6 tahun meliputi :
Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Tindakan
Hasil belajar IndikatorAnak mampu memahami konsep matematika sederhana
Mengenal pengurangan 1-10 dengan menggunakan benda-bendaMengurangkan lambang bilangan 1-10Menghitung pengurangan banyak benda dari 1-10Menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda 1-10
Sesuai dengan ketentuan dari Depdiknas, peneliti akan
menggunakan simbol dalam penilaian sebagai berikut :
Simbol : artinya Belum Berkembang (BB)
Simbol : artinya Mulai Berkembang (MB)
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Simbol : artinya Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Simbol : artinya Berkembang Sangat Baik (BSB)
Dalam penelitian ini peneliti membuat kriteria sebagai berikut :
= Anak belum berkembang sesuai indikator yang
diinginkan
= Anak mulai berkembang menghitung pengurangan 1
sampai dengan 5
= Anak mulai berkembang menghitung pengurangan 1
sampai dengan 10 dengan bantuan guru
= Anak sudah berkembang sesuai indikator yang
diinginkan
F. Kerangka Berpikir
Siklus I
Jika dalam siklus II perbaikan pembelajaran
belum optimal, maka akan dilanjutkan ke
siklus III
Prosentase kemampuan pemahaman pengurangan
bilangan.
Siklus II
Kondisi sudah meningkat.
Prosentase kemampuan pemahaman pengurangan
bilangan.
Kondisi awal 1. Kemampuan pengurangan masih rendah.
2. Siswa tidak aktif.3. Hasil belajar rendah.
Dilakukan upaya perbaikan
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012
Pada kondisi awal penelitian, kemampuan pengurangan siswa
kelompok B TK Pertiwi Handayani Karanganyar Kabupaten Purbalingga
masih rendah. Dilakukan upaya perbaikan siklus I dan siklus II dengan
kegiatan mengenalkan pemahaman pengurangan dengan menyanyikan lagu
matematika, pada siklus II melakukan kegiatan menghitung dan menyebutkan
hasil pengurangan dengan menggunakan alat peraga kartu gambar. Jika pada
kondisi akhir belum mencapai hasil yang optimal, maka perbaikan dilanjutkan
pada siklus ke III.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode lagu
matematika dengan alat peraga kartu gambar dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam pengurangan.
Upaya Meningkatakan Pemahaman..., Diyah Ernawati,, FKIP UMP, 2012