bab ii imas

Upload: mega-hijriawati

Post on 08-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fba

TRANSCRIPT

BAB iitinjauan farmakologi

2.1. Khasiat Empirik dan Hasil PenelitianTemulawak (Curcuma xanthorrhiza), secara tradisi-onal banyak digunakan untuk tujuan pengobatan atau sebagai minuman untuk menjaga kesehatan. Tana-man ini memiliki berbagai aktivitas hayati seperti antiinflamasi, antikanker, penyembuh luka, dan menu-runkan kadar kolesterol serum (Huang et al. 1991). Selain itu, temulawak juga digunakan untuk mening-katkan daya tahan dan stamina tubuh (Damayanti, 2008). Walaupun penggunaan tanaman obat terma-suk temulawak cukup luas di masyarakat, bukti-bukti ilmiah mengenai manfaat tanaman ini belum banyak tersedia. Uji klinik pada manusia tentang efektivitas temulawak pada perbaikan sistem imun masih sangat terbatas.Temulawak sudah lama digunakan sebagai obat alami pereda radang sendi di India. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 2009 lalu, pasien radang sendi lutut yang mengonsumsi sari temulawak dan ibuprofen setiap hari selama 6 minggu berhasil mengurangi rasa sakit akibat radang atau arthritis tanpa efek samping yang berartiPada temulawak terdapat kandungan Kurkumin yang berfungsi sebagai antiradang yang setara dengan 100 mg fenilbutazon yang dapat mengurangi nyeri dan radang sendi.Cara kerjanya yaitu melalui penghambatan migrasi sel-sel leukosit ke daerah radang atau penghambatan pembentukan serta transportasi mediator radang yaitu prostagladin. Dari hasil uji klinik menunjukkan adanya perbaikan pada penderita radang sendi.Pengujian khasiat rimpang temulawak dapat diketahui melalui bukti empiris melalui pengujian secara in vitro, pengujian praklinis kepada binatang dan uji klinis terhadap manusia (BPOM 2004). Secara empiris rimpang temulawak diketahui memiliki banyak manfaat salah satunya potensi sebagai antioksidan (WHO 1999). Komponen aktif yang bertanggung jawab sebagai antioksidan dalam rimpang temulawak adalah kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Masuda 1992).Khasiat rimpang temulawak dapat diketahui melalui bukti-bukti empiris dari budaya minum jamu nenek moyang kita dan bukti ilmiah melalui pengujian-pengujian secara in vitro , pengujian praklinis kepada binatang dan uji klinis terhadap manusia. Secara empiris rimpang temulawak banyak digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, pereda nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, sebagai antioksidan dan membantu menghambat penggumpalan darah (Badan POM, 2004). Secara prakilinis telah dibuktikan bahwa ekstrak temulawak yang diberikan secara oral pada tikus percobaan, dapat mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh pemberian asam asetat. Zat aktif yang ditemukan dalam rimpang temulawak adalah germakron yang dapat berfungsi sebagai analgesik (penghilang rasa sakit).

Temulawak mengandung banyak nutrisi dan mineral yang berdasarkan penelitian telah terbukti mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Beberapa kandungannya yang terkenal adalah zat kuning kurkumin, minyak asiri, pati, protein, lemak, selulosa, mineral, dan antioksidan alami. Temulawak juga mengandung karbinol, fellandrean, turmerol, kalium, natrium, magnesium, zat besi, mangan, dan cadmium. Kandungan tadi membuat temulawak dapat membantu proses pengobatan berbagai peyakit seperti sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, maag, kurang nafsu makan, cacar air, sakit perut, sembelit, serta kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Untuk penyakit berat, rimpang ini juga dapat membantu menjaga fungsi hati serta berperan sebagai antimikroba dan mampu mengobati kanker.http://faktaherbal.com/manfaat-temulawak/ Temulawak berkhasiat sebagai anti inflamasi atau anti radang. Kandungan minyak atsiri dalam temulawak dapat mencegah terjadinya peradangan dalam tubuh. Peradangan dalam tubuh terjadi karena infeksi virus dan bakteri jahat. Jika dibiarkan peradangan akan menyebabkan demam dan sakit yang tak kunjung sembuh. Jika Anda menglami sakit radang tenggorokan dianjurkan minum temulawak sesering mungkin. Temulawak juga dapat menghilangkan rasa nyeri pada sendi termasuk juga nyeri saat haid. Menurut peneliti dari Jepang, germakron dalam temulawak dapat menekan rasa sakit yang diakibatkan oleh nyeri.http://www.mozasakti.net/artikel/temulawak/ Temulawakadmin, 2013

2.2. Uji aktivitasPenelitian aktivitas biologi C. xanthorrhiza terhadap serbuk, ekstrak kasar, minyak atsiri dan senyawa hasil isolasi terutama senyawa kurkuminoid sudah banyak dilakukan, dan masih merupakan objek studi yang terus dikembangkan. Aktivitas biologi yang menarik dari ekstrak dan minyak atsiri tumbuhan ini telah banyak dilaporkan, seperti antiinflamasi, antikolesterol, antikanker, dan antimikroba (Achmad, et al, 2008). Yamazaki (1987, 1988a) melaporkan bahwa ekstrak metanol temulawak yang diberikan secara oral pada tikus percobaan, dinyatakan dapat menekan rasa sakit yang diakibatkan oleh pemberian asam asetat. Selanjutnya, Yamazaki (1988b) dan Ozaki (1990) membuktikan bahwa germakron adalah zat aktif dalam temulawak yang berfungsi menekan rasa sakit tersebut.Oei (1986b) melaporkan bahwa minyak atsiri dari Curcuma xanthorrhiza secara in vitro memiliki daya antiinflamasi yang lemah. Sementara Ozaki (1990) melaporkan bahwa efek antiinflamasi tersebut disebabkan oleh adanya germakron. Selanjutnya, Claeson dkk. (1993) berhasil mengisolasi tiga jenis senyawa non fenolik diarylheptanoid dari ekstrak rimpang temulawak, yaitu : trans-trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-4-on (alnuston); trans1,7-difenil-1-hepten-5-ol, dan trans,trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-5-ol. Ketiga senyawa tersebut dinyatakan mempunyai efek antiinflamasi yang nyata terhadap tikus percobaan.Liang (1986b) melaporkan bahwa minyak atsiri dari Curcuma xanthorrhiza secara in vitro memiliki daya antiinflamasi yang lemah. Sementara Ozaki (1990) melaporkan bahwa efek anti inflamasi tersebut disebabkan oleh adanya germakron. Selanjutnya, Claeson et al . (1993) berhasil mengisolasi tiga jenis senyawa non fenolik diarylheptanoid dari ekstrak rimpang temulawak, yaitu : trans-trans-1,7-difenil-1,3,- heptadien-4-on (alnuston); trans1,7-difenil-1- hepten-5-ol, dan trans,trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-5-ol. Ketiga senyawa tersebut mem- punyai efek antiinflamasi terhadap tikus percobaan. Nyoman Kertia (RS. DR. Sardjito/Fakultas Kedokteran UGM) bersama Sudarsono (Fakultas Farmasi UGM) dan kawan-kawan melakukan penelitian berjudul Pengaruh pemberian kombinasi minyak atsiri temulawak dan ekstrak kunyit dibandingkan dengan piroksikam terhadap angka leukosit cairan sendi penderita dengan osteoartritis lutut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa piroksikam maupun bahan uji yang terdiri dari kombinasi ekstrak rimpang kunyit dengan kadar kurkuminoid 3,66 0,65 % b/b dan 25 ml minyak atsiri rimpang temulawak yang mengandung kamfora, kamfen, kurkumen, bergamoten germakren B, kurserenon, germakron dan antorizol dengan kadar relatif xantorisol 27,64 0,85 % dan perbandingan kadar relatif antara kamfora dan kamfen 5,7 1,3 tiap kapsul yang diberikan 2 kali sehari, setiap kali 4 kapsul selama 15 hari mampu menurunkan angka leukosit di dalam cairan sinovial penderita osteoartritis. (Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3), 155 161, 2005)Kurkuminoid antara lain berkhasiat sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antihepatotoksik, antikolesterol, antikanker, dan antiplatelet agregasi (Sidik 2006), serta penginduksi enzim glutation s-transferase, dan inhibitor produksi prostaglandin E2 (Sharma 2004). Menurut Handler et al. (2007) kurkuminoid dapat digunakan sebagai inhibitor selektif enzim siklooksigenase-1 (COX-1).

2.3. Uji Toksisitas2.3.1 Uji Toksisitas Akut Pd uji toksisitas akut ekstrak ethanol dr temulawak yg diberikan secara oral pd mencit dengan peningkatan dosis 5 g/kg. Hasil: ekstrak ethanol temulawak tidak mempunyai efek toksik Dosis aman 300 mg/kg, 2000 mg/kg, dan 5000 mg/kg(Devaraj et al, 2010) Hasil uji toksisitas akut ekstrak etanol yang diperoleh dari rimpang temulawak terhadap mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa dosis tunggal oral sampai 7500 mg/kg BB, tidak ada efek toksik yang bermakna. Sampai dosis 7500 mg/kg BB sebagai dosis tunggal oral tidak memengaruhi perkembangan bobot badan dan bobot organ (jantung, paru, hati, limpa, ginjal, limpa, adrenal, testis dan vesica seminalis) pada mencit jantan dan betina.(ermin et al, 2011)

2.3.2 Uji Toksisitas Subkronikdilakukan suatu uji toksisitas untuk mengetahui efek berbahaya yang mungkin terjadi dalam penggunaan jangka panjang. Salah satu uji yang dapat digunakan adalah uji toksisitas subkronis, yaitu uji yang dilakukan dengan memberikan suatu obat secara berulang-ulang (Lu, 2009). Uji toksisitas subkronis dapatmemberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi ketoksikan ECBA sebagai obat antidislipidemia. Salah satu parameter yang dapat diambil sebagai gambaran terjadinya toksisitas adalah profil leukosit (Lu, 2009).

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekstrak Curcuma Bebas Minyak Atsiri (ECBA) yang diekstraksi dan dimurnikan oleh Prof. Dr. Suwidjiyo Pramono, DEA., Apt. dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hewan uji yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) putih galur Wistar, jantan, sehat, umur 1,5 bulan, bobot 150 gram, Dari hasil penelitian dapat diambilkesimpulan bahwa pemberian ECBA (zat aktif kurkumin) selama 90 hari tidak memberikan efek toksis terhadap gambaranleukosit. (Farida dkk, 2014)

2.4. Dosis dan Alasan PemilihannyaDosis kurkumin yang digunakan pada uji klinis adalah 400 1200 mg per hari. 2.5. Peringatan dan PerhatianKarena temulawak bekerja merangsang fungsi saluran empedu, maka tidak dianjurkan penggunaannya bila ada penyumbatan saluran empedu dan batu empedu. Dalam hal penyumbatan batu empedu, penggunaannya hanya setelah berkonsultasi dengan dokter atau di bawah pengawasan dokter.Pemakaian temulawak bersama dengan tanaman lain yang mengandung kurkuminoid seperti kunyit, perlu diperhitungkan dosisnya agar tidak berlebihan.Hati-hati menggunakan temulawak bersama dengan obat pengencer darah (Badan POM, 2005). Sumber: Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM. Informasi temulawak indonesia, diterbitkan oleh badan pengawa obat dan makanan 2005.1. Jangan mengonsumsi temulawak lebih dari 18 mingguseperti yang dilansir dalam webMD.com, konsumsi temulawak disarankan maksimal hanya digunakan selama 18 minggu saja. Mengonsumsi temulawak setiap hari boleh saja, tapi jangan terlalu lama. Seseorang dapat merasa mual apabila mengonsumsi temulawak terlalu banyak, karena mengganggu fungsi lambung. Apabila gangguan lambung sudah terasa, lebih baik cepat menghubungi dokter. 2. Penderita penyakit hati lebih baik tidak mengonsumsi temulawakBagi yang memiliki masalah pada liver dan empedu, tidak boleh mengkonsumsi temulawak karena temulawak dapat meningkatkan produksi empedu, jika dikonsumsi maka penyakit akan semakin parah. Seperti penjelasan sebelumnya, temulawak dapat merangsang hati untuk mengeluarkan empedu. Temulawak yang dikonsumsi oleh penderita penyakit liver sebaiknya tidak mengonsumsinya, karena ditakutkan akan produksi empedu yang berlebihan, akibat terburuknya tubuh keracunan dari empedu sendiri.Gangguan lambungSalah satu efek samping temulawak adalah menyebabkan iritasi lambung dan mual, karena itu temulawak tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui.Risiko gangguan empeduSelain tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui, temulawak juga sebaiknya dihindari oleh penderita batu empedu dan pasien yang mengalami penyumbatan saluran empedu. Pasalnya, temulawak bekerja merangsang produksi empedu sehingga penderita gangguan empedu berisiko mengalami kondisi lebih parah jika mengonsumsi temulawak, bahkan keracunan empedu sendiri akibat produksi yang berlebihan.\http://www.sikeke.com/manfaat-temulawak-dan-efek-sampingnya-untuk-manusia.html(Sikeke, 2013 )Manfaat Temulawak dan Efek Sampingnya untuk Manusia

2.6. Interaksi obatBelum diketahui adanya interaksi temulawak dengan obat-obatan atau bahan-bahan yang lain.1. Dosis kurkuma berlebihanKonsumsi temulawak yang dikombinasi dengan tanaman herbal lain yang mengandung kurkuma, seperti kunyit, juga perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika harus mengonsumsi temulawak dengan tanaman lain yang mengandung kurkumin, Anda harus memperhatikan dosisnya agar tidak berlebihan.2. Lebih baik tidak dikonsumsi dengan obat pengencer darah (Risiko pendarahan)Tips penting jika Anda ingin mengonsumsi temulawak sebagai obat herbal. Jangan sembarangan mengonsumsi temulawak bersama dengan obat pengencer darah. Karena temulawak sudah bekerja membantu menurunkan kadar lemak darah, sehingga jika ditambah dengan bahan kimia pengencer darah, dikhawatirkan justru mengakibatkan terjadinya pendarahan.(Admin, 2013). http://www.akuinginsukses.com/manfaat-temulawak-untuk-kesehatan-dan-efek-sampingnya/ Aku Ingin Sukses

http://www.sikeke.com/manfaat-temulawak-dan-efek-sampingnya-untuk-manusia.html(Sikeke, 2013 )Manfaat Temulawak dan Efek Sampingnya untuk Manusia